28
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Pembelajaran IPS SD Hakikat kehidupan manusia adalah suatu dinamika yang tetap tidak pernah berhenti, melainkan selalu aktif. Dinamika manusialah yang memadukan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Dinamika manusia merupakan ungkapan jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan sebagai makhluk sosial. Hakikat inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut terdiri dari interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, serta sikap. Aspek-aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan sosial, seperti ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, geografi. Sebagian dari ilmu pengetahuan tersebut berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan masyarakat dewasa ini. Sebagai guru SD, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu- ilmu sosial sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, obyek yang dipelajari, maupun metode/pendekatan dari tiap-tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut. Dengan menguasai konsep-konsep IPS yang bersumber dari masyarakat dan lingkungan dapat menambah wawasan yang lebih luas dan mendalam. Selanjutnya marilah kita mulai membahas mengenai konsep, hakikat, dan karakteristik pendidikan IPS di SD. Untuk memudahkan dalam memahaminya akan membahasnya satu persatu secara rinci. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Hakikat Pembelajaran IPS SD

Hakikat kehidupan manusia adalah suatu dinamika yang tetap tidak

pernah berhenti, melainkan selalu aktif. Dinamika manusialah yang

memadukan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya. Dinamika

manusia merupakan ungkapan jiwa manusia sebagai makhluk yang berakal

budi dan sebagai makhluk sosial. Hakikat inilah yang membedakan manusia

dengan makhluk lainnya. Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai

makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi,

politik, hukum, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut terdiri dari interaksi

sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, serta sikap.

Aspek-aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan sosial, seperti

ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, geografi. Sebagian dari ilmu

pengetahuan tersebut berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan

perkembangan masyarakat dewasa ini.

Sebagai guru SD, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-

ilmu sosial sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup

bahasannya, obyek yang dipelajari, maupun metode/pendekatan dari tiap-tiap

disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut. Dengan menguasai konsep-konsep IPS yang

bersumber dari masyarakat dan lingkungan dapat menambah wawasan yang

lebih luas dan mendalam. Selanjutnya marilah kita mulai membahas mengenai

konsep, hakikat, dan karakteristik pendidikan IPS di SD. Untuk memudahkan

dalam memahaminya akan membahasnya satu persatu secara rinci. Mata

pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam

proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

13

Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi

sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan

sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di

lingkungan sekitar peserta didik di SD. Ruang lingkup mata pelajaran IPS di

SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

:

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

3. Sistem Sosial dan Budaya

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. IPS melihat

bagaimana manusia hidup bersama sesamanya di lingkungannya sendiri, dengan

tetangganya, yang dekat sampai jauh (Suradisastra, Djojo.dkk 1992: 5-6) IPS juga

merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakat,

bangsa, dan lingkungannya berdasarkan pengalaman masalalu yang bisa dimaknai

untuk masa kini, dan antisipasi masa akan datang. Peristiwa fakta, konsep dan

generalisasiyang berkaitan dengan isu sosial merupakan beberapa hal yang

menjadi kajian IPS. Tujuan pembelajaran IPS (instructional objective social)

adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan dimiliki, dan dikuasai oleh peserta

didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPS. Setiap guru IPS mestinya

paham hakikat keterpaduan dalam mata pelajaran IPS. Namun ternyata masih

banyak guru yang memahami IPS sebagai mata pelajaran yang terpisah sebagai

ilmu sosial seperti Ekonomi, Geografi, sosiologi dan Sejarah. Bahkan sangat

mungkin di antara guru IPS yang ada, adanya kurang memahami tujuan

pembelajaran IPS. Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa mata pelajaran IPS

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

14

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap skor-skor sosial dan

kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan

global.

Keempat tujuan pada mata pelajaran IPS di atas menunjukkan bahwa

IPS merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan membentuk siswa menjadi

warga negara yang baik. Dengan demikian IPS sebenarnya merupakan pelajaran

yang sangat penting.

Tujuan pembelajaran pendidikan IPS mencakup tiga aspek yaitu aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru tidak hanya menekankan pada aspek

kognitif saja tetapi aspek-aspek yang lain seperti aspek afektif dan psikomotorik.

Tujuan kognitif pembelajaran IPS lebih mengarah pada tujuan memperoleh

pengetahuan, pengertian, intelegensi, dan ketrampilan berfikir siswa. Tujuan

afektif pembelajaran IPS adalah menekankan pada perasaan, emosi, dan drajat

penerimaan dan penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang

diberikan. Tujuan psikomotorik dapat dikelompokan pada tujuh kelompok besar

yaitu: pengindraan, kesiapan bertindak, respon atau sambutan terbimbing,

mekanisme atau tindakan yang otomatis, ketrampilan yang dilakukan secara hati-

hati, adaptasi dan keaslian.

IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi

yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya,

masyarakat, bangsa, dan lingkungannya berdasarkan pengalaman masalalu yang

bisa dimaknai untuk masa kini, dan antisipasi masa akan datang.Pembelajaran IPS

memiliki susunan secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

15

pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat. IPS memiliki tujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara

yang baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2.1.2. Pembelajaran IPS SD

Sampai saat ini, IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan

sub disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam

nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu

pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) dan

National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social

Science Education” dan “Social Studies”. Nama IPS dalam Pendidikan Dasar dan

Menengah di Indonesia muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum

SD, SMP dan SMA tahun 1975. Dilihat dari sisi ini, maka IPS sebagai bidang

studi masih “baru“. Disebut demikian karena cara pandang yang dianutnya

memang dianggap baru, walaupun bahan yang dikaji bukanlah hal yang baru.

Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah

mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah,

antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Perpaduan ini dimungkinkan

karena mata pelajaran tersebut memiliki obyek material kajian yang sama yaitu

manusia. Dalam bidang pengetahuan sosial, kita mengenal banyak istilah yang

kadang-kadang dapat mengacaukan pemahaman. Istilah tersebut meliputi : Ilmu

Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS).

Tujuan IPS dalam setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan

tertentu yang hendak dicapai. Berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas, tegas,

terarah, barulah pendidik dapat menentukan usaha apa yang akan dilakukannya

dan bahan pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada anak didiknya.

Demikian juga di dalam negara kita telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional

dirumuskan berdasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, seperti

digariskan dalam GBHN. Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah

dirumuskan tujuan pendidikan nasional, yaitu: membentuk manusia pembangunan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

16

yang ber-Pancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan

rokhaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan

kreatvitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh

tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi

pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai

ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945”.

Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, tujuan harus dikaitkan

dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang

akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat

SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004),

bertujuan untuk:

1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,

sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan sosial

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Untuk itu pengertian IPS adalah IPS mengikuti cara pandang yang bersifat

terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik,

ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. karena

mata pelajaran tersebut memiliki obyek material kajian yang sama yaitu manusia

dan mengacaukan pada pemahaman beberapa istilah: Ilmu Sosial (Social

Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Tujuan IPS yakni untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila,

sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat

mengembangkan kreatvitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap

demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang

tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai

sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

17

Pencapaian tujuan IPAdapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang

standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam

Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

di SD merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh

peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan

pendidikan.

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran IPS Sekolah

Dasar Negeri Salatiga 01 Kota Salatiga Kelas 4 Semester II tahun 2011/2013

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1. Mengenal sumber

daya alam, kegiatan

ekonomi, dan kemajuan

teknologi di lingkungan

Kabupaten/Kota dan

Propinsi

2.1. Mengenal aktivitas

ekonomi yang berkaitan

dengan sumber daya alam

dan potensi di daerahnya.

- Menjelaskan bentuk-

bentuk kegiatan

ekonomi di

lingkungan setempat

- Membuat daftar

tentang kegiatan

pemanfaatan sumber

daya alam setempat

untuk kegiatan

ekonomi

- Membuat daftar

tentang kegiatan

pemanfaatan sumber

daya alam setempat

untuk kegiatan

ekonomi

- Melaporkan hasil

pengamatn tentang

pemanfaatan sumber

daya alam di

daerahnya

- Menjelaskan

pengaruh kondisi

alam terhadap

kegiatan ekonomi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

18

2.1.3. Hakikat Belajar

Menurut Nana Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah segala kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya

Belajar merupakan suatu aktvitas yang disengaja dilakukan oleh indvidu agar

terjadi kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu

melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya

terampil menjadi terampil. Menutur Slameto (2010: 11 dalam J. Bruner) kata

Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk

mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat

belajar lebih banyak dan mudah. Dalam lingkungan banyak hal yang dapat

dipelajari oleh siswa, hal mana dapat digolongkan menjadi : (a) enactive, (b)

iconic, dan (c) symbolic. Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua

definisi, yaitu;

1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;

2) Belajar penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari

instruksi.

Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh

manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut “The Domains of learning”

yaitu; (1) keterampilan motoris (motoris skill), (2) informasi verbal, (3)

kemampuan intelektual, (4) strategi kognitif, dan (5) sikap, Slameto (2010: 13

dalam R. Gagne).

Menurut Slameto (2010: 3) belajar ialah proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.” Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu;

1) Perubahan secara sadar

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

19

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

a. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Slameto (2010: 27) Prinsip belajar yang dapat dilaksanakan

dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswan secara indvidu.

prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :

a. berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar (partisipasi,

aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional, dapat menimbulkan reinforcement, motivasi kuat,

lingkungan tenang dan interaksis siswa),

b. sesuai hakikat belajar (proses kontinyu, proses organisasi, adaptasi,

eksplorasi, discovery dan proses kontinguitas),

c. sesuai materi/bahan yang harus dipelajari (bersifat keseluruhan,

materi memiliki struktur, penyajian sederhana, mengembangkan

kemampuan dengan tujuan konfensional pencapaian),

d. syarat keberhasilan belajar (keperluan sarana cukup dan repetisi).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2010: 55) Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

banyak jenisnya, tetapi dapat digolongan menjadi dua saja, yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri indvidu yang

sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luardiri

indvidu.

1) Faktor Intern

Di dalam faktor intern ini memiliki tiga faktor yaitu: faktor jasmani,

faktor psikologis dan faktor kelelahan:

1. faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh)

2. faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan)

3. faktor kelelahan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

20

Faktor kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahanrohani (bersifat psikis).

2) Faktor ekstern

faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat:

1. faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

orang tua, dan latar belakang kebudayaan),

2. faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,

metode belajar, dan tugas rumah,),

3. faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat)

Daribeberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa agar terjadinya

perubahan pada pembelajaran, hendaknya guru memiliki rencana dari berbagai

pengalaman belajar yang dilakukan oleh siswa dikelas dapat sesuia dengan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Sehingga guru sebelum melaksanakan

pembelajaran dikelas harus merencakan pembelajaran yang akan disampaikan

dengan menarik, menyenangkan dan memotivasi siswa.

2.1.4. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktoryaitu

faktor internal dan eksternal (Slameto, 2003: 54). Sementara itu, Arikunto (

1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami

proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan

dapat diukur”. Mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri

indvidu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi

juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan diri pada

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

21

indvidu tersebut. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar

yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut : Kepuasan

dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswi.Kemampuan

siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengerndalikan dirinya terutaman

adalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses

dan usaha belajarnya.

Menurut Purwanto (1990:3), evaluasi dalam pendidikan adalah penafsiran

atau penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa menuju kearah

tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang ditetapkan dalam kurikulum.Hasil penillaian ini

pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil penilaian dan evaluasi ini

merupakan umpan balik untuk mengetahui sampai dimana proses belajar mengajar

yang telah dilaksanakan.. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak

melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan

dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh,

kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Hasil dari proses belajar disebut sebagai hasil belajar yang dapat dilihat

dan diukur. Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti satuan program

pengajaran pada satu jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil belajarnya

dalam program tersebut. (Bloom,1976 : 76) membagi hasil belajar ke dalam tiga

ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotor. Untuk dapat belajar

sesuatu diperlukannya kondisi yang mempengaruhi belajar, meliputi kondisi

internal yang ada pada diri orang yang belajar. Kondisi internal ini sebagai

karakteristik siswa yang merupakan diskripsi umum dari sifat-sifat siswa yang

akan menerima pelajaran misalnya, usia, kelas, minat, profesi, kesehatan,

motivasi, tingkat prestasi, kemampuan, status social ekonomi, atau kemampuan

berbahasa asing. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir,

termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Ranah kognitif

merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan kemampuan intelektual.

Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktvitas otak adalah termasuk

dalam ranah kognitif. Menurut Sudjana (1995) dalam ranah kognitif itu terdapat

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

22

enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai

dengan jenjang yang paling tinggi, enam aspek tersebut antara lain:

1. Pengetahuan (Knowledge), mencakup ingatan akal hal-hal yang dipelajari

dan disimpan dalam ingatan.

2. Pemahaman(Comprehension), mengacu pada kemampuan memahami

makna materi.

3. Penerapan (Application), mengacu pada kemampuan menggunakan atau

menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan

menyangkut penggunaan atau dan prinsip.

4. Analisis (Analysis), mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke

dalam hubungan diantara bagian yang satu dengan lainnya sehingga

struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.

5. Sintesis (Synthesis), mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau

komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau

bentuk baru.

6. Evaluasi (Evaluation), mengacu pada kemampuan memberikan

pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.

Aspek pengetahuan dan pemahaman merupakan kognitif tingkat rendah,

sedangkan aspek aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi termasuk kognitif tingkat

tinggi. Diantara ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris, maka ranah kognitif

paling banyak digunakan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini,

karena ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran. Hasil belajar aspek pengetahuan termasuk tingkat kognitif yang

paling rendah, meliputi pengetahuan faktual dan pengetahuan hafalan atau untuk

diingat.

Hasil belajar kognitif siswa dapat diukur melalui instrumen dalam bentuk

tes. Tes yang peneliti gunakan yaitu tes objektif dalam bentuk tes uraian. Tes

uraian, yang dalam literatur disebut juga essay examination, merupakan alat

penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah

pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,

menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberi alasan, dan bentuk lain

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

23

yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata

dan bahasanya sendiri.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa hasil belajar

adalah hasil akhir dari aktvitas sesorang setelah mengalami proses belajar. Untuk

mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan seseorang dapat diukur dengan

belajar menggunakan sualu alat penilaian yaitu dapat berupa tes evaluasi dengan

hasil belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk nilia.

Cara untuk mengetahui hasil belajar dapat dicari dengan pengukuran.

Pengukuran hasil belajar dapat dibedakan menjadi ;

1) Teknik Tes

Merupakan seperangkat evaluasi atau tugas yang harus dikerjakan oleh

peserta yang akan dites, dan berhasil menyelesaikan tugas atau evaluasi yang

telah dikerjakan tersebut, akan dapat ditarik suatu kesimpilan tentang aspek

tertentu pada orang atau peserta tersebut. Alat tes adalah sebagai alat ukur

yang banyak ragamnya serta luas cara penggunaannya, seperti berikut ;

a. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Merupakan soal yang harus dijawab oleh perseta atau orang

yang dites dengan memilih jawaban yang tersedian.

b. Tes Tertulis

Merupakan tes yang beberapa soal harus dijawab oleh peserta

atau orang yang dites dengan memberikan jawaban tertulis.

c. Tes Lisan

Merupakan tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara

mengadakan tanya-jawab secara langsung antara peserta atau

orang yang dites dan orang yang member pertanyaan atau

penanya.

d. Tes Perbuatan

Merupakan tes dengan cara memiliki penguasaan yang

disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaa

tugasnya diukur dengan perbuatan atau unjuk kerja.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

24

2) Teknik Non Tes

Teknik non tes merupakan kegiatan aktvitas yang diamati oleh observer pada

saat observasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan angket, maupun wawancara, dan dapat pula dilakukan dengan

menggunakan sosiometri. Tes ini digunakan sebagai pelengkap dan sebagai

bahan petimbangan dalam pengambilan keputusan untuk sebagai bahan

pertimbangan penentuan kualitas dari hasul belajar, teknik ini dapat memiliki

sifat yang menyeluruh untuk semua aspek dikehidupan anak.

Menurut dari beberapa bentuknya hasil tes belajar dapat dibedakan

menjadi dua, yakni :

a). Tes Objektif

Menurut Popham 1981 dalam Purwanto (2011:70) tes objektif adalah tes

yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes telah

tersedia. Tes ini memiliki dua kelebihan kemungkinan jawaban benar

atau salah, sehingga penilainnya bersifat objektif.

b). Tes Essay

Tes essay dalah suatu bentuk tes yang terdiri dri pertanyaan atau suruhan

yang menghendaki jawaban berupa uraian-uraian yang relaif panjang .

Tes ini dirancang untuk mengukur hasil belajar di mana unsure-unsur

yang diperlukan untuk menjawab soal dicari, diciptakan, dan disusun

sendiri oleh peserta yang dites Nurkancana dan Sumartana 1986 dalam

Purwanto (2011:70).

Dari beberapa pengertian diatas hasil belajar yakni hasil dari proses

belajar yang dapat dilihat dan diukur. Untuk dapat belajar sesuatu diperlukan

kondisi yang dapat memepengaruhi belajar seperti kondisi internal dan kondisi

ekternal yang merupakan diskripsi umum. Oleh karena itu pendidikan

pembelajaran IPS sangat membutuhkan kondisi internal dan eksternal supaya

dapat tercapainya pembelajaran yang aktif untuk melengkapi kalimat dalam

pembelajaran IPS.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

25

2.1.5. Pembelajaran Aktif

Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif,

maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa (Depdiknas,

2004:3, 3-8).

Pada dasarnya anak perlu mendapatkan kesempatan untuk melepaskan

tenaganya, jadi memerlukan kesempatan utuk bergerak sebaik-baiknya (Mouly,

1968 dalam Suradisastra, djojo.dkk, 1992;61). Aktifitas dan pengalaman sering

dianggap serupa (Dunfee dan Sagl,1966 dalam buku Suradisastra,Djojo dkk,1992:

61).

Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari

segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya

kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai.

(Djamarah, 2010: 38)

Pembelajaran aktif merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang lebih

membutuhkan fisik atau nonfisik untuk terlibat dalam segala aktifitas sehari-hari

yang termasuk dapat dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung

agar mendapatkan segala informasi,dan pengetahuan sebagai referensi yang

diterima kemudian menjadi proses dari berlangsungnya belajar mengajar. Aktif

sangat dibutuhkan oleh siswa untuk menunjang hasil belajar pada saat

pembelajaran berlangsung untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menerima

informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh guru, dengan demikian aktif

dalam belajar dapat meningkatkan daya ingat yang berkaitan dengan kemampuan

berfikir siswa agar dapat mengembangkan kemampuannya. Hal demikianlah,

siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan berfikir tinggi supaya memiliki

rasa ingin tahu sehingga siswa berkeinginan untuk bertanya dengan guru.Dalam

pembelajaran berlangsung guru memposisikan dirinya hanya sebagai fasilitator

saja, yang hanya bertugas sebagai memberikan penjelasan apa yang harus siswa

lakukan supaya mudah untuk dikerjakan dalam pembelajaran (to facilitate of

learning). Proses pembelajaran dikatan sedang berlangsung, apabila ada aktifitas

siswa di dalamnya.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

26

Dave Meier (dalam Zaini, Hisyam dkk, 2008: 74) mengemukakan bahwa

“ Belajar harus dilakukan dengan aktifitas, yaitu dengan menggerakan fisik ketika

belajar, dan memanfaatkan indera siswa sebanyak mungkin, dan membuat seluruh

tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar”.Pembelajaran dapat mengaktifkan

siswa melalui berbagai penerapan-penerapan keterampilan belajar esensial yang

antara lain: (1) berkomunikasi secara lisan dan tertulis secara efektif, (2) berfikir

logis, kritis, (3) rasa ingin tahu, (4) penguasaan tekhnologi dan informasi, (5)

pengenmabangn personal dan sosial, dan (6) belajar mandiri”.

Penerapan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat dilakukan

melalui pengembangan berbagai keterampilan belajar esensial yang antara lain

sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara lisan dan tertulis secara efektif, (2)

berfikir logis, kritis, dan kreatif, (3) rasa ingin tahu, (4) penguasaan teknologi dan

informasi, (5) pengembangan personal dan sosial, dan (6) belajar mandiri.

(Rusman, 2012: 388)

Menurut beberapa pendapat di atas keaktifan belajar adalah segala

kesibukan atau tindakan yang dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran

berlangsung yang mana melibatkan keaktifan fisik maupun psikis yang dapat

mendorong terjadinya proses belajar, yang mana siswa memiliki keinginan untuk

bertanya yang melibatkan lisan, kegiatan mendengarkan yang melibatkan telinga,

kegiatan menulis dan menggambar yang melibatkan tangan,kegiatan mental,

motorik dan kegiatan emosional (Emotional activties). Dengan keaktifan belajar

siswa pada mata pelajaran IPS dapat menumbuhkan kekuatan mental dari psikis

atau fisik itu berupa keinginan, perhatian kemauan dan cita-cita, baik yang

tergolong rendah maupun yang tinggi, yang menggerakkan perilaku manusia

termasuk perilakau belajar dengan mengaktifkan, menggerakkan dan

mengarahkan tingkah laku indvidu dalam belajar untuk mencapai cita-cita dan

harapannya. Sehingga menjadikan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

27

2.1.6. Hakikat Assesmen Pembelajaran

Asesmen mencakup semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk

kerja individu atau kelompok. Cara itu seperti menggunakan tes tertulis, tes lisan,

kuis, ulangan harian, tugas kelompok laporan, lembar pengamatan, pedoman

wawanvara, tugas rumah dan sebagainya. Dengan demikian, proses asesmen

meliputi pengumpulan bukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta didik

Wardani, Nanik Sulistya,dkk 2012: 49 dalam TGAT dalam mardapi 2008).

Asseemen merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kualitas proses

dan hasil pembelajaran. Banyak yang mencampur adukkan antara evaluasi

(evaluation), penilaian (assesmen), dan tes (test). Sebenarnya keempatnya

memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda. secara umum, assesmen dapat

diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang

dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang

menyangkut kurikulum, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun

kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang kurikulum dan program sekolah

termasuk pengambilan keputusan tentang efektifitas program dan langkah-langkah

untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan pengajaran remidi (remidal

teaching). Untuk melakukan assesmen tentang siswa akanmeliputi bagaiman guru

mengoleksi semua informasi untuk membantu siswa dalam mencapai target

pembelajaran dengan berbagai teknik assesmen, baik teknik yang bersifat formal

maupun nonformal, seperti teknik paper and pencil test, unjuk kerja siswa dalam

menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas-tugas dilaboratorium maupun keaktifan

diskusi selama proses pembelajaran. Menurut Poerwanti Endang 2001: 1-32).

Menurut Uno, Hamzah B., koni, Satria (2012: 2) Assesmen merupakan proses

pengukuran dan nonpengukuran untuk memperoleh data karakteristik

siswa/peserta didik dengan aturan tertentu. Dalam pelaksanaan assesmen

pembelajaran guru dihadapkan tiga pengertian atau bahkan sering pula digunakan

secara bersama, yaitu pengukuran, penilaian, dan tes.

Asesmen pembelajaran dapat bermanfaat untuk : (1) memberi penjelasan

secara lengkap tentang target pembelajaran yang dapat dijelaskan; sebelum guru

melakukan asesmen terhadapa siswanya terlebih dahulu harus mengetahui

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

28

bagaiman tingkat pengetahuan siswa, informasi yang dibituhkan tentang

pengetahuan keterampilan, dan performa siswa, (2) memilih teknik asesmen untuk

kebutuhan masing-masing siswa, bila mungkin guru dapat menggunakan beberapa

indikator keberhasilan untuk setiap target pembelajaran; masing-masing target

pembelajaran melakukan pemilihan teknik sesmen yang berbeda, (3) memilih

teknik asesmen untuk setiap target pembelajaran, pemilihan teknik asesmen harus

didasarkan pada kebutuhan praktis di lapangan dan efisiensi.

Pengembangan sistem peneilaian berbasis kompetensi dasar mencakup

beberapa hal, yaitu : (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) rencana

penilaian, (4) proses penilaian, (5) proses implementasi. Berdasarkan pedoman

penilaian kelas untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang diperlukan

oleh Balitbang Depdiknas (2006) dinyatakan bawha salah satu penilaian internal

yang disyaratkan adalah penilaian kelas. Sedangkan Uno, Hamzah B., koni, Satria

ASSESMENT

TEKNIK

TES

TEKNIK NON TES

SKEMA

ANGKA

SKEMA

KLASIFIK

AS

Disebut proses

Skala kuantitatif

PENGUKURAN

Skala kuantitatif

dan kualitatif

Skor hasil pengukuran

Dikombinasikan dengan menggunakan berbagai pertimbangan untuk

pengambilan keputusan tentang prestasi peserta didk

2.1. Skema hubungan antara evaluasi, assesmen, pengukuran,

dan tes (Poerwanti Endang 2001: 1-32)

EVALUASI

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

29

2012: 12 (dalam Suharsimi Arikunto 1996) mengatakan bahwa tujuan atau

evaluasi ada beberapa hal, yaitu (1) penilaian berfungsi selektif, (2) penilaian

berfungsi diagnostic, (3) penilaian berfungsi sebagai penempatan, (4) penilaian

berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

2.1.6.1. Pelaksanaan Assesmen dan Hasil Balajar

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19. tahun 2005 (PPNo. 19/2005),

penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas ;

(1) penilaian hasil belajar oleh pendidik, (2) penilaian hasil belajar oleh satuan

pendidikan, dan (3) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Wardani

Naniek,S.dkk. 2009 (dalam Poerwanti Endang 2001: 1-32). Dilihat dari tekniknya,

asesmen proses dan hasil belajar dibedakan menjadi dua macam yaitu dengan

teknik tes dan nontes namun pada umunya pengajar lebih banyak menggunakan

tes sebagai alat ukut dengan rasional bahwa tingkat obyektifitas evaluasi jauh

lebih terjamin, hal ini tidak sepenuhnya benar. Pada penilaian teknik asesmen

dapat dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu.

Wardani Naniek,S.dkk. 2009 (dalam Poerwanti Endang 2001: 1-32).

Menurut beberapa pendapat di atas, maka assesmen (penilaian)

merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat

digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang

menyangkut kurikulum, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun

kebijakan-kebijakan sekolah dan guru mengoleksi semua informasi untuk

membantu siswa dalam mencapai target pembelajaran dengan berbagai teknik

assesmen, baik teknik yang bersifat formal maupun nonformal, seperti teknik

paper and pencil test, unjuk kerja siswa dalam menyelesaikan pekerjaan rumah,

tugas-tugas dilaboratorium maupun keaktifan diskusi selama proses pembelajaran.

Oleh karena itu, assesmen dapat digunakan untuk menilai siswa dalam melengkapi

kalimat mata pelajaran IPS sehingga hasil belajar meningkat.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

30

2.1.7. Asesmen Melengkapi kalimat

Model pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran

mudah dan sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum

sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Atau bisa dikatakan

bahwa model complete sentence merupakan model pembelajaran yang dilakukan

dengan cara melengkapi kalimat.

Media yang digunakan dalam pembelajaran complete sentence yaitu

Siapkan blanko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap. Menurut

Suyatno (2009:77) prosedur pembelajaran Melengkapi kalimat ialah siapkan

blangko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan

kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana, guru membentuk kelopmpok,

LKS dibagikan berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap, siswa

berkelompok melengkapi dan presentasi. Dengan kata lain, pembelajaran

AsesmenMelengkapi kalimat adalah cara siswa belajar dengan melengkapi kalimat

dan membentuk suatu kelompok serta mempresentasikan hasil dari kerja

kelompok. Guru hanya membantu siswa untuk membentuk kelompok dan

membagikan blangko kepada masing-masing kelompok. Keadaan siswa yang aktif

hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru tidaklah cukup jika proses

pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai

siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki

sejumlah tujuan pembelajaran yang dicapai.

Menurut Uno, Hamzah B., Koni, Satria (2012: 118) kalimat

merupakanpernyataan yang tidak lengkap, dan siswa diminta untuk melengkapi

pernyataan tersebut. Ahli tata bahasa tradisional menyatakan bahwa kalimat

adalah satuan kumpulan kata yang terkencil yang mengandung pikiran yang

lengkap Menurut Nyoto Harjono & Philipus Pirenomulyo (2009: 54). kalimat

sebagai satu bagian dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan,

sedang intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap Keraf (1984:

156 dalam Nyoto Harjono & Philipus Pirenomulyo 2009: 54).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

31

2.1.7.1.Prinsip Melengkapi kalimat

Pembelajaran melengkapi kalimat rumpang (Melengkapi kalimat) dalam

penelitian ini sebenarnya merupakan sebagai strategi, konsep dan praktik

pembelajaran yang merupakan sinergi dari pembelajaran yang bermakna,

pembelajaran kontekstual, teori kontruktivisme, pembelajaran aktif (active

learning) dan perkembangan psikologi anak. Dengan demikian walaupun

metodologi pembelajarannya sama, akan tetapi ada spesifikasi yang berbeda

terkait dengan penanaman konseptualnya yang relevan dengan perkembangan

moral, motorik dan kejiwaan anak. Anak akan bersemangat dan gembira dalam

belajar karena mereka tahu makna dan kegunaan belajar, karena belajar harus

mengutamakan minat, hobi (meaning learning) dan rasa ingin tahu yang tinggi

agar mereka dapat memadukan konsep pembelajaran yang berkesinambungan

dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar dan masyarakat, bahkan

dengan berbagai topik permasalahan yang sedang “trend” berkembang di

masyarakat. Belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dapat dilakukan dengan

cara aktif yang menggunakan fisik maupu non fisik yang dapat menghasilkan

pembelajaran secara optimal di lingkungan sehingga siswa dapat merasakan

penting, aman, dan nyaman. Keaktifan tidak hanya ditentukan oleh keaktifan fisik

semata, tetapi juga ditentukan oleh keaktifan non fisik seperti mental, intelektual

dan emosional Hal ini dimulai dari adanya kegiatan yang aktif dari fisik di dalam

ruangan secara kondusif yang diperindah dengan kegiatan visual (Visual actvities).

Ruangan harus terasa pas untuk kegiatan belajar seoptimal mungkin.

Pembelajaran Asesmen Melengkapi kalimat merupakan bagian dari

metode diskusi. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok atau

diskusi agar siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)

pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan

berlatih berinteraksi, komunikasi dan sosialisasi karena diskusi merupakan

miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar untuk menyadari kekurangan dan

kelebihan masing-masing indvidu. Pembelajaran koopretif adalah kegiatan

pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

32

mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri (Suryatno 2009:

51). Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesi (kelompok-

partisipatif), tiap anggota kelompok terdidari 4-5 orang, siswa heterogen

(kemampuan, gender, karakter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung

jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Menggunakan metode

pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok

harus saling membantu memahami materi pelajaran. Dalam pembelajran

dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai

bahan pelajaran. Prinsip pembelajaran yang melengkapi kalimat rumpang

(Melengkapi kalimat) adalah dimana siswa harus menyelesaikan kalimat menjadi

sebuah paragraf dengan berdiskusi kelompok serta mempresentasikan. Mereka

dapat belajar dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

(contextual teaching and learning). Mereka juga bergembira dalam belajar karena

memulainya dari sesuatu yang telah dimilikinya sendiri, sehingga timbul rasa

percaya diri dan itu akan menimbulkan perasaan diakui dan dihargai yang

menyenangkan hatinya karena ia diberi kesempatan untuk mengekspresikan

dirinya (teori konstruktivisme) sesuai ciri-ciri perkembangan fisiologis dan

psikologisnya. Hal ini sangat penting dalam pembelajaran Melengkapi kalimat

dimana siswa membutuhkan percaya diri dan keberanian untuk mempresentasikan

hasil diskusi atau kerja kelompok. Penerapan metode Melengkapi kalimat sangat

mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya

lamban dapat dengan cepat menuangkan idenya dalam memilih kata yang tepat.

selain itu, siswa berkomunikasi rendah dapat bertnya kepada siswa berkompetensi

tinggi sesuai dengan pembelajaran diskusi. Begitu dengan sebaliknya, siswa yang

berkompetensi tinggi dapat membantu siswa yang berkompetensi rendah.

Kondisi yang demikian siswa akan terlibat aktif dalam proses

pembelajaran karena sesuai denagan kepentingannya dan diciptakannya sendiri.

Jadi faktor untuk dapat melengkapi kalimat rumpang menjadi paragraf

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

33

(Melengkapi kalimat) anak harus memiliki keaktifan dengan lingkungan

pembelajaran yang dapat merangsang anak untuk belajar.

2.1.7.2.Langkah-langkah Pembelajaran Melengkapi kalimat

Adapun langkah-langkah pada pembelajaran Asesmen melengkapi

kalimat.adalah:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh

membacakabuku atau modul dengan waktu secukupnya.

3. Guru membentuk kelompok 5-8 orang secara heterogen

4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum

lengkap.

5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang

tersedia.

6. Siswa berdiskusi secara berkelompok.

7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap

peserta membaca sampai mengerti atau hafal.

8. Kesimpulan.

Sedangkan menurut Suryanto dalam buku Menjelajah Pembelajaran

Inovativ (2009:77) adalah:

1. sisapkan blanko isian berupa aparagraf yang kalimatnya belum lengkap.

2. sampaikan kompetensi.

3. siswa ditugaskan membaca wacana.

4. guru membentuk kelompok.

5. LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya belum lengkap.

6. siswa berkelompok melengkapi.

7. presentasi.

Menurut beberpa pendapat pembelajaran Asesmen melengkapi kalimat

sebagai strategi, konsep dan praktik pembelajaran yang merupakan sinergi dari

pembelajaran yang bermakna, pembelajaran kontekstual, teori kontruktvisme,

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

34

pembelajaran aktif (active learning) dan perkembangan psikologi anak. Dengan

Asesmen melengkapi kalimat pada mata pelajaran IPS siswa dapat memiliki

keaktifan dari kognitif, afektif maupun spikomotoriknya. Sehingga menjadikan

hasil belajar siswa dapat meningkat.

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan

Pembelajaran IPS dengan menerapkan peserta didik sebagai sebagai

warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills),

sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan

mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai aktvitas. “Usaha ini

dilakukan sehubungan dengan adanya kesenjangan antara materi yang dicita-

citakan oleh kurikulum tertulis (intended curriculum), serta perbedaan materi yang

diajarkan dengan materi yang dipelajari siswa (relized curriculum)”. (Hasanah,

2010: 12). Pada kajian yang relevan untuk memperkuat alasan mengapa memilih

model pembelajaran Melengkapi kalimat maka dibutuhkan hasil penelitian yang

sudah menunjukkan keberhasilan, berikut beberapa penelitian yang terdahulu

dapat menjadi rujukan keberhasilan Melengkapi kalimat dalam pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan Nahji, Fatih.2008. Model Pembelajaran

Melengkapi kalimat untuk Menumbuhkan Kemampuan Memahami Persamaan

Matematis Kinematika Gerak Lurus Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Bumiayu

Tahun Pelajaran 2008/2009. Fisika mempelajari tentang kejadian alam yang

memungkinkan penelitian melalui percobaan, pengukuran dan penyajian secara

matematis berdasarkan pada aturan-aturan umum. Bekal pengetahuan tentang

persamaan matematis yang baik sangat diperlukan dalam pembelajaran fisika.

Buku-buku fisika yang kita ketahui di dalamnya terdapat aturan atau prinsip yang

akhirnya berbentuk persamaan matematis. Pemahaman persamaan matematis

dapat membantu penyelesaian perhitungan-perhitungan fisika. Siswa kelas XI-IPA

SMA N 1 Bumiayu belum memahami persamaan matematis yang ada dalam

materi fisika terutama yang berhubungan dengan grafik, penurunan rumus, dan

penjelasan rumus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menumbuhkan

kemampuan memahami persamaan matematis siswa melalui model pembelajaran

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

35

melengkapi kalimat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang

terdiri dari dua siklus. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-

IPA 1 SMA N 1 Bumiayu. Pengambilan data dilakukan dengan metode tes dan

observasi. Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata hasil belajar siswa pada siklus

1 adalah 63,14, dengan persentase ketuntasan hasil belajar adalah 59,50% dan

pada siklus 2 rata-rata hasil belajar siswa naik menjadi 72,70 dengan persentase

ketuntasan hasil belajar 86,49%. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran melengkapi kalimat dapat meningkatkan kemampuan

memahami persamaan matematis siswa kelas XI-IPA 1 semester 1 SMA N 1

Bumiayu dan mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal. Sebagai salah

satu prosedur didaktik, maka model pembelajaran melengkapi kalimat dapat

digunakan sebagai alternatif pembelajaran fisika pokok bahasan kinematika gerak

lurus.

Hasilnya antara lain bahwa pembelajaran melengkapi kalimat dapat

meningkatkan kemampuan memahami persamaan matematis siswa kelas XI-IPA 1

semester 1 SMA N 1 Bumiayu dan mencapai standar ketuntasan belajar secara

klasikal. Sebagai salah satu prosedur didaktik, maka model pembelajaran

melengkapi kalimat dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran fisika pokok

bahasan kinematika gerak lurus.

Hasil penelitian Fadhilah, Nur 2009. Peningkatan Hasil belajar mata

pelajaran Al-Qur’an Hadist Melalui Metode Melengkapi kalimat pada Siswa

Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Kangkung Mranggen Demak Tahun

Pelajaran 2009/2010.Metode Melengkapi kalimat merupakan salah satu metode

pembelajaran yang dapat membantu peserta didik membangun keterkaitan antara

informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah

dimiliki dan dan dikuasai peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadits melalui metode Melengkapi

kalimat pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Kangkung tahun

pelajaran 2009/2010?. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar tes dan

lembar pedoman observasi. Instrumen tes, digunakan untuk mengetahui

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

36

kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan dan memantau

perkembangan siswa setelah mendapatkan perlakuan. Lembar pedoman observasi,

digunakan untuk mendapatkan data mengenai keadaan kelas, suasana

pembelajaran, kreatifitas guru, keaktifan siswa dan sebagainya.

Penelitian menunjukkan bahwa metode Melengkapi kalimat dapat

meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran siklus I, II, dan III.

Skor keaktifan siswa siklus I adalah 8,29 (Baik). Siklus II adalah 9,14 (Baik) dan

siklus III adalah 9,43 (sangat baik). Metode Melengkapi kalimat juga dapat

meningkatkan hasil belajar. Hal ini bisa dilihat dari nilai yang diperoleh siswa,

yaitu pencapaian nilai rata-rata kelas pada siklus III adalah 70,91; pada siklus II

adalah 65; dan pada siklus I adalah 64,09. Dari rata-rata tersebut dapat dimaknai

bahwa ada kenaikan nilai sebesar 5,91 point dari siklus II dan terdapat kenaikan

6,82 point dari siklus I.

Fadhilah,Nur (2009) tentang peningkatan hasil belajar pada mata

pelajaran Al-Qur’an hadits melalui metode melengkapi kalimat dikelas III

Madrasah IbtidaiyahMiftahul Huda Kangkung Mranggen Demak, dengan hasil

menunjukkan bahwa metode Melengkapi kalimat dapat meningkatkan keaktifan

siswa selama proses pembelajaran.

1.3 Kerangka Berfikir

Sebelum pembelajaran berlangsung agar mencapai hasil pembelajaran

yang maksimal, terlebih dahulu menentukan langkah awal pada pembelajaran

mata pelajaran IPS, guru harus dapat menentukan metode dan materi apa yang

tepat dan tidak asing bagi siswa dalam pembelajaran. Penentuan pembelajaran,

dan materi ini akan sangat membantu proses pembelajaran untuk menentukan

berhasil tidaknya pembelajaran itu dilakukan dan diberikan kepada siswa. Pada

pembelajaran berlangsung hendaknya guru harus memiliki prinsip bahwa nara

sumber ilmu satu-satunya yang ada dikelas adalah guru akan tetapi hanya sebagai

penasihat, fasilitator dan mentor bagi siswa.

Pada kondisi siswa yang kurang aktif saat pembelajaran berlangsung

sudah tentu hal ini akan tidak akan mampu menghasilkan hasil belajar yang

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

37

maksimal. Kaitannya tentu dengan materi pelajaran IPS, selama ini siswa

cenderung kurangaktif untuk mempelajarinya. Hal ini tidak lain karena adanya

salah dalam pemilihan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa dalam proses belajar mengajar yang akan berpengaruh pada hasil

belajar.

Pembelajaran Asesmen Melengkapi kalimat memiliki hubungan dengan

pembelajaran yang meyenangkan. Dimana siswa harus memiliki keaktifan yang

tinggi untuk menimbulkan efektvitas belajar yang terus berkembang. Dengan

demikian siswa tidak mudah mengantuk, jenuh, dan bosan, karena siswa ditutut

untuk selalu aktif seperti halnya membaca, diskusi, memberi saran, berbagi ilmu

dengan teman, presentasi, percakapan, menulis, memcahkan soal, mengambil

keputusan, sehingga memiliki keaktifan belajar yang tinggi dalam mencapai hasil

belajar yang lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang kurang aktif yang hanya

duduk terdiam hanya mendengarkan saja. Pembelajaran siswa yang tidak memiliki

keaktifan belajar akan kelihatan kurang bergairah untuk mengikuti pembelajaran

di kelas, tidak menaruh perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru

dan tidak berpartisipasi aktif dalam belajar.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada awalnya belum

menggunakan metode atau strategi pembelajaran, sehingga menjadikan hasil

belajar belum berhasil. Proses pembelajaran kedua atau siklus I guru melakukan

tindakan untuk menentukan metode atau strategi yang akan digunakan dalam

pembelajaran, pada tahap ini ditemukan hasil belajar yang lebih baik dari

pembelajaran sebelumnya, akan tetapi belum mencapai hasil belajar yang

diinginkan pada KKM. Proses pembelajaran ketiga atau silkus II guru mengubah

cara pembelajaran dengan metode atau strategi yang sama, di tahap ini ditemukan

hasil belajar yang meningkat sesuai dengan KKM.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

38

Pembelajaran IPS

Kompetensi Dasar : Mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber

daya alam dan potensi di daerahnya.

Keatifan dan Hasil

Belajar Rendah

Siswa pasif, mengantuk,

dan cepat bosan dalam

mengikuti pembelajaran

Pembelajaran Konvensional (penyampaian materi

dengan metode ceramah, berpusat pada guru)

Pen

ilaia

n K

eak

tifa

n S

isw

a

Pembelajaran dengan Asesmen Melengkapi Kalimat

Pembentukkan kelompokke dalam 6-7

kelompok

Penerimaan materi dan tugas berupa melengkapi

kalimat kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan SDA

Mengerjakan LKS dengan melengkapi kalimat yang

belum lengkap kalimat tentang kegiatan ekonomi

dengan memanfaatkan SDA

Rubrik aktifitas diskusi Diskusi tentang kegiatan ekonomi dengan

memanfaatkan SDA

Rubrik presentasi Presentasi

Tes formatif

Hasil belajar Penilaian hasil

belajar

Gambar 2.1

Langkah-langkah Asesmen Melengkapi Kalimat Untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa

Rubrik Pembentuka kelompok

Rubrik penerimaan materi kegiatan

ekonomi dengan memanfaatkan SDA

Rubrik mengerjakan LKS tentang kegiatan

ekonomi dengan memanfaatkan SDA

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW...Artinya bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya

39

1.4 Perumusan Hipotesis

Dengan menggunakan Asesmen Melengkapi Kalimat pada mata pelajaran

IPS dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 4 Sekolah Dasar

Negeri Salatiga 01 kota Salatiga Semester II tahun 2012/2013.