20
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian pengembangan ini akan dilakukan kajian teori dari berbagai sumber. Kajian teori ini berisi tentang pustaka untuk materi media komik, kartu disiplin, serta pembelajaran karakter kelas III pada tema 6 sub tema 3 pembelajaran ke-2. 2.1.1 Media Komik dan Kartu Disiplin Pelaksanaan proses belajar merupakan hal yang sangat penting, karena dapat berdampak pada hasil/kualitas dari proses pembelajaran itu sendiri. Selain berdampak pada hasil, juga berdampak pada pembentukan karakter pada anak. Untuk itu, proses pembelajaran harus sangat diperhatikan. Supaya, dapat menghasilkan pelajar yang berkarakter kuat dan berkualitas. Mengingat sangat pentingnya pendidikan karakter, pemerintah mewajibkan pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan pendidikan yang mengajarkan pengetahuan. Dalam Kemendikbud (2017:1) mengatakan pemerintah saat ini berupaya menguatkan pendidikan karakter diseluruh sekolah melalui kebijakanya, porsi pendidikan karakter untuk Sekolah Dasar (SD) sebesar 70 persen, sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 60 persen dan 40 persen pendidikan keilmuan. Porsi pendidikan karakter menempati jumlah terbanyak dibandingkan dengan porsi pendidikan keilmuan, sehingga para pendidik haruslah pintar-pintar mengajarkan pendidikan karakter dengan baik dan benar. Menurut Mansur Muslich (2011:9) kualitas karakter, moral dan mental seseorang pembentukanya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah, nature) dan lingkungan (sosialisasi pendidikan). Potensi karakter yang baik dimiliki manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus dibina melalui sosialisai pendidikan sejak dini. Sehingga, proses pembelajaran harus sangat memperhatikan bagaimana proses anak dalam belajar, bagaimana guru mengajarkan, serta sarana media apa yang dipakai anak dalam belajar supaya anak dapat terlatih karakternya secara optimal. Maka dari itu, karakter anak SD harus dilatih dengan baik karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA · menghasilkan pelajar yang berkarakter kuat dan berkualitas. Mengingat sangat ... (SD) sebesar 70 persen, sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Teori

    Dalam penelitian pengembangan ini akan dilakukan kajian teori dari berbagai

    sumber. Kajian teori ini berisi tentang pustaka untuk materi media komik, kartu

    disiplin, serta pembelajaran karakter kelas III pada tema 6 sub tema 3 pembelajaran

    ke-2.

    2.1.1 Media Komik dan Kartu Disiplin

    Pelaksanaan proses belajar merupakan hal yang sangat penting, karena dapat

    berdampak pada hasil/kualitas dari proses pembelajaran itu sendiri. Selain

    berdampak pada hasil, juga berdampak pada pembentukan karakter pada anak.

    Untuk itu, proses pembelajaran harus sangat diperhatikan. Supaya, dapat

    menghasilkan pelajar yang berkarakter kuat dan berkualitas. Mengingat sangat

    pentingnya pendidikan karakter, pemerintah mewajibkan pendidikan karakter pada

    jenjang pendidikan dasar mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan

    pendidikan yang mengajarkan pengetahuan. Dalam Kemendikbud (2017:1)

    mengatakan pemerintah saat ini berupaya menguatkan pendidikan karakter

    diseluruh sekolah melalui kebijakanya, porsi pendidikan karakter untuk Sekolah

    Dasar (SD) sebesar 70 persen, sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    sebesar 60 persen dan 40 persen pendidikan keilmuan. Porsi pendidikan karakter

    menempati jumlah terbanyak dibandingkan dengan porsi pendidikan keilmuan,

    sehingga para pendidik haruslah pintar-pintar mengajarkan pendidikan karakter

    dengan baik dan benar.

    Menurut Mansur Muslich (2011:9) kualitas karakter, moral dan mental

    seseorang pembentukanya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah, nature) dan

    lingkungan (sosialisasi pendidikan). Potensi karakter yang baik dimiliki manusia

    sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus dibina melalui sosialisai

    pendidikan sejak dini. Sehingga, proses pembelajaran harus sangat memperhatikan

    bagaimana proses anak dalam belajar, bagaimana guru mengajarkan, serta sarana

    media apa yang dipakai anak dalam belajar supaya anak dapat terlatih karakternya

    secara optimal. Maka dari itu, karakter anak SD harus dilatih dengan baik karena

  • 7

    mereka menjadi ujung tombak bagi generasi penerus pembangunan bangsa

    Indonesia yang akan datang.

    Abdul Majid (2012:18) mengatakan, semakin banyak informasi yang diterima

    dan semakin matang sistem kepercayaan dan pola pikir yang terbentuk, maka

    semakin jelas tindakan, kebiasaan, dan karakter unik dari masing-masing individu.

    Dengan kata lain jika sistem kepercayaan seorang individu baik dan benar, serta

    selaras dengan karaternya lalu konsep yang dimiliki seseorang individu bagus,

    maka kehidupanya akan baik dan semakin membahagiakan. Sebaliknya, apabila

    seornang individu memiliki kepercayaan yang tidak selaras, karakternya tidak baik

    maka kehidupanya akan penuh permasalahan dan penderitaan. Jika seorang guru

    SD membelajarkan karakter baku dengan baik, benar, dan menggunakan kasih

    sayang, maka hasilnya akan bagus dan berkualitas. Untuk itu, seorang guru SD

    harus memiliki karakter yang baik, supaya dapat dijadikan panutan bagi anak

    didiknya. Selain itu guru juga harus memberikan sarana dan parasarana yang baik

    untuk proses pembelajaran karakter supaya tujuan pembelajaran karakter dapat

    tercapai secara optimal. Contohnya, seorang guru perlu menggunakan media yang

    cocok dan sesuai dengan perkembangan pola pikir anak. Supaya, pembelajaran

    karakter pada anak akan tidak monoton dan membosankan.

    Media komik dan kartu disiplin merupakan media pembelajaran yang akan

    dipilih dalam membelajarkan karakter pada penelitian ini. Media komik merupakan

    salah satu jenis buku atau media pembelajaran yang menarik untuk anak SD.

    Menurut Sudjana (2011:68) komik merupakan suatu bacaan dimana siswa tidak

    perlu dibujuk untuk membaca karena dengan melihat gambar yang ada siswa

    menjadi tertarik untuk membaca. Menurut Slameto (2010:180) siswa yang

    memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung memberikan perhatian yang

    lebih besar, dikarenakan komik memberikan proses pembelajaran yang lebih

    menarik dengan adanya gambar-gambar yang dapat meningkatkan ingatan

    siswa.Ketertarikan anak terhadap media komik tersebut maka dapat dijadikan cara

    untuk mengedukasi nilai karakter bagi anak sekolah, dengan cara mengadopsi

    beberapa nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari kedalam media komik.

  • 8

    Kartu disiplin merupakan media yang dibuat untuk menyampaikan pesan dari

    proses pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di rumah atau keluarga.

    Menurut KBBI, kartu adalah ketas tebal berbentuk persegi panjang yang berguna

    untuk berbagai keperluan. Sedangkan media kartu pembelajaran adalah suatu alat

    atau media untuk memudahkan guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk

    kertas yang berisikan huruf, angka, garis, titik ataupun gambar. Yamin (2010:173)

    menyatakan bahwa interaksi siswa dan guru adalah proses komunikasi yang

    dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan kepada siswa. Pesan

    yang dimaksud adalah pelajaran. Dalam penelitian ini penulis akan membuat

    sebuah kartu yang berfungsi sebagai media pembelajaran karakter disiplin pada diri

    siswa. Kartu disiplin tersebut berguna untuk sarana komunikasi bagi siswa, guru,

    dan orang tua siswa. Kartu akan dirancang khusus dan sedemikin rupa sehingga

    memenuhi kegunaan pembelajaran nilai karakter disiplin bagi siswa.

    2.1.2 Pembelajaran Karakter Kelas III pada Tema 6

    Menurut Komalasari (2013:3) pembelajaran merupakan suatu sistem atau

    proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi

    secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran

    secara efektif dan efesien. Sedangkan menurut Sanjaya (2011:13-14) mengartikan

    pembelajaran adalah suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat

    dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan

    pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil

    yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran. Namun agar suatu

    pembelajaran berhasil secara optimal, maka harus memperhatikan semua aspek

    yang mempengaruhinya baik dari faktor siswa, guru maupun lingkungan.

    Dari pengertian pembelajaram di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

    adalah suatu sistem atau proses kompleks yang membelajarkan pembelajar dengan

    cara direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis yang

    keberhasilanya dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses,

    agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan

    efesien.

  • 9

    Koesoema Albertus (2010:79-80) mengatakan karakter diasosiasikan dengan

    temperamen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikologi

    yang dikaitan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Karakrter juga dipahami

    dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur piskis yang dimiliki oleh

    seoarang individu sejak lahir. Selain itu Individu yang berkarakter baik adalah

    individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap

    akibat dari keputusan yang ia buat.

    Menurut Suyanto (2010:1), pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti

    plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan

    tindakan (action). Sedangkan menurut Thomas Lickona (2010:1) tanpa ketiga

    aspek ini pendidikan karakter pendidikan karakter tidak efektif. Dengan pendidikan

    karakter yang diterapkan secara konsisten dan berkelanjutan, maka seorang anak

    akan menjadi cerdas emosinya. Hal tersebutlah yang akan memberikan suatu

    dorongan kepada anak bagaimana mempersiapkan masa depanya. Dengan

    kecerdasan emosinya maka seoerang anak akan lebih mudah menghadapi

    hambatan, tantangan ataupun masalah yang akan dihadapinya di kehidupanya

    kelak. Sederhananya, pendidikan karakter merupakan pembelajaran moral yang

    dilakukan oleh seorang guru kepada muridnya yang bertujuan untuk mempengaruhi

    karakter ataupun kepribadian peserta didik. Jadi pendidikan karakter sangatlah

    penting diterapkan pada pembelajaran di sekolah, terutama untuk anak sekolah

    dasar yang sedang dalam masa pembentukan kepribadian atau karakter.

    Menurut Koesoema (2010:79-80) tujuan pendidikan karakter adalah

    penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang

    lebih menghargai kebebasan individu. Sedangkan menurut Kemendiknas (2010:8)

    pendidikan karakter di sekolah juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan

    dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan

    karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai

    dengan standar kompetensi lulusan, melalui pendidikan. Oleh karena itu dari

    beberapa penjelasan pendidikan karakter yang telah diuraikan, dapat ditarik

    kesimpulan menyimpulkan bahwa pendidikan karakter sangatlah penting bagi para

    siswa, salah satunya mampu melatih siswa secara mandiri untuk menggunakan

  • 10

    pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai karakter sehingga terwujud dalam

    perilaku sehari-hari yang akan berguna bagi kehidupanya kelak.

    Perkembangan pendidikan karakter untuk anak SD dan SMP/SMA sangatlah

    berbeda, dikarenakan umur dan perkembanganya yang berbeda. Pada masa SD

    Tingkatan kelas di SD dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas atas. Kelas

    rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi sekolah

    dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam. Di Indonesia, kisaran usia

    sekolah dasar berada di antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada

    kelompok kelas atas sekitar 9 atau 10 tahun sampai 12 tahun.

    Dilihat dari perkembangan kongnitifnya, siswa SD secara umum termasuk

    dalam tahap operasional konkret. Hal ini berdasarkan kualifikasi perkembangan

    kognitif Jean Piaget dalam Dwi Siwoyo (2011:111) yaitu:

    1. tahap sensori motor (usia 0,0-2,0 tahun)

    2. tahap pra operasional (usia 2,0-7,0 tahun)

    3. tahap operasional konkret (usia 7,0-11,0 tahun)

    4. tahap opersional formal (usia 11,0-14,0 tahun)

    Dari klasifikasi perkembangan kognitif tersebut, perkembangan anak kleas III

    SD berada dalam tahapan operasional kongkret. Pada tahap tersebut anak-anak

    melakukan operasi kongkret, mereka juga dapat menalar secara logis sejauh

    penalaran itu dapat diaplikasikan pada contoh-contoh yang kongkret atau nyata.

    Karakteristik tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran harus dilakukan

    menggunakan objek-objek kongkret, supaya dapat mengembangkan kemampuan

    berfikir siswa.

    Pembelajaran karakter menggunakan media komik dan kartu disiplin pada

    tema 6 di kelas III SD akan lebih memudahkan siswa untuk memahami

    pembelajaran karakter dan materi. Karena, disajikan dalam bentuk gambar-gambar

    ilustrasi kongkrit sehingga, sehingga pembelajaran karakter dapat

    terimplementasikan dengan baik. Selain itu komik juga memungkinkan siswa dapat

    membacanya secara berulang-ulang tanpa perlu paksaan untuk belajar.

    Pada dasarnya, siswa SD sudah memiliki minat membaca buku komik. Anak-

    anak sering membaca buku komik untuk sarana hiburan, sehingga komik sudah

  • 11

    tidak asing dengan keseharian siswa. Aktivitas pembelajaran siswa yang bertujuan

    membuat kesenagan siswa akan dapat lebih mudah tersalurkan melalui penerapan

    komik dan kartu disiplin dalam pemebelajaran karakter di SD.

    Dalam pengembangan media komik dan kartu disiplin pada pembelajaran

    karakter tema 6 kelas III SD ada bebrapa nilai-nilai karakter yang akan

    dikembangkan, sesuai dengan penerapan PPK seperti nilai religius, nasionalisme,

    integriritas, kemandirian, dan gotong royong dalam pembelajaran tema 6 sub tema

    3 pembelajaran 2. Untuk itu dari nilai-nilai PPK dan implementasinya pada tema 6

    sub tema 3 pembelajaran 2 maka akan di implementasikan pembelajaran karakter

    khususnya nilai disiplin, jujur, mandiri/kemandirian dan religius. Adapun 5 nilai

    karakter dalam PPK menurut Dikti (2017:1) yaitu:

    1. Religius

    Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha

    Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan

    yang dianut, menghargai perbedaan agama,menjunjung tinggi sikap toleran

    terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai

    dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi

    sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan

    individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan

    dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara

    lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh

    pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli

    dan kekerasan,persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai

    lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

    2. Nasionalisme

    Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat

    yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap

    bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan politik bangsa,

    menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

    kelompoknya.Sub nilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri,

  • 12

    menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta

    tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,menghormati keragaman

    budaya, suku,dan agama.

    3. Kemandirian

    Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung

    pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk

    merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.Subnilai mandiri antara lain etos kerja

    (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian,

    dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

    4. Gotong Royong

    Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat

    kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin

    komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang

    yang membutuhkan. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama,

    inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong

    menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap

    kerelawanan.

    5. Integritas

    Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang

    didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat

    dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan

    kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter

    integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam

    kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan

    kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,

    komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan

    menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

    Nilai-nilai karakter diatas bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri-

    sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara

    dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan

    karakter dimulai, individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama

  • 13

    lainnya baik secara kontekstual maupun universal. Nilai religius sebagai cerminan

    dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam

    bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dan dalam

    bentuk kehidupan antar manusia sebagai kelompok, masyarakat,maupun bangsa.

    Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai – nilai religius dimaksud

    melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian,

    gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama nasionalis dipakai

    sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus dikembangkan

    berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai

    lainnya.

    Pembelajaran karakter pada tema 6 kelas III SD yaitu memiliki beberapa

    karakter yang dikembangkan pada buku tema 6 tersebut. Buku tema 6 tersebut

    berjudulkan Indahnya Persahabatan. Di dalam buku tema 6 ini berisikan

    kompetensi inti, SKL, teknik dan instrument penilaian serta sub-sub tema pada tiap

    pembahasan. Adapun kompetensi inti (KI) yaitu sebagai berikut.

    Tabel 1.1

    Kompetensi inti kelas III No. Kompetensi Inti Kelas III

    1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

    2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

    dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

    tetangga.

    3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar,

    melihat, membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

    dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

    dijumpainya di rumah dan di sekolah.

    4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

    dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan

  • 14

    anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

    beriman dan berakhlak mulia.

    Sumber: Buku Tematik Tema 6, 2016. Indahnya Persahabatan Kelas III

    Pada kompetensi inti dari buku tema 6 ini bertujuan untuk mengembangkan

    beberapa nilai karkater yaitu religius, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli

    dan percaya diri. Nilai- nilai tersebut dikembangkan atau diterapkan pada sub-sub

    tema serta mata pelajaran pada pembelajaran di tema 6, yang tercermin pada

    kompetensi dasarnya. Namun pada penelitian ini akan lebih khusus pada tema 6 sub

    tema 3 pembelajaran 2, penjelasanya yaitu sebagai berikut:

    Tabel 1.2

    Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2 Sub Tema 3 Pembelajaran 2

    Muatan Pembelajaran & KI Tema 3 Sub Tema 3 Pembelajaran 2 : Sahabat

    Satwa

    PPKn

    1.1 Menerima keberagaman karakteristik

    individu dalam kehidupan beragama, suku

    bangsa, ciri-ciri fisik, psikis, dan hobby

    sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di

    lingkungan rumah dan sekolah.

    2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

    tanggung jawab, santun, peduli, kasih

    sayang, percaya diri, berani mengakui

    kesalahan, meminta maaf dan memberi

    maaf di rumah dan sekolah dalam

    berinteraksi dengan keluarga, teman, dan

    guru, sebagai perwujudan moral Pancasila

    Bahasa Indonesia

    1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan

    Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia

    yang dikenal sebagai bahasa persatuan

    dan sarana belajar di tengah keberagaman

    bahasa daerah.

    2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung

    jawab untuk hidup sehat serta merawat

    hewan dan tumbuhan melalui

    pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau

    bahasa daerah

    Sumber: Buku Tematik Tema 6, 2016. Indahnya Persahabatan

  • 15

    Pembelajaran karakter pada tema 6 sub tema 3 pembelajaran 2 tersebut

    memiliki beberapa karakter yang dikembangkan di dalamya, seperti nilai religius,

    jujur, disiplin, dan mandiri yang tercermin dari nilai-nilai yang bersumber dari

    Pancasila. Adapun pemetaan nilai karakter dan indikator yang ditanamkan yaitu

    sebagai berikut.

    Tabel 1.3

    Pemetaan Nilai Karakter dan Indikator

    Sikap Indikator

    Nilai Karakter Religius

    Religius:

    Merupakan perilaku yang

    mencerminkan keberimanan

    terhadap Tuhan yang Maha Esa

    yang diwujudkan dalam perilaku

    melaksanakan ajaran agama dan

    kepercayaan yang dianut,

    menghargai perbedaan

    agama,menjunjung tinggi sikap

    toleran terhadap pelaksanaan

    ibadah agama dan kepercayaan

    lain, hidup rukun dan damai

    dengan pemeluk agama lain.

    Perilaku patuh dalam melaksanakan

    ajaran agama yang dianutnya

    • Mau mengajak teman seagamanya

    untuk melakukan taat beribadah

    • Mengikuti kegiata

    keagamaan yang

    diselenggarakan sekolah

    • Melaksanakan ibadah sesuai ajaran

    agama.

    • Merayakan hari besar agama

    melaksanakan ibadah tepat waktu

    • Berdoa sebelum dan sesudah belajar

    • Berdoa sebelum dan sesudah makan

    • Mengajak teman berdoa saat

    memulai kegiatan

    • Mengingatkan teman untuk selalu berdoa

    • Tindakan yang menghargai perbedaan

    dalam beribadah

    • Menghormati teman yang berbeda agama

    • Berteman tanpa membedakan agama

    • Tidak mengganggu teman

    yang sedang beribadah

    • Menghormati hari besar keagamaan lain

    • Tidak menjelekkan ajaran agama lain.

    Nilai Karakter Jujur

    Jujur:

    Merupakan perilaku yang

    didasarkan pada upaya

    menjadikan dirinya sebagai

    orang yang selalu dapat

    • Tidak berbohong

    • Tidak mencontek

    • Mengerjakan sendiri tugas yang

    diberikan pendidik, tanpa menjiplak

  • 16

    dipercaya, selaras dalam

    perkataan dan tindakan.

    tugas orang lain

    • Mengerjakan soal penilaian tanpa

    mencontek

    • Mengatakan dengan sesungguhnya apa

    yang terjadi atau yang dialaminya dalam

    kehidupan sehari-hari

    • Mau mengakui kesalahan atau kekeliruan

    • Mengembalikan barang yang

    dipinjam atau ditemukan

    • Mengemukakan pendapat sesuai

    dengan apa yang diyakininya, walaupun

    berbeda dengan pendapat teman

    • Mengemukakan ketidaknyamanan

    belajar yang dirasakannya di

    sekolah

    • Membuat laporan kegiatan kelas

    secara terbuka (transparan)

    Nilai Karakter Disiplin

    Disiplin:

    Merupakan tindakan yang

    menunjukkan perilaku tertib

    dan patuh pada berbagai

    ketentuan dan peraturan

    • Mengikuti peraturan yang ada di sekolah

    • Tertib dalam melaksanakan tugas

    • Hadir di sekolah tepat waktu

    • Masuk kelas tepat waktu

    • Memakai pakaian seragam lengkap dan

    rapi

    • Tertib mentaati peraturan sekolah

    • Melaksanakan piket kebersihan kelas

    • Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah

    tepat waktu

    • Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah

    dengan baik

    • Membagi waktu belajar dan bermain

    dengan baik

    • Mengambil dan mengembalikan

    peralatan belajar pada tempatnya

    • Tidak pernah terlambat masuk kelas.

    Nilai Karakter Mandiri

  • 17

    Mandiri:

    Merupakan yang

    memungkinkan seseorang untuk

    bertindak bebas, benar, dan

    bermanfaat; berusaha

    melakukan segala sesuatu

    dengan jujur dan benar atas

    dorongan dirinya sendiri dan

    kemampuan mengatur diri

    sendiri, sesuai dengan hak dan

    kewajibannya, sehingga dapat

    menyelesaikan masalah-

    masalah yang dihadapinya;

    serta bertanggung jawab

    terhadap segala keputusan yang

    telah diambilnya melalui

    berbagai pertimbangan.

    Merencanakan sesuatu dengan sendirinya.

    Mengatasi masalahnya sendiri

    Melaksanakan hak dan kewajibannya

    sendiri

    Melakukan sesuatu berdasarkan

    kemampuan sendiri

    Sumber: Kemendikbud, 2017. Panduan Penilian untuk Sekolah Dasar. 21-25

    2.1.3. Media Pembelajaran

    Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah komik

    dan kartu disiplin pada pembelajaran karakter kelas III tema 6 sub tema 3

    pembelajaran 2.

    2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

    Sanaky (2015:50-62) megemukakan tentang media pembelajaran adalah

    sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam

    proses pembelajaran untuk mempertinggi evektivitas dan efisiensi dalam mencapai

    tujuan pengajaran. Dengan kata lain, media pembelajaran harus dapat mencapai

    tujuan pembelajaran secara optimal seperti yang diharapkan dan dapat mengemat

    tenagga atau waktu. Menurut Zainal Aqib (2013:50) media pembelajaran adalah

    segala bentuk alat atau sarana untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya

    proses belajar pada si pelajar (siswa).

    Jadi, dari beberapa pengertian media pembelajaran diatas dapat disimpulkan

    bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat

    digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi

    evektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran serta untuk

  • 18

    menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pelajar

    (siswa).

    Peran media pembelajaran menurut Uno (2011:116) adalah sebagi berikut:

    1. Penyajian materi ajar menjadi lebih standar.

    2. Pembelajaran lebih jelas dan menarik.

    3. Proses pembelajaran lebih interaktif.

    4. Efisiensi tenagga dan waktu.

    5. Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi.

    6. Meningkatkan peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.

    Media pembelajaran sangat berperan penting dalam mencapi optimalnya

    tujuan pembelajaran. Untuk itu, untuk membuat suatu media pembelajaran haruslah

    memperhatikan karakteristik siswa atau pembelajaran yang akan diajarkan.

    2.1.3.2 Media Komik

    Nana Sudjana dan Ahmad (2011:64) menyatakan komik adalah suatu bentuk

    kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan

    yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan

    kepada para pembaca. Komik merupakan suatu bacaan dimana siswa tidak perlu

    dibujuk untuk membaca karena dengan melihat gambar yang ada siswa menjadi

    tertarik untuk membaca. Sedangkan menurut Ary Nur Wahyuningsih (2012:20)

    komik adalah media komunikasi visual yang unik karena menggabungkan teks dan

    gambar dalam bentuk kreatif serta mempunyai kekuatan untuk menyampaikan

    informasi.

    Jadi komik merupakan sebuah media buku bergambar yang jelas yang

    berfungsi sebagai sarana memermudah proses pembelajaran sehingga dapat

    membantu siswa untuk memahami suatu materi atau suatu pembelajaran.

    Komik memiliki bebrapa kelebihan jika dipakai dalam proses belajar mengajar

    (Wurianto E, 2009 : 11-12) yaitu :

    1. komik dapat memotivasi siswa saat belajar;

    2. komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat

    meningkatkan kualitas pembelajaran;

  • 19

    3. komik bisa meningkatkan minat membaca dan mengarahkan siswa untuk rajin

    membaca;

    4. komik merupakan suatu budaya yang popular

    Media komik juga memiliki beberapa kelamahan jika digunakan dalam proser

    pembelajaran yaitu (Wurianto E, 2009 : 11-12) :

    1. penggunaan buku komik akan efektif apabila digunakan pada peserta didik

    yang suka belajar atau gaya belajarnya visual;

    2. penyampaian melalui media komik terlalu sederhana;

    3. buku komik akan membatasi imajinasi peserta didik

    Komik memiliki elemen atau bagian didalamya menurut M.S. Gumelar

    (2011:2-6) bagian atau elemen komik terdiri dari beberapa hal yaitu:

    1. Image, yaitu gambar goresan tangan.

    2. Teks, yaitu simbol dari suara dan angka.

    3. Point dan Dot, yaitu titik bulat kecil dan bentuk lainya dalam ukuran kecil.

    4. Space, yaitu ruang seperti kertas yang berguna untuk menggambarkan karakter

    untuk melakukan sesuatu.

    5. Shape, yaitu bentuk 2 dimensi ukuran panjang dan lebar.

    6. Form, yaitu wujud dalam 3 dimensi ukuran panjang, lebar dan tinggi.

    7. Tone/Value, yaitu tekanan warna dari arah gelap menuju terang.

    8. Colour, adalah warna yang mengisi pada gambar.

    9. Pattren, adalah pola dalam komik sebagi screentone.

    10. Texture

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketertarikan anak

    terhadap buku komik dapat menjadi media belajar yang efisien berguna untuk

    membantu proses pembelajaran nilai-nilai karakter pada diri siswa, tanpa

    disadarinya secara perlahan dengan mengadopsi beberapa nilai-nilai dalam

    kehidupan sehari-hari.

  • 20

    2.1.3.3 Kartu Disiplin

    Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2011:290) kartu adalah kertas tebal

    yang berbentuk persegi panjang. Sedangkan media kartu pembelajaran adalah suatu

    alat atau media untuk memudahkan guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk

    kertas yang berisikan huruf, angka, garis, titik ataupun gambar. Yamin (2003:173)

    menyatakan bahwa interaksi siswa dan guru adalah proses komunikasi yang

    dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan kepada siswa. Pesan

    yang dimaksud adalah pelajaran.

    Menurut Hasan Maimunah (2011:66) masing-masing media memiliki kegunaan

    dan kelebihan masing-masing. Media kartu ini memiliki kegunaan dan kelebihan

    sebagi berikut.

    Kegunaan media kartu dalam pembelajaran yaitu:

    1. Dengan menerapkan media kartu diusia dini, dapat meningkatkan membaca

    pada usia dini.

    2. Mengembangkan daya ingat pada otak kanan

    3. Meningkatkan kosa kata pada anak

    Kelebihan media kartu dalam proses pembelajaran yaitu:

    1. Mudah dibawa kemana-mana. Karena ukuran kartu yang kecil, membuat media

    kartu dapat disimpan dimanapun, sehingga tidak membutuhkan ruang yang

    luas untuk menyimpanya.

    2. Praktis dan efisien penggunaanya.

    Dengan adanya kegunaan dan kelebihan media kartu yang telah dipaparkan

    diatas diharpakan anak menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran karakter di

    sekolah. Khususnya karakter disiplin. Dalam penelitian ini akan dikembangkan

    juga sebuah kartu yang berfungsi sebagai media pembelajaran karakter disiplin

    pada diri siswa. Kartu disiplin tersebut berguna untuk sarana komunikasi bagi

    siswa, guru dan orang tua siswa. Kartu akan dirancang khusus dan sedemikin rupa

    sehingga memenuhi kegunaan pembelajaran nilai karakter disiplin bagi siswa.

  • 21

    2.1.3.4 Pengembangan Media Komik dan Kartu Disiplin pada Pembelajaran

    Karakter Kelas III Tema 6 Sub Tema 3 Pembelajaran 2

    Pengembangan media pembelajaran perlu dilakukan guna meningkatkan mutu

    dari proses pembelajaran, khususnya pada pembelajran karakter pada tema 6 kelas

    III SD. Minat belajar dan motivasi dalm pembelajaran karakter perlu ditingkatkan

    agar tujuan bisa tercapai secara optimal. Disamping itu proses pembelajaran

    karakter akan menentukan mutu kualitas dari hasil suatu pembelajaran. Untuk itu,

    perlu adanya pengembangan media yang cocok untuk membelajarakan nilai

    karakter pada anak SD. Salah satu media yang bisa digunakan yaitu komik dan kartu

    disiplin.

    Penyajian komik dan kartu disiplin sebagai media pembelajaran karakter

    diharapkan mempu memberikan sajian proses pembelajaran yang menarik bagi

    anak SD. Kebanyakan pembelajaran karakter kurang begitu menarik karena

    kurangnya media untuk proses pembelajaran. Pembelajaran karakter menggunakan

    media komik dan kartu disiplin pada tema 6 di kelas III SD akan lebih memudahkan

    siswa untuk memahami pembelajaran karakter dan materi. Karena komik disajikan

    dalam bentuk gambar-gambar ilustrasi yang kongkrit, sehingga pembelajaran

    karakter dapat terimplementasikan dengan baik. Selain itu komik juga

    memungkinkan siswa dapat membacanya secara berulang-ulang tanpa perlu

    paksaan untuk belajar.

    Pada dasarnya, siswa SD sudah memiliki minat membaca buku komik. Anak-

    anak sering membaca buku komik untuk sarana hiburan, sehingga komik sudah

    tidak asing dengan keseharian siswa. Aktivitas pembelajaran siswa yang bertujuan

    membuat kesenagan siswa akan dapat lebih mudah tersalurkan melalui penerapan

    komik dan kartu disiplin dalam pemebelajaran karakter di SD. Selain itu, media

    kartu yang berfungsi sebagai media pembelajaran yang menarik pada pembalajaran

    nilai karakter disiplin pada diri siswa. Kartu disiplin tersebut berguna untuk sarana

    komunikasi bagi siswa, guru dan orang tua siswa. Kartu akan dirancang khusus dan

    sedemikian rupa sehingga memenuhi kegunaan pembelajaran nilai karakter disiplin

    bagi siswa.

  • 22

    2.2 Penelitian yang Relevan

    Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat

    dipaparkan sebagai berikut

    Bara Saputra (2015: 61-72) melakukan penelitianya yang berjudul

    Pengembangan Komik Berbasis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran

    Tematik-Integratif Kelas IV SD. Tujuannya yaitu untuk meghasilkan media komik

    berbasis pendidikan karakter, menetahui kelayakan media komik berbasis karakter,

    dan mengetahui keaktifan siswa terhadap pengembangan karakter kelas IV SD.

    Merupakan penelitan pengembangan, model yang digunakan adalah buku komik

    dengan tema makananku sehat dan bergizi adalah model perancangan prosedural

    yang disusun secara sistematis, terstruktur, berurutan, dan logis untuk

    menghasilkan produk. Hasil perancangan berupa buku komik yang bertema

    ‘Makanaku Sehat Bergizi’ yang ditampilkan adalah buku berwarna-warni serta

    dialog yang menrik yang menceritakan tentang ‘Makananku Sehat Bergizi’ yang

    dihubungkan dengan penanaman nilai karakter disiplin, produk komik tersebut

    valid, efisien, dan layak digunakan untuk pembelajaran karakter pada siswa.

    Zuli Lailatul Fajriah dan Evita Anggereini (2016:22-23) telah melakukan

    penelitian yang berjudul Pengembangan Edu Komik Bahan Ajar Berbasis

    Pendidikan Karakter pada Materi Interaksi Mahluk Hidup dan Lingkunganya di

    Sekolah Menengah Pertama. Penelitaian tersebut mengunakan model procedural

    desain pembelajaran dari ADDIE. Hasilnya menunjukkan bahwa media edu-komik

    yang dikembangkan dapat diterima dengan baik oleh responden dan disarankan

    sebagi media alternative dalam pembelajaran pada materi interaksi mahluk hidup

    dan lingkunganya. Kelebihan dari media edu-komik yaitu dapat membelajarkan

    pendidikan karakter pada tokoh-tokohnya khususnya karakter tanggung jawab dan

    peduli lingkungan.

    Penelitan Ashabul Khairi (2016:98-108) tentang Pengembangan Media

    Komik Berbasis Karakter untuk Sekolah Dasar yang berkaitan dengan sistem

    pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter peserta didik. Hasil

    dari penelitian tersebut adalah komik berbasis karakter pada kelas rendah SD valid

    dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran karakter.

  • 23

    Ambaryani dan Gamalilel (2017:19) melakukan penelitian tentang

    Pengembangan Media Komik untuk Efektifitas dan Meningkatkan Hasil Belajar

    Kongnitif Materi Perubahan Lingkungan Fisik, penelitian tersebut bertujuan untuk

    mengembangkan media komik sebagai media pembelajaran materi perubahan

    lingkungan. Hasil dari penelitian tersebut yaitu produk yang dihasilkan sangat valid

    dan layak untuk proses pembelajaran materi perubahan lingkungan fisik di SD.

    Nurul Hidayah (2017:35-45) melakukan penelitian tentang Pengembangan

    Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV MI Nurul

    Hidayah Roworjo. Penelitian tersebut mengembangkan sebuah media pembelajaran

    komik untui bahan ajar mata pelajaran IPS. Hasil penelitiannya yaitu media komik

    yang dikembangkan sangat valid dan layak untuk dijadikan media pembelajaran

    IPS di SD.

    Penelitian Eni Fariyatul Fahyuni (2017:17-26) tentang Pengembangan

    Komik Akidah Akhlak untuk Meningkatkan Minat Baca dan Prestasi Belajar Siswa

    Sekolah Dasar. Penelitian ini mengembangan media komik akidah ahlak sebagai

    bahan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa. Hasilnya, media komik yang

    dikembangkan dinilai valid dan layak untuk pembelajaran PAI di SD.

    Berbeda dengan penelitian diatas penelitian pengembangan ini akan

    megembangkan media pembelajaran media komik dan kartu disiplin untuk

    menanamkan nilai karakter yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila yang yang

    menjadi prioritas pengembangan gerakan PPK. Khususnya dalam penguatan nilai

    karakter disiplin, jujur, mandiri, dan religius. Dari penelitian ini, semoga

    pengembangan buku komik dan kartu disiplin dapat bermanfaat dan dapat

    digunakan bagi pembelajaran nilai karakter pada siswa SD.

    2.3 Kerangka Berpikir

    Penerapan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan sebuah proses pembelajaran

    yang panjang, dan harus dilakukan sejak dini khususnya pada siswa sekolah dasar

    yang sedang proses pembntukan kepribadian. Karakter sangat perlu dibentuk sejak

    dini supaya menghasilkan kualitas bangsa yang baik. Salah satu media yang dapat

    digunakan untuk menbentuk karakter anak adalah melalui buku komik dan kartu

    disiplin.

  • 24

    Buku komik merupakan salah satu media yang efektif bagi seorang anak untuk

    belajar membaca, menulis maupun mengembangkan imajinasinya dalam menyerap

    nilai positif dalam sebuah bacaan. Buku komik dan kartu didiplin dapat membantu

    guru dan orang tua untuk menanamkan nilai karakter pada anak.

    Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti bermaksud untuk mengembangkan buku

    komik yang focus pada nilai karakter untuk anak usia SD. Sehingga anak-anak

    dapat menyerap pesan moral dan dapat diwujudkan melaui kehidupanya.

  • 25

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

    2.4 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kajian teori, rumusan masalah, dan kerangka pikir diatas maka

    dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini yaitu media komik dan kartu disiplin yang

    dikembangkan diduga layak digunakan dalam pembelajaran karakter tema 6 kelas

    III Sekolah Dasar Negeri Salatiga 09.