Upload
dinhthuan
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam suatu penelitian dibutuhkan suatu kerangka teori yang memberikan
gambaran menyeluruh tentang masalah dan persoalan penelitian. Landasan teori
akan menjelaskan tentang tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian yang
diuraikan dalam penelasan dibawah ini:
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Biaya Dalam Ekonomi
Secara umum konsep biaya mulai berlaku dalam produksi barang atau jasa,
dimana biaya erat kaitanya antara dengan transaksi ekonomi yang dilakukan oleh
produsen, penjual, pembeli atau konsumen dalam bentuk uang moneter. Beberapa
ahli ekonomi membedakan biaya yang sebenarnya dengan pengeluaran. Menurut
Marshal dan J. Hallack,1985, menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara biaya
yang sebenarnya yang berhubungan dengan usaha atau pengorbanan yang
diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa dengan biaya yang terdiri dari
pengeluaran untuk membayar para pemilik faktor produksi. (Fattah, 2004 : 34)
Mulyadi berpendapat bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai
tujuan tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan biaya dalam pengertian
konsep ekonomi adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan
7
uang yang telah terjadi atau akan terjadi untuk tujuan tertentu setiap unit usaha.
(Mulyadi, 2007:5)
2.1.2. Biaya Dalam Konsep Pendidikan
Secara teoritis konsep biaya dibidang lain mempunyai kesamaan dengan biaya
pendidikan, dimana lembaga pendidikan dipandang sebagai produsen jasa
pendidikan yang menghasilkan keahlian, ketrampilan ilmu pengetahuan, karakter
dan nilai–nilai yang dimiliki seorang lulusan. Kegiatan pendidikan sebenarnya
dapat dipandang sebagai pelayanan (services) terhadap siswa atau peserta didik
selama belajar. Pendidikan sebagai proses produksi yang menghasilkan lulusan
yang berhasil dapat ditentukan oleh jumlah pendaftaran dan komponen– komponen
input dalam suatu sistem pendidikan. (Matin, 2013:34)
Transaktor ekonomi yang berhubungan dengan pendidikan dapat dibedakan
menjadi dua golongan yaitu (1) golongan produsen dan (2) golongan konsumen.
Para produsen pendidikan terdiri dari pendidikan, pengelolan pendidikan,
badan/lembaga pemerintah dan swasta, keluarga yang membantu mendidik anak –
anak dirumah. Sedangkan para konsumen (costumers) pendidikan dapat terdiri dari
keluarga atau orang tua siswa, siswa itu sendiri, lembaga– lembaga pemerintahan
atau swasta dan masyarakat secara umum. (Suhardan dkk, 2012:45)
Lembaga pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada
bidang usaha lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu biaya produksi, tetapi
ada beberapa kesulitan khusus mengenai penerapan perhitungan biaya ini. Lembaga
pendidikan pada umumnya tidak langsung menanggung seluruh biaya, karena gaji
8
guru dan sarana pendidikan dominan bersumber dari pemerintah. Sedangkan uang
pemerintah sebagian besar dari masyarakat melalui pembebasan wajib pajak. Hal
inilah yang membedakan konsep biaya dalam bidang pendidikan dan bidang lain.
2.1.3. Biaya Pendidikan di Sekolah
Sekolah sebagai satuan pendidikan membutuhkan berbagai sumber daya
(input) untuk menunjang berbagai kegiatan yang telah diprogramkan. Definisi
sekolah menurut Mulyasa adalah sekolah merupakan sistem yang terdiri atas
serangkaian komponen yang saling terkait dan membutuhkan masukan dari
lingkungan untuk melakukan proses transformasi serta mengeluarkan hasil. Sebuah
sekolah terdiri dari berbagai komponen– komponen yang membutuhkan
pengelolaan yang efektif dan efisien. (Mulyasa, 2006 : 45)
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan
tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Biaya pendidikan merupakan komponen
masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Pengertian biaya pendidikan tidak hanya
mencakup barang jasa Nanang Fattah berpendapat biaya pendidikan didefinisikan
sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input)baik dalam bentuk natura
(barang), pengorbanan peluang, maupun uang, yang dikeluarkan untuk seluruh
kegiatan pendidikan. (Supriyadi, 2012 : 23)
Dari berbagai klasifikasi biaya pendidikan oleh berbagai pendapat diatas,
terdapat persamaan persepsi mengenai biaya pendidikan. Sehingga dapat
9
disimpulkan bahwa biaya pendidikan terdiri dari biaya langsung dan tak langsung.
Biaya langsung didefinisikan sebagai biaya yang digunakan langsung oleh sekolah
untuk menunjang berbagai kegiatan operasional untuk penyelenggaran pendidikan
siswa – siswinya sedangkan biaya tidak langsung merujuk pada biaya yang
dikeluarkan orang tua yang tidak secara langsung menunjang proses pendidikan
tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah dan biaya yang
hilang akibat siswa–siswi menempuh pendidikan di sekolah.
Penelitian ini akan memfokuskan biaya pendidikan di sekolah meliputi
biaya langsung berupa biaya investasi dan operasional dan biaya tidak langsung
berupa biaya personal. Penelitian ini hanya terbatas pada jenis biaya berbasis
sekolah dan biaya berbasis dana keluarga tidak tercakup didalamnya biaya
opportunity cost yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa apabila ia tidak
melanjutkan SMA, demikian juga biaya penyusutan/depresiasi atas nilai bangunan
tidak diperhitungkan karena sulit diprediksi dan tidak tersedia.
2.1.4. Satuan Biaya Pendidikan
Dalam konsep dasar pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang perlu
dikaji atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan
biaya satuan per siswa (unit cost). Dalam melakukan perhitungan biaya pendidikan
banyak muncul berbagai pendekatan tergantung sumber biaya yang dikajinya dan
metode yang digunakanya. Penelitian ini berfokus di sekolah sebagai satuan
pendidikan oleh karena itu pendekatan yang tepat adalah pendekatan mikro. Unit
10
cost untuk sekolah adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan selama periode waktu tertentu (satu tahun) dibagi dengan jumlah siswa
yang ada pada periode waktu itu. (Ismanto, 2016:23)
Berdasarkan pendekatan mikro yang mengkaji biaya pendidikan total cost
dan unit cost maka dalam penelitian ini istilah yang dipergunakan adalah satuan
biaya (unit cost). Satuan biaya pendidikan merupakan biaya rata–rata yang
dikeluarkan untuk melaksanakan pendidikan di sekolah per murid per tahun
anggaran. Satuan biaya ini merupakan fungsi dari besarnya pengeluaran sekolah
serta banyaknya murid sekolah. Satuan biaya ini dapat diketahui dengan jalan
membagi seluruh jumlah pengeluaran sekolah setiap tahun dengan jumlah murid
sekolah pada tahun yang bersangkutan, namun karena menggunakan istilah
penegasan satuan biaya SMA Negeri di Kota Salatiga maka diperoleh pula angka
pendanaan pendidikan di Kota Salatiga dan Satuan biaya SMA Negeri. (Aulia,
2011:29)
Dalam penelitian ini satuan biaya (unit cost) terdiri atas 3 jenis / tingkat.
Pertama di tingkat sekolah, satuan biaya siswa adalah rata-rata biaya per siswa
SMA yang merupakan hasil dari total biaya investasi dan operasional dibagi jumlah
siswa selama tahun tertentu. Kedua dari segi siswa, satuan biaya menunjuk pada
jumlah total pengeluaran (keluarga) siswa untuk pendidikan yang diidentifikasi
berdasarkan komponen-komponen yang mungkin dikeluarkan. Satuan biaya dari
segi siswa merujuk pada satuan biaya per sekolah negri di Kota Salatiga dan satuan
biaya per kelas. Ketiga satuan biaya pendidikan per siswa adalah rata-rata dari
seluruh dana pemerintah dan masyarakat yang diterima oleh sekolah ditambah
11
pengeluaran setiap siswa. Untuk lebih lengkap akan dihitung biaya
penyelenggaraan pendidikan tiap sekolah SMA Negeri di Kota Salatiga yang
menunjuk pada sebagian besar dana yang berputar untuk pendidikan siswa sekolah
SMA Negeri di Kota Salatiga. Biaya pendidikan yang bernutu merupakan sebuah
investasi yang mahal karena tidak hanya ditentukan oleh komponen guru melainkan
juga komponen biaya yang berdampak pada keseluruhan aspek pendidikan.
2.1.5. Komponen Pembiayaan Pendidikan
Komponen-komponen yang perlu dibiayai dalam penyelenggaraan
pendidikan secara umum mengacu kepada peraturan-peraturan pemerintah
berkenaan standarisasi pengelolaan yang tertuang dalam PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dan PP No.48 tentang Pendanaan
Pendidikan, dimana komponen-komponen tersebut terdiri dari:
1) Biaya Investasi (Investasi Lahan Pendidikan dan Investasi Non Lahan
Pendidikan;
2) Biaya Operasional (Biaya Personalia dan Biaya Non Personal Tak Langsung);
3) Biaya Personal (Biaya Langsung PBM dan Biaya Tidak Langsung Terhadap
PBM).
Berdasarkan wawancara kepada bendahara komite sekolah terkait. Terdapat
beberapa komponen biaya yang tidak dikeluarkan baik pihak sekolah atau oleh
orang tua siswa terdapat pula beberapa komponen biaya yang tumpang tindih
sehingga dalam penelitian ini komponen biaya yang diteliti hanya yang secara
global dikeluarkan oleh pihak sekolah dan orang tua siswa. (Ismanto, 2016:37)
12
2.1.6. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Salah satu komponen yang memiliki peran signifikan dalam pelaksanaan
pembelajaran disekolah adalah komponen pembiayaan sekolah. Pengelolaan
komponen pembiayaan ini atau sering disebut juga dengan komponen
keuangan/dana memerlukan manajemen tersendiri yang harus mampu bertindak
efektif dan efisien demi mencapai tujuan sekolah. Tidak sembarang orang/guru
dapat menduduki jabatan dalam pengurusan manajemen pembiayaan sekolah
diperlukan ketrampilan dan keahlian tertentu terutama terkait pengalokasian dan
penganggaran biaya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang
beragam. (Suryobroto, 2004 : 26)
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efektivitas dan efisiensi kegitan sekolah oleh karena itu
diperlukan manajemen tersendiri untuk mengelolanya. Secara implisit kegiatan
pembiayaan pendidikan tidak hanya mencari dan mengalokasikan dana untuk
mencapai tujuan sekolah melainkan harus mencakup berbagai kegiatan manajemen
mulai dari perencanaan, penggalian sumber dana, penerimaan, pengalokasian dana
pertanggungjawaban dan evaluasi.
2.1.7. Sumber Dana Pemerintah Daerah
Sumber dana pendidikan adalah lembaga atau pihak-pihak yang
memberikan dana, baik berupa natura atau uang kepada sekolah untuk keperluan
penyelenggaraan pendidikan. Secara keseluruhan sumber dana pendidikan
diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan orang tua. persentase dan
13
kontribusi masing – masing sumber pendanaan tergantung dalam pengelolaan
sekolah SMA Negeri tesebut baik RSBI atau sekolah biasa. (Margunani, 2015:44)
Besarnya biaya pendidikan yang bersumber dari pemerintah ditentukan
berdasarkan kebijakan keuangan di tingkat pusat dan pemerintah daerah setelah
mempertimbangkan skala prioritas. Sedangkan besarmya penerimaan dari orang
tua siswa berupa iuran SPP dan SPI yang langsung diterima sekolah berdasarkan
atas kemampuan orang tua murid dan ditentukan oleh musyawarah sekolah dan
orang tua murid dengan berdasarkan Undang–undang. Sedangkan dari masyarakat
(di luar orang tua murid) baik dari perorangan atau lembaga tergantung pada
kemampuan masyarakat dalam memajukan pendidikan.
Dalam menjalankan pemerintahanya berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No.33 tentang Perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah membuka peluang yang
luas bagi daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai dengan
kebutuhan dan prioritas masing-masing daerah. Dana bantuan untuk biaya
pendidikan yang berasal dari Pemerintah Pusat dialokasikan melalui Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota untuk diberikan diteruskan ke lembaga pendidikan sesuai besaran-
besaran biaya yang diperlukan. Dalam menjalankan pemerintahanya berdasarkan
UU pemerintah Kota Salatiga harus mampu mengelola pendapatan yang dimiliki
untuk membiayai berbagai sektor di Kota Salatiga sesuai visi dan misi Kota Salatiga
yang telah ditetapkan. Dari anggaran APBD tersebut dapat diketahui pos-pos
pendapatan dan belanja yang dianggarkan dan laporan realisasi anggaranya.
14
2.1.8. Karakterisik Biaya Pendidikan
Suharsimi (2008:322) mengemukakan bahwa karakteristik pembiayaan
pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Biaya pendidikan terlalui naik. Penghitungan pembiayaan
dinyatakan dalam biaya satuan terkecil (unit cost) menurut luasnya
faktor yang diperhitungkan unit cost dapat dibagai menjadi :
1) Unit cost lengkap, yaitu enghitungan unit cost berdasarkan
penghitungan dari fasilitas yang dikeluarkan. Dihitung dari
keseluruhan program termasuk ekstrakulikuler.
2) Unit cost setengah lengkap, yaitu hanya memperhitungkan
biaya kebutuhan bahan dan alat yang berangsur habis
walaupun dalam jangka waktu berbeda. Unit cost ini masih
menghitung biaya personil dan barang-barang yang secara
tidak langsung berhubungan dengan siswa.
3) Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya
dengan memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan
dengan kegiatan belajar mengajar.
b. Biaaya terbesar dalam pelaksanaan penddikan adalah biaya tenaga
kerja.
c. Unit cost pendidikan akan naik sebanding dengan tingkat sekolah dan
dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan.
d. Komponen yang dibiayayai dalam sistem pendidikan hampir sama
dari tahn ke tahun.
15
Biaya pendidikan akan naik sebanding dengan banyaknya SDM yang
ada, jika SDM banyak maka biaya pendidikan yang dikeluarkan juga akan
banyak begitu pula sebaliknya.
2.1.9. Klasifikasi Biaya Pendidikan
Menurut Ismanto dan Sambodo (2016) Pembiayaan pendidikan dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Biaya Operasional meliputi biaya kesejahteraan pendidik dan
tenaga pendidik, biaya penilaian, biaya profesi/diklat,
penyelenggaraan KBM dll.
2. Biaya Investasi meliputi berbagai macam pembiayaan kelas,
tempat ibadah dan pembelian berbagai macam buku.
3. Biaya Personal berupa uang trasnport, uang saku , pembelian
LKS dll.
Menurut peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar
Pendidikan tercantum pada Bab IX : Standar Pembiayaan pasal 62
dijelaskan bahwa :
(1) Biaya pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu biaya Operasional, biaya
Investasi dan biaya Personal.
(2) Biaya pendidikan sesuai dengan ayat (1) biaya Investasi terdiri dari
beberapa macam yaitu biaya penyediaan sarana dan prasarana,
biaya pengembangan sumber daya manusia dan biaya modal kerja
tetap.
16
(3) Biaya pendidikan sesuai dengan ayat (1) biaya Personal
merupakan biaya yang berasal dari peserta didik yang digunakan
agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara terus menrus
dan teratur.
(4) Biaya operasional satuan pendidikan yang tercantum dalam pada
Ayat (1) terdiri dari :
b. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta berbagai
tunjangan yang melekat dalam gaji.
c. Peralatan habis pakai dan bahan habis pakai.
d. Biaya operasional pendidikan tidak langsung antara lain air,
jasa , telekomunikasi, perbaikan sarana dan prasarana, pajak,
asurans
2.1.10. Biaya Satuan (Unit Cost)
Secara sederhana cara menghitung unit cost adalah dengan cara
membagi seluruh jumlah pengeluaran dibagi dengan jumlah seluruh siswa
di sekolah.
Menurut Fattah (2009:26) biaya satuan merupakan biaya rata-rata
setiap peserta didik yang dapat dihitung dengan cara total pengeluaran
sekolah dibagi total peserta didik yang berada di sekolah dalam jangka
waktu tertentu.
Menurut Mulyono (2010:27) biaya satuan digunakan sebagai ukuran
dan gambaran seberapa besar uang yang disediakan dan digunakan secara
efektif di sekolah. Biaya satuan diperoleh dengan memperhitungan total
17
peserta didik di setiap sekolah dijadikan ukuran biaya satuan dan dapat
dibandingan sekolah satu dengan sekolah lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan biaya satuan
dalam penelitian ini adalah biaya pengeluaran setiap peserta didik yang
dapat dihitung dengan cara total pengeluaran dibagi dengan total peserta
didik di sekolah.
2.1.11. Cara Penghitungan Unit Cost
Menurut Fattah (2011:11) terdapat dua cara dalam melakukan
penghitungan unit cost yaitu :
1. Biaya rata-rata per peserta didik dapat dihitung dengan cara total
pengeluaran sekolah dibagi total peserta didik.
2. Biaya rata-rata per lulusan dapat dihitung dengan cara total biaya
pengeluaran sekolah dibagi total lulusan.
2.1.12. Macam-Macam Unit Cost
Menurut Sehertian unit cost dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Unit cost untuk keperluan rutin yaitu besarnya biaya yang diperlukan
untuk mendidik seorang siswa pada satu tingkatan dan jenis pendidikan
tertentu selama satu tahun.
2. Unit cost untuk biaya modal yaitu besarnya biaya yang diperlukan untuk
menyediakan tempat bagi seorang siswa pada suatu tingkatan dan jenis
pendidikan tertentu.
18
2.2. Kerangka Penelitian
Untuk mendeskripsikan pendanaan pendidikan di Kota Salatiga dan satuan
biaya (unit cost) pendidikan SMA Negeri di Kota Salatiga, dihitung dari komponen
biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal. Definisi operasional variabel
satuan biaya pendidikan adalah biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan per siswa SMA Negeri Kota Salatiga yang sekaligus
menunjukkan gambaran sumber-sumber untuk pembiayaan tersebut.
Gambar 2 Kerangka Penelitian Satuan Biaya Pendidikan setiap Unit Satuan
Pendidikan SMA Negeri di Kota Salatiga
19
Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, penelitian ini hanya
menggunakan satu variabel yaitu satuan biaya pendidikan. Dalam memperoleh data
mengenai komponen biaya di atas peneliti perlu memperhatikan dari mana sumber
dana untuk pembiayaan itu diperoleh sehingga bisa diperoleh kontribusi masing –
masing sumber dana terhadap pembiayaan masing – masing komponen. Sumber–
sumber biaya pendidikan adalah dari pemerintah (pusat, provinsi dan kota).
Berdasarkan PP No 19 tahun 2005 dan PP No 48 tahun 2008 diketahui biaya
pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal. Untuk
memperoleh satuan biaya pendidikan di SMA Negeri Peneliti mengakumulasikan
biaya pendidikan dibagi dengan jumlah siswa dalam 1 tahun yaitu pada tahun ajaran
2017/2018.
2.3. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian relevan yang pertama oleh Totok Sumaryanto Sunyoto
Margunani, Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Analisis
Pembiayaan Pendidikan SMK di Kota Semarang Universitas Negeri
Semarang tahun 2015”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaya
Investasi Rp. 766.247.250 , biaya Operasi Personalia Rp. 4.130.364.099 ,
biaya operasi pendidikan Rp. 1.154.816.250 dan biaya operasi non
personalia Rp. 145.920.000 dan total biaya personal Rp. 6.197.347.599
2. Penelitian yang kedua oleh Ria Maya Andreti berjudul “Analisis
Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan Model Activity Based
Coasting (ABC) di SMK Negeri 1 Wonogiri, Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
20
(1)untuk kelas X paket keahlian Akuntansi sebesar Rp604.217,00, Paket
Administasi Perkantoran Rp606.206,00, Paket Keahlian Pemasaran
Rp646.272,00, Paket Keahlian Multimedia Rp606.687,00. Paket Keahlian
Busana Butik Rp 7652.335,00 (2)Untuk kelas XI Paket Keahlian Akuntansi
sebesar RP 606,687,00. Paket Administrasi Perkantoran Rp597.630,00.
Paket Keahlian Administrasi Pemasaran sebesar Rp629.260,00. Paket
Keahlian Busana Butik sebesar Rp651.675,00 dan Paket Keahlian
Multimedia Rp636.834,00 . (3) untuk kelas XII Paket Keahlian Akuntansi
Rp464.600,00. Paket Administrasi Perkantoran Rp462.801,00. Paket
Keahlian Pemasaran Rp499.080,00 paket Keahlian Busana Butik
Rp518.244,00 dan Paket Keahlian Multimedia Rp 524.2017,00.
3. PENGHITUNGAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN SMA NEGERI 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 oleh ANASTASIA IDE
CAHYANINGRUM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Sumber
pendanaan di SMA Negeri 2 Yogyakarta berasal dari APBN sebesar
Rp858.000.000,00; APBD 1 sebesar Rp254.868.500,00; APBD 2 sebesar
Rp1.884.205.000,00; dan Komite Sekolah sebesar Rp1.367.986.750,00. (2).
Biaya Operasi per peserta didik di SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 adalah Rp4.349.461,83. (3). Biaya Investasi per peserta didik di
SMA Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 adalah Rp738.020,98
(4). Biaya Satuan Pendidikan per peserta didik di SMA Negeri 2 Yogyakarta
tahun ajaran 2014/2015 adalah Rp5.087.482,81.