Bab II Na Yang Benar

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    1/22

    BAB II

    TELAAH AKADEMIK 

    A. Kajian Filosofis Pesantren

    Secara etimologis, pesantren berasal dari kata dasar ‘santri’ yang mendapat

    awalan pe dan akhiran an yang berarti menunjukkan makna tempat. Dengan demikian,

    maka Pesantren adalah tempat santri. Sementara terdapat sejumlah teori yang

    menjelaskan asal-usul kata santri.Pertama, berasal dari kata sastri, bahasa sanskerta

    yang artinya melek huruf. edua, berasal dari cantrik, yang berarti seseorang yang

    selalu mengikuti guru ke mana guru pergi menetap.! "asmadi, #akarta$ %&&%'. etiga,

     berasal dari bahasa (ndia yang bermakna orang yang tahu buku-buku suci agama )indu

    atau ilmu pengetahuan. !*amakhsyari Dhofier, #akarta $ +'. Sedangkan kata pondok 

     berasal dari bahasa rab funduk yang berarti asrama, rumah, hotel atau tempat tinggal

    sederhana.!)asbullah, #akarta $ +/'.Secara umum, sebagian besar teori yang menjelaskan tentang pesantren selalu

     bersifat physical oriented. 0eori-teori tersebut umumnya menyebut 1 elemen pokok 

     pesantren. "aitu !+' yai !%' Santri !2' 3asjid !' Pondok dan !1' Pengajaran kitab-

    kitab (slam klasik. Padahal, secara faktual, sesungguhnya kehidupan pesantren memiliki

    keragaman dan dinamika yang sangat 4ariatif sejalan dengan setting sosial budaya

    masyarakat tempat pesantren berada. Di sebagian besar tempat, bisa jadi kelima unsur 

     pesantren itu terpenuhi, namun di sebagaian daerah bisa jadi salah-satu atau dua unsur 

    tersebut tidak terpenuhi. pakah dengan demikian tempat ini tidak layak disebut

     pesantren5.#ika menelusuri kondisi pesantren dengan sekian banyak dan kompleks 4arian

    dan dinamikanya, baik secara fisik, kultur, pendidikan, maupun kelembagaannya, maka

     pesantren secara isthilahysesungguhnya tidaklah sesederhana seperti yang teridentifikasi

    dengan adanya kyai, santri, maupun masjid. arena konsepsi dasar dari kategori kyai

    dan santri saja sampai sejauh ini masih bersifat multi-interpretable. Selain itu

    kategorisasi yang tidak didasarkan pada hakikat intrinsik dari suatu objek merupakan

    tindakan simplifikatif, reduktif bahkan distortif. 3aka Pesantren sesungguhnya adalah

    suatu lembaga atau institusi pendidikan yang berorientasi pada pembentukan manusia

    yang memiliki tingkat moralitas keagamaan (slam dan sosial yang tinggi yang

    diaktualisasikan dalam sistem pendidikan dan pengajarannya. Dengan demikian, maka

    orientasi gerak dan pengajaran ilmu-ilmu agama, sosial maupun eksak di pesantren

    adalah tidak lebih dari sebuah proses pembentukan karakter !character building' yang

    (slami.

    Selanjutnya membicarakan pesantren dalam konteks ke-(ndonesian sarat

    dengan ilmu, pengalaman, tradisi, sehingga dapat memunculkan kha6anah yang

     beragam seluas orang memandang (nstitusi Pendidikan (slam tertua (ni. )al ini harap

    maklum, karena membicarakan pesantren otomatis akan berimplikasi kepada tiga

    (nstitusi sosial sekaligus. "akni (slam, Pesantren, dan (ndonesia. etiga domain wilayah

    sosial itu, suatu saat dapat berdiri sendiri, tetapi pada saat yang lain menjadi satu

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    2/22

    kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. 7ntuk itu mengkaji pesantren dalam konteks ke-

    (ndonesiaan merupakan hal yang menarik dan unik dengan banyaknya kha6anah yang

    akan kita dapatkan.

    Sejalan dengan mu8adimah di atas, kita dapat menyitir surat al-0aubah$ +%%,

    yang artinya$

    0idak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke

    medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

    beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk 

    memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

    mereka itu dapat menjaga dirinya.

    yat ini biasanya dijadikan landasan teologis bagi seorang santri dan pesantren

    dalam menjalankan fungsinya untuk tafa88uh fi al-din !memperdalam agama'. 0etapi

    yang lebih penting dari itu, terdapat hal-hal filosofis yang terkandung dalam ayat itu

    sebagai penjabaran tentang tugas dan fungsi dari pesantren dan santri.Di antara nilai-nilai filosofis yang dapat dijadikan pijakan oleh pesantren

    adalah sebagai berikut$

    Pesantren sebagai bagian komponen masyarakat sebagai fasilitator bagi

    santri li yatafaqqahu fi al-dini !memperdalam pengetahuan agama'. "ang perlu digaris

     bawahi di ayat ini adalah disebutkannya redaksi yatafaqqahu fi al-dini, memperdalam

     pengetahuan agama dalam bentuk fi’il mudhari’. Dalam tata bahasa arab fi’il

    mudhari’ adalah kata kerja yang menunjukkan masa kini dan masa yang akan datang.

    #ika dikembalikan kepada makna tafa88uh fi din di atas, maka dapat dipahami bahwa

     pesantren atau santri dalam melaksanakan pendalaman agama harus berorientasikekinian dan 4isioner untuk masa-masa yang akan datang.

    Pesantren adalah lembaga yang berperan dalam pembentukan karakter dan

    moralitas generasi bangsa. ematangan nilai nilai spritual ditambah dengan kualitas

    intelektual maka generasi bangsa menjadi shaleh yang akrom. 9erarti berperan

    membentuk identitas kesalehan generasi bangsa.

    Pesantren benteng pertahanan :;( yang dalam sejarah tercatat sebagai basis

     perjuangan dalam meraih kemerdekaan bangsa (ndonesia

    Dari sinilah akan muncul bahwa pesantren itu harus dinamis, berubah,

     berkembang untuk tetap menjaga rele4ansinya dengan situasi dan kondisi yang

    melingkupinya. Perkembangan pesantren dapat menyangkut kurikulum-materinya,

    institusi-kelembagaannya, manajemen-kepemimpinannya ataupun relasi pesantren

    dengan masyarakat sekitarnya. Dari dinamika pesantren inilah studi tentang pesantren

    mengalami perkembangan pula, sejak penyebaran (slam masuk (ndonesia sampai masa-

    masa yang akan datang.

    3ungkin kita telah mengenal beberapa pengkaji pesantren dalam dunia

    akademis, di antaranya$ *amakhsari Dhofier, 0radisi Pesantren$ Studi tentang

    Pandanagan )idup yai, 6yumardi 6ra,Pendidikan (slam$ 0radisi Dan 3odernisasi

    3enuju 3ilenium 9aru, juga tentang #aringan 7lama :usantara, :urcholis

    3adjid, 9ilik-9ilik Pesantren$ Sebuah Proses Perjalanan, 3astuhu, Dinamika Sistem

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    3/22

    Pendidikan Pesantren Suatu kajian 0entang 7nsur dan :ilai Sistem Pendidikan

    Pesantren, 3astuhu,

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    4/22

    kepada para santrinya, tidak dibatasi oleh sekat kurikulum, tempat belajar yang tidak 

     begitu representati4e, tidak seperti kelas-kelas sekarang yang kadang bertaraf hotel,

    seorang guru atau kyai pun juga tidak mendapatkan tunjangan, hanya berbasic

    keikhlasan yang menjadi moti4asi amaliyah ta’limnya. Di sinilah prinsip ta’lim wa

    ta’allum pesantren adalah pendidikan seumur hidup.

    gama adalah produk yang sudah jadi, di sisi lain tentang agama dan

    keberagamaan di dunia pesantren dimaknai secara integrated. ;asa keberagamaan tidak 

    dapat direduksi pada sebatas pengkajian terhadap ilmu agama an sich. Dimensi

    rasionalitas, spiritualitas dan bahkan penghayatan akan nilai-nilai agama itu sendiri

    harus menjadi aksentuasi!penekanan' dalam transformasi ilmu-ilmu di pesantren.

    3isalnya nilai-nilai akhla8 yang menjadi kurikulum di pesantren, dengan kitabnya ihya’

    ulum al-din, bidayat al-hidayah, minhaj al-abidin, al-hikam, siraj al-thalibin, diberikan

    dengan harapan santri-santri memang benar-benar memahami ajaran (slam tidak hanya

    dari sisi lahiriyah saja, tetapi akhla8 tersebut menjadi kepribadian yang menyatu denganseorang santri. Sehingga tamatan pesantren memang seorang kader yang berperilaku

    luhur, berkepribadian atau berkarakter kuat nilai-nilai ke-(slaman ala kitab yang

    dikajinya.

    alau misi mencetak kader yang berkepribadian dan berakhla8 tadi terabaikan,

    yang di tekankan hanya dari sisi intelektualitas, kibatnya lahir generasi-generasi yang

    kaya akan kha6anah ilmu gama tanpa rasa keagamaan, kaya ilmu pengetahuan tanpa

    sikap keilmuan, generasi dengan predikat santri tanpa mental kesantrian. Eebih lanjut,

    dalam kehidupan praktis, pesantren hampir tidak memiliki konstribusi dan peran yang

    aktif dalam melakukan perubahan sosial menuju ke kehidupan yang lebih beradab dan berbudaya.

    Cobalah kita beri contoh lagi, bagamaimana para santri pesantren dituntut

    untuk belajar kitab kuning, diajari jam’iyah !organisasi' keagamaan pada hari malam

     jum’at, tetapi juga disuruh untuk menjalani lelaku riyadlah !tirakat' bathiniyah untuk 

    menyempurnakan ilmu-ilmu yang telah diterima di pesantren. Praktek-praktek semacam

    ini merupakan ajaran-ajaran para sufi sebagai metode !thari8ah' untuk mendekatkan diri

    kepada llah. emudian dipraktekkan di dunia pesantren untuk membekali para santri

    agar dia mempunyai kekuatan bathiniyah !al-8alb'. arena inti dari ajaran tarbiyah

    (slamiyah !pendidikan (slam' adalah pendidikan hati, sebagai pusat akti4itas kehidupan

    manusia. etika hati seseorang itu baik, maka seluruh amaliyahnya juga akan baik.

    Sebagaimana )adits ;asul, sesungguhnya dalam diri manusia itu ada segumpal darah,

     jika dia baik maka seluruh anggota badannya juga baik, tetapi seandainya ia buruk,

    maka seluruhnya juga akan rusak. Segumpal darah itu adalah hati=.

    onsep pendidikan lahir dan batin oleh pesantren, juga tercermin dari

    hubungan guru !kyai' dan murid !santri'. Seorang santri ketika sudah nyantri kepada

    seorang kyai, maka relasi keduanya lebih dari sekedar hubungan guru dan siswanya,

    lebih dari hubungan orang tua dan anaknya. 0etapi hubungan mereka berbentuk 

    lahiriyah dan bathiniyah. Sebuah interaksi di mana seorang santri, di satu sisi

    diposisikan sebagai murid dari seorang guru yang berperan sebagai mursyid atau guru

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    5/22

    spiritual. Pada posisi ini seorang murid mendapatkan pendidikan ilmu-ilmu beribadah,

    cara-cara munajat kepada llah Swt. Pada saat yang sama seorang santri juga menjadi

    anak dari seorang guru yang berperan sebagai orang tua mereka dengan menjaganya

    dari aspek jasmaniyah !biologis'. Di lain pihak hubungan kyai dan santri juga berpola

    antara siswa dengan gurunya dalam rangka melakukan akti4itas transmisi intelektual.

    Seorang guru menyampaikan ilmu-ilmunya kepada santri-santri, dalam berbagai disiplin

    ilmu. 3aka dari itu melihat relasi antara santri dan kyai itu, peran seorang kyai adalah

    multi fungsi, yakni sebagai mu’allim, mu’adib, musyrif, ustadh, dan murabbi.

    3engembangkan Pergerakan Pesantren

    3engambil i’tibar pada filosofi tindakan llah memberikan mu’ji6at kepada

    ;asul-:ya yang rele4an dan up to date dengan permasalahan kemanusiaan pada

    masanya !khotib al-nasa bi 8adri u8ulihim'. Pesantren juga membekali dirinya dalam

     proses pengembangannya, dengan melakukan perubahan dan dinamika kehidupan sosial

    di mana dia berada. "ang menjadi perhatian pesantren adalah perubahan-perubahanyang diakibatkan oleh kemajuan spektakuler di bidang teknologi kecerdasan buatan

    !intellegencia artificial' itu ternyata juga berakibat pada perubahan tata nilai keagamaan

    dan sosial. Secara rinci, ehidupan global saat ini ditandai oleh hal $ +. kemajuan ilmu

     pengetahuan dan teknologi %. Perdagangan bebas 2. erjasama regional dan

    internasional yang mengikis sekat-sekat ideologis . 3eningkatnya kesadaran )3

    3aka untuk mengantisipasi perubahan tata nilai baru dalam era global tersebut,

    7:FSCB, misalnya, telah mencanangkan pilar belajar, yaitu learning to think,

    learning to do, learning to be, dan learning to li4e together.

    Eebih jauh bila melihat masa depan masyarakat dunia, yangmenurut futurolog merika, #ohn :aisbitt dan Patricia burdene disebut masyarakat

    global. 3enurut keduanya masa yang akan datang ada sepuluh trend yang akan

    menaungi dan mempengaruhi kehidupan manusia, yaitu$ +'. 9oom !meledaknya'

    ekonomi global tahun +&-an, %'. ;enaisans !kebangkitan' dalam seni, 2'. 3unculnya

    sosialisme pasar bebas, '. Gaya hidup global dan nasionalisme kultural, 1'.

    Penswastaan negara kesejahteraan, /'. ebangkitan tepi pasifik, @'. Dasawarsa wanita

    dalam kepemimpinan, H'. bad biologi, '. ebangkitan agama milenium baru, +&'.

    ejayaan indi4idu. !#ohn :aisbitt dan Patricia burdene. #akarta$ +&, 2'. #ika apa

    yang diprediksikan oleh dua futurolog itu benar, maka nilai-nilai yang ada dalam

    masyarakat niscaya akan berubah. 3asalah dalam lapangan perekonomian yang

    dibicarakan oleh para ilmuwan satu abad yang lalu, mungkin sudah jauh tertinggal dari

     pada apa yang dipermasalahkan dewasa ini, apalagi untuk dasawarsa yang akan datang.

    Dalam menghadapi problem demikian, diperlukan strategi, moti4asi, materi yang

    dilandasi oleh prinsip-prinsip yang luwes dan mantap.

    (tulah kondisi makro yang sekarang ini sedang menghimpit dunia Pesantren.

    Pesantren sekarang sudah berfikir tentang apa yang bisa diperbuat di tengah atmosfir 

    kehidupan global seperti itu serta konstribusi yang bisa disumbangkan untuk turut andil

    dalam membentuk kepribadian bangsa, seperti yang diberikan oleh para ulama-ulama

     pesantren tempo dulu. tau bahkan pesantren bisa bertahan di tengah hegemoni produk-

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    6/22

     produk pemikiran dan tata nilai hidup globalisasi. #ika :abi (brahim harus membekali

    diri dengan kekuatan argumentasi pemikiran, hal itu dimaksudkan untuk melayani dan

    mengimbangi masyarakatnya yang memiliki tradisi berfikir yang kuat, :abi 3usa

    dengan kemampuan magic karena kaumnya gemar dalam perdukunan, :abi (sa dengan

    keahlian pengobatan karena kecenderungan umatnya pada dunia pengobatan, dan :abi

    3uhammad Saw. dengan kemampuan sastra karena orang rab punya kelebihan dalam

    tata bahasa, maka Pesantren juga akan tetap menggunakan mu’ji6at yang pernah

    digunakan oleh para ulama-ulama masa lalu, dalam menghadapi dan menyelesaikan

     problematika masyarakat di abad %+.

    Pesantren sekarang ini juga telah melakukan reorientasi pada 4isi dan misi

     pendidikannya sehingga pergerakan pesantren akan lebih membumi. Di era penjajahan,

     pesantren di berbagai daerah menjadi basis pergerakan melawan kolonialisme

    !sebagaimana diungkap oleh buku

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    7/22

     baru dalam sistem pendidikannya. Sebagaimana dilakukan oleh para kyai-kyai

     pesantren tempo dulu yang begitu brilian dalam ide dan gerakannya untuk 

    memperjuangkan (slam dan bangsa (ndonesia. Seperti para >ali Songo, yai holil

    9angkalan 3adura, yai )asyim syari, yai >ahid hasyim, yai bdurrohman

    >ahid, ) >ahab )asbullah #ombang, yai bdul arim, ) 3ahrus li ediri,

    yai 3usta’in ;omli ;ejoso #ombang, ) 0hohir >idjaya 9litar, ) 9isri 3ustofa

    ;embang, ) hmad Shidi8 #ember, yai s’ad Samsul rifin Situbondo, yai

    *arkasyi Ponorogo dan lain sebagainya.

    Para kyai di atas sebagaian murni pengasuh pesantren yang sehari-hari bergelut

    dalam rutinitas kesantrian, ada yang mubaligh keliling, mursyid thari8ah, politisi,

     pendidik sekolah formal, pendiri pondok pesantren, baik salaf maupun modern. (ni

    mencerminkan tentang adanya figur yang4isioner dari para ulama dalam bidangnya

    masing-masing, untuk memperjuangkan (slam li (’lai kalimatillahi hiya al-ulya.

    B. Kajian Yuridis Pesantren

    Eandasan "uridis, disebut juga landasan hukum atau dasar hukum atau legalitas

    adalah landasan dasar yang terdapat dalam ketentuan-ketentuan hukum yang lebih

    tinggi derajatnya. Eandasan yuridis dibagi menjadi % !dua', yaitu$

    +. Eandasan yuridis yang beraspek formal yaitu ketentuan-ketentuan hukum

    yang memberi kewenangan kepada badan pembentuknya.

    %. Eandasan yuridis yang beraspek material adalah ketentuan-ketentuan

    hukum tentang masalah atau persoalan apa yang harus diatur.

    9erdasarkan pendapat ;osjidi ;anggawidjaja dan miroedin Sjarif di atas,terdapat persamaan dalam memaparkan mengenai landasan dalam peraturan perundang-

    undangan. 9aik menurut ;osjidi ;anggawidjaja maupun menurut miroedin Sjarif 

     peraturan perundang-undangan harus berlandaskan pada$ landasan filosofis, landasan

    sosiologis dan landasan yuridis.

    ajian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif disebut juga penelitian

    doktrinal. Pada penelitian hukum jenis ini hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis

    dalam peraturan perundang-undangan !law in books' atau hukum dikonsepkan sebagai

    kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.

    Sebab itu, dasar yuridis normatif keberadaan pondok pesantren tercantum data

    skunder berikut, yaitu$

    Pancasila, sebagai dasar negara dan filsafah hidup bangsa (ndonesia khususnya

     pada Sila ( yang berbunyi

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    8/22

    %& 0ahun %&&2 tentang Sistem Pendidikan :asional memuat pada pasal 2&

    ayat + sampai memuat bahwa pondok pesantren termasuk pendidikan

    keagamaan dan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.

    7ndang-undang ini amat signifikan dalam menentukan arah dan kebijakan

    dalam penanganan pendidikan pondok pesantren dimasa yang akan datang.

    . Peraturan 3enteri gama :o. 2 0ahun +@. eputusan 3enteri gama

     :o. +H tahun +@1 di 7bah dengan eputusan 3enteri gama :o. +

    0ahun %&&+, tentang penambahan direktorat pendidikan keagamaan dan

     pondok pesantren departemen agama sehingga pondok pesantren

    mendapatkan perhatian khusus dari ementerian Departemen gama.

    Penjabaran atas landasan hukum di atas yaitu bahwa negara dalam hal ini

     pemerintah pusat ataupun daerah berkewajiban membina dan membangun Pondok 

    Pesantren di :usantara. Sebab, keberadaan dan ejawantah dari Sila Pertama sudahdibuktikan oleh pesantren sebagai lembaga yang pendidikan dan pembinaan moral

    generasi 9angsa. 3enjadikan masyarakat yang agamis dan berakhlakul karimah serta

    membentuk karakter dan identitas suatu negara. Selain itu, pesantren terbukti isti8omah

    sebagai lembaga terdepan yang mengajarkan nilai nilai luhur agama dan bangsa.

    palagi dalam pembukaan 77D +1 pasal 22 sudah jelas dinyatakan bahwa setiap

    warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

    emudian, hal ini juga diatur dalam 77D +1, ayat +-% !9P:(P' yang

    menyatakan bahwa pendidikan agama merupakan bagian dari sistem pendidikan

    nasional. Di tambah dengan 77 :o. %% 0ahun +H yang disempurnakan dengan7ndang-7ndang :o %& 0ahun %&&2 tentang Sistem Pendidikan :asional memuat pada

     pasal 2& ayat + sampai memuat bahwa pondok pesantren termasuk pendidikan

    keagamaan dan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. 7ndang-undang ini

    amat signifikan dalam menentukan arah dan kebijakan dalam penanganan pendidikan

     pondok pesantren dimasa yang akan datang. 3aka, sudah selayaknya dan patut

     pemerintah daerah membuat peraturan yang mengayomi keberadaan pondok pesantren

    sebagai bagian dari kha6anah dan identitas pendidikan asli produk (ndonesia.

    Selain itu, adanya Peraturan 3enteri gama :o. 2 0ahun +@. eputusan

    3enteri gama :o. +H tahun +@1 di 7bah dengan eputusan 3enteri gama :o. +

    0ahun %&&+, tentang penambahan direktorat pendidikan keagamaan dan pondok 

     pesantren departemen agama sehingga pondok pesantren mendapatkan perhatian khusus

    dari ementerian gama. Peranturan 3enteri gama dimaksud tidak berarti sempit,

    akan tetapi luas. Dalam artian pesantren hanyalah domain ementerian gama akan

    tetapi juga domain pemerintah daerah yang tentunya wajib bertanggungjawab

    melestarikan lembaga-lembaga pesantren.

    C. Kajian Politis Pesantren

    ajian politis pesantren diuraikan dalam kebijaksanaan politik yang menjadi

    dasar kebijakan-kebijakan dan pengarahan ketatalaksanaan pemerintahan. Bleh sebab

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    9/22

    itu, pada kajian ini maka harus dinilai sebagai berikut$

    +. Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di nusantara harusnya

    dilestarikan sebagai kha6anah kearifan lokal guna tidak tergerus hilang

    oleh perkembangan 6aman dan program pemerintah !dalam hal ini daerah'

     banyak yang tidak memikirkan nasib pesantren kecuali dibutuhkan pada

    saat seremonial politik menjelang pemilu.

    %. yai, Pesantren dan masyarakat memiliki hubungan erat dan yang tidak 

    terpisahkan sebab kyai pada tataran peran dan fungsinya tidak hanya

    mendidik para santri di pesantren terkait nilai dan ajaran agama, akan

    tetapi juga mendidik masyarakat untuk taat kepada ajaran agama, dan

    hukum perundang-undangan yang berlaku. Sebab, selama ini yai dan

     pesantren hanya dijadikan tameng penyelesaian sosial di masyarakat,

    seperti diminta memberikan penyuluhan keagamaan, sementara

     pemerintah hanya bisa mengatur tanpa memberikan penghargaan lebih bagi pesantren. Contoh, kyai dijadikan rujukan jawaban setiap

     permasalahan sosial keagamaan di masyarakat, termasuk di dalamnya

    ketika terjadi gesekan sosial.

    2. Secara politis, kaitannya dengan dunia pendidikan pesantren dikatagorikan

    sebagai pendidikan non formal yang hanya bernaung dengan ementerian

    gamaI atau domain emenag, buat domain intansi lain. Pandangan dan

    cara berpikir seperti itu banyak digandrungi oleh epala epala Daerah

    sehingga dalam program pembangunan pendidikan pesantren tidak 

    menjadi prioritasI atau secara nyata tidak ada program pemerintah yangsecara tegas membantu pesantren, kecuali melalui dinas sosial. 3aka dari

    itu, secara politis pesantren terkesan adanya diskriminasi pembinaan dan

     pemberdayaan terhadap pesantren dengan alasan stigma domain pesantren

    adalah ementerian gama.

    . Politis )istoris, pesantren memiliki sejarah panjang sebagai lembaga

     pendidikan, bahkan pada era modern sekarang ini banyak sekolah beralih

    dengan sistem pesantren seperti

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    10/22

    dilestarikan keberadaanya.

    tas dasar persoalan diatas maka sudah sepatutnya pemerintah daerah

    membuat peraturan daerah yang mengayomi keberadaan pondok pesantren sebagai

    lembaga pendidikan (slam tertua di nusantara. emudian, sudah sepantasnya

     pemerintah daerah melestarikan pesantren bale rombeng sebagai bagian dari kha6anah

    keislaman di abupaten 0angerangI atau pusat informasi pendidikan masa klasik di

    abupaten 0angerang.

    D. Kajian Sosiologis Pesantren

    Dalam bagian ini diuraikan realitas masyarakat yang meliputi kebutuhan

    hukum masyarakat, kondisi masyarakat dan nilai-nilai yang hidup dan berkembang

    !rasa keadilan masyarakat'. 3aka dari itu akan diuraikan landasan sosiologi pesantren

    untuk dijadikan sebagai rujukan adanya peraturan daerah tentang Pondok Pesantren diabupaten 0angerang.

    . Historis Sosiologis

    Secara historis-sosiologi baha pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua

    di negara ini, diakui ataupun tidak pesantren telah mendokumentasikan berbagai

     peristiwa sejarah bangsa (ndonesia. Sejak awal penyebaran agama (slam di (ndonesia,

     pesantren merupakan saksi utama dan ikut andil sebagai sarana (slamisasi.

    Perkembangan dan kemajuan masyarakat (slam :usantara, tidak mungkin terpisahkan

    dari peranan pesantren. Pesantren dengan bermacam historisnya telah dianggap sebagai

    lembaga pendidikan yang mengakar kuat dari budaya asli bangsa (ndonesia. ehadiran pesantren sebagai lembaga pendidikan (slam, kini semakin diminati oleh banyak 

    kalangan, termasuk masyarakat kelas menengah atas. )al ini membuktikan lembaga ini

    mampu memberikan solusi terhadap kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. 0etapi

     banyak kalangan yang beranggapan bahwa pesantren adalah pendidikan yang kuno, anti

    akan perubahan, atau hanya sebatas tempat rehabilitas anak-anak nakal. 0etapi hal itu

    merupakan suatu tantangan bagi pesantren dalam era 3odern.

    Pendidikan Pesantren memang menyimpan karakter yang cukup khas, tidak 

    hanya dalam sistemnya, tetapi juga dalam perannya. 0ujuan 7tama Pendidikan :asional

    menitik beratkan pada peningkatan keta8waan kepada 0uhan "3F, mempertinggi budi

     pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta

    tanah air, hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan (slam baik secara sosiologis maupun

    filosofis. :amun tujuan utama dari pendidikan nasional itu masih terbentur tembok 

     besar bernama fakta dan realita yang menunjukkan kualitas lulusan lembaga pendidikan

    masih belum mencapai tujuan utama dari Pendidikan :asional. Bleh karena itu banyak 

    orang berpikir bahwa Jsekolah sajaJ tidak mungkin dapat diandalkan untuk mendidik 

    manusia secara utuh.

    9anyak yang mengeluh bahwa akhlak dan prilaku pelajar dewasa ini cenderung

    merosot dengan berbagai bentuk tindakannya yang merisaukan banyak pihak. arena

    itu, patut dipikirkan kemungkinan Jpesantren masuk sekolahJ.

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    11/22

    Disinilah pendidikan Pesantren pasti akan diuji eksistensinya seputar ihwal apakah

    mampu menjadi alternatif dari kebuntuan tersebut. Serta akan semakin mengukuhkan

    kemampuan pesantren dalam mewujudkan kualitas manusia (ndonesia seutuhnya.

    %. Problematika Sosial Pendidikan Pesantren

    Peranan pendidikan pesantren dalam pelaksanaan pendidikan nasional dapat

    dilihat dalam kegiatannya sebagai sub-sistem pendidikan nasional. Pesantren

    merupakan lembaga pendiikan (slam yang berfungsi melaksanakan pendidikan berdasar 

    arah dan tujuan yang telah ditentukan. Dengan fungsi yang dibawa oleh sistem

     pendidikan pesantren dan dan sistem pendidikan umum di sisi lain, pendidikan nasional

    akan menunjukkan dinamikanya secara mantap. 7ntuk kepentingan ini, integrasi

     pendidikan pesantren dan pendidikan jalur luar sekolah, baik secara fungsional maupun

    institusional, senantiasa diusahakan. Sebab, jika keduanya berjalan kurang terpadu,

    maka sasaran pendidikan akan terhambat. :amun usaha tersebut sepertinya tidaklah mudah, karena )al demikian juga

    ditunjukan oleh sejarah di mana penjajah memaksakan secara mutlak berlakunya sistem

     pendidikan sekolah saja dengan JmenekanJ !diskriminatif' perkembangan pendidikan

     pribumi, yakni pendidikan pesantren. Dan parahnya doktrin penjajah ini terkdang masih

    terlihat di beberapa kalangan. )al ini terlihat pada persoalan dikotomis dalam sistem

     pendidikannya. Pendidikan (slam !pesantren' bahkan diamati dan disimpulkan

    terkukung dalam kemunduran, kekalahan, keterbelakangan, ketidakberdayaan,

     perpecahan, dan kemiskinan, sebagaimana pula yang dialami oleh sebagian besar negara

    dan masyarakat (slam dibandingkan dengan mereka yang non (slam. 9ahkan, pendidikan yang apabila diberi embel-embel (slam, juga dianggap berkonotasi

    kemunduran dan keterbelakangan, meskipun sekarang secara berangsur-angsur banyak 

    diantara lembaga pendidikan (slam berbasis pesantren yang telah menunjukkan

    kemajuan.

    Pandangan ini sangat berpengaruh terhadap sistem pendidikan (slam, yang

    akhirnya dipandang selalu berada pada posisi deretan kedua dalam konstelasi sistem

     pendidikan di (ndonesia, walaupun dalam undang-undang sistem pendidikan nasional

    menyebutkan pendidikan (slam merupakan subsistem pendidikan nasional. 0etapi

     predikat keterbelakangan masih melekat padanya bahkan pendidikan (slam tidak jarang

    hanya dipruntukan bagi orang-orang yang tidak mampu atau miskin.

    Dalam hal ini, maka pendidikan (slam !pesantren' dewasa ini memberi kesan

    yang tidak menggembirakan. 3eskipun, kata 3uchtar 9uchori,

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    12/22

    kenyataan yang selama ini dihadapi oleh lembaga pendidikan (slam di (ndonesia

    termasuk juga pesantren.

    ?akta dan realita yang ada bahwa pendidikan (slam pada umumnya memang

    diakui mengalami kemunduran dan keterbelakangan, namun akhir-akhir ini secara

     berangsur-angsur lembaga pendidikan (slam mulai menjawab dengan kemajuaannya.

    0idak mengherankan bila banyak lembaga pendidikan pesantren modern baik yang

    masih menggunakan nama 3a’had ataupun menggunakan nama lain seperti 39S

    ataupun model lainya. 0idak hanya cukup sampai disitu pendidikan pesantren saat

    inipun memiliki kurikulum yang tidak berbeda dengan kurikulum sekolah umum.

    0etapi tantangan yang dihadapi tetap sangat kompleks, sehingga menuntut

    ino4asi pendidikan (slam itu sendiri dan ini tentu merupakan pekerjaan yang besar dan

    sulit. 9eberapa kalangan memproyeksikan bahwa kelemahan-kelemahan pendidikan

    (slam berbasis pesantren dewasa ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti, kelemahan

    dalam penguasaan sistem dan metode serta menejemen kelembagaan, bahasa sebagaialat untuk memperkaya persepsi, dan ketajaman interpretasi, dan kelemahan dalam hal

    kelembagaan LorganisasiM, ilmu dan teknologi. 3aka dari itu, pesantren didesak untuk 

    melakukan ino4asi tidak hanya yang bersangkutan dengan kurikulum dan perangkat

    manajemen, tetapi juga strategi dan taktik operasionalnya. Strategi dan taktik itu,

     bahkan sampai menuntut perombakan model-model sampai dengan institusi-institusinya

    sehingga lebih efektif dan efisien,

    ;ekonstruksi Pesantren

    alau kita telaah literatur dalam pendidikan (slam, maka diketahui bahwa fungsi

    dan tujuan pendidikan (slam diletakan jauh lebih berat tanggungjawabnya biladibandingkan dengan fungsi pendidikan pada umumnya. Sebab, fungsi pendidikan

    (slam harus memberdayakan atau berusaha menolong manusia untuk mencapai

    kebahagian dunia dan akhirat dan bertujuan terbentuknya orang yang berkepribadian

    muslim. Bleh karenanya, maka konsep dasarnya bertujuan untuk melahirkan manusia-

    manusia yang bermutu yang akan mengelola dan memanfaatkan bumi ini dengan ilmu

     pengetahuan untuk kebahagiannya, yang dilandasai pada konsep spritual untuk 

    mencapai kebahagian akhiratnya.

    Sebagaimana dikatakan para ahli, bahwa pendidikan (slam berupaya untuk 

    mengembangkan semua aspek dalam kehidupan manusia yang meliputi spritual,

    intelektual, imajinasi, keilmiyahanI baik indi4idu maupun kelompok, dan memberi

    dorongan bagi dinamika aspek-aspek di atas menuju kebaikan dan pencapaian

    kesempurnaan hidup baik dalam hubungannya dengan al-hali8, sesama manusia,

    maupun dengan alam. kan tetapi pada dataran operasional, rumusan-rumusan ideal

    yang dikemukakan di atas belum terjawab, sedangkan lembaga pendidikan (slam seperti

     pesantren cukup 4ariatif dalam berusaha menyelaraskan konsep-konsep tersebut, namun

     belum berdaya dan posisi pendidikan (slam sendiri masih terlihat begitu lemah.

    3elihat kenyataan ini, maka ino4asi atau penataan fungsi pendidikan (slam

     berbasis pesantren harus diupayakan secara terus menerus, berkesinambungan, dan

     berkelanjutan. Di samping ino4asi pada sisi kelembagaan, factor tenaga pendidikan juga

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    13/22

    harus ditingkatkan aspek etos kerja dan profesionalismenya, perbaikan materi

    !kurikulum' yang pendekatan metodologi masih berorientasi pada sistem tradisional,

    dan perbaikan manajemen pendidikan itu sendiri. 7ntuk itu, maka usaha untuk 

    melakukan ino4asi tidak hanya sekedar tambal sulam, tetapi harus secara mendasar dan

    menyeluruh, mulai dari fungsi dan tujuan, metode, materi, lembaga pendidikan, dan

     pengelolaannya. Penataan pada fungsi pendidikan (slam, tentu dengan memperhatikan

     pula dunia kerja. Sebab, dunia kerja mempunyai andil dan rentang waktu yang cukup

     besar dalam jangka kehidupan pribadi dan kolektif. Pembenahan pendidikan (slam

    dapat memilih sasaran model pendidikan bagi kelompok masyarakat yang kurang

     beruntung di kalangan orang dewasa. Perbaikan wawasan, sikap, pengetahuan,

    keterampilan, diharapkan akan memperbaiki kehidupan sosio-kultural dan ekonomi

    mereka. Pilihan sasaran berikutnya dapat ditujukan bagi pendidikan terhadap anak.

    onsumsi pendidikan dan hiburan untuk kelompok ini, belum tanpak sangat

     berkembang, kecuali usaha-usaha yang secara naluriah telah diwariskan dari waktu kewaktu.

    Pondok pesantren, seharusnya memperluas pelayanan pendidikan kepada

    masyarakat secara wajar dan sistematis, sehingga apa yang disajikan kepada

    masyarakat, akan tetap terasa bermuara pada pandangan serta sikap (slami, dan terasa

    manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. 9egitu juga mengenai akti4itas masjidnya.

    Pondok Pesantren dan 3asjid perlu menggalang kerjasama dengan para ulama dan para

    cendekiawan 3uslim yang tergabung dalam Perguruan 0inggi yang ada di sekitarnya.

    Sebab itu dapat dirumuskan alasan sosiologi pentingnya keberadaan peraturan

    daerah tentang pondok pesantren, di antaranya$+. epincangan-kepincangan pendidikan (slam dan pendidikan umum yang

    dikemukakan di atas, semestinya tidak kita bicarakan berlarut-larut.

    Sehingga terkesan adanya diskriminasi kebijakan pemerintah terhadap

     pendidikan (slam, dalam hal ini pesantrenI

    %. Pemisahan konsep pendidkan antara pendidikan (slam dengan pendidikan

    umum dalam konfigurasi pendidikan nasional menjadi batu sandungan

     pemerintah di daerah dalam memberikan kegiatan pembinaan dan

     pengakuan terhadap eksistensi pesantren dalam sebuah program.

    2. onsep industrialisasi wacana kependidikanI atau lulusan menjadi

     penyebab melemahnya peran pesantren dalam berkontribusi langsung

    dalam membangun kesejahteraan. Sebab, pemerintah tidak memanfaatkan

     pesantren sebagai basis pendidikan pengembangan skil dan sumberdaya

    manusia. lumni pesantren hanya menjadi kontributor bertambahnya

     pengangguran di (ndonesia. Padahal, jika pesantren diberdayakan maka

    hasilnya akan jauh lebih maksimal dan berkarakter serta bermanfaat untuk 

    masyarakat kelas bawah. Sistem pendidikan ala pesantren !boarding'

    sejatinya akan lebih mudah membentuk jiwa jiwa yang sumberdaya

    manusia.

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    14/22

    4. Pendidikan (slam akan kembali solid dalam memberdayakan umat (slam di

    (ndonesia yang sedang menuju pada masyarakat industrial dengan berbagai

    tantangan etos kerja, profesionalisme, dan moralitas di naungi dan

    diberdayakan secara nyata oleh pemerintah

    3aka dari itu, pentingnya adanya peraturan daerah yang menaungi keberadaan

     pesantren di abupaten 0angerang sebagai usaha bagian dari peningkatan kualitas

    kesejahteraan masyarakat. palagi pesantren diberikan pembinaan sebagai pusat

     perekonomian masyarakat area pesantren. Sebut saja, Pondok Pesantren l-)asaniyah

    menjadi ladang perekonomian masyarakat sekitar5 Dengan adanya para santri yang

     jumlahnya ribuan, maka pasti membutuhkan jajanan dan kebutuhan lainnya untuk para

    santri. 3aka tukang dagang, tukang Fs, dan lain sebagainya mendapat keberkahan

     pendapatan yang melimpah dari keberadaan pesantren. #ika hal ini diberdayakan oleh

     pemerintah daerah maka pesantren bisa dijadikan sebagai patnership pengembangan

     perekonomian masyarakat, khususnya di area pesantren.

    E. Kajian Teoritis Pesantren

    . Pengertian Pesantren

    (stilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, di mana kata JsantriJ berarti

    murid dalam 9ahasa #awa.  (stilah pondok berasal dari 9ahasa rab funduu8 !NOQQR'

    yang berarti penginapan. husus di ceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah.

    9iasanya pesantren dipimpin oleh seorang yai. 7ntuk mengatur kehidupan pondok 

     pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya,

    mereka biasanya disebut lurah pondok. 0ujuan para santri dipisahkan dari orang tua dankeluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat

    meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga 0uhan.

    Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat

    santri. ata santri berasal dari kata Cantrik !bahasa Sansakerta, atau mungkin #awa'

    yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh

    Perguruan 0aman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan. (stilah santri

     juga dalam ada dalam bahasa 0amil,   yang berarti guru mengaji, sedang C. C

    9erg  berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa

    (ndia berarti orang yang tahu buku-buku suci agama )indu atau seorang sarjana ahli

    kitab suci agama )indu. 0erkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint !manusia

     baik' dengan suku kata tra !suka menolong', sehingga kata pesantren dapat berarti

    tempat pendidikan manusia baik-baik.+

    Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal

     bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan

    sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut

     berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk 

     belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. ompleks ini biasanya dikelilingi oleh

    + ;ohadi bdul, 0aufik dkk, Rekontruksi Pesantren Masa Depan, !#akarta 7tara$ P0. Eistafariska Putra,%&&1', hal. ++

    https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttps://id.wikipedia.org/wiki/Acehhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kyaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Kyaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Tuhanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tamilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tamilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tamilhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kiaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Asramahttps://id.wikipedia.org/wiki/Asramahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttps://id.wikipedia.org/wiki/Acehhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kyaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Tuhanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tamilhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kiaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Asramahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    15/22

    tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan

    yang berlaku.%

    Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian.

    Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan

     pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu,

    kata pondok mungkin berasal dari 9ahasa rab ?undu8 yang berarti asrama atau hotel.

    Di #awa termasuk Sunda dan 3adura umumnya digunakan istilah pondok dan

     pesantren, sedang di ceh dikenal dengan (stilah dayah atau rangkang atau menuasa,

    sedangkan di 3inangkabau disebut surau.2 

    Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran

    agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu

    agama (slam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa

    rab oleh 7lama bad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok 

    !asrama' dalam pesantren tersebut.

    %. Dina!i"a Keil!uan dan Pendidi"an

    Pada awalnya berdirinya, pesantren merupakan media pembelajaran yang

    sangat simple. 0idak ada klasifikasi kelas, tidak ada kurikulum, juga tidak ada aturan

    yang baku di dalamnya. Sebagai media pembelajaran keagamaan, tidak pernah ada

    kontrak atau permintaan santri kepada kiai untuk mengkajikan sebuah kitab, apalagi

    mengatur secara terperinci materi-materi yang hendak diajarkan. Semuanya bergantung

     pada kiai sebagai poros sistem pembelajaran pesantren. 3ulai dari jadwal, metode,

     bahkan kitab yang hendak diajarkan, semua merupakan wewenang seorang kiai secara penuh.

    0idak seperti lembaga pendidikan lain yang melakukanperekrutan siswa pada

    waktu-waktu tertentu, pesantren selalu membuka pintu lebar-lebar untuk paa calon

    santri kapan pun juga. 0ak hanya itu, pondok pesantren juga tidak pernah menentukan

     batas usia untuk siswanya. Siapapun dan dalam waktu kapanpun yang berkeinginan

    unuk memasuki pesantren, maka kiai akan selalu welcome saja.

    Dua model pembelajaran yang terkenal pada awal mula berdirinya pesantren

    adalah model sistem pembelajaran wetonan non klasikal dan sistem sorogan. Sistem

    wetonanbandongan adalah pengajian yang dilakukan oleh seorang kiai yang diikuti

    oleh santrinya dengan tidak ada batas umur atau ukuran tingkat kecerdasan. Sistem

     pembelajaran model ini, kabarnya merupakan metode yang diambil dari pola

     pembelajaran ulama rab. Sebuah kebiasaan pengajian yang dilakukan di lingkungan

    3asjid al-)aram. Dalam sistem ini, seorang kiai membacakan kitab, sementara para

    santri masing-masing memegang kitab sendiri dengan mendengarkan keterangan guru

    untuk mengesahi atau memaknai itab uning.

    Eain dengan pengajian wetonan, pengajian sorogan dilakukan satu persatu,

    % *amakhsyari Dhofier, 0radisi Pesantren Studi tentang Pandangan )idup yai, EP2S, #akarta, +H2,hlm.+H.

    2  :urcholis 3adjid, 9ilik-9ilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, !#akarta$ Paramadina, +@', hal. 1 Sudjono Prasodjo, Profil Pesantren, !#akarta$ EP2S, +H%', hlm. /.

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    16/22

    dimana seorang santri maju satu persatu membaca kitab dihadapan kiai untuk dikoreksi

    kebenaannya. Pada pembelajaran sorogan ini, seorang santri memungkinkan untuk 

     berdialo dengan kiai mengenai masalah-masalah yang diajarkan. Sayangnya banyak 

    menguras waktu dan tidak efesien sehingga diajarkan pada santri-santri senior saja.

    Pada dasarnya , dalam pesantren tradisional, tinggi rendahnya ilmu yang

    diajarkan lbih banyak tergantung pada keilmuan kiai, daya terima santri dan jenis kitab

    yang digunakan. elemahan dari sistem ini adalah tidak adanya perjenjangan yang jelas

    dan tahapan yang harus diikui oleh santri. #uga tidak ada pemisahan antara santri

     pemula dan santri lama. 9ahkan seorang kiai hanya mengulang satu kitab saja untuk 

    diajarkan pada santrinya.

    Pada abad ke tujuh belasan, materi pembelajaran pesantren didominasi

    olehmateri-materi ketahuidan. 3emang pada waktu itu ajaran ketauhidan dan

    ketasaufan menduduki urutan yang paling dominant. 9elakangan, sejalan dengan

     banyaknya para ulama yang berguru ketanah suci, materi yang diajarkannya pun ber4ariasi.

    9aru pada awal abad kedua puluhan ini, unsur baru berupa sistem pendidikan

    klasikal mulai memasuki pesantren. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan

     bentuk pesantren, 3enteri gama ;(. 3engeluarkan peraturan nomor 2 tahun +@,

    yang mengklasifikasikan pondok pesantren sebagai berikut$

    +. Pondok Pesantren tipe , yaitu dimana para santri belajar dan bertempat

    tinggal di srama lingkungan pondok pesantren dengan pengajaran yang

     berlangsung secara tradisional !sistem wetonan atau sorogan'. Pondok 

    Pesantren tipe 9, yaitu yang menyelenggarakan pengajaran secara klasikaldan pengajaran oleh kyai bersifat aplikasi, diberikan pada waktu-waktu

    tertentu. Santri tinggal di asrama lingkungan pondok pesantren.

    %. Pondok Pesantren tipe C, yaitu pondok pesantren hanya merupakan asrama

    sedangkan para santrinya belajar di luar !di madrasah atau sekolah umum

    lainnya', kyai hanya mengawas dan sebagai pembina para santri tersebut.

    2. Pondok Pesantren tipe D, yaitu yang menyelenggarakan sistem pondok 

     pesantren dan sekaligus sistem sekolah atau madrasah.

    Peraturan Pemerintah, dalam hal ini 3enteri gama yang mengelompokkan

     pesantren menjadi empat tipe tersebut, bukan suatu keharusan bagi pondok pesantren

    tersebut. :amun, pemerintah menyikapi dan menghargai perkembangan serta perubahan

    yang terjadi pada pondok pesantren itu sendiri, walaupun perubahan dan perkembangan

     pondok pesantren tidak hanya terbatas pada empat tipe saja, namu akan lebih beragam

    lagi. Dari tipe yang sama akan terdapat perbedaan-perbedaan tertentu yang menjadikan

    satu sama lain akan berbeda. Dari sekian banyak tipe pondok pesantren, dalam

    menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagai para santrinya, secara garis besar 

    dapat dikelompokkan ke dalam dua bentuk pondok pesantren$

    +. Pondok Pesantren Salafiyah, yaitu yang menyelenggarakan pengajaran

    l8uran dan ilmu-ilmu agama (slam, serta kegiatan pendidikan dan

     pengajarannya sebagaimana yang berlangsung sejak awal

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    17/22

     pertumbuhannya.

    %. Pondok Pesantren halafiyah, yaitu pondok pesantren yang selain

    menyelenggarakan kegiatan pendidikan kepesantrenan, juga

    menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal !sekolah atau madrasah'.

    Populasi pondok pesantren ini semakin bertambah dari tahun ke tahun, baik 

     pondok pesantren tipe salafiyah maupun khalafiyah yang kini tersebar di penjuru tanah

    air. Pesatnya pertumbuhan pesantren ini akan sekan mendorong pemerintah untuk 

    melembagakannya secara khusus. Sehingga keluarlah surat keputusan 3enteri gama

    ;epublik (ndonesia nomor +H tahun +@1 tentang susunan organisasi dan tata kerja

    Departemen agama yang kemudian diubah dan disempurnakan dengan keputusan

    3enteri gama ;( nomor + tahun %&&+.

    Dengan keluarnya surat keputusan tersebut, maka pendidikan pesantren dewasa

    ini telah mendapatkan perhatian yang sama dari pemerintah terutama Departemen

    gama. Saat ini telah menjadi direktorat tersendiri yaitu direktorat pendidikankeagamaan dan pondok pesantren yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan

     pondok pesantren secara optimal terhadap masyarakat.

    Data yang diperoleh dari kantor Dinas Pendidikan, Departemen gama serta

    Pemerintahan Daerah, sebagaian besar anak putus sekolah, tamatan sekolah dasar dan

    madrasah ibtidaiyah, mereka tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,

    namun mereka tersebar di pondok pesantren dalam jumlah yang relatif banyak. ondisi

     pondok pesantren yang demikian akhirnya direspon oleh pemerintah. Sehingga lahirlah

    kesepakatan bersama antara departemen gama dan departemen Pendidikan dengan

    nomor +79%&&& dan 3H/%&&& tentang pedoman pelaksanaan pondok pesantrensalafiyah sebagai pola pendidikan dasar.

    Secara eskplisit, untuk operasionalnya, setahun kemudian keluar surat

    keputusan Direktur #endral elembagaan gama (slam, nomor F%2%&&+ tentang

     panduan teknis penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar pada pondok 

     pesantren salafiyah. Eahirnya 77 nomor &% tahun +H, yang disempurnakan menjadi

    77 nomor %& tahun %&&2 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 2& ayat +

    sampai ayat disebutkan pendidikan keagamaan, pondok pesantren termasuk bagian

    dari sistem pendidikan nasional. 3erupakan dokumen yang amat penting untuk 

    menetukan arah dan kebijakan dalam penanganan pendidikan pada pondok pesantren di

    masa yang akan datang.

    Pada mulanya kiai merupakan fungsionaris tunggal dalam pesantren. Semenjak 

     berdirinya madrasah dalam lungkkungan pesantren inilah, diperlukan sejumlah guru-

    guru untuk mengajarkan berbagai macam jenis pelajaran baru yang tidak semuanya

    dikuasai oleh kiai. Sehingga peran guru menjadi penting karena kemampuan yang

    dimilikinya dari pendidikan diluar pesantren. Dan sejak saat itu kiai tidak menjadi

    fungsionaris tunggal dalam pesantren. 3engikuti perkembangan 6aman, beberapa

     pesantren mulai memasukkan pelajaran keterampilan sbagai salah satu materi yang

    diajarkan. da keterampilan berternak, bercocok tanam, menjahit berdagang dan lain

    sebagainya. Disisi lain ada juga pesantren yang cenderung mengimbangi dengan

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    18/22

     pengetahuan umum. Seperti tercermin dalam madrasah yang disebut dengan

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    19/22

    %. 0ujuan umum $

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    20/22

    6aman, tidak seluruh pondok pesantren mampu. )al ini disebabkan oleh orientasi dan

    moti4asi pondok pesantren tersebut.

    Bleh sebab itu perumusan kembali metode pembinaan dan pendidikan santri pada

     pondok pesantren sehingga memiliki kesiapan dalam menjawab tantangan 6aman.

    Pembinaan dan pendidikan menjadi bagian terpenting dalam mewujudkan keberhasilan,

    sehingga perlu penyisipan aspek umum yang dianggap penting. Dengan demikian,

     pendidikan dan pembinaan santri pada pondok pesantren lebih bersifat holistik.

    $. Prinsi% Pe!&elajan Pesantren

    Penggemblengan diri atau pembelajaran yang terjadi di pesantren, tidak dapat

    lepas dari unsur-unsur yang berhubungan dengan metode pembelajaran, sebab

     penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran yang dilangsungkan. Sebagaimana la6imnya pesantren, pola

    metode pembelajaran yang digunakan, biasanya masih berpusat pada guru !teacher 

    center', padahal pada saat ini pola pembelajaran tersebut sudah mulai diubah menjadi

     berpusat kepada siswa !student center'.

    9ertitik tolak dari sistem pendekatan di atas, maka dalam kegiatan

     pembelajaran di suatu pesantren prinsip-prinsip umum belajar dan motifasi yang perlu

    diterapkan pada umumnya meliputi$

    a. Prinsip ebermaknaan

    Prinsip ini memiliki arti bahwa para santri akan mempelajari sesuatu halapapun adalah jika sesuatu itu bermanfaat atau bermakna bagi kehidupan baik untuk 

    masa kini maupun untuk masa mendatang, baik bagi kepentingan hidupnya sendiri

    maupun untuk masyarakatnya. Dengan kata lain salah satu faktor yang mendorong atau

    memotifasi santri untuk belajar adalah adanya manfaat praktis dari suatu yang

    dipelajarinya itu dalam kehidupan.

    Bleh karena itu biasanya seorang kiyai dalam mengajarkan suatu materi

     pelajaranya kepada para santri nya melakukan$

    +. 3enghubungkan pelajaran yang ia berikan dengan minat dan nilai-nilai

    santri.

    %. 3enghubungkan pelajaran dengan kehidupan masa depan para santri.

     b. Prinsip Prasyarat

    Pada prinsip ini seorang santri akan tergerak untuk mempelajari sesuatu hal

    yang baru apabila ia telah memiliki semua prasarat yang diperlukan untuk 

    mempelajarinya. 9ila santri telah memilikinya, maka ia akan merasa bahwa pelajaranya

    itu akan bermakna. (a akan mampu menerima hubungan pengetahuan yang lebih dan

    lainnya. )al ini dapat di mengerti karena para kyai di pesantren tidak hanya berfungsi

    sebagai pengajar tetapi juga berfungsi sebagai orang tua bagi para santri yang senantiasa

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    21/22

    memberikan bimbingan-bimbingan dalam suasana kekeluargaan. Sehingga dalam

    struktur sosilnya, pesantren lebih mencerminkan sebagai kesatuan keluarga dalam

     jumlah besar dimana santri yang masih muda usinya memperlakukan dan menganggap

    sebagai kakaknya terhadap santri yang lebih tua usianya, demikian pula sebaliknya.

    c. Prinsip eterbukaan

    Prinsip ini menuntut agar pendidik mendorong para santrinya agar lebih

     banyak lagi mempelajari sesuatu dengan cara penyajian yang disusun sedemikian rupa

    sehingga pesan-pesan pendidik terbuka bagi santri. 7ntuk itu, pendidik biasanya

    melakukan langkah-langkah berikut ini$

    +. 3enjelaskan kepada para santri tentang tujuan-tujuan pembelajaran yang

     jelas sehingga segala sesuatuyang diharapkan oleh kyai dapat dimengerti

    oleh santrinya.

    %. 3enunjukan hubungan-hubungan sebab akibat, mengapa hal-hal tersebut baru dipelajari.

    2. 3enghindari segala penjelasan yang dapat mengurangi minat belajar para

    santri

    . 3erangsang kemampuan sensoris para santri dengan bantuan alat-alat

     peraga yang rele4an dengan materi pelajaran.

    1. 3emberikan kesempatan kepada para santri untuk menanyakan hal-hal

    yang belum dimengerti atau belum jelas.

    d. Prinsip ebaruan  Para santri biasanya akan lebih tertarik untuk mempelajari sesuatu hal apabila hal

    itu adalah sesuatu yang baru yang belum diketahuinya.

    e. Prinsip eterlibatan

      Prinsip ini menjelaskan bahwa para santri dapat belajar lebih giat dan aktif bila

    mana mereka terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran di pesantren.

    eterlibatan para santri secara aktif ini biasanya dilakukan pada waktu kegiatan praktek

    (badah.

    f. Prinsip ebersamaan

      Dalam dunia pesantren dikarenakan kehidupan para santri senantiasa berada

    dalam kehidupan sosial yang intens, maka dalam kegiatan belajarpun mereka

    melakukannya bersama-sama. 3isalnya sewaktu ditugaskan untuk menghafal teks-teks

    tertentu, mereka akan melakukannya secara bersama-sama di dalam bilik masingt-

    masing, demikian juga ketika muthala’ah !menelaah materi yang sudah atau akan

    dipelajarinya' suatu kitab, mereka akan melakukannya secara berjamaah !9erdiskusi'.

    F. Konse%'Konse%

    3enjelaskan ruang lingkup pengertian istilah-istilah yang dipakai dalam

    naskah akademik.

  • 8/15/2019 Bab II Na Yang Benar

    22/22