16
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Lingkungan Kerja Menurut Kadarisman (2012 : 300), lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana yang ada disekitar pegawai yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Lingkungan kerja itu sendiri meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, penerangan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat kerja. Menurut Simanjuntak (2011: 48) menjelaskan lingkungan kerja menyangkut tempat kerja, tata letak peralatan, ruangan kerja, cahaya, ventilasi udara, alat penjaga keselamatan dan kesehatan kerja. Keseluruhan hal tersebut sangat berperan dalam merangsang gairah bekerja para karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Bagaimana tidak, bayangkan saja jika di sebuah ruang kerja memiliki tata letak peralatan yang acak-acakan, kebersihan ruang kerja tidak terjaga, pencahayaan kurang, ventilasi udara minim, itu akan memungkinkan bagi karyawan untuk bermalas-malasan dalam menjalanka tugasnya, karena tidak ada kenyamanan yang diperoleh dalam menjalankan pekerjaannya. 2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Menurut Simanjuntak (2011 : 48) lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Lingkungan Kerja · Tempat kerja 2. Tata letak peralatan 3. Ruangan kerja 4. Cahaya 5. Ventilasi atau sirkulasi udara 6. Alat penjaga dan keselamatan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Kadarisman (2012 : 300), “lingkungan kerja adalah keseluruhan

sarana dan prasarana yang ada disekitar pegawai yang sedang melakukan

pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri”.

Lingkungan kerja itu sendiri meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu

pekerjaan, kebersihan, penerangan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja

antara orang-orang yang ada ditempat kerja.

Menurut Simanjuntak (2011: 48) menjelaskan “lingkungan kerja

menyangkut tempat kerja, tata letak peralatan, ruangan kerja, cahaya, ventilasi

udara, alat penjaga keselamatan dan kesehatan kerja”. Keseluruhan hal tersebut

sangat berperan dalam merangsang gairah bekerja para karyawan dalam

melaksanakan tugasnya dengan baik. Bagaimana tidak, bayangkan saja jika di

sebuah ruang kerja memiliki tata letak peralatan yang acak-acakan, kebersihan

ruang kerja tidak terjaga, pencahayaan kurang, ventilasi udara minim, itu akan

memungkinkan bagi karyawan untuk bermalas-malasan dalam menjalanka

tugasnya, karena tidak ada kenyamanan yang diperoleh dalam menjalankan

pekerjaannya.

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Menurut Simanjuntak (2011 : 48) lingkungan kerja dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu :

8

1. Tempat kerja

2. Tata letak peralatan

3. Ruangan kerja

4. Cahaya

5. Ventilasi atau sirkulasi udara

6. Alat penjaga dan keselamatan kerja

Menurut Kadarisman (2012: 301) “lingkungan kerja meliputi tempat kerja,

fasilitas, alat bantu pekerjan, kebersihan, penerangan, ketenangan, termasuk juga

hubungan antara orang-orang yang ada di tempat kerja”.

Dari beberapa penjelasan tersebut peneliti mencoba memaparkan beberapa

unsur lingkungan kerja tersebut :

a. Tempat kerja/ ruang kerja

Sebaiknya perusahaan memperhatikan termpat kerja para karyawannya, karena

tempat kerja yang nyaman akan memberikan kenyamanan kepada karyawan

dalam melaksanakan tugas yang diembanya, sehingga mereka bisa memberikan

hasil yang maksimal. Bayangkan jika tempat kerja karyawan itu sempit, hal itu

akan membuat karyawan menjadi kesulitan untuk menyimpan berkas-berkas atau

peralatan kantor lainnya, merasa tidak leluasa dan akhirnya akan menjadikan

karyawan tidak nyaman dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu seharusnya

ukuran ruangan kerja karyawan harus disesuaikan dengan kebutuhannya.

b. Fasilitas

Fasilitas meliputi perangkat kerja dan sarana lainnya merupakan hal penting bagi

para karyawan dalam melaksanaka tugas-tugasnya. Fasilitas kerja yang baik yang

9

sesuai dengan kebutuhan karyawannya akan membantu mempermudah karyawan

dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

c. Tata letak

Setiap orang mempunyai selera estetika yang berbeda-beda, namun pada

umumnya manusia menyukai segala sesuatu yang rapih dan teratur. Jika tata letak

peralatan atau fasilitas dan dekorasi ruangan tidak rapi dan tidak teratur akan

mengurangi kenyamanan para karyawan dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

d. Cahaya/ penerangan

Jika dalam ruangan kerja memiliki penerangan yang kurang baik, hal itu akan

membuat karyawan menjadi mudah lelah, karena penerangan yang kurang baik

akan mengakibatkan mata menjadi sakit. Dari segi kesehatan hal ini jelas sudah

tidak baik bagi kesehatan karyawan.

e. Sirkulasi udara

Semakin baik sirkulasi udara yang keluar/ masuk dalam ruang kerja itu akan

membantu karyawan dalam menjaga kesegaran fisiknya, sehingga menjadikan

semangat karyawannya tetap terjaga.

f. Suhu ruangan

Jika keadaan ruangan terlalu dingin maka akan memberi dampak yang kurang

baik bagi para karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, begitu pula jika suhu

ruangan terlalu panas akan menyebabkan karyawan kegerahan dan tidak nyaman

berada diruangan itu, menjadikan karyawan sulit untuk fokus terhadap kerjaannya.

Hal itu jelas mengganggu sekali terhadap kinerja karyawan.

10

g. Kebersihan ruangan

Kenyamanan karyawan dalam bekerja juga sangat dipengaruhi oleh kebersihan

ruang kerja itu sendiri, jika ruang kerja kotor sampah berserakan dimana-mana itu

akan membut karyawan kesulitan dalam menuangkan ide-idenya bagi perusahaan.

h. Ketenangan dan kebisingan

Dalam mengerjakan suatu pekerjaan setiap orang perlu ketenangan agar bisa

fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya. Untuk itu ketenangan menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Jika dalam suatu ruangan

terdengar suara-suara bising, itu bisa saja memecahkan konsentrasi karyawan

dalam melaksanakan tugasnya.

i. Keamanan

Rasa aman dalam pekerjaan juga mempengaruhi konsentrasi atau fokus kerja

seorang karyawan. Oleh karena itu sebaiknya suatu lembaga atau perusahaan

memperhatikan keamanan kerja karyawannya. Menurut Handoko (2012: 190)

menjelaskan “bidang manajemen personalia yang semakin penting adalah

pemeliharaan keamanan dan kesehatan karyawan.” Dengan adanya rasa aman

yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya, maka karyawan pun akan

bekerja dengan tenang tanpa memikirkan resiko pekerjaan yang bisa mengancam

kesehatannya.

Dalam perusahaan setiap karyawan tidak bisa lepas dari hubungan antar

karyawan yang satu dengan yang lain, dalam hal ini hubungan antar individu pun

mempengaruhi lingkungan kerja karyawan dimana etika dalam berhubungan antar

individu menjadi pokok bahasan dalam konteks ini.

11

Kesalahan etika ini bisa menjadi konflik pada karyawan yang bisa

menghambat kualitas kerja para karyawan diperusahaan tersebut, baik itu antara

karyawan dengan karyawan lain yang jabatannya sama, maupun karyawan dengan

atasannya. Selain itu perilaku yang adil dari pimpinan atau lembaga juga bisa

mempengaruhi hubungan antar individu dalam lingkungan kerja tersebut.

Keamanan dan keselamatan karyawan juga sangat mempengaruhi lingkungan

kerja. Agar dapat bekerja dengan baik karyawan sangatlah membutuhkan

keamanan serta keselamatan dalam bekerja. Dalam bukunya, Dessler (2009: 286)

menuliskan “ada beberapa hal yang bisa di lakukan untuk mencegah kecelakaan,

yaitu mengurangi kondisi yang tidak aman, mengurangi tindakan tidak aman

dengan menekankan keamanan, mengurangi tindakan tidak aman melalui seleksi

dan penempatan”.

Pada dasarnya lingkungan kerja akan sangat mempengaruhi kinerja

karyawan, karena karyawan bekerja di lingkungan kerja perusahaan tersebut.

Seperti telah dijelaskan diatas bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

lingkungan kerja. Sepintas semua faktor tersebut terlihat seperti tidak begitu

penting, namun sebenarnya tidak bisa di ungkiri bahwa faktor-faktor tersebut

sangat berpengaruh bagi semua kegiatan para karyawan.

2.2 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan atau

menggerakan. Menurut Hasibuan (2006: 145), bahwa “Motivasi adalah

keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk

12

melakukan tindakan-tindakan”. Motivasi individu yang satu dengan yang lainnya

pasti berbeda dan sering berubah-ubah sehingga tindakan yang dilakukan

individu yang satu dengan yang lain untuk mencapai keinginannya juga berbeda.

Hal serupa disampaikan oleh Sutrisno (2011: 115), bahwa “Motif

seseorang kerap mengalami perubahan, ini disebabkan karena keinginan manusia

selalu berubah sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya”.Berangkat dari

pengertian di atas motivasi kerja merupakan suatu dorongan atau semangat yang

timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau pekerjaan guna

memenuhi kebutuhannya dan motivasi seseorang berbeda dengan orang lain

serta motifnya selalu berubah-ubah setiap waktu sesuai keinginan dan

kebutuhannya.

Menurut Manullang (2006: 166), bahwa “Motivasi kerja tidak lain dari

sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Dengan pendek kata,

motivasi kerja adalah pendorong semangat kerja”. Sesuatu di sini dapat berasal

dari dalam diri seseorang atau luar diri seseorang.

Hal serupa disampaikan oleh Uno (2010: 71), bahwa “motivasi kerja

adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakkan seseorang agar perilaku

mereka dapat diarahkan pada upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan”. Upaya nyata motivasi kerja seseorang akan nampak melalui:

tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, prestasi yang dicapainya,

pengembangan diri, dan kemandirian dalam bertindak.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

motivasi kerja merupakan dorongan atau keinginan yang berasal dari dalam

maupun luar diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau upaya-upaya

13

guna memenuhi kebutuhan individu ataupun organisasinya.

2.2.1 Tujuan Motivasi Kerja

Selain untuk meningkatkan semangat kerja seseorang, pemberian

motivasi juga memiliki tujuan yang lain. Menurut Hasibuan (2006: 146), tujuan

pemberian motivasi kerja antara lain sebagai berikut:

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.

d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.

e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan.

h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Dari pendapat di atas telah jelas bahwa betapa pentingnya peran motivasi bagi

karyawan ataupun organisasi. Tujuan pemberian motivasi bagi pegawai bukan

hanya untuk meningkatkan semangat kerja pegawai saja, namun juga memiliki

tujuan lain seperti meningkatnya gairah kerja, kepuasan kerja, produktivitas

kerja, kedisiplinan kerja, hubungan kerja yang baik, kreativitas, loyalitas

karyawan, kesejahteraan, rasa tanggung jawab, dan efisiensi penggunaan alat-

alat kerja, sedangkan tujuan motivasi bagi organisasi adalah meningkatkan

produktivitas dan efisiensi organisasi, merubah perilaku karyawan sesuai

14

keinginan perusahaan, dan menumbuhkan loyalitas karyawan terhadap

perusahaan, sehingga diharapkan tujuan dari lembaga ataupun organisasi dapat

tercapai sesuai harapan.

2.2.2 Indikator Motivasi Kerja

Motivasi kerja seseorang akan tampak dalam beberapa indikator.

Menurut Uno (2010: 73), menjelaskan beberapa indikator dari motivasi kerja

seseorang, antara lain sebagai berikut:

a. Tanggung jawab dalam melakukan kerja

1) Kerja keras

2) Tanggung jawab

3) Pencapaian tujuan

4) Menyatu dengan tugas

b. Prestasi yang dicapainya

1) Dorongan untuk sukses

2) Umpan balik

3) Unggul

c. Pengembangan diri

1) Peningkatan ketrampilan

2) Dorongan untuk maju

d. Kemandirian dalam bertindak

1) Mandiri dalam bekerja

2) Suka pada tantangan

Dari pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi kerja

15

seseorang dapat dilihat dari prestasi kerjanya, tanggung jawabnya terhadap

pekerjaan, kemampuan mengembangkan diri, kemandirian dalam bekerja,

keinginan untuk memperoleh penghargaan, tantangan, keterlibatan, dan

kesempatan untuk maju.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Motivasi sebagai proses psikologi dalam diri seseorang dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Menurut Sutrisno (2011: 116-120), faktor-faktor tersebut dapat

dibedakan atas faktor intern dan ekstern.

a. Faktor Intern

1) Keinginan untuk dapat hidup

Keinginan untuk tetap hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang

hidup di dunia. Maka dari itu untuk bisa tetap hidup manusia mau

mengerjakan apapun. Misalnya, kebutuhan untuk makan, kebutuhan yang

lain seperti memperoleh kompensasi yang memadai, pekerjaan yang tetap

walaupun penghasilan tidak begitu memadai, dan kondisi kerja yang

aman dan nyaman.

2) Keinginan untuk dapat memiliki

Keinginan untuk memiliki benda atau sesuatu juga menjadi salah satu

alasan orang mau bekerja. Dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari

bahwa keinginan untuk memiliki sesuatu itu dapat menjadi dorongan

orang mau bekerja keras.

3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan

16

Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui dan

dihormati orang lain. Untuk memperoleh status yang tinggi dalam

masyarakat seperti pendidikan tinggi ataupun kekayaan perlu dukungan

uang dan uang tersebut didapat melalui kerja keras, maka dari itu akan

timbul dorongan untuk bekerja keras.

4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan

Selain keinginan di atas, manusia juga memiliki keinginan memperoleh

pengakuan seperti penghargaan terhadap prestasi, hubungan kerja yang

harmonis dan kompak, pemimpin yang adil dan bijaksana, perusahaan

tempat bekerja dihargai masyarakat.

5) Keinginan untuk berkuasa

Keinginan untuk berkuasa juga salah satu dorongan manusia untuk

bekerja keras, yang terkadang cara-cara yang digunakan untuk memiliki

kekuasaan dengan cara tidak terpuji.

b. Faktor Ekstern

1) Kondisi lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang baik dan bersih, mendapat cahaya yang cukup,

bebas dari kebisingan dan gangguan, jelas akan memotivasi tersendiri bagi

para karyawan dalam melakukan pekerjaan. Begitu pula dengan

lingkungan kerja yang kurang baik akan menimbulkan cepat lelah dan

menurunnya kreativitas, sehingga peran pimpinan sangat berperan dalam

menciptakan lingkungan kerja yang baik.

2) Kompensasi yang memadai

Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama para karyawan untuk

17

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kompensasi yang memadai merupakan

salah satu alat yang ampuh bagi perusahaan untuk mendorong karyawan

bekerja dengan baik.

3) Supervisi yang baik

Organisasi yang memiliki supervisi yang dekat dengan karyawan,

menguasai liku-liku pekerjaan dengan baik dan bisa menjadi supervisor

yang memiliki jiwa kepemimpinan maka akan menciptakan suasana kerja

yang penuh semangat.

4) Adanya jaminan pekerjaan

Jaminan pekerjaan yang jelas akan membuat karyawan bekerja dengan

baik. Jaminan tersebut meliputi promosi jabatan, pangkat dan kesempatan

untuk menembangkan diri.

5) Status dan tanggung jawab

Status dan kedudukan tertentu dalam suatu pekerjaan merupakan

keinginan setiap karyawan dalam bekerja. Dengan menduduki jabatan

tertentu seseorang akan merasa dipercaya dan diberi tanggung jawab.

Sehingga status sangat mendorong untuk memenuhi kebutuhan sense of

achievement.

6) Peraturan yang fleksibel

Setiap organisasi atau perusahaan pasti memiliki aturan yang harus

dipatuhi semua karyawannya. Sehingga dari peraturan yang bersifat

melindungi karyawan akan menjadi motivasi untuk bekerja lebih baik.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang dapat

mempengaruhi motivasi kerja seseorang, faktor tersebut dapat berasal dari dalam

18

diri seseorang (intern) dan faktor dari luar diri seseorang (ekstern). Faktor intern

meliputi keinginan untuk dapat hidup, keinginan untuk dapat memilki, keinginan

untuk memperoleh pengakuan, dan keinginan berkuasa. Sedangkan faktor

ekstern meliputi kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi

yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab, peraturan yang

fleksibel.

Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja orang yang satu dengan yang

lain pasti berbeda. Lingkungan kerja mempunyai peran penting dalam

mempengaruhi motivasi kerja karena lingkungan kerja merupakan aspek yang

setiap harinya menemani pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga

jika lingkungan kerja yang tersedia aman, nyaman dan kondusif akan

meningkatkan gairah kerja atau motivasi kerja dalam menyelesaikan

pekerjaannya, namun sebaliknya jika lingkungan kerja yang ada tidak aman,

nyaman dan kondusif akan berdampak pada menurunnya motivasi kerja

karyawan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih faktor penilaian

kinerja dan lingkungan kerja sebagai faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

seseorang.

2.3 Pengertian Telesales

Telesales merupakan sebuah cara baru dalam bidang pemasaran yang

menggunakan teknologi telekomunikasi sebagai bagian dari program pemasaran

yang teratur dan terstruktur. Telesales (pemasaran jarak jauh) adalah penggunaan

telelpon dan pusat panggilan (call center) untuk menarik pesanan dan menjawab

pertanyaan melalui telepon. Telesales yaitu memasarkan atau mensosialisasikan

19

produk atau jasa usaha kita melalui telepon. Untuk sekarang biasanya cara

telesales digunakan oleh beberapa operator besar untuk menawarkan produknya,

penawaran melalui telesales cenderung mudah diterima, karna sifatnya memang

secara personal langsung ke konsumen, menyentuh target pasar jarak jauh

menggunakan alat komunikasi yaitu telepon atau telepon seluler sehingga

disebutlah telesales dengan tujuan membuat nilai plus bagi produknya yang baik

terhadap strategi telesales, strategi pemasaran telesales biasanya dilakukan oleh

orang yang memang pintar biacara, pintar merayu, banyak pengetahuan, ulet

percaya diri dan profesional untuk mendapatkan kepercayaan dari target

telemarketing.

Menurut Kotler (2007:245) telesales “membantu perusahaan dalam

meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya penjualan, meningkatkan kepuasan

pelanggan”. Telesales merupakan salah satu media yang digunakan dalam

penerapan pemasaran langsung (direct marketing) dan merupakan pula suatu

bentuk dominan dari pemasaran langsung ”.

Sedangkan Menurut Rowson (2008:1) didefinisikan sebagai berikut

“telesales sebagai pengguna telelpon secara sistematis untuk mencapai tujuan

bisnis, yaitu riset pasar, menyusun database, layanan konsumen, penagih hutang,

dan menangani rekening”.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa telesales

merupakan bagian sangat penting dalam perusahaan, karna telesales dalam

melakukan suatu pekerjaannya dapat meningkatkan perkembangan perusahaan

yang sangat signifikan, karena telesales merupakan ujung tombak bagi penjualan

perusahaan dalam melakukan promosi. Saat ini telesales banyak digunakan di

20

perusahan, oleh karna itu jika perusahaan saat ini tidak memiliki telesales maka

sulit bersaing dalam dunia bisnis modern saat ini.

2.3.1 Manfaat Telesales

Telemarketing atau aktivitas penjualan barang/jasa dengan melakukan

penawaran terlebih dahulu melalui telepon merupakan jurus pemasaran yang kian

berkembang disetiap perusahaan, jenis produk/jasa yang ditangani dan bisa

meningkatkan volume penjualan. Aktivitas pemasaran atau penjualan

mengabaikan alat bantu yang tiap hari dipakai untuk berkomunikasi alat yang

mempercepat komunikasi, yang pada gilirannya menunjang aktivitas pemasaran

atau penjualan perusahaan. Jadi, nilai perangkat itu hanyalah dalam fungsinya

sebagai alat penghubung saja. Pendayagunaan telepon termasuk sebagai teknik

telesales yang akhir-akhir banyak dipakai, termasuk di Indonesia.

Berdasarkan para pakar ekonomi PT. Bank Bukopin, Tbk manfaat

telesales dalam fungsinya yaitu :

1) Menghubungi langsung pembeli pontensial dan, kalau mungkin,

mentuntaskan transaksi menjadi semacam ujung tombak survei pemasaran,

untuk follow up lebih lanjut oleh tenaga pemasaran dilapangan.

2) Menjadi alat pembuka pintu pembeli pontesial agar bisa dikunjungi oleh

tenaga pemasaran. ada beberapa manfaat telesales sebagai media agar lebih

efektif dalam meningkatkan pemasaran yaitu :

a) Langsung, telepon merupakan alat komunikasi bagi telesales yang

memungkinkan seseorang untuk memberikan informasi sekaligus

menerima tanggapan secara langsung

21

b) Jawaban langsung upaya membujuk calon pembeli akan mendapat

jawaban langsung : ya, tidak, mungkin, atau “coba hubungi kami lagi,”

berdasarkan jawaban itu anda, sebagai pihak yang hendak menjual,

dapat menyusun langkah lebih lanjut : kirim barang untuk menutup

(menuntaskan) penjualan, coret dari daftar pembeli potensial, kirim

informasi tambahan, brosur, dan sebagainya, kalau perlu, serta

menghubungi calon pembeli sesuai waktu yang di mintanya.

c) Fleksibel dan murah kampanye pemasaran/penjulan dengan

mengandalkan pada alat telepon cukup fleksibel karena penyusun

program kerja telesales relatif tidak rumit atau membutuhkan waktu

yang lama. Penggunaan program telesales memungkinkan

penyelenggara program perusahaan yang hendak meningkatkan

penjualan produk/jasa untuk memperoleh umpan balik yang cepat

mengenai tingkat efektivitas program itu sendiri.

2.3.2 Tujuan Telesales

1) Membangun minat kepada produk /layanan perusahaan.

Telesales berusaha menawarkan keuntungan-keuntungan yang akan

pelanggan dapatkan jika membeli suatu produk/layanan perusahaan.

Diharapkan calon pelanggan yang tadinya belum berminat mengenai

produk atau layanan kita akan tertarik untuk menggunakan produk

atau layanan perusahaan.

2) Membuat kesempatan menjual

22

Pada tahap ini, telesales selalu berusaha membujuk calon pelanggan

untuk membeli produk/layanan perusahaan.

3) Menyediakan informasi

Untuk tujuan menyediakan informasi, perusahaan dapat melakukan

telemarketing kepada pelanggan-pelanggan yang sudah ada untuk

menginformasikan produk/layanan terbarunya

4) Menerima feedback dari pelanggan

Telesales dapat melakukan evaluasi mengenai bagaimana pelanggan

melihat dan menggunakan produk/layanan sudah sesuai dengan

harapan pelanggan.

5) Membuat appointment

Setelah berinteraksi dalam suatu percakapan telemarketing, langkah

selanjutnya adalah melakukan kunjungan kepada calon pelanggan

kita untuk membuat appointment presentasi produk atau layanan

kita.

6) Membuat prospect lead

Aktifitas ini terkait dengan sebuah penjualan yaitu menjaring calon

pelanggan yang mungkin tertarik untuk membeli dan menggunakan

produk atau layanan perusahaan.

Dengan adanya telesales fungsi pemasaran dapat terjangkau dengan cepat dan

mengena, tidak hanya penjualan namun brand image perusahaan terutama

produk-produk terbaru dengan penayangan iklan di media elektronik.