48
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO ( World Health Organization), memperkirakan bahwa angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang dibandingkan dengan 20% Britania Raya, 23% di Amerika Serikat dan Kanada pada 2003 memiliki angka 21% (Juditha etal, 2009). AKI di Indonesia saat ini telah menunjukkan terjadinya penurunan dari 307/100.000 kelahiran hidup KH pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH padatahun 2007 (SDKI, 2007). Angka ini sudah mendekati target sasaran RPJMN 2004-2009 226/100.000 kelahiran hidup. Namun demikian masih perlu upaya keras untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium Development Goals (MDGs) 102/100.000 KH pada tahun 2015.(Depkes RI, 2009). Sedangkan angka kematian bayi (AKB) berhasil di turunkan secara tajam dari 68 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1990 an menjadi 34 per 1000 (Kemenkes, 2010). Angka kematian akibat sectio caesarea adalah sekitar 5,8 per 100.000 persalinan. Demikian juga angka kesakitan persalinan dengan sectio caesarea lebih tinggi, yakni sekitar 27,3 per 1.000 persalinan, di bandingkan persalinan normal yang hanya 9 per 1.000 persalinan (Juditha etal, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), memperkirakan bahwa

angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari semua

proses persalinan di negara-negara berkembang dibandingkan dengan 20%

Britania Raya, 23% di Amerika Serikat dan Kanada pada 2003 memiliki angka

21% (Juditha etal, 2009).

AKI di Indonesia saat ini telah menunjukkan terjadinya penurunan dari

307/100.000 kelahiran hidup KH pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH

padatahun 2007 (SDKI, 2007). Angka ini sudah mendekati target sasaran

RPJMN 2004-2009 226/100.000 kelahiran hidup. Namun demikian masih perlu

upaya keras untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium

Development Goals (MDGs) 102/100.000 KH pada tahun 2015.(Depkes RI,

2009). Sedangkan angka kematian bayi (AKB) berhasil di turunkan secara tajam

dari 68 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1990 an menjadi 34 per 1000

(Kemenkes, 2010).

Angka kematian akibat sectio caesarea adalah sekitar 5,8 per 100.000

persalinan. Demikian juga angka kesakitan persalinan dengan sectio caesarea

lebih tinggi, yakni sekitar 27,3 per 1.000 persalinan, di bandingkan persalinan

normal yang hanya 9 per 1.000 persalinan (Juditha etal, 2009).

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

2

Sectio caesarea adalah melahirkan janin yang sudah mampu hidup

(beserta plasenta dan selaput ketuban) secara transabdominal melalui insisi

uterus (Benson, 2008).

Alasan melakukan sectio caesarea yang tidak di rencanakan meliputi :

keluarnya bayi lambat atau berhenti sama sekali, bayi menunjukkan tanda-tanda

bahaya seperti detak jantung yang sangat cepat atau lambat, masalah dengan

plasenta atau tali pusat menempatkan bayi pada resiko, bayi terlalu besar di

lahirkan melalui vagina (Prawirohardjo, 2008).

Alasan melakukan sectio caesarea yang di rencanakan meliputi : bayi

tidak dalam posisi dekat turunnya kepala dengan tanggal jatuh tempo persalinan,

penyakit jantung yang dapat di perburuk karena stres kerja, infeksi yang dapat

menular ke bayi selama kelahiran pervaginam, ibu yang lebih dari satu bayi

(kelahiran multipel), riwayat sectio caesarea sebelumnya (Prawirohardjo, 2008).

Menurut statistik tentang 3.509 kasus sectio caesarea yang disusun oleh

Peel dan Chamberlain, indikasi untuk sectio caesarea adalah disproporsi janin

panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta previa 11%, pernah sectio caesarea

11%, kelainan letak janin 10%, pre eklamsi dan hipertensi 7% dengan angka

kematian ibu sebelum dikoreksi 17% dan sesudah dikoreksi 0,5% sedangkan

kematian janin 14,5% (Winkjosastro, 2005).

VBAC adalah mencoba persalinan vaginal dimana wanita tersebut

pernah sectio caesarea. VBAC sekarang bukanlah hal yang aneh. Praktisi

kesehatan sebelum tahun 1970an seringkali menyatakan jika sudah menjalani

sectio caesarea maka kelahiran selanjutnya juga melalui sectio caesarea, tapi

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

3

banyaknya klien yang mendukung VBAC mengubah pandangan tersebut. Angka

VBAC meningkat tajam pada tahun 1980 hingga 1990an (Rohman, 2011).

Sekitar 75% ibu yang pernah melahirkan melalui sectio caesarea bisa

melahirkan secara normal pada persalinan berikutnya. Persalinan normal setelah

sectio caesarea adalah umum dilakukan pada masa sekarang. Dulu sectio

caesarea dilakukan dengan sayatan vertikal sehingga memotong otot-otot rahim.

Sectio caesarea sekarang ini umumnya melalui sayatan mendatar pada otot

rahim sehingga rahim lebih terjaga kekuatannya dan dapat menghadapi kontraksi

kuat pada persalinan normal berikutnya (Juditha et al, 2009).

VBAC adalah pengupayaan persalinan pervaginam pada wanita yang

telah menjalani sectio caesarea sebelumnya(Graber, etal, 2006).

Sebagian besar wanita yang pernah mengalami sectio caesarea dapat dan

harus untuk alasan keamanan, melahirkan melalui vagina pada kehamilan

berikutnya. sectio caesarea yang di lakukan pada dewasa ini, hampir selalu

meninggalkan rahim yang sehat dan kuat dengan jaringan parut yang

menyembuh dengan baik atau suatu kondisi yang berarti bahwa persalinan dan

melahirkan lewat vagina pada kehamilan berikutnya kecil kemungkinannya akan

membuat jaringan parut terbuka (Simkin, etal, 2008).

Selama bertahun-tahun uterus dengan jaringan parut di anggap kontra

indikasi persalinan karena khawatir akan ruptur uterus. Namun, dengan

meningkatnya jumlah sectio caesarea di Amerika Serikat, VBAC kembali

mendapat perhatian. Secara umum, sekitar 60 sampai 80 persen VBAC

menghasilkan pelahiran pervaginam. Angka keberhasilan agak meningkat jika

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

4

sectio caesarea sebelumnya dilakukan atas indikasi presentasi bokong atau

distres janin di bandingkan jika indikasinya adalah distosia. Faktor prognostik

yang paling mendukung adalah VBAC (Leveno, et al, 2009).

Penelitian selama 20 tahun mendukung keputusan untuk VBAC. Karena

konsekwensi sectio caesarea meliputi kemungkinan yang lebih tinggi akan

rehospitalisasi pasca persalinan, infertilitas, dan ruptur uteri pada persalinan

selanjutnya, mencegah sectio caesarea pada kehamilan pertama tetaplah menjadi

prioritas. Pada wanita dengan riwayat sectio caesarea, beberapa pihak

mengklaim bahwa VBAC tetaplah merupakan pilihan yang lebih aman

(Rohman, 2011).

Di Propinsi Aceh Tahun 2011 angka kematian Bayi berkisar 28,5 orang

per 1000 kelahiran hidup.Sedangkan di Kota Banda Aceh terdapat angka

kematian bayi pada tahun 2011 adalah 13,48 per 1000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Kota Banda Aceh, 2011).

Di RSUD dr. Zainoel Abidin pada tahun 2012 angka kejadian riwayat

sectio caesarea dengan VBAC sebanyak 24 dari 604 persalinan dari jumlah

VBAC tersebut (Medical Record RSUD Zainoel Abidin).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Hubungan Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC di RSUD dr.

Zainoel Abidin Tahun 2012.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu rumusan

masalah penelitian adalah :“Adakah Hubungan Riwayat Sectio Caesarea Dengan

VBAC di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012 ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC di

RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012 ?”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Hubungan Usia Ibu Yang Melakukan Persalinan

Pervaginam dengan Riwayat Sectio Caesarea.

b. Untuk Mengetahui Hubungan Paritas Ibu Yang Melakukan Persalinan

Pervaginam dengan Riwayat Sectio Caesarea.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan kepada ibu dengan riwayat sectio caesarea tidak perlu khawatir

apabila persalinan pertama dilakukan dengan sectio caesarea karena pada

kehamilan selanjutnya dapat melahirkan normal sesuai ketentuan dan

persyaratan tenaga medis berikan. VBAC dapat menurunkan angka kesakitan

dan kematian jika dibandingkan dengan sectio caesarea.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

6

2. Bagi tempat penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan informasi

bagi pengambilan kebijakan, khususnya petugas Ruang Bersalin RSUD dr.

Zainoel Abidin dalam memberikan pelayanan kebidanan pada ibu bersalin

dengan riwayat sectio caesarea.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Semoga hasil penelitian ini bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa lain dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Untuk peneliti mendapatkan tambahan wawasan dan untuk penelitian

selanjutnya agar dapat menambah lebih banyak lagi variabel penelitian.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

7

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Persalinan

Persalinan adalah proses alamiah ketika terjadi pembukaan serviks serta

pengeluaran janin dan plasenta dari uterus ibu (Maimunah, 2005).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi berupa janin dan

plasenta yang dapat hidup di dunia luar dari dalam rahim melalui jalan lahir atau

dengan cara lain, persalinan dapat di kelompokkan dalam 2 cara, yaitu : (Annisa,

2010).

1. Persalinan biasa atau persalinan normal disebut juga partus spontan yaitu proses

lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-

alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

2. Persalinan luar biasa (abnormal) yaitu persalinan pervaginam dengan bantuan alat-

alat atau melalui dinding perut dengan operasi.

B. Sectio Caesarea

1. Definisi Sectio Caesarea

Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi

pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn, et al, 2010).

Sectio caesarea adalah prosedur pembedahan yang di gunakan untuk melahirkan

bayi melalui sayatan yang dibuat pada perut dan rahim (Simkin, et al, 2008).

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka

dinding perut dan dinding uterus (Prawirohardjo, 2007).

Sectio caesarea di definisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi di dinding

abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi) (Cunningham, et al, 2005).

Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa sectio caesarea adalah suatu tindakan

operasi yang bertujuan untuk melahirkan bayi dengan jalan pembukaan dinding perut.

2. Keuntungan dan Kerugian Sectio Caesarea

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

8

Tindakan sectio caesarea memang memiliki keuntungan dan kerugian.

Keuntungannya antara lain adalah proses melahirkan memakan waktu yang lebih

singkat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu atau melukai jalan lahir.

Sedangkan kerugian tindakan ini dapat menimpa baik ibu maupun bayi yang di

kandungnya (Sunaryo, 2008).

Menurut Sunaryo (2008) Kerugian yang dapat menimpa ibu antara lain :

a. Resiko kematian empat kali lebih besar dibanding persalinan normal.

b. Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan normal.

c. Rasa nyeri dan penyembuhan luka pasca operasi lebih lama dibandingkan

persalinan normal.

d. Jahitan bekas operasi berisiko terkena infeksi sebab jahitan itu berlapis-lapis dan

proses keringnya bisa tidak merata.

e. Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah yang tidak bersih

f. Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi.

g. Pembuluh darah dan kandung kemih bisa tersayat pisau bedah.

h. Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian mendadak

saat mencapai paru-paru dan jantung.

Menurut Widjarnako (2008) kerugian yang dapat menimpa bayi

antara lain :

a. Resiko kematian 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui

proses persalinan biasa.

b. Cenderung mengalami sesak nafas karena cairan dalam paru-parunya tidak keluar.

Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi tekanan.

c. Sering mengantung karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada seorang

ibu juga mengenai bayinya.

3. Indikasi Sectio caesarea

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

9

Para ahli kandungan atau para penyaji perawatan yang lain menganjurkan

sectio caesarea apabila kelahiran melalui vagina mungkin membawa resiko pada ibu

dan janin. Indikasi untuk sectio caesarea antara lain meliputi: (Annisa, 2010).

a. Indikasi Medis

Menurut Annisa (2010) Ada 3 faktor penentu dalam proses persalinan

yaitu :

1) Power

Yang memungkinkan dilakukan Sectio caesarea, misalnya daya mengejan

lemah, ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang

mempengaruhi tenaga.

2) Passanger

Diantaranya, anak terlalu besar, anak “mahal” dengan kelainan letak lintang,

primigravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak tertekan terlalu lama

pada pintu atas panggul, dan anak menderita fetal distress syndrome (denyut

jantung janin kacau dan melemah).

3) Passage

Kelainan ini merupakan panggul sempit, trauma persalinan serius pada jalan

lahir atau pada anak, adanya infeksi pada jalan lahir yang diduga bisa menular

ke anak, umpamanya herpes kelamin (herpes genitalis), condyloma lota

(kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih), condyloma acuminata (penyakit

infeksi yang menimbulkan massa mirip kembang kol di kulit luar kelamin

wanita), hepatitis B dan hepatitis C.

b. Indikasi Ibu

1) Riwayat Sectio caesarea

Selama bertahun-tahun, uterus yang mengalami jaringan parut dianggap

merupakan kontra indikasi untuk persalinan karena ketakutan akan

kemungkinan ruptur uterus. Pada tahun 1996, 28% wanita riwayat sectio

caesarea melahirkan VBAC. Pada tahun1999, American College of

Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menganjurkan VBAC di coba hanya

di institusi yang dilengkapi untuk melakukan perawatan darurat (Cunningham,

et al, 2005).

Tabel 2.1. Rekomendasi ACOG (1999) untuk

Pemilihan Kandidat untuk VBAC.

No. Kriteria seleksi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

10

1. Riwayat satu atau dua kali sectio caesarea tranversal rendah

2. Panggul adekuat secara klinis

3. Tidak ada jaringan parut atau riwayat ruptur uteri lain.

4.

Sepanjang persalinan aktif selalu tersedia dokter yang mampu memantau

persalinan dan melakukan sectio caesarea darurat.

5. Ketersediaan anestesi dan petugas untuk sectio caesarea darurat.

Sumber: American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG): Vaginal

Birth After Previous Cesarean Delivery No. 5, Juli 1999

2) Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun, memiliki

resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita dengan usia 40 tahun ke

atas. Pada usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko,

misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, dan

preeklamsia. Eklampsia (keracunan kehamilan) dapat menyebabkan ibu kejang

sehingga dokter memutuskan persalinan dengan sectio caesarea (Kasdu, 2003).

3) Tulang Panggul

Cephalopelvic diproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu

tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan

ibu tidak melahirkan secara alami. Tulang panggul sangat menentukan

mulus tidaknya proses persalinan.

4) Persalinan Sebelumnya dengan sectio caesarea

Sebenarnya, persalinan melalui bedah caesarea tidak mempengaruhi

persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak.

Apabila memang ada indikasi yang mengharuskan dilakukanya tindakan

pembedahan, seperti bayi terlalu besar, panggul terlalu sempit, atau jalan

lahir yang tidak mau membuka, operasi bisa saja dilakukan.

5) Faktor Hambatan Jalan Lahir

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

11

Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang kaku sehingga

tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan

pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit bernafas.

6) Kelainan Kontraksi Rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi (inkordinate uterine action)

atau tidak elastisnya leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses

persalinan, menyebabkan kepala bayi tidak terdorong, tidak dapat melewati

jalan lahir dengan lancar.

7) Ketuban Pecah Dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya kantung ketuban dapat

menyebabkan bayi harus segera dilahirkan. Kondisi ini membuat air

ketuban merembes ke luar sehingga tinggal sedikit atau habis. Air

ketuban (amnion) adalah cairan yang mengelilingi janin dalam rahim.

8) Rasa Takut Kesakitan

Umumnya, seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami

proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas disertai rasa sakit di pinggang dan

pangkal paha yang semakin kuat dan “menggigit”. Kondisi tersebut karena

keadaan yang pernah atau baru melahirkan merasa ketakutan, khawatir, dan

cemas menjalaninya. Hal ini bisa karena alasan secara psikologis tidak tahan

melahirkan dengan sakit. Kecemasan yang berlebihan juga akan mengambat

proses persalinan alami yang berlangsung (Kasdu, 2003).

c.Indikasi Janin

1) Distres Janin

Penatalaksanaan yang didasarkan pada pemantauan elektronik denyut jantung

janin (electronic fetal monitoring) menyebabkan meningkatnya angka sectio

caesarea atas indikasi denyut jantung janin yang tidak meyakinkan, yang secara

kurang tepat disebut “distres janin”. Keadaan ini mungkin lebih tepat disebut

“doctor distress” karena bisa terjadi kesalahan dokter dalam mendiagnosis

dengan EFM ini. (Cunningham, et al, 2005).

2) Bayi Besar (makrosomia) (Benson, et al, 2008).

3) Kelainan letak bayi seperti letak lintang dan sungsang

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

12

4) Janin abnormal.

Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetik, dan

hidrosephalus (kepala besar karena otak berisi cairan), sehingga menyebabkan

dokter memutuskan untuk melakukan operasi (Kasdu, 2003).

d. Faktor Plasenta

Menurut Kasdu (2003) ada beberapa faktor plasenta antara lain :

1) Plasenta previa

Posisi plasenta terletak dibawah rahim dan menutupi sebagian atau

seluruh jalan lahir.

2) Plasenta lepas (Solutio placenta)

Kondisi ini merupakan keadaan plasenta yang lepas lebih cepat dari dinding

rahim sebelum waktunya. Persalinan dengan operasi dilakukan untuk

menolong janin segera lahir sebelum ia mengalami kekurangan oksigen atau

keracunan air ketuban.

3) Plasenta acreta

Merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot rahim. Pada umumnya

dialami ibu yang mengalami persalinan yang berulang kali, ibu berusia rawan

untuk hamil diatas 35 tahun, dan ibu yang pernah operasi (operasinya

meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta).

e. Kelainan Tali Pusat

Menurut Kasdu (2003) ada beberapa kelainan tali pusat antara lain :

1) Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)

Keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat. Pada keadaan ini, tali

pusat berada di depan atau di samping atau tali pusat sudah berada di jalan lahir

sebelum bayi.

2) Terlilit tali pusat

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

13

Lilitan tali pusat ke tubuh janin tidak selalu berbahaya. Selama tali pusat tidak

terjepit atau terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh

janin tetap aman.

4. Teknik Sectio caesarea

Menurut Cunningham (2005) teknik Sectio Caesarea ada 3 macam, yaitu:

a. Insisi Abdomen

1) Insisi Vertikal

Pembedahan ini dilakukan dengan insisi vertikal garis tengah infraumbilikus.

Panjang insisi harus sesuai dengan taksiran ukuran janin.

2) Insisi Transversal/Lintang

Dengan insisi Pfanenstiel modifikasi, kulit dan jaringan subkutan

disayat dengan menggunakan insisi transversal rendah sedikit

melengkung. Insisi dibuat setinggi garis rambut pubis dan diperluas

sedikit melebihi batas lateral otot rektus. Insisi transversal ini jelas

memiliki keunggulan kosmetik. Sebagian orang beranggapan bahwa

insisi tersebut lebih kuat dan kecil kemungkinannya terlepas. Kerugian

dari teknik ini adalah apabila diperlukan ruang lebih banyak, insisi

vertikal dapat dengan cepat di perluas melingkari dan ke atas pusar,

sedangkan insisi Pfannenstiel tidak dapat. Apabila wanita yang

bersangkutan obesitas, lapangan operasi mungkin lebih terbatas lagi.

b. Insisi Uterus

1) Insisi Klasik

Pembedahan ini dilakukan dengan insisi vertikal ke dalam korpus uterus

dan mencapai fundus uterus. Keunggulan tindakan ini adalah mengeluarkan

janin lebih cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik dan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

14

sayatan bisa di perpanjang proksimal dan distal. Kerugian yang dapat muncul

adalah infeksi mudah menyebar secara intra abdominal dan lebih sering

terjadi ruptur uteri spontan pada persalinan berikutnya.

2) Insisi Profunda

Dikenal juga dengan sebutan low cervical, yaitu sayatan pada segmen bawah

uterus. Keuntungannya adalah penjahitan luka lebih mudah, kemungkina ruptur

uteri spontan lebih kecil dibandingkan dengan sectio caesarea dengan cara

klasik, sedangkan kekurangannya yaitu perdarahan yang banyak dan keluhan

pada kandung kemih post operatif tinggi.

c. Insisi Ekstraperitonealis

Pada awalnya, tindakan ini dilakukan untuk menangani kehamilan dengan

infeksi isi uterus. Tekniknya dengan insisi dinding dan fasia abdomen sementara

peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus

sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum Antusiasme terhadap

prosedur ini hanya berlangsung singkat, sebagian besar mungkin karena

tersedianya berbagai obat antimikroba yang efektif.

5. Penyulit yang biasa terjadi pada tindakan operasi sectio caesarea

Menurut Winkjosastro (2007) penyulit yang biasa terjadi antara lain :

a. Pada Ibu

1) Perdarahan

Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang

arteri uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri.

2) Infeksi purperalis

Adalah semua peradangan yang di sebabkan oleh kuman kedalam

alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas.

3) Kompilkasi-komplikasi lain, seperti luka kandung kemih, emboli

paru.

4) Suatu komplikasi yang baru kemudian nampak, ialah kurang kuatnya

parut pada didnding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

15

terjadi ruptur uteri, kemungkinan peristiwa ini lebih banyak

ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.

b. Pada Bayi

Nasib anak yang di lahirkan dengan sectio caesarea banyak

tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio

caesar. Menurut statistik di negara-negara dengan pengawasan antenatal

dan intranatal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesar berkisar

antara 4 dan 7% (Prawirohardjo, 2007 ).

C. VBAC (Vaginal Birth After Caesarea)

1. Pengertian

VBAC adalah mencoba persalinan vaginal dimana wanita tersebut

pernah sectio caesarea. Percobaan VBAC dapat dilakukan pada sebagian

besar wanita dengan insisi uterus transversal rendah dan tidak ada

kontraindikasi persalinan pervaginam (Syafrida, 2011).

VBAC adalah proses persalinan pervaginam yang dilakukan terhadap

pasien yang pernah mengalami Sectio Caesarea pada kehamilan sebelumnya

atau pernah mengalami operasi pada dinding rahim (Dewi, 2011).

Menurut Syafrida (2011) Kriteria seleksi pasien yang mencoba VBAC

menurut ACOG, yaitu :

a. Satu atau dua sectio caesarea dengan insisi transversal rendah.

b. Panggul adekuat secara klinis.

c. Tidak ada parut uterus lain atau riwayat ruptur uteri.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

16

d. Dokter mendampingi selama persalinan, dapat memonitor persalinan dan

melakukan sectio caesarea segera (dalam waktu 30 menit).

e. Tersedianya dokter anastesi dan personil untuk melakukan sectio caesarea segera.

Menurut Syafrida (2011) ada Beberapa persyaratan antara lain :

a. Tidak ada indikasi sectio caesarea (partus tak maju).

b. Terdapat catatan medik yang lengkap mengenai riwayat sectio caesarea

sebelumnya (operator, jenis insisi, komplikasi, lama perawatan).

c. Segera mungkin pasien dirawat di RSU setelah persalinan mulai.

d. Tersedia darah untuk transfusi.

e. Janin presentasi verteks normal.

f. Pengawasan selama persalinan yang baik (personil, partograf, fasilitas).

g. Adanya fasilitas dan perawatan bila dibutuhkan sectio caesarea darurat.

h. Persetujuan tindakan medik mengenai keuntungan maupun risikonya.

Menurut Graber (2006) keuntungan VBAC antara lain :

a. Penurunan morbiditas dan mortalitas keseluruhan jika di bandingkan dengan

sectio caesarea elektif.

b. Penurunan biaya relatif di bandingkan sectio caesarea.

c. Meningkatkan hak pilihan ibu.

Menurut Graber (2006) Kerugian VBAC antara lain :

a. Memerlukan pemantauan intrapartum yang lebih ketat di banding persalinan

resiko rendah.

b. Jika tidak berhasil VBAC akan memiliki morbiditas infeksi yang lebih tinggi di

banding sectio caesarea elektif.

Menurut Graber (2006) kontra indikasi VBAC antara lain :

a. Riwayat insisi uterus sebelumnya berbentuk klasik, bentuk T, atau tidak

diketahui.

b. Kehamilan multipel.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

17

c. Perkiraan berat lahir > 4000 gr.

d. Bukan persentasi verteks.

e. Fasilitas atau petugas sectio caesarea darurat tidak mencukupi.

f. Pasien menolak.

Kemungkinan Keberhasilan dari indikasi sectio caesarea sebelumnya.

Jika sectio caesarea primer di indikasikan untuk presentasi bokong, solusio

plasenta, plasenta previa, lilitan tali pusat, perdarahan antepartum, gangguan

hipertensi, atau gawat janin, angka keberhasilan 74% sampai 94%. Jika sectio

caesarea primer di indikasikan untuk CPD (Cephalopelvic Disproportion) atau

kegagalan induksi, angka keberhasilannya 35% sampai 77% (Graber, et al,

2006).

Untuk memperkirakan keberhasilan VBAC, dibuat sistem penilaian

dengan memperhatikan beberapa variabel yaitu nilai Bishop, persalinan

pervaginam sebelum sectio caesarea , dan indikasi sectio caesarea sebelumya.

Weinstein dkk dan Alamia dkk telah menyusun sistem penilaian untuk

memperkirakan keberhasilan VBAC. Namun, menurut ACOG tidak ada suatu

cara yang memuaskan untuk memperkirakan apakah VBAC akan berhasil atau

tidak. Sistem penilaian untuk memperkirakan keberhasilan VBAC dari

Flamming adalah sebagai berikut :

No Faktor Nilai

1 Usia ibu < 40 tahun 2

2

Riwayat persalinan pervaginam :

Sebelum dan sesudah sectio caesarea

Sesudah sectio caesarea pertama

Sebelum sectio caesarea pertama

Tidak pernah

4

2

1

0

3 Indikasi sectio caesarea sebelumnya selain partus tak maju 1

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

18

4

Pendataran servik :

- >75%

- 25-75%

- < 25 %

2

1

0

5 Dilatasi servik > 4 1

Nilai 0-2 : keberhasilan VBAC 42-45 %

Nilal 3 : keberhasilan VBAC 59-60 %

Nilai 4 : keberhasilan VBAC 64-67%

Nilai 5 : keberhasilan VBAC 77-79%

Nilai 6 : keberhasilan VBAC 88-89%

Nilai 7 : keberhasilan VBAC 93%

Nilai 8-10 : keberhasilan VBAC 95-99%

Komplikasi yang paling menakutkan dan dapat mengancam hidup ibu dan

janin adalah ruptur uteri. Ruptur uteri pada jaringan parut dapat dijumpai secara

jelas atau tersembunyi. Secara anatomis, ruptur uteri dibagi menjadi ruptur uteri

komplit (symptomatic rupture) dan dehisens (asymptomatic rupture). Pada ruptur

uteri komplit, terjadi diskontinuitas dinding uterus berupa robekan hingga lapisan

serosa uterus dan membran khorioamnion. Sedangkan disebut dehisens bila terjadi

robekan jaringan parut uterus tanpa robekan lapisan serosa uterus, dan tidak

terjadi perdarahan (Dewi, 2011).

Ketika ruptur uteri terjadi, histerektomi, transfusi darah, asfiksia neonatus,

kematian ibu dan janin dapat terjadi. Tanda ruptur uteri yang paling sering terjadi

adalah pola denyut jantung janin yang tidak menjamin, dengan deselerasi

memanjang. Deselerasi lambat, variabel, bradikardi, atau denyut jantung hilang

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

19

sama sekali juga dapat terjadi. Gejala dan tanda lain termasuk nyeri uterus atau

perut, hilangnya stasion bagian terbawah janin, perdarahan pervaginam, hipotensi

(Syafrida, 2011).

Angka ruptur uteri pada VBAC < 1 %, pada wanita yang menjalani sectio

caesarea elektif ulang tanpa persalinan masih mempunyai risiko 0,03 – 0,2 %.

Dari wanita yang menjalani VBAC, angka ruptur uteri sangat bervariasi

tergantung faktor risiko yang ada (Syafrida, 2011).

Menurut Dewi (2011) adapun resiko ruptur uteri adalah sebagai berikut :

a. Jenis parut uterus.

b. Penutupan uterus satu lapis atau dua lapis.

c. Riwayat persalinan pervaginam.

d. Jarak kelahiran.

e. Usia ibu.

f. Demam pasca sectio caesarea.

g. Ketebalan segmen bawah uterus ( SBU ).

Menurut Syafrida (2011) Diperlukan upaya untuk mengantisipasi

terjadinya komplikasi ruptur uteri antara lain :

a. Anamnesis yang teliti mengenai riwayat persalinan sebelumnya, jarak antara

kehamilan, riwayat demam pasca Sectio caesarea serta usia ibu.

b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan sekarang : makrosomia, usia

kehamilan, kehamilan ganda, ketebalan segmen bawah uterus, presentasi janin.

c. Faktor yang berhubungan dengan penatalaksanaan persalinan : induksi dan

augmentasi, maupun kemungkinan adanya disfungsi pada persalinan.

d. Pemantauan penatalaksanaan VBAC terhadap tanda ancaman ruptur uteri seperti

takikardi ibu, nyeri supra simpisis dan hematuria.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

20

e. Kemampuan mengadakan operasi dalam waktu kurang lebih 30 menit bila terjadi

ancaman ruptur uteri.

Menurut syafrida (2011) pelaksanaan VBAC antara lain :

a. Pasien dirawat pada usia kehamilan 38 minggu atau lebih dan dilakukan persiapan

seperti persalinan biasa.

b. Dilakukan pemerikssaan NST atau CST bila sudah inpartu, jika di mungkinkan

malahan dilakukan continuous electronic fetal heart monitoring.

c. Kemajuan persalinan dipantau dan dievaluasi seperti halnya persalinan biasanya,

yakni menggunakan patograf standar.

d. Setiap patologi persalinan atau kemajuannya, memberikan indikasi untuk segera

mengakhiri persalinan itu secepatnya yakni dengan sectio caesarea kembali.

e. Kala II persalinan sebaiknya tidak dibiarkan lebih dari 30 menit, sehingga harus

diambil tindakan untuk mempercepat kala II (ekstraksi forseps atau ekstraksi vakum)

jika dalam waktu tersebut bayi belum lahir.

f. Dianjurkan untuk melakukan eksplorasi/pemeriksaan terhadap keutuhan dinding

uterus setelah lahirnya plasenta, terutama pada lokasi irisan sectio caesarea

terdahulu.

g. Dilarang keras melakukan ekspresi fundus uteri (perasat Kristeller).

h. Apabila syarat-syarat untuk persalinan pervaginam tak terpenuhi (misalnya kala II

dengan kepala yang masih tinggi), dapat dilakukan sectio caesarea kembali.

i. Apabila dilakukan sectio caesarea kembali, diusahakan secepat mungkin irisan

mengikuti luka parut terdahulu, sehingga dengan begitu hanya akan terdapat 1 (satu)

bekas luka/irisan.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

21

D. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Riwayat Sectio Caesarea dengan

VBAC

1. Usia

Usia dianggap penting karena ikut menentukan prognosis persalinan, karena

dapat mengakibatkan kesakitan (komplikasi) baik pada ibu maupun janin. Umur

reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun (Annisa, 2010).

Pada usia kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi tidak berfungsi dengan

sempurna sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengalami

komplikasi. Selain itu, kekuatan otot-otot perineum dan otot-otot perut belum bekerja

secara optimal sehingga sering terjadi persalinan lama atau macet yang memerlukan

tindakan, seperti sectio caesarea. Ibu hamil berumur muda juga memiliki

kecenderungan perkembangan kejiwaannya belum matang sehingga belum siap

menjadi ibu dan menerima kehamilannya di mana hal ini dapat berakibat terjadinya

komplikasi obstetri yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan perinatal.

Faktor risiko untuk persalinan sulit pada ibu yang belum pernah melahirkan pada

kelompok umur ibu di bawah 20 tahun dan pada kelompok umur di atas 35 tahun

adalah 3 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat (20-35 tahun) (Annisa,

2010).

Usia yang kemungkinan tidak risiko tinggi pada saat kehamilan dan

persalinan yaitu umur 20-35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap

menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi

dan dirinya sendiri. Sedangkan umur < 20 tahun atau > 35 tahun merupakan

umur yang risiko tinggi kehamilan dan persalinan. Dengan demikian diketahui

bahwa umur pada saat melahirkan turut berpengaruh terhadap morbiditas dan

mortalitas ibu maupun anak yang dilahirkan (Fantina, 2001).

Usia adalah dalam usia reproduksi sehat dikenal usia aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20 sampai 30 tahun. Kematian meternal pada

wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2 smpai 5

kali lebih tinggi dari pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

22

meningkat kembali sesudah usia sesudah usia 30 sampai 35 tahun

(Winkjosastro, 2005).

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan

masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya diri pada orang belum cukup

tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa

(Notoatmodjo, 2003).

Usia adalah lamanya seorang individu mengalami kehidupan sejak lahir

sampai saat ini. penelitian usia dilakukan dengan hitungan tahun (Chaniago,

2002).

Pertambahan umur ibu diikuti oleh perubahan dan perkembangan organ-

organ reproduksi. Pada usia muda atau kurang dari 20 tahun organ-organ

reproduksi belum sempurna secara keseluruhan, sedangkan pada wanita usia

lebih dari 35 tahun, organ-organ reproduksi sudah mengalami kemunduran

(Manuaba, 2004).

Menurut Harlock (2007) teori perkembangan psikososial, tahap

perkembangan manusia menurut umur (dewasa) dibagi 3 tahap yaitu :

a. Early adult hood (21-35 tahun).

Pada masa dewasa awal ini, hubungan sosial utama seseorang sudah terfokous

pada partner dalam hubungan teman dan seks (perkawinan).

b. Young and middle adult hood (36-45 tahun).

Pada masa dewasa pertengahan ini, hubungan sosial seseorang terfokus pada

pembagian tugas antara bekerja dengan rumah tangga dan pada masa ini emosi

sudah mulai stabil.

c. Later adult hood (> 45 tahun)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

23

Pada masa dewasa akhir ini, hubungan kemasyarakatan dalam kelompoknya.

Pada masa ini emosi seseorang cenderung relatif stabil dangan motivasi untuk

hidup dan berkarier serta membantu sesama dengan baik.

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik

dan psikologi (mental). Secara garis besar, perubahan fisik terdiri atas empat kategori

perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, tingginya ciri-ciri lama dan

timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terdiri karena pematangan fungsi organ pada

aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan

dewasa (Mubarak, 2011).

2. Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita

(Maimunah, 2005).

Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan seorang wanita dalam

keadaaan hidup atau mati (Sarwono, 2005).

Jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang wanita merupakan faktor

penting dalam menentukan nasib ibu dan janin baik selama kehamilan maupun

selama persalinan. Persalinan yang pertama sekali (primipara) biasanya mempunyai

resiko relatif tinggi terhadap ibu dan anak, kemudian risiko ini menurun pada

paritas kedua dan ketiga, dan akan meningkat lagi pada paritas keempat dan

seterusnya. Risiko terjadinya kelainan dan komplikasi yang besar pada ibu dengan

primipara ini dikarenakan belum pernah memiliki pengalaman melahirkan.

Sedangkan pada grande multipara (ibu yang melahirkan >5 kali), elastisitas uterusnya

menurun, terjadilah peregangan berlebihan dari uterus menyebabkana atonia uteri

dan meningkatkan risiko perdarahan postpartum (Annisa, 2010).

Pengertian Paritas yang dirangkum oleh Suparyanto (2010) adalah

sebagai berikut :

a. Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita

(BKKBN, 2006).

b. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup

diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008).

c. Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm (Manuaba, 2008).

Paritas adalah persalinan yang di alami seorang ibu, paritas 2 sampai 3

merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal, paritas

satu dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal yang tinggi. Lebih

tinggi paritas lebih tinggi kematian maternal. Resiko paritas 1 dapat di tangani dengan

asuhan obstetri lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

24

dicegah dengan KB, sebagai kehamilan paritas tinggi adalah tidak direncanakan

(Wiknjosastro, 2005).

Paritas adalah wanita yang sudah melahirkan bayi hidup. Paritas primipara yaitu

wanita yang telah melahirkan bayi hidup sebanyak satu kali, multipara yaitu wanita

yang melahirkan bayi hidup beberapa kali dimana persalinan tersebut tidak lebih dari

5 kai, dan grande multipara yaitu wanita yang telah melahirkan bayi hidup lebih dari

5 kali (Manuaba, 2002).

Menurut Depkes RI, (2004) faktor resiko pada ibu hamil yaitu bagi ibu-ibu yang

telah memiliki anak lebih dari 4 orang.

Sedangkan menurut Manuaba (2008) Paritas adalah wanita yang pernah

melahirkan bayi aterm, adapun klafikasinya adalah :

a. Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar

untuk hidup didunia luar.

b. Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali,

dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.

c. Grande Multipara yaitu wanita yang telah melahirkan 5 anak atau lebih dan

biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan.

E. Kerangka Teori

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka dapat dijabarkan kerangka

teori tentang Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC, adalah sebagai berikut :

Riwayat Sectio Caesarea

dengan VBAC.

Menurut Fantina (2001)

- Usia

Menurut Manuaba (2002)

- Paritas

Menurut Kasdu (2003)

- Usia

- CPD

- Riwayat sectio caesarea

- Faktor hambatan jalan lahir

- KPD

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

25

Ket :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

- Menurut Cunningham, 2005

Riwayat sectio caesarea

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

26

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan hasil tinjauan kepustakaan dan kerangka teori, maka

dikembangkan suatu kerangka konsep penelitian ini yang terdiri dari variabel

Independen dan Variabel Dependen. Dalam penelitian ini secara sistemis dapat

digambarkan menurut Notoatmodjo (2010) sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Kasus

Kontrol

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Usia

Paritas

Riwayat Sectio

Caesarea dengan

VBAC

Persalinan

Normal

Usia

Paritas

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

27

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel

Dependen

Definisi

Operasional Cara Ukur

Alat

Ukur

Hasil

Ukur

Skala

Ukur

Dependen

1

2

Vaginal

Birth After

Caesarea

(VBAC)

Persalinan

Normal

Pengupayaan

persalinan pervaginam

pada wanita yang telah

menjalani sectio

caesarea sebelumnya.

Proses lahirnya bayi

pada letak belakang

kepala dengan tenaga

ibu sendiri tanpa

bantuan alat-alat serta

tidak melukai ibu dan

bayi yang umumnya

berlangsung kurang

dari 24 jam

Check list

Check list

Buku

register

Buku

register

Kasus

Kontrol

Ordinal

Ordinal

Independen

1 Usia Usia pada saat ibu

melahirkan

Buku register kriteria :

- Beresiko bila usia >

35 tahun

- Tidak beresiko bila

usia ibu 20-35 tahun

Check

list

Beresiko

Tidak

beresiko

Ordinal

2 Paritas Berapa kali jumlah ibu

Melahirkan

Buku register dengan

kriteria:

- Multipara, bila

melahirkan dua kali

atau lebih

- Grande multipara,

bila melahirkan

sudah lima kali atau

lebih

Check

list

Multi

para

Grande

multipara

Ordinal

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

28

C. Hipotesis

1. Ha : Ada hubungan antara Usia Ibu Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC.

2. Ho : Tidak ada hubungan antara Paritas Ibu Riwayat Sectio Caesarea dengan

VBAC.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

29

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Case Controlpenelitian ini

menggunakan pendekatanrestrospektif yang berusaha melihat kebelakang.

Artinya pengumpulan data di mulai dari efek atau akibat yang telah terjadi.

Kemudian dari efek tersebut di telusuri penyebabnya atau variabel-variabel yang

mempengaruhi akibat tersebut untuk mengetahui Hubungan Antara Riwayat

Sectio Caesarea dengan VBAC di RSUD dr. Zaenoel Abidin Kota Banda Aceh

dengan menggunakan data sekunder Tahun 2012.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi untuk kelompok kasus

adalah seluruh Ibu Riwayat sectio Caesarea dengan VBAC yang tercatat di

Buku Register tahun 2012 di Ruang Bersalin RSUD dr. Zaenoel Abidin Kota

Banda berjumlah 24 orang. Sedangkan populasi pada kelompok kontrol adalah

24 orang Ibu dengan persalinan normal.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang untuk kelompok kasus

(masing-masing 24 0rang untuk VBAC dan persalinan normal).

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

30

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Ruang Bersalin RSUD Zainoel

Abidin Banda Aceh.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 29-30 Mei 2013.

D. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan cara melihat data Sekunder yang di peroleh dari data Buku Register

RSUD dr. Zainoel Abidin Kota Banda Aceh Tahun 2012.

E. Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembaran Check List dan

buku register.

F. Pengelolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Arikunto (2006), data dalam penelitian ini di peroleh dengan cara :

a. Editting (seleksi data) adalah memeriksa dan menyesuaikan dengan

rencana semula seperti apa yang diinginkan.

b. Coding, adalah mengklafikasikan jawaban menurut jenisnya dengan

memberikan apa yang diinginkan.

c. Transfering, adalah memindahkan jawaban responden dalam bentuk

master tabel.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

31

d. Tabulating, adalah data yang sudah benar kemudian dimasukan dalam

tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentasi dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Untuk menghitung

distribusi frekuensi setiap variabel dan mencari presentase pada setiap

variabel dengan menggunakan rumus :

P=

Keterangan :

P = Presentase

f =Frekuensiyang diamati

n = Jumlah sampel

b. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat merupakan analisa hasil dari variabel bebas diduga

mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang digunakan

adalah hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa

statistic dengan uji Chi - Square Tes(x) pada tingkat kemaknaan 95% (p<

0,05). Sehingga dapat diketahui perbedaan tidaknya yang bermakna secara

statistic, dengan menggunakan program khusus SPSS for windows.

Melalui perhitungan Chi– Squareselanjutnya ditarik suatu kesimpulan

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

32

bila, nilai p lebih kecil dari nilai (0,05), maka Ho ditolak dan Ha

diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel

terikat dengan variabel bebas (Hartono, 2001).

Aturan yang berlaku pada uji chi-square dalam program SPSS

adalah sebagai berikut (Hartono,2001).

1. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka uji

yang digunakan adalah Fisher Axact.

2. Bila pada tabel 2x2 dan tidak ada nilai e (harapan) kurang dari 5,

maka hasil uji yang digunakan adalah Contiuty Correction.

3. Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2 dan lain-lain, maka di gunakan

uji Pearson chi square.

Sedangkan menurut Chandra (2008), untuk mengetahui besarnya

faktor resiko maka digunakan analisis Odd Ratio/OR dengan interpretasi

sebagai berikut :

a. Bila nilai OR=1, diperkirakan tidak ada asosiasi antara faktor resiko

dan penyakit.

b. Bila nilai OR>1, diperkirakan tidak ada asosiasi positif faktor resiko

dan penyakit.

c. Bila niai OR<1, diperkirakan tidak ada asosiasi negatif factor resiko

dan penyakit.

Rumus Odd Ratio sebagai berikut :

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

33

Keterangan :

a = Jumlah kasus dengan resiko positif (+)

b = Jumlah kontrol dengan resiko positif (+)

c = Jumlah kasus dengan resiko negative (-)

d = Jumlah kontrol dengan resiko negative (-)

Odd Ratio (OR)= ad/bc dengan confidence interva (CI)=95%. Dikatakan

bermakna jika nilai 1 (satu) tidak diantara batas atas bawah CI dan nilai

batas bawah harus lebih dari 1 atau hubungan dikatakan bermakna apabia

nilai Lower Limit dari Upper Limit tidak mencakup nilai 1 (satu).

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

34

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran lokasi penelitian

RSUD dr. Zainoel Abidin beralamat di Jl. Tgk.H. M. Daud Beureueh No.

108 Banda Aceh, memiliki luas area 196.480 m2. Dengan luas bangunan 25.760

m2. Rumah sakit ini berdiri pada tanggal 22 Februari 1979 yaitu atas dasar

keputusan menteri kesehatan No.551/Menkes/SK/2F/1979 yang menetapkan

RSUD dr. Zainoel Abidin sebagai rumah sakit kelas C. Selanjutnya dengan SK

Gubernur Daerah Istimewa aceh No. 445/173/1979 tanggal 7 Mei 1979 Rumah

Sakit Umum dr Zainoel Abidin ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum daerah.

Kemudian dengan adanya fakultas kedokteran unsyiah maka SK Menkes RI No.

233/Menkes/SK/IV/1983 tanggal 11 juni 1983 RSUD dr. Zainoel Abidin

ditingkatkan kelasnya menjadi rumah sakit kelas B pendidikan dan rumah sakit

rujukan untuk Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Dalam rangka menjamin peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan

kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat serta optimalisasi fungsi rumah sakit

rujukan dan juga sebagai rumah sakit pendidikan, maka dengan peraturan

pemerintah Daerah Propinsi Istimewa Aceh No. 8 tahun 1997 Tanggal 17

November 1997 dilakukan Penyempurnaan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

RSUD dr. Zainoel Abidin. Selanjutnya berdasarkan SK Menkes RI No.

153/Menkes/ SK/II/1998 tentang persetujuan Rumah Sakit Daerah digunakan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

35

sebagai tempat pendidikan calon dokter dan calon spesialis, telah dikukuhkan

kembali RSUD dr. Zainoel Abidin sebagai kelas B pendidikan.

Badan pelayanan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang terletak di

jln. Tgk. Daud Beureueh Kelurahan Bandar Baru Kecamatan Kuta Alam dengan

batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah timur berbatasan dengan Jurusan Keperawatan Poltekes Banda Aceh

Kelurahan Bandar Baru.

2. Sebelah barat berbatasan dengan Jl. Dr. T Syaref Thayeb.

3. Sebelah utara berbatasan dengan Jl. T. Daud Beureueh Kelurahan Bandar

Baru.

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Rumah Sakit Jiwa Kelurahan Beurawe.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti laksanakan dari tanggal 29

sampai 30 Mei 2013 terhadap kelompok kasus adalah seluruh ibu Riwayat Sectio

Caesarea dengan VBAC yang tercatat di buku register tahun 2012 di Ruang

bersalin RSUD Zainoel Abidin kota banda aceh berjumlah 24 orang. Sedangkan

pada kelompok kontrol adalah 24 orang ibu dengan persalinan normal.Jadi sampel

dalam penelitian ini adalah 48 orang. Adapun hasil penelitian ini dilihat dari

seluruh yang teliti maka di dapatkan hasilseperti pada tabel dibawah ini :

1. Analisa Univariat

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

36

a. Usia

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Usia Ibu Riwayat Sectio Caesarea dengan

VBAC Di Ruang Bersalin RSUD Zainoel Abidin

Banda Aceh

No Usia

Frekuensi

%

1 Beresiko 15 31,2

2 Tidak beresiko 33 68,8

Jumlah 48 100

Sumber data Sekunder (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 48 responden di

dapatkan bahwa kelompok beresiko terhadap Riwayat Sectio Caesarea

dengan VBAC sebanyak 15 responden (31,2%), sedangkan kelompok tidak

beresiko terhadap Riwayat Sectio caesarea dengan VBAC sebanyak 33

responden (68,8%).

b. Paritas

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Riwayat Sectio Caesarea Dengan

VBAC Di Ruang Bersalin RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

No Paritas

Frekuensi

%

1 Multipara 37 77,1

2 Grande Multipara 11 22,9

Jumlah 48 100 Sumber data Sekunder (diolah 2013)

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 48 responden di

dapatkan bahwa kelompok Multipara terhadap Riwayat Sectio caesarea

dengan VBAC sebanyak 37 responden (77,1%), sedangkan kelompok Grande

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

37

Multipara terhadap Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC sebanyak 11

responden (22,9%).

2. Hasil Analisa Bivariat

Untuk melihat Hubungan Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC pada

ibu bersalin. Maka dilakukan analisa bivariat dengan Odd Rasio.

a. Hubungan Usia Ibu Dengan VBAC

Tabel 5.3

Hubungan Kelompok Usia Dengan Riwayat Sectio Caesarea Di

Ruang Bersalin RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

No Kelompok

Usia

VBAC dengan

Persalinan normal Jumlah

OR

Kasus Kontrol

n % N % n %

1 Beresiko 9 60 6 40 15 100

1,800 2 Tidak Beresiko 15 45,5 18 54,5 33 100

Jumlah 24 50 24 50 48 100 Sumber data Sekunder (diolah 2013)

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan dari 33 responden dengan

kelompok usia yang tidak beresiko terhadap Riwayat Sectio Caesarea dengan

VBAC pada kelompok control sebanyak 54,5%, sedangkan pada kelompok

kasus yang tidak beresiko terhadap Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC

sebanyak 45,5%.

Hasil Odd Ratio didapatkan 1,800 dengan kepercayaan 95% (95% CI)

dan (OR>1) artinya ada hubungan antara usia ibu dengan Riwayat Sectio

Caesarea dengan VBAC.

b. Hubungan Paritas Dengan VBAC

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

38

Tabel 5.4

Hubungan Kelompok Paritas Dengan Riwayat Sectio Caesarea

Di Ruang Bersalin RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

No Kelompok

Paritas

VBAC dengan

Persalinan normal Jumlah

OR

Kasus Kontrol

N % n % n %

0,789 1 Multipara 18 48,6 19 51,4 37 100

2 Grande Multipara 6 54,5 5 45,5 11 100

Jumlah 24 50 24 50 48 100 Sumber data Sekunder (diolah 2013)

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan dari 37 responden dengan

kelompok paritas Multipara terhadap Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC

pada kelompok control sebanyak 51,4%, sedangkan pada kelompok kasus

Multipara terhadap Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC sebanyak 48,6%.

Hasil Odd Ratio didapatkan 0,789 dengan kepercayaan 95% (95% CI)

dan (OR>1) artinya tidak ada hubungan signifikan antara paritas ibu dengan

Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC.

C. Pembahasan

1. Hubungan Usia ibu Riwayat Sectio Caesarea Dengan VBAC

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan dari 33 responden dengan

kelompok usia yang tidak beresiko terhadap Riwayat Sectio Caesarea dengan

VBAC pada kelompok control sebanyak 18 (54,5%), sedangkan pada

kelompok kasus tidak beresiko terhadap Riwayat Sectio Caesarea dengan

VBAC sebanyak 15 (45,5%).

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

39

Hasil Odd Ratio didapatkan 1.800 dengan kepercayaan 95% (95%

CI) dan (OR>1) artinya ada hubungan signifikan antara usia ibu dengan

Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC.

Hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa pada usia kurang dari 20

tahun, organ-organ reproduksi tidak berfungsi dengan sempurna sehingga bila

terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengalami komplikasi.

Selain itu, kekuatan otot-otot perineum dan otot-otot perut belum bekerja

secara optimal sehingga sering terjadi persalinan lama atau macet yang

memerlukan tindakan, seperti sectio caesarea. Ibu hamil berumur muda juga

memiliki kecenderungan perkembangan kejiwaannya belum matang sehingga

belum siap menjadi ibu dan menerima kehamilannya di mana hal ini dapat

berakibat terjadinya komplikasi obstetri yang dapat meningkatkan angka

kematian ibu dan perinatal. Faktor risiko untuk persalinan sulit pada ibu yang

belum pernah melahirkan pada kelompok usia ibu di bawah 20 tahun dan

pada kelompok usia di atas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari kelompok

usia reproduksi sehat (20-35 tahun) (Annisa, 2010).

Menurut penelitian Ezra Marisi (2007) di RSUD Sidakalang yang

menyatakan dari 258 persalinan, sebanyak 78,7% adalah ibu melahirkan

dengan usia 20-35 tahun. Tingginya proporsi ibu melahirkan pada kelompok

usia 20-35 tahun dikarenakan merupakan kelompok usia reproduksi optimal

sehingga banyak ibu hamil dan melahirkan pada usia tersebut. Selain itu,

kelompok usia 20-35 tahun memiliki kecenderungan perkembangan kejiwaan

yang sudah matang sehingga siap menjadi ibu dan menerima kehamilannya.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

40

Menurut asumsi peneliti, usia yang tidak beresiko cenderung lebih

berpeluang dilakukan VBAC karena dengan usia reproduksi yang optimal

bagi seorang ibu adalah 20 sampai 35 tahun dimana organ reproduksi sudah

berfungsi dengan sempurna dan siap menjadi ibu sehingga ibu dengan riwayat

sectio caesarea tidak perlu khawatir apabila anak pertamanya sectio caesarea

kemungkinan anak keduanya bisa dilakukan VBAC sesuai dengan kriteria dan

syarat yaitu tidak ada riwayat ruptur uteri, tidak ada masalah selama

persalinan, terdapat catatan medik ibu yang lengkap mengenai riwayat sectio

caesarea sebelumnya, dokter mendampingi selama persalinan, tersedia dokter

anastesi apabila dilakukan sectio caesarea mendadak.

2. Hubungan Paritas Ibu Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan dari 37 responden dengan

kelompok paritas yang Multipara terhadap Riwayat sectio Caesarea dengan

VBAC pada kelompok kontrol sebanyak 19 (51,4%), sedangkan pada

kelompok kasus Multipara terhadap Riwayat Sectio Caesarea dengan VBAC

sebanyak 18 (48,6%).

Hasil Odd Ratio didapatkan 0,789 dengan kepercayaan 95% (95% CI)

dan (OR>1) artinya tidak ada hubungan signifikan antara paritas ibu dengan

riwayat section Caesarea dengan VBAC.

Hasil ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Annisa (2010)

yang menyatakan Jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang wanita

merupakan faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin baik selama

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

41

kehamilan maupun selama persalinan. Persalinan yang pertama sekali

(primipara) biasanya mempunyai resiko relatif tinggi terhadap ibu dan anak,

kemudian risiko ini menurun pada paritas kedua dan ketiga, dan akan

meningkat lagi pada paritas keempat dan seterusnya. Risiko terjadinya

kelainan dan komplikasi yang besar pada ibu dengan primipara ini

dikarenakan belum pernah memiliki pengalaman melahirkan. Sedangkan pada

Grande Multipara (ibu yang melahirkan >5 kali), elastisitas uterusnya

menurun, terjadilah peregangan berlebihan dari uterus menyebabkan atonia

uteri dan meningkatkan risiko perdarahan postpartum.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Yuli K. (2006) di RS Dr. Moewardi

Surakarta mendapatkan bahwa Multipara paling banyak dijumpai baik pada

kasus tindakan persalinan, termasuk sectio caesarea maupun persalinan

normal. Dalam penelitian tersebut juga disimpulkan bahwa ada hubungan

antara paritas multipara dan grandemultipara dengan kejadian persalinan SC

(OR3,42:95% CI:1,67-6,93). Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian Aghamohammadi dan Nooritajer (2011) di Iran yang menyebutkan

bahwa terdapat hubungan antara multipara dengan persalinan sectio caesarea

dan komplikasi gestasional, seperti diabetes gestasional (OR 4,0:95% CI 3,0-

5,0).

Menurut asumsi penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna

karena pada saat peneliti melakukan penelitian, peneliti melihat sebagian ibu

yang Multipara justru lebih banyak mengalami VBAC, dan sebagian ibu yang

Grande Multipara juga mengalami VBAC. Ini disebabkan karena jumlah

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

42

sampel yang sedikit. Ibu dengan persalinan pertama biasanya mempunyai

resiko tinggi terhadap ibu dan anak, kemudian resiko ini menurun pada paritas

kedua dan ketiga, dan akan meningkat lagi pada paritas keempat dan

seterusnya. upaya untuk mengatasi ibu perlu merencanakan dan

mempersiapkan kehamilannya. Pemeriksaan antenatal rutin dan dan sedini

mungkin dengan kualitas yang perlu didapatkan oleh ibu, selain itu ibu juga

perlu mengikuti program Keluarga Berencana sehingga dapat membatasi

jumlah kelahiran yaitu cukup 2 anak saja agar tidak mengalami penyulit dalam

kehamilan dan persalinan.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

43

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Riwayat

Sectio Caesarea Dengan VBAC Di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, dapat

diambil kesimpulan bahwa :

1. Ada hubungan yang bermakna antara usia dengan VBAC di RSUD dr.

Zainoel Abidin Banda Aceh.

2. Tidak Ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan VBAC di RSUD

dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

B. Saran

5. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan kepada ibu dengan riwayat sectio caesarea tidak perlu khawatir

apabila persalinan pertama dilakukan dengan sectio caesarea karena pada

kehamilan selanjutnya dapat melahirkan normal sesuai ketentuan dan

persyaratan tenaga medis berikan. VBAC dapat menurunkan angka kesakitan

dan kematian jika dibandingkan dengan sectio caesarea.

6. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan agar melakukan pencatatan data rekam medis pasien dengan

lengkap.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

44

7. Bagi Institusi Pendidikan

Semoga hasil penelitian ini bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa lain dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

8. Bagi Peneliti

Untuk peneliti mendapatkan tambahan wawasan dan untuk penelitian

selanjutnya agar dapat menambah lebih banyak lagi variabel penelitian.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

45

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, (2010).Faktor-Faktor Risiko Persalinan Sectio Caesarea. Diakses tanggal

30 Desember 2012.http

://perpus.Fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/silvia%20Aulia%20Annisa.pdf

Arikunto, (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Renika

Cipta.

Benson, R. et al.(2008).Buku saku Obstetri dan ginekologi, Edisi ke 9.Jakarta.

EGC.

Chandra B, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. EGC

Chaniago AYS, (2002).Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta.

Cuningham, G. et al.,(2005).Obstetri William. Edisi 21.Jakarta.EGC.

Depkes RI, (2004).Buku Pedoman Pengendalan Tanda Bahaya Pada Nifas

Kehamilan, Persalinan Dan Nifas. Jakarta. EGC.

Dewi, (2011).Vaginal Birth After Caesarea, Diakses tanggal 7 Februari 2013.

http://xa-dewie.blogspot.com/2011/09/vaginal-birth-after-c-section-

vbac.html.

Fantina, (2001). Perawatan Ibu Selama Kehamilan. Yogjakarta. Pustaka Pelajar.

Graber, M.et al., (2006). Buku Saku Dokter Keluarga. Jakarta. EGC.

Harlock, (2007). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Arcan.

Hartono, (2001). Analisis Data.Jakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas,

Indonesia.

Juditha,(2006). Tip Praktis Bagi Wanita Hamil. Jakarta. Forum Kita.

Kasdu, (2003). Operasi Sesar: Masalah dan Solusi. Jakarta. Puspa Swara.

Kementerian Kesehatan RI, (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal

Esensial. Jakarta. Kemenkes RI.

Leveno et all.,(2009). Panduan Ringkas Obstetri Williams, Edisi ke 21.

Jakarta.EGC.

Maimunah S, (2005).Kamus Istilah Kebidanan, Jakarta. EGC.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

46

Manuaba l B,(2004). Ilmu Kebidanan Dan Keluarga Berencana. Jakarta. EGC

,(2002). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta. Arcan.

Mubarak W I, (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta. Salemba

Medika

Notoatmodjo, (2010). Meteologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

_____,(2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Rineka Cipta

Oxon,H. et al., (2010), Ilmu Kebidanan ; Patologi & Fisiologi Persalinan.

Yogayakarta. Yayasan Essentia Medica.

Prawirohardjo, S, (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP.

_ , (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP

Rabiani, (2012),Pedoman Penulisan Proposal dan Karya Tulis Ilmiah, Banda

Aceh, U’budiyah.

Rohman, (2011), Sectio Caesarea. Diakses tanggal 27 Desember 2012. http://ns-

rohman.blogspot.com/2011/11/askep-caesarean-section-bedah-ceasar.html.

Sarwono,Ilmu Kebidanan. Jakarta.YBPSP.

Simkin et al., 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi.

Jakarta.Arcan.

Sunaryo, Rustam, 2008, Ilmu Kebidanan Operatif, Jakarta. EGC,

Suparyanto, 2010. Sectio Caesarea. Dikutip tanggal 23 januari 2013.http://dr-

suparyanto.blogspot.com/2012/03/sectio-cesaria.html.

Syafrida, 2011, Vaginal Birth After Caesarea, Diakses tanggal 7 februari 2013.

http://hefideslianikebidanan.blogspot.com/2011/04/vbac.html.

Widjarnako, hendra, 2008, Mengenal Indikasi, Keuntungan Dan Kerugian Sc,

diakses tanggal 3 Januari 2013. http://sagalarupa.co.cc/p/study-kasus-

kebidanan.html.

Winkjosastro, 2007, Ilmu Kandungan. Jakarta. YBPSP.

___________, 2005.Ilmu Kebidanan, Jakarta.YBPSP.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

47

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangsimtakp.uui.ac.id/dockti/IRMA_WAHYUNI-kti.pdf · Menurut WHO (World Health ... angka persalinan dengan sectio caesarea sekitar 10% sampai 15% dari

48