53
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan kondisi sangat kompleks, untuk memahami secara mendalam tentang kondisi cedera ligamen kolateral medial sendi lutut, maka perlu diketahui struktur jaringan spesifik, patologi cedera, dan mekanisme gangguan muskuloskeletal, dan penerapan pelaksanaan fisioterapi pada kondisi ini. 2.1 Anatomi Lutut Secara sekilas sendi lutut hanyalah sebuah sendi sederhana, tetapi sebenarnya sendi lutut adalah sendi yang terbesar dan sendi paling kompleks pada tubuh manusia. Sendi ini diklasifikasikan dalam synovial hinge joint dengan gerakan yang terjadi adalah fleksi dan ekstensi. Pada sendi lutut juga terdapat gerakan rotasi tetapi bukan rotasi murni yang dilakukan oleh sendi lutut tetapi merupakan kerjasama dengan sendi lain. Sendi lutut merupakan sendi yang memperoleh beban besar dengan gerakan yang luas, dan berfungsi sebagai pembentuk sikap tubuh, berperan dalam gerak weight transfer, dan dalam pergerakan seperti berjalan, berlari, melompat, menendang, mendorong, menarik dan lain sebagainnya (Higgins, 2011). Karena struktur dan fungsinya yang kompleks, maka sendi lutut memiliki susunan anatomis dan fungsi yang berbeda, sesuai dengan struktur pembentuknya. Oleh karena itu sendi lutut dapat disegmentasikan sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan kondisi sangat

kompleks, untuk memahami secara mendalam tentang kondisi cedera ligamen

kolateral medial sendi lutut, maka perlu diketahui struktur jaringan spesifik,

patologi cedera, dan mekanisme gangguan muskuloskeletal, dan penerapan

pelaksanaan fisioterapi pada kondisi ini.

2.1 Anatomi Lutut

Secara sekilas sendi lutut hanyalah sebuah sendi sederhana, tetapi

sebenarnya sendi lutut adalah sendi yang terbesar dan sendi paling kompleks

pada tubuh manusia. Sendi ini diklasifikasikan dalam synovial hinge joint

dengan gerakan yang terjadi adalah fleksi dan ekstensi. Pada sendi lutut juga

terdapat gerakan rotasi tetapi bukan rotasi murni yang dilakukan oleh sendi

lutut tetapi merupakan kerjasama dengan sendi lain. Sendi lutut merupakan

sendi yang memperoleh beban besar dengan gerakan yang luas, dan berfungsi

sebagai pembentuk sikap tubuh, berperan dalam gerak weight transfer, dan

dalam pergerakan seperti berjalan, berlari, melompat, menendang, mendorong,

menarik dan lain sebagainnya (Higgins, 2011).

Karena struktur dan fungsinya yang kompleks, maka sendi lutut

memiliki susunan anatomis dan fungsi yang berbeda, sesuai dengan struktur

pembentuknya. Oleh karena itu sendi lutut dapat disegmentasikan sebagai

berikut:

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

10

2.1.1 Tulang dan Sendi

Sendi lutut dibentuk oleh tiga tulang yaitu; tulang femur, tibia,

dan patella, mempunyai dua derajat kebebasan gerak serta dibentuk

oleh tiga persendian yaitu tibiofemoral joint, patellofemoral joint, dan

proksimal tibiofibular joint yang ditutupi oleh kapsul sendi (Syaifudin,

2013).

Tulang femur merupakan tulang terpanjang dan terberat dalam

tubuh, yang bertugas meneruskan berat tubuh dari tulang coxae ke tibia

sewaktu berdiri. Bagian proksimal dari tulang ini terdiri dari caput

femoris yang bersendi dengan acetabullum, collum femoris dan dua

trochanter major. Ujung distal tulang femur berakhir menjadi dua

condylus yaitu epicondylus medialis dan epicondylus lateralis yang

bersendi dengan tibia (Pearce, 2011).

Tulang tibia yang besar merupakan tulang kuat satu-satunya

yang menghubungkan antara femur dengan pergelangan kaki dan

tulang-tulang kaki, serta merupakan tulang penyangga beban. Bagian

proksimal tulang ini bersendi dengan condylus femur dan bagian distal

bersendi dengan talus (Syaifudin, 2013).

Tibiofemoral joint merupakan sendi dengan jenis sinovial hinge

joint (sendi engsel) yang mempunyai dua derajat kebebasan gerak.

Sendi tibiofemoral dibentuk oleh condylus medialis dan condylus

lateralis tibia serta condylus femoris. Sendi ini mempunyai permukaan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

11

yang tidak rata yang dilapisi oleh lapisan tulang rawan yang relatif tebal

dan meniscus (Pearce, 2011).

Patella merupakan tulang sesamoid terbesar pada tubuh

manusia. Tulang ini berbentuk segitiga yang basisnya menghadap ke

proksimal dan apex/puncaknya menghadap ke distal. Tulang ini

mempunyai dua permukaan, yang pertama menghadap ke sendi (facies

articularis) dengan femur dan yang kedua menghadap kedepan (facies

anterior). Facies anterior dapat dibagi menjadi tiga bagian dan

bergabung dengan tendon quadriceps. Pada sepertiga atas merupakan

tempat perlekatan tendon quadriceps, pada sepertiga tengah merupakan

tempat beradanya saluran vascular dan pada sepertiga bawah termasuk

apex merupakan tempat awal ligamentum patella. Patellofemoral joint

merupakan sendi dengan jenis modified plane jointdan terletak diantara

tulang femur dan patella. Sendi ini berfungsi membantu mekanisme

kerja dan mengurangi friction quadriceps. Proksimal tibio fibular joint

merupakan sendi dengan jenis plane sinovial joint yang dibentuk antara

caput fibula dengan tibia. Dilihat dari segi fungsional sendi ini lebih

cenderung termasuk ke dalam persendian ankle karena pergerakan yang

terjadi di lutut merupakan pengaruh gerak ankle ke arah cranial-dorsal

(Syaifudin, 2013).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

12

2.1.2 Muskular

Jaringan otot ditandai oleh adanya myofibril yang dibentuk dari

myofilamen pada sel-sel yang memanjang. Myofibril ini berperan

terhadap kontraksi sel-sel otot. Myofibril ini terbagi dalam beberapa

filamen atau serat dan filamen-filamen tersebut terbentuk dari protein-

protein kontraktil, antara lain myosin, actin, tropomyosin, dan troponin.

Filamen-filamen yang tersusun dari protein kontraktil dibagi dalam dua

jenis yaitu filamen tipis dan filamen tebal. Filamen tipis tersusun dari

actin, tropomyosin dan troponin, sedangkan filamen tebal tersusun dari

myosin dengan diameter kurang lebih dua kali diameter filamen tipis

(Pearce, 2011).

1. Tipe serabut otot

Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar

strukturnya dan ciri-ciri fisiologisnya : Yaitu otot polos, otot bercorak /

lurik dan otot jantung. Dimana otot-otot penggerak adalah jenis otot

bercorak. Otot bercorak sendiri terbagi menjadi dua tipe berdasarkan

serabut ototnya (Guyton and Hall, 1997)

2. Kelompok otot-otot.

Ada banyak otot yang terdapat disekitar sendi lutut. Meskipun

ada di antara otot-otot itu yang tidak berperan langsung sebagai

penggerak sendi lutut namun otot-otot itu berfungsi sebagai stabilisasi

dinamik. Sesuai dengan osteo kinematiknya, otot penggerak sendi lutut

dibagi dalam kelompok fleksor dan kelompok ekstensor.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

13

1) Kelompok Otot Fleksor

Grup otot fleksor terdiri dari M. Hamstring, juga

terdapat m. Gracilis, m. Sartorius dan otot yang membantu

gerak fleksi lutut yakni m. Plantaris dan m. Gastrocnemius

pada tungkai bawah. M. Hamstring merupakan otot

penggerak utama dari fleksi lutut yang memiliki 3 otot yakn

m. biceps femoris pada bagian lateral, serta m. Semi

membranosus pada bagian tengah, dan m. Semitendinosus

pada bagian medial (Safirin Arifin dan Sriyani, 2013).

Lingkup gerak sendi saat aktif fleksi adalah 140º dan

120º jika hip dalam keadaan ekstensi. Saat pasif fleksi dapat

mencapai 160º dimana tumit dapat menyentuh bokong

(Kapanji, 1987).

Gambar 2.1 : Otot-otot fleksor lutut

(Sumber : Guyton A.C and Hall J.E, 1997)

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

14

2) Kelompok Otot Ekstensor

Grup ekstensor lutut terdiri dari M. Quadriceps

femoris terdapat 4 otot yakni m. Rectus femoris, m. Vastus

medialis, m. Vastus lateralis, dan m. Vastus intermedius.

Grup otot ini berorigo pada Spina Iliaca Anterior

Superior (SIAS) pada pelvis berjalan ke bawah dan

berinsertio tuberositas tibia. Berfungsi sebagai ekstensor

menjadikan otot ini bekerja juga sebagai penopang tubuh saat

posisi tegak (Kisner and Colby, 2013). Ke 4 otot ini memiliki

tipikal otot yang berbeda. Rectus femoris merupakan otot tipe

I, m. Vastus medialis memiliki serabut tipe II, m. Vastus

lateral memiliki serabut tipe I dan m. intermedius merupakan

campuran antara serabut otot tipe I dan II.

Fungsi m. Vastus medialis pada sendi lutut disamping

berperan sebagai ekstensor sendi juga berperan dalam

menjaga stabilisasi posisi patella bersama–sama dengan

ligament.

Sendi patellofemoral. Otot ini bekerja optimal sebagai

ekstensor lutut pada 5º - 10º ekstensi lutut dan bila otot ini

dapat berfungsi dengan efisien bersama dengan ketiga otot

lainnya maka gerakan ekstensi penuh dapat dilakukan.

Lingkup gerak sendi saat ekstensi adalah 5º - 10º

hyperekstensi. Mengenai fungsi m.Vastus Medialis, literatur

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

15

lain menyatakan bahwa meskipun digambarkan sebagai

ekstensor lutut, studi anatomis dan elektromyograprafik oleh

Lieb dan Perry menyatakan bahwa otot tersebut tidak saja

sebagai ekstensor, tetapi sebagai suatu otot yang didesain

untuk mengontrol dan menyanggah patella selama gerakan

lutut” (Richardson, 1999).

Innervasi syaraf pada otot-otot sekitar sendi lutut

yaitu N. Sciaticus untuk grup M. Hamstring dan N. Femoralis

untuk grup M. Quadriceps Femoralis. N. Sciatic berasal dari

akar syaraf L5, S1–S2 sedangkan N. Femoralis berasal dari

akar syaraf L2– L4 (Guyton and Hall, 1997).

Gambar 2.2 : Otot-otot ekstensi lutut

(Sumber : Guyton A.C and Hall J.E, 1997)

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

16

3) Pes anserinus dan otot iliotibial band.

Otot ini berpengaruh pada stabilitas lutut, otot ini

membentang sejauh facies medialis tibiae yang berinsersio

bersama-sama dengan m.semi tendinosus dan m.sartorius

sebagai pes anserinus. Otot ini terletak paling medial,

langsung dibawah permukaan medial sendi lutut dan bila

paha di abduksikan tampak jelas gambaran lengkungnya.

Otot ini berfungsi sebagai adductor panggul dan bila lutut

difleksikan otot anserinus ini bersama-sama otot lain

berfungsi sebagai rotator medial tungkai bawah dan juga

penting mempertahankan secara aktif agar tidak terjadi genu

valgus. Sementara terusan dari m.gluteus maximus dan

m.tensor facia lata yang berasal dari spina iliaca anterior

superior membentang ke distalis sampai trochanter major

terus ke tractus iliotibialis berinsertio pada condylus lateralis

tibiae, otot ini berfungsi sebagai abductor dan juga sangat

penting mempertahankan secara aktif gerak berlebihan varus.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

17

Gambar 2.3 : Otot iliotibial band dan pes anserinus

(Sumber : Guyton A.C and Hall J.E, 1997)

3. Jenis-jenis kontraksi otot

1) Isotonik

Kontraksi ini merupakan kontraksi otot dengan beban

konstan dan terjadi perubahan panjang otot. Pada kontraksi

isotonik dengan menggunakan beban dapat meningkatkan

kekuatan otot sepanjang ruang lingkup gerak sendi sehingga

kontraksi ini dapat digunakan dalam aktifitas bekerja. Selain itu

kontraksi isotonik dengan beban juga dapat menimbulkan

hipertrofi otot, pelebaran kapiler yang menyebabkan peredaran

darah meningkat sehingga tidak cepat menimbulkan kelelahan.

Pada kontraksi isotonik koordinasi neuromuscular dapat

dihasilkan lebih baik karena innervasi pada nerve-mus cle lebih

kompleks, dengan kata lain pada kontraksi isotonik lebih

menerapkan prinsip motor performance.(Jensen, et al., 2009).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

18

2) Eksentrik

Kontraksi otot dimana kedua ujung/perlekatan otot

(origoinsertio) saling menjauh, atau otot dalam keadaan

memanjang.

3) Kosentrik

Kontraksi otot dimana kedua ujung atau perlekatan otot

(origo-insertio) saling mendekat atau otot dalam keadaan

memendek (Kapanji, 1987).

4) Isometrik atau statik kontraksi.

Kontraksi otot dimana tidak terjadi perubahan panjang

otot dengan beban dapat berubah-ubah. Isometrik juga sering

disebut statik kontraksi yaitu kontraksi otot dimana sendi dalam

keadaan stastis. Pada kontraksi isometrik terjadi: Resiprocal

innervation (Reserve Innervation) yaitu kelompok otot agonis

berkontraksi maka akan diikuti oleh rileksasi pada kelompok

otot antagonisnya. Pada latihan isometrik banyak menimbulkan

sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan

karena sirkulasi yang kurang bagus, yaitu akibat adanya proses

pumping action yang meningkatkan sistem sirkulasi darah

sehingga terjadi vasokontriksi pembuluh darah akibat adanya

tekanan dari kontraksi otot yang menyebabkan metabolisme

menurun dan dapat mengakibatkan ischemic (Kapanji, 1987).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

19

2.1.3 Vaskularisasi dan Persarafan Sendi Lutut

Lutut mendapat suplai darah dari artery poplitea yang

merupakan terusan dari artery iliac external yang menjadi artery

femoralis di daerah proximal paha. Artery femoralis berjalan menuju

ke arah posterior lutut dan menjadi artery poplitea.

Untuk persarafan, sendi lutut dikelilingi oleh otot-otot yang

mendapat persarafan dari serabut-serabut saraf yang juga

mempersarafi anggota gerak bawah. Ada nervus femoralis dan nervus

obturator yang berasal dari plexus lumbosacral dan menginervasi sisi

depan dan anteromedial paha.

2.1.4 Ligamen

Untuk fungsi stabilisasi pasif sendi lutut dilakukan oleh

ligamen. Ligamen-ligamen yang terdapat pada sendi lutut adalah

ligamen cruciatum yang dibagi menjadi dua yaitu ligamen cruciatum

anterior dan ligamen cruciatum posterior, ligamen collateral yang juga

dibagi menjadi dua bagian yaitu ligamen collateral medial dan ligamen

collateral lateral, ligamen patellaris, ligamen poplitea oblique dan

ligamen transversal.

Ligamen cruciatum merupakan ligamen terkuat pada sendi lutut

meskipun tidak menutupi kapsul sendi. Dinamakan ligamen cruciatum

karena saling menyilang antara satu dengan yang lain. Ligamen ini

berada pada bagian depan dan belakang sesuai dengan perlekatan pada

tibia. Fungsi ligamen ini adalah menjaga gerakan pada sendi lutut,

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

20

membatasi gerakan ekstensi, dan mencegah gerakan rotasi pada posisi

ekstensi, juga menjaga gerakan slide ke depan dan belakang femur pada

tibia dan sebagai stabilisasi bagian depan dan belakang sendi lutut (Putz

and Pabst, 2008).

Ligamen crusiatum anterior membentang dari bagian anterior

fossa intercondyloid tibia melekat pada bagian lateral condylus femur

yang berfungsi untuk mencegah gerakan slide tibia ke anterior terhadap

femur, menahan eksorotasi tibia pada saat fleksi lutut, mencegah

hiperekstensi lutut dan membantu saat rolling dan gliding sendi lutut

(Putz and Pabst, 2008).

Ligamen crusiatum posterior merupakan ligamen yang lebih

pendek tetapi lebih kuat dibanding dengan ligamen cruciatum anterior.

Ligamen ini berbentuk kipas membentang dari bagian posterior tibia ke

bagian depan atas dari fossa intercondyloid tibia dan melekat pada

bagian luar depan condylus medialis femur. Ligamen ini berfungsi

untuk mengontrol gerakan slide tibia ke belakang terhadap femur,

mencegah hiperekstensi lutut dan memelihara stabilitas sendi lutut

(Putz and Pabst, 2008).

Ligamen collateral medial merupakan ligamen yang lebar,

datar, dan membranosus bandnya terletak pada sisi tengah sendi lutut.

Ligamen ini terletak lebih posterior di permukaan medial sendi

tibiofemoral, yang melekat di atas epicondylus medial femur di bawah

tuberculum adductor dan ke bawah menuju condylus medial tibia serta

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

21

pada medial meniscus. Seluruh ligamen collateral medial menegang

pada gerakan penuh ROM ekstensi lutut, ligament kolateral medial ini

juga melekat pada meniscus medialis. Ligamen ini sering mengalami

cedera, cedera ligamen ini sering menyertai cedera meniscus medialis

dan fungsinya untuk menjaga gerakan ekstensi dan mencegah gerakan

ke arah luar (Putz and Pabst, 2008).

Ligamen collateral lateral merupakan ligamen yang kuat dan

melekat diatas ke belakang epicondylus femur dan dibawah permukaan

luar caput fibula. Fungsi ligamen ini adalah untuk mengawasi gerakan

ekstensi dan mencegah gerakan ke arah medial. Dalam gerak fleksi

lutut ligamen ini melindungi sisi lateral lutut (Putz and Pabst, 2008).

Ligamen patellaris merupakan ligamen kuat dan datar yang

melekat pada lower margin patella dengan tuberositas tibia, dan

melewati bagian depan atas patella dan serabut superficial yang

berlanjut pada pusat serabut pada tendon quadriceps femoris (Putz and

Pabst, 2008).

Ligamen popliteal oblique merupakan ligamen yang lebar dan

datar. Menutupi bagian belakang sendi dan melekat diatas upper

margin fossa intercondyloid dan permukaan belakang femur dan

dibawah margin posterior caput tibia. Pada bagian tengah terpadu

dengan tendon otot semimembranosus dan bagian luar dengan lateral

head otot gastrocnemius.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

22

Ligamen ini juga berfungsi untuk mencegah hiperekstensi lutut

(Putz and Pabst, 2008). Ligamen transversal merupakan ligamen yang

pendek dan tipis dan berhubungan dengan margin convex depan

meniscus lateral dan ujung depan meniscus medial. Selain itu terdapat

tractus iliotibial yang berfungsi seperti ligamen yang menghubungkan

crista illiaca dengan condylus lateral femur dan tuberculum lateral

tibia. Pada sendi lutut tractus iliotibial berfungsi untuk stabilisasi

ligamen antara condylus lateral femur dengan tibia.

Gambar 2.4 : Ligament-ligament sendi lutut

(Sumber : Guyton A.C and Hall J.E, 1997)

2.1.5 Meniscus

Meniscus terdiri jaringan penyambung dengan bahan-bahan

serabut kolagen yang juga mengandung sel-sel seperti tulang rawan.

Meniscus ini disuplai oleh pembuluh darah dari A. genu inferior dan A.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

23

genu medial, bersama-sama membentuk arcade arteria perimeniscus

marginalis. Meniscus ini dibagi menjadi 2 : Meniscus medialis

berbentuk semi sirkularis (setengah lingkaran) dan bersatu dengan

ligamentum collaterale tibiale. Meniscus medialis lebih lebar di

posterior daripada anterior, karena itu crus anterior lebih tipis dari pada

crus anterior. Meniscus lateralis hampir berbentuk sirkular (lingkaran).

Meniscus lateral lebih mudah bergerak daripada meniscus medial dan

meniscus ini tidak menyatu dengan ligamentum collateral fibulare oleh

karena itu ini kurang mendapat regangan pada bermacam-macam

gerakan.

Gambar 2.5 : meniscus

(Sumber : Guyton A.C and Hall J.E, 1997)

2.1.6 Biomekanik Sendi Lutut

Sendi lutut mempunyai dua derajat kebebasan gerak yaitu fleksi

dan ekstensi pada bidang sagital dengan sumbu gerak medial lateral

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

24

dan rotasi pada bidang transversal atau longitudinal dengan sumbu

gerak vertikal.

Nilai ROM gerak fleksi dari 120° sampai 150° tergantung pada

ukuran massa otot pada betis yang kontak dengan bagian posterior

paha. Pada pria normal yang berusia 18 bulan sampai 54 tahun, Boone

dan Azen (1979) meneliti bahwa nilai ROM rata-rata gerakan fleksi

adalah 143° (SD = 5,4). Ketika hip ekstensi, ROM fleksi knee

berkurang karena keterbatasan pada otot rectus femoris yang bagian

proksimalnya berada pada spina iliaca anterior inferior. Hiperekstensi

minimal dan tidak normal ketika mencapai 15°.

Secara normal ketika lutut bergerak ke arah ekstensi, terjadi

gerakan eksternal rotasi sekitar 20° dimana femur terfiksir. Gerakan

yang dapat diamati pada akhir 20° ekstensi lutut dinamakan terminal

rotasi lutut atau screw home mechanism. Ini merupakan gerakan yang

terjadi baik pada gerakan ekstensi lutut secara aktif atau pasif dan tidak

dapat dihasilkan atau dicegah secara volunter. Pada gerakan dengan

closed-chain seperti saat berdiri dari kursi, terminal rotasi terjadi pada

internal rotasi femur pada tibia yang terfiksir.

Mekanisme ini memberikan stabilitas mekanik untuk menahan

tekanan yang timbul pada bidang sagital. Juga untuk mempertahankan

posisi tegak tanpa kontraksi otot quadriceps dan menahan tekanan

depan-belakang ketika ekstensi lutut ketika kekuatan otot berkurang.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

25

Meskipun nilai terminal rotasi pada lutut kecil seperti pada rotasi aksial

tetapi penting pada fungsi lutut yang normal.

2.2 Patofisiologi cedera ligamen kolateral medial sendi lutut.

2.2.1 Penyebab cedera ligamen kolateral medial.

Cedera ligamen kolateral medial merupakan type injury atau

trauma yang terjadi pada berbagai aktivitas olahraga, seperti atlet sepak

bola, pelari, ski dan beberapa jenis olahraga kontak lainnya terutama

bila sendi ini digerakkan melebihi kapasitasnya akan menyebabkan

kerusakan ligamen ini. Cedera pada ligamen kollateral medial

dihasilkan oleh gaya valgus dan rotasi ektensi lutut yang tiba-tiba,

dimana seringkali terjadi selama olahraga atletik atau exercise ketika

berat tubuh yang diterima oleh lutut saat menyangga berat badan tidak

sempurna atau tidak stabil menyebabkan lutut dalam posisi rotasi saat

gaya tersebut terjadi. Akibatnya, ligamen kolateral medial mengalami

over stretch atau sprain. Jika gaya yang terjadi pada lutut lebih hebat,

maka ligament menjadi ruptur.

Ada dua jenis cedera dalam berolahraga yaitu cedera langsung

atau Traumatik injury maupun tidak langsung Overuse injury.

Traumatik injuri disini dapat dilihat dengan jelas penyebabnya

Misalnya Jatuh, salah gerak, tertabrak dan lain-lain sehingga

menyebabkan robekan/putusnya jaringan lunak (soft tissue) seperti

ligamen, otot, tendon hingga terjadinya fraktur.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

26

Sedangkan Overuse injury yaitu cedera yang diakibatkan karena

pemakaian jaringan yang berlebih berhubungan dengan beratnya beban

latihan, istirahat yang kurang. Perawatan cedera sebelumnya yang

kurang tepat serta persiapan dalam pertandingan seperti warming up,

stretching dan cooling down setelah pertandingan yang kurang

maksimal dan efektif.

Selain itu cedera dapat terjadi oleh sebab-sebab non traumatik

seperti post arthritis, tendinitis kronik, serta mekanik tubuh yang buruk

misalnya adanya kelemahan otot-otot, kondisi struktur sendi valgus

dapat juga mengalami cedera.

2.2.2 Gejala dan Tanda Klinis Cedera Ligamen Kolateral Medial

Ketika seseorang mengalami cedera maka akan terjadi

kerusakan struktur jaringan sekitarnya dan menimbulkan banyak

problem diantaranya :

1. Nyeri

Nyeri timbul segera setelah cedera ketika adanya

aktivitas pembebanan pada jaringan seperti pada ektensi

maupun fleksi lutut atau pada penguluran ligamen kolateral

medial, dimana daerah yang mengalami kerobekan

terproteksi dengan timbulnya iritan noxious yang

mengisyaratkanadanya suatu kerusakan jaringan. Ujung-

ujung saraf pada daerah tersebut mengeluarkan tachykinine

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

27

yang mengakibatkan sensitisasi yang ditimbulkan dari

mekanosensori.

2. Sweling atau inflamasi

Inflamasi atau peradangan dapat timbul setelah 24 –

36 jam setelah cedera yang meruan suatu reaksi setempat

daripada jaringan tubuh terhadap trouma atau rangsangan

yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang

terlarut dan sel-sel dari yang bersirkulasi ke dalam jaringan-

jaringan interstisial pada daaerah cedera atau ischemik.

Adanya peradangan tersebut akan menimbulkan

iritasi kimiawi, pelengketan antara jaringan. Sistem

metabolisme terganggu, gangguan keseimbangan asam basa

jaringan, spasme otot dan timbul rasa nyeri.

3. kekakuan

Kekakuan disebabkan oleh spasme otot tonik yang

bertanda adanya proteksi cedera pada sekeliling otot-otot

tersebut. Kekakuan terproteksi pada ruang gerak sendi yang

terbatas baik gerak aktif maupun pasif, pada ekstensi lutut

secara pasif ruang gerak sendi terbatas dengan rasa nyeri

yang tajam menyebar kesekeliling lutut dan sampai ke

proximal maupun ke distal.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

28

2.2.3 Tingkat cedera ligamen

Beberapa orang yang mengalami cedera igamen sering

melaporkan adanya bunyi “ceklek” atau “letupan” saat terjadi cedera.

Setelah cedera terjadi, pasien mengalami gangguan gerak dan fungsi

tergantung dari derajat kerusakan yang diakibatkan oleh cedera

tersebut. Cedera ligament dapat dikelompokkan menjadi 3 derajat

berdasarkan derajat kerusakannnya, yaitu :

1. Derajat I, ditandai dengan :

1) Cedera ringan, nyeri ringan, sedikit bengkak, dan mungkin

muncul kekakuan sendi.

2) Stretch ligamen atau kerobekan kecil pada ligamen.

3) Biasanya terjadi pada ligament krusiatum anterior.

4) Penurunan fungsi yang minimal.

5) Dapat kembali beraktivitas dalam beberapa hari setelah injury

(dengan menggunakan brace atau taping).

2. Derajat II, ditandai dengan :

1) Nyeri yang sedang sampai nyeri hebat, pembengkakan, dan

muncul kekakuan sendi.

2) Kerobekan parsial pada ligamen sendi .

3) Penurunan fungsi yang cukup berat dengan kesulitan

berjalan.

4) Membutuhkan waktu 2 – 3 bulan sebelum memperoleh

kembali kekuatan dan stabilitas sendi.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

29

3. Derajat III, ditandai dengan :

1) Timbul nyeri hebat setelah cidera, yang kemudian diikuti

oleh sedikit nyeri atau tanpa nyeri akibat kerusakan total dari

serabut saraf.

2) Pembengkakan yang besar dan sendi menjadi kaku selama

beberapa jam setelah cidera.

3) Ruptur secara komplet pada ligament kolateral (laxity yang

berat).

4) Biasanya memerlukan beberapa bentuk immobilisasi selama

beberapa minggu.

5) Hilangnya fungsi secara komplet (functional disability) dan

memerlukan kruk.

6) Biasanya memerlukan terapi konservatif dengan

program rehabilitasi exercise, tetapi dalam jumlah yang kecil

memerlukan pembedahan.

7) Masa recovery selama 4 bulan

Sementara itu. kronik cedera ligamen dapat terjadi pada

penderita atau olahragawan yang mengalami overstretch (injury) ringan

dan terjadi berulang kali tanpa mendapatkan pengobatan yang adequat.

Cedera ini sering menjadi kronik cedera karena pasien tidak begitu

memperhatikan cedera yang dialaminya sehingga tidak diobati atau

mendapatkan pengobatan yang tidak adequat. Pada kronik cedera

ligamen, nyeri yang dirasakan adalah dull aching (sakit tumpul),

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

30

bersifat intermitten atau kadang-kadang konstan, nyeri cenderung

meningkat jika melakukan aktivitas atau olahraga yang melibatkan

lutut.

2.2.4 Proses Penyembuhan Cedera ligamen

Pada saat tubuh mengalami kerusakan jaringan atau luka maka

akan terjadi peradangan yang ditandai dengan nyeri, bengkak, panas

kemerahan dan gangguan fungsi. Hal ini perlu diuraikan sehubungan

dengan patofisiologi cedera ligamen dan nantinya peneliti dapat

menyesuaikan tahapan-tahapannya dengan usaha penyembuhan

berdasarkan modalitas yang diterapkan.

Adapun fase – fase penyembuhan luka secara fisiologis adalah

sebagai berikut :

a. Fase Perdarahan

Fase perdarahan adalah fase yang terjadi antara 20

– 30 menit setelah terjadi trauma. Pada fase tahap ini

perdarahan berhenti setelah dikeluarkan fibrin untuk

menutupi luka. Pada fase ini ditandai dengan keluarnya

hematoma dan keluarnya zat – zat iritan.

b. Fase Peradangan

Fase peradangan adalah fase yang terjadi antara 24

– 36 jam setelah trauma. Fase peradangan aktif ditandai

dengan radang tinggi dengan gejala – gejala panas, merah

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

31

dan bengkak pada daerah trauma. Pada fase ini terjadi

aktualitas nyeri yang tinggi dimana fase ini sebagai awal

dari proses penyembuhan luka.

c. Fase Regenerasi

Pada fase ini terdiri dari tiga fase :

1) Fase proliferasi (2 – 4) hari

Pada fase ini ditandai dengan menurunnya rasa

nyeri, jumlah protein pertahanan tubuh banyak dan

jumlah fibroblast meningkat. Pada fase ini juga terjadi

rekonstruksi jaringan pembentukan jaringan permukaan

dan memberikan kekuatan pada daerah trauma. Sel – sel

lain peningkatan, juga terjadi peningkatan sel – sel

macrophage dan sel – sel endothelial untuk membentuk

pembuluh – pembuluh darah baru yang terkenal dengan

proses angiogenesis.

2) Fase produksi (4 hari – 3 minggu)

Pada fase ini ditandai dengan penurunan proses

pertahanan tubuh, diikuti dengan peningkatan fibroblast

yang tinggi, telah terjadi pelekatan kolagen dan jaringan

granulasi baru serta peningkatan oksigenisasi pada

daerah cidera. Beberapa fibroblast terbentuk menjadi

myofibroblast yang memberikan efek wound contraction.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

32

3) Fase remodeling (3 minggu – 3 bulan)

Fase ini merupakan fase pembentukan jaringan

yang normal. Jaringan granulasi menjadi lebih fibrous

dan kekurangan vaskuler untuk membentuk jaringan

fibrous yang rapat seperti scar tissue. Selama tiga

minggu kekuatan pada daerah yang cedera sekitar 15%.

Proses ini berlanjut sampai tiga bulan hingga terjadi

pembentukan jaringan yang baru. Jumlah pembuluh

darah berkurang untuk mempertahankan viabilitas

jaringan. Arteri, vena dan lympa berkembang kembali

dan terjadi regenerasi pada serabut saraf yang kecil.

2.2.5 Kelemahan Otot

Kelemahan otot adalah penurunan kekuatan kontraksi otot.

Kelemahan otot dapat disebabkan oleh akibat sistemik, chemical ,

atau lesi terhadap suatu saraf pada system saraf perifer atau sistem

saraf pusat atau pada myojunction. Kelemahan otot juga diakibatkan

adanya gangguan langsung pada otot atau karena inaktivitas.

Kelemahan otot disebabkan oleh :

1) Inaktivitas akibat immobilisasi dan keterbatasan gerakan.

2) Jumlah motor unit dan aktivitas neurotransmitter

menurun.

3) Gangguan sirkulasi pada otot.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

33

4) Penurunan kualitas otot akibat proses degenerasi dan

penuaan

Otot sebagai stabilisator aktif dan sebagai penggerak sendi akan

mengalami penurunan fungsinya oleh hal-hal tersebut diatas sehingga

kecenderungan terjadinya cedera skunder akan lebih besar seperti pada

Pes anserinus dan otot iliotibial band ( Kisner C , Colby LA, 2013).

Otot ini berpengaruh pada stabilitas lutut dibentuk oleh otot tibialis

serta membentuk gerakan kuat dan cepat lebih ke otot quadricep. Pes

anserinus dan otot iliotibial band berpengaruh penting terhadap

stabilitas lutut, untuk pes anserinus begian medial lutut sangat penting

mempertahankan secara aktif agar tidak terjadi genu valgus sementara

iliotibial band penting mempertahankan gerak berlebihan varus.

Apabila otot – otot ini mengalami kelemahan maka akan

kehilangan fungsinya sebagai stabilisator penting dalam

mempertahankan secara aktif agar tidak terjadi genu valgus.

2.2.6 Gangguan Gerak dan Fungsi

Disebabkan oleh :

1) Rasa nyeri saat melakukan aktivitas yang memerlukan posisi

lutut ekstensi maupun fleksi yang disertai pembebanan.

2) Ketidak seimbangan kekuatan otot sehingga tidak stabilnya

fungsi daripada kerja sendi.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

34

2.2.7 Konsep Nyeri dan Proses Timbulnya Nyeri

Nyeri adalah perasaan majemuk yang bersifat subyektif, yang

disertai perasaan tidak enak, pedis dan dingin, rasa tertekan dan ngilu,

pegal dan sebagainya. Sebagai aikibat adanya stimulasi ataupun trauma

dari dalam dan dari luar neuromuscular sistem, yang mengakibatkan

terangsangnya nociseptor pada saraf perifer diatas nilai ambang

rangsang yang diteruskan ke korteks cerebri kemudian diterjemahkan

kedalam bentuk nyeri dengan bentuk dan kualitas rangsangan yang

berbeda. Sedangkan menurut International Association For The Study

Of Pain, nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

nyaman, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau berpotensi

terjadi kerusakan jaringan, atau menggambarkan adanya kerusakan

jaringan.

2.2.8 Mekanisme Timbulnya Nyeri Pada Cedera Ligamen

Secara fisiologis rasa nyeri terjadi oleh karena kerusakan

jaringan, atau penyakit yang mengawali perubahan kimiawi dan elektris

didalam tubuh. Bila terdapat interaksi rangsangan mekenik, kimia dan

suhu terhadap nicoseptor, maka tubuh akan menghantar rangsangan

tersebut melalui aliran listrik pada ujung saraf sensori. Nyeri akibat

cidera ligamen kollateral media ada nyeri yang dirasakan pada sisi

bagian dalam dari sendi lutut akibat adanya overstrertch pada ligamen

colarteral media sendi lutut. Adanya overstrertch pada ligamen kolateral

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

35

menyebabkan cedera atau kerusakan pada ligamen tersebut, sehingga

merangsang serabut saraf afferen bermyelin tipis (serabut saraf A delta

dan tipe C). Implus tersebut dibawa ke ganglia akar saraf dorsalis dan

merangsang produksi “P” substance yang memicu terjadinya reaksi

radang. Kemudian implus tersebut dibawa ke cornum dorsalis medula

spinalis dan dikirim ke level SSP yang lebih tinggi melalui traktus

spinothalamicus. Padsa level SSP yang lebih tinggi (cortex sensorik,

hipothalamus, & limbik system) implus tersebut mengalami proses

interaksi yang kemudian menghasilkan suatu perasaan subjektif yang

dikenal dengan persepsi nyeri. Nyeri yang ditimbulkan akan

menyebabkan spasme otot dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Jika

hal ini tidak ditanggani dengan baik maka akan timbul kelemahan otot,

contraktur dan akhirnya kaku sendi. Selain itu akibat dari spasme otot-

otot dan keterbatasan ruang gerak sendi akan mengalami pemendekatan

cupsulo ligamenter sendi, sehingga menimbulkan nyeri rengang.

2.3 Pemeriksaan Fisik Cedera Ligamen Kolateral Medial Sendi Lutut

Untuk dapat memastikan cedera ligamen kolateral medial sendi lutut

memerlukan pemeriksaan spesifik yang akurat :

1. Tahapan pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik cedera ligamen kolateral medial sendi

lutut dimulai dari pemeriksaan Inspeksi yang dilakukan saat pasien

sedang berdiri dan Inspeksi sambil telentang, Pemeriksaan palpasi

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

36

lutut yang sedang inflamasi adalah mengamati gejala dan tanda

radang seperti pembengkakan, kemerahan, panas, dan nyeri.

Pembengkakan dan kemerahan harus terbukti dengan pemeriksaan.

Nyeri diperoleh dari keluhan riwayat pasien dan panas dengan

palpasi.

2. Tes Khusus Untuk cedera ligamen Sendi Lutut

Fisioterapi dapat langsung mendiagnosa cedera pada

ligamen kolateral medial sendi lutut ini dangan melihat bagaimana

cedera terjadi dengan disertai pemeriksaan fisik. Ada beberapa

jenis tes pemeriksaan sendi lutut. Setiap tes pemeriksaan khusus

untuk cedera ligamen. Empat tes kusus untuk mendiagnosa

kerusakan pada ligamen adalah laci sorong anterior, laci sorong

posterior, tes valgus dan tes varus. Jika terdapat laxity (kelemahan)

pada ligament ini maka hasilnya positf berarti terdapat kerusakan

pada ligamen.

2.4 Pelaksanaan fisioterapi

Melalui proses management pelayanan fisioterapi yaitu : Pemeriksaan,

evaluasi, diagnosis, prognosis dan intervensi. Pelaksanaan atau penerapan

didesain guna untuk mengoptimalkan hasil yang diharapkan.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

37

2.4.1 Penerapan Bandage elastic

1. Pengertian.

Bandage elastic merupakan tindakan yang umum dilakukan

bila terjadi cidera atau trauma akut. Bandage elastic atau

pembalutan adalah suatu upaya kompresi bagian yang cedera untuk

mengurangi perdarahan dan edema, mengurangi gerak pada cedera

tulang, mobilisasi, supporting, membatasi gerak sendi dan

mencegah cedera berulang (Williams and Wilkins, 2009).

2. Bahan bandage elastic

Bentuk Bandage elastic yang sering digunakan sangat

ditentukan oleh tujuan, fase cedera dan lokasi cedera.

a) Bandage elastic terdiri atas berbagai ketebalan dan ukuran

(5cm 7,5cm, dan 10cm).

b) Bandage elastic memiliki karakteristik elastis, sangat kuat

dan terbuat dari bahan Zinc-oxida, terdiri dari bermacam

ukuran (12mm, 25mm dan 50mm).

Bentuk pemasangan pembalut Bandage elastic sebagai berikut:

a) Bentuk spiral, sederhana yaitu bentuk sederhana dari

pembalut elastic bandage yang mengelilingi tungkai atas

maupun bawah, setiap putaran menutupi 1/2 atau 2/3

putaran sebelumnya, fungsi pembalut elastis bandage ini

adalah untuk menahan penutup luka agar tidak bergerak

atau untuk kompresi.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

38

b) Bentuk delapan, diawali dengan sekali putaran, lalu

menyeberangi sendi dan selanjutnya memutari bagian

sebelah atas sendi untuk melengkapi bentuk balutan ini.

Melihat pengulangan putaran pembalutan dan bentuk

balutannya dikenal sebagai spica. Bentuk ini digunakan

untuk kompresi sendi dan juga agar sendi dapat melakukan

fleksi disamping membatasi gerak ektensi.

c) Bentuk asendens, dimulai dengan balutan bentuk delapan

diatas sendi lalu seterrusnya menjauh dari sendi

d) Balutan jangkar, balutan pertama sebelum melanjutkan

pemasangan balutan berikutnya.

3. Tujuan dan Manfaat Bandage elastic

Bandage elastic, digunakan pada profilaktik, pengobatan

dan rehabilitasi cedera. Tujuannya ialah untuk mencegah dan

mengurangi hematoma dan immobilisasi, membatasi gerak

berlebihan dan mencegah cedera berulang (Williams and Wilkins,

2009).

Pada cedera akut dapat digunakan agar cedera atau luka

tetap pada posisinya atau untuk kompressi (mengurangi oedema),

dan untuk mengurangi rasa nyeri. Pembalut elastis dapat digunakan

untuk mengurangi gerak sendi dan cedera tulang. Pada cedera

kronik dapat digunakan untuk mengurangi gerakan sendi maupun

otot. Aplikasi Bandage elastis bertujuan untuk memberi

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

39

kesempatan pada penderita yang sedang mengalami cedera kronis

atau cidera ringan untuk tetap dapat beraktifitas.

Pada saat rehabilitasi penderita sebaiknya secepatnya

kembali bergerak, melakukan latihan otot dan lain-lain agar tidak

terjadi kekakuan sendi dan kelemahan otot. Bila telah melewati

fase penyembuhan penderita ataupun atlet telah dapat kembali

berlatih dengan memakai pembalut atau pita perekat agar bagian

tubuh yang cedera dapat digerakkan dengan leluasa namun tetap

dalam batas – batas yang aman. Selain itu untuk mencegah trauma

baru pada bekas lokasi cedera dan untuk mencegah cedera ulang.

4. Mekanisme Pengurangan nyeri pada penerapan Bandage elastic

Penerapan bandage elastic pada kondisi cedera ini akan

memberi efek mengurangi nyeri pada level sensorik oleh sebab

adanya pumping action dari otot-otot sehingga memperbaiki

sirkulasi darah perifer dan akan terabsorbsi zat-zat iritan yang

diikuti oleh relaksasi otot-otot yang spasme oleh adanya zat-zat

iritan tersebut. Selain itu juga berfungsi sebagai support dimana

otot-otot terpriksir dengan merata sehingga memungkinkan

pemblokiran gangguan metabolik (osmose zat iritan) pada saat

peregangan jaringan (Williams and Wilkins, 2009).

5. Prosedur penerapan Bandage elastic

Prosedur pemasangan Bandage elastic pada ligamentum

Kollateral Media sendi lutut.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

40

a) Persiapan penderita.

Daerah yang mau dipasang Bandage elastic

dibersihkan dari kotoran dan dikeringkan untuk

menghindari gatal saat setelah di pasang. Penderita

diberitau bahwa pemasangan elastis bermanfaat terhadap

cedera yang dialaminya, kemudian atur posisi penderita

dengan lutut fleksi 200 atau secomportable mungkin.

b) Persiapan pembalut Bandage elastis

Pastikan pembalut dalam keadaan bersih dan

tergulung agar mudah pembalutan.

c) Pembalutan :

(1) Pembalutan elastis dimulai dari bawah keatas atau

arah ke atas diawali 2 kali putaran, ketika memasang

elastis bandage rol menghadap keatas pada tangan

yang dominan. Selalu balut dengan arah yang dapat

memendekkan struktur yang cedera.

(2) Jangan memakai tungkai atau bagian tubuh lainnya

untuk ankor untuk menghindari pembalutan terlalu

ketat sehingga menghambat sirkulasi darah dan

menimbulkan rasa nyeri.

(3) Pembalutan elastis ini didesain untuk kompresi dan

tidak untuk menyokong. Namun banyak tehnik

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

41

pemasangan akan lebih menyenangkan bila

dilanjutkan pemasangan kinesio taping.

(4) Pemasangan sebaiknya overlap 1/2 - 1/3 dari putaran

pertama ke putaran berikutnya agar pembalutnya kuat

dan merata.

(5) Dianjurkan pemasangan selama 4 minggu dan 3 kali

setiap minggunya.

(6) Setelah selesai periksa kembali bagian distal

(7) Bila ada keluhan perlu diperiksa kembali.

Gambar 2.6 pemasangan Bandage elastic pada cedera ligamen kolateral medial

sendi lutut.

(Sumber : dokumen Pribadi)

2.4.2 Penerapan Kinesio Taping

1. Definisi Kinesio taping

Definisi kinesio taping diciptakan oleh kenzo Kase pada

tahun (1996), kinesio taping adalah pita khusus yang tipis, elastic,

dan dapat ditarik hingga 120% - 140% dari panjang aslinya sehingga

cukup dikatakan elastis dibanding dengan taping yang konvensional.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

42

Hal ini memungkinkan pergerakan yang maksimal dari otot

dan sendi, adanya tarikan pada kulit oleh pita perekat (taping)

bertujuan untuk meningkatkan ruang antara kulit dan otot, sehingga

mengurangi tekanan lokal dan membantu meningkatkan sirkulasi dan

drainase limfatik, akibat dari proses tersebut dapat mengurangi nyeri,

mengurangi oedema, dan mengurangi spasme otot.

Kinesio taping adalah teknik yang didasarkan pada proses

alami penyembuhan tubuh secara sendiri, proses dari teknik ini

mengfasilitasi system saraf dan peredaran darah. Metode ini pada

dasarnya berasal dari ilmu “Kinesiologi”, maka dari itu dinanamakan

“kinesio”. Otot tidak hanya sebagai penyokong dan penggerak tubuh,

tetapi juga mengontrol peredaran darah vena dan aliran getah bening,

suhu tubuh, dan lain-lain. Oleh karena itu, kegagalan system fungsi

musculoskeletal dapat menyebabkan berbagai macam gejala (Kase,

2003).

Kinesio taping dikembangkan oleh Dr. Kenzo Kase pada

tahun 1970-an. Pada awal penggunaannya Kinesiotaping banyak

digunakan untuk dunia olahraga. Kinesiotaping dibuat menyerupai

kulit, ketebalannya menyerupai epidermis kulit manusia dan dapat

diregangkan hingga 140% dari panjang normal sebelum

diaplikasikan ke kulit, sehingga memberikan ketegangan yang kuat

saat diaplikasikan pada kulit (Prientice, 2011; Thelen, 2008).

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

43

Kinesio taping terdiri dari polimer elastis yang dibungkus

serat katun 100%. Serat katun memungkinkan untuk terjadinya

penguapan kelembapan tubuh dan cepat kering. Tidak terdapat lateks

di dalam kinesio taping, perekat ini 100% acrylic dan pengaktif

panas. Tegangan atau uluran pada kinseio taping akan

mempengaruhi keberhasilan yang diharapkan. Dalam

pengaplikasian, jika tehnik yang diperlukan adalah 25%, Namun

pengukuran persentase penguluran tersebut sangatlah deskriptif dan

tergantung dari kemampuan feeling dan pengalaman.

2. Tujuan dan manfaat Kinesio taping

Kinesio Taping dapat di aplikasikan berdasarkan letak dan

tujuannya antara lain sebagai berikut :

a. Mechanichal correction

Hal yang harus diperhatikan pada koreksi mekanik

ini adalah posisi jaringan harus dalam keadaan bebas, dan

bukan membuat jaringan atau sendi berada dalam posisi

terfiksasi. taping diaplikasikan untuk memberikan stimulus

pada mechanoreseptor pada jaringan atau sendi. Teknik ini

dapat digunakan untuk membantu posisi dari otot, fascia,

atau sendi untuk menstimulasi mechanoreseptor sehingga

akan membantu tubuh beradaptasi dengan stimulus

tersebut.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

44

b. Fascia correction

Fascia correction ini diaplikasikan untuk membuat

fascia pada posisi yang benar, dan menjaga fascia untuk

tidak kembali ke posisi yang tidak diinginkan. Teknik ini

dimaksudkan untuk mengurai keterbatasan fascia secara

perlahan melalui gerakan kulit dan kemampuan elastisitas

dari taping itu sendiri.

c. Space correction

Space corection ini diaplikasikan untuk membuat

ruang lebih langsung di area nyeri, inflamasi, atau oedem.

Ruang yang meningkat akan menurunkan tekanan dengan

cara mengkerutkan kulit pada area cidera. Hasil dari

penurunan tekanan akan menurunkan tingkat iritasi receptor

kimia dan akan menurunkan nyeri.

d. Ligamen/ tendon correction

Ligamen/ tendon correction ini diaplikasikan untuk

membuat peningkatan pada daerah ligamen atau tendon

yang dihasilkan dari peningkatan stimulasi

mechanoreceptor. Stimulus ini dipercaya akan dirasakan

sebagai propioceptive stimulation yang akan

diinterpretasikan oleh otak sebagai tegangan jaringan yang

normal.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

45

e. Functional correction

Functional correction digunakan ketika membantu

keterbatasan gerak melalui stimulasi sensoris.

Kinesiotaping diaplikasikan dengan tanpa tarikan selama

gerak aktif. Tegangan yang muncul dipercaya akan

memberikan stimulasi pada mechanoreceptor. Persepsi

stimulasi dipercaya diinterpretasikan sebagai stimulasi

propioceptif yang bertindak sebagai penanda pada posisi

akhir gerakan.

f. Lymphatic correction

Lymphatic corection digunakan untuk membantu

mengurangi bengkak dengan cara mengarahkan cairan

menuju nodus lympatik yang lebih longgar.

3. Pedoman Penerapan kinesio taping

Hal yang perlu dipahami pada aplikasi penerapan Kinesio

taping pada cedera ligamen kolateral medial sendi lutut adalah

derajad dari penguluran pada area target yaitu 75 % , hal ini

dimaksudkan agar ligamen tersupport dan membantu ligamen

sebagai stabilisasi tetap pada fungsinya.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

46

Tabel 2.1 Tarikan kineosiotape (Kemampuan Uluran Kinesiotape)

Tarikan Kinesiotape Persentase

Penuh = 100%

Berat = 75%

Sedang = 50%

Ringan (ketika kertas dilepas) = 15-25%

Sangat ringan = 0-15%

Tidak diulur = 0%

(Sumber : Kase et al., 2003)

Pemasangan Kinesio taping diawali dengan mengukur

lembar taping mulai 2 inci dibawah origo atau 2 inci diatas

insersio otot. Pemasangan diharuskan menyesuaikan bentuk

anatomis tubuh manusia. Dasar pemasangan taping selalu diawali

dan diakhiri tanpa adanya tegangan dari taping. Hal ini

dimaksudkan untuk meminimalisir rasa kurang nyaman dari

aplikasi taping (Kase et al., 2003).

Penerapan Kinesio taping memiliki 4 fungsi utama yaitu:

1. Supporting muscle

Penerapan Kinesio Taping dapat meningkatkan

kemampuan otot yang lemah, mengurangi nyeri dan rasa lelah,

dan menjaga otot dari keadaan kram, ketegangan dan kontraksi

yang berlebihan.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

47

2. Melancarkan sistem sirkulasi

Penerapan Kinesio Taping dapat meningkatkan sirkulasi

darah dan sistem limfatik, juga mengurangi pembengkakan yang

terjadi pada jaringan.

3. Mengaktifkan sistem analgesik endogen

Penerapan Kinesio taping dapat memfasilitasi tubuh

untuk melakukan Self healing dan memproduksi zat analgesik

sehingga dapat mengurangi nyeri.

4. Memperbaiki masalah persendian.

Tujuan dari penerapan Kinesio taping adalah

memperbaiki Range of motion dan menyesuaikan posisi sendi

yang salah yang dihasilkan dari otot yang tegang.

5. Standar operasional prosedur pemasangan Kenesio Taping

Hal yang harus selalu diperhatikan pada pemasangan

Kinesio taping adalah posisi dari bagian tubuh yang akan

ditaping diusahakan berada pada posisi yang lebih pendek ,

untuk mencegah tarikan pada bagian yang cedera sehingga

proses penyembuhan dapat berlangsung dengan lebih baik.

Pemasangan Kinesio taping yang beulang–ulang dapat

menyebabkan kulit penderita mengalami iritasi.

Sebelum melakukan pemasangan Kinesio taping, perlu

diperhatikan beberapa hal dibawah ini , yaitu :

a) Asess, tape, re asses

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

48

b) Tape untuk nyeri dan karena nyeri

c) Bersihkan dan keringkan sebelum penggunaan

d) Potong ujung setiap penggunaan

e) Lakukan tanpa tarikan pada jangkar dan ekor

f) Jangkar pada kulit diusahakan pada posisi netral

g) Rambut dan bulu sebaiknya dibersihkan

h) Edukasi ke pasien memudahkan penggunaan

i) Tarikan yang sesuai diaplikasikan antara jangkar dan akhir

disebut zona terapi

j) Zona terapi adalah tempat dimana diaplikasikan tarikan

pada target jaringan

k) Sendi harus mampu bergerak dengan ROM penuh setelah

aplikasi

l) Setelah pemasangan gosok yang kuat untuk melengketkan

m) Jangan pasang saat aktifitas, pasang 30 menit sebelum

aktifitas

a) Persiapan penderita.

Setelah dipastikan kulit penderita bersih dan telah

dikeringkan, kemudian atur posisi lutut fleksi 200 dengan

memeberi support dibawah tumit. Penderita diberitahu

bahwa manfaat pemasangan Kinesio taping pada kondisi

cederanya, bila ada keluhan nyeri atau kesemutan beritahu

terapist.

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

49

b) Persiapan alat

(1) Peralatan yang akan digunakan harus sudah

disiapkan terlebih dahulu agar saat pelaksanaan

tidak ada yang tertinggal.

(2) Pilih jenis tape yang hendak dipasang yaitu

memiliki karakterristik elastis, adhesive, sangat

kuat dan terbuat dari bahan Zinc-oxida,

(3) Dan juga pilih tape yang memiliki karakteristik

elastis, non adhesive, teridiri atas berbagai kerebalan

dan ukuran (5cm, 7,5cm dan 10cm)

c) Pemasangan

(1) Setelah dipastikan Posisi Lutut fleksi (20 degree),

kemudian terapist mendorong sedikit tungkai yang

mengalami cedera kearah adduksi tungkai bawah

atau searah varus agar ligamen dapat terfiksir

dengan sempurna

(2) Pasang ankor 5-8 cm dibawah lutut terfiksasi

ligamen medial dari epicondilus lateralis menuju

bidang atas lutut medial.

(3) Kemudian pasang pita Taping 5 cm diatas ankor

kemudian pita taping diatas ligamen yang

mengalami cedera atau daerah zona target sekitar 75

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

50

% menuju atau searah dengan otot pes anserinus,

taping atau pita rekat dipasang

(4) Pasang ankor penutup pada ankor proksimal tanpa

tarikan.

(5) Dianjurkan pemasangan selama 6 sampai 8 minggu

dan disertakan latihan stabilisasi, dengan durasinya

3 kali perminggu.

(6) Setelah selesai pariksa bagian distal

(7) Bila ada keluhan perlu diperiksa kembali.

Gambar 2.7 : Penerapan Kinesio taping pada ligamen Kolateral medial sendi

lutut. (Sumber : Dokumen pribadi)

5. Mekanisme pengurangan nyeri pada penerapan Kinesio taping

Nyeri yang disebabkan oleh peregangan jaringan

(pembebanan jaringan saat ekstensi maupun fleksi) atau propokasi

aktivitas yang menyebabkan timbulnya sensitilisasi nosiceptor

afferen dapat diatasi dengan adanya fiksasi atau stabilisasi pasif

pada ligamen ini, sehingga memungkinkan untuk diberikan latihan

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

51

stabilisasi sendi atau penguatan otot-otot stabilisator yang

mengalami cedera serta dapat dicapai stimulasi proprioseptif

berupa reflek stumlasi langsung dan proses belajar (learning

proses). Adanya fiksasi pada ligamen (stabilisasi pasif) dapat

terjadi pemblokiran nyeri pada tingkatan sensorik level dan adanya

pumping action dari otot-otot disekitar, meningkatkan system

aliran darah capiler, meningkatkan proses metabolisme dan

membantu proses absorbsi zat-zat iritan dan terjadi relaksasi otot-

otot yang mengalami spasme dan kekakuan dapat diatasi.

2.4.3 Intervensi Latihan Stabilisasi

1. Pengertian.

Cedera ligamen kolataral media sendi lutut sering

menimbulkan rasa sakit serta ketidak mampuan untuk mencapai

fungsinya. Nyeri dan ketidak mampuan akan bertambah dengan

munculnya kelemahan dan atropi otot. Sedangkan otot-otot ini

adalah merupakan komponen yang penting dalam membantu

menstabilisir persendian, sementara kelemahan otot-otot seperti pes

anserium dapat mengakibatkan semakin parahnya cidera. Sebaliknya

dengan latihan stabilisasi akan terjadi penguatan otot-otot sehingga

dapat mengurangi atropi otot dan membantu melindungi serta

perbaiki problem yg muncul akibat instabilitas atau nyeri yang

diakibatkan oleh kelemahan.

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

52

Penurunan protein yang rata-rata tinggi di sekililing lutut

yang mengalami cedera dapat mengganggu stabilitas. Akan tetapi

akibat dari latihan stabilitasi, maka otot-otot stabilisator aktif pada

sendi lutut dapat memperbaiki kekuatan, ukuran, daya kenyal, serta

mencegah peradangan. Berkurangnya nyeri akan menimbulkan

peningkatan kemampuan menyangga beban tubuh sehingga

meningkatkan kemampuan fungsional.

Sebagai akibat pengaruh latihan stabilisai maka setelah

latihan akan meningkatkan peredaran darah pada persendian dan

nutrisi tulang disamping karena memperbaiki kekuatan dan fungsi

jaringan (tissue) sekililing persendian. Dengan demikian akan

mengurangi resiko terluka atau cidera kronik pada persendian.

Latihan stabilisasi juga memperbaiki sistem peredaran darah tepi dan

getah bening oleh adanya pumping sehingga mengatasi terjadinya

pembengkakan yang dapat mengganggu gerak dan fungsi sendi.

2. Jenis Latihan stabilisasi.

Latihan stabilisasi sebagai salah satu modalitas fisioterapi,

dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot yaitu dengan

memberikan latihan strengthening. Karena dengan memberikan

latihan strengthening maka akan terjadi penambahan jumlah

sarkomer dan serabut otot (filamen aktin dan miosin yang diperlukan

dalam kontraksi otot), sehingga dengan terbentuknya serabut-serabut

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

53

otot yang baru maka kekuatan otot dapat meningkat dan

memperoleh stabilisasi aktif daripada sendi tersebut.

Dalam memberikan latihan strengthening banyak teknik

latihan yang dapat dilakukan, antara lain dengan teknik latihan

isometrik, isokinetik dan isotonik (Kisner, 2007).

Latihan isometrik adalah suatu jenis latihan statik kontraksi

yaitu kontraksi muskular melawan tahanan tanpa ada perubahan

panjang otot atau tidak diikuti oleh adanya gerakan sendi. Latihan

isokinetik adalah suatu jenis latihan dinamik dimana kecepatan otot

untuk memendek dan memanjang terjadi secara konstan. Latihan

isotonik adalah suatu jenis latihan dinamis dengan kontraksi otot

yang menggunakan resisten/beban yang tetap dan terjadi perubahan

panjang otot pada lingkup gerak sendi.

Latihan isotonik sebagai latihan penguatan otot yang paling

sering digunakan pada latihan dinamik mempunyai beberapa

metode, antara lain; De Lorme, Oxford,DAPRE, Circuit Weight

Training, dan Plyometric Training. Metode-metode ini merupakan

metode isotonic resistance exercise yang pendekatannya dilakukan

dengan meningkatkan kekuatan otot pada seluruh lingkup gerak

sendi yang ada, sehingga aktifitas fungsional dari sendi tersebut.

3. Tujuan Latihan stabilisasi.

Tujuan umum program latihan stabilisasi adalah untuk

mencapai gerak dan fungsi yang bebas gejala atau suatu

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

54

symptom. Melalui proses pemikiran klinis , seoramg fisioterapis

harus menentukan jenis terapi latihan yang dapat digunakan

untuk mencapai hasil fungsional yang terukur.

Latihan isotonic adalah suatu jenis latihan dinamis dengan

kontraksi otot yang menggunakan resisten/beban tetap dan terjadi

perubahan panjang otot pada lingkup gerak sendi. Latihan isotonic

dapat diberikan dalam bentuk latihan dengan tetap dan berubah-

ubah, eksentrik dan konsentrik (American Geriatric Society, 2001).

Latihan dengan teknik isotonik ini merupakan suatu teknik

latihan yang paling sering dilakukan untuk meningkatkan kekuatan

otot. Latihan ini adalah latihan dinamik yang dilakukan dengan

prinsip resisten/beban yang konstan dan terjadi perubahan panjang

otot. Pada latihan isotonik dapat diberikan dengan beban atau sering

disebut dengan ‘heavy resistance exercise’, yaitu metode yang

paling berguna untuk latihan penguatan otot. Karena latihan ini

merupakan latihan yang dinamik maka latihan ini dapat

meningkatkan tekanan intramuskuler dan menyebabkan

meningkatnya aliran darah, sehingga latihan ini tidak cepat

menimbulkan kelelahan Pada latihan ini dilakukan dengan

memberikan beban dari beban rendah ke tinggi.

Tujuan terapi latihan termasuk untuk mencegah

dysfungsi melalui pengembanmgan , perbaikan , pengembalian ,

atau peliharaan :

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

55

a. Strength

b. Endurance and cardiopulmonal fitness

c. Mobility and flexibility

d. Stability

e. Relaxation

f. Coordination , balance , and functional skill.

(Kisner dan Colby, 1996)

Salah satu tujuan terapi latihan yang dikemukakan diatas

adalah Strength atau kekuatan otot. Kekuatan adalah kemampuan

otot atau group otot untuk menghasilkan tegangan/tention dan

menghasilkan gaya saat upaya maksimal , baik secara statik atau

dinamik.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan otot normal

antara lain:

1) Ukuran cross – sectional otot – diameter terbesar,

kekuatan terbesar.

2) Length – tention yang berhubungan terhadap suatu otot

pada waktu kontraksi – suatu otot menghasilkan tention

terbesar ketika sedikit memanjang pada waktu

kontraksi.

3) Rekruitmen motor unit - jumlah dan sinkronisasi dari

motor unit terdepolarisasi lebih banyak , output gayanya

lebih besar.

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

56

4) Distribusi tipe serabut – karakteristik tipe serabut otot

mempengaruhi jumlah properti kontraktil otot seperti

kekuatan, endurance, power, kecepatan/speed, dan

resistensi terhadap kelelahan.

5) Simpanan energi dan suplay darah - suatu otot

membutuhkan sumber energi yang cukup untuk

berkontraksi, menimbulkan tegangan / tension, dan tahan

lama.

6) Kecepatan kontraksi.

7) Motivasi pasien – pasien sebaiknya memiliki motivasi

untuk melakukan upaya maksimal untuk menimbulkan

kekuatan maksimal

4. Pedoman latihan stabilisasi

Pedoman latihan untuk meningkatkan kekuatan otot adalah

sebagai berikut :

1) Prinsip pembebanan atau overload.

Untuk meningkatkan kekuatan, suatu beban harus

digunakan melebihi kapasitas metabolik otot selama latihan. Hal

ini akan menimbulkan hipertropi dan rekruitmen motor unit

dan kemudian akan meningkatkan kekuatan otot.

2) Kapasitas otot untuk menghasilkan tegangan yang lebih besar

dapat dicapai dengan intensitas latihan yang tinggi, latihan

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

57

dilakukan melawan beban, dengan jumlah pengulangan

minimal.

3) Variasi jenis dan struktur program latihan, didesain untuk

meningkatkan kekuatan.

Pemilihan metoda dan tehnik latihan disarankan “untuk

menggunakan penguatan pada Vastus medialis sebagai pendekatan

awal” untuk penanganan nyeri akibat cidera ligament collateral

medial. Latihan penguatan untuk m.vastus medialis dapat

menggunakan teknik dan metoda , berupa :

1) Quadriceps setting in n pain – free position.

Posisi pasien dalam posisi lutut bebas rasa nyeri

saat melakukan gerakan latihan dengan beban minimal atau

nondestructive loading.

2) Short – arch terminal extention.

Dimulai dengan knee fleksi sekitar 20º. Jika dapat

ditoleransi dan gerakan tidak menimbulkan nyeri, beban

ringan dapat ditempatkan dipergelangan kaki. Penguatan

dalam terminal extension untuk melatih fungsi otot dengan

efisien karena pada posisi tersebut kompressi patellar

minimal lebih besar pada trochlea femoris.

5. Standar operasional prosedur latihan stabilisasi.

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

58

Berdasarkan metoda dan tehnik latihan stabilisasi, disusun

standar operasional prosedur dalam program latihan stbilisasi

sebagai berikut :

a) Posisi pasien : berbaring lurus terlentang dengan lutut

disanggah pada posisi 20º fleksi.

b) Arah dan gerakan : Pasien meluruskan lutut dengan

gerakan ritmis dalam pola diagonal kemudian ditambah

dengan Straight leg raising.

c) Pembebanan : Pemberian beban disesuaikan dengan

kondisi nyeri pasien. Pemberian beban berdasarkan

prosentase berat tubuh dan lokasi grup otot, untuk

universal leg extension menggunakan 10% berat badan.

d) Pengulangan : Metoda Delorme menggunakan 10

Repetisi maksimal.

e) Durasi latihan : Program Latihan dilakukan 3 kali

perminggu selama kurang lebih 4 minggu.

f) Perhatian : Hindari posisi penguncian sendi dan gerakan

dihentikan bila timbul rasa nyeri.

Latihan penguatan dilakukan dalam pengawasan fisioterapis

untuk mengobservasi ketepatan arah gerakan dan tujuan latihan yang

diharapkan.

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

59

6. Mekanisme pengurangan nyeri pada Latihan Stabilisasi.

Intervensi latihan stabilisi atau pengutan otot-otot stabilitor

dapat mengurangi atropi otot dan membantu melindungi serta

memperbaiki problem yang muncul akibat instabilitas atau nyeri

yang diakibatkan oleh kelemahan. Sebagai mamfaat dari latihan

penguatan otot maka setelah latihan akan merangsang serabut

afferen tipe Ia dan II yang berdiameter besar (Proprioseptor),

sehingga aktivitas dari serabut afferen tersebut dapat menurunkan

spasme otot disamping memperbaiki sistem pendarahan darah

tepidan getah bening oleh adanya pumping action sehingga

mengatasi terjadinya pembengkakan, penurunan spasme otot dan

mampu mengurangi nyeri pada level sensorik yang dapat

mengganggu gerakan dan fungsi sendi.

Dengan demikian akan memperbaiki kekuatan dan fungsi

jaringan (tissue) sekeliling persendian berikut akan mengurangi

resiko cidera kronik pada persendian.

2.4.4 Pengukuran nyeri

Visual Analog Scale (VAS) adalah suatu cara pengukuran nyeri.

Dikatakan bahwa VAS merupakan sistim pengukuran nyeri yang valid

dan lebih sensitif dibanding metode-metode lain. VAS terdiri dari

sebuah garis lurus yang horisontal sepanjang 10 cm yang tidak diberi

pembagian skala (gbr 4). Awal garis menunjukkan tidak adanya rasa

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

60

nyeri, sedang ujung garis menunjukkan nyeri yang tidak tertahankan.

Pasien diminta menunjukkan lokasi nyeri pada garis tersebut,

kemudian diukur dan dinyatakan dalam millimeter.

Skor tersebut dicatat untuk melihat kemajuan pengobatan

selanjutnya Pasien diminta menunjukkan intensitas nilai rasa nyerinya

pada garis tersebut, kemudian diukur dan dinyatakan dalam

millimeter.

Konsep ini dalam VAS dan dapat dipahami bahwa:

1. Objek yang diukur adalah manusia tergantung intensitas nyeri

pada masing-masing individu.

2. Alat ukur yang digunakan berupa garis lurus horizontal dengan

panjang 100 mm.

3. Satuan ukur yang ditetapkan dalam cm atau millimeter.

Prosedur pelaksanaan pengukuran nyeri adalah :

1. Peneliti membuat garis sepanjang 10 cm.

Gambar 2. 8 : Skala VAS. ( APTA 1995).

0 100 mm

Tidak nyeri nyeri tak tertahankan

Page 53: BAB II KAJIAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II... · Pada latihan isometrik banyak menimbulkan sisa metabolisme sehingga akan cepat menimbulkan kelelahan karena sirkulasi yang kurang

61

2. Pada ujung kiri diberi skala 0 mm “tidak ada nyeri ” dan pada

ujung kanan diberi skala 100 mm “nyeri tak tertahankan”.

3. Sampel diberikan penjelasan untuk memberikan tanda titik di

sepanjang garis tersebut sesuai dengan tingkat nyeri yang

dirasakan.

4. Setelah pasien memberikan tanda titik pada garis tersebut,

kemudian dilakukan pengukuran dari ujung kiri garis hingga

tanda titik yang diberikan pasien. Panjang ukuran tersebut,

yang dinyatakan dalam millimeter itulah yang menjadi nilai

yang menunjukkan derajat nyeri yang dirasakan pasien.

5. Nilai tersebut kemudian dicatat sebagai nilai nyeri pasien

sebelum intervensi.

6. Setelah intervensi, pasien kembal diminta untuk memberikan

tanda pada garis tersebut.

7. Kemudian kembali dilakukan pengukuran untuk mendapatkan

nilai yang menunjukkan derajat nyeri dan dicatat sebagai nilai

nyeri setelah intervensi.