Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Dalam penelitian pengembangan ini akan dilakukan kajian teori dari berbagai
sumber. Kajian teori ini berisi tentang pustaka untuk materi media komik, kartu
disiplin, serta pembelajaran karakter kelas III pada tema 6 sub tema 3 pembelajaran
ke-2.
2.1.1 Media Komik dan Kartu Disiplin
Pelaksanaan proses belajar merupakan hal yang sangat penting, karena dapat
berdampak pada hasil/kualitas dari proses pembelajaran itu sendiri. Selain
berdampak pada hasil, juga berdampak pada pembentukan karakter pada anak.
Untuk itu, proses pembelajaran harus sangat diperhatikan. Supaya, dapat
menghasilkan pelajar yang berkarakter kuat dan berkualitas. Mengingat sangat
pentingnya pendidikan karakter, pemerintah mewajibkan pendidikan karakter pada
jenjang pendidikan dasar mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan
pendidikan yang mengajarkan pengetahuan. Dalam Kemendikbud (2017:1)
mengatakan pemerintah saat ini berupaya menguatkan pendidikan karakter
diseluruh sekolah melalui kebijakanya, porsi pendidikan karakter untuk Sekolah
Dasar (SD) sebesar 70 persen, sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebesar 60 persen dan 40 persen pendidikan keilmuan. Porsi pendidikan karakter
menempati jumlah terbanyak dibandingkan dengan porsi pendidikan keilmuan,
sehingga para pendidik haruslah pintar-pintar mengajarkan pendidikan karakter
dengan baik dan benar.
Menurut Mansur Muslich (2011:9) kualitas karakter, moral dan mental
seseorang pembentukanya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah, nature) dan
lingkungan (sosialisasi pendidikan). Potensi karakter yang baik dimiliki manusia
sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus dibina melalui sosialisai
pendidikan sejak dini. Sehingga, proses pembelajaran harus sangat memperhatikan
bagaimana proses anak dalam belajar, bagaimana guru mengajarkan, serta sarana
media apa yang dipakai anak dalam belajar supaya anak dapat terlatih karakternya
secara optimal. Maka dari itu, karakter anak SD harus dilatih dengan baik karena
7
mereka menjadi ujung tombak bagi generasi penerus pembangunan bangsa
Indonesia yang akan datang.
Abdul Majid (2012:18) mengatakan, semakin banyak informasi yang diterima
dan semakin matang sistem kepercayaan dan pola pikir yang terbentuk, maka
semakin jelas tindakan, kebiasaan, dan karakter unik dari masing-masing individu.
Dengan kata lain jika sistem kepercayaan seorang individu baik dan benar, serta
selaras dengan karaternya lalu konsep yang dimiliki seseorang individu bagus,
maka kehidupanya akan baik dan semakin membahagiakan. Sebaliknya, apabila
seornang individu memiliki kepercayaan yang tidak selaras, karakternya tidak baik
maka kehidupanya akan penuh permasalahan dan penderitaan. Jika seorang guru
SD membelajarkan karakter baku dengan baik, benar, dan menggunakan kasih
sayang, maka hasilnya akan bagus dan berkualitas. Untuk itu, seorang guru SD
harus memiliki karakter yang baik, supaya dapat dijadikan panutan bagi anak
didiknya. Selain itu guru juga harus memberikan sarana dan parasarana yang baik
untuk proses pembelajaran karakter supaya tujuan pembelajaran karakter dapat
tercapai secara optimal. Contohnya, seorang guru perlu menggunakan media yang
cocok dan sesuai dengan perkembangan pola pikir anak. Supaya, pembelajaran
karakter pada anak akan tidak monoton dan membosankan.
Media komik dan kartu disiplin merupakan media pembelajaran yang akan
dipilih dalam membelajarkan karakter pada penelitian ini. Media komik merupakan
salah satu jenis buku atau media pembelajaran yang menarik untuk anak SD.
Menurut Sudjana (2011:68) komik merupakan suatu bacaan dimana siswa tidak
perlu dibujuk untuk membaca karena dengan melihat gambar yang ada siswa
menjadi tertarik untuk membaca. Menurut Slameto (2010:180) siswa yang
memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung memberikan perhatian yang
lebih besar, dikarenakan komik memberikan proses pembelajaran yang lebih
menarik dengan adanya gambar-gambar yang dapat meningkatkan ingatan
siswa.Ketertarikan anak terhadap media komik tersebut maka dapat dijadikan cara
untuk mengedukasi nilai karakter bagi anak sekolah, dengan cara mengadopsi
beberapa nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari kedalam media komik.
8
Kartu disiplin merupakan media yang dibuat untuk menyampaikan pesan dari
proses pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di rumah atau keluarga.
Menurut KBBI, kartu adalah ketas tebal berbentuk persegi panjang yang berguna
untuk berbagai keperluan. Sedangkan media kartu pembelajaran adalah suatu alat
atau media untuk memudahkan guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk
kertas yang berisikan huruf, angka, garis, titik ataupun gambar. Yamin (2010:173)
menyatakan bahwa interaksi siswa dan guru adalah proses komunikasi yang
dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan kepada siswa. Pesan
yang dimaksud adalah pelajaran. Dalam penelitian ini penulis akan membuat
sebuah kartu yang berfungsi sebagai media pembelajaran karakter disiplin pada diri
siswa. Kartu disiplin tersebut berguna untuk sarana komunikasi bagi siswa, guru,
dan orang tua siswa. Kartu akan dirancang khusus dan sedemikin rupa sehingga
memenuhi kegunaan pembelajaran nilai karakter disiplin bagi siswa.
2.1.2 Pembelajaran Karakter Kelas III pada Tema 6
Menurut Komalasari (2013:3) pembelajaran merupakan suatu sistem atau
proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi
secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektif dan efesien. Sedangkan menurut Sanjaya (2011:13-14) mengartikan
pembelajaran adalah suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat
dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan
pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil
yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Namun agar suatu
pembelajaran berhasil secara optimal, maka harus memperhatikan semua aspek
yang mempengaruhinya baik dari faktor siswa, guru maupun lingkungan.
Dari pengertian pembelajaram di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu sistem atau proses kompleks yang membelajarkan pembelajar dengan
cara direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis yang
keberhasilanya dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses,
agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan
efesien.
9
Koesoema Albertus (2010:79-80) mengatakan karakter diasosiasikan dengan
temperamen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikologi
yang dikaitan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Karakrter juga dipahami
dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur piskis yang dimiliki oleh
seoarang individu sejak lahir. Selain itu Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap
akibat dari keputusan yang ia buat.
Menurut Suyanto (2010:1), pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti
plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
tindakan (action). Sedangkan menurut Thomas Lickona (2010:1) tanpa ketiga
aspek ini pendidikan karakter pendidikan karakter tidak efektif. Dengan pendidikan
karakter yang diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan, maka seorang anak
akan menjadi cerdas emosinya. Hal tersebutlah yang akan memberikan suatu
dorongan kepada anak bagaimana mempersiapkan masa depanya. Dengan
kecerdasan emosinya maka seoerang anak akan lebih mudah menghadapi
hambatan, tantangan ataupun masalah yang akan dihadapinya di kehidupanya
kelak. Sederhananya, pendidikan karakter merupakan pembelajaran moral yang
dilakukan oleh seorang guru kepada muridnya yang bertujuan untuk mempengaruhi
karakter ataupun kepribadian peserta didik. Jadi pendidikan karakter sangatlah
penting diterapkan pada pembelajaran di sekolah, terutama untuk anak sekolah
dasar yang sedang dalam masa pembentukan kepribadian atau karakter.
Menurut Koesoema (2010:79-80) tujuan pendidikan karakter adalah
penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang
lebih menghargai kebebasan individu. Sedangkan menurut Kemendiknas (2010:8)
pendidikan karakter di sekolah juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan
dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai
dengan standar kompetensi lulusan, melalui pendidikan. Oleh karena itu dari
beberapa penjelasan pendidikan karakter yang telah diuraikan, dapat ditarik
kesimpulan menyimpulkan bahwa pendidikan karakter sangatlah penting bagi para
siswa, salah satunya mampu melatih siswa secara mandiri untuk menggunakan
10
pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai karakter sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari yang akan berguna bagi kehidupanya kelak.
Perkembangan pendidikan karakter untuk anak SD dan SMP/SMA sangatlah
berbeda, dikarenakan umur dan perkembanganya yang berbeda. Pada masa SD
Tingkatan kelas di SD dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas atas. Kelas
rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi sekolah
dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam. Di Indonesia, kisaran usia
sekolah dasar berada di antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada
kelompok kelas atas sekitar 9 atau 10 tahun sampai 12 tahun.
Dilihat dari perkembangan kongnitifnya, siswa SD secara umum termasuk
dalam tahap operasional konkret. Hal ini berdasarkan kualifikasi perkembangan
kognitif Jean Piaget dalam Dwi Siwoyo (2011:111) yaitu:
1. tahap sensori motor (usia 0,0-2,0 tahun)
2. tahap pra operasional (usia 2,0-7,0 tahun)
3. tahap operasional konkret (usia 7,0-11,0 tahun)
4. tahap opersional formal (usia 11,0-14,0 tahun)
Dari klasifikasi perkembangan kognitif tersebut, perkembangan anak kleas III
SD berada dalam tahapan operasional kongkret. Pada tahap tersebut anak-anak
melakukan operasi kongkret, mereka juga dapat menalar secara logis sejauh
penalaran itu dapat diaplikasikan pada contoh-contoh yang kongkret atau nyata.
Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran harus dilakukan
menggunakan objek-objek kongkret, supaya dapat mengembangkan kemampuan
berfikir siswa.
Pembelajaran karakter menggunakan media komik dan kartu disiplin pada
tema 6 di kelas III SD akan lebih memudahkan siswa untuk memahami
pembelajaran karakter dan materi. Karena, disajikan dalam bentuk gambar-gambar
ilustrasi kongkrit sehingga, sehingga pembelajaran karakter dapat
terimplementasikan dengan baik. Selain itu komik juga memungkinkan siswa dapat
membacanya secara berulang-ulang tanpa perlu paksaan untuk belajar.
Pada dasarnya, siswa SD sudah memiliki minat membaca buku komik. Anak-
anak sering membaca buku komik untuk sarana hiburan, sehingga komik sudah
11
tidak asing dengan keseharian siswa. Aktivitas pembelajaran siswa yang bertujuan
membuat kesenagan siswa akan dapat lebih mudah tersalurkan melalui penerapan
komik dan kartu disiplin dalam pemebelajaran karakter di SD.
Dalam pengembangan media komik dan kartu disiplin pada pembelajaran
karakter tema 6 kelas III SD ada bebrapa nilai-nilai karakter yang akan
dikembangkan, sesuai dengan penerapan PPK seperti nilai religius, nasionalisme,
integriritas, kemandirian, dan gotong royong dalam pembelajaran tema 6 sub tema
3 pembelajaran 2. Untuk itu dari nilai-nilai PPK dan implementasinya pada tema 6
sub tema 3 pembelajaran 2 maka akan di implementasikan pembelajaran karakter
khususnya nilai disiplin, jujur, mandiri/kemandirian dan religius. Adapun 5 nilai
karakter dalam PPK menurut Dikti (2017:1) yaitu:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha
Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama,menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai
dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi
sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara
lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh
pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli
dan kekerasan,persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai
lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2. Nasionalisme
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan politik bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.Sub nilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,
12
menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta
tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,menghormati keragaman
budaya, suku,dan agama.
3. Kemandirian
Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.Subnilai mandiri antara lain etos kerja
(kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian,
dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang
yang membutuhkan. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong
menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter
integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam
kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan
kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Nilai-nilai karakter diatas bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-
sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara
dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan
karakter dimulai, individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama
13
lainnya baik secara kontekstual maupun universal. Nilai religius sebagai cerminan
dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam
bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dan dalam
bentuk kehidupan antar manusia sebagai kelompok, masyarakat,maupun bangsa.
Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai – nilai religius dimaksud
melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian,
gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama nasionalis dipakai
sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus dikembangkan
berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai
lainnya.
Pembelajaran karakter pada tema 6 kelas III SD yaitu memiliki beberapa
karakter yang dikembangkan pada buku tema 6 tersebut. Buku tema 6 tersebut
berjudulkan Indahnya Persahabatan. Di dalam buku tema 6 ini berisikan
kompetensi inti, SKL, teknik dan instrument penilaian serta sub-sub tema pada tiap
pembahasan. Adapun kompetensi inti (KI) yaitu sebagai berikut.
Tabel 1.1
Kompetensi inti kelas III No. Kompetensi Inti Kelas III
1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar,
melihat, membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
14
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Sumber: Buku Tematik Tema 6, 2016. Indahnya Persahabatan Kelas III
Pada kompetensi inti dari buku tema 6 ini bertujuan untuk mengembangkan
beberapa nilai karkater yaitu religius, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli
dan percaya diri. Nilai- nilai tersebut dikembangkan atau diterapkan pada sub-sub
tema serta mata pelajaran pada pembelajaran di tema 6, yang tercermin pada
kompetensi dasarnya. Namun pada penelitian ini akan lebih khusus pada tema 6 sub
tema 3 pembelajaran 2, penjelasanya yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.2
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2 Sub Tema 3 Pembelajaran 2
Muatan Pembelajaran & KI Tema 3 Sub Tema 3 Pembelajaran 2 : Sahabat
Satwa
PPKn
1.1 Menerima keberagaman karakteristik
individu dalam kehidupan beragama, suku
bangsa, ciri-ciri fisik, psikis, dan hobby
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di
lingkungan rumah dan sekolah.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, kasih
sayang, percaya diri, berani mengakui
kesalahan, meminta maaf dan memberi
maaf di rumah dan sekolah dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
guru, sebagai perwujudan moral Pancasila
Bahasa Indonesia
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan
Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia
yang dikenal sebagai bahasa persatuan
dan sarana belajar di tengah keberagaman
bahasa daerah.
2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung
jawab untuk hidup sehat serta merawat
hewan dan tumbuhan melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau
bahasa daerah
Sumber: Buku Tematik Tema 6, 2016. Indahnya Persahabatan
15
Pembelajaran karakter pada tema 6 sub tema 3 pembelajaran 2 tersebut
memiliki beberapa karakter yang dikembangkan di dalamya, seperti nilai religius,
jujur, disiplin, dan mandiri yang tercermin dari nilai-nilai yang bersumber dari
Pancasila. Adapun pemetaan nilai karakter dan indikator yang ditanamkan yaitu
sebagai berikut.
Tabel 1.3
Pemetaan Nilai Karakter dan Indikator
Sikap Indikator
Nilai Karakter Religius
Religius:
Merupakan perilaku yang
mencerminkan keberimanan
terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku
melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan
agama,menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama dan kepercayaan
lain, hidup rukun dan damai
dengan pemeluk agama lain.
Perilaku patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya
• Mau mengajak teman seagamanya
untuk melakukan taat beribadah
• Mengikuti kegiata
keagamaan yang
diselenggarakan sekolah
• Melaksanakan ibadah sesuai ajaran
agama.
• Merayakan hari besar agama
melaksanakan ibadah tepat waktu
• Berdoa sebelum dan sesudah belajar
• Berdoa sebelum dan sesudah makan
• Mengajak teman berdoa saat
memulai kegiatan
• Mengingatkan teman untuk selalu berdoa
• Tindakan yang menghargai perbedaan
dalam beribadah
• Menghormati teman yang berbeda agama
• Berteman tanpa membedakan agama
• Tidak mengganggu teman
yang sedang beribadah
• Menghormati hari besar keagamaan lain
• Tidak menjelekkan ajaran agama lain.
Nilai Karakter Jujur
Jujur:
Merupakan perilaku yang
didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat
• Tidak berbohong
• Tidak mencontek
• Mengerjakan sendiri tugas yang
diberikan pendidik, tanpa menjiplak
16
dipercaya, selaras dalam
perkataan dan tindakan.
tugas orang lain
• Mengerjakan soal penilaian tanpa
mencontek
• Mengatakan dengan sesungguhnya apa
yang terjadi atau yang dialaminya dalam
kehidupan sehari-hari
• Mau mengakui kesalahan atau kekeliruan
• Mengembalikan barang yang
dipinjam atau ditemukan
• Mengemukakan pendapat sesuai
dengan apa yang diyakininya, walaupun
berbeda dengan pendapat teman
• Mengemukakan ketidaknyamanan
belajar yang dirasakannya di
sekolah
• Membuat laporan kegiatan kelas
secara terbuka (transparan)
Nilai Karakter Disiplin
Disiplin:
Merupakan tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan
• Mengikuti peraturan yang ada di sekolah
• Tertib dalam melaksanakan tugas
• Hadir di sekolah tepat waktu
• Masuk kelas tepat waktu
• Memakai pakaian seragam lengkap dan
rapi
• Tertib mentaati peraturan sekolah
• Melaksanakan piket kebersihan kelas
• Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah
tepat waktu
• Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah
dengan baik
• Membagi waktu belajar dan bermain
dengan baik
• Mengambil dan mengembalikan
peralatan belajar pada tempatnya
• Tidak pernah terlambat masuk kelas.
Nilai Karakter Mandiri
17
Mandiri:
Merupakan yang
memungkinkan seseorang untuk
bertindak bebas, benar, dan
bermanfaat; berusaha
melakukan segala sesuatu
dengan jujur dan benar atas
dorongan dirinya sendiri dan
kemampuan mengatur diri
sendiri, sesuai dengan hak dan
kewajibannya, sehingga dapat
menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapinya;
serta bertanggung jawab
terhadap segala keputusan yang
telah diambilnya melalui
berbagai pertimbangan.
Merencanakan sesuatu dengan sendirinya.
Mengatasi masalahnya sendiri
Melaksanakan hak dan kewajibannya
sendiri
Melakukan sesuatu berdasarkan
kemampuan sendiri
Sumber: Kemendikbud, 2017. Panduan Penilian untuk Sekolah Dasar. 21-25
2.1.3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah komik
dan kartu disiplin pada pembelajaran karakter kelas III tema 6 sub tema 3
pembelajaran 2.
2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran
Sanaky (2015:50-62) megemukakan tentang media pembelajaran adalah
sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam
proses pembelajaran untuk mempertinggi evektivitas dan efisiensi dalam mencapai
tujuan pengajaran. Dengan kata lain, media pembelajaran harus dapat mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal seperti yang diharapkan dan dapat mengemat
tenagga atau waktu. Menurut Zainal Aqib (2013:50) media pembelajaran adalah
segala bentuk alat atau sarana untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya
proses belajar pada si pelajar (siswa).
Jadi, dari beberapa pengertian media pembelajaran diatas dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat
digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi
evektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran serta untuk
18
menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pelajar
(siswa).
Peran media pembelajaran menurut Uno (2011:116) adalah sebagi berikut:
1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.
2. Pembelajaran lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran lebih interaktif.
4. Efisiensi tenagga dan waktu.
5. Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi.
6. Meningkatkan peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
Media pembelajaran sangat berperan penting dalam mencapi optimalnya
tujuan pembelajaran. Untuk itu, untuk membuat suatu media pembelajaran haruslah
memperhatikan karakteristik siswa atau pembelajaran yang akan diajarkan.
2.1.3.2 Media Komik
Nana Sudjana dan Ahmad (2011:64) menyatakan komik adalah suatu bentuk
kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan
yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan
kepada para pembaca. Komik merupakan suatu bacaan dimana siswa tidak perlu
dibujuk untuk membaca karena dengan melihat gambar yang ada siswa menjadi
tertarik untuk membaca. Sedangkan menurut Ary Nur Wahyuningsih (2012:20)
komik adalah media komunikasi visual yang unik karena menggabungkan teks dan
gambar dalam bentuk kreatif serta mempunyai kekuatan untuk menyampaikan
informasi.
Jadi komik merupakan sebuah media buku bergambar yang jelas yang
berfungsi sebagai sarana memermudah proses pembelajaran sehingga dapat
membantu siswa untuk memahami suatu materi atau suatu pembelajaran.
Komik memiliki bebrapa kelebihan jika dipakai dalam proses belajar mengajar
(Wurianto E, 2009 : 11-12) yaitu :
1. komik dapat memotivasi siswa saat belajar;
2. komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran;
19
3. komik bisa meningkatkan minat membaca dan mengarahkan siswa untuk rajin
membaca;
4. komik merupakan suatu budaya yang popular
Media komik juga memiliki beberapa kelamahan jika digunakan dalam proser
pembelajaran yaitu (Wurianto E, 2009 : 11-12) :
1. penggunaan buku komik akan efektif apabila digunakan pada peserta didik
yang suka belajar atau gaya belajarnya visual;
2. penyampaian melalui media komik terlalu sederhana;
3. buku komik akan membatasi imajinasi peserta didik
Komik memiliki elemen atau bagian didalamya menurut M.S. Gumelar
(2011:2-6) bagian atau elemen komik terdiri dari beberapa hal yaitu:
1. Image, yaitu gambar goresan tangan.
2. Teks, yaitu simbol dari suara dan angka.
3. Point dan Dot, yaitu titik bulat kecil dan bentuk lainya dalam ukuran kecil.
4. Space, yaitu ruang seperti kertas yang berguna untuk menggambarkan karakter
untuk melakukan sesuatu.
5. Shape, yaitu bentuk 2 dimensi ukuran panjang dan lebar.
6. Form, yaitu wujud dalam 3 dimensi ukuran panjang, lebar dan tinggi.
7. Tone/Value, yaitu tekanan warna dari arah gelap menuju terang.
8. Colour, adalah warna yang mengisi pada gambar.
9. Pattren, adalah pola dalam komik sebagi screentone.
10. Texture
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketertarikan anak
terhadap buku komik dapat menjadi media belajar yang efisien berguna untuk
membantu proses pembelajaran nilai-nilai karakter pada diri siswa, tanpa
disadarinya secara perlahan dengan mengadopsi beberapa nilai-nilai dalam
kehidupan sehari-hari.
20
2.1.3.3 Kartu Disiplin
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2011:290) kartu adalah kertas tebal
yang berbentuk persegi panjang. Sedangkan media kartu pembelajaran adalah suatu
alat atau media untuk memudahkan guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk
kertas yang berisikan huruf, angka, garis, titik ataupun gambar. Yamin (2003:173)
menyatakan bahwa interaksi siswa dan guru adalah proses komunikasi yang
dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan kepada siswa. Pesan
yang dimaksud adalah pelajaran.
Menurut Hasan Maimunah (2011:66) masing-masing media memiliki kegunaan
dan kelebihan masing-masing. Media kartu ini memiliki kegunaan dan kelebihan
sebagi berikut.
Kegunaan media kartu dalam pembelajaran yaitu:
1. Dengan menerapkan media kartu diusia dini, dapat meningkatkan membaca
pada usia dini.
2. Mengembangkan daya ingat pada otak kanan
3. Meningkatkan kosa kata pada anak
Kelebihan media kartu dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Mudah dibawa kemana-mana. Karena ukuran kartu yang kecil, membuat media
kartu dapat disimpan dimanapun, sehingga tidak membutuhkan ruang yang
luas untuk menyimpanya.
2. Praktis dan efisien penggunaanya.
Dengan adanya kegunaan dan kelebihan media kartu yang telah dipaparkan
diatas diharpakan anak menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran karakter di
sekolah. Khususnya karakter disiplin. Dalam penelitian ini akan dikembangkan
juga sebuah kartu yang berfungsi sebagai media pembelajaran karakter disiplin
pada diri siswa. Kartu disiplin tersebut berguna untuk sarana komunikasi bagi
siswa, guru dan orang tua siswa. Kartu akan dirancang khusus dan sedemikin rupa
sehingga memenuhi kegunaan pembelajaran nilai karakter disiplin bagi siswa.
21
2.1.3.4 Pengembangan Media Komik dan Kartu Disiplin pada Pembelajaran
Karakter Kelas III Tema 6 Sub Tema 3 Pembelajaran 2
Pengembangan media pembelajaran perlu dilakukan guna meningkatkan mutu
dari proses pembelajaran, khususnya pada pembelajran karakter pada tema 6 kelas
III SD. Minat belajar dan motivasi dalm pembelajaran karakter perlu ditingkatkan
agar tujuan bisa tercapai secara optimal. Disamping itu proses pembelajaran
karakter akan menentukan mutu kualitas dari hasil suatu pembelajaran. Untuk itu,
perlu adanya pengembangan media yang cocok untuk membelajarakan nilai
karakter pada anak SD. Salah satu media yang bisa digunakan yaitu komik dan kartu
disiplin.
Penyajian komik dan kartu disiplin sebagai media pembelajaran karakter
diharapkan mempu memberikan sajian proses pembelajaran yang menarik bagi
anak SD. Kebanyakan pembelajaran karakter kurang begitu menarik karena
kurangnya media untuk proses pembelajaran. Pembelajaran karakter menggunakan
media komik dan kartu disiplin pada tema 6 di kelas III SD akan lebih memudahkan
siswa untuk memahami pembelajaran karakter dan materi. Karena komik disajikan
dalam bentuk gambar-gambar ilustrasi yang kongkrit, sehingga pembelajaran
karakter dapat terimplementasikan dengan baik. Selain itu komik juga
memungkinkan siswa dapat membacanya secara berulang-ulang tanpa perlu
paksaan untuk belajar.
Pada dasarnya, siswa SD sudah memiliki minat membaca buku komik. Anak-
anak sering membaca buku komik untuk sarana hiburan, sehingga komik sudah
tidak asing dengan keseharian siswa. Aktivitas pembelajaran siswa yang bertujuan
membuat kesenagan siswa akan dapat lebih mudah tersalurkan melalui penerapan
komik dan kartu disiplin dalam pemebelajaran karakter di SD. Selain itu, media
kartu yang berfungsi sebagai media pembelajaran yang menarik pada pembalajaran
nilai karakter disiplin pada diri siswa. Kartu disiplin tersebut berguna untuk sarana
komunikasi bagi siswa, guru dan orang tua siswa. Kartu akan dirancang khusus dan
sedemikian rupa sehingga memenuhi kegunaan pembelajaran nilai karakter disiplin
bagi siswa.
22
2.2 Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat
dipaparkan sebagai berikut
Bara Saputra (2015: 61-72) melakukan penelitianya yang berjudul
Pengembangan Komik Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran
Tematik-Integratif Kelas IV SD. Tujuannya yaitu untuk meghasilkan media komik
berbasis pendidikan karakter, menetahui kelayakan media komik berbasis karakter,
dan mengetahui keaktifan siswa terhadap pengembangan karakter kelas IV SD.
Merupakan penelitan pengembangan, model yang digunakan adalah buku komik
dengan tema makananku sehat dan bergizi adalah model perancangan prosedural
yang disusun secara sistematis, terstruktur, berurutan, dan logis untuk
menghasilkan produk. Hasil perancangan berupa buku komik yang bertema
‘Makanaku Sehat Bergizi’ yang ditampilkan adalah buku berwarna-warni serta
dialog yang menrik yang menceritakan tentang ‘Makananku Sehat Bergizi’ yang
dihubungkan dengan penanaman nilai karakter disiplin, produk komik tersebut
valid, efisien, dan layak digunakan untuk pembelajaran karakter pada siswa.
Zuli Lailatul Fajriah dan Evita Anggereini (2016:22-23) telah melakukan
penelitian yang berjudul Pengembangan Edu Komik Bahan Ajar Berbasis
Pendidikan Karakter pada Materi Interaksi Mahluk Hidup dan Lingkunganya di
Sekolah Menengah Pertama. Penelitaian tersebut mengunakan model procedural
desain pembelajaran dari ADDIE. Hasilnya menunjukkan bahwa media edu-komik
yang dikembangkan dapat diterima dengan baik oleh responden dan disarankan
sebagi media alternative dalam pembelajaran pada materi interaksi mahluk hidup
dan lingkunganya. Kelebihan dari media edu-komik yaitu dapat membelajarkan
pendidikan karakter pada tokoh-tokohnya khususnya karakter tanggung jawab dan
peduli lingkungan.
Penelitan Ashabul Khairi (2016:98-108) tentang Pengembangan Media
Komik Berbasis Karakter untuk Sekolah Dasar yang berkaitan dengan sistem
pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter peserta didik. Hasil
dari penelitian tersebut adalah komik berbasis karakter pada kelas rendah SD valid
dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran karakter.
23
Ambaryani dan Gamalilel (2017:19) melakukan penelitian tentang
Pengembangan Media Komik untuk Efektifitas dan Meningkatkan Hasil Belajar
Kongnitif Materi Perubahan Lingkungan Fisik, penelitian tersebut bertujuan untuk
mengembangkan media komik sebagai media pembelajaran materi perubahan
lingkungan. Hasil dari penelitian tersebut yaitu produk yang dihasilkan sangat valid
dan layak untuk proses pembelajaran materi perubahan lingkungan fisik di SD.
Nurul Hidayah (2017:35-45) melakukan penelitian tentang Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV MI Nurul
Hidayah Roworjo. Penelitian tersebut mengembangkan sebuah media pembelajaran
komik untui bahan ajar mata pelajaran IPS. Hasil penelitiannya yaitu media komik
yang dikembangkan sangat valid dan layak untuk dijadikan media pembelajaran
IPS di SD.
Penelitian Eni Fariyatul Fahyuni (2017:17-26) tentang Pengembangan
Komik Akidah Akhlak untuk Meningkatkan Minat Baca dan Prestasi Belajar Siswa
Sekolah Dasar. Penelitian ini mengembangan media komik akidah ahlak sebagai
bahan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa. Hasilnya, media komik yang
dikembangkan dinilai valid dan layak untuk pembelajaran PAI di SD.
Berbeda dengan penelitian diatas penelitian pengembangan ini akan
megembangkan media pembelajaran media komik dan kartu disiplin untuk
menanamkan nilai karakter yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila yang yang
menjadi prioritas pengembangan gerakan PPK. Khususnya dalam penguatan nilai
karakter disiplin, jujur, mandiri, dan religius. Dari penelitian ini, semoga
pengembangan buku komik dan kartu disiplin dapat bermanfaat dan dapat
digunakan bagi pembelajaran nilai karakter pada siswa SD.
2.3 Kerangka Berpikir
Penerapan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan sebuah proses pembelajaran
yang panjang, dan harus dilakukan sejak dini khususnya pada siswa sekolah dasar
yang sedang proses pembntukan kepribadian. Karakter sangat perlu dibentuk sejak
dini supaya menghasilkan kualitas bangsa yang baik. Salah satu media yang dapat
digunakan untuk menbentuk karakter anak adalah melalui buku komik dan kartu
disiplin.
24
Buku komik merupakan salah satu media yang efektif bagi seorang anak untuk
belajar membaca, menulis maupun mengembangkan imajinasinya dalam menyerap
nilai positif dalam sebuah bacaan. Buku komik dan kartu didiplin dapat membantu
guru dan orang tua untuk menanamkan nilai karakter pada anak.
Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti bermaksud untuk mengembangkan buku
komik yang focus pada nilai karakter untuk anak usia SD. Sehingga anak-anak
dapat menyerap pesan moral dan dapat diwujudkan melaui kehidupanya.
25
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori, rumusan masalah, dan kerangka pikir diatas maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini yaitu media komik dan kartu disiplin yang
dikembangkan diduga layak digunakan dalam pembelajaran karakter tema 6 kelas
III Sekolah Dasar Negeri Salatiga 09.