25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP PERSALINAN 1.Pengertian Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. (Sarwono, 2009 : 89) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir / jalan lain dengan bantuan atau tanpa kekuatan/kekuatan sendiri. (Manuaba, 2010 : 157). 2.Tanda – tanda Persalinan Menurut (Manuaba dkk, 2010 : 169) tanda-tanda persalinan antara lain : a) Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek b) Dapat terjadi pengeluaran pembawa (pengeluaran lendir, lendir darah) c) Dapat disertai ketuban pecah d) Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks, ada pembukaan. 3.Klasifikasi Persalinan Bentuk persalinan berdasarkan definisi : a) Persalinan spontan :Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. b) Persalinan buatan :Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

Bab II Manajemen Kaber

  • Upload
    sendi24

  • View
    233

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askeb inc

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKAKONSEP PERSALINANPengertianPersalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.(Sarwono, 2009 : 89)Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir / jalan lain dengan bantuan atau tanpa kekuatan/kekuatan sendiri.(Manuaba, 2010 : 157).Tanda tanda PersalinanMenurut (Manuaba dkk, 2010 : 169) tanda-tanda persalinan antara lain :a) Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendekb) Dapat terjadi pengeluaran pembawa (pengeluaran lendir, lendir darah)c) Dapat disertai ketuban pecahd) Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks, ada pembukaan.Klasifikasi PersalinanBentuk persalinan berdasarkan definisi :a) Persalinan spontan :Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.b) Persalinan buatan :Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.c) Persalinan anjuran : Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.(Manuaba, 1998 : 157).Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat badan yang dilahirkan sebagai berikut :a) Abortusb) Berat janin kurang dari 1000 gr.c) Persalinan prematuritas : Persalinan sebelum umur hamil 28 minggu sampai 36 minggu, berat janin kurang dari 2499 gramd) Persalinan aterm : Persalinan antara umur hamil 37 minggu sampai 42 minggu, berat janin di atas 2500 grame) Persalinan Serotinus : Persalinan melampaui umur kehamilan 42 minggu., pada janin terdapat tanda-tanda post maturitas.f) Persalinan presipitatus. :Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam (Manuaba, 2010 : 158)Etiologi Proses terjadinya persalinanmasih belum dapat diketahui dengan pasti sehingga kemungkinan semau faktor bekerja sama sebagai pemicu persalinan menjadi multi faktora) Teori penurunan kepalaSatu sampai dua minggu sebelum partus mulai dari penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone.Progesteron belkerja sebagai penenang otot-otot polios rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his apabila kadar progesterone turunb) Teori plasenta menjadi tuaTeori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunya kadar progesterone yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah,hal ini dapat menimbulkan kontraksi rahim.c) Teori kereganganOtot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.Jika melewati batas tertentu tersebut akan dapat terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat terjadi.d) Teori oksitosin internalOksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim,sehingga sering terjadi kontraksi brakton hicks.e) Teori prostaglandinKontraksi prostraglamdin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.Pemberian prostraglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.f) Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalisTeori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentukoleh hipotalamus.Pemberian kortikostesroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,induksi persalinan.Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.(Mochtar Rustam, 2010)

Patofisiologihis adekuat, pengeluaran lendir bercampur darahserviks membuka dan mendorong janin kebawahkepala turun dan masuk PAPkepala dalam keadaan sinklitismus / asinklitismuskepala fleksikepala memasuki ruang panggulputar paksi dalamkepala defleksidoran, teknus, perjol, vulkaada his dan meneranputar paksi luarmelahirkan bahubayi lahir seluruhnya(Sarwono, 2009 : 186)Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.a) Kekuatan mendorong janin keluar (power)(1) HIS(2) Kontraksi otot-otot dinding perut(3) Kontraksi diafragma(4) Liga mentos actron terutama ligamen rotundumb) Faktor jalan lahir (passage)Jalan lahir lunak dan jalan lahir kerasc) Faktor janin (passenger)Janin dan plasentad) Psikise) PenolongPada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus,serviks,vagina,dan dasar panggul.(Mochtar, Rustam 2010)Tanda-tanda permulaan terjadi persalinana) Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kelihatanb) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.c) Perasaan sering kencing atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.d) Perasaan sakit di perut, pinggang karena adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut false labor painse) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (blood show)Tanda-tanda Inpartua) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.b) Keluar lender bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.c) Kadang ketuban pecah dengan sendirinyad) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.Mekanisme PersalinanProses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :a) Kala IPartus dimulai jika timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lender bercampur darah. Lendir yang bercampur darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks membuka/ mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh. Pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran karena serviks membuka. Proses membukanya servikd sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :(1) Fase laten:Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.(2) Fase aktif:dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :(a) Fase akselerasi :dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm, tadi mencapai 4 cm.(b) Fase dilatasi maksimal :dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi pembukaan 9 cm.(c) Fase deselarasi :pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 menjadi pembukaan lengkap.b) Kala IIPada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali karena biasanya, dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara refleks toris menimbulkan rasa mengejan. Wanita merasakan pula tekanan pada rectum dan hendak BAB. Perinium menonjol dan melebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Jika dasar panggul sudah lebih berelaksasi kepala janin tidak masuk lagi di luar his dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub-oksiput di bawah symfisis dan dahi. Muka dan dagu melawan perineum. Setelah istirahat sebentar his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung 1,5 jam pada multigravida 0,5 jam.c) Kala IIISetelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak ke atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.d) Kala IVDimulia dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum.Seperti diterangkan di atas, kala ini dianggap perlu untuk mengamati apakah ada perdarahan post partum. (Manuaba, 2010 : 160)

KONSEP SECTIO CAESARIA Definisi Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat syatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina, atau section caesarea adalah suatu histerek tomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Rustam Mochtar, 1998:117) Sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact).(Sarwono, 2002)Istilah-Istilah SCa. Sectio caesarea primer (efektif)Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara sectio caesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit (CV kecil dari 8 cm). b. Sectio caesarea sekunder Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan) bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio caesarea. c. Sectio caesarea sekunder Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio caesarea (previous caesarean section) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan sectio caesarea ulang. d. Sectio caesarea histerektomi (caesarean section hysterectomy) Adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan sectio caesarea, langsung dilakukan histerektomi oleh karena suatu indikasi. e. Operasi porro (Porro operation) Adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri (tentunya janin sudah mati), dan langsung dilakukan histerektomi, misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat. Sectio caesarea oleh ahli kebidanan disebut obstetric panacea, yaitu obat atau terapi ampuh dari semua masalah obstetric. Indikasi Adapun indikasi dari sectio sesarea adalaha. Indikasi Ibu1. Panggul sempitPada keadaan panggul sempit merupakan salah satu indikasi sectio sesarea, dilihat dari faktor ibu sectio sesarea dilakukan bila ditandai adanya bahaya : Pada Ibu : partus kasep atau ruptura uteri imminens disertai perdarahan Meningkatkan kematian perinatal dengan infeksi intrapartum prolaps teniculli terjadinya perdarahan intrakranial akibat aulage terlalu lama bahkam menyebabkan fraktur of parietal2. Ibu Riwayat post sectio sesareaLebih direncanakan sebelumnya untuk melakukan sectio sesarea ulang karena sectio sesarea yang bersifat darurat kemungkinan pelaksanaan tindakan segera dilakaukan. (Ronaldy, 1995 : 116)3. Plasenta PreviaSectio Sesarea merupakan netode persalinan janin yang terasa hampir pada semua kasus placenta previa dalam membenarkan tindakan sectio sesarea pada keadaan janin yang sudah meninggal, sekali lagi diperlukan pengertian bahwa perawatan ini dilakukan demi keselamatan ibu. 4. Ruptur Uteri ImminensRuptur uteri merupakan kesempatan terakhir untuk dapat menyelamatkan, jiwa penderita dari bahaya yang lebih besar selain observasi yang cermat dan tepat tindakannya yang cepat dan tepat merupakan salah satunya yang dapat berfungsi utuk menyelamatkan jiwa penderita karena robekan pada uterus harus segera mendapatkan penanganan cepat untuk menghindari adanya ruptur uteri sehingga keselamatan janin bisa dipertahankan.5. Pre-eklamsi berat/ringanPada pre-eklamsi berat persalinan harus terjadi dalam tempo 24 jam sedangkan pada eklamsi 12 jam sejak gejala eklamsi timbul dan jika terdapat gawat janin atau persalinan tidak dapat terjadi dalam waktu 12 jam (pada eklamsi) maka dilakukan cara secti sesarea, Hal ini demikian meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu dan janinnya sehingga persalinan dengan resiko dengan sectio sesarea perlu direncanakan secara efektif dan sekunder sesuai keadaan6. Disfungsi uterusDisfungsi uterus atau kerja uterus yang tidak efisien mencakup ketidakmampuan servik untuk membuka secara lancar, Disamping kontraksi yang tidak efektif, hal ini menyebabkan partus lama yang menimbulkan efek bahaya baik terhadap ibu maupun anak, diantaranya pada ibu adalah perdarahan, infeksi, akselerasi. Dan baya janin adalah gawat janin, trauma cerebro, infeksi lain-lain, Dari bahaya diatas, keadaaan janin adalah keadaan yang sangat diindikasikan untuk melakukan persalinan dengan sectio sesarea 7. Umur < 20 tahunSuatu kondisi ibu terlalu muda hamil dimana organ-organ reproduksi belum matang, adapun penyakit-penyakit yang biasa timbul pada usia < 20 tahun antara lain abortus, mola hidatidosa. Kasus ini yang sering muncul atau menyertai kehamilan dibawah umur 20 tahun mempunyai dampak negatis terhadap kesejahteraan waktu remaja. Hal ini disebabkan belum siap mental untuk hamil, kurun waktu reproduksi sehat untuk hamil yakni 20-25 tahun, mengerti usaha serta upaya apa yang perlu dilakukan sebelumnya pada saat hamil sesudah melahirkan sehingga kesehatan ibu tetap terjaga saat hamil dan persalinan 8. Umur > 35 tahunSuatu kondisi ibu terlalu tua hamil yaitu umur 35 tahun atau lebih, adapun penyakit yang berhubungan dengan usia peningkatan resiko hipertensi kronik, diabetes gestastesional kehamilan ektopik, persalinan yang lama pada multi para, kelahiran prematur, abnormalis kromosom, kematiam janin, sectio sesarea. Kehamilam >35 faktor-faktor lain sangat penting, faktor-faktor cukup tidaknya segmen bawah uterus yang baik keturunan atau kekuatanservick dan jaringan lunak jalan lahir, kekuatan his kalau semua hal menguntungkan kelahiran pervaginam dipertimbangkan kalau faktor faktor yang merugikan terdapat maka sectio sesarea merupakan produser lebih aman, lebih bijaksana b. Indikasi Janin1. Gawat janinYang disebabkan oleh: Kehamilan serotinusPada usia kehamilan lebih dari 42 minggu kemungkinan dapat meyebabkan placenta yang akan timbul suatu keadaan gawat janin, pada keadaan ini perlu dipertimbangkan tindakan operasi Ketuban pecah dini2. Kelainan letakPada keadaan letak ini indikasi untuk dilakukan tindakan sectio sesarea : Letak bokongLetak bokong ini dianjurkan bila ada panggul seperti primifgravida jenis besar dan anak nakal Letak lintangApabila ada kesempitan panggul sectio sesarea adalah cara yang terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar, pada semua primigravida degnan letak lintang harus ditolong dengan sectio sesarea tidak ada panggul sempit Letak mukaPresentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengna cara-cara lain tidak berhasil GenetikPada genetiik dianjurkan bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu dan terjadinya intercloming Bayi besarPada bayi besar biasanya disebabkan penyakit diabetes militus, pada keasaan ini bisa mengakibatkan kesulitan persalinan dan kelahiran, meskipun bayi ini besar perilakunya, menyerupai bayi prematur tidak bisa bertahan dengan baik terhadap beban persalinan lawa sehingga sangat berbahaya bila bayi besar ini berada dalam persalinan sehingga sevctio sesarea merupakan salah satu tindakan untuk kematian janin ini.(Mochtar, 1998:416)Jenis-jenis Operasi Sectio Caesarea Abdomen (sectio caesarea abdominalis)a. Sectio caesarea transperitonealis 1. Sectio caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri. 2. Sectio caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim. b. Sectio caesarea ekstraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis. Vagina (sectio caesarea vaginalis)Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut:1. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kronig2. Sayatan melintang (transversal) menurut keir3. Sayatan huruf T (T-incision)(Rustam Mochtar, 1998:119-120)Komplikasi a. Infeksi Puerperal (nifas) Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung. Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering dijumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi inraportal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama. Penanganannya adalah dengan pemberian cairan elektronlit dan antibiotika yang adekuat dan tepat. b. Perdarahan, disebabkan karena: Banyak pembuluh darah yang terputus dan teruka Atonia uteri Perdarahan pada placental bed c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi terlalu tinggi. d. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan sekarang (Rustam Mochtar, 1998:121)Perawatan Pre-Operasi Wanita yang direncanakan menjalani SC biasanya dimasukkan rumah sakit satu hari sebelum pembedahan oleh dokter abstetri yang akan melaksanakan pembedahan dan oleh ahli anestesiologi. Hematokrit diperiksa, bila uji coombe indirek hasilnya positif, maka disediakan 100 ml darah lengkap yang cocok dengan golongan darah pasien atau fragmen darah yang serupa. Obat-obatan sedative seperti sekabarbital 100 mg dapat diberikan menjelang tidur malam sebelum operasi. Asupan dihentikan sekurang-kurangnya 8 jam sebelum pembedahan. Obat antasida diberikan sesasat sebelum dilakukan induksi anastesi umum, untuk mengurangi resiko destruksi paru akibat asam lambung bila terjadi aspirasi. (Obstetri Willianms, 1999:528)Perawatan Post SC a. Cairan Intravena Cairan IV yang diberikan terdiri dari larutan RL atau larutan serupa dan D5% dalam air, secara khusus, 1-2 liter larutan mengandung elektrolit diinfuskan selama dan sesegera setelah operasi. b. Ruang pemulihan Yang harus diperhatikan adalah jumlah perdarahan dari vagina, tinggi fundus uteri (dengan palpasi yang sering) untuk memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi dengan kuat, setelah ibu sadar penuh dan perdarahannya minimal-normal, tekanan darah baik, jumlah urin sekurang-kurangnya 30 cc/jam, ibu dapat dikembalikan sebelumnya. c. Tanda-tanda vital Pasien dievaluasi tiap jam selama 4 jam (paling sedikit). Tekanan darah, nadi, jumlah urin dan jumlah darah yang hilang, serta keadaan fundus uteri harus diperiksa pada saat ini. Adanya abnormalitas harus segera dilaporkan, oleh karena itu, selama 24 jam I semua ini harus diperiksa tiap 4 jam sekali, besama-sama dengan pengukuran suhu tubuh. d. Terapi cairan dan diit Pemberian cairan infuse dengan jumlah yang besar selama dan Sesudah pembedaan tidak diperlukan untuk mengganti cairan ekstra seller yang mengalami sekuentrasi (diekspresikan ke dalam ruang iga). Untuk pendalaman umum pemberian 3 liter larutan, termasuk RL, terbukti sudah cukup selama pembedahan dan dalam 24 jam I berikutnya. Paling lambat hari kedua setelah operasi, sebagian besar sudah dapat mendapat makanan biasa. e. Vesika urinaria dan usus Kateter sudah dapat dilepas dari vesika urinaria setelah 24 jam post SC atau keesokan paginya. Setelah operasi bising usus biasanya belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan, pada hari kedua bising masih lemah dan pada hari ketiga sudah aktif. Gejala kembung dan nyeri akibat inkoordinasi gerak usus dapat menjadi gangguan yang menyusahkan pada hari kedua dan ketiga post-op sering pemberian supositoria rectal akan diikuti dengan defikasi, jika gagal pemberian anema dapat meringankan keluhan pasien. f. AmbulasiPada sebagian kasus pada hari pertama setelah operasi, pasien dengan bantuan perawat dapat bangunan dari tempat tidur sebentar-sebentar, sekurang-kurangnya dua kali. Ambulasi dapat ditentukan waktunya sehingga preparat analgesic yang diberikan dapat mengurangi rasa nyeri. Pada hari kedua pasien dapat berjalan ke kamar mandi dengan bantuan. g. Perawatan luka Luka insisi diinspeksi setiap hari, secara normal jahitan kulit diangkat pada hari keempat setelah operasi. Paling pada hari ketiga post partum pasien sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi. (Obstetri Willianms, 1999:528:529) Nasihat Pasca Operasi Dianjurkan jangan hamil selama lebih kurang satu tahun, dengan memakai kontrasepsi. Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik Dianjurkan untuk brsalin di rumah sakit yang besar Apakah persalinan yang berkut harus dengan sectio caesarea bergantung dari indikasi sectio caesarea dan keadaan pada kehamilan berikutnya. ASUHAN MANAJEMEN KEBIDANAN

I. PENGKAJIANData Subyektifa) Biodata(1) Nama : Nama ibu, suami, untuk mengenal, memanggil danmenghindari terjadinya kekeliruaN.(2) Umur: Untuk menentukan dosis yang akan diberikan(Pusdiknakes, 2004)(3) Agama: Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan-kebiasaan pasien, Dengan begitu pasien akan mudah dilakukan pendekatan oleh bidan dalam pemberian asuhan(4) Suku: Untuk mengetahui dari suku mana pasien tersebut berasal dan menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan(5) Pendidikan:Pada kedua orang tua untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan(6) Pekerjaan:Pada kedua orang tua untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan keadaan sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu atau suami dapat mempengaruhi kesehatan klien(7) Penghasilan:Untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien(8) Alamat:Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apaka lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah untuk melakukan kunjungan ulangb) Alasan DatangIbu datang kerumah sakit dirujuk atau datang sendiri dengan alasan-alasan tertentu misal ibu kenceng-klenceng dan keluar cairan lendir dari jalan lahir.c) Keluhan UtamaIbu hamil anak ke..dengan usia kehamilan ...bulan,ibu mengatakan kenceng-kenceng sejak tanggal...,jam...dan mengeluarkan/belum mengeluarkan lendir/cairan/darah sejak...jam...wib,saat ini ibu merasa tidak/ingin mengejan d) Riwayat kesehatan yang laluUntuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular ataupun penyakit keturunan. Dapat melihat kemungkinan penyakit yang dapat kambuh dan dapat mempengaruhi ibu post partum.e) Riwayat Kesehatan sekarangUntuk mengetahui apakah ibu sekarang masih menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi, diabetes atau penyakit lain yang dapat mempengaruhi persalinanya.f) Riwayat kesehatan keluargaUntuk mengethui apakah anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, Malaria atau penyakit menurun seperti jantung, hipertensi dan lain-laing) Riwayat haidDitanyakan mengenai :(1) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas, yaitu sekitar 12-16 tahun pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal/dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada wanita adalah 25-32 hari(2) Lamanya haid, biasanya antara 2 sampai 5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari pada wanita biasanya lama haid ini tetap(3) Banyaknya darah yang keluar dan konsistensinya encer(4) Disminore dapat terjadi pada saat menstruasi, dan pada saat setelah menstruasindur sampa 3 hari.h) Riwayat pernikahanDitanyakan tentang berapa kali ibu menikah, lamanya, umur pertama kali menikahi) Riwayat kehamilan sekarangKehamilan:Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dimana dan berapa kali, obat-obat yang didapat selama pemeriksaan kehamilan dan berapa kali mendapatkan imunisasai TT pada usia kehamilan berapaj) Riwayat KBUntuk mengetahui apakah ibu cocok menggunakan jenis KB yang dipilihnya sesuai dengan keadaan dan umur ibu, mulai kapan mengguanakan KB dan kapan lepasnyak) Pola kebiasaan sehari-hari(1) NutrisiUntuk mengetahui apakah asupan gizi klien sudah memenuhi standar gizi seimbang atau belum(2) EliminasiUntuk mengetahui apakah eliminasi klien teratur atau tidak(3) IstirahatUntuk mengetahui apakah waktu istirahat klien sudah cukup atau belum(4) Personal HygieneUntuk mengetahui tingkat kebersihan klien sehari-hari(5) AktifitasUntuk mengetahui pola aktifitas klien sehari-haril) Riwayat Psikososial dan budaya(1) PsikososialUntuk mengetahui apakah ibu menerima kehamilan dan tindakan medis yang akan dilakukan. Selain iu juga diperlukan siapa saja yang nantinya merawat bayi dan ibunya dirumah. Untuk mengetahui hubungan ibu dengan lingkungan sekitar (keluarga dan tetangga) dan dengan petugas kesehatan dirumah sakit(2) BudayaUntuk mengetahui kebiasaan ibu dalam kepercayaan yang dijalani ibu dan keluarga, untuk meluruskan apabila ada kebiasaan ibu dalam medis (3) Pola SpiritualUntuk mengetahui kebiasan ibu dan keluarga dalam beribadah, untuk memudahkan petugas kesehatan dalam pendekatan terapeutikData ObyektifPemeriksaan UmumKeadaan umum:Baik/cukup/lemahKesadaran:Composmentis/apatis/somnolenTTV-Tekanan Darah:90/60-130/90mmHg-Nadi:60-100 x/menit-Suhu:36,5 37,5C-Pernafasan:16 24 x/menitPemeriksaan fisik(1) InspeksiRambut:Untuk mengetahui bersih atau tidak, mudah rontok atau tidak, rambut yang mudah dicabut menandakan kurang gizi atau kelainan tertentuKepala:Untuk mengetahui kebersihan, adakah benjolan yang abnormal atau tidakWajah:Untuk mengetahui pucat atau tidakMata:Untuk mengetahui sclera ikhterus atau tidak, konjungtiva pucat atau tidakTelinga:Untuk mengetahui simetris atau tidak, ada sekret atau tidakHidung:Untuk mengetahui simetris atau tidak, ada polip atau tidakMulut:Untuk mengetahui bibir pucat atau tidak, kering atau tidak, ada stomatitis atau tidak, ada caries gigi atau tidakLeher:Ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak, ada pembesaran vena jugularis atau tidak, ada pembesaran kelenjar limfe atau tidakDada:Simetris atau tidakAbdomen:Ada pembesaran abnormal atau tidakGenetalia:Bersih atau tidak, terdapat varises atau tidakAnus:Bersih atau tidak, hemoroid atau tidakEkstremitas:Simetris atau tidak, pergerakan bebas atau tidakIntegumen:Bersih atau tidak(2) PalpasiKepala:Teraba benjolan abnormal atau tidakLeher:Teraba pembesaran kelenjar tyroid atau tidak, teraba pembesaran vena jugularis atau tidak, teraba pembesaran kelenjar limfe atau tidakAbdomen:-Leopold I:Untuk mengetahui berapa tinggi fundus uteri dan apa yang terdapat di fundus-Leopold II:Untuk menentukan dimana letak punggung janin dan dimana letak bagian-bagian terkecil-Leopold III:Untuk menentukan bagian terdahulu-Leopold IV:Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah sudah masuk pintu atas panggul atau belumEkstremitas:Untuk mengetahui apakah ada odema atau tidakIntegument:Turgor kulit baik atau tidak(3) AuskultasiDada:Terdengar ronchi atau tidak, terdengar wheezing atau tidakAbdomen:Terdengar DJJ atau tidak(4) Perkusi:Ada reflek patella atau tidak(5) Pemeriksaan dalamVT tanggal : .... jam .... WIBHasil VT : ....cm, EFF ....% ket. (-/+), letkep/tidak denominator ..., kepala H .....(6) Pemeriksaan penunjangTidak/ dilakukanII. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAHDiagnosa yang ditentukan harus berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang ditemukan pada klienDx:Ny usia. GAb.Usia kehamilan.minggu janin tunggal hidup intra uterin letak kepala dengan.Ds:Data berasal dari klien atau pasien yang mendukung diagnossa klienDo:Data berasal dari hasil pemeriksaan yang mendukung diagnosaIII. ANTISIPASI MASALAH POTENSIALMasalah atau diagnosa potensial apa saja yang mungkin terjadiIV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERAMenentukan tindakan apa yang harus diambil yang didukung oleh data subyektif.V. INTERVENSIDX: Ny. .... G... P... Ab... UK .... minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uteri Inpartu Kala I Fase Aktif Tujuan: Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan ibu dapat melahirkan secara normal dan lancar tanpa penyulit apapunKriteria Hasil: - Keadaan umum: Baik- Kesadaran: Composmentis- Tanda-tanda Vital:-Tekanan Darah: 90/60-130/90mmHg-Nadi: 60-100 x/menit-Suhu: 36,5 37,5C-Pernafasan: 16 24 x/menit Ibu melahirkan secara pervaginam dan lancar Bayi lahir dengan selamat, dengan AS 7-10Intervensi 1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan dan keadaan ibuR/ menjalin hubungan saling percaya antara tenaga kesehatan dengan pasien dan keluarga.2. Siapkan lembar inform concent dokter atas tindakan SC dan IUD PPR/ ibu mengerti dan digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat3. Lakukan observasi keluhan, Djj, His, TTV dan kemajuan persalinanR/ memantau fungsi organ-organ vital dan kekuatan frekuensi His sebagai deteksi dini komplikasi4. Berikan terapi sesuai advice dokterR/ terapi yang tepat dapat memperbaiki prognosa5. Siapkan ibu untuk tindakan operasiR/ operasi perlu tindakan sterilisasi selama proses operasi 6. Daftar OK dan antar ibu ke OKR/ menjamin keselamatan pasienVI. IMPLEMENTASIDilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.VII. EVALUASIDilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah kita berikan dengan mengacu pada kriteria hasil.