Upload
ollylu3501
View
149
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 1/13
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEMAM
Sejak zaman purbakala, demam telah dikenal sebagai tanda utama penyakit,
tetapi pengertian tentang patofisiologi demam tergolong relatif masih baru. Substansi
yang dapat menimbulkan demam disebut pirogen. Ada dua macam pirogen, yaitu
pirogen endogen yang dibentuk oleh sel-sel tubuh sebagai respons terhadap stimulus
dari luar (misal: toksin), dan pirogen eksogen yang berasal dari luar tubuh. Pada
1948, dr. Paul Beeson menemukan bahwa demam timbul karena adanya produk sel
peradangan hospes yang merupakan pirogen endogen. Belakangan ini, terbukti bahwa
fagosit mononuklear merupakan sumber utama pirogen endogen dan bahwa
bermacam-macam produk sel mononuklear dapat menjadi mediator timbulnya
demam.
Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik dengan
interleukin-1. Di dalam hipotalamus zat ini merangsang penglepasan asam arakidonat
serta mengakibatkan peningkatan sintesis Prostaglandin E2 yang langsung dapatmenyebabkan suatu pireksia.
Pengaruh pengaturan otonom akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi
perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam.
Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolisme
yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat
penyalurannnya ke permukaan maka rasa demam bertambah pada seorang pasien.
Suhu pasien biasanya diukur dengan termometer air raksa dan tempat
pengambilannya dapat diaksila, oral atau rectum. Suhu tubuh normal berkisar antara
36,50C – 37,20C. Suhu abnormal di bawah 360C. Dengan demam pada umumnya
diartikan suhu tubuh di atas 37,20C . Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan
suhu tubuh sampai setinggi 41,20C atau lebih, sedangkan hipotermia adalah keadaan
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 2/13
suhu tubuh di bawah 350C. Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di
aksila dan oral maupun rectal. Dalam keadaan biasa perbedaan ini berkisar sekitar
0,50C; suhu rectal lebih tinggi dari suhu oral.
Beberapa tipe demam yang mungkin kita jumpai, antara lain:
Demam Septik : Pada tipe demam septic, suhu badan berangsur naik ke tingkat
yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada
pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik
Demam Remiten: Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap
hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin
tercatat dapat mencapa 20C dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada
demam septic
Demam Intermiten: Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat
yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi
setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara
dua serangan demam disebut kuartana.
Demam Kontinyu: Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari
tidak berbeda lebuh dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus-menerus tinggi
sekali disebut hiperpireksia.
Demam Siklik : Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama
beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit
tertentu, seperti misalnya demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan
keluhan demam mungkin dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang jelas, seperti
misalnya: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria: tetapi kadang-
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 3/13
kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang tak jelas. Bila
demam disertai keadaan seperti sakit otot, rasa lemas, tak nafsu makan dan mungkin
ada pilek, batuk, dan tenggorokan sakit, biasanya digolongkan sebagai influenza atau
common cold. Kausa demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan
toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat. Juga gangguan
pada pusat regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperature seperti
pada heat stroke, perdarahan otak, koma atau gangguan sentral lainnya. Pada
perdarahan internal pada saat terjadinya reabsorbsi darah dapat pula menyebabkan
peninggkatan temperature. Beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan pada
demam adalah cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam
dan keluhan serta gejala lain yang menyertai demam. Demam yang tiba-tiba tinggi
lebih sering disebabkan oleh penyakit virus
Dalam praktek perlu sekali diketahui penyakit-penyakit infeksi yang endemik
di lingkungan tempat tinggal pasien. Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan
diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain, ketelitian pengambilan riwayat
penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik yang seteliti mungkin, observasi
perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lainnya
secara tepat dan holistic.
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 4/13
B. DEMAM BERDARAH DENGUE
1. Infeksi Virus Dengue
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum manifestasi klinisyang bervariasi antara penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile illness),
demam dengue, demam berdarah dengue (DBD), dan demam berdarah disertai syok
(dengue shock syndrome = DSS).
2. Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika,
dan Amerika Utara. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-anIstilah haemorrhagic fever di Asia Tenggara pertama kali digunakan di Filipina
pada tahun 1953 dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab
kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
3. Insiden
Di Indonesia DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968, tetapi
konfirmasi virologis baru diperoleh pada tahun 1970. di Jakarta kasus pertamadilaporkan tahun 1969, kemudian berturut-turut dilaporkan di Bandung (1972),
Yogyakarta (1972). Epidemi pertama diluar Jawa dilaporkan pada tahun 1972 di
Sumatera Barat dan Lampung, disusul oleh Riau, Sulawesi Utara dan Bali (1973).
Sejak tahun 1968 angka kesakitan rata-rata DBD di Indonesia terus meningkat dari
0,05 (1968) menjadi 8,14 (1973), 8,65 (1983), dan mencapai angka tertinggi pada
tahun 1998 yaitu 35,19 per 100.000 penduduk dengan jumlah penderita sebanyak
72.133 orang.
Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia.
Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam
berdarah dengue, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah
tersebar luas di perumahan penduduk maupun fasilitas umum diseluruh Indonesia.
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 5/13
Laporan yang ada sampai saat ini penyakit demam berdarah dengue sudah menjadi
masalah yang endemis pada 122 daerah tingkat II, 605 daerah kecamatan dan 1800
desa/kelurahan di Indonesia. Sehingga tidaklah aneh apabila kita sering kali
membaca di media cetak tentang adanya berita berjangkitnya penyakit demam
berdarah dengue di berbagai wilayah Indonesia hampir di sepanjang waktu dalam
satu tahun. Walaupun angka kesakitan penyakit ini cenderung meningkat dari tahun
ke tahun, sebaliknya angka kematian cenderung menurun, dimana pada akhir tahun
60-an/awal tahun 70-an sebesar 41,3% menjadi berkisar antara 3-5% pada saat
sekarang.
Kasus penyakit demam berdarah di Indonesia termasuk terbesar di duniasetelah Thailand. Setiap tahunnya, sejak penyakit ini ditemukan pada tahun 1968
hingga tahun 1998, rata-rata 18 ribu penderita mesti dirawat. Dan dari jumlah
tersebut, sekitar 700 sampai 750 penderita meninggal dunia.
Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun
1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu
penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980
seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit. Sejak
pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik
dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu
terjadi KLB setiap tahun. KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan
Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun
1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR
cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun
2002); dan 23,87 (tahun 2003).
Berikut ini jumlah kasus DBD di Indonesia:
- Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.234 orang.
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 6/13
SULUT tahun 1995-1999
94107 111
155 162
0
30
0
90
120
0
180
1 9 9 5
1 9 9 6
1 9 9 7
1 9 9 8
1 9 9 9
DBD
- Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan)
- Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang.
- Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang.
- Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang
- Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.
- Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.
- Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai 26.015
orang dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang
Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh
propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534
orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT (3,96%).
Berikut ini gambaran kasus DBD di Sulawesi Utara
Manado
22.8
59.934.6
161
222.60
1995 1996 1997 1998 1999
DBD
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 7/13
tahun 1995-1999
1.3
2.6
3.4
1.8
3.6
1
4
1995 1996 1997 1998 1999
DBD
4. Etiologi
Virus dengue termasuk grup B Arthropod borne virus (arbovirus) dan
sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, famili Flaviviridae, yang mempunyai 4
jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi dengan salah satu
serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe yang
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe yang lain. SerotipeDEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan banyak berhubungan dengan kasus
berat.
Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah
yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam
berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti dan atau juda
dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Abopictus Sang nyamuk mengelana di siang
hari dan istirahat di malam hari ini memiliki bentuk kecil dan bercak-bercak hitam
putih. Nyamuk demam berdarah bisa bertahan hidup selama 2 atau 3 bulan. Tiga
hari pasca menggigit manusia bisa menghasilkan telur sebnayak 100 ekor yang
menjadi pasukan baru yang siap menyebarkan wabah demam berdarah. Seekor
nyamuk yang sudah terinfeksi virus dari penderita demam berdarah akan membawa
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 8/13
virus sepanjang hidupnya. Virus dari pengidap demam berdarah akan berkembang
di tubuh nyamuk selama 8 sampai 10 hari (inkubasi). Virus berkembang menjadi
banyak dan masuk kelenjar ludah nyamuk. Virus dari pengidap demam berdarah
akan berkembang di tubuh nyamuk selama 8 sampai 10 hari (inkubasi). Virus
berkembang menjadi banyak dan masuk kelenjar ludah nyamuk. Kelak ludah yang
mengandung virus akan menulari manusia lain.
5. Patogenesis
Patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami namun terdapat 2 perubahan
patofisiologi yang menyolok, yaitu meningkatnya permeabilitas kapiler yang
mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok. Pada DBD
terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma kedalam rongga pleuradan rongga peritoneal. Kebocoran plasma terjadi singkat (24-28 jam).
Hemostatis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni dan
koagulopati, mendahului terjadinya manifestasi perdarahan. Aktivasi sistem
komplemen selalu dijumpai pada pasien DBD kadar C3 dan C5 rendah, sedangkan
C3a dan C5a meningkat. Mekanisme aktivasi komplemen tersebut belum diketahui.
Adanya kompleks imun telah dilaporkan pada DBD. Namun demikian peran
kompleks antigen-antibodi sebagai penyebab aktivasi komplemen pada DBD belum
terbukti.
Selama ini diduga bahwa derajat keparahan penyakit DBD dibandingkan
dengan DD dijelaskan adanya pemacuan dari multiplikasi virus di dalam makrofag
oleh antibodi heterotipik sebagai akibat infesi dengue sebelumnya. Namun
demikian terdapat bukti bahwa faktor virus serta responsimun cell-mediated terlibat
juga dalam patogenesis DBD.
6.Tanda dan Gejala
Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus
nonspesifik sampai perdarahan yang fatal. Gejala demam dengue tergantung pada
umur penderita, pada balita dan anak-anak kecil biasanya berupa demam, disertai
ruam-ruam makulopapular. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 9/13
dimulai dengan demam ringan, atau demam tinggi ( > 39 derajat C ) yang tiba-tiba
dan berlangsung 2-7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri
sendi dan otot, mual-muntah, dan ruam-ruam; ruam demam berdarah mempunyai
ciri-ciri merah terang, petekia, dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan
pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh.
Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa
mual. Muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi
waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun
keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita
mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga
penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut
Ingeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spektrum
manifestasi klinik yang bervariasi antara penyakit yang paling ringan (mild
undiferentiated febrile illness), dengue fever, Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF/DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS/SSD).
Panas
Panas biasanya langsung tinggi terus-menerus, dengan sebab yang tidak
jelas dan hampir tidak bereaksi terhadap pemberian antipiretik (mungkin hanya
turun sedikit kemudian naik kembali).Panas ini biasanya berlangsung 2-7 hari. Bila tidak disertai syok, panas
akan turun dan penderita sembuh sendiri (self limiting).
Di samping panas, penderita juga mengeluh malaise, mual, muntah, sakit
kepala, anoreksia, dan kadang-kadang batuk.
Tanda-Tanda Perdarahan
- Karena manipulasi
Uji torniquet/Rumpel Leed Test positif, yaitu dengan
mempertahankan manset tensimeter pada tekanan antara sistol dan diastol
selama 5 menit, kemudian dilihat apakah timbul petekie atau tidak di
daerah volar lengan bawah.
Kriteria:
(+) bila jumlah petekie ≥20
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 10/13
(±) bila jumlah petekie 10-20
(-) bila jumlah petekie < 10
- Perdarahan spontan
Pembesaran hepar
Laboratorium
- Hematokrit/PCV ( Packed Cell Volume) meningkat
sama atau lebih dari 20% (Normal: PCV/Hct = 3 x Hb
- Trombosit menurun, sama atau kurang dari
100.000/mm3
- Leukopeni, kadang-kadang leukositosis ringan
- Waktu perdarahan memanjang
- Waktu protrombin memanjang
6. Diagnosis
Hingga kini diagnosis DBD/DSS masih berdasarkan patokan yang telah
dirumuskan oleh WHO pada tahun 1975/1986/1997 yang terdiri dari 4 kriteria
klinik (satu diantaranya ialah panas). Ternyata dengan menggunakan kriteria WHO
di atas keteapatan diagnosis berkisar 70-90%.
Kriteria Klinik
1. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari, dengan sebab
yang tidak jelas dan hampir tidak dapat dipengaruhi oleh antipiretika
maupun surface cooling
2. Manifestasi perdarahan
- dengan manipulasi, yaitu uji torniquet positif
- spontan, yaaitu petekie, ekimose, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis
atau melena.
3. Pembesaran hati
4. Syok yang ditandai dengan nadi yang lemah dan cepat sampai tak teraba,
tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau sampai nol, tekanan darah
menurun menjadi 80 mmHg atau sampai nol, disertai kulit yang teraba
lembab dan dinggin, terutama pada ujung jari tangan, kaki dan hidung,
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 11/13
penderita menjadi lemah, gelisah sampai menurunnya kesadaran dan timbul
sianosis di sekitar mulut.
Kriteria Laboratorium
1. Trombositopenia : Jumlah trombosis ≤ 100.000 mm3
2. Hemokonsentrasi : Meningginya nilai hematokrit atau Hb ≥20 %
dibandingkan dengan nilai pada masa konvalensen, atau dibandingkan
dengan nilai Hct/Hb rata-rata pada anak di daerah tersebut.
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan Sangay erat kaitannnya
dengan pengelolaan dan prognosis, WHO (1975) dan membadi DBD dalam 4
derajat setelah kriteria laboratorik terpenuhi, yaitu:
Derajat I : Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-
satunya manifestasi perdarahan adalah tes torniquet positif.
Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan di kulit atau
perdarahan yang lain.
Derajat III : Derajat II ditambah kegagalan sirkulasi ringan yaitu, denyut nadi
cepat, lemah, dengan tekanan nadi yang menurun (20 mmHg
atau kurang) atau hipotensi (sistolik ≤80 mmHg) disertai dengan
kulit yang dingin, lembab dan penderita gelisah.
Derajat IV : Derajat III ditambah syok berat dengan nadi yang tak teraba dantekanan darah yang tidak terukur dapat disertai dengan
penurunan kesadaran, sianosos, dan asidosis
Derajat I dan II disebut DHF/DBD tanpa renjatan, sedangkan dengan III dan IV
adalah DHF/DBD dengan renjatan atau DDS.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terdiri dari :
a. Pencegahan
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk flavivirus demam
berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau
mengurangi vektor nyamuk demam berdarah.
Cara pencegahan DBD :
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 12/13
1. Bersihakan tempat penyimpanan air ( bak mandi, WC ).
2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air.
3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas (kaleng bekas,
botol bekas ).
4. Tutuplah lubang-lubang, pagar pada pagar bambu dengan tanah.
5. Lipatlah pakaian atau kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk
tidak hinggap di situ.
6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin untuk membunuh jintik-
jintik nyamuk ( ulangi hal ini setiap 2 sampai 3 bulan sekali.
b. Pengobatan
Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara :
1. Pengantian cairan tubuh
2. Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam 24
jam.
3. Gastroenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam
elektrolid ( oralit kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit )
4. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit diperlukan untuk
mencegah terjadinya syok yang dapat terjadi secara tepat.
5. Pemasangan infus NaCl atau Ringer melihat keperluanya dapatditambahkan, Plasma atau Plasma expander atau preparat hemasel.
6. Antibiotik diberikan bila ada dugaan infeksi sekunder .
VI. PROGNOSIS
Bila tidak disertai renjatan, dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan
menjadi baik. Kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan,
kemungkinan sembuh kecil dan prognosis menjadi buruk Kematian terjadi pada
kasus berat yaitu pada waktu muncul komplikasi pada sistem syaraf, kardiovaskuler,
pernapasan, darah, dan organ lain.
Kematian disebabkan oleh banyak faktor, antara lain :
1. Keterlambatan diagnosis
2. Keterlambatan diagnosis shock
5/8/2018 Bab i Pendahuluan (Laporan Pandas) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pendahuluan-laporan-pandas 13/13
3. Keterlambatan penanganan shock
4. Shock yang tidak teratasi
5. Kelebihan cairan
6. Kebocoran yang hebat
7. Pendarahan masif
8. Kegagalan banyak organ
9. Ensefalopati
10. Sepsis
11. Kegawatan karena tindakan