Upload
kang-huda
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
1/22
BAB II
TELAAH AKADEMIK
A. Kajian Filosofis Pesantren
Secara etimologis, pesantren berasal dari kata dasar ‘santri’ yang mendapat
awalan pe dan akhiran an yang berarti menunjukkan makna tempat. Dengan demikian,
maka Pesantren adalah tempat santri. Sementara terdapat sejumlah teori yang
menjelaskan asal-usul kata santri.Pertama, berasal dari kata sastri, bahasa sanskerta
yang artinya melek huruf. edua, berasal dari cantrik, yang berarti seseorang yang
selalu mengikuti guru ke mana guru pergi menetap.! "asmadi, #akarta$ %&&%'. etiga,
berasal dari bahasa (ndia yang bermakna orang yang tahu buku-buku suci agama )indu
atau ilmu pengetahuan. !*amakhsyari Dhofier, #akarta $ +'. Sedangkan kata pondok
berasal dari bahasa rab funduk yang berarti asrama, rumah, hotel atau tempat tinggal
sederhana.!)asbullah, #akarta $ +/'.Secara umum, sebagian besar teori yang menjelaskan tentang pesantren selalu
bersifat physical oriented. 0eori-teori tersebut umumnya menyebut 1 elemen pokok
pesantren. "aitu !+' yai !%' Santri !2' 3asjid !' Pondok dan !1' Pengajaran kitab-
kitab (slam klasik. Padahal, secara faktual, sesungguhnya kehidupan pesantren memiliki
keragaman dan dinamika yang sangat 4ariatif sejalan dengan setting sosial budaya
masyarakat tempat pesantren berada. Di sebagian besar tempat, bisa jadi kelima unsur
pesantren itu terpenuhi, namun di sebagaian daerah bisa jadi salah-satu atau dua unsur
tersebut tidak terpenuhi. pakah dengan demikian tempat ini tidak layak disebut
pesantren5.#ika menelusuri kondisi pesantren dengan sekian banyak dan kompleks 4arian
dan dinamikanya, baik secara fisik, kultur, pendidikan, maupun kelembagaannya, maka
pesantren secara isthilahysesungguhnya tidaklah sesederhana seperti yang teridentifikasi
dengan adanya kyai, santri, maupun masjid. arena konsepsi dasar dari kategori kyai
dan santri saja sampai sejauh ini masih bersifat multi-interpretable. Selain itu
kategorisasi yang tidak didasarkan pada hakikat intrinsik dari suatu objek merupakan
tindakan simplifikatif, reduktif bahkan distortif. 3aka Pesantren sesungguhnya adalah
suatu lembaga atau institusi pendidikan yang berorientasi pada pembentukan manusia
yang memiliki tingkat moralitas keagamaan (slam dan sosial yang tinggi yang
diaktualisasikan dalam sistem pendidikan dan pengajarannya. Dengan demikian, maka
orientasi gerak dan pengajaran ilmu-ilmu agama, sosial maupun eksak di pesantren
adalah tidak lebih dari sebuah proses pembentukan karakter !character building' yang
(slami.
Selanjutnya membicarakan pesantren dalam konteks ke-(ndonesian sarat
dengan ilmu, pengalaman, tradisi, sehingga dapat memunculkan kha6anah yang
beragam seluas orang memandang (nstitusi Pendidikan (slam tertua (ni. )al ini harap
maklum, karena membicarakan pesantren otomatis akan berimplikasi kepada tiga
(nstitusi sosial sekaligus. "akni (slam, Pesantren, dan (ndonesia. etiga domain wilayah
sosial itu, suatu saat dapat berdiri sendiri, tetapi pada saat yang lain menjadi satu
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
2/22
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. 7ntuk itu mengkaji pesantren dalam konteks ke-
(ndonesiaan merupakan hal yang menarik dan unik dengan banyaknya kha6anah yang
akan kita dapatkan.
Sejalan dengan mu8adimah di atas, kita dapat menyitir surat al-0aubah$ +%%,
yang artinya$
0idak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.
yat ini biasanya dijadikan landasan teologis bagi seorang santri dan pesantren
dalam menjalankan fungsinya untuk tafa88uh fi al-din !memperdalam agama'. 0etapi
yang lebih penting dari itu, terdapat hal-hal filosofis yang terkandung dalam ayat itu
sebagai penjabaran tentang tugas dan fungsi dari pesantren dan santri.Di antara nilai-nilai filosofis yang dapat dijadikan pijakan oleh pesantren
adalah sebagai berikut$
Pesantren sebagai bagian komponen masyarakat sebagai fasilitator bagi
santri li yatafaqqahu fi al-dini !memperdalam pengetahuan agama'. "ang perlu digaris
bawahi di ayat ini adalah disebutkannya redaksi yatafaqqahu fi al-dini, memperdalam
pengetahuan agama dalam bentuk fi’il mudhari’. Dalam tata bahasa arab fi’il
mudhari’ adalah kata kerja yang menunjukkan masa kini dan masa yang akan datang.
#ika dikembalikan kepada makna tafa88uh fi din di atas, maka dapat dipahami bahwa
pesantren atau santri dalam melaksanakan pendalaman agama harus berorientasikekinian dan 4isioner untuk masa-masa yang akan datang.
Pesantren adalah lembaga yang berperan dalam pembentukan karakter dan
moralitas generasi bangsa. ematangan nilai nilai spritual ditambah dengan kualitas
intelektual maka generasi bangsa menjadi shaleh yang akrom. 9erarti berperan
membentuk identitas kesalehan generasi bangsa.
Pesantren benteng pertahanan :;( yang dalam sejarah tercatat sebagai basis
perjuangan dalam meraih kemerdekaan bangsa (ndonesia
Dari sinilah akan muncul bahwa pesantren itu harus dinamis, berubah,
berkembang untuk tetap menjaga rele4ansinya dengan situasi dan kondisi yang
melingkupinya. Perkembangan pesantren dapat menyangkut kurikulum-materinya,
institusi-kelembagaannya, manajemen-kepemimpinannya ataupun relasi pesantren
dengan masyarakat sekitarnya. Dari dinamika pesantren inilah studi tentang pesantren
mengalami perkembangan pula, sejak penyebaran (slam masuk (ndonesia sampai masa-
masa yang akan datang.
3ungkin kita telah mengenal beberapa pengkaji pesantren dalam dunia
akademis, di antaranya$ *amakhsari Dhofier, 0radisi Pesantren$ Studi tentang
Pandanagan )idup yai, 6yumardi 6ra,Pendidikan (slam$ 0radisi Dan 3odernisasi
3enuju 3ilenium 9aru, juga tentang #aringan 7lama :usantara, :urcholis
3adjid, 9ilik-9ilik Pesantren$ Sebuah Proses Perjalanan, 3astuhu, Dinamika Sistem
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
3/22
Pendidikan Pesantren Suatu kajian 0entang 7nsur dan :ilai Sistem Pendidikan
Pesantren, 3astuhu,
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
4/22
kepada para santrinya, tidak dibatasi oleh sekat kurikulum, tempat belajar yang tidak
begitu representati4e, tidak seperti kelas-kelas sekarang yang kadang bertaraf hotel,
seorang guru atau kyai pun juga tidak mendapatkan tunjangan, hanya berbasic
keikhlasan yang menjadi moti4asi amaliyah ta’limnya. Di sinilah prinsip ta’lim wa
ta’allum pesantren adalah pendidikan seumur hidup.
gama adalah produk yang sudah jadi, di sisi lain tentang agama dan
keberagamaan di dunia pesantren dimaknai secara integrated. ;asa keberagamaan tidak
dapat direduksi pada sebatas pengkajian terhadap ilmu agama an sich. Dimensi
rasionalitas, spiritualitas dan bahkan penghayatan akan nilai-nilai agama itu sendiri
harus menjadi aksentuasi!penekanan' dalam transformasi ilmu-ilmu di pesantren.
3isalnya nilai-nilai akhla8 yang menjadi kurikulum di pesantren, dengan kitabnya ihya’
ulum al-din, bidayat al-hidayah, minhaj al-abidin, al-hikam, siraj al-thalibin, diberikan
dengan harapan santri-santri memang benar-benar memahami ajaran (slam tidak hanya
dari sisi lahiriyah saja, tetapi akhla8 tersebut menjadi kepribadian yang menyatu denganseorang santri. Sehingga tamatan pesantren memang seorang kader yang berperilaku
luhur, berkepribadian atau berkarakter kuat nilai-nilai ke-(slaman ala kitab yang
dikajinya.
alau misi mencetak kader yang berkepribadian dan berakhla8 tadi terabaikan,
yang di tekankan hanya dari sisi intelektualitas, kibatnya lahir generasi-generasi yang
kaya akan kha6anah ilmu gama tanpa rasa keagamaan, kaya ilmu pengetahuan tanpa
sikap keilmuan, generasi dengan predikat santri tanpa mental kesantrian. Eebih lanjut,
dalam kehidupan praktis, pesantren hampir tidak memiliki konstribusi dan peran yang
aktif dalam melakukan perubahan sosial menuju ke kehidupan yang lebih beradab dan berbudaya.
Cobalah kita beri contoh lagi, bagamaimana para santri pesantren dituntut
untuk belajar kitab kuning, diajari jam’iyah !organisasi' keagamaan pada hari malam
jum’at, tetapi juga disuruh untuk menjalani lelaku riyadlah !tirakat' bathiniyah untuk
menyempurnakan ilmu-ilmu yang telah diterima di pesantren. Praktek-praktek semacam
ini merupakan ajaran-ajaran para sufi sebagai metode !thari8ah' untuk mendekatkan diri
kepada llah. emudian dipraktekkan di dunia pesantren untuk membekali para santri
agar dia mempunyai kekuatan bathiniyah !al-8alb'. arena inti dari ajaran tarbiyah
(slamiyah !pendidikan (slam' adalah pendidikan hati, sebagai pusat akti4itas kehidupan
manusia. etika hati seseorang itu baik, maka seluruh amaliyahnya juga akan baik.
Sebagaimana )adits ;asul, sesungguhnya dalam diri manusia itu ada segumpal darah,
jika dia baik maka seluruh anggota badannya juga baik, tetapi seandainya ia buruk,
maka seluruhnya juga akan rusak. Segumpal darah itu adalah hati=.
onsep pendidikan lahir dan batin oleh pesantren, juga tercermin dari
hubungan guru !kyai' dan murid !santri'. Seorang santri ketika sudah nyantri kepada
seorang kyai, maka relasi keduanya lebih dari sekedar hubungan guru dan siswanya,
lebih dari hubungan orang tua dan anaknya. 0etapi hubungan mereka berbentuk
lahiriyah dan bathiniyah. Sebuah interaksi di mana seorang santri, di satu sisi
diposisikan sebagai murid dari seorang guru yang berperan sebagai mursyid atau guru
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
5/22
spiritual. Pada posisi ini seorang murid mendapatkan pendidikan ilmu-ilmu beribadah,
cara-cara munajat kepada llah Swt. Pada saat yang sama seorang santri juga menjadi
anak dari seorang guru yang berperan sebagai orang tua mereka dengan menjaganya
dari aspek jasmaniyah !biologis'. Di lain pihak hubungan kyai dan santri juga berpola
antara siswa dengan gurunya dalam rangka melakukan akti4itas transmisi intelektual.
Seorang guru menyampaikan ilmu-ilmunya kepada santri-santri, dalam berbagai disiplin
ilmu. 3aka dari itu melihat relasi antara santri dan kyai itu, peran seorang kyai adalah
multi fungsi, yakni sebagai mu’allim, mu’adib, musyrif, ustadh, dan murabbi.
3engembangkan Pergerakan Pesantren
3engambil i’tibar pada filosofi tindakan llah memberikan mu’ji6at kepada
;asul-:ya yang rele4an dan up to date dengan permasalahan kemanusiaan pada
masanya !khotib al-nasa bi 8adri u8ulihim'. Pesantren juga membekali dirinya dalam
proses pengembangannya, dengan melakukan perubahan dan dinamika kehidupan sosial
di mana dia berada. "ang menjadi perhatian pesantren adalah perubahan-perubahanyang diakibatkan oleh kemajuan spektakuler di bidang teknologi kecerdasan buatan
!intellegencia artificial' itu ternyata juga berakibat pada perubahan tata nilai keagamaan
dan sosial. Secara rinci, ehidupan global saat ini ditandai oleh hal $ +. kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi %. Perdagangan bebas 2. erjasama regional dan
internasional yang mengikis sekat-sekat ideologis . 3eningkatnya kesadaran )3
3aka untuk mengantisipasi perubahan tata nilai baru dalam era global tersebut,
7:FSCB, misalnya, telah mencanangkan pilar belajar, yaitu learning to think,
learning to do, learning to be, dan learning to li4e together.
Eebih jauh bila melihat masa depan masyarakat dunia, yangmenurut futurolog merika, #ohn :aisbitt dan Patricia burdene disebut masyarakat
global. 3enurut keduanya masa yang akan datang ada sepuluh trend yang akan
menaungi dan mempengaruhi kehidupan manusia, yaitu$ +'. 9oom !meledaknya'
ekonomi global tahun +&-an, %'. ;enaisans !kebangkitan' dalam seni, 2'. 3unculnya
sosialisme pasar bebas, '. Gaya hidup global dan nasionalisme kultural, 1'.
Penswastaan negara kesejahteraan, /'. ebangkitan tepi pasifik, @'. Dasawarsa wanita
dalam kepemimpinan, H'. bad biologi, '. ebangkitan agama milenium baru, +&'.
ejayaan indi4idu. !#ohn :aisbitt dan Patricia burdene. #akarta$ +&, 2'. #ika apa
yang diprediksikan oleh dua futurolog itu benar, maka nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat niscaya akan berubah. 3asalah dalam lapangan perekonomian yang
dibicarakan oleh para ilmuwan satu abad yang lalu, mungkin sudah jauh tertinggal dari
pada apa yang dipermasalahkan dewasa ini, apalagi untuk dasawarsa yang akan datang.
Dalam menghadapi problem demikian, diperlukan strategi, moti4asi, materi yang
dilandasi oleh prinsip-prinsip yang luwes dan mantap.
(tulah kondisi makro yang sekarang ini sedang menghimpit dunia Pesantren.
Pesantren sekarang sudah berfikir tentang apa yang bisa diperbuat di tengah atmosfir
kehidupan global seperti itu serta konstribusi yang bisa disumbangkan untuk turut andil
dalam membentuk kepribadian bangsa, seperti yang diberikan oleh para ulama-ulama
pesantren tempo dulu. tau bahkan pesantren bisa bertahan di tengah hegemoni produk-
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
6/22
produk pemikiran dan tata nilai hidup globalisasi. #ika :abi (brahim harus membekali
diri dengan kekuatan argumentasi pemikiran, hal itu dimaksudkan untuk melayani dan
mengimbangi masyarakatnya yang memiliki tradisi berfikir yang kuat, :abi 3usa
dengan kemampuan magic karena kaumnya gemar dalam perdukunan, :abi (sa dengan
keahlian pengobatan karena kecenderungan umatnya pada dunia pengobatan, dan :abi
3uhammad Saw. dengan kemampuan sastra karena orang rab punya kelebihan dalam
tata bahasa, maka Pesantren juga akan tetap menggunakan mu’ji6at yang pernah
digunakan oleh para ulama-ulama masa lalu, dalam menghadapi dan menyelesaikan
problematika masyarakat di abad %+.
Pesantren sekarang ini juga telah melakukan reorientasi pada 4isi dan misi
pendidikannya sehingga pergerakan pesantren akan lebih membumi. Di era penjajahan,
pesantren di berbagai daerah menjadi basis pergerakan melawan kolonialisme
!sebagaimana diungkap oleh buku
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
7/22
baru dalam sistem pendidikannya. Sebagaimana dilakukan oleh para kyai-kyai
pesantren tempo dulu yang begitu brilian dalam ide dan gerakannya untuk
memperjuangkan (slam dan bangsa (ndonesia. Seperti para >ali Songo, yai holil
9angkalan 3adura, yai )asyim syari, yai >ahid hasyim, yai bdurrohman
>ahid, ) >ahab )asbullah #ombang, yai bdul arim, ) 3ahrus li ediri,
yai 3usta’in ;omli ;ejoso #ombang, ) 0hohir >idjaya 9litar, ) 9isri 3ustofa
;embang, ) hmad Shidi8 #ember, yai s’ad Samsul rifin Situbondo, yai
*arkasyi Ponorogo dan lain sebagainya.
Para kyai di atas sebagaian murni pengasuh pesantren yang sehari-hari bergelut
dalam rutinitas kesantrian, ada yang mubaligh keliling, mursyid thari8ah, politisi,
pendidik sekolah formal, pendiri pondok pesantren, baik salaf maupun modern. (ni
mencerminkan tentang adanya figur yang4isioner dari para ulama dalam bidangnya
masing-masing, untuk memperjuangkan (slam li (’lai kalimatillahi hiya al-ulya.
B. Kajian Yuridis Pesantren
Eandasan "uridis, disebut juga landasan hukum atau dasar hukum atau legalitas
adalah landasan dasar yang terdapat dalam ketentuan-ketentuan hukum yang lebih
tinggi derajatnya. Eandasan yuridis dibagi menjadi % !dua', yaitu$
+. Eandasan yuridis yang beraspek formal yaitu ketentuan-ketentuan hukum
yang memberi kewenangan kepada badan pembentuknya.
%. Eandasan yuridis yang beraspek material adalah ketentuan-ketentuan
hukum tentang masalah atau persoalan apa yang harus diatur.
9erdasarkan pendapat ;osjidi ;anggawidjaja dan miroedin Sjarif di atas,terdapat persamaan dalam memaparkan mengenai landasan dalam peraturan perundang-
undangan. 9aik menurut ;osjidi ;anggawidjaja maupun menurut miroedin Sjarif
peraturan perundang-undangan harus berlandaskan pada$ landasan filosofis, landasan
sosiologis dan landasan yuridis.
ajian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif disebut juga penelitian
doktrinal. Pada penelitian hukum jenis ini hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis
dalam peraturan perundang-undangan !law in books' atau hukum dikonsepkan sebagai
kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.
Sebab itu, dasar yuridis normatif keberadaan pondok pesantren tercantum data
skunder berikut, yaitu$
Pancasila, sebagai dasar negara dan filsafah hidup bangsa (ndonesia khususnya
pada Sila ( yang berbunyi
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
8/22
%& 0ahun %&&2 tentang Sistem Pendidikan :asional memuat pada pasal 2&
ayat + sampai memuat bahwa pondok pesantren termasuk pendidikan
keagamaan dan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.
7ndang-undang ini amat signifikan dalam menentukan arah dan kebijakan
dalam penanganan pendidikan pondok pesantren dimasa yang akan datang.
. Peraturan 3enteri gama :o. 2 0ahun +@. eputusan 3enteri gama
:o. +H tahun +@1 di 7bah dengan eputusan 3enteri gama :o. +
0ahun %&&+, tentang penambahan direktorat pendidikan keagamaan dan
pondok pesantren departemen agama sehingga pondok pesantren
mendapatkan perhatian khusus dari ementerian Departemen gama.
Penjabaran atas landasan hukum di atas yaitu bahwa negara dalam hal ini
pemerintah pusat ataupun daerah berkewajiban membina dan membangun Pondok
Pesantren di :usantara. Sebab, keberadaan dan ejawantah dari Sila Pertama sudahdibuktikan oleh pesantren sebagai lembaga yang pendidikan dan pembinaan moral
generasi 9angsa. 3enjadikan masyarakat yang agamis dan berakhlakul karimah serta
membentuk karakter dan identitas suatu negara. Selain itu, pesantren terbukti isti8omah
sebagai lembaga terdepan yang mengajarkan nilai nilai luhur agama dan bangsa.
palagi dalam pembukaan 77D +1 pasal 22 sudah jelas dinyatakan bahwa setiap
warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
emudian, hal ini juga diatur dalam 77D +1, ayat +-% !9P:(P' yang
menyatakan bahwa pendidikan agama merupakan bagian dari sistem pendidikan
nasional. Di tambah dengan 77 :o. %% 0ahun +H yang disempurnakan dengan7ndang-7ndang :o %& 0ahun %&&2 tentang Sistem Pendidikan :asional memuat pada
pasal 2& ayat + sampai memuat bahwa pondok pesantren termasuk pendidikan
keagamaan dan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. 7ndang-undang ini
amat signifikan dalam menentukan arah dan kebijakan dalam penanganan pendidikan
pondok pesantren dimasa yang akan datang. 3aka, sudah selayaknya dan patut
pemerintah daerah membuat peraturan yang mengayomi keberadaan pondok pesantren
sebagai bagian dari kha6anah dan identitas pendidikan asli produk (ndonesia.
Selain itu, adanya Peraturan 3enteri gama :o. 2 0ahun +@. eputusan
3enteri gama :o. +H tahun +@1 di 7bah dengan eputusan 3enteri gama :o. +
0ahun %&&+, tentang penambahan direktorat pendidikan keagamaan dan pondok
pesantren departemen agama sehingga pondok pesantren mendapatkan perhatian khusus
dari ementerian gama. Peranturan 3enteri gama dimaksud tidak berarti sempit,
akan tetapi luas. Dalam artian pesantren hanyalah domain ementerian gama akan
tetapi juga domain pemerintah daerah yang tentunya wajib bertanggungjawab
melestarikan lembaga-lembaga pesantren.
C. Kajian Politis Pesantren
ajian politis pesantren diuraikan dalam kebijaksanaan politik yang menjadi
dasar kebijakan-kebijakan dan pengarahan ketatalaksanaan pemerintahan. Bleh sebab
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
9/22
itu, pada kajian ini maka harus dinilai sebagai berikut$
+. Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di nusantara harusnya
dilestarikan sebagai kha6anah kearifan lokal guna tidak tergerus hilang
oleh perkembangan 6aman dan program pemerintah !dalam hal ini daerah'
banyak yang tidak memikirkan nasib pesantren kecuali dibutuhkan pada
saat seremonial politik menjelang pemilu.
%. yai, Pesantren dan masyarakat memiliki hubungan erat dan yang tidak
terpisahkan sebab kyai pada tataran peran dan fungsinya tidak hanya
mendidik para santri di pesantren terkait nilai dan ajaran agama, akan
tetapi juga mendidik masyarakat untuk taat kepada ajaran agama, dan
hukum perundang-undangan yang berlaku. Sebab, selama ini yai dan
pesantren hanya dijadikan tameng penyelesaian sosial di masyarakat,
seperti diminta memberikan penyuluhan keagamaan, sementara
pemerintah hanya bisa mengatur tanpa memberikan penghargaan lebih bagi pesantren. Contoh, kyai dijadikan rujukan jawaban setiap
permasalahan sosial keagamaan di masyarakat, termasuk di dalamnya
ketika terjadi gesekan sosial.
2. Secara politis, kaitannya dengan dunia pendidikan pesantren dikatagorikan
sebagai pendidikan non formal yang hanya bernaung dengan ementerian
gamaI atau domain emenag, buat domain intansi lain. Pandangan dan
cara berpikir seperti itu banyak digandrungi oleh epala epala Daerah
sehingga dalam program pembangunan pendidikan pesantren tidak
menjadi prioritasI atau secara nyata tidak ada program pemerintah yangsecara tegas membantu pesantren, kecuali melalui dinas sosial. 3aka dari
itu, secara politis pesantren terkesan adanya diskriminasi pembinaan dan
pemberdayaan terhadap pesantren dengan alasan stigma domain pesantren
adalah ementerian gama.
. Politis )istoris, pesantren memiliki sejarah panjang sebagai lembaga
pendidikan, bahkan pada era modern sekarang ini banyak sekolah beralih
dengan sistem pesantren seperti
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
10/22
dilestarikan keberadaanya.
tas dasar persoalan diatas maka sudah sepatutnya pemerintah daerah
membuat peraturan daerah yang mengayomi keberadaan pondok pesantren sebagai
lembaga pendidikan (slam tertua di nusantara. emudian, sudah sepantasnya
pemerintah daerah melestarikan pesantren bale rombeng sebagai bagian dari kha6anah
keislaman di abupaten 0angerangI atau pusat informasi pendidikan masa klasik di
abupaten 0angerang.
D. Kajian Sosiologis Pesantren
Dalam bagian ini diuraikan realitas masyarakat yang meliputi kebutuhan
hukum masyarakat, kondisi masyarakat dan nilai-nilai yang hidup dan berkembang
!rasa keadilan masyarakat'. 3aka dari itu akan diuraikan landasan sosiologi pesantren
untuk dijadikan sebagai rujukan adanya peraturan daerah tentang Pondok Pesantren diabupaten 0angerang.
. Historis Sosiologis
Secara historis-sosiologi baha pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua
di negara ini, diakui ataupun tidak pesantren telah mendokumentasikan berbagai
peristiwa sejarah bangsa (ndonesia. Sejak awal penyebaran agama (slam di (ndonesia,
pesantren merupakan saksi utama dan ikut andil sebagai sarana (slamisasi.
Perkembangan dan kemajuan masyarakat (slam :usantara, tidak mungkin terpisahkan
dari peranan pesantren. Pesantren dengan bermacam historisnya telah dianggap sebagai
lembaga pendidikan yang mengakar kuat dari budaya asli bangsa (ndonesia. ehadiran pesantren sebagai lembaga pendidikan (slam, kini semakin diminati oleh banyak
kalangan, termasuk masyarakat kelas menengah atas. )al ini membuktikan lembaga ini
mampu memberikan solusi terhadap kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. 0etapi
banyak kalangan yang beranggapan bahwa pesantren adalah pendidikan yang kuno, anti
akan perubahan, atau hanya sebatas tempat rehabilitas anak-anak nakal. 0etapi hal itu
merupakan suatu tantangan bagi pesantren dalam era 3odern.
Pendidikan Pesantren memang menyimpan karakter yang cukup khas, tidak
hanya dalam sistemnya, tetapi juga dalam perannya. 0ujuan 7tama Pendidikan :asional
menitik beratkan pada peningkatan keta8waan kepada 0uhan "3F, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air, hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan (slam baik secara sosiologis maupun
filosofis. :amun tujuan utama dari pendidikan nasional itu masih terbentur tembok
besar bernama fakta dan realita yang menunjukkan kualitas lulusan lembaga pendidikan
masih belum mencapai tujuan utama dari Pendidikan :asional. Bleh karena itu banyak
orang berpikir bahwa Jsekolah sajaJ tidak mungkin dapat diandalkan untuk mendidik
manusia secara utuh.
9anyak yang mengeluh bahwa akhlak dan prilaku pelajar dewasa ini cenderung
merosot dengan berbagai bentuk tindakannya yang merisaukan banyak pihak. arena
itu, patut dipikirkan kemungkinan Jpesantren masuk sekolahJ.
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
11/22
Disinilah pendidikan Pesantren pasti akan diuji eksistensinya seputar ihwal apakah
mampu menjadi alternatif dari kebuntuan tersebut. Serta akan semakin mengukuhkan
kemampuan pesantren dalam mewujudkan kualitas manusia (ndonesia seutuhnya.
%. Problematika Sosial Pendidikan Pesantren
Peranan pendidikan pesantren dalam pelaksanaan pendidikan nasional dapat
dilihat dalam kegiatannya sebagai sub-sistem pendidikan nasional. Pesantren
merupakan lembaga pendiikan (slam yang berfungsi melaksanakan pendidikan berdasar
arah dan tujuan yang telah ditentukan. Dengan fungsi yang dibawa oleh sistem
pendidikan pesantren dan dan sistem pendidikan umum di sisi lain, pendidikan nasional
akan menunjukkan dinamikanya secara mantap. 7ntuk kepentingan ini, integrasi
pendidikan pesantren dan pendidikan jalur luar sekolah, baik secara fungsional maupun
institusional, senantiasa diusahakan. Sebab, jika keduanya berjalan kurang terpadu,
maka sasaran pendidikan akan terhambat. :amun usaha tersebut sepertinya tidaklah mudah, karena )al demikian juga
ditunjukan oleh sejarah di mana penjajah memaksakan secara mutlak berlakunya sistem
pendidikan sekolah saja dengan JmenekanJ !diskriminatif' perkembangan pendidikan
pribumi, yakni pendidikan pesantren. Dan parahnya doktrin penjajah ini terkdang masih
terlihat di beberapa kalangan. )al ini terlihat pada persoalan dikotomis dalam sistem
pendidikannya. Pendidikan (slam !pesantren' bahkan diamati dan disimpulkan
terkukung dalam kemunduran, kekalahan, keterbelakangan, ketidakberdayaan,
perpecahan, dan kemiskinan, sebagaimana pula yang dialami oleh sebagian besar negara
dan masyarakat (slam dibandingkan dengan mereka yang non (slam. 9ahkan, pendidikan yang apabila diberi embel-embel (slam, juga dianggap berkonotasi
kemunduran dan keterbelakangan, meskipun sekarang secara berangsur-angsur banyak
diantara lembaga pendidikan (slam berbasis pesantren yang telah menunjukkan
kemajuan.
Pandangan ini sangat berpengaruh terhadap sistem pendidikan (slam, yang
akhirnya dipandang selalu berada pada posisi deretan kedua dalam konstelasi sistem
pendidikan di (ndonesia, walaupun dalam undang-undang sistem pendidikan nasional
menyebutkan pendidikan (slam merupakan subsistem pendidikan nasional. 0etapi
predikat keterbelakangan masih melekat padanya bahkan pendidikan (slam tidak jarang
hanya dipruntukan bagi orang-orang yang tidak mampu atau miskin.
Dalam hal ini, maka pendidikan (slam !pesantren' dewasa ini memberi kesan
yang tidak menggembirakan. 3eskipun, kata 3uchtar 9uchori,
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
12/22
kenyataan yang selama ini dihadapi oleh lembaga pendidikan (slam di (ndonesia
termasuk juga pesantren.
?akta dan realita yang ada bahwa pendidikan (slam pada umumnya memang
diakui mengalami kemunduran dan keterbelakangan, namun akhir-akhir ini secara
berangsur-angsur lembaga pendidikan (slam mulai menjawab dengan kemajuaannya.
0idak mengherankan bila banyak lembaga pendidikan pesantren modern baik yang
masih menggunakan nama 3a’had ataupun menggunakan nama lain seperti 39S
ataupun model lainya. 0idak hanya cukup sampai disitu pendidikan pesantren saat
inipun memiliki kurikulum yang tidak berbeda dengan kurikulum sekolah umum.
0etapi tantangan yang dihadapi tetap sangat kompleks, sehingga menuntut
ino4asi pendidikan (slam itu sendiri dan ini tentu merupakan pekerjaan yang besar dan
sulit. 9eberapa kalangan memproyeksikan bahwa kelemahan-kelemahan pendidikan
(slam berbasis pesantren dewasa ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti, kelemahan
dalam penguasaan sistem dan metode serta menejemen kelembagaan, bahasa sebagaialat untuk memperkaya persepsi, dan ketajaman interpretasi, dan kelemahan dalam hal
kelembagaan LorganisasiM, ilmu dan teknologi. 3aka dari itu, pesantren didesak untuk
melakukan ino4asi tidak hanya yang bersangkutan dengan kurikulum dan perangkat
manajemen, tetapi juga strategi dan taktik operasionalnya. Strategi dan taktik itu,
bahkan sampai menuntut perombakan model-model sampai dengan institusi-institusinya
sehingga lebih efektif dan efisien,
;ekonstruksi Pesantren
alau kita telaah literatur dalam pendidikan (slam, maka diketahui bahwa fungsi
dan tujuan pendidikan (slam diletakan jauh lebih berat tanggungjawabnya biladibandingkan dengan fungsi pendidikan pada umumnya. Sebab, fungsi pendidikan
(slam harus memberdayakan atau berusaha menolong manusia untuk mencapai
kebahagian dunia dan akhirat dan bertujuan terbentuknya orang yang berkepribadian
muslim. Bleh karenanya, maka konsep dasarnya bertujuan untuk melahirkan manusia-
manusia yang bermutu yang akan mengelola dan memanfaatkan bumi ini dengan ilmu
pengetahuan untuk kebahagiannya, yang dilandasai pada konsep spritual untuk
mencapai kebahagian akhiratnya.
Sebagaimana dikatakan para ahli, bahwa pendidikan (slam berupaya untuk
mengembangkan semua aspek dalam kehidupan manusia yang meliputi spritual,
intelektual, imajinasi, keilmiyahanI baik indi4idu maupun kelompok, dan memberi
dorongan bagi dinamika aspek-aspek di atas menuju kebaikan dan pencapaian
kesempurnaan hidup baik dalam hubungannya dengan al-hali8, sesama manusia,
maupun dengan alam. kan tetapi pada dataran operasional, rumusan-rumusan ideal
yang dikemukakan di atas belum terjawab, sedangkan lembaga pendidikan (slam seperti
pesantren cukup 4ariatif dalam berusaha menyelaraskan konsep-konsep tersebut, namun
belum berdaya dan posisi pendidikan (slam sendiri masih terlihat begitu lemah.
3elihat kenyataan ini, maka ino4asi atau penataan fungsi pendidikan (slam
berbasis pesantren harus diupayakan secara terus menerus, berkesinambungan, dan
berkelanjutan. Di samping ino4asi pada sisi kelembagaan, factor tenaga pendidikan juga
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
13/22
harus ditingkatkan aspek etos kerja dan profesionalismenya, perbaikan materi
!kurikulum' yang pendekatan metodologi masih berorientasi pada sistem tradisional,
dan perbaikan manajemen pendidikan itu sendiri. 7ntuk itu, maka usaha untuk
melakukan ino4asi tidak hanya sekedar tambal sulam, tetapi harus secara mendasar dan
menyeluruh, mulai dari fungsi dan tujuan, metode, materi, lembaga pendidikan, dan
pengelolaannya. Penataan pada fungsi pendidikan (slam, tentu dengan memperhatikan
pula dunia kerja. Sebab, dunia kerja mempunyai andil dan rentang waktu yang cukup
besar dalam jangka kehidupan pribadi dan kolektif. Pembenahan pendidikan (slam
dapat memilih sasaran model pendidikan bagi kelompok masyarakat yang kurang
beruntung di kalangan orang dewasa. Perbaikan wawasan, sikap, pengetahuan,
keterampilan, diharapkan akan memperbaiki kehidupan sosio-kultural dan ekonomi
mereka. Pilihan sasaran berikutnya dapat ditujukan bagi pendidikan terhadap anak.
onsumsi pendidikan dan hiburan untuk kelompok ini, belum tanpak sangat
berkembang, kecuali usaha-usaha yang secara naluriah telah diwariskan dari waktu kewaktu.
Pondok pesantren, seharusnya memperluas pelayanan pendidikan kepada
masyarakat secara wajar dan sistematis, sehingga apa yang disajikan kepada
masyarakat, akan tetap terasa bermuara pada pandangan serta sikap (slami, dan terasa
manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari. 9egitu juga mengenai akti4itas masjidnya.
Pondok Pesantren dan 3asjid perlu menggalang kerjasama dengan para ulama dan para
cendekiawan 3uslim yang tergabung dalam Perguruan 0inggi yang ada di sekitarnya.
Sebab itu dapat dirumuskan alasan sosiologi pentingnya keberadaan peraturan
daerah tentang pondok pesantren, di antaranya$+. epincangan-kepincangan pendidikan (slam dan pendidikan umum yang
dikemukakan di atas, semestinya tidak kita bicarakan berlarut-larut.
Sehingga terkesan adanya diskriminasi kebijakan pemerintah terhadap
pendidikan (slam, dalam hal ini pesantrenI
%. Pemisahan konsep pendidkan antara pendidikan (slam dengan pendidikan
umum dalam konfigurasi pendidikan nasional menjadi batu sandungan
pemerintah di daerah dalam memberikan kegiatan pembinaan dan
pengakuan terhadap eksistensi pesantren dalam sebuah program.
2. onsep industrialisasi wacana kependidikanI atau lulusan menjadi
penyebab melemahnya peran pesantren dalam berkontribusi langsung
dalam membangun kesejahteraan. Sebab, pemerintah tidak memanfaatkan
pesantren sebagai basis pendidikan pengembangan skil dan sumberdaya
manusia. lumni pesantren hanya menjadi kontributor bertambahnya
pengangguran di (ndonesia. Padahal, jika pesantren diberdayakan maka
hasilnya akan jauh lebih maksimal dan berkarakter serta bermanfaat untuk
masyarakat kelas bawah. Sistem pendidikan ala pesantren !boarding'
sejatinya akan lebih mudah membentuk jiwa jiwa yang sumberdaya
manusia.
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
14/22
4. Pendidikan (slam akan kembali solid dalam memberdayakan umat (slam di
(ndonesia yang sedang menuju pada masyarakat industrial dengan berbagai
tantangan etos kerja, profesionalisme, dan moralitas di naungi dan
diberdayakan secara nyata oleh pemerintah
3aka dari itu, pentingnya adanya peraturan daerah yang menaungi keberadaan
pesantren di abupaten 0angerang sebagai usaha bagian dari peningkatan kualitas
kesejahteraan masyarakat. palagi pesantren diberikan pembinaan sebagai pusat
perekonomian masyarakat area pesantren. Sebut saja, Pondok Pesantren l-)asaniyah
menjadi ladang perekonomian masyarakat sekitar5 Dengan adanya para santri yang
jumlahnya ribuan, maka pasti membutuhkan jajanan dan kebutuhan lainnya untuk para
santri. 3aka tukang dagang, tukang Fs, dan lain sebagainya mendapat keberkahan
pendapatan yang melimpah dari keberadaan pesantren. #ika hal ini diberdayakan oleh
pemerintah daerah maka pesantren bisa dijadikan sebagai patnership pengembangan
perekonomian masyarakat, khususnya di area pesantren.
E. Kajian Teoritis Pesantren
. Pengertian Pesantren
(stilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, di mana kata JsantriJ berarti
murid dalam 9ahasa #awa. (stilah pondok berasal dari 9ahasa rab funduu8 !NOQQR'
yang berarti penginapan. husus di ceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah.
9iasanya pesantren dipimpin oleh seorang yai. 7ntuk mengatur kehidupan pondok
pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya,
mereka biasanya disebut lurah pondok. 0ujuan para santri dipisahkan dari orang tua dankeluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat
meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga 0uhan.
Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat
santri. ata santri berasal dari kata Cantrik !bahasa Sansakerta, atau mungkin #awa'
yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh
Perguruan 0aman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan. (stilah santri
juga dalam ada dalam bahasa 0amil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C
9erg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa
(ndia berarti orang yang tahu buku-buku suci agama )indu atau seorang sarjana ahli
kitab suci agama )indu. 0erkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint !manusia
baik' dengan suku kata tra !suka menolong', sehingga kata pesantren dapat berarti
tempat pendidikan manusia baik-baik.+
Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal
bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan
sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut
berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk
belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. ompleks ini biasanya dikelilingi oleh
+ ;ohadi bdul, 0aufik dkk, Rekontruksi Pesantren Masa Depan, !#akarta 7tara$ P0. Eistafariska Putra,%&&1', hal. ++
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttps://id.wikipedia.org/wiki/Acehhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kyaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Kyaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Tuhanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tamilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tamilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tamilhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kiaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Asramahttps://id.wikipedia.org/wiki/Asramahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttps://id.wikipedia.org/wiki/Acehhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kyaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Tuhanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tamilhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=C._C_Berg&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Hinduhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kiaihttps://id.wikipedia.org/wiki/Asramahttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
15/22
tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan
yang berlaku.%
Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian.
Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan
pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu,
kata pondok mungkin berasal dari 9ahasa rab ?undu8 yang berarti asrama atau hotel.
Di #awa termasuk Sunda dan 3adura umumnya digunakan istilah pondok dan
pesantren, sedang di ceh dikenal dengan (stilah dayah atau rangkang atau menuasa,
sedangkan di 3inangkabau disebut surau.2
Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran
agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu
agama (slam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa
rab oleh 7lama bad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok
!asrama' dalam pesantren tersebut.
%. Dina!i"a Keil!uan dan Pendidi"an
Pada awalnya berdirinya, pesantren merupakan media pembelajaran yang
sangat simple. 0idak ada klasifikasi kelas, tidak ada kurikulum, juga tidak ada aturan
yang baku di dalamnya. Sebagai media pembelajaran keagamaan, tidak pernah ada
kontrak atau permintaan santri kepada kiai untuk mengkajikan sebuah kitab, apalagi
mengatur secara terperinci materi-materi yang hendak diajarkan. Semuanya bergantung
pada kiai sebagai poros sistem pembelajaran pesantren. 3ulai dari jadwal, metode,
bahkan kitab yang hendak diajarkan, semua merupakan wewenang seorang kiai secara penuh.
0idak seperti lembaga pendidikan lain yang melakukanperekrutan siswa pada
waktu-waktu tertentu, pesantren selalu membuka pintu lebar-lebar untuk paa calon
santri kapan pun juga. 0ak hanya itu, pondok pesantren juga tidak pernah menentukan
batas usia untuk siswanya. Siapapun dan dalam waktu kapanpun yang berkeinginan
unuk memasuki pesantren, maka kiai akan selalu welcome saja.
Dua model pembelajaran yang terkenal pada awal mula berdirinya pesantren
adalah model sistem pembelajaran wetonan non klasikal dan sistem sorogan. Sistem
wetonanbandongan adalah pengajian yang dilakukan oleh seorang kiai yang diikuti
oleh santrinya dengan tidak ada batas umur atau ukuran tingkat kecerdasan. Sistem
pembelajaran model ini, kabarnya merupakan metode yang diambil dari pola
pembelajaran ulama rab. Sebuah kebiasaan pengajian yang dilakukan di lingkungan
3asjid al-)aram. Dalam sistem ini, seorang kiai membacakan kitab, sementara para
santri masing-masing memegang kitab sendiri dengan mendengarkan keterangan guru
untuk mengesahi atau memaknai itab uning.
Eain dengan pengajian wetonan, pengajian sorogan dilakukan satu persatu,
% *amakhsyari Dhofier, 0radisi Pesantren Studi tentang Pandangan )idup yai, EP2S, #akarta, +H2,hlm.+H.
2 :urcholis 3adjid, 9ilik-9ilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, !#akarta$ Paramadina, +@', hal. 1 Sudjono Prasodjo, Profil Pesantren, !#akarta$ EP2S, +H%', hlm. /.
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
16/22
dimana seorang santri maju satu persatu membaca kitab dihadapan kiai untuk dikoreksi
kebenaannya. Pada pembelajaran sorogan ini, seorang santri memungkinkan untuk
berdialo dengan kiai mengenai masalah-masalah yang diajarkan. Sayangnya banyak
menguras waktu dan tidak efesien sehingga diajarkan pada santri-santri senior saja.
Pada dasarnya , dalam pesantren tradisional, tinggi rendahnya ilmu yang
diajarkan lbih banyak tergantung pada keilmuan kiai, daya terima santri dan jenis kitab
yang digunakan. elemahan dari sistem ini adalah tidak adanya perjenjangan yang jelas
dan tahapan yang harus diikui oleh santri. #uga tidak ada pemisahan antara santri
pemula dan santri lama. 9ahkan seorang kiai hanya mengulang satu kitab saja untuk
diajarkan pada santrinya.
Pada abad ke tujuh belasan, materi pembelajaran pesantren didominasi
olehmateri-materi ketahuidan. 3emang pada waktu itu ajaran ketauhidan dan
ketasaufan menduduki urutan yang paling dominant. 9elakangan, sejalan dengan
banyaknya para ulama yang berguru ketanah suci, materi yang diajarkannya pun ber4ariasi.
9aru pada awal abad kedua puluhan ini, unsur baru berupa sistem pendidikan
klasikal mulai memasuki pesantren. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan
bentuk pesantren, 3enteri gama ;(. 3engeluarkan peraturan nomor 2 tahun +@,
yang mengklasifikasikan pondok pesantren sebagai berikut$
+. Pondok Pesantren tipe , yaitu dimana para santri belajar dan bertempat
tinggal di srama lingkungan pondok pesantren dengan pengajaran yang
berlangsung secara tradisional !sistem wetonan atau sorogan'. Pondok
Pesantren tipe 9, yaitu yang menyelenggarakan pengajaran secara klasikaldan pengajaran oleh kyai bersifat aplikasi, diberikan pada waktu-waktu
tertentu. Santri tinggal di asrama lingkungan pondok pesantren.
%. Pondok Pesantren tipe C, yaitu pondok pesantren hanya merupakan asrama
sedangkan para santrinya belajar di luar !di madrasah atau sekolah umum
lainnya', kyai hanya mengawas dan sebagai pembina para santri tersebut.
2. Pondok Pesantren tipe D, yaitu yang menyelenggarakan sistem pondok
pesantren dan sekaligus sistem sekolah atau madrasah.
Peraturan Pemerintah, dalam hal ini 3enteri gama yang mengelompokkan
pesantren menjadi empat tipe tersebut, bukan suatu keharusan bagi pondok pesantren
tersebut. :amun, pemerintah menyikapi dan menghargai perkembangan serta perubahan
yang terjadi pada pondok pesantren itu sendiri, walaupun perubahan dan perkembangan
pondok pesantren tidak hanya terbatas pada empat tipe saja, namu akan lebih beragam
lagi. Dari tipe yang sama akan terdapat perbedaan-perbedaan tertentu yang menjadikan
satu sama lain akan berbeda. Dari sekian banyak tipe pondok pesantren, dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagai para santrinya, secara garis besar
dapat dikelompokkan ke dalam dua bentuk pondok pesantren$
+. Pondok Pesantren Salafiyah, yaitu yang menyelenggarakan pengajaran
l8uran dan ilmu-ilmu agama (slam, serta kegiatan pendidikan dan
pengajarannya sebagaimana yang berlangsung sejak awal
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
17/22
pertumbuhannya.
%. Pondok Pesantren halafiyah, yaitu pondok pesantren yang selain
menyelenggarakan kegiatan pendidikan kepesantrenan, juga
menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal !sekolah atau madrasah'.
Populasi pondok pesantren ini semakin bertambah dari tahun ke tahun, baik
pondok pesantren tipe salafiyah maupun khalafiyah yang kini tersebar di penjuru tanah
air. Pesatnya pertumbuhan pesantren ini akan sekan mendorong pemerintah untuk
melembagakannya secara khusus. Sehingga keluarlah surat keputusan 3enteri gama
;epublik (ndonesia nomor +H tahun +@1 tentang susunan organisasi dan tata kerja
Departemen agama yang kemudian diubah dan disempurnakan dengan keputusan
3enteri gama ;( nomor + tahun %&&+.
Dengan keluarnya surat keputusan tersebut, maka pendidikan pesantren dewasa
ini telah mendapatkan perhatian yang sama dari pemerintah terutama Departemen
gama. Saat ini telah menjadi direktorat tersendiri yaitu direktorat pendidikankeagamaan dan pondok pesantren yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
pondok pesantren secara optimal terhadap masyarakat.
Data yang diperoleh dari kantor Dinas Pendidikan, Departemen gama serta
Pemerintahan Daerah, sebagaian besar anak putus sekolah, tamatan sekolah dasar dan
madrasah ibtidaiyah, mereka tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
namun mereka tersebar di pondok pesantren dalam jumlah yang relatif banyak. ondisi
pondok pesantren yang demikian akhirnya direspon oleh pemerintah. Sehingga lahirlah
kesepakatan bersama antara departemen gama dan departemen Pendidikan dengan
nomor +79%&&& dan 3H/%&&& tentang pedoman pelaksanaan pondok pesantrensalafiyah sebagai pola pendidikan dasar.
Secara eskplisit, untuk operasionalnya, setahun kemudian keluar surat
keputusan Direktur #endral elembagaan gama (slam, nomor F%2%&&+ tentang
panduan teknis penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar pada pondok
pesantren salafiyah. Eahirnya 77 nomor &% tahun +H, yang disempurnakan menjadi
77 nomor %& tahun %&&2 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 2& ayat +
sampai ayat disebutkan pendidikan keagamaan, pondok pesantren termasuk bagian
dari sistem pendidikan nasional. 3erupakan dokumen yang amat penting untuk
menetukan arah dan kebijakan dalam penanganan pendidikan pada pondok pesantren di
masa yang akan datang.
Pada mulanya kiai merupakan fungsionaris tunggal dalam pesantren. Semenjak
berdirinya madrasah dalam lungkkungan pesantren inilah, diperlukan sejumlah guru-
guru untuk mengajarkan berbagai macam jenis pelajaran baru yang tidak semuanya
dikuasai oleh kiai. Sehingga peran guru menjadi penting karena kemampuan yang
dimilikinya dari pendidikan diluar pesantren. Dan sejak saat itu kiai tidak menjadi
fungsionaris tunggal dalam pesantren. 3engikuti perkembangan 6aman, beberapa
pesantren mulai memasukkan pelajaran keterampilan sbagai salah satu materi yang
diajarkan. da keterampilan berternak, bercocok tanam, menjahit berdagang dan lain
sebagainya. Disisi lain ada juga pesantren yang cenderung mengimbangi dengan
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
18/22
pengetahuan umum. Seperti tercermin dalam madrasah yang disebut dengan
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
19/22
%. 0ujuan umum $
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
20/22
6aman, tidak seluruh pondok pesantren mampu. )al ini disebabkan oleh orientasi dan
moti4asi pondok pesantren tersebut.
Bleh sebab itu perumusan kembali metode pembinaan dan pendidikan santri pada
pondok pesantren sehingga memiliki kesiapan dalam menjawab tantangan 6aman.
Pembinaan dan pendidikan menjadi bagian terpenting dalam mewujudkan keberhasilan,
sehingga perlu penyisipan aspek umum yang dianggap penting. Dengan demikian,
pendidikan dan pembinaan santri pada pondok pesantren lebih bersifat holistik.
$. Prinsi% Pe!&elajan Pesantren
Penggemblengan diri atau pembelajaran yang terjadi di pesantren, tidak dapat
lepas dari unsur-unsur yang berhubungan dengan metode pembelajaran, sebab
penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran yang dilangsungkan. Sebagaimana la6imnya pesantren, pola
metode pembelajaran yang digunakan, biasanya masih berpusat pada guru !teacher
center', padahal pada saat ini pola pembelajaran tersebut sudah mulai diubah menjadi
berpusat kepada siswa !student center'.
9ertitik tolak dari sistem pendekatan di atas, maka dalam kegiatan
pembelajaran di suatu pesantren prinsip-prinsip umum belajar dan motifasi yang perlu
diterapkan pada umumnya meliputi$
a. Prinsip ebermaknaan
Prinsip ini memiliki arti bahwa para santri akan mempelajari sesuatu halapapun adalah jika sesuatu itu bermanfaat atau bermakna bagi kehidupan baik untuk
masa kini maupun untuk masa mendatang, baik bagi kepentingan hidupnya sendiri
maupun untuk masyarakatnya. Dengan kata lain salah satu faktor yang mendorong atau
memotifasi santri untuk belajar adalah adanya manfaat praktis dari suatu yang
dipelajarinya itu dalam kehidupan.
Bleh karena itu biasanya seorang kiyai dalam mengajarkan suatu materi
pelajaranya kepada para santri nya melakukan$
+. 3enghubungkan pelajaran yang ia berikan dengan minat dan nilai-nilai
santri.
%. 3enghubungkan pelajaran dengan kehidupan masa depan para santri.
b. Prinsip Prasyarat
Pada prinsip ini seorang santri akan tergerak untuk mempelajari sesuatu hal
yang baru apabila ia telah memiliki semua prasarat yang diperlukan untuk
mempelajarinya. 9ila santri telah memilikinya, maka ia akan merasa bahwa pelajaranya
itu akan bermakna. (a akan mampu menerima hubungan pengetahuan yang lebih dan
lainnya. )al ini dapat di mengerti karena para kyai di pesantren tidak hanya berfungsi
sebagai pengajar tetapi juga berfungsi sebagai orang tua bagi para santri yang senantiasa
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
21/22
memberikan bimbingan-bimbingan dalam suasana kekeluargaan. Sehingga dalam
struktur sosilnya, pesantren lebih mencerminkan sebagai kesatuan keluarga dalam
jumlah besar dimana santri yang masih muda usinya memperlakukan dan menganggap
sebagai kakaknya terhadap santri yang lebih tua usianya, demikian pula sebaliknya.
c. Prinsip eterbukaan
Prinsip ini menuntut agar pendidik mendorong para santrinya agar lebih
banyak lagi mempelajari sesuatu dengan cara penyajian yang disusun sedemikian rupa
sehingga pesan-pesan pendidik terbuka bagi santri. 7ntuk itu, pendidik biasanya
melakukan langkah-langkah berikut ini$
+. 3enjelaskan kepada para santri tentang tujuan-tujuan pembelajaran yang
jelas sehingga segala sesuatuyang diharapkan oleh kyai dapat dimengerti
oleh santrinya.
%. 3enunjukan hubungan-hubungan sebab akibat, mengapa hal-hal tersebut baru dipelajari.
2. 3enghindari segala penjelasan yang dapat mengurangi minat belajar para
santri
. 3erangsang kemampuan sensoris para santri dengan bantuan alat-alat
peraga yang rele4an dengan materi pelajaran.
1. 3emberikan kesempatan kepada para santri untuk menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti atau belum jelas.
d. Prinsip ebaruan Para santri biasanya akan lebih tertarik untuk mempelajari sesuatu hal apabila hal
itu adalah sesuatu yang baru yang belum diketahuinya.
e. Prinsip eterlibatan
Prinsip ini menjelaskan bahwa para santri dapat belajar lebih giat dan aktif bila
mana mereka terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran di pesantren.
eterlibatan para santri secara aktif ini biasanya dilakukan pada waktu kegiatan praktek
(badah.
f. Prinsip ebersamaan
Dalam dunia pesantren dikarenakan kehidupan para santri senantiasa berada
dalam kehidupan sosial yang intens, maka dalam kegiatan belajarpun mereka
melakukannya bersama-sama. 3isalnya sewaktu ditugaskan untuk menghafal teks-teks
tertentu, mereka akan melakukannya secara bersama-sama di dalam bilik masingt-
masing, demikian juga ketika muthala’ah !menelaah materi yang sudah atau akan
dipelajarinya' suatu kitab, mereka akan melakukannya secara berjamaah !9erdiskusi'.
F. Konse%'Konse%
3enjelaskan ruang lingkup pengertian istilah-istilah yang dipakai dalam
naskah akademik.
8/15/2019 Bab II Na Yang Benar
22/22