21
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full Day School Menurut etimologi kata full day school berasal dari bahasa inggris. full memiliki arti penuh, sedangkan day memiliki arti kata hari. Sehingga jika digabung, akan memiliki arti sehari penuh. Sedangkan school itu sendiri memiliki arti sekolah. Jadi dapat disimpulkan full day school adalah sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar yang mulai dijalankan sehari penuh mulai dari pagi hingga menjelang sore hari, yaitu dari pukul 07.00 sampai 15.00 dengan durasi istirahat. Hal yang diutamakan dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman (Baharuddin dalam Yulianita, 2013). Biasanya sekolah melakukan pertemuan sekitar 6 jam per hari selama 180 hari pertahun. Waktu untuk pengajaran pada dasarnya telah ditentukan, walaupun waktu untuk belajar disekolah dapat di perpanjang dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah. Sistem pembelajaran konvesional kurang efektif dengan ditambah waktu untuk istirahat, olahraga (pendidikan jasmani) peralihan diantara jam pelajaran, pengumuman, dan sebagainya. Pada sekolah sistem full day school proses belajar mengajar yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Full Day School

Menurut etimologi kata full day school berasal dari bahasa inggris.

full memiliki arti penuh, sedangkan day memiliki arti kata hari. Sehingga

jika digabung, akan memiliki arti sehari penuh. Sedangkan school itu

sendiri memiliki arti sekolah. Jadi dapat disimpulkan full day school adalah

sebuah sistem pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan proses belajar

mengajar yang mulai dijalankan sehari penuh mulai dari pagi hingga

menjelang sore hari, yaitu dari pukul 07.00 sampai 15.00 dengan durasi

istirahat. Hal yang diutamakan dalam full day school adalah pengaturan

jadwal mata pelajaran dan pendalaman (Baharuddin dalam Yulianita,

2013).

Biasanya sekolah melakukan pertemuan sekitar 6 jam per hari

selama 180 hari pertahun. Waktu untuk pengajaran pada dasarnya telah

ditentukan, walaupun waktu untuk belajar disekolah dapat di perpanjang

dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah. Sistem pembelajaran

konvesional kurang efektif dengan ditambah waktu untuk istirahat,

olahraga (pendidikan jasmani) peralihan diantara jam pelajaran,

pengumuman, dan sebagainya.

Pada sekolah sistem full day school proses belajar mengajar yang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

10

diberlakukan dari pagi hingga sore yang berarti hampir seluruh aktifitas

anak di sekolah, mulai dari belajar, makan, bermain dan ibadah yang

dikemas dalam sistem pendidikan. Sistem ini pula diharapkan mampu

memberikan nilai-nilai kehidupan yang berkarakter pada anak secara utuh

dan terintegrasi dalam tujuan pendidikan. Kegiatan-kegiatan belajar seperti

tugas sekolah yang biasanya dikerjakan di rumah dapat dikerjakan di

sekolah dengan bimbingan guru yang bertugas. Namun bukan berarti full

day school mengekang siswa untuk tidak bermain dan terus menerus

belajar, tetapi full day school juga terdapat metode dan media belajar yang

meliputi kelas dan alam sehingga siswa tidak menjadi bosan. Adanya sistem

full day school, lamanya pembelajaran tidak menjadi beban karena sebagian

waktunya digunakan untuk waktu-waktu informal (Iwan Kusnadi, 2016).

Dalam sistem full day school, siswa mendapat keuntungan secara

akademis dan sosial, karena waktu belajar dan berinteraksi dengan teman

sekelas lebih lama, selain itu juga dapat menambah pengalaman dalam

belajar. Adanya full day school akan membuat kegiatan belajar akan lebih

intensif daripada dengan sistem sekolah konvensional, dengan ini

produktifitas dalam belajar para siswa lebih tinggi daripada waktu dibuang

hanya untuk bermain. Selain itu, waktu bersama guru akan lebih panjang,

yang memungkinkan lebih dekat dengan guru.

Menurut Mujayanah (2013:13) full day school merupakan sebuah

model pendidikan alternatif, dimana peserta didik sehari penuh berada di

sekolah untuk melakukan proses pembelajaran dan proses beribadah.

Proses pembelajaran dalam sistem full day school tidak hanya bersifat

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

11

formal, tetapi terdapat banyak suasana pembelajaran yang bersifat informal

dan tidak kaku serta menyenangkan bagi siswa.

2. Tujuaan Full Day School

Pelaksanaan sistem full day school adalah salah satu cara untuk

mengatasi masalah-masalah pendidikan, baik itu masalah prestasi maupun

yang berkenaan dengan moral dan akhlak peserta didik. Dengan mengikuti

full day school, orang tua dapat mencegah kemungkinan anak melakukan

kegiatan-kegiatan negatif.

Selain itu menurut Baharuddin (2009) terdapat beberapa alasan mengapa

sekolah berbasis full day school menjadi pilihan, antara lain :

a. Meningkatkan jumlah orang tua (parent-career) yang kurang

memberikan perhatian kepada anaknya, terutama yang berhubungan

dengan aktifitas anak setelah pulang sekolah.

b. Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat

agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas

berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang masyarakat. kemajuan

sains dan teknologi yang begitu cepat perkembangannya, terutama

teknologi komunikasi dan informasi lingkungan kehidupan perkotaan

yang menjurus ke arah individualisme.

c. Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang

masyarakat. salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur

keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola

kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan

peran. Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

12

tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman

sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun

seeorang ibu juga dituntut untuk dapat berkarier diluar rumah.

d. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika

tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban

teknologi komunikasi. Semakin canggihnya perkembangan didunia

komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (bordeless world),

dengan banyaknya program televisi serta banyaknya stasiun televisi

anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain

playstation (PS). Adanya perubahan- perubahan di atas merupakan

suatu sinyal penting untuk dicarikan alternatif pemecahannya. Dari

kondisi itu, akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk

merumuskan suatu paradigma baru dalam dunia pendidikan.

3. Kelebihan Full Day School

Di paparkan oleh Hasan (2006), sistem full day school merupakan sisi

keunggulan antara lain:

a. Full day school memungkinkan terwujudnya pendidikan utuh. Benjamin

S Blom menyatakan bahwa sasaran (Obyektivitas) pendidikan meliputi

tiga bidang yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena melalui

sistem asrama dan pola full day school cenderung kearah penguatan pada

sisi kognitif saja dapat lebih dihindarkan, dalam arti aspek afektif siswa

dapat lebih diarahkan demikian juga pada aspek psikomotoriknya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

13

b. Full Day School lebih memungkinkan terwujudnya intensifikasi dan

efektivitas proses edukasi. full day school dengan pola asrama yang

tersentralisir dan sistem pengawasan 24 jam sangat memungkinkan bagi

terwujudnya intensifikasi proses pendidikan dalam arti siswa lebih

mudah diarahkan dan dibentuk sesuai dengan misi dan orientasi lembaga

bersangkutan, sebab aktifitas siswa lebih mudah terpantau karena sejak

awal sudah di arahkan.

c. Full Day School merupakan lembaga yang terbukti efektif dalam

mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal, seperti aplikasi

pendidikan keagamaan yang dapat mencakup semua ranah baik

kognitif, afektif maupun psikomotorik dan juga kemampuan bahasa

asing.

4. Kekurangan Full Day School

Namun demikian, masih oleh Hasan (2006), dijelaskan sistem

pembelajaran model full day school tidak lepas dari kelemahan atau

kekurangan, antara lain:

a. Full Day School acapkali menimbulkan rasa bosan pada siswa. Sistem

pembelajaran dengan pola full day school membutuhkan kesiapan baik

fisik, psikologis maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan

pembelajaran yang padat dan penerapan sanksi yang konsisten dalam

batas tertentu akan menyebabkan siswa menjadi jenuh. Namun bagi

mereka yang telah siap, hal tersebut bukan suatu masalah, tetapi justru

akan mendatangkan keasyikan tersendiri, oleh karenanya kejelian dan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

14

improvisasi pengelolaan dalam hal ini sangat dibutuhkan. Keahlian

dalam merancang full day school sehingga tidak membosankan.

b. Full Day School memerlukan perhatian dan kesungguhan manajemen

bagi pengelola, agar proses pembelajaran pada lembaga pendidikan

yang berpola full day school berlangsung optimal, sangat dibutuhkan

perhatian dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolaannya, bahkan

pengorbanan fisik, psikologi, material dan lainnya. Tanpa hal demikian,

full day school tidak akan mencapai hasil optimal bahkan boleh jadi

hanya sekedar rutinitas yang tanpa makna.

5. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Perlunya pendidikan karakter tertuang dalam undang-undang nomor

30 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam pasal 3 dinyatakan

bahwa : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Berdasarkan pernyataan tersebut, terlihat bahwa tujuan pendidikan

nasional adalah pengembangan karakter siswa. Pendidikan karakter

merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir

maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

15

manusiawi dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya :

anjuran agar tidak berteriak-teriak mengganggu orang lain, besih badan,

rapih pakaian, hormat kepada orang tua, menyayangi yang muda, menolong

teman, dan seterusnya merupakan proses pendidikan karakter. Pendidikan

karakter merupakan never ending process, sehingga menghasilkan perbaikan

kualitas yang berkesinambungan yang ditujukan pada terwujudnya sosok

manusia masa depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa (Mulyasa,

2012).

Zainal dan Sujak (2011) dalam Abdul B. (2012), menyatakan karakter

mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi

(motivation), dan ketrampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa yunani

yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana

mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan dan perilaku.

b. Tujuaan Pendidikan Karakter

1. Pada dasarnya pendidikan karakter lebih mengutamakan pertumbuhan

moral individu yang ada dalam lembaga pendidikan. Menurut

Koesoma (2010) disebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter

diletakkan dalam rangka dinamis dialektis, berupa tanggapan individu

terhadap sosial dan kultur yang melingkupinya, untuk dapat

menempatkan dirinya menjadi sempurna sehingga potensi-potensi

yang ada di dalam dirinya berkembang secara penuh yang membuatnya

menjadi manusiawi. Semakin menjadi manusiawi berarti juga semakin

juga menjadi makhluk yang mampu berelasi secara sehat dengan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

16

lngkungan di luar dirinya tanpa kehilangan otonomi dan kebebasanya

sehingga dapat bertanggung jawab.

2. Tujuaan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu

penyelengaraan dan hasil pendidikan yang mngarah pada pencapaian

pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,

terpadu, dan seimbang (Muslich,2012 Mulyasa (2012) menjelaskan

pendidikan berkarakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan

hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan

akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai

dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.

Melalui pendidikan karakter, peserta didik diharapkan mampu secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji

dan menginternalisasikan dan mempersonalisasikan nilai-nilai karakter

dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

3. Tujuan pendidikan karakter adalah :Mengembangkan potensi

kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga Negara

yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;

4. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang

religius;

5. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik

sebagai penerus bangsa;

6. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

17

7. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta

dengan raa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity)

(Kemediknas,2010).

8. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan karakter adalah untuk menanamkn nilai-nilai yang akhirnya

diharapkan mampu membentuk karakter siswa dan dapat diaplikasikan

di dalam kehidupan sehari-hari.

c. Nilai-nilai Dalam Pendidikan Karakter

Menurut (Kemendiknas, 2010) nilai-nilai materi pendidikan

karakter mencakup aspek-aspek sebagai berikut :

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,dan

pekerjaan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

18

Tindakan yang menunjukkan perilau tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan

tugas dengan sebaik- baiknya.

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau

hasil baru dari suatu yang sudah dimiliki.

7. Mandiri

Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain

dalam menyelsaikan tugas-tugas.

8. Demokratis

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dengan orang lain.

9. Rasa ingin tahu

Sikap dan tindakan yang berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

10. Semangat kebangsaan

Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11. Cinta tanah air

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

19

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati

keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,

dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan

yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan

pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

20

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, lingkungan, Negara, dan Tuhan yang Maha Esa.

6. Karakteristik Anak Kelas Tinggi

Karakteristik anak kelas tinggi khususnya disini yang saya bahas

karakteristik anak kelas IV sekolah dasar biasanya memiliki kisaran usia dari

9-10 tahun berdasarkan tahap perkembangan yang diungkapkan Piaget (

1972 ) tersebut maka siswa kelas IV berada dalam tahapan operasional

konkret, yang mana anak telah mampu berfikir secara rasional, fleksibel,

mengorganisasi seperti penalaran untuk menyelsaikan suatu masalah yang

konkret (actual). Anak belum mmpu berfikir secara abstrak.

Berdasarkan tahap perkembangan anak pada tahap operasional

konkret, Abdurrahman (2003) berpendapat bahwa “Pada tahapan operasional

yang dapat dipikirkan oleh anak masih terbatas pada benda-benda konkret

yang dapat dilihat dan diraba.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahawa pembelajaran

menggunkan media konkret seperti gambar seri serta model seperti quantum

teaching sangatlah cocok diterapkan untuk anak kelas IV sekolah dasar

karena sesuai dengan karakteristik perkembangan mereka.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

21

7. Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK )

a. Pengertian dan Tujuaan PPK

Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah Program

pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi

olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik

dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan

bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Tujuaan program Penguatan Pendidikan Karakter adalah

menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa ke peserta didik secara

masif dan efektif melalui lembaga pendidikan dengan prioritas nilai-nilai

tertentu yang akan menjadi fokus pembelajaran, pemahaman, pengertian, dan

praktik, sehingga pendidikan karakter sungguh dapat mengubah perilaku, cara

berpikir, dan cara bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan

berintegritas.

Adapun beberapa contoh model penerapan penguatan pendidikan

karakter di SDK Indriyasana yang saya temui adalah sebagai berikut

1. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui kegiatan

Pembiasaan, antara lain: Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin),

Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa

bersama. Membaca buku buku non-pelajaran tentang PBP, cerita rakyat, 15

menit sebelum memulai pembelajaran, Sebelum mengakhiri kegiatan

belajar Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa

bersama.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

22

2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui kegiatan Intra-

Kulikuler yakni dalam kegiatan belajar mengajar pada semua mata

pelajaran.

3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui kegiatan Ko-

Kulikuler dan Ekstrakulikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa yang

dilakukan dibawah bimbingan guru/ pelatih/ melibatkan orangtua dan

masyarakat seperti kegiatan keagamaan, pramuka, tari, melukis, bercerita

(sastra), dan lain sebagainya

8. Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter

Guru berperan sangat vital dalam menciptakan karakter peserta

didik. Guru menjadi kata kunci dalam pendidikan karakter. Guru sebagai

orang yang dipercaya dan diteladani oleh murid harus memberikan contoh

karakter yang kuat. Hal ini akan menjadi dasar yang kuat sebagai seorang

guru untuk membentuk karaker siswanya. Dengan demikian, akan terwujud

filosofi guru digugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh) (Shoimin, 2014).

Dalam Q-anees (2009) mengatakan bahwa berdasarkan prinsip

dasar pendidikan karakter, siswa adalah manusia atau makhluk yang

dipengaruhi oleh sumber kebenaran dari dalam diri (intern) dan dorongan

dari luar yang mempengaruhinya. Salah satu dorongan dari luar yang

mempengaruhi siswa yaitu adalah peran dari guru. Masih oleh Shoimin

(2014), guru juga menjadi penentu arah perkembangan karakter siswa.

Dominasi pengaruh guru terhadap perkembangan siswa cukup dapat

dirasakan. Ketika seorang anak mulai dalam dunia sekolah, kata-kata dan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

23

perilaku guru lebih memperoleh perhatian anak dibanding kata-kata dan

perilaku orangtuanya. Ucapan guru diingat dan dipercaya anak sedemikian

rupa, bahkan cara guru berkata-kata dan berjalan ditiru dengan tepat. Ada

beberapa strategi yang dapat memberikan peluang bagi guru untuk

memerankan perannya secara optimal dalam hal pengembangan karakter

peserta didik di sekolah dasar sebagai berikut :

a. Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak seharusnya

menjadi aktor yang dilihat dan didengar oleh peserta didik tetapi guru

seyogyanya berperan sebagai sutradara dalam artian mengarahkan,

membimbing, memfasilitasi dalam proses pembelajaran sehingga peserta

didik dapat melakukan dan menemukan sendiri hasil belajarnya (guru

sebagai fasilitator )

b. Integerasi materi pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran, guru

dituntut untuk peduli mampu mengaitkan konsep-konsep pendidikan

karakter terhadap materi pembelajaran.

c. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berhubungan dengan

wawasan budi pekerti dan akhlak mulia.

d. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan

berkembangnya karakter siswa.

e. Menjalin kerjasama dengan orangtua siswa, masyarakat dalam

pengembangan pendidikan karakter yaitu dengan menempatkan orangtua

peserta didik dan masyarakat sebagai fasilitator

f. Menjadi figur teladan bagi peserta didik.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

24

Dalam uraian diatas menggambarkan peranan guru dalam

mengembangkan karakter siswa sebagai teladan, inspirator, motivator,

dinamisator dan evaluator. Dalam hal katalisator maka yang bisa dijadikan

contoh adalah keteladanan seorang guru merupakan faktor mutlak dalam

pengembngn peendidikan krakter peserta didik yang efektif, karena

posisinya sebagai figur/ idola yang diguguh dan ditiru oleh peserta didik.

Peranan guru sebagai motivator memiliki makna bahawa setiap guru harus

dapat membangkitkan spirit, etos, kerja dan potensi yang luar biasa yang ada

dalam diri peserta didik. Peran sebagai dianamisator berarti setiap guru

bermakna setiap guru memiliki kemampuan untuk mendorong peserta didik

ke arah pencapaian tujuan dengan penuh kearifan, kesabaran, cekatan,

cerdas dan menjunjung tinggi spiritualitas. Sedangkan peran guru sebagai

evaluator, berarti setiap guru dituntut untuk mampu dan selalu

mengevaluasi sikap atau prilaku diri, dan metode pembelajaran yang dipakai

dalam pengembangan pendidikan karakter peserta didik, sehingga dapat

diketahui tingkat efektivitas, eisiensi, dan produktivitas.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dipilih untuk dijadikan acuan dalam penelitian ini

adalah penelitian yang terkait dengan full day school, sebagai berikut :

Pertama, penelitian oleh Tri Yulianita (2013) dengan judul

“Penerapan Full Day School Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Di

SMA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya”, diperoleh hasil dengan

menerapkan full day school dapat meningkatkan kecerdasan spiritual di

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

25

SMA Unggulan Amanatul Ummah, hal ini dikarenakan adanya pembiasaan

yang terlembagakan dan terinternalisasikan dengan lingkungan pendidikan

yang religius.Persamaan dari penelitan yang dilakukan Tri Yuianita dengan

penelitan ini adalah sama-sama mengkaji tentang penerapan full day school

Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah subyek yang diteliti penelitian

ini dilakukan di SMA Unggulan Amantul Ummah Surabaya sedangkan

peneliti dilakukan di SDK Indriyasana Malang perbedaan juga terdapat pada

pembahasan hal yang di amati bukanlah perubahan karakter yang terjadi

pada peserta didik, melainkan kecerdasan spiritual dari peserta didik

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Septiana R. (2011) dari

jurusan pendidikan sekolah dasar dengan judul ” Pengelolaan Pembelajaran

Program Full Day School di SD Budi Mulia Dua Yogyakarta” diperoleh hasil

(1) Perencanaan pembelajaran program full day school di SD Budi Mulia

Dua Yogyakarta dilakukan melalui rapat kerja setiap semester yang

mencakup perencanaan pembelajaran di dalam kelas dan pembelajaran di

luar kelas. Untuk perencanaan pembelajaran di dalam kelas program full day

school, termasuk dalam kategori baik sebab sebagian besar guru

melaksanakan perencanaan sesuai dengan komponen perencanaan yang ada

dalam RPP. Hal ini didukung dari hasil angket guru sebesar 83,33% yang

menyatakan melakukan perencanaan pembelajaran sesuai dengan enam

komponen yang telah ditentukan. Sedangkan untuk perencanaan

pembelajaran program full day school di luar kelas, guru tidak menyusun

RPP tetapi membuat agenda kegiatan dengan menggunakan pembelajaran

yang rekreatif dan disesuaikan dengan lingkungan di luar sekolah; (2)

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

26

Pelaksanaan pembelajaran program full day school di SD Budi Mulia Dua

yang dilakukan oleh guru di dalam kelas termasuk dalam kategori cukup baik

sebab antara guru yang melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan

ketentuan secara penuh dengan guru yang belum melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan ketantuan secara penuh hampir seimbang. Hal

ini didukung dari hasil isian angket guru yang menyatakan bahwa dalam

melaksanakan pembelajaran program full day school di dalam kelas sesuai

dengan ketentuan secara penuh sebesar 59, 18%. Untuk pembelajaran

program full day school di luar kelas, tidak semua guru terlibat dalam

pelaksanaan. Guru yang telibat dalam pelaksanaannya adalah guru kelas dan

guru pendamping yang bertugas mengontrol kegiatan siswa.

Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Septiana R dengan penelitian

ini adalah sama-sama mengkaji tentang pembelajaran program full day

school. Perbedaanya terletak pada subjek yang diteliti, penelitian ini

dilakukan di SDK Indriyasana Sukun Malang, sedangkan penelitian yang

dilakukan Septiana dilakukan di SD Budi Mulia Dua Yogyakarta. Selain

pada subyek penelitian, perbedaan terletak pada obyek yang diteliti dalam

penelitian ini meneliti tentang penerpan full day school terhadap siswa kelas

IV di SDK Indriyasana Malang, sedangkan penelitian yang dilakukan

Septiana R adalah tentang pengelolaan pembelajaran yang ada di SD Budi

Mulia Dua.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Fetty Farhani (2017)

Program studi pendidikan agama islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

27

Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul

“Implementasi Full Day School dalam Membentuk Kualitas Akhlak Peserta

Didik Kelas VII SMP IT Abu Bakar Yogykarta” diperoleh hasil Dalam

pengimplementasian full day school pembentukan akhlak peserta didik

semakin baik terkait adab terhadap orang tua, guru, teman, diri sendiri, dn

beibadah mengalami banyak peningkatan menjadi lebih baik setelah

mengikuti sistem full day school. Pada akhirnya karakter peser didik akn

terbentuk menjadi displin, mandiri, patuh, dan bertanggung jawab. Faktor

pendukung pembentukan akhlak di SMP IT Abu Bakar Yogyakarta adalah

guru yang biasa menjadi tauladan bagi peserta didik, dukungan dan kerja

sama dari orang tua, kerja sama semua pihak baik guru, karyawan, orang tua

dan masyarakat Sedangkan faktor yang mengahambat yaitu modernisasi

media informasi dan pergaulan antar sesama remaja.

Penelitian yang dilakukan Fetti Farhani dengan penelitian ini adalah

sama-sama mengkaji tentang Implementasi penerapan full day school.

Perbedaannya adalah subyek yang diteliti yaitu penelitian ini dilakukan di

SDK Indryasana Malang, sedangkan penelitian Istikhomah dilakukan di

SMP IT Abu Bakar Yogyakarta. Perbedaan juga terdapat pada obyek yang

diteliti, dalam penelitian ini meneliti tentang analisis full day school siswa

kelas IV SDK Indryasana Malang, sedangkan implementasi dan

pembentukan kualitas akhlak peserta didik kelas VII.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

28

C. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir merupakan dasar penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dalam melakukan penelitian. Kerangka pikir menjelaskan alur

penelitian yang dilakukan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan

oleh seorang peneliti. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian yang menganalisis

tentang implementasi full day school di kelas IV SDK Indriyasana Sukun

Malang. Selanjutnya penelitian yang dilakukan yaitu mengamati

pelaksanaan full day school di dalam kelas, peran guru kelas dalam

pembentukan karakter setelah diterapkanya kegiatan- kegiatan yang

berkaitan dengan full day school Kemudian, peneliti lebih memfokuskan

mengamati tentang faktor penghambat dan pendukung dari pelaksanaan

sistem full day school pembelajaran anak berkebutuhan khusus dan solusi

yang dilakukan oleh guru kelas.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini adalah gambaran tentang kerangka

pikir yang telah dibuat.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Full ...eprints.umm.ac.id/56130/3/BAB II.pdf · anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain playstation (PS)

29

Full Day School sebagai pembangun karakter peserta didik

(Muhadjir Effendy, 2016)

Pembelajaran sistem full day school dilaksanakan

mulai pukul 07.00-15.00 atau sekitr 8 jam dengan

duras istirahat selama 5 hari dalam sepekan

Analisis full day school siswa kelas IV di SDK

Indriyasana Sukun Malang

Mendeskripsikan karakter yang

muncul pada siswa kelas IV

melalui program full day school

SDK Indriyasana Sukun

Mendeskripsikan implementasi

full day school di kelas IV SDK

Indriyasana Sukun

Mendeskripsikan peran guru dalam

membentuk karakter siswa kelas

IV SDK Indriyasana

Penelitian Kualitatif

Jenis Penelitian :

Deskriptif

Pengumpul data:

observasi, wawancara,

dokumentasi

Sumber: Kepala

sekolah, Guru kelas

IV, GPAK

Analisis Data:

Reduksi data,

Penyajian data,

Penarikan

kesimpulan

ANALISIS FULL DAY SCHOOL SISWA KELAS IV DI

SDK INDRIYASANA SUKUN

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir