17
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar dan suatu perubahan yang relative permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan.Hal senada diungkapkan pula oleh Skinner dalam bukunya Dimyati dan Mudjiono.Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responya menjadi baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun (Mudjiono, 2002:9). Dengan demikian, belajar merupakan perubahan perilaku individu atau seseorang yang disebabkan oleh latihan yang berkesinambungan. Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan dalam diri individu atau seseorang baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan serta nilai yang diperoleh melalui interaksi, pengalaman dan latihan secara kontinu dan terus menerus dengan lingkungan sekitar menuju kearah yang lebih baik. Pada umumnya, definisi belajar adalah perubahan tingkah laku, perubahan yang didasari dan tibul akibat praktek, pengalaman, latihan bukan secara kebetulan. Pengertian belajar lebih mengarah kepada hasil sedangkan pengertian pembelajaan lebih mengarah kepada prosesnya. 2.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Wahyana (Trianto, 2010: 136) menjelaskan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasarkan definisi IPA menurut para ahli di atas, maka yang dimaksud dengan IPA dalam penelitian ini adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan isinya baik makhluk hidup maupun benda mati. Bundu (2006: 11) menyebutkan bahwa pada hakikatnya IPA dapat dipandang dari segi proses, produk dan pengembangan sikap. Adapun penjabaran masing-masing aspek adalah sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan suatu perubahan yang relative permanen dalam suatu

kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan.Hal senada

diungkapkan pula oleh Skinner dalam bukunya Dimyati dan Mudjiono.Skinner

berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka

responya menjadi baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun

(Mudjiono, 2002:9). Dengan demikian, belajar merupakan perubahan perilaku

individu atau seseorang yang disebabkan oleh latihan yang berkesinambungan.

Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

dalam diri individu atau seseorang baik berupa pengetahuan, sikap dan

keterampilan serta nilai yang diperoleh melalui interaksi, pengalaman dan latihan

secara kontinu dan terus menerus dengan lingkungan sekitar menuju kearah yang

lebih baik. Pada umumnya, definisi belajar adalah perubahan tingkah laku,

perubahan yang didasari dan tibul akibat praktek, pengalaman, latihan bukan

secara kebetulan. Pengertian belajar lebih mengarah kepada hasil sedangkan

pengertian pembelajaan lebih mengarah kepada prosesnya.

2.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Wahyana (Trianto, 2010: 136) menjelaskan bahwa IPA merupakan suatu

kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya

secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya

ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap

ilmiah. Berdasarkan definisi IPA menurut para ahli di atas, maka yang dimaksud

dengan IPA dalam penelitian ini adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan

isinya baik makhluk hidup maupun benda mati.

Bundu (2006: 11) menyebutkan bahwa pada hakikatnya IPA dapat

dipandang dari segi proses, produk dan pengembangan sikap. Adapun

penjabaran masing-masing aspek adalah sebagai berikut.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

6

1) IPA sebagai Proses

Pengertian IPA sebagai proses disini adalah proses mendapatkan IPA.

Proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Untuk anak usia SD, metode

ilmiah dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan

harapan bahwa pada akhirnya akan berbentuk suatu paduan yang lebih utuh

sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sedarhana. Adapun tahapan

pengembangannya disesuaikan dengan tahapan dari suatu proses penelitian

eksperimen yang meliputi: (1) observasi, (2) klasifikasi, (3) interpretasi, (4)

prediksi, (5) hipotesis, (6) mengendalikan variabel, (7) merencanakan dan

melaksanakan penelitian, (8) inferensi, (9) aplikasi, dan (10) komunikasi.

2) IPA Sebagai Produk

IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA

terdahulu dan biasanya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam

bentuk buku teks. Dalam pembelajaran IPA seorang guru dituntut untuk

dapat mengajak siswa memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar.

Pengertian IPA sebagai produk menurut Maslichah Asy’ari (2006: 9)

merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta,

konsep, prinsip, hukum dan teori. Fakta terkait pengertian hakikat IPA

tersebut merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang ada

atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi

secara obyektif (Iskandar, 2001: 3). Patta Bundu (2006: 11) menjelaskan

konsep dalam hakikat IPA sebagai suatu ide yang menyatukan fakta-fakta

sains yang berhubungan dan menyatakan prinsip sebagai generalisasi

tentang hubungan diantara konsep-konsep sains. Selanjutnya Iskandar

(2001: 3) menambahkan bahwa hukum dalam IPA adalah prinsip-prinsip

yang sudah diterima meskipun bersifat tentatif teteapi mempunyai daya uji

yang kuat sehingga dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama. Teori

merupakan generasi mengenai berbagai prinsip yang menjelaskan dan

meramalkan fenomena alam (Maslichah Asya’ari: 12).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

7

3) IPA Sebagai Pengembangan Sikap

Menurut Wynne Harlen (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis,

1992: 7) setidak-tidaknya ada Sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat

dikembangkan pada anak usia Sekolah dasar, yaitu:

a. Sikap ingin tahu (curiousity)

Sikap ingin tahu sebagai bagian sikap ilmiah di sini maksudnya adalah

suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari

objek yang diamatinya. Kata benar di sini artinya rasional atau masuk

akal dan objektif atau sesuai dengan kenyataan.

b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality)

Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru bertitik tolak dari kesadaran

bahwa jawaban yang telah mereka peroleh dari rasa ingin tahu itu

tidaklah bersifat mutlak, tetapi masih bersifat sementara atau tentatif. Hal

ini disebabkan keterbatasan kemampuan berpikir maupun keterbatasan

pengamatan pancaindera manusia untuk menetapkan suatu kebenaran.

Jadi, jawaban benar yang mereka peroleh itu sebatas pada suatu “tembok

ketidaktahuan”. Sikap anak usia Sekolah Dasar seperti itu dapat dipupuk

dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan langsung pada objek-

objek yang terdapat di lingkungan sekolah.

c. Sikap kerja sama (cooperation)

Yang dimaksud kerjasama disini adalah untuk memperoleh pengetahuan

yang lebih banyak. Seorang yang bersikap cooperative ini menyadari

bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak dan

lebih sempurna daripada apa yang ia miliki. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan pengetahuannya ia merasa membutuhkan kerjasama

dengan orang lain. Kerjasama ini dapat juga bersifat berkesinambungan.

Anak usia Sekolah Dasar perlu dipupuk sikapnya untuk dapat

bekerjasama satu dengan yang lain kerjasama itu dapat dalam bentuk

kerja kelompok, pengumpulan data maupun diskusi untuk menarik suatu

kesimpulan hasil observasi.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

8

d. Sikap tidak putus asa (perseverance)

Tugas guru untuk memberikan motivasi bagi anak didik yang mengalami

kegagalan dalam upaya menggali ilmu dalam bidang IPA agar tidak

putus asa.

e. Sikap tidak berprasangka (open-mindedness)

IPA mengajarkan kita untuk menetapkan kebenaran berdasarkan dua

kriteria, yaitu rasionalitas dan objektivitas. Munculnya faktor objektivitas

dalam menetapkan kebenaran menjadikan orang tidak lagi purba sangka.

Sikap tidak purba sangka dapat dikembangkan secara dini kepada anak

usia SD dengan jalan melakukan observasi dan eksperimen dalam

mencari kebenaran ilmu.

f. Sikap mawas diri (self criticism)

Objektivitas tidak hanya ditunjukkan di luar dirinya tetapi juga terhadap

dirinya sendiri. Itulah sikap mawas diri untuk menjunjung tinggi

kebenaran. Anak usia SD harus dikembangkan sikapnya untuk jujur pada

dirinya sendiri, menjunjung tinggi kebenaran dan berani melakukan

koreksi pada dirinya sendiri.

g. Sikap bertanggungjawab (responsibility)

Sikap bertanggungjawab harus dikembangkan sejak usia SD misalnya

dengan membuat dan melaporkan hasil pengamatan, hasil eksperimen

ataupun hasil kerjanya yang lain kepada teman sejawat, guru atau orang

lain, dengan sejujur-jujurnya.

h. Sikap berpikir bebas ( independence in thinking)

Tugas guru untuk dapat mengembangkan pikiran bebas dari siswa (dan

bukan sebaliknya untuk mendiktekan pendapatnya agar sesuai dengan

buku teks). Jadi, mencatat atau merekam hasil pengamatan sesuai dengan

apa adanya dan membuat kesimpulan dengan hasil kerja mereka sendiri

merupakan saat-saat yang penting bagi anak dalam mengembangkan

sikap berpikir bebas.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

9

i. Sikap kedisiplinan diri (self discipline)

Menurut Morse dan Wingo (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis,

1992: 8) kedisiplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang

untuk dapat menngontrol ataupun mengatur dirinya menuju kepada

tingkah laku yang dikehendaki dan dapat diterima oleh masyarakat. Salah

satu bentuk pengembangan kedisiplinan diri adalah pengorganisasian

kelas termasuk adanya regu-regu kebersihan dan sebagainya yang dapat

diatur sendiri oleh siswa.

Mencermati penjelasan di atas, maka pembelajaran IPA sejatinya

membelajarkan peserta didik supaya memiliki pengetahuan ilmiah dengan

diimbangi sikap ilmiah. Untuk membelajarkan IPA di sekolah maka di dalam

Permendiknas No. 22 tahun 2006 dijelaskan ruang lingkup mata pelajaran IPA

yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

Sedangkan tujuan pembalajaran IPA menurut Permendiknas No. 22

tahun 2006, ada tujuh tujuan mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam),

yaitu:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkaan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

10

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.3 Hasil Belajar

Menurut Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang

diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar. Ada juga menurut

Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan

yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang

bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian

rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada

pengalaman langsung. Sedangkan menurut Hamalik (2008) hasil belajar adalah

sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati

dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Sudjana, (2010: 22) hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Sedangkan menurut Nasution (2011: 176) hasil belajar adalah nyata

dari apa yang dapat dilakukannya dan yang tidak dapat dilakukannya sebelumnya.

Maka terjadi perubahan kelakuan yang dapat kita amati dan dapat dibuktikannya

dalam perbuatan.

Beberapa pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil belajar

adalah salah satu hasil ujian dalam proses pengajaran yang dilakukan secara

formal. Tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran di sekolah

dinyatakan dengan symbol angka atau huruf dalam raport dan diperoleh dari hasil

tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.Pengukuran hasil belajar siswa di

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

11

ukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan

dan keterampilan.

2.4 Model Teams Games Tournament

Model TGT cocok digunakan dalam pembelajaran IPA karena

memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa dalam proses pembelajaran

dengan saling berdiskusi menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dalam kelompok

masing-masing. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran IPA bahwa seiring

perkembangan IPA yang begitu pesat serta diperlukannya IPA dan pola pikirnya

dalam berbagai bidang, maka guru perlu secara sengaja merancang pembelajaran

yang memungkinkan untuk membelajarkan nilai-nilai edukatif dalam IPA secara

aktif kepada siswa. Perencanaan pembelajaran yang demikian menurut Soedjadi

(1999: 66) disebut perencanaan pembelajaran by-design. Guru secara sengaja

mendesain pembelajaran IPA yang memungkinkan di dalamnya terdapat aktivitas-

aktivitas yang dapat mendukung tumbuh kembangnya kepribadian siswa.

Steve Parson (Slavin, 2010: 167) menyatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe TGT yang mempunyai ciri khas games dan tournament ini

menciptakan warna yang positif di dalam kelas karena kesenangan para siswa

terhadap permainan tersebut. Model ini dapat membuat peserta didik tidak merasa

bosan sehingga dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari hasil belajarnya.

Menurut Slavin (2010: 166) model pembelajaran kooperatif tipe Teams

games tournament (TGT) memiliki langkah-langkah (sintaks) sebagai berikut.

1) Presentasi kelas (class precentation).

Dalam presentasi kelas guru memperkenalkan materi pembelajaran yang

diberikan secara langsung atau mendiskusikan dalam kelas. Guru dalam hal ini

berperan sebagai fasilitator. Pembelajaran mengacu pada apa yang disampaikan

oleh guru agar nantinya dapat membantu siswa dalam mengikuti game dan

turnamen.

2) Kelompok (teams).

Kelompok terdiri dari empat sampai lima orang yang heterogen misalnya

berdasar kemampuan akademik dan jenis kelamin, jika memungkinkan suku, ras,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

12

atau kelas sosial. Tujuan utama pembentukan kelompok adalah untuk meyakinkan

siswa bahwa semua anggota kelompok belajar dan semua anggota mempersiapkan

diri untuk mengikuti game dan turnamen dengan sebaik-baiknya. Diharapkan tiap

anggota kelompok melakukan hal yang terbaik bagi kelompoknya dan adanya

usaha kelompok melakukan untuk membantu anggota kelompoknya sehingga

dapat meningkatkan kemampuan akademik dan menumbuhkan pentingnya

kerjasama diantara siswa dan meningkatkan percaya diri.

3) Permainan (game).

Permainan (game) dibuat dengan isi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetes

siswa yang didapat dari presentasi kelas dan latihan kelompok. Game dimainkan

dengan meja yang berisi tiga siswa yang mewakili tiga kelompok yang berbeda.

Siswa mengambil kartu bernomor dan berusaha untuk menjawab pertanyaan

sesuai dengan nomor. Aturannya membolehkan pemain untuk menantang jawaban

yang lain.

4) Pertandingan (tournament).

Biasanya turnamen diselenggarakan akhir minggu, setelah guru membuat

presentasi kelas dan kelompok-kelompok mempraktikkan tugas-tugasnya. Untuk

turnamen pertama guru mengelompokkan siswa dengan kemampuan serupa yang

mewakili tiap timnya. Kompetisi ini merupakan sistem penilaian kemampuan

yang mewakili tiap timnya. Kompetisi ini merupakan penilaian sistem penilaian

kemampuan perorangan dalam STAD. Kompetisi ini juga memungkinkan bagi

siswa dari semua level di penampilan sebelumnya untuk memaksimalkan nilai

kelompok mereka menjadi terbaik.

Adapun alur penempatan peserta turnamen menurut Slavin (2010: 168) dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

13

Gambar 2.1 Alur Penempatan Peserta Turnamen

Slavin (2010) menyatakan bahwa dalam pengimplementasian model

pembelajaran TGT, yang harus diperhatikan yaitu:

1) Pembelajaran terpusat pada siswa

2) Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi

3) Pembelajaran bersifat aktif (siswa berlomba untuk dapat menyelesaikan

persoalan)

4) Pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa menjadi tim-tim

5) Dalam kompetisi diterapkan sistem point

6) Dalam kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal

kesetaraan dalam kinerja akademik

7) Kemajuan kelompok dapak diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas

yang diterbitkan secara mingguan

8) Dalam pemberian bimbingan guru mengacu pada jurnal

9) Adanya sistem penghargaan bagi siswa yang memperoleh point banyak.

Memperhatikan langkah-langkah di atas diharapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat menjadi salah satu model

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan

mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan

yang diharapkan. Sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

14

2.5 Media Pembelajaran

2.5.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau perpaduan

antara software dan hardware (Sadiman, dkk, 1996). Menurut Gerlach & Ely

(Arsyad, 2002), mengatakan bahwa media secara garis besar merupakan manusia,

materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini,

guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang

siswa merupakan media. Dengan demikian

Media dapat dibagai dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran

(instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media). Alat bantu

pembelajaran atau alat untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas

materi (pesan) yang akan disampaikan. Oleh karena itu alat bantu embelajaran

disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film

bingkai (slide) foto, peta, poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan

sampai kepada lingkungan belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi

pembelajaran.

2.5.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Levie & Lentsz (1982) yang dikutip Sanaky (2009), mengemukakan empat

fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: Fungsi Atensi, Fungsi

Afektif, Fungsi Kognitif, Fungsi Kompensatoris.Fungsi atensi media visual

merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang

ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran

peserta didik tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata kuliah yang tidak

disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media visual yang

diproyeksikan dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada

mata kuliah yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk

memperoleh dan mengingat isi materi saat pembelajaran semakin besar.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta

didik ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

15

visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Misalnya informasi yang

menyangkut masalah sosial atau ras. Fungsi kognitif media visual terlihat dari

lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami

dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu

siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks

dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi

untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan

memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Sudjana dan Rivai (2002), mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam

proses belajar siswa yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan mendemonstrasikan, memamerkan, dll.

2.5.3 Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Menurut Anderson

(1998) beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah

memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga

sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model,

overhead projektor (OHP) dan obyek obyek nyata. Sedangkan media lain seperti

kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), serta program pembelajaran

komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

16

bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian, sebagai seorang guru alangkah

baiknya Anda mengenal beberapa jenis media pembelajaran tersebut. Hal ini

dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan memanfaatkan media

tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

2.5.4 Kriteria Memilih Media Pembelajaran

Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan

didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan

jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat

panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus

kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Ibrahim (1982)

mengemukakan bahwa secara umum kriteria yang harus dipertimbangkan dalam

pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut:

1) Tujuan

Tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang

hendak dicapai. Apakah tujuan itu masuk ranah kognitif, afektif, psikomotor, atau

kombinasinya. Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan,

pendengaran, atau kombinasinya. Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup

visual diam. Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan pada jenis media

tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak

dan seterusnya.

2) Sasaran didik

Siapa sasaran didik yang akan menggunakan media. Bagaimana

karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya,

bagaimana motivasi dan minat belajarnya Dengan demikian, media harus sesuai

benar dengan kondisi mereka.

3) Karakteristik media yang bersangkutan

Bagaimana karakteristik media tersebut. Apa kelebihan dan kelemahannya,

sesuaikah media yang akan dipilih itu dengan tujuan yang akan dicapai. Pemilihan

media diikuti dengan pemahaman setiap kriteria media tersebut, karena kegiatan

memilih pada dasamya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana

yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

17

menentukan jenis media tertentu, perlu memahami dengan baik bagaimana

karaktristik media tersebut.

4) Waktu

Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan

untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama

waktu yang tersedia/yang dimiliki. Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu

yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu

yang tersedia dalam proses pembelajaran.

5) Biaya

Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.

Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi

kriteria yang harus dipertimbangkan. Media yang mahal belum tentu lebih efektif

untuk mencapai tujuan belajar dibandingkan media sederhana dan murah.

6) Ketersediaan

Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita.

Adakah media yang dibutuhkan itu diperoleh dengan mudah, misalnya di sekolah

atau di pasaran. Media dapat dibuat sendiri, jika hendak membuat sendiri maka

perlu memperhatikan beberapa hal berikut: kemampuan, waktu tenaga dan sarana

untuk membuatnya.

7) Konteks penggunaan

Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi

bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar

individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal. Dalam hal ini diperlukan

perencanaan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks

penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.

8) Mutu Teknis

Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah

ada, misalnya program audio, video, grafis atau media cetak lain.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

18

2.5.5 Video Pembelajaran

Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran merupakan

sebuah media yang menyajikan audio dan visual yang dapat berisi pesan-pesan

pembelajaran baik berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan

untuk membantu pemahaman terhadap materi pembelajaran. Sedangkan menurut

Sungkono (Fiskha 2012: 22) video merupakan bahan atau materi pembelajaran

yang dikemas melalui pita video yang dapat dilihat melalui video player yang

dihubungkan ke monitor. Dengan demikian video dapat dilihat secara bersama

dan mampu menyampaikan pesan dengan memanfaatkan efek gerak dan suara.

Dalam pembelajaran tentu proses mempengaruhi hasil akhir, oleh karena itu perlu

dirancang proses pembelajaran yang menarik sehingga siswa mampu belajar dan

memahami materi ajar dengan baik. Terkait dengan pembelajaran yang aktif dan

menarik, media pembelajaran dengan video dapat menunjang terciptanya proses

pembelajaran yang menarik. Seperti yang dikemukakan oleh pendapat ahli di atas,

maka pembelajaran dengan media video dapat digunakan dalam proses

pembelajaran. Ada banyak kelebihan dari penggunaan video dalam proses

pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh Nugent (Smaldino, 2008: 310)

bahwa video merupakan media yang cocok yang dapat dipasangkan dengan

semua pembelajaran. Cheppy (Fiskha, 2012) mengemukakan tujuan dari

digunakannya video pembelajaran dalam proses pembelajaran antara lain sebaga

berikut.

1) Memperjelas penyempaian pesan sehingga mengurangi kegiatan ceramah yang

didominasi oleh guru. Penggunaan video pembelajaran memudahkan siswa

dalam memahami materi karena materi dikemas secara menarik berupa audio

dan visual.

2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indra peserta didik maupun

instruktur. Penggunaan video pembelajaran memudahkan guru untuk

menjelaskan materi, karena tidak harus membawa alat peraga yang sulit

diperoleh untuk menjelaskan sebuah meteri, selain itu penggunaan video juga

menghemat waktu, serta siswa tidak harus pergi ke lokasi yang jauh untuk

memperoleh informasi.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

19

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. Video pembelajaran bersifat

fleksibel, guru dapat merancang dan menggunakan video pembelajaran dengan

bervariasi sesuai kreativitas guru.

2.6 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh beberapa

peneliti yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk

memecahkan masalah pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Penelitian tersebut

antara lain penelitian yang dilakukan oleh Korayanti (2013) yang berjudul

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT)

untuk meningkatkan prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) siswa kelas

IV SD Negeri Mancasan Gamping Sleman Yogyakarta pada materi Sumber

Daya Alam dan Pemanfaatannya dalam Kegiatan Ekonomi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada siklus yang pertama, sebanyak 63,33% siswa berhasil

memperoleh nilai rata-rata 60,37. Adapun pada siklus yang kedua 80% siswa

memperoleh nilai dengan rata-rata 69,90. Dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat

meningkatkan kemampuan siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 01 Macanan

dalam meningkatkan prestasi belajar IPS. Keunggulan dari penelitian ini yaitu

terciptanya kerjasama diantara siswa yang lain atau anggota kelompok yang lain,

sedangkan kelemahannya yaitu masih belum bisa sepenuhnya mengaktifkan

siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur (2007) yang berjudul model

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) sebagai upaya

meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan peluang

dan statistika di SMP negeri 4 depok yogyakarta kelas IX C. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa keaktifan belajar matematika siswa setelah dilakukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

menunjukkan bahwa rata-rata seluruh aspek keaktifan belajar matematika siswa

kelas IX C SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta pada pokok bahasan Peluang dan

Statistika mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

20

peningkatan hasil rata-rata persentase lembar observasi keaktifan belajar siswa

untuk tiap siklus, yaitu pada siklus I keaktifan siswa sebesar 61,17% untuk siklus

II sebesar 71,11%. Selain itu hasil dari angket respon siswa terhadap pembelajaran

juga meningkat yaitu sebesar 63% pada siklus I dan sebesar 70,11% pada siklus

II.

2.7 Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori di atas, dapat diketahui bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dirancang untuk mendukung pembalajaran yang aktif, artinya

siswa ikut terlibat dalam kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan game dan

turnamen. Sesuai dengan tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT

yang telah dijelaskan sebelumnya yakni melalui kegiatan game dan tournament,

mengkondisikan siswa memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan. Pada

hakikatnya setiap pembelajaran memerlukan suasana belajar yang menyenangkan,

begitu juga pembelajaran IPA. Mencermati karakteristik pembelajaran IPA

tersebut maka model TGT merupakan salah satu model yang membuat suasana

belajar menyenangkan, sehingga siswa menjadi bersemangat dalam belajar.

Kondisi yang demikian akan lebih membuat siswa fokus dalam belajar dan

akhirnya berdampak pada hasil belajar.

Pemahaman akan materi ajar sangat penting untuk ditingkatkan karena

berpengaruh pada hasil belajar yang akan diperoleh siswa dan penentu

keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik. Siswa kelas IV SD

Negeri 02 Grobogan pada pra siklus menunjukkan hasil belajar IPA yang masih

rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya ketuntasan belajar siswa yang hanya

mencapai 51,85%. Hal ini dipicu dari kurangnya respon dan keseriusan siswa

dalam mengikuti mata pelajaran karena dalam proses pembelajaran siswa lebih

cenderung menjadi pendengar serta menunggu pertanyaan yang diberikan oleh

guru sehingga pembelajaran menjadi kurang menyenangkan.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran · 2019. 10. 30. · BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Berdasarkan kutipan di atas, pengertian belajar adalah adanya suatu perubahan

21

Kerangka Berfikir

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian kerangka berfikir, maka hipotesis tindakan yang

diajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament (TGT) berbantuan media video pembelajaran

diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri 02

Lebak Grobogan.

Hasil belajar IPA

siswa rendah di

bawah KKM ≥ 70

Kegiatan

Awal

Guru

menggunakan

metode ceramah

,tanya jawab

Siklus I : Hasil belajar

IPA siswa meningkat

namun belum mencapai

indikator kinerja

Guru

menggunakan

model TGT

pembelajaran IPA

Tindakan

Siklus II : Hasil belajar

IPA siswa tuntas dan

sudah mencapai

indikator

Melalui model TGT dapat

meningkatkan hasil belajar IPA

pada siswa kelas IV 02 Lebak

Grobogan Semester II tahun

pelajaran 2016/ 2017

Kondisi

Akhir