15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apel 1. Sejarah apel di Indonesia Apel pertama kali ditanam di Asia Tengah, kemudian berkembang luas di wilayah yang lebih dingin. Apel yang dibudidayakan memiliki nama ilmiah Malus domestica yang menurut sejarahnya merupakan keturunan dari Malus sieversii dengan sebagian genom dari Malus sylvestris (apel hutan/apel liar) yang ditemui hidup secara liar di pegunungan Asia Tengah, di Kazakhstan, Kirgiztan, Tajikistan, dan Xinjiang, Cina. Tanaman ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an dibawa oleh orang Belanda bernama Kreben kemudian menanamnya di daerah Nongkojajar (Kabupaten Pasuruan). Pada tahun 1953, Bagian Perkebunan Rakyat (sekarang bernama Lembaga Penelitian Hortikultura) mendatangkan beberapa jenis apel dari luar negeri, termasuk Rome Beauty dan Princess Noble. Selanjutnya, sejak tahun 1960 tanaman apel sudah banyak ditanam di Batu, Malang untuk mengganti tanaman jeruk yang mati diserang penyakit. Sejak saat itu tanaman apel terus berkembang hingga sekarang di dataran tinggi Kota Batu, Poncokusumo (Malang) dan Nongkojajar (Pasuruan) dan masa kejayaannya pada sekitar tahun 1970 (http://kpricitrus.wordpress.com, 28 November 2011 jam 11.40). 5

BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Apel

1. Sejarah apel di Indonesia

Apel pertama kali ditanam di Asia Tengah, kemudian berkembang luas

di wilayah yang lebih dingin. Apel yang dibudidayakan memiliki nama ilmiah

Malus domestica yang menurut sejarahnya merupakan keturunan dari Malus

sieversii dengan sebagian genom dari Malus sylvestris (apel hutan/apel liar)

yang ditemui hidup secara liar di pegunungan Asia Tengah, di Kazakhstan,

Kirgiztan, Tajikistan, dan Xinjiang, Cina.

Tanaman ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an dibawa oleh

orang Belanda bernama Kreben kemudian menanamnya di daerah

Nongkojajar (Kabupaten Pasuruan). Pada tahun 1953, Bagian Perkebunan

Rakyat (sekarang bernama Lembaga Penelitian Hortikultura) mendatangkan

beberapa jenis apel dari luar negeri, termasuk Rome Beauty dan Princess

Noble. Selanjutnya, sejak tahun 1960 tanaman apel sudah banyak ditanam di

Batu, Malang untuk mengganti tanaman jeruk yang mati diserang penyakit.

Sejak saat itu tanaman apel terus berkembang hingga sekarang di dataran

tinggi Kota Batu, Poncokusumo (Malang) dan Nongkojajar (Pasuruan) dan

masa kejayaannya pada sekitar tahun 1970 (http://kpricitrus.wordpress.com,

28 November 2011 jam 11.40).

5

Page 2: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

6

Sekarang apel telah tersebar luas di seluruh Indonesia, disukai banyak

orang, dan harganya relatif terjangkau. Adanya globalisasi perdagangan

menyebabkan kita di Indonesia dapat mengkonsumsi apel dari Amerika,

Australia, Cina, ataupun Taiwan disamping apel lokal dari Malang.

Ketersediaannya melimpah di pasaran dan nyaris tidak tergantung musim.

Jadi,setiap saat kita dapat mengkonsumsi apel.

2. Sistematika Tanaman

Menurut sistematika, tanaman apel termasuk dalam :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Klas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Malus

Spesies : Malus Sylvestris Mill

(http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/apel.pdf, 2011).

3. Morfologi apel

a. Batang

Pohon apel berkayu cukup keras dan kuat, cabang-cabang yang dibiarkan

atau tidak dipangkas pertumbuhannya lurus dan tidak beranting. Kulit

kayunya cukup tebal, warna kulit batang muda , cokelat muda sampai

cokelat kekuning-kuningan dan setelah tua berwarna hijau kekuning-

Page 3: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

7

kuningan sampai kuning keabu-abuan. Karena dilakukan pemangkasan

pemeliharaan, maka tajuk pohon berbentuk perdu seperti payung atau

meja.

Gambar 1. Batang Apel

b. Daun

Bentuk daun apel dipilah dalam enam kategori , yaitu oval, broadly oval,

narrow oval, acute, broadly acute, dan narrow acute. Permukaan daun bisa

datar atau bergelombang. Sisi daun ada yang melipat ke bawah, ada juga

yang melipat ke atas. Bagian bawah daun umumnya diselimuti bulu-bulu

halus.

Gambar 2. Berbagai bentuk daun apel

7

kuningan sampai kuning keabu-abuan. Karena dilakukan pemangkasan

pemeliharaan, maka tajuk pohon berbentuk perdu seperti payung atau

meja.

Gambar 1. Batang Apel

b. Daun

Bentuk daun apel dipilah dalam enam kategori , yaitu oval, broadly oval,

narrow oval, acute, broadly acute, dan narrow acute. Permukaan daun bisa

datar atau bergelombang. Sisi daun ada yang melipat ke bawah, ada juga

yang melipat ke atas. Bagian bawah daun umumnya diselimuti bulu-bulu

halus.

Gambar 2. Berbagai bentuk daun apel

7

kuningan sampai kuning keabu-abuan. Karena dilakukan pemangkasan

pemeliharaan, maka tajuk pohon berbentuk perdu seperti payung atau

meja.

Gambar 1. Batang Apel

b. Daun

Bentuk daun apel dipilah dalam enam kategori , yaitu oval, broadly oval,

narrow oval, acute, broadly acute, dan narrow acute. Permukaan daun bisa

datar atau bergelombang. Sisi daun ada yang melipat ke bawah, ada juga

yang melipat ke atas. Bagian bawah daun umumnya diselimuti bulu-bulu

halus.

Gambar 2. Berbagai bentuk daun apel

Page 4: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

8

c. Akar

Pohon apel yang berasal dari biji dan anakan membentuk akar tunggang,

yaitu akar yang arah tumbuhnya lurus atau vertikal ke dalam tanah. Akar

ini berfungsi sebagai penegak tanaman, penghisap air, dan unsur hara

dalam tanah, serta menembus lapisan tanah yang keras. Sedangkan batang

bawah yang berasal dari stek dan rundukan tunas akar, yang berkembang

baik adalah akar serabut dan tidak mempunyai akar tunggang, sehingga

batangnya kurang kuat dan rentan terhadap kekurangan air.

Gambar 3. Bentuk perakaran apel

d. Bunga

Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan pada

tiap tandan terdapat 7-9 bunga. Bunga tumbuh pada ketiak daun, mahkota

bunga berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai,

menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah-tengah bunga

terdapat putik atau bakal buah.

8

c. Akar

Pohon apel yang berasal dari biji dan anakan membentuk akar tunggang,

yaitu akar yang arah tumbuhnya lurus atau vertikal ke dalam tanah. Akar

ini berfungsi sebagai penegak tanaman, penghisap air, dan unsur hara

dalam tanah, serta menembus lapisan tanah yang keras. Sedangkan batang

bawah yang berasal dari stek dan rundukan tunas akar, yang berkembang

baik adalah akar serabut dan tidak mempunyai akar tunggang, sehingga

batangnya kurang kuat dan rentan terhadap kekurangan air.

Gambar 3. Bentuk perakaran apel

d. Bunga

Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan pada

tiap tandan terdapat 7-9 bunga. Bunga tumbuh pada ketiak daun, mahkota

bunga berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai,

menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah-tengah bunga

terdapat putik atau bakal buah.

8

c. Akar

Pohon apel yang berasal dari biji dan anakan membentuk akar tunggang,

yaitu akar yang arah tumbuhnya lurus atau vertikal ke dalam tanah. Akar

ini berfungsi sebagai penegak tanaman, penghisap air, dan unsur hara

dalam tanah, serta menembus lapisan tanah yang keras. Sedangkan batang

bawah yang berasal dari stek dan rundukan tunas akar, yang berkembang

baik adalah akar serabut dan tidak mempunyai akar tunggang, sehingga

batangnya kurang kuat dan rentan terhadap kekurangan air.

Gambar 3. Bentuk perakaran apel

d. Bunga

Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan pada

tiap tandan terdapat 7-9 bunga. Bunga tumbuh pada ketiak daun, mahkota

bunga berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai,

menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah-tengah bunga

terdapat putik atau bakal buah.

Page 5: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

9

Gambar 4. Bagian-bagian bunga apel

e. Buah

Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong , bagian pucuk buah

berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan

renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah

hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua, dan

sebagainya sesuai dengan varietasnya.

Gambar 5. Bagian-bagian dari buah apel

9

Gambar 4. Bagian-bagian bunga apel

e. Buah

Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong , bagian pucuk buah

berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan

renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah

hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua, dan

sebagainya sesuai dengan varietasnya.

Gambar 5. Bagian-bagian dari buah apel

9

Gambar 4. Bagian-bagian bunga apel

e. Buah

Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong , bagian pucuk buah

berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan

renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah

hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua, dan

sebagainya sesuai dengan varietasnya.

Gambar 5. Bagian-bagian dari buah apel

Page 6: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

10

f. Biji

Biji buah apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing, ada

yang berbentuk bulat berujung tumpul , ada pula yang bentuknya antara

bentuk pertama dan kedua.

Gambar 6. Biji Buah Apel

(Bambang Soelarso, 1997).

1. Varietas apel

Jenis buah apel dari kabupaten Malang yaitu:

a. Apel Manalagi

Apel ini adalah jenis dari apel Malang.Walaupun masih muda, kemanisan

buah apel manalagi disukai. Daging buah liat, kurang berair, berwarna

keputihan. Penampilan buahnya tergolong mungil dibandingkan dengan

jenis apel lainnya. Bentuk buahnya bulat yang merupakan ciri utamanya.

Kulitnya hijau kekuningan. Diameter buah sekitar 4-7 cm dengan berat 75-

160 g per buah. Apel ini beraroma wangi. Setiap pohon dapat

menghasilkan 7,5 kg buah setiap musim berbuah. Apel ini dianggap sudah

merupakan jenis lokal Indonesia dan merajai pasaran apel lokal.

10

f. Biji

Biji buah apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing, ada

yang berbentuk bulat berujung tumpul , ada pula yang bentuknya antara

bentuk pertama dan kedua.

Gambar 6. Biji Buah Apel

(Bambang Soelarso, 1997).

1. Varietas apel

Jenis buah apel dari kabupaten Malang yaitu:

a. Apel Manalagi

Apel ini adalah jenis dari apel Malang.Walaupun masih muda, kemanisan

buah apel manalagi disukai. Daging buah liat, kurang berair, berwarna

keputihan. Penampilan buahnya tergolong mungil dibandingkan dengan

jenis apel lainnya. Bentuk buahnya bulat yang merupakan ciri utamanya.

Kulitnya hijau kekuningan. Diameter buah sekitar 4-7 cm dengan berat 75-

160 g per buah. Apel ini beraroma wangi. Setiap pohon dapat

menghasilkan 7,5 kg buah setiap musim berbuah. Apel ini dianggap sudah

merupakan jenis lokal Indonesia dan merajai pasaran apel lokal.

10

f. Biji

Biji buah apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing, ada

yang berbentuk bulat berujung tumpul , ada pula yang bentuknya antara

bentuk pertama dan kedua.

Gambar 6. Biji Buah Apel

(Bambang Soelarso, 1997).

1. Varietas apel

Jenis buah apel dari kabupaten Malang yaitu:

a. Apel Manalagi

Apel ini adalah jenis dari apel Malang.Walaupun masih muda, kemanisan

buah apel manalagi disukai. Daging buah liat, kurang berair, berwarna

keputihan. Penampilan buahnya tergolong mungil dibandingkan dengan

jenis apel lainnya. Bentuk buahnya bulat yang merupakan ciri utamanya.

Kulitnya hijau kekuningan. Diameter buah sekitar 4-7 cm dengan berat 75-

160 g per buah. Apel ini beraroma wangi. Setiap pohon dapat

menghasilkan 7,5 kg buah setiap musim berbuah. Apel ini dianggap sudah

merupakan jenis lokal Indonesia dan merajai pasaran apel lokal.

Page 7: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

11

Gambar 7. Apel Manalagi

b. Apel Rome Beauty

Jenis ini sudah begitu memasyarakat di Indonesia, termasuk jenis dari apel

Malang. Buahnya berwarna hijau merah. Warna merah ini hanya terdapat

pada bagian yang terkena sinar matahari, sedangkan warna hijau terdapat

pada bagian yang tidak terkena sinar matahari. Kulitnya berpori kasar dan

agak tebal. Ukuran buahnya dapat mencapai 300 g. Daging buah berwarna

kekuningan dan bertekstur agak keras. Rasanya segar, manis-asam.

Bentuk buah bulat hingga jorong. Sebuah pohon dalam setiap musimnya

mampu berbuah sebanyak 15 kg. Pohonnya sendiri tidak terlalu besar,

hanya 2-4 m.

Gambar 8. Apel Rhome Beauty

(Nazzarudin dan Fauziah Muchlisah,1996).

11

Gambar 7. Apel Manalagi

b. Apel Rome Beauty

Jenis ini sudah begitu memasyarakat di Indonesia, termasuk jenis dari apel

Malang. Buahnya berwarna hijau merah. Warna merah ini hanya terdapat

pada bagian yang terkena sinar matahari, sedangkan warna hijau terdapat

pada bagian yang tidak terkena sinar matahari. Kulitnya berpori kasar dan

agak tebal. Ukuran buahnya dapat mencapai 300 g. Daging buah berwarna

kekuningan dan bertekstur agak keras. Rasanya segar, manis-asam.

Bentuk buah bulat hingga jorong. Sebuah pohon dalam setiap musimnya

mampu berbuah sebanyak 15 kg. Pohonnya sendiri tidak terlalu besar,

hanya 2-4 m.

Gambar 8. Apel Rhome Beauty

(Nazzarudin dan Fauziah Muchlisah,1996).

11

Gambar 7. Apel Manalagi

b. Apel Rome Beauty

Jenis ini sudah begitu memasyarakat di Indonesia, termasuk jenis dari apel

Malang. Buahnya berwarna hijau merah. Warna merah ini hanya terdapat

pada bagian yang terkena sinar matahari, sedangkan warna hijau terdapat

pada bagian yang tidak terkena sinar matahari. Kulitnya berpori kasar dan

agak tebal. Ukuran buahnya dapat mencapai 300 g. Daging buah berwarna

kekuningan dan bertekstur agak keras. Rasanya segar, manis-asam.

Bentuk buah bulat hingga jorong. Sebuah pohon dalam setiap musimnya

mampu berbuah sebanyak 15 kg. Pohonnya sendiri tidak terlalu besar,

hanya 2-4 m.

Gambar 8. Apel Rhome Beauty

(Nazzarudin dan Fauziah Muchlisah,1996).

Page 8: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

12

2. Kandungan gizi apel

Kandungan gizi buah apel per 100g tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Apel

(http://id.wikipedia.org/wiki/Apel:jam 08.38)

Gizi Nilai per 100g

Energi 52 kkal

Air 85,56 %

Karbohidrat 13, 81 g

Protein 0, 26 g

Lemak 0, 17 g

Gula 10, 39 g

Serat pangan 2, 4 g

Vitamin A 3 µg

Vitamin C 4, 6 mg

Vitamin B1 (Thiamine) 0,017 mg

Vitamin B2 ( Riboflavin ) 0, 026 mg

Vitamin B3 ( Niacin ) 0, 091 mg

Vitamin B5 0, 061 mg

Vitamin B6 0, 5 mg

Asam folat 3 µg

Vitamin E 0, 5 mg

Kalsium 6 mg

Iron 0, 12 mg

Magnesium 5 mg

Phosphorus 11 mg

Pottasium 107 mg

Zinc 0, 04 mg

Page 9: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

13

3. Manfaat buah Apel bagi Kesehatan

Apel mengandung serat, flavonoids, dan fruktosa. Dalam 100 g apel

terdapat 2,1 g serat. Apabila kulitnya dikupas, maka kandungan serat apel

masih tetap tinggi yakni 1,9 g. Serat apel mampu menurunkan kadar kolesterol

darah dan resiko penyakit jantung koroner. Serat tak larut dalam apel

berfungsi untuk mengikat kolesterol LDL dalam saluran cerna dan kemudian

menyingkirkannya dari tubuh. Sementara itu, serat larutnya (pektin) akan

mengurangi produksi kolesterol LDL di hati, menurunkan kolesterol, dan

bermanfaat untuk mengatasi diare karena kemampuannya membentuk agar

tetap lunak serta tidak cair.

Kulit apel mengandung flavonoid yang disebut quercitin. Quercitin ini

mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Fungsinya adalah mencegah

serangan radikal bebas sehingga dapat melindungi tubuh dari kemungkinan

serangan kanker. (Ali Khomsan, 2006).

B. Glukosa

1. Pengertian Glukosa

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat

terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi manusia. Glukosa

merupakan salah satu hasil utama fotosintesis. Bentuk alami (D-glukosa)

disebut juga dekstrosa.

Page 10: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

14

2. Struktur Glukosa

Nama kimia : D – Glukosa

Rumus empiris : C6H12O6

BM : 180, 18

BJ :1, 54

Struktur :

Gambar 9. Struktur Glukosa

(http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa,glukose_Haworrth.png(α-D-

glukopinosa)

3. Sifat Glukosa

Sifat glukosa adalah mempunyai rasa manis, larut dalam air karena

struktur glukosa mengandung kumpulan hidroksil (-OH) yang bersifat

hidrofilik ( mudah bergabung dengan molekul air). Glukosa juga bersifat larut

dalam etanol tetapi tidak larut dalam pelarut organik seperti eter, benzena dan

kloroform, dan berbentuk kristal.

4. Sumber Glukosa

Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat di alam

dalam sayur, buah, sirup jagung,sari pohon. Glukosa merupakan hasil akhir

pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia

dengan bantuan enzim atau asam (Sunita Almatsier, 2001).

Page 11: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

15

5. Fungsi Glukosa

Glukosa digunakan sebagai sumber energi untuk sel-sel otak, sel saraf

lain, dan sel darah. Fungsi lain glukosa di dalam tubuh adalah mempermudah

sistem biokimia primitif, mudah bereaksi secara non spesifik dengan gugus

amino suatu protein, sebagai metabolisme karbohidrat, membantu produksi

protein, dan merupakan bahan bakar sel otak (Sunita Almatsier,2002).

C. Analisis Glukosa

1. Analisis Kualitatif

a Uji Molish

Prinsip : Bahan yang mengandung monosakarida bila direaksikan dengan

H2SO4 pekat akan terhidrolisa membentuk furfural. Furfural ini

membentuk persenyawaan dengan α naftol ditandai dengan terbentuknya

cincin warna violet. Oleh karena H2SO4 dapat menghidrolisa oligosakarida

dan polisakarida.

Caranya : 2 mL larutan contoh dalam tabung reaksi ditambah 2 tetes

pereaksi α-naftol 10% (baru dibuat) dan dikocok hati-hati. Ditambahkan 2

mL H2SO4 pekat, sehingga timbul dua lapisan cairan dalam tabung reaksi

dimana larutan contoh akan berada di lapisan atas. Cincin berwarna merah

ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya karbohidrat dalam

contoh.

Page 12: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

16

b Uji Benedict

Prinsip : Larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula

yang mempunyai gugus aldehid sehingga cupri (CuO) tereduksi menjadi

Cu2O yang berwarna merah bata.

Caranya : Pereaksi terdiri dari kupri sulfat, natrium sitrat, natrium karbonat

ke dalam 5 mL pereaksi dalam tabung reaksi, ditambahkan 8 tetes larutan

contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 5

menit. Timbulnya endapan warna hijau, kuning, atau merah oranye

menunjukkan adanya gula pereduksi dalam contoh.

c Uji Barfoed

Prinsip : Monosakarida akan mereduksi reagen barfoed yang bersifat asam

sehingga kekuatan hidrolisa menurun dan mengakibatkan tidak dapat

mereduksi disakarida.

Caranya : Pereaksi terdiri dari kupri asetat dan asam asetat. 5 mL pereaksi

dalam tabung reaksi ditambah 1 mL larutan contoh, kemudian tabung

reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit. Endapan berwarna

merah oranye menunjukkan adanya monosakarida dalam contoh.

d Uji Seliwanoff

Prinsip : Fruktosa dengan asam kuat akan mengalami dehidrasi

membentuk 4 hidroksi metyl furfural . Bila ditambahkan recorsinol akan

berkondensasi membentuk persenyawaan yang berwarna merah.

Caranya : Pereaksi dibuat segera sebelum uji dimulai. Pereaksi ini dibuat

dengan mencampurkan 3,5 mL recorsinol 0,5% dengan 12 ml HCl pekat ,

Page 13: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

17

kemudian diencerkan menjadi 35 mL dengan air suling. Uji dilakukan

dengan menambahkan 1 mL larutan contoh ke dalam 5 mL pereaksi,

Kemudian ditambahkan dalam air mendidih selama 10 menit. Warna

merah cherry menunjukkan adanya fruktosa dalam contoh,bila tetap berarti

glukosa atau galaktosa.

e Uji Antron

Caranya : 0,2 mL larutan contoh di dalam tabung reaksi ditambahkan ke

dalam larutan antron (0,2% dalam H2SO4 pekat) . Timbulnya warna hijau

atau warna kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan

contoh. Uji ini sangat sensitif sehingga dapat juga memberikan hasil

positif jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji

antron ini telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetric

bagi glikogen, inulin, dan gula dalam darah.

f Uji Orsinol Bial-HCl

Caranya : 5 mL pereaksi ditambahkan 2-3 ml larutan contoh, kemudian

dipanaskan sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan

larutan. Timbulnya endapan dan larutan berwarna hijau menandakan

adanya pentosa dalam contoh.

g Uji Hayati

Pereaksi terdiri dari garam Rochelle atau kalium natrium tartrat, gliserol,

dan kupri sulfat. Uji dan tanda-tanda sama seperti uji benedict.

Page 14: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

18

h Uji Iodin

Caranya : Larutan contoh diasamkan dengan HCl. Sementara itu dibuat

larutan iodin dalam larutan KI. Larutan contoh sebanyak satu tetes

ditambahkan ke dalam larutan iodin. Timbulnya warna biru menunjukkan

adanya pati dalam contoh, sedangkan warna merah menunjukkan adanya

glikogen dan eritrodekstrin.

i Uji Tauber

Caranya : Sebanyak dua tetes larutan contoh ditambahkan ke dalam 1 ml

larutan benzidina, dididihkan, dan didinginkan cepat-cepat, Timbulnya

warna ungu menunjukkan adanya pentosa dalam contoh (Winarno, F.G,

2004).

2. Analisis Kuantitatif

a. Uji Luff schoorl

Prinsip : Gugus aldehid dalam karbohidrat dioksidasi oleh garam Cu

(komplek) menjadi gugus karboksil. Kelebihan Cu ditetapkan secara

yodometri.

Pereaksi luff schoorl : Na karbonat, Asam sitrat, CuSO4 .

Persamaan Reaksi :

O O

R – C + CuO R – C + Cu2O

H OH

H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O+ CO2

CuSO4 + 2KI CuI2 + K2SO4

Page 15: BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan keturunan ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli-6895-3... · ungu pada batas kedua cairan menunjukkan

19

2CuI2 Cu2I2 + I2

I2 + 2Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI

(http://www.scribd.com/doc/31590543/Karbohidrat,2011).

b. Uji Polarografi

Prinsip : Karbohidrat mempunyai sifat memutar bidang polarisasi ke

kanan dan ke kiri, karena adanya atom asimetris dalam molekul setiap gula

mempunyai sudut putar yang khas dan berbeda.

Cara : Larutan gula dimasukkan ke dalam tabung polariskop yang tertentu

panjangnya, kemudian dilihat sudut putarnya. Dari rumus yang ada maka

dapat dihitung konsentrasi larutan tersebut.

Rumus :

(α) D20 =

Keterangan :

(α)D20 = sudut putaran spesifik pada 200C dan menggunakan D-line

dari sumber cahaya sinar natrium.

a = sudut putar yang diamati

I = panjang gelombang polarimeter dalam desimeter

c = berat gula dalam gram per 100 ml larutan

( F.G. Winarno, 2004).