25
BAB 3 METODE PENELITIAN 1. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah double drum drier (R.Simon Driers, Inggris), dehumidifier WDH 610 HARS (Red stamp, Cina), alat pencetak tablet AR 400 (Erweka, Jerman), dissolution tester TDT-08L (Electrolab, India), disintegration tester ZT3 (Erweka, Jerman), tap bulk density tester 245-2E (Pharmeq, Indonesia), flowmeter GDT (Erweka, Jerman), hardness tester TBH 28 (Erweka, Jerman), friabilator TAR (Erweka, Jerman) moisture balance AMB 50 (Adam, USA), neraca analitik EB 330H (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV-Vis UV-1800 (Shimadzu, jepang), oven (Inventum, Belanda), ayakan (Retsch GmbH & Co, Jerman), pH meter (Eutech, Jerman), jangka sorong, dan alat-alat gelas. 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah kiwi, manitol (Qingdao Bright Moon Seaweed

BAB II PROPOSAL Fts Padat Revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KKK

Citation preview

BAB 3METODE PENELITIAN1. AlatPeralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah double drum drier (R.Simon Driers, Inggris), dehumidifier WDH 610 HARS (Red stamp, Cina), alat pencetak tablet AR 400 (Erweka, Jerman), dissolution tester TDT-08L (Electrolab, India), disintegration tester ZT3 (Erweka, Jerman), tap bulk density tester 245-2E (Pharmeq, Indonesia), flowmeter GDT (Erweka, Jerman), hardness tester TBH 28 (Erweka, Jerman), friabilator TAR (Erweka, Jerman) moisture balance AMB 50 (Adam, USA), neraca analitik EB 330H (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV-Vis UV-1800 (Shimadzu, jepang), oven (Inventum, Belanda), ayakan (Retsch GmbH & Co, Jerman), pH meter (Eutech, Jerman), jangka sorong, dan alat-alat gelas.2. BahanBahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah kiwi, manitol (Qingdao Bright Moon Seaweed Group, Cina), laktosa (Molkerei Meggle, Jerman), pati singkong (PT.Sungai Budi Lampung Indonesia), hidroksi propilmetilselulosa (Dow Europe GMBH, Jerman), talk (Haichin, Cina), asam sitrat (Budi Acid, Indonesia), aspartame (Vitasweet, Cina), dan Metanol (Merck, Jerman).3. Cara Penelitian3.1. Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan jenis pre experimental design dengan jenis one-shit case study yang meliputi beberapa tahap yaitu preformulasi, formulasi, pembuatan granul dengan menggunakan metode granulasi basah, evaluasi granul ekstrak buah kiwi, pencetakan tablet hisap buah kiwi, evaluasi kualitas tablet hisap buah kiwi dan analisis data.3.1.1. Varibel PenelitianVariable dalam penelitian ini terdiri dari variable bebas dan variable terikat. Variable bebas pada penelitian ini adalah penggunaan pregelatinasi pati singkong sebagai bahan pengikat dalam berbagai konsentrasi yakni 1%, 2%, 5% dan tidak menggunakan pengikat sedangkan variable terikat pada penelitian ini adalah kualitas tablet hisap yang dihasilakan dengan parameter penelitian meliputi penampilan fisik, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuahan, waktu hancur dan tanggapan rasa.3.1.2. Definisi operasionalTablet hisap yang dibuat harus memiliki penampilan fisik yang sempurna yang ditandai dengan tidak adanya mottling, tidak adanya retakan pada tablet, bobot dan ukuran tablet yang seragam, kekerasan tablet yang tidak terlalu keras dan tablet tidak terlalu rapuh, dan waktu hancur yang dibutuhkan untuk hancur tidak terlalu lama serta rasa yang enak.3.2. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan di laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura pada bulan Juli-Oktober 2014.4. Cara Analisi Hasil4.1. Pengambilan Sampel dan Pengolahan sampel

4.1.1. Pengambilan SampelSampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Buah Kiwi dari famili deliciosa. Sampel diambil di Kawasan puncak kabupaten Bogor. Sampel ini diambil secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain.4.1.2. Determinasi SampelTumbuhan yang digunakan pada penelitian ini diidentifikasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura Pontianak. Tanaman yang digunakan bebas hama, penyakit dan kerusakan lainnya.4.1.3. Pengolahan SampelBuah kiwi di kupas, dicuci dan ditiriskan, kemudian dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan seraam menggunakan pisau. Buah kiwi tersebut diekstrak dengan cara dilarutkan dan diaduk dalam air panas 85oC dengan berbagai tingkat perbandingan buah kiwi dan air. Waktu ekstraksi yang digunakan adalah 2 jam dan tiap 10 menit diukur nilai total padatan terlarut (TPT) dengan metode refraktometer untuk mendapatkan kondisi rasio kiwi-air serta waktu ekstraksi yang optimal.Ekstrak buah kiwi yang telah diperoleh kemudian dikeringkan dengan menggunakan pengering semprot (spray dryer) dengan suhu inlet 170oC. Maltodekstrin digunakan sebagai bahan pengisi dalam proses pengeringan ini. Jumlah bahan pengisi yang ditambahkan dalam pengeringan adalah 5%, 8%, 10% dan 12% dari volume larutan. Hasil dari pengeringan dengan sray dryer diperoleh serbuk kemangi instan dan dipilih 2 level perlakuan yang menghasilkan dan rasa buah kiwi yang terbaik.4.1.4. Pembuatan Pregelatinasi Singkong (PPS)Pati Singkong dimasak dengan sejumlah air di atas suhu gelatinasinya (diatas 70oC), hingga diperoleh pasta bening. Kemudian dikeringkan dengan drum direr pada suhu 80oC 5oC. Serpihan yang diperoleh kemudian dihaluskan dengan disc mill dan diayak melalui pengayak 60 mesh (Anwar, Yanuar. & Khotimah, 2006).4.1.5. Pembuatan Kurva Kalibrasi Ekstrak Buah Kiwia. Kurva Kalibrasi Untuk penetapan kadarEkstrak buah kiwi yang sudah menjadi serbuk ditimbang sebanyak 50mg, dimasukkan dalam labu ukur 50,0 ml, diencerkan dengan methanol hingga tepat batas lalu dokocok hingga homogeny. Standar yang telah dibuat merupakan standar dengan konsentrasi 1000 ppm. Selanjutnya dibuat deret pengenceran dengan konsentrasi 1000 ppm, 800ppm, 600ppm, 500 ppm, 300 ppm, dan 200 ppm, kemudian larutan tersebut diukur panjang gelombang pada alat spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 271 nmb. Kurva Kalibrasi Uji DisolusiEkstrak Buah Kiwi yang sudah menjadi serbuk ditimbang sebanyak 50 mg dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 ml, diencerkan dengan methanol-dapar fosfat pH 6,8(1:1) hingga tepat batas lalu dikocok hingga homogeny. Standar yang telah dibuat deret pengenceran dengan konsentrasi 1000 ppm. Selanjutnya dibuat deret pengenceran dengan konsentrasi 1000 ppm, 800 ppm, 700 ppm, 600 ppm, 500 ppm, dan 400 ppm, kemudian larutan tersebut diukur pada alat spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 271 nm.4.1.6. Formulasi Tablet Pastiles Ekstrak Buah KiwiTablet Pastiles Ekstrak Buah Kiwi yang akan dibuat memiliki bobot 500mg dengan variasi formulasi sebagai berikut :Table 3.1. formulasi Tablet Hisap Ekstrak Buah KiwiBahanFormula

ABCD

Ekstrak Buah Kiwi (mg)100100100100

Manitol (%)35,62535,12533,62535,125

Laktosa monohidrat (%)35.62535,12533,62535,125

PPS (%)125-

HPMC (%)---2

Talk (%)5555

Asam Sitrat anhidrat (%)2,52,52,52,5

Aspartam (%)0,250,250,250,25

Total (mg)500500500500

Tablet hisap dibuat menggunakan metode granulasi basah pada kondisi Kelembaban relative (Rh) 40% dan suhu ruang 25oC, dengan tahap-tahap sebagai berikut :1. Tahap Pencampuran dan GranulasiPada Tahap ini ekstrak buah kiwi, manitol, laktosa dan asam sitrat dicampur sampai homogen (Campuran 1). Kemudian siapkan pasta PPS, tambahkan sampai homogen pada PPS yang telah ditimbang sampai terbentuk. Setelah pasta terbentuk tambahkan pada campuran 1 sedikit demi sedikit hingga diperoleh massa yang kepal.1. Panambahan Lubrikan pada GranulMassa Kering diayak kembali dengan ayakan 16 mesh, tambahkan talk dan aspartam campur hingga homogeny dan dilakukan evalusai sebelum dikempa. Evaluasi meliputi uji kelembapan, uji laju alir, sudut istirahat dan indeks kompresibilitas.1. Pencetakan TabletGranul yang telah dihasilkan dan telah dilakukan evaluasi kemudian dicetak dengan bobot sekitar 500mg pada tekanan dengan mesin pencetak tablet kemudian dilakukan evaluasi tablet.

Serbuk Buah Kiwi

Laktosa dan Manitol

- DitambahkanAsam stearat

- Ditambahkan - Dicampurkan hingga homogenPregelatinasi Pati Singkong

- Ditambahkan sedikit demi sedikit - Diaduk sampai terbentuk banana breakingBahan pengisi

- Ditambahkan hingga 100%Banana Breaking

-Diayak menggunakan pengayak nomor 16 meshGranul basah

-Dikeringkan dalam oven pada suhu 60CGranul Kering

- Diayak kembali menggunakan ayakan nomor 16Talk dan Aspartam

- Ditambahkan (pelicin)Granul Tablet

Gambar 1.Skema Pembuatan Granul

4.1.7. Evaluasi Granul2. Laju AlirUntuk Uji digunakan alat uji laju alir (flowmeter). Pengukuran laju alir dan sudut istirahat dilakukan dengan alat flowmeter. Untuk pengukuran laju alir. Sejumlah sampel ( 75 gram ) dimasukkan ke dalam corong flowmeter dan diratakan. Alat dijalankan dan waktu yang diperlukan oleh seluruh sampel untuk mengalir melalui corong dicatat. Laju alir dinyatakan dalam gram/detik (Lachman, Lieberman & Kanig, 1994).b. Sudut DiamUntuk Pengukuran sudut reposa, sejumlah sampel di timbang (25 gram), dimasukkan ke dalam corong alir, lalu permukaannya diratakan. Sampel dibiarkan mengalir dan sudut reposa ditentukan dengan mengukur kecuraman bukit yang dihitung sebagai berikut :

Dengan : = sudut reposa (o)H= tinggi Bukit (cm)R= Jari-jari alas Bukit (cm)Tabel. 3.2. Hubungan sifat alir terhadap sudut reposaSudutIstirahat (o)Sifat Alir

25-30Istimewa

31-35Baik

36-40Cukup baik

41-45Agak Baik

46-55Buruk

56-65Sangat Buruk

>66Sangat Buruk Sekali

1. Indeks KompresibilitasSejumlah 25 gram sampel dimasukkan ke dalm gelas ukur 100 ml, lalu diukur volumenya (VI). Berat jenis bulk = m/V. Gelas ukur yang berisi sampel diketuk-ketukan sebanyak 300 kali.

Tabel 3.3. Skala Kemampuan mengalirIndeks Kompresibilitas (%)Laju Alir

38Sangat Buruk Sekali

1. Uji Kandungan LembabPada uji ini digunakan moisture balnce. Pada alat tersebut dimasukkan 1 gram granul dalam alumunium foil lalu ditara dan diukur kadar airnya dengan menekan tombol start maka akan didapat persen air yang konstan pada 3 kali pengukuran.4.1.8. Evaluasi Tablet4. Penampilan FisikEvalusi dilakukan dalam untuk penampilasn umum tablet dan parameter-parameter seperti bentuk, warna, bentuk permukaan, serta diteksi adanya cacat fisik.4. Keseragaman UkuranKeseragaman ukuran tablet dilakukan dengan mengukur diameter masing-masing tablet menggunakan jangka sorong. Keseragaman ukuran tablet dipengaruhi sifat alir, keseragaman densitas dan stabilitas punch pada alat cetak tablet. Menurut Farmakope Indonesia III, kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1/3 kali tebal tablet.4. Keseragaman BobotSebanyak 20 tablet dari masing-masing formula ditimbang dan dihitung bobot rata-ratanya. Kemudian ditimbang satu per satu. Persyaratan keseragaman bobot adalah tidak lebih dari 2 tablet menyimpang lebih besar dari kolom A dan tidak satupun yang menyimpang lebih besar dari kolom B (Departemen Kesehatan RI, 1979).Tabel 3.4 Syarat Keseragaman bobotBobot Rata-rataSelisih (%)

AB

25 mg atau kurang1530

25-150 mg1020

151-300 mg7,515

Lebih dari 300510

4. Kekerasan TabletAlat Penguji kekerasan tablet yang digunakan adalah Hardness tester Erweka. Umumnya kekerasan tablet berkisar antara 4-10 Kp (tergantung pada diameter dan besar tablet yang dibuat). Caranya adalah satu buah tablet diletakkan tegak lurus pada alat, kemudian dilihat pada tekanan berapa tablet tersebut pecah (Lachman, Lieberman, & Kanig, 1994).4. Keregasan TabletAwalnya dua puluh tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang lalu dimasukkan dua puluh tablet tersebut ke dalam alat dan jalankan alat dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit (100 kali putaran). Kemudian keluarkan tablet, bersihkan dari debu dan ditimbang kembali. Hitung selisih berat sebelum dan sesudah perlakuan. 100%

Dengan :a: bobot total tablet sebelum diujib: bobot total tablet setelah diujitablet tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan jika kehilangan berat tidak lebih dari 1% (Lachman, Lieberman & Kanig, 1994).1. Uji DisolusiSebanyak 3 tablet, masing-masing ditempatkan dalam 500 ml media disolusi pada suhu 37 0,5oC menggunakan alat uji disolusi tipe dayung dengan kecepatan putaran 50 rpm. Disolusi dilakukan selama 20 menit dalam larutan metanil-air (1:1). Pada menit ke 2,5; 5; 7,5; 10; 15 dan 20, diambil sebanyak 10 ml sampel yang langsung digantikan kembali dengan jumlah yang sama ke dalam labu disolusi. Kemudian sampel dikukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 271 nm. Kadar ekstrak buah kiwi yang terdisolusi dihitung berdasarkan kurva kalibrasi ekstrak buah kiwi.1. Waktu LarutWaktu larut tablet pastilles sama dengan tablet hisap menggambarkan cepat atau lambatnya tablet larut dalam mulut. Tablet hisap larut 5-10 menit atau kurang (banker & Anderson, 1994). Alat uji terdiri dari kernjang yang berisi 6 silinder plastic yang terbuka bagian atasnya dan dasarnya tertutup dengan pengayak 10 mesh. Keranjang diisi dengan air dengan air suling bersuhu 37oC dan volumenya diatur sedemikian ruoa, sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah berjarak tidak kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Enam buah tablet hisap masing-masing dimasukkan kedalam keranjang, kemudian keranjang dinaik turunkan secara teratur 29-32 kali permenit (Lachman, Lieberman & kanig, 1994).Uji waktu larut juga dilakukan langsung oleh responden sekaligus pada saat dilakukan uji tanggapan rasa. Harga waktu larut sebanding dengan kekerasan tablet. Semakintinggi tingkat kekerasan tablet maka waktu larut semakin lama.1. Uji kadar Ekstrak Buah Kiwi dalam Tablet PastilesSebanyak 20 tablet digerus sampai halus dan homogen (Departemen Kesehatan RI, 1995), kemudian timbang sebanyak 500 mg masukkan kedalam labu 50 ml dan disaring. Larutan tersebut kemudian diencerkan hingga konsentrasi 2000ppm dan diukur serapannya dengan mengunakan spektrofotometri UV-Vis panjang gelombang 271 nm kadar ekstrak kulit manggis dihitung berdasarkan kurva kalibrasi ekstrak buah kiwi. 4.2. Jenis dan Pengolahan Data4.2.1. Pengolahan DataData yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dengan rumus sebagai berikut : 7. Susut PengeringanRumus susut pengeringan pada persamaan 8 (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995).Susut Pengeringan = ..............................................(Persamaan 8)Keterangan : a = bobot botol timbang kosongb = bobot botol timbang dan zatc = bobot setelah pemanasan7. Sudut DiamRumus sudut diam terdapat pada persamaan 11 (Lachman dkk, 1994).Tan.................................................................................(Persamaan 11)Keterangan:h = tinggi kerucutd = diameter kerucut = sudut diam7. PengetapanRumus pengetapan terdapat pada persamaan 12 (Gusmayadi, 2000). .....................................................................................(Persamaan 12)Keterangan:M = massa partikelb = kerapatan bulk setelah ditapVb = volume akhir pengetapanSelanjutnya dari persamaan diatas dapat diperoleh persen kompresibilitas dengan persamaan 13...........................................(Persamaan 13)Keterangan :n = Kerapatan bulk tanpa ditap7. Keseragaman BobotKeseragaman bobot ditetapkan dengan cara ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet dengan persamaan 14. Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979).Tabel 3. Penyimpangan Bobot Rata-RataBobot rata-rataPenyimpangan bobot rata-rata (%)

AB

25 mg atau kurang26 mg s/d 150 mg151 mg s/d 300 mgLebih dari 300 mg15107,5530201510

Bobot rata-rata tablet = .........................................(Persamaan 14)Keseragaman bobot juga dapat ditentukan dengan % CV pada persamaan 15. % CV = ........................................................(Persamaan 15)Keterangan :SD : Standar deviasiCV : Koefisien variasi7. KekerasanPada uji ini tidak menggunakan rumus khusus, karena pengujiannya dilakukan dengan pembacaan skala alat yang menunjukkan kekerasan tablet dalam satuan Kg. Oleh karena itu, berat tablet yang diperoleh langsung dibandingkan dengan teori yang ada (Voight, 1994).

7. KerapuhanPerhitungan kerapuhan tablet dapat dihitung dengan rumus pada persamaan 16 (Voight, 1994).Rumus : ...........................................................(Persamaan 16)Keterangan :B: Kerapuhan (%)W: Bobot setelah diputar (dalam friabilator), setelah dibebasdebukanWo: Bobot mula-mula, setelah dibebasdebukan7. Waktu HancurUji ini tidak menggunakan rumus khusus, karena pengujiannya dilakukan dengan pencatatan waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet dalam menit. Oleh karena itu, waktu hancur yang diperoleh tablet tersebut dibandingkan dengan teori yang ada. Waktu hancur tablet yang baik adalah tidak melebihi 15 menit (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). 7. DisolusiRumus yang digunakan pada uji ini sama dengan uji penetapan kadar, yang mana sampel yang diperoleh diukur absorbansinya, kemudian dihitung kadarnya dengan menggunakan persamaan 19 yang telah diperoleh dari kurva baku (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). y = bx + a...................................................................................(Persamaan 19)Keterangan :y = absorbansi (A)x = kadar

4.3. Analisis DataData dari hasil penelitian dihitung dengan menggunakan program Microsoft Excel, sedangkan analisis data hasil perhitungan berbagai parameter tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu:a. Pendekatan Secara TeoritisData yang diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam Farmakope Indonesia, USP, maupun kepustakaan lain yang sudah diakui. b. Secara Statistika Data dari beberapa kelompok percobaan, di uji secara statistik dengan uji Normalitas lalu dilanjutkan dengan uji T (T-test). Pemilihan pendekatan penelitian, untuk mengetahui tingkat signifikan, maka digunakan T-test. Untuk membandingkan antara dua kelompok digunakan rumus T-test pada persamaan 20 (Arikunto, 2010) : ................................................................(Persamaan 20)Keterangan : M = nilai rata-rata hasil perkelompok N = banyaknya subjek X = deviasi setiap nilai x2 dan x1 Y = deviasi setiap nilai y2 dari mean Y1