Upload
others
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
KERANGKA TEORITIK, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Pengertian Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), efektivitas berasal dari kata
“efektif” yang artinya dapat membawa hasil, berhasil berguna. Sementara itu
efektivitas memiliki pengertian “keefektifan” yang artinya keberhasilan.
Sedangkan menurut para ahli, kata efektivitas mempunyai pengertian yaitu :
1. Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana, prasarana, dalam jumlah
tertentu yang secara sadar, ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan
sejumlah barang atau jasa dari kegiatan yang dijalankannya.
2. Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar
kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
efektif organisasi, program atau kegiatan.
3. Efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan
(Arikunto, 2004).
4. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar target
yang dicapai, makan semakin tinggi tingkat efektivitasnya (Hidayat, 2001).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikemukakan bahwa efektivitas
berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan
waktu, dan partisipasi aktif dari anggota. Melalui uraian di atas dapat disimpulkan
9
bahwa suatu pekerjaan dikatakan efektif apabila pekerjaan itu memberikan hasil
yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan semula. Efektivitas adalah suatu
kondisi yang menunjukan tingkat tercapainya suatu tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Efektivitas merupakan standar atau taraf tercapainya
suatu tujuan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
1. Ukuran Efektivitas
Mengukur efektivitas merupakan suatu hal yang tidak sederhana, karena
efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa
yang menilai serta menginterpretasikannya. Tingkat efektivitas juga dapat diukur
dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata
yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang
dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran
yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.
Aspek-aspek efektivitas dijelas suatu program dapat dilihat dari:
a. Aspek tugas atau fungsi lembaga
Dikatakan efektif jika melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu
program pengajaran akan efektif jika tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan
dengan baik dan peserta didik belajar dengan baik.
b. Aspek rencana program
Rencana atau program disini adalah rencana pengajaran yang terprogram, jika
seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program dikatakan
efektif.
10
c. Aspek ketentuan dan aturan
Efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya
aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses
kegiatan. Aspek ini mencakup aturan – aturan baik yang berhubungan dengan
dosen maupun yang berhubungan dengan peserta didik, jika aturan ini
dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara
efektif.
d. Aspek tujuan atau kondisi ideal
Suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau
kondisi ideal program tersebut dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah
berlaku secara efektif.
Mengacu pada pengertian efektivitas menurut Hidayat (2001) di atas, maka
ukuran efektivitas yang digunakan untuk mengukur keefektifan video klip
pembuatan roti manis mencakup tiga hal yaitu ketercapaian target yang dilihat
melalui peningkatan hasil belajar (pre-test dan post-test), partisipasi peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung, dan waktu yang dibutuhkan selama
proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
11
Berikut skala interval dalam menentukan keefektifan menurut Sugiyono
(2010) :
25% 50% 75% 100%
STE TE E SE
Gambar 2.1 Skala Interval Efektivitas
Keterangan:
SE : Sangat Efektif
E : Efektif
TE : Tidak Efektif
STE : Sangat Tidak Efektif
2.1.2 Media Pembelajaran
Perkembangan teknologi pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan
perkembangan teknologi pada umumnya. Berbagai perangkat pendidikan dan
sarana pendidikan yang modern turun mendukung optimalisasi proses
pembelajaran, baik ditingkat pendidikan maupun dalam kehidupan sehari hari.
Media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah
komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut.
Saluran yang dimaksud adalah media karena pada dasarnya pembelajaran
merupakan proses komunikasi.
12
Pada dasarnya, media menjadi sebuah stimulus agar proses pembelajaran
dapat terjadi. Media merupakan salah satu komponen penting dalam
berkomunikasi. Menurut Sadiman (2014) media berasal dari bahasa latin yang
merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”
atau “penghantar”. Pengertian penghantar dalam media ini mempunyai hubungan,
dalam proses komunikasi, media merupakan penghubung antara sumber dan
penerima pesan, sedangkan arti kata penghantar dalam media mempunyai makna
sebagai fungsi atau kegunaan. Dalam proses komunikasi media menjadi
penghantar dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima.
Definisi media menurut Association of Education and Communication
Technology (1977), diacu dalam Arsyad (2015) media adalah segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Media
merupakan istilah “medium” yang berarti sebagai perantara informasi antara
sumber dan penerima. Jadi televisi, film, video, foto, radio, rekaman audio,
gambar yang diproyeksikan, bahan bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media.
Apabila media itu membawa pesan pesan atau informasi yang bertujuan
pembelajaran atau mengandung maksud maksud pembelajaran maka media itu
disebut media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar
dan dapat berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik (Kustandi dan Sutjipto, 2011).
Media pembelajaran sebagai suatu alat bantu dalam proses belajar dan
pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya.
13
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Materi
pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh
mahasiswa, apalagi oleh mahasiswa yang kurang menyukai materi pembelajaran
yang disampaikan. Terdapat banyaknya media pembelajaran, mulai dari yang
sangat sederhana hingga ke kompleks, mulai dari yang hanya menggunakan
indera mata hingga perpaduan lebih dari satu indera. Dari yang harganya murah
dan tidak memerlukan listrik hingga yang mahal dan sangat tergantung pada
perangkat keras.
2.1.2.1 Klasifikasi Media Pembelajaran
Sanjaya (2006) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa klasifikasi yaitu:
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1. Media Audio, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2. Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film
slide, foto, tranparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3. Media Audio-visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman
video, berbagai ukuran film, dan slide suara. Kemampuan media ini
14
dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur
jenis media yang pertama dan kedua.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke dalam:
1. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan
televisi. Melalui media ini peserta didik dapat mempelajari hal-hal atau
kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan
ruangan khusus.
2. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu
seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
1. Media yang diproyeksikan seperti film slide dan transparansi. Jenis media
yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector
untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film
slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan tranparansi.
Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini
tidak akan berfungsi.
2. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, dan radio.
2.1.2.2 Kegunaan Media Pembelajaran
Dalam belajar mengajar hal yang terpenting adalah proses, karena proses
inilah yang menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak tercapai.
Ketercapaian dalam proses belajar mengajar ditandai dengan adanya perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan
15
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Dua unsur yang sangat penting dalam suatu proses belajar mengajar adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Rohani (2010) mengemukakan
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan
rangsangan kegiatan belajar.
Secara umum, kedudukan media dalam sistem pembelajaran adalah sebagai
alat bantu, alat penyalur pesan, alat penguatan, dan wakil pendidik dalam
menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas, dan menarik.
Kemp dan Dayton (1985), diacu dalam Kustandi dan Sutjipto (2011)
mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari
penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas, yaitu :
1. Penyampaian bahan ajar menjadi lebih baku
2. Pembelajaran bisa lebih menarik
3. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan
4. Peran pendidik dapat berubah ke arah yang lebih positif
Encyclopedia of Educational Research (1997), diacu dalam Kustandi dan
Sutjipto (2011) menjelaskan manfaat media pembelajaran sebagai berikut :
1. Meletakkan dasar – dasar yang konkret untuk berfikir sehingga mengurangi
verbalisme.
2. Memperbesar perhatian peserta didik.
16
3. Meletakkan dasar dasar penting untuk perkembangan belajar sehingga
membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan sendiri di
kalangan peserta didik.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur, terutama gambar hidup.
6. Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak mudah diperoleh dengan cara
lain dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
2.1.2.3 Media Audio-Visual
Dalam perjalanannya, perkembangan media pembelajaran mengikuti arus
teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah
sistem percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanistik. Kemudian lahir
teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanistik dan elektronik
untuk tujuan pembelajaran.
Media audio-visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video,
berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini
dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis
media yang pertama dan kedua. Teknologi audio-visual merupakan cara
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin – mesin
mekanis dan eletkronik, untuk menyajikan pesan – pesan audio dan visual.
Media audio-visual adalah media penyampai informasi yang memiliki
karakteristik audio (suara) dan visual (gambar).
17
Beberapa manfaat alat bantu audio-visual adalah:
1. Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar.
2. Meningkatkan pengertian yang lebih baik.
3. Melengkapi sumber belajar yang lain.
4. Menambah variasi metode mengajar.
5. Menghemat waktu.
6. Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu.
2.1.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Audio-Visual
Media audio-visual mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.
Ada dua jenis media audio-visual yaitu audio-visual gerak dan audio-visual diam.
Kelebihan media audio-visual gerak, yaitu:
a. Keuntungan film sebagai media pembelajaran antara lain:
1. Film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan
suatu keterampilan tangan.
2. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
3. Penggambarannya bersifat 3 dimensi.
4. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam
bentuk ekspresi murni.
b. Kekurangan film
1. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang
diucapkan sewaktu film diputar, penghentian pemutaran akan mengganggu
konsentrasi.
18
2. Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu
cepat.
3. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara
keseluruhan.
4. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.
a. Kelebihan video
1. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,
sehingga dalam waktu mengajar pendidik dapat memusatkan perhatian dan
penyajiannya.
2. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.
3. Keras lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan memberikan
komentar yang akan didengar.
4. Pendidik bisa mengatur dimana akan menghentikan gerakan gambar
tersebut, artinya kontrol sepenuhnya ditangan pendidik.
5. Ruangan tidak perlu digelapkan waktu menyajikannya.
b. Kekurangan video
1. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
a. Kelebihan televisi (TV)
1. Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang
sebenarnya.
2. Memperluas tinjauan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai
negara.
19
3. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.
4. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat.
b. Kekurangan televisi (TV)
1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan
untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual
siswa.
3. Pendidik tidak memiliki kesempatan untuk merevisi tayangan TV sebelum
disiarkan.
Kelebihan dan kekurangan media audio-visual diam, yaitu :
a. Kelebihan film bingkai
1. Materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara
serentak.
2. Relatif sederhana dan murah dibandingkan dengan media TV atau film.
3. Program dibuat dalam waktu singkat
b. Kekurangan film bingkai suara
1. Program film bingkai yang terdiri dari gambar-gambar lepas mudah hilang
atau tertukar apabila penyimpanannya kurang baik.
2. Penggunaan program slide suara memerlukan ruangan yang gelap
20
2.1.3 Video Klip Pembuatan Roti Manis
Video adalah bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi,
sedangkan clip yang berasal dari bahasa Inggris berarti potongan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia,2008).
“Video clips are short clips of video, usually part of a longer piece. The term is
also more loosely used to mean any short video less than the length of traditional
television program” (www.wikipedia.com) [10 September 2015]. Dikatakan
bahwa video klip merupakan bagian dari bagian potongan video yang lebih
panjang. Biasanya video klip merupakan potongan – potongan video atau bagian
dari sebuah acara televisi. Dalam perkembangannya video klip mulai digunakan
untuk kepentingan pembuatan gambar – gambar hidup dan diiringi oleh suara atau
lagu. Biasanya isinya berupa potongan cerita dan juga deskripsi atau narasi
mengenai sebuah objek atau tema. Sedangkan pembuatan roti manis adalah
tahapan – tahapan yang dilakukan dalam pembuatan roti manis yang meliputi
pengertian roti manis, pengenalan alat – alat, pengetahuan bahan hingga proses
pembuatan roti manis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa video klip pembuatan roti
manis adalah bagian dari media audio visual yang menyajikan materi pelajaran
mengenai roti manis, menjelaskan konsep dasar mengenai roti manis, menyajikan
informasi pengenalan alat dan bahan pembuatan roti manis, memaparkan proses
pembuatan roti manis, dan mengajarkan keterampilan variasi bentuk roti manis
kepada perserta didik dalam bentuk suatu kumpulan guntingan gambar hidup dan
suara yang disesuaikan berdasarkan ketukan-ketukan pada irama, lagu, nada, lirik,
21
instrumen, dan penampilan pada video klip tersebut. Bila dibandingkan dengan
media gambar, media video ini dinilai lebih efektif digunakan dalam materi roti
manis. Bila menggunakan gambar, peserta didik hanya akan melihat gambar yang
diam. Menurut Kustandi dan Sutjipto (2011) media gambar adalah media yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera
penglihatan saja. Media gambar hanya akan melihat gambar diam saja, tidak bisa
melihat bagaimana berlangsungnya pembuatan roti manis dengan jelas. Namun,
apabila menggunakan media pembelajaran video klip peserta didik akan lebih
memahami proses pembuatan roti manis, karena media pembelajaran video klip
dapat menyajikan materi yang memerlukan visualisasi yang mendemonstrasikan
gerakan motorik tertentu.
Materi yang terdapat dalam video klip pembuatan roti manis terdiri dari :
a. Pengertian Roti Manis
Secara umum roti manis adalah olahan yang terbuat dari bahan baku tepung
terigu, air, ragi, garam, lemak, dan telur dengan kadar gula 16% - 25%. Ciri khas
produk ini adalah memiliki bentuk yang bervariasi, bertekstur lembut, pori – pori
memiliki bentuk dan warna yang seragam dengan dinding sel, warna kulit luar
kuning kecoklatan, dan memiliki rasa dan aroma manis yang khas. Selain rasanya
yang manis, daya tarik roti manis terletak pada bentuknya yang menarik. Berat
roti manis 50 – 60 gram untuk ukuran standar Internasional.
Jenis dan kualias roti manis secara umum disebabkan oleh variasi dalam
penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yang
digunakan mempunyai kualitas yang baik, proses pembuatannya benar, maka roti
22
manis yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Roti manis yang
berkualitas dihasilkan dari bahan yang berkualitas, komposisi bahan yang tepat,
proses pembuatan yang tepat dan didukung oleh bahan penunjang yang tepat.
Variasi roti manis yang lainnya sangat beragam, beberapa contoh roti manis
antara lain:
a. Braided Bread
Braided bread adalah roti manis yang dibentuk kepang dan menggunakan
sukade dan kismis sebagai topping.
b. Sosis Bread
Roti ini merupakan modifikasi roti manis dengan membentuk pizza yang
menggunakan topping sosis, keju, saus sambal, mayones, paprika, dan bawang
bombay.
c. Polo Bread
Jenis roti manis yang bagian atasnya diberi topping dengan adonan biskuit.
Apabila sudah matang, bagian atas roti ini memiliki ciri khas seperti retakan
biskuit.
d. Hero Bread
Jenis roti manis yang bagian atasnya diberi topping dengan adonan biskuit
rasa kopi dan bagian dalamnya diberikan isi mentega asin.
e. Roti Unyil
Roti unyil merupakan roti manis berukuran mini, yang bertekstur lembut dan
biasanya memiliki bentuk yang beranekaragam.
23
b. Alat Alat Dalam Pembuatan Roti
Alat – alat dalam pembuatan roti diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
seperti tabel di bawah ini:
Tabel 2.1. Klasifikasi Alat Pembuatan Roti
No. Peralatan Besar Peralatan Kecil 1. Mixer Scraper 2. Prooving Cabinet Timbangan 3. Oven Kuas 4. Rak Kawat 5. Mangkuk 6. Gelas Ukur 7. Parutan
c. Bahan Pembuat Roti Manis
Untuk dapat menghasilkan produk roti yang berkualitas, harus mengetahui
bahan apa saja yang digunakan, pengetahuan tentang bahan dan pengaruh satu
bahan terhadap bahan lainnya, sehingga menghasilkan produk roti yang bermutu.
Penggunaan bahan – bahan dalam pembuatan roti secara umum terbagi menjadi
dua macam yaitu bahan utama dan bahan tambahan.
1. Bahan Utama
a. Tepung terigu
Tepung terigu merupakan bahan utama yang dipakai untuk membuat roti
karena mengandung gluten sebagai kerangka dasar roti. Tepung terigu yang
biasanya digunakan dalam pembuatan roti manis yaitu tepung protein tinggi
dan tepung protein sedang.
24
b. Air
Air berfungsi untuk melarutkan semua bahan roti dalam adonan sehingga
dapat tercampur rata. Fungsi air dalam pembuatan roti adalah membentuk
gluten, mengontrol kepadatan adonan, dan mengontrol suhu adonan.
c. Garam
Penggunaan garam bertujuan untuk memberi tekstur dan remah roti,
penambah rasa gurih, juga berfungsi sebagai kontrol kerja yeast. Garam
berfungsi memperbaiki butiran dan susunan roti akibat kuatnya adonan,
membantu pembentukan warna, butiran, dan susunan roti. Jumlah garam
menurut 2-2,25% dari berat bahan utama (US. Wheat Assosiates, 1981, diacu
dalam Mudjajanto dan Yulianti, 2013).
d. Yeast
Yeast adalah mikroorganisme dari jenis Saccharomyces Cerevisiae. Volum roti
manis yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh hasil CO2 selama pengembangan
adonan dan karakteristik dari protein yang menahan gas. Fungsi yeast atau ragi
dalam pembuatan roti manis adalah :
1. Menghasilkan gas dalam adonan dengan mengubah gula menjadi gas
karbondioksida.
2. Memberikan rasa dan aroma.
e. Gula
Gula merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan roti manis karena
dapat memenuhi beberapa fungsi antara lain penambah gizi, gula dapat
sebagai pengatur fermentasi adonan roti, dan memperpanjang umur simpan
25
roti. Syarat gula yang digunakan dalam pembuatan roti manis adalah bersih,
mudah larut dalam air, berbutir halus, dan kering.
2. Bahan Tambahan
a. Telur
Fungsi telur dalam formula roti manis digunakan sebagai pengembang adonan,
meningkatkan keempukan roti, membentuk warna roti, dan juga untuk
memperkaya kandungan gizi dalam roti.
b. Lemak
Lemak berfungsi memberi tekstur yang lembut pada hasil roti, memberi rasa
gurih, dan memberikan efek warna pada hasil akhir roti manis. Jenis lemak
yang biasa digunakan dalam pembuatan roti manis yaitu margarin dan
mentega.
c. Susu
Penggunaan susu berfungsi untuk memberikan rasa gurih, mempertahankan
keempukan roti pada saat penyimpanan, dan menambah nilai gizi. Susu yang
biasa digunakan untuk pembuatan roti pada umumnya dalam bentuk bubuk
(powder). Hal ini disebabkan alasan kemudahan penyimpanan dan mempunyai
umur simpan (self-life) lebih panjang dibandingkan dengan susu segar
(Cahyana dan Artanti, 2012).
d. Bread improver
Bread improver merupakan bahan tambahan dalam pembuatan roti yang
membantu proses pembuatan roti dalam hal produksi gas dan penahan gas.
26
Dengan penambahan bread improver hasil jadi roti memiliki serat yang halus,
lembut lebih lama, volum roti yang lebih besar dan kokoh.
d. Prinsip Dasar Tahapan Pembuatan Roti Manis Dengan Teknik Straight
Dough
1. Seleksi bahan (Selecting of Ingredients)
Pemilihan bahan baku merupakan proses awal yang sebetulnya sangat
berpengaruh dalam menentukan hasil akhir produk roti manis. Bahan – bahan
yang akan digunakan untuk membuat roti manis harus berkualitas baik,
tujuannya untuk menghindari kegagalan saat membuat produk dan produk
yang dihasilkan akan sesuai dengan standar. Pada tahap ini ada beberapa hal
yang harus diperhatikan meliputi kualitas bahan yang baik, pemahaman sifat –
sifat dari bahan – bahan tersebut, serta penyimpanan yang benar untuk
menjaga kualitas dari bahan tersebut.
2. Penimbangan bahan yang tepat (Scaling)
Proses ini sangat berpengaruh pada adonan yang akan dihasilkan serta hasil
akhir pada roti. Penimbangan yang salah dapat mengakibatkan kesalahan fatal.
Contohnya pada saat menimbang tidak sesuai formula, tidak memasukkan
gula pada adonan, akibatnya roti akan pucat, keras, dan tidak mengembang
sempurna.
3. Pengadukan bahan (Mixing)
Proses ini dapat dilakukan dengan tangan ataupun mixer roti khusus.
Pengadukan harus dilakukan hingga kalis. Pengadukan yang sempurna akan
27
terlihat dari adonan yang lepas dan tidak lengket di tangan. Pengadukan yang
kurang kalis akan mengakibatkan roti menjadi kurang lembut dan
permukaannya tidak halus.
Ada enam tahapan dalam proses pengadukan bahan atau mixing yaitu :
a. Pick Up : Semua bahan telah dicampur menjadi satu adonan
b. Clean Up : Adonan sudah tidak menempel pada bowl mixer
c. Develop : Permukaan adonan sudah mulai terlihat halus dan elastis
d. Final : Permukaan adonan licin, halus, elastis, dan kering
e. Let Down : Adonan mulai overmix, kelihatan basah, lengket, dan
lembek
f. Break Down : Adonan sudah overmix dan tidak elastis
4. Fermentasi I (Fermentation I)
Biasanya fermentasi dilakukan setelah adonan kalis dan telah dibulatkan.
Tutup dengan plastik dan simpan dalam ruangan selama 10 menit hingga
mengembang. Pemberian waktu istirahat selama 10 menit berfungsi agar
adonan menjadi rileks sehingga mempermudah adonan untuk dapat ditangani
pada tahap berikutnya.
5. Potong timbang (Scaling and Dividing)
Adonan roti manis yang telah dikempiskan kemudian dipotong timbang sesuai
ukuran yang dikehendaki 50 - 60 gram. Saat melakukan potong timbang harus
cepat karena proses pengembangan adonan tetap berjalan. Dalam proses ini
adonan dipotong sesuai jenis roti manis.
28
6. Membulatkan (Rounding)
Adonan roti manis yang telah dikempiskan dan dipotong timbang, dibulatkan
kembali. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang halus
sehingga dapat menahan gas yang dihasilkan
7. Fermentasi Lanjutan (Intermediate proofing)
Memberikan waktu istirahat 6-10 menit agar adonan rileks untuk
mempermudah proses berikutnya.
8. Roll (Degassing)
Proses mengeluarkan semua gas di dalam adonan roti manis, kemudian
membentuk lembaran adonan dengan tebal sesuai yang dikehendaki.
9. Pembentukan (Moulding)
Proses pembentukan adonan dilakukan setelah proses deggasing yang
bertujuan untuk meratakan adonan agar gas yang terbentuk dalam adonan
lebih merata dan seragam.
10. Meletakkan dalam tray (Panning)
Letakkan adonan yang telah dibentuk di dalam tray yang telah dioles lemak
supaya tidak lengket.
11. Fermentasi Akhir (Final Proofing)
Adonan yang sudah dibentuk harus difermentasi selama 60-90 menit.
Temperature proofing 35°C – 40ºC dengan kelembapan relatif 80 – 85%.
12. Pemanggangan (Baking)
Sebelum masuk pada proses pemanggangan biasanya roti manis akan
diberikan olesan. Beberapa olesan yang dapat digunakan diantaranya
29
campuran telur dan garam, susu dan telur atau susu. Proses pemanggangan
merupakan proses terpenting dalam proses pembuatan roti. Hal – hal yang
harus diperhatikan adalah suhu dan waktu sehingga menghasilkan roti manis
dengan kualitas yang baik.
Ada 4 proses yang terjadi dalam pemanggangan, yaitu :
a. Volume adonan bertambah dalam waktu 5-6 menit pertama di dalam oven.
b. Aktivitas yeast berhenti pada suhu 65ºC adonan.
c. Karamelisasi dari gula kulit mulai terbentuk.
d. Denaturasi dari protein dan gelatinisasi menghasilkan remah roti yang kokoh
terjadi pada suhu 60ºC - 82ºC temperatur adonan.
Suhu oven yang digunakan untuk roti manis biasanya 180° C selama 15 menit.
Suhu pemanggangan yang terlalu rendah atau waktu pemanggangan yang terlalu
lama akan mengakibatkan kadar air dalam adonan banyak menguap sehingga
menghasilkan roti manis dengan tekstur tebal dan cepat kering.
13. Mengeluarkan dari Cetakan (Depanning)
Keluarkan roti manis dari cetakan langsung begitu keluar dari oven.
14. Pendinginan (Cooling)
Dinginkan roti yang telah dikeluarkan dari cetakan pada suhu ruang.
Meletakkan roti manis pada rak kawat sehingga panas keluar dari segala arah.
Untuk memungkinkan pemotongan tanpa mengalami kerusakan yang
dilakukan pada udara teburkan selama 45-70 menit sehingga menyebabkan
kehilangan berat 2%-3% karena terjadinya penguapan air.
30
15. Pembungkusan (Packing)
Roti yang telah didinginkan harus segera dibungkus untuk mencegah
tercemarnya roti dari jamur atau bakteri yang tidak dikehendaki dan untuk
menghindari pengerasan kulit luar roti akibat menguapnya kandungan air.
2.1.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Media Video Klip Pembuatan Roti
Manis
Beberapa kelebihan penggunaan media video klip pembuatan roti manis,
antara lain :
a. Menambah suatu dimensi baru di dalam pembelajaran, video klip pembuatan
roti manis menyajikan gambar bergerak kepada peserta didik disamping suara
yang menyertainya.
b. Dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk dilihat secara nyata
seperti pada saat proses pembuatan roti manis.
c. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan
lainnya.
d. Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dengan waktu yang lebih
efektif.
e. Penyajian bahan materi ajar lebih optimal dengan menggunakan video klip.
f. Mempermudah dosen dalam penyampaian materi pembelajaran.
Sedangkan kekurangannya, antara lain :
a. Material pendukung video klip membutuhkan alat proyeksi untuk dapat
menampilkan gambar yang ada di dalamnya.
31
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran video klip pembuatan roti manis memiliki beberapa kelebihan jika
digunakan untuk mata kuliah Dasar Roti dan Kue terutama pada materi roti manis.
Penggunaan video klip pembuatan roti manis dapat membantu mahasiswa yang
kesulitan dalam melakukan pembelajaran jika pembelajaran hanya dilakukan
secara visual, maka diharapkan media video klip pembuatan roti manis ini akan
bisa dipergunakan secara maksimal untuk mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran dan pada akhirnya menjadi pilihan untuk menunjang proses belajar
yang menyenangkan dan menarik bagi peserta didik. Proses pembelajaran dengan
menggunakan video klip pembuatan roti manis membuat peserta didik mampu
memahami materi pelajaran roti manis dengan lebih mudah dan cepat sehingga
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2.1.4 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan perilaku tersebut tergantung pada
apa yang dipelajari oleh pembelajar. Ada tiga aspek kompetensi yang biasanya
dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut,
yakni penilaian terhadap:
1. Penguasaan materi akademik (kognitif)
2. Hasil belajar yang bersifat normatif (afektif)
3. Aplikatif dan produktif (psikomotorik)
32
Setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya akan dituntut hasil akhir dari
kegiatan tersebut, demikian pula dalam pembelajaran untuk mengetahui berhasil
tidaknya seseorang yang belajar, harus dilakukan pengukuran dan penilaian.
Dengan mengukur hasil belajar, maka seseorang akan dapat diketahui tingkat
penguasaan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari. Hasil dari pembelajaran
ini disebut hasil belajar. Jadi hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta
didik yang berwujud angka dari tes yang digunakan sebagai pengukur
keberhasilan. Angka atau skor sebagai hasil pengukuran mempunyai makna jika
dibandingkan dengan patokan sebagai batas yang menyatakan bahwa siswa telah
menguasai secara tuntas materi pelajaran tersebut.
2.1.4.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar anak didik
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang
dipengaruhi dari dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor
ekstern adalah faktor yang dipengaruhi dari luar diri individu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah segala sesuatu mempengaruhi proses
pembelajaran.
Faktor intern, yang mempengaruhi proses belajar terbagi menjadi tiga faktor,
yaitu:
1. Faktor jasmaniah, faktor ini berkaitan dengan keadaan fisik diantaranya
kesehatan peserta didik dan juga cacat tubuh.
33
2. Faktor psikologis, terdapat tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis
yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motivasi, dan kesiapan.
3. Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani yang
dapat terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari luar individu.
Faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran menurut
Sudjana (2010) antara lain:
1. Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak
diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat. Dengan faktor tertentu dan faktor
lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan
perkembangan tertentu pula. Setiap individu tumbuh dan berkembang tidak lepas
dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun
lingkungan sosial. Misalnya, di dalam keluarga, setiap peserta didik mempunyai
karakter dan pengalaman yang berbeda – beda. Tergantung dari perlakuan orang
tua kepada setiap anak – anaknya, dan pergaulan dari masing – masing anak. Hal
ini menandakan bahwa faktor lingkungan juga turut mempengaruhi perkembangan
individu. Faktor lingkungan terdiri dari :
34
a. Lingkungan Fisik
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan fisik adalah cuaca, keadaan udara,
ruangan, cahaya, kesehatan lingkungan, dan waktu belajar yang digunakan
siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan
belajar peserta didik.
b. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah pergaulan peserta didik dengan orang lain di
sekitarnya, sikap dan perilaku orang di sekitar peserta didik dan
sebagainya. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar ialah orang tua dan keluarga peserta itu sendiri. Sifat-sifat orang tua,
praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai
oleh peserta didik.
c. Lingkungan Kultural
Lingkungan kultural adalah kebiasaan dan tata cara pergaulan masyarakat di
sekitar peserta didik. Setiap daerah memiliki kebiasaan dan tata cara pergaulan
yang berbeda-beda.
2. Instrumental
Instrumental adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses belajar dan
pembelajaran, berupa hardware dan software. Misalnya hardware, seperti : buku-
buku yang lengkap, kelas yang kondusif, cat dinding kelas yang sesuai dan
membuat suasana nyaman, tempat duduk, LCD, komputer, dan perpustakaan.
Software berupa program-program pendukung belajar peserta didik dan pendidik,
35
yang berkaitan langsung dengan minat peserta didik. Yang termasuk faktor
instrumental antara lain:
a. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar.
Metode mengajar yang kurang tepat akan mempengaruhi belajar peserta didik.
Metode mengajar yang kurang tepat dapat terjadi misalnya karena dosen
kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga dosen
tersebut menyajikannya tidak jelas sehingga peserta didik menjadi malas
untuk belajar.
b. Waktu belajar
Waktu belajar ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah,
Waktu belajar juga mempengaruhi belajar siswa. Jika peserta didik terpaksa
masuk sore hari, dimana peserta didik seharusnya beristirahat, tetapi terpaksa
masuk hingga mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya peserta
didik belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang
baik.
c. Media Pembelajaran
Media pembelajaran erat hubungannya dengan cara belajar peserta didik,
karena media pembelajaran yang dipakai oleh pendidik pada waktu mengajar
dipakai pula oleh peserta didik untuk menerima bahan yang diajarkan. Media
pembelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Jika peserta didik mudah
36
menerima pelajaran dan menguasainya, maka pembelajaran menjadi lebih
menarik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran berupa video klip termasuk salah satu faktor ekstern bagian
instrumental yang dapat mempengaruhi proses belajar. Dengan kata lain video
klip pembuatan roti manis diharapkan mampu digunakan sebagai alat penunjang
proses pembelajaran materi roti manis sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik bagi peserta didik.
2.2 Kerangka Pemikiran
Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sangat bergantung dengan
pengemasan dari pembelajaran yang pendidik sajikan dan partisipasi peserta didik
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Suasana kelas yang menyenangkan,
penyampaian materi yang jelas dan tidak monoton, serta mampu meningkatkan
keaktifan peserta didik merupakan hal yang penting dalam proses belajar
mengajar untuk tercapainya tujuan pembelajaran tersebut.
Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sangat
penting untuk membantu peserta didik dalam memahami materi. Karena tidak
jarang materi-materi dalam mata kuliah Dasar Roti dan Kue yang akan terasa
abstrak tanpa bantuan media untuk merepresentasikannya, sehingga pemahaman
mahasiswa dalam memahami materi kurang baik, dan nantinya akan berdampak
pada minat dan hasil belajar mereka yang kurang optimal. Video klip merupakan
37
salah satu jenis media audio-visual dan dapat menggambarkan suatu objek yang
bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.
Media video klip pembuatan roti manis dimungkinkan cocok digunakan untuk
menggambarkan konsep mengenai roti manis yang dipelajari oleh mahasiswa.
Terlebih materi ini merupakan dasar dan penting untuk mereka pelajari. Melalui
bantuan media video klip ini, diharapkan mahasiswa mampu menguasai konsep
dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya menjadi lebih baik.
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis rumuskan, maka hipotesis
dari penelitian ini adalah terdapat efektivitas media pembelajaran video klip
pembuatan roti manis pada mata kuliah Dasar Roti dan Kue terhadap hasil belajar
mahasiswa Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta.