Upload
others
View
32
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
a. Definisi Media Pembelajaran
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru.
Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek
dan alat-alat yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu
memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakai orang kurang
memperhatikan aspek desain (Sudiman, 2010:7).
Menurut Mc Luahan dalam Mudlofir (2017:122) media pembelajaran
merupakan suatu perantara atau alat yang dapat memperluas dan memperpanjang
kemampuan manusia (siswa) untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam
batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu. Artinya suatu media pembelajaran
dijadikan pengantar saat pembelajaran untuk menghapus batasan-batasan jarak,
ruang dan waktu, sehingga siswa dapat merasakan langsung pengalaman saat
pembelajaran. Adanya suatu media pembelajaran akan membuat siswa lebih
mudah memahami suatu materi. Selain itu media pembelajaran juga dapat
membuat suatu pembelajaran menjadi menyenangkan.
Yaumi (2018:7) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sema
bentuk peralatan fisik yang didesain secara terencana untuk menyampaikan
informasi dan membangun interaksi. Peralatan fisik yang dimaksud mencakup
benda asli, bahan cetak, visual, audio, audio-visual, multimedia, dan web.
13
Peralatan tersebut harus dirancang dan dikemabangkan secara sengaja agar sesuai
dengan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran merupakan segala bentuk peralatan fisik yang digunakan
menyampaikan pesan dan informasi agar siswa dapat membangun pengetahuan
dengan efektif dan efisien. Selain itu adanya media pembelajaran dapat membuat
siswa merasakan pengalaman langsung saat pembelajaran dan membuat
pembelajaran menjadi menyenangkan.
b. Ciri dan Pemilihan Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2010:12) mengemukakan bahwa ada 3 ciri
media pembelajaran mengapa harus digunakan, ketiga ciri tersebut antara lain:
1) Ciri Fiksatif, ciri ini berarti suatu media pembelajaran harus memiliki
kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi
suatu peristiwa atau objek. Dengan demikian kejadian-kejadian atau objek
yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat
digunakan setiap saat sesuai keinginan
2) Ciri Manipulatif, yang dimaksud ini merupakan media pembelajaran harus
memiliki kemampuan untuk mentansformasi atau memanipulasi suatu
kejadian atau objek. Misalnya suatu kejadian beberapa hari dapat
dimanipulasi menjadi beberapa menit, seperti proses larva menjadi
kepompong kemudian menjadi kupu-kupu.
3) Ciri Distributif, ciri distributif itu sendiri berarti media pembelajaran
memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransfer melalui ruang dan
14
secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut
Menurut Ambiyar dalam Mahnun (2012:31) ada 3 kriteria pemilihan
media, antara lain:
1) Kelayakan praktis, kelayakan praktis merupakan, media yang
dimanfaatkan atau dirancang harus sudah familiar di kalangan guru, bahan
yang digunakan mudah diperoleh, tidak membutuhkan waktu yang lama
saat mempersiapkan media dan menyesuaikan faslitas yang mendukung di
sekolah
2) Kelayakan teknis, pada kalayak tekis dibagi lagi menjadi 2, yakni:
a) Kualitas pesan: kecocokan dengan sasaran belajar, kejelasan
penggunaannya dan saat menggunakan media materi akan terasa lebih
mudah dipahami.
b) Kualitas visual: meliputi keindahan, kesederhanaan, penonjolan,
kebulatan dan keseimbangan.
3) Kelayakan biaya, berarti kebutuhan saat merancang dan menggunakan
media juga harus efisien biaya. Sebab mengapa harus memilih yang mahal
jika efektifitasnya sama dengan yang sederhana
Sesuai dengan ciri dan kriteria pemilihan media pembelajaran di atas,
dapat dikatakan bahwa saat memilih media pembelajaran perlu dipertimbangkan
kondisi dari pihak yang terkait. Pihak-pihak tersebut antara lain, siswa, guru dan
sekola, sehingga ketiganya saling keterkaitan dengan baik maka akan diciptakan
suatu media pembelajaran yang baik. Selain itu dalam merancang media
pembelajaran juga harus mempertimbangkan ciri media pembelajaran yang baik,
15
agar media pembelajaran yang dibuat dapat menarik dan sesuai dengan
pembelajaran.
c. Ragam Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk
membantu dalam menstimulus indera penglihatan saat terjadinya proses
pembelajaran. Adapun ragam media pembelajaran menurut Sumiharsono (2018:5)
adalah sebagi berikut:
1) Media visual dibagi menjadi 2 bentuk yaitu :
a) Media yang dapat diproyeksikan, misalnya film slide, film strip, dan
sebagainya.
b) Media yang tidak dapat diproyeksikan, misalnya
(1) Media dua dimensi, misalnya gambar peta, bagan, dan sebagainya.
(2) Media tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka, dan sebagainya.
2) Media audio, media yang digunakan untuk membantu dalam menstimulasi
indera pendengaran pada saat jalannya proses penyampaian materi di
kelas. Media audio misalnya, radio, pita suara, piringan hitam, dan
sebagainya.
3) Media audio visual, media audio visual merupakan media yang
mengombinasikan anatra media visual dan audio sering disebut dengan
media pandang dan dengar, misalnya televisi dan kaset video
16
d. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran digunakan untuk mempermudah konsep yang
kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana dan kongkret. Adanya media
pembelajaran akan memudahkan siswa dalam menyerap materi saat belajar.
Secara umum media Pendidikan juga memiliki fungsi, menurut Sudiman
(2010:7), antara lain sebagai berikuta:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (berupa
kata-kata)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif siswa
4) Dengan dilengkapi keunikan siswa, lingkungan, kurikulum dan lain-lain
media dapat merangsang siswa dalam pembelajaran
Selain itu media pembelajaran dapat memberikan membantu dalam proses
belajar mengajar menjadi lebih menarik. Adapula fungsi media yang berbeda
menurut Rosyada (2010:38) antara lain:
1) Media pembelajaran sebagai sumber belajar, artinya media pembelajaran
sebagi penyaur, penyampai dan penghubung dalam pembelajaran
2) Fungsi semantik, media diharapkan dapat menambah pembendaharaan
kata yang makna dan maksudnya benar-benar dipahami siswa.
3) Fungsi manipulatif, artinya media didasarkan pada karakteristik
sebenarnya
4) Fungsi psikologis, media diharapkan dapat menjadi pusat perhatian siswa
17
5) Fungsi sosio-kultur, media dapat mengatasi hambatan sosio-kultur antar
siswa saat berkomunikasi dalam pemelajaran
2. Media Diorama Denah Tematik
a. Definisi Media Diorama Denah Tematik
Media Diorama Denah Tematik merupakan media visual yang berbentuk 3
dimensi berupa denah dan miniatur-miniatur yang dapat digerakkan. Berbagai
miniatur terdapat di dalam media ini, antara lain: bagunan rumah, klinik, masjid,
balai, monumen, sawah, pepohonan dan lain sebagimana. Selain itu terdapat
miniatur berbentuk manusia untuk digerakan sesuai dengan cerita dan dialog yang
dibacakan dalam buku panduan. Beberapa miniatur bagunan yang terdapat di atas
denah juga dapat diotak-atik oleh siswa untuk mencari suatu hubungan bangun
ruang dengan bangun datar serta membuktikan jaring-jaring beberapa bangun
ruang.
Media pembelajaran itu sendiri digunakan untuk menyampaikan informasi
dan pesan dari suatu materi. Berhubungan dengan pengertian di atas Media
Diorama Denah Tematik disajikan untuk membantu pembelajaran tematik pada
Subtema Bumi Bagian dari Alam Semesta, khususnya di Pembelajaran 5. Adapun
materi yang berada dalam pembelajaran tersebut meliputi materi teks laporan
informatif bentuk bumi, hubungan bangun ruang dan bangun datar serta hak dan
kewajiban berdasarkan sila Pancasila.
Media Diorama Denah Tematik selain dapat menyampaikan pesan dan
informasi pembelajaran juga dapat meningkatkan interaksi antara guru dan siswa.
Ketika pembelajaran guru tidak terkesan yang paling menguasai kelas, dengan
18
media ini siswa akan berdiskusi sesama siswa. Guru hanya memandu
pembelajaran serta mengontrol jalannya penggunaan media. Secara otomatis
media Media Diorama Denah Tematik berdampak positif pada pengembangan
anak secara sosial termasuk dalam berinteraksi.
Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran
serta sesuai dengan materi, keadaan sekolah dan keadaan siswa. Media Diorama
Denah Tematik sangat cocok dengan karakter siswa yang aktif dan berani, sebab
melalui media ini siswa memperoleh pengalaman langsung mengotak-atik dan
menggerakan media sesuai cerita dan dialog yang dibacakan. Oleh karena itu
pengguanaan Media Diorama Denah Tematik tersebut disusun selain untuk
menunjang kompenen-komponen yang dibutuhkan guru dan siswa juga
disesuaikan karakter siswa saat belajar.
b. Langkah-langkah Penggunaan Media Diorama Denah Tematik
Setiap media pembelajaran tentunya memiliki langkah-langkah dalam
penggunaannya yang berbeda antara media satu dengan media lainnya.
Penggunaan media visual Menurut Arsyad (2010:92) terdapat beberapa hal yang
perlu diketahui untuk kepraktisan secara umum, yakni sebagai berikut:
1) Mengusahan visual yang sesederhana mungkin.
2) Visual digunakan untuk mnekan informasi saran.
3) Gunakan grafik untuk mrnggambarkan ikhtisar.
4) Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.
5) Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan.
6) Hinder visual yang tidak seimbang.
19
7) Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
8) Visual khusunya diagram amat membantu materi kompleks.
9) Visual yang dimaksud untuk mengkomunikasikan gagasan.
10) Unsur-unsur pesan dalam visual harus ditonjolkan.
11) Keterangan gambar harus disiapkan.
12) Warna yang digunakan harus realistik.
13) Warna dan bayangan digunakan untuk menarik perhatian.
Sesuai dengan kepraktisan penggunaan media visual secara umum, adapun
tahapan penggunaan Media Diorama Denah Tematik secara antara lain:
1) Guru menyiapkan Media Diorama Denah Tematik beserta buku
panduannya.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
3) Siswa di kelas dibagi menjadi 5 kelompok.
4) Masing-masing satu siswa perwakilan kelompok maju.
5) Setiap perwakilan mendapat satu miniatur berbentuk manusia untuk
digerakkan.
6) Guru menjelaskan cara menggunakan Media Diorama Denah Tematik.
7) Guru mengawali penggunaan Media Diorama Denah Tematik dengan
membacakan narasi di dalam buku panduan dan semua siswa
mendengarkan.
8) Siswa secara bergantian membaca dialog sesuai peran dan miniaturnya
untuk digerakkan. Dialog yang berada pada buku panduan berupa
pertanyaan dan jawaban.
20
9) Jika terdapat dialog rumpang maka terdapat jawaban yang harus dijawab
oleh perwakilan kelompok mendapat bagian dialog tersebut.
10) Sebelum menjawab siswa harus berdiskusi dengan anggota kelompoknya
yang sedang memperhatikan jalannya cerita.
11) Guru memberikan penguatan dan meluruskan jika jawabannya salah.
12) Langkah ke 8-11 diulag terus menerus hingga cerita selesai.
13) Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dilakukan
menggunakan Media Diorama Denah Tematik.
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Diorama Denah Tematik
Media pembelajaran merupakan suatu sarana penyampaian pesan dan
informasi dalam pembelajaran, dalam penggunaannya media pembelajaran
tentunya memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Menurut Arsyad (2010:42)
media visual secara umum memiliki kelebihan dan keterbatasan adalah, sebagai
berikut:
Kelebihan:
1) Bermanfaat di ruang mana pun tanpa harus ada penyesuaian khusus.
2) Pemakaian dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan
sementara penyajian berlangsung.
3) Mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan.
4) Fasilitas papan tulis selalu tersedia di ruang-ruang kelas.
Keterbatasan:
1) Terbatas penggunaannya dalam kelompok kecil memerlukan keahlian
khusus dari penyajianya (apalagi jika membutuhkan penjelasan verbal).
21
2) Mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media
yang diproyeksikan.
Setiap penggunaan media, tentu terdapat kelebihan dan kelemahan di
dalamnya. Sedangkan untuk Media Diorama Denah Tematik memiliki kelebihan,
antara lain:
1) Media Diorama Denah Tematik dibuat untuk membantu pembelajaran
tematik Tema Bumi dan Alam Semesta, Subtema Bumi Bagian dari Alam
Semesta, Pembelajaran 5 yang meliputi materi teks laporan informatif
bentuk bumi, hubungan bangun ruang dan bangun datar serta hak dan
kewajiban berdasarkan sila Pancasila.
2) Berbentuk 3 dimensi yang menarik untuk digunakan.
3) Media Diorama Denah Tematik merupakan media yang awet karena
terbuat dari kayu.
4) Media Diorama Denah Tematik dilengkapi dengan buku panduan.
5) Media Diorama Denah Tematik dapat digunakan berkali-kali karena terdiri
dari 3 cerita.
6) Media Diorama Denah Tematik dapat diotak-atik siswa sehingga
memunculkan pengalaman langsung dalam pembelajaran.
Adapun kelemahan dari Media Diorama Denah Tematik antara lain:
1) Media Diorama Denah Tematik hanya bisa digunakan pada Subtema Bumi
Bagian dari Alam Semesta, Pembelajaran 5 yang meliputi materi teks
laporan informatif bentuk bumi, hubungan bangun ruang dan bangun datar
serta hak dan kewajiban berdasarkan sila Pancasila.
2) Biaya yang dipakai saat membuat cukup mahal.
22
3) Media Diorama Denah Tematik kurang menyerupai bentuk nyata dari
denah sebenarnya, sebab miniatur bangunan terbatas sesuai materi.
3. Pembelajaran Tematik
Menurut teori Piaget, proses belajar dapat berlangsung jika terjadi proses
pengolahan data yang aktif di pihak pembelajar. Pengolahan data yang aktif
merupakan aktivitas lanjutan dari kegiatan mencari informasi dan dilanjutkan
dengan kegiatan penemuan. Piaget juga berpendapat bahwa berdasarkan
perkembangan berpikir siswa sekolah dsar berada pada tahap operasional konkret
(7-11 tahun) yang ditandai dengan kemampuan berpikir konkret dan mendalam,
mampu mengklasifikasikan dan mengontrol persepsinya (Majid, 2014:8).
Memperhatikan perkembangan berpikir tersebut, Majid (2014:10)
berpendapat bahwa kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga
ciri, yaitu:
a. Konkret
Konkret mengandung makna proses belajar dimulai dari hal-hal yang
nyata , yakni dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar atau media
pembelajaran.
b. Integratif
Integratif dapat diartikan sebagai cara berpikir anak dalam mempelajari
sesuatu sebagai sesuatu yang utuh, belum mampu memilah-milah konsep
dari disiplin ilmu.
23
c. Hierarkis
Cara belajar hierarkis adalah berkembang secara bertahap mulai dai hal-
hal yang sederhana menuju ke hal-hal yang kompleks, dengan demikian
perlu diperhatikan keterkaitan materi dan cakupan keluasan serta
kedalaman materi.
Berdasarkan pola berpikir dan cara belajar siswa sekolah tersebut akan
mempengaruhi seluruh kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan guru. Oleh
karena itu terdapat perubahan kurikulum menjadi kurikulum 2013. Orientasi
kurikulum 2013 bahwa suatu pembelajaran harus mencakup keseimbangan antara
kompetensi sikap (ittitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge)
sesuai dengan konsep pembelajan tematik. Depdiknas (2006:5) menyatakan
bahwa pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan model dari kurikulum
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa.
Majid (2014:86) menyatakan pengertian pembelajaran tematik dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang
digunakan untuk memahami gajala-gejala dan konsep-konsep, baik berasal
dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
b. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubngkan berbagai mata
pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan siswa.
c. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa
secara simultan.
24
d. Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa mata pelajaran yang
berbeda dengan harapan siswa akan belajar lebih baik dan bermakna.
Menurut Akbar (2016:17) pembelajaran tematik adalah pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran ke dalam tema dengan proses pembelajaran yang bermakna dan
disesuaikan dengan perkembangan siswa. Bermakna artinya bahwa pada
pembelajaran tematik siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan nyata dengan menghubungkan konsep-konsep
dalam satu mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan bahwa pembelajaran
tematik sebagai suatu konsep belajar mengajar yang melibatkan beberapa mata
pelajaran dalam suatu tema untuk memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami
konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dengan
menghubungkan konsep lain yang sudah dipahami.
4. Materi Subtema Bumi Bagian dari Makhluk Hidup
Bumi merupakan bagian dari alam semesta, bentuk dan lapisan bumi serta
bagian-bagian bumi dapat diamati oleh manusia di dalamnya. Mengamati bumi
dan seisinya yakni dengan membuat teks laporan informatif. Teks laporan
informatif merupakan laporan hasil sebuah pengamatan yang dilakukan dengan
tujuan untuk menginformasikan hasil yang sudah diperoleh kepada orang banyak
ataupun sekelompok orang. Laporan informatif berisi pengelompokkan jenis-jenis
atau ciri-ciri suatu kriteria. Selain itu teks informatif hanya memaparkan atau
25
menggambarkan fenomena yang diamati kepada pembacanya. Adapun langkah-
langkah membuat teks informatif adalah sebagai berikut (Mudikawati, 2018:591):
1) Menetukan judul teks laporan informatif berdasarkan objek yang ingin
diamati
2) Membuat kerangka laporan informatif
3) Membuat kalimat pembuka laporan informatif
4) Mengembangkan ide-ide yang ada di dalam kerangka yang sudah dibuat
5) Menyusun isi laporan dengan gagasan pokok, dan saran yang disertai
alasan mengenai teks laporan.
6) Membuat kalimat penutup berupa kesimpulan yang diambil dari
pengamatan.
Bumi memiliki bangian-bagian di dalamnya, mulai dari yang berasal alam
dan buatan manusia. Gunung, sungai, laut, tumbuhan-tumbuhan merupakan
contoh bagian bumi yang berasal dari alam. Jalan, waduk, bangunan dll
merupakan contoh bagian bumi yang bersal dari buatan manusia. Semua
bangunan-bangunan yang ada dalam bumi memiliki ruang dan volume. Beberapa
bangunan berbentuk kubus, balok dan atapnya terkadang berbentuk prisma atau
limas. Jadi bangunan-bangunan yang ada di bumi ini merupakan cerminan dari
bangun ruang.
Bangun ruang itu sendiri terbagi menjadi 2, bangun ruang sisi datar dan
sisi lengkung. Menurut Sari (2012:2) bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang
yang memiliki sisi berbentuk bangun datar dan memiliki volume (isi). Adapun
macam-macam bangun ruang sisi datar adalah sebagai berikut:
26
1) Kubus merupakan bangun ruang yang memiliki ukuran dan bentuk sisi-sisi
yang sama, yaitu persegi
Gambar 2.1 Kubus
(Olahan Peneliti)
Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus
(Olahan Peneliti)
2) Balok adalah bangun ruang yang memiliki enam buah sisi yang berbentuk
persegi panjang dimana sisi yang berhadapan sama besar.
Gambar 2.3 Balok
(Olahan Peneliti)
Gambar 2.4 Jaring-jaring Balok
(Olahan Peneliti)
3) Prisma adalah bangun ruang yang terdiri dari dua buah sisi sejajar sama
besar dimana sisi tersebut merupakan sisi tutup dan sisi alas.
Gambar 2.5 Prisma
(Olahan Peneliti)
Gambar 2.6 Jaring-jaring Prisma
(Olahan Peneliti)
27
4) Limas adalah bangun ruang yang terdiri dari sebuah segi sebagai sisi
alasnya dan beberapa sisi tegak yang berbentuk segitiga.
Gambar 2.7 Limas
(Olahan Peneliti)
Gambar 2.8 Jaring-jaring Limas
(Olahan Peneliti)
Sebagai manusia yang merupakan penghuni bumi, kita wajib menjaga dan
merawat bumi, baik dengan isinya yang tidak hidup maupun dengan sesama
manusia. Termasuk dalam penerapan hak dan kewajiban, manusia harus
melaksanakan dengan sebaik-baiknya di bumi ini. Contohnya di negara Indonesia,
penerapan hak dan kewajiban harus sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi
negara. Adapun penerapan hak dan kewajiban Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, baik di keluarga sekitar rumah, di sekolah atau dimanapun berada di bumi ini
adalah sebagai berikut (Mudikawaty, 2018:181-182):
1) Ketuhanan Yang Maha Esa, pengamalan hak dan kewajibannya yaitu
sebagai berikut: a) percaya dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya, b) bersikap toleransi kepada sahabat, teman, tetangga, yang
berbeda agama, c) tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain, d)
saling menghormati, tolong menolong, dan menjaga kerukunan antar umat
beragama, e) bebas memilih agama dan keyakinan, f) bebas beribadah
dimanapun sesuai ajaran agamnya, g) hak mendapatkan ilmu tentang
agama di sekolah maupun di keluarga.
28
2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, pengamalannya yaitu sebagai
berikut: a) mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban sesama setiap
manusia, b) senang membantu teman yang sedang mengalami kesusahan,
c) memberikan bantuan kepada korban bencana alam, d) mengembangkan
sikap tenggang rasa, e) menjunjung tinggi hak asasi manusia, f)
mengembangkan sikap saling tenggang rasa, g) hak mendapatkan
pertolongan di rumah sakit ataupun di tempat lain, h) berhak memperoleh
pujian dari oranglain ketika melakukan kebaikan.
3) Persatuan Indonesia, pengamalannya yaitu sebagai berikut: a)
mengembangkan sikap nasionalisme dan patriotisme, b) rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara, c) mengembangkan sikap saling
menghargai antar suku, agama dan ras, d) menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan indonesia, e) mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi atau golongan, f) berhak memilih suku, adat dan
budaya secara bebas, g) kebebasan dalam memilih bahasa yang digunakan.
4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan dan Perwakilan, pengamalannya yaitu sebagai berikut:
a) selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
menyelesaikan permasalahan, b) menghargai hasil musyawarah, c) ikut
serta dalam pemilihan umu, pilpres, dan pilkada, d) memberikan
kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang tekah terpilih melalui
pemilihan umum, e) tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, serta
menghormati dan menghargai pendapat orang lain meskipun berbeda
dengan pendapat kita, f) berhati besar untuk menerima keputusan apapun
29
yang dihasilkan oleh musyawarah, g) bekerjasama untuk mempertanggung
jawabkan hasil musywarah, h) berhak memilih ketika pemilu, i) bebas
berpendapat, memberi saran atau kritik dimana saja.
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, pengamalannya yaitu
sebagai berikut: a) menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong
royong dalam kehidupan, b) peduli terhadap penderitaan yang dialami
orang lain. c) tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang
lain, d) gemar melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kemajan
dan keadilan sosial, e) menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban,
f) suka menolong orang lain, g) tidak hidup boros, h) pemerataan
pembangunan bagi seluruh rakyat indonesia, i) hak memperoleh
pendidikan yang terbaik.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Pada penelitian ini terdapat dua kajian yang relevan yang digunakan
sebagai pembanding dalam pengembangan Media Diorama Denah Tematik.
Adapaun dua kajian penelitian yang relevan antara lain: Penelitian dan
pengembangan yang ditulis oleh Wulandari (2015) dengan judul “Pengembangan
Media Denah Tiga Dimensi dalam Pembelajaran IPS Materi Denah pada Siswa
Kelas III SDN Serut Kabupaten Tulungagung” dalam penelitian tersebut
menunjukkan penggunaan media pembelajaran diperuntukkan pada materi denah
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) saja. Penelitian tersebut relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti untuk mengembangkan media
30
denah tiga dimensi yang tidak hanya untuk materi denah melainkan untuk
pembelajaran tematik Subtema Bumi Bagian dari Alam Semesta.
Penelitian kedua oleh Ratnasari (2018) dengan judul “Pengembangan
Media Pangan 3D (Papan Lingkungan Tiga Dimensi) Subtema Keberagaman
Makhluk Hidup di Lingkunganku Kelas IV Sekolah Dasar” dalam penelitian
tersebut menunjukkan penggunaan media untuk pembelajaran tematik Subtema
Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkungan, Pembelajaran 1 yang
mengintegrasikan tiga mata pelajaran IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Penelitian
tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti untuk
mengembangkan konsep maket dengan desain berbentuk denah akan tetapi tetap
bisa digunakan untuk pembelajaran tematik.
Adapun perbedaan dan persamaan penelitian pengembangan media yang
dilakukan peneliti dengan penelitian yang relevan disajikan sebagaimana pada
Tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
No Peneliti Tahun Judul Persamaan Perbedaan
1 Dessy Tri
Wulandari
2015 Pengembangan
Media Denah
Tiga Dimensi
Dalam
Pembelajaran IPS
Materi Denah
pada Siswa Kelas
III SDN 3 Serut
Kabupaten
Tuluangagung.
1. Menggunakan
media 3 dimensi.
2. Pengembangan
media dibuat
untuk anak kelas
III Sekolah Dasar.
3. Media yang
dikembangkan
sama berupa
denah 3 dimensi.
4. Media dapat
digunakan dalam
kelompok.
1. Media yang
dikembangakan hanyak
untuk materi denah
mata pelajaran IPS.
2. Pengembangan media
berdasarkan kurikulum
KTSP.
3. Media denah tersebut
tidak dapat diotak atik
siswa.
4. Tidak dilengkapi buku
panduan.
5. Menggunakan model
penelitian R&D.
2 Nur’aini
Ratnasari
2018 Pengembangan
Media Pangan 3D
(Papan
Lingkungan Tiga
Dimensi)
Subtema
1. Menggunakan
media 3 dimensi
2. Media yang
dikembangkan
mencakup
pembelajaran
1. Pengembangan media
dibuat untuk anak kelas
IV SD.
2. Media berbentuk
maket.
31
No Peneliti Tahun Judul Persamaan Perbedaan
Keberagaman
Makhluk Hidup
di Lingkunganku
Kelas IV Sekolah
Dasar
1. Subtema
Keberagaman
Makhluk Hidup di
Lingkungan ku PB
1.
2. Media yang
dikembangkan
berdasarkan
kurikulum 2013.
3. Menggunakan
model
pengembangan
ADDIE.
Sumber: Olahan Peneliti, 2018
C. Kerangka Pikir
Pengembangan Media Diorama Denah Tematik dilakukan melalui
beberapa tahap dengan menggunakan model pengembangan ADDIE, (1) Alalyze,
peneliti melakukan observasi langsung di kelas III SDN Tulusrejo 3 Malang
memperoleh hasil dengan kondisi nyata siswa mengikuti pembelajaran dengan
aktif dan berani melakukan tanya jawab, namun ketika diberikan pertanyaan
jawabannya kurang tepat. Masalah demikian diperolah karena tingkat pemahaman
mereka terhadap materi kurang. Kurangnya pemahaman materi tersebut salah
satunya dikarenakan guru kurang memaksimalkan media yang tersedia. Selain itu
peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas III SDN Tulusrejo 3 Malang
memperoleh hasil siswa kesulitan dalam mata pelajaran Matematika, ketika materi
bangun ruang hanya menggunakan media berbentuk bangun ruang dan tidak dapat
diotak-atik menjadi jaring-jaring. (2) Design, perencanaan media tiga dimensi
berbentuk denah berupa desain produk, dilengkapi dengan desain buku panduan.
(3) Development, dilakukan proses pembuatan produk media tiga dimensi
berbentuk denah timbul menggunakan kayu dilengkapi dengan buku panduan. (4)
Implementation, menerapkan produk Media Diorama Denah Tematik kepada
32
siswa kelas III SDN Tulusrejo 3 Malang. (5) Evaluation, dilakukan setiap tahapan
atau evaluasi formatif. Adapaun kerangka pikir dijabarkan sebagai berikut:
Analisis Kebutuhan
Siswa kelas III SDN Tulusrejo 3 Malang memerlukan media pembelajaran tiga
dimensi berupa media Diorama Denah Tematik dalam pembelajaran tematik
Subtema Bumi Bagian dari Alam Semesta untuk meningkatkan partisipasi siswa.
Kondisi Nyata:
Siswa kelas III SDN Tulusrejo 3
Malang mengikuti pembelajaran
dengan aktif dan berani melakukan
tanya jawab, namun ketika diberikan
pertanyaan jawabannya kurang tepat.
siswa kesulitan dalam mata pelajaran
Matematika, ketika materi bangun
ruang hanya menggunakan media
berbentuk bangun ruang dan tidak
dapat diotak-atik siswa. Guru belum
memaksimalkan media pembelajaran
yang tersedia serta kurang termotivasi
dalam membuat media pembelajaran.
Kondisi Ideal
Siswa SD berada pada tingkat
operational konkret, (usia 7-11
tahun) yang ditandai dengan
mulai memiliki kecakapan
berpikir logis, akan tetapi
hanya dengan benda-benda
yang bersifat nyata, sehingga
memerlukan media saat
pembelajaran (Syah 2014: 66).
Media yang layak
Penelitian dan pengembangan media Diorama Denah Tematik menggunakan
model pengembangan ADDIE (analyze, design, development, implementation,
evaluation). Siswa kelas III SDN Tulusrejo 3 Malang sebagai subjek melalui
teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi
Media yang praktis
Media Diorama Denah Tematik
Gambar 2.9 Kerangka Pikir