Upload
voliem
View
219
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
19
BAB II
EKSPLORASI ISU BISNIS
2.1 Conceptual Framework
Pada Gambar 2.1 di bawah ini adalah conceptual framework yang dapat
menunjukkan berbagai faktor yang mempengaruhi strategi komunikasi
pemasaran untuk layanan Listrik Pra Bayar PLN. Faktor-faktor tersebut
didapatkan ditentukan berdasarkan wawancara dengan serta melakukan studi
literatur mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komunikasi
pemasaran.
Gambar 2.1 Conceptual Framework
Faktor pembentuk Strategi Komunikasi Pemasaran adalah Strategi Media dan
Pesan, selanjutnya implementasi dari Strategi Komunikasi Pemasaran
Marketing Objective
MarketingCommunication
Mix
MarketingCommunication
Strategy
MediaMessage
Evaluation
Marketing Objective
MarketingCommunication
Mix
MarketingCommunication
Strategy
MediaMessage
Evaluation
20
digunakan Bauran Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication Mix), dan
akan dilakukan evaluasi terhadap implementasi strategi komunikasi
pemasaran tersebut. Sebagai langkah awal kerangka pemikiran dalam
pembentukan Strategi Komunikasi Pemasaran Listrik Pra Bayar PLN,
dilakukan analisa lingkungan bisnis, tujuan pemasaran listrik pra bayar dan
analisa Marketing Mix yaitu analisa STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
dan analisa 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Physical
Evidence).
Faktor-faktor tersebut ditentukan berdasarkan wawancara dengan pihak
manajemen perusahaan serta melakukan studi literatur mengenai faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap komunikasi pemasaran.
2.2 Business Environment
Gambar 2.2 Porter 5 Forces
Jika dilihat dari karakteristik PT PLN (Persero) yang memonopoli pasokan
listrik bagi masyarakat Indonesia, bagan Porter 5 Forces di atas tidak akan sesuai
dengan bentuk usaha dari PT PLN (Persero) Distribusi Jabar dan Banten (DJBB).
Menyesuaikan dengan sifat monopoli PT PLN (Persero) DJBB untuk analisa
lingkungannya hanya akan terdiri dari Suppliers, Buyers, dan Other Stakeholders
(yang paling berpengaruh adalah pemerintah).
21
2.3 Marketing Mix
Marketing Mix merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
pembentukan strategi komunikasi pemasaran Listrik Pra Bayar. Marketing Mix
ini terdiri atas STP (Segmentation, Targeting dan Positioning) dan Analisa 7P
(Product, Price, Place, Promotion, Process, People, Physical Evidence).
2.3.1 STP Analysis (Segmentation, Targeting, and Positioning)
Langkah awal dalam proses STP ini adalah mengelompokkan customer ke
dalam kelompok-kelompok sesuai dengan variabel tertentu. Segmentasi
merupakan aktivias pembagian pasar menjadi berbagai kategori pelanggan
dengan cara tertentu sehingga menghasilkan daya saing suatu perusahaan
dengan perusahaan lainnya.
Langkah kedua adalah untuk memilih segmen yang paling menarik bagi usaha
marketing perusahaan. Target market adalah sekelompok pembeli dengan
karakteristik tertentu dimana perusahaan telah memutuskan untuk
memberikan pelayanan kepada mereka. Langkah selanjutnya adalah untuk
membangun posisi yang menempatkan marketing perusahaan secara khusus
dalam benak customer. Perusahaan akan mengimplementasikan strategi
marketing di sekitar posisi tersebut yang telah dibangun. Positioning pada
dasarnya berarti membangun tema yang akan menghasilkan “perbedaan yang
berarti bagi customer ” (Day, 1990 dalam Blythe dan Zimmerman, 2005: 96).
Berikut adalah segmentation, targeting dan positioning dari Listrik Pra Bayar:
a. Segmentation
Segmentasi pengguna Listrik Pra Bayar sebagai berikut:
Psikografi : kelas sosial, gaya hidup, kepentingan
Behavioral : Kebutuhan, tingkat penggunaan, keuntungan yang dicari,
status pengguna dan rata-rata konsumsi, loyalitas, dan perilaku
22
b. Targeting
Tipe pelanggan rumah tangga PLN golongan tarif R1 – R3 termasuk Kos,
Villa, dan Rumah Kontrakan.
Pelanggan moderen yang low-contact, membutuhkan kepraktisan dan
privasi
Pelanggan yang memiliki mobilitas tinggi
Pelanggan yang memiliki kepentingan untuk mengontrol pemakaian
listrik di rumahnya
c. Positioning
Listrik Pra Bayar sebagai suatu solusi kemudahan berlangganan listrik dan
kontrol pemakaian listrik.
2.3.2 7P Analysis (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical
Evidence)
a. Product
PT PLN (Persero) sebagai penyedia tunggal listrik di Indonesia pada tanggal 17
Januari 2008 meluncurkan sistem layanan “Listrik Pra Bayar” (LPB). Sistem
layanan LPB ini merupakan sebuah terobosan dari PLN dalam upayanya
mencapai target visi elektrifikasi dengan memberikan suatu pilihan
kemudahan bagi masyarakat memperoleh listrik sekaligus memberikan
kesempatan kepada pelanggan untuk dapat mengendalikan pemakaian listrik
sesuai dengan kebutuhannya, upaya ini juga merupakan salah satu program
untuk mendukung kampanye hemat energi yang sedang digalakkan oleh PLN.
Sistem LPB juga merupakan salah satu solusi dari permasalahan yang sering
timbul dalam sistem pembayaran listrik paska bayar. Unit Distribusi PT PLN
(Persero) Jabar dan Banten menjadi Pilot Project penerapan sistem layanan baru
ini. Sistem yang diinspirasi dari kesuksesan layanan listrik pra bayar di Afrika
23
Selatan ini menghadirkan solusi kemudahan bagi pelanggan dalam pemakaian
listrik.
Secara teknis operasional dalam Listrik Pra Bayar dikenal ada dua sistem yaitu
sistem satu arah (one way) dan sistem dua arah (two ways). Perbedaan yang
mendasar untuk listrik pra bayar satu arah adalah komunikasi antara meter
prabayar dengan vending system melalui media token berupa 20 digit angka
yang dimasukkan pada keypad kWh meter prabayar. Sedangkan pada sistem
dua arah komunikasi antara vending sistem dengan meter prabayar melalui
media smart card yang diisi ulang melalui card charger atau card reader kemudian
dimasukkan pada kWh meter prabayar. Sampai saat ini sistem yang digunakan
dalam Listrik Pra Bayar PLN masih menggunakan sistem satu arah.1
Sistem Listrik Pra Bayar memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak,
baik dari sisi pelanggan maupun PLN.
Keuntungan di sisi pelanggan:
1. Mengendalikan anggaran dan konsumsi pemakaian listrik sesuai
kemampuan.
2. Pelanggan tidak perlu menyediakan UJL (Uang Jaminan Langganan).
3. Lebih transparan jumlah rupiah yang dibayar dengan jumlah kWh yang
dibayarkan dengan jumlah kWh yang diterima.
4. Dapat membeli token/ voucher isi ulang kapan saja.
5. Siklus tagihan yang lebih sederhana.
6. Pelanggan bebas mengantri membayar.
7. Memperkecil titik konflik pencatatan meteran listrik seperti kesalahan
catat meter, penumpukan kWh meter, dsb yang sering terjadi pada sistem
pembayaran listrik paska bayar.
8. Privasi pelanggan lebih terjaga, dengan tidak ada lagi petugas catat meter
yang mendatangi rumahnya.
1 Purwanto, Eko., 2007, Majalah Sinergi 5/X/September – Oktober 2007, 16-17.
24
Keuntungan di sisi PLN:
1. Mempercepat arus kas dengan penerimaan pendapatan di muka.
2. Tidak ada tunggakan.
3. Tidak ada pembacaan meter, pemutusan sementara, dan penyambungan
kembali sehingga menciptakan proses bisnis yang lebih pendek.
4. Peningkatan pelayanan, mengurangi komplain pelanggan seperti
kesalahan catat meter yang merupakan komplain utama selain mati lampu.
5. Siklus tagihan yang lebih sederhana.
Berikut adalah perbedaan proses bisnis layanan paska bayar dan pra bayar:
Gambar 2.3 Proses Bisnis Paska Bayar
Banktransfer ke
PLN
Sambungkembali
Konsumenmenikmati
listrik
Petugasmembaca
meter
Datadiserahkan kePengolahan
Data Data diprosesPengolah
Data
AdakejanggalanBaca ulang
Data baca ke
PengolahData
Data diproses
untukrekening
Pelangganke Loket
bayar
Petugas kelokasi
pelanggan
Listrikdialirkan
PLN
Pemutusansementara
Tunggakan
Pelangganbayar
Listrik Paska Bayar
Banktransfer ke
PLN
Sambungkembali
Konsumenmenikmati
listrik
Petugasmembaca
meter
Datadiserahkan kePengolahan
Data Data diprosesPengolah
Data
AdakejanggalanBaca ulang
Data baca ke
PengolahData
Data diproses
untukrekening
Pelangganke Loket
bayar
Petugas kelokasi
pelanggan
Listrikdialirkan
PLN
Pemutusansementara
Tunggakan
Pelangganbayar
Banktransfer ke
PLN
Sambungkembali
Konsumenmenikmati
listrik
Petugasmembaca
meter
Datadiserahkan kePengolahan
Data Data diprosesPengolah
Data
AdakejanggalanBaca ulang
Data baca ke
PengolahData
Data diproses
untukrekening
Pelangganke Loket
bayar
Petugas kelokasi
pelanggan
Listrikdialirkan
PLN
Pemutusansementara
Tunggakan
Pelangganbayar
Konsumenmenikmati
listrik
Petugasmembaca
meter
Datadiserahkan kePengolahan
Data Data diprosesPengolah
Data
AdakejanggalanBaca ulang
Data baca ke
PengolahData
Data diproses
untukrekening
Pelangganke Loket
bayar
Petugas kelokasi
pelanggan
Listrikdialirkan
PLN
Pemutusansementara
Tunggakan
Pelangganbayar
Listrik Paska Bayar
25
Conlog Landys+Gyr
Actaris
Conlog Landys+Gyr
Actaris
Gambar 2.4 Proses Bisnis Pra Bayar
Alat Meter
Alat meter sampai saat ini masih didatangkan dari pabrikannya di Afrika
Selatan. Supplier alat ini di Indonesia ada 3 (tiga) vendor yaitu Actaris, Conlog,
dan Landis & Gyr.
Gambar 2.5 Alat Meter Listrik Pra Bayar
Konsumenmenikmati
listrik
Data serahkan kePengolahan
Data Data diprosesPengolah
Data
Bank transfer ke
PLN
Listrikdialirkan
PLN
PembelianToken / Isi
Ulang
Low Credit(EnergiHabis)
Konsumenmenikmati
listrik
Data serahkan kePengolahan
Data Data diprosesPengolah
Data
Bank transfer ke
PLN
Listrikdialirkan
PLN
PembelianToken / Isi
Ulang
Low Credit(EnergiHabis)
26
b. Price
Harga dalam Listrik Pra Bayar terdiri dari dua komponen biaya yaitu biaya
pasang baru dan token isi ulang sebagai berikut:
1) Pemasangan Baru
PLN DJBB menentukan kebijakan untuk subsidi alat meter digital LPB hingga
target pemasangan 1000 alat, sedangkan untuk pemasangan selanjutnya sampai
target 10.000 alat pada akhir tahun 2008, PLN belum menentukan kebijakan
lebih lanjut apakah masih subsidi atau dikenakan biaya. Harga meteran Listrik
Pra Bayar sekitar Rp. 900.000,- (belum termasuk Ppn) dan pelanggan dikenakan
biaya pemasangan baru sebesar Rp. 20.000,- dan biaya administrasi sebesar Rp.
5.000,-. Saat ini sedang dikembangkan rencana pembayaran biaya pemasangan
baru yang tidak langsung dibayarkan pada saat pemasangan namun dengan
sistem mengurangi dari nilai pembelian token perdana, sama halnya seperti
penerapan pembelian kartu perdana seluler pra bayar.
2) Token Isi Ulang
Pilihan Token Isi Ulang LPB beragam dibagi terdiri dari transaksi tertentu yaitu
pecahan Rp. 20.000,-, Rp. 50.000,-, Rp. 100.000,-, dan Rp. 500.000,-, serta
transaksi bebas yaitu dengan minimal pembelian Rp. 20.000,- sampai dengan
maksimal Rp. 1.000.000,-. Komposisi biaya dalam setiap pecahan token terdiri
dari unsur jumlah kWh yang dibeli, PPJ, biaya administrasi payment point
sebesar Rp. 1.600,-, materai (untuk transaksi di atas Rp. 250.000,-), dan Ppn
(untuk tarif pelanggan R3).
3) Harga Satuan kWh
Harga satuan kWh Listrik Pra Bayar mengacu pada Tarif Dasar Listrik tahun
2003, namun pada LPB harga satuan kWh dibuat secara Flat Rate setiap
golongan tarif. Pada sistem pembayaran paska bayar harga satuan kWh terbagi
atas blok-blok tarif berbeda di setiap golongan tarif yaitu kenaikan pemakaian
rentang tertentu pada suatu daya akan diikuti dengan kenaikan progresif harga
satuan per kWh meter nya, pada listrik pra bayar ini harga yang dibayarkan
27
PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN
NO TARIF Rp/kWh1 S.2 / 450 VA 2862 S.2 / 900 VA 4263 S.2 / 1.300 VA 5414 S.2 / 2.200 VA 5855 S.2 / 2.201 s/d 53000 VA 6596 R.1 s/d. 450 VA 3927 R.1/ 900 VA 5908 R.1 / 1.300 VA 6779 R.1 / 2.200 VA 691
10 R.2 / 2.201 s/d 6.600 VA 80011 R.3 / > 6.601 VA 94412 B.1 s/d. 450 VA 48813 B.1 900 VA 61514 B.1 / 1.300 VA 66915 B.1 / 2.200 VA 71416 B.2 / 2.201 s/d 53000 VA 77217 I.1 s/d. 450 VA 45218 I.1 900 VA 54819 I.1 / 1.300 VA 65520 I.1 / 2.200 VA 67421 I.1 / 2.201 VA s.d. 14000 VA 83222 I.2 / > 14 kVA s.d. 53 kVA 67723 P.1 / 450 VA 66024 P.1 / 900 VA 79025 P.1 / 1.300 VA 74026 P.1 / 2.200 VA 75327 P.1 / 2.201 VA s.d. 53000 VA 80128 Multiguna 1,380
DAFTAR HARGA LISTRIK PRA BAYAR
merupakan rata-rata kenaikan blok-blok tarif dari setiap daya yang dimiliki
pelanggan.
Tabel 2.1. Daftar Harga Listrik Pra Bayar
(Sumber: Bidang Niaga, PT PLN (Persero) DJBB)
c. Place
Untuk pendaftara pemasangan baru Listrik Pra Bayar masih dilakukan sebatas
di Kantor Area Pelayanan Jaringan dan Unit Pelayanan Jaringan. PLN DJBB
telah menjalin kerjasama dengan Bank Bukopin di mana pembelian token kWh
isi ulang dapat melalui ATM Bukopin di seluruh Indonesia, dan juga jaringan
Payment Point Online Banking (PPOB) yang menjadi downline Bank Bukopin.
Jaringan LPB pada bulan April lalu berkembang yaitu di Kantor Pos, ATM Pos
dan juga melalui SMS Banking Pos 6181.
28
Area Pelayanan Jaringan Alamat Jumlah Unit Pelayanan Jaringan (UPJ)
APJ Bandung Jl. Soekarno Hatta no. 436 Bandung 40255 8 Unit
APJ Banten Jl. Dipenogoro No.2 Kab. Serang 42112 8 Unit
APJ Bekasi Jl. Cut Meutia No. 44 Bekasi 6 Unit
APJ Bogor Jl. Raya Pajajaran No.233 Bogor 8 Unit
APJ Cianjur Jl. Siti Jenab No. 2 Cianjur 43211 4 Unit
APJ Cimahi Jl. Raya Barat No. 675 Cimahi Kab. Bandung 40526 6 Unit
APJ Cirebon Jl. Tuparev No. 100 Cirebon Kodya Cirebon 45153 7 Unit
APJ Depok Jl. Sentosa Raya No.4 Depok II Tengah 16411 4 Unit
APJ Garut Jl. Pramuka No. 2 Garut 44117 3 Unit
APJ Karawang Jl. Surotokunto No. 36 Kab. Karawang 41313 5 Unit
APJ Majalaya Jl. Jaksa Naranata No. I Baleendah Kab. Bandung 40258 6 Unit
APJ Purwakarta Jl. K.K. Singawinata No. 50 Kab. Purwakarta 41114 4 Unit
APJ Sukabumi Jl. R. E. Martadinata No. 39 Sukabumi 43113 5 Unit
APJ Sumedang Jl. Palasari No. 75 Sumedang Kab. Sumedang 45322 4 Unit
APJ Tasikmalaya Jl Mayor Utarya No. 28 Kab. Tasikmalaya 46132 7 Unit
1) Kantor Area Pelayanan Jaringan (APJ)
PLN DJBB membawahi sebanyak kantor Area Pelayanan Jaringan (APJ) di
wilayah Jawa Barat dan Banten sebanyak 15 APJ. Setiap kantor APJ
membawahi Unit Pelayanan Jaringan (UPJ). Kantor APJ dan UPJ PLN
melayani setiap kegiatan pelayanan listrik seperti pemasangan baru,
pemutusan, dll, dan juga sebagai tempat informasi layanan PLN salah satu
satunya adalah layanan Listrik Pra Bayar di mana di APJ dan UPJ untuk
mengetahui informasi lengkap mengenai sistem listrik pra bayar termasuk
informasi pemasangan dan penggunaan sistem LPB pelanggan dapat datang ke
kantor-kantor APJ dan UPJ untuk mendapatkan informasi langsung dari
petugas pelayanan pelanggan, brosur, serta manual pemakaian meter.
Pendaftaran pelanggan baru Listrik Pra Bayar hanya bisa dilakukan pada
kantor APJ dan UPJ.
Tabel 2.2
Jaringan Kantor Area Pelayanan PLN DJBB
(Sumber: Website PT PLN (Persero) DJBB http://www.pln-jabar.co.id)
29
2) Payment Point
Selain loket pembayaran PLN di setiap kantor APJ dan UPJ, Payment Point
merupakan hasil kerjasama dengan mitra PLN untuk pelayanan pembayaran
listrik seperti Bank, Kantor Pos Indonesia, ATM Pos, Mobil Pos, dan PPOB
(Payment Point Online Banking). Untuk pembelian token isi ulang Listrik Pra
Bayar untuk saat ini dapat dilakukan di ATM Bank Bukopin dan semua
jaringan PPOB yang menjadi downline Bank Bukopin, serta sejak tanggal 14
Mei 2008 yang lalu pembelian token dapat dilakukan melalui Kantor Pos
Indonesia, ATM Pos, Mobil Pos, dan juga melalui SMS Banking Pos 6181.
Untuk SMS Banking Pos, pelanggan dapat membeli token dengan mengirimkan
sms mengenai jumlah token yang dibutuhkan dengan sebelumnya pelanggan
menyimpan deposit di Kantor Pos Indonesia untuk di auto debit rekening.
d. Promotion
Setelah peluncuran pada tanggal 17 Januari 2008 yang lalu, sosialisasi yang
dilakukan oleh PLN DJBB belum cukup banyak. Liputan media massa yang
cukup luas telah membantu mempromosikan sistem layanan baru ini.
Awareness terhadap Listrik Pra Bayar PLN sejauh ini,walaupun belum
signifikan, kebanyakan mengetahui dari liputan di TV dan media cetak
ditunjukkan oleh tabel. Bentuk promosi lainnya adalah dengan brosur Listrik
Pra Bayar, yang wilayah penyebarannya masih terbatas di kantor area
pelayanan dan unit-unit pelayanan. Promosi langsung oleh petugas pelayanan
di kantor APJ dan UPJ masih dilakukan kepada pelanggan yang datang ke
kantor PLN (walk-in customer).
e. Process
Penyampaian suatu produk atau layanan kepada konsumen merupakan salah
satu bagian yang terpenting. Proses pendaftaran pelanggan Listrik Pra Bayar
lebih mudah yaitu pelanggan mendaftarkan diri pada Kantor APJ dan UPJ PLN
30
dan pelanggan kemudian mendapatkan nomor pelanggan Listrik Pra Bayar.
Setelah pemasangan alat meter listrik dilakukan pelanggan dapat mulai
menggunakan listrik dengan token perdana.
Gambar 2.6. Arsitektur Sistem Listrik Pra Bayar
(Sumber: Materi Presentasi General Manager PLN DJBB pada peluncuran Listrik Pra Bayar, 17 Januari 2008)
Selanjutnya dalam proses pengguna kWh meter berfungsi sebagai dispenser
listrik dilengkapi informasi display untuk pengontrolan pemakaian, sisa kredit,
dan peringatan jika listrik akan habis. Pada setiap pemasangan baru alat meter,
pelanggan akan dilengkapi dengan petunjuk penggunaan seperti contoh di
bawah ini:
DataCentre
PLN
Bank
Bank
Bank
TransactionTransactionSwitchingSwitchingGatewayGateway
Front EndSwitch
Back EndSwitch
HostHostGAPURAGAPURA
Pelg
Prabayar
ProviderPPOB
PT. POS
KUD
EDC
ATM
EDC
InternetBanking
PhoneBanking
SMSBanking
BankBank’’ssDelivery ChannelDelivery Channel
TellerPT.POS
MobilePOS
VSVending System Prabayar
DataCentre
PLN
Bank
Bank
Bank
TransactionTransactionSwitchingSwitchingGatewayGateway
Front EndSwitch
Back EndSwitch
HostHostGAPURAGAPURA
Pelg
Prabayar
ProviderPPOB
PT. POS
KUD
EDC
ATM
EDC
InternetBanking
PhoneBanking
SMSBanking
BankBank’’ssDelivery ChannelDelivery Channel
TellerPT.POS
MobilePOS
VSVending System Prabayar
DataCentre
PLN
Bank
Bank
Bank
TransactionTransactionSwitchingSwitchingGatewayGateway
Front EndSwitch
Back EndSwitch
HostHostGAPURAGAPURA
Pelg
Prabayar
ProviderPPOB
PT. POS
KUD
EDC
ATM
EDC
InternetBanking
PhoneBanking
SMSBanking
BankBank’’ssDelivery ChannelDelivery Channel
TellerPT.POS
MobilePOS
VSVending System Prabayar
Bank
Bank
Bank
Bank
Bank
Bank
TransactionTransactionSwitchingSwitchingGatewayGateway
Front EndSwitch
Back EndSwitch
HostHostGAPURAGAPURA
HostHostGAPURAGAPURA
Pelg
Prabayar
Pelg
Prabayar
ProviderPPOB
PT. POS
KUD
EDC
KUD
EDC
ATM
EDC
InternetBanking
PhoneBanking
SMSBanking
BankBank’’ssDelivery ChannelDelivery Channel
ATM
EDC
InternetBanking
PhoneBanking
SMSBanking
BankBank’’ssDelivery ChannelDelivery Channel
TellerPT.POS
MobilePOS
VSVending System Prabayar
31
Gambar 2.7 Petunjuk Penggunaan Alat Meter Listrik Pra Bayar
(Sumber: Materi Presentasi General Manager PLN DJBB pada peluncuran Listrik Pra Bayar 17 Januari 2008)
f. People
Sampai saat ini belum dibentuk tim khusus penjualan Listrik Pra Bayar.
Penjualan langsung masih dilakukan oleh para petugas pelayanan APJ dan UPJ
PLN. Pengembangan kompetensi pelayanan dan penjualan para petugas
layanan APJ dan UPJ dilakukan dengan pelatihan-pelatihan berkala product
knowledge dan soft skill.
g. Physical Evidence
1. Logo
a. Logo Perusahaan
Gambar 2.8 Logo PLN
b. Logo Listrik Pra Bayar
Gambar 2.9 Logo Listrik Pra Bayar PLN
Energi kWh rendah
Beli voucher kWh / token
Inputkan20 digit nomortoken denganbenar
Jikanomoroke, meter akanotomatismenyalurkanenergi
Jikasalahinput ulangi sepertino 3
PT.PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWABARAT DAN BANTEN
PetunjukPenggunaanApaarti
ikonpada
layar?
Meter penuh. Terlalubanyakmemasukkantoken.
Pelayanangangguandan informasi hubungitelp123 ataumelaluisms081122331123
atauwebsite: www.pln-jabar.co.id
4
Untukmeter merk
BerapakWh yang terpakai ?
Pemakaianpenuh
Pemakaianrendah
Pemakaiannol, listrikterputus
Kelebihanbeban, tunggu30 menit utksambungkembali
BerapakWh yang sayapakaii ?
Kedippelan- pakai sedikit
Kedipcepat - pakai banyak
Apayang harussayaperbuat?
Operasi normal
Salahinput nomor
Nomorkadaluarsa
Nomor tidakkomplit
Meter penuh
Perluperbaikan
Perluperbaikan
PT.PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWABARAT DAN BANTEN
PetunjukPenggunaanApaarti
ikonpada
layar?
Meter penuh. Terlalubanyakmemasukkantoken.
Pelayanangangguandan informasi hubungitelp123 ataumelaluisms081122331123
atauwebsite: www.pln-jabar.co.id
4
Untukmeter merk
BerapakWh yang terpakai ?
Pemakaianpenuh
Pemakaianrendah
Pemakaiannol, listrikterputus
Kelebihanbeban, tunggu30 menit utksambungkembali
BerapakWh yang sayapakaii ?
Kedippelan- pakai sedikit
Kedipcepat - pakai banyak
Apayang harussayaperbuat?
Operasi normal
Salahinput nomor
Nomorkadaluarsa
Nomor tidakkomplit
Meter penuh
Perluperbaikan
Perluperbaikan
32
2. Gedung Perkantoran
Kantor PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai
kantor wilayah pusat untuk Kantor Area Pelayanan Jaringan (APJ)
Bandung dan Unit Pelayanan Jaringan (UPJ).
2.4 Cakupan Penelitian
Batasan obyek penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Obyek yang diteliti adalah:
1. Profil pelanggan PLN golongan tarif R1-R3
2. Perilaku Pelanggan dalam pemakaian dan pembayaran listrik
3. Persepsi dan preferensi konsumen terhadap layanan PLN, serta
pembentuk kepercayaan terhadap layanan Listrik Pra Bayar
4. Mengetahui preferensi pelanggan terhadap iklan dan media
5. Mengetahui preferensi pelanggan terhadap konten pesan dan
pemilihan media yang tepat untuk Listrik Para Bayar
b. Responden yang menjadi obyek penelitian adalah pelanggan PLN
Golongan Tarif Rumah Tangga (R1-R3) yang juga merupakan target awal
penerapan sistem layanan pra bayar
2.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui perilaku pelanggan dalam pemakaian dan pembayaran
listrik
b. Untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap PLN dan layanan PLN,
serta pembentuk kepercayaan konsumen terhadap layanan PLN khususnya
Pra Bayar tersebut
c. Untuk mengetahui tingkat awareness masyarakat terhadap layanan PLN
PLN Pra Bayar
33
d. Mengetahui tingkat keinginan masyarakat terhadap layanan PLN Pra Bayar
e. Untuk dapat menyusun strategi komunikasi pemasaran Listrik Pra Bayar
yang sesuai dengan tujuan komunikasi pemasaran
2.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses atau kegiatan pengadaan data-data untuk
kepentingan proyek dengan prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang dibutuhkan. Beberapa cara pengumpulan data menurut
Singarimbun, (1989: 212) :
a. Wawancara
Untuk peneliatian ini In-Depth Interview dilakukan kepada pihak-pihak
terkait di perusahaan PLN DJBB, yaitu manajemen PLN DJBB untuk
mendapat gambaran secara umum mengenai perusahaan dan produk
Listrik Pra Bayar PLN, Pelanggan, dan pihak-pihak seperti media untuk
mendapatkan masukan PLN dan strategi komunikasi pemasaran yang
dilakukan oleh PLN terhadap produk dan layanannya.
b. Studi Dokumen
Penelitian dokumen yang berupa data yang berasal dari perusahaan, yaitu
PLN Persero Distribusi Jawa Barat dan Banten.
c. Survey Lapangan
Pada survey lapangan ini dilakukan pengumpulan data primer secara
langsung terhadap obyek yaitu Pelanggan PLN golongan Rumah Tangga
(R1-R3)
2.7 Populasi dan Sampel
Populasi adalah generalisasi atau keseluruhan wilayah yang merupakan unit
analisa yang mempunyai jumlah dan karakteristik tertentu. Penentuan teknik
pengumpulan data setelah diketahui target responden, di sini target responden
untuk tujuan penelitian adalah pelanggan PLN golongan tarif Rumah Tangga
34
yaitu R1 sampai dengan R3 dan bertempat tinggal di wilayah Area Pelayanan
Jaringan (APJ) Bandung yang merupakan area pertama penerapan Listrik Pra
Bayar. Jumlah populasi target responden tersebut diketahui berdasarkan data
pelanggan Bulan Februari 2008 yaitu sebanyak total 517.280 pelanggan, terdiri
dari pelanggan golongan tarif R-1 (≤ 450 VA sampai dengan 2.200 VA)
sebanyak 497.994 pelanggan, golongan tarif R-2 (2.201 VA sampai dengan 6.601
VA) pelanggan sebanyak 17.160 pelanggan, dan golongan tarif R-3 (daya listrik
lebih dari 6.601 VA) sebanyak 2.126 pelanggan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel dipilih menggunakan metode tertentu. Teknik pengumpulan
sampel adalah Purposive Sampling yaitu area pengambilan sampel dilakukan di
5 (lima) wilayah Bandung yaitu Bandung Barat, Bandung Timur, Bandung
Utara, Bandung Tengah, dan Bandung Selatan, dengan kriteria responden
adalah pelanggan rumah tangga dengan usia 22 – 60 tahun.
Untuk menentukan jumlah kuesioner yang akan disebarkan, pada penelitian ini
digunakan metode Slovin (Umar, 2005 : 146) sebagai berikut:
n = N / (1+N(e)²)
Dimana n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = tingkat error
Jumlah total pelanggan PLN Area Bandung untuk golongan Rumah Tangga
(R1 sampai dengan R3) adalah 517.280, dengan tingkat error adalah 8%,
sehingga perhitungan jumlah sampel adalah :
n = 517.280/ (1+517.280 (8)²)
n = 156.285 ≈ 157 responden
Sehingga untuk penelitian ini menurut metode Slovin dibutuhkan 157
responden untuk terwakilinya suara pelanggan. Kuesioner didistribusikan
kepada 185 orang pelanggan rumah tangga dan jumlah tersebut telah
memenuhi kriteria kecukupan data untuk tingkat kepercayaan 92%.
35
2.8 Akar Masalah
Akar masalah disimpulkan berdasarkan hasil in-depth interview dengan pihak
manajemen PT PLN (Distribusi) Jawa Barat dan Banten, Pihak Media, serta
pelanggan PLN. Hasil wawancara dikonfirmasikan kembali di dalam survey
responden dan hasil survey menjadi dasar implementasi pelaksanaan
komunikasi pemasaran Listrik Pra Bayar yang dilakukan oleh PT PLN DJBB.
Kesimpulan akar masalah ditinjau dari sisi produk, konsumen, dan
perusahaan:
a. Produk
Awareness produk pra bayar masih rendah dikarenakan produk yang
relatif baru
Dibutuhkan edukasi terhadap masyarakat terhadap layanan ini
Listrik pra bayar merupakan produk substitusi dari layanan listrik
paska bayar
Untuk penerapannya yang pertama kali ini, ditargetkan pelanggan
yang menggunakan layanan pra bayar sampai akhir tahun 2008
adalah sebanyak 10.000 pelanggan.
b. Customer
Image perusahaan dan layanan PLN yang masih rendah
Titik konflik yang selama ini terjadi kebanyakan dari salah
persepsinya konsumen terhadap layanan-layanan baru yang
diluncurkan oleh PLN.
c. Company
Dari sisi perusahaan terdapat kelemahan dalam komunikasi pemasarannya
Meningkatkan image PLN dan layanannya.
Tidak memiliki strategi komunikasi pemasaran yang tepat pada produk-
atau layanan yang diluncurkan.
Pemilihan media yang tidak beragam.
36
Bahasa komunikasi yang tidak tepat.
Internalisasi strategi komunikasi pemasaran yang masih dianggap lemah.
SDM yang memiliki pengetahuan yang lemah mengenai komunikasi
pemasaran.
Gambar 2.10 Diagram Ishikawa
2.9 Kesimpulan Mengenai Akar Masalah
Guna memecahkan masalah tersebut, selain perbaikan kondisi internal yang
telah dilakukan PLN, cara yang paling efektif yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan komunikasi pemasaran (marketing communication) yang
bertujuan untuk membangun awareness, menciptakan image yang positif, serta
edukasi masyarakat tentang layanan Listrik Pra Bayar. Oleh karena itu, pada
penelitian ini akan merancang usulan strategi komunikasi pemasaran agar
dapat perusahaan menyampaikan informasi dan layanan Listrik Pra Bayar
kepada masyarakat secara tepat dan untuk mendapatkan awareness yang lebih
besar dan sekaligus target edukasi pelanggan.
StrategiKomunikasi
Pemasaran yang tepat dan efektifListrik Pra Bayar
CustomerPelanggan
PLN
CustomerPelanggan
PLN
CompanyPLN
CompanyPLNProductProduct
Awareness yang rendah
Kelemahankomunikasipemasaran
Bahasa komunikasi
Substitusi darisistem pembayaranlama
Pemilihan media
Target 10.000 terpasangakhir tahun 2008
Titik konflik thdlayanan PLN
Penilain Image PLN rendah
Korporat
Pelayanan
Produkrelatif baru
Internalisasi strategike APJ dan UPJ SDM
Tidak memiliki strategikomunikasi pemasaran
Kesalahan persepsiinformasi Strategi
KomunikasiPemasaran yang tepat dan efektifListrik Pra Bayar
CustomerPelanggan
PLN
CustomerPelanggan
PLN
CompanyPLN
CompanyPLNProductProduct
Awareness yang rendah
Kelemahankomunikasipemasaran
Bahasa komunikasi
Substitusi darisistem pembayaranlama
Pemilihan media
Target 10.000 terpasangakhir tahun 2008
Titik konflik thdlayanan PLN
Penilain Image PLN rendah
Korporat
Pelayanan
Produkrelatif baru
Internalisasi strategike APJ dan UPJ SDM
Tidak memiliki strategikomunikasi pemasaran
Kesalahan persepsiinformasi
37
Usia
39%
29%
16%
16%
22 - 30 th 31 - 40 th 41-50 th 51-60 th
Jenis Kelamin
5 9 %
4 1 %
La ki- la ki Pe re mpua n
2.10 Hasil Kuesioner
2.10.1 Demografis
Segmentasi responden secara demografis terbagi atas:
a. Jenis Kelamin & Usia Responden
Gambar 2.11 Jenis Kelamin Responden
Gambar 2.12 Usia Responden
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin laki-laki yaitu banyak 59%, dan responden perempuan sebanyak
41%. Berdasarkan usia responden, 39% berusia 22-30 tahun, 29% berusia 31-
38
Tempat Tinggal
28%
16%
25%
15%
16%
Bandung Selatan
Bandung Barat
Bandung Utara
Bandung Tengah
Bandung Timur
Pekerjaan
4%
2%
2%
29%
34%
18%8%
4%
Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri
Pegawai Swasta Wiraswasta Dosen/Pengajar
Pensiunan BUMN Lainnya
40 tahun, dan masing-masing sebanyak 16% adalah responden dengan
kelompok usia 41-50 tahun dan 51-60 tahun.
b. Wilayah Tempat Tinggal
Gambar. 2.13 Wilayah Tempat Tinggal Responden
Penyebaran kuesioner dengan cakupan wilayah Kodya Bandung menghasilkan
sebanyak 28% responden bertempat tinggal di wilayah Bandung Selatan, 25%
di wilayah Bandung Utara, 16% di wilayah Bandung Barat, 16% di wilayah
Bandung Timur, dan 15% di wilayah Bandung Tengah.
c. Pekerjaan
Gambar 2.14 Pekerjaan Responden
39
Responden Rumah Tanggayang juga memiliki Tempat Usaha
37%
63%
Responden RT Yang Memiliki Tempat Usaha Sendiri
Responden Rumah Tangga Saja
Profil pekerjaan responden sebanyak 34% adalah pegawai swasta, 29%
wiraswasta, 18% Ibu rumah tangga, 8% Mahasiswa, masing-masing sebanyak
4% pekerjaan responden sebagai Dosen/Pengajar dan Pegawai Negeri.
Sedangkan selebihnya 2% dari responden merupakan Pensiunan BUMN dan
pekerjaan lainnya yang juga sebanyak 2% tidak terlalu signifikan jumlahnya.
d. Tempat usaha
Di dalam kuesioner juga ditanyakan mengenai responden rumah tangga yang
juga memiliki tempat usaha sendiri (termasuk didalamnya responden dengan
pekerjaan wiraswasta) untuk nantinya dilihat ketertarikan mereka
menggunakan sistem Listrik Pra Bayar di tempat usaha mereka.
Gambar. 2.15 Responden RT yang juga memiliki Tempat Usaha
Dari gambar 2.15 di atas menunjukkan sebanyak 37% dari responden rumah
tangga juga memiliki tempat usaha sendiri, dan sebanyak 63% tidak memiliki
usaha sendiri orang.
40
e. Pengeluaran per Bulan
Gambar 2.16 Besar Pengeluaran Responden per Bulan
Pengeluaran per bulan responden yang dimaksud di sini adalah pengeluaran
rata-rata perbulan responden untuk keperluan sehari-hari (tidak termasuk
pengeluaran tidak rutin, seperti rekreasi, pakaian, sepatu, kredit barang, misal
mobil, rumah, dll). Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 23.2%
responden memiliki total pengeluaran per bulan di atas Rp.3.000.000,-, 20%
responden memilki total pengeluaran per bulan dalam rentang Rp.1.000.001,-
sampai Rp. 1.500.000,-, 18.9% responden memilki total pengeluaran per bulan
dalam rentang Rp. 1.500.001,- sampai dengan Rp. 2.000.000,-, 14.6% responden
memilki total pengeluaran per bulan dalam rentang Rp. 2.000.001 –
Rp.3.000.000,-, 13.5% responden memilki total pengeluaran per bulan dalam
rentang Rp. 700.001,- sampai dengan Rp.1.000.000,- ,serta 9.7% responden
memilki total pengeluaran per bulan dalam rentang Rp. 500.000,- sampai
dengan Rp. 700.000,-. Jika dikaitkan pengeluaran rata-rata responden per bulan
dengan tingkatan status kelas sosial, maka mayoritas responden yaitu 23.2%
berada pada status kelas sosial A1 dan 20% berada pada status kelas sosial C1.
SEC Profile
9.7%
13.5%
20.0%
18.9%
14.6%
23.2%
D C2 C1 B A2 A1
SEC Pengeluaran / bulan
E < 500.000
D Rp. 500.000 – Rp. 700.000
C2 Rp. 700.001 – RP. 1.000.000
C1 Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000
B Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000
A2 Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000
A1 > Rp. 3.000.000
41
Daya Listrik Rumah
4.9%
37.3%
23.8%
24.3%
9.7%
R1 ≤ 450 R1 900 VAR1 1300 VA R1 2200 VAR2 2201 - 6601 VA
f. Daya Listrik di Rumah
Gambar 2.17 Daya Listrik Rumah Responden
Pada gambar di atas menunjukkan responden memiliki daya listrik di
rumahnya yaitu 37.3% responden memiliki daya 900 VA (Volt Ampere), 24.3%
responden memiliki daya 2.200 VA, 23.8% responden memiliki daya 1.300 VA,
9.7% responden memiliki daya 2.201 – 6.601 VA, dan sebanyak 4.9% responden
memiliki daya listrik ≤ 450 VA. Responden yang memiliki daya listrik di
rumahnya dengan rentang ≤ 450 VA sampai dengan 2.200 VA dikategorikan
sebagai pelanggan rumah tangga R1, sedangkan responden dengan besar daya
listrik rentang 2.201 VA sampai dengan 6.601 VA dikategorikan sebagai
pelanggan rumah tangga R2
42
Rata-rata Pemakaian Listrik di Rumah dalam 1 Hari
2% 4%13%
15%
66%
3 - 5 jam 5 - 7 jam 8 - 10 jam 11 - 13 jam > 13 jam
Rata-rata Biaya Listrik Rumah per Bulan
22%
23%
11%
9%
9%
7%
5%2%
3%1%2%1% 5%
A B C D E F G H I J K L M
Kode Pengeluaran Rata-rataA < 100.000B Rp. 100.000 – Rp. 150.000C Rp. 150.001 – Rp. 200.000D Rp. 200.001 – Rp. 250.000E Rp. 250.001 – Rp. 300.000F Rp. 300.001 - Rp. 350.000G Rp. 350.001 - Rp. 400.000H Rp. 400.001 - Rp. 450.000I Rp. 450.001 - Rp. 500.000J Rp. 500.001 - Rp. 550.000K Rp. 550.001 - Rp. 600.000L Rp. 600.001 - Rp. 650.000M > Rp. 650.000
2.10.2 Perilaku Konsumen
a. Perilaku Penggunaan Listrik
Gambar 2.18 Pemakaian Listrik Responden di Rumah per Hari
Gambar di atas menunjukkan rata-rata pemakaian listrik per hari di dalam
rumah tangga responden. Sebanyak 66% penggunaan listrik per hari di rumah
responden adalah di atas 13 jam, 16% menggunakan listrik per hari antara 11
sampai dengan 13 jam, 13% responden menggunakan listrik per hari antara 8-
10 jam, 4% menggunakan listrik per hari antara 5 - 7 jam, dan 2% menggunakan
listrik per hari selama 3 – 5 jam.
b. Besar Pengeluaran untuk Pembayaran Listrik Per Bulan
Gambar 2.19 Biaya Listrik Rumah Responden per Bulan
43
Tempat Pembayaran Tagihan Listrik
37%
15%
28%
7%9%
3%
1%
Loket PLN
ATM
Bank
Kantor Pos
PPOB
Kolektif RT
Lainnya
Pada gambar di atas menunjukan sebagian besar biaya listrik responden di
rumah adalah antara rentang < Rp. 100.000,-sampai dengan Rp. 300.000,-,. Jika
berdasarkan rentang biaya per kategori, 23% responden mempunyai beban
pengeluaran biaya listrik per bulan kategori B yaitu dengan rentang antara Rp.
100.000,- sampai dengan Rp. 150.000,- per bulan, 22% responden termasuk ke
dalam kategori A dengan pengeluaran biaya listrik rata-rata per bulan <
Rp.100.000,-, 11% responden termasuk ke dalam kategori C dengan
pengeluaran biaya listrik rata-rata per bulan adalah Rp. 150.001 sampai dengan
Rp.250.000,-, serta responden pada kategori D yaitu rentang pengeluaran biaya
listrik rata-rata per bulan Rp. 200.001,- sampai dengan Rp. 250.000,- dan
kategori E yaitu rentang pengeluaran biaya listrik rata-rata per bulan Rp.
250.001 – Rp. 300.000,-, sebanyak masing-masing 9% responden. Kategori
lainnya pengeluaran biaya listrik di atas kategori E jumlahnya tidak terlalu
signifikan.
c. Tempat Pembayaran Listrik
Gambar 2.20 Tempat Pembayaran Tagihan Listrik Responden
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa sebanyak 37% responden melakukan
pembayaran tagihan listrik setiap bulannya di loket pembayaran listrik kantor
44
Yang Melakukan Pembayaran Listrik
48%
27%
11%
1%7%
6%
Diri Sendiri
Keluarga
Pembantu/Pegawai
Teman
Kolektif
Auto Debit RekeningBank
PLN, 28% melakukan pembayaran melalui loket Bank, 15% responden
melakukan pembayaran melalui ATM, 9% responden melakukan pembayaran
melalui PPOB (Payment Point Online Banking), 7% responden melakukan
pembayaran melalui kantor pos, 3% responden pembayaran dilakukan secara
kolektif oleh rukun RT di lingkungannya, 1% pembayaran melalui tempat
lainnya seperti internet banking.
d. Setoran pembayaran listrik
Gambar 2.21 Yang Melakukan Pembayaran Listrik
Pada gambar di atas terlihat bahwa hampir separuh dari responden yaitu 48%
responden melakukan setoran pembayaran tagihan listriknya sendiri,
sedangkan 27% pembayaran tagihan listrik masih dilakukan oleh Keluarga
(Ayah/Ibu/Suami/Istri/Kakak/Adik), 11% pembayaran dilakukan oleh
pembantu rumah tangga atau pegawai di kantornya, 7% responden menyetor
pembayaran kepada kolektor untuk dilakukan pembayaran secara kolektif ke
payment point, 6% responden pembayarannya telah secara auto-debit dari
rekening bank, serta hanya 1% responden yang setoran pembayaran listriknya
dilakukan oleh teman.
\
45
AwarenessListrik Pra Bayar PLN
Tahu30%
Tidak Tahu70%
Sumber AwarenessListrik Pra Bayar PLN
9%
43%
9%4%
34%
2%
Keluarga Teman/Rekan TVRadio Media Cetak Lainnya
2.10.3 Tentang Listrik Pra Bayar
a. Brand Awareness
Gambar 2.22 Awareness Responden terhadap Listrik Pra Bayar
Gambar 2.23 Sumber Awareness Responden
Sejak peluncurannya pada bulan Januari 2008 lalu, brand awareness Listrik Pra
Bayar belum terlalu signifikan. Hal ini terlihat dari gambar di atas yang
menunjukkan hanya 30% responden yang mengetahui tentang Listrik Pra
Bayar, sisanya 70% belum mengetahui. Dari responden yang mengetahui
mengenai layanan Listrik Pra Bayar, sebagian besar yaitu sebanyak 43%
responden mengetahui dari ulasan media cetak seperti koran dan majalah, dan
46
Ketertarikan menggunakan Listrik Pra Bayar
Tertarik, 29.7%
Tidak Tertarik,
70.3%
Dapat mengontrol pemakaian listrik 33%Praktis 22%Lebih hemat 19%Sistem yang ditawarkan menarik 7%Kemudahan pembayaran listrik 5%Kontrol pengeluaran biaya listrik 5%Kepastian jumlah pemakaian listrik 3%Efisiensi 2%Ingin mencoba dulu 2%Biaya listrik lebih transparan 2%
Alasan Tertarik
34% responden mengetahui dari teman atau rekan. Sedangkan selebihnya
responden mengetahui dari TV, keluarga, responden mengetahui dari radio,
dan lainnya.
b. Concept Test Listrik Pra Bayar
Gambar 2.24 Ketertarikan Responden terhadap Listrik Pra Bayar
Tabel 2.3 Alasan Tertarik Responden terhadap Listrik Pra Bayar
47
Tidak praktis 26%Repot untuk beli Token Isi Ulang 14%Belum familiar/belum disosialisasikan 13%Sistematika rumit 11%Terbiasa dengan sistem yang lama 11%Tarif lebih mahal 5%Pemakaian listrik di rumah tidak menentu 5%Takut tiba-tiba listrik mati belum beli voucher 5%Tidak dapat memprediksi kondisi keuangan 5%Lebih boros 2%Pembayaran tidak dapat ditunda 2%
Alasan Tidak Tertarik
Tabel 2.4 Alasan Tidak Tertarik Responden terhadap Listrik Pra Bayar
Responden diberikan gambaran singkat mengenai Listrik Pra Bayar dan
sistematikanya. Hasil yang didapatkan pada gambar di atas terlihat bahwa
70.3% responden menyatakan tidak tertarik untuk menggunakan Listrik Pra
Bayar untuk rumah mereka dan 29.7% responden menyatakan tertarik untuk
menggunakan. Responden kemudian diberikan pertanyaan terbuka sehingga
responden dapat memberikan jawaban lebih dari 1, yaitu mengenai alasan
ketertarikan atau ketidaktertarikan mereka terhadap layanan Listrik Pra Bayar
ini. Responden yang menyatakan tidak tertarik sebagian besar dari responden
yaitu sebanyak 26% responden beralasan sistem layanan ini tidak praktis, 14%
responden beralasan merasa repot jika harus beli token ulang setiap kali habis,
13% responden beralasan tidak tertarik karena belum familiar terhadap layanan
ini karena belum disosialisasikan. Sedangkan responden yang menyatakan
tertarik terhadap layanan Listrik Pra Bayar, dari jawaban yang paling mayoritas
adalah 39% responden beralasan dengan sistem layanan ini responden dapat
mengontrol pemakaian listrik, 22% responden beralasan sistem layanan ini
lebih praktis, dan 19% responden lainnya beralasan sistem layanan ini lebih
hemat.
48
Ketertarikan menceritakan Listrik Pra Bayar ke Orang Lain (WOM)
Tidak Tertarik,
38%
Tertarik, 62%
Pelanggan yang cocok pakai Listrik Pra Bayar
26%
14%
27%
26%
3%
1%
3%
Rumah Tempat Tinggal BiasaVillaKosKantorUKMRumah KontrakanLainnya
Gambar 2.25 Peluang Word-of-Mouth Listrik Pra Bayar
Pada gambar diatas ditunjukkan ketika ditanyakan mengenai ketertarikan
responden untuk menceritakan mengenai layanan ini ke orang lain, 62%
menyatakan tertarik dan 38% lainnya menyatakan tidak tertarik.
Preferensi responden mengenai segmen pelanggan yang cocok menggunakan
Listrik Pra Bayar sebagai ditunjukkan dalam gambar berikut;
Tabel 2.26 Pelanggan yang cocok menggunakan Listrik Pra Bayar
49
Figur Publ ik Endorser Listr ik Pra Bayar
46%
43%
2%
1%
2%
5%
Pejabat Pemerintah Artis/Musisi Nasional
Artis/Musisi Daerah Olahragawan
Tokoh nasional lainnya Pelanggan Biasa Saja
Urutan Atribut Layanan Konversi Tingkat Kepentingan Listrik Pra Bayar PLN
Average Sesuai Skala Kepentingan
1 Jaringan luas pembelian Token 4.0703 4 Penting
2 Lebih Hemat 4.0541 4 Penting
3 Kemudahan pemantauan pemakaian listrik 3.9892 4 Penting
4 Disiplin penggunaan listrik 3.8757 4 Penting
5 Kemudahan Penggunaan 3.8595 4 Penting
6 Banyak Pilihan Token 3.8054 4 Penting
7 Menunjang Praktis 3.7027 4 Penting
8 Terhindar dari tunggakan 3.6324 4 Penting
9 Privasi terjaga 3.1784 3 Netral
10 Gaya hidup moderen 2.7892 3 Netral
Tabel 2.5 Atribut Pembentuk Kepercayaan Masyarakat terhadap Listrik Pra Bayar
Gambar 2.27 Preferensi Responden Mengenai Endorser
50
Kegiatan di Waktu Luang
35%
9%14%
27%
3%8% 2% 2%
Menonton TV Olahraga Mendengarkan MusikMembaca ke Restaurant ke MallBrowsing internet Lainnya
Koran yang Pal ing sering dibaca
7%
2%
1%
31%
5%
42%
1%
2%
7%2%
Bisnis Indonesia
Galamedia
Jakarta Post
Kompas
Media IndonesiaPikiran Rakyat
Republika
Sindo
Tribun Jabar
Lainnya
2.10.4 Media Habit & Behavior
a. Aktifitas di Waktu Luang
Gambar 2.28 Kegiatan di Waktu Luang
b. Preferensi Media Massa
Gambar 2.29 Koran yang Paling Sering Dibaca
51
Majalah yang Pal ing Disukai
31%
22%
10%
5%
3%
3%
3%
2%
Tempo SWA Marketing Gatra Trust Kontan Kartini Ayah Bunda
Tabloid Pal ing Disukai
28%
23%21%
10%
4%
2%
2%
1%
Bola
Nova
Otomotif
Wanita Indonesia
Genie
Pulsa
Aura
Bintang
Gambar 2.30 Majalah yang Paling Disukai
Gambar 2.31
Tabloid yang Paling Sering Dibaca
52
Stasiun TV Pal ing Disukai
28%
18%17%
15%
9%5% 4%
Trans TV RCTI Metro TV Trans 7 Indosiar SCTV Global TV
Stas iun Radio Paling Disukai
16%
12%
11%8%
7%
6%
5%
5% Ardan
OZ FM
Hard Rock
99ers
Klite
KLCBS
Rase FM
MQFM
c. Preferensi Media Elektronik
Gambar 2.32 Stasiun TV yang Paling Disukai
Gambar 2.33 Stasiun Radio yang Paling Disukai
53
Iklan Layanan Masyarakat Pal ing Menarik
29%
20%14%
7%
6%
6%
6%
4%
4%
4%Hemat Listrik
Waspada Uang Palsu 3D
Konversi Gas Elpiji
Flu Burung
Keluarga Berencana
Kesehatan Masyarakat
Subsidi BBM
Dana BOS
Demam Berdarah
Pemilu
Iklan Layanan Masyarakat Pal ing Di ingat
22%
13%9%8%
8%
7%
6%6% 5%
16%
Hemat Listrik
Konversi Gas Elpiji
Hemat BBM/Energi
Waspada Uang Palsu
Flu Burung
Pilkada/ Pemilu
Kesehatan Masyarakat
Bayar Pajak
Dana BOS
Kebangkitan Nasional
d. Preferensi Iklan
Gambar 2.34 Iklan Layanan Masyarakat Paling Diingat
Gambar 2.35 Iklan Layanan Masyarakat Paling Menarik
54
Tabel 2.6 Alasan Iklan Layanan Masyarakat yang Paling Menarik
Tabel 2.7 Kriteria Iklan Layanan Masyarakat yang Baik
Edukatif 24%Isi Pesan Mudah dipahami 21%Ada unsur komedi 10%Endorser yang tepat & menarik 7%Bertema Sosial 5%Isu yang sedang hangat 4%Makna yang dalam 4%Tagline menarik 4%Tepat sasaran 4%Efektif/ Tidak basa basi 3%Kreatif 3%Bersifat himbauan 2%Informatif 2%
Alasan Iklan Layanan Masyarakat Yang Paling Menarik
Isi pesan mudah dipahami 21%Edukatif 17%Unsur Komedi 13%Endorser tepat & menarik 10%Informatif 7%Realistis 5%Efektif/ Tidak Bertele-tele 5%Memberikan Solusi 3%Persuasif 3%Bertema Sosial 3%Memiliki Makna yang Dalam 3%Tepat Sasaran 3%Bahasa penyampaian yang tepat 2%
Iklan Layanan Masyarakat yang Baik
55
Iklan PLN Paling Diing at
50%
22%
14%
6%
3%
2%
1%Hemat listrik
Hemat pemakaian listrik Pukul17.00 - 22.00
Hemat Energi Hemat Biaya
Bahaya pencurian listrik
Lampu hemat energi
PLN Pra Bayar
Bahaya pakai listriksembarangan
Mengetahui Iklan PLN
Tahu, 58%
Tidak Tahu, 42%
Gambar 2.36 Awareness terhadap Iklan PLN
Gambar 2.37
Iklan PLN Paling Diingat
56
Sumber Mengetahui Iklan PLN
72%
13%
2%
2%
2%
2%
6% 1% TV
Koran
Majalah
Tabloid
Radio
Poster/Brosur/Flyers
Billboard
Spanduk
Program/Kegiatan PLN di luar Iklan
Tahu94%
Tidak Tahu6%
Gambar 2.38
Awareness terhadap Program PLN di Luar Iklan
Gambar 2.39 Sumber Mengetahui Iklan PLN
57
Listrik 38.9%Penyedia dan Pengelola listrik 8.8%BUMN 7.4%Mati Lampu 6.3%Pembayaran Tagihan Listrik 4.6%Monopoli 4.2%Lampu 3.5%Perusahaan Listrik Negara 2.8%Penerangan 2.5%Tarif Mahal 2.5%Pelayanan Buruk 2.5%Logo Petir 1.8%Pusat Listrik Negara 1.4%Perusahaan Rugi 1.1%Pegawai Negeri 1.1%Tarif Tidak Menentu 1.1%Defisit Energi 1.1%
Asosiasi PLN
Tabel 2.8 Alasan Iklan PLN Menarik
2.10.5 Asosiasi terhadap PLN
Tabel 2.9 Asosiasi terhadap PLN
Isi pesan mudah dipahami 21%Edukatif 17%Unsur Komedi 13%Endorser tepat & menarik 10%Informatif 7%Realistis 5%Efektif/ Tidak Bertele-tele 5%Memberikan Solusi 3%Persuasif 3%Bertema Sosial 3%Memiliki Makna yang Dalam 3%Tepat Sasaran 3%Bahasa penyampaian yang tepat 2%
Iklan Layanan Masyarakat yang Baik
58
2.10.6 Asosiasi terhadap Listrik Pra Bayar
Gambar 2.40 Asosiasi terhadap Listrik Pra Bayar
Tabel 2.10 Preferensi Media Promosi Listrik Pra Bayar
Asosiasi terhadap Listrik Pra Bayar
31%
17%
12%
8%
3% 3% 2% 2%
Pembayaran listrik di muka
Voucher isi ulang
Pembayaran listrik menggunakanvoucher isi ulang
Seperti pulsa pra bayar ponsel
Pelayanan alternatif untukmenghemat listrik
Tidak praktis
Hemat pembayaran
Inovasi pelayanan PLN kpdMasyarakat
TV 79%Koran 8%Radio 4%Majalah 2%Tabloid 2%Poster/Flyers/Brosur 1%Billboard 1%Spanduk 1%
Media Utk PLN Promosi Produk/Layanan