9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) masih menjadi kesehatan global, sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TBC dimana sebagian besar penderita TBC adalah usia produktif (15-55 tahun). Hal ini menyebabkan kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap tahun dan menjadi penyebab utama kedua kematian dari penyakit menular diseluruh dunia, setalah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). World Health Organization (WHO) menyatakan TBC sebagai global darurat kesehatan masyarakat [ada tahun 1993 (WHO, 2012). Di Indonesia, TBC merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi oleh pemerintah. Data WHO (2008) mencatat bahwa Indonesia berada pada peringkat 5 dunia penderita TBC terbanyak setelah India, China, Afrika Selatan, dan Nigeria. Peringkat ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007 yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 kasus TBC terbanyak setelah India dan China (Depkes, 2012). Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis di Indonesia sangatlah tinggi. 1

BAB I TB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TB

Citation preview

Page 1: BAB I TB

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi kesehatan global, sepertiga dari

populasi dunia sudah tertular dengan TBC dimana sebagian besar penderita

TBC adalah usia produktif (15-55 tahun). Hal ini menyebabkan kesehatan

yang buruk di antara jutaan orang setiap tahun dan menjadi penyebab utama

kedua kematian dari penyakit menular diseluruh dunia, setalah Human

Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS (Acquired Immune Deficiency

Syndrome). World Health Organization (WHO) menyatakan TBC sebagai

global darurat kesehatan masyarakat [ada tahun 1993 (WHO, 2012).

Di Indonesia, TBC merupakan masalah kesehatan yang harus

ditanggulangi oleh pemerintah. Data WHO (2008) mencatat bahwa Indonesia

berada pada peringkat 5 dunia penderita TBC terbanyak setelah India, China,

Afrika Selatan, dan Nigeria. Peringkat ini mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2007 yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-3

kasus TBC terbanyak setelah India dan China (Depkes, 2012).

Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium

tuberculosis di Indonesia sangatlah tinggi. Tahun 2009, 1,7 juta orang

meninggal karena TBC yang diantaranya 600.000 perumpuan dan 1.1 juta

laki-laki, sementara ada 9,4 juta kasus TBC yang diantaranya 3,3 juta

perempuan dan 6,1 juta laki-laki. Tahun 2010 Indonesia berhasil

menunrunkan insidens, prevalensi dan angka kematian. Insidens berhasil

diturunkan sebesar 45% yaitu 343 menjadi 189 per 100.000 penduduk,

prevalensi dapat turun sebesar 35% yaitu 443 menjadi 2889 per 100.000

penduduk dan angka kematian diturunkan sebesar 71% yaitu 92 menjadi 27

per 100.000 penduduk. TBC masih merupakan masalah kesehatan penting di

dunia dan di Indonesia. TBC juga merupakan salah satu indikator

keberhasilan MGDs yang harus dicapai oleh Indonesia, yaitu menurunkan

1

Page 2: BAB I TB

angka kesakitan dan angaka kematian menjadi setengahnya di tahun 2015

(Depkes, 2011).

Hasil survei prevalensi TBC tahun 2004 mengenai pengetahuan, sikap,

dan perilaku menunjukkan bahwa 96% keluarga merawat anggota keluarga

yang menderita TBC dan hanya 13% yang menyembunyikan keberadaan

mereka. Meskipun 76% keluarga pernah mendegar tentang TBC dan 85%

mengetahui bahwa TBC dapat disembuhkan, akan tetapi hanya 26% yang

dapat menyebutkan dua tanda dan gejala utama TBC. Cara penularan TBC

dipahami 51% keluarga dan hanya 19% yang mengetahui bahwa tersedia obat

TBC gratis (Depkes, 2011). Dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa

masih ada keluarga yang belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang

penyakit tuberkulosis.

Survei pada tahun 2004 tersebut mengungkapkan pola pencarian

pelayanan kesehatan. Apabila terdapat anggota keluarga yang mempunyai

gejala TBC, 66% akan memilih berkunjung ke Puskesmas, 49% ke dokter

praktik swasta, 42 % ke rumah sakit pemerintah, 14% ke rumah sakit swasta

dan 11% ke bidan atau perawat praktik swasta. Namun, pada responden yang

pernah menjalani pengobatan TBC, tiga Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FPK)

utama yang digunakan adalah rumah sakit, puskesmas dan praktik dokter

swasta. Keterlambatan dalam mengakses fasilitas DOTS (Directly Observed

Treatment, Shorcourse Chemotherapy) untuk diagnosis dan pengobatan TBC

merupakan tantangan utama di Indonesia dengan wilayah demografis yang

sangat luas (Depkes, 2011).

Pencegahan penyakit merupakan komponen penting dalam pelayanan

kesehatan. Perawatan pencegahan melibatkan aktivitas peningkatan kesehatan

termasuk program pendidikan kesehatan khusus, yang dibuat untuk

membantu klien menurunkan risiko sakit, mempertahankan fungsi yang

maksimal, dan menjngkatkan kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan

yang baik (Perry & Potter, 2005). Upaya pencegahan penyakit tuberkulosis

dilakukan untuk menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit

tuberkulosis. Upaya pencegahan tersebut tersiri dari menyediakan nutrisi

2

Page 3: BAB I TB

yang baik, sanitasi yang adekuat, perumahan yang tidak terlalu padat dan

udara yang segar merupakan tindakan yang efektif dalam pencegahan TBC

(Francis, 2011).

Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang

baik apabila tidak ditunjang dengan sikap yang positif yang memperlihatkan

akan mempengaruhi seseorang untuk berperilaku, seperti yang diungkapkan

oleh Benyamin Bloom (1980) dalam Notoadmodjo (2007) yang menyatakan

bahwa domain dari perilaku adalah pengetahuan, sikap dan tindakan. Menurut

Roger (1974) dalam Notoadmodjo (2007) sikap dan praktek yang tidak

didasari oleh pengetahuan yang adekuat tidak akan bertahan lama pada

kehidupan seseorang, sedangkan pengetahuan yang adekuat jika tidak

diimbangi oelh sikap dan praktek yang berkesinambungan tidak akan

mempunyai makna yang berarti bagi kehidupan. Maka dari itu pengetahuan

dan sikap merupakan penunjang dalam melakukan perilaku sehat salah

satunya upaya pencegahan penyakit tuberkulosis.

Kasus penyakit tuberkulosis di Desa Air Bang cukup tinggi. Data kasus

penyakit tuberkulosis yang tercatat di Puskesmas Perumnas menunjukkan

tahun 2013 sebanyak 23 kasus dan tahun 2014 sebanyak 25 kasus. Dari hasil

data yang tercatat selama dua tahun terakhir menunjukkan kasus penyakit

tuberkulosis yang terjadi wilayah kecamatan Curup cukup tinggi.

3

Page 4: BAB I TB

Tabel 1.1 Angka Kasus TBC di Wilayah Puskesmas Perumnas

No Desa Tahun 2013

(Kasus)

Tahun 2014

(Kasus)

1. Banyu mas - 2

2. Air Bang 6 8

3. Air Meles Bawah 2 1

4. Pelabuhan Baru 1 1

5. Talang Rimbo Bawah 8 1

6. Air Merah 1 1

7. Sidorejo 3 5

8. Kampung Jawa 1 2

9. Air Putih Lama 1 1

10. TPL Rejo - 2

11. BTG - 1

Jumlah 23 25

Penelitian-penelitian terkait tentang tuberkulosis sudah banyak

dilakukan di Indonesia namun kebanyakan hanya terbatas pada keberhasilan

pengobatan penyakit tuberkulosis saja. Penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu mengenai upaya pencegahan penyakit tuberkulosis secara

keseluruhan. Pengetahuan mengenai upaya pencegahan penyakit tuberkulosis

bagi masyarakat merupakan hal yang sangat penting untuk mengatahui dan

dipahami sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyakit tuberkulosis.

Berdasarkan latar belakang ini peneliti ingin mengetahui gambaran

tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pencegahan penyakit

tuberkulosis di Desa Air Bang.

B. Perumusan Masalah

TBC masih menjadi masalah kesehatan global. Pada tahun 2011

terdapat 9 juta kasus baru dan 1,4 juta kematian akibat penyakit TBC dan

HIV (WHO, 2012). Angka kematian dan kesakitan akibat kuman

4

Page 5: BAB I TB

Mycobacterium tuberculosis di Indonesia sangat tinggi sebesar 1,7 juta orang

meninggal karena TBC (depkes, 2011).

Kasus penyakit tuberkulosis di Desa Air Bang cukup tinggi. Data kasus

penyakit tuberkulosis yang tercatat di Puskesmas Perumnas. Studi

pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Air Bang didapatkan masih

banyaknya warga yang tidak mengetahui penyakit TBC dan pencegahannya,

serta sikap warga Desa Air Bang tidak terlalu memperhatikan tentang

tindakan pencegahan penyakit TBC.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan Gambaran

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan

Penyakit TBC pada Masyarakat di Desa Air Bang Kecamatan Curup.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran mengenai tingkat pengetahuan dan sikap terhadap

upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat Desa Air Bang

Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tingkat pengetahuan tentang upaya pencegahan penyakit

TBC pada masyarakat di Desa Air Bang Kecamatan Curup Kabupaten

Rejang Lebong.

b. Diketahuinya sikap tentang upaya pencegahan penyakit TBC pada

masyarakat di Desa Air Bang Kecamatan Curup Kabupaten Rejang

Lebong.

c. Diketahuinya upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat di

Desa Air Bang Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong.

d. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan

penyakit TBC pada masyarakat di di Desa Air Bang Kecamatan Curup

Kabupaten Rejang Lebong.

5

Page 6: BAB I TB

e. Diketahuinya gambaran sikap dan upaya pencegahan penyakit TBC

pada masyarakat di Desa Air Bang Kecamatan Curup Kabupaten

Rejang Lebong.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Puskesmas Perumnas

Dapat mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap pencegahan penyakit tuberkulosis, sehingga membantu dalam

merumuskan langkah strategis untuk mencegah mobiditas dan mortilitas

akibat penyakit tuberkulosis.

2. Masyarakat di Desa Air Bang

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat

tentang penyakit TBC dan cara mencegahnya.

6