Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.1.1. Wanita Dalam Dunia Kerja
Wanita yang terjun langsung dalam dunia kerja telah mengalami peningkatan
secara drastis terutama dapat dilihat dengan jelas selama abad ke-20 ini. Tingkat
peningkatan jumlah ini terjadi secara besar-besaran dan berawal pada saat Perang
Dunia II. Saat itu para wanita memasuki dunia kerja untuk menggantikan para pria
yang tidak dapat bekerja karena ikut berperang. Dari tahun 1940 hingga 1945 jumlah
wanita yang bekerja berkembang hingga lebih dari 50%. Dengan memasuki dunia
kerja, para wanita memperoleh keterampilan-keterampilan baru dalam pekerjaan
sehingga kemampuan dan pengalaman mereka semakin banyak. (Summerfield,
1984).
Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi, yang pertama adalah
peningkatan jumlah wanita yang bekerja sering dikaitkan dengan pencapaian tingkat
pendidikan yang lebih tinggi, sehingga membuka wawasan dan pandangan wanita
mengenai dunia kerja. Faktor lain adalah meningkatnya permintaan tenaga kerja
wanita dalam lapangan kerja yang didominasi oleh wanita, sehingga menyebabkan
peningkatan partisipasi mereka dalam dunia kerja (Dubeck & Borman, 1996).
1
2
Terdapat tiga alasan mengapa wanita termotivasi untuk bekerja. Yang pertama
adalah kebutuhan ekonomi, dimana seringkali kebutuhan rumah tangga begitu besar
dan mendesak sehingga membuat para wanita harus juga bekerja untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Alasan yang kedua adalah karena adanya aspek-aspek tertentu
dari peran dalam keluarga yang memotivasi mereka untuk mencari alternatif kegiatan
agar tidak hanya menghabiskan waktu di rumah saja . Dan yang terakhir adalah untuk
memenuhi kebutuhan psikologis baik sebagai faktor kepribadian, kontak sosial,
kebutuhan untuk lebih dihargai karena status yang lebih tinggi, merealisasikan
potensi dan keinginan untuk menjadi bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya
(Lemme, 1995).
1.1.2. Tenaga Kerja Wanita Di Indonesia
Berikut ini adalah data penduduk yang bekerja di Jakarta tahun 2012-2013:
Tabel 1.1 Data Penduduk Bekerja di Jakarta Tahun 2012-2013
Sumber : Badan Pusat Statistik
3
Menurut data dari Badan Pusat Statistik di atas, jumlah tenaga kerja wanita di Jakarta
sebanyak 1.751.800 orang. Dan dari jumlah keseluruhan ini terbagi atas 3 sektor kerja
yaitu sektor kerja primer, sekunder dan tertier. Sektor primer merupakan gabungan
sektor pertanian dan pertambangan, sektor sekunder merupakan agregat sektor
industri pengolahan, sektor konstruksi, serta sektor listrik, gas dan air. Sektor tersier
merupakan gabungan sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor angkutan dan
komunikasi; sektor keuangan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa kemasyarakatan.
Dan pada tahun 2013 jumlah persentase tenaga kerja wanita yang terbesar adalah
yang bekerja di sektor tersier yaitu sebesar 84% dari jumlah keseluruhan wanita yang
bekerja di jakarta, 15.8% yang bekerja di sektor sekunder dan 0.2% bekerja di sektor
primer. Berikut ini adalah data lengkapnya.
Tabel 1.2. Data Penduduk Usia Diatas 15 Tahun yang bekerja di Jakarta 2012-2013
Sumber : Badan Pusat Statistik
1.1.3. Pengaruh Dan Pentingnya Penampilan Untuk Aktivitas Wanita
Sebagai manusia beradab tentunya pakaian merupakan kebutuhan agar layak
dan rapi untuk umum. Apa yang seseorang pilih dan kenakan, dapat menonjolkan
gambaran diri mereka, dapat juga menutupi kekurangan mereka, memberikan citra
yang profesional ataupun sebaliknya, menyampaikan individualitas mereka, dan
4
dapat membuat seseorang merasa lebih percaya diri. Ada berbagai macam bentuk
tubuh, perawakan dan gaya pada masing-masing orang, dan yang diharapkan dari
gaya yang mereka pilih adalah untuk dapat menutupi kekurangan mereka, dan
membuat mereka terlihat lebih menarik. Oleh sebab itu fashion menjadi suatu hal
yang penting khususnya bagi kaum wanita. Penampilan seseorang dianggap sebagai
refleksi dari kepribadiannya. Walaupun seseorang memiliki kemampuan, namun akan
kurang meyakinkan orang lain jika penampilannya berantakan. Meski ada sebagian
orang yang mungkin keberatan dan memiliki pandangan "jangan menilai buku dari
sampulnya," namun tetap saja kesan pertama adalah segalanya. Contohnya jika
seseorang akan menghadiri wawancara kerja namun penampilan tidak rapi dan tidak
meyakinkan, mungkin pihak perusahaan akan lebih yakin untuk memberikan
pekerjaan kepada seseorang yang mereka rasa akan lebih berkualitas. Fashion yang
benar adalah fashion yang mampu membuat seseorang merasa lebih baik. Bila
seseorang memakai produk fashion yang cocok dan benar-benar mencerminkan
seleranya, maka itu akan sangat menambah dorongan kepercayaan diri (Stellarini,
2007).
Pembahasan mengenai topik Fashion & Lifestyle yang dimuat artikel Metro TV
News tanggal 7 Februari 2013, mengatakan bahwa tidak ada salahnya jika seorang
wanita ingin memaksimalkan penampilannya saat hendak berangkat ke kantor. Sebab
nyatanya penampilan seorang perempuan di kantor memang sangat memengaruhi
kemampuan mereka dalam peran kepemimpinan.
Dan masih berdasarkan informasi yang dikutip dari Metro TV News tanggal 7
Februari 2013, bahwa ada sebuah penelitian yang digelar Gemma Killen dari
5
University of Adelaide yang melibatkan 236 perempuan menemukan fakta bahwa
banyak karyawan perempuan yang percaya penampilan mereka sangat berkontribusi
dalam kesuksesan mereka di kantor. Killen mengatakan kebanyakan karyawan
perempuan meskipun berada di tengah aktifitas kerja, mereka tetap merasa adanya
tekanan untuk tampil sempurna di kantor, tidak terlalu feminim dan tidak juga terlalu
tomboi.
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Penjelasan di atas menunjukkan fakta bahwa semakin banyak wanita yang
terjun ke dalam dunia kerja pada masa sekarang ini. Dan dengan adanya perubahan
gaya hidup di tengah masyarakat, penampilan tetap menjadi kebutuhan utama
khususnya bagi para wanita. Dimana mereka tetap merasakan adanya dorongan untuk
tetap memperhatikan penampilan mereka di tengah aktifitas kerja sehari-hari, karena
penampilan adalah salah satu kesan pertama yang dapat dilihat dari seseorang.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan kembali dari tanggal 4 hingga 8 Juni
2013 yang ditujukan kepada para pekerja wanita dengan kisaran usia 22-27 tahun,
hasilnya menunjukkan bahwa:
1. Aktifitas
62.5% responden memiliki aktifitas keseharian yang sangat padat dan
92.5% mengatakan bahwa penampilan tetap menjadi bagian yang penting
untuk aktifitas keseharian mereka.
6
2. Masalah
52.5% responden menghadapi kendala jika harus menghadiri beberapa
acara yang berbeda dalam satu hari tetapi tidak memiliki cukup waktu
untuk pulang dan ganti baju. Sehingga mereka terpaksa harus membawa
pakaian atau sepatu cadangan lain yang selain menambah beban bawaan
mereka, juga cukup merepotkan bagi mereka.
1.3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, pokok-pokok
permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, adalah :
1. Bagaimana memenuhi kebutuhan para wanita yang memiliki aktifitas
padat, sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan mereka untuk tetap
menjaga penampilan?
2. Bagaimana konsep bisnis lego chameleon pada AM for PM bisa
menyampaikan pesan praktis pada konsumen dalam menjual produk
fashion yang inovatif ?
1.4. IDE BISNIS
Berdasarkan hasil survey, observasi dan latar belakang yang telah dipaparkan di
atas, terlihat adanya peluang usaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh
para wanita muda (22-27 tahun) yang memiliki aktifitas kerja yang padat dalam
menjaga penampilan mereka. Dari sinilah lahir ide awal bisnis yaitu menjawab
7
kebutuhan produk fashion yang dapat mempermudah para wanita ini untuk
memaksimalkan penampilannya walaupun ditengah keterbatasan waktu yang
dikarenakan oleh aktifitas mereka yang padat.
Ide dasar dari produk yang di tawarkan dalam bisnis ini adalah konsep lego
chameleon dalam fashion. Apa yang dikenakan wanita dalam aktivitasnya sejak pagi,
dapat tetap dikenakan juga pada malam hari, meskipun konten acara atau kegiatannya
berbeda. Bisnis ini dikemas dengan brand AM for PM. AM for PM menyediakan
produk fashion seperti pakaian, sepatu dan aksesoris untuk wanita. Produk pakaian
AM for PM adalah pakaian yang memiliki bagian-bagian yang dapat dilepas pasang
seperti bagian lengan atau bagian kerah, dimana penggunaannya dapat disesuaikan
dengan kebutuhan apakah untuk event formal maupun yang lebih santai. Untuk
produk sepatu yang ditawarkan adalah produk sepatu adjust heels, dimana produk
sepatu ini memiliki 1 model dasar dengan 3 jenis alas yang dapat diganti-ganti sesuai
dengan kebutuhan kegiatan apakah untuk kegiatan yang santai, kegiatan kerja atau
untuk acara formal. Dan yang terakhir adalah aksesoris, berupa layered aksesoris
dalam bentuk kalung dan gelang, yang dalam 1 produknya terdapat 3-4 layer yang
dapat dilepas pasang disesuaikan dengan outfit yang akan digunakan hari itu atau
dengan kegiatan.
Inovasi produk yang ditawarkan ini tergolong baru karena dalam industri
fashion Indonesia belum ada brand yang menjual langsung jenis produk fashion
dengan konsep lego chameleon seperti yang ditawarkan di atas.
8
1.5. TUJUAN
Untuk menjawab kebutuhan fashion dari para wanita yang memiliki aktifitas
padat.
Untuk memformulasikan dengan tepat Business Canvas (9 Building Blocks)
dari bisnis model ini agar memiliki dasar yang kuat dan menyasar target pasar
yang tepat.
Untuk merancang model bisnis yang inovatif yang dapat mempertahankan dan
mengembangkan bisnis ini dan feasible dalam aspek keuangan.
1.6. RUANG LINGKUP
Perancangan ini akan dikhususkan pada produk fashion yaitu pakaian, sepatu
dan aksesoris.
Target perancangan bisnis ini adalah para wanita muda dengan kisaran usia 22-
27 tahun yang memiliki aktifitas padat namun tetap ingin memperhatikan
penampilan.
1.7. FRAMEWORK PERANCANGAN BISNIS
The 9 Building Blocks
Customer Segments
Bagian ini akan memaparkan segmen pasar yang disasar dan besarnya pasar tersebut.
9
Value Propositions
Penentuan diferensiasi dapat membuat produk ini berbeda dan mampu bersaing
dengan kompetitor dan mampu memperoleh pasar.
Channels
Bagian ini akan memaparkan bagaimana cara kami mendekatkan produk kami
dengan target pasar kami.
Customer Relationships
Bagian ini akan memaparkan strategi dalam membangun dan mempertahankan
hubungan yang baik dengan pelanggan.
Revenue Streams
Bagian ini merupakan sumber pendapatan sebagai hasil dari nilai-nilai produk yang
dipasarkan.
Key Resources
Aset penting yang digunakan dalam menjalankan bisnis untuk mencapai target dan
tujuan yang diharapkan.
Key Activities
Gambaran keseluruhan aktivitas dalam menjalankan bisnis ini.
Key Partnerships
Menjelaskan siapa saja partner penting dalam bisnis dan bagaimana hubungan yang
terjalin.
Cost Structure
Memaparkan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan dalam menjalankan bisnis
ini.
10
1.8. METODOLOGI
1.8.1. Metode Pengumpulan Data
Data Primer
Data primer adalah data yang secara khusus dikumpulkan untuk kebutuhan riset
yang sedang berjalan (Amirullah, 2002). Data-data primer ini dapat diperoleh melalui
beberapa cara, antara lain:
a. Wawancara, Kuisioner
b. Survey, Observasi
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan
suatu riset tentu saja. Data sekunder dapat diperoleh melalui kajian pustaka, dan data-
data yang berasal dari sumber pustaka ini akan menjadi data-data pendukung atau
penunjang bagi data primer yang sudah ada (Amirullah, 2002). Sangat diharapkan
bahwa penelitian pustaka yang telah dilakukan, dapat ikut membantu memecahkan
permasalahan yang dihadapi. Selain dari buku, terdapat juga beberapa alternatif
sumber pustaka yang juga dapat digunakan untuk melengkapi data, antara lain:
a. Media Cetak : Koran, Majalah, Jurnal.
b. Website
c. Dokumentasi
1.8.2. Metode Analisis Data
The 9 Building Blocks: Business Canvas
11
Business Model Canvas adalah alat untuk menggambarkan, menganalisis, dan
merancang model bisnis. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2011), Business
Model Canvas terbagi dalam 9 Building Blocks yaitu:
1. Customer Segments
Ini adalah langkah pengelompokkan konsumen yang akan disasar. Untuk
itu harus dapat mendefinisikan dengan jelas siapa saja yang menjadi target
konsumen. Ada lima tipe segmentasi konsumen (Osterwalder dan Pigneur
2011):
1) Mass Market
Mass market menawarkan serangkaian produk dan jasa kepada
segmen pasar yang luas.
2) Niche Market
Produk atau jasa yang khusus ditujukan untuk memuaskan pasar yang
secara spesifik. Persaingan pada segmen ini tidak terlalu besar karena
hanya membidik ceruk pasar tertentu.
3) Segmented
Membidik beberapa segmen konsumen dengan kebutuhan yang
berbeda-beda. Pembagiannnya dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin,
umur, penghasilan dan sebagainya.
4) Diversified
Tipe ini menawarkan produk dan jasa pada beberapa segmen
konsumen dengan karakter serta kebutuhan yang berbeda.
5) Multi-sided market
12
Menawarkan kepada dua segmen yang berbeda atau lebih tetapi
lingkup pasarnya masih saling berhubungan.
2. Value Proposition
Value Proposition merupakan produk atau jasa yang akan
ditawarkan kepada konsumen. Value Proposition inilah yang membedakan
suatu produk dengan kompetitornya karena termasuk didalamnya desain,
manfaat, performance, harga serta hal-hal lain yang menunjang suatu
produk.
3. Channels
Channels merupakan bagaimana cara menyampaikan suatu produk
kepada konsumen. Channel tersebut dapat berupa penjualan langsung,
dapat juga melalui distributor, melalui tenaga marketing, atau melalui website
(online).
4. Customer Relationship
Salah satu tujuan dalam membangun suatu usaha tentunya untuk
mendapat keuntungan dari penjualan kepada konsumen. Untuk terus
menambah dan juga mempertahankan konsumen agar tetap membeli produk
caranya adalah dengan menciptakan hubungan yang baik dengan para
konsumen. Berbelanja merupakan salah satu aktivitas yang melibatkan emosi
dan tentunya konsumen yang senang dan puas akan meninggalkan kesan
tersendiri tentang produk tersebut dibanding dengan produk lain yang sejenis.
Beberapa tipe customer relationship menurut Osterwalder dan Pigneur
(2011) antara lain:
13
1) Personal Assistance
2) Dedicated Personal Assistance
3) Self Service
4) Automated Services
5) Communities
6) Co-creation
5. Revenue Streams
Bagian ini menjelaskan bagaimana perusahaan mendapatkan pendapatan dari
tiap segmen konsumen. Beberapa caranya antara lain:
1) Asset Sale
Menjual barang jadi atau siap pakai
2) Usage Fee
Uang yang didapat dari pemakaian jasa tertentu, misalnya pengiriman
barang.
3) Subscription Fees
Pendapatan dari pemakaian produk atau jasa secara berkala.
4) Lending/Leasing/Renting
Memberikan hak atas suatu barang untuk jangka waktu tertentu.
5) Licensing
Pendapatan yang didapat dari biaya hak cipta suatu barang.
6) Brokerage Fees
Pendapatan yang diperoleh dari biaya jasa pengurusan transaksi antara
dua pihak.
14
7) Advertising
Biaya yang didapat dari promosi suatu barang atau jasa.
6. Key Resources
Sumber-sumber yang diperlukan oleh perusahaan untuk menciptakan
nilai lebih bagi produk dan jasa yang akan ditawarkan pada konsumen. Key
resources ini dianggap sebagai aset bagi perusahaan yang penting bagi
kelancaran usahanya contohnya sumber daya manusia, finansial, fisik dan
intelektual.
7. Key Activities
Key Activities merupakan tugas-tugas penting yang harus diperhatikan
dan dilakukan perusahaan agar business model tersebut dapat berjalan
dengan baik, misalnya proses produksi, menciptakan supply chain yang
efektif untuk menghemat biaya, saluran distribusi yang lancar dan sebagainya.
8. Key Partnership
Key Partnership mencakup hubungan dengan supplier dan partner
yang dapat mendukung berjalannya usaha. Kerjasama ini juga dapat
berbentuk joint venture atau aliansi bisnis dengan pihak-pihak lain.
9. Cost Structure
Bagian terakhir ini memaparkan berbagai macam biaya yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis tersebut. Karakteristik dari cost structure
ini antara lain sebagai berikut (Osterwalder dan Pigneur, 2011):
15
1) Fixed cost
Biaya tetap meskipun jumlah produksi berubah, misalnya gaji pegawai
dan biaya sewa.
2) Variable Costs
Biaya yang dipengaruhi oleh besar atau jumlah barang dan jasa yang
diproduksi.
3) Economies of Scale
Semakin banyak barang yang diproduksi maka akan lebih kecil cost
per unit-nya dan keuntungan lebih besar, jika barang yang diproduksi
lebih sedikit maka akan lebih mahal.
4) Economies of Scope
Apabila perusahaan menghasilkan beragam jenis barang atau output
maka biaya rata-rata produksinya akan semakin rendah.
Marketing Mix 4P, (Borden, 1964) :
1. Product
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada suatu pasar guna
mendapatkan perhatian untuk dimiliki, digunakan, dikonsumsi yang
dapat memuaskan kebutuhan.
2. Place
Produk yang telah dihasilkan oleh suatu perusahaan akan lebih berguna
bagi konsumen atau pembeli apabila produk tersebut tersedia pada
tempat dan saat dimana saja dibutuhkan.
16
3. Price
Harga merupakan alat untuk mengukur nilai suatu barang, harga bagi
produsen merupakan penentu bagi permaintaan pasar dan
mempengaruhi posisi pesaing perusahaan dalam merebut konsumen.
4. Promotion
Promosi adalah suatu usaha perusahaan atau individu memberikan
informasi dan mempengaruhi serta menarik konsumen secara langsung
terhadap produk yang dihasilkan dan juga merupakan cara yang efektif
dalam merebut konsumen di pasaran, serta memperkenalkan barang
yang diproduksi.
STP (Kotler, 2008)
- Segmentation
Segmentation atau Segmentasi Pasar merupakan pembagian pasar yang
luas ke segmen kecil yang terdiri dari individu-individu yang memiliki
pemikiran yang sejalan dan kecenderungan menunjukkan ketertarikan
terhadap produk dan merek yang sama.
Organisasi harus dengan jeli melihat dan memilah pasar sesuai dengan
kebutuhan dan kelompoknya. Segmen konsumen dibagi dalam dua
kelompok besar. Yang pertama adalah sifat deskriptif yang membahas
mengenai geografis, demografis, dan psikografis. Yang kedua adalah
aspek perilaku yang mencakup alasan, manfaat, status pengguna, tingkat
kebutuhan, kesetiaan konsumen dan kesiapan pembeli.
17
- Targeting
Setelah pemasar menciptakan segmen yang berbeda dalam pasar,
langkah selanjutnya adalah merencanakan berbagai strategi pemasaran
dan skema promosi sesuai dengan selera individu-individu dari segmen
tertentu.
Targeting adalah langkah dimana organisasi atau perusahaan dengan
bantuan berbagai rencana pemasaran dan skema menargetkan produk
mereka di antara berbagai segmen dan kelompok yang dapat
memuaskan dengan cara yang tepat. Langkah-langkah segmentasi dan
targeting dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.1. Langkah-Langkah Marketing Pada Target dan Segmentasi
Sumber : Kotler, 2008
- Positioning
Setelah organisasi atau perusahaan menentukan target pasar mereka,
selanjutnya mereka berusaha keras untuk membuat gambaran
produknya di benak konsumen. Para pemasar menciptakan kesan
pertama dari produk di benak konsumen melalui positioning. Langkah
ini membantu organisasi untuk menciptakan persepsi produk dalam
benak target pasar.
18
Lebih jelasnya lagi, Market Positioning adalah tindakan merancang
penawaran dan citra organisasi atau perusahaan untuk menempati
tempat khusus dalam benak atau pikiran target pasar. Hasil yang
diharapkan tidak akan berhasil dicapai jika perusahaan salah melakukan
positioning.
SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) adalah
faktor-faktor strategi dari sebuah perusahaan (Wheelen dan Hunger, 2006).
Faktor-faktor ini dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Faktor internal yang terdiri dari strengths dan weaknesses. Faktor-faktor ini
terdapat di dalam perusahaan dan biasanya tidak dalam kontrol jangka pendek
manajemen puncak. Yang termasuk di dalamnya adalah struktur, budaya, dan
sumber daya perusahaan.
2. Faktor Eksternal yang terdiri dari opportunities dan threats. Faktor-faktor ini
terdapat di luar perusahaan dan biasanya tidak dalam kontrol jangka pendek
manajemen puncak. Yang termasuk di dalamnya adalah tren, lingkungan
sosial serta kondisi industri.
Berikut ini adalah pemaparan singkat mengenai strengths, weaknesses, opportunities
dan threats (Healy, 2004):
1. Strengths atau kekuatan adalah faktor, atau kompetensi inti, yang akan
membantu memanfaatkan peluang yang ada, berkontribusi pada tujuan yang
ingin dicapai dan mengurangi dampak dari ancaman atau menghapusnya sama
19
sekali. Faktor yang dianggap sebagai kekuatan dalam perusahaan harus
mampu dijalankan lebih baik daripada pesaing. Dalam bisnis sesuatu
dikatakan berguna atau dianggap sebagai kekuatan jika dapat membantu untuk
mendapatkan pangsa pasar, meningkatkan penjualan dan keuntungan, serta
dapat berhubungan dengan faktor-faktor input, proses atau output.
2. Weaknesses atau kelemahan adalah faktor yang akan mengurangi kemampuan
untuk mengejar peluang, mengurangi kemampuan untuk mencapai tujuan atau
mengizinkan ancaman memiliki dampak atau memungkinkan mereka untuk
terjadi. Untuk faktor yang dianggap sebagai kelemahan, perusahaan harus
mampu mengontrol lebih baik agar kelemahan ini tidak berdampak di daerah
yang penting bagi pelanggan, atau untuk efisiensi menjalankan bisnis.
3. Opportunities atau peluang adalah faktor yang memungkinkan perusahaan
untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan atau untuk meraih kontrol
yang lebih baik terhadap keseluruhan input. Faktor ini juga memungkinkan
perusahaan untuk mengembangkan prosesnya melalui teknologi yang lebih
baik atau membantu menambah jumlah pelanggan melalui peluang pasar, juga
dapat mengarahkan pada posisi terbaik dalam pengaturan efisiensi biaya.
4. Threats atau hambatan adalah faktor yang dapat mendorong perusahaan
mengeluarkan biaya yang lebih banyak atau juga dapat kehilangan kontrol
terhadap input perusahaan. Menyebabkan penurunan efektifitas dalam proses
kerja perusahaan, sehingga memungkinkan terjadinya penurunan pada jumlah
output perusahaan yang akan sangat berdampak negatif bagi kinerja
perusahaan sendiri.