Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Mobile IP
Semakin pesat perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi terutama dalam bidang komunikasi wireless sehingga
semakin hari kebutuhan akan mobile semakin tinggi. Sedangkan
untuk setiap perpindahan jaringan terjadi perubahan nomor IP
(internet protocol). Dengan demikian diperlukan sebuah
teknologi yang bisa melakukan fungsi untuk tidak merubah
alamat IP meskipun berpindah dari suatu jaringan dengan
jaringan lainnya. Teknologi yang bisa melakukan fungsi itu
adalah Mobile IP. Dimana dalam teknologi ini ketika sebuah host
berpindah dari jaringan satu ke lainnya maka tidak mengalami
perubahan IP. Dengan kata lain sebuah host akan mempunyai
alamat yang tetap meskipun selalu berpindah jaringan. Semakin
bertambahnya host yang berada pada suatu jaringan komputer
mengakibatkan kebutuhan akan IP semakin meningkat sehingga
untuk memenuhi kebutuhan itu diperlukan adanya alokasi IP
yang lebih banyak. Untuk itu dalam teknologi Mobile IP ini
terdapat ada dua model, yaitu untuk mobile IP versi 4 dan mobile
IP versi 6.[1]
10
Mobile IP adalah suatu standar yang dibuat oleh Internet
Engineering Task Force (IETF) RFC 2002. Mobile IP bekerja di
network layer (layer 3) yang mempunyai beberapa karakteristik
yang saling berhubungan kemampuan dalam mendukung node
mobility. Beberapa karakteristik dari Mobile IP adalah seorang
user (node) tidak terpaku pada suatu tempat atau tidak ada
batasan geografis, tidak ada hubungan fisik yang dibutuhkan dan
yang terakhir adalah keamanan sudah di support oleh Mobile
IP.[1] Dari beberapa karakteristik terdapat beberapa entitas baru
yang mendukung karakteristik Mobile IP, yaitu :
a. Mobile Node (MN)
Merupakan sebuah node yang melakukan perpindahan
posisi dari sebuah jaringan satu ke jaringan yang lain tanpa
merubah alamat IP dan masih tetap dapat terhubung dengan
Correspondent Node. Mobile Node juga dapat berkomunikasi
dengan node lain yang berada pada suatu lokasi yang tertentu
dengan menggunakan alamat IP konstan.
b. Correspondent Node (CN)
Sebuah node yang melakukan komunikasi dengan Mobile
Node. Correspondent Node dapat berfungsi sebagai Mobile Node.
c. Home Agent (HA)
Sebuah router pada Home Network yang dapat mengirimkan
paket data untuk MN saat berpindah dari asalnya dan juga
memelihara informasi lokasi dari MN
11
d. Foreign Agent (FA)
Sebuh router pada Foreign Network yang berfungsi seperti
Home Network
e. Access Point (AP)
Sebuah akses entiti Lapis 2 yang berfungsi menyediakan
sebuah hubungan antara MN dan lapis 2 wireless link
f. Care-of-Address (COA)
Alamat yang mengidentifikasikan lokasi MN saat ini.
g. Tunnel
Jalur yang diambil oleh paket yang terenkapsulasi
h. Agent Advertisement (AA)
Pesan pemberitahuan yang dibangun melalui ekstensi khusus
dalam sebuah pesan advertise router yang berisi informasi bagi
MN untuk terhubung ke Mobility Agent.[2]
Beberapa layanan yang mendukung Mobile IP adalah:
a. Agent Solicitation
Permintaan atau permohonan kiriman iklan layanan dari
HA, FA dan Access Point oleh MN yang berisi permintaan link
mendeteksi adanya paket hilang tetapi masih memiliki Care-of
Address yang valid.
b. Registration
Ketika MN menjauhi HA, MN akan register ke HA dengan
Care-of Address yang dimiliki, sehingga HA dapat mengetahui
lokasi terbaru MN dan mengirimkan paket data.
12
c. Enkapsulasi
Proses penumpangan IP datagram dengan header yang IP
lain yang berisi Care-of Address (alamat sementara) pada MN. IP
datagram tetap utuh dan tidak tersentuh seluruhnya saat
penumpangan
d. Dekapsulasi
Proses pemisahan header IP terluar pada paket yang datang,
sehingga datagram yang ditumpangkan itu dapat diakses dan
dapat dikirimkan ke tujuan yang sebenarnya. Dekapsulasi adalah
kebalikan dari enkapsulasi.[3]
Cara kerja Mobile IP dapat dianalogikan seperti layanan
pos. Pos mail dikirimkan ke tujuan dengan cara menempatkan
surat (The packet payload) dalam sebuah amplop yang
dialamatkan ke tujuan (IP header). Surat sampai di kantor pos
lokal tujuan dan dirutekan ke tujuan dengan alamat rumah tujuan.
Ketika tujuan pindah, kantor pos lokal (Home Agen) akan
diberitahukan oleh tujuan untuk meneruskan paket ke lokasi
tujuan baru (Care-of Address [CoA]). Sekarang, ketika surat
dialamatkan kealamat rumah tujuan, Tiba di kantor pos lokal
maka akan dialamatkan kembali (tunneled) ke lokasi tujuan yang
baru (CoA). Suratnya lalu tiba di kantor pos lokasi baru tujuan
(Foreign Agent [FA]) lalu surat dikirimkan ke tujuan lokasi baru
(CoA). Pengirim surat ini terlaksana tanpa adanya usaha dari
pengirim awal dari surat tersebut (Correspondent Node [CN]).[4]
13
Gambar 2. 1 Layanan Pos rumah anda[4]
Gambar 2. 2 Layanan Pos ketika anda berpindah[4]
2.1.1 Mobile IP Handover
Handover adalah proses dimana MN berpindah dari satu
jaringan access point (home network) ke jaringan access point
yang lain (foreign network). Secara umum handover yang hanya
14
mengalami perubahan pada link layer (layer 2 OSI) tanpa
mengubah alamat IP dinamakan horizontal handover. Contohnya
adalah ketika MN berpindah pada access point wireless LAN
yang dilayani oleh IP access router yang sama. Pada terminology
802.11 kedua access point berada pada Extend Sevice Set (ESS)
yang sama. Sedangkan handover yang terjadi ketika MN
berpindah diantara access point yang berbeda ESS dan dilayani
oleh access router yang berbeda dinamakan Vertical Handover.
Vertical handover dapat terjadi diantara provider yang sama
maupun provider yang berbeda.[1]
Gambar 2.5 Vertical Handover pada ISP yang Berbeda[1]
Gambar 2. 3 Horizontal Handover[1] Gambar 2. 4 Vertical Handover
pada ISP yang sama[1]
15
Karakteristik MIP pada wireless LAN
mengidentifikasikan bahwa latency mempengeruhi handover
delay selama proses handover. Proses handover delay meliputi:
a. Waktu deteksi perpindahan
Waktu yang diperlukan MN untuk mendeteksi dan
memproses perpindahan ke titik akses yang baru.
b. Waktu konfigurasi CoA
Waktu antara proses perpindahan dan waktu untuk
mendapatkan alamat IP global
c. Waktu registrasi binding
Waktu selama pengiriman BU ke HA sampai menerima
binding acknowledgement.
d. Waktu route optimation
Selang waktu dari registrasi CoA baru dengan HA dan CN
sehingga metode route optimization dapat digunakan.[1]
2.2 LAYANAN
2.2.1 FTP
File transfer protocol (FTP) adalah suatu protokol yang
berfungsi untuk tukar-menukar file dalam suatu network yang
menggunakan TCP koneksi bukan UDP. Dua hal yang penting
dalam FTP adalah FTP Server dan FTP Client. FTP server adalah
suatu server yang menjalankan software yang berfungsi untuk
memberikan layanan tukar menukar file dimana server tersebut
16
selalu siap memberikan layanan FTP apabila mendapat
permintaan (request) dari FTP client.[5]
FTP client adalah komputer yang me-request koneksi ke
FTP server untuk tujuantukar menukar file. Setelah terhubung
dengan FTP server, maka client dapat men-download, meng-
upload, me-rename, men-delete, dan lain sebagainya sesuai
dengan permission yang diberikan oleh FTP server.[5]
Tujuan dari FTP server adalah sebagai berikut:[5]
a. Untuk tujuan sharing data
b. Untuk menyediakan indirect atau implicit remote computer
c. Untuk menyediakan tempat penyimpanan bagi user
d. Untuk menyediakan transfer data yang reliable dan efisien
Mode text yang dipakai untuk transfer data adalah format
ASCII atau format binary. Secara default, FTP menggunakan
mode ASCII dalam transfer data. Karena pengirimannya tanpa
enkripsi, username, password, data yang di transfer, maupun
perintah yang dikirim dapat di sniffing oleh orang dengan
menggunakan protocolanalyzer (sniffer).[5]
2.2.2 VoIP
VoIP (Voice Over Internet Protocol) adalah teknologi
yang mampu melewatkan “panggilan suara”, video, dan data
melalui jaringan IP. Bentuk panggilan analog dikonversikan
menjadi bentuk digital dan dijalankan sebagai data oleh internet
17
protokol. Jaringan IP sendiri merupakan jaringan komunikasi
data berbasis packet switch, sehingga bisa melakukan panggilan
menggunakan jaringan IP atau Internet.[6]
Prinsip kerja VoIP secara umum dapat dilihat pada
gambar 2.6 Prinsip kerja panggilan VoIP[7]
Gambar 2.6 Prinsip kerja panggilan VoIP[6]
Untuk dapat melakukan panggilan melalui VoIP
dibutuhkan perangkat komunikasi yang telah mendukung
teknologi VoIP. Perangkat-perangkat ini dapat berupa telepon IP,
komputer PC, ataupun telepon konvensional dengan bantuan
Analog Telephone Adapter (ATA). Gambar 2.7 Merupakan
contoh beberapa perangkat VoIP. Telepon IP adalah sebuah
perangkat telepon yang khusus dirancang untuk layanan VoIP,
18
dapat dilihat pada gambar 2.7(a). Beberapa diantaranya bahkan
telah dilengkapi dengan teknologi wireless sehingga dapat
digunakan pada komunikasi bergerak. Sementara panggilan
melalui komputer PC membutuhkan sebuah perangkat lunak
khusus yang disebut softphone, dapat dilihat pada gambar 2.7 (b).
Beberapa perangkat lunak softphone yang tersedia dan cukup
populer saat ini diantaranya adalah Skype, Ekiga, NetMeeting,
dan Cisco Communicator. [7]
Gambar 2.7 Perangkat VoIP yang umum ditemukan; (a) telepon
IP, (b)komputer PC, (c) analog telephone adapter (ATA) [7]
Terdapat sedikitnya dua peserta dalam sebuah panggilan
VoIP, walaupun dapat pula terdiri dari banyak pelaku dalam
kasus panggilan conference. Panggilan yang berlangsung berasal
dari pemanggil (caller) melalui sebuah perangkat VoIP dan
ditujukan kepada terpanggil (callee) melalui sebuah perangkat
VoIP lainnya yang saling terhubung dalam sebuah jaringan IP.
19
Setiap perangkat yang terdapat dalam jaringan VoIP ini disebut
juga sebagai node.[7]
2.2.1 Video Conferencing
Dalam perkembangan teknologi komunikasi, dimana
tuntutan kebutuhan pelayanan bagi pengguna jasa komunikasi
makin tinggi, dalam penyampainan ide dan pendapat tidak hanya
audio saja akan tetapi diperlukan juga visualnya, oleh karena itu
dibutuhkan komunikasi yang dapat mengirimkan audio
visualnya. Video conference memakai telekomunikasi audio dan
video untuk membawa orang ke tempat berbeda dalam waktu
yang bersamaan untuk pertemuan. Ini bisa sama sederhananya
dengan percakapan di antara dua orang di jabatan pribadi (titik-
ke-titik) atau melibatkan beberapa tempat (multi-titik) dengan
lebih dari satu orang di kamar besar di tempat berbeda. Selain
audio dan pengiriman visual, video conferencing bisa digunakan
untuk berbagi dokumen, informasi yang diperlihatkan dengan
komputer dan whiteboards.[8]
Saat ini video conference sudah banyak di gunakan dalam
berbagai bidang kehidupan. Misalnya, untuk bisnis, pendidikan,
militer dan lain sebagainya. Didalam pendidikan video
conference ini digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh,
yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan materi pelajaran dari
20
Guru atau Dosen atau Instruktur kepada siswa atau anak didik
yang tidak terbatas oleh tempat dan jarak.[8]
Gambar 2.8 Konfigurasi Video conference[8]
Perangkat Video Conference adalah perangkat teknologi
telekomunikasi interaktif yang memungkinkan dua pihak atau
lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksimelalui pengiriman dua
arah audio dan video secara bersamaan, serta salah satupihak
dapat melakukan presentasi dan dapatdilihat oleh masing-masing
pihak,begitupun sebaliknya.[8]
Multipoint Control Unit (MCU) adalah Perangkat yang
berfungsi sebagai pengendali konferensi yang melibatkan banyak
pengguna dan banyak sesi konferen. MCU ini di gunakan ketika
21
akan melakukan video conference dengan lebih dari 2 peserta
yang mana membutuhkan komunikasi multipoint. MCU ini dapat
memudahkan admin dalam mengatur komunikasi yang
melibatkan banyak user atau peserta. Sedangkan untuk
user/peserta yang ingin melihat konferensi dapat juga
mengaksesnya ke dalam MCU dan tampilannya berbentuk
streaming.[8]
Perangkat Keras Endpoint adalah perangkat yang
digunakan untuk melakukan video conference. Dalam setiap
video conference dibutuhkan perangkat keras endpoint agar dapat
melakukan komunikasi visual baik itu point to point maupun
multipoint.[8]
2.3 TEORI ANTRIAN
Kata antrian datang, melalui perancis, dari bahasa Latin
cauda, yang berartiekor. Teori queueing umumnya dianggap
sebagai sebuah cabang dari riset operasi karena hasil sering
digunakan ketika membuat keputusan yang dibutuhkan untuk
menyediakan layanan. Aplikasi yang sering ditemui dalam
layanan pelanggan situasi serta transportasi dan telekomunikasi.
Teori queueing langsung diterapkan pada sistem transportasi
cerdas, call center, PABXs, jaringan, telekomunikasi,
serverqueueing, mainframe komputer terminal queueing
telekomunikasi, sistem telekomunikasi maju, dan arus lalu
lintas.[9]
22
Teknik antrian yang beragam dapat digunakan untuk
mengontrol paket mana yang akan ditransmisi dan paket yang
akan mengantri. Beberapa teknik antrian yang biasa digunakan
antara lain :
2.3.1 First In First Out (FIFO)
FIFO merupakan singkatan dari First In First Out yang
memiliki prinsip antrian “pertama datang pertama dilayani”.
Maksudnya adalah paket yang datang terlebih dahulu akan di
layani dan ditransmisikan terlebih dahulu, sedangkan paket yang
datang kemudian akan ditransmisikan setelah paket sebelumnya
selesai dilayani atau ditransmisikan. Apabila diilustrasikan
seperti sekumpulan orang yang berbaris untuk mengantri, orang
yang pertama datang akan dilayani terlebih dahulu. FIFO
merupakan teknik antrian yang paling dasar. Di dalam FIFO,
semua paket diperlakukan sama dengan menempatkan paket-
paket tersebut ke dalam satu garis antrian kemudian melayani
sesuai dengan urutan pada antrian. FIFO juga seringa disebut
dengan teknik First Come First Serve (FCFS)[9]
Teknik antrian FIFO mengacu pada FCFS (First Come
First Server), paket data yang pertama datang diproses terlebih
dahulu. Paket data yang keluar terlebih dahulu di masukan ke
dalam antrian FIFO, kemudian dikeluarkan sesuai dengan urutan
kedatangan. Teknik antrian FIFO sangat cocok untuk jaringan
23
dengan bandwidth menengah 64kbps tetapi cukup menghabiskan
sumber daya prosessor dan memori. [9]
Gambar 2.9 Model FIFO[9]
Pada gambar 2.9 menunjukkan kedatangan beberapa paket
data yang berbeda waktu, paket pertama dari flow yang tiba lebih
awal dikeluarkan ke port terlebih dahulu oleh antrian FIFO.[9]
2.3.2 Priority Queuing (PQ)
Pada situasi tertentu kadangkala kita harus memutuskan
suatu permasalahan dengan memilih salah satu solusi yang perlu
dilaksanakan terlebih dahulu dan hal ini disebut prioritas. Hal ini
sama jika kita memiliki bandwidth internet yang sempit,
sedangkan ada transaksi penting yang tidak boleh di interupsi
seperti layanan email smtp dan pop3. Traffic controll pada linux
memberikan kita suatu fasilitas pengendalian prioritas trafik
TCP/IP, kita dapat memberikan prioritas berdasarkan alamat
port, IP address, subnet maupun jenis type of service.[9]
24
Gambar 2.10 Prioritas Antrian[9]
Priority Queuing membuat beberapa antrian pada sebuah
interface jaringan di mana masing-masing antrian diberikan level
prioritas. Sebuah paket antrian yang memiliki prioritas lebih
tinggi akan diproses terlebih dahulu daripada paket yang
memiliki prioritas lebih rendah. Secara default, masing-masing
antrian memiliki kapasitas paket 20, 40, 60, dan 80. Ketika
sebuah paket dikirimkan melalui sebuah interface, prioritas
antrian dari paket tesebut akan di scan terlebih dahulu untuk
diurutkan berdasarkan level prioritasnya. Antrian dengan
prioritas tinggi akan di scan terlebih dahulu, kemudian antrian
dengan prioritas medium, begitu seterusnya sampai antrian
dengan prioritas terendah. Proses ini terjadi berkali-kali
sepanjang waktu ketika sebuah paket dikirimkan[9].
25
2.3.3 Weighted-Fair Queuing (WFQ)
Tujuan utama di balik metode WFQ adalah untuk
menjamin fairness di antara semua jenis trafik. Mirip dengan
PQ, paket tiba pertama-tama diklasifikasikan dan ditetapkan
ke dalam salah satu kelas antrian berdasarkan informasi yang
diambil dari header paket. Masing-masing antrian diberikan
bobot berdasarkan pada kebutuhan bandwidth masing-masing
trafik. Dimana bobot dari tiap-tiap antrian berbeda berdasarkan
level prioritasnya. Sehingga dalam metode scheduling ini, trafik
dengan level prioritas rendah pun akan terlayani dan mendapat
jaminan resources/bandwidth dari jaringan, sehingga akan
meminimalkan packet drop. Kelebihan dari WFQ ini yang
pertama adalah WFQ menjamin kemanan ke setiap kelas layanan.
Selain itu WFQ juga memberikan garansi delay yang lebih baik
daripada teori antrian yang lainnya[9].
2.4 QUALITY OF SERVICES
Quality of Services (QoS) merupakan metode pengukuran
tentang seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk
mendefinisikan karakteristik dan sifat dari satu servis. QoS
digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut kinerja yang telah
dispesifikasikan dan diasosiasikan dengan suatu servis.
Parameter-parameter dari Quality of Services (QoS) terdiri dari :
[10]
26
2.4.1. Throughput
Throughput adalah kecepatan rata-rata data yang diterima
oleh suatu node dalam selang waktu pengamatan tertentu. Atau
dengan kata lain, throughput merupakan bandwidth aktual yang
terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam pada saat
menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang men-
download suatu file. Nilai throughput ini dipengaruhi oleh delay
dan packet loss yang terjadi. Packet loss sendiri dapat
didefinisikan sebagai banyaknya paket yang gagal dalam
mencapai tempat tujuan paket tersebut dikirim. Besarnya nilai
throughput dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan
berikut :[11]
𝑅 (𝑏𝑝𝑠) = 𝐴
𝑇 .................................................................... (2.1)
Dimana :
R = Throughput (bps)
A = Jumlah paket yang diterima (bit)
T = Waktu pengamatan (second)
2.4.2. Packet Loss
Packet Loss merupakan suatu parameter yang
menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total
paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion
pada jaringan. Untuk mengukur nilai Packet Loss digunakan
persamaan:[10]
27
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑌
𝐴 𝑥 100 ................................................ (2.2)
Dimana :
Y = Paket data yang dikirim – paket data yang diterima
A = Paket data yang dikirim
2.4.3. Delay
Delay adalah waktu tunda yang disebabkan oleh proses
transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya.
Delay dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi selama
perjalanan satu titik ke titik yang lain yang menimbulkan delay.
Secara umum, delay dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :[11]
𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ
𝐿𝑖𝑛𝑘 𝐵𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑡ℎ .................................................... (2.3)
Dimana :
Packet length atau panjang paket (bit/s)
Link bandwith (bit/s)
2.4.4. Jitter atau Variasi Kedatangan Paket
Jitter diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang
antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu
penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan jitter.
Secara umum, delay dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan : [10]
28
𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 .................................... (2.4)
Dimana :
Total variasi delay = Delay – (rata-rata delay)
2.4.5. Performansi parameter QoS
Performansi merupakan kumpulan dari beberapa
parameter besaran teknis. Tabel performansi nilai masing-masing
parameter QoS yaitu :
a Throughput
Tabel 2.1 KATEGORI THROUGHPUT[12]
Kategori Throughput Indeks
Sangat bagus 100 % 4
Bagus 75 % 3
Sedang 50 % 2
Jelek 25 % 1
b Packet Loss
Tabel 2.2 KATEGORI PACKET LOSS[12]
Kategori Packet Loss Indeks
Sangat bagus 0 % 4
Bagus 3 % 3
Sedang 15 % 2
Jelek 25 % 1
29
c Delay
Tabel 2.3 KATEGORI DARI DELAY [12]
Kategori Besar delay Indeks
Sangat bagus < 150 ms 4
Bagus 150 ms s/d 300 ms 3
Sedang 300 ms s/d 450 ms 2
Jelek >450 ms 1
d Jitter
Tabel 2.4 KATEGORI DARI JITTER [12]
Kategori Jitter(ms) Indeks
Sangat bagus 0 ms 4
Bagus 0 ms s/d 125 ms 3
Sedang 75 ms s/d 125 ms 2
Jelek 125 ms s/d 225 ms 1
2.5 Perkembangan Standar Jaringan Wi-Fi 802.11
Tahun 1999 dipublikasikan standar IEEE 802.11b dan
802.11a. Standar 802.11b bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan
data rate hingga 11 Mbps, namun memiliki kekurangan berupa
pengaruh interferensi akibat penggunaan peralatan dengan
frekuensi yang sama. Pada standar 802.11a menggunakan
frekuensi 5 GHz dengan data rate hingga 54 Mbps, namun
memiliki kelemahan pada coverage area dimana jangkauannya
lebih rendah dibandingkan standar 802.11b. Pada tahun 2003,
30
IEEE membuat standar 802.11g yang menggabungkan kelebihan
antara standar 802.11a dengan 802.11b. Standar 802.11g bekerja
pada frekuensi 2,4 GHz dan memiliki data rate hingga 54 Mbps
dengan coverage area mendekati jangkauan 802.11b.
Penggunaan frekuensi yang sama antara 802.11g dengan 802.11b
menjadikan ke dua standar tersebut kompatibel apabila
diimplementasikan dalam perangkat komunikasi wireless.
Standar 802.11g inilah yang sering diimplementasikan untuk area
hotspot. Pengembangan Wi-Fi berikutnya tahun 2009, IEEE
mempublikasikan standar 802.11n yang menggabungkan
teknologi 802.11b dengan 802.11g. Teknologi ini bekerja pada
frekuensi 2,4 GHz dengan kapasitas data rate mencapai 108
Mbps. Standar 802.11n menawarkan peningkatan throughput,
keunggulan reliabilitas, dan peningkatan client yang terkoneksi.
Perbedaan cakupan dari keempat standar IEEE tersebut dapat
dilihat pada tabel 2.1 Perbedaan spesifikasi IEEE 802.11 [11]
Tabel 2.5 PERBEDAAN SPESIFIKASI IEEE 802.11[11]
Standar
IEEE
Jarak Jangkauan (m) Sesuai
Spesifikasi Indoor Outdoor
802.11b 35 120 b
802.11a 38 140 a
802.11g 38 140 b, g
802.11n 70 250 b, g, n
31
2.6 Standar Wi-Fi 802.11g
Standar 802.11g menggunakan modulasi sinyal
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM), sehingga
lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lainnya.
Spesifikasi dari 802.11g dapat dilihat pada tabel 2.5.[11]
Tabel 2.6 SPESIFIKASI 802.11G[11]
Release
Date
Frekuensi Throughput
(typ.)
Net Bit
Rate
(max.)
Gross
Bit
Rate (max.)
Max.
Indoor
Range
Max.
Outdoor
Range
Juni
2003
2,4 GHz 22 Mbps 54 Mbps 128
Mbps
150 feet /
45 meter
300 feet /
90 meter
Standar 802.11b dan 802.11g bekerja bersama – sama
menduduki sebagian besar pada proses teknis. Namun, kinerja
dari 802.11b akan mengurangi laju data keseluruhan pada
jaringan 802.11g. Perangkat 802.11g sepenuhnya kompatibel
dengan 802.11b sehingga terbebani dengan adanya pengurangan
throughput jika dibandingkan dengan 802.11a yang mencapai ~
21%. Standar 802.11g memiliki beberapa sensitivitas kecepatan
yang sesuai dengan tabel 2.6.[11]
Tabel 2.7 SENSITIVITAS KECEPATAN STANDAR 802.11g[11]
Hipotesis
Kecepatan
Jangkauan (dalam
ruangan)
Jangkauan (luar
ruangan)
54 Mbps 27 m 75 m
48 Mbps 29 m 100 m
36 Mbps 30 m 120 m
24 Mbps 42 m 140 m
32
Hipotesis
Kecepatan
Jangkauan (dalam
ruangan)
Jangkauan (luar
ruangan)
18 Mbps 55 m 180 m
12 Mbps 64 m 250 m
9 Mbps 75 m 350 m
6 Mbps 90 m 400 m
Kelebihan dari 802.11g adalah bahwa standar tersebut
merupakan kompatibel terbalik dari 802.11b. Perusahaan dengan
keberadaan jaringan 802.11b biasanya dapat meng-upgrade
access point-nya menjadi 802.11g melalui peng-upgradean
firmware sederhana. Hal tersebut menyediakan jalur perpindahan
yang efektif untuk LAN nirkabel. Permasalahan yang muncul
adalah kehadiran perangkat klien 802.11b dalam lingkup 802.11g
membutuhkan mekanisme proteksi yang membatasi performa
keseluruhan LAN nirkabel. Dengan demikian, perangkat 802.11b
tidak mengetahui kapan perangkat 802.11g dikirimkan karena
perbedaan tipe modulasi. Oleh karena itu, kedua tipe perangkat
tersebut harus memberitahukan penggunaan yang akan datang
pada medium mereka dengan menggunakan tipe modulasi yang
umumnya telah diketahui.
Kekurangan 802.11g, seperti kemungkinan interferensi RF
dan keterbatasan tiga Channel non-overlapping, masih berlaku
pada 802.11g dikarenakan pengerjaan di pita 2.4 GHz. Sebagai
33
hasilnya, jaringan 802.11g memiliki pembatas kapasitas
sebanding dengan 802.11a.[11]
2.7 OPNET Modeler 14.5
OPNET Modeler adalah suatu perangkat lunak simulator
yang dapat digunakan untuk merancang dan mempelajari
jaringan komunikasi, perangkat komunikasi, protokol dan
aplikasi yang digunakan. OPNET juga menyediakan antarmuka
grafis editor untuk membangun berbagai model jaringan mulai
dari lapisan fisik modulator hingga proses aplikasi. Editor ini
menangani informasi model yang dibutuhkan sehingga mirip
dengan struktur sistem jaringan yang sesungguhnya. Spesifikasi
Model yang ditunjukkan di Proyek Editor mengandalkan elemen
tertentu pada Node Editor.[13]
Gambar 2. 11 OPNET Modeler 14.5 [13]
34
2.7.1 Hirarki Pemodelan di OPNET Modeler
OPNET Modeler dapat dipergunakan untuk simulasi
jaringan paket berbasis Internet Protocol (IP), Asynchronous
Transfer Mode (ATM), Frame Relay ataupun TDM. Jenis
layanan yang disimulasikan juga beragam, baik itu internet
(WEB), VoIP, file transfer, video conference, video streaming,
dan lain-lain yang dapat diatur berdasarkan kebutuhan dari
pengguna simulasi. Di dalam OPNET dikenal istilah Project
Editor. Project editor merupakan area utama yang digunakan
untuk membuat simulasi jaringan. Dari editor ini, pengguna dapat
membangun model jaringan dengan menggunakan library yang
tersedia, mengkonfigurasi statistik jaringan, menjalankan
simulasi, dan melihat hasilnya.[6]
Gambar 2. 12 Jendela Project editor
35
Seperti yang terlihat pada gambar 2.12 di atas, ada
beberapa area pada jendela Project Editor yang digunakan untuk
membangun dan menjalankan modelnya.
a. Menu Bar
Menu barterletak di paling atas dari jendela Project
Editor.Menu barberisikan kumpulan fungsi-fungsi operasi
pada OPNET Modeler 14.5.
b. Tool Buttons
Tool Buttons pada OPNET ditunjukkan oleh gambar 2.14
di bawah ini:
Gambar 2.13 Tool Button pada Project Editor
Keterangan Gambar:
1). Open Object Palette : digunakan untuk menempatkan
elemen seperti workstation, server,link, dll ke dalam
workspace.
2). Fail Selected Objects : digunakan untuk mensimulasikan
kegagalan linkyang ditentukan sebelumnya.
3). Recover Selected Objects : digunakan untuk melakukan
recoverylinkyang telah dinonaktifkan oleh Fail Selected
Objects.
36
4). Zoom to Rectangel : digunakan untuk memperbesar skala
tampilan model jaringan.
5). Zoom to Previous,digunakan untuk memperkecil skala
tampilan model jaringan atau mengembalikan tampilan ke
skala sebelumnya.
6). Open Traffic Center : digunakan untuk melihat trafik pada
simulasi yang dibuat
7). Configure/Run Discrete Event Simulation (DES) :
digunakan untuk menampilkan sebuah dialog boxyang
dapat digunakan untuk megkonfigurasi simulasi dari
model jaringan yang sedang ditampilkan. Pengguna dapat
mengatur panjang simulasi yang diinginkan, routing
protocoldan lain-lain.
8). View Results,digunakan untuk melihat hasil simulasi
setelah menjalankan simulasi. Hasil simulasi dapat berupa
grafik atau tabel dari statistik yang telah dipilih.
9). Hide or show all graphs, dapat digunakan untuk
menampilkan atau menyembunyikan grafik hasil simulasi
yang ditampilkan oleh View Simulation Results.
c. Workspace
Workspace ialah area dimana model jaringan dibangun.
d. Message Area
Menampilkan informasi mengenai status dari tooldan operasi
yang digunakan.
37
Komponen-komponen jaringan mobile ip yang terdapat dalam
OPNET Modeler 14.5 yaitu:
1). Workstation, merupakan komputer PC yang digunakan
sebagai client,yang menjalankan fungsi PC biasa pada
infrastruktur jaringan. Workstation ini akan mengakses
aplikasi-aplikasi yang terdapat pada server.[11]
2). Router, perangkat ini berfungsi sebagai penghubung antar
jaringan-jaringan yang berbeda. Router bertugas untuk
menyampaikan paket dari sumber ke tujuan yang terpisah
pada jaringan yang berbeda, prosespenyampaian paket ini
disebut routing.[11]
3). Internet, merupakan jaringan komputer publik yang
merepresentasikanjaringan WAN yang lebih besar.[11]
4). Ethernet 16Switch, merupakan penghubung beberapa
perangkat untuk membentukjaringan kecil atau Local
Area Network (LAN).[11]
5). Server, berfungsi sebagai perangkat penyedia layanan
dalam jaringankomputer.[11]
6). WAN Link, ada dua jenis WAN link yang digunakan yaitu
DS1 dan 100 BaseT LAN. DS1 atau yang juga bisa
disebut T1 merupakan kabel pembawa sinyal
berkecepatan tinggi yang biasa digunakan sebagai standar
jaringan telekomunikasi di Amerika dan Jepang, link ini
memiliki bandwidth sebesar 1.544 Mbit/s. Sementara
38
100BaseT adalah link standar berupa kabel Twisted Pair
yang digunakan pada Ethernet untukmenyalurkan trafik
dengan kecepatan 100Mbit/s.[11]