Upload
harris-murdianto
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 BAB I SGB ready
1/15
BAB I
PENDAHULUAN
Sindroma Guillain Barre (SGB) biasa disebut juga dengan Acute Inflammatory
Demyelinating Polyradiculoneuropathy (AIDP) adalah suatu penyakit autoimun yang
penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Sindroma Guillain Barre (GBS) adalah
poliradikuloneuropati akut, sering kali berat dan mematikan. amun, pada beberapa kasus
Sindroma Guillain Barre timbul pada penderita dengan ri!ayat in"eksi #irus atau bakteri,
setelah dilakukan imunisasi, pada penderita dengan penyakit$penyakit autoimun, maupun
pada post transplantasi organ atau sumsum tulang. %umpulan sindroma klinik yang
bermani"estasi sebagai peradangan poliradikuloneuropati akut dengan kelemahan dan
penurunan re"lek. Gejala yang timbul mula$mula adalah kelemahan pada anggota gerak ba!ah yang bersi"at "laksid. Dalam hitungan jam atau hari, kelemahan akan men&apai
anggota gerak atas bahkan ner#us kranialis. Gejala ini biasa disebut dengan asending paralisis
dan merupakan gejala khas pada Sindroma Guillain Barre. Gejala sensorik yang timbul
biasanya berupa rasa baal atau kesemutan pada anggota gerak atas dan ba!ah bagian distal
( stocking and golves). Gejala sensorik umumnya tidak terlalu dikeluhan oleh pasien. '
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia pada setiap musim, menyerang semua umur.
Insiden Sindroma Guillain Barre sering sekali berhubungan dengan berhubungan dengan
in"eksi akut non spesi"ik. Insiden kasus Sindroma Guillain Barre yang berkaitan dengan
in"eksi ini sekitar antara $*+ , yaitu ' sampai -- minggu sebelum gejala neurologi timbul
seperti in"eksi saluran perna"asan atas atau in"eksi gastrointestinal. %elainan ini juga dapat
menyebabkan kematian pada pasien, yang disebabkan oleh gagal na"as dan aritmia.
Gejala yang terjadinya biasanya hilang minggu setelah gejala pertama kali timbul. Sekitar
+ penderita memiliki gejala sisa kelemahan setelah tahun. /iga persen pasien dengan
Sindroma Guillain Barre dapat mengalami relaps yang lebih ringan beberapa tahun setelah
onset pertama. Bila terjadi kekambuhan atau tidak ada perbaikan pada akhir minggu I0 maka
termasuk Chronic Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy (1IDP). Sampai saat
ini belum ada terapi spesi"ik untuk Sindroma guillain barre. Pengobatan se&ara simtomatis
dan pera!atan yang baik dapat memperbaiki prognosisnya 2
Belum diketahui angka kejadian penyakit ini di Indonesia. Insiden sindrom ini
termasuk jarang kira$kira ' orang dalam '++.+++. Sindroma Guillain Barre jarang terjadi
pada anak$anak, khususnya selama 2 tahun terakhir. 3rekuensi pun&ak pada usia de!asa
muda. Sindroma Guillain Barre tampil sebagai salah satu penyebab kelumpuhan utama di
negara maju atau berkembang seperti Indonesia.
1
8/18/2019 BAB I SGB ready
2/15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. SEJARAH
Pada tahun '*4, 5andry, mempublikasikan artikelnya yang berjudul “A note on
acute ascending paralysis“. Artikel ini ber&erita tentang seorang pasien yang telah
mengalami paralisis akut selama lebih dari * hari, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Paralisis ini meliputi kelemahan otot$otot proksimal, otot pernapasan, kelemahan dan
kehilangan re"lek, dan takikardi. Paralisis ini dikenal dengan sebutan Landry’s paralysis.
Pada tahun '4', Guillain, Barre, dan Strohl mempublikasikan penelitian mereka
yang berjudul “On a syndrome of radiculoneuritis with hyperaluminosis of cererospinal
fluid without a cellular reaction ! "emarks on the clinical characteristics and tracings of the
tendons refle#es“$ %etiga orang ini menemukan kelainan patologis yaitu adanya disosiasi
albuminositologi di dalam &airan serebrospinal dan disertai dengan radikuloneuritis. Guillain
2
8/18/2019 BAB I SGB ready
3/15
tetap berpendapat bah!a apa yang mereka bertiga kemukakan sebenarnya adalah Landry’s
paralysis. /ahun '426, Draganes&u dan 1laudian memberi nama penyakit ini sebagai
%uillain&'arre (yndrome. Sebab mengapa Strohl tidak diikut sertakan sampai saat ini belum
diketahui.
II. DEFINISI
Sindroma Guillain Barre (SGB) atau biasa disebut dengan Acute Inflammatory
Demyelinating Polyradiculoneuropathy (AIDP) adalah suatu sindrom yang mengenai sistem
5o!er 7otor euron. Sindroma Guillain Barre disebabkan oleh proses peradangan pada
radiks spinalis. Sindroma Guillain Barre ditandai dengan berbagai temuan klinis seperti
kelemahan anggota gerak yang bersi"at ascending paralysis, kelemahan yang bersi"at
simetris, gangguan sensorik, serta gangguan otonom. Setelah melalui "ase akut (2$- minggu)
gejala$gejala tersebut akan berangsur$angsur membaik. '
III. EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, insiden terjadinya Sindroma Guillain Barre berkisar antara +,-8
2,+ per '++.+++ penduduk. Sindroma Guillain Barre merupakan a non sesasonal disesae
dimana resiko terjadinya adalah sama di seluruh dunia pada pada semua iklim.
Perke&ualiannya adalah di 1ina, dimana predileksi Sindroma Guillain Barre berhubungan
dengan Campyloacter )e)uni, &enderung terjadi pada musim panas. '
Sindroma Guillain Barre dapat terjadi pada semua orang tanpa membedakan usia
maupun ras. Insiden kejadian di seluruh dunia berkisar antara +,8',4 per '++.+++ penduduk.
Insiden ini meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Sindroma Guillain Barre
merupakan penyebab paralisa akut yang tersering di negara barat.
IV. ANATOMI DAN FISIOLOGISistem sara" tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel sara"
(neuron). Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit dan akson (neurit). Badan sel
merupakan bagian sel sara" yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun sitoplasma yang
bergranuler dengan !arna kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran sel, nukleolus (anak
inti sel), dan retikulum endoplasma. 9etikulum endoplasma tersebut memiliki struktur
berkelompok yang disebut badan nissl. Pada badan sel terdapat bagian yang berupa dengan
penjuluran pendek. Bagian ini disebut Dendrit. Dendrit memiliki struktur yang ber&abang$
&abang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. 3ungsi dendrit adalah menerima
3
8/18/2019 BAB I SGB ready
4/15
impuls (rangsangan) yang datang dari reseptor. %emudian impuls tersebut diba!a menuju
badan sel sara". Selain itu pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan
tidak ber&abang yang disebut dengan As!n ata" Ne"rit. Akson berperan dalam
menghantarkan impuls dari badan sel menuju e"ektor, seperti otot dan kelenjar. :alaupun
diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa men&apai ' hingga 2
meter.
euron$neuron yang menyalurkan impuls motorik dari &ornu anterior medulla
spinalis menuju ke otot skeletal dinamakan Lower *otor +euron (57). 57 terdiri dari ;$
motorneuron dan aringan ikat ini juga mengandung pembuluh darah yang ber"ungsi memberi nutrisi pada sel$
sel neuron. 4
9adiks posterior hanya mengandung serat sara" a"eren. Semua impuls yang berasal
dari berbagai reseptor sensorik harus melalui radiks posterior untuk memasuki medulla
spinalis. %etika sara" men&apai ganglion spinalis, serat sara" akan terbagi menjadi beberapa
kelompok menurut "ungsinya masing$masing. Serat sara" yang berasal dari gelendong
neuromuskular dan memiliki selubung mielin paling tebal akan terletak di bagian paling
medial dari radiks. Bagian tengah radiks diisi oleh serat sara" yang berasal dari reseptor
4
8/18/2019 BAB I SGB ready
5/15
berkapsul yang ber"ungsi menerima rangsang raba, getar, tekanan, dan diskriminasi. Serat
paling lateral adalah serat yang hampir tak bermielin dan memba!a impuls nyeri serta suhu. 4
Semua serat sara" saat mele!ati ?ona pintu gerbang radiks posterior (daerah 9edli&h$
@bersteiner) untuk sementara akan kehilangan selubung mielinnya. /ransisi dari serat sara"
peri"er ke sentral ditandai dengan menghilangnya sel S&h!ann yang akan digantikan oleh
oligodendrosit. 6
Gambar '$ Anatomi susunan sara" http!,,www$neuron$com,-./0,./,sel1saraf1neuron$html
V. ETIOLOGI
Pada tahun '46 terjadi peningkatan kasus Sindroma Guillain Barre lima kali lipat
setelah program #aksinasi in"luen?a babi. /etapi asosiasi tersebut masih kontro#ersial.
ubungan risiko Sindroma Guillain Barre dengan imunisasi lainnya belum dapat dipastikan.
Sekitar '$- minggu sebelum onset Sindroma Guillain Barre terjadi sindrom #iral akut atau
mani"estasi penyakit in"eksi lainnya. /etapi rentang !aktu yang lebih singkat atau lama
masih dapat terjadi sebagai #ariasi antar indi#idu. Pada saat onset Sindroma Guillain Barre
dimulai biasanya in"eksi antesenden telah berakhir. In"eksi yang sering mendahului Sindroma
Guillain Barre adalah in"eksi saluran pena"asan dan saluran pen&ernaan. %ondisi antesenden
yang berkaitan dengan Sindroma Guillain Barre, yaitu in"eksi #irus (Cocksackie, C*2 , 3cho,
3'24 #irus hepatitis A dan B, S0, #irus erpes oster, I0, In"luen?a, Parain"luen?a
"uella, *umps, *easles), in"eksi bakteri ( 'orrelia urgdorferi, Campyloacter )e)uni,
Legionella pneumoniae, *ycoplasma pneumonia, (higella, 5yphoid , 'rucellosis, 6ersinia
enterocolitica), kondisi sistemik (penyakit Addison, 5im"oma odgkin, 5eukemia,
5
http://www.neuron.com/2014/01/sel-saraf-neuron.htmlhttp://www.neuron.com/2014/01/sel-saraf-neuron.html
8/18/2019 BAB I SGB ready
6/15
Paraproteinemia, kehamilan, Sarkoidosis, tumor padat terutama tumor paru, operasi,
eritematosus lupus sistemik, penyakit tiroid, trauma, dan #aksinasi). In"eksi 170 antesenden
merupakan in"eksi #irus paling sering yang mendahului Sindroma Guillain Barre dengan
kon#ersi serologi hampir '. In"eksi 170 antesenden lebih sering mengenai indi#idu usia
muda dengan mani"estasi Sindroma Guillain Barre yang lebih berat, kegagalan respirasi,
gangguan sensorik prominen, keterlibatan sara" kranial, dan peningkatan antibodi terhadap
gangliosida G72.
VI. PATOFISIOLOGI
Pato"isiologi Sindroma Guillain Barre melibatkan konsep imunopatogenesis baik
selular maupun humoral. Sindroma Guillain Barre diduga oleh karena suatu "enomena
mimikri molekular, yaitu sistem imun yang seharusnya mengeradikasi agen in"eksi juga ikut
mengin#asi jaringan sendiri akibat kemiripan epitope. Pato"isiologi Sindroma Guillain Barre
juga melibatkan sistem imun humoral. Injeksi serum dari pasien Sindroma Guillain Barre
yang ditrans"er ke sara" peri"er he!an &oba menginduksi demielinisasi lokal. %oski et al
mendemonstrasikan peningkatan le#el antibodi antimielin komplemen berhubungan dengan
akti#itas penyakit pada pasien Sindroma Guillain Barre. Peneliti lainnya berhasil
mendemonstrasikan deposisi komplemen di permukaan luar sel S&h!ann melalui
imunositokimia. %eberadaan kompleks komplemen terminal berkaitan dengan perubahan
#esikular pada lamela mielin terluar yang terjadi sebelum in#asi sel / dan makro"ag.
/arget in#asi sistem imun adalah gangliosida, yaitu suatu kompleks glikos"ospolipid
yang terdiri dari satu atau lebih residu asam sialat. Gangliosida berperan dalam interaksi
antarsel (akson dan sel glia), modulasi reseptor, dan regulasi pertumbuhan. Gangliosida
terdapat di membran sel sehingga rentan terhadap paparan sistem imun. Gangliosida
terdistribusi luas pada jaringan sara" terutama pada nodus 9an#ier. Antibodi antigangliosida,
terutama antibody anti G7', banyak terdapat pada kasus Sindroma Guillain Barre (2+$+
kasus) terutama yang dipi&u in"eksi C$ )e)uni. /erdapat kesamaan struktur dan reaksi silangantara glikolipid C$ )e)uni dengan gangliosida.
Antibodi yang terlibat dalam pato"isiologi Sindroma Guillain Barre. Pato"isiologi
Sindroma Guillain Barre meliputi demielinisasi (paling banyak) dan gangguan aksonal (pada
beberapa #arian) yang menjelaskan mani"estasi motori& dan sensoriknya. Pada demielinisasi,
integritas aksonal intak sedangkan mielin mengalami kerusakan sehingga didapatkan blok
konduks, penurunan ke&epatan hantar sara", dan normalnya amplitudo se&ara elektro"isiologi.
Pemulihan dapat terjadi &epat seiring dengan proses remielinisasi. /etapi pada kasus yang
berat terjadi degenerasi aksonal sekunder yang tampak se&ara elektro"isiologi dan berasosiasi
6
8/18/2019 BAB I SGB ready
7/15
8/18/2019 BAB I SGB ready
8/15
adalah ner#us "a&ialis. Penelitian telah menunjukan bah!a pada AIDP terdapat
in"iltrasi lim"ositik sara" peri"er dan demielinasi segmental makro"ag.
5. Acute Neuropatic Panautonomic
Adalah #arian yang paling langka pada Sindroma Guillain Barre. %adang$kadang
disertai dengan ense"alopati. al ini terkait dangan tingkat kematian tinggi, karena
keterlibatan kardio#askular, dan terkait distrimia. Gangguan keringat, kurangnya
pembentukan air mata, mual, dis"agia, sembelit dengan obat pen&ahar atau bergantian
dengan diare sering terjadi pada kelompok pasien ini. Gejala nonspesi"ik a!al adalah
kelesuan, kelelahan, sakit kepala, dan inisiati" penurunan diikuti dengan gejala
otonom termasuk orthostatik ringan. Gejala yang paling umum saat onset
berhunbungan dengan intoleransi orthostatik, serta dis"ungsi pen&ernaan. -
6. Varian P'arin+eal&-eri(al&Bra('ial
2arian Pharingeal1Cervical1'rachial adalah #arian Sindroma Guillain Barre yang
hanya mempengaruhi otot$otot ser#ikal, brakial, dan oro"aringeal. Gejala yang mula$
mula mun&ul adalah kelemahan otot "aring dan leher yang kemudian diikuti
kelemahan otot$otot tubuh bagian atas dan setelah beberapa minggu diikuti
kelemahan otot anggota gerak ba!ah. 0arian ini memiliki gejala yang menyerupai
7iasthenia Gra#is yaitu kelemahan otot !ajah, ptosis, dan ophtalmoparesis. 3ase
penyembuhan umumnya berlangsung lama dan pasien tidak dapat untuk sembuh
sempurna. '+
Ta/el 0 0arian Sindroma Guillain Barre
VIII. Ge1ala Klinis dan Kriteria Dia+n!sa
0. Kele%a'an An++!ta Gera
8
8/18/2019 BAB I SGB ready
9/15
Gambaran klinis yang klasik adalah kelemahan yang asending dan simetris
se&ara natural. Anggota tubuh bagian ba!ah biasanya terkena duhulu sebelum tungkai
atas. @tot$otot proksimal mungkin terlibat lebih a!al daripada yang lebih distal.
/ubuh, bulbar dan otot perna"asan dapat terpengaruh juga. %elemahan otot perna"asan
dengan sesak na"as mungkin ditemukan, berkembang se&ara akut dan berlangsung
selama beberapa hari sampai minggu. %eparahan dapat berkisar dari kelemahan
ringan sampai tetraplegia dengan kegagalan #entilasi. 4
Pada Sindroma Guillain Barre tipe tipikal (AIDP) dijumpai adanya kelemahan
otot yang simetris, biasanya dimulai dari otot ekstremitas ba!ah, bersi"at asenderen
yang pada akhirnya mengenai otot$otot perna"asan dalam hitungan jam atau hari.
%elemahan yang dijumpai bersi"at "lasid. Pada #arian tertentu dapat dijumpai
kelemahan yang mengenai otot$otot tertentu atau kelemahan yang bersi"at
desenderen.
2. Hi,!re)les ata" Are)lesia
ipore"leks atau are"leksia yang mun&ul pada a!al perjalanan penyakit diduga
disebabkan oleh desinkronisasi impuls a"eren pada lengkung re"leks yang disebabkan
oleh demielinisasi. 5ebih kurang pada 6+ pasien Sindroma Guillain Barre dijumpai
adanya are"leksia, hanya kurang dari penderita Sindroma Guillain Barre yang
tidak mengalami are"leksia atai hipore"leks. 2
3. Gan++"an Sens!ri
5ebih dari + penderita mengalami parestesi yang simetris pada distal anggota
gerak sebelum timbulnya kelemahan. Gejala ini sering disebut juga dengan stocking
and golves phenomenon. Parestesi pada !ajah dan trunkus jarang dijumpai namun
anestesi pada trunkus sering dijumpai. Serabut sara" berukuran besar yang memba!a
modalitas propiosepti" adalah serabut sara" yang paling sering terkena pengaruhautoimun Sindroma Guillain Barre.
4. N*eri
Sekitar 2 pasien mengeluhkan adnaya nyeri otot punggung, panggul, dan
proksimal kaki, nyeri radikuler di kaki, dan nyeri terbakar pada kaki atau tangan.
Adanya nyeri radikuler sering mengaburkan diagnosis Sindroma Guillain Barre.
5. Gan++"an Sara) Kranialis
%eterlibatan sara" kranial tampak pada -$6 pasien dengan Sindroma
Guillain Barre. Sara" kranial III$0II dan IH$HII mungkin akan terpengaruh. %eluhan
9
8/18/2019 BAB I SGB ready
10/15
umum mungkin termasuk sebagai berikut !ajah drop (bisa menampakkan Bell
Palsy), diplopia, disatria, dis"agia, ophtalmoplegia seta gangguan pada pupil.
%elemahan !ajah dan oro"aringeal biasanya mun&ul setelah tubuh dan tungkai
yang terkena. 0arian 7iller$3isher dari Sindroma Guillain Barre adalah unik karena
subtype ini dimulai dengan de"isit sara" kranial. 4
6. Dis)"n+si Res,irat!ri
%elemahan otot dia"ragma dijumpai pada ' kasus Sindroma Guillain Barre.
%elemahan otot dia"ragma biasanya menyertai pasien dengan kelemahan keempat
anggota gerak. Pasien dengan kelemahan otot leher, lidah, dan palatum biasanya juga
mengalami kelemahan otot dia"ragma.
Patogenesis gagal na"as pada Sindroma Guillain Barre yaitu kelemahan otot
perna"asan akan menyebabkan terjadinya atelektasis sehingga kapasitas #ital dan tidal
#olume akan berkurang. Atelektasis akan diperburuk dengan adanya gangguan re"leks
batuk sehingga menyebabkan arterio#enosus shunting dan hipoksia. %ondisi ini akan
memi&u timbulnya takipneu dan meningkatnya work of reathing . /akipneu mula$
mula akan menurunkan 1@2 namun lama$kelamaan akan terjadi hiperkarbi dan gagal
na"as. Apabila otot dia"ragma dan otot perna"asan lainnya tidak terpengaruh setelah 2
minggu, bantuan na"as melalui #entilator tidak diperlukan.
7. Disa"t!n!%ia
Disautonomia terjadi pada kasus terutama pada pasien dengan paralisis
yang berat dan pasien dengan gagal na"as. 7ani"estasi yang sering mun&ul antara
lain sinus takikardi, sinus bradikardi, sinus arrest, supra#enti&ular aritmia, hipertensi
paroksismal, dan hipotensi postural. 7onitoring ketat di I1 diperlukan mengingat
kemungkinan terjadinya komplikasi kardio#askuler sangat besar. -
I7. Pe%erisaan Fisi
Pada pemeriksaan neurologis ditemukan adanya kelemahan otot yang bersi"at di"us
dan paralisis. 9e"leks tendon akan menurun atau bahkan menghilang. Batuk yang lemah dan
aspirasi mengindikasikan adanya kelemahan pada otot otot interkostal. /anda rangsang
meningeal seperti perasat kernig dan kaku kuduk mungkin ditemukan. 9e"leks patologis
seperti re"leks babinsky tidak ditemukan.6
7. Pe%erisaaan Pen"n1an+
0. Pe%erisaan L-S
10
8/18/2019 BAB I SGB ready
11/15
Dari pemeriksaan 51S didapatkan adanya kenaikan kadar protein ('$', dl) tanpa
diikuti kenaikan jumlah sel. %eadaan ini oleh Guillain ('4') disebut sebagai disosiasi
albumin sitologis. Pemeriksaan &airan &erebrospinal pada -* jam pertama penyakit tidak
memberi memberikan hasil apapun juga. %enaikan kadar protein biasanya terjadi pada
minggu pertama atau kedua. %ebanyakan pemeriksaan 51S pada pasien akan menunjukkan
jumlah sel yang kurang dari '+mm (aluminocytologic dissociation).
Gambar 2. Pungsi lumbal
http!,,m$medicastore$com,inde#$php8mod9diagnosa:id9;
8/18/2019 BAB I SGB ready
12/15
7I. Per1alanan Klinis Pen*ait
0. Fase
Pr!dr!%al
:aktu antara timbul in"eksiprodromal yang mendahuluinya sampai timbulnya
gejala klinis. 5ama J ' 8 2* hari, rata$rata 4 hari
2. Fase Pr!+resi)
3ase de"isit neurologis (K). Beberapa hari $ - minggu, jarang L * minggu.
Dimulai dari onset (mulai terjadi kelumpuhan yang bertambah berat sampai
maksimal)
3. Fase Plateau
%elumpuhan telah maksimal dan menetap.
3ase pendek J 2 hari sampi minggu, jarang sampai lebih dari 6 minggu
4. Fase Pen*e%/"'an
3ase perbaikan kelumpuhan motorik beberapa bulan.
7II. DIAGNOSA BANDING
0. M*astenia Grais
7iastenia gra#is adalah gangguan autoimun pada sara" peri"er yang relati" jarang
dijumpai. Pada miasthenia gra#is, terbentuk antibodi terhadap post sinaptik nicotinik
asetilkolin reseptor (A&h). Gejala yang timbul adalah kelemahan otot anggota gerak dan otot
!ajah yang timbul pada saat pasien kelelahan. Pada miasthenia gra#is tidak dijumpai adanya
gangguan sensorik. *
2. B!t"lis%"s
12
8/18/2019 BAB I SGB ready
13/15
Botulisme adalah gangguan neurologis akut yang menyebabkan neuroparalisis yang
berpotensi mengan&am ji!a. al ini disebabkan karena neurotoksin yang diproduksi oleh
Clostridium otulinum. Gejala yang mun&ul pada a!al penyakit anatara lain mual, muntah,
dis"agia, diplopia, gangguan pupil, dan kekeringan mukosa. Setelah itu baru akan mun&ul
gejala kelemahan motorik dan kelumpuhan sara" kranial. %elemahan yang mun&ul dapat
bersi"at sama dengan kelumpuhan pada Sindroma Guillain Barre yaitu simetris dan
asenderen. amun pada botulisme tidak dijumpai adanya gangguan sensorik. Pada
pemeriksaan neurologis akan ditemukan adanya hipore"leksi atau are"leksia.
3. hronic !emyelinatin" Polyradiculopathy
Digunakan pada pasien dengan gangguan sensorimotor simetris yang bersi"at kronis progresi" atau relaps. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya disosiasi sitoalbumin
dan in"iltrasi lim"osit dan makro"ag pada interstisial dan peri#askular endoneurial. Gejala
yang dijumpai sama seperti pada Sindroma Guillain Barre hanya saja gejala ini bertahan
sampai lebih dari * minggu. 6
-. P!li!%ielitis
Pada poliomielitis ditemukan kelumpuhan disertai demam, tidak ditemukan gangguan
sensorik, kelumpuhan yang tidak simetris dan &airan &erebrospinal pada "ase a!al tidak
normal dan didapatkan peningkatan jumlah sel. 7yositis juga memberikan gejala yang mirip
dengan Sindroma Guillain Barre, namun kelumpuhan yang terjadi si"atnya paroEismal.
Pemeriksaan 1P% menunjukkan peningkatan sedangkan 51S normal -
5. M"ti,le Sler!sis
7ultiple sklerosis adalah penyakit autoimun yang menyerang selubung mielin pada
sistem sara" pusat. Gangguan yang mun&ul sangat ber#ariasi, dapat berupa gangguan sara"
kranial, gangguan motorik, gangguan sensorik, gangguan keseimbangan, dan lain$lain.
Gangguan motorik yang terjadi bersi"at upper motor neuron (7). *
7III. PENATALAKSANAAN
Pasien pada stadium a!al perlu dira!at di rumah sakit untuk terus dilakukan
obser#asi tanda tanda #ital. 0entilator harus disiapkan disamping pasien sebab paralisa yang
13
8/18/2019 BAB I SGB ready
14/15
terjadi dapat mengenai otot$otot pernapasan dalam !aktu 2- jam. %etidakstabilan tekanan
darah juga mungkin terjadi. @bat anti hipertensi dan #asoaktip juga harus disiapkan . 6
Pasien dengan progresi#itas yang lambat dapat hanya diobser#asi tanpa diberikan
medikamentosa. Pasien dengan progresi#itas &epat dapat diberikan obat obatan berupa
steroid. amun ada pihak yang mengatakan bah!a pemberian steroid ini tidak memberikan
hasil apapun juga. Steroid tidak dapat memperpendek lamanya penyakit, mengurangi paralisa
yang terjadi maupun memper&epat penyembuhan.-
Plasma e#change therapy (PC) telah dibuktikan dapat memperpendek lamanya
paralisa dan meper&epat terjadinya penyembuhan. :aktu yang paling e"ekti" untuk
melakukan PC adalah dalam 2 minggu setelah mun&ulnya gejala. 9egimen standard terdiri
dari sesi (-+8+ mlkgBB) dengan salin dan albumin sebagai penggantinya. Perdarahan
akti", ketidakstabilan hemodinamik berat dan septikemia adalah kontraindikasi dari PC.
Intravenous infusion of human Immunogloulin ( I0Ig ) dapat menetralisasi
autoantibodi patologis yang ada atau menekan produksi auto antibodi tersebut. I0Ig juga
dapat memper&epat katabolisme IgG, yang kemudian menetralisir antigen dari #irus atau
bakteri sehingga / &ells patologis tidak terbentuk. Pemberian I0Ig ini dilakukan dalam 2
minggu setelah gejala mun&ul dengan dosis +,- gkgBBhari selama hari. Pemberian PC
dikombinasikan dengan I0Ig tidak memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
hanya memberikan PC atau I0Ig.
3isioterapi juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan dan "leksibilitas otot
setelah paralisa. eparin dosis rendah dapat diberikan unutk men&egah terjadinya trombosis.
7IV. PROGNOSIS
4 pasien dengan Sindroma Guillain Barre dapat bertahan hidup dengan 6
diantaranya sembuh total. %elemahan ringan atau gejala sisa seperti drop foot dan postural
tremor masih mungkin terjadi pada sebagian pasien.
%elainan ini juga dapat menyebabkan kematian , pada pasien yang disebabkan
oleh gagal napas dan aritmia. Gejala yang terjadinya biasanya hilang minggu setelah gejala
pertama kali timbul. pasien dengan Sindroma Guillain Barre dapat mengalami relaps yang
lebih ringan beberapa tahun setelah onset pertama. PC dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya relapsing inflammatory polyneuropathy.
DAFTAR PUSTAKA
14
8/18/2019 BAB I SGB ready
15/15
'. 7& Grogan A, 7adle G, Seaman , 0ries 1. /he epidemiology o" guillain$barrM
syndrome !orld!ide. euroepidemiology Nserial on the internetO. 2++4 N&ited 2+'
@&t -O2J'+$. A#ailable "romJ httpJ !!!.n&bi.nlm.nih.go#pubmed'4+**-**.
2. 3uller G, 7an"ord G. eurology An Illustrated 1olor /eEt. rd ed. 5ondon J 1hur&hill
5i#ingstone 2+'' pg.'+2$'+
. akim 7. Sindrom Guillain$Barre. 7edi&inus. 2+'' De&-(2-)J 4$'
-. >apardi I. Sindrom Guillain$Barre. 2+'- N&ited 2+' April +2O. A#ailable "rom J
httpJrepository.usu.a&.idbitstream'2-*4'4*'bedah$iskandar
22+japardi-.pd"
. 5indsay %:, Bone I. eurology And eurosurgery Illustrated. -th ed. etherlands J
1hur&hill 5i#ingstone 2++. Se&tion 7ulti"o&al eurologi&al Disease and Its
7anagement pg.'$2-.
. Imran D. %etepatan dan ke&epatan diagnosis, tentukan kesembuhan pasien guillain$
barre syndrome. 7edika Nserial on the internetO. 2+'2 N&ited 2+' @&t -O*()J-+$-.
A#ailable "romJ httpJ!!!.jurnalmedika.&omedisi$tahun$2+'2edisi$no$+$#ol$
EEE#ii$2+'2.
6. 7ardjono 7, Shidarta P. eurologi %linis dasar. Cdisi ke 2. >akarta J Dian 9akyat
2++*. Bab ', Susunan euromuskular hal.6$4
*. 5u??io 1. 7ultiple S&lerosis. 2+' N&ited 2+' @&t 2+O. A#ailable "romJ
httpJemedi&ine.meds&ape.&omarti&le''-'44$o#er#ie!.
4. arsono. %apitta Selekta eurologi. Cdisi ke 2. ogyakarta J Gajah ada ni#ersity
Press. Bab , europati dan 7iopati hal.24
10. Baehr 7, 3rots&her 7. Diagnosis /opik eurologi Duus. Cdisi ke -. e! orkJ
/hieme Stuttgart 2++. Bab ', Clemen Sistem Sara" hal.2$'.
15
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19088488http://repository.usu.ac.id/bitstream/123489/1958/1/bedah-iskandar%2520japardi46.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123489/1958/1/bedah-iskandar%2520japardi46.pdfhttp://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2012/edisi-no-06-vol-xxxvii-2012http://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2012/edisi-no-06-vol-xxxvii-2012http://emedicine.medscape.com/article/1146199-overviewhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19088488http://repository.usu.ac.id/bitstream/123489/1958/1/bedah-iskandar%2520japardi46.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123489/1958/1/bedah-iskandar%2520japardi46.pdfhttp://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2012/edisi-no-06-vol-xxxvii-2012http://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2012/edisi-no-06-vol-xxxvii-2012http://emedicine.medscape.com/article/1146199-overview