27
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan formal pertama yang akan menentukan arah pengembangan potensi peserta didik. Oleh karena itu sekolah dasar perlu mengembangkan karakter peserta didik secara optimal. Pendidikan diakui menyimpan kekuatan luar biasa sebagai salah satu penentu nasib manusia sebagai individu, umat maupun bangsa. Atas dasar itu, perkembangan pemikiran tentang pendidikan yang menjadi dasar terbentuknya pendidikan berkualitas perlu digakakan agar pendidikan dapat mengemban fungsi dan perannya secara maksimal dalam membangun manusia berkualitas dan untuk memenuhi harapan keluarga, umat, dan bangsa. (Tobroni,2008) 2. Karakter Siswa Di Sekolah Dasar (SD) Karakter menurut Simon Philips dalam Mu’in, Fatchul (2011: 160) adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Siswa usia sekolah dasar adalah siswa yang sedang mengalami pertumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan siswa pada masing-masing aspek tersebut 7 Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pendidikan Di Sekolah Dasar

Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan

formal pertama yang akan menentukan arah pengembangan potensi

peserta didik. Oleh karena itu sekolah dasar perlu mengembangkan

karakter peserta didik secara optimal.

Pendidikan diakui menyimpan kekuatan luar biasa sebagai salah

satu penentu nasib manusia sebagai individu, umat maupun bangsa. Atas

dasar itu, perkembangan pemikiran tentang pendidikan yang menjadi

dasar terbentuknya pendidikan berkualitas perlu digakakan agar

pendidikan dapat mengemban fungsi dan perannya secara maksimal

dalam membangun manusia berkualitas dan untuk memenuhi harapan

keluarga, umat, dan bangsa. (Tobroni,2008)

2. Karakter Siswa Di Sekolah Dasar (SD)

Karakter menurut Simon Philips dalam Mu’in, Fatchul (2011:

160) adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang

melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Siswa usia

sekolah dasar adalah siswa yang sedang mengalami pertumbuhan baik

pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di

mana kecepatan pertumbuhan siswa pada masing-masing aspek tersebut

7

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

8

tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari

ketiga aspek tersebut. Faktor yang menimbulkan adanya perbedaan

individual pada siswa sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang

sama.

Berdasarkan karakteristik siswa yang diuraikan di atas, guru

dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar

yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal

yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga

materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi

siswa. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan

mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam

kelompok.

3. Media Tugasku Tanggung Jawabku

Media ini difungsikan untuk menanam rasa tanggung jawab pada

diri peserta didik dengan cara permainan, sehingga terasa tidak

memberatkan malah justru sebaliknya. Tugas yang dimaksud adalah

tugas piket membersihkan ruang kelas dan tugas keliling yang

berhubungan dengan dengan materi pelajaran. (Durori, 2002:46)

Pada media tersebut tertulis nama peserta didik dalam satu kelas

yang tersusun secara vertikal dan horisontal. Nama peserta didik yang

tersusun secara vertikal menunjuk kelompok belajar, sedang nama

peserta didik yang tersusun secara horisontal menunjuk regu piket. Pada

media tersebut terdapat kartu tugas dan buku tugas. Kartu tugas untuk

kegiatan piket, sedang buku tugas untuk kegiatan kelompok belajar.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

9

Sebelum pulang sekolah, peserta didik yang namanya tersusun

secara horisontal akan mengundi kartu tugas, sedang peserta didik yang

namanya tersusun secara vertikal akan mengambil buku tugas yang

disenangi. Kartu tugas berisi tugas-tugas kebersihan kelas yang isi satu

kartu dengan kartu lainnya berbeda. Sedangkan buku tugas berisi tugas

kegiatan belajar yang harus dikerjakan di luar jam sekolah atau di rumah.

4. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah pembentukan kepribadian dan

nilai-nilai atau norma-norma hidup di dalam kehidupan manusia.

Samani (2012:45) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah

proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi

manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga

serta rasa dan karsa.

Pendidikan karakter pembentukan watak dan sikap

seseorang untuk mencapai karater yang lebih baik. Kesuma

(2011:5) menjelaskan pendidikan karakter dalam konteks

kajian P3 didefinisikan sebagai “pembelajaran yang

mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak

secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang

dirujuk oleh sekolah”

Zulnuraini (2012,Vol 2) menjelaskan bahwa

penyelenggaraan pendidikan karakter menjadi satu hal yang

multlak dilakukan di jenjang pendidikan manapun,

khususnya di jenjang pendidikan dasar. Hal ini sangat

beralasan karena pendidikan dasar adalah pondasi utama bagi

tumbuh kembang generasi muda Indonesia. Pemahaman yang

mendalam dari praktisi pendidikan terhadap konsep

pendidikan karakter menjadi taruhan bagi keberhasilan

pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

10

Mu’in (2011 : 161) menjelaskan bahwa ciri-ciri pendidikan

karakter adalah sebagai berikut:

1) Karakter adalah siapakah dan apakah kamu pada saat

orang lain sedang melihat kamu (character is what you

are when nobody is looking)

2) Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-

keyakinan (character is the result of values and belif).

3) Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat

alamiah kedua (character is a habit that becomes second

nature).

4) Karakter bukanlah reputasi atau apa yang dipikirkan oleh

orang lain terhadapmu (character is not reputation or

what others think about you).

5) Karakter bukanlah seberapa baik kamu dari pada orang

lain (character is not how much better you are than

others)

6) Karakter tidak relatif (character is not relative).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter adalah proses pembentukan kepribadian yang

dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

Kepribadian itu merupakan abstraksi dari individu dan kelakuannya

sebagaimana halnya dengan masyarakat kebudayaan.

Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter (a

person of character ) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan

dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,

perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,

hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

11

b. Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan upaya pengembangan potensi yang

dimiliki individu yang masih terpendam agar teraktualisasi secara

konkret, sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh individu dan

masyarakat. Dalam pendidikan terdapat fungsi. Seperti halnya

dengan fungsi pendidikan, pendidikan karakter juga memiliki

fungsi. Fungsi pendidikan karakter menurut Fikri dalam

(Kementrian Pendidikan Nasional, 2010:5) adalah:

1) Pembentukan dan pengembangan potensi

Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan

mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia

agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai

dengan falsafah hidup Pancasila.

2) Perbaikan dan Penguatan

Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia

dan warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan

mempererat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat,

dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung

jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga

negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan

sejahtera.

3) Penyaring

Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai

budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya

bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia dan

warga negara Indonesia agar menjadi bangsa yang

bermartabat.

Simpulan fungsi pendidikan karakter berdasarkan uraian di

atas yaitu sebagai pengembangan potensi dasar peserta didik,

perbaikan perilaku yang kurang baik, penguatan perilaku yang

sudah baik, serta penyaring budaya yang negatif.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

12

c. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk kepribadian

agar lebih baik. Kesuma dkk (2012:9) menjelaskan bahwa “tujuan

pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan

pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam

perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses

sekolah (setelah lulus dari sekolah)”. Dalam penjelasan tersebut

dapat dipahami bahwa pendidikan karakter memiliki tujuan untuk

membentuk karakter anak sejak dalam proses sekolah hingga pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi bahkan selama masa

hidupnya. Pendidikan dalam setting sekolah bukanlah sekedar

suatu dogmatisasi nilai kepada peserta didik, tetapi sebuah proses

yang membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi

bagaimana suatu nilai menjadi penting untuk diwujudkan dalam

perilaku keseharian manusia, termasuk bagi anak.

Muslich (2011 : 81) berpendapat bahwa pendidikan karakter

bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter

dan akhlak mulia siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang.

Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu

secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,

mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai

karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku

sehari-hari.

Menurut Kesuma dkk (2012:9-11) pendidikan karakter

dalam setting sekolah memiliki tujuan sebagai berikut:

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

13

1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang

dianggap penting dan perlu sehingga menjadi

kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana

nilai-nilai yang dikembangkan.

2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian

dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama. Simpulan tujuan pendidikan karakter

berdasarkan uraian di atas yaitu untuk menanamkan,

membentuk, dan mengembangkan potensi peserta didik serta

menguatkan nilai-nilai positif dalam kehidupan yang dianggap

penting sehingga peserta didik menjadi pribadi yang baik dan

memiliki sikap yang terpuji.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter bertujuan membangun karakter peserta didik,

karena karakter tidak diwariskan namun dibangun hari demi hari

dengan tindakan demi tindakan karena karakter merupakan ciri

khas setiap individu. Adanya pendidikan karakter diharapkan

mampu membuat karakter peserta didik yang selalu baik dan

berakhlak mulia sehingga pendidikan dapat menghasilkan insan-

insan yang bertanggung jawab baik untuk dirinya, keluarga, bangsa

maupun negara.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

14

d. Ciri Dasar Pendidikan Karakter

Karakter manusia memiliki keunikan yang dapat

membedakannya dengan makhluk lain, karena manusia merupakan

makhluk yang mampu mengembangkan dirinya menjadi lebih baik.

Ciri-ciri karakter menurut Mu‟in (2011:161-162) antara lain:

1) Siapakah dan apakah kamu pada saat orang lain sedang

melihat kamu (character is what you are when nobody is

looking).

2) Hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan (character is the

result of values and believe).

3) Sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiah kedua (character

is a habit that becomes second nature).

4) Bukan reputasi atau apa yang dipikirkan oleh orang lain

terhadapmu (character is not reputation or what others thing

about you).

5) Bukan seberapa baik kamu daripada orang lain (character is

not how much better you are than others).

6) Tidak relatif (character is not relative).

Menurut Foerster, pencetus pendidikan karakter dan

pedagog Jerman dalam (Muslich, 2011:127) ada empat ciri dasar

dalam pendidikan karakter, yaitu:

1) Keteraturan interior di mana setiap tindakan diukur berdasar

hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

15

2) Koherensi yang memberi keberanian, membuat seseorang

teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada

situasi baru atau takut resiko. Koherensi merupakan dasar yang

membangun rasa percaya satu sama lain.

3) Otonomi.

Seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai

menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat

penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau

desakan pihak lain.

4) Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan

seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik.

Kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen

yang dipilih.

Simpulan ciri-ciri karakter berdasarkan uraian di atas yaitu

karakter merupakan pandangan orang lain terhadap seseorang,

kebiasaan yang merupakan sifat alamiah seseorang dan karakter

tidak relatif. Sedangkan ciri-ciri pendidikan karakter berdasarkan

penjelasan diatas yaitu bahwa setiap tindakan diukur berdasarkan

nilai sebagai pedoman dari setiap tindakan yang dilakukan, serta

adanya keberanian, konsistensi, keteguhan dan kesetiaan atas

tindakan yang dilakukan.

e. Prinsip Pendidikan Karakter

Pelaksanaan pendidikan karakter akan berjalan efektif

apabila terdapat prinsip yang mendasarinya. Lickona dkk dalam

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

16

(Muslich, 2011:129) menemukan sebelas prinsip agar pendidikan

karakter dapat berjalan efektif. Kesebelas prinsip tersebut sebagai

berikut:

1) Kembangkan nilai-nilai etika inti dalam nilai-nilai kinerja

pendukungnya sebagai fondasi karakter yang baik.

2) Definisikan karakter secara komperhensif yang mencakup

pikiran, perasaan, dan perilaku.

3) Gunakan pendekatan yang komperhensif, disengaja, dan

proaktif dalam pengembangan karakter.

4) Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian.

5) Beri peserta didik kesempatan untuk melakukan tindakan

moral.

6) Buat kurikulum akademik yang bermakna dan menantang yang

menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter,

dan membantu peserta didik untuk berhasil.

7) Usahakan mendorong motivasi diri peserta didik.

8) Libatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan

moral yang berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter

dan upaya untuk mematuhi nilai-nilai yang sama yang

membimbing pendidikan peserta didik.

9) Tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan

dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter.

10) Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

17

dalam upaya pembangunan karakter. 11) Evaluasi karakter

sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan

sejauh mana peserta didik memanifestasikan karakter yang

baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam

pendidikan karakter sangat penting dikembangkan nilai-nilai etika

sebagai pondasi karakter yang baik. Dalam mengembangkan nilai-

nilai etika tersebut sekolah harus mempunyai komitmen untuk

mengembangkan karakter peserta didik dan mengaplikasikannya

dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan

sekolah sehari-hari.

f. Strategi Pendidikan Karakter

Pelaksanaan pendidikan karakter perlu diterapkan

berdasarkan strategi yang sesuai. Samani (2012:144)

mengungkapkan strategi pendidikan karakter dimaknai dalam

kaitannya dengan kurikulum, strategi dalam kaitannya dengan

model tokoh, dan strategi dalam kaitannya dengan metodologi.

Dalam kaitannya dengan metodologi, strategi yang umum

diimplementasikan pada pelaksanaan pendidikan karakter antara

lain:

1) Strategi pemanduan (cheerleading)

Dalam strategi ini setiap bulan ditempel poster-poster,

dipasang spanduk-spanduk, serta ditempel di papan khusus

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

18

bulletin, papan pengumuman tentang berbagai nilai kebajikan

yang selalu berganti-ganti dan berisi slogan atau moto tentang

karakter.

2) Strategi pujian dan hadiah (praise and reward)

Strategi ini berlandaskan pada pemikiran yang positif

(positive thinking), dan menerapkan penguatan positif

(positive reinforcement). Strategi ini ingin menunjukkan anak

yang sedang berbuat baik (catching student being good).

Namun pada kenyataannya banyak anak yang segaja ingin

terpilih berbuat baik semata-mata karena ingin mendapatkan

pujian dan hadiah, sehingga strategi ini tidak dapat

berlangsung lama.

3) Strategi definisikan dan latihan (define and drill)

Strategi ini meminta para peserta didik untuk

mengingat-ingat sederet nilai kebaikan dan mendefinisikannya.

Setiap peserta didik mencoba mengingat-ingat apa definisi atau

makna nilai tersebut sesuai dengan tahap perkembangan

kognitifnya dan terkait dengan keputusan moralnya.

4) Strategi penegakan disiplin (forced formality)

Strategi ini pada prinsipnya ingin menegakkan disiplin

dan melakukan pembiasaan (habituasi) kepada peserta didik

untuk secara rutin melakukan sesuatu yang bernilai moral.

Misalnya dengan pelaksanaan kegiatan tugas piket di sekolah.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

19

5) Strategi perangai bulan ini (traits of the month)

Strategi ini pada hakikatnya menyerupai strategi

cheerleading, tetapi tidak hanya mengandalkan poster-poster,

spanduk, juga menggunakan segala sesuatu terkait dengan

pendidikan karakter, misalnya pelatihan, introduksi oleh guru

dalam kelas, sambutan kepala sekolah pada upacara, dan

sebagainya, yang difokuskan pada penguatan perangai tunggal

yang telah disepakati.

Sesuai degan Desain Induk Pendidikan Karakter yag

dirancang Kementrian Pendidikan Nasional (2010:22) strategi

pengembangan pendidikan karakter yang diterapkan di Indonesia

antara lain melalui transformasi budaya sekolah (school culture)

dan habituasi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Strategi habituasi

pendidikan karakter melalui budaya sekolah ini sejalan dengan

pemikiran Berkowitz. Elkind dan Sweet (2004) mengutip

Berkowitz dalam Samani dan Hariyanto (2012:146): “Effective

character education is nota adding a program or set programs to a

school. Rather it is a transformation of the culture and life of the

school.” Jadi menurut para ahli tersebut, implementasi pendidikan

karakter melalui transformasi budaya dan perikehidupan sekolah

dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum dengan

menambahkan materi pendidikan karakter kedalam muatan

kurikulum. Pusat Kurikulum Pendidikan Nasional dalam (Samani,

2012:146) dalam kaitan pengembangan budaya sekolah yang

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

20

dilaksanakan dalam kaitan pengembangan diri, menyarankan empat

hal yang meliputi:

1) Kegiatan rutin Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang

dilaksanakan siswa secara terus-menerus dan konsisten setiap

saat. Misalnya upacara bendera setiap hari Senin, salam dan

salim di depan pintu gerbang sekolah, piket kelas, sholat

berjamaah, berdoa sebelum dan sesudah jam pelajaran

berakhir, berbaris saat masuk kelas, dan sebagainya.

2) Kegiatan spontan Kegiatan ini bersifat spontan, saat itu juga,

pada waktu terjadi keadaan tertentu, misalnya mengumpulkan

sumbangan bagi korban bencana alam, mengunjungi teman

yang sakit atau sedang tertimpa musibah, dan lain-lain.

3) Keteladanan Timbulnya sikap dan perilaku peserta didik

karena meniru perilaku dan sikap guru dan tenaga

kependidikan di sekolah, bahkan perilaku seluruh warga

sekolah yang dewasa lainnya sebagai model, termasuk

misalnya petugas kantin, satpam sekolah, penjaga sekolah dan

sebagainya.

4) Pengondisian Penciptaan kondisi yang mendukung

keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi meja

guru dan kepala sekolah yang rapi, kondisi toilet yang bersih,

disediakan tempat sampah yang cukup, halaman sekolah yang

hijau penuh pepohonan, tidak ada puntung rokok di sekolah.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

21

Simpulan tentang strategi pendidikan karakter berdasarkan

penjelasan di atas yaitu bahwa strategi dalam kaitannya dengan

metodologi, yang umum diimplementasikan dalam pendidikan

karakter yaitu strategi pemanduan, strategi pujian dan hadiah,

strategi definisikan dan latihan, strategi penegakan disiplin, dan

strategi perangai bulan ini. Namun strategi yang diterapkan di

Indonesia yaitu melalui transformasi budaya sekolah dan kegiatan

ekstrakurikuler.

Dalam pengembangan budaya sekolah yang dilaksakan

dalam kaitannya dengan pengembangan diri dapat dilakukan

melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan

pengondisian. Kegiatan rutin yang dapat dilakukan yaitu kegiatan

tugas piket yang dalam penelitian ini akan dibahas lebih lanjut.

g. Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter di sekolah penting untuk dilaksanakan

demi masa depan bangsa dan negara. Pendidikan karakter dapat

diterapkan melalui budaya sekolah. Langkah-langkah penerapan

pendidikan karakter untuk menjadi budaya sekolah menurut

Listyarti (2012:10-11) antara lain:

1) Kesepakatan mengenai karakter yang hendak dicapai dan

ditargetkan sekolah. Karena tidak mungkin satu sekolah dapat

menerapkan ke-18 karakter yang ditetapkan oleh

Kemendikbud.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

22

2) Membangun pemahaman bahwa sekolah ingin membudayakan

karakter positif untuk seluruh warga sekolah dan ini

membutuhkan suatu proses.

3) Menyusun rencana menyeluruh untuk mengintensifkan

pengembangan dan pembelajaran mengenai karakter yang

hendak dicapai atau ditargetkan sekolah.

4) Mengintegrasikan karakter yang sudah dipilih ke dalam

pembelajaran di seluruh kurikulum secara terus menerus.

5) Melalui suatu workshop, para guru harus menentukan

pendekatan/metode yang jelas terhadap mata pelajaran yang

dapat digunakan untuk menanamkan karakter yang sudah

disepakati sekolah.

6) Sosialisasikan karakter yang disepakati kepada seluruh warga

sekolah.

7) Mengembangkan moto (semboyan) sekolah yang bertumpu

pada karakter yang disepakati.

8) Menentukan indikator (petunjuk) terhadap keberhasilan

program ini.

9) Melakukan evaluasi terhadap program karakter.

10) Memberikan apresiasi bagi warga sekolah yang menunjukkan

perubahan ke arah karakter yang dibudayakan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa penerapan

pendidikan karakter melalui budaya sekolah diterapkan melalui

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

23

kesepakatan karakter apa yang ditargetkan, membangun pengertian

kepada warga sekolah, menyusun rencana, mengintegrasikan

karakter yang telah dipilih, menyosialisasikan karakter yang

disepakati, mengembangkan moto, menentukan indikator,

melakukan evaluasi dan memberikan apresiasi terhadap warga

sekolah tentang karakter yang dibudayakan.

5. Karakter Mandiri

Kemandirian harus dimiliki oleh setiap orang, khususnya peserta

didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Seseorang yang

mandiri akan mengerjakan pekerjaan tanpa tergantung dengan orang lain

serta tidak akan lari dari tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Yaumi (2014:98) menjelaskan bahwa mandiri (independent) adalah sikap

dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas.

Yaumi (2014:100) menjelaskan bahwa karakter kemandirian

dapat dijabarkan ke dalam empat tahap sebagai berikut:

a. Mencari orang lain untuk meminta bantuan menyelesaikan

tugas tertentu.

b. Melakukan sendiri melalui arahan atau nasehat dari orang

lain.

c. Melakukan latihan sendiri secara berulang-ulang melalui

prosedur dan langkah-langkah penyelesaian.

d. Mengembangkan dan menciptakan cara lain untuk

menyelesaikan tugas dengan baik.

Rianti (2015:17-20) menyebutkan ada 4 aspek kemandirian

menurut Robert J.Havighurst, yaitu :

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

24

a. Aspek emosi

Kemampuan mengontrol emosi dan tidak selalu bergantung

pada orang tua.

b. Aspek ekonomi

Kemampuan mengatur ekonomi dan keuangan dan tidak

menggantungkan kebutuhan ekonomi pada orang tua.

c. Aspek intelektual

Kemampuan mengatasi masalah yang ada.

d. Aspek sosial

Kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan tidak

bergantung atau menunggu aksi orang lain.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

seseorang yang mandiri adalah orang yang tidak mudah bergantung

dengan orang lain dalam menyelesaikan tugasnya. Mandiri berarti

berusaha memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan mengandalkan

kemampuan yang dimiliki. Terdapat 4 indikator kemandirian dalam

penelitian yang dijelaskan oleh (Yaumi, 2014 : 99) pada Tabel 2.1

sebagai berikut:

Tabel 2.1

Indikator kemandirian dalam penelitian

Indikator Penjelasan

Full dependence

(ketergantungan sepenuhnya)

Mencari orang lain (orang tua, guru,

dan teman sejawat) untuk meminta

bantuan menyelesaikan tugas

tertentu.

Less dependence

(ketergantungan yang kurang)

Melakukan sendiri melalui arahan

dan nasehat orang lain.

Automatization

(otomatisasi)

Melakukan latian sendiri secara

berulang-ulang melalui prosedur dan

langkah-langkah penyelesaian.

De-automatization

(kemandirian yang sempurna)

Mengembangkan dan menciptakan

cara lain untuk menyelesaikan tugas

dengan baik.

(Yaumi, 2014 : 99)

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

25

6. Karakter Disiplin

Sikap disiplin harus dimiliki oleh setiap orang. Disiplin juga harus

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap disiplin sangat penting

diterapkan agar tercipta kehidupan yang lebih tertata dan damai. Menjadi

pribadi yang disiplin tidaklah mudah. Diperlukan tekad yang kuat,

kebiasaan dalam diri masing-masing individu untuk berperilaku disiplin

kapan pun dan dimana pun berada.

Wasini (2015:14) menjelaskan bahwa disiplin berasal dari

bahasa Latin, disible yang berarti pengikut. Dalam bahasa Inggris

discipline yang berarti kepatuhan atau yang menyangkut tata

tertib. Jadi disiplin dapat diartikan sebagai suatu tata tertib atau

ketaatan pada sebuah peraturan. Disiplin adalah pengontrolan diri

untuk mendorong dan mengarahkan seluruh daya dan upaya

dalam menghasilkan sesuatu tanpa ada yang menyuruh untuk

melakukan.

Orang yang disiplin dapat membuat aturan sendiri dan

menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari untuk mendapatkan apa yang

mereka inginkan. Disiplin dalam ruang lingkup sekolah dapat dibangun

dan dikembangkan melalui aktivitas seperti mengikuti upacara bendera,

berpakaian seragam, melakukan tugas kebersihan, mengumpulkan tugas

tepat waktu dan sebagainya.

Yaumi (2014:93) menjelaskan ciri yang melambangkan karakter

adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan dan melakukan apa yang diperlukan

untuk memperolehnya.

b. Mengontrol diri sehingga dorongan tidak mempengaruhi

keseluruhan tujuan.

c. Menggambarkan apa yang akan terjadi jika telah mencapai

tujuan.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

26

d. Menghindari orang-orang yang mungkin mengalihkan

perhatian dari apa yang ingin dicapai.

e. Menetapkan rutinitas yang dapat membantu mengontrol

perilaku.

Menurut uraian dapat disimpulkan bahwa disiplin berarti tata

tertib atau aturan. Orang yang disiplin adalah orang yang dapat

mengontrol dirinya dan konsisten dalam melakukan sesuatu. Orang yang

disiplin tidak akan mudah terpengaruh oleh keadaan sekitar ketika

mengejar obsesinya. Disiplin harus diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari agar tercipta kehidupan yang lebih tertata dan damai. Terdapat 5

indikator kedisiplinan dalam penelitian yang telah dijelaskan oleh

(Yaumi, 2014:93) pada Tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2

Indikator disiplin dalam penelitian

Indikator Penjelasan Mempunyai tujuan Mempunyai tujuan dan melakukan apa

yang diperlukan untuk memperolehnya.

Mengontrol diri Mampu mengontrol diri sehingga dorongan tidak mempengaruhi tujuan yang diinginkan.

Menggambarkan Menggambarkan apa yang akan terjadi jika telah mencapai tujuan.

Menghindari pengalih perhatian

Menghindari orang-orang yang tidak sejalan dengan tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai.

Menetapkan rutinitas Konsisten dalam melakukannya, mewujudkan dalam bentuk rutinitas.

(Yaumi, 2014:93)

7. Karakter Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan salah satu karakter yang perlu

ditanamkan dalam pribadi seseorang supaya menjadi pribadi baik di

dalam lingkungan bermasyarakat dan bernegara. Sikap tanggung jawab

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

27

harus selalu ada di dalam pribadi seseorang, supaya mampu menjalankan

kewajiban dengan baik.

Sugiharti (2015:15) menjelaskan bahwa tanggung jawab adalah suatu bentuk perbuatan atau perilaku dalam berbuat sesuatu yang harus dilakukan setiap orang atau setiap individu. Setiap orang pasti memiliki tanggung jawab masing-masing yang variatif dan berbeda-beda yang harus dipikul dan dikerjakan sebaik-baiknya.

Rachman, dkk dalam Yaumi (2014:114) menulis pemahaman

umum tentang tanggung jawab, sebagai berikut:

a. Tanggung jawab adalah mengerjakan tugas yang diberikan. b. Tanggung jawab adalah menjaga sesuatu. c. Tanggung jawab adalah menolong orang lain ketika mereka

membutuhkan pertolongan. d. Tanggung jawab adalah keadilan. e. Tanggung jawab adalah membantu membuat dunia menjadi

lebih baik.

Yaumi (2014:114) menjelaskan bahwa karakter seseorang yang

memiliki tanggung jawab adalah sebagai berikut:

a. Selalu mencari tugas dan pekerjaan apa yang harus segera diselesaikan.

b. Menyelesaikan tugas tanpa diminta atau disuruh untuk mengerjakannya.

c. Memahami dan menerima konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan.

d. Berpikir sebelum berbuat. e. Melakukan pekerjaan sebaik mungkin dengan hasil yang

maksimal. f. Membersihkan dan membersihkan segala sesuatu yang

digunakan setelah menggunakan sekalipun tanpa ada orang lain yang melihatnya.

g. Selalu berusaha berbuat sebaik mungkin. h. Terus berbuat dan tidak dan tidak berhenti sebelum

menyelesaikannya. i. Ikhlas berbuat karena alasan pengabdian kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

Dari uraian dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab adalah suatu

kewajiban seseorang untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

28

dengan sebaik-baiknya. Orang yang bertanggung jawab berarti orang

yang siap juga menanggung segala resikonya, baik dan buruknya, segala

konsekuensinya dan segala akibat dari tanggung jawab yang

dilaksanakan. Indikator karakter tanggung jawab dijelaskan oleh

(Wasini, 2015:13) pada Tabel 2.3 sebagai berikut:

Tabel 2.3 Indikator tanggung jawab dalam penelitian

Indikator Penjelasan

Kesadaran perilaku Kesadaran dalam bertingkah laku atau berbuat yang disengaja maupun tidak disengaja.

Sikap Sikap mampu menerima keadaan dan menjalankan suatu dengan dedikasi tinggi tanpa menunda pekerjaan yang sedang dijalankan.

Konsekuensi Mau menerima konsekuensi yang ditimbulkan oleh rasa tanggung jawab yang sudah dilaksanakan.

(Wasini, 2015:13)

8. Piket

Piket kelas tentu ada pada setiap sekolah. Kamus Besar Bahasa

Indonesia menjelaskan bahwa “piket merupakan menjalankan tugas

piket”. Tugas piket dikelas dilakukan oleh kelompok piket yang bertugas

membersihkan dan merapikan tempat belajar. Piket kelas bertujuan untuk

membuat lingkungan tempat belajar menjadi bersih, rapi dan nyaman

serta terbebas dari penyakit dan membuat kelas enak dipandang. Selain

membuat kelas menjadi bersih dan nyaman, piket kelas juga dapat

meningkatkan kedisiplinan, kemandirian dan tanggung jawab siswa.

Durori (2002: 45-47) membuat sebuah model belajar mandiri

yaitu media “Tugasku Tanggung Jawabku”. Media ini difungsikan untuk

menanamkan rasa tanggung jawab pada diri peserta didik dengan cara

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

29

permainan, sehingga terasa tidak memberatkan malah justru sebaliknya.

Tugas yang dimaksud adalah tugas piket membersihkan ruang kelas

dengan tugas keliling yang berhubungan dengan materi pelajaran. Media

Tugasku tanggung jawabku tertulis nama peserta didik dalam satu kelas

yang tersusun secara vertikal dan horisontal.

Nama peserta didik yang tersusun secara vertikal akan menunjuk

kelompok belajar, sedang nama peserta didik yang tersusun horisontal

akan menunjuk regu piket. Pada media tersebut juga terdapat kartu tugas

dan buku tugas. Kegiatan ini dilaksanakan ketika pulang sekolah.

Kegiatan tugas piket memiliki beberapa indikator yang dijelaskan oleh

(Durori, 2002:45) pada Tabel 2.4 yang mana sudah diuraikan pada Tabel

2.1 Tentang kemandirian, Tabel 2.2 tentang kedisiplin , dan Tabel 2.3

tentang Tanggung jawab. Indikator tersebut akan dijelaskan pada tabel

berikut ini :

Tabel 2.1

Indikator kemandirian dalam penelitian

Indikator Penjelasan

Full dependence

(ketergantungan sepenuhnya)

Mencari orang lain (orang tua, guru,

dan teman sejawat) untuk meminta

bantuan menyelesaikan tugas

tertentu.

Less dependence

(ketergantungan yang kurang)

Melakukan sendiri melalui arahan

dan nasehat orang lain.

Automatization

(otomatisasi)

Melakukan latian sendiri secara

berulang-ulang melalui prosedur dan

langkah-langkah penyelesaian.

De-automatization

(kemandirian yang sempurna)

Mengembangkan dan menciptakan

cara lain untuk menyelesaikan tugas

dengan baik.

(Yaumi, 2014 : 99)

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

30

Tabel 2.2

Indikator disiplin dalam penelitian

Indikator Penjelasan

Mempunyai tujuan Mempunyai tujuan dan melakukan apa

yang diperlukan untuk

memperolehnya.

Mengontrol diri Mampu mengontrol diri sehingga

dorongan tidak mempengaruhi tujuan

yang diinginkan.

Menggambarkan Menggambarkan apa yang akan terjadi

jika telah mencapai tujuan.

Menghindari pengalih

perhatian

Menghindari orang-orang yang tidak

sejalan dengan tujuan atau cita-cita

yang hendak dicapai.

Menetapkan rutinitas Konsisten dalam melakukannya,

mewujudkan dalam bentuk rutinitas.

(Yaumi, 2014:93)

Tabel 2.3

Indikator tanggung jawab dalam penelitian

Indikator Penjelasan

Kesadaran perilaku Kesadaran dalam bertingkah laku atau berbuat

yang disengaja maupun tidak disengaja.

Sikap Sikap mampu menerima keadaan dan

menjalankan suatu dengan dedikasi tinggi

tanpa menunda pekerjaan yang sedang

dijalankan.

Konsekuensi Mau menerima konsekuensi yang ditimbulkan

oleh rasa tanggung jawab yang sudah

dilaksanakan.

(Wasini, 2015:13)

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

31

Tabel 2.4

Indikator tugas piket dalam penelitian

Indikator Penjelasan

Melaksanakan tugas piket Melaksanakan tugas piket sesuai dengan

tugas yang diberikan. Misalnya menyapu,

membersihkan jendela, membuang

sampah, merapikan meja guru, merapikan

meja dan kursi dsb.

Perangkat piket Adanya perangkat piket di kelas yang

menunjang pembiasaan tugas piket.

Disiplin Melaksanakan dengan tepat waktu.

Mandiri Melaksanakan sendiri sesuai dengan

pembagian tugas.

Tanggung jawab Menerima dan melaksanakan sebagai

kewajiban serta menerima konsekuensi

apabila tidak melaksanakan dengan baik.

(Durori, 2002:45)

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian tentang pendidikan karakter telah dilakukan

dalam berbagai bentuk penelitian, diantaranya penelitian oleh:

1. Kamaruddin SA (2012) tentang “Character Education and Student

Social Behavior” yang menjelaskan bahwa pendidikan karakter

seharusnya sudah diterapkan pada lingkungan formal maupun informal.

Hal ini dimaksudkan pendidikan karakter sebagai salah satu ide

pendukung atau follow up sebuah model aktivitas yang mana akan

mengacu pada kebaikan tingkah laku sosial siswa. Pendidikan karakter

juga merupakan pondasi utama bagi semua negara. Berdasarkan

penelitian tersebut bahwa sekolah

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

32

2. Lukman Abu, Mahani Mokhtar, Zainudin Hassan & Siti Zakiah

Darmanita Suhan. (2015) berisi tentang “How to Develop Character

Education of Madrassa Students in Indonesia” Dalam dekade terakhir,

para guru dikritik karena gagal untuk mengintegrasikan pengetahuan

dalam perilaku kebajikan. Oleh karena itu pendidikan karakter selalu

dipertimbangkan dalam setiap pendidikan desain, termasuk di madrasah.

Pendidikan karakter adalah upaya sengaja untuk mempengaruhi perilaku

siswa melalui menyesuaikan berkali-kali. Penyesuaian berkali-kali

tersebut dapat bedampak adanya kejahatan. Penelitian ini difokuskan

pada pendekatan karakter pendidikan di madrasah.

3. Aynur Pala (2011) tentang “The Need For Character Education” berisi

tentang pendidikan karakter sebagai gerakan nasional menciptakan

sekolah yang membina etika,bertanggung jawab dan peduli orang-orang

muda dengan pemodelan dan mengajar karakter yang baik melalui

penekanan pada nilai-nilai universal proaktif upaya sekolah, kabupaten

dan negara untuk menanamkan pada siswa mereka, nilai-nilai etika inti

seperti kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan

menghormati diri dan orang lain. karakter yang baik tidak terbentuk

secara otomatis, itu dikembangkan dari waktu ke waktu melalui proses

berkelanjutan mengajar, misalnya, belajar dan praktek. Hal ini

dikembangkan melalui pendidikan karakter. Ajaran disengaja karakter

yang baik adalah sangat penting dalam masyarakat saat ini karena wajah

muda banyak kesempatan kami dan bahaya tidak diketahui generasi

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di ...repository.ump.ac.id/3560/3/BAB II.pdf · 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Di Sekolah Dasar Pendidikan

33

sebelumnya. Mereka dibombardir dengan banyak lagi pengaruh negatif

melalui media dan sumber eksternal lainnya lazim di budaya hari ini.

Pendekatan yang komprehensif untuk pendidikan karakter digunakan,

budaya moral yang positif dibuat di sekolah lingkungan sekolah yang

mendukung nilai-nilai yang diajarkan di kelas.

Berdasarkan ketiga penelitian diatas bahwa sangat penting

menerapkan pendidikan karakter sebagai pondasi peserta menjalankan

kehidupan. Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat penting untuk

membentuk perilaku yang baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku

di masyarakat, bangsa dan negara.

Penguatan Pendidikan Karakter…, Septi Nugraheni, FKIP, UMP, 2017