23
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua Hasan (2011: 21) mengemukakan bahwa secara etimologi, pengasuhan berasal dari kata “asuh” yang artinya pemimpin, pengelola, pembimbing, sehingga “pengasuh” adalah orang yang melaksanakan tugas membimbing, memimpin atau mengelola. Poerwadarminta (2007) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan “asuh” adalah menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil. Orang tua menurut Poerwadarminta (2007: 813) adalah orang yang dihormati di kampung, tetua. Orang tua adalah orang paling tua dalam keluarga, orang tua dalam keluarga berupa ayah, ibu, orang tua asuh atau wali yang bisa membimbing dan bertanggung jawab pada anak. Purwanto (2003: 80) berpendapat bahwa orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodrati. Pola asuh orang tua diartikan Wahyuning (2003: 126) sebagai seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Pola Asuh orang tua merupakan tindakan atau perlakuan yang diberikan oleh orang tua untuk anaknya. Beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya tentang pola asuh. Pendapat lain dikemukakan oleh Baumrind dalam Marini (2005: 48) yang mengatakan bahwa, pola asuh terbentuk dari adanya: (1) Demandingness, menggambarkan bagaimana standar yang diterapkan oleh orang tua bagi anak, Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

  • Upload
    lekiet

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

F. Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Hasan (2011: 21) mengemukakan bahwa secara etimologi,

pengasuhan berasal dari kata “asuh” yang artinya pemimpin, pengelola,

pembimbing, sehingga “pengasuh” adalah orang yang melaksanakan tugas

membimbing, memimpin atau mengelola. Poerwadarminta (2007)

mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan “asuh” adalah menjaga

(merawat dan mendidik) anak kecil.

Orang tua menurut Poerwadarminta (2007: 813) adalah orang yang

dihormati di kampung, tetua. Orang tua adalah orang paling tua dalam

keluarga, orang tua dalam keluarga berupa ayah, ibu, orang tua asuh atau

wali yang bisa membimbing dan bertanggung jawab pada anak. Purwanto

(2003: 80) berpendapat bahwa orang tua adalah pendidik sejati, pendidik

karena kodrati.

Pola asuh orang tua diartikan Wahyuning (2003: 126) sebagai seluruh

cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Pola Asuh orang tua

merupakan tindakan atau perlakuan yang diberikan oleh orang tua untuk

anaknya. Beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya tentang pola

asuh. Pendapat lain dikemukakan oleh Baumrind dalam Marini (2005: 48)

yang mengatakan bahwa,

pola asuh terbentuk dari adanya: (1) Demandingness, menggambarkan

bagaimana standar yang diterapkan oleh orang tua bagi anak,

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

9

berkaitan dengan kontrol perilaku dari orang tua. (2) Responsiveness,

menggambarkan bagaimana orang tua berespons kepada anaknya

berkaitan dengan kehangatan dan dukungan orang tua.

Fine dalam Wahyuning (2003:126) pengasuhan anak (child rearing)

adalah bagian penting dan mendasar menyiapkan anak untuk menjadi

masyarakat yang baik. Purwadarminta (2007) menyatakan bahwa

pengasuhan merupakan hal (cara, perbuatan dan sebagainya) dalam

mengasuh. Santrock (2007: 163) mengemukakan bahwa pengasuhan

(parenting) memerlukan sejumlah kemampuan interpersonal dan

mempunyai tuntutan emosional yang besar, namun sangat sedikit

pendidikan formal mengenai tugas ini. Kebanyakan orang tua mempelajari

praktik pengasuhan dari orang tua mereka sendiri.

Pola asuh orang tua dapat disimpukan sebagai cara perlakuan orang

tua terhadap anak untuk mengarahkan, merawat, membimbing, melindungi

dan juga mendidik anak. Cara perlakuan orang tua terhadap anak tersebut

akan menciptakan hubungan interaksi sosial antara keduanya. Perlakukan

orang tua yang diberikan kepada anak yang akan membentuk sikap dan

tingkah laku anak. Sikap dan perilaku anak kemudian akan berkembang

kelingkungan interaksi sosial yang lebih luas. Karena itu orang tua berusaha

memberikan pola asuh yang paling tepat untuk anaknya agar dapat

mendukung prestasi belajar anaknya.

Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan oleh

orang tua, pastinya standar orang tua tidak semuanya sama. Standar yang

diterapkan orang tua pasti berbeda antara orang tua satu dan orang tua yang

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

10

lain. Kontrol orang tua juga mempengaruhi perilaku anak. Anak yang

perilakunya dikontrol oleh orang tua pastinya lebih tertata dibandingkan

anak yang yang kurang atau tidak dikontrol oleh orang tua.

2. Tipe Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua sangatlah beragam, antara orang tua satu dan

orang tua yang lain pastinya memiliki pola asuh yang berbeda-beda.

Baumrind dalam Santrock (2007: 257-258) menekankan tiga tipe

pengasuhan, yaitu otoriter, otoritatif dan laissez-faire (permisif). Baru-

baru ini para ahli perkembangan berpendapat bahwa pengasuhan anak yang

permisif terjadi dalam dua bentuk: permissive-indulgent dan permissive-

indiferent.

a. Pengasuhan Otoriter (Authoritarian parenting ).

Pengasuhan yang otoriter ialah suatu gaya membatasi dan

menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti dan menghukum yang

menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan

menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang otoriter menempatkan

batas-batas yang tegas dan tidak memberikan peluang yang besar kepada

anak-anak untuk berbicara (bermusyawarah). Pengasuhan yang otoriter

diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak-anak.

b. Pengasuhan Otoritatif (authoritative parenting)

Pengasuhan yang otoritatif mendorong anak-anak agar mandiri

tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-

tindakan mereka. Musyawarah verbal yang ekstensif dimungkinkan, dan

orang tua memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada anak.

Pengasuhan yang otoritatif diasosiasikan dengan kompetensi sosial anak-

anak. Anak-anak yang mempunyai orang tua yang otoritatif berkompeten

secara sosial, percaya diri, dan bertanggung jawab.

c. Pengasuhan Permisif

Pengasuhan yang permisif terjadi dalam dua bentuk: permissive-

indifferent parenting dan permissive indulgent parenting.

1.) Pengasuhan yang permissive- indifferent (mengabaikan)

Ialah suatu gaya dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam

kehidupan anak, tipe pengasuhan ini diasosiasikan dengan

inkompetensi sosial anak, khususnya kurangnya kendali diri. Anak-

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

11

anak yang orang tuanya bergaya permissive-indifferent

mengembangkan suatu perasaan bahwa aspek-aspek lain kehidupan

orang tua lebih penting daripada anak mereka. Anak-anak yang orang

tuanya bergaya permissive-indifferent inkompeten secara sosial

mereka memperlihatkan kendali diri yang buruk dan tidak

membangun kemandirian dengan baik.

2) Pengasuhan yang permissive-indulgent (menuruti)

Ialah suatu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat

dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan sedikit batas

atau kendali terhadap mereka. Pengasuhan yang permissive-indulgent

diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak, khususnya kurangnya

kendali diri. Orang tua seperti itu membiarkan anak-anak mereka

melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya ialah anak-

anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan

selalu mengharapkan kemauan mereka dituruti. Beberapa orang tua

sengaja mengasuh anak-anak mereka dengan cara seperti ini karena

mereka yakin kombinasi keterlibatan yang hangat dengan sedikit

kekangan akan menghasilkan seorang anak yang kreatif, percaya diri.

Tipe pola asuh orang tua ada 3 yaitu pola asuh otoriter, pola asuh

otoritatif dan pola asuh permisif. Pola asuh otoriter yang diterapkan oleh

orang tua memiliki kecenderungan memaksakan kehendak dan tidak

percaya terhadap yang dilakukan oleh anak sehingga anak merasa selalu

dibatasi dan terkekang oleh aturan karena kontrol orang tua yang berlebihan.

Pola asuh yang kedua yaitu pola asuh otoritatif seperti arti katanya

demokratis yaitu kebebasan untuk berpendapat, anak pada pola asuh ini

memiliki kebebasan untuk berpendapat kepada orang tua, sehingga

komunikasi hal yang penting antar orang tua antara anak dan orang tua, tapi

tetap dalam kontrol orang tua. Pola asuh yang terakhir adalah pola asuh

permisif, cenderung membebaskan tindakan dan keinginan anak serta kontol

orang tua yang rendah.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

12

3. Sikap dan Perilaku Orang Tua yang Berkaitan dengan Pola Asuh

Wahyuning (2003: 134-137) mengemukakan tentang pola asuh dari

orang tua adalah sarana atau kapal yang menjadi kendaraan untuk

mengkomunikasikan nilai-nilai moral pada anak-anak kita. Lewat pola asuh,

anak-anak akan merasakan bagaimana orang tua bersikap memandang yang

baik dan buruk dan sebagainya. Beberapa sikap dan perilaku orang tua yang

berkaitan dengan pola asuh, antara lain:

a. Perlindungan yang berlebihan

Orang tua sering kali memiliki perlindungan yang berlebihan

terhadap anak mereka. Orang tua harus tahu semua kegiatan yang

dilakukan oleh anak dan kemanapun anak pergi harus selalu orang tua

ikuti. Hal tersebut menyebabkan anak menjadi tidak mandiri karena

selalu bergantung pada orang tua.

b. Pembolehan

Anak selalu memiliki permintaan kepada orang tua. Sebagai orang

tua pastilah harus menuruti permintaan dari anaknya. Tetapi orang tua

harus selektif dalam memberikan pembolehan kepada anaknya dan tidak

semuanya diperbolehkan. Setidaknya apabila permintaan tersebut dikira

baik dan bermanfaat untuk anak sebagai orang tua harus

memperbolehkan anak. Hal tersebut akan menumbuhkan rasa

kepercayaan diri anak karena telah dipercaya oleh orang tuanya untuk

melakukan sesuatu.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

13

c. Ijin yang belebihan

Pemberian ijin yang berlebihan kepada anak tanpa pertimbangan

akan baik dan buruknya terhadap anak dapat berdampak tidak baik

terhadap diri anak. Karena hal tersebut akan menimbulkan anak yang

bersifat egois, ingin selalu dituruti dan juga semua yang ia lakukan harus

dengan apa yang dia inginkan.

d. Penolakan

Tindakan orang tua yang menolak tanpa disertai dengan alasan

mengapa orang tua menolak akan membuat anak tidak dapat memahami

secara rasional terhadap penolakan yang dilakukkan oleh orang tua.

Penolakan yang anak terima biasanya juga akan mereka lakukan terhadap

orang lain yang lebih lemah.

e. Penerimaan

Sikap penerimaan orang tua dengan kasih sayang terhadap anak

secara tepat akan menimbulkan karaktek anak yang ramah terhadap

orang lain, mudah bersosialisasi dan emosinya yang cenderung stabil.

f. Dominasi

Sikap dominan yang dilakukkan oleh orang tua seringkali terjadi.

Karena faktor pengalaman orang tua yang lebih banyak dibandingkan

dengan anak mereka. Anak yang mempunyai usia yang lebih muda

dianggap manusia yang tidak tahu apa-apa dan harus menuruti semua

permintaan dan juga perintah orang tuanya, tanpa pernah memberikan

kesempatan pada anak untuk menyatakan pendapat dan keinginannya.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

14

g. Patuh kepada anak

Kita tidak jarang menemui anak yang lebih mendominasi terhadap orang

tuanya, semua keinginan anak akan dituruti oleh orang tuanya. Anak

menjadi kurang menghormati orang tua.

h. Orang tua yang ambisius

Kemampuan anak pastilah berbeda-beda, tapi orang tua terkadang

secara tidak sadar banyak menuntun terhadap anak untuk dapat bisa ini

dan itu. Tak jarang orang tua membanding-bandingkan anak mereka

dengan anak orang lain. Orang tua memiliki ambisius untuk menjadikan

anak mereka seperti anak-anak yang dianggap lebih dalam segaala hal,

tanpa pernah mengetahui bakat atau minat dan keterbatasan anaknya.

Hurlock, Schneiders, dan Lore dalam Yusuf (2007: 48-50)

menyatakan bahwa terdapat beberapa pola sikap dan perilaku orang tua

terhadap anak yang masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri

terhadap kepribadian anak.

Tabel 2.1 Sikap atau Perlakuan Orangtua dan dampaknya

terhadap Kepribadian Anak

POLA

PERLAKUAN

ORANG TUA

PERILAKU ORANG

TUA

PROFIL TINGKAH

LAKU ANAK

1. Overprotection

(terlalu

melindungi)

1. Kontak yang

berlebihan dengan

anak

2. Perawatan/pemberian

bantuan kepada anak

yang terus-menerus,

meskipun anak sudah

mampu merawat

dirinya sendiri

3. Mengawasi kegiatan

1. Perasaan tidak aman

2. Agresif dan dengki

3. Mudah merasa gugup

4. Melarikan didi dari

kenyataan

5. Sangat tergantung

6. Ingin menjadi pusat

perhatian

7. Bersikap menyerah

8. Lemah dalam “ego

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

15

anak secara

berlebihan

4. Memecahkan masalah

anak

strenght”.

Aspiratif dan toleransi

terhadap frustrasi

9. Kurang mampu

mengendalikan emosi

10. Menolak tanggung

jawab

11. Kurang percaya diri

12. Mudah terpengaruh

13. Peka terhadap kritik

14. Bersikap “yes men”

15. Egois/selfish

16. Suka bertengkar

17. Troblemaker

(pembuat onar)

18. Sulit dalam bergaul

19. Mengalami

“homesick”

2. Permissiveness

(pembolehan)

1. Memberikan

kebebasan untuk

berpikir atau berusaha

2. Menerima

gagasan/pendapat

3. Membuat anak

merasa diterima dan

merasa kuat

4. Toleran dan

memahami

kelemahan anak

5. Cenderung lebih suka

memberi yang

diminta anak dari

pada menerima

1. Pandai mencari jalan

keluar

2. Dapat bekerja

3. Percaya diri

4. Penuntut dan tidak

sabaran

3. Rejection

(Penolakan)

1. Bersikap masa bodoh

2. Bersikap kaku

3. Kurang

memperdulikan

kesejahteraan anak

4. Menampilkan sikap

permusuhan atau

dominasi terhadap

anak

1. Agresif (mudah

marah, gelisah, tidak

patuh/keras kepal,

suka bertengkar dan

nakal)

2. Sulit bergaul

3. Pendiam

4. Sadis

4. Acceptance

(Penerimaan)

1. Memberikan

perhatian dan cinta

kasih yang tulus

kepada anak

1. Mau bekerjasama

(kooperatif)

2. Bersahabat

(friendly)

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

16

2. Menempatkan anak

pada posisi yang

penting di dalam

rumah

3. Mengembangkan

hubungan yang

hangat dengan anak

4. Bersikap respek

terhadap anak

5. Mendorong anak

untuk menyatakan

perasaan atau

pendapatnya

6. Berkomunikasi

dengan anak secara

terbuka dan mau

mendengarkan

masalahnya

3. Loyal

4. Emosinya stabil

5. Ceria dan bersikap

optimis

6. Mau menerima

tanggung jawab

7. Jujur

8. Dapat dipercaya

9. Memiliki

perencanaan yang

jelas untuk

mencapai masa

depan.

10. Bersikap reslistik

(memahamikekuatan

dan kelemahan

dirinya secara

objektif)

5. Domination

(Dominasi)

Mendominasi anak 1. Bersikap sopan dan

sangat berhati-hati

2. Pemalu, penurut,

inferior, dan mudah

bingung

3. Tidak dapat bekerja

6. Submission

(Penyerahan)

1. Senantiasa

memberikan sesuatu

yang diminta anak

2. Memberikan anak

berperilaku semaunya

di rumah

1. Tidak petuh

2. Tidak bertanggung

jawab

3. Agresif dan

teledor/lalai

4. Bersikap otoriter

5. Terlalu percaya diri

7. Punitiveness/

Overdiscipline

(Terlalu

disiplin)

1. Mudah memberikan

hukuman

2. Menanamkan

kedisiplinan secara

keras.

1. Impulsif

2. Tidak dapat

mengambil keputusan

3. Nakal

4. Sikap bermusuhan

dan agresif

Yusuf (2007: 48-50)

Hasil penelitian Baumrind dalam Yusuf (2007:51) dapat disimpulkan

bahwa orang tua memiliki sikap atau perilaku yang berbeda-beda pada

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

17

setiap tipe pola asuh orang tua. Sikap dan perilaku orang tua dapat

dikategorikan kedalam tipe-tipe pola asuh sebagai berikut.

1. Authoritarian (Otoriter).

a. Sikap penerimaan rendah, namun kontrolnya tinggi,

b. Suka menghukum secara fisik,

c. Bersikap komando (mengharuskan/memerintah anak),

d. Bersikap kaku(keras),

e. Cenderung emosional dan bersikap menolak.

2. Authoritative (Demokratis).

a. Sikap penerimaan dan kontrolnya tinggi,

b. Bersikap responsif terhadap kebutuhan anak,

c. Mendorong anak untuk menanyakan pendapat atau pertanyaan,

d. Memberikan penjelasan tentang dampak perbatan yang baik dan

buruk.

3. Permisiive (Permisif).

a. Sikap penerimaan tinggi namun kontrolnya rendah,

b. Memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan atau

keinginan.

G. Prestasi Belajar IPS

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh ilmu baik untuk mengembangkan yang sudah ada ataupun

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

18

memperoleh yang baru sebagai bentuk usaha agar adanya perubahan

tingkah laku. Wasty (1990: 98) berpendapat bahwa banyak orang

beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu

atau menuntut ilmu. Ada lagi yang secara lebih khusus mengartikan

belajar adalah menyerap pengetahuan. Pendapat juga dikemukakan oleh

Keingskey dalam Djamarah (2002: 13) learning is the process by which

behavior (in the broader sense) is originated or changed through

practice or traning (Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam

arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Wittig

dalam Syah (2011: 64) juga mengemukakan definisi belajar sebagai

perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala

macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

pengalaman.

Pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulakan bahwa belajar

adalah kegiatan manusia yang dilakukan yang menghasilkan perubahan

tingkah laku pada individu yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan ranah kognitif, afektif dan

psikomotor. Hakikat belajar pada umumnya yaitu, seseorang yang

melakukan suatu aktifitas untuk memperolah perubahan pada dirinya dari

keadaan sebelumnya, melalui proses interaksi dan pengalaman yang dia

peroleh. Belajar akan berlangsung secara terus menerus tanpa henti

karena belajar dapat berlangsung dari manapun dan juga kapanpun.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

19

b. Teori Belajar

1.) Teori Belajar John Piaget

Teori belajar Piaget dalam Slameto (2010: 12) mengenai

perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut:

a.) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang

dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk

kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan

kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka

memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajar

b.) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu,

menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

c.) Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui

suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu

tahap ke tahap yang lain tidak selalu sama pada setiap anak.

d.) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: (1)

kemasakan, (2) pengalaman, (3) interaksi sosial, (4) equilibration

(proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk membangun

dan memperbaiki struktur mental).

e.) Ada 3 tahap perkembangan, yaitu: (1) berpikir secara intuitif ± 4

tahun, (2) beroperasi secara kongkret ± 7 tahun, dan (3) beroperasi

secara formal ± 11 tahun.

f.) Pada dasarnya anak-anak bukanlah orang dewasa, mereka berbeda

dengan orang dewasa. Anak mempunyai tahap perkembangan

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

20

mental dengan urutan tertentu dan membutuhkan pelayanan yang

berbeda-beda. Karena perkembangan mental anak dari satutahap

ketahap yang ain akan berbeda satu anak dengan anak yang lain,

walaupun urutan perkembangan mental mereka sama yaitu: (1)

berpikir secara intuitif (2) beroperasi secara kongkret, dan (3)

beroperasi secara formal

2.) Teori R. Gagne

Slameto (2010: 13) terhadap masalah belajar, Gagne

memberikan dua definisi, yaitu:

a.) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

b.) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

diperoleh dari instruksi.

Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh

manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut “the

domains of learning”yaitu:

(1) Ketrampilan motoris (motor skill)

(2) Informasi verbal

(3) Kemampuan intelektual

(4) Stategi kognitif

(5) Sikap (attitude)

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

21

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi diperoleh dari proses belajar yang dilakukan oleh

seseorang. Prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan hasil belajar

yaitu pada ranah kognitif (pengetahuan). Prestasi belajar dan hasil belajar

mempunyai perbedaan yaitu prestasi belajar lebih kepada aspek kognitif

(pengetahuan) saja sedangkan hasil belajar mencakup 3 aspek yaitu

kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (ketrampilan).

Arifin (2013: 12) mengemukakan bahwa:

kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatieI.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti

“hasil usaha” istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda

dengan “hasil belajar” (learning outcome). Prestasi berkaitan

dengan pengetahuan, sedangkan hasil belajar melputi aspek

pembentukan watak peserta didik.

Prestasi diartikan Poerwadarminta (2007: 875) sebagai hasil yang telah

dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb). Pendapat lain dikemukakan oleh

Syah (2010: 216) bahawa prestasi belajar berasal dari hasil belajar siswa

yang mengarah pada ranah kognitif pada proses pembelajaran.

Prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil usaha yang

diperoleh seseorang peserta didik yang diperoleh peserta didik pada

ranah pengetahuan. Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil belajar peserta

didik dari proses belajar mengajar yang telah dilakukannya oleh peserta

didik. Artinya prestasi belajar tidak dapat dilepaskan dari proses belajar

mengajar peserta didik.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

22

b. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dikemukakan oleh Arifin (2013: 12) dalam

kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan

kepuasan tersendiri pada manusia, semaik terasa penting untuk

dipermasalahkan. Dalam hal ini, memiliki fungsi utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikn dan

sebaliknya.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik.

c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang menurut Ahmadi

(2013: 138) merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor

dari luar (faktor eksternal).

1) Faktor internal, digolongkan menjadi 2, yaitu

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya pengelihatan,

pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

23

b) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, terdiri atas:

(1) Faktor intelektif yang meliputi:

(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki.

(2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.

(3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

2) Faktor eksternal, terdiri atas:

a) Faktor sosial, yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga

(2) Lingkungan sekolah

(3) Lingkungan masyarakat

(4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian

c) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

Semua faktor yang telah disebutkan semuanya saling berhubungan

satu sama lain baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

pencapaian prestasi belajar baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

24

3. IPS

a. Pengertian IPS

Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang pelajari disekolah baik di tingkat dasar, menengah

maupun diperguruan tinggi. Istilah IPS biasanya digunakan di Indonesia

sedangkan diluar lebih dikenal dengan social studies. Dalam Kurikulum

Pendidikan Dasar Tahun 1993 dalam Santoso (2014: 139) disebutkan

bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial

yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah,

antropologi, sosiologi, dan tata negara.

IPS menurut Trianto (2010: 171) adalah integrasi dari berbagai

cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,politik,

hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

mata pelajaran yang ada disetiap jenjang sekolah. Dalam mata pelajaran

IPS mempelajari sejumlah peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan sosial. Dengan mata pelajaran IPS, maka siswa dapat

belajar untuk bersosialisasi didalam lingkunganya sendiri baik itu dengan

lingkungan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Susanto (2014:

138) menyatakan bahwa hakikat IPS adalah untuk mengembangkan

konsep pemikiran berdasarkan realita kondisi sosial yang ada

dilingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS

diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung

jawab terhadap bangsa dan negara.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

25

Pendidikan IPS (PIPS) atau sisebut social studies menurut Banks

dalam Susanto (2014: 139) merupakan bagian dari kurikulum disekolah

yang bertujuan untuk membantu mendewaskan siswa supaya dapat

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai dalam

rangka berpartisipasi didalam masyaraka, negara dan bahkan di dunia.

Sapriya (2009: 12) mengemukakan bahwa PIPS untuk tingkat sekolah

sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi

dengan humaniora dan ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara

ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran disekolah.

Andriani (2014: 25) menyatakan bahwa untuk sekolah dasar,

pendidikan IPS pada hakekatnya merupakan suatu integrasi utuh dari

disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan

pendidikan (citizenship education). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat

disimpulkan yaitu pengetahuan ilmu-ilmu sosial dan kehidupan yang

mempelajari tentang sosiologi, antropologi, geografi, sejarah, ekonomi,

psikologi dan politik. IPS di SD juga mejadi salah satu mata pelajaran

yang dipelajari oleh peserta didik sebagai salah satu disiplin ilmu di

sekolah.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS pada dasarnya sama seperti ilmu-ilmu pengetahuan lain yang

mempunyai tujuan untuk orang-orang yang mempelajarinya. Karena IPS

erat kaitanya tentang sosial maka tidak terlepas dari yang namanya sikap

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

26

yang akan dihasilkan dari proses belajar IPS itu sendiri. Trianto (2010:

176-177) menyatakan bahwa tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah:

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap

masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental

positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan

terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik

yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Tujuan tersebut akan tercapai manakala program-program pelajaran

IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.

Rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang

berkembang di masyarakat.

4) Menaruh perhatian terhadap isi-isu dan masalah-masalah sosial, serta

mampu membbuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat.

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung

jawab membangun masyrakat.

6) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

27

7) Fasilitator didalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat

menghakimi.

8) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam

kehidupannya “to prepare student to be well-functioning citizens in

democratic society” dan mengembangkan kemampuan siswa

menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap

persoalan yang dihadapinya.

9) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan

siswa terhadap materi pembelajran IPS yang diberikan.

Susanto (2014:149) menyatakan bahwa kaitannya dengan KTSP,

pemerintah telah memberi arah yang jelas pada tujuan dan ruang lingkup

pembelajaran IPS, yaitu:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkunganya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis. Rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan

sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

Tujuan dari IPS, terutama untuk SD dapat disimpulkan sebagai

penyampaian pengetahuan sosial terhadap anak yang berguna dalam

kehidupan, sebagai bekal pengetahuan anak untuk memecahkan masalah-

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

28

masalah sosial yang mereka hadapi ataupun yang ditemukan, sebagai

dasar pengetahuan yang akan berkembang dalam kehidupan seiring

majunya jaman, sebagai bekal untuk anak agar dapat berkomunikasi

dengan lingkungannya baik dengan teman ataupun dengan masyarakat

dilingkungannya.

H. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan literatur lain penelitian tentang “ Hubungan pola asuh orang

tua dengan prestasi belajar IPS SD Negeri 2 Pasir Kulon” belum pernah

dilakukan. Terdapat penelitian sejenis yang pernah dilaksanakan antara lain

oleh:

1. Putra A. P.(2014) dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap

Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas 7 SMP Gunung Jati Kembaran Tahun

Akademik 2012/2013” (Skripsi) berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan diperoleh hasil terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar dilihat

dari pola asuh orang tua.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sary N. F. K. tentang “Peran Pola Asuh

Orang Tua dalam Motivasi Berprestasi” (Jurnal) dengan pengolahan data

dengan teknik ANOVA diperoleh nilai F sebesar 2,979 dengan sig. 0,037.

Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti: “ Ada

perbedaan motivasi berprestasi mahasiswa pada berbagai bentuk pola asuh

orang tua”.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

29

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sriyanto, dkk. tentang “Perilaku Asertif dan

Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan Pola Asuh dan Peran

Media Massa” (Jurnal) Dari hasil uji statistik, maka hasil uji hipotesis

dengan taraf signifikansi 0,05 dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua

berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku asertif. Pengaruh positif

pola asuh terhadap perilaku asertif dapat digambarkan bahwa orang tua

menjadi faktor penting dalam pembentukan kepribadian anak, yang akan

menentukan perkembangan selanjutnya. Sedangkan pola asuh menunjukkan

pengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kenakalan remaja.

Menunjukkan.

I. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar IPS siswa

SD Negeri 2 Pasir Kulon.

Pola asuh menurut Wahyuning (2003: 126) diartikan seluruh cara

perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Pola asuh orang tua memiliki 3

tipe yaitu otoriter, demokratis dan permisif. Pola asuh orang tua memiliki sikap

dan perilaku terhadap anak-anak mereka, seperti perlindungan yang berlebihan,

pembolehan, ijin yang berlebihan, penerimaan, penolakan, patuh kepada anak

dan dominasi orang tua yang ambisius.

Prestasi Belajar IPS Pola Asuh Orang Tua

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA F. Pola Asuh Orang Tua 1. …repository.ump.ac.id/5318/3/BAB II.pdfmendukung prestasi belajar anaknya. Pola asuh memiliki standar dan kontrol perilaku yang ditentukan

30

Pola asuh orang tua merupakan salah satu penentu prestasi belajar siswa.

Karena prestasi belajar siswa salah satunya dipengaruhi oleh faktor ekstern

yaitu faktor dari luar, dan salah satunya yaitu faktor keluarga dalam hal ini pola

asuh orang tua. Jika sikap dan perilaku orang tua dalam pola asuh yang mereka

terapkan terhadap anak baik maka akan mempengaruhi perkembangan kognitif

anak yang dapat diketahui dari prestasi belajar anak mereka. Maka akan

diperoleh hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar IPS.

Jika pola asuh orang tua baik maka prestasi belajar IPS siswa juga akan baik,

begitu pula sebaliknya.

J. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka dapat

disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut,

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan pola asuh orang tua dengan prestasi

belajar IPS pada siswa SD Negeri 2 Pasir Kulon.

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan pola asuh orang tua dengan

prestasi belajar IPS pada siswa SD Negeri 2 Pasir Kulon.

Hubungan Pola Asuh..., Sofia Tyastuti, FKIP, UMP, 2016