Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umat Islam sepakat bahwa Al-Qur’an adalah sumber
hukum dan dalil hukum utama yang di turunkan oleh Allah
SWT, dan wajib di amalkan oleh manusia. Seorang mujtahid
tidak dibenarkan menjadikan dalil lain sebagai hujjah.
(landasan hukum) sebelum ia membahas dan meneliti ayat
Al-Qur’an. Apabila suatu masalah yang ia cari tidak
ditemukan dalam Al-Qur’an, maka barulah ia
mempergunakan dalil lain.1
Hukum Islam bertujuan untuk mewujudkan kebaikan
hidup yang hakiki. Semua yang menjadi kepentingan hidup
manusia harus diperhatikan. Kepentingan-kepentingan hidup
manusia dapat dibagi tiga: yaitu kepentingan primer atau
kepentingan pokok (al-dharuriyah), kepentingan sekunder
1 Suparman Usman, Hukum Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama,
2001), h. 42
2
atau yang tidak termasuk kepentingan pokok (al-hajiyat), dan
kepentingan tertier atau kepentingan pelengkap, penyempurna
(al-tahsiniyat atau al-kamliyah).2
Allah SWT menciptakan manusia dengan karakter
saling membutuhkan antara sebagian mereka dengan sebagian
yang lain. Tidak semua orang memiliki apa yang
dibutuhkannya, akan tetapi sebagian orang memiliki sesuatu
yang orang lain tidak memiliki namun membutuhkannya.
Sebaliknya, sebagian orang membutuhkan sesuatu yang orang
lain telah memilikinya. Karena itu Allah SWT mengilhamkan
mereka untuk saling tukar menukar barang dan berbagai hal
yang berguna, dengan cara jual beli dan semua jenis interaksi,
sehingga kehidupan pun menjadi tegak dan rodanya dapat
berputar dengan limpahan kebajikan dan produktivitasnya.3
Dalam kehidupan bermuamalah, Islam telah
memberikan garis kebijaksanaan perekonomian yang jelas.
Transaksi bisnis merupakan hal yang sangat diperhatikan dan
2 Suparman Usman, Hukum Islam. h. 67
3 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam (Surakarta: Era
Intermedia, 2007), hal. 354
3
dimuliakan oleh Islam. Perdagangan yang jujur sangat disukai
oleh Allah dan Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang-
orang yang berbuat demikian. Perdagangan bisa saja
dilakukan oleh individual atau perusahaan dan berbagai
lembaga tertentu yang serupa.
Upaya mengantisipasi terjadi kecurangan-kecurangan
dalam jual beli, baik yang berbentuk eksploitasi, pemerasan,
monopoli maupun bentuk kecurangan lainnya, tidak
dibenarkan oleh Islam karena hal tersebut jelas bertentangan
dengan jiwa syari’at Islam.
Jual beli merupakan kegiatan yang sudah sangat lama
dikenal dan dilakukan oleh masyarakat. Pada awalnya bentuk
jual beli adalah barter yaitu pertukaran barang dengan
barang. Kemudian berkembang menjadi jual beli yaitu
pertukaran barang dengan uang yang lebih dikenal dengan
istilah jual beli.
Kegiatan jual beli merupakan suatu yang telah
dianjurkan dan dibolehkan untuk dilakukan oleh manusia
dalam sarana pemenuhan kebutuhan hidup. Oleh karena itu,
4
jual beli mempunyai landasan yang sangat kuat di dalam al-
Qur‟an dan al-Hadis.
Allah telah menghalalkan jual beli, karena dalam jual
beli ada pertukaran dan pergantian, yaitu dengan adanya
barang yang mungkin bertambah harganya pada masa
mendatang. Allah telah mengharamkan riba di samping
memang dalam nash al-Qur‟an sudah jelas dan banyak sekali
yang mengancam kegiatan melakukan riba, riba juga antara
lain menyebabkan putusnya perbuatan baik terhadap sesama
manusia, misalnya dengan cara utang piutang atau
menghilangkan faedah utang piutang sehingga riba lebih
cenderung memeras dari pada menolong orang miskin.
Seiring dengan berjalannya waktu dengan
perkembangan-perkembangan yang terjadi, manusia dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, permasalahan
jual beli semakin banyak dan dalam pelaksanaannya berbeda-
beda. Seperti halnya jual beli yang dilakukan oleh
peternak/penjual ayam potong di wilayah Anyer, kecamatan
Anyer kabupaten Serang. Jual beli yang dilakukan oleh
5
mereka terkadang menggunakan sistem oper nota. Sistem ini
juga kerap dilakukan oleh penjual ayam di pasar-pasar,
khususnya Pasar Baru Anyer.
Ayam potong yang merupakan jenis ayam broiler atau
yang disebut juga ayam ras pedaging adalah jenis ras
unggulan hasil persilangan dari bangsa ayam yang memiliki
daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi
daging ayam. Ayam potong yang merupakan hasil
perkawinan silang dan sistem berkelanjutan sehingga mutu
genetiknya bisa dikatakan baik. Mutu genetik yang baik akan
muncul secara maksimal apabila ayam tersebut diberikan
faktor lingkungan yang mendukung, misalnya pakan yang
berkualitas tinggi, sistem perkandangan yang baik, serta
perawatan kesehatan dan pencegahan yang baik.4
Sistem oper nota adalah cara yang sering dilakukan
oleh para pengusaha/penjual ayam manakala mereka menjual
ayam potong kepada pedagang ayam yang lain misalnya di
pasar-pasar dengan cara delivery order dan mengambil
4 http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_broiler, diakses pada tanggal 24
September 2018 pukul 21.35 WIB.
6
keuntungan yang lebih sedikit. Akan tetapi berat ayam
tersebut tidak ditimbang ulang kembali. Dikarenakan para
penjual ayam potong enggan menanggung resiko untuk
menimbang lagi berat ayam yang ia beli dari pusat (kulakan),
sehingga mereka menggunakan sistem oper nota. Sebenarnya
system ini tidak menjamin pembeli ayam tersebut merasa
rugi, akan tetapi apabila si pembeli ayam tersebut melakukan
pembelian (kulak) ayam potong pada sore atau malam hari,
dan dijual pada keesokan harinya maka pembeli ayam
tersebut merasa rugi, dikarenakan ayam-ayam tersebut telah
membuang kotorannya dan berkurang beratnya. Sehingga
ketika si pembeli ayam tersebut akan menjual lagi ayamnya di
keesokan harinya maka ayam tersebut sudah berkurang
beratnya (susut). Hal inilah yang sering kali membuat
pedagang kecil di pasar mengalami kerugian karena
berkurang beratnya. Sebagai contoh misalnya Pak Didi
membeli ayam kepada salah satu Pusat penjualan ayam
potong di wilayah Wangon sebanyak 105 kg, Pak Didi
berjualan ayam di salah satu kios Pasar Ajibarang yang
7
letaknya tidak terlalu jauh. Akan tetapi Pak Didi membeli
ayam tersebut dengan cara oper nota, harga ayam tersebut
dari Pusat misalnya Rp. 20.000,- dan dijual ke pak Didi
seharga Rp. 20.500,- dalam arti tidak mengambil keuntungan
terlalu banyak dikarenakan berat ayam tersebut tidak
ditimbang kembali. Pada saat keesokan harinya, Pak Didi
mulai memotong ayam yang telah dibelinya semalam. Seiring
waktu berjalan ayam tersebut akan semakin berkurang
beratnya. Yang semula 105 kg jika ditimbang ulang menjadi
100 kg. Maka disitulah terkadang penjual ayam merasa rugi.5
Salah satu prinsip di bidang ekonomi adalah mencari
keuntungan sebanyak mungkin dengan pengorbanan atau
pengeluaran yang sekecil-kecilnya. Beberapa pelaku usaha
sangat menjunjung tinggi prinsip ini, sehingga demi
memperoleh keuntungan yang besar, mereka akan melakukan
perbuatan-perbuatan yang merugikan konsumen. Keinginan
pelaku usaha untuk meraup keuntungan yang sebanyak-
5 Muntatiah, Jual Beli Ayam Potong Dengan Sistem Oper Nota
Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Pasar Wangon Kecamatan
Wangon Kabupaten Banyumas), Skripsi, (Purwokerta: IAIN Puwokerto,
2018).
8
banyaknya dapat mendorong pelaku usaha untuk berbuat
curang, baik melalui berbagai kiat promosi yang memikat
konsumen, cara penjualan dan penerapan perjanjian standar
yang cenderung lebih melindungi pelaku usaha dan dapat
merugikan konsumen. Kecenderungan pelaku usaha untuk
berbuat curang menjadikan kedudukan pelaku usaha dan
konsumen tidak seimbang dan menempatkan konsumen
dalam posisi lemah. Salah satu faktor utama yang
menyebabkan lemahnya kedudukan konsumen adalah karena
rendahnya tingkat kesadaran konsumen mengenai hak-
haknya. Kerugian yang dialami konsumen tidak selalu terjadi
karena perbuatan curang yang dilakukan oleh pelaku usaha,
namun juga dapat terjadi karena kesalahan konsumen sendiri
yang disebabkan karena ketidaktahuan konsumen terhadap
suatu produk. Maka dari itu diperlukan adanya seperangkat
aturan hukum mengenai perlindungan konsumen.6
Di Indonesia yang menjadi sumber hukum
perlindungan konsumen adalah Undang-undang Nomor 8
6 www.jurnalhukum.com diakses pada tanggal 18 Oktober 2018,
Pukul : 11.49
9
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perlindungan
konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang
atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pelaku usaha
adalah setiap orang perongan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri
maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Perlindungan
konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan,
keamanan, dan keselamatan konsumen serta kepastian
hukum.7
Undang-undang ini menjelaskan bahwa hak konsumen
diantaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan
7 Nasution Az, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Diadit
Media, 2007). h. 262-264
10
keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau jasa, hak
untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang
atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan, hak untuk diperlakukan atau
dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif8.
Sedangkan hak dan kewajiban pelaku usaha diantaranya
adalah hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan
kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang atau jasa
yang diperdagangkan, bertikad baik dalam melakukan
kegiatan usahanya, memberikan informasi yang benar, jelas
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa serta
memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan, memperlakukan atau melayani konsumen
secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.9
Dengan adanya UU No 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen ini semoga dapat menyadarkan
masyarakat Indonesia untuk lebih mengetahui atas hak-hak
dan kewajibannya yang dimiliki terhadap pelaku usaha dan
8 Nasution Az, Hukum Perlindungan Konsumen....., h. 265
9 Nasution Az, Hukum Perlindungan Konsumen......, h. 266-267
11
konsumen. Upaya untuk melindungi konsumen yang diatur
dalam perangkat hukum untuk menciptakan norma hukum
perlindungan konsumen dan memberikan rasa tanggungjawab
kepada pelaku usaha.
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas,
maka penulis bermaksud melakukan penelitian skripsi
berjudul : “Studi Komperatif antara Hukum Islam dan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen terhadap Jual beli ayam potong
dengan sistem oper nota (studi di Pasar Baru Anyer)”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
memfokuskan tentang Studi Komperatif antara Hukum Islam
dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen terhadap Jual Beli Ayam Potong
Dengan Sistem Oper Nota (Studi di Pasar Baru Anyer
Kecamatan Anyer Kabupaten Serang).
12
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana praktek jual beli ayam potong dengan sistem
oper nota di Pasar Baru Anyer ?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap praktek jual
beli ayam potong dengan sistem oper nota di Pasar Baru
Anyer ?
3. Bagaimana Tinjauan Hukum Positif (Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen)
terhadap praktek jual beli ayam potong dengan sistem
oper nota di Pasar Baru Anyer?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, berdasarkan tujuan dari
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui praktek jual beli ayam potong dengan
sistem oper nota di pasar baru anyer.
13
2. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam terhadap
Praktek jual beli ayam potong dengan sistem oper nota di
Pasar baru Anyer
3. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Positif (Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen) terhadap Praktek jual beli ayam potong
dengan sistem oper nota di Pasar Baru Anyer.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitiaan yang diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas
pemikiran dan mendapat hukum, landasan teoritis bagi
pengembangan ilmu hukum pada umumnya, khususnya
jual beli menurut undang-undang dan hukum islam dan
praktik jual beli ayam potong dengan sistem oper nota di
pasar baru Anyer.
14
2. Manfaat Praktis
a. Untuk mengetahui praktek jual beli ayam potong dengan
sistem oper nota di Pasar baru Anyer.
a. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam dan
Tinjauan Hukum Positif (UU No 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen) dan terhadap
Praktek jual beli ayam potong dengan sistem oper
nota di Pasar baru Anyer.
b. Bagi penulis lebih memahami dan menambah
pengetahuan tentang hukum jual beli.
c. Bagi masyarakat
1. Memberikan informasi mengenai jual beli ayam
potong dengan sistem oper nota dalam perspektif
Hukum Islam dan UU No 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
2. Menambah kepercayaan masyarakat terhadap jual
beli ayam potong dengan sistem oper nota dalam
perspektif Hukum Islam dan UU No 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen.
15
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan menguraikan teori,
temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan,
yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang
diusulkan sehingga jelas distingsi study yang akan dilakukan.
Menjelaskan penelitian terdahulu juga sebagai upaya untuk
tidak menjiplak/plagiyat hasil penelitian terdahulu, atau
meneliti dengan tema dan kajian yang sama. Uraian dalam
penelitian terdahulu yang relevan diarahkan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam
penelitian.10
Dalam skripsi ini dijelaskan dikemukakan bab-
bab terdahulu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Skripsi yang berjudul “Analisis Jual Beli Ayam Potong
Dengan Sistem Oper Nota Dalam Perspektif Hukum Islam
(Studi Kasus di Pasar Wangon Kecamatan Wangon
Kabupaten Banyumas)”, yang ditulis oleh Muntatiah pada
tahun 2016, Fakultas Syariah IAIN Porwokerto. Penelitian
skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan
10
Yusup Somawinata Dkk, Tim Penyusunan Fakultas Syariah IAIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Serang
:Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Sultan Maulana Hasanuddin Banten,2017
16
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa gambaran penelitian fakta-fakta, kondisi maupun
aktifitas yang ada dan terjadi saat ini. Dan penulis
menggunakan penelitian lapangan dengan lokasi
penelitian di Pasar Wangon Kecamatan Wangon
Kabupaten Banyumas. Yang menjadi subyek
penelitiannya adalah pengepul dan pedagang ayam potong
yang berada di Pasar Wangon. Sedangkan yang menjadi
obyek penelitian skripsi ini adalah praktek jual beli ayam
potong dengan sistem oper nota yang di lakukan oleh
pengepul dan pedagang ayam potong tersebut.
Hasil penelitiannya ialah dapat di simpulkan bahwa
praktek jual beli ayam potong yang terjadi di Pasar
Wangon tersebut ialah dengan menggunakan sistem oper
nota yakni apabila penjual ayam potong menjual ayam
tersebut kepada konsumen tidak menimbang lagi berat
ayam tersebut karena resiko yang ditimbulkan. akan tetapi
penjual ayam potong tersebut mengambil keuntungan dari
harga yang lebih murah kepada konsumennya. Penjual
17
melakukan pengiriman ayam potong kepada pembeli
dengan cara delivery order dan langsung memberlakukan
sistem oper nota. Pembeli hanya menerima nota
pembelian saja ketika melakukan transaksi dan akan
membayar pada keesokan harinya.11
Sedangkan dalam skripsi penulis yang berjudul “Studi
Komperatif antara Hukum Islam dan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
terhadap Jual beli ayam potong dengan sistem oper
nota” bahwa sistem oper nota adalah sistem yang
digunakan pengepul yang menjual ayam potong kepada
pedagang ayam yang dipasar dengan tidak menimbang
lagi ayam tersebut yang di ambil dari pusat kandang
ayam. Setelah pedagang melakukan transaksi maka
pengepul memberikan nota kepada pedagang ayam
sebagai bukti berat dan harga ayam tersebut. Dalam jual
beli tersebut terjadi ketidakpastian (gharar) karena
11
Muntatiah, Jual Beli Ayam Potong Dengan Sistem Oper Nota
Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Pasar Wangon Kecamatan
Wangon Kabupaten Banyumas), Skripsi, (Purwokerta: IAIN Puwokerto,
2018).
18
pembeli ayam tersebut sering mengalami kerugian yang
merupakan hak untuk diperlakukan atau dilayani secara
benar dan jujur serta tidak diskrimatif yang di lindungi
oleh UU Nomor 8 Tahun 1999. Dan bagaimana hukum
transaksi tersebut bila di tinjau dari Hukum Islam. Dalam
skripsi ini penulis meneliti praktek jual beli ayam potong
dengan sistem oper nota yang di tinjau dari Hukum Islam
dan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
Sejauh ini penyusun belum menemukan pembahasan
yang secara spesifik membahas mengenai jual beli dengan
sistem oper nota dalam hukum Islam dan kaitannya
dengan Undang-undang Perlindungan Konsumen.
G. Kerangka Pemikiran
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan
interaksi. Dengan berinteraksi mereka dapat mengambil dan
memberikan manfaat. Salah satu praktek yang merupakan
hasil interaksi sesama manusia adalah terjadinya jual beli
yang dengannya mereka mampu mendapatkan kebutuhan
19
yang mereka inginkan. Islam pun mengatur permasalahan ini
dengan rinci dan seksama sehingga ketika mengadakan
transaksi jual beli manusia mampu berinteraksi dalam koridor
syariat dan terhindar dari tindakan aniaya terhadap sesama
manusia. Hal ini menunjukan bahwa Islam merupakan ajaran
yang bersifat universal dan komprehensif.12
Allah telah menjelaskan dalam kitab-Nya yang mulia
demikian pula Nabi SAW dalam sunahnya yang suci
beberapa hukum muamalah, karena butuhnya manusia akan
hal itu, dan butuhnya manusia kepada makanan yang
dengannya akan menguatkan tubuh, demikian pula butuhnya
pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan sebagainya dari
berbagai kepentingan hidup serta kesempurnaannya.13
Jual beli ialah suatu perjanjian tukar-menukar atau
barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua
belah pihak yang satu menerima benda-benda dan pihak lain
12
https//muslim.or.id diakses pada tanggal 18 Oktober 2018, Pukul:
00.58 13
https//salafy.or.id diakses pada tanggal 18 oktober 2018, Pukul :
02.11
20
menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang
telah dibenarkan syara’ dan disepakati.14
Jual beli disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an, sunnah,
dan ijma. Dalam Al-Qur’an Allah telah menghalakan jual beli
dan mengharamkan riba. Para Ulama pun telah sepakat bahwa
jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak
akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan
orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang
lain yang dibutuhkannya itu harus diganti dengan barang
lainnya yang sesuai.15
Pada kegiatan ekonomi dan bisnis diperlukan
adanya seperangkat aturan hukum untuk melindungi
konsumen dan pelaku usaha. Oleh karena itu, harus adanya
campur tangan negara melalui penetapan sistem perlindungan
hukum terhadap konsumen. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka telah disahkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan konsumen. Menurut Undang-undang
14
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014). h.
67-69 15
Rachnat Syafe’i, Fiqh Muamalah, (Bandung : Pustaka Setia, 2001).
h. 74-75
21
Nomor 8 tahun 1999, perlindungan konsumen adalah segala
upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi perlindungan kepada konsumen. Namun pelaku
usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik
sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai ekonomi.16
Ayam potong adalah sejenis unggas yang biasa di pelihara
orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan hidup
pemeliharaannya.17
Sistem oper nota adalah sistem yang digunakan pengepul
yang menjual ayam potong kepada pedagang ayam yang ada
di pasar dengan tidak menimbang lagi ayam tersebut yang
dibelinya dari pusat/kandang ayam. Setelah pedagang ayam
melakukan transaksi maka pengepul ini memberikan nota
16
Nasution Az, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Diadit
Media, 2007). h. 262-263 17
https://id.m.wikipedia.org diakses pada tanggal 27 September
2018, Pukul: 15.20
22
kepada pendagang ayam sebagai tanda bukti berapa berat dan
harga ayam tersebut. 18
H. Metodologi Penelitian
Penelitian ini atau penyusun skripsi ini penulis
menggunakan metode deskripsi yakni metode peneltian yang
menguraikan dan menggambarkan, mengumpulkan,
menyusun, mengolah dan menjelaskan suatu obyek dengan
adanya untuk memperoleh data-data yang diperlukan penulis
dengan langkah-langkah berikut :
1. Teknik pengumpulan data
a. Penelitian kepustakaan (library research)
Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik kepustakaan library
research, yaitu dengan menghimpun data dari sumber-
sumber tertulis seperti buku, internet, artikel, dan
sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan
skripsi ini.
18
Muntatiah, Jual Beli Ayam Potong Dengan Sistem Oper Nota
Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Pasar Wangon Kecamatan
Wangon Kabupaten Banyumas), Skripsi, (Purwokerta: IAIN Puwokerto,
2018).
23
b. Penelitian lapangan (field research)
Pengumpulan data yang digunakanan dalam
penelitian ini adalah dengan teknik penelitian
lapangan field research yaitu : wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian
ini menggunakan study pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
respondend yang lebih mendalam dan jumlah
respondend sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan
data ini mendasarkan dari pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan keyakinan pribadi. Dengan
melakukan dialog atau wawancara dengan pihak Pasar
Baru Anyer serta pihak-pihak lain yang berkaitan
dalam penelitian ini.
24
2. Teknik pengolahan data
Setelah diolah informasi data hasil data tadi
kemudian di analisis lebih lanjut dengan menggunakan
alat-alat analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian agar
menghasilkan kajian yang cukup tajam, mendalam dan
luas. Hasil kajian ini dilengkapi dengan tafsiran. Alat-alat
analisis kuantitatif maupun kualitatif dapat dipilih juga
alat-alat analisis yang sesuai disiplin ilmunya.
Selanjutnya data tersebut diinterpretasikan
berdasarkan pemahaman atau pengetahuan yang dimiliki
penulis interpretasi ini sangat penting, sehingga data yang
telah disajikan atau di analisi dapat memberi arti atau
makna yang baik.
Sehubung dengan teknik penelitian yang
digunakan adalah penilitian deskripsi, maka pengolah
datanya adalah analisis kualitatif. Metode penelitian
kulitatif adalah metode penelitian berlandaskan pada
filsafat positivisme. Menggunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah(sebagai lawannya adalah
25
experimen) dimana penulis adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data ini dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisi bersifat induktif /
kualintatif dan hasail penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generisasi.
Dengan demikian dari semua pengolahan data
penelitan yang tersusun dalam penelitian skripsi ini
penulis sajikan dalam bentuk kalimat atau komentar,
sehingga tergambar masalahnya yang sebenarnya. Hal ini
bertujuan untuk menjelaskan data-data yang diperoleh
dari hasil penelitian, melalui wawancara dan observasi
yang telah penulis lakukan dilapangan.
3. Teknik Penulisan
a. Buku pedoman skripsi fakultas Syariah, Universitas
Islam Negeri “Sultan Maulana Hasanudin” Banten,
Tahun 2017
b. Untuk penulisan ayat ayat al-Quran berpedoman pada
Al-Quran dan terjemahnya, yang diterbitkan oleh
depertemen Agama Republik Indonesia.
26
c. Penulisan hadis-hadis berpedoman pada buku aslinya,
jika susah didapatkan pada sumber tersebut, maka
penulis mengutip dari buku yang didalamnya terdapat
hadis yang dimaksud.
I. Sistematika Pembahasan
Dalam skripsi ini penulis akan membahas dengan
sistematika pembahasan yang terdiri dari 5 bab yaitu:
BAB I, Pendahuluan, pada bagian ini meliputi, latar
belakang masalah, fokus penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penelitian terdahulu yang relevan, kerangka
pemikiran, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
BAB II, Kondisi Obyektif dan Lokasi, pada bagian ini
meliputi, Kondisi Geografi Pasar Baru Anyer,
Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Baru
Anyer, dan Pekembangan usaha dan modal
Pasar Baru Anyer.
27
BAB III, Tinjauan Pustaka, pada bagian ini meliputi;
pengertian dan dasar hukum jual beli, rukun
dan syarat jual beli,macam-macam jual beli,
transaksi yang dilarang dalam jual beli, dan
pengertian sistem oper nota.
BAB IV, Membahas tentang Jual beli ayam potong
dengan sistem oper nota dalam prespektif
hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(studi di pasar baru anyer kecamatan anyer
kabupaten serang).
Bab V, Penutup, yang pembahasannya meliputi;
Kesimpulan dan Saran.