Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Kajian teori ini membahas pengertian pendidikan karakter, tujuan
pendidikan karakter, nilai karakter gotong royong, pengertian ekstrakurikuler,
bentuk kegiatan ekstrakurikuler, pengertian ekstrakurikuler pramuka, tujuan
pramuka, kegiatan pramuka penggalang.
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan hal yang harus kita pahami bahwasannya sesuatu
yang dapat menambah wawasan untuk diterpakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan juga suatu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan potensi-
potensi diri dan memajukan kesempurnaan hidup manusia. Seperti yang
disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
pendidikan adalah uasaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran ajar peserta didik secara aktif menyumbangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No 20 Tahun 2003 pasal 1).
Pendapat lain juga mengungkapkan bahwasannya pengertian pendidikan
merupakan suatu pembelajaran yang diberikan oleh pendidik kepada peserta
didik dalam setiap perkembangannya agar peserta didik menjadi manusia yang
utuh, mandiri, tidak selalu bergantung kepada orang lain dan berkarakter
(Elfachmi, 2016: 4).
13
Karakter adalah cara berperilaku yang khas dari setiap individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan masyarakat yang luas. Karakter juga sebagai
nilai perilaku seseorang yang berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan dan pola pikir yang mempengaruhi sikap
perasaan, perbuatan dan perkataan. (Samani dan Hariyanto, 2012 : 41).
Pendapat lain menjelaskan bahwa karakter merupakan watak atau
kepribadian yang terbentuk dan diyakini dapat digunakan sebagai landasan
untuk cara bertindak, bersikap maupun berfikir. Karakter juga suatu kebajikan
yang ditanamkan melalui pengenalan, mengajak untuk mempraktikan, dan
kemudian menjadi suatu kebiasaan (Sahlan, 2012:13).
Karakter merupakan sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan secara
sadar maupun tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap maupun
bertindak. Karakter juga dapat menjadi penanda atau ciri khusus sebagai
pembeda setiap manusia, yaitu dapat melalui ciri perilaku, pola pikir, perbuatan
dan perkataan yang diucapkan.
Pengertian pendidikan dan karakter telah dijelaskan. Pada dasarnya
pendidikan karakter memiliki arti sebagai pembelajaran atau tuntunan kepada
peserta didik terhadap nilai-nilai karakter agar menjadi manusia yang memiliki
moral dan budi pekerti yang baik dan memiliki raga dan pikiran yang
menjadikan sikap positif. (Samani dan Hariyanto, 2012:45). Penjelasan lain
mengenai pendidikan karakter diungkapkan juga oleh Fitri (2012:21)
menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha untuk membentuk
kebiasaan positif anak sejak dini agar dapat tumbuh dan terbiasa dengan
14
kebiasaan dan sifat yang baik serta dapat mengambil keputusan dengan baik
dan bijak dan mepraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengertian yang sudah diuraikan dapat diambil kesimpulan
bahwasannya Pendidikan karakter merupakan usaha yang terencana secara
sadar untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik dan
membentuk karakter yang ada pada diri peserta didik agar memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap sesama dan lingkungan sekitar dan untuk menjadikan
peserta didik yang berakhlak mulia. Selain itu juga bertujuan agar peserta didik
memiliki karakter yang terarah dan baik.
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Untuk mewujudkan terbentuknya karakter tidaklah mudah, karakter yang
berarti mengukir hingga terbentuknya pola memerlukan proses panjang melalui
pendidikan karakter. Dengan demikian pendidikan karakter memiliki tujuan
yang harus dicapai. Sesuai yang dijelaskan oleh Fitri (2012:22) yang
menjelaskan pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk kepribadian
peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki sikap dan perilaku yang
bertanggung jawab dan menjadi pribadi yang positif sehingga dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pendidikan karakter menurut Mulyasa (2012:9) pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup kepada peserta didik
pembelajaran yang mengarah kepada pembentukan karakter. Tujuan
pendidikan karakter juga untuk mengembangkan peserta didik menjadi manusia
yang kreatif, mandiri dan berwawasan yang luas, hal tersebut sangat perlu
15
dikembangkan pada peserta didik karena peserta didik adalah calon penerus
bangsa.
Berdasarkan penjelasan tentang tujuan pendidikan karakter diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter ialah untuk menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai karakter yang ada pada diri peserta didik. Selain itu
ialah untuk meningkatkan kualitas diri dan kepribadian peserta didik yang
nantinya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Nilai Karakter Gotong royong
Dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah mengacu pada nilai-nilai
karakter yang telah diterapkan oleh pemerintah pusat agar nantinya tujuan dari
pendidikan karakter dapat terlaksana dengan baik. Terdapat 5 karakter yang
telah diterapkan oleh pemerintah yaitu : (1) Religius, (2) nasionalis, (3) gotong
royong, (4) mandiri, (5) integritas.
Gotong royong merupakan salah satu nilai karakter dari ke lima karakter
yang telah diterapkan oleh pemerintah pusat. Adapun nilai gotong royong
merupakan perilaku yang mencerminkan tindakan kerja sama untuk saling
membantu dan menyelesaikan masalah yang ada atau untuk mencari solusinya.
Nilai gotong royong memiliki subnilai sebagai berikut: kerjasama, solidaritas,
saling menolong, kekeluargaan (Samani dan Hariyanto, 2012 ).
a. Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial antar perorangan atau
kelompok-kelompok manusia untuk mencapai satu tujuan atau berupa
tujuan bersama. Kerja sama timbul karena interaksi orang perorangan
dengan kelompoknya dan kelompok lainnya. Kerja sama juga timbul
apabila mereka memiliki kepentingan yang sama pada saat bersamaan dan
16
telah melakukan akad atau kesepakatan untuk saling membantu dan
menyelesaikan sesuatu yang telah dipilihnya.
b. Solidaritas merupakan kesatuan kepentingan atau simpati sebagai salah satu
anggota, atau dapat diartikan sebagai suatu perasaan atau ungkapan yang
ada pada kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama. Solidaritas
juga dapat dikatakan sebagai kesepakatan atau kepentingan dan tanggung
jawab individu dalam kelompok
c. Saling menolong merupakan sikap membantu atau meringankan beban
orang lain dengan melakukan sesuatu bantuan. Bantuan yang dimaksud
dapat berbentuk tenaga, waktu, dana, pikiran atau ide dan doa sekalipun.
Tolong menolong merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Apabila kita
ingin ditolong maka kita juga harus menolong saudara kita. Dengan tolong
menolong dapat membina hubungan baik dengan semua orang dan juga
dapat memupuk rasa kasih sayang terhadap tetangga, teman, saudara, rekan
kerja dan seluruh masyarakat.
d. Kekeluargaan atau keluarga merupakan salah satu kelompok atau kumpulan
manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat
terkecil. Kekeluargaan atau keluarga tidak selalu ada hubungan darah,
ikatan perkawinan, tetapi mereka memiliki kedekatan dan misi tertentu
sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai keluarga. Kekeluargaan
juga dikatakan kebersamaan atau kedekatan yang sangat erat antara dua
orang atau lebih.
Nilai karakter gotong royong merupakan nilai sosial yang harus dimiliki
setiap individu, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa
17
hidup sendiri tetapi saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Dengan
demikian nilai karakter gotong royong sangatlah penting untuk diterapkan
kepada anak sejak dini. Oleh sebab itu pihak sekolah berupaya menanamkan
pendidikan karakter gotong royong. Nilai karakter gotong royong tidak hanya
dapat diimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja,
melainkan dapat diimplementasikan melalui berbagai cara, salah satunya adalah
melalui kegiatan ekstrakurikuler.
2. Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakn kegiatan di luar kelas guna untuk
mengembangkan kreatifitas, bakat, minat dan karakter melalui kegiatan yang
dilakukan di luar jam efektif belajar. Pengertian ekstrakurikuler menurut
Permendikbud RI No 62 Tahun 2014 pasal 1 tentang kegiatan ekstrakurikuler
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah menyebutkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di
luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, dibawah
bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.
Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan utama persekolahan yang
dilakukan dengan menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam
struktur program. Kegiatan ini dilakukan guru dan peserta didik dalam jam-jam
pelajaran setiap hari. Kegiatan intrakurikuler ini dilakukan untuk mencapai
tujuan minimal setiap mata pelajaran/bidang studi yang tergolong inti maupun
khusus.
18
Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih
memperdalam dan menghayati materi yang telah dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler di dalam kelas, seperti berkunjung ke museum, taman safari,
botani, kebun, pasar dll. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun
kelompok namun tetap dengan arahan guru.
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam pembelajaran dengan
bimbingan dari pihak tertentu yang bertujuan untuk memperluas wawasan dan
mengembangkan nilai-nilai karakter atau sikap yang lebih mengarah pada bakat
minat dan pengembangan diri siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan
dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik
dibawah bimbingan dan pengawasan sekolah. Ekstrakurikuler yang ada di
sekolah dibagi menjadi 2 yaitu ekstrakurikuler pilihan dan ekstrakurikuler
wajib, bentuk kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang ada pada setiap sekolah
berbeda karena setiap sekolah mengembangkan ekstrakurikuler pilihan dengan
kondisi sekolah.
b. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler
Setiap sekolah memiliki bentuk ekstrakurikuler yang berbeda-beda
berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan sekolah. Bentuk ekstrakurikuler
sebagai sarana untuk menyalurkan bakat dan minat siswa terdapat 2 macam
bentuk, yaitu ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan sesuai yang
dikembangkan oleh masing masing sekolah.
Bentuk ekstrakurikuler berdasarkan lampiran permendikbud no 62 tahun
2014 bahwasannya ekstrakurikuler pilihan misalnya : (1) krida berupa :
kepramukaan, latihan kepemimpinan siswa (LKS), palang merah remaja
19
(PMR), usaha kesehatan sekolah (UKS), pasukan pengibar bendera (Paskibra)
dan lainnya. (2) karya ilmiah misalnya : kegiatan ilmiah remaja (KIR), kegiatan
penugasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian dan lainnya. (3)
latihan olah bakat, latihan olah minat misalnya : pengembangan bakat olahraga,
seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan
komunikasi, rekayasa dan lainnya. (4) keagamaan misalnya : pesantren kilat,
ceramah keagamaan, baca tulis Al-Qur’an dan lainnya. (5) bentuk kegiatan
lainnya.
Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang telah disebutkan terdapat
ekstrakurikuler wajib yaitu ekstrakurikuler pramuka. Ekstrakurikuler wajib
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang harus dilaksanakan di setiap sekolah
dasar dan menengah. Pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib yang harus ada
disetiap sekolah dan diikuti oleh seluruh siswa yang ada di sekolah tersebut,
karena dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terdapat kegiatan yang dapat
membentuk karakter peserta didik.
3. Pramuka
a. Pengertian Pramuka
Gerakan kepramukaan merupakan gerakan yang membentuk kepribadian
dan sikap kemandirian. Sesuai dengan yang disebutkan Permendikbud RI No
63 Tahun 2014 pasal 1 tentang pendidikan pramuka merupakan sarana untuk
membentuk kepribadian peserta didik mulai dari akhlak mulia, kemandirian,
ketrampilan dan kreatifitas agar lebih berkembang.
Pramuka merupakan proses pendidikan di luar lingkungan jam belajar
sekolah dan lingkungan keluarga yang dibentuk berupa kegiatan menarik dan
20
menyenangkan, teratur dan sehat yang dilakukan di alam terbuka dengan
menggunakan metode khusus yaitu metode kepramukaan. Yang sasaran
akhirnya berupa pembentukan watak dan budi pekerti (Pramana, 2011:29).
Pramuka memamng sebagai pelengkap pendidikan di lingkungan sekolah
dan keluarga, yang mana dengan tujuan untuk mengisi kebutuhan yang tidak
didapatkan dari kedua lingkungan tersebut. Disamping itu pramuka
mengembangkan pengetahuan, minat dan bakat yang dimiliki peserta didik.
Ekstrakurikuler pramuka memiliki tingkatan atau pengolongan
berdasarkan umur, seperti yang dikatakan oleh Pramana (2011: 50) gerakan
pramuka merupakan pendidikan non formal yang bertujuan membentuk setiap
anggota pramuka memiliki sikap yang baik. Untuk memudahkan dalam
pencapain tujuan tersebut dibentuklah penggolongan pramuka berdasarkan usia
yaitu : (1) siaga merupakan anggota pramuka yang berumur 7-10 tahun, (2)
penggalang merupakan anggota pramuka yang berumur 11-15 tahun, (3)
penegak merupakan anggota pramuka berusia 16-20 tahun, (4) pandega
merupakan anggota pramuka dewasa yang berusia 21-25 tahun, dan yang
terakhir (5) Pembina merupakan pelatih yang terlibat aktif sebagai pendidik dan
pembimbing adik-adik anggota pramuka yang biasanya berumur diatas 26
tahun.
Berdasarkan pengertian pramuka yang telah diuraikan dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian pramuka adalah kegitan yang dilakukan di
lingkungan alam terbuka sebagai pelengkap yang tidak didapat di lingkungan
sekolah maupun lingkungan keluarga. Sebagaimana memiliki tujuan untuk
21
mengembangkan kepribadian serta kreatifitas peserta didik memiliki karakter
yang baik.
b. Tujuan pramuka
Ekstrakurikuler pramuka sebgai ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti
oleh seluruh peserta didik tingkat sekolah dasar dan tingkat menengah memiliki
alasan dan tujuan tersendiri. Setiap kegiatan pramuka selalu mencerminkan
nilai-nilai pendidikan karakter, jadi secara tidak langsung pramuka merupakan
kegiatan yang mendukung sekolah untuk mengembangkan nilai-nilai karakter
di sekolah dasar.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 12 tahun 2010 pasal 4
tentang gerakan pramuka menjelaskan bahwa pramuka memiliki tujuan untuk
membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin menjunjungn nilai-nilai
luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup kader bangsa dalam menjaga dan
membangun negara kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila serta
melstarikan lingkungan hidup. Berdasarkan tujuan pramuka yang sudah
diuraikan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian dari peserta didik agar
memiliki karakter yang positif dan baik.
c. Pengertian Pramuka Penggalang
Organisasi pramuka di sekolah memiliki berbagai golongan atau tingkatan
yang salah satunya adalah pramuka golongan penggalang. Pramuka penggalang
merupaka tingkatan pramuka muda dalam organisasi pramuka. Pramuka
penggalang merupakan sebutan bagi anggota pramuka yang berusia antara 11-
22
15 tahun. Kata penggalang berasal dari sejarah Indonesia yang merujuk pada
masa penggalangan kesatuan dan persatuan bangsa. Tingkatan pramuka
penggalang meliputi ramu, rakit, dan terap (Pramana, 2011 : 51).
Kegiatan latihan pasukan penggalang dititik beratkan pada kegiatn yang
bersifat regu atau kelompok. Ketika melakukan pembinan terhadap pramuka
penggalang, Pembina harus menggunakan konsep ing ngarsa sung tuladha
(yang di depan memberikan contoh), ing madya mangun karsa ( yang di tengan
memberikan semangat), dan tut wuri handayani ( yang di belakang memberikan
dorongan).
d. Kegiatan Pramuka Penggalang
Kegiatan pramuka penggalang adalah kegiatan yang memilki karakter
dinamis, progresif dan menantang. Ketika melakukan kegiatan pramuka
penggalang seorang pembina harus pintar dan kreatif untuk mengemas kegiatan
agar lebih menarik. Pembina pramuka sebagai kunci selama kegiatan
berlangsung dan Pembina harus membangun hubungan komunikasi baik
dengan anggotanya.
Kegiatan pramuka biasanya diawali dengan upacara sesuai golongan
kemudian dilanjutkan dengan berkumpul sesuai regu guna menerima
pengarahan dari Pembina tentang hal-hal yang akan dilakukan pada hari itu.
Kegiatan pramuka penggalang memilki kegiatan yang melatih kemandirian,
menantang dan berkarakter. Setiap anggota pramuka penggalang
dikelompokkan dalam satuan-satuan kecil yang di sebut regu. Setiap regu terdiri
atas delapan orang penggalang. Regu dipimpin oleh seorang pimpinan regu
(PINRU) yang bertanggung jawab penuh atas regunya.
23
Satuan pramuka penggalang adalah satuan terpisah dimana pramuka
penggalang putra dan pramuka penggalang putri dipisah tidak digabungkan
menjadi satu. Dalam pramuka penggalang memiliki nama nama regu untuk
mengidentifikasi regu tersebut. Nama regu putra diambil dari nama-nama
hewan misalnya harimau, kobra dan elang. Sedangkan nama-nama regu
pramuka penggalang putri di ambil dari nama-nama tumbuhan/bunga semisal,
anggrek, mawar, melati dll. Pramuka penggalang memiliki kode kehormatan
yaitu janji pramuka penggalang berupa trisatya yang berbeda dengan pramuka
siaga dan kode moral berupa dasa dharma.
4. Keterkaitan Pendidikan Karakter, Ekstrakurikuler dan Pramuka.
Pembahasasan di atas telah menjelaskan tentang pendidikan karakter,
karakter gotong royong, ekstrakurikuler dan Pramuka. Keterkaitan dari
pendidikan karakter, karakter gotong royong, ekstrakurikuler dan Pramuka
merupakan kesatuan fokus analisis penelitian, yang mana pendidikan karakter
merupakan pendidikan kepribadian atau watak yang harus dimiliki oleh seluruh
individu terlebih pada karakter gotong royong, yang mana karakter gotong
royong merupakan karakter yang mendasar untuk manusia belajar menjadi
mahluk sosial yang tidak hidup sendirian melaikan hidup berdampingan dengan
lingkungan dan masyarakat sekitar yang saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya.
Kaitannya dengan ekstrakurikuler pramuka, bahwa ekstrakurikuler
pramuka merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pembelajaran di kelas
yang mana dijadikan sebagai sarana penanaman nilai karakter serta memiliki
tujuan untuk memberikan pengalaman baru yang tidak didapatkan di
24
lingkungan kelas maupun di lingkungan keluarga. Ekstrakurikuler pramuka
memiliki berbagai kegiatan yang melibatkan regu atau kelompok yang mana
peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan teman dalam regunya. Dengan
demikian karakter gotong royong dapat ditanamkan pada ekstrakurikuler
pramuka dengan tujuan untuk meminimalisir melemahnya karakter gotong
royong pada peserta didik.
25
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1.1 Tabel penelitian relevan
No Judul Penelitian Identitas Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan
1 Analisis pendidikan
karakter siswa pada
kegiatan
ekstrakurikuler
karawitan di SDN
Purwantoro 1 Malang
Skripsi Aris
Munandar. 2018.
Mahasiswa program
studi pendidikan guru
sekolah dasar.
Universits
Muhammadiyah
Malang
Nilai-nilai karakter
yang muncul setelah
mengikuti
ekstrakurikuler
karawitan adalah
religious, jujur,
toleransi, cinta tanah
air, damai tanggung
jawab dan peduli sosial
Penelitian ini
memiliki
kesamaan yaitu
meneliti tentang
penanaman nilai
karakter
Perbedaannya
adalah
penanaman
nilai karakter
pada
penelitian ini
mengacu pada
keseluruhan
nilai karakter
dan penelitian
ini pada
ekstrakurikule
r karawitan
serta pada
tempat
penelitian
yang berbeda
2 Penguatan pendidikan
karakter gotong royong
melalui ekstrakurikuler
pramuka tingkat siaga
di SDN Ketawang
gede Malang
Skripsi Alivia
Mayvita Erliandari.
2018. Mahasiswa
program studi
pendidikan guru
sekolah dasar.
Universits
Muhammadiyah
Malang
Pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di SDN
Ketawang gede malang
sudah berjalan dengan
baik, dan nlai karakter
yang ditanamkan
dalam ekstrakurikuler
pramuka tingkat siaga
diantaranya adalah,
sikap saling
menghargai, kerjasama
dan bermusyawarah,
solidaritas dan tolong
menolong.
Penelitian ini
memiliki
kesamaan yaitu
meneliti tentang
penanaman nilai
karakter gotong
royong pada
kegiatan
ekstrakurikuler
pramuka
Perbedaannya
adalah dalam
pemilihan
ekstrakurikule
r penelitian ini
melakukan
pengamatan
pada tingkatan
siaga.
Perbedaan
lainnya adalah
pada tempat
penelitian
berlangsung
3 Analisis nilai-nilai
pendidikan karakter
pada ekstrakurikuler
pramuka di SDN
Lorejo 2 Kabupaten
Bliar
Skripsi Nike
Rahmawati. 2017.
Mahasiswa program
studi pendidikan guru
sekolah dasar.
Universits
Muhammadiyah
Malang
Nilai-nilai karakter
sudah mulai muncul
pada ekstrakurikuler
pramuka diantaranya
adalah, religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kreatif, mandiri,
menghargai prestasi,
cinta tanah air, peduli
social, rasa tanggung
jawab. Beberapa
kendala yang ditemui
yaitu beberapa siswa
terkadang tidak
memperhatikan pelatih
Penelitian ini
memiliki
kesamaan yaitu
penelitian ini
sama-sama
menganalisis
tentang nilai-
nilai karakter
yang terdapat
pada
ekstrakurikuler
pramuka.
Perbedaannya
adalah
penelitian ini
menganalisis
nilai-nilai
karakter
secara
keseluruhan.
Perbedaan
lainnya adalah
pada tempat
penelitian
berlangsung
26
C. Kerangka pikir
Fakta (Kondisi di lapangan)
Berdasarkan hasil Observasi awal di
SDN Kauman 1 Malang
1. Banyaknya kegiatan yang melibatkan
tim pada kegiatan ekstrakurikuler
pramuka.
2. Pembina pramuka memiliki
pemahaman yang baik mengenai
kepramukaan.
3. Sarana dan prasarana yang dimiliki
sekolah dapat dikatakan cukup
lengkap untuk melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
meskipun ada beberapa peralatan
yang belum tersedia.
Harapan
1. Pendidikan karakter gotong royong dapat
diterapkan dengan baik melalui
ekstrakurikuler pramuka
2. Pembina Pramuka memiliki pemahaman
yang baik mengenai kepramukaan dan
karakter.
3. Sekolah menyediakan fasilitas yang
memadai untuk kegiatan pramuka karena
sarana dan prasarana sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pelaksanaan
pendidikan karakter disekolah.
Bagaimana pelaksanaan
penanaman nilai karakter
gotong royong melalui kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di
SDN Kauman 1 Malang
Apa saja faktor penghambat dan
pendukung dalam melakukan
penanaman pendidikan karakter
gotong royong di SDN Kauman
1 Malang
Bagaimana upaya mengatasi
faktor penghambat dalam
melakukan penanaman
pendidikan karakter gotong
royong di SDN Kauman 1 Malang
Melemahnya nilai karakter gotong royong pada peserta didik
akibat Perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Judul
Analisis penanaman karakter gotong royong melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka pada siswa
golongan penggalang SDN Kauman 1 Malang