Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut Kadarisman (2012 : 300), “lingkungan kerja adalah keseluruhan
sarana dan prasarana yang ada disekitar pegawai yang sedang melakukan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri”.
Lingkungan kerja itu sendiri meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu
pekerjaan, kebersihan, penerangan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja
antara orang-orang yang ada ditempat kerja.
Menurut Simanjuntak (2011: 48) menjelaskan “lingkungan kerja
menyangkut tempat kerja, tata letak peralatan, ruangan kerja, cahaya, ventilasi
udara, alat penjaga keselamatan dan kesehatan kerja”. Keseluruhan hal tersebut
sangat berperan dalam merangsang gairah bekerja para karyawan dalam
melaksanakan tugasnya dengan baik. Bagaimana tidak, bayangkan saja jika di
sebuah ruang kerja memiliki tata letak peralatan yang acak-acakan, kebersihan
ruang kerja tidak terjaga, pencahayaan kurang, ventilasi udara minim, itu akan
memungkinkan bagi karyawan untuk bermalas-malasan dalam menjalanka
tugasnya, karena tidak ada kenyamanan yang diperoleh dalam menjalankan
pekerjaannya.
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Menurut Simanjuntak (2011 : 48) lingkungan kerja dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu :
8
1. Tempat kerja
2. Tata letak peralatan
3. Ruangan kerja
4. Cahaya
5. Ventilasi atau sirkulasi udara
6. Alat penjaga dan keselamatan kerja
Menurut Kadarisman (2012: 301) “lingkungan kerja meliputi tempat kerja,
fasilitas, alat bantu pekerjan, kebersihan, penerangan, ketenangan, termasuk juga
hubungan antara orang-orang yang ada di tempat kerja”.
Dari beberapa penjelasan tersebut peneliti mencoba memaparkan beberapa
unsur lingkungan kerja tersebut :
a. Tempat kerja/ ruang kerja
Sebaiknya perusahaan memperhatikan termpat kerja para karyawannya, karena
tempat kerja yang nyaman akan memberikan kenyamanan kepada karyawan
dalam melaksanakan tugas yang diembanya, sehingga mereka bisa memberikan
hasil yang maksimal. Bayangkan jika tempat kerja karyawan itu sempit, hal itu
akan membuat karyawan menjadi kesulitan untuk menyimpan berkas-berkas atau
peralatan kantor lainnya, merasa tidak leluasa dan akhirnya akan menjadikan
karyawan tidak nyaman dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu seharusnya
ukuran ruangan kerja karyawan harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
b. Fasilitas
Fasilitas meliputi perangkat kerja dan sarana lainnya merupakan hal penting bagi
para karyawan dalam melaksanaka tugas-tugasnya. Fasilitas kerja yang baik yang
9
sesuai dengan kebutuhan karyawannya akan membantu mempermudah karyawan
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Tata letak
Setiap orang mempunyai selera estetika yang berbeda-beda, namun pada
umumnya manusia menyukai segala sesuatu yang rapih dan teratur. Jika tata letak
peralatan atau fasilitas dan dekorasi ruangan tidak rapi dan tidak teratur akan
mengurangi kenyamanan para karyawan dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
d. Cahaya/ penerangan
Jika dalam ruangan kerja memiliki penerangan yang kurang baik, hal itu akan
membuat karyawan menjadi mudah lelah, karena penerangan yang kurang baik
akan mengakibatkan mata menjadi sakit. Dari segi kesehatan hal ini jelas sudah
tidak baik bagi kesehatan karyawan.
e. Sirkulasi udara
Semakin baik sirkulasi udara yang keluar/ masuk dalam ruang kerja itu akan
membantu karyawan dalam menjaga kesegaran fisiknya, sehingga menjadikan
semangat karyawannya tetap terjaga.
f. Suhu ruangan
Jika keadaan ruangan terlalu dingin maka akan memberi dampak yang kurang
baik bagi para karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, begitu pula jika suhu
ruangan terlalu panas akan menyebabkan karyawan kegerahan dan tidak nyaman
berada diruangan itu, menjadikan karyawan sulit untuk fokus terhadap kerjaannya.
Hal itu jelas mengganggu sekali terhadap kinerja karyawan.
10
g. Kebersihan ruangan
Kenyamanan karyawan dalam bekerja juga sangat dipengaruhi oleh kebersihan
ruang kerja itu sendiri, jika ruang kerja kotor sampah berserakan dimana-mana itu
akan membut karyawan kesulitan dalam menuangkan ide-idenya bagi perusahaan.
h. Ketenangan dan kebisingan
Dalam mengerjakan suatu pekerjaan setiap orang perlu ketenangan agar bisa
fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya. Untuk itu ketenangan menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Jika dalam suatu ruangan
terdengar suara-suara bising, itu bisa saja memecahkan konsentrasi karyawan
dalam melaksanakan tugasnya.
i. Keamanan
Rasa aman dalam pekerjaan juga mempengaruhi konsentrasi atau fokus kerja
seorang karyawan. Oleh karena itu sebaiknya suatu lembaga atau perusahaan
memperhatikan keamanan kerja karyawannya. Menurut Handoko (2012: 190)
menjelaskan “bidang manajemen personalia yang semakin penting adalah
pemeliharaan keamanan dan kesehatan karyawan.” Dengan adanya rasa aman
yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya, maka karyawan pun akan
bekerja dengan tenang tanpa memikirkan resiko pekerjaan yang bisa mengancam
kesehatannya.
Dalam perusahaan setiap karyawan tidak bisa lepas dari hubungan antar
karyawan yang satu dengan yang lain, dalam hal ini hubungan antar individu pun
mempengaruhi lingkungan kerja karyawan dimana etika dalam berhubungan antar
individu menjadi pokok bahasan dalam konteks ini.
11
Kesalahan etika ini bisa menjadi konflik pada karyawan yang bisa
menghambat kualitas kerja para karyawan diperusahaan tersebut, baik itu antara
karyawan dengan karyawan lain yang jabatannya sama, maupun karyawan dengan
atasannya. Selain itu perilaku yang adil dari pimpinan atau lembaga juga bisa
mempengaruhi hubungan antar individu dalam lingkungan kerja tersebut.
Keamanan dan keselamatan karyawan juga sangat mempengaruhi lingkungan
kerja. Agar dapat bekerja dengan baik karyawan sangatlah membutuhkan
keamanan serta keselamatan dalam bekerja. Dalam bukunya, Dessler (2009: 286)
menuliskan “ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk mencegah kecelakaan,
yaitu mengurangi kondisi yang tidak aman, mengurangi tindakan tidak aman
dengan menekankan keamanan, mengurangi tindakan tidak aman melalui seleksi
dan penempatan”.
Pada dasarnya lingkungan kerja akan sangat mempengaruhi kinerja
karyawan, karena karyawan bekerja di lingkungan kerja perusahaan tersebut.
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja. Sepintas semua faktor tersebut terlihat seperti tidak begitu
penting, namun sebenarnya tidak bisa di ungkiri bahwa faktor-faktor tersebut
sangat berpengaruh bagi semua kegiatan para karyawan.
2.2 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan atau
menggerakan. Menurut Hasibuan (2006: 145), bahwa “Motivasi adalah
keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk
12
melakukan tindakan-tindakan”. Motivasi individu yang satu dengan yang lainnya
pasti berbeda dan sering berubah-ubah sehingga tindakan yang dilakukan
individu yang satu dengan yang lain untuk mencapai keinginannya juga berbeda.
Hal serupa disampaikan oleh Sutrisno (2011: 115), bahwa “Motif
seseorang kerap mengalami perubahan, ini disebabkan karena keinginan manusia
selalu berubah sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya”.Berangkat dari
pengertian di atas motivasi kerja merupakan suatu dorongan atau semangat yang
timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau pekerjaan guna
memenuhi kebutuhannya dan motivasi seseorang berbeda dengan orang lain
serta motifnya selalu berubah-ubah setiap waktu sesuai keinginan dan
kebutuhannya.
Menurut Manullang (2006: 166), bahwa “Motivasi kerja tidak lain dari
sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Dengan pendek kata,
motivasi kerja adalah pendorong semangat kerja”. Sesuatu di sini dapat berasal
dari dalam diri seseorang atau luar diri seseorang.
Hal serupa disampaikan oleh Uno (2010: 71), bahwa “motivasi kerja
adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakkan seseorang agar perilaku
mereka dapat diarahkan pada upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan”. Upaya nyata motivasi kerja seseorang akan nampak melalui:
tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, prestasi yang dicapainya,
pengembangan diri, dan kemandirian dalam bertindak.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
motivasi kerja merupakan dorongan atau keinginan yang berasal dari dalam
maupun luar diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau upaya-upaya
13
guna memenuhi kebutuhan individu ataupun organisasinya.
2.2.1 Tujuan Motivasi Kerja
Selain untuk meningkatkan semangat kerja seseorang, pemberian
motivasi juga memiliki tujuan yang lain. Menurut Hasibuan (2006: 146), tujuan
pemberian motivasi kerja antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Dari pendapat di atas telah jelas bahwa betapa pentingnya peran motivasi bagi
karyawan ataupun organisasi. Tujuan pemberian motivasi bagi pegawai bukan
hanya untuk meningkatkan semangat kerja pegawai saja, namun juga memiliki
tujuan lain seperti meningkatnya gairah kerja, kepuasan kerja, produktivitas
kerja, kedisiplinan kerja, hubungan kerja yang baik, kreativitas, loyalitas
karyawan, kesejahteraan, rasa tanggung jawab, dan efisiensi penggunaan alat-
alat kerja, sedangkan tujuan motivasi bagi organisasi adalah meningkatkan
produktivitas dan efisiensi organisasi, merubah perilaku karyawan sesuai
14
keinginan perusahaan, dan menumbuhkan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan, sehingga diharapkan tujuan dari lembaga ataupun organisasi dapat
tercapai sesuai harapan.
2.2.2 Indikator Motivasi Kerja
Motivasi kerja seseorang akan tampak dalam beberapa indikator.
Menurut Uno (2010: 73), menjelaskan beberapa indikator dari motivasi kerja
seseorang, antara lain sebagai berikut:
a. Tanggung jawab dalam melakukan kerja
1) Kerja keras
2) Tanggung jawab
3) Pencapaian tujuan
4) Menyatu dengan tugas
b. Prestasi yang dicapainya
1) Dorongan untuk sukses
2) Umpan balik
3) Unggul
c. Pengembangan diri
1) Peningkatan ketrampilan
2) Dorongan untuk maju
d. Kemandirian dalam bertindak
1) Mandiri dalam bekerja
2) Suka pada tantangan
Dari pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi kerja
15
seseorang dapat dilihat dari prestasi kerjanya, tanggung jawabnya terhadap
pekerjaan, kemampuan mengembangkan diri, kemandirian dalam bekerja,
keinginan untuk memperoleh penghargaan, tantangan, keterlibatan, dan
kesempatan untuk maju.
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Motivasi sebagai proses psikologi dalam diri seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Menurut Sutrisno (2011: 116-120), faktor-faktor tersebut dapat
dibedakan atas faktor intern dan ekstern.
a. Faktor Intern
1) Keinginan untuk dapat hidup
Keinginan untuk tetap hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang
hidup di dunia. Maka dari itu untuk bisa tetap hidup manusia mau
mengerjakan apapun. Misalnya, kebutuhan untuk makan, kebutuhan yang
lain seperti memperoleh kompensasi yang memadai, pekerjaan yang tetap
walaupun penghasilan tidak begitu memadai, dan kondisi kerja yang
aman dan nyaman.
2) Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan untuk memiliki benda atau sesuatu juga menjadi salah satu
alasan orang mau bekerja. Dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari
bahwa keinginan untuk memiliki sesuatu itu dapat menjadi dorongan
orang mau bekerja keras.
3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan
16
Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui dan
dihormati orang lain. Untuk memperoleh status yang tinggi dalam
masyarakat seperti pendidikan tinggi ataupun kekayaan perlu dukungan
uang dan uang tersebut didapat melalui kerja keras, maka dari itu akan
timbul dorongan untuk bekerja keras.
4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan
Selain keinginan di atas, manusia juga memiliki keinginan memperoleh
pengakuan seperti penghargaan terhadap prestasi, hubungan kerja yang
harmonis dan kompak, pemimpin yang adil dan bijaksana, perusahaan
tempat bekerja dihargai masyarakat.
5) Keinginan untuk berkuasa
Keinginan untuk berkuasa juga salah satu dorongan manusia untuk
bekerja keras, yang terkadang cara-cara yang digunakan untuk memiliki
kekuasaan dengan cara tidak terpuji.
b. Faktor Ekstern
1) Kondisi lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang baik dan bersih, mendapat cahaya yang cukup,
bebas dari kebisingan dan gangguan, jelas akan memotivasi tersendiri bagi
para karyawan dalam melakukan pekerjaan. Begitu pula dengan
lingkungan kerja yang kurang baik akan menimbulkan cepat lelah dan
menurunnya kreativitas, sehingga peran pimpinan sangat berperan dalam
menciptakan lingkungan kerja yang baik.
2) Kompensasi yang memadai
Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama para karyawan untuk
17
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kompensasi yang memadai merupakan
salah satu alat yang ampuh bagi perusahaan untuk mendorong karyawan
bekerja dengan baik.
3) Supervisi yang baik
Organisasi yang memiliki supervisi yang dekat dengan karyawan,
menguasai liku-liku pekerjaan dengan baik dan bisa menjadi supervisor
yang memiliki jiwa kepemimpinan maka akan menciptakan suasana kerja
yang penuh semangat.
4) Adanya jaminan pekerjaan
Jaminan pekerjaan yang jelas akan membuat karyawan bekerja dengan
baik. Jaminan tersebut meliputi promosi jabatan, pangkat dan kesempatan
untuk menembangkan diri.
5) Status dan tanggung jawab
Status dan kedudukan tertentu dalam suatu pekerjaan merupakan
keinginan setiap karyawan dalam bekerja. Dengan menduduki jabatan
tertentu seseorang akan merasa dipercaya dan diberi tanggung jawab.
Sehingga status sangat mendorong untuk memenuhi kebutuhan sense of
achievement.
6) Peraturan yang fleksibel
Setiap organisasi atau perusahaan pasti memiliki aturan yang harus
dipatuhi semua karyawannya. Sehingga dari peraturan yang bersifat
melindungi karyawan akan menjadi motivasi untuk bekerja lebih baik.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja seseorang, faktor tersebut dapat berasal dari dalam
18
diri seseorang (intern) dan faktor dari luar diri seseorang (ekstern). Faktor intern
meliputi keinginan untuk dapat hidup, keinginan untuk dapat memilki, keinginan
untuk memperoleh pengakuan, dan keinginan berkuasa. Sedangkan faktor
ekstern meliputi kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi
yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab, peraturan yang
fleksibel.
Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja orang yang satu dengan yang
lain pasti berbeda. Lingkungan kerja mempunyai peran penting dalam
mempengaruhi motivasi kerja karena lingkungan kerja merupakan aspek yang
setiap harinya menemani pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga
jika lingkungan kerja yang tersedia aman, nyaman dan kondusif akan
meningkatkan gairah kerja atau motivasi kerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya, namun sebaliknya jika lingkungan kerja yang ada tidak aman,
nyaman dan kondusif akan berdampak pada menurunnya motivasi kerja
karyawan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih faktor penilaian
kinerja dan lingkungan kerja sebagai faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
seseorang.
2.3 Pengertian Telesales
Telesales merupakan sebuah cara baru dalam bidang pemasaran yang
menggunakan teknologi telekomunikasi sebagai bagian dari program pemasaran
yang teratur dan terstruktur. Telesales (pemasaran jarak jauh) adalah penggunaan
telelpon dan pusat panggilan (call center) untuk menarik pesanan dan menjawab
pertanyaan melalui telepon. Telesales yaitu memasarkan atau mensosialisasikan
19
produk atau jasa usaha kita melalui telepon. Untuk sekarang biasanya cara
telesales digunakan oleh beberapa operator besar untuk menawarkan produknya,
penawaran melalui telesales cenderung mudah diterima, karna sifatnya memang
secara personal langsung ke konsumen, menyentuh target pasar jarak jauh
menggunakan alat komunikasi yaitu telepon atau telepon seluler sehingga
disebutlah telesales dengan tujuan membuat nilai plus bagi produknya yang baik
terhadap strategi telesales, strategi pemasaran telesales biasanya dilakukan oleh
orang yang memang pintar biacara, pintar merayu, banyak pengetahuan, ulet
percaya diri dan profesional untuk mendapatkan kepercayaan dari target
telemarketing.
Menurut Kotler (2007:245) telesales “membantu perusahaan dalam
meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya penjualan, meningkatkan kepuasan
pelanggan”. Telesales merupakan salah satu media yang digunakan dalam
penerapan pemasaran langsung (direct marketing) dan merupakan pula suatu
bentuk dominan dari pemasaran langsung ”.
Sedangkan Menurut Rowson (2008:1) didefinisikan sebagai berikut
“telesales sebagai pengguna telelpon secara sistematis untuk mencapai tujuan
bisnis, yaitu riset pasar, menyusun database, layanan konsumen, penagih hutang,
dan menangani rekening”.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa telesales
merupakan bagian sangat penting dalam perusahaan, karna telesales dalam
melakukan suatu pekerjaannya dapat meningkatkan perkembangan perusahaan
yang sangat signifikan, karena telesales merupakan ujung tombak bagi penjualan
perusahaan dalam melakukan promosi. Saat ini telesales banyak digunakan di
20
perusahan, oleh karna itu jika perusahaan saat ini tidak memiliki telesales maka
sulit bersaing dalam dunia bisnis modern saat ini.
2.3.1 Manfaat Telesales
Telemarketing atau aktivitas penjualan barang/jasa dengan melakukan
penawaran terlebih dahulu melalui telepon merupakan jurus pemasaran yang kian
berkembang disetiap perusahaan, jenis produk/jasa yang ditangani dan bisa
meningkatkan volume penjualan. Aktivitas pemasaran atau penjualan
mengabaikan alat bantu yang tiap hari dipakai untuk berkomunikasi alat yang
mempercepat komunikasi, yang pada gilirannya menunjang aktivitas pemasaran
atau penjualan perusahaan. Jadi, nilai perangkat itu hanyalah dalam fungsinya
sebagai alat penghubung saja. Pendayagunaan telepon termasuk sebagai teknik
telesales yang akhir-akhir banyak dipakai, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan para pakar ekonomi PT. Bank Bukopin, Tbk manfaat
telesales dalam fungsinya yaitu :
1) Menghubungi langsung pembeli pontensial dan, kalau mungkin,
mentuntaskan transaksi menjadi semacam ujung tombak survei pemasaran,
untuk follow up lebih lanjut oleh tenaga pemasaran dilapangan.
2) Menjadi alat pembuka pintu pembeli pontesial agar bisa dikunjungi oleh
tenaga pemasaran. ada beberapa manfaat telesales sebagai media agar lebih
efektif dalam meningkatkan pemasaran yaitu :
a) Langsung, telepon merupakan alat komunikasi bagi telesales yang
memungkinkan seseorang untuk memberikan informasi sekaligus
menerima tanggapan secara langsung
21
b) Jawaban langsung upaya membujuk calon pembeli akan mendapat
jawaban langsung : ya, tidak, mungkin, atau “coba hubungi kami lagi,”
berdasarkan jawaban itu anda, sebagai pihak yang hendak menjual,
dapat menyusun langkah lebih lanjut : kirim barang untuk menutup
(menuntaskan) penjualan, coret dari daftar pembeli potensial, kirim
informasi tambahan, brosur, dan sebagainya, kalau perlu, serta
menghubungi calon pembeli sesuai waktu yang di mintanya.
c) Fleksibel dan murah kampanye pemasaran/penjulan dengan
mengandalkan pada alat telepon cukup fleksibel karena penyusun
program kerja telesales relatif tidak rumit atau membutuhkan waktu
yang lama. Penggunaan program telesales memungkinkan
penyelenggara program perusahaan yang hendak meningkatkan
penjualan produk/jasa untuk memperoleh umpan balik yang cepat
mengenai tingkat efektivitas program itu sendiri.
2.3.2 Tujuan Telesales
1) Membangun minat kepada produk /layanan perusahaan.
Telesales berusaha menawarkan keuntungan-keuntungan yang akan
pelanggan dapatkan jika membeli suatu produk/layanan perusahaan.
Diharapkan calon pelanggan yang tadinya belum berminat mengenai
produk atau layanan kita akan tertarik untuk menggunakan produk
atau layanan perusahaan.
2) Membuat kesempatan menjual
22
Pada tahap ini, telesales selalu berusaha membujuk calon pelanggan
untuk membeli produk/layanan perusahaan.
3) Menyediakan informasi
Untuk tujuan menyediakan informasi, perusahaan dapat melakukan
telemarketing kepada pelanggan-pelanggan yang sudah ada untuk
menginformasikan produk/layanan terbarunya
4) Menerima feedback dari pelanggan
Telesales dapat melakukan evaluasi mengenai bagaimana pelanggan
melihat dan menggunakan produk/layanan sudah sesuai dengan
harapan pelanggan.
5) Membuat appointment
Setelah berinteraksi dalam suatu percakapan telemarketing, langkah
selanjutnya adalah melakukan kunjungan kepada calon pelanggan
kita untuk membuat appointment presentasi produk atau layanan
kita.
6) Membuat prospect lead
Aktifitas ini terkait dengan sebuah penjualan yaitu menjaring calon
pelanggan yang mungkin tertarik untuk membeli dan menggunakan
produk atau layanan perusahaan.
Dengan adanya telesales fungsi pemasaran dapat terjangkau dengan cepat dan
mengena, tidak hanya penjualan namun brand image perusahaan terutama
produk-produk terbaru dengan penayangan iklan di media elektronik.