Upload
truongdat
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jogja Bay Adventure Pirates Waterpark merupakan lokasi pariwisata seluas
11 Hektar yang berlokasi di Jalan Stadion Maguwoharjo, Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas Jogja Bay Waterpark terdiri
dari 7 Ha Area bermain berupa wahana air dan pertunjukan serta 2.7 Ha area parkir
kendaraan pengunjung (mobil, motor dan bus) serta taman (www.jogjaBay.com). Jogja
Bay Waterpark dianggap sebagai salah satu lokasi wisata air yang unik dan berbeda
dibandingkan dengan lokasi wisata serupa. Hal tersebut karena Jogja Bay Waterpark
merupakan lokasi pariwisata thematic story telling yang memadukan antara tradisi
Jogja dengan para bajak laut Eropa. Konsep tersebut diterapkan dalam On-site Live
Show, karakter tokoh, berbagai macam wahana air hingga merchandise yang
ditawarkan.
Gambar 1 1 Lokasi Pariwisata Jogja Bay Waterpark
Jogja Bay Waterpark diresmikan oleh gubernur DIY Sri Sultan
Hamengkubuwono pada tanggal 20 Desember 2015. Lokasi pariwisata tersebut
2
dibangun diatas tanah kas Desa Maguwoharjo tepatnya di sebelah utara Stadion Sepak
Bola Maguwoharjo. Lokasi pariwisata yang dioperasikan oleh PT. Taman Wisata Jogja
tersebut selalu dipadati oleh pengunjung terutama pada akhir pekan atau hari libur
nasional.
Wardiyanta (2009) menyatakan bahwa perkembangan suatu pariwisata dapat
mendatangkan berbagai manfaat pada masyarakat yang ada di sekitarnya baik secara
ekonomis, sosial maupun budaya. Namun, apabila perkembangan dari pariwisata tidak
dipersiapkan dan tidak dikelola dengan baik maka dapat menimbulkan berbagai
permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat.
Aktivitas pariwisata dari Jogja Bay Waterpark dapat memberikan dampak
sosial dan ekonomi terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya. Aktivitas ekonomi
yang pada awalnya sudah cukup tinggi, akibat pengaruh aktivitas di Stadion
Maguwoharo menjadi semakin meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin
ramainya pedagang kaki lima di sekitar lokasi pariwisata Jogja Bay Waterpark.
Banyaknya peluang usaha di sekitar Jogja Bay Waterpark menarik pedagang kaki lima
untuk menggelar dagangannya. Barang dagangan yang marak dijajakan terutama
adalah peralatan berenang serta makanan dan minuman yang ditujukan untuk
pengunjung Jogja Bay Waterpark. Selain pedagang kaki lima, peluang usaha juga
didapati oleh penduduk masyarakat Desa Wedomartani. Hal tersebut dikarenakan
pembangunan Jogja Bay Waterpark membuka peluang usaha bagi masyarakat yang ada
di sekitarnya.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh suatu pembangunan adalah kondisi
sosial terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya. Aktivitas sosial yang timbul akibat
dibangunnya lokasi pariwisata Jogja Bay Waterpark adalah kegiatan berupa olahraga
pagi seperti jogging ataupun senam yang diadakan di depan pintu masuk Jogja Bay
Waterpark.
3
Perkembangan aktivitas sosial dan ekonomi akibat pembangunan Jogja Bay
Waterpark di satu sisi dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui peluang
usaha yang semakin meningkat serta berbagai fasilitas pelayanan yang ikut
berkembang, namun di sisi lain tersedianya fasilitas yang lengkap itu dapat
dimanfaatkan oleh sebagian penduduk, terutama para remaja untuk melakukan
aktivitas yang dapat meresahkan orang lain. Selain perubahan kondisi ekonomi,
aktivitas lalu lintas di sepanjang jalan Stadion Maguwoharjo juga mengalami
peningkatan kepadatan. Akses lalu lintas menjadi semakin padat terutama pada akhir
pekan dan hari libur nasional.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini, pokok masalah yang menjadi fokus utama adalah
bagaimana proses dalam pembangunan Jogja Bay Waterpark dan perubahan sosial
ekonomi yang ditimbulkan oleh pembangunan lokasi pariwisata tersebut kepada
masyarakat yang ada di sekitarnya, terutama pada masyarakat di Desa Wedomartani.
Luas area yang mengalami perubahan akibat pembangunan Jogja Bay Waterpark dan
proses pembangunan Jogja Bay Waterpark juga menjadi kajian dalam penelitian ini.
Perubahan yang dapat terjadi akibat pembangunan Jogja Bay Waterpark antara lain
adalah perubahan pendapatan dan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat.
Perubahan lain yang dapat muncul akibat pembangunan Jogja Bay Waterpark adalah
dampak negatif berupa perubahan perilaku sosial masyarakat, meningkatnya kepadatan
jalan, kebisingan dan tindakan kriminal.
Pokok permasalahan tersebut menjadi suatu fenomena yang menarik untuk
diteliti. Berdasarkan beberapa pokok masalah yang diuraikan di atas maka dapat
disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembangunan lokasi pariwisata Jogja Bay Waterpark
2. Bagaimana pengaruh pembangunan lokasi pariwisata Jogja Bay
Waterpark terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya
4
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pembangunan lokasi pariwisata Jogja Bay
Waterpark
2. Mengetahui perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat akibat
pembangunan Jogja Bay Waterpark
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
pengembangan ilmu pengetahuan maupun membantu dalam hal pembangunan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini merupakan sarana untuk mengetahui dampak sosial dan
ekonomi yang disebabkan oleh pembangunan paariwisata. Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk pengembangan
teori dampak perkembangan pariwisata.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian adalah diharapkan dapat menjadi rujukan
bagi pemerintah daerah maupun bagi pengelola pariwisata dalam
menetapkan regulasi dan kebijakan dalam menanggulangi dampak
pembangunan.
5
1.5 TINJAUAN PUSTAKA
1.5.1 Geografi Pariwisata
R Bintarto dalam Sumadi (2003) menyatakan bahwa geografi adalah ilmu
yang memperlajari hubungan kasual antara gejala muka bumi dan peristiwa yang
terjadi di muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta
pemersalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi dan kewilayahan.
Istilah “pariwisata” secara etimologis berasal dari bahasa sansekerta yang
terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar,
dan “wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian. Kata pariwisata disimpulkan
menjadi suatu perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Menurut definisi yang luas, dapat dinyatakan bahwa
istilah pariwisata merupakan perjalanan dari suatu tempat ketempat lain yang bersifat
sementara serta dilakukan secara perorangan atau kelompok (Spillane, 1987).
Geografi merupakan hubangan antara lingkungan alam dan manusia. Ilmu
geografi selalu berhubungan dengan lokasi suatu fenomena, hubungan antara
fenomena dan distribusi keruangan. Pariwisata berkaitan erat dengan pemanfaatan
ruang, lokasi-lokasi daerah tujuan wisata, lokasi dimana wisatawan bergerak dari satu
daerah ke daerah lain. Dengan demikian geografi mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menyediakan ruang sebagai daerah tujuan wisata yang sesuai dengan
permintaan wisatawan dan memberikan kepuasan wisatawan yang berbeda
karakternya.
Geografi pariwisata merupakan studi terapan dari berbagai konsep, teori dan
pendekatan geografi terhadap aspek-aspek pariwisata pada wilayah permukaan bumi
(Pramono, 2012). Menurut Sujali (1989), geografi pariwisata sesuai dengan bidang
atau lingkupnya, merupakan objek wisata. Pembahasannya ditekankan pada masalah
bentuk, jenis, persebaran dan termasuk juga wisatawan sebagai konsumen dari objek
wisata.
6
1.5.2 Penggunaan Lahan dan Alih fungsi lahan
Pengertian Lahan Menurut FAO (1975) dalam Arsyad (1989) adalah suatu
lingkungan fisik yang terdiri atas tanah, iklim, relief, hidrologi, vegetasi, dan benda-
benda yang ada di atasnya dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi penggunaan
lahan. Faktor lain yang mempengaruhi lahan dan penggunaannya adalah kegiatan
manusia, baik masa lampau maupun sekarang. Menurut Sitorus (2004) definisi lahan
adalah bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan
fisik termasuk iklim, topografi atau relief, hidrologi termasuk keadaan vegetasi alami
yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Lahan
menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka (2001) adalah suatu wilayah di permukaan
bumi, mencakup semua komponen biosfer, termasuk atmosfer serta segala akibat yang
ditimbulkan oleh manusia di masa lalu dan sekarang.
Penggunaan lahan menurut Lillesand dan Kiefer (1997) merupakan hubungan
antara kegiatan manusia pada suatu bidang lahan. Penggunaan lahan dikelompokkan
dalam dua golongan yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non-
pertanian. Penggunaan lahan merupakan perpaduan dari berbagai faktor fisik, sosial
dan budaya. Hal tersebut dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang sangat
berperan dalam melakukan aktivitas di muka bumi. Tingkah laku manusia dalam
menggunakan lahan mampu merubah tatanan kondisi fisik yang ada sehingga berubah
arah kearah yang baik maupun ke arah yang buruk (http://a-research.upi.edu)
Alih fungsi lahan merupakan perubahan fungsi dari sebagian atau seluruh
kawasan lahan dari fungsinya semula menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif
(masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri (Utomo dkk, 1992).
Menurut Witjaksono (1996) ada lima faktor sosial yang dapat mempengaruhi
terjadinya alih fungsi lahan, yaitu: perubahan perilaku, hubungan pemilik dengan
lahan, pemecahan lahan, pengambilan keputusan, dan apresiasi pemerintah terhadap
aspirasi masyarakat.
7
1.5.3 Pembangunan Lokasi Pariwisata
Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup
berbagai perubahan dasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, dan institusi nasional,
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan
kemiskinan (Todaro, 2006:22). Pembangunan dapat mempengaruhi kondisi sosial dan
kondisi ekonomi daerah yang berada di sekitar pembangunan tersebut.
Myrdal (1957) menyatakan bahwa setiap daerah mempunyai pusat
pertumbuhan yang menjadi daya tarik bagi masyarakat. Pusat pertumbuhan tersebut
juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan barang-barang
dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Hal tersebut mengakibatkan
pertumbuhan yang makin lama makin pesat atau akan terjadi polarisasi pertumbuhan
ekonomi (polarization of economic growth).
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang dapat meningkatkan
pendapatan riil perkapita penduduk dalam jangka waktu yang panjang. Pembangunan
ekonomi juga menyebabkan perbaikan dari berbagai sistem kelembagaan (Arsyad,
1999).
Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 2009, pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai macam fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusa, pemerintah dan pemerintah daerah.
Menurut Undang-Undang Nomor 9 tahun 1990, pariwisata merupakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek hingga daya tarik dari
wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang pariwisata tersebut.
Wahab (1985) menyatakan bahwa pariwisata merupakan salah satu jenis
industri baru yang dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi secara cepat dalam
menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan, standar hidup serta
memberikan stimulasi pada sektor produktivitas lainya. Sektor pariwisata merupakan
8
sektor kompleks yang meliputi berbagai industri, seperti kerajinan tangan, cindera
mata, penginapan, serta transportasi.
Sujali (1989) menyatakan terdapat tiga jenis obyek wisata yaitu:
1. Obyek wisata alam (Natural Resources): Bentuk atau wujud dari obyek
pariwisata ini adalah pemandangan alam seperti lingkungan pegunungan,
pantai atau perairan, lingkungan hidup berupa flora dan fauna atau bentuk-
bentuk yang lain
2. Obyek wisata budaya atau manusia (Human Resources): merupakan
obyek wisata budaya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan atau
kehidupan manusia. Contoh obyek wisata budaya adalah museum, candi,
tarian/kesenian, upacara keagamaan, upacara adat, upacara pemakaman
dan lain sebagainya
3. Obyek wisata buatan manusia (Man Made Resources): obyek pariwisata
yang bersifat man made atau sangat dipengaruhi oleh kreativitas manusia.
Obyek wisata buatan manusia contohnya adalah museum, tempat ibadah,
atau kawasan wisata yang dibangun.
Menurut Robert W. Mc Intosch dan Charles R.Goeldner dalam Wardiyanta
(2009), penelitian pariwisata adalah kegiatan investigasi yang dilakukan secara
sistematis, menyeruluh dan terkontrol mengenai fenomena kehidupan manusia dalam
kaitannya dengan kegiatan pariwisata yang dilaksanakan. Hasil investigasi tersebut
digunakan menjadi salah satu dasar untuk menyusun keputusan dalam upaya
pengembangan pariwisata daerah maupun industri pariwisata untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang muncul sebagai dampak kegiatan pariwisata.
Pembangunan suatu lokasi pariwisata atau obyek pariwisata memberikan
berbagai dampak terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya. Dampak secara
sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dampak diartikan sebagai pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik
9
negatif maupun positif. Pariwisata dan perkembangannya dapat menimbulkan berbagai
dampak terhadap masyarakat maupun individu pada berbagai aspek kehidupan,
diantaranya adalah aspek sosial dan ekonomi. Dampak yang ditimbulkan dapat bersifat
positif maupun negatif tergantung pada jenis, sifat dan kualitas hubungan atau
interaksinya (Khikmatul, 2003)
1.5.4 Dampak Sosial dan Ekonomi Pembangunan Lokasi Pariwisata
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial diartikan sebagai segala
sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sementara istilah ekonomi berarti ilmu
yang berkaitan dengan asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang
serta kekayaan seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan (KBBI, 1996)
Aktivitas Ekonomi di suatu negara/wilayah sangat mempengaruhi
perkembangan pariwisatanya, dimana perkembangan pariwisata tersebut
mempengaruhi kondisi politik, sosial, ekonomi dan lingkungan (Beery, 2012). Gee
(1989) menyatakan dalam bukunya yang berjudul “The Travel Industry” bahwa “as
tourism grows and travelers increases, so does the potential for both positive and
negative impacts”. Menurut Gee, pertumbuhan pariwisata dan kunjungan wisatawan
dapat memberikan dampak baik dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu
dampak positif dari pembangunan adalah dapat meningkatkan aktivitas ekonomi
masyarakat yang ada di sekitarnya. Mill (2000) dalam bukunya yang berjudul “The
Tourism, International Business” mengungkapkan bahwa pembangunan lokasi
pariwisata dapat memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun masyarakat asli dan
dapat menaikkan taraf hidup melalui keuntungan secara ekonomi yang timbul di
kawasan tersebut.
10
Dampak positif lain yang timbul akibat pengadaan atau pembangunan dari
kegiatan pariwisata adalah menciptakan lapangan kerja, memacu pertumbuhan
ekonomi dan menyebarkan pembangunan (Abdurrachmat dan E. Maryani, 1998).
Pillay and Rogerson (2013) mengemukakan bahwa dalam studi kasus di Afrika Selatan
terdapat manfaat dalam pembangunan pariwisata untuk mempromosikan daerah
pedesaan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan lokasi pariwisata
juga memberikan manfaat sebagai sumber devisa negara serta meningkatkan
pendapatan masyarakat yang ada di sekitarnya. Pembangunan pariwisata juga dapat
menimbulkan dampak negatif yaitu yaitu meningkatnya kriminalitas, masuknya
budaya asing yang tidak sesuai norma serta menurunnya apresiasi masyarakat dalam
menjaga dan melestarikan adat-istiadat (Yesser, 2011).
Pembangunan pariwisata dalam bidang ekonomi salah satunya adalah
meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Peningkatan pembangunan
pariwata dapat membuka lapangan pekerjaan dan lapangan usaha baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pembangunan pariwisata juga dapat membuka peluang usaha
baik pada waktu sebelum maupun sesudah berlangsungnya kegiatan kepariwisataan
tersebut (Suwantoro, 2009)
Irianto (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Pariwisata
Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Gili Trawangan Kecamatan
Pemenang Kabupaten Lombok Utara” menyatakan bahwa pembangunan pariwisata
memberikan dampak terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat yang ada di
sekitarnya. Dampak sosial yang timbul akibat pembangunan pariwisata adalah
terjadinya akulturasi budaya lokal dengan budaya asing serta merosotnya nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat. Sementara itu dampak ekonomi yang disebabkan oleh
pembangunan pariwisata adalah meningkatnya pendapatan serta kesejahteraan
masyarakat.
11
1.5.5 Persepsi Masyarakat
Robbins (2006) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan proses yang
digunakan oleh individu dalam mengelola dan menafsirkan kesan indera untuk
memberikan makna kepada lingkungan. Meskipun begitu, persepsi dari seseorang
dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif. Sedangkan menurut Sunaryo (2004),
persepsi adalah proses akhir dari pengamatan yang diawali dari proses pengindraan.
Pengindraan sendiri merupakan proses diterimanya stimulus oleh alat indra yang
kemudian diteruskan ke otak sehingga individu menyadari tentang sesuatu yang
hendak dipersepsikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai
berikut:
1. Faktor –faktor personal
Faktor personal adalah karakteristik atau sifat seseorang yang
mempresepsikan suatu obyek. Faktor personal mencakup motif, sikap,
nilai, preferensi, keyakinan, tujuan, kapabilitas, kegunaan, gaya
komunikasi, pengalaman dan kebiasaan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi stimuli
Faktor faktor yang mempengaruhi misalnya adalah karakter fisik (ukuran,
warna, intensitas, dsb) dari stimuli, pengorganisasian pesan, novelty
(kebaruan, keluarbiasaan), Mode (penglihatan, pendengaran, penciuman,
perabaan, pengecapan) dan asal muasal informasi
3. Pengaruh media dan lingkungan
Media dapat mempengaruhi penerimaan dan pengolahan informasi.
Misalnya, berita mengenai kesehatan yang berasal dari tv akan
dipersepsikan berbeda jika disampaikan melalui jurnal kesehatan. situasu
komunikasi setting atayu konteks yang mendasari suatu komunikasi dapat
mempengaruhi persepi seseorang akan sesuatu (Mutmainnah, 1997)
12
Ralph Linton dalam Harsojo (1997) menyatakan bahwa masyarakat
merupakan setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama sehingga mereka
itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu. Persepsi masyarakat merupakan pengalaman
mengenai objek atau peristiwa yang dialami oleh sekelompok individu pada suatu
daerah, pada suatu waktu tertentu (Deviana, 2014)
1.5.6 Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pembangunan obyek pariwisata terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang
ada di sekitarnya telah banyak dilaksanakan. Penelitian umumnya dilakukan dengan
metode deskriptif, kualitatif, kuantitatif serta observasi untuk mengetahui besarnya
perubahan konsidi sosial ekonomi yang terjadi setelah pembangunan obyek pariwisata.
Data penelitian diperoleh dari observasi langsung dengan wawancara maupun
pengamatan di lapangan.
Irianto pada tahun 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak
Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Gili Trawangan
Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara” bertujuan untuk Mengetahui
dampak kegiatan pariwisata di Gili Terawangan terhadap kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
Kualitatif dengan metode wawancara dan observasi. Hasil penelitian yang diperoleh
Irianto (2011) menunjukan bahwa kegiatan pariwisata di Gili Trawangan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan sekitar baik secara positif maupun pengaruh negatif.
Pengaruh positif dilihat dari segi ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
setempat sedangkan pengaruh negatifnya adalah lunturnya nilai-nilai budaya
masyarakat setempat karena terpengaruh perilaku wisatawan asing. Sedangkan
Kurniawan Wawan (2016) menyusun penelitian dengan tema serupa yang berjudul
“Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Umbul Sidomukti Kecamatan
13
Bandungan Kabupaten Semarang”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
besar peluang usaha masyarakat sekitar Obyek Wisata Umbul Sidomukti Kabupaten
Semarang, peningkatan pendapatan yang didapat oleh pedagang kawasan Obyek
Wisata Umbul Sidomukti Kabupaten Semarang dan penyerapan tenaga kerja di daerah
kawasan Obyek Wisata Umbul Sidomukti Kabupaten Semarang. Metode yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian Kurniawan menunjukan bahwa
peluang usaha di sekitar Objek Pariwisata Umbul Sidomukti termasuk dalam kategori
tinggi. Warga sekitar memanfaatkan momen ini untuk berdagang, jasa tourleader
hingga menjadi karyawan pada berbagai obyek wisata.
Penelitian Fitri Rahayu pada tahun 2006 berjudul “Analisis Pengaruh Sektor
Pariwisata Terhadap Perekonomian Kota Bogor”. Penelitian tersebut bertujuan untuk
Menganalisis peran sektor pariwisata dalam pembentukan output, nilai tambah bruto,
permintaan antara dan permintaan akhir Kota Bogor (1). Menganalisis keterkaitan
antara sektor pariwisata dengan sektor-sektor lainnya di Kota Bogor, baik keterkaitan
dari sisi input maupun sisi output (2). Menganalisis dampak penyebaran sektor
pariwisata di Kota Bogor dan bagaimana pengaruhnya terhadap sektor-sektor
perekonomian lainnya (3). Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh
sektor pariwisata dalam pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan penyerapan tenaga
kerja dilihat berdasarkan efek multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja
(4). Penelitian tersebut dilakukan dengan Metode Input-output serta analisis data
sekunder. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa Sektor pariwisata memiliki peran
cukup penting terhadap pembentukan struktur permintaan antara dan permintaan akhir.
Tingginya permintaan akhir dibanding dengan permintaan antara menunjukkan bahwa
output sektor pariwisata sebagian besar digunakan untuk dikonsumsi langsung
dibandingkan sebagai input langsung oleh sektor perekonomian lain. Dilihat dari hasil
analisis keterkaitan sub sektor pariwisata maka dapat dilihat bahwa keterkaitan output
langsung ke depan yang memiliki nilai terbesar adalah sektor restoran.
14
Sihana (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Perubahan Penghidupan
Sosial Ekonomi Penduduk Desa Wedomartani Akibat Pembangunan Kawasan Stadion
Maguwoharjo” bertujuan untuk mengkaji persepsi penduduk Desa Wedomartani
terhadap perubahan penghidupan sosial ekonomi akibat pembangunan kawasan
Stadion Maguwoharjo, mengkaji pengaruh pembangunan kawasan Stadion
Maguwoharjo terhadap perubahan penggunaan lahan di Desa Wedomartani; dan
mengkaji perubahan penghidupan sosial ekonomi penduduk Desa Wedomartani
setelah pembangunan kawasan Stadion Maguwoharjo. Penelitian tersebut dilaksanakan
menggunakan metode Survei, wawancara dan observasi. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian Sihana (2015) adalah Keberadaan kawasan Stadion Maguwoharjo dapat
mendorong terjadinya perubahan penghidupan sosial ekonomi ke arah yang lebih baik.
Pembangunan kawasan Stadion Maguwoharjo mempengaruhi terjadinya perubahan
penggunaan lahan, terutama lahan di sekitar kawasan Stadion Maguwoharjo dan lahan
di sepanjang jalan menuju kawasan Stadion Maguwoharjo dengan pola menyebar.
Yessser priono (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Dampak
Pariwisata Bukit Batu Kabupaten Kasongan Ditinjau Dari Aspek Ekonomi, Sosial Dan
Budaya” bertujuan untuk mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari objek
wisata Bukit Batu dan melakukan upaya penanggulangan terhadap dampak negative
yang ditimbulkan dari objek wisata Bukit Batu. Penelitian tersebut dilakukan dengan
observasi dan pengamatan. Hasil yang diperoleh adalah obyek wisata bukit Batu
memberikan berbagai manfaat positif bagi masyarakat sekitarnya seperti meningkatkan
pendapatan, membuka peluang pekerjaan, pembangunan daerah, peningkatan sarana
prasarana, meningkatkan akses tunjangan dari pemerintah serta berbagai manfaat di
bidang sosial budaya. Namun wisata tersebut juga mememberikan berbagai dampak
negatif yaitu meningkatnya kriminalitas, masuknya budaya asing yang tidak sesuai
norma serta Menurunnya apresiasi masyarakat dalam menjaga dan melestarikan adat-
istiadat
15
Penelitian Irianto pada tahun 2011 memiliki tema yang serupa dengan
penelitian ini, namun tujuannya hanya terbatas pada dampak sosial dan ekonominya
saja sementara metode yang digunakan juga berbeda. Irianto dalam penelitiannya
menggunakan metode in-depth interview dan observasi menyeluruh. Begitupun dengan
metode penelitian dari Yesser Priono pada tahun 2011. Sampel penelitian yang
diperoleh pada penelitian Yesser Priono diperoleh dengan metode acak, sedangkan
penelitian ini mengambil sampel dengan metode transek.
Penelitian Kurniawan Wawan berfokus pada perubahan kondisi sosial ekonomi
berupa peluang usaha, peningkatan penghasilan dan penyerapan tenaga kerja,
sedangkan penelitian ini mengkaji tidak hanya perubahan ekonomi tapi juga perubahan
sosial yang terjadi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Fitri Rahayu pada tahun
2006 menggunakan data sekunder dalam pengolahan data penelitiannya sedangkan
pada penelitian ini tidak digunakan data sekunder. Penelitian Sihana pada tahun 2015
merupakan penelitian dengan area kajian yang serupa dengan penelitian ini. Penelitian
Sihana mengkaji dampak sosial dan ekonomi oleh pembangunan Stadion
Maguwoharjo. Metode penelitian ini adalah In-depth Interview pada tokoh-tokoh
setempat serta observasi wilayah. Sementara itu pada penelitian ini belum memberikan
informasi spasial yang menunjukan sejauh mana dampak dari pembangunan Stadion
Maguwoharjo.
Perbedaan utama yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
terdahulu di atas adalah out-put yang dihasilkan. Penelitian di atas belum memiliki
output berupa informasi spasial. Penelitan yang telah dilaksanakan pada umumnya
belum memberikan informasi sejauh mana dampak yang ditimbulkan dari
pembangunan lokasi pariwisata pada wilayah di sekitarnya. Penelitian-penelitian
tersebut tidak memiliki batas pasti yang menggambarkan titik akhir lokasi yang
terdampak oleh pembangunan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah output berupa peta dampak kondisi sosial dan ekonomi akibat pembangunan
Jogja Bay. Peta dampak disusun dari hasil wawancara dan observasi pada daerah
16
sekitar Jogja Bay Waterpark hingga diketahui titik terjauh wilayah yang tidak
terdampak oleh pembangunan lokasi pariwisata. Peta tersebut menggambarkan sejauh
mana dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan lokasi pariwisata Jogja Bay
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di sekitarnya. Jogja Bay
Waterpark merupakan lokasi pariwisata yang baru sehingga belum banyak dijadikan
sebagai obyek peneliti.
1.5.7 Kerangka Teori
Tinjauan pustaka di atas menunjukan bahwa terdapat dampak yang timbul
dari pembangunan lokasi pariwisata terhadap masyarakat disekitarnya. Beberapa
contoh manfaat dari pengadaan atau pembangunan dari kegiatan pariwisata adalah
menciptakan lapangan kerja, memacu pertumbuhan ekonomi dan menyebarkan
pembangunan. Menurut Hutabarat (1992), peranan pariwisata antara lain adalah:
pertama, peranan ekonomi yaitu, sebagai sumber devisa negara; kedua, peranan sosial
yaitu, sebagai penciptaan lapangan pekerjaan; dan yang terakhir adalah peranan
kebudayaan yaitu memperkenalkan kebudayaan dan kesenian. Persepsi masyarakat
terhadap dampak dan perubahan yang ditimbulkan oleh pembangunan lokasi
pariwisata menjadi kajian dalam penelitian ini.
Sujali (1989) membagi pariwisata menjadi tiga, yaitu wisata alam, wisata
budaya dan wisata buatan manusia. Jogja Bay Waterpark merupakan salah satu contoh
dari lokasi wisata buatan manusia. John M. Bryden (1973) dalam Abdurrachmat dan
E. Maryani (1998) menyatakan bahwa penyelenggaraan suatu kegiatan wisata atau
obyek wisata memberikan beberapa dampak positif dan negatif terhadap masyarakat di
sekitarnya. Pembangunan dari lokasi pariwisata Jogja Bay Waterpark mengakibatkan
dampak maupun perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di sekitarnya.
Dampak tersebut meliputi persepsi masyarakat terhadap perubahan jumlah pendapatan,
fasilitas umum, kegiatan sosial, kemanan, kebisingan dan kepadatan jalan. Oleh karena
itu kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
17
Gambar 1. 2 Kerangka Teori
Pariwisata
Wisata Alam
Wisata Budaya
Jumlah pendapatan
Fasilitas umum
Kegiatan sosial
Keamanan
Kebisingan
Kepadatan jalan
Perubahan Konsisi Sosial
Ekonomi Masyarakat
Desa Wedomartani
Proses pembangunan Lokasi
Pariwisata Jogja Bay Waterpark
Wisata Buatan
Manusia