73
BAB II SERTIFIKAT DAN DOKUMEN A. Load line 1966. Konvensi ini ditanda tangani pada 5 April 1966. Konvensi ini bertujuan menetapkan prinsip dan peraturan yg seragam untuk menentukan batas kapal - kapal yg melayari pelayaran internasional dapat dimuati guna menjamin keselamatan jiwa dan harta benda di laut. a) Pemberlakuan Konvensi ini berlaku untuk: 1. Kapal kapal yg terdaftar di negara penandatangan. 2. Kapal kapal di teritorial dibawah PBB atau teritorial yang hubungan Iuar negerinya dibawah Negara penanda tangan. 3. Kapal kapal yg tdk didaftar yg menggunakan bendera Negara penandatangan. 4. Annex I berlaku untuk kapal kapal baru 5. Annex II berlaku untuk kapal baru dan kapal lama b) Pengecualian Konvensi mi tdk berlaku untuk 1. Kapal baru yang panjangnya kurang dari 24 m. 2. Kapal lama yg kurang dari 150 gross ton. 3. Kapal perang. 4. Kapal pesiar yang tidak disewakan. 5. Kapal penangkap ikan. c) Pembebasan 1. Kapal yang melayari pelayaran International yang terletak dekat perbatasan dapat dibebaskan dari aturan ini asalkan hanya berlayar antara 2 pelabuhan berdekatan dalam daerah pelayaran yang terlindung asalkan disetujui pemerintah-pemerintah Negara tsb 2. Kapal kapal yg bentuknya khusus .Pemerintah Negara tsb.menyampaikan pada IMO mengenai pembebasan tsb.

BAB II SERTIFIKAT DAN DOKUMEN A. Load line 1966.bp3ipjakarta.ac.id/attachments/article/602/Kepedulian Lingkungan... · BAB II SERTIFIKAT DAN DOKUMEN ... ANNEX V Peraturan Pencegahan

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB II

    SERTIFIKAT DAN DOKUMEN

    A. Load line 1966.

    Konvensi ini ditanda tangani pada 5 April 1966. Konvensi ini

    bertujuan menetapkan prinsip dan peraturan yg seragam untuk

    menentukan batas kapal - kapal yg melayari pelayaran internasional

    dapat dimuati guna menjamin keselamatan jiwa dan harta benda di laut.

    a) Pemberlakuan Konvensi ini berlaku untuk:

    1. Kapal kapal yg terdaftar di negara penandatangan.

    2. Kapal kapal di teritorial dibawah PBB atau teritorial yang

    hubungan Iuar negerinya dibawah Negara penanda tangan.

    3. Kapal kapal yg tdk didaftar yg menggunakan bendera Negara

    penandatangan.

    4. Annex I berlaku untuk kapal kapal baru

    5. Annex II berlaku untuk kapal baru dan kapal lama

    b) Pengecualian Konvensi mi tdk berlaku untuk

    1. Kapal baru yang panjangnya kurang dari 24 m.

    2. Kapal lama yg kurang dari 150 gross ton.

    3. Kapal perang.

    4. Kapal pesiar yang tidak disewakan.

    5. Kapal penangkap ikan.

    c) Pembebasan

    1. Kapal yang melayari pelayaran International yang terletak dekat

    perbatasan dapat dibebaskan dari aturan ini asalkan hanya

    berlayar antara 2 pelabuhan berdekatan dalam daerah pelayaran

    yang terlindung asalkan disetujui pemerintah-pemerintah Negara

    tsb

    2. Kapal kapal yg bentuknya khusus .Pemerintah Negara

    tsb.menyampaikan pada IMO mengenai pembebasan tsb.

  • 3. Kapal yang secara normal tdk melayari pelayaran international

    tetapi sekali waktu harus melayari pelayaran internasional.

    B. MARPOL

    1) The International Convention for the prevention of pollution from

    ships (Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran dan

    kapal), Merupakan konvensi utama yg mengatur pecegahan

    pencemaran thd lingkungan laut oleh kapal yg berasal dari

    pengoperasiannya atau kecelakaan kapal. Konvensi ini disahkan pd

    tgl 2 Nopember 1973 di IMO, yg pd awalnya berisi ketentuan

    pencemaran oleh minyak , bahan kimia, bahan berbahaya dalam

    paket, limbah dan sampah. MARPOL protokol 1978 disahkan pd

    konferensi TSPP (Tanker Safety and pollution Prevention) Februari

    1978, dIm rangka merespon kecelakaan kapal tanker 1976/1977.

    Karena MARPOL 1973 tidak kunjung diberlakukan, maka

    MARPOLProtokol 1978 menelan induknya MARPOL 1973. Marpol

    1973/1978 akhirnya diberlakukan pd tgl 2 Oktober 1983. Konvensi

    MARPOL terdiri dan 6 ANNEX (Lampiran

    2) Konvensi ini terdiri dari 6 Annexes2O Articles Protocol 1978 dan

    Protocol

    1997.

    a) ANNEX I Peraturan Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh

    minyak.

    b) ANNEX II Peraturan Pengawasan Pencemaran oleh zat cair

    beracun yang diangkut dalam bentuk curah.

    c) ANNEX III Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh Zat

    Berbahaya yang diangkut dalam kemasan.

    d) ANNEX IV Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh kotoran

    (Sewage) dan kapal.

    e) ANNEX V Peraturan Pencegahan Pencemaran oleh sampah

    f) ANNEX VI Peratu ran Pencegahan Pencemaran Udara dan

    kapal

  • PENJELASAN DARI ANNEX I

    - Pencegahan pencemaran oleh minyak, diberlakukan pd tgl 2

    Oktober 1983.

    - Annex I ditetapkan berkaitan dengan tenggelamnya kapal tanker

    TORREY CANYON, ketika memasuki English Channel dan

    menumpahkan 120.000 ton minyak mentah kelaut pada tahun

    1967. Berbagai pertanyaan timbul tentang langkah2 yang harus

    diambil untuk mencegah pencemaran laut dan tidak adanya

    suatu sistem yg menyediakan kompensasi setelah terjadinya

    kecelakaan dilaut yang mengakibatkan pencemaran.

    - Meskipun pencemaran lingkungan laut akibat kecelakaan

    mempunyai dampak negatif yg luar biasa, namun konferensi

    menganggap bahwa pencemaran karena pengoperasian kapal

    masih merupakan ancaman yang lebih membahayakan

    - Karenanya Annex I ini Iebih merupakan penjabaran lebih lanjut

    dan konvensi OILPOL 1954 yang mencakup pencegahan dan

    penanggulangan pencemaran oleh minyak.

    - Arah kebijakan yang diambil

    a) KONSTRUKSI

    1. Segregated ballast tank (SBT).

    2. Dedicated ballast tank.

    3. Pembatasan ukuran tanki.

    4. Subdivision and stability.

    5. Protective location of SBT(double hull).

    6. Retention on board..

    b) PERLENGKAPAN

    1. Oily Water Separator.

    2. Oil Discharge Monitoring and Control system.

    3. Interface Detector

    4. In stalasi pembuangan kedarat.

    5. Oil record book.

    6. SOPEP.

    c) PENGAWASAN

  • 1. Kadar buangan.

    2. Daerah buangan.

    3. Receiption facility.

    4. Penegakan hukum.

    d) Persyaratan konstruksi

    - Tanki tanki untuk oil residu (sludge).

    - Setiap kapal ukuran GT 400 atau lebih harus dilengkapi

    dengan tanki yang kapasitasnya sesuai dengan tipe

    mesin dan lamanya perjalanan.

    - untuk menampung oil residu yang berasal dan

    purification of fuel, minyak lumas dan kebocoran minyak

    di kamar permesinan.

    - Pipa ke dan dan sludge tank tidak boleh ada hubungan

    langsung keluar kapal selain melalui discharge

    connection

    - Pemisahan minyak dan air balast dan pengangkutan

    minyak di tanki fore peak

    - Di kapal kapal yang penyerahannya setelah 31

    Desember 1979 ukuran GT 400 atau lebih selain dan

    kapal tanker dan kapal tanker yang penyerahannya

    sesudah 31 Desember 1979 ukuran GT 150 atau lebih

    tidak boleh membawa ballast dalam tanki bahan bakar.

    - Bila kebutuhan untuk membawa bahan bakar dalam

    jumlah yang besar sehingga perlu membawa air ballast

    yang bukan ballast bersih dalam tanki bahan bakar,

    ballast tersebut harus dibuang ke receiption facility atau

    ke laut sesuai aturan dan harus di catat dalam oil record

    book.

    - Di kapal GT 400 atau lebih yang kontraknya sesudah 1

    Januari 1982 dan dalam hal tidak ada kontrak yang

    peletakan lunasnya sesudah 1 Juli 1982 minyak tidak

    boleh diangkut

  • Chapter IV Persyaratan untuk cargo area di kapal tanker.

    A. Konstruksi:

    Regulasi 18. Segregated Ballast Tank.

    Setiap kapal tanker 20 000 ton DWT atau lebih dan product tanker

    ukuran 30 000 ton DWT yang penyerahannya sesudah 1 Juni

    1982 harus dilengkapi dengan Segregataed ballast tank.

    Kapasitas dan SBT harus ditentukan bahwa kapal dapat

    beroperasi dengan selamat dalam kondisi ballast tanpa

    mengharuskan mengisi ballast dalam tanki muatan. Dalam segala

    hal bagaimanapun kapasitas dan SBT sekurang kurangnya bahwa

    dalam setiap kondisi ballast dalam bagian pelayaran termasuk

    kondisi dalam lightweight tambah SBT draft dan trim kapal

    memenuhi persyaratan berikut :

    1. Moulded draft tengah tengah (dm) :

    dm = 2.0 +0.02 L

    2. Trim by the stern tidak lebih dari

    3. Dalam setiap keadaan propeller tenggelam

    Oil tanker yang penyerahannya pada atau sebelum 1 Juni 1982 yang

    mempunyal penataan ballast khusus.

    Bila sebuah kapal tanker diserahkan pada atau sebelum 1 Juni 1982

    dikonstruksikan dan dioperasikan dengan cara sedemikian bahwa

    dalam setiap kondisi memenuhi persyaratan mengenai draft dan trim

    tanpa menggunakan ballast water dibebaskan dan persyaratan SBT

    asalkan persyaratan berikut dipenuhi :

    1. operasional procedure dan pengaturan ballast disyahkan oleh

    Pemerintah

    2. Perjanjian dicapai antara Administration dan Pemerintah Negara

    Pelabuhan

    3. IOPP certificates diendorsed bahwa kapal dioperasikan dengan

    pengaturan ballast khusus.

  • Ballast tidak boleh diangkut dalam tanki minyak kecuali dalam

    keadaan yang jarang terjadi misalnya karena. kondisi cuaca untuk

    keselamatan kapal Nakhoda menginginkan penambahan air ballast.

    Pemerintah yang telah mengendorsed IOPP cert denganpengaturan

    ballast khusus harus menginformasikan ke IMO.

    Oil tanker 70 000 ton DWT atau lebih yang penyerahannya sesudah

    31 Desember 1979.

    Oil tanker 70.000 ton DWT atau lebih harus dilengkapi dengan SBT

    yang memenuhi persyaratan sesuai konvensi ini.

    Protective location of SBT

    Pada setiap tanker crude oil 20.000 ton DWT atau lebih dan product

    carrier 30.000 ton DWT atau lebih penyerahan sesudah 1 Juni 1982

    SBT yang terletak dalam panjang dan tanki muatan harus melindungi

    keluarnya minyak apabila terjadi tubrukan atau kandas.

    Persyaratan double hull dan double bottom bagi tanker yang

    penyerahannya sesudah 6 Juli 1996

    Aturan mi berlaku untuk oil tanker 600 ton DWT atau lebih yang

    penyerahannya pada atau sesudah 6 JuN 1996:

    Setiap oil tanker 5000 ton DWT atau lebih harus memenuhi

    persyaratan sbb:

    Keseluruhan panjang dan cargo tank dilindungi oleh ballast tank atau

    ruang lain selain dan ruang muat minyak

    Reg 20 Double hull and double bottom untuk untuk tanker yang

    penyerahannya sebelum 6 July 1996

    Kecuali dinyatakan lain berlaku untuk:

    Kapal tanker 5000 ton DWT yang penyerahannya sebelum 6 Juli 1996

    yang didistilasi.

    Untuk maksud aturan ini :

    1. Heavy diesel oil berarti diesel oil selain dan yang didistilasi dimana

    lebih dari 50 procent dan volume distilsi pada tempeatur tidak lebih

    dan 340 derajat celcius bila dites dengan dengan metode yang

    disyahkan IMO

  • 2. Fuel oil berarti distilasi berat atau residu dan crude oil atau dicampur

    dan material tersebut dengan maksud digunakan untuk bahan bakar

    untuk produksi panas atau tenaga dengan kualitas yang sama dengan

    spesifikasi yang disyahkan IMO

    Kategori dan kapal tanker

    1. Kategori 1 oil tanker berarti berarti sebuah kapal tanker ukuran 20.000

    ton DWT atau yang membawa crude oil,fuel oil,heavy diesel oil atau

    minyak lumas sebagai muatan dan tanker 30.000 ton DWT atau lebih

    yang membawa mnyak selain dan tsb terdahulu.

    2. Kategori 2 oil tanker berarti tanker 20.000 ton DWT atau membawa

    crude

    oil,fuel oil,heavy diesel oil atau minyak lumas sebagai cargo dan

    tanker 30.000 ton DWT atau lebih membawa minyak selain itu yang

    memenuhi persyaratan oil tanker yang penyerahannya sesudah 1 Juni

    1982.

    3. Kategori 3 oil tanker berti sebuah oil tanker 5.000 ton DWT atau lebih

    tetapi kurang dan 20.000 ton untuk crude oil tanker atau kurang dan

    30.000 ton untuk tanker lainnya.

    4. Tanker yang terkena aturan mi harus memenuhi semua persyaratan

    paling lam bat tgl 5 April 2005

    Rg.21 Pencegahan pencemaran dan tanker yang membawa heavy grade oil

    sebagai muatan.

    Berlaku untuk oil tanker 600 ton DWT.

    Yang dimaksud dengan heavy grade oil adalah :

    a. crude oil yang densitynya pada 15 derajat celcius Iebih tinggi dan

    900 kg/m3

    b. Bahan bakar yang densitynya pada 15 derajat celcius lebih dan

    900 kg/m3 atau kinematic viscosity pada 50 derajat C lebih dan

    180 mm2/s

    c. Bitumen,tar dan emlsinya.

    Kapal-kapal yang terkena aturan mi harus memenuhi persaratan:

  • Bila ukuran 5000 ton DWT atau Iebih harus dilengkapi dengan double

    hull dan double bottom.

    Bila ukuran 600 ton atau lebih tetapi kurang dan 5000 ton harus

    dilengkai double bottom atau space dan wing tank dan spa

    Reg. 22 perlindungan dan pump room

    Berlaku untuk kapal tanker ukuran 5000 ton DWT atau lebih yang

    dibangun pada atau sesudah 1 Januari 2007. Pump room harus

    dilengkapi dengan double bottom sedemikian sehingga pada setiap

    cross section dalam dan setiap double bottom tank atau space tinggi

    (h ) antara dasar dan pump room base line kapal diukur tegak lurus ke

    base line tidak kurang dari :

    h = B/15(m) atau

    h = 2m mana yang lebih kecil.

    Nilai minimum h = 1 m

    Pompa ballast harus dilengkapi dengan arrangement yang mencukupi

    untuk menjamin pengisapan yang efisien dan tanki double bottom.

    Bila luapan dan pump room tdk akan mempengaruhi pompa sistim

    balaast doumble bottom tdk diperlukan

    Reg 26.Pembatasan ukuran tanki

    Diberlakukan terhadap tanker GT 150 atau lebih yang penyerahannya

    sesudah 31 Desember 1979

    Suatu tanker GT 150 atau lebih yang penyerahannya sesudah 1

    Januari 1977 dan kontrak pembuatannya sesudah 1 Januari 1974

    atau bila tdk tdk ada kontrak yang peletakan lunasnya sesudah 30

    Juni 197 Panjang tanki maximium 10 meter atau :

  • a. (0,5 bi/membujur)

    b. (0,25 bl/B B +0,1 ) L tetapi tdk boleh lebih dai 0,2 L bila tdk

    mempunyai sekat + 0,15 ) L bila mumpunya sekat membujur di

    tengah.

    Bila ada 2 atau lebih sekat membujaur maka panjang tanki:

    wing tank 0,2 L

    centre tank :

    bila b1/B sama atau lebih dan 1/5 0,2 L

    bila kurang dan 1/5 maka panjang tanki

    (0,5 bl/B+0.1) L

    L = panjang kapal, bl=lebar wing tank,B lebar kapal.

    SLOP TANK

    o Berlaku untuk tanker GT 150 atau lebih

    o Setiap kapal harus dilengkapi dengan Slop tank untuk

    menampung balast kotor dengan kapasitas minimum 3% dan

    kapasitas muat kapal,kecuali pemerintah dapat menyetujui :

    o 2% untuk tanker yang air pencuci tankinya dapat digunakan

    lagi untuk mencuci tanki lain atau yang dilengkapi COW dan

    SBT.

    o 1% tanker kombinasi.

    o Slop tank harus didisain terutama kedudukan dan inlet, outlet,

    bafflet atau weirs bila dilengkapi untuk mencegah gejolak

    pencampuran minyak dengan air.

    o Tanker 70.000 ton DWT atau lebih yang penyerahannya

    sesudah 31 Desember 1979 sekurang kurangnya harus

    dilengkapi dengan 2 slop tank

    o Penataan pompa, pipa dan pembuangan

    Di setiap tanker manifold pembuangan untuk dihubungkan

    dengan receiption facity guna pembuangan ballast kotor

    harus terletak di dek terbuka pada kedua sisi kapal.

    Pada tanker GT 150 atau lebih pipa untuk pembuangan air

    ballast atau air bercampur minyak dan daerah ruang muat

  • ke laut harus mengarah ke dek terbuka atau ke lambung

    kapal diatas ganis air pada kondisi draft terdalam.

    Untuk tanker GT 150 atau lebih yang penyerahanya

    sesudah 31 Desember 1979 harus ada cara untuk

    menghentikan pembuangan kelaut.

    Balast kotor atau air bercampur minyak dan suatu posisi di

    upper dek atau diatasnya yang manifold untuk

    pembuangan itu kelihatan. Peralatan penyetopan itu boleh

    tidak dipasang bila ada sisi tim komunikasi yang efektif

    seperti telepon atau peralatan radio antara posisi

    pengawasan dan posisi kontrol pembuangan.

    Pada setiap tanker yang penyerahannya sesudah I Juni 1982 harus

    dilengakapi dengan SBT atau COW harus memenul-il persyaratan

    berikut :

    1. Harus dilengkapi dengan sistim pipa yang didisain dan dipasang

    sedemikian sehingga minyak dalam pipa se minimum mungkin.

    2. Peralatan harus dipasang untuk mengeringkan semua pompa

    muatan dan pipa pipa setelahselesai pembongkaran muatan,bila

    perlu dengan hubungan sebuah peralatan stripping.Pipa dan pompa

    pengering harus bisa membuang ke darat atau ke slop tank.Untuk

    pembuangan ke darat suatu pipa khusus berdiameter kecil harus

    tersedia dan dihubungkan ke kran manifold.

    3. Pada setiap tanker pembuangan ballast kotor atau air bercampur

    minyak dan daerah cargo harus berada diatas garis air, kecuali :

    Seregated ballast dan ballast bersih dapat dibuangdi bawah garis

    air bila di pelabuhan atau terminal atau di laut dengan sistim

    gravity atau di laut dengan porn pa bila pertu ran air ballast

    memenuhi.

    Persaratan aturan D-1.1 dan International Convention for the

    Control and Management of Ships Ballast Water and

    SEDIMENTS.

    Tanker yang penyerahannya pada atau sebelum 31 Desember

    1979 yang tanpa modifikasi tidak mampu membuang segregated

  • ballast diatas garis air dapat membuang di bawah garis air di laut

    dengan persaratan bahwa permukaan dan air ballast telah diteliti

    sebelum pembuangan untuk meyakinkan bahwa tidak ada

    kontaminasi dengan minyak.

    Tanker yang penyerahannya pada atau sebelum I Juni 1982 yang

    beroperasi dengan sistim Dedicated Ballast Tank yang tanpa

    modifikasi tidak mampu untuk membuang di atas garis air dapat

    diijinkan pembuangan di bawah garis air dengan persaratan

    harus diawasi sesuai aturan 18.8.3 (hanya untuk product carrier

    yang di lengkap dengan oil content meter yang di akui)

    Setiap tanker GT 150 atau Iebih yang penyerahannya sesudah 1

    Januari 2010 yang telah dipasang sea chest yang secara

    permanen dihubungkan dengan sistim pipa muatan harus

    dilengkapi dengan kedua persaratan yaitu sebuah sea chest dan

    sebuah inboard isolation valve.Sebagai tambahan dan valve mi

    sea chest harus bisa diisolasi dan sistim pipa muat bila pemuatan

    sedang berlangsung

    Equipment (Peralatan)

    1. Dari ruang permesinan

    Perlalatan penyaring minyak (oil filtering)

    a. Setiap kapal ukuran GT 400 atau lebih tetapi kurang dan CT 10000

    harus dilengkapi dengan oil filter yang menjmin bahwa setiap

    campuran berminyak yang dibuang melewati alat itu kandungan

    minyaknya tidak melebihi 15 ppm.

  • b. Setiap kapal ukuran GT 10 000 atau lebih harus dilengkapi dengan

    oil filter yang menjamin bahwa setiap campuran berminyak yang

    dibuang melewati peralatan tersebut kandungan minyaknya tidak

    boleh melebihi 15 ppm dan sebagai tambahah dilengkapi dengan

    alarm yang menunjukkan bila level itu dilebihi dan sebagai tambahan

    harus ada sistem yang yang akan menghentikan pembuangan bila

    kadar minyaknya melebihi 15 ppm.

    2. Dan cargo area di kapal tanker

    Oil discharge monitoring and Control system

    Tanker CT 150 atau lebih harus dilengkapi dengan oil disharge

    monitoring and control system yang disyahkan Pemerintah. Dengan

    pertimbangan sistim mi bersama dengan sistim oilcontent meter

    harus menggunakan spesifikasi yang direkomendasi oleh lMO.

    System harus dilengkapi dengan alat recording yang merecord terus

    menerus record dan pembuangan dalam liter per mu dan jumlah

    total yang dibuang atau oil content dan kecepatam pembuangan.

    Record ini harus ditandai dengan tanggal dan waktu dan harus

    disimpan sekurang kurangnya 3 tahun. Oil discharge monitoring dan

    control system harus langsung beroperasi bila ada pembuangan

    kelaut dan pembuangan harus langsung berhenti bila kecepatan

    pembuangan melebihi dan yang diijinkan. Setiap kegagalan dan

    sistim mi juga akan menghentikan pembuangan. Dalam hal

    kerusakan alat ini sistim manual alternatif dapat digunakan tetapi

    defective unit harus dapat beroperasi secepat mungkin.

    PSCO dapat mengijinkan satu kali ballast voyage ke pelabuhan

    perbaikan untuk memperbaiki sistim monitor dan kontr.

    Reg 32 Oil/water interface detector

    Tanker CT 150 atau lebih harus dilengkapi dengan oil/water interface

    detector yang efektif yang disyahkan Pemerintah untuk mengetahui

    dengan cepat dan akurat batas permuakaan minyak dan air dalam

  • slop tank dan harus bisa digunakan di tanki lain dimana pemisahan

    air dan minyak berlaku dan mana akan dibuang ke laut.

    Reg.33, Persyaratan Crude Oil Washing.

    1. Setiap Crude oil tanker 20.000 ton atau lebih yang

    penyerahannya sesudah I Juni 1982 harus dilengkapi dengan

    sebuah sistem pembersihan tanki menggunakan Crude Oil

    Washing. Pemerintah harus memastikan bahwa sistim ini

    memenuhi persyaratan dalam waktu satu tahun sesudah tanker

    mi pertama kali mejalani trayek mengangkut crude oil atau pada

    akhir voyage ke tiga

    2. Crude Oil Washing harus memenuhi persyaratan yang ditentukan

    PemerintahPemerintah harus mengusahakan setiap pelabuhan

    dilengkapi dengan sarana penampungan minyak kotor atau balast

    kotor.Untuk memungkinkan pipa dan penampungan didarat dapat

    dihubungkan dengan pipa pembuangan dikapal harus disediakan

    sambungan standar dengan ukuran.

    o Penjelasan Ukuran

    o Diameter luar 215 mm

    o Diameter dalam sesuai tbl pipa

    o Baut dalam flens 6 lobang diameter 22 mm

    o Tebal flens 20 mm

    o Baut 6 buah diameter 20 mm

    3) Sources and Percentages of Oceanic Oil Pollution

    Type of Oil Pollution Millions of

    Gallons

    Percentage of

    World Total

    Ship Source Oil Spills 37 5.24

    Vessel Maintenance 137 19.4

    Offshore Drilling 15 2.12

  • Natural Seeps 52 8.78

    Up in Smoke 92 13.03

    Down the Drain 363 51.42

    Total World Oil

    Pollution 706 100

  • C. DOKUMEN DAN SERTIFIKAT YANG HARUS ADA DIKAPAL

    A. KAPAL YANG TERKENAN PERSYARATN KONVENSI

    a. Semua kapal

    Nationality Certificater or Ships Register

    1. International Tonnage Certificate.(TMS art.7)

    2. International Load Line Certificate.atau

    International Load Line Exemption Certificate (LL artl6 and

    Protocol art 18)

    3. Intact Stability Booklet.(Solas 11-1/22,25-8)

    4. Damage Control Booklets.(Solas 11-1/23,23-1,25-8)

    5. Minimum safe Manning Document(Solas V/14.2.)

    6. Fire Safety training manual(Solas 11-2/15.2.4)

    7. Fire Control Plan/booklet(Solas 11-2/15.2.4)

    8. On board training and drill record(Solas 11-2/15.2.2.5)

    9. Fire safety operational booklet (Solas 11-2/16.2)

    10. lnternational Clii Pollution Prevention Certificate.(Marpol Annex

    1/26)

    11. Oil Record Book (Marpol Annex 1/20)

    12. Certificates for Master,Officers and ratings(STCW art VI,Regl/2,A-

    l/2)

    13. Shipboard Oil Pollution Emergency Plan(Marpol I/26)International

    Sewage Pollution Prevention Certificate (Marpol Annex lV/5)

    14. Garbage Record Book (Marpol Annex 5/9)

    15. Garbage Management PIan(Marpol V/9)

    16. Voyage data recorder system-certificate of compliance (Solas

    V/18.8)

    17. Cargo Securing Manual (Solas Vl/5.6,Vll/5)

    18. Document of Compliance (Solas lX/4,ISM 13)

    19. Safety Management Certificate(Solas IX/4)

    20. lnternational Ship Security Certificate ataulnterimS.S.Certificate

    (Solas Xl-219.1.1)

    21. Ship Security Plan and Associated records

    22. Continous Synopsis Record (Solas Xl-115)

  • B. Tambahan untuk Passenger ship.

    1. Passenger Ship Safety Certificate(SolasI/1 2)

    2. Exemption Certificate (when exemp.granted)

    3. Special Trade passenger ship safety certicate,special trade

    passenger space cert.

    4. Search and rescue cooperation plan (solas V/7.3)

    5. List of operational limitation (Solas V/30)

    6. Decision support system for Masters (Solas 111/29)

    b. Tambahan untuk kapal cargo

    1. Cargo Ship Sfety Construction Certificate (Solas 1/12)

    2. Cargo Ship Safety Equipment Certificate(Solas 1/12)

    3. Cargo Ship Safety Radio Certificate(Solas 1/12)

    4. Cargo Ship Safety Certificae,lf applicable

    5. Exemption Certificate ,if applicale

    6. Document ofauthorization for the carriage of grain (Solas

    V119).

    7. Certicate of insurance or other financial security in respect of

    civil liability for oil pollution damage(For tanker>DWT 2000) dc

    1992 article Vll.(Only for tanker DWT 2000 or more)

    8. Enhanced survey report file (Bulk carriers and tankers)(Solas

    Xl1 /2.Res.A744(18).

    9. Record of oil discharge monitoring and control system for the

    last ballast voyage(Marpol Annex I Reg.15(3)(a)

    10. Cargo Information (Solas Vl/2 ,Xl 1/1 0).

    11. Bulk Carrier Booklet(Solas Vl/7,Xl 1/8

    12. Dedicated Clean Ballast Tank Operation Manual(Marpol Annex

    reg.1 3A

    13. COW Manual

    14. Condition Assessment scheme (CAS) Statement of

    Compliance,CAS Final report and Review

    15. Hydrostatically Balance Loading (HBL) Operational Manual(

    Marpol Anex I res.MEPC.95(46) Reg.13 G

  • 16. Oil Discharge Monitoring and Control ODMC) Operational

    manual(Marpol Annex I Reg,1 5(3)(c)

    17. Subdivision and stability information (Marpol Reg.25

    c. Tambahan untuk kapal NLS

    1. International Pollution prevention Certificate for the

    Carriage of Noxious Liquid Substances in

    Bulk.(NLSCert.)(Marpol Annexll Reg,11 danl2A)

    2. Cargo Record Book.(Marpol A ll.Reg9)

    3. Procedures and Arrangement Manual ( P AManual)(Marpol

    Annex II Reg,5,5A dan 8)

    4. Shipboard Marine Pollution Emergency Plan for Noxious

    Liquid Substances.(Marpol Annex II Reg.16).

    d. Tambahan untuk kapal DG

    1. Document of Compliance with special requirements for

    carrying dangerous goods.(Solas 11-2/19.4)

    2. Dangerous goods manifest or stowage plan(Solas

    Vll/4.5,Vll/7-2,Marpol Annex lii reg.4

    e. Tambahan untuk kapal INF Cargo

    International Certificate of Fitness for the Carriage of INF

    Cargo.(Solas VII/16.INF Code Res.MSC.88(71) par 1.3)

    f. Tambahan untuk kapal nuklir

    Nuclear Ship (Cargo or Passenger) Safety Certificate

    (SolasVill/lO)

    C. Sertifikat lain

    a) Special purpose ship Safety certificate.(Res.A.534(13).Solas

    1/12)

    b) Certificate of fitness for Offshore Support Vessels.

    c) Diving System Safety Certificate.

    d) Dinamical Support Craft Construction and Equipment

    Certificate.

    e) Mobile Offshore Drilling unit Safety Certificate.

    f) Wing-In-Ground (WIG) Craft(MSC cir.1054)

    g) Permit to operat

  • II. DOKUMEN BAGI KAPAL YANG NON KONVENSI

    a. Surat tanda kebangsaan (SuratLaut/Pas Besar / Pas kecil)

    b. Surat ukur (untuk kapal GT 7 atau lebih).

    c. Buku sijil

    d. Setifikat Keselamatan.

    e. Sijil sekoci.

    f. Sijil kebakaran

    g. Fire cotrol plan

    h. Sertifikap Pencegahan Pencemaran

    i. oleh minyak (IOPP Cert.) untuk tanker GT 150 atau Iebih dan

    non tanker GT 400 atau lebih

    j. Oil Record Book untuk tanker GT 150 atau lebih dan Non

    tanker GT 400 atau lerbih

    k. Record 0DM and Control system untuk tanker CT 10.000 atau

    lebih.

    l. SOPEP untuk tanker GT 150 atau lebih dan Non tanker GT

    400 atau Iebih

    m. DOC dan SMC bagi yang berukuran GT 500 atau Iebih

    n. Utk kapal pengangkut NLS harus ada NLS Certificate,PA

    Manual,Cargo Record Bookdan SMPEP

    o. Bagi kapal pengangkut Muatan Berbahaya harus ada

    Docoment of Compliance for Carryiang Dangerous Goods

    p. Untuk High Speed Craft hrs ada sertifikat High Speed craft,ljin

    Operasi dan Crew mempunyai Brevet A atau A dan B

    q. Minimum Safe Manning Certificate

    r. Sertfikat dan Perwira dan ABK

    s. Sertifikat Garis Muat (Load Line Certificate)

    t. Crew List

    u. Cargo Manifest (Daftar muatan)

    v. Surat Persetujuan Berlayar dan Pelabuhan terakhir

    w. Sertifikat bebas Tikus dan

    x. Buku Kesehatan dan Kesehatan Pelabuhan

  • ANNEX II

    Peraturan untuk pengawasan pencemaran oleh zat cair

    beracun(Noxious Liquid Substances)

    Diberlakukan secara bertahap sesuai amendmennya

    .Amendmen 1989 yg memberlakukan IBC Code dan BCH

    Code berlaku sejak 13 Okt 1990.Amendmen 1992 berlaku

    sejak I Juli 1994.Amendmen 1994 mengenai pengawasan

    PSCO berlaku sejak 3 MARET 1996.

    Kapal kapal pengangkut NLS sesudah disurvei diberikan

    Sertifikat International Pollution Prevention Certificate For

    The Carriage of Noxious Liquid Substances in Bulk atau

    sering disebut NLS Certificate

    Sertifikat berlaku untuk 5 tahun dengan persyaratan harus

    diendors tiap tahun.

    Survei survei yang dlaksanakan sehubungan dengan sertifikat

    tersebut adalah:

    1. Initial survey sebelum kapal dioperasikan untuk partama

    kali.

    2. Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah

    Anniversary date dan sertifikat.

    3. Intermediate survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau

    sesudah Anniversary date ke 2 atau ke 3.

    4. Renewal survey setiap 5 tahun atau sesuai masa laku

    sertifikat.

    5. Additional survey apabila dibutuhkan.

    Bagi kapal kapal yang sudah disurvei dan diberikan

    sertifikat berdasarkan International Bulk Carrier Chemical

    Code(IBC Code) atau Bulk Chemical Code (BCH Code) tidak

    perlu disurvei lagi untuk mendapatkan NLS Cert.Disamping itu

    kapal ini juga harus dilengkapi dengan IOPP Certificate

  • PEMBAGIAN ZAT CAIR BERACUN

    Zat cair beracun dibagi dalam 4 kategori yaitu:

    1. Kategori X yaitu zat cair beracun yang apabila dibuang kelaut

    dan pencucian tanki muatan atau dan ballast yang dimuat

    ditanki muatan akan menimbulkan bahaya yang besar (major

    hazard) baik terhadap sumber hayati laut atau kesehatan

    manusia atau menimbulkan ancamah serius terhadap

    penggunaan laut secara sah Iainnya ,karenanya tdk boleh

    dibuang kelaut.

    2. Kategori Y yaitu zat cair beracun yang apabila dibuang ke laut

    akan menimbulkan bahaya (hazard) balk terhadap sumber

    hayati laut atau kesehatan manusia atau menimbulkan

    ancaman terhadap penggunaan laut secara sah lainnya

    karenanya hanya kwalitas dan jumlah yang terbatas yang

    dapat dibuang kelaut.

    3. Kategori Z yaitu zat cair yang apabila dibuang kelaut akan

    menimbulkan bahaya kecil (minor hazard)thd Iingkungan dan

    kesehatan manusia karenanya memboplehkan pembatasan

    yang kurang kuat thd pembuangan kelaut.

    4. OS (other subctances) yaitu yg termasuk zat lain dalam

    Chapter 18 dan IBC Code yang tidak termasuk X,Y atau Z

    yang sampaimsaat mi belum menimbulkan bahaya terhadap

    Iingkungan laut.

    Contoh zat cair beracun

    Kategori X:

    Aceton Cyanohydrin ,Acrolein Diclo ro Benzenes,Carbon

    disulphide,Cresols,PhosphOrUS dll

    Kategori Y

    Allyl Alcohol, Ammonia, Beflziene chloride,Carbon Tetra

    chloride,Chloroform,dll

  • Kategori Z:

    Acetic Aceid,lso Amyl Acetate,Amiline,Ethyi Acetate,Silicon

    Tetrachloride,dd

    Pengawasan

    1. Pemerintah tiap Negara harus menunjuk Surveyor

    surveyor untuk mengawasi pelaksanaan dan Aturan mi

    dan mengawasi sesuai guideline dan IMO.

    2. Nakhoda nakhoda kapal yang mengangkut zat cair

    beracun harus menjamin bahwa semua ketentuan-

    ketentuan teiah dipenuhi dan Cargo Record Book dilsi

    sesuai ketentuan.

    Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori X:

    1) Sesudah selesai pembongkaran sebelum kapal

    berangkat tanki harus diadakan pencucian pendahuluan

    (pre wash) dan air pencucian dibuang ke Receiption

    Facility sampai konsentrasj zat cair beracun dalam aliran

    kurang dan 0,1% dalam berat kemudian dipompa

    sampai kosong kecuali untuk jenis pospor konsentrasi

    dalam aliran kurang dan 0,01 % dalam berat.

    2) Bila kemudjan air ditambahkan kedalam tanki, air

    pencucian dapat dibuang kelautsesual dengan

    persyaratan:

    a) Kapal berada diluar daerah khusus.

    b) Kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knots

    untuk yang digerakkan mesin dan 4 knots untuk yang

    ditunda.

    c) Lubang pembuangan berada dibawah garis air.

    d) Pembuangan pada pada jarak tidak kurang dan 12 mu

    dan daratan dengan kedalaman tidak kurang dan 25

    meter.

  • Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori Y:

    Sesudah selesai pembongkaran tanki dicuci (pre wash)

    sampai sisa muatan dalam tanki tidak lebih darrl 1 M3 atau

    1/3000 kapasitas tanki dan dibuang ke Receiotion Facility.

    Kemudian apabula ditambahkan air dapat dibuang ke laut

    dengan persyaratan:

    a) Kapal sedang berada diluar daerah khusus

    b) Kapal sedang berlayar dgn kecepatan 7 knots untuk

    yang bermesin dan 4 knots untuk yang digandeng.

    c) Konsentrasi zat beracun diar baling baling tidak

    melebihi 1 ppm.

    d) Pembuangan dilaksanakan tidaki kurang dan 12 mu

    dan daratan pada kedalaman lebih dan 25 mtr.

    Pengawasan untuk katagori Z

    1. Selesai bongkar sebelum meninggalkan pelabuhan tanki

    harus dicuci (pre wash) sampai sisa muatan tidak lebih

    dari 3 M3 atau 1/1 000 kapasitas tanki

    2. Kemudian apabila ditambahkan air dapat dibuang ke laut

    dengan persyaratan:

    a) Kapal berada diluar daerah diluar daerah khusus.

    b) Kapal sedang berlayar dgn kecepatan 7 knot untuk

    yang bermesin dan 4 knot untuk yang digandeng.

    c) Pembuangan dibawah garis air.

    d) Kapal berada lebuh dan 12 mit dan daratan pada

    kedataman 25 mtr atau lebih

    Atas permintaan Nakhoda pre wash dapat ditiadakan dengan

    syarat:

    a) Tanki bekas pembongkaran ticlak akan dicuci karena

    akan dimuat jenis yang sama atau yang dapat

    digabungkan.

  • b) Tanki bekas pembongkaran tdk akan dicuci dilaut dan

    akan dcuci dipelabuhan lain asal ada jaminan tertulis

    dan pelabuhan tersebut.

    c) Sisa muatan dihilangkan dengan sistm ventilasi yang

    disetujui Pemerintah berdasarkan standar IMO.

    Untuk kategori OS tidak perlu diadakan prewash dan dapat

    dibuang kelaut dengan persyaratan:

    a) Kapal sedang berlayar diluar daerah khusus.

    b) Kecepatan tidak kurang dari 7 knot bagi yang

    bermesin dan 4 knot bagi yang digandeng.

    c) konsentrasi tidak lebih dan 1/10.

    d) pembuangan pada jarak 12 mit dengan kedalaman

    tidak kurang dan 25 meter.

    CARGO RECORD BOOK

    1. Setiap kapal yang mengangkut zat cair beracun harus

    dilengkapi dengan Cargo Record Book

    2. Cargo record Book harus diisi tanki per tanki bilamana

    operasi berikut ditaksanakan:

    Pemuatan cargo.

    Pemindahan internal cargo

    Pembongkaran cargo.

    Pencucian tanki muatan.

    Pengisian ballast ke tanki muatan

    Pembuangan ballast dan ruang muat

    Pembuangan residu ke sarana penampungan.

    Pembuangan ke taut atau penghilangan dengan

    ventilasi.

    3. Setiap pembuangan apakah operasional atau

    kecelakaan harus dicatat.

    4. Bila operasi diawasi oleh surveyor ,surveyor harus

    membuat catatan dalam Cargo Record Book

  • 5. Cargo Record Book diisi dalam bahasa lnggris atau

    Perancis kecuali yang tidak punya NLS cert.

    6. Cargo Record Book harus disimpan ditempat yang

    mudah dicapai untuk pemeriksaan kecuali ditongkang

    tak berawak disimpan di kapal tunda.Cargo Record

    Book disimpan dikapal sampai 3 thn sesudah

    pengisian terakhir

    Procedures and Arrangement Manual(PA Manual).

    Setiap kapal yang mengangkut NLS dalam bentuk

    curah harus dilengkapi dengan PA Manual.

    Tujuan utama dan Manual adalah untuk mengenalkan

    kepada Perwira kapal tata susunan fisik dan semua

    prosedur operasi sehubungan bengan penanganan

    muatan,pencucian tanki .penanganan slop dan

    pengisian tanki ballast yang harus diikuti agar sesuai

    persyaratan Annex II.

    PA Manual minimum harus berisi informasi dan

    petunjuk operasi berikut

    1. Perincian gambaran utama dan Annex II.

    2. Daftar dan NLS yang diijinkan untuk diangkut kapal

    tersebut.

    3.Tanki-tanki yang diijinkan untuk mengangkut masing

    masing NLS

    4. Perincian dan seluruh tata susunan dan peralatan

    termasuk pemanasan muatan dan sistim pengawasan

    suhu,skema sistim stripping dan pompap

    ompa.(check list)

    5. Prosedur mendetil sesuai standar yang diteraokan

    pada masing-masing kapa. tarmasuk instruksi

    instruksi seperti metoda pengeringen,prewash tankit

    anki,pengisian ballast ruang muat.pembuangan residu

    dll.

  • 6.Tanggung jawab Nakhoda sehubungan prosedor

    operasi yang harus diikuti untuk meyakinkan bahwa

    tidak ada residu atau campuran yang dibuang kelaut.

    ANNEX Ill

    Adalah Peraturan peraturan untuk pencegahan pencemaran

    oleh zat berbahaya yang diangkut dikapal dalam kemasan,

    Berlaku secara Internasional I Juli 1992

    Hal-hal yang harus diperhatikan:

    1. Packing harus meminimalkan bahaya terhadap

    lingkungan sesuai kekhususan isinya.

    2. Marking dan Labelling.Diberi merk nama tekhnik

    dilengkapi UN number.Merk harus tidak hilang walau

    terbenam dilaut selama 3 bulan.

    3. Dokumentasi.Semua dokumen harus menggunakan

    nama tehnik dan dicantumkan kata-kata MARINE

    POLLUTAN.

    4. Stowage .Barang berbahaya hrus ditempatkan dengan

    aman dan dilashing sehingga mengurangi ancaman

    terhadap Iingkungan

    Nakhoda atau agen yang kapalnya akan memuat atau

    membongkar zat yang berbahaya harus memberi tahukan

    kepada Syahbandar 24 jam sebelum kegiatan

    ANNEX IV

    Adalah Peraturan untuk mencegah pencemaran oleh

    kotoran (Sewage) dan kapal

    1. Peraturan mi berlaku untuk:

    a) Kapal baru GT 400 atau lebih.

    b) Kapal baru kurang dan GT400 yang membawa Iebih

    dan 15 orang.

  • c) Kapal lama GT 400 atau Iebih lima tahun sesudah

    pemberlakuan aturan ini.

    d) Kapal lama kurang dan GT 400 yang membawa 15

    orang atau Iebih diberlakukan 5 tahun setelah aturan

    ini enter inforce.

    2. Yang dimaksud sewage adalah:

    a) Pembuangan dan toilet.urinoir dan wc.

    b) Pembuangan dan tempat pengobatan seperti

    hopital,dispensary yang dibuang ke westafel atau

    scupper

    c) Pembuangan dan ruangan tempat binatang hidup

    d) Buangan lain yang bercampur dengan buangan

    diatas

    Kapal kapal yang memenuhi persyaratan diberikan

    sertifikat International Sewage Pollution Prevention

    Certificate.

    Sertifikat berlaku sesuai ketentuan Pemenintah tetapi tidak

    boleh lebih dan 5 tah u n.

    3. Sehubungan dengan sertifikat ini dilaksanakan survei:

    a) Initial Survey dilaksanakan sebelum kapal

    dioperasikan pertama kali atau sebelum

    pengeluaran sertifikat untuk pertama kali.

    b) Renewal Survey survey sesuai yang ditentukan

    Pemerintah tetapi tidak boleh lebih dan 5 tahun

    c) Additional survey baik sebagian atau seluruhnya

    tergantung situasi sesudah perbaikan terhadap

    peralatan pencegahan pencemaran oleh sewage

    ANNEX V

    Peraturan Peraturan untuk Pencegahan Pencemaran oleh

    Sampah (Garbage)

  • Berlaku secara Internasional sejak 31 desember

    1988.

    Berlaku untuk semua kapal.

    Yang dimaksud sampah adalah segala macam

    makanan,buangan rumah tangga dan operasional

    tapi tidak termasuk ikan segar atau bagiannya,yang

    secara normal dihasilkan selama pengoperasian

    kapal secara normal dan harus dibuang secara

    continue atau periodik.

    Apabila bercampur dengan zat yang lain maka

    aturan sesuai persaratan yang lebih keras

    diberlakukan Kapal ukuran GT 400 atau lebih dan

    kapal yang membawa 15 org atau lebih harus

    membawa Garbage Management Plan. Kapal GT

    400 atau lebih dan kapal yang membawa 15 org

    ataulebih harus dilengkapi Garbage Record Book

    Persyaratan Pembuangan Sampah

    Semua jenis plastik termasuk tall plastik

    ,jaring,kantong plastik dan abu permbakaran plastik

    dan incinerator dilarang dibuang ke laut.

    Dunnage,pelapis dan pembungkus yang terapung

    dapat dibuang pada jarak 25 mil atau lebih dan

    pantai.

    Sisa makanan dan sampah kertas .gelas,metal,botol

    dapat dibuang pada jarak 12 mil dan pantai.

    Sampah sisa makanan apabila telah dihancurkan

    dan dapat melewati saringan 26 mm dapat dibuang

    3 mil dari pantai.

    Pembuangan dan platform dilarang .untuk sisa

    makanan dapat dibuang pada jarak 500 m dan

    platform dan 12 mil dai daratan dengan sarat telah di

    hancurkan

  • Dalam daerah khusus hanya sisa makannan yang

    hanya dapat dibuang pada jarak 12 mil pantai

    Daerah Khusus ( Special Area )

    Daerah Khusus yang dilarang membuang sampah

    adalah

    1. Laut tengah

    2. Laut Baltic

    3. Laut Hitam

    4. Laut Merah

    5. Teluk Persi

    6. Laut Utara

    7. DaerahAntartic

    8. Daerah Caribia

    GARBAGE RECORD BOOK

    Setiap pembuangan atau pembakaran harus dicatat

    dalam garbage record book

    Yang dicatat adalah waktu ,posisi kapal keterangan

    dan jumlah sampah

    Garbage record Book disimpan dftempat yang

    mudah dicapai untuk pemeriksaan dan disimpan

    selama 2 tahun

    Diisi dalam bahasa lnggeris oleh Perwira yang

    bertanggung jawab dan tiap halaman ditanda

    tangani Nakhoda

    Dalam hal dibuang karena kecelakaan harus dicatat

    lingkungan tempat pembuangan dan alasan

    pembuangan

    PSCO dapat sewaktu waktu memeriksa Garbage

    record book

  • GARBAGE MANAGEMENT

    Kapal yang panjangnya 12 meter atau lebih harus

    memasang plakat yang memperingatkan crew dan

    penumpang tentang aturan pembuangan sampah.

    Plakat ditulis dalam bahasa kerja dan terjemahannya

    dalam bahasa lnggeris atau Perancis.

    Kapal ukuran GT 400 atau lebih dan setiap kapal

    yang sesuai sertifikat dapat membawa 15 orang atau

    lebih harus membawa Garbage Management

    Plan. Plan mi berisi prosedur tertulis untuk

    pengumpulan, penyimpanan,pemprosesan dan

    pembuangan sampah ,termasuk penggunaan

    peralatan dikapal dan juga orang yang bertanggung

    jawab dalam mengawasi pelaksanaannya.Plan

    harus sesuai dengan guide line dari IMO dan dibuat

    dalam bahasa kerja di kapal.

    ANNEX VI

    Peraturan Peraturan untuk Pencegahan Pencemaran

    Udara dan Kapal Kapal Diberlakukan sejak 19 Mei 2005

    Yang dimaksud dengan:

    a) NOx Technical Code adalah Technical Code pada Control pada emisi

    dar Nitroge Oxides dan Mesin Diesel kapal yang diterima oleh

    Conferencc Resolution 2 yang mungkin kemudian diamandemen oleh

    b) Ozone depleting substances (Zat penipis ozone) berarti zat zat yang

    dikonto seperti yang ditulis dalam paragraf 4 dan Artikel I dan Montreal

    Protocol on Substances that Deplete the ozone layer 1987 yang

    tercantum dalani Lampiran A,B.C atau E dan Protocol tersebut

    c) SOx emission control area adalah suatu daerah dimana pemberlakuan

    tindakan mandatory yang khusus untuk emisi SOx dan kapal kapal

    diperlukan untuk mencegah,mengurangi dan mengontrol pencemaran

  • udara dan SOx

    Benlaku untuk semua kapal,Floating drilling rigs dan Platform akan tetapi

    yang diharuskan memiliki sertifikat hanya kapal GT 400 atau Iebihdan

    anjungan lepas pantai.Enter into force 19 Mei 2005.

    Apabila dan hasil survei memenuhi sarat dibeni sertifikat

    INTERNATIONAL AIR POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE.

    Pengawasan emisi dilakukan terhadap:

    1. Emisi dan zat penipis lapisan ozone

    2 EmisiNitrogen Oxide (Nox) dan motor diesel

    3 Emisi bel;erang oxid (Suiphunoxid)

    4. Emisi dan bahan campuran organik yg mudah menguap (Volatile

    Organic Compound

    5. Pembakaran limbah kapal (the Incineration of shipboard wastes

    6. Kualitas bahan bakar minyak

    SUBSTANSI PENIPISAN LAPISAN OZONE (Ozone Depleting

    Substances)

    Tidak diizinkan emisi substansi penipisan ozone yang dilakukan

    dengan sengaja.

    + Hanya kerugia-kerugian operasional minimal yang diizinkan seperti

    purging/venting dIl.Jika disyaratkan untuk membuang dan kapal,ODS

    harus dibuang ke penampungan didarat.

    Instalasi baru yang berisi substansi penipis ozone akan dilarang diatas

    kapal kecuali instalasi baru tersebut berisi Hydrochiorofluorocarbons

    (HCFCs) dapat diizinkan hingga I Januari 2020.

    + Pemadam kebakaran atau perlengkapan Iainnya seperti unit pendingin

    yang menggunakan Halons tidak diizinkan

    Untuk sistem lain yang menggunakan media pendingin seperti sistim

    pendingin udara,pengendalian (pengering)udara mesin pembuat es dan

    dIl.harus dan tipe yang memenuhi persyaratan.Berikut mi zat-zat yang

    digunakan di kapal adalah:

    Halon l2ll(Bromko chioro difluoro methane),Hajon 1301 (Bromo trifluoro

    methane),Hajon 2402 (Dibromo tetraflouro ethane),CFC 11

    (Trichioroflouromethafle) CFC 12 (Dichoforodiflouromethafle)CFC 113,114

  • dan 115 Kapal kapal harus punya daftar zat penipis ozon yang dipakai di

    kapal.Dalam hal

    ada peralatan dengan sistim pengisian ulang maka harus ada Ozone

    depleting Record Book

    NOx TECHNICAL CODE

    Semua motor diesel yang dipasang sesudah 1 Januari 2000,dengan suatu

    output tenaga Iebih dan 130 kW harus dites dan diterbitkan suatu Sertifikat

    Pencegahan Pencemaran Udara Internasional untuk MotorDiesel(Engine

    International Air Pollution Prevention Certificate) atau disingkat EIAPP dan

    suatu pengesahan NOx Technical File. Dokumen mi memberikan rincian dan

    penerapan komponen komponen mesin yang diizinkan,kafupkatup yang

    bekerja dan alat-alat penyetelan yang diizinkariyang memastjkan motor akan

    terus beroperasi dalam batas-batas emisi NOx yang dapat ditenimaSertifikat

    EAIPP mi da NOx Technical File yang diakui harus berada pada motor diesel

    dmaksud.Suejsuei periodik dilaksanakan oleh Badan Kiasifikasi untuk

    memastikan motor diesel beroperasi terus dalam batasb atas emisi NOx di

    kapal.Jjka ada suatu penyetelan,pergantian bagianbagian mesin dan

    modifikasi yang mempengaruhp karasteristik emsi NOx,harus dcatat

    kronologis dalan, suatu buku catatan mesin dan parameter mesin.lD

    numbers dan semua yang dipakai harus dicatat.ID number tsb harus dicap

    pada bagianbagjan ini dan haru dicatat sebelum dipasang motor diesel.

    Motor-motor diesel untuk keadaan darurat (Emergency diesel

    Engines),motor diesel untuk sekoci penolong tidak harus memenuhi

    peraturan tentang engawasan NOx.

    Administration juga boleh mengizinkan motor diesel yang dipasang

    sebelum 19 Mei 2005 yang hanya semata-mata melayani pelayaran

    domestik dengan catatan ada cara lain pengontrolan emisi.

    Dalam penerapan pengawsan NOx ada 3 pendekatan

    Tier 1 yaitu kapal yang dibangun antara 1 jan 2000 sampai 1 Jan 2011

    Tier 2 yaitu kapal yang dibangun sesudah 1 Jan 2011

    Tier 3 yaitu kapal yang dibangun sesudah 1 Jan 2016

    Maximum NOx yang diizinkan pada motor-motor diesel adalah sebagai

    berikut:

    a) 17,0 g/kWh bilamana n < 130 rpm

  • (-0,2)

    b) 45,0 x n g/kWh nilamana n adalah 130 rpm atau lebih tetapi kurang

    dari 2000 rpm

    c) 9,8 g/kWh bilamana n adalah 2000 rpm atau lebih besar.

    Dirnana n adalah kecepatan motor rata-rata (putaran poros engkol per

    menit)

    PERSYARATAN -PERSYARATAN Sox

    Kandungan belerang dan setiap bahan bakar yang dipakal dikapal tidak

    boleh lebih dan 4,5% rn/rn dan harus ada dolumun dikapal sebagai

    pembuktian

    Catatab Penyerahan Bahan.Bakar (Bunker Delivery Note =BDN)

    KKM harus memeriksa bahwa BDN (dahulu disebut Bunker Delivery

    Receipt) yang sekurang-kurangnya berisi informasi sbb:

    1. Nama dan Nomor IMO kapal penerima

    2. Pelabuhan

    3. Tanggal penyerahan

    4. Narna,alamat dan no telepon dan pemasok bahan bakar (marine diesel oil

    supplier)

    5. Narna produk

    6. Kuantitas (metric tons)

    7. Berat jenis pada suhu 1 5derajat C (kglm3)

    8. Kandungan belerang (% rn/rn)

    9. Pernyataan dengan membubuhkan tanda tangan dan pemasiok bahwa

    BBM yang dipasok sesuai dengan Peraturan 14 Annex Vl.Kapal harus

    rnenyirnpan BDN dengan item tsb diatas untuk pemeriksaan dan harus

    disirnpan dikapal 3 tahun semenjak tanggal pengisian,

    PERSYARATAN DAERAH KHUSUS (SPECIAL AREA REQUIREMENTS)

    Dalam daerah-daerah pengawasan emisi Sox(Sox Emission Control Area

    =SECA) kandungan belerang dalam bahan bakar yang dipakai di kapal tidak

    boleh melebihi 1,5 %rn/m kecuali sistim pernbersih gas buang atau yang

    sejenisnya digunakan.Pada waktu rnendekati Daerah Pengawasan Ernisi

    SOX bahan bakar yang dpakai harus diganti dengan bahan bakar yang

    kandungan belerang 1,5 % m/rn.Penggantian harus tuntas sebelurn

    rnernasuki daerah pengawasan.Posisi kapal pada awal dan akhir suatu

  • penggantian harus dicatat dalam logbook bersama rincian dan tanki tanki

    bahan bakar yang digunakan.Laut Baltic kan menjadi yang petarna

    melaksanakan hal mi yang mernberlakukannya sejak bulan Mel 2006 yang

    diikuti oleh Laut Utara dan kemungkinan akan dilkuti oleh banyak alur laut

    lainnya.Contoh: Operasi penggantian bahan bakar. diselesaikan ke bahan

    bakar dengan kandungan belerang rendah,kurang atau sdarna dengan 1,5

    % rn/rn

    Tanggal:19 Mei 2006.Waktu 1600 hrs.Posisi kapal 57-00 N/002-00 E ROB:

    No.2 (P) tank 200 MT and No.3(S) tank 300 MT

  • Kecuali untuk pembakaran sludge sewage dan sludge oil pembakaran

    hanya boleh dilakukan pada incinerator yang telah mendapatkan approved

    dan Pemerintah sesuai standar yang ditentukan oleh IMO

    Pembakaran dan zat zat berikut dilarang:

    a.Sisa residu dan muatan Annex 1, II dan lii dan packing material yang

    terkontaminasi -

    b. Polychiorinated biphenyls (PCBs)

    c. Sampah yang berisi logam berat yang lebih dan yang diijinkan.

    d. Minyak olahan yang berisi halogen compound

    Untuk pembakaran sludge sewage dan sludge oil yang dihasilkan selama

    penoperasian kapal dapat juga dilakukan di peralatan mesin utama .mesin

    bantu atau boiler tetapi tidak boleh di lakukan dalam pelabuhan,harbour atau

    estuaries.

    Pembakaran polyvinyl chlorides (PVCs) dilarang kecuali incinerator dikapal

    telah mendapatkan sertifikat IMO Type approval

    Semua kapal kapal yang mempunyai incinerator harus membawa operating

    manual dan fabrik pembuat yang menerangkan bagaimana cara

    pengoperasian atat itu dalam batas batas yang diijinkan.

    Personal yang bertanggung jawab mengenai pengoperasian alat tersebut

    harus dilatih dan mampu mengimplemenfasikan guidance yang disediakan

    dalam manual dan fabrik

    Monitoring temperatur flue gas outlet dan pembakaran diharuskan setiap

    waktu dan sisa pembakaran tidak boleh dimasukkan kedalam incinerator bila

    temperatur dibawah yang diijinkan yaitu 850 derajat Celcius .Untuk batch

    loaded incinerator ,harus didisain sehingga temperatur dalam chamber akan

    mencapai 650 derajat dalam waktu 5 menit

    Volatile Organic Compounds (VOC)

    Semua tanker yang terkena aturan pengawasan Vapour Emission harus

    dilengkapi dengan Vapour Collection System yang diapproved oleh

    Pemerintahnya sesuai dengan standar keselamatan yang dibuat oleh IMO

    dan harus mengikuti standar tersebut selama proses pemuatan.Terminal

    terminal yang telah memasang vapour emission control dapat menerima

    tanker yang belum dilengkapi dengan vapour collecting system selama 3

    tahun sejak diterapkannya aturan mi

  • Sertifikasi dan Survey

    Kapal kapal ukuran GT 400 atau Iebih harus dilengkapi dengan Air Pollution

    Prevention Certificate yang masa berlakunya sesuai ketentuan

    Pemenintahnya tetapi tidak boleh lebih dan 5 tahun.

  • Untuk sertifikat tersebut diadakan survey survey sebagai berikut:

    1. Initial survey,sebelum kapal dioperasikan atau sebelum sertifikat pertama

    kali diberikan untuk menjamin bahwa peralatan ,sistim ,fittings,tatasusunan

    dan material memenuhi dengan persyaratan dan Annex VI

    2. Renewal survey untuk interval sesual ketentuan pemerintahnya tetapi

    tidak Iebih

    dari5tahun -

    3. Intermediate survey dalam waktu tiga bulan sebelum dan sesudah

    Anniversary date tahun kedua atau tahun ketiga

    4. Annual survey dalam waktu tiga bulan sebelum sampai 3 bulan sesudah

    Anniversary date

    5. Additional survey bila diperlukan.

    Survey survey tersebut harus diendors pada sertifikatnya

    Sertifikat dan dokumen yang harus ada dikapal setelah Annex VI

    diberlakukan

    1. Catatan penerimaan bahan bakar utk 3 tahun

    2. Setifikat EIAPP atau Docoment of Compliance,Technical fle dan AIPP

    3. Record Book of Engine parameters

    4. Operation Manual for inboard masurement and monitoring methods

    5. Operation Manual forVapour collecting system

    6. Operation Manual for Shipboard Incinerator

    7. Buku Harlan (log book)

    STATUS OF MARPOL 73178 (as at 16 August 2004)

    International Convention on Civil Liability for oil Pollution Damage

    Convensi mi ditanda tangani pada 29 Nopember 1969 di Brussel.Lebih

    dikenal dengan sebutan CLC 69yang berlaku sejak 1997 ,kemudian

    diamendment pada 1992 dan 2000.

    Tujuan Konvensi:

    30 Kepedulian Lingkungan

    ANNEX PEMBERLAKUAN [ANGGOTA [ PERSENTASE

    ANNEX I 2 October 1983 129 97

    ANNEX II 6 April 1987 129 97 I

  • ANNEX Ill I July1992 11499 93

    ANNEXIV 23September2003 11816 55

    ANNEX V 31 December 1988 - 95

    ANNEX VI 19 May 2005 - 55

  • 1 .Menjamin kebutuhan kompensasi yang memada dapat tersedia untuk

    orang yang menderita kerugian akibat pencemaran minyak dan kapal.

    2.Keinginan untuk mengesahkan aturan dan prosedur internasional untuk

    menentukan tanggung jawab dan menyediakan kompensasi untuk kasus

    tersebut.

    Definisi-definisi:

    1.Kapal berarti kapal laut dan pesawat dilaut dan type apapun yang

    mengangkut minyak dalam bentuk curah.

    2. Owner berarti orang yang terdaftar sebagai pemilik kapal atau apabila

    tidak didaftarkan orang yang memiliki kapal .Kalau kapal dimiliki oleh Negara

    tetapi dioperasikan oleh perusahaan sebagai operator maka perusahaan itu

    dianggap owner.

    3. Oil berarti setiap bentuk dan hydrocarbon mineral oil seperti minyak

    mentah,bahan bakar dan minyak pelumas baik yang diangkut sebagai

    muatan atau sebagal bunker.

    4.Pollution damage berarti kehilangan atau kerusakan yang disebabkan oleh

    minyak yang tumpah dan kapal termasuk kerusakan akibat tindakan

    penanggulangan.

    Pemberlakuan

    Konvensi ml berlaku dilaut teritorial dan ZEE sampai batas 200 mu dan

    pantal.

    Tidak ada tanggung jawab terhadap owner apabila dia dapat membuktikan

    bahwa kerusakan:

    1. Disebabkan oleh perang atau kerusuhan,perang saudara atau

    pemberontakan atau fenomena alam yang khusus dan bersifat tidak bisa

    dielakkan dan dihalangi.

    2. Seluruhnya disebabkan oleh tindakan atau kesengajaan pihak ketiga

    3. Seluruhnya disebabkan kelalalan atau kesalahan dan Pemerintah atau

    Penguasa yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan lampu-lampu

    dan sarana bantu navigasi

  • 4. Batas tanggunag jawab pemilik sebesar 3 juta SDR utk kapal tidak lebih

    dan 5000 DWT.Utk kapal lebih dan 5000 DWT 3 juta ditambah 420 SDR

    untuk tiap ton kelebihan dan 5000 DWT maximum 59,7 juta SDR

    5. Tetapi sesuai Amendmen 2000 yg disyahkan 18 /10 -2000 dan berlaku

    sejak 1-11-2003 batas tanggung jawab dinaikkan sebesar 50%.Kapal

  • 1) Arrival of a ship beranti tibanya atau berlabuhnya di suatu tempat yang

    ditentukan dalam pelabuhan

  • 2) Baggage berarti personal effek dan seseorang yang bepergian.

    3) Container berarti salah satu bentuk peralatan transport

    4) Crew berarti orang orang di kapal selain dan penumpang.

    5) Disease berarti suatu penyakit atau kondisi kesehatan tanpa

    mengindahkan asal atau sumber yang menimbulkan atau dapat

    menimbulkan bahaya terhadap manusia

    6)Disinfection berarti prosedur yangkarenanya tindakan kesehatan diambil

    untuk mengontrol atau membunuh zat infeksi pada tubuh seseoarang atau

    binatang pada bagian luar atau dalam dan barang bawaan ,cargo,

    container,barang ikutan dan kiriman benda pos dengan tindakan langsung

    terhadap kimia atau fisik dan zat penyebab infeksi

    7) Disinsecfion adalah prosedur yang karenanya tindakan kesehatan

    diambil untuk mengontrol atau membunuh serangga yang menimbulkan

    penyakit terhadap manusia yang berada dalam barang

    bawaan,,muatan,container, barang ikutan dan kiriman benda pos

    8) Epidemic adalah penyebaran dan suatu penyakit karantina.

    9) Free pratique adalah ijin untuk sebuah kapal memasuki suatu

    pelabuhan,menaikkan atau menurunkan penumpang.memuat atau

    membongkar muatan atau store

    10) Health administration badan atau instansi yang bertanggung jawab

    masalah kesehatan masyarakat di suatu negara

    II) Heath authority adalah pejabat yang betul betul berkompeten terhadap

    kesehatan masyarakat di suatu pelabuhan

    12) Infection berarti masuknya atau berkembangnya atau berkembang

    biaknya suatu zat penyebab infeksi dalam tubuh manusia dan binatang yang

    dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan masyarakat.

    13) In quarantine berarti suatu keadaan kapal yang berada disuatu tempat

    yang ditentukan untuk dapat menyelenggarakan tindakan karantina.

    14) International voyage berarti pelayaran antara pelabuhan dalam wilayah

    wilayah lebih dan satu negara atau pelayaran antara pelabuhan pelabuhan

    dalam suatu negara yang sama jika orng orangnya telah kontak dengan

    wilayah wilayah dan negara lain dalam pelayarannya itu tetapi hanya sesuai

    pandangan dairi kontak kontak tersebut

    15) Isolation berarti pemisahan dan orang orang sakit atau tertular atau

  • barang bawaan yang terkait ,kontainer ,barang barang ikutan ,barang

    kiriman pos dan yang lain dengan cara sedemikian untuk mencegah

    penyebaran tau penularan

    16) Medical examination beranti pengujian awal terhadap seseorang oleh

    petugas kesehatan yang berkompeten atau oleh seseorang dibawah

    pengawasan Iangsung dan pejabat kesehatan yang berkompeten untuk

    menentukan status kesehatan dan seseorang dan potensi resiko tenhadap

    kesehatan masyarakat lain dan dapat berupa

  • penelitian terhadap dokumen kesehatan atau pemeriksaan fisik bila

    dianggap perlu sesuai kondisi suatu kasus.

    17) Ship berarati kapal laut atau kapal pedalaman pada suatu pelayaran

    internasional.

    18) Suspect berarti orang orang atau barang bawaan

    ,muatan,container,barang ikutan atau kiriman pos yang dianggap oleh suatu

    Negara telah berhubungan atau mungkin berhubungan dengan suatu bahata

    kesehatan masyarakat yang mungkin bisa menjadi sumber penyebaran

    suatu penyakit

    Seorang otoritas kesehatan harus jika diminta menerbitkan tanpa bayaran

    kepada carrier ,sebuah sertifikat menjelaskan tindakan yag telah dikenakan

    terhadap sebuah kapal atau container,bagian bagian yang

    dikenakan,metode yang digunakan dan alasan mengapapa mereka

    dikenakan.

    Kecuali dalam suatu keadaan darurat yang menimbulkan bahaya yang

    sungguh sungguh terhadap kesehatan masyarakat,sebuah kapal yang tidak

    terjangkit atau disangka telah tertular dengan suatu penyakit sesual Regulasi

    mi tidak akan ditolak untuk diberikan free pratique pada perhitungan wabah

    dan penyakit yang lain,dan tidak boleh dicegah untuk membongkar atau

    memuat muatan,store atau mengisi bahan bakar atau air tawar.

    Seorang otoritas kesehatan dapat mengambil segala tindakan yang dapat

    dilaksanakan untuk mengawasi pembuangan kotoran (sewage) dan setiap

    kapal dan menolak yang mungkmn menimbulkan kontaminasi terhadap air

    sungai,kanal atau pelabuhan.

    1. Sesuai dengan aplikasi perjanjian Internasional dan aturan dalam

    Regulation mi sebuah negara anggota dapat mengharuskan untuk

    kepentingan kesehatan masarakat pada waktu berangkat atau tiba

    2. (a) terhadap orang yang bepergian (travellers):

    (I) lnfoprmasi mengenai tujuan penjalanan untuk yang bersangkutan dapat

    dihubungi

    (ii) Infomasi mengenai awal perjalanan untuk mengetahui apakah pernah

    melewati daerah terjangkit kemungkinan kontak dengan orang terjangkit

    sebelum tiba di pelebuhan dan juga memeriksa dokumen kesehatan dan

    yang bersangkuatan bila dibutuhkan sesuai Regulation mi

  • (iii) a) non-invasive medical examination yang merupakan examination yang

    dapat mengahasilkan sesuai tujuan dan kesehatan masarakat

    b) pemeriksaan terhadap barang bawaan muatan,kontainer barang kiriman

    ,paket pos dan mayat

    Tidak ada tindakan kesehatan yang dapat diambil terhadap kapal yang

    hanya lewat di perairan dibawah jurisdiksinya tanpa menyinggahi pelabuhan

    atau pantai kecuali yang melewati sungai atau kanal untuk tujuan ke negara

    lain.

    Bila dimungkinkan negara dapat memberikan free pratique melalui radio

    Nakhoda harus menyampaikan kepada pejabat di pelabuhan bila

    memungkinkan sebelum tiba setiap kasus ada yang sakit di kapal untuk

    kepentingan pasien dan pejabat kesehatan di pelabuhan dan memfasilitasi

    pemberian clearnce untuk kapal

    Seorang yang terjangkit mungkin harus diturunkan dan kapal dan diisolasi

    dan pemindahan tersebut menjadi compulsary bila memang diminta oleh

    Nakhoda

    Sebuah kapal tidak boleh dilarang dengan alasan kesehatan untuk

    memasuki pelabuhan ,tetapi bila pelabuhan itu tidak dilengkapai dengan

    peralatan untuk dapat melaksanakan tindakan kesehatan yang diperlukan

    oleh pejabat kesehatan,kapal dapat diperintahkan untuk menuju ke

    pelabuhan lain yang layak dengan resiko send in

    1. Ship Sanitation Control Exemption Certificates and Ship Sanitation

    Control Certificates shall be valid for a maximum period of six months. This

    period may be extended by one month if inspection or control measures

    required cannot be accomplished at the port

    2. If a valid Ship Sanitation Control Exemption Certificate or Ship Sanitation

    Control Certificate is

    not produced or evidence of a public health risk is found on board a ship, the

    State Party may proceed as provided in paragraph 1 of Article 27.

    Plague

  • - Untuk masud Regulasi mi masa inkubasi dan Plague adalah 6 han

    - vaccinasi terhadap plague tidak akan diperlukan sebagal suatu persaratan

    seseorang untuk masuk ke wilayah suatu negara

    - selama tinggal di pelabuhan orang yang terjangkit plague diberikan

    perawatan khusus untuk mencegah terjadinya penularan di kapa

    - ships should be permanently kept free ofrodents and the plague vector or

    be periodically derailed

    Kapal harus mempunyai Ship Sanitation Control Certificate atau Ship

    Sanitation Control Exemptiion Certificate

    Kondisi kapal tiba di pelabuhan dapat dinyatakan Terjangkit.Tersangka atau

    Sehat

    Cholera

  • - tindakan kesehatan dapat diambil oleh pejaba kesehatan terhadap kapal

    sehat yang datang dan pelabuhan terjangkitt

    - Sesuai aturan dalam Regulasi mi masa inkubasi penyakit Cholera adalah 5

    ha ni

    - Kapal akan dikenakan karantina oleh pejabat kesehatan apabila di kapal

    ditemui orang yang tertular cholera atau kasus cholera terlah terjadi di kapal

    pada saat kapal tiba.

    Yellow Fever

    - sesuai Regulasi masa inkubasi Yellow Fever adalah 6 han .Diperlukan

    vaksinasi terhadap orang yang datang dan daerah yang terjangkiy pada

    pelayaran lnternasional

    Crew kapal yang menyinggahi pelabuhan yang terjangkit harus mempunyai

    sertifikat yang berlaku terhadap yellow fever

    Twerhadap kapal dapat dikenakan ketegori sebagai kapal

    terjangkit,tersangka atau sehat sesuai kondisi crew di kapal

    Terhadap kapal yang dianggap tersangka atau terjangkit dapat dikenakan

    tindakan karantina

    Documents

    Tidak diperlukan sertifikat di kapal sehubungan dengan kondisi kesehatan

    dan sebuah pelabuhan

    1. Nakhoda sebuah kapal sebelum tiba di pelabuhan tujuan dalam wilayah

    sebuah negara harus:

    a. I Menyatakan keadaan kesehatan di atas kapal dan kecuali negaranya

    tidak membutuhkan.nakhoda harus waktu kapal tiba ,atau sebelum kapal

    tiba bila kapal dilengkapi untuk mnyampaikan dan negara pelabuhan

    membutuhkan pemberitahuan sebelumkapal tiba menyampaikan Maritime

    Declaration of health yan ikut ditanda tangani oleh Dokter kapal ,bila ada di

    kapal.

    b. Nakhoda kapal atau dokter kapal ,bila ada harus menyampaikan semua

    informasi yang dibutuhkan oleh oleh otoritas yang berkompeten mengenai

    kondisi kesehatan di atas kapal selama pelayaran internasional voyage.

  • Ballast Water Convention

    Background

    Masalah penyebaran species sebagian besar disebabkan meningkatnya

    volume perdagangan dan trafik pada beberapa dekade yang lalu. Efeknya di

    banyak daerah di dunia adalah telah menimbulkan pembinasaan. Data

    kwantitattif menunjukkan tingkat penyebaran dan bio organik tlah meningkat

    terus dalam banyak hal telah sampai ketingkat yang membahayakan,dan

    daerah daerah baru akan diserang setiap waktu Volume dan perdagangan

    melalui laut melanjutkan peningkatan secara menyeluruh dan masalahnya

    masih belum mencapai puncaknya Contoh spesifik termasuk penemuan

    European Zebra mussel (Dreissena poly morpha) di Great Lakes antara

    Canada dan Amerika Serikat, menyebabkan pengeluaran billionan dollar

    untuk pengawasan pencemaran dan membersihkan bangunan bawah air

    yang kotor dan pipa pipa air; Dan penemuan American comb jelly

    (Mnemiopsis leidyi) di Laut Hitam dan Laut Azov menyebabkan hampir

    punahnya ikan anchovy dan industri penangkapan ikan. Masalah aquatic

    organisme dalam air ballas muncul pertama kaili di lMO pada tahun 1988

    dan semenjak itu IMOs Marine Environment Protection Committee (MEPC),

    bekerja sama dengan Maritime Safety Committee (MSC) dan technical subc

    ommittees, telah membahas isue isue tersebut, berfocus pertama kali untuk

    membuat guideline dan kemudian menghasilkan konvensi baru

    Tetapi baru pada tahun 1970an komunitas ahli ahli mulai meneliti masalah

    tersebut secara detilPada akhir tahun 1980 an, Canada dan Australia

    cjiantara negara negara yang mengalami masalah masalah tertentu dengan

    speccies yang tidak diingini mi dan mereka membawa keprihatinan mereka

    untuk menjadi perhatian dan IMOs Marine Environment Protection

    Committee

    (MEPC).

    Pada 1991 MEPC mengesyahkan MEPC resolution 50(31) - Guidelines for

    Preventing the Introduction of Unwanted Organisms and Pathogens from

    Ships Ballast Water and Sediment Discharges; sedangkan United Nations

    Conference on Environment and Development (UNCED), yang diadakan di

    Rio de Janeiro pada 1992, mengakui issu tersebut sebagai suatu

    keprihatinan

  • lnternasional.

    Pada November 1993, the IMO Assembly mengesahkan resolusi A.774(18)

    - Guidelines for Preventing the Introduction of Unwanted Organisms and

    Pathogens from Ships Ballast Water and Sediment Discharges, berdasarkan

    Guidelines yang diterima pada 1991. Resolusimeminta MEPC dan MSC

    untuk tetap mereview Guidelines dengan suatu pandangan untuk

    menghasilkan aturan atura internasional yang dapat diterapkan dan

    mengikat secara sah..

  • The 20th Assembly of IMO in November 1997 menerima resolusi A.868(20) -

    Guidelines for the control and management of ships ballast water to

    minimize the transfer of harmful aquatic organisms and pathogens

    BALLAST WATER MANAGEMENT CONVENTION

    Konvensi mi disyahkan oleh Sidang 1Mg pada han Jumat tanggal 13

    Pebruari 2004 Definisi definisi

    a. Ballast Water adalah air dengan unsur yang terbawa yang dimuat di kapal

    untuk mengontrol trim,Iist (kemiringan),draft, stabilitas atau stress (tegangan

    teganagan ) dan kapal

    b. Ballast Water Management adalah proses mekanik, physical,chemical dan

    bilogycal balk sendiri sendiri atau kombinasi untuk

    memindahkan,mengembaljkan menjadi tidak merugikan atau menghindari

    pengambilan atau pembuangan harmful aquaitic orgainisms dan pathogen

    dalam air ballast dan sediment.

    c. Sediment adalah unsur yang keluar dan air ballast dalam kapal

    Pemberlakuan

    Kecuali dinyatakan lain dalam konvensi ini,Konvensi mi berlaku untuk:

    a. Kapal kapal yang menggunakan bendera dan Negara anggota (penanda

    tangan).

    b. Kapal yang bukan menggunakan bendera Negara Anggota tetapi

    beroperasi dibawah kewenangan Negara anggota

    Konvensi mi tidak berlaku untuk:

    a. Kapal yang tidak didisain atau dikonstruksikan untuk mengangkut air

    ballas

    b.Kapal dan Negara anggota yang beroperasi hanya dalam perairan

    dibawah kewenangan hukum dan Negara anggota tersebut,kecuali Negara

    tersebut menentukan bahwa pembuangan air ballas dar kapal itu akan

    merugikan atau merusak lingkungannya.kesehatan manusia,harta benda

    atau sumberdaya atau daerah berbatasan atau Negara lain

    c. Kapal dan suatu Negara angota yang beroperasi hanya di perairan

    dibawah kewenangan hukum Negara lain berdasarkan kewenangan Negara

    itu untuk mengecualikan kapal tersebutTidak ada Negara yang akan

    memberikan pengecualian yang bila diberikan akan merugikan atau merusak

    lingkungan mereka,kesehatan manusia,harta benda atau sumberdaya tau

  • laut yang berbatasan atau Negara lain.Negara yang tidak memberikan

    kewenangan tersebut akan memberi tahukan kepada Negara Bendera dan

    kapal itu kepada kapal akan diberlakukan aturan ni.

    d. Kapal kapal yang hanya beroperasi di perairan dibawah kewenangan

    suatu Negara dan di laut lepas,kecuali kapal yang tidak memperoleh

    pengecualian sesuai sb c., kecuali Negara tersebut menentukan bahwa

    pembuangan air ballas dan kapal itu akan menimbulkan kerugian,merusak

    Iingkungan

  • mereka,kesehatan manusia,harta benda dan sumberdaya atau laut yang

    berbatasan dan Negara lain.

    e. Setiap kapal perang,kapal bantuan angkatan laut atau setiap kapal lain

    dimiliki atau dioperasikan oleh sebuah negara dan digunakan pada waktu itu

    hanya dalam pelayanan Pemerintah yang tidak komersil.Bagaimanapun

    setiap Negara Anggota akan menjamin bahwa dengan mengadop tindakan

    tertentu tidak merugikan operasi atau kemampuan operasional kapal kapal

    tsb sejauh memungkinkan mengikuti aturan dan Konvensi mi

    f. Ballas tetap dalam suatu tanki yang disegel dikapal dan tidak akan

    dibuang. .Kapal kapal dan Negara bukan Anggota tdk diberikan favourable

    treatment

    Isi dan Konvensi Ballas Water Management

    Konvensi terdiri dan 22 Aticle dan Annex A,B,C, D dan E serta 2 Appendix.

    Annex Section A berisi definisi,pemberlakuan,pengecualian dan

    pembebasan

    Annex section B mengenai Management dan Pengawasan untuk kapal kapal

    Annex section C Persaratan khusus didaerah daerah tertentu

    Annex section D Standar untuk Ballast Water Management

    Annex section E Survey dan Sertifikasi yang di haruskan untuk Ballast Water

    Management

    Management and control requirementsfor ships

    B-I .Ballast water management plan

    Setiap kapal harus mempunyai dan melaksanakan balas watermanagement

    plan yang telah disyahkan Pemerintah sesuai guideline darti IMO.Balas

    water Management spesifik untuk tiap kapal dan berisi se kurang kurangnya

    1) Prosedur keselamatan yang rind untuk kapal dan awak kapal dilengkapi

    dengan ballas water management seperti yang diharuskan oleh konvensi mi.

    2) Menyediakan dikripsi yang detail dan tindakan yang akan diambil untuk

    melaksanakan persaratan dan ballast water management dansuplemen

    ballast water management practice yang diatur dalam konvensi mi

    3) Prosedur rinci untuk membuang sedimen sediment di laut dan ke darat

    4) Prosedur untuk koordinasi mengenai ballast water management yang

    melibatkan pembuangan ke laut dengan authority dan Negara keperairan

    tempat pembuangan air ballas

  • 5) Perwira di kapal yang ditunjuk untuk menjamin bahwa plan betul betul

    dilaksanakan

    6) Isi dan persaratan laporan untuk kapal yang diatur dalam konvensi mi

    harus ditulis dalam bahasa kerja dan kapal.Apabila bahasanya bukan

  • lnggeris,Perancis atau Spanyoy harus ada terjemahan kedalam salah satu

    bahasa tersebut

    B-2. Ballast Water Record Book

    1) Setiap kapal harus dilengkapi dengan Ballast Water Record Book yang

    boleh berupa Electronic Record Sstem atau boleh diintegrasikan kedalam

    record book yang lain atau system yang sekurang kurangnya berisi informasi

    yang diatur dalam Appendix II

    2) Harus disimpan dikapal untuk masa 2 tahun sesudah pengisian terakhir

    dan kemudian dalam pengawasan Perusahaan untuk minimum 3 tahun.

    3) Dalam hal pembuangan ballast water sesuai dengan Regulation A3,A4

    atau B,3 .6 atau ketika aksiden lain atau pembuangan yang dikecualikan lain

    yang tidak termasuk dalam pengecualian dan Konvensi mi harus

    dimasukkan dalam Record Book penjelasan mengenai lingkungan dan

    alasan dan pembuangan

    4) Record Book harus tersedia di tempat yang mudah dicapai untuk

    pemeriksaan setiap saat,bila dikapal yang tidak bermesin di kapal tunda

    5) Setiap operasi sehubungan ballast water harus segera di catat dalam

    record book dan ditanda tangani oleh Perwira yang bertugas dan tiap

    halaman yang telah penuh ditanda tangani oleh Nakhoda.Diisi dalam bahasa

    kerja di kapal,bila bukan bahasa inggeris,Perancis atau Spanyol harus ada

    terjemahan dalam salah satu bahasa tersebut.Bila diisi dalam bahasa resmi

    negara bendera terjemahan hanya perlu kalau ada dispute atau

    pertentangan.

    6) PSCO dapat memeriksa Record Book dan bisa minta di copy .Copy dapat

    dipakai di pengadilan.

    B-3 Ballast Water Management for ships

    1. Kapal yang dibangun sebelum 2009:

    1.1 dengan kapasitas air ballast 1.500 dan 5.000 M3 ,inclusive,harus

    melaksanakan

    ballast water management sekurang-kurangnya memenuhi Ballast Water

    Exchange standard ( Reg D-l )atau Ballast Water Performance Standard

    (Reg,D-2 )sampai 2014 sesudah itu memenuhi sesuai Ballast Water

    Performance Standard ( Reg.D-2)

    1.2 dengan kapasitas ballas kurang dan 1.500 M3 atau lebih besar dan

  • 5.000 M3 harus melaksanakan ballast water management sekurang

    kurangnya memenuhi Ballast Water Exchange standard atau Ballast Water

    Performance sampai 2016,sesudah itu memenuhi sesuai standar Ballast

    Water Performance

  • 2. Kapal kapal diatas harus memenuhi paling lambat pada intermediate atau

    renewal survey yang pertama yang mana yang dilaksanakan lebih dulu

    sesudah anniversary date penyerahan pada tahun dipenuhinya dengan

    standar yang diberlakukan terhadap kapal tersebut

    3. Kapal yang dibangun pada atau sesudah 2009 dengan kapasitas ballas

    kurang dan 5.000 M3 harus melaksanakan management air ballas sesuai

    standar Ballast Water Performance (Reg.D-2)

    4. kapal yang dibangun sessudah 2009 tetapi sebelum 2012 dengan

    kapasitas air ballas 5.000 M3 atau lebih harus melaksanakan ballast water

    management sesuai dengan Ballast Water Performance(Reg D-2)

    5. Kapal yang dibangun pada atau sesudah 2012 dengan kapasitas air

    ballas 5.000 M3 atau lebih harus melaksanakan ballast water management

    sekurang kurangnya sesuai standar Ballast Water Performance (Reg D-2)

    6.Persyaratan dan aturan mi tidak berlaku terhadap kapal kapal yang

    membuang air ballasnya ke Receiption facility yang sesuai dengan standar

    yang diatur IMO

    7. Metode lain dan Ballast water management dapat juga disetujui sebagai

    alternatif terhadap persaratan yang diatur dalam paragraf 1 sampai 5 dengan

    ketentuan bahwa metode itu menjamin sekurang kurangnya dengan level

    yang sama terhadap penlindungan lingkungan,kesehatan manusia ,harta

    benda atau sumberdaya dan disyahkan secara prinsip oleh Commitee

    B-4 Ballast Water Exchange ( Penggantian Air Ballast)

    1. Sebuab kapal yang melaksanakan ballast water exchangeuntuk

    memenuhi standar yang dalam Reg, D-1 harus:

    a) Bila memungkinkan laksanakan Pergantian Air Ballastsekurang

    kurangnya 200 Nautical Mile dai daratan terdekatdan pada air kedalaman air

    200 meter sesuai guideline dan IMO

    b) Dalam hal dimana kapal tidak mampu untuk melaksanakan pergantian air

    ballast sesuai paragraf 1 .1 ,pergantian airballas tersebut sesuai guideline

    yang diatur sesuaipar.1.1 dalam jarak sejauh mungkin dan daratan

    terdekattetapi dalam segala hal tidak kurang dan 50 mil dan padakedalaman

    air sekurangkurangnya 200 meter

    2. Di daerah laut dimana jarak dan daratan atau kedalaman tidak

    dapat dipenuhi Negara Pelabuhan dapat menunjuk daerah

  • daerah untuk pergantian air ballast sesudah berkonsultasi

    dengan Negara bersebelahan

    3 . Sebuah kapal tidak perlu menyimpang dan pelayaran yang direncanakan

    atau memperlambat pelayaran untuk mengadakan pergantian air ballast

    4. Sebuah kapal yang melaksanakan pergantian air ballas juga dapat

    menyimpang dan ketentuan 1 atau 2 jika Nakhoda dengan dasar yang kuat

    (reasonably) memutuskan bahwa pergantian tersebut akan membahayakan

    keselamatan

  • atau stabilitas dan kapal atau awak kapal dan penumpang karena cuaca

    yang kurang baik, desain dan kapal atau tegangan tegangan,kegagalan

    peralatan atau setiap kondisi luar biasa lainnya.

    5. Bila kapal di haruskan untuk melakukan pergantian air ballas sesuai

    ketentuan tetapi tidak melakukannya alasannya harus dicatat dalam Ballast

    Water Record Book

    Reg B-5.Sediment Management for Ships

    1. Semua kapal harus memindahkan dan membuang sediment sediment dan

    ruangan yang diperuntukkan untuk membawa air ballas sesuai dengan

    ketentuan dan ballast water managementpian

    2. Kapal yang diterangkan dalam Reg B 3.3 sampai B 3.5 harus tanpa

    memikirkan keselamatan efisiency operasinal ,didisain dan dibangun dengan

    suatu pandangan untuk meminimalkan pemasukan atau terperangkapnya

    sedimen yang tidak diinginkan,menyediakan fasilitas untuk membuang

    sedimen dan menyediakan akses yang aman untuk pembuangan sedimen

    dan pengambilan sampling sesuai petunjuk dan IMO. Kapal kapal yang

    diatur dalam Reg, 3.1 sepanjang dapat dipraktekkan memenuhi sesuai

    paragraf ml

    Reg.B-6 Tugas tugas dan Perwira dan crew.

    Perwira perwira dan crew harus familiar dengan tugas tugas mereka dalam

    penerapan Ballas Water Management Plan terutama di kapal kapal dimana

    mereka sesuai tugasnya harus familiar dengan Ballast Water Management

    Plan dan kapalnya.

    Dengan adanya Amandemen terhadap SOLAS 74 Bab V Regulation 22

    khususnya paragraf 4 yang berlaku efektif sejak 1 Juli 2010 mengenal

    visibility dan bridge maka dalam melaksanakan operasi pergantian air ballas

    Nakhoda harus memperhitungkan adanya horizontal blind sector dan

    berkurangnya sector penglihatan apakah cukup aman untuk pelaksanaan

    pergantian tersebut.

    Sebagal kompensasi dengan adanya blind sector tersebut maka harus

    diadakan pengamatan yang balk (sharp look out ) selama operasi pergantian

    air ballas tersebut

    Juga sesual dengan Regulation 28 mengenai Record dan kegiatan navigasi

  • laporan harian maka harus dicatat permulaan dan akhir dan operasi

    pergantian air ballas.

    Laporan dan kegiatan Navigasi selama operasi pergantian air ballas

    mungkin akan diperiksa oleh Port State Control Officer dan di review dalam

    Audit untuk ISM Code

    Section D

    Standards for Ballast Water Managemaent

    Reg D-1 Ballast Water Exchange Standard

    1 Kapal kapal yang melaksanakan pergantian air ballas (Ballast Water

    Exchange) harus melaksanakan sedemikian sehingga menganti sekurang

    kurangnya 95% dan volume air ballas

    2 Untuk kapal kapal yang melaksanakan penggantian air ballas dengan

    metoda pumping through untuk memenuhi persyaratan sesuai par 1 harus

    memompa tiga kali volume tanki . Pemompaan kurang dan 3 kali dapat

    disetujui dengan persaratan kapal dapt mendemonstrasikan bahwa

    penggantian 95% air ballas telah dicapai

    Reg.D-2 Ballast Water Performance standard

    Kapal kapal yang melaksanakan Ballast Water Management sesuai dengan

    aturan ml harus membuang kurang dan 10 viable organisme per meter kubik

    lebih besar atau sama dengan 50 micrometer dalam dimensi minimum dan

    kurang dan 10 viable organisme permililiter kurang dan 50 micrometer dalam

    dimensi minimum dan kurang dan 10 micrometres dalam dimensi minimum

    dan membuang mikroba indikator tidak melebihi ketentuan berikut

    Mikroba indikator sesuai standar kesehatan manusia

    1. Toxicogenic vibnio cholerae (01 dan 0139) dengan kurang dan I

    colonyforming unit (cfu) per 100 milimetres atau kurang dan 1 cfu per igram

    (berat basah) zooplankton

  • 2. Escherichia colli kurang dan 250 cfu per 100 miilitres

    3. Intestinal Enterococi kurang dan 100 cfu per 100 milimetrs

    Reg.D-3 Ballast Water Management System harus mendapatkan Approval

    dan Pemerintah sesuai guideline dan IMO

    Reg D-4 Prototype ballast Water treatment technologies.

    Untuk kapal kapal sebelum masa pemberlakuan Ballast Water Performance

    Standard berpartisipasi dalam program yang dibuat Pemenintah untuk

    mengetes dan

  • mengevaluasi technologi yang akan diterapkan yang diharapkan technology

    yang akan diterapkan maenghasilkan standar yg lebih tinggi dan apa yang

    diatur sesuai Re D-2.

    United Nation Convention on Law of the Sea( UNCLOS)

    Hash dan konfrensi Hukum laut Ill yang diadakan di Jenewa pada tahun

    1974 adalah United Nation on Law of the Sea atau sekarang lebih dikenal

    dengan UNCLOS yang mencoba membukukan hukum hukum internasional

    mengenai laut.

    Unclos merupakan dokumen yang terdiri dan 320 artikel dan 9

    annexs(Iampiran),mengatur mengenai aspek aspek dan Iautan,seperti

    penentuan batas,pengawasan lingkungan,riset ilmu pengetahuan mengenai

    Iaut,kegiatan ekonomi dan komesil,pengalihan teknologi dan tempat

    pemecahan perselisihan mengenai masala laut.

    UNCLOS ditanda tangani di Jamaika pada tahun 1982 dan berlaku secara

    Internasional (enter into force) pada 16 Nopember 1994.UNCLOS mengatur

    mengenai laut teritorial (wilayah),perairan pedalaman ,zona tambahan ,zee

    dan landas kontinen.Laut wilayah adalah jalur laut yang berbatasan dengan

    suatu negara yang Iebarnya 12 mu dihitung dan garis pangkal (base line ),

    dan zona tambahan sebar 24 mu dan ganis pangkal.

    Garis pangkal (base line) untuk negara yang bukan negara kepulauan

    adalah garis air rendah sepanjang pantai sesuai peta skala besar yang

    diakui negara itu,sedangkan garis pangkal kepulauan adalah garis lurus

    yang menghubungkan titik titik terluar dan pulau pulau dan karang kering

    dan kepulauan tersebut.

    Hak Lintas Damai (The Right of Innocent Passage) adalah hak setiap kapal

    untuk melintasi laut teritorial suatu negara tanpa mengganggu keamanan

    dan ketertiban negara tersebut.

    Dalam selat semua kapal dan pesawat udara mempunyai hak lintas transit.

    Suatu negara kepulauan dapat menentukan alur laut dan rute penerbangan

    diatasnya yang cocok digunakan untuk lintas kapal dan pesawat udara asing

    yang terus menerus dan Iangsung serta secepat mungkin melalui atau diatas

    perainan kepulauannya dan laut teritorial yang berdampingan dengannya.

    Zona ekonomi eksklusif adalah suatu daerah diluar dan berdampingan

    dengan laut tenitorial yang lebarnya tidak boleh melebhi 200 mil laut dani

  • ganis pangkal dan mana laut tenitonial diukur.Dalam Zona Ekonomi

    Eksklusif negara mempunya hakh ak berdaulat untuk kepenluan eksplorasi

    dan eksploitasi, konsenvasi dan

  • pengelolaan sumber kekayaan alam, balk hayati maupun non hayati, dan

    perairan diatas dasar taut dan dan dasar laut dan tanah dibawahnya dan

    berkenaan dengan kegiatan lain untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi

    ekonomi zona tersebut, seperti produksi energi dan air, arus dan angin.

    Landas kontinen suatu Negara pantal meliputi dasar laut dan tanah

    dibawahnya dan daerah dibawah permukaan taut yan terletak diluar taut

    tenitorialnya sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya hingga

    pinggiran luar tepi kontinen atau hingga suatu jarak 200 mit taut dan garis

    pangkal dan mana lebar taut teritorial diukur dalam hat pinggiran luar tepi

    kontinen tidak mencapal jarak tersebut. Negara pantal dapat menetapkan

    pinggiran luar tepi kontinen dalam hal tepian kontinen tersebut lebih tebar

    dan 200 mit taut dan ganis pangkal atau dengan suatu garis yang ditarik

    dengan menunjuk pada titik titik tetap yang tenletak tidak lebih dan 60 mu

    laut dan kaki lereng kontinen tetapi tidak melebihi 350 mu dan garis pangkal

    Negara pantai menjatankan hak berdaulat dilandas kontinen untuk tujuan

    mengeksplorasi dan mengekspoitasi kekayaan alamnya.

    Laut tepas terbuka untuk semua negara balk negara pantaiatau tidak

    berpantal. Kebebasan laut lepas meliputi:

    1. Kebebasan benlayar.

    2. Kebebasan penerbangan.

    3. Kebebasan untuk memasang kabel dan pipa bawah taut.

    Kebebasan untuk membangun pulau buatan dan instalasilainnya yang

    diperbolehkan berdasarkan hukum internasional.

    a. Kebebasan menangkap ikan.

    b. Kebebasan riset ilmiah

    Apabila terjadi perbedaan interpretasi dan Unclos Negara dapat mengajukan

    ke Pengadilan yang kompeten seperti International Court of Justice di Den

    Hag atau The Law of Sea Tribune di Hamburg

    Tanggung jawab untuk menegakkan mengenal aturan atunandalam

    UNCLOS terutama terletak pada Negara Bendera.Artikel 94 mengatur

    mengenal Kewajiban Negara Bendera:

    Setiap negara harus melaksanakan secara efektif yunisdiksi dan

    pengawasannya dalam bidang administratif, teknis dansosial atas kapal

  • yang mengibarkan benderanya.

    Sedangkan enforcement oteh Negara Bendera diatur