Upload
vonhi
View
237
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Di era globalisasi zaman modern sekarang ini segala aktivitas
pembangunan tidak terlepas dari peningkatan sumber daya manusia dan manusia
pada hakekatnya tidak hanya merupakan obyek pembangunan, tetapi juga sebagai
pemikir, perencana, dan pelaksana pembangunan. Keberhasilan pembangunan
sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Hal ini menunjukan bahwa
sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai
tujuan pembangunan. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia
sangat diperlukan, agar semua pegawai dan pimpinan memiliki sikap dan perilaku
yang berkarakter pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan keadilan,
sehingga pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan baik. Dan kelancaran
penyelenggaraan tugas pemerintah, pembangunan nasional sangat tergantung pada
kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Karena
itu, dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional yakni mewujudkan
masyarakat madani dan taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur,
adil, dan bermoral tinggi, diperlukan perhatian khusus terhadap kinerja setiap
Pegawai Negeri Sipil yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas
sebagai abdinegara dan masyarakat. Pegawai Negeri Sipil berkedudukan sebagai
unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara professional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan
1
2
tugas negara, pemerintah dan pembangunan kepada masyarakat dengan dilandasi
kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk
dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka pembinaan pegawai diarahkan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki sikap dan
perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin serta
wibawa sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai tuntutan perkembangan
masyarakat.
Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri
dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu
juga. Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh para individu instansi
untuk bisa bekerja dengan baik, sehingga kinerja mereka dapat diterima dengan
baik oleh organisasi dan masyarakat yang memerlukan. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja, antara lain: motivasi, kepemimpinan, lingkungan kerja,
insentif, budaya kerja, komunikasi, jabatan, kedisiplinan, pendidikan dan
pelatihan, serta masih banyak yang lainnya. Semua faktor itu pasti berpengaruh,
ada yang dominan ada juga yang tidak, salah satunya yaitu tentang tugas pegawai
di lingkungan pemerintahan daerah maupun provinsi dengan demikian kelancaran
penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat tergantung
pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Salah satu upaya instansi dalam mempertahankan kinerja pegawainya
adalah dengan cara memperhatikan motivasi pegawai yang merupakan salah satu
faktor penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Kinerja berkaitan
dengan tingkat absensi, semangat kerja, keluhan-keluhan, ataupun masalah vital
3
instansi. Pegawai merupakan salah satu faktor produksi yang terpenting dalam
suatu instansi, tanpa mereka betapa sulitnya instansi mencapai tujuan, merekalah
yang menentukan maju mundurnya suatu instansi, dengan memiliki tenaga-tenaga
kerja yang terampil dengan motivasi tinggi instansi telah mempunyai asset yang
sangat mahal, sebab pada dasarnya manusia merupakan subyek dan obyek
pembangunan yang merupakan faktor yang sangat penting, terutama peningkatan
kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas yang utama. Kinerja merupakan
hal penting yang harus dicapai oleh setiap instansi termasuk pada Diskominfo,
karena kinerja merupakan cerminan bagi kemampuan instansi dalam mengelola
dan mengalokasikan pegawainya, oleh karena itu kinerja para pegawai
mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi berlangsungnya kegiatan instansi
dan berpengaruh bagi proses pencapaian tujuan instansi.
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat
yang selanjutnya disingkat menjadi Diskominfo Jabar adalah instansi pemerintah
yang memberikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat Jawa
Barat, maka Diskominfo diperlukan untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut yang
sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
(Meneg PAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian pelayanan
publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dinas komunikasi dan informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat
merupakan lembaga teknis daerah Provinsi Jawa Barat yang mengkhususkan di
4
bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Diskominfo dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa barat dengan memiliki kewenangan dan
cakupan kerja yang luas, dan mempunyai sasaran mengenai persoalan teknis, tapi
juga kebijakan baik hubungannya kedalam maupun menyentuh kepentingan
publik. Diskominfo memiliki keterkaitan dengan Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo), dibentuknya Diskominfo Jabar untuk mendorong dan
mendukung terlaksananya program kerja Kementerian Kominfo di daerah
Provinsi Jawa Barat, mengacu pada otonomi daerah bahwa pemerintah daerah
harus memiliki andil baik dalam pelaksanaan program maupun kebijakan
sehingga tidak bersifat sentralisasi. Maka dari itu Diskominfo Jabar memiliki
peran sebagai dinas yang mengelola sistem teknologi informasi dan komunikasi
lalu menyalurkannya kepada masyarakat untuk dinikmati sehingga dapat diambil
nilai manfaatnya.
Pada penelitian ini penulis memilih Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Jawa Barat sebagai obyek penelitian. Alasannya karena penulis sudah
mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi pada Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat. Permasalahan tersebut diketahui oleh penulis
ketika penulis sedang melakukan Kuliah Praktek Kerja (KPK) di Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat dimana penulis tidak hanya
melakukan KPK disana tetapi juga sekaligus melakukan observasi disana.
Salah satu upaya instansi dalam mempertahankan kinerja pegawainya
adalah dengan cara memperhatikan motivasi pegawai yang merupakan salah satu
5
faktor penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Kinerja berkaitan
dengan tingkat absensi, semangat kerja, keluhan-keluhan, ataupun masalah vital
instansi. Pegawai merupakan salah satu faktor produksi yang terpenting dalam
suatu instansi, tanpa mereka betapa sulitnya instansi mencapai tujuan, merekalah
yang menentukan maju mundurnya suatu instansi, dengan memiliki tenaga-tenaga
kerja yang terampil dengan motivasi tinggi instansi telah mempunyai asset yang
sangat mahal, sebab pada dasarnya manusia merupakan subyek dan obyek
pembangunan yang merupakan faktor yang sangat penting, terutama peningkatan
kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas yang utama. Kinerja merupakan
hal penting yang harus dicapai oleh setiap instansi termasuk pada Diskominfo,
karena kinerja merupakan cerminan bagi kemampuan instansi dalam mengelola
dan mengalokasikan pegawainya, oleh karena itu kinerja para pegawai
mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi berlangsungnya kegiatan instansi
dan berpengaruh bagi proses pencapaian tujuan instansi.
Berikut ini adalah urutan daftar nama instansi di lingkungan Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2011 :
Tabel 1.1
Daftar Nama OPD Dan Pencapaian Kinerja Pemerintah Provinsi
Jawa Barat
No Nama OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Persentase
1 Biro Hukum dan Ham 100,00%
2 Biro Keuangan 100,00%
3 Seketariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 99,56%
6
4 Biro Administrasi Perekonomian 99,34%
...
20 Seketariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah 95,63%
21 Dinas Komunikasi dan Informatika 95,62%
22 Rumah Sakit Jiwa 94,73%
23 Dinas Peternakan 94,72%
...
58 Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I 82,03%
59 Rumah Sakit Umum Daerah AL Ihsan 80,03%
60 Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah IV 75,89%
61 Dinas Permukiman dan Perumahan 75,05%
Sumber : Rekapitulasi capaian kinerja OPD Provinsi Jawa Barat 2011
(diolah kembali)
Diskominfo Provinsi Jawa Barat mencapai capaian kinerja sebesar
95,62%, berdasarkan Tabel 1.1 Diskominfo berada pada urutan ke 21 dari 61
Dinas atau badan yang ada di Provinsi Jawa Barat. Angka capaian kinerja 95,62%
masih dikatakan belum mencapai kriteria ideal, hal ini dikarenakan untuk
mencapai kinerja ideal pemerintah daerah mesti mencapai 100%.
Menurut Wahjosumidjo (2001:170), untuk mendapatkan kinerja yang baik
dan hasil kerja yang meningkat di suatu organisasi kerja, pegawai harus
memenuhi persyaratan atau memiliki:
1. Keahlian dan kemampuan dasar, yaitu sekelompok kemampuan, yang meliputi
kemampuan komunikasi, kemampuan teknik, kemampuan konseptual.
7
2. Kualitas pribadi yang meliputi mental, fisik, emosi, watak sosial, sikap,
komitmen, integritas, kesadaran, serta perilaku yang baik.
3. Kemampuan administrasi meliputi kemampuan menganalisis persoalan,
memberi pertimbangan, pendapat, keputusan, mengatur sumber daya, dan
berbagai macam kegiatan, lapang dada, sabar, berpartisipasi aktif dalam
berbagai aktivitas, dan motivasi yang tinggi.
Berdasarkan tabel capaian kinerja OPD lingkungan Provinsi Jawa Barat
Diskominfo berada di posisi 21 dengan 95,62%. Ternyata hal ini sejalan dengan
kinerja pegawai di Diskominfo Provinsi Jawa Barat itu sendiri, dimana kinerja
pegawai Diskominfo Provinsi Jawa Barat dari bulan Juli sampai Desember 2015
pada kategori yang sangat baik masih belum optimal. Unsur penilaian kinerja
pegawai pada Diskominfo Provinsi Jawa Barat terdiri dari empat indikator
capaian kinerja yaitu:
Tabel 1.2
Unsur Penilaian Kinerja Pegawai pada Diskominfo Provinsi Jawa Barat
NO. Indikator Keterangan
1. Jumlah Pekerjaan Pelaksanaan tugas tambahan
2. Kualitas Pekerjaan Pelaksanaan tugas pokok meliputi
ketepatan tugas, keterampilan kerja,
dan target pencapaian tujuan.
3. Ketepatan waktu Ketepatan waktu menyampaikan
laporan harian
4. Kehadiran dan Kemampuan
kerjasama
Perilaku kerja meliputi tanggung
jawab, kerja sama dan disiplin
8
Peneliti menggunakan rekapitulasi penilaian kinerja pegawai untuk
mengetahui kinerja pegawai pada Diskominfo Provinsi Jawa Barat, penilaian
kinerja pegawai dilakukan oleh bagian kepegawaian.
Tabel 1.3
Hasil Penilaian Kinerja Pegawai pada Diskominfo Provinsi Jawa Barat
Kriteria Bulan (Orang)
Juli Agustus September Oktober November Desember
Sangat Baik 58 50 49 55 68 69
Baik 27 31 34 30 18 13
Kurang Baik 6 5 5 5 2 1
Buruk 2 1 1 1 1 -
Sangat Buruk - - - 1 1 -
Total 93 87 89 92 90 83
Sumber : Rekapiulasi penilaian Kinerja pada Bulan Juli-Desember 2015
(Diolah Kembali)
Keterangan:
Sangat baik : 100%
Baik : 80 – 99%
Kurang Baik : 60 – 79%
Buruk : 40 – 59%
Sangat Buruk : <39%
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat di lihat bahwa pegawai di Diskominfo
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 mengalami perubahan setiap bulannya,
dimana pada bulan Juli pegawai Diskominfo Provinsi Jawa Barat berjumlah 93
orang, bulan Agustus berjumlah 87 orang, bulan September berjumlah 89 orang,
bulan Oktober berjumlah 92 orang, bulan November berjumlah 90 orang, dan
9
bulan Desember berjumlah 83 orang. Jumlah pegawai di Diskominfo Provinsi
Jawa Barat mengalami perubahan setiap bulannya disebabkan oleh mutasi,
pegawai yang pensiun, dan penambahan pegawai. Dan pada saat ini pegawai
Diskominfo Provinsi Jawa Barat berjumlah 95 orang.
Berdasarkan Tabel penilaian kinerja pegawai tersebut, kinerja pegawai
Diskominfo Provinsi Jawa Barat mengalami fluktuasi khususnya pada kategori
sangat baik masih belum optimal. Kinerja tertinggi terjadi pada bulan Desember
dengan 69 pegawai dari 83 pegawai yang mencapai kinerja sangat baik dan
terendah pada bulan September, yaitu hanya 49 pegawai dari 89 pegawai yang
bisa mencapai kinerja sangat baik. Hal tersebut mengindikasikan adanya
permasalahan pada kinerja pegawai. Hal ini sesuai dengan pengamatan langung
dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Kepala Bidang bagian
Kepegawaian Diskominfo Provinsi Jawa Barat.
Tabel 1.4
Hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Bagian Kepegawaian
Mengenai Kinerja Pegawai
No. Indikator Jawaban
1. Jumlah Pekerjaan (Target
Pencapaian Tujuan)
Masih terjadi masalah penyelesaian
pekerjaan, karena pekerjaan yang diberikan
tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikan, khususnya pegawai-pegawai
lama adalah lulusan SMA dan kesulitan
mengoperasikan teknologi di Diskominfo
Jabar
2. Ketepatan Waktu Masih ada pegawai yang tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang ditentukan
3. Kehadiran Masih ada pegawai yang tidak masuk
tanpa alasan dan terlambat walaupun sudah
diberi sanksi akan dipotong tunjangan
apabila pegawai tersebut tidak masuk
10
4. Kerja Sama Pegawai kurang peka dengan aktivitas
pekerjaan yang dilakukan oleh sesama
pegawai lainnya, maksudnya ketika ada
beberapa tugas yang belum di laksanakan
oleh beberapa pegawai, pegawai kurang
membantu pegawai lainnya untuk
menyelesaikan tugasnya.
5. Tanggung Jawab Terdapat beberapa pegawai yang kurang
bertanggung jawab dan kejujurannya
masih kurang, misalnya kurang
bertanggung jawab dalam pekerjaan atas
penggunaan sarana dan pra sarana yang
digunakan.
6. Kejujuran Pegawai Ada beberapa pegawai yang tidak jujur
dalam melaksanakan tugas pekerjaanya,
dengan alasan lupa.
7. Pengetahuan Tentang
Pekerjaan
Penempatan pegawai kadang tidak sesuai
dengan kemampuan pegawai tersebut,
maka sering pegawai tidak mengetahui apa
yang akan dikerjakan tidak sesuai dengan
pengetahuan pekerjaannya.
8. Inisiatif Beberapa pegawai masih kurang inisiatif
dalam melaksanakan tugas yang diberikan
mamupun tugas yang belum diselesaikan
dalam kantor tersebut.
9. Sikap Sikap setiap pegawai berbeda, ada pegawai
yang sopan, tapi juga ada pegawai yang
tidak menunjukan sopan santun antara
sesama pegawai maupun kepada
pemimpin.
10. Mutu Pekerjaan Mutu pekerjaan yang diharapkan masih
belum mencapai standar yang ditetapkan.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti masih ada pegawai yang sebelum
jam istirahat duduk-duduk di luar teras meninggalkan meja pekerjaan, ada juga
pegawai yang sudah lama mengganggap senior maka bermain game di fasilitas
kerja komputer di meja kerja. Untuk efektivitas dalam melakukan kerja, pegawai
perlu mempunyai perilaku dimana pegawai tidak hanya bekerja untuk kepentingan
diri sendiri melainkan dapat memberikan kontribusi dan partisipasi lebih dari
11
sekedar pekerjaan formal kepada organisasinya yang ditetapkan dan dapat
membantu pegawai lain untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam bekerja.
Tabel 1.5
Hasil Kinerja Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat periode Januari-Desember 2015 (%)
Periode Pencapaian Target
Januari 69,79 100
Februari 59,37 100
Maret 56,25 100
April 64,21 100
Mei 65,26 100
Juni 60,63 100
Juli 61,70 100
Agustus 53,76 100
September 53,26 100
Oktober 59,14 100
November 73,91 100
Desember 75,82 100
Rata-rata 62,76
Sumber : Diskominfo Jabar tahun 2015
Tabel diatas menunjukan fluktuasi kinerja pegawai Diskominfo Jabar. Hal
ini terlihat dari persentase yang memperoleh nilai terendah pada bulan september
sebesar 53,26% dan tertinggi pada bulan Desember sebesar 75,82%. Dengan rata-
rata sebesar 62,76%. Setelah ditinjau, pada bulan september tingkat absensi
pegawai ternyata cukup tinggi dan sebanyak 34 hari pegawai tidak hadir tanpa
alasan. Beberapa pegawai yang kurang mencerminkan perilakunya dalam
membantu pegawai lain tanpa adanya paksaan dan atau yang berhubungan dengan
ketentuan organisasi, partisipasi aktif pegawai Diskominfo belum ideal, karena
partisipasi pegawai rendah pada kegiatan yang kurang penting padahal hal itu
dapat membantu meningkatkan nama baik organisasi serta meningkatkan kinerja
12
oarganisasi demi kenyamanan bersama, seperti merokok di ruangan kerja padahal
padahal dari instansi telah menyediakan tempat khusus untuk merokok dan masih
dapat ditemui massih ada pegawai yang menggunakan alas kaki sandal pada saat
jam kerja, serta ada pegawai senior yang bermain game di komputer meja kerja
pegawai.
Peneliti menggunakan rekapitulasi absensi pegawai untuk melihat masalah
pada kehadiran. Masalah pada kehadiran dapat dilihat pada Tabel 1.3 yaitu:
Tabel 1.6
Rekapitulasi Absensi Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Jawa Barat Periode Januari – Desember 2016
Bulan Sakit Ijin Cuti Pendidikan Tanpa
Alasan
Jumlah
Januari 31 12 36 0 34 113
Februari 30 12 25 45 29 141
Maret 27 11 8 41 26 113
April 17 37 3 25 19 101
Mei 25 19 19 20 27 110
Juni 20 0 0 19 24 63
Juli 0 0 0 0 0
Agustus 12 11 29 0 46 98
September 19 19 14 15 34 101
Oktober 11 13 29 16 12 81
November 21 6 0 20 8 55
Desember 10 9 34 0 2 55
Berdasarkan Tabel 1.3 diatas dapat dilihat bahwa ketidakhadiran pegawai
Diskominfo Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 masih cukup tinggi. Hal ini
Sumber: Diskominfo Jabar tahun 2016 (diolah kembali)
13
akan berdampak pada dimensi jumlah pekerjaan, kualitas kerja, ketepatan waktu,
dan kerja sama pegawai. Dari data absensi pegawai masih ada yang tidak masuk
dengan tanpa alasan pada bulan Januari, Februari, Agustus dan september yang
berarti ada beberapa pegawai yang tidak masuk lebih dari satu hari tampa
memberi keterangan apapun kepada pihak diskominfo, penyebab sebagian besar
pegawai disebabkan oleh kemalasan, oleh sebab itu ada pegawai yang kadang
mengeluh karena tugas yang diberikan tidak sesuai dengan pengalaman dan
pengetahuan yang dimilikinya.
Semua itu merupakan sebab menurunnya kinerja pegawai dalam bekerja
sehingga menyebabkan kinerja pegawai tidak optimal. Menurut Siagian yang
dikutip dari Edy Sutrisno (2009:70), kinerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu kompensasi, pelatihan pegawai, lingkungan kerja, budaya kerja,
kepemimpinan, motivasi, disiplin, kepuasan kerja.
Hasil dari observasi telah yang dilakukan pada aspek sumber daya manusia
yang bekerja di Diskominfo Jawa Barat, baik melalui wawancara kepada beberapa
pegawai setiap bidangnya, diketahui adanya indikasi–indikasi masalah
kepemimpinan. Hasil dari wawancara kepada beberapa pegawai yang berada di
dalam Diskominfo Jabar bahwa kepemimpinan di Diskominfo Jabar dinilai baik
tetapi belum optimal, sehingga harus ditingkatkan sesuai dengan dinamika yang
ada yaitu dinamika yang bisa membuat organisasi lebih produktif.
14
Tabel 1.7
Hasil wawancara dengan pegawai mengenai Kepemimpinan di
Diskominfo
No. Indikator Jawaban
1. Mengubah Perilaku Pimpinan dirasakan kurang tegas dalam
menyikapi suatu masalah
2. Motivasi Sosial Peran pemimpin dalam memberi arahan,
motivasi mengenai tugas yang akan
dikerjakan oleh pegawai masih kurang
memotivasi dan masih belum dijalankan
dengan baik
3. Kemampuan Struktural Pimpinan selalu sama ratakan kemampuan
yang dimiliki pegawai, sehingga pegawai pun
segan untuk bertanya kembali tentang hal-hal
yang kurang dipahami.
Pemimpin yang salah dalam mendelegasikan tugas akan menimbulkan
masalah yang serius yang berdampak pada menurunnya kinerja pegawai. Dalam
beberapa pernyataan pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat menyatakan bahwa terkadang pimpinan memberikan tugas tambahan yang
sebenarnya bukan tugasnya, ini membuat pegawai merasa tertekan karena
seharusnya pegawai tersebut fokus terhadap pekerjaan pokoknya harus ditambah
dengan pekerjaan tambahan. Kepemimpinan merupakan tulang punggung
organisasi karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai
tujuan organisasi. Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan
terhadap semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan tanpa
kepemimpinan atau bimbingan hubungan antara tujuan perorangan dengan tujuan
organisasi mungkin menjadi renggang (lemah). Untuk melihat kondisi awal
kepemimpinan di Diskominfo di Kota Bandung berdasarkan penilaian bawahan,
15
maka penulis melakukan pra survei terhadap 30 orang pegawai dan hasilnya dapat
dilihat pada Tabel. 1.5.
Tabel 1.8
Hasil Kuisioner Pra Survei tentang Kepemimpinan di Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat
No Dimensi Kinerja Pegawai Frekuensi Jawaban Pegawai Skor
SS(5) S(4) KS(3) TS(2) STS(1)
1 Penjelasan 5 7 13 4 2 102
2 Bimbingan 4 7 11 6 3 96
3 Ketegasan 4 7 15 6 0 105
4 Perhatian 4 8 11 5 3 98
5 Masukan ide dari bawahan 5 6 13 6 3 103
6 Pertimbangan ide dari bawahan 6 10 11 5 0 113
7 Capaian target yang tinggi 7 11 6 4 0 105
Keterangan :
Skor = (Frekuensi x bobot)
N = Jumlah resonden 30
Sumber : Hasil Pra Survei, 2016
Berdasarkan Tabel 1.5 hasil pra survei kepemimpinan di Diskominfo kota
bandung jawa barat, berdasarkan penilaian tersebut dari aspek penjelasan,
bimbingan, ketegasan, perhatian, masukan dan pertimbangan ide dari bawahan
belum dilaksanakan dengan baik, oleh sebab itu kepemimpinan di Diskominfo
masih belum efektif, terutama menyangkut suportif yaitu kemampuan pimpinan
dalam dukungan masih belum efektif. Hal yang sama juga terlihat dari
kemampuan pimpinan belum mampu menyampaikan maksud dan tujuan arahan
atau panutan yang dilakukan secara baik kepada seseorang atau kelompok
pegawainya. Kepemimpinan yang efektif tentunya sangat dibutuhkan dalam
mendorong peningkatan kinerja pegawai, namun perlu didukung dengan proses
16
pemberdayaan pegawai yang baik. Kebersamaan yang erat hubungannya dengan
profesionalisme yang pada awalnya selalu dimiliki oleh individual akan
membangkitkan semangat yang baru disetiap aktivitas yang dilakukan.
Dalam kehidupan organisasi pemimpin mempunyai peranan yang sangat
penting. Segalah kegiatan baik itu mulai dari perencanaan, pelaksanaan
pengawasan samapi pada penentuan tujuan ditentukan oleh pemimpin. Maju
mundurnya kehidupan organisasi tergantung pada kemampuan pemimpin dalam
mengendalikan orang-orang, peralatan, dan sumber daya dan sumber-sumber
lainnya.
Tabel 1.9
Hasil Kuisioner Pra Survei mengenai Beberapa Variabel yang
Mempengaruhi Kinerja di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat
No Indikator SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1) Total Rata-
rata
skor
F N F N F N F N F N
1 Budaya
Organisasi
8 29 11 29 6 14 7 11 3 2 120 4
2 Kepemipinan 14 24 11 34 12 19 8 7 2 2 133 4,43
3 Motivasi Kerja 9 29 8 23 8 24 6 11 4 4 126 4,2
4 Kompensasi 4 14 10 35 9 23 7 11 5 5 123 4,1
5 Kepuasan
Kerja
0 0 10 35 11 35 6 11 4 4 116 3,86
6 Prestasi Kerja 14 19 8 33 7 24 3 6 0 5 119 3,96
7 Tunjangan 11 19 8 31 6 21 8 10 3 4 121 4,03
8 Lingkungan
Kerja
6 22 11 30 9 19 5 8 4 7 121 4,33
17
9 Disiplin Kerja 8 19 10 26 9 20 7 9 0 8 116 3,86
10 Pendidikan
dan Pelatihan
6 25 10 28 8 22 9 5 2 3 118 3,93
Keterangan :
F : Frekuensi
N : Nilai (Frekuensi x Skor) Responden = 30 Orang
Sumber : Hasil olah data kuisioner Pra Survei (2016)
Dari data di atas menunjukan bahwa ada beberapa variabel yang
mempengaruhi kinerja pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Jawa Barat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada bagian
kepegawaian dan umum Diskominfo Jabar, dapat dilihat yang menjadi faktor
penyebab menurunnya kinerja para pegawai adalah masalah kepemimpinan dan
motivasi kerja. Menurut para pegawai fungsi pemimpin dalam memberikan tugas
tidak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan pegawai, serta kurangnya
pemberian bimbingan, arahan, dan dorongan kepada para pegawai. Pimpinan yang
salah dalam mendelegasikan tugas akan menimbulkan masalah yang serius yang
akan berdampak pada penurunan kinerja pegawai. Ada beberapa pegawai yang
mengatakan bahwa terkadang pimpinan memberikan tugas tambahan yang
sebenarnya bukan tugasnya, ini membuat pegawai merasa tertekan karena
seharusnya pegawai fokus kepada pekerjaan pokoknya harus ditambah dengan
pekerjaan tambahan yang seharusnya dikerjakan oleh pegawai yang memiliki
tugas tersebut, ini dikarenakan pemimpin tidak yakin pegawai yang seharusnya
mengerjakan pekerjaan tersebut dapat mengerjakan tugas tersebut tepat pada
waktunya dengan hasil yang memuaskan.
18
Menurut Malayu Hasibuan (2009:170), kepemimpinan yang baik adalah
kepemimpinan yang bisa menerapkan perannya dengan baik. Misalnya pemimpin
yang bisa menerapkan perannya sebagai pemimpin yang bertanggung jawab untuk
bisa memotivasi dan memberikan arahannya kepada seluruh pegawai, pemimpin
yang bisa berinteraksi baik kepada bawahannya dalam dan di luar organisasi
sebagai simbol keberadaan organisasi dan pemimpin selaku penghubung dimana
seorang pemimpin harus mampu memberikan perhatian khusus kepada mereka
yang mampu berbuat sesuatu bagi organisasi. Apabila peran pemimpin ini bisa
dijalankan dengan baik maka hal ini akan berpengaruh kepada kinerja setiap
pegawainya. Salah satu unsur utama organisasi adalah bahwa organisasi
merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur, di dalamnya berisi
wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan sesuatu
fungsi tertentu.
Kepemimpinan seseorang dikatakan efektif bila kepemimpinan diterima
oleh bawahannya secara baik dan menyenangkan. Kepemimpinan sebagai proses
untuk mempengaruhi orang lain baik itu di dalam organisasi maupun diluar
organisasi utnuk tujuan yang ingin dicapai pada situai dan kondisi tertentu, yang
membutuhkan ancaman, penghargaan, otoritas, maupun bujukan (Rivai, 2015).
Menurut Robbins (2013), kepemimpinan secara luas sebagai sebuah kemampuan
yang dimiliki pemimpin untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian
suatu tujuan.
Faktor kepemimpinan memainkan peranan yang penting untuk
meningkatkan kinerja pegawai, baik pada tingkat individual, kelompok dan pada
19
tingkat organisasi. Pemimpin harus berupaya pula memotivasi bawahannya agar
dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai usaha memberikan
bantuan dan kemudahan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya pengaruh
kepemimpinan dan dorongan motivasi yang baik diharapkan mampu
meningkatkan kinerja pegawai dan dapat meningkatkan produktivitas kerja
perusahaan, sehingga dapat menjadi perusahaan yang berkinerja tinggi dan
berkembang dengan baikserta memiliki nilai tambah pelayan bagi masyarakat.
Disamping faktor kepemimpinan, faktor motivasi yang akan
mempengaruhi kinerja pegawai yang dimiliki seseorang adalah merupakan
potensi, dimana seseorang belum tentu bersedia untuk menggerakan segenap
potensi yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga masih
diperlukan dorongan agar seorang pegawai mau menggunakan seluruh potensinya.
Daya dorong tersebut sering disebut motivasi. Motivasi sangat penting karena
merupakan hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku
manusia suapaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil kerja yang
maksimal. Oleh karena itu, seorang pemimpin seharusnya menjadi cermin bagi
pegawainya untuk termotivasi mengarah kemajuan organisasi, agar organisasi
yang dijalankan mampu bersaing dengan perusahan lain.
Tabel 1.10
Hasil kuisioner Pra Survei mengenai Motivasi Kerja
NO
Dimensi
SS
(5)
S
(4)
KS
(3)
TS
(2)
STS
(1)
Total
Skor
%
F N F N F N F N F N
1 Kebutuhan
untuk
- - 5 10 4 12 6 24 - - 46 61
20
Berprestasi
2 Kebutuhan
untuk
Kekuasaan
1 1 6 12 3 6 4 16 1 5 45 55
3 Kebutuhan
untuk Afiliasi
3 3 2 6 3 9 5 20 1 5 43 57
Jumlah 134 57,6
SS:Sangat Setuju S:Setuju KS:Kurang Setuju TS:Tidak Setuju STS:Sangat Tidak Setuju
F:Frekuensi N:Frekuensi x Skor Jumlah Responden: 30 Orang
Sumber : Hasil Pra Survei, 2016
Dari Tabel 1.7 diatas dapat dilihat bahwa tingkat motivasi pegawai untuk
berprestasi adalah 61%. Motivasi pegawai untuk memiliki kekuasaan dalam hal
ini wewenang untuk memerintah dan mempengaruhi pegawai lain sebesar 55%
dan dorongan untuk menjalin hubungan dengan pegawai lain dalam bentuk kerja
sama maupun persahabatan senilai 57%. Jumlah akumulasi dari total skor senilai
134 dari skor sebesar 57,6 masuk ke dalam kriteria sedang. Hasil tersebut
menunjukan tingkat motivasi pegawai Diskominfo Kota Bandung tidak dalam
kriteria ideal.
Pegawai Diskominfo tidak termotivasi untuk memberikan kinerja optimal
karena kebutuhan akan pengakuan akan prestasi kerja tidak terpenuhi. Pegawai
menunjukan sikap terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan
tidak antusias. Masalah motivasi ini juga diperkuat dengan informasi yang
didapatkan dari hasil wawancara dengan Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum
Diskominfo Kota Bandung menyatakan bahwa masih ada pegawai yang bekerja
menyampaikan ide yang diterima masih kurang. Masalah lain yang terjadi
kurangnya perlakuan atasan kepada bawahan.
21
Motivasi kerja merupakan daya dorong yang dimiliki, baik secara intrinsik
(internal) maupun ekstrinsik (eksternal), yang membuat setiap pegawai mau dan
rela untuk bekerja sekuat tenaga dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan memelihara motivasi, maka kinerja pegawai akan dapat diupayakan
meningkat semaksimal mungkin, motivasi kerja dapat memberikan energi yang
menggerakan segalah potensi yang ada, menciptakan keinnginan yang tinggi dan
luhur serta meningkatkan kebersamaan masing-masing pihak dalam bekerja
menurut aturan yang ditentukan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara
mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan
memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan
organisasi. Pada dasarnya organisasi bukan saja mengharapkan bawahan yang
“mampu, cakap, dan terampil”, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat
dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Hamzah (2008: 3)
menjelaskan istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi adalah proses
membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat. Pendapat lain
mengenai motivasi juga dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009: 80)
yang mengatakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan pengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Berdasarkan pengertian mengenai motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa
22
motivasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
sesuatu, dan juga sebagai pemberi arah dalam tingkah lakunya, salah satunya
dorongan seseorang untuk belajar.
Didukung dengan beberapa hasil penelitian para ahli yang telah dilakukan
sebelumnya dan beberapa pendapat ahli tentang adanya hubungan antara
kepemimpinan, motivasi, dan kinerja pegawai, serta berdasarkan kondisi dari
masalah tersebut, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul
“ Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang maka identifikasi di rumusan masalah
sebagai berikut :
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas di indikasikan terdapat
masalah dalam kinerja pegawai di Dinas Komunikasi dan Informatika
(Diskominfo) Provinsi Jawa Barat. Masalah yang akan dilakukan penelitian di
identifikasikan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
masih belum dijalankan dengan baik dan kurang tegas dalam menyikapi suatu
masalah.
2. Motivasi Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
masih rendah karena tidak diperlakukan dengan baik.
23
3. Kinerja Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
belum optimal.
4. Ketidakhadiran dalam Absensi Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika
Provinsi Jawa Barat masih tinggi.
5. Pendidikan Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
tidak sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan.
6. Ketidakmampuan Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat dalam meyelesaikan pekerjaan yang telah ditentukan.
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kepemimpinan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Jawa Barat?
2. Bagaimana Motivasi Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Jawa Barat?
3. Bagaimana Kinerja Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi
Jawa Barat?
4. Seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja
Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menggambarkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis Kepemimpinan pada Dinas Komunikasi
dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
24
2. Untuk mengetahui dan menganalisi Motivasi Pegawai pada Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
3. Untuk mengetahui dan menganalisi Kinerja Pegawai Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat.
4. Untuk mengetahui dan menganalisi Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi
terhadap Kinerja Pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Barat parsial atau simultan.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna menambah wawasan
keilmuan mengenai kepemimpinan, motivasi, dan kinerja pegawai. Hasil
penelitian juga diharapkan sebagai bahan masukan bagi Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat dalam mengambil kebijakan guna meningkatkan
kinerja pegawai di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia serta dapat
dijadikan bahan referensi bagi penelitian sejenis selanjutnya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai maukan
dalam mengkaji penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia, terutama
memberikan gambaran yang berkaitan dengan kepemimpinan, motivasi, dan
kinerja pegawai di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
25
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai pemenuh syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Sarjana (S1), penunjang dalam karir bekerja sehingga dapat memberikan kinerja
yang lebih baik, bekal untuk menjadi pemimpin yang baik, dan mengetahui
bagaimana cara untuk selalu memunculkan motivasi kerja yang tinggi untuk
pegawai.
1.4.4 Manfaat Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kepemimpinan yang
dijalankan, meningkatkan motivasi kerja pegawai, dan meningkatkan kinerja
pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.