29
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013, membentuk karakter peserta didik serta sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pembentukan karakter merupakan langkah awal dalam membentuk watak serta peradaban bangsa. Sehingga, Kurikulum 2013 diharapkan menghasilkan peserta didik yang kreatif, inovatif dan berkarakter. Kurikulum 2013 di sekolah dasar merupakan langkah awal pemerintah dalam mengembangkan potensi peserta didik semenjak dini. Pengembangan potensi peserta didik dapat melalui tiga aspek yaitu : (1) aspek kognitif, (2) afektif, dan (3) psikomotor. Melalui pengembangan potensi diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik. (Poerwati dan Amri, 2013 : 47) Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum memuat tujuan, isi dan bahan pelajaran yang merupakan dasar dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pengembangan ini dapat dilihat terhadap kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran yang menentukan peserta didik dapat berkembang atau tidak. Pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena di sini peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan

BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013, membentuk karakter peserta didik serta sebagai upaya

pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pembentukan

karakter merupakan langkah awal dalam membentuk watak serta peradaban

bangsa. Sehingga, Kurikulum 2013 diharapkan menghasilkan peserta didik yang

kreatif, inovatif dan berkarakter.

Kurikulum 2013 di sekolah dasar merupakan langkah awal pemerintah

dalam mengembangkan potensi peserta didik semenjak dini. Pengembangan

potensi peserta didik dapat melalui tiga aspek yaitu : (1) aspek kognitif, (2)

afektif, dan (3) psikomotor. Melalui pengembangan potensi diharapkan mampu

membentuk karakter peserta didik. (Poerwati dan Amri, 2013 : 47)

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi

kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran.

Kurikulum memuat tujuan, isi dan bahan pelajaran yang merupakan dasar

dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pengembangan ini dapat dilihat

terhadap kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran

yang menentukan peserta didik dapat berkembang atau tidak. Pembelajaran yang

lebih berpusat pada peserta didik akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna

karena di sini peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

9

mengamati, menanyakan, mencoba, menalar, mengolah, menyajikan dan

menciptakan,sehingga potensi peserta didik dapat berkembang.

B. Peserta didik

Pada dasarnya peserta didik merupakan seseorang yang memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi, serta berusaha mengembangkan potensi baik formal dan

non formal. Peserta didik dibagi menjadi dua pada masa sekolah dasar yaitu kelas

rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah merupakan peserta didik yang berumur 7-9

tahun atau bisa dikatakan kelas 1 sampai kelas 3, sedangkan kelas tinggi

merupakan peserta didik yang berumur 10-12 tahun atau bisa dikatakan kelas 4-6

tahun. (Danim, 2011:60)

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan

baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang

pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik juga dapat di definisikan

sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang

masih perlu dikembangkan. Potensi dimaksud umumnya terdiri dari tiga

kategori, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sekolah dasar merupakan dimana kemampuan peserta didik perlu

dikembangkan dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pada umumnya,

peserta didik jenjang sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga

guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang dapat memuat ketiga

aspek tersebut, sehingga potensi peserta didik dapat berkembang. Penggunaan

metode dan media yang bervariasi dalam mengajar sangat perlu dilakukan,

sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna.

1. Karakteristik Peserta didik

Peserta didik pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda,

sehingga sebagai seorang guru harus mengetahui karakter yang beranekaragam

yang dimiliki peserta didik. Seorang guru harus mampu mengenal karakter peserta

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

10

didiknya, sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran. Karakteristik yang

beranekaragam diharapkan, guru dapat mengembangkan potensi peserta didik.

Sudarwan Danim mengemukakan ada empat hal dominan dari karakteristik

peserta didik sebagai berikut :

(1) Kemampuan dasar, misalnya, kemampuan kognitif atau intelektual, afektif ,

dan psikomotor. (2) Latar belakang kultur lokal, status sosial, status ekonomi,

agama, dan sebagainya. (3) Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap,

perasaan, minat, dan lain-lain. (4) Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri,

daya tahan, dan lain-lain.

Karakteristik setiap anak berbeda-beda ada yang kognitif atau intelektual,

afektif, dan psikomotornya bagus, tetapi ada juga karakteristik anak yang kognitif

atau inteketualnya tidak begitu bagus tetapi afektif dan psikomotornya bagus,

serta ada juga karakter anak dari segi kognitif atau intelektualnya, afektif dan

psikomotornya tidak bagus. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus

mengetahui karakteristik anak terlebih dahulu sehingga dalam proses

pembelajaran peserta didik dapat sesuai dengan kriteria ketuntasan.

2. Pengembangan dan Peningkatan Potensi Peserta didik

Setiap peserta didik memiliki potensinya masing-masing, akan tetapi

potensi yang dimiliki peserta didik berbeda antara yang satu dan lainnya. Oleh

karena itu, guru diharapkan mampu mengenali semenjak dini potensi tersebut,

sehingga mampu mengembangkan potensi peserta didik. Mengembangkan potensi

peserta didik dapat diwujudkan dengan membuat suasana pembelajaran menjadi

menyenang, memotivasi dan keadaan kelas kondusif, sehingga memungkinkan

peserta didik belajar secara maksimal. (Dirman,2014:2)

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

11

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional disebutkan, pasal 1 ayat 1 juga dinyatakan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia di Indonesia dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan yang

berkualitas dapat diwujudkan dengan pembelajaran yang membuat peserta didik

aktif, menyenangkan dan memotivasi dalam pembelajaran serta mencakup aspek

afektif, psikomor dan kognitif. Menurut Dirman (2014:2) menunjukkan

pentingnya pengembangan potensi peserta didik melalui pendidikan sebagai

berikut :

(1) Pengembangan potensi peserta didik merupakan esensi dan usaha dan

tujuan pendidikan nasional. (2) Peserta didik memiliki berbagai potensi

untuk berkembang dan dikembangkan. (3) Pengembangan potensi peserta

didik melalui pendidikan pembelajaran merupakan upaya strategis dalam

mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapkan, yakni yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3 UU No. 20/ 2003).

(4)Pengembangan potensi peserta didik merupakan salah satu tugas esensial

yang wajib dilaksanakan oleh pendidik/ guru.

Berdasarkan uraian diatas diharapkan pengembangan potensi peserta didik

dapat mengacu kreativitas peserta didik dari segala bidang baik itu intelektual,

spritual, dan emosional. Pengembangan potensi peserta didik diharapkan

menciptakan peserta didik yang berkarakter dan beradab. Guru berperan penting

dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga guru diharapkan inovatif

dan kreatif dalam menggunakan metode serta pemilihan media dalam proses

pembelajaran.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

12

C. Tema Indahnya Kebersamaan

Pemilihan tema pada pengembangan media “Monopoli Nusantara” dengan

memperhatikan media yang akan dikembangan dengan materi. Kesesuaian media

dan materi menentukan keberhasilan dalam pengembangan media. Pembelajaran

tematik kelas IV terdiri atas 9 tema yang memuat materi yang berbeda-beda.

Pada pembelajaran tematik, di kelas IV salah satunya adalah tema

“Indahnya Kebersamaan” : terdapat tiga subtema, yaitu : (1) Keberagaman

Budaya Bangsaku, (2) Kebersamaan dalam Keberagaman , dan (3) Bersyukur atas

Keberagaman. Tema Indahnya Kebersamaan berisi materi tentang

keanekaragaman budaya, agama dan bahasa yang terdiri dari rumah adat, bahasa,

makanan tradisional, alat musik tradisional dan tarian tradisional.

Materi-materi yang terdapat dalam subtema tersebut dijadikan satu materi

yaitu “ Nusantara”. Dalam rangka memudahkan pemahaman peserta didik

terhadap materi Nusantara, maka digunakan media “Monopoli Nusantara”.(Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV)

Gambar 2.1 : Materi Indahnya Kebersamaan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

13

Melalui materi “Indahnya Kebersamaan” pada subtema 1, penulis

mencoba mengembangkan materi tersebut. Pengembangan materi dengan

mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat

musik tradisional, dan lagu daerah dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan

Sulawesi dan Papua.

Pada materi ini, terdapat gambar rumah adat, pakaian adat, senjata

tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah dari Pulau

Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua. Hal tersebut dilakukan, guna

mengenalkan kebudayaan yang terdapat di Indonesia. Berikut ini merupakan

paparan materi yang terdapat pada media Monopoli Nusantara.

1. Pulau Jawa

Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata

tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang

terdapat di pulau Jawa mulai dari provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah,

DKI Jakarta, Banten dan DI Yogyakarta. Melalui permainan ini, peserta didik

mengetahui persamaan dan perbedaan rumah adat, pakaian adat, senjata

tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang

terdapat di pulau Jawa. Selain itu, peserta didik juga belajar mengenal wilayah-

wilayah yang terdapat di pulau Jawa.

Gambar 2.2 : Rumah, pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional Jawa Tengah

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

14

2. Pulau Kalimantan

Pada pulau Kalimantan peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat,

senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang

terdapat di pulau Kalimantan mulai dari Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan

Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara. Melalui permainan ini, peserta

didik mengetahui persamaan dan perbedaan rumah adat, pakaian adat, senjata

tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang

terdapat di pulau Kalimantan. Selain itu, peserta didik juga belajar mengenal

wilayah-wilayah yang terdapat di pulau Kalimantan.

Gambar 2.3 : Rumah, pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional Kalimantan Timur

3. Pulau Sumatera

Pada pulau Sumatera peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat,

senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang

terdapat di pulau Sumatera mulai dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Bengkulu, Jambi, Riau,Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Lampung. Melalui

permainan ini, peserta didik mengetahui persamaan dan perbedaan rumah adat,

pakaian adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu

daerah yang terdapat di pulau Sumatera. Selain itu, peserta didik juga belajar

mengenal wilayah-wilayah yang terdapat di pulau Sumatera.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

15

Gambar 2.4 : Rumah, pakaian, tarian adat, senjata tradisional Sumatera barat

4. Pulau Sulawesi

Pada pulau Sulawesi peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat,

senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang

terdapat di pulau Sulawesi mulai dari Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi,

Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara dan Sulawesi

Barat. Melalui permainan ini, peserta didik mengetahui persamaan dan perbedaan

rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik

tradisional, dan lagu daerah yang terdapat di pulau Sulawesi. Selain itu, peserta

didik juga belajar mengenal wilayah-wilayah yang terdapat di pulau Sulawesi.

Gambar 2.5 : Rumah, pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional Sulawesi Utara

5. Pulau Papua

Pada pulau Papua peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat,

senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang

terdapat di pulau Papua mulai dari Provinsi Irian Jaya Barat dan Papua. Melalui

permainan ini, peserta didik mengetahui persamaan dan perbedaan rumah adat,

pakaian adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu

daerah yang terdapat di pulau Papua. Selain itu peserta didik juga belajar

mengenal wilayah-wilayah yang terdapat di pulau Papua.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

16

Gambar 2.6 : Rumah, pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional Papua

D. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran

sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif, inovatif dan kreatif.

Proses pembelajaran dengan menggunakan media akan menghasilkan

pembelajaran yang bermakna, karena dengan menggunakan media peserta didik

cenderung lebih memperhatikan pembelajaran yang disampaikan. Sebaiknya,

media yang digunakan dapat membantu mengembangkan potensi peserta didik.

Asyhar (2012:8) mengungkapkan :

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat

menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana,

sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.

Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk

memudahkan proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami materi

secara utuh tidak terpisah-pisah. Pada dasarnya media pembelajaran dapat berupa

audio, video, alat peraga, dan gambar yang dapat mendukung proses

pembelajaran sehingga dapat memudahkan pemahaman peserta didik dalam

proses pembelajaran.

2. Peran, Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu yang sangat berperan dalam

proses pembelajaran,bukan hanya dari suasana kelas yang kondusif sehingga

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

17

mendukung dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran dapat diketahui

pemahaman peserta didik melalui hasil belajar, apakah hasil belajar peserta didik

meningkat atau hasil belajarnya menurun. Apabila hasil belajar peserta didik

belum meningkat berarti media pembelajaran yang digunakan belum efektif, akan

tetapi apabila hasil belajar peserta didik meningkat berarti media yang digunakan

sudah efektif.

Pada umumnya media pembelajaran merupakan alat yang memudahkan

peserta didik dalam menagkap materi sehingga pembelajaran bermakna. Media

pembelajaran memiliki banyak fungsi, sebagaimana diuraikan di bawah ini

(Asyhar, 2012:29-40) :

Melalui penggunaan media dapat memberikan fungsi psikologi diantaranya

yaitu (1) fungsi atensi (perhatian), (2) fungsi afektif (perasaan), (3) fungsi

kognitif (pemahaman), (4)fungsi psikomotor (keterampilan), (5) fungsi

imajinatif dan (6) fungsi motivasi.

Media pembelajaran memiliki manfaat yang beraneka ragam, akan tetapi

pada umumnya media pembelajaran yang digunakan memberikan informasi

dengan jelas sehingga tidak terjadi kerancuan pemahaman siswa terhadap materi

yang diajarkan. Menurut Midun (2009) (dalam Asyhar, 2012: 41) ada beberapa

manfaat penggunaan media secara umum sebagai berikut:

(a) Penggunaan media yang bervariasi pada saat proses pembelajaran dapat

memperluas sajian materi. (b) Media yang digunakan bervariasi dapat meningkatkan

minat dan motivasi peserta didik. (c) Melalui penggunaan media pembelajaran siswa

diajarkan untuk berpikir secara mandiri, kritis dan imajinatif sehingga

kemampuannya dapat berkembang.

Manfaat penggunaan media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran memudahkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran pada

materi yang di ajarkan. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran

lebih efektif dari pada hanya terpacu pada buku cetak. Penggunaan media

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

18

pembelajaran dikatakan lebih efektif karena dalam pembelajaran siswa dapat

mengkonstruksikan sendiri yang dilihatnya.

3. Pemilihan Media Pembelajaran

Sebelum melakukan pemilihan media pembelajaran sebaiknya guru perlu

memperhatikan materi yang diajarkan sehingga pembelajaran yang diajarkan tidak

terjadi kerancuan. Pemilihan media pembelajaran juga membantu siswa dalam

pemahaman materi, apabila pemilihan media tepat maka pemahaman siswa dalam

materi juga sudah jelas dan hasil belajar siswa akan meningkat, akan tetapi

apabila teradi kerancuan antara pemilihan media dan materi yang diberikan maka

pemahaman siswa dalam materi kurang jelas dan hasil belajar siswa akan

menurun. Asyhar (2012:80) mengungkapkan :

Tujuan dari pemilihan media adalah agar media yang digunakan tepat sasaran

dan sesuai dengan keperluan, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang

baik antara peserta didik dengan media yang digunakan.Menurut Zhang dan

Yuyan (2011), secara umum pemilihan media didasarkan dua faktor penting,

yakni sisi kepraktisan dan instruksional.

Dasar pemilihan media pembelajarn sangatlah penting karena tidak semua

materi sesuai dengan karakteristik siswa, yang menjadi dasar pemilihan

mediaAsyhar (2012:79) yaitu 1) Materi 2) Tujuan yang akan dicapai

3)Kemampuan guru 4) karakteristik siswa. Pemilihan media yang pertama materi

harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, diimbangi oleh kemampuan

guru dalam menyampaikan materi sehingga menjadi jelas, serta menyesuaikan

pemilihan media dengan karakteristik siswa.

Berdasarkan mekanismenya Anderson (1976) (dalam Rayandra Asyhar

(2012:80) membagi model pemilihan media pembelajaran sebagai berikut

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

19

a. Pemilihan tertutup adalah proses pemilihan dengan melibatkan Dinas

Pendidikan, di sini sudah diatur media yang harus digunakan, sekolah tidak

dapat mengubahnya dengan menggunakan media yang lain.

b. Pemilihan terbuka adalah guru dan sekolah bebas memilih penggunaan media

dalam mengajar, tetapi guru harus melihat kebutuhan peserta didik dengan

media yang digunakan sehingga dihasilkan pembelajaran yang sesuai

Pemilihan jenis media harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik,

materi dan tujuan pembelajaran yang sesuai.Oleh karena itu, pemilihan terbuka

sangat bagus untuk guru dalam memberikan inovatif dan kreativitasnya dalam

mengembangkan media pembelajaran sehingga media yang digunakan hanya

media audio, audiovisual, gambar dan lain-lain. Guru harus mampu menciptakan

media untuk mendukung proses pembelajaran sehingga pemahaman siswa tidak

terjadi kesalahan.

4. Pengembangan Media Pembelajaran

Pengembangan media perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia, karena Indonesia masih dikatakan jauh tertinggal dari

negara berkembang lainnya bukan hanya dari segi ekonomi saja akan tetapi dari

segi pendidikan juga Indonesia masih tertinggal. Pengembangan media

pembelajaran berguna meningkatkan kualitas guru di Indonesia, apabila kualitas

guru meningkat maka kualitas peserta didik juga meningkat. Gurudi Sekolah

Dasar diharapkan kreatif dan inovatif dalam pembelajaran agar peserta didik tidak

merasa jenuh dalam pembelajaran.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

20

Oleh karena itu, guru diharapkan mampu menciptakan media

pembelajaran sendiri sehingga di dapatkan pembelajaran yang efektif. Menurut

Sadiman, dkk. (2007) (dalam Asyhar (2012:92) mengungkapkan :

Desain pengembangan terdiri dari 6 tahap kegiatan, yaitu : (1) analisis

kebutuhan dan karakteristik peserta didik ; (2) perumusan tujuan pembelajaran ;

(3) perumusan butir-butir materi ; (4) penyusunan instrumen evaluasi ; (5)

penyusunan naskah media / prototipe ; (6) melakukan uji coba produk. Di

samping enam tahap ini, langkah kegiatan yang perlu dilakukan ialah validasi

produk media. Validasi ini perlu dilakukan untuk menjamin ketepatan materi

kurikulum dan tujuan pembelajaran, dan kesesuaian bahasa dengan peserta

didik.

Peneliti perlu memperhatikan prosedur dalam pengembangan media

pembelajaran, sehingga pada saat melakukan pengembangan media peneliti dapat

meminimalisir kesalahan yang terjadi, kemudian media yang dibuat dapat efektif

dan efisien pada saat pembelajaran. Media yang dikembangkan harus sesuai

dengan materi dan kurikulum sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

E. Monopoli

Monopoli merupakan sebuah permaian yang tujuan permainannya yaitu

menguasai semua petak yang terdapat diatas papan dengan cara membeli ataupun

menyewa petak. Sebelum permaianan di mulai pemain memilih bidaknya masing-

masing dan mendapatkan uang sebagai modal awal dalam permainan. Untuk

mengetahui banyaknya langkah yang diambil setiap pemain melemparkan dadu

secara bergantian Pemain yang mendapatkan giliran pertama adalah pemain yang

memiliki dadu tertinggi.

Permainan ini dimulai dari petak Start, permainan ini juga terdapat kartu

dana dan kartu kesempatan yang berguna untuk membantu pemain dalam

memenangkan permainan ataupun malah membuat pemain kalah dalam

permainan. Pemenang dalam permainan ini adalah pemain menguasai banyak

petakan dan memiliki banyak uang.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

21

Gambar 2.7: Monopoli

F. Media Monopoli Nusantara

Media monopoli Nusantara adalah media yang digunakan untuk

pembelajaran tematik pada tema 1 Indahnya Kebersamaan, pada sub tema 1

Keberagaman Budaya Bangsaku. Tema Indahnya Kebersamaan berisi materi

tentang keanekaragaman budaya terdiri dari rumah adat, pakaian adat, bahasa,

makanan tradisional, alat musik tradisional, lagu daerah dan tarian tradisional

Indonesia, dan kemungkinan dapat digunakan materi yang berbeda dengan

melakukan modifikasi materi.

Monopoli Nusantara merupakan sebuah permainan yang terinspirasi dari

monopoli pada umumnya, akan tetapi yang membedakan permaian ini dengan

monopoli sebelumnya yaitu monopoli pada umumnya hanya menggunakan karton

dalam permainannya, sedangkan permainan “Monopoli Nusantara” yang

dikembangkan menggunakan papan kayu yang dapat dibongkar pasang oleh

pemain sendiri sehingga pemain dapat memasangkan petakan pada papan petakan

sesuai dengan urutan wilayah-wilayah yang telah ditentukan. Pemain sendiri yang

mengelompokkan petakan tersebut misalnya pada “Monopoli Nusantara” pulau

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

22

Jawa, peserta didik mengelompokkan wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta.

Sebelum permainan di mulai pemain secara berkelompok memasangkan

petakan pada papan monopoli. Setelah pemain memasangkan petakan, kemudian

pemain memilih bidaknya dan permainanpun dimulai. Permulaan permaian

dengan melemparkan dadu, pemain yang mendapatkan dadu tertinggi adalah

pemain yang mendapatkan giliran pertama.

Permainan ini dimulai pada petak Monopoli Nusantara dan berjalan

mengelilingi petakan masing-masing provinsi dengan daerah yang

beranekaragam. Apabila monopoli trsebut provinsi Jawa maka di dalam petakan

terdapat daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta.Setiap

monopoli terdapat provinsi yang berbeda-beda daerah-daerah yang terdapat di

derah Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Setelah pemain berhenti di petakan pemain membuka kartu soal yang

terdapat di atas papan permainan. Apabila peserta didik dapat menjawab soal,

maka peserta didik berhak meletakkan stiker bintang. Pemenang dalam permainan

ini merupakan pemain yang menguasai banyak petakan.

1. Tujuan Media Pembelajaran Monopoli Nusantara

a. Tujuan umumnya adalah peserta didik dapat memahami pembelajaran tematik

pada tema 1 subtema 1 dengan menggunakan media monopoli nusantara

b. Tujuan khususnya adalah selain peserta didik dapat memahami pembelajaran

tematik, siwa juga mengetahui setiap provinsi memiliki rumah adat, pakaian

adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu

daerah yang berbeda.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

23

2. Keunggulan Media Monopoli Nusantara

Keunggulan media monopoli nusantara sebagai berikut :

a. Media monopoli nusantara ini bisa digunakan untuk ajaran tahun berikutnya

karena terbuat dari kayu

b. Media monopoli nusantara akan memantapkan pengetahuan peserta didik

dalam pembelajaran karena pembelajaran menjadi menyenangkan

c. Media pembelajaran ini dapat digunakan satu pembelajaran sehingga guru

tidak perlu mengunakan media yang lain.

3. Langkah-langkah Pembuatan Media Monopoli Nusantara

Langkah-langkah Pembuatan Media Monopoli Nusantara yaitu :

a. Peneliti menyiapkan triplek tebal, kemudian membuat pola dengan ukuran 44

cm x 38 cm.

Gambar 2.8 : Papan Triplek

b. Triplek kemudian di bentuk menjadi balok seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.9 : Pola Papan Monopoli

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

24

c. Setelah membentuk balok, kemudian balok di sambung menjadi satu.

Gambar 2.10 : Pola papan Monopoli Nusantara pada saa digabungkan

Gambar 2.11 : Papan Monopoli Nusantara pada saat ditutup

d. Langkah selanjutnya, monopoli di buat pola dengan petakan-petakan yang

beukuran panjang 6 cm dan lebar 4 cm.

Gambar 2.12 : Papan Monopoli Nusantara pada saat dibuka

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

25

e. Selanjutnya memberi warna pada petakan sesuai dengan masing-masing

daerahnya

Gambar 2.13: Monopoli Nusantara setelah diwarnai

f. Setelah pola di bentuk dan diberi warna, Monopoli di cat dengan warna yang

bervariasi, kemudian kota-kota pada setiap provinsi diberi stiker. Pada gambar

di bawah ini merupakan pola monopoli pada Pulau Jawa, Kalimantan,

Sumatera, Sulawesi dan Papua.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

26

Gambar 2.14 : Monopoli Nusantara Pulau Jawa

STOP

FREE

PEKALONGAN

SU

RA

BA

YA

M

ALA

NG

B

LIT

AR

K

ED

IRI

MA

DIU

N

PON

OR

OG

O

PURWAKRTA BOGOR BANDUNG

SURABAYA

TASIKMALA

YA

BA

NT

EN

DKI JAKARTA

YO

GY

AK

AR

TA

SEMARANG TEGAL SURAKARTA

MA

GE

LA

NG

CIREBON

CIM

AH

ICIC

CIM

AH

I

PUR

WO

KE

RT

O

SALATIGA

CIM

AH

ICIC

SU

KA

BU

MI

Jawa Tengah

Jawa Timur

Jawa Barat

Provinsi

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

27

Gambar 2.15 : Monopoli Nusantara Pulau Kalimantan

STOP

FREE

TANATIDUNG

SA

MA

RIN

DA

B

ALIK

PAPA

N

TA

NA

H

GE

RO

GO

T

TE

NG

GA

RO

NG

B

ON

TA

NG

H

AN

DIL

MARTAPURA AMUNTAI BANJARMA

SIN

BARABAI

PALA

NG

KA

RA

YA

M

UA

RA

TE

WE

H

MALINAU

SA

NG

GA

U

TARAKAN BULUNGAN

PON

TIA

NA

K

KOTA BARU

PAN

GK

ALA

NB

UN

S

ING

KA

WA

NG

NUNUKAN

CS

SA

MPI

TK

SA

MPI

T

Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur

Kalimantan Selatan

Kalimantan Utara

Kalimantan Barat

SA

MA

RIN

DA

B

ALIK

PAPA

N

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

28

Gambar 2.16 : Monopoli Nusantara Pulau Sumatera

STOP

FREE

SOLOK

NA

NG

GR

O

AC

EH

DA

RU

SS

ALA

M

ME

DA

N

BIN

JA

I

PEM

AN

TT

AN

G

SIA

NT

AR

TE

BIN

G

TIN

GG

I

P.

SID

EM

PUA

N

MUARADUA PRABUMUL

IH

PAGAR

ALAM

MUARA

ENIM

BA

NG

KA

BE

LIT

UN

G

LU

BU

K

LIN

GG

AU

BUKIT

TINGGI

RIA

U

PADANG PARIAMAN

BE

NG

KU

LU

LAHAT

LA

MPU

NG

J

AM

BI

SAWAH

LUNTO

CS

SA

MPI

TK

PALE

MB

AN

G

Sumatera Utara

Sumatera Selatan

Provinsi

Sumatera Barat

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

29

Gambar 2.17 : Monopoli Nusantara Pulau Sulawesi

STOP

FREE

TOMADO

MA

KA

SS

AR

PAR

E-PA

RE

PA

LO

PO

WA

TA

MPO

NE

S

ING

KA

NG

M

AN

DA

LLE

RAHA KOLAKA KENDARI WAKATOBI

TO

MO

HO

N

Tirawuta

POSO

KO

TA

MO

B

AG

U

PALU LUWUK

MA

NA

DO

RUMBIA

TO

ND

AN

O

BIT

UN

G

GORONTALO

CT

EN

GA

SS

a

AIR

MA

DID

I

Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Provinsi

Sulawesi Tengah

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

30

Gambar 2.18 : Monopoli Nusantara Pulau Papua

STOP

FREE

TEMITAMB

UAN

SO

RO

NG

W

ON

OK

WA

RI

RA

NS

IKI

TA

MB

RA

UW

F

AK

-FA

K

MA

YB

RA

T

MERAUKE NABIRE JAYAPURA WAMENA

KO

TA

MU

LI

A

AGATS

ANGGI

OK

SIB

I

L

BINTUNI WAISAI

KO

BA

KM

A

TIMIKA

TA

NA

H

ME

RA

H

TIO

M

KAIMANA

ILA

GA

Irian Jaya Barat

Provinsi Papua

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

31

g. Dadu dan bidak pada permainan ini terbuat dari plastik. Dadu digunakan

untuk menentukan langkah dalam melewati petakan. Bidak digunakan untuk

berjalan pada papan monopoli.

Gambar 2.19 : Dadu dan bidak

h. Pada permainan Monopoli nusantara ini terdapat kartu soal rumah adat,

pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisional dan tarian tradisional.

Gambar 2.20 : kartu soal

i. Selain terdapat kartu soal, pada permainan ini terdapat buku pembahsan

dimana buku ini digunakan untuk mencocokan jawaban pemain sehingga

mengetahui kebenaran jawaban pemain.

Gambar 2.21 : buku pembahasan

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

32

j. Sticker bintang yang dapat di tempel pada petakan apabila pemain dapat

menjawab pertanyaan.

Gambar 2.22 : Sticker Bintang

4. Petunjuk Penggunaan

Adapun langkah-langkah dalam permainan monopoli nusantara yaitu:

a. Pemain dibagi menjadi kelompok kecil, setiap kelompok terdiri 4 orang.

b. Setiap kelompok mendapatkan satu monopoli dengan provinsi yang berbeda

ada yang mendapatkan pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan

Papua.

c. Sebelum memulai pemainan, pemain secara berkelompok memasangkan

petakan ke dalam papan monopoli sesuai dengan warna petakan.

d. Setelah menyusun petakan pemain memilih bidak untuk berjalan. Pemain

yang mendapatkan urutan pertama adalah pemain yang memiliki dadu

tertinggi.

e. Permainan dimulai dari petakan “Go” . Sedangkan, petakan yang berwarna

hitam “STOP” berarti pemain tidak dapat mengikuti permainan selama 3x

tetapi apabila pemain dapat melemparkan dadu angka kembar pemain dapat

mengikuti permainan. Petakan “Free” pemain bebas memilih kota yang

dituju.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

33

f. Setiap petakan yang dilalui pemain terdapat kartu soal yang telah di kocok.

Soal tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan tentang rumah adat, pakaian adat,

senjata tradisional, alat musik tradisional dan lagu daerah.

g. Pemain mengambil kartu soal dan menjawabnya. Sedangkan, pemain yang

lain menyesuaikan jawaban dengan membuka buku pembahasan.

h. Setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar pemain berhak menempelkan

sticker bintang pada petakan.

i. Pemain berhak memiliki kota tersebut, jika pemain berhasil menjawab

pertanyaan dengan benar sebanyak 3x.

j. Pemain yang melewati petakan pemain lain tetap menjawab soal dengan

syarat pemain menjawab dengan benar soal, apabila pemain salah menjawab

soal maka pemain memberikan bintang kepada pemilik kota.

k. Pemenang dari permainan ini adalah Pemain yang paling banyak

menempelkan bintang.

G. Kajian Penelitian Yang Relevan

1. Thoriqurrofia’ Faiz Muhammad (2013) dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Monopoli Materi Menjumlahkan dan

Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan Kelas V Sekolah Dasar”

Pengembangan media ini difokuskan pada pengurangan dan penjumlahan

pecahan sehingga memudahkan peserta didik dalam mempelajari pecahan

dalam menjumlahkan dan mengurangkan. Keunggulan dalam pengembangan

media ini yaitu menanamkan konsep hitung penjumlahan dan pengurangan

berbagai bentuk pecahan yang terdiri dari pecahan biasa, pecahan campuran,

pecahan desimal, persen, permil, dengan berpatokan alat tukar uang mainan

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

34

dengan nominal angka desimal. Persamaan penelitian ini yaitu menggunakan

metode penelitian Borg and Gall, menggunakan bidak, dadu, kartu dan

petakan merupakan kota-kota. Perbedaan penelitian ini yaitu terdapat kartu

soal dan buku pembahasan, monopoli terbuat dari karton tebal dan hanya

terdapat satu monopoli.

2. Merdiana Vera Triwendini (2015) dalam penelitianya yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Papan Pizza untuk Kelas IV

Sekolah Dasar”. Keunggulan media ini media dapat di bongkar pasang dan

terdapat sisi depan dan belakang, sisi depan merupakan rumah adat dan sisi

belakang tarian tradisional. Tujuannya yaitu peserta didik dapat menyebutkan

bangun datar yang terdapat pada rumah adat dan menjelaskan tarian

tradisional yang terdapat pada gambar. Persamaan penelitian ini yaitu

menggunakan metode penelitian Borg and Gall dan menggunakan tema

Indahnya Kebersamaan dengan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku.

Perbedaan penelitian ini yaitu bentuk media pembelajaran yang berbeda pada

papan pizza media berbentuk lingkaran sedangkan pada monopoli berbentuk

balok dan materi tidak hanya di fokuskan pada bangun datar dan tarian adat

tetapi, rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisional dan

lagu daerah.

Persamaan dan perbedaan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah:

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

35

Tabel 2.1: persamaan dan perbedaan monopoli dengan peneliti terdahulu

No. Persamaan Perbedaan

Thoriqurrofia’ Faiz Muhammad

1. Metode penelitian Borg and Gall

Menggunakan bidak, dadu, kartu

kesempatan, uang mainan

Permainan dimulai pada petakan Start

Permainan menggunakan karton tebal

Terdapat Petakan terdiri dari kota-kota

Materi tentang penjumlahan pan

pengurangan pecahan

Menggunakan bidak, dadu, kartu soal

dan buku pembahasan

Permainan menggunakan papan triplek

yang petakannya dapat di lepas pasang

Terdiri dari 5 papan permainan, yaitu

Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi

dan Papua.

Materi tentang rumah adat, pakaian

adat, senjata tradisional, tarian

tradisional, alat

Musik tradisional dan lagu daerah

Merdiana Vera Triwendini 2. Metode penelitian Borg and Gall

Tema Indahnya kebersamaan Sub tema

Keberagaman Bangsaku

Menggunakan triplek yang dapat dibongkar

pasang

Perbedaan bentuk media (lingkaran dan

balok)

Materi sebatas bangun datar, rumah

adat dan tarian adat

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI Kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. Pulau Jawa Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional,

36

H. Kerangka Berpikir

Observasi

permasalahan yang ada di sekolah :

pada saat proses pembelajaran di sekolah SD Muhammadiyah 4 Batu, tema Indahnya Kebersamaan pada subtema keberagamaan kebudayaan bangsaku guru menggunakan media pembelajaran berupa gambar dan video serta memanfaatkan lingkungan untuk belajar sehingga perlunya mengembangkan media pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami materi pembelajaran.

Solusi yang diberikan dalam mengatasi masalah :

Pengembangan Media "Monopoli Nusantara"

Mengembangkan desain media

pembelajaran dan membuat produk

Validasi desain produk terhadap 1 ahli

media dan 1 ahli materi

Perbaikan desain produk

Hasil produk

Revisi produk

Ujicoba produk