43
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 Perkembangan Sosial Perkembangan sosial melanda negara selagi negara itu memiliki masyarakat maka akan terjadi perkembangan sosial baik, masyarakat yang bertempat tinggal di daratan maupun di pinggiran pantai, Demikian pula masyarakat Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi. Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang memicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak kontak antar budaya, sosial, ekonomi, secara langsung maupun tidak langsung serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

2. 1 Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial melanda negara selagi negara itu memiliki masyarakat

maka akan terjadi perkembangan sosial baik, masyarakat yang bertempat tinggal di

daratan maupun di pinggiran pantai, Demikian pula masyarakat Indonesia pernah

berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya dewasa

ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di negeri maju

lainnya. Betapapun, masyarakat Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah

mengalami kemandegan sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap

tantangan yang timbul akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun

pergantian generasi.

Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial

budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang memicu

perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal

factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.

Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh

kontak – kontak antar budaya, sosial, ekonomi, secara langsung maupun tidak

langsung serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu

perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali

kehidupan mereka.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

10

Istilah kata sosial (social) dalam ilmu sosial memiliki banyak arti yang berbeda

– beda, menurut Soerjono Soekanto istilah ‘sosial’ lebih menunjuk kepada objeknya

yaitu masyarakat. Selain itu beliau juga mengemukakan bahwa ‘sosial’ juga dapat

berkenaan dengan perilaku dalam diri seorang individu yang meliputi proses – proses

sosial. Sedangkan pada Departemen Sosial, ‘sosial’ berarti kegiatatn – kegiatan yang

ditujukan untuk mengatasi permasalahan dalam masyarakat. Kemudian secara

keilmuan, jika masyarakat yang menjadi objek kajian ilmu – ilmu sosial, dapat dilihat

sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi yang akan

berhubungan mengenai proses produksi, distibusi, dan konsumsi. Dari segi politik,

sosial lebi berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dalam masyarakat. Kemudian

dari segi antropologi budaya, maka akan menekankan sosial sebagai sesuatu yang ada

pada masyarakat yang nantinya kana menciptakan sebuah kebudayaan, begitu

seterusnya untuk ilmu – ilmu sosial lainnya, seperti geografi sosial, sejarah maupun

pada sosiologi sendiri. Berikut merupakan definisi sosial dari beberapa ahli, antara

lain :

1. Lewis, Sosial merupakan sesuatu yang telah dicapai, dihasilkan dan ditetapkan

dalam interaksi sehari – hari antara warga negara dan pemerintahnya.

2. Keith Jacobs, Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam suatu

komunitas.

3. Engin Fahri I., Sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu

berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan

para individu tersebut.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

11

4. Philip Whexler, Sosial adalah sifat dasar dari setiap individu .

2. 2 Konsep dan Perkembangan Ekonomi

2. 2. 1 Konsep Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang membahas upaya manusia dalam memenuhi

kebutuhannya dengan alat pemenuhan kebutuhan berupa barang dan jasa. Jadi upaya

pemenuhan kebutuhan dan cara pemenuhan kebutuhan merupakan masalah utama

dalam ilmu ekonomi. Masalah ini tidak akan pernah selesai selama manusia hidup,

karena selama itu pula manusia mempunyai kebutuhan dan kebutuhan itu beragam

dan jumlahnya seringkali terbatas (Usman Kaharu 2002 : 1).

2. 2. 2 Perkembangan Ekonomi

Scumpeter dalam (Boediono 1981 : 47) berpendapat bahwa : “motor penggerak

perkembangan ekonomi adalah suatu proses yang ia beri namanya inovasi, dan

pelakunya adalah wiraswasta atau inovator. Kemajuan ekonomi suatu masyarakat

hanya bisa diterangkan dengan adanya inovasi oleh masyarakat itu sendiri”.

Pengertian pertumbuhan ekonomi dan perkembangan. Kedua – duanya adalah

sumber dari peningkatan output masyarakat, tetapi masing – masing mempunyai sifat

yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan output

masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang

digunakan dalam proses produksi masyarakat.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

12

Pertumbuhan ekonomi adalah satu sumber kenaikan output. Tetapi bukanlah

sumber yang paling menarik atau yang paling penting. Menurut Schumpeter, yang

lebih menarik dan lebih penting adalah kenaikan output dari perkembangan ekonomi.

Perkembangan ekonomi atau development adalah kenaikan output yang disebabkan

oleh inovasi yang dilakukan oleh masyarakat. Menurutnya perkembangan ekonomi

ini merupakan sumber kemajuan ekonomi yang secara historis sangat penting.

Sejarah kemajuan ekonomi adalah perkembangan kreativitas manusia.

Perkembangan ekonomi adalah suatu proses dimana dalam proses ini terdapat

bermacam – macam unsur. Agar perkembangan ekonomi dapat berjalan dengan

sebaik – baiknya, maka perlu diketahui bagaimana kerjanya kekuatan – kekuatan dari

faktor – faktor yang menentukan perkembangan ekonomi itu. Jadi ekonomi

pembangunan atau ilmu yang mempelajari tentang pembangunan ekonomi tidak

hanya menggambarkan jalannya perkembangan ekonomi saja, tetapi juga

menganalisa hubungan sebab akibat dari faktor – faktor perkembangan tersebut.

Dengan perkataan lain, ekonomi pembangunan tidak cukup secara deskritif tapi juga

mencari jawaban atas pertanyaan “mengapa” perkembangan ekonomi itu terjadi.

Untuk memahami hubungan sebab akibat itu perlu digunakan alat teori.

Ada beberapa teori perkembangan, masing – masing teori mengemukakan

faktor – faktor apa yang mendorong perkembngan tersebut baik yang bersifat

ekonomi maupun non ekonomi. Disamping dari segi teori, perkembangan ekonomi

perlu juga ditinjau dari perkembangan sejarahnya, yaitu proses perkembangan

ekonomi yang telah terjadi terutama dilihat dari tahap – tahap perkembangannya.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

13

Demikian kiranya lebih jelas mengapa dan bagaimana perkembangan ekonomi itu

terjadi. Disamping itu pula diketahui bagaimana jalannya perkembangan itu sendiri.

Istilah pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan sering digunakan terjadi

secara bergantian, tetapi mempunyai maksud yang sama, terutama dalam

pembicaraan – pembicaraan mengenai maslah ekonomi. Tetapi apabila kedua istilah

tersebut digunakan bersama maka sebaiknya diberikan pengertian masing – masing

yang lebih khusus. Dikatakan ada “pertumbuhan ekonomi” apabila terdapat lebih

banyak output, dan ada “perkembangan” atau “pembangunan” ekonomi kalau hanya

terdapat lebih banyak output, tetapi juga perubahan – perubahan dalam kelembagaan

dan pengetahuan teknik dalam menghasilkan output yang lebih banyak itu.

Pertumbuhan dapat meliputi penggunaan input lebih banyak dan lebih efisien, yaitu

adanya kenaikan output persatuan input dengan kata lain, dengan kesatuan input

dapat menghasilkan output yang lebih banyak.

Pembangunan atau perkembangan ekonomi menunjukkan perubahan –

perubahan dalam struktur output dan alokasi input pada berbagai sektor

perekonomian disamping kenaikan output. Jadi pada umumnya perkembagan atau

pembangunan selalu disertai dengan “pembangunan” atau “perkembangan”. Tetapi

pada tingkat – tingkat permulaan, mungkin pembangunan ekonomi selalu disertai

dengan pertumbuhan dan sebaliknya.

Demikian pula dalam hal pembangunan dan perkembangan ekonomi, selalu

memiliki kebaikan/keuntungan maupun kerugian/ keburukan. Kerugian atau

keburukan ini dapat dipandang sebagai adanya pembangunan ekonomi tersebut. Oleh

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

14

karena itu orang akan memiliki sifat yang berbeda – beda terhadap pembangunan

ekonomi. Ada orang yang menghendaki adanya perubahan dalam cara hidup, namun

ada pula orang – orang yang lebih senang dengan tingkah laku yang ada dalam

masyarakat yang statis. Mereka ini akan terganggu dengan adanya pembangunan

ekonomi dan menganggap bahwa pembangunan tersebut merusak ketentraman ini

dianggap sebagai biaya yang belum tentu seimbang dengan manfaat yang akan

diperolehnya. Sebagai contoh : seseorang belum tentu senang makan lebih banyak

tetapi harus bekerja lebih keras dibandingkan dengan makan sedikit tetapi bekerja

sekedarnya dan banyak istrahat.

Kebijaksanaan – kebijaksanaan pembangunan ekonomi selalu ditujukan untuk

mempertinggi kesejahteraan dalam arti yang seluas – luasnya, kegiatan pembangunan

ekonomi selalu dipandang sebagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang

dijalnkan oleh suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha

sesuatu masyarakat untuk mengembagkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi

tingkat pendapatan masyarakatnya, sedangkan keseluruhan usaha – usaha

pembangunan meliputi juga usaha – usaha pembangunan sosial, politok dan

kebudayaan (Usman Kaharu 2004 : 8).

Disamping dari segi teori, perkembangan ekonomi perlu juga di tinjau dari

perkembangan sejarahnya, yaitu proses perkembangan ekonomi yang telah terjadi

terutama di lihat dari tahap – tahap perkembangannya. Dengan demikian lebih jelas

mengapa dan bagaimana perkembangan ekonomi itu terjadi. Di samping itu dapat

pula diketahui bagaimana jalannya perkembangan itu sendiri.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

15

Istilah pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan, sering digunakan secara

bergantian, tetapi mempunyai maksud yang sama, terutama dalam pembicaraan –

pembicaraan mengenai masalah ekonomi. Apabila kedua istilah tersebut mengunakan

bersamaan maka sebaiknya diberikan pengertian masing – masing yang lebih khusus.

Dikatakan ada pertumbuhan ekonomi apabila terdapat lebih banyak ouput, tetapi juga

perubahan – perubahan dalam kelembagaan dan pengetahuan teknik dalam

menghasilkan ouput yang lebih banyak. Pertumbuhan dapat meliputi penggunaan

input lebih banyak dan lebih efisien, yaitu adanya kenaikan ouput persatuan input,

dengan kata lain, dengan kesatuan input dapat menghasilkan ouput yang lebih

banyak.

Perkembangan, ekonomi menunjukan perubahan – perubahan, dalam struktur

output dan alokasi input pada sektor perekonomian disamping kenaikan output. Jadi

pada umumnya perkembangan atau pembangunan selalu disertai dengan

pertumbuhan, tetapi pertumbuhan pada tingkat – tingkat permulaan, mungkin

pembangunan ekonomi selalu disertai dengan pertumbuhan dan sebaliknya.

Pembangunan atau perkembangan ekonomi, selalu memiliki

kebaikan/keuntungan maupun kerugian/keburukan. Kerugian atau keburukan ini

dapat dipandang sebagai biaya dari adanya pembangunan ekonomi tersebut. Oleh

karena itu orang akan memiliki sifat yang berbeda – beda terhadap pembangunan

ekonomi. Ada orang yang menghendaki adanya perubahan dalam cara hidup, namun

ada pula orang – orang yang lebih senang dengan tingkah laku yang ada dalam

masyarakat yang statis. Mereka ini akan terganggu dengan adanya pembangunan

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

16

ekonomi dan menganggap bahwa pembangunan tersebut merusak ketentraman yang

ada sejak lama dalam masyarakat itu. Gangguan terhadap ketentraman ini dapat

dianggap sebagai biaya yang belum tentu seimbang dengan manfaat yang akan

diperolehnya. Sebagai contoh, seseorang belum tentu senang akan lebih banyak tetapi

harus bekerja lebih keras dibandingkan dengan makan sedikit tetapi bekerja

sekadarnya dan banyak istrahat (Irwan dkk 1992 : 6).

Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Schumpeter (Irwan dkk 1992 :

32) perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis ataupun

grandul, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus – putus yaitu

merupakan gangguan – gangguan terhadap keseimbangan telah ada. Perubahan yang

spontan dan terputus – putus dalam saluran perdagangan dan gangguan – gangguan

dalam keseimbangan itu tampak pada kehidupan industri dan perdagangan, dan

bukanya tampak dalam permintaan konsumen akan barang – barang akhir. Perubahan

– perubahan dalam selera konsumen memang ada tetapi perubahan – perubahan

bersifat grandul atau sedikit demi sedikit. Jadi perkembangan ekonomi disebabkan

oleh adanya perubahan – perubahan terutama dalam lapangan industri dan

perdagangan.

Berproduksi berarti mengkombinasikan bahan – bahan dan tenaga yang dapat

dicapai, menghasilkan berbagai lain atau barang yang sama tetapi dengan

cara/metode yang lain. Kalu kombinasi – kombinasi yang baru timbulnya tidak terus

menerus tetapi terputus, maka gejala ini yang menumbuhkan adanya perkembangan.

Kombinasi – kombinasi baru ini yang dilaksanakan oleh wiraswasta (entrepreneur).

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

17

Mereka ini adalah inovator yang melaksanakan kombinasi – kombinasi baru faktor

produksi. Inovasi dapat diartikan dengan lima hal yaitu : (a) mengemukakan atau

mengenal barang – barang baru, atau barang – barang yang kualitas baru yang belum

dikenal oleh konsumen. (b) mengenalkan suatu metode produksi yang baru. (c)

pembukaan pasar baru bagi perusahaan. (d) penemuan sumber – sumber ekonomi

baru. (e) menjalankan organisasi baru dalam industri.

Inovasi adalah tiap perubahan dalam fungsi produksi yang akan membawa

kenaikan hasil produksi. Wiraswasta menunjukan sifat yang dinamis dan tidak tetap.

Menejer hanya memimpin produksi dengan teknik yang ada, tetapi entrepreneur

fungsinya mengenalkan sesuatu yang baru. Wirasuwastawan tidak perlu seorang

kapitalis yang orangnya memberi peminjaman atau membiayai pelaksanaan inovasi

tersebut.

Roccher (dalam Mohammad Hatta 1985 : 12), mengungkapkan bahwa : “dalam

masa ekonomi pertama pengaruh alamlah yang terbesar. Dalam masa kedua tenaga

manusia yang terutama. Masa ketiga kapital yang menguasai produksi”. Tiap – tiap

kemajuan baik dari segi sosial, ekonomi, menimbulkan perubahan yang baru serta

keperluan baru pula. Sehingga kehidupan sosial ekonomi adalah dasar dan seterusnya

juga bagian dari penghidupan culture. Berarti proses perubahan yang bergerak hanya

berlangsung pada kepentingan kehidupan. Hal ini senada dikemukakan Astrid S.

Susanto (dalam Siwon), mengatakan bahwa : perubahan itu adalah suatu

perkembangan. Ia menjelaskan bahwa development atau perkembangan adalah

“perubahan – perubahan yang tertuju pada kemajuan keadaan dan hidup masyarakat,

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

18

kemajuan – kemajuan tersebut dimaksudkan untuk dinikmati oleh individu – individu

dalam masyarakat”.

2. 3 Definisi Masyarakat

Masyarakat adalah entitas sosial yang senantiasa menarik perhatian bagi

ilmuan sosial. Dalam menelaah masalah ini senantiasa ditemukan hal – hal unik, baru,

dan tidak jarang melahirkan kontroversi dalam memahami hakikat masyarakat.

Pertama ada yang berusaha keras untuk mengatakan masyarakat adalah entitas sosial

yang berubah. Tetapi pada sisi lain, masyarakat pun memiliki kemampuan untuk

bertahan terhadap tradisi yang dianutnya.

Demikian pula dalam proses perubahan sosial masyarakat, manusia dan

masyarakat itu merupakan dua sisi yang saling memengaruhi. Kadang inovasi

dimulai dari individu yang kemudian memengaruhi tatanan masyarakat dan di lain

waktu nilai budaya yang sudah tumbuh di masyarakat memengaruhi individu.

Linton (dalam Harsojo 1999 : 126) seorang ahli antropologi mengemukakan

bahwa : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup

dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir

tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas – batas tertentu.

J. L. Gillin dan J. P. Gillin (dalam Abu Ahmadi 1986 : 56) mengatakan bahwa :

masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan,

tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat meliputi

pengelompokan yang lebih kecil. Selanjutnya seorang ahli sosiologi Belanda S. R.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

19

Steinmetz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai kelompok manusia

terbesar yang meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai

hubungan erat dan teratur. Agak lebih terperinci adalah definisi Maclver (dalam

Harsojo 1966 : 86) yang berbunyi, bahwa : masyarakat adalah satu sistem dari cara

kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu – membantu yang meliputi

kelompok – kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah

laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah, atau

jaringan dari relasi sosial itulah yang dinamai masyarakat.

Kalau kita mengikuti definisi Linton, maka masyarakat itu timbul dari setiap

kumpulan individu – individu yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama. Dalam

waktu yang cukup lama itu, kelompok manusia seperti yang dimaksud di atas, yang

belum terorganisasikan, mengalami proses yang fundamental yaitu :

1. Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota.

2. Timbulnya secara lambat laun, perasaan kelompok atau L’esprit de corps.

Proses itu biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota

kelompok dalam suasana trial and error. Untuk simpang siur dalam menggunakan

istilah, maka yang dimaksud dengan kelompok (group) di sini adalah setiap

pengumpulan manusia sosial yang mengadakan relasi sosial antara satu dengan yang

lain. Kelompok seperti yang dimaksud di atas belum terorganisasikan secara sadar.

Contoh kelompok seperti itu ialah crowd, class, primary dan secondary group dan

organisasi besar.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

20

Jadi menurut Linton ada satu faktor yang penting dalam pembentukan suatu

masyarakat dari kelompok individu itu, yaitu faktor waktu. Sebab waktu inilah yang

memberikan kesempatan pada individu untuk dapat bekerja sama dengan menemukan

pola tingkah laku dan sikap yang bersifat timbal balik, dan menemukan teknik untuk

hidup bersama. Dengan adanya waktu yang cukup lama, timbullah syarat yang selalu

dimiliki oleh tiap – tiap masyarakat, yaitu adanya proses adaptasi dan organisasi dari

kelakuan para anggota kelompok dan disamping itu timbullah kesadaran

berkelompok. Adaptasi timbal balik dalam tingkah laku dan sikap individu,

mengubah aggregate of individuals menjadi kelompok yang teroganisasikan dan

mempunyai jiwa kelompok, dan jika kelompok itu mempunyai ciri – ciri seperti itu,

maka linton menyebutnya Masyarakat.

Apabila kita teliti lebih dalam, maka timbulnya eksistensi masyarakat itu

dimungkinkan oleh interaksi sosial, yang oleh park dan Burgess dapat dianalisi

sebagai proses – proses sosial. Menurut kedua ahli sosiologi itu, interaksi sosial jika

dianalisis sebagai proses sosial, dapat diklasifikasikan dalam lima kategori, yaitu : (1)

komunikasi, (2) konflik, (3) kompetisi, (4) akomodasi, (5) asimilas. Dan dalam

klasifikasi ini dapat ditambah lagi dengan satu yaitu : (6) koperasi.

Menurut R. Firth (dalam Harsojo 1999) disamping adanya organisasi

masyarakat dan struktur sosial, dalam masyarakat terdapat empat bagian yang

merupakan unsur yang penting bagi eksistensi sosialnya. Bagian – bagian yang

dimaksud itu ialah : (1) social alignment, (2) social controls, (3) social media, (4)

social standards.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

21

(1) Semua masyarakat didalamnya mengandung pengelompokan – pengelompokan

dengan maksud mempermudah menjalankan tugas jika bertindak sebagai

kesatuan. Social alignment ini, yang didalamnya terdapat juga struktur sosial

dalam arti yang sempit, tidak saja meliputi sistem pengelompokan yang

didasarkan atas seks, umur, kekerabatan dan lokalitas, akan tetapi juga meliputi

berbagai lembaga yang beranggotakan orang – orang yang mempunyai

pekerjaan yang sama dan bergerak dalam bidang rekreasi. Dalam social

alignment itu termasuk juga pengelompokan manusia berdasarkan

pekerjaannya, tingkat kedudukannya, kedudukan hirarki ritualnya. Di dalamnya

termasuk juga penggolongan dan pengaturan orang berdasarkan status

sosialnya. Jadi social alignment itu pada prinsipnya mengatur berbagai

kumpulan manusia dalam masyarakt.

(2) Dalam masyarakat terdapat juga sistem dan prosedur yang mengatur kegiatan

dan tindakan para anggota masyarakat. Seluruh sistem ini berfungsi sebagai

pengawas sosial. Di dalam pengawasan sosial itu termasuk sistem dari ilmu

pengetahuan ilmu teknik yang empiris yang digunakan oleh manusia untuk

menanggapi sebagian besar dari lingkungannya, dan disamping itu juga

meliputi pengetahuan yang nonempiris yang mengatur sikap dan kelakuan

magis atau keagamaan. Di dalamnya termasuk pula etiket, sistem hukum,

moralitas, ritual dan mitologi. Social control mempunyai fungsi mengatur

dalam masyarakat.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

22

(3) Kehidupan dalam masyarakat membutuhkan satu landasan material guna

melakukan satu kegiatan dan landasan lain untuk mengadakan komunikasi.

Untuk dua kebutuhan itu bagi yang pertama disediakan benda dan bahan

material dan untuk yang kedua disediakan bahasa. Termasuk di dalam benda

dan bahan material antara lain ialah perkakas dan alat – alat transpor. Di sekitar

dua obyek itu berkembang bermacam – macam usaha, harapan dan penilaian.

Sedang bahasa adalah media sosial manusia untuk menyatakan pikiran dan

perasaannya. Bahasa dan alat – alat material tersebut merupakan aparat yang

membuat relasi sosial dapat dijalankan dalam masyarakat.

(4) Dalam masyarakat terdapat pula berbagai ukuran sosial yang digunakan sebagai

kriteria untuk memiliki dan menseleksi satu sikap dan bagi penilaian apakah

satu pelaksanaan tugas dijalankan dengan efektif. Social standards itu

mengandung sistem nilai dalam ekspresinya sebagai kegiatan. Yang dimaksud

dengan nilai adalah kualitas yang diberikan kepada obyek yang berguna dalam

melakukan cara untuk mencapai tujuannya. Adapun nilai itu dapat kita sebut

seperti nilai teknologis, ekonomis, moral, ritual, estetis, asosional.

Bagi Muthahhari (dalam Momon Sudarma 2008 : 26) kehidupan manusia

bersifat kemasyarakatan artinya secara fitrah ia bersifat kemasyarakatan. Di satu

pihak, kebutuhan, keuntungan, kepuasan, karya, dan kegiatan manusia pada

hakikatnya bersifat kemasyarakatan dan sistem kemasyarakatan akan tetap mewujud

selama ada pembagian kerja, pembagian keuntungan, dan rasa saling membutuhkan

dalam suatu perangkat tertentu tradisi dan sistem. Di pihak lain, gagasan – gagasan,

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

23

ideal – ideal, perangai – perangai, serta kebiasaan – kebiasaan khas menguasai

manusia pada umumnya dengan memberi mereka suatu rasa kesatuan. Dengan kata

lain, masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang di bawah tekanan

serangkaian kebutuhan dan di bawah pengaruh seperangkat kepercayaan, ideal dan

tujuan, tersatukan dan tersebut dalam suatu rangkaian kesatuan kehidupan bersama.

Horton dan Hunt (dalam Momon Sudarma 2008 : 26) mengatakan bahwa

masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan. Pandangan ini,

sudah pasti sangat global, terlebih lagi, belum terdefinisikannya secara jelas

mengenai konsep “organisasi sosial”. Sehingga dengan demikian, perlu dijelaskan

menjadi dua bagian dari makna organisasi sosial ini. Satu sisi, organisasi sosial

dimaknai sebagai organisasi sosial formal seperti partai politik atau negara.

Sedangkan pada sisi yang lain, organisasi sosial dimaknai secara fungsional. Artinya,

mereka mempunyai komunitas namun tidak dibentuk secara formal – legal. Misalnya

masyarakat primitif, masyarakat nelayan, dan masyarakat petani. Pengelompokan

yang terakhir ini tidak selamanya memiliki organisasi formal namun tetap dapat

dikatakan sebagai sebuah masyarakat.

Menurut Peter L. Berger (dalam Janu Murdiyatmoko 2007 : 8) masyarakat

adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang lus sifatnya. Pengertian

keseluruhan kompleks dalam definisi tersebut berarti bahwa keseluruhan itu terdiri

atas bagian – bagian yang membentuk suatu kesatuan. Misalnya, dalam tubuh

manusia terdapat bagian – bagian yang membentuk suatu sistem organik biologis,

seperti jantung, hati, otak, dan paru – paru. Kesatuan dari bagian – bagian tersebut

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

24

membentuk sistem yang namanya manusia. Demikian pula dengan masyarakat, di

dalamnya terdiri atas bagian – bagian yang membentuk hubungan sosial. Misalnya

hubungan orangtua dan anak, hubungan guru dan murid, hubungan atasan dan

bawahan, yang keseluruhan hubungan yang luas itu disebut masyarakat.

Hubungan – hubungan yang terjadi pun tidak sembarangan, tetapi memiliki

keteraturan. Dalam adat istiadat di Indonesia, biasanya anak menghormati orang tua,

bawahan menghoramti atasan. Singkatnya, semua berjalan menurut suatu sistem.

Oleh karena itu, Berger mendefinisikan juga masyarakat sebagai “yang menunjukkan

pada suatu sistem interaksi atau tindakan yang terjadi minimal dua orang yang saling

mempengaruhi perilakunya”.

Comte melihat sistem dalam hal adanya saling ketergantungan, kerja sama,

ikatan – ikatan sosial, misalnya yang terjadi di dalam pembagian kerja ekonomi.

Semakin luas pembagian kerja, maka semakin tinggi individualisme, tetapi juga

semakin tinggi saling ketergantungan. Di dalam analisis masyarakat, Comte

mengatakan bahwa masyarakat seperti organisma hidup. Ini dapat diartikan bahwa di

dalam dinamika hidup, tumbuh dan berkembangnya masyarakat itu berlaku konsep

sistem sehingga masyarakat itu terus berlangsung dan dapat bertahan sebagaimana

kelangsungan hidup organisme. Setiap bagian unsur akan saling mempengaruhi,

saling memerlukan, saling mengisi, saling melengkapi dalam satu kesatuannya.

“Comte melihat masyarakat sebagai suatu keseluruhan organik yang kenyataannya

lebih daripada sekedar jumlah bagian – bagian yang saling tergantung”. Perspektif

organik tersebut berpendapat bahwa masyarakat sebagai suatu organisme hanya dapat

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

25

dimengerti secara totalitas, bukan pada saat sebagai suatu kenyataan kumpulan

individu –individu. Adanya saling ketergatungan dan interaksi menghasilkan

fenomena – fenomena dan arti yang lebih tinggi, karena individu – individu yang

berkumpul menjadi lebur dalam kesatuan kelompok masyarakat.

Tentang stabilitas sosial, comte berpendapat bahwa saling ketergantungan yang

harmonis diantara bagian – bagian yang terdapat di masyarakat memberi sumbangan

pada stabilitas sosial. Keteraturan sosial akan terancam oleh berbagai hal seperti

anarkhi sosial, moral, intelektual, akan tetapi stabilitas sosial akan selalu diperkuat

kembali. Dasar utama keteraturan sosial menurut Comte adalah keluarga, bukan

individu. Sebab, individu – individu tersebut tersosialisasi sejak kecil di dalam

keluraga, sehingga kelurgalah yang memberi pengaruh nilai – nilai yang paling besar.

Spencer dalam bahasanya tentang evolusi masyarakat, menganalogikan

masyarakat dengan suatu organisme. Menurut Spencer, sistem pemerintahan ibarat

urat nadi yang mempunyai fungsi koordinasi (penyelarasan) dan pemersatuan.

Pemerintahan sebagai suatu sistem organisme berdiri sendiri serta berevolusi di

bawah suatu hukum. Masyarakat di dalam suatu pemerintahan sebagaimana suatu

organisme menghasilkan kebutuhan – kebutuhannya untuk memelihara, menjaga dan

mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini masyarakat mempunyai ekonomi

untuk mempertahankan dan mengembangkan dirinya. Untuk itu masyarakat juga

mempunyai sistem distribusi seperti fungsi pembuluh, atau seperti infrastruktur

jaringan komunikasi – komunikasi.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

26

Perubahan pada suatu bagian di masyarakat maupun organisme akan membawa

dampak secara keseluruha. Perubahan ekonomi, atau perubahan politik negara yang

cukup drastis akan merubah kesejahteraan keluarga, sistem nilai pendidikan, lembaga

– lembaga sosial yang ada, dan lain – lain.

Marx memandang kemungkinan terjadinya konflik antar kelas yang

mengakibtkan perubahan sosial. Kepentingan – kepentingan kelas berbeda, serta

kotradiksi antara kekuatan – kekuatan produksi material dan hubungan – hubungan

produksi adalah kontradiksi – kontradiksi internal yang terdapat di dalam masyarakat

yang selanjutnya membawa perubahan sosial. Adanya pembagian kerja dan

pemilikan pribadi di masyarakat merupakan sumber pertentangan antara kepentingan

– kepentingan material dalam kelas – kelas sosial yang berbeda. Konflik – konflik

yang terjadi tersebut tidak dapat dihilangkan di dalam suatu sistem. Akan tetapi

sesuai dengan pandangan pendekatan sistem, masing – masing bidang/bagian akan

mampu menyesuaikan diri kembali, meskipun dapat berlangsung adakalanya dalam

jangka waktu panjang.

Parsons dan para pengikutnya merupakan orang – orang yang telah berhasil

membawa pendekatan fungsionalisme struktural ke dalam pertumbuhan teori – teori

sosiologi. Di pihak lain, Parsons menerima banyak kritik pula atas teori

fungsionalismenya tersebut. Parsons dipandang tidak proporsional di dalam

membahas masyarakat. Dia terlalu berpusat kepada peran bagi unsur – unsur normatif

yang akan mengatur perilaku sosial individu yang akan menjamin stabilitas sosial.

Parsons terlalu percaya bahwa sistem sosial memiliki kecenderungan mencapai

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

27

stabilitas (equilibrium) melalui konsensus – konsensus yang dicapai anggota.

Disfungsi dan penyimpangan – penyimpangan terjadi karena faktor luar. Pandangan

seperti ini telah mengabaikan pandangan bahwa disfungsi, konflik, dan

penyimpangan – penyimpangan yang bersifat internal juga terjadi.

Penggunaan pendekatan sistem oleh Parsons lainnya antara lain mengenai

pendapatnya tentang realitas sosial. Pada mulanya Parsons berpendapat bahwa

realitas sosial adalah “action” yang bermakna tindakan manusia yang disertai oleh

adanya kesadaran, kemauan. Ini berbeda dari arti “behavior” yang hanya mengadung

suatu gerak fisik saja. Kemudian Parsons merubah pandangannya. Dia

mengemukakan bahwa “perilaku sosial” seseorang bukan merupakan satu – satunya

realitas dalam kehidupan sosial. Akan tetapi, “situasi sosial” pelaku (aktor), yakni

seluruh variabel – variabel bebas seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, kelas

sosial, nilai – nilai dan sebagainya menjadi sasaran analisis. Pendapat ini

menunjukkan bahwa konsep relasional, yaitu sistem sosial berlaku. Parsons

berpandangan bahwa setiap kehidupan bersama atau masyarakat merupakan jaringan

relasi atau sistem sosial. Kesatuan realitas sosial yang paling kecil terdiri dari peranan

– peranan sosial yang terdapat di dalam kelompok atau masyarakat seperti peran

dokter, ibu rumah tangga, petani, dosen, dan lain – lainnya. Dengan mengambil bagan

masyarakat sebagai sistem sosial dari Connon yang mengemukakan bahwa tiap – tiap

sistem biologis bersifat homeostatis, Parsons mengintrodusir ke dalam sosiologinya

dua ciri khas, yaitu :

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

28

1. Konsep fungsi yang dimengerti sebagai sumbangan kepada keselamatan dan

ketahanan sistem sosial, dan

2. Konsep pemeliharaan keseimbangan, adalah ciri utama dari tiap – tiap sistem

sosial.

2. 3. 1 Unsur – unsur Masyarakat

Adanya bermacam - macam wujud kesatuan kolektif manusia menyebabkan

bahwa kita memerlukan beberapa istilah untuk membeda – bedakan berbagai macam

kesatuan manusia tadi. Kecuali istilah yang paling lazim, yaitu masyarakt, ada istilah

– istilah khusus untuk menyebut kesatuan – kesatuan khusus yang merupakan unsur –

unsur dari masyarakat, yaitu kategori sosial, golongan sosial, komunitas, kelompok

dan perkumpulan. Keenam istilah sebutan itu beserta konsepnya, syarat – syarat

pengikatnya, serta ciri – ciri lainnya, akan kita tinjau secara lebih mendalam di bawah

ini.

Masyarakat, seperti tersebut di atas, istilah yang paling lazim dipakai untuk

menyebut kesatuan – kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun

dalam bahasa sehari – hari adalah masyaraka. Dalam bahasa Inggris dipakai istilah

society yang berasal dari kata Latin socius, yang berarti “kawan”. Istilah masyarakat

sendiri berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”.

Masyarakat adalah memang sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau

dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat

mempunyai prasarana melalui apa warga – warganya dapat saling berinteraksi. Suatu

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

29

negara moderen misalnya, merupakan kesatuan manusia dengan berbagai macam

prasarana, yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi secara intensif, dan

dengan frekuensi yang tinggi. Suatu negara moderen mempunyai suatu jaringan

komunikasi berupa jaringan perhubungan udara, jaringan telekomunikasi, sistem

radio dan TV, berbagai macam surat kabar di tingkat nasional, suatu sistem upacara

pada hari – hari raya nasional dan sebagainya.

Setelah uraian di atas sekarang tiba waktunya untuk merumuskan suatu definisi

mengenai konsep masyarakat untuk keperluan analisis antropologi. Masyarakat

adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat –

istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terkait oleh suatu rasa identitas

bersama.

Definisi itu menyerupai suatu definisi yang diajukan oleh J.L. Gillin dan J.P.

Gillin (dalam Koentjaraningrat 2002 : 147) yang merumuskan bahwa masyarakat atau

society adalah “…… the largest grouping in which common customs, traditions,

attitudes and feelings of unity are operative.” Unsur grouping dalam definisi itu

menyerupai unsur “kesatuan hidup” dalam definisi kita, unsur common attitudes and

feelings of unity adalah sama dengan unsur “identitas bersama”. Suatu tambahan

dalam definisi Gillin adalah unsur the largest, yang “terbesar”, yang memang tidak

kita muat dalam definisi kita. Walaupun demikian konsep itu dapat diterapkan pada

konsep masyarakat sesuatu bangsa atau negara, seperti misalnya konsep masyarakat

Indonesia, masyarakat Filipina, masyarakat Belanda, masyarakat Amerika, dalam

contoh kita di atas.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

30

Dalam bukunya yang kecil, Azas – azas sosiologi, guru besar ilmu sosiologi

Universitas Gadjah Mada dari tahun 50 – an hingga 60 – an, M.M. Djojodigoeno,

memang mengadakan pembedaan antara konsep “masyarakat dalam arti yang luas

dan sempit.” Kita dapat mengambil alih konsepsi Djojodigoeno ini, dan menganggap

masyarakat Indonesia sebagai contoh suatu “masyarakat dalam arti yang luas,” tetapi

misalnya masyarakat dari suatu desa atau kota tertentu, masyarakat yang terdiri dari

warga suatu kelompok kekerabatan seperti dadia, marga, atau suku, kita anggap

sebagai contoh dari suatu “masyarakat dalam arti yang sempit.”

2. 4 Masyarakat Pesisir

Masyarakat nelayan ada di seluruh dunia, di sepanjang pantai, baik dari negara

– negara yang berada di pinggir benua – benua maupun pulau – pulau. Secara khusus

desa – desa nelayan itu biasanya terletak di daerah muara sungai atau sekitar teluk.

Lokasi di muara sungai memudahkan para nelayan melabuhkan perahu atau biduk

yang mereka pakai ke laut. Sebuah teluk sering kali banyak ikannya, oleh karena

kawasan ikan yang menyusur pantai pada musim tertentu biasanya masuk ke teluk –

teluk untuk bertelur.

Suatu masyarakat nelayan tentu mengetahui teknologi pembuatan perahu,

mengetahui cara – cara navigasi di laut, mempunyai organisasi sosial yang dapat

menampung suatu sistem pembagian kerja antara nelayan pelaut, pemilik perahu dan

tukang pembuat perahu, sedangkan sistem religinya biasanya mengandung unsur –

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

31

unsur keyakinan, upacara – upacara, serta ilmu gaib yang erat kaitannya dengan

persepsi, serta konsepsi mereka mengenai laut (Abdurrahmat Fathoni 2006 : 51)

Kondisi masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir di berbagai kawasan secara

umum ditandai oleh adanya beberapa ciri, seperti kemiskinan, keterbelakangan sosial

– budaya, rendahanya kulaitas sumber daya manusia (SDM) karena sebagian besar

penduduk hanya lulus sekolah dasar atau belum tamat sekolah dasar, dan lemahnya

fungsi dari keberadaan Kelompok Usaha Bersama (KUB), Lembaga Keuangan Mikro

(LKM), atau kapasitas berorganisasi masyarakat. Hal – hal seperti ini merupakan

hambatan potensial bagi masyarakat nelayan/pesisir untuk mendorong dinamika

pembangunan di wilayahnya. Akibatnya, sering terjadi kelemahan bargaining

position masyarakat pesisir dengan pihak – pihak lain di luar kawasan pesisir,

sehingga mereka kurang memiliki kemampuan mengembangkan kapasitas dirinya

dan organisasi atau kelembagaan sosial yang dimiliki sebagai sarana aktualisasi

dalam membangun wilayahnya Kusnadi (dalam Heri Purwanto 2007 : 1 – 2 ).

Karakteristik sosial masyarakat pesisir di atas menjadi penghambat untuk

mengembangkan kemampuan partisipasi mereka dalam pembangunan wilayah.

Seiring dengan belum berfungsinya atau belum adanya kelembagaan sosial

masyarakat maka upaya kolektif untuk mengelola potensi sumber daya wilayah juga

menjadi terhambat. Hal ini berpengaruh besar terhadap lambannya arus perubahan

sosial ekonomi yang terjadi di kawasan pesisir, sehingga dinamika pembangunan

wilayah menjadi terhambat. Situasi involutif pembangunan wilayah yang demikian

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

32

sangat terasa di desa – desa nelayan yang terpencil dan memiliki keterbatasan sarana

– prasarana pembangunan.

Dalam upaya membangun masyarakat nelayan yang kondisinya seperti di atas

dan agar potensi pembangunan masyarakat bisa dikelola dengan baik, maka salah

satu strategi yang harus ditempuh adalah dengan membangun dan memperkuat

kelembagaan sosial yang dimiliki atau yang ada pada masyarakat dan mengembagkan

kualitas SDM, dengan jalan meningkatkan wawasan pembangunan dan keterampilan

ekonomi masyarakat. Dengan demikian, di harapkan masyarakat secara kolektif

memiliki kemampuan optimal dalam membangun wilayahnya.

Masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir di Kelurahan Tanjung Kramat,

Kecamatan Hulonthalangi, menghadapi dilema pembagunan seperti di atas. Tanjung

Kramat memiliki potensi sumber daya alam besar, khususnya potensi sumber daya

pesisir, perikanan, dan kelautan. Potensi ini belum tergarap secara optimal

berkelanjutan, sedangkan masyarakat khususnya di Tanjung Kramat, memiliki

keinginan untuk terus mengembangkan kegiatan pembangunan sosial – ekonomi

wilayah. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap belum tercapainya pengelolaan

potensi sumber daya pembangunan secara optimal adalah : (1) terbatasnya sarana dan

prasarana ekonomi, seperti jalan raya, fasilitas ekonomi perikanan, dan fasilitas

umum – sosial, (2) rendahnya kulalitas SDM, masyarakat belum memiliki

kemampuan maksimal untuk mengelolanya demi meningkatkan kesejhateraan sosial

mereka, (3) teknologi penangkapan yang terbatas kapasitasnya, (4) akses modal dan

pasar produk ekonomi lokal yang terbatas, (5) tidak adanya kelembagaan sosial –

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

33

ekonomi yang dapat menjadi instrumen pembangunan masyarakat, dan (6) belum

adanya komitmen pembangunan kawasan pesisir secara terpadu.

Masyarakat pesisir mempunyai karakteristik khas yang tidak ditemukan dalam

komunitas lainnya, seperti masyarakat perkebunan, pertanian. Oleh karena itu, dalam

kegiatan penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat nelayan untuk

membangun kawasan Pesisir yang kegiatannya meliputi pemetaan potensi sumber

daya wilayah, pendidikan pelatihan (diklat), dan publikasi ini digunakan pendekatan

berbasis potensi sumber daya lokal. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan

pemberdayaan ini adalah pendekatan kelembagaan dan partisipatif yang berbasis

pada karakteristik sumber daya lingkungan dan sosial – budaya komuniti lokal.

Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat berdasarkan atas kesadaran diri dan

tanggung jawab sosial yang dimiliki mampu menjadi inspirator, inisiator, dan

dinamisator pembangunan di wilayahnya. Untuk memperoleh dukungan luas

masyarakat, kelembagaan sosial ekonomi yang ada harus memainkan peranan sentral

dalam mendorong demokratisasi, partisipasi, dan mengembangkan paradigma

pembangunan wilayah yang sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kebutuhan

konkret pembangunan. Pada dasarnya, pembangunan kawasan yang dilakukan adalah

berasal dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.

Sebagian besar studi tentang masyarakat nelayan berfokus pada aspek sosial

ekonomi. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat nelayan merupakan

salah satu kelompok sosial dalam masyarakat kita yang sangat intensif didera

kemiskinan. Kemiskinan ini disebabkan oleh faktor – faktor kompleks yang saling

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

34

terkait serta merupakan sumber utama yang melemahkan kemapuan masyarakat

dalam membangun wilayah dan meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Oleh karena

itu, kemiskinan merupakan salah satu isu utama dalam pembangunan kawasan pesisir

(Masyhuri, 1999 ; Kusnadi, 2002 ; Masyhuri Imron, 2003 ; Heri Purwanto, 2006).

Dalam konteks pembangunan negara – bangsa (nation – state), kemiskinan harus

dilihat sebagai masalah bersama karena ragam dampak yang diakibatkannya

berpengaruh signifikan terhadap pembanguna nasional dan pembangunan daerah.

Namun demikian, berbagai upaya pembangunan untuk mengatasi masalah

kemiskinan harus bertumpu pada basis kemapuan masyarakat yang terkena

kemiskinan tersebut. Pada dasarnya, setiap golongan masyarakat, termasuk

masyarakat miskin, masih memiliki potensi sumber daya sosial yang bisa

didayagunakan untuk mengatasi kemiskinan. Sumber daya sosial atau kapital sosial

tersebut diantaranya berupa sistem nilai, norma – norma perilaku, etika sosial,

institusi budaya, jaringan sosial, kepercayaan lokal, gotong – royong, dan saling

percaya yang telah bertahan dan terbukti mampu menjaga integrasi masyarakat.

Menurut Fukuyam (2005), modal sosial memiliki kemampuan efektif dan lentur

dalam menghadapi perubahan yang berlangsung cepat karena intervensi kapitalisme

pada berbagai sektor kehidupan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat

mengambil manfaat yang positif dan tidak termarginalisasi dari proses perubahan

tersebut.

Sebagai upaya mengoptimalkan potensi masyarakat dan modal sosial yang

dimilikinya maka harus dilakukan pengorganisasian masyarakat (society organizing).

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

35

Pengorganisasian masyarakat diartikan sebagai satu kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok warga masyarakat yang didorong oleh kesadarannya tentang berbagai

persoalan di masyarakatnya, kemudian berupaya melakukan perubahan bersama –

sama masyarakat dengan menggunakan segala potensi yang dimiliki oleh masyarakat

tersebut.

2. 4. 1 Masalah – masalah yang Dapat Menghambat Perkembangan

Menurut John Pieris (1988 : 60 – 63) Diinsyafi sepenuhnya bahwa banyak

faktor yang dapat menunjang maupun menghambat perkembangan pemanfaatan

sumber alam laut pada dasawarsa mendatang. Di bawah ini disampaikan beberapa

faktor yang dapat menghambat usaha pengembangan dan pemanfaatan sumber alam

laut di Indonesia, terutama sumber alam hayatinya.

Peningkatan Keterampilan dan Masukan IPTEK yaitu :

1. Saat ini jumlah nelayan di Indoneisa sekitar 1.100.000 orang yang terdiri dari

750.000 nelayan penuh dan sisanya nelayan sambilan (ada beberapa macam

angka tentang jumlah ini. Biro Pusat Statistik akan mengadakan sensus tentang

perikanan). Ini merupakan kira – kira 2,7 % dari seluruh tenaga kerja di

Indonesia. Sekitar 95 % produksi perikanan di Indonesia dihasilkan oleh

perikanan rakyat (artisanal). Oleh karena itu pengembangan dan pengelolaan

sumber hayati perairan harus memperhatikan faktor. Pada umumnya

ketrampilan para nelayan maupun para petani tambak di Indonesia masih

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

36

rendah. Oleh karena itu sangat perlu ada usaha yang sunguh – sunguh dan

berkesinambungan untuk meningkatkan ketrampilan mereka.

2. Masih rendahnya masukan IPTEK di bidang perikanan juga tercermin, antara

lain dari jumlah perahu penangkap ikan yang dilengkapi dengan motor. Dari

hampir 247.000 perahu penangkap ikan yang ada saat ini, baru 16.500 (atau

kurang dari 7%) yang telah bermotor. Itu pun jarak tempuhnya masih terbatas

dengan sarana pengawet hasil tangkapan yang juga masih sederhana. Di

samping itu sarana dan prasarana sumber hayati perairan ternyata masih

terbatas, sehingga tidak jarang nelayan perlu membatasi hasil tangkapannya

untuk mempertahankan harga atau agar usahanya tidak terbuang sia – sia.

3. Faktor tersebutlah yang tampaknya menjadi sebab kelambanan peningkatan

pendayagunaan sumber hayati perairan selama ini. Masukan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) didalam usaha pengembangan sumber hayati perairan di

Indonesia masih kecil. Meskipun ilmu pengetahuan kelautan di Indonesia telah

mempunyai sejarah cukup panjang, namun sumbangannya masih sangat

terbatas dan perkembangannya belum pernah melebihi tingkat deskriptif

(descriptive level). Faktor penyebab keterbelakangan ini banyak. Tapi

barangkali yang terpenting ialah bahwa baru akhir – akhir ini saja disadari oleh

para pengambil keputusan bahwa lautan memiliki potensi yang dapat

dikembangkan dan dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan

memperkuat ekonomi. Namun ilmu kelautan masih kurang mendapat perhatian

yang wajar. Sehingga waktu kita menyadari bahwa masa depan kita sebagai

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

37

bangsa, sebagian akan tergantung bagaimana kita mendayagunakan perairan

kita secara penuh dan rasional, maka ilmu kelautan belum sepenuhnya siap

untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk melandasi

perumusan kebijaksanaan (Soegiarto, 1978).

4. Penanaman modal asing di bidang perikanan yang dimungkinkan setelah

adanya Undang – undang Penanaman Modal Tahun 1966, memang dapat

meningkatkan produksi (khususnya ekspor perikanan udang) dan meningkatkan

masukan teknologi dan managemen suatu industri perikanan. Akan tetapi

penanaman modal asing tidak merangsang pengembangan ilmu pengetahuan

laut, kurang membantu penyediaan sarana dan prasarana perikanan, tidak

memperhatikan masalah kelestarian sumber dan bahkan sering menimbulkan

konflik sosial. Secara singkat dapat dikatakan bahwa penanaman modal asing

(dalam batas tertentu juga bantuan teknis luar negeri bidang perikanan) selama

ini baru berhasil membantu meningkatkan pemanfaatan sumber, tetapi belum

berperan mengembangkan ilmu pengetahuannya untuk melandasi

kebijaksanaan usaha pengembangan dan pengelolaan sumber hayati perairan

secara lestari.

5. Peningkatan pemanfaatan sumber alam seharusnya didahului, atau minimal

dibarengi, oleh peningkatan khazanah pengetahuan dan penyediaan data dasar

yang akan melandasi pengembangannya. Bila tidak, maka ada bahaya

kelestarian sumber atau lingkungannya akan terancam.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

38

Di bawah ini disampaikan beberapa saran topik masukan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang perlu dilaksanakan di Indonesia untuk melandasi pengembagan dan

pengelolaan sumber hayati perairan yaitu :

a. Inventarisasi sumber daya perairan untuk mencari jenis baru yang dapat

dimanfaatkan dan dibudidayakan.

b. Mempelajari sifat biologi, ekologi, dan dinamika populasinya bagi jenis yang

berpotensi ekonomi penting untuk melandasi kebijaksanaan pendayagunaan

maupun menjaga kelestariannya.

c. Pengukuran produktivitas perairan untuk menentukan kemampuan sesuatu

perairan menghasilkan sumber daya hayati tanpa mengganggu kelestariannya.

Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan jalan mengadakan stock

assessment bagi jenis yang komersial, tapi juga secara tidak langsung dengan

melalui perhitungan piramida makanan. Data produktivitas perairan ini

diperlukan untuk menentukan kapan dan berapa banyak sesuatu sumber dapat

dimanfaatkan dari suatu perairan.

d. Studi pengembangan sistem pengelolaan jenis ganda (multispecies management

system) untuk perairan tropika. Perairan tropika ditandai dengan banyaknya

jenis dan kecilnya populasi masing – masing jenis. Pola pengelolaan yang

didasarkan pada satu – dua jenis dominan seperti yang diterapkan di perairan

dingin ternyata kurang sesuai. Oleh karena itu perlu dikembangkan pola

pengelolaan yang baru, yang didasarkan kepada kondisi lingkungan perairan

tropika.

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

39

e. Penelitian dan pemantauan pengaruh pencemaran terhadap biologi dan ekologi

perairan.

f. Penelitian berbagai ekosistem khas tropika (hutan mangrove, terumbu karang,

dan lainnya) dalam hubungannya dengan produktivitas perairan,

pendayagunaan sumber hayati perairan dan menjaga kelestarian serta fungsi

ekologinya.

g. Berbagai studi untuk meningkatkan produktivitas usaha budi daya perairan

(aquaculture), misalnya introduksi jenis baru untuk dibudidayakan, manipulasi

genetika, pengelolaan perkolaman/pertambakan secara ilmiah dan teknologi

yang lebih maju, budi daya jenis ganda pada berbagai tingkat kehidupan

(trophic levels).

h. Penelitian pengembangan teknologi pasca panen (post harvest technology)

untuk dapat lebih memanfaatkan hasil tangkapan sumber hayati perairan secara

lebih effisien.

2. 5 Masyarakat Tradisional

Roucek dan Warren (dalam Siwon 2010 : 17) menyatakan bahwa : “masyarakat

adalah sekelompok manusia yang memiliki rasa kesadaran bersama dimana mereka

berdiam pada daerah yang sama, atau seluruh warganya memperlihatkan adanya adat

kebiasaan dan aktivitas yang sama pula”. Untuk memahami dinamika sistem otoritas

tradisional adalah melihatnya sebagai suatu perpanjangan dari hubungan keluarga.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

40

Weber (dalam Siwon 2010 : 18) membedakan tiga otoritas masyarakat tradisional

antara lain :

1. Gerontograsi : berada dalam tangan orang tua dalam suatu kelompok.

2. Patrialkalisme : berada dalam pengawasan dalam tangan satu satuan

kekerabatan rumah tangga yang dipegang oleh seorang individu yang memiliki

otoritas warisan.

3. Patrimonial : sistim otoritas terdapat suatu staf administrative yang terdiri dari

orang mempunyai hubungan pribadi dengan pembimbinganya.

Menurut Maclever (dalam Siwon 2010 : 18) menyatakan bahwa : “masyarakat

adalah satu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas saling bantu membantu

yang meliputi kelompok – kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dari

pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan”. Sistem yang kompleks yang

selalu berubah atau jaringan – jaringan dari relasi sosial itulah yang dinamai

masyarakat tradisional.

Kemiskinan dan kesulitan – kesulitan hidup lainnya merupakan siklus peristiwa

sosial ekonomi yang selalu berulang setiap tahun atau bahkan sepanjang tahun

menimpa rumah tangga nelayan. Di samping persoalan lingkungan pesisir dan laut,

kemiskinan nelayan merupakan isu besar yang terjadi karena faktor – faktor yang

kompleks (Kusnadi, 2002 : 4 – 12).

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

41

2. 6 Masyarakat Modernisasi

Masyarakat moderen berusaha agar anggota masyarakat mempunyai pendidikan

yang cukup tinggi akademis. Pengamatan menunjukkan bahwa golongan ini menurut

I.L. Pasaribu dan B. Simanjutak (dalam Siwon 2010), terbagi atas tiga golongan yaitu

: (1) mempunyai pandangan yang luas – obyektif sebagai hasil yang dibawa dari

pendidikan di luar negeri. Tetapi sering mereka lupa bahwa kondisi luar negeri tidak

sama dengan kondisi di dalam negeri. Diperlukan adaptasi dari ilmu yang dipelajari.

(2) dapat berantisipasi kemasa yang datang sebagai akibat pengetahuan yang mereka

miliki. Itulah sebabnya mereka dapat membuat perencanaan yang menyeluruh, dan

(3) perbaikan yang dilakukan dengan mengintroduser norma sosial yang baru yang

menjawab masa yang akan datang.

Cryl Black (dalam Siwon 2010 : 20), menganjurkan bahwa “masyarakat

moderen ditandai oleh pertubuhan pengetahuan”. Ini menandakan perlunya

kemampuan untuk mengetahui rahasia alam. Sedangkan David Mc. Clelland (dalam

Siwon 2010 : 20), menggaris bawahi self reliance dan acievent orientation sebagai

Indonesia modern.

2. 7 Interaksi Sosial

Untuk menggambarkan saling hubungan ini H. Boner (1977), dalam bukunya

“Social Psychologi” memberikan rumusan sebagai berikut :

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia,

dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki

kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya. Rumusan ini dengan tepat

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

42

menggambarkan kelangsungan timbal – baliknya interaksi sosial antara dua atau lebih

manusia itu.

Sementara itu, individu yang satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis

kepada individu yang lain, di mana dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain. Individu

yang satu dapat juga menyesuaikan diri secara aloplastis dengan individu lain, di

mana individu yang lain itulah yang dipengaruhi oleh dirinya yang pertama. Dengan

demikian, hubungan antara individu yang berinteraksi senantiasa merupakan

hubungan timbal – balik, saling pengaruh yang timbal – balik.

Kelangsungan interaksi sosial ini, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana,

ternyata merupakan proses yang kompleks, tetapi padanya dapat kita beda – bedakan

beberapa faktor yang mendasarinya, baik secara tunggal maupun bergabung, yaitu

Vide Bonner (dalam Gerungan Dipl Psych 2004 62 75) :

1. Faktor imitasi

2. Faktor sugesti

3. Faktor identifikasi

4. Faktor simpati

Marilah kita tinjau keempat faktor itu masing – masing :

1. Faktor imitasi

Imitasi berasal dari kata Latin Imitatus yang berarti meniru. Istilah ini mulai

dipergunakan oleh Tarde dan Ballurn.

Menurut Gabriel Tarde (dalam Gerungan Dipl Psych 2004 : 62 – 64)seorang

Sosioloog, Kriminoloog dan juga seorang pelopor ilmu jiwa sosial, bahwa manusia

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

43

itu pada dasarnya individualist, tetapi untunglah ada kesanggupan untuk meniru dan

inilah yang memungkinkan orang menciptakan kehidupan sosial. Ia dengan tegas

mengatakan bahwa semua saling hubungan sosial (social interaction) itu berkisar

pada proses imitasi.

Telah diuraikan dalam perkembangan ilmu jiwa sosial menegenai pendapat

Gabriel Tarde yang beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya

berdasarkan faktor imitasi saja. Walaupun pendapat ini ternyata berat sebelah,

peranan imitasi dalam interaksi sosial itu tidak kecil. Lebih jauh, tidak hanya

berbicara yang merupakan alat komunikasi yang terpenting, tetapi juga cara – cara

lainnya untuk menyatakan dirinya dipelajarinya melalui proses imitasi pula.

Misalnya, tingkah laku tertentu, cara memberikan hormat, cara menyatakan terima

kasih, cara menyatakan kegirangan orang apabila bertemu dengan seseorang kawan

yang lama tidak dijumpainya, cara – cara memberikan isyarat tanpa bicara dan lain –

lain cara ekspresi itu kita pelajari pada mulanya secara mengimitasinya. Demikian

juga cara – cara berpakaian, gejala model yang mudah menjalar itu, dipelajari orang

dengan jalan imitasi. Demikian pula halnya dengan adat – istiadat dan konvensi –

konvensi lainnya, yang sangat dipengaruhi oleh imitasi sehingga karenanya

terbentuklah tradisi – tradisi yang dapat bertahan berabad – abad lamanya. Tentulah

dalam hal itu tidak hanya faktor imitasilah yang memegang peranannya tetapi juga

struktur masyarakat di mana tradisi itu dipertahnkan.

Selain itu, pada lapangan pendidikan dan perkembangan kepribadian individu,

imitasi itu mempunyai peranannya, sebab mengikuti suatu contoh yang baik itu dapat

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

44

merangsang perkembangan watak seseorang. Imitasi dapat mendorong individu atau

kelompok untuk melaksanakan perbuatan – perbuatan yang baik. Selanjutnya, apabila

seseorang telah dididik dalam suatu tradisi tertentu yang melingkupi segala situasi

sosial, maka orang itu memiliki suatu “kerangka cara – cara tingkah laku dan sikap –

sikap moral” yang dapat menjadi pokok pangkal untuk memperluas

perkembangannya dengan positif. Dan dalam didikan ke dalam suatu “tradisi”

moderen maupun kuno, imitasi memegang peranan penting.

Peranan faktor imitasi dalam interaksi sosial seperti yang digambarkan di atas

juga mempunyai segi – segi yang negatif. Yaitu, apabila hal – hal yang diimitasi itu

mungkinlah salah ataupun secara moral dan yuridis harus ditolak. Apabila contoh

demikian diimitasi orang banyak, proses imitasi itu dapat menimbulkan terjadinya

kesalahan kolektif yang meliputi jumlah serba besar.

Selain itu, adanya proses imitasi dalam interaksi sosial dapat menimbulkan

kebiasaan di mana orang mengimitasi sesuatu tanpa kritik, seperti yang berlangsung

juga pada faktor sugesti. Dan hal ini dapat menghambat perkembangan kebiasaan

malas berpikir kritis pada individu manusia yang mendangkalkan kehidupannya.

Seperti yang telah dikatakan pada pembicaraan mengenai kritik terhadap

pendapat Gabriel Tarde, sebelum orang mengimitasi suatu hal, terlebih dahulu

haruslah terpenuhi beberapa syarat, yaitu :

1. Minat – perhatian yang cukup besar akan hal tersebut.

2. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal – hal yang diimitasi.

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

45

3. Orang – orang juga dapat mengimitasi suatu pandangan atau tingkah laku

karena hal itu mempunyai penghargaan sosial yang tinggi. Jadi, seseorang

mungkin mengimitasi sesuatu karena ia ingin memperoleh penghargaan sosial

di dalam lingkunganya.

2. Faktor Sugesti

Artinya sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial ini

sebenarnya tidak banyak berbeda. Tekanannya, imitasi itu orang yang satu mengikuti

salah satu di luar dirinya, sedangkan sugesti, seseorang memberikan sesuatu

(pandangan, sikap dan sebagainya) dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain di

luar dirinya.

Istilah ini mula – mula digunakan oleh Le Bon (Gustave Le Bon). Sugesti

berasal dari bahasa Latin suggere yang berarti mempengaruhi. Sugesti mempunyai

kekuatan sama dengan hypnose dan sugesti ini termasuk dalam bidang Psycho

analisa, yang mula – mula dikembangkan oleh Sigmund Freud.

Gustave Le Bon (dalam Gerungan Dipl Psych 2004 : 65) yang terkenal dengan

Ilmu Jiwa “The Crowd”, cenderung untuk kehilangan kepribadiannya yang sadar dan

rasionil, sehingga tindakannya diganti dengan tindakan kasar yang bertentangan bila

dia sebagai seorang individu. Dengan demikian dia kehilangan sama sekali

kepribadiannya yang bertentangan dengan kebiasaan maupun wataknya. Teori Le

Bon ini merupaka usaha untuk membahas gerakan – gerakan kemasyarakatan di

Eropa yang tak dapat diselesaikan dengan pembahasan secara klasik. Menurut

pandangan klasik, tingkah laku manusia dikemudikan oleh dorongan mementingkan

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

46

diri sendiri yang rationil, Le Bon menambahkan bahwa hal yang demikian itu hanya

benar bagi individu yang dalam keadaan seorang diri, tetapi begitu ia menjadi

anggota suatu kelompok atau massa, maka tingkah lakunya kemudian dikemudiakan

oleh prinsip – prinsip irrational.

Jadi menurut Le Bon masyarakat itu merupakan bahaya bagi peradaban dan

lembaga yang sudah ada. Dalam mengetrapkan teori diasosiasinya kepada anggota

massa, Le Bon selanjutnya membicarakan sifat – sifat yang ada pada pimpinan

Crowd. Pemimpin adalah seorang yang tahu bagaimanakah menunjukkan dengan

semangat, arah dan gambaran cita – cita dengan jelas, bebas dari semua penjelasan

yang tersembunyi. Massa berbuat hanya berdasar “gambaran seperti isi jiwanya”.

Pemimpin menjadi secara langsung tindakan dari pada cita – citanya (idea – motor

theori). Alat – alat yang segera bagi pemimpin dalam mengontrol cita – cita adalah

melalui kata – kata yang baik, “kata – kata merupakan bell listrik untuk memanggil

mereka bangun”.

3. Faktor Identifikasi

Dalam interaksi sosial, faktor ini tidak kurang pentingnya dari kedua faktor di

atas. Pengertian identifikasi dalam psychologi berarti, dorongan untuk menjadi

indentik (sama) dengan orang lain.

Pada tingkat permulaan proses identifikasi berlangsung secara tidak sadar

(dengan sendirinya), kemudian secara irrasionil, artinya hanya berdasarkan perasaan

atau bersifat kecenderungan diri tanpa diperhitungkan secara rasionil, barulah

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

47

kemudian identifikasi itu mempunyai kegunaan untuk melengkapi sistem – sistem

norma, pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasi itu.

Pada permulaannya anak mengidentifikasikan dirinya dengan orang tuanya,

lambat laun dengan sekelilingnya (orang lain yang dihormatinya), Gurunya,

pemimpin sosial yang dikaguminya atau tokoh – tokoh yang dianggapnya berjiwa

luhur dari buku – buku yang dibacanya.

Identifikasi biasanya dilakukan orang kepada orang lain yang dianggapnya

ideal dalam segi – segi tertentu (norma, sikap pola tingkah laku), yang masih

dirasakannya kurang pada dirinya. Ikatan yang terjadi antara orang yang

mengidentifikasi dengan orang yang diidentifikasi merupakan ikatan batin yang lebih

dalam sifatnya dari ikatan imitasi maupun sugesti. Orang dewasa kerapkali akan

mengidentifikasi dirinya dalam keadaan tertentu.

4. Faktor Simpati

Faktor lainnya yang memegang peranan penting dalam interaksi sosial adalah

simpati. Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu

terhadap orang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, tetapi berdasarkan

penilaian perasaan sebagaimana proses identifikasi. Orang tiba – tiba merasa dirinya

tertarik kepada orang lain seakan – akan dengan sendirinya, dan tertariknya itu bukan

karena salah satu ciri tertentu, melainkan karena keseluruhan cara bertingkah laku

orang tersebut. Akan tetapi, berbeda dengan identifikasi, timbulnya simpati itu

merupakan proses yang sadar bagi diri manusia yang merasa simpati terhadap orang

lain. Simpati menghubungkan seseorang dengan orang lain sebaliknya, perasaan

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

48

antipati cenderung menghambat atau menghilangkan sama sekali pergaulan antara

orang. Dalam perasaan antipati, seseorang tidak suka bergaul (menolak dalam

perasaannya) kepada orang lain.

Perasaan simpati cukup nyata dalam hubungan persahabatan antara dua atau

lebih orang. Hubungan cinta kasih antara manusia itu biasanya didahului pula oleh

hubungan simpati yang terus – menerus memegang peranan dalam hubungan cinta

kasih itu. Patut ditambahkan bahwa simpati dapat pula berkembang perlahan – lahan

di samping simpati yang timbul dengan tiba – tiba.

Tokoh – tokoh teori individualisme, Adam Smith dan Herbert Spencer (dalam

Gerungan Dipl Psych) juga menerangkan prinsip – prinsip simpati untuk

menerangkan tindakan – tindakan yang tidak semata – mata mengejar keuntungan

sendiri atas dasar pikiran, tetapi juga dikemudikan oleh simpati terhadap orang lain,

yang tanpa itu sebenarnya kehidupan sosial itu tak mungkin ada.

Adam Smith (dalam Gerungan Dipl Psych) memberikan ciri pada kekuatan

hedonisme dan laissez – faire. Ia menekankan pada simpati manusia. Dalam bukunya

“Theory of Moral Sentiment” (1759) ia menulis. Bagaimana aliran Selfis menduga

seseorang yang sebenarnya ada bukti bahwa alam seseorang mempunyai prinsip

terhadap kebahagiaan yang lainnya dan sebaliknya kebahagiaan mereka perlu bagi

seseorang.

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

49

2. 8 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah mengenai Perkembangan

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Pantai di Kelurahan Tanjung Kramat.

Suatu penelitian diadakan di Kelurahan Tanjung Kramat Kecamatan hulonthalangi

Kota Gorontalo, dalam penelitian ini di jelaskan bahwa Perkembangan Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Pantai Kelurahan Tanjung Kramat pada tahun

1985 mendapat bantuan kepada beberapa nelayan, namun bantuan tersebut belum

membawa dampak perkembangan sosial kepada masyarakat dikarenakan masyarakat

yang mendapat bantuan hanya beberapa orang saja. Namun pada tahun 2006,

masyarakat mulai mengalami perkembangan dalam bidang sosial dikarenakan dengan

berkembangnya zaman dan bantuan kepada seluruh masyarakat nelayan membawa

dampak perubahan sosial yag besar kepada masyarakat pesisir pantai, yang tadinya

pendapatan perhari hanya cukup untuk makan tetapi setelah mendapatkan bantuan

masyarakat sudah bisa mencukupi kehidupan sehari – hari dan tingkat ekonomi

maupun pendidikan semakin meningkat pula.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

50

Kerangka pikir yang telah diuraikan di atas dapat digambar dalam bentuk

diagram alir sebagai berikut :

2. 9 Penelitian Relevan

Menurut Sarjulis dalam hasil penelitiannya menyebutkan Nelayan tradisonal

masih mengandalkan perahu dayung. Walaupun sudah ada sebagian nelayan yang

memiliki perahu yang digerakkan dengan mesin tempel, tetapi alat tangkap yang

Masyarakat Pesisir

Kehidupan sosial

ekonomi Nelayan

Peningkatan kehidupan sosial

ekonomi masyarakat pesisir di

Kelurahan Tanjung Kramat

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2. 1 ...eprints.ung.ac.id/2840/7/2013-1-87201-231409081-bab2... · sebagai sesuatu yang terdiri dari berbagai segi. Yaitu dari segi ekonomi

51

digunakan masih berupa pancing, jaring, jala, dan pukat. Karena itu hasil yang

diperoleh sangat terbatas dan tidak mampu bersaing dengan daerah lain seperti Kota

Padang. Selain itu adanya keterbatasan pendidikan, kemampuan dan keterampilan

serta teknologi yang dipunyai, membuat mereka kurang mampu menghadapi

tantangan alam. Karena hasil tangkapan tidak menentu, yang bergantung pada musim

dan cuaca. Kondisi kehidudpan sosial ekonomi nelayan dengan penghasilan yang

tidak menentu dan tidak mampu menhadapi tantangan alam yang buruk dengan

peralatan yang sederhana meskipun sudah ada peralatan yang di gerak oleh mesin

namun semua itu belum mampu membuat masyarakat nelayan masih berada tetap

posisi garis kemiskinan secara ekonomi terutama pada buruh nelayan. Selain itu

disebabkan oleh faktor dalam dirinya yang mencerminkan dari gaya hidup yang

tinggi.