Upload
phamkien
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
I-1
BAB I
PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
1.1.1. Jalan sebagai Ruang Terbuka Publik yang Berfungsi sebagai Media
Reklame Luar Ruangan
Ruang terbuka merupakan elemen solid dan void yang membentuk
struktur visual kawasan. Selain ruang terbuka hijau, koridor jalan
merupakan bagian dari ruang terbuka publik yang dapat diakses secara
bersama-sama. Fungsi dari jalan sebagai ruang terbuka yaitu sebagai
penghubung atau penyatu massa bangunan yang terpecah disamping fungsi
lingkungan, fungsi social ekonomi, fungsi politik dan ideologi, fungsi
budaya, dan fungsi simbolik yang dapat dibentuk oleh ruang terbuka.
Adapun ciri-ciri dari jalan sebagai ruang terbuka yaitu bersifat demokratis
artinya dapat diakses oleh siapapun tanpa adanya privatisasi ruang publik;
bersifat responsive yaitu menampung berbagai fungsi kegiatan dan fisik
yang menarik; bersifat bermakna yaitu memiliki identitas dan karakter yang
tercipta dari kejelasan pembatas yang mengelilinginya. Batasan-batasan
tersebut berupa street wall dan street furniture.
Menurut Sanoff, 1991, elemen-elemen desain signage mempunyai
pengaruh yang paling besar dalam pembentukan visual kota di ruang
terbuka. Desain signage yang baik akan memperkuat karakter kawasan,
memperindah tampilan koridor jalan, dan mengkomunikasikan informasi
sebagai pelayanan publik (Long Beach dalam Shirvani, 1985). Ruang jalan
sebagai ruang terbuka dewasa ini banyak digunakan sebagai media reklame.
luar ruang/ signage yang berfungsi sebagai media informasi. Signage adalah
salah satu elemen kawasan (Shirvani, 1985) yang berfungsi sebagai sarana
pemberi informasi dengan menggunakan tanda, symbol dan tulisan.
I-2
Papan reklame atau signage memiliki arti penting bagi masyarakat,
swasta/pengusaha dan pemerintah daerah. Bagi masyarakat, signage/ media
reklame dapat memberikan informasi baik yang sifatnya komersial dan non
komersial. Bagi pengusaha, media reklame merupakan media pemasaran
yang cukup efektif untuk menyampaikan informasi produk. Sedangkan bagi
pemerintah daerah, reklame luar ruangan merupakan suatu peluang untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah. Berdasarkan data kompliasi yang
didapat dari BIMA BASKARA/LITBANG KOMPAS, pajak reklame di
Kota Yogyakarta dan Sleman menyumbang cukup besar pada pendapatan
asli daerah. sepanjang Januari-Mei 2008 Pajak iklan media luar ruang di
Kab Sleman telah menyumbang 16 persen dari total Rp 21,75 miliar
pendapatan pajak daerah dan merupakan sumber pendapatan terbesar setelah
pajak hotel, restoran, dan penerangan jalan. Hal ini tentunya membawa
implikasi pada maraknya papan reklame disepanjang koridor ruang jalan
dengan ukuran, bahan dan ketinggian yang bervariasi.
Saat ini, jumlah papan reklame yang terdapat di propinsi DIY sudah
mencapai 6.000 buah dengan perbandingan luas Yogyakarta sekitar 32,5
kilometer persegi. Di asumsikan satu kilometer persegi terdapat 185 titik
reklame (mulai dari reklame insidentil seperti baliho,; reklame permanen
yaitu "billboard" atau cahaya ("neonbox")). 64% dari papan iklan tersebut
merupakan nama usaha (nama toko, identitas perusahaan, dan lain-lain) dan
36 % merupakan iklan produk, baik di tanah negara maupun di tanah persil
dengan ukuran bervariasi.
I-3
Gambar I.1.: Papan reklame di spot ruang jalan di kota Yogyakarta
Keberadaan papan reklame/signage atau media luar ruang jalan saat ini
sudah sangat membutuhkan konsep penataan yang hirarkis, terorganisir dan
bersifat mendesak, terutama dalam hal lokasi, setting dan orientasi
penempatan, design papan reklame, ukuran dan bentuk papan reklame.
Keberadaan papan reklame tersebut menciptakan berbagai permasalahan
kawasan jalan seturan, seperti menghalangi pandangan ke arah elemen-
elemen kota yang menarik (seperti arsitektur bangunan, lanskap kota), dan
mengancam keselamatan penduduk kota karena peletakan, orientasi dan
arah hadapnya yang tidak mengindahkan standart criteria baku pemasangan
papan reklame dan perencanaan tata ruang kota (kasus robohnya billboard
di kawasan Gondolayu-Jogjakarta pada tahun 2001) . Secara psikologis,
keradaan papan iklan yang over communicated membuat masyarakat merasa
terjajah karena polusi indera pandang dan membatasi kenyamanan visual
masyarakat untuk mengakses view lansekap dan ruang publik perkotaan .
I-4
I.1.2. Kondisi Signage di Sepanjang Penggal Jalan Seturan
Jalan Seturan termasuk dalam wilayah administrative kecamatan
Depok, seperti diketahui bahwa kecamatan Depok merupakan wilayah
dengan pertumbuhan paling pesat di provinsi DIY. Depok terasa istimewa
dengan keberadaan beberapa perguruan tinggi, obyek vital dan kawasan
pertumbuhan pemukiman baru. Keberadaan perguruan tinggi swasta
tersebut dominan terkonsentrasi di bagian timur kecamatan Depok yaitu di
sekitar kawasan Seturan Raya. Terdapat beberapa perguruan tinggi swasta di
sekitar kawasan tersebut seperti sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE
YKPN), universitas Pembangunan Veteran Yogyakarta, Universitas Sanata
Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta, STIP INTAN, dan ITENAS.
Keberadaan perguruan tinggi tersebut merupakan anchor yang berimplikasi
pada kembangnya kawasan Seturan Raya sebagai salah satu kawasan
tumbuh cepat di kecamatan Depok. Sayangnya pertumbuhan Jalan Seturan
Raya tidak diimbangi dengan perencanaan kawasan yang mementingkan
unsure fisik kota sehingga mengakibatkan berbagai permasalahan kawasan
seperti aksesibilitas dan polusi visual kawasan.
Gambar I.2.: Peta provinsi DIY dan peta kota Yogyakarta
I-5
Gambar I.3.:Kondisi papan iklan dan kondisi kawasan penelitian
I-6
Adanya perguruan tinggi seperti UPN veteran dan STIE YKPN pada
jalur utama Seturan Raya merupakan katalisator perubahan tata guna lahan,
yang awalnya merupakan kawasan produktif perkebunan penduduk menjadi
kawasan komersial dan pemukiman. Sehingga saat ini, apabila ditinjau dari
fungsi kawasan sepanjang jalan Seturan selain mewadahi fungsi pendidikan,
jalan ini juga mewadahi peruntukan lahan seperti hunian dan komersial.
Oleh karena itu tidak mengherankan banyaknya bangunan-bangunan ruko
dan papan iklan yang terletak disepanjang jalan Seturan Raya baik
kondisinya yang menempel pada bangunan maupun yang berdiri sendiri.
Dominan fungsi signage di sepanajang jalan Seturan Raya yaitu sebagai
media luar ruangan untuk mempromosikan barang dan jasa pelayanan
pribadi sehingga terdapat berbagai macam papan iklan dengan berbagai
bentuk, ukuran, warna dan bahan.
Persaingan ekonomi yang ketat disepanjang jalan Seturan Raya
berakibat pada persaingan peletakaan papan reklame di fasad yang tidak
dilengkapi dengan system control pengendalian penataan signage di ruang
jalan. Sehingga keberadaan papan reklame tersebut mengakibatkan
pengaburan dan penurunan identitas bangunan, image kawasan dan
keberadaannya menimbulkan kebingungan, polusi visual dan
ketidakselarasan dengan lingkungan (Mendelker, 1988). Menurut
Mandelker, 1988 bahwa penataan signage di sebuah kawasan haruslah
tertentu karena menyanggkut keamanan dan kenyamanan, nilai estetis
kawasan dan pemiliharaan karakter sejarah, budaya dan karakter khusus
lainnya, mampu menjamin kemampuan pandangan, bentuk sesuai dengan
arsitektur penempatan papan reklame, merupakan elemen yang menyatu
dengan bangunan dan bukan sebagai elemen tambahan serta mampu
menyatukan komunikasi langsung dan tidak langsung. Melihat fenomena
dilapangan, maka penataan papan reklame yang menempel pada bangunan
di sepanjang jalan Seturan menjadi permasalahan urgent yang harus segera
I-7
di bahas menginggat kawasan tersebut merupakan kawasan tumbuh cepat
yang juga merupakan kawasan dengan icon pendidikan.
Melalui penelitian ini maka diharapkan nantinya dapat digunakan
sebagai panduan/acuan atau guidelines dalam membentuk karakter kawasan
jalan Seturan untuk menjadi kawasan yang teratur dan tertata.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena diatas, terjadinya permasalahan di kawasan sepanjang
Jalan Seturan Raya yaitu penataan papan iklan pada kawasan sehingga mengaburkan
identitas kawasan yang disebabkan oleh adanya ketidakselarasan penataan elemen
signage sebagai bagian dari elemen design pembentuk ruang publik.
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas maka pertanyaan dalam penelitian
ini yaitu:
1. Bagaimanakah karakter pelingkup ruang jalan Seturan?
2. Bagaimanakah tipologi perletakan papan iklan pada ruang jalan Seturan?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter pelingkup pada
ruang jalan Seturan dan mengetahui tipologi perletakan papan iklan pada ruang jalan
Seturan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini ditujukan sebagai mekanisme kontrol pemasangan papan
iklan di sepanjang jalan Seturan sehingga karakter pada kawasan dapat terjaga dan
tertata. Hasil penelitian ini diharapkan dapata memberikan kontribusi atau sumbangan
bagi stakeholder terkait dan bagi pengembangan pengetahuan perancangan dan
penataan kawasan tumbuh cepat lainnya.
I-8
1.5. Keaslian Penulisan
Beberapa penelitian mengenai arahan papan iklan yang pernah dilakukan
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel I.1.
Penelitian yang Pernah Dilakukan Sebelumnya NAMA FOKUS LOKUS TUJUAN PENELITIAN
Andi Kumala
Sakti (2002)
studi persepsi visual
komposisi papan reklame
pada bangunan
Jalan Braga,
Bandung mendapatkan komposisi yang sesuai
antara bangunan sebagai elemen
pembentuk ruang dengan papan reklame
yang ditambahkan dideretan bangunan
mengetahui persepsi masyarakat tentang
komposisi papan reklame dan bangunan
yang dijabarkan dalam elemen dasar
perancanagan yaitu penempatan, arah,
besaran dan jumlah papan reklame
Khamelia
Destri (2003)
studi persepsi visual
komposisi signage pada
fasade bangunan di jalur
komersial kawasan historis
malioboro
Kawasan
Malioboro
mendapatkan penataan komposisi
signage di kawasan malioboro dan
faktor2 yang mempengaruhinya
menciptakan kondisi visual di kawasan
malioboro yang mendukung
pengembangan kawasan malioboro
sebagai kawasan historis dan komersialis
melalui penataan signage
Muh. Nur
Adnan Abbas
(2011)
Tipologi Perletakan Papan
Iklan Pada Ruang Jalan
Seturan
Jalan Seturan
Raya
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakter pelingkup pada ruang
jalan Seturan dan mengetahui tipologi
perletakan papan iklan pada ruang jalan
seturan.