16
BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi” berasal dari bahasa latin yaitu Communicare yang berarti memberitahukan atau menginformasikan. Menurut Sanjaya (2012; 79) komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima pesan dengan maksud untuk mempengaruhi penerima pesan. Menurut Soekamto dkk (1993 : 77) Komunikasi adalah suatu proses, bukan hal yang statis, implikasi dari hal ini adalah bahwa komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkn perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkn suatu kelompok. Disini jelaskan bahwa komunikasi sebagi proses perpindahan informasi yang berawal dengan pikiran dan diakhiri dengan pikiran. Seperti halnya komunikasi pada saat pembelajaran, merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa. Dengan demikian kriteria keberhasilnya adalah keberhasilan penerima pesan menangkap dan memaknai pesan yang disampaikan sesuai dengan maksud sumber pesan. Menurut The Intended Learning Outcomes (Armiati, 2009), komunikasi matematis adalah suatu keterampilan penting dalam matematika yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Hal ini didasarkan bahwa semua orang mempunyai kebutuhan untuk mengemukakan ide, perasaan dan kebutuhan orang lain pada diri kita. Komunikas merupakan 7 Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kemampuan komunikasi matematis

Kata “komunikasi” berasal dari bahasa latin yaitu Communicare yang

berarti memberitahukan atau menginformasikan. Menurut Sanjaya (2012; 79)

komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari

sumber ke penerima pesan dengan maksud untuk mempengaruhi penerima

pesan. Menurut Soekamto dkk (1993 : 77) Komunikasi adalah suatu proses,

bukan hal yang statis, implikasi dari hal ini adalah bahwa komunikasi

memerlukan tempat, dinamis, menghasilkn perubahan dalam usaha mencapai

hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkn suatu kelompok. Disini

jelaskan bahwa komunikasi sebagi proses perpindahan informasi yang

berawal dengan pikiran dan diakhiri dengan pikiran. Seperti halnya

komunikasi pada saat pembelajaran, merupakan proses informasi ilmu dari

guru kepada siswa. Dengan demikian kriteria keberhasilnya adalah

keberhasilan penerima pesan menangkap dan memaknai pesan yang

disampaikan sesuai dengan maksud sumber pesan.

Menurut The Intended Learning Outcomes (Armiati, 2009),

komunikasi matematis adalah suatu keterampilan penting dalam matematika

yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren

kepada teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Hal ini

didasarkan bahwa semua orang mempunyai kebutuhan untuk mengemukakan

ide, perasaan dan kebutuhan orang lain pada diri kita. Komunikas merupakan

7

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

8

bagian yang sangat penting dalam matematika dan pendidikan matematika

kerena melalui komunikasi ide dapat dicerminkan dan dikembangkan serta

dapat memperjelas pemahaman.

Menurut Mulyana (2008) menyatakan bahwa komunikasi adalah

proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal . Segala perilaku

dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.

Kementrian Pendidikan Ontario (CBS, 2010: 2) mengkategorikan

komunikasi matematis menjadi 3, yaitu: a) Mengekspresikan dan

mengorganisasikan ide dan pemikiran matematis, menggunakan bentuk lisan,

visual, dan tertulis; b) Mengomunikasikan kepada orang lain dan tujuan; c)

Menggunakan perjanjian, kosa kata, dan peristilahan matematis dalam bentuk

lisan, visual, dan tulisan. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2010)

menyatakan, mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan

memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara,

visual, atau suara visual. Selanjutnya menurut Shadiq (2010) komunikasi.

Siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan,

tertulis, atau mendemonstrasikan. Hal ini didasarkan bahwa semua orang

mempunyai kebutuhan untuk mengemukakan ide, perasaan dan kebutuhan

orang lain pada diri kita. Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting

dalam matematika dan pendidikan matematika karena melalui komunikasi ide

dapat dicerminkan dan dikembangkan serta dapat memperjelas pemahaman.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

9

Pendapat tentang pentingnya komunikasi dalam pembelajaran

matematika juga diusulkan NCTM (2000: 63) yang menyatakan bahwa

program pembelajaran matematika sekolah harus memberi kesempatan

kepada siswa untuk : (1) menyusun dan mengaitkan mathematical thinking

mereka melalui komunikasi, (2) mengkomunikasikan mathematical thinking

mereka secara logis dan jelas kepada teman-temannya, guru, dan orang lain,

(3) menganalisis dan menilai mathematical thinking dan strategi yang dipakai

orang lain, (4) menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-

ide matematika secara benar.

Menurut NCTM (2000: 194) kemampuan komunikasi seharusnya

meliputi berbagai pemikiran, menanyakan pertanyaan, menjelaskan

pertanyaan, dan membenarkan ide-ide. Komunikasi harus terintegrasi dengan

baik pada lingkungan kelas. Siswa harus didorong untuk menyatakan dan

menuliskan dengan, pertanyaan dan solusi.

Menurut NCTM (2000) indikator komunikasi matematis dapat dilihat

dari: (1) kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan,

tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual,

(2) kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide

matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya, (3)

kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan

struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-

hubungan dengan model-model situasi.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

10

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi

matematika tertulis merupakan kemampuan dalam mengkomunikasikan

secara tertulis gagasan atau ide-ide matematika dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Penelitian

ini berfokus pada kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa, sebagai

akibat diperkenalkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Share (TPS). Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis tertulis

siswa adalah (1) Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika serta

menggambarkannya secara visual, (2) Kemampuan memahami,

menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematika baik secara lisan

maupun dalam bentuk visual lainnya, (3) Kemampuan dalam menggunakan

istilah – istilah, notasi - notasi dan model-model situasi matematika dan

kemampuan dalam menggunakan simbol matematika dan struktur strukturnya

untuk menyajikan ide.

B. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian pembelajaran kooperatif

Menurut Abdulmajid (2013) pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya

terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang, dengan struktur kelompok yang

bersifat heterogen. Sedangkan menurut Slavin (1995) dalam Isjoni

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

11

mengemukakan “In cooperative lerning methdos, students work together

in four member teams to master material initially presented by the

teacher”. Disini jelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk bekerja sama

dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari beberapa

anggota, yang terdiri dari 4 sampai 6 orang.

Menurut Salvin (2005) pembelajaran kooperatif merujuk pada

berbagi macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran. Sedangkan menurut Suprijono (2013)

pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh

guru atau diarahkan oleh guru. Selanjutnya menurut Johnson dan

Johnson (Isjoni dan Ismail 2008: 152) dalam Thobroni CL adalah

kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil. Siswa

belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang

berkelompok, sama dengan pengalaman individu maupun kelompok.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang membentuk

kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan

6 orang dan lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas

untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang diberikan serta

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

12

menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk

membantu peserta didik menyelesikan maslah yang dimaksudkan.

2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Menurut Abdulmajid (2013), langkah-langkah dalam pembelajaran

kooperatif adalah :

Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Fase Indikator Kegiatan Guru

1 Menyampaikan tujuan

dan motivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut, dan memotivasi siswa

belajar

2 Menyajikan informasi Guru menyampaikan informasi kepada siswa

dengan jalan mendemonstrasikan, atau

melalui bahan bacaan

3 Mengorganisasikan

siswa kedalam

kelompok-kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

membentuk kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan transisi

secara efisien

4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari, atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

6 Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

upaya atau hasil belajar individu maupun

kelompok

3. Kelebihan pembelajaran kooperatif

Kelebihan pembelajaran kooperatif menurut (Johnson dan

Johnson dalam Nurhadi, dkk, 2004: 63-64) dalam Thobroni.

a) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

b) Mengembangkan kegembiraan belajar sejati.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

13

c) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan.

d) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen.

e) Meningkatkan ketrampilan metakognitif.

f) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois dan

egosentris.

g) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

h) Menghilangkan siswa dari penderitaan akibat kesendirian atau

keterasingan.

i) Menjadi acuan bagi perkembangan kepribadian yang sehat dan

terintegrasi.

j) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa

dewasa.

k) Mencegah timbulnya gangguan kejiwaan.

l) Mencegah terjadinya kenakalan di masa remaja.

m) Menimbulkan perilaku rasional di masa remaja.

n) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipratikkan.

o) Meningkatkan rasa salaing percaya kepada sesama manusia.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

14

4. Kelemahan pembelajaran kooperatif

Kelemahan pembelajaran kooperatif menurut (Johnson dan

Johnson dalam Nurhadi, dkk, 2004: 63-64) dalam Thobroni.

A. Faktor dari dalam (internal)

1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di

samping itu proses pembelajran kooperatif memerlukan lebih

bayak tenaga, pemikiran dan waktu.

2) Membutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup

memadai.

3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecendrungan

topik permasalahan yang dibahas meluas. Dengan demikian,

banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan.

4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang. Hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

B. Faktor dari luar (eksternal)

Faktor ini erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah, yaitu

pada kurikulum pembelajaran bahasa prancis. Selain itu, pelaksanaan

tes yang terpusat, seperti UN atau UASBN sehingga kegitan belajar

mengajar dikelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan

perolehan UN atau UASBN.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

15

C. Strategi Think Pair Share

Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi

adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi TPS berkembang dari penelitian

belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frank

Lyman di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997),

menyatakan bahwa TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat

variasi suasan pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi

membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secar keseluruhan, dan

prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak

waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. (Trianto, 2014). Oleh

karena itu, siswa dapat mengembangkan ketrampilan berfikirnya untuk

mengomunikasikan gagasan atau ide–ide melalui model matematika dan

bekerja sama saling membantu dalam kelompok kecil.

Langkah–langkah strategi think pair share (TPS) menurut Trianto (2014),

sebagai berikut :

1. Langkah 1 : berpikir (thinking).

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan

dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa

menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Proses think dimulai

pada saat guru melakukan demonstrasi untuk menggali konsepsi awal

siswa. Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu ( think time) oleh guru

untuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap pertanyaan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

16

yang diberikan. Dalam penentuannya, guru harus mempertimbangkan

pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

Siswa berusaha dengan kemampuan berfikirnya untuk mengungkapkan

ide-ide yang dimilikinya, sehingga dapat mengekspresikan,

menginterprestasikan ide-ide matematis baik secara lisan maupun tulisan.

Contoh : Guru membimbing siswa dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan berupa latihan soal pada LKS yang terkait dengan

SPLDV untuk diselesaikan secara individu (mandiri).

2. Langkah 2 : Berpasangan (pairing)

Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa

yang telah mereka peroleh, dan interkasi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pernyataan yang di ajukan, atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang didefinisikan.

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan. Pada tahap ini, guru mengelompokan siswa secara

berpasangan. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk

mendiskusikan mengenai jawaban atas permaslahan yang telah diberikan

oleh guru. Setiap siswa memliki kesempatan untuk mendiskusikan

berbagai kemungkinan jawaban secara bersama. Melalui diskusi ini siswa

dapat mengembangkan cara berfikirnya, dan saling bertukar pikiran

untuk memberikan gagasan satu sama lain lalu mengembangkannya

untuk mencari kesepakatan jawaban yang paling benar.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

17

Contoh : Guru membimbing siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan jawaban LKS yang telah diberikan

sebelumnya.

3. Langkah 3 : Berbagi (sharing)

Guru meminta setiap pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan

kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling

ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar

sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Guru

meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi hasil pemikiran

mereka dengan pasangan lain atau dengan seluruh kelas. Langkah ini

merupakan penyempuraan dari langkah-langkah sebelumnya, dalam arti

bahwa langkah ini menolong agar semua kelompok menjadi lebih

memahami mengenai pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan

penjelasan kelompok yang lain. Hal ini juga agar siswa benar-benar

mengerti ketika guru memberikan koreksi maupun penguatan di akhir

pemebelajaran.

Contoh : Guru meminta beberapa kelompok (pasangan) untuk

mempresentasikan hasil jawaban dari hasil diskusinya yang

telah mereka lakukan, dan meminta pasangan lain untuk

menanggapinya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

18

Kelebihan dan kekurangan strategi TPS menurut Lie (2004) adalah

sebagai berikut :

A. Kelebihan strategi TPS :

1) Optimalisasi partisipasi siswa

2) Cocok untuk tugas sederhana

3) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing

anggota kelompok

4) Interaksi lebih mudah

5) Lebih mudah dan cepat membentuknya

B. Kekurangan strategi TPS :

1) Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas

2) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitori

3) Jika ada perselisihan tidak ada penengah

4) Berdasarkan uraian kelebihan dan kekurangan strategi TPS di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam meenggunakan

strategi pembelajaran tersebut tentunya memiliki kelebihan dan

kekurangannya. Sehingga guru harus dapat lebih selektif didalam

mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada dengan

menggunakan strategi yang seorang guru miliki serta tidak lupa

selalu meningkatkan kelebihan yang sudah ada.

Berdasarkan uraian kelebihan dan kekurangan strategi TPS di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa dalam meenggunakan strategi

pembelajaran tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

19

Sehingga guru harus dapat lebih selektif didalam mengatasi kekurangan-

kekurangan yang ada dengan menggunakan strategi yang seorang guru

miliki serta tidak lupa selalu meningkatkan kelebihan yang sudah ada.

Tabel 2.2. langkah – langkah pembelajaran TPS

Fase Indikator Kegiatan Guru

1 Menyampaikan

tujuan dan motivasi

siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut, dan

memotivasi siswa belajar

2 Menyajikan

informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa

dengan jalan mendemonstrasikan, atau melalui

bahan bacaan serta memberiakan umpan berupa

pertanyaan kepada siswa dan membimbing siswa

untuk berpikir secara mandiri (think)

3 Mengorganisasikan

siswa kedalam

kelompok-kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

membentuk kelompok belajar dengan

berpasangan (pair) serta membimbing mereka

untuk berdiskusi

4 Membimbing

kelompok bekerja

dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan tugas

5

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari dan masing-masing

kelompok mempresentasikan (share) hasil

kerjanya

6 Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya

atau hasil belajar individu maupun kelompok

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

20

D. Materi Pembelajaran

Sesuai dengan silabus, pokok bahasan SPLDV diajarkan dikelas VIII C

semster 1. Pokok bahasan meliputi :

Tabel 2.3 SK, KD, dan Indikator Matematika Kelas VIII Semester I

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR

2. Memahami sistem

persamaan linear dua

variabel dan

menggunakannya

dalam pemecahan

masalah

1.1 Menyele-saikan

sis-tem persamaan

line-ar dua va-

riabel

2.2 Membuat ma-

tematika dari masa-

lah yang berkaitan

dengan sistem per-

samaan linear dua

variabel

1.1.2 Siswa dapat

menyebutkan bentuk-

bentuk SPLDV

1.1.3 Siswa dapat

menyelesaikan

SPLDV

1.2.1 Siswa dapat

menyelesaikan

masalah dalam

kehidupan sehari-hari

yang berkaitan

dengan SPLDV

E. Kerangka Pikir

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka akan dilakukan penerapan

pembelajaran yang diharapkan mampu untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa, yaitu pembelajaran kooperatif tipe think Pair

share (TPS) dengan kerangka pikir sebagai berikut :

1) Tahap 1 yaitu orientasi pada masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan

tujuan pembelajaran, memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

pemecahan masalah.

2) Tahap 2 yaitu mengorganisaikan siswa untuk belajar. Guru membantu

siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut. Selain itu guru meminta siswa

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

21

dalam pengorganisasiannya agar berpikir secara individu (think) dengan

menggunakan semua kemampuan berpikirnya. Pada tahap ini siswa

dituntut mampu mengekspresikan ide-ide matematis melalui tulisan dan

mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual. Siswa

juga dituntut mampu memahami, menginetrprestasikan, dan

mengevaliasi ide-ide matematis secara tulisan maupun dalam bentuk

visual lainnya, serta siswa juga mampu menggunakan istilah-istilah,

notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-

ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi.

3) Tahap 3 yaitu membimbing penyelidikan individu dan kelompok. Pada

tahap ini guru meminta siswa untuk berpasangan (pair) dan mendorong

siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Oleh karena itu pada tahap ini dapat digunakan untuk meningkatkan

ketiga indikator komunikasi.

4) Tahap 4 yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap

ini guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil

karya yang sesuai seperti laporan, model dam membantu mereka untuk

berbagai tugas dengan pasangannya. Guru meminta agar siswa berbagi

untuk menyajikan hasil diskusinya dalam keseluruhan kelas (share).

Dengan adanya ide yang saling bermunculan sehingga tahap ini dapat

digunakan untuk meningkatkan ketiga indikator komunikasi.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematisrepository.ump.ac.id/1112/3/BAB II.pdf2017-3-21 · 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan komunikasi matematis Kata “komunikasi”

22

5) Tahap 5 yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Pada tahap ini guru membantu siswa melakukan refleksi dan

evaluasi terhadap proses proses penyelidikan mereka.

6) Tahap 6 yaitu pada tahap ini guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Dari uraian di atas dengan pembelajaran kooperatif tipe think pair share

(TPS), diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah melalui pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS)

kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah

1 Majenang dapat meningkat.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Imam Arifudin, FKIP, UMP, 2017