12
1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan mutu sumber daya manusia yang strategis terhadap peningkatan ketrampilan, motivasi, pengembangan dan manajemen pengorganisasian sumber daya manusia merupakan syarat utama dalam era globalisasi untuk mampu bersaing dan mandiri. Untuk mencapai tujuan ini, sistem birokrasi yang dijalankan harus senantiasa berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan agar senantiasa sesuai dengan apa yang diharapkan guna pengembangan organisasi. Untuk itu, dibutuhkan karyawan yang mampu bersaing, memiliki kualitas kerja yang tinggi, dan mampu bekerja dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan disiplin kerja dalam diri setiap karyawan. Disiplin kerja merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan disiplin kerja yang baik pada diri karyawan, maka akan semakin tinggi prestasi kerja yang akan dicapainya. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugasnya yang diberikan kepadanya. Hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan organisasi. Disiplin kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya iklim organisasi dan konsep diri. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana iklim organisasi dan konsep diri memiliki hubungan dengan disiplin kerja pegawai di RS Panti Waluyo Surakarta. A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin tajam timbul dari perkembangan teknologi dan globalisasi memaksa setiap organisasi (perusahaan) berupaya menciptakan keunggulan-keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang bisa menjamin kelangsungan hidup dan berkelanjutan (sustainable),

BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

  • Upload
    haphuc

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

1

BAB I

PENDAHULUAN

Peningkatan mutu sumber daya manusia yang strategis terhadap

peningkatan ketrampilan, motivasi, pengembangan dan manajemen

pengorganisasian sumber daya manusia merupakan syarat utama dalam era

globalisasi untuk mampu bersaing dan mandiri. Untuk mencapai tujuan ini,

sistem birokrasi yang dijalankan harus senantiasa berubah dan berkembang

sesuai dengan perkembangan zaman dan agar senantiasa sesuai dengan apa

yang diharapkan guna pengembangan organisasi. Untuk itu, dibutuhkan

karyawan yang mampu bersaing, memiliki kualitas kerja yang tinggi, dan

mampu bekerja dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan

disiplin kerja dalam diri setiap karyawan.

Disiplin kerja merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan disiplin

kerja yang baik pada diri karyawan, maka akan semakin tinggi prestasi kerja

yang akan dicapainya. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung

jawab seseorang terhadap tugas-tugasnya yang diberikan kepadanya. Hal ini

akan mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan

organisasi. Disiplin kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya iklim

organisasi dan konsep diri. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan diteliti

bagaimana iklim organisasi dan konsep diri memiliki hubungan dengan

disiplin kerja pegawai di RS Panti Waluyo Surakarta.

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan yang semakin tajam timbul dari perkembangan teknologi

dan globalisasi memaksa setiap organisasi (perusahaan) berupaya

menciptakan keunggulan-keunggulan kompetitif (competitive advantage)

yang bisa menjamin kelangsungan hidup dan berkelanjutan (sustainable),

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

2

sulit untuk ditiru (immutability) dan perkembangan perusahaan jangka

panjang (longtime life cycle). Bila tidak segera menonjolkan keunggulan,

sangat sulit bagi perusahaan dalam memenangkan persaingan bisnis. Dari

beberapa faktor sumber daya perusahaan meliputi physical capital resources,

organizational capital resources, human capital resources; maka human

capital resources atau sumber daya manusia yang kini diakui penting dan

menjadi fokus banyak perusahaan (Barney, 1991 dalam Kartiningsih, 2007).

Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan kualitas sumber daya manusia

menjadi sangat urgen dan perlu dilakukan secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan

profesionalisme. Sasaran dari pengembangan kualitas sumber daya pegawai

adalah untuk meningkatkan kinerja operasional pegawai dalam

melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Selain itu, kualitas sumber daya

pegawai yang tinggi akan bermuara pada lahirnya komitmen yang kuat

dalam penyelesaian tugas-tugas rutin sesuai tanggung jawab dan fungsinya

masing-masing secara lebih efisien, efektif, dan produktif.

Peningkatan kualitas SDM ini terjadi di segala sektor baik yang

bergerak di bidang produksi maupun industri yang menawarkan pelayanan

jasa, termasuk Rumah Sakit. Berdasarkan UU No.44 Tahun 2009

menyebutkan Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang

bergerak dalam bidang pelayanan jasa kesehatan. Rumah Sakit mempunyai

tugas melaksanakan suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan mengutamakan atau mementingkan upaya penyembuhan dan

pemulihan yang telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu oleh pihak

rumah sakit. Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit

serta upaya perbaikan. Rumah sakit tidak hanya sekedar menampung orang

sakit saja melainkan harus lebih mementingkan jaminan hak-hak pengguna

pelayanan kesehatan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

3

Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, dan

mengutamakan keselamatan pasien. Untuk hal itulah maka perlu peningkatan

kualitas SDM.

Peningkatan kualitas SDM menemui berbagai hambatan dan kesulitan

bagi karyawan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Terutama dalam hal

disiplin kerja. Disiplin kerja menjadikan salah satu faktor penting dalam

bentuk ketaatan dari perilaku seseorang untuk memenuhi ketentuan atau

peraturan yang berkaitan dengan pekerjaan dan mutu pelayanan menunjuk

pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam memenuhi

kebutuhan dan tuntuan setiap pasien. Disiplin kerja bukan tercipta secara

begitu saja. Disiplin kerja timbul karena kualitas mental individu. Ada

berbagai fenomena positif yang diperlihatkan oleh karyawan RS Panti

Waluyo ketika berada di kantor misalnya karyawan menggunakan serta

memelihara alat kantor seperti komputer dengan baik dan benar, karyawan

hadir di kantor tepat waktu seperti yang ditentukan oleh organisasi, serta

karyawan menggunakan seragam kantor sesuai dengan ketentuan yang

diberkalukan oleh RS Panti Waluyo.

Fenomena positif di atas, terdapat beberapa fenomena negatif.

Fenomena di RS Panti Waluyo Surakarta diambil dari observasi lapangan

pada 22 Oktober 2013 ditemukan bahwa ada karyawan yang suka menunda-

nunda pekerjaan. Pekerjaan yang ditunda-tunda akan menyebabkan

penumpukan pekerjaan dan akan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut.

Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan ini merupakan salah satu bentuk

ketidakdisiplinan yang dimiliki oleh karyawan ketika bekerja. Kebiasaan

menunda pekerjaan ini akan menimbulkan fenomena yang baru yakni

laporan hasil kerja yang tidak tepat waktu. Peneliti menemukan juga

perilaku ketidakdisiplinan cuci tangan adalah salah satu contoh bentuk

pelanggaran standar prosedur operasional yang memiliki dampak penurunan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

4

mutu pelayanan. Selain itu, perilaku lain yang dimunculkan oleh karyawan

yakni ketidaksiapan untuk dimutasi. Ketidaksiapan karyawan untuk dimutasi

merupakan salah satu bentuk ketidakpatuhan terhadap atasan sekaligus

terhadap aturan yang berlaku di lingkungan organisasi. Fenomena lain yang

muncul yakni adanya keterlambatan dalam hal kehadiran di tempat kerja

berikut ini adalah rekapiltulasi keterlambatan karyawan pada bulan Januari-

Juni 2013:

Tabel 1.1

Daftar Keterlambatan Hadir Berdasarkan Jenis Kelamin

Karyawan RS. Panti Waluyo Surakarta

Januari – Juni Tahun 2013

No Bulan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Januari 21 (21,41%) 36 (16,98%) 57 ( 19,12%)

2 Pebruari 38 (44,18%) 61 (28,77%) 99 ( 33,22%)

3 Maret 29 (33,72%) 79 (37,26%) 10 (36,24%)

4 April 26 ( 30,23%) 55 ( 25,94%) 81 (36,24%)

5 Mei 25 (29,06%) 62 ( 29,24%) 87 (27,18%)

6 Juni 31 (36.04%) 43 (20,28%) 74 ( 24,83%)

Rata=rata 32,94% 26,41% 28,29% Jumlah karyawan : 298 orang, terdiri laki-laki : 86 orang dan perempuan 212 orang.

*) sumber : Dokumen PSDM RS. Panti Waluyo Solo

Dari data pada Tabel 1.1 di atas menunjukkan fenomena negatif dari

disiplin kerja karyawan di RS. Panti Waluyo Surakarta. Hal ini dapat berarti

bahwa disiplin kerja merupakan satu hal yang sangat penting untuk ditinjau

kembali oleh pihak rumah sakit. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

penulis memandang bahwa disiplin kerja sangat penting untuk diteliti.

Fenomena-fenomena di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Maulana (2013) yang menyatakan bahwa disiplin kerja merupakan salah satu

faktor yang sangat penting untuk diteliti saat ini.

Selain itu, ada berbagai penelitian terdahulu sehubungan dengan

disiplin kerja, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Alexander (2000)

menyatakan bahwa disiplin kerja merupakan hal prinsip yang perlu

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

5

diperhatikan oleh management saat ini. Hal senada diungkapkan oleh

Maulana (2013) dalam penelitiannya bahwa perusahaan perlu menyusun

strategi dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan. Karena dengan

meningkatnya disiplin kerja, maka akan memberikan dampak yang positif

bagi kemajuan organisasi. Dengan meneliti tentang disiplin kerja, maka

diharapkan akan memberikan masukan bagi pengelola SDM dalam

mengevaluasi kinerja karyawan, ketika disiplin kerja di lapangan terlihat

menurun. Hendrowati (2003) menyatakan bahwa disiplin kerja yang tinggi

tidak muncul begitu saja tetapi melalui suatu proses belajar terus-menerus.

Dengan proses belajar ini, diharapkan terciptanya disiplin kerja yang tinggi

dalam diri karyawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hasibuan (2003) yang

menyatakan bahwa disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung

jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini

mendorong gairah kerja, semangat kerja, terwujudnya suatu tujuan bagi

perusahaan dan karyawan.

Disiplin kerja yang tinggi akan memberikan dampak yang positif

dalam sebuah organisasi. Alexander (2000) yang menyatakan bahwa dengan

disiplin kerja yang tinggi akan membawa dampak yang positif bagi

karyawan misalnya kinerjanya meningkat, terdapat kepuasan kerja terhadap

pekerjaannya, serta penigkatan produktivitas perusahaan. Pada suatu

kesempatan, Amriany, Probowati, & Atmadji (2004) juga menyatakan

bahwa dengan adanya disiplin kerja, produktivitas kerja dapat terkendali,

kualitas kerja meningkat, serta pemasukan (keuntungan) yang signifikan

dapat diperoleh organisasi. Demikian halnya pendapat yang dikemukakan

oleh Arvey, Davis, & Nelson (1984, dalam Siregar 2012) yang menyatakan

bahwa kinerja perusahaan akan meningkat seiring dengan meningkatnya

kinerja karyawan yang diiringi oleh disiplin kerja yang tinggi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

6

Disiplin kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pernyataan tersebut

diungkap oleh Hendrowati (2003) yang menyatakan bahwa disiplin kerja

dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal

meliputi lingkungan kerja, suasana kerja, peraturan kerja, maupun faktor

kepemimpinan. Sementara itu, faktor internal seperti faktor kepribadian dan

faktor moral. Pada suatu kesempatan, Amriany, Probowati, Atmadji (2004),

Setyaningrum (2007), Nurlaksono & Kumolohadi (2008), dan Febrica (2010)

dalam penelitian menyatakan bahwa iklim organisasi merupakan salah satu

faktor yang memengaruhi disiplin kerja karyawan. Sementara itu, Sari

(2006), Haryotomo (2008), dan Siregar (2012) dalam penelitian menyatakan

bahwa konsep diri merupakan dalam satu faktor yang turut berpengaruh

terhadap disiplin kerja karyawan. Berdasarkan beberapa hasil penelitian di

atas, maka dalam penelitian ini, penulis mengangkat dua faktor yang

mempengaruhi disiplin kerja karyawan sebagai variabel X yakni iklim

organisasi yang diambil dari faktor eksternal dan konsep diri yang diambil

dari faktor internal.

Iklim organisasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

terciptanya disiplin kerja karyawan yang tinggi. Menurut hemat penulis,

iklim kerja merupakan variabel yang penting untuk diteliti. Hal ini

disebabkan oleh adanya iklim organisasi yang merupakan suasana

lingkungan kerja dapat memengaruhi tingkah laku karyawan. Pada akhirnya

akan memunculkan perilaku baru. Perilaku tersebut akan menjadi positif jika

iklim organisasi yang tercipta baik. Tetapi sebaliknya, jika iklim organisasi

tidak kondusif maka akan tercipta perilaku kerja yang tidak diinginkan

misalnya ketidakdisiplinan kerja. Hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh Sumantri ( 2001) yang menyatakan bahwa iklim

organisasi merupakan sifat atau karakteristik dari suatu lingkungan kerja

yang sebagian besar merupakan hasil dari tindakan-tindakan yang diambil

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

7

secara sadar maupun tidak oleh suatu organisasi dan mempunyai pengaruh

terhadap pembentukan tingkah laku karyawan dalam menjalankan pekerjaan.

Pada kesempatan lain, Lussier (2005) menyatakan bahwa iklim organisasi

merupakan persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal

organisasi yang secara relatif yang dirasakan oleh anggota organisasi, yang

kemudian akan mempengaruhi perilaku mereka berikutnya. Dengan

demikian, perilaku karyawan dalam hal ini kedisiplinan kerja turut

dipengaruhi oleh iklim organisasi. Oleh sebab itu, iklim organisasi

merupakan variabel yang sangat penting untuk diteliti saat ini.

Hubungan antara iklim organisasi dan disiplin kerja karyawan telah

diteliti oleh beberapa peneliti terdahulu. Nurlaksono & Kumolohadi (2008)

melakukan penelitian pada pegawai Badan Kepegawaian Negara Kantor

Regional 1 Yogyakarta dengan hasil yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang positif signifikan antara iklim organisasi dan disiplin kerja

pegawai. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Mutaqin (2010)

dengan hasil yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif

signifikan antara iklim organisasi dan disiplin kerja karyawan. Hal senada

diungkapkan oleh Sutrino & Desanti (2011) dalam penelitian yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara iklim

organisasi dan disiplin kerja pada staf pengajar jurusan administrasi bisnis

Politeknik Negeri Pontianak. Liana (2012) juga melakukan penelitian untuk

melihat pengaruh iklim organisasi terhadap disiplin kerja guru SMA di

Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang positif signifikan antara iklim organisasi dengan disiplin kerja guru.

Maulana (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif signifikan antara iklim organisasi dan disiplin kerja

pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kota Cimahi.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

8

Sementara itu, Choudury (2011) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa iklim organisasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

perkembangan organisasi. Hal ini disebabkan karena iklim organisasi turut

memberikan pengaruh terhadap disiplin kerja karyawan. Hal senada

diungkapkan oleh Patterson dkk (2005) yang melakukan penelitian terhadap

6869 karyawan dari 55 perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur,

ditemukan bahwa iklim organisasi memberikan pengaruh terhadap

produktivitas kerja dimana disiplin kerja dipakai sebagai variabel moderator.

Dengan demikian ditemukan bahwa iklim organisasi memiliki hubungan

dengan disiplin kerja sebelum bersama-sama berkontribusi terhadap

produktivitas kerja karyawan. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan

beberapa penelitian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa iklim

organisasi memiliki hubungan yang positif terhadap disiplin kerja.

Selain iklim organisasi, konsep diri juga merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya disiplin kerja karyawan.

Konsep diri merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diteliti

saat ini. Hal ini disebabkan oleh konsep diri merupakan persepsi individu

mengenai dirinya sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial, dan psikologis yang

diperoleh melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Konsep diri

tersebut akan terbawa sampai dewasa dan akan tampak dalam perilakunya

baik di dalam lingkungan keluarga, masyarakat luas, khususnya tim kerja di

lingkungan gugus tugasnya masing-masing (Juniar, 2000). Fuhrman (dalam

Widodo & Rusmawati, 2004) berpendapat bahwa konsep diri ikut

menentukan bagaimana individu menerima, merasakan, dan merespon diri

dan lingkungannya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa konsep diri memegang

peran penting dalam menentukan perilaku yang akan ditunjukkan oleh

individu. Jika individu tersebut berpandangan positif terhadap dirinya, maka

perilaku yang dimunculkannya juga bersifat positif yang pada akhirnya akan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

9

mempengaruhi individu dalam lingkungan kerja. Khususnya dalam

penelitian ini, jika individu memiliki konsep diri yang positif maka akan

mempengaruhi sikap kerjanya di dalam lingkungan organisasi, yakni dengan

disiplin dalam bekerja.

Hubungan antara konsep diri dengan disiplin kerja telah diteliti

oleh beberapa peneliti terdahulu. Widodo & Diana (2004) melakukan

penelitian di kalangan mahasiswa dengan hasil yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara konsep diri dengan disiplin kerja pada mahasiswa

yang berwirausaha. Haryotomo (2008) telah melakukan penelitian pada

karyawan PT. Pertamina (Persero) UP IV Cilacap dengan hasil penelitian

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan konsep

diri dengan disiplin kerja pada karyawan. Sari (2006) melakukan penelitian

pada karyawan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Surakarta dengan

hasil bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara konsep diri

dengan disiplin kerja karyawan. Siregar (2012) juga melakukan penelitian

pada karyawan PT. Pertamina (Persero) UPMS V Surabaya dengan hasil

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan konsep

diri terhadap perilaku disiplin kerja karyawan. Khurshid (2012) juga

melakukan penelitian terhadap para guru sekolah menengah pertama di

daerah Islamabad dan Rawalpindi India dengan hasil yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara konsep diri dengan

disiplin kerja guru.

Berdasarkan fenomena dan hasil-hasil penelitian di atas, maka

penulis terdorong untuk meneliti tentang pengaruh iklim organisasi dan

konsep diri terhadap disiplin kerja karyawan di Rumah Sakit Panti Waluyo

Surakarta. Pemilihan variabel dalam penelitian ini berdasarkan fenomena

yang terjadi di lapangan serta didasarkan pada hasil-hasil penelitian

terdahulu tentang hubungan iklim organisasi dan konsep diri dengan disiplin

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

10

kerja. selain itu, pentingnya penelitian ini disebabkan karena menurut

penulis, iklim organisasi dan konsep diri menjadi pokok bahasan yang

penting bagi Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta dalam menjawab tuntutan

masyarakat yang memerlukan jasa pelayanan rumah sakit. Karyawan

sebagai aset perusahaan penting untuk dikelola dengan baik agar dapat

bekerja sesuai dengan standar mutu pelayanan rumah sakit.

Dengan demikian, karyawan yang terampil dan handal diperlukan

rumah sakit untuk mampu menjalankan tugas dan pelayanan sesuai dengan

ketentuan dan aturan kerja berdasarkan kompetensi yang dimiliki disamping

itu pembinaan yang mengarah kepada perubahan pola pikir dan kualitas

mental yang menyangkut rasa percaya diri, komunikasi dan etika (manner)

pelayanan yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan iklim organisasi dan konsep diri dengan disiplin

kerja karyawan di RS Panti Waluyo Surakarta?

2. Adakah pengaruh interaksi iklim organisasi dan jenis kelamin

terhadap disiplin kerja karyawan?

3. Adakah pengaruh interaksi konsep diri dan jenis kelamin terhadap

disiplin kerja karyawan?

4. Adakah perbedaan disiplin kerja ditinjau dari jenis kelamin karyawan

di RS Panti Waluyo Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian untuk:

1. Mengetahui adakah hubungan iklim organisasi dan konsep diri

dengan disiplin kerja karyawan di RS Panti Waluyo Surakarta.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

11

2. Mengetahui adakah pengaruh interaksi iklim organisasi dan jenis

kelamin terhadap disiplin kerja karyawan di RS Panti Waluyo

Surakarta.

3. Mengetahui adakah pengaruh interaksi konsep diri dan jenis kelamin

terhadap disiplin kerja karyawan di RS Panti Waluyo Surakarta.

4. Mengetahui adakah perbedaan disiplin kerja ditinjau dari jenis

kelamin karyawan di RS Panti Waluyo Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

penelitian ini adalah memperkaya khasanah khususnya ilmu

psikologi industri dan organisasi yang berkaitan dengan pengaruh

antara iklim organisasi dan konsep diri terhadap disiplin kerja

karyawan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi RS. Panti Waluyo Surakarta, apabila hipotesis penelitian

terbukti, maka iklim organisasi dan konsep diri dapat

dijadikan parameter untuk meningkatkan disiplin kerja

karyawan .

b. Bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan topik yang

serupa , penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengembangkan dan melakukan

penelitian – penelitian lanjutan yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti.

c. Bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan ,

penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai

pengaruh iklim organisasi dan konsep diri terhadap disiplin

kerja karyawan di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9281/1/T2_832012004_BAB I.pdf · Hal tersebut dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta

12