Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Daftar IsiBab I.......................................................................................................................................................2
Pendahuluan.........................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
Tujuan Penelitian...............................................................................................................................3
Bab II......................................................................................................................................................4
Landasan Teori......................................................................................................................................4
2.1. Definisi Supply Chain Management (Manajemmen Rantai Pasok).............................................4
2.2. Definisi Manajemen Logistik.......................................................................................................5
2.3. Cara Pengadaan Logistik secara global.......................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................8
Pembahasan..........................................................................................................................................8
3.1. Sejarah Perusahaan....................................................................................................................8
3.2. Visi dan Misi Perusahaan............................................................................................................9
3.3. Fungsi penting transportasi dalam logistik...............................................................................10
3.4. Moda transportasi....................................................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................................................17
Penutup...............................................................................................................................................17
Kesimpulan......................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Federal Express (FedEx) adalah sebuah perusahaan yang berawal dari sebuah
perusahaan industri transportasi ekspres. Pada tahap selanjutnya FedEx mengembangkan
bisnis kearah yang lebih besar dan menjadi perusahaan pelopor industri transportasi express
dan logistik. FedEx berubah dari sebuah perusahaan pengiriman ekspres menjadi sebuah
perusahaan logistic global, kemudian menjadi perusahaan pengelola rantai pemasok (supply-
chain management).
Dalam perkembangannya, FedEx selain melakukan investasi yg besar dalam IT,
FedEx juga melakukan reorganisasi struktur organisasi, reorganisasi operasi internal, dan
menarik pelanggan dengan value-added yang diberikan melalui integrasi IT dengan harapan
mempermudah FedEx melakukan bisnis dengan seluruh customer FedEx.
Di dalam menjalankan perusahaannya FedEx selalu berusaha menggunakan strategi-
startegi bisnis baru untuk mengunci pelanggannya. FedEx rela mengeluarkan banyak biaya
awal untuk pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi yang dianggap sangat penting
untuk mendukung bisnis FedEx karena kepentingan untuk jangka panjang berupa
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
Logistics dan supply chain sudah menjadi strategi kunci perusahaan, supply chain
management sudah menjadi hal yang mutlak ada untuk memenangkan kompetisi. Layanan
Rantai Pasokan FedEx adalah manajemen rantai pasokan yang diakui dunia, yang
menawarkan rangkaian solusi lengkap yang menyinkronkan pergerakan barang untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dan efisiensi biaya. Dengan menawarkan sistem
operasional kelas dunia Fedex, dengan rangkaian pasokan yang maju, FEDEX memberikan
ketersinambungan yang terpercaya untuk meningkatkan kemampuan kinerja rangkaian
pasokan anda. Fokus FedEx adalah untuk menghubungkan dan mendistribusikan informasi
kepada seluruh pihak dalam suatu supply chain dengan membantu mereka fokus kepada
bisnis intinya (core business) dan menyerahkan urusan logistics & supply chain kepada
FedEx. Identifikasi Masalah FedEx Berbagai hal telah dilakukan bersama Fedex dalam
rangka memajukan dunia ini. Yaitu mereka yang bersedia membayar lebih untuk pengiriman
dokumen yang mendesak dan paket-paket ke seluruh dunia dengan tingkat kepuasan yang
tinggi bahwasanya paket yang dikirim akan tiba tepat waktu dan tetap dalam kondisi utuh. Di
sisi lain, tidak ada yang sempurna dan para pelanggan yang komplain dalam hal ini
berpendapat bahwa kualitas Fedex tidak dikendalikan dengan baik seiring dengan
pertumbuhannya. Beberapa keluhan mengenai barang hilang, rusak, mengalami
keterlambatan sampai tujuan, kesalahan alamat kirim.
1.2. Rumusan Masalah1. Bagaimana layanan rantai pasokan di Fedex ?
2. Bagaimana Fungsi penting transportasi logistik di Fedex?
1.3. Tujuan Penelitian1. Mengetahui layanan rantai pasokan di Fedex ?
2. Mengetahui Fungsi penting transportasi logistik di Fedex?
Bab II
Landasan Teori
2.1. Definisi Supply Chain Management (Manajemmen Rantai Pasok)
Supply chain management berawal dari kegiatan Supply chain management militer
yang memiliki peranan yang besar dalam menentukan kemenangan perang, khususnya pada
Perang Dunia II. Supply chain management ini dimanfaatkan untuk membantu proses
pengiriman barang dalam Perang Dunia II. Saat ini, di era globalisasi mulai banyak
perusahaan yang mencari bagaimana cara menurunkan biaya produksi. Salah satunya dengan
cara memindahkan pabrik mereka ke daerah yang upah buruhnya terbilang kecil. Contohnya
di Indonesia. Dari hal tersebut, supply chain management memegang peranan yang lebih
penting bagi perusahaan. Menurut Indrajit dan Djokopranoto dalam T.n (2003), supply chain
adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para
pelanggannya. Rantai ini merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling
berhubungan yang mempunyai tujuan sama. Sedangkan menurut Schroeder dalam T.n
(2010), supply chain adalah rangkaian dari proses binsis dan informasi yang menyediakan
produk atau jasa daru supplier ke manufaktur, dan mendistribusikannya ke konsumen.
Jadi, supply chain adalah susatu sistem jaringan di perusahaan yang terhubung,
terangkai saling bergantung dan saling menguntungkan dalam organisasi yang bekerja sama
untuk mengendalikan, mengatur, dan mengembangkan arus material, produk, jasa dan
informais dari supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel serta perusahaan-perusahaan
pendukung seperti perusahaan jasa logistik hingga pelanggan sebagai end user.
Menurut Chopra & Meindl dalam Doli (2013), supply chain managemen (SCM)
dipandang sebagai manajemen dari semua aliran-aliran dari informasi, produk, atau keuangan
yang menghasilkan biaya-biaya di dalam supply chain. Manajemen suppply chain melibatkan
manajemen dari aliran-aliran di antara dan di setiap tahap-tahap dalam sebuah supply chain
untuk memaksimalkan keuntungan total dari supply chain. Menurut Chan dalam Doli (2013),
supply chain management adalah proses manajemen dan sinkronisasi dari entitas, proses, dan
aktifitas untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk para pelanggan. Secara spesifik
tereverse logisticsihat pada rantai kegiatan yang tereverse logisticsibat dalam pembuatan dan
pengiriman barang dan jasa, dan proses ini menggabungkan pemenuhan pesanan pelanggan.
Jadi, supply chain management merupakan pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka
memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi
sehingga menjadi produk setengah jadi, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan
dengan pengiriman ke konsumen melalui distribusi. Adapun tujuan dari supply chain
management ini adalah untuk memaksimalkan hubungan potensial antara setiap bagian di
dalam rantai supply chain dengan maksud untuk memberikan hasil atau produk yang terbaik
kepada konsumen dan mengurangi biaya-biaya pada produk akhir. Pada akhirnya, tujuan
yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang
dihasilkan secara keseluruhan.
2.2 Definisi Manajemen LogistikProses logistik berhubungan erat dengan aktivitas kehidupan sehari-hari baik secara
langsung maupun tidak langsung. Proses ini tidak hanya berputar di sekitar aktivitas pabrik,
tapi juga mempunyai peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Konsumen baru dapat
merasakan proses logistik ini jika mereka mengalami beberapa hal seperti ketereverse
logisticsambatan dalam pengiriman barang, kesalahan produk dalam pengantaran barang
ataupun juga jika mereka kesulitan mendapatkan produk yang mereka lihat di
majalah/tabloid. Masalah di atas ini berhubungan dengan Supply chain management.
Pengertian logistik menurut Wikipedia Indonesia adalah sebagai berikut:
Logistik merupakan seni dan ilmu, barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya,
seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi kepasar dengan tujuan
mengoptimalkan penggunaan modal . Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa
dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori,
pergudangan, reverse logistics dan pemaketan. Manajemen logistik merupakan bagian dari
rantai pasokan (supply chain management) yang merencanakan, melaksanakan, dan
mengendalikan secara efektif dan efisien, alian dan penyimpanan dari barang dan jasa serta
informasi terkait dari titik (tempat) asal ke titik (tempat) konsumsi yang berjtujuan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan
Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik adalah mendapatkan barang yang
tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya
yang terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik.
Karenanya, logistik selalu berkutat dalam menemukan keseimbangan untuk dua hal yang
amatlah sulit untuk disinergikan, yaitu menekan biaya serendah-rendahnya tetapi tetap
menjaga tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu
berubah, manajemen logistik yang baik merupakan sebuah keharusan.
Menurut The Council of Logistics Management (CLM), organisasi pelopor logistik di
Amerika Serikat, dalam Tunggal (2008;2), manajemen logistic mempunyai definisi sebagai
berikut:
“Manajemen logistik merupakan bagian dari proses Supply Chain yang berfungsi untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan keefesienan dan keefektifan aliran dan
penyimpanan barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point-of-origin)
hingga titik konsumsi (point-of-consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
para pelanggan.” Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen logistik merupakan bagian dari
proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
keefisienan dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait
dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Jadi terkait dengan semua hal yang
ada di dalam suatu organisasi. baik berupa aliran barang, pelayanan, dan informasi pada
sector produk maupun jasa.
2.3. Cara Pengadaan Logistik secara globalAda beberapa alternatif cara dalam pengadaan logistik. Beberapa cara pengadaan logistik
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membeli
Membeli merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan organisasi membayar
sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk mendapatkan sejumlah logistik
sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Setelah transaksi jual-beli ini selesai,
barang/logistik yang telah dibeli menjadi hak milik oraganisasi. Pengadaan logistik dengan
cara pembelian ini merupakan cara yang dominan dilakukan oleh organisasi.
2. Meminjam
Meminjam merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain
dengan tanpa memberikan kontra-prestasi (imbalan) dalam bentuk apapun. Pemenuhan
kebutuhan dengan cara ini hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan logistik
yang sifatnya sementara dan harus mempertimbangkan citra baik suatu organisasi.
3. Menyewa
Menyewa merupakam cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain
dengan memberikan kontraprestasi (imbalan) sesuai kesepakatan dua belah pihak.
Pemenuhan kebutuhan logistic dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan
logistic bersifat sementara atau temporer.
4. Membuat Sendiri
Membuat sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistic dengan cara membuat sediri
yang dilakukan oleh pegawai atau suatu unit kerja tertentu. Pemilihan cara ini harus
mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan dengan cara
pengadaan logistik yang lainnya.
5. Menukarkan
Menukarkan merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan menukarkan
logistik yang dimiliki dengan logistik yang dibutuhkan organisasi dari pihak lain. Pemilihan
cara pengadaan logistik ini harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara
kedua belah pihak, dan logistik yang ditukarkan harus merupakan logistik yang sifatnya
bereverse logisticsebihan atau logistik yang dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna
maupun bernilai guna lagi.
6. Subtitusi
Subtitusi merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan cara mengganti material lain
yang memiliki fungsi sama untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
7. Pemberian/Hadiah
Pemberian (hadiah) merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistic dengan menggunakan
logistik yang merupakan pemberian/hadiah dari pihak lain.
8. Perbaikan atau Rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan memperbaiki logistik
yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit logistik maupun dengan
jalan penukararan instrument yang baik di antara instrument logistik yang rusak sehingga
instrument-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit.
BAB III
Pembahasan
3.1. Sejarah Perusahaan
FedEx berawal dari sebuah perusahaan industri transportasi ekspres. Kemudian
mengembangkan bisnisnya dan menjadi perusahaan pelopor industri transportasi ekspres dan
logistik. FedEx berubah dari sebuah perusahaan pengiriman ekspres menjadi sebuah
perusahaan logistic global dan perusahaan pengelola rantai pemasok (supply- chain
management).Dalam perkembangannya, FedEx selain melakukan investasi yg besar dalam
IT, FedEx juga melakukan reorganisasi struktur organisasi, reorganisasi operasi internal, dan
menarik pelanggan dengan value-added yg diberikan melalui integrasi IT nya dengan harapan
mempermudah FedEx melakukan bisnis dengan seluruh keluarga FedEx .FedEx beroperasi
dibawah sebuah perusahaan bernama Federal Express, dimana perusahaan ini memiliki visi
dan misi menciptakan suatu e-business dan operasi logistik dimana para costumernya dapat
melakukan pengiriman barang, pengecekan barang dan lain sebagainya dalam satu waktu.
Selain itu, menyediakan market business to business,bekerjasama dengan perusahan lokal dan
international yang menyediakan layanan transportasi pada berbagai bisnis,memperluas pasar
nasional dan international dalam mencari keuntungan dari pasar baru dan untuk mendapatkan
sumber daya yang murah.Di dalam menjalankan perusahaannya FedEx selalu membuat
strategi-startegi bisniscbaru untuk mengunci pelanggannya. FedEx rela mengeluarkan banyak
biaya awal untuk pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi yang bertujuan untuk
jangka panjang berupa memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Tindakan
yang dilakukan perusahaan merupakan solusi yang tepat untuk perusahaan yang lintas
sinergi. Pengembangan infrastruktur informasi dan logistik yang tepat untuk menciptakan
solusi e-bisnis terbaik untuk pelanggan.
3.2. Visi dan Misi Perusahaan
Untuk membuat perusahaan pertama yang bisa mengirimkan paket ke mana saja di
dunia untuk pengiriman semalam.
Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan secara konsisten.
Menciptakan suatu e-business dan operasi logistik dimana para costumer-nya
dapat melakukan pengiriman barang, pengecekan barang dan lainsebagainya dalam satu
waktu
3.3. Transportasi dalam Rantai Pasok dan Logistik
Logistics dan supply chain sudah menjadi strategi kunci perusahaan, supply chain
management sudah menjadi hal yang mutlak ada untuk memenangkan kompetisi.
Layanan Rantai Pasokan FedEx adalah manajemen rantai pasokan yang diakui dunia, yang
menawarkan rangkaian solusi lengkap yang menyinkronkan pergerakan barang untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dan efisiensi biaya. Dengan menawarkan sistem
operasional kelas dunia Fedex, dengan rangkaian pasokan yang maju, kami memberikan
ketersinambungan yang terpercaya untuk meningkatkan kemampuan kinerja rangkaian
pasokan anda. Fokus FedEx adalah untuk menghubungkan dan mendistribusikan informasi
kepada seluruh pihak dalam suatu supply chain dengan membantu mereka fokus kepada
bisnis intinya (core business) dan menyerahkan urusan logistics & supply chain kepada
FedEx.
Dalam perusahaan fedex sendiri Transportasi berperan penting dalam manajemen
rantai pasok. Dalam konteks rantai pasok, transportasi berperan penting karena sangatlah
jarang suatu produk diproduksi dan dikonsumsi dalam satu lokasi yang sama. Strategi rantai
pasok yang diimplementasikan dengan sukses memerlukan pengelolaan transportasi yang
tepat. Manajer transportasi pada suatu perusahaan bertanggung jawab terhadap pergerakan
sediaan barang dari perusahaan ke pelanggannya. Pengelolaan kegiatan transportasi yang
efektif dan efisien akan memastikan pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan dengan
tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat penerima. Selain itu, biaya transportasi
merupakan komponen biaya yang terbesar dalam struktur biaya logistik. Tidak kurang dari
60% dari total biaya logistik perusahaan merupakan biaya transportasi. Dalam 50 tahun
terakhir, di sektor logistik telah tersedia banyak pilihan jenis atau moda transportasi untuk
mendukung aktivitas kunci dalam manajemen rantai pasok perusahaan. Manajer transportasi
memiliki banyak pilihan dalam keputusan manajemen transportasi, baik dari pilihan jenis
moda transportasi, penyedia jasa transportasi, maupun pilihan tingkat pelayanan yang
diberikan.
Pertimbangan pilihan keputusan manajemen transportasi tidak hanya semata
didasarkan pada pertimbangan biaya transportasi yang murah, melainkan juga harus
mempertimbangkan dari aspek kualitas kinerja pelayanan. Ketepatan pengiriman barang
akan membantu perusahaan untuk mengurangi sediaan barang, biaya penyimpanan, dan
material handling. Jadi, nilai proposisi transportasi yang diberikan oleh aktivitas transportasi
tidak sesederhana pemindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lain.
3.4. Fungsi penting transportasi dalam logistik
Aktivitas transportasi mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke lokasi lain dalam
rantai pasokan. Kebutuhan akan pentingnya transportasi telah berkembang dengan
meningkatnya globalisasi dalam rantai pasokan serta pertumbuhan e-commerce. Transportasi
merupakan aktivitas yang paling mudah dilihat sebagai kegiatan utama logistik. Pelanggan
akan dengan mudah melihat pergerakan barang dari suatu lokasi ke lokasi lain baik
menggunakan truck, kereta api, kapal laut, atau pesawat udara. Dalam konteks manajemen
rantai pasok, fungsi penting transportasi memberikan solusi layanan logistik: pergerakan
produk (product movement) dan penyimpanan barang (product storage).
Fungsi transportasi dalam pergerakan produk, transportasi memainkan peran
melakukan pergerakan barang-barang, baik barang-barang dalam bentuk bahan baku,
komponen, barang dalam proses, maupun barang-barang jadi. Nilai ekonomis transportasi
dalam menjalankan peran ini adalah melakukan pergerakan sediaan barang dari lokasi asal ke
lokasi tujuan tertentu dalam sistem manajemen rantai pasokan perusahaan. Kinerja
transportasi akan menentukan kinerja pengadaan (procurement), produksi (manufacturing),
dan customer relationship management. Tanpa kinerja transportasi yang andal, dapat
dipastikan bahwa hampir semua aktivitas-aktivitas utama rantai pasok tersebut tidak akan
berjalan secara efektif dan efisien.
Aktivitas transportasi akan mengkonsumsi sumber daya keuangan, waktu, dan sumber
daya lingkungan. Selain itu, dalam konteks manajemen berbasis aktivitas (value-based
management), aktivitas transportasi termasuk aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah.
Mengapa? Aktivitas transportasi berakibat pada peningkatan sediaan barang dalam transit
(in-transit inventory). Sistem logistik yang efektif dan efisien harus dapat mengurangi in-
transit inventory ini seminimal mungkin. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
akan dapat dilakukan perbaikan secara signifikan dalam akses in-transit inventory dan status
kedatangan kiriman barang secara akurat baik lokasi maupun waktu pengirimannya (delivery
time). Aktivitas transportasi juga akan mengkonsumsi sumber daya keuangan. Biaya
transportasi terjadi karena penggunaan tenaga sopir (driver labor), konsumsi bahan bakar
minyak (fuel), pemeliharaan kendaraan, modal yang diinvestasikan dalam kendaraan dan
peralatan, dan kegiatan administrasi. Selain konsumsi sumber daya keuangan, risiko
kehilangan dan kerusakan produk selama aktivitas transportasi juga dapat menimbulkan biaya
atau kerugian yang signifikan.
Dampak transportasi terhadap lingkungan dapat secara langsung maupun tidak
langsung. Transportasi mengkonsumsi fuel dan oli yang cukup besar. Meskipun
perkembangan teknologi mesin-mesin kendaraan memungkinkan efisiensi konsumsi fuel dan
oli, namun secara total konsumsi fuel dan oli masih besar seiring dengan peningkatan jumlah
kendaraan yang digunakan untuk mendukung aktivitas transprotasi. Secara tidak langsung,
pengaruh transportasi terhadap lingkungan mengakibatkan kemacetan, polusi udara, polusi
suara, dan tingkat kecelakaan. Selain fungsi transportasi dalam pergerakan produk, aspek lain
yang jarang dilihat dari fungsi transportasi adalah penyimpanan produk. Transportasi
berperan dalam penyimpanan produk, terutama penyimpanan sementara dari lokasi asal
pengiriman ke lokasi tujuan. Fungsi penyimpanan sementara ini lebih ekonomis dilakukan
dalam kegiatan transportasi, terutama untuk pemenuhan sedian barang-barang yang terjawal
dengan waktu pengiriman dalam beberapa hari. Biaya-biaya yang mungkin terjadi seperti
biaya muat barang (loading), pergudangan, dan bongkar barang (unloading) dari
penyimpanan sementara produk mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan biaya
penggunaan kendaraan yang difungsikan untuk penyimpanan sementara.
Pihak-pihak dalam transportasi
Manajemen transportasi melibatkan pihak-pihak yang secara langsung menentukan
kinerja transportasi. Setidaknya ada enam pihak dalam manajemen trasportasi (Bowersox,
2013), yaitu: (1) pengirim (shipper), seringkali disebut sebagai consignor; (2) Penerima
(receiver), dikenal sebagai consignee; (3) Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier dan
agent); (4) Pemerintah (government); (5) Teknologi informasi dan komunikasi (ICT); dan
Masyarakat (public).
Pengirim (shipper) dan Penerima (receiver)
Pengirim dan penerima adalah pihak-pihak yang memerlukan pergerakan produk antara dua
lokasi dalam rantai pasok. Umumnya, pengirim berkepentingan terhadap penyelesaian
transaksi penjualan atau pembelian produk. Keberhasilan transaksi tersebut membutuhkan
pergerakan barang-barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan dengan biaya transportasi yang
paling rendah. Bagi pengirim dan penerima, isu-isu penting yang harus disolusikan adalah
waktu pengambilan dan pengantaran barang, waktu singgah, kehilangan dan kerusakan
barang, penagihan, dan keakuratan informasi.
Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier dan agent);
Carrier merupakan pihak yang menyelenggarakan transportasi barang. Sebagai perusahaan
penyedia jasa transportasi, carrier akan membebankan tarif angkutan semaksimal mungkin
dan meminimalkan biaya tenaga kerja, fuel, dan biaya operasional kendaraan. Untuk
mencapai tujuan ini, carrier melakukan koordinasi waktu pengambilan dan pengantaran
barang untuk beberapa pengirim dengan cara konsolidasi agar dapat mencapai operasional
yang efisien. Broker dan freight forwarder merupakan agen transport yang memfasiltiasi
carrier dengan kebutuhan pengirim.
Carrier membuat keputusan investasi yang terkait dengan kebutuhan bisnis dan operasional
transportasi, seperti truck, pesawat udara, kapal, lokomotif, dan lain-lain, dan
menyelenggarakan bisnis transportasi dengan biaya operasional yang efisien untuk
memaksimalkan tingkat pengembalian atas aset yang telah diinvestasikan.
Pemerintah (government).
Pemerintah berperan dalam transportasi melalui penyediaan infrastruktur yang dibutuhkan,
seperti pembangunan jalan raya, pelabuhan, bandar udara, jaringan kereta api, kebijakan
regulasi transportasi, dan pelayanan pemerintah untuk menyelenggarakan transportasi dalam
rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan
kinerja logistik nasional.
Hampir semua infrastruktur transportasi dimiliki dan dikelola sebagai barang atau layanan
publik. Untuk itu, kebijakan transportasi diarahkan untuk menciptakan lingkungan usaha
yang fair dan kompetitif, mencegah monopoli, keseimbangan lingkungan dan hemat energi.
Teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
ICT diperlukan untuk menyediakan informasi yang akurat dan real-time antara pelanggan dan
pemasok atau antara pengirim dan penerima. Perkembangan ICT transportasi mencakup
aplikasi Transportation Management System (TMS) dan Fleet Management System (FMS)
yang berbasis web atau cloud.
Masyarakat (public).
Pihak terakhir dalam sistem transportasi adalah publik. Publik berkepentingan terhadap
kebutuhan transportasi yang dapat dijangkau dengan mudah, biaya yang murah, aman,
selamat, dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Secara tidak langsung, publik
menciptakan permintaan jasa transportasi dengan cara pembelian produk-produk.
3.5. Moda transportasi
Berbagai moda transportasi dapat digunakan, mulai dari transportasi darat (in-land
transportation) yang menggunakan transportasi jalan raya (rail road) dan kereta api
(railway), transportasi laut (sea freight), transportasi udara (air freight), dan penggunaan pipa
(pipeline).
Kereta api
Moda kereta api tepat untuk transportasi barang-barang yang memerlukan kapasitas besar,
berat, densitas tinggi, dan jarak jauh. Kelemahan moda kereta api terletak pada kekakuan
dalam pengaturan lokasi asal dan tujuan, waktu muat dan bongkar barang, dan waktu
singgah.
Truck
Bisnis transportasi truk terdiri dari dua segmen utama, yaitu TL (truckload) dan LTL (less-
than-truckload). Untuk jarak jauh, trucking lebih mahal dari kereta api, tapi menawarkan
keuntungan fleksibilitas pengiriman door-to-door dan waktu pengiriman yang lebih pendek.
Selain itu, trucking tidak memerlukan transfer antar pickup dan pengiriman.
Umumnya TL untuk pengangkutan barang-barang dengan total lebih dari 6 ton yang tidak
memerlukan pemberhentian antara dari lokasi asal ke lokasi tujuan. Sementara LTL
umumnya digunakan untuk segmen angkutan barang yang kurang dari 6 ton yang
mengharuskan konsolidasi agar dicapai kapasitas maksimal dari truk yang digunakan. Isu-isu
kunci untuk industri LTL mencakup lokasi pusat konsolidasi, tingkat beban truk, dan
penjadwalan dan penentuan rute pickup dan pengiriman. Tujuannya adalah untuk
meminimalkan biaya operasional melalui konsolidasi tanpa mengorbankan waktu pengiriman
dan keandalan.
Pipeline
Pipeline digunakan terutama untuk pengangkutan minyak mentah, produk minyak olahan,
dan gas alam. Transportasi dengan moda pipeline memerlukan infrastruktur dengan investasi
biaya tetap yang besar. Operasional pipeline umumnya dioptimalkan sekitar 80% sampai
90% dari kapasitas pipa. Pipeline menjadi cara yang efektif untuk angkutan minyak mentah
ke port atau kilang yang memerlukan arus yang besar dan stabil.
Sea Freight
Perkembangan perdagangan antarnegara dengan menggunakan jalur maritim telah
mendorong pertumbuhan kontainerisasi. Hal ini telah menyebabkan permintaan sea freight
yang lebih besar, lebih cepat, dan kapal yang lebih khusus untuk meningkatkan ekonomi
transportasi kontainer. Penundaan di pelabuhan (dwelling time), bea cukai, keamanan, dan
pengelolaan kontainer yang digunakan merupakan isu utama dalam pengiriman global.
Selain itu, kemacetan akses ke pelabuhan telah menjadi masalah besar.
Air Freight
Operator transpotasi udara (air freight) menawarkan layanan transportasi yang sangat cepat,
namun dengan biaya transportasi yang mahal. Penggunaan air freight lebih tepat untuk
barang-barang ukuran relatif kecil dan bernilai tinggi atau pengiriman barang yang
memerlukan waktu cepat dan jarak yang jauh. Isu-isu penting dalam pengelolaan air freight
ini antara lain: lokasi dan jumlah hub, rute pesawat, pengaturan jadwal pemeliharaan
pesawat, penjadwalan kru, dan strategi penetapan harga.
Peringkat moda transportasi berdasarkan karakteristik operasional dapat diringkas sebagai
berikut:
Keterangan: Urutan peringkat didasarkan pada nilai terkecil
Sumber: Bowersox, 2013
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Dari diskusi yang dilakukan oleh kelompok kami mengenai Fedex dapat ditarik kesimpulan
bahwa dibalik kesuksesan Fedex adalah terdapat pada kinerja dari perusahaan tersebut
dengan melayani konsumen sepenuh hati dan juga tim marketing mereka yang secara kreatif
mengiklankan produk mereka di semua media masa termasuk internet melalui nuansa humor
dalam iklan, kampanye itu menekankan bahwa Fedex adalah tim terpercaya untuk
mengantarkan kiriman express anda yang paling penting. Pengetahuan yang penting bagi
Fedex berupa strategi perusahaan dengan pengimplementasian IT untuk mengambil
keuntungan dari pasar Internasional, mengedepankan pelanggan dan pengelolaan sumber
daya manusia dan dari informasi yang kita daptkan perusahaan fedex telah berhasil
mengelola sistem rantai psokan dengan baik dan memliki jaringan transportasi yang luas
dalam mengelola sistem logistikya. Dan dilihat dari sistem pendistribusiannya dapat
disimpulkan bahwa perusahaan fedex termasuk dalam kategori perusahaan Multinsional.
DAFTAR PUSTAKA
http://respatindo.com/profil-perusahaan/
http://respatindo.com/layanan-2/
http://23februari08.blogspot.co.id/2010/11/grup-perusahaan-fedex.html
http://klompok-4.blogspot.co.id/2013/10/vi-permasalahan-yang-dihadapi.html
https://www.google.com/search?q=permasalahan+yang+dihadapi+pedex&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=
http://e-journal.uajy.ac.id/1312/3/2EM16548.pdf
http://www.consumeraffairs.com/delivery/fedex.html
http://news.van.fedex.com/
http://supplychainindonesia.com/new/transportasi-dalam-rantai-pasok-dan-logistik