25
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadi Manusia adalah makhluk sosial. Manusia hanya dapat hidup, berkembang dan berperan sebagai manusia dalam hubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara yang terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi. Komunikasi antar pribadi siswa di sekolah adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan, hal ini karena dalam penelitian ini komunikasi antar pribadi siswa di sekolah membawa pengaruh terhadap kecerdasan emosional. Semakin berkembangnya komunikasi antar pribadi semakin banyak pula pengaruh emosi yang dihasilkan, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positifnya, apabila komunikasi tersebut berjalan dengan baik, maka justru akan sangat membantu proses perkembangan remaja itu sendiri, remaja akan mampu mengendalikan emosionalnya sendiri yang berhubungan dengan suasana hati maupun konflik yang dia hadapi, terlebih remaja mampu mengendalikan dimana saat dia berkomunikasi antar pribadi dengan orang lain. Sebaliknya pengaruh negatifnya bila komunikasi tersebut tidak efektif, adanya proses komunikasi yang salah maka remaja kurang dapat mengendalikan emosionalnya (suasana hati) yang terjadi adalah tidak sengaja menyinggung perasaan oang lain, takut salah sehingga lebih menarik diri dari pada berinteraksi dengan orang lain ini juga dapat memberi nilai

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Komunikasi Antar Pribadi

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia hanya dapat hidup,

berkembang dan berperan sebagai manusia dalam hubungan dan bekerja

sama dengan manusia lain. Salah satu cara yang terpenting untuk

berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi.

Komunikasi antar pribadi siswa di sekolah adalah salah satu hal

penting yang harus diperhatikan, hal ini karena dalam penelitian ini

komunikasi antar pribadi siswa di sekolah membawa pengaruh terhadap

kecerdasan emosional. Semakin berkembangnya komunikasi antar pribadi

semakin banyak pula pengaruh emosi yang dihasilkan, baik pengaruh

positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positifnya, apabila komunikasi

tersebut berjalan dengan baik, maka justru akan sangat membantu proses

perkembangan remaja itu sendiri, remaja akan mampu mengendalikan

emosionalnya sendiri yang berhubungan dengan suasana hati maupun

konflik yang dia hadapi, terlebih remaja mampu mengendalikan dimana

saat dia berkomunikasi antar pribadi dengan orang lain. Sebaliknya

pengaruh negatifnya bila komunikasi tersebut tidak efektif, adanya proses

komunikasi yang salah maka remaja kurang dapat mengendalikan

emosionalnya (suasana hati) yang terjadi adalah tidak sengaja

menyinggung perasaan oang lain, takut salah sehingga lebih menarik diri

dari pada berinteraksi dengan orang lain ini juga dapat memberi nilai

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

negatif dalam penyesuain diri remaja (siswa) yang mengakibatkan

terhambat.

2.1.1. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi.

Komunikasi antar pribadi pada hakikatnya adalah

komunikasi antara komunikator dan komunikan. DeVito (dalam

Effendi 2000) mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai

proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang

atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek

dan beberapa umpan balik seketika.

Komunikasi Antar pribadi menurut Liliweri (2007) adalah

komunikasi yang dilakukan oleh dua atau tiga orang dengan jarak

fisik di antara para komunikator yang sangat dekat. DeVito (2009)

mengemukakan komunikasi antar pribadi adalah proses selektif,

sistemik, unik dan interaksi berkelanjutan antara orang-orang yang

mencerminkan dan membangun pengetahuan pribadi satu sama

lain dan menciptakan makna bersama.

Setiap kali individu akan melakukan komunikasi, individu

tidak hanya menyampaikan isi dari pesan tersebut tetapi juga harus

menentukan dari seberapa jauh kadar hubungan interpersonal yang

dapat diambil dari komunikasi yang dilakukan. Artinya, setiap

komunikasi mampu memberikan dampak relationship terhadap

oranglain sehingga memudahkan individu untuk diterima dalam

masyarakat maupun lingkungan. Menurut segi psikologi

komunikasi, individu dapat menyatakan bahwa makin baik

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

hubungan antar pribadi, makin terbuka orang untuk

mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang

lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang

berlangsung di antara komunikan.

2.1.2. Ciri Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi merupakan kegiatan dinamis.

Dengan tetap memperhatikan kedinamisannya, komunikasi antar

pribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Adapun ciri-ciri dari komunikasi antar pribadi menurut

Rogers (dalam Wiryanto, 2004) adalah sebagai berikut :

a. Arus pesan cenderung dua arah.

b. Konteks komunikasinya dua arah.

c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi.

d. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama

selektivitas keterpaan tinggi.

e. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif

lambat.

f. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.

2.1.3. Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi

Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi menurut Joseph

De Vito (1989) yaitu:

“In this humanistic (sometimes referred to metaphorically

as “soft”) approach to interpersonal effectiveness, five general

qualities are considered :opennes, empathy, supportiveness,

positiveness, equality”.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

"Dalam humanistik ini (kadang-kadang disebut sebagai metafora"

lunak ") pendekatan efektivitas interpersonal, lima kualitas umum

dianggap: keterbukaan, empati, daya dukung, positiveness,

kesetaraan".

(a). Openness (keterbukaan)

Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh

dalam menumbuhkan komunikasi antar pribadi yang efektif.

Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan

seseorang terhadap situasi yang sedang dihadapi serta

memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk

memberikan tanggapandi masa kini.

Supratiknya (1995), mengartikan keterbukaan diri

yaitu membagikan perasaan kepada orang lain terhadap

sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, terhadap

kejadian - kejadian yang baru saja disaksikan.

Secara psikologis, apabila individu mau membuka diri

kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan

merasa aman dalam melakukan komunikasi antar pribadi

yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri.

Brooks dan Emmert (Rahmat, 2005) mengemukakan bahwa

karakteristik orang yang terbuka adalah sebagai berikut:

1. Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data

dan keajegan logika.

2. Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dsb.

3. Mencari informasi dari berbagai sumber

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

4. Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan

rangkaian kepercayaannya.

(b). Empathy (empati)

Komunikasi antar pribadi yang positif, berlangsung

kondusif apabila komunikator (pengirim pesan) menunjukan

rasa empati pada komunikan (penerima pesan), perlu ada

hubungan yang positif, hangat, penuh kasih antara yang satu

dengan yang lainnya. Kata “empati” mewadahi gagasan :

mampu sepenuhnya memahami dan merasakan apa yang

dirasakan orang lain, sehingga hampir meniadakan identitas

diri untuk menyatu dengan orang tersebut (Kathryn Geldard

dan David, 2004)

Empati sebagai suatu kesediaan untuk memahami

orang lain secara paripurna baik yang nampak maupun yang

terkandung, khususnya dalam aspek perasaan, pikiran dan

keinginan. Individu dapat menempatkan diri dalam suasana

perasaan, pikiran dan keinginan orang lain sedekat mungkin

apabila individu tersebut dapat berempati. Apabila empati

tersebut tumbuh dalam proses komunikasi antar pribadi, maka

suasana hubungan komunikasi akan dapat berkembang dan

tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan.

(c). Positivenes (perasaan positif)

Dalam buku Communication Interpersonal oleh

Joseph De Vito dinyatakan bahwa:

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

“we communicate positiveness in interpersonal

communication in at least two ways: (1) stating positive

atitudes and (2) stroking the person with whom we interact

(1989).

Artinya: Perilaku yang positif dalam komunikasi

antar pribadi terdiri dua aspek elemen, (1) komunikasi antar

pribadi adalah mendidik sebuah anggapan yang positif untuk

seseorang. (2) sebuah perasaan positif untuk situasi

komunikasi umum adalah penting untuk interaksi yang efektif.

Rasa positif merupakan kecenderungan seseorang

untuk mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik

tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai

orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki

keyakinan atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan,

peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial

yang telah diterima. Dapat memberi dan menerima pujian

tanpa pura-pura memberi dan menerima penghargaan tanpa

merasa bersalah.

Rahmat (2005) menyatakan bahwa sukses komunikasi

antar pribadi banyak tergantung pada kualitas pandangan dan

perasaan diri; positif atau negatif. Pandangan dan perasaan

tentang diri yang positif, akan lahir pola perilaku komunikasi

antar pribadi yang positif pula.

(d). Equality (kesamaan)

Never to are two people absolutely equal in all

respect. Despite this in quality, interpersonal communication

is generally more effective when the atmosphere is one of

equality (1989)

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

Tidak pernah dua orang benar-benar sama dalam

semua hal. Meskipun demikian dalam kualitas, komunikasi

interpersonal umumnya lebih efektif bila atmosfer adalah

salah satu dari kesetaraan (1989)

Rahmat (2005) mengemukakan bahwa persamaan atau

kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara

horizontal dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri

lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status,

kekuasaan, kemampuan intelektual kekayaan atau kecantikan.

Dalam persamaan tidak mempertegas perbedaan, artinya tidak

mengggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama, yaitu

mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada

perbedaan pendapat merasa nyaman, yang akhirnya proses

komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar.

(e). Dukungan (Supportiveness)

Joseph De Vito mengungkapkan :

“An effective interpersonal relationship is one in wich

there is supportiveness, aconcept that owes much of it

formulation to the work of Jack Gibb. Open of empathic

communication cannot survive in an unsurpportive

atmosphere. Supportivinenness is demonstrated and rostered

by our being (1) descriptive rather than evaluative and (2)

rather than certain.

“Sebuah hubungan interpersonal yang efektif adalah salah

satu di yang ada dukung, aconcept yang berutang banyak itu

formulasi untuk pekerjaan Jack Gibb. Buka komunikasi

empatik tidak dapat bertahan hidup dalam suasana

unsurpportive. Supportivinenness ditunjukkan dan rostered

oleh keberadaan kita (1) deskriptif daripada evaluatif dan (2)

daripada tertentu.

Dukungan dalam komunikasi antar pribadi merupakan

faktof yang sangat penting, dimana lewat tanggapan yang

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

bersifat memberikan dukungan, penerima pesan ingin

menunjukkan simpati, meneguhkan kembali, atau menolong

meringankan beban pengirim pesan.

Dukungan merupakan pemberian dorongan atau

pengobaran semangat kepada orang lain dalam suasana

hubungan komunikasi. Sehingga dengan adanya dukungan

dalam situasi tersebut, komunikasi antar pribadi akan bertahan

lama karena tercipta suasana yang mendukung. Jack R.Gibb

(Rahmat, 2005) menyebutkan beberapa perilaku yang

menimbulkan perilaku suportif, yaitu: Deskripsi, yaitu

menyampaikan perasaaan dan persepsi kepada orang lain

tanpa menilai, tidak memuji atau mengecam, mengevaluasi

pada gagasan, bukan pada pribadi orang lain, orang tersebut

“merasa” bahwa kita menghargai diri mereka.

2.1.4. Faktor-Faktor Pembentuk Komunikasi Antar Pribadi

Faktor-faktor yang menyebabkan komunikasi antar pribadi

menurut Rahmat (2001) mengemukakan faktor-faktor yang dapat

menyebabkan komunikasi antar pribadi terdiri dari:

1) Persepsi antar pribadi

Berupa pengalaman tentang peristiwa atau hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

pesan untuk membedakan bahwa manusia bukan benda

tapisebagai objek persepsi.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

2) Konsep diri

Menurut Brooks (dalam Rahmat 2001) konsep diri adalah

suatu pandangan dan perasan individu tentang dirinya. Jika

individu dapat diterima orang lain, dihormati, dan disenangi

karena keadaan dirinya, individu cenderung akan bersikap

menghormati dan menerima diri. Sebaliknya, bila orang lain

selalu meremehkan, menyalahkan dan menolak dirinya,

individu cenderung akan bersikap tidak akan menyenangi

dirinya.

3) Atraksi antar pribadi

Menurut Barlund (dalam Rahmat 2001) Atraksi interpersonal

diperoleh dengan mengetahui siapa yang tertarik kepada siapa

atau siapa menghindari siapa, maka individu dapat meramalkan

arus komunikasi antar pribadi yang akan terjadi. Misalnya

makin tertarik individu kepada seseorang, makin besar

kecenderungan individu berkomunikasinya. Kesukaan pada

orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang disebut

sebagai atraksi antar pribadi.

4) Hubungan antar pribadi

Menurut Goldstein (dalam Rahmat, 2001) hubungan

interpersonal ada tiga yaitu:

1. Semakin baik hubungan antar pribadi seseorang maka

semakin terbuka individu mengungkapkan perasaannya.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

2. Semakin baik hubungan antar pribadi seseorang maka

semakin cenderung individu meneliti perasaannya secara

mendalam beserta penolongnya (psikolog).

3. Semakin baik hubungan antar pribadi seseorang maka

makin cenderung individu mendengarkan dengan penuh

perhatian dan bertindak atas nasehat penolongnya.

2.1.5. Pentingnya Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Joseph A. DeVito dalam bukunya “The

Interpersonal Communication Book” (DeVito, 1992) komunikasi

antar pribadi adalah:

“The process of sending and receiving message beetwen two

person, or among a small group of person, with some effect and

some immediate feedback

Artinya: (proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara

dua orang, atau diantara kelompok kecil orang-orang, dengan

beberapa efek dan beberapa umpan balik dalam berkomunikasi

secara seketika)”. (Effendy, 2000).

Pentingnya komunikasi antar pribadi adalah karena

prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis.

Komunikasi berlangsung secara dialogis selalu lebih baik dari pada

secara monologis. Karena monologis menunjukan suatu bentuk

komunikasi dimana seseorang berbicara yang lain mendengarkan,

jadi tidak terdapat interaksi dan yang berperan aktif hanya

komunikatornya saja, sementara komunikan bersifat pasif.

Dialogis adalah bentuk komunikasi antar pribadi yang menunjukan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

terjadinya interaksi, semua yang terlibat dalam komunikasi bentuk

dialog ini berfungsi ganda masing-masing menjadi pembicara dan

pendengar secara bergantian. Proses komunikasi dialogis nampak

adanya upaya dari pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian

bersama (mutual understanding) dan empati.

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya,

komunikasi antar pribadi di nilai paling ampuh dalam kegiatan

mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.

Komunikasi yang umumnya berlangsung secara tatap muka (face

to face) dengan komunikan maka terjadilah kontak pribadi.

Berkomunikasi antar pribadi, atau secara ringkas berkomunikasi,

merupakan keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan

senantiasa membuka serta menjalin komunikasi atau hubungan

dengan sesamanya. Selain itu ada sejumlah kebutuhan didalam diri

manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat berkomunikasi dengan

sesamanya. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk bisa

menjalankan komunikasi antar pribadi.

Komunikasi antar pribadi sangat penting bagi kebahagiaan

hidup. Johnson (1995), menunjukan beberapa peranan yang

disumbangkan oleh komunikasi antar pribadi dalam rangka

menciptakan kebahagiaan hidup manusia.

Pertama, komunikasi antar pribadi membantu

perkembangan intelektual dan sosial kita. Perkembangan kita sejak

saat bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin meluasnya

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

ketergantungan kita kepada orang lain, diawaili dengan

ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada

masa bayi, lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu menjadi

semakin meluas dengan bertambahnya usia kita. Bersamaan

dengan proses itu, perkembangan intelektual dan sosial individu

sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi individu dengan orang

lain.

Kedua, identitas atau jati diri individu kita terbentuk dalam

dan lewat komunikasi dengan orang lain. Selama berkomunikasi

dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita

mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua

tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri sendiri.

Kita menjadi tahu bagaimana pandangan orang lain tentang diri

sendiri. Berkat pertolongan komunikasi dengan orang lain

individudapat menemukan diri, yaitu mengetahui siapa diri sendiri

sebenarnya.

Ketiga, dalam rangka memahami realitas di sekeliling

individu serta menguji kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki

tentang lingkungan disekitar individu, perlu membandingkan

dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas

yang sama. Tentu saja, pembanding sosial (social comparison)

semacam itu hanya dapat individu lakukan lewat komunikasi

dengan orang lain.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

Keempat, kesehatan mental individu sebagian besar juga

ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan

orang lain, lebih-lebih orang-orang yang merupakan tokoh

signifikan (significant figures) dalam kehidupan

Agar merasakan bahagia, individu membutuhkan

konfirmasi dari orang lain, yakni pengakuan berupa tanggapan dari

orang lain yang menujukan bahwa diri normal, sehat dan berharga.

Lawan dari konfirmasi adalah diskonfirmasi, yakni penolakan dari

orang lain berupa tanggapan yang menunjukan bahwa diri

individu abnormal, tidak sehat dan tidak berharga. Semua itu

hanya kita peroleh melewati komunikasi antar pribadi, komunikasi

dengan orang lain.

2.1.6. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi

Tujuan Komunikasi antar pribadi mungkin mempunyai

beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain (

Muhammad, 2004) :

a. Menemukan diri sendiri

Salah satu tujuan komunikasi antar pribadi adalah

menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam

pertemuan antar pribadi dengan orang lain kita belajar banyak

sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi antar

pribadi memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara

tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai

perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan

membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan

sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan

tingkah laku kita.

b. Menemukan dunia luar

Hanya komunikasi antar pribadi menjadikan kita dapat

memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang

berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita

ketahui datang dari komunikasi antar pribadi, meskipun

banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media

massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya

dipelajariatau didalami melalui interaksi antar pribadi.

c. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah

membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain.

Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi antar

pribadi diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan

sosial dengan orang lain.

d. Berubah sikap dan tingkah laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan

tingkah laku orang lain dengan pertemuan antar pribadi. Kita

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya

mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat

film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan

percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita

banyakmenggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi antar

pribadi.

e. Untuk bermain dan kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai

tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan

teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan,

berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita

lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan

yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan

komunikasi antar pribadi semacam itu dapat memberikan

keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan

rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi

menggunakkan komunikasi antar pribadi dalam kegiatan

profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua

juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi

interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan tentang

mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

2.2. Definisi Kecerdasan Emosional

Goleman (2001) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

kemampuan mengenali perasaan kita dan perasaan orang lain, kemampuan

memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik

pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Kecerdasan

emosional lebih banyak diperoleh lewat belajar, dan terus berkembang

sepanjang hidup sambil belajar dari pengalaman sendiri. Seseorang makin

lama makin baik dalam kemampuan ini sejalan dengan makin terampilnya

mereka dalam menangani emosi dan impulsnya sendiri, dalam memotivasi

diri, dan dalam mengasah empati dan kecakapan sosial (Goleman, 2005).

2.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada

tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University

dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk

menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting

bagi keberhasilan. Salovey Mayer (1990) mendefinisikan

kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai

himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan

kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan

kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan

meggunakan informasi ini untuk pikiran dan tindakan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan,

tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu

peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak

sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.

EQ bukanlah lawan dari IQ ataupun kognitif, namun keduanya

berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual

maupun dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh

faktor keturunan (Shapiro, 1999).

Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri dari :

"kecerdasan antar pribadi, yaitu kemampuan untuk memahami

orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka

bekerja, bagaimana bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan

kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi

terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah untuk

menggunakan modal tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan

secara efektif." (Goleman, 2002).

Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti

kecerdasan antar pribadi itu mencakup "kemampuan untuk

membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati,

temperamen, motivasi dan hasrat orang lain." Dalam kecerdasan

antar pribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri,

mencantumkan "akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang

dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut,

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku" (Goleman,

2002).

Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner

tersebut, Salovey (Golerfian, 2000) memilih kecerdasan

interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan sebagai

dasar untuk mengungkapkan kecerdasan emosional pada diri

individu. Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan

seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi,

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan

kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang

lain.

Menurut JB Wathson mengemukakan tiga macam emosi,

yaitu: fear (ketakutan), rage (kemarahan) dan love (cinta).

Sedangkan Daniel Goleman (2002) mengemukakan beberapa

macam emosi, yaitu :

a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal

hati.

b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, putus asa.

c. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, bangga,

senang.

d. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan,

kebaikan hati, bakti.

e. Terkejut : terkesiap, terkejut, kaget.

f. Jengkel : hina, jijik, muak, tidak suka.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa semua emosi

menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.

Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk

memberikan respon untuk bertingkah laku terhadap stimulus yang

ada. Dalam The Nicomanchea pembahasan Aristoteles secara

filsafat kebijakan, karakter hidup yang benar, tantangannya adalah

menguasai kehidupan emosional seseorang dengan kecerdasan.

Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan,

nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup

seseorang. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak

terkendalikan, dan hal itu sering kali terjadi. Masalahnya bukanlah

mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara

emosi dan cara mengekspresikan emosi tersebut (Goleman, 2009).

Menurut Goleman (2002), kecerdasan emosional adalah

kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan

inteligensi (to manage our emotional life with intelligence);

menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui

keterampilan kesadaran diri, pengenalan diri, motivasi diri, empati

dan keterampilan sosial.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan

emosional adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri,

mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan

(kerjasama) dengan orang lain.

2.2.2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional

Goleman (1995) mengemukakan kecerdasan emosi

mempunyai 5 aspek utama dalam kecerdasan emosional yaitu :

(1). Mengenali Emosi Diri Sendiri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu

kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu

terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan

emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri

sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya

sendiri.

Menurut (Goleman, 2002) kesadaran diri adalah

waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana

hati, bila kurang waspada maka individu menjadi lebih larut

dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri

memang belum menjamin penguasaan emosi, namun

merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan

emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

(2). Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu

dalam menangani persaan agar dapat terungkap dengan tepat

atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri

individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi

berlebihan yang meningkat dengan intensitas terlampau lama

akan mengganggu kesetabilan seseorang (Goleman, 2002).

Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri

sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau

ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta

kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang

menekan.

(3). Memotivasi Diri Sendiri

Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi

dalam diri yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri

terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta

mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusiasme,

gairah, optimis dan keyakinan diri.

(4). Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut

juga empati. Menurut Goleman (2002) kemampuan seseorang

untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukan

kemampuan ampati seseorang. Individu yang memiliki

kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal

sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang

dibutuhkan orang lain, sehingga ia lebih mampu menerima

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

suclut pandang orang lain, peka terahadap perasaan orang lain

dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

(5). Membina Hubungan

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan

suatu keterampilan yang menunjang popularitas,

kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman,

2002). Keterampilan dalam komunikasi merupakan

kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.

Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan

sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-

orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih

mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih popular, lebih

mudah bergaul dan lebih peka (Goleman, 2002). Nowicki, ahli

psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu

membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus,

menerus merasa frustasi (Goleman, 2002). Seseorang yang mampu

membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang

tinggi. Semakin terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal

dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai

kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina

hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar

pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya

dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya

dalam berkomunikasi (Goleman, 2002). Ramah tamah, baik hati,

hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagi

siswa untuk mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauh

mana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya

hubungan interpersonal yang dilakukannya.

Dari beberapa definisi kecerdasan emosional tersebut ada

kecenderungan arti bahwa kecerdasan emosional adalah

kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang

lain, memahami dan mengolah serta menggunakan emosi dengan

baik pada diri sendiri dan orang lain.

2.3. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Komunikasi Antar

Pribadi

Pada dasarnya objek dalam penelitian ini adalah kecerdasan

emosional dan komunikasi adalah dua hal yang mempunyai hubungan yang

sangat erat, kecerdasan emosi akan diperlukan ketika seseorang menghadapi

suatu masalah seperti keberagaman pendapat yang memungkinkan

timbulnya konflik antar pribadi, terlebih pada sikap pada usia remaja

sekolah yang masih sangat rentan dalam mengendalikan emosi yang

berkejolak.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

Kecerdasan emosional yang dimiliki siswa merupakan hal penting

yang akan berpengaruh pada kemampuan komunikasi antar pribadi. Tanpa

kecerdasan emosional, khususnya pada usia remaja hanya akan melibatkan

perasaan dan emosinya saja setiap menghadapi masalah maupun dalam

komunikasi antar pribadi siswa. Menurut Daniel Goleman (2002) emosional

merujuk (mewakili) pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu

keadaan biologis dan psikologis serangkaian kecenderungan untuk

bertindak. Dapat diambil kesimpulan bahwa emosional merupakan salah

satu aspek penting dalam komunikasi antar pribadi, karena emosional dapat

menjadi motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat

mengganggu perilaku interpersonal manusia.

Komunikasi antar pribadi menurut Joseph De Vito (2009)

mengemukakan proses selektif, sistemik, unik dan interaksi berkelanjutan

antara orang-orang yang mencerminkan dan membangun pengetahuan

pribadi satu sama lain dan menciptakan makna bersama. Dalam kemampuan

komunikasi pribadi terdapat aspek-aspek dalam memahami orang lain, apa

yang memotivasi mereka, perasaan empati, yang ada kaitanya dengan

kecerdasan emosional.

Setiap kali individu akan melakukan komunikasi antar pribadi,

individu tidak hanya menyampaikan isi dari pesan tersebut tetapi juga

menentukan dari seberapa jauh kadar hubungan antar pribadi yang dapat

diambil dari komunikasi yang dilakukan. Jadi kecerdasan emosional dalam

komunikasi antar pribadi adalah kemampuan memantau perasaan soaial

yang melibatkan kemampuan seseorang dalam memilah-milah semuanya,

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Antar Pribadirepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7419/2/T1_132009096_BAB II.pdf · Aspek-Aspek Komunikasi Antar Pribadi Aspek-Aspek Komunikasi

menginformasikan pikiran maupun tindakan pengendalian emosional dalam

komunikasi antar pribadi

2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan

Kecerdasan emosi juga dapat dikaitkan dengan pengelolaan konflik

antar pribadi, yang pernah diteliti oleh Marettina Antaristi (2001) dalam

skripsinya yang berjudul : Kemampuan Mengelola Konflik Interpersonal

Ditinjau dari Kecerdasan Emosi Pada Karyawan PT. Tiga Manunggal

Sinthetic Industries.

Yang menyatakan hubungan yang signifikan antara kemampuan

mengelola konflik Interpersonal ditinjau dari kecerdasan emosi, yang

artinya semakin karyawan memiliki kecerdasan emosi yang baik, maka

semakin baik pula kemampuan karyawan dalam mengelola konflik

interpersonal. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi yang dimiliki

oleh karyawan maka makin rendah pula tinngkat kemampuan karyawan

dalam mengelola konflik interpersonal.

2.5. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan teori – teori yang ada hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan yang signifikan antara

kecerdasan emosional dan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII SMP

Negeri 5 Salatiga.