19
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Aktivitas Fisik 2.1.1 Pengertian Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah semua gerakan otot bergaris yang membakar energi tubuh, aktivitas fisik mencakup semua olahraga, gerakan tubuh, pekerjaan, rekreasi, kegiatan sehari – hari, sampai kegiatan waktu libur atau waktu senggang. Semua yang membakar energi adalah baik untuk menurunkan lemak dan gula dalam darah. Mungkin sebagian besar orang tahu bahwa aktivitas fisik itu baik bagi kesehatan, tetapi banyak yang tidak bisa mengatur gerakan fisik dan menyesuaikan dengan kondisi kesehatanya dan pekerjaan atau kehidupanya sehari – hari serta tidak bisa mengatur makanan yang di konsumsi atau kalori yang masuk (Tandra, 2009). Menurut badan kesehatan dunia (WHO, 2010), aktivitas fisik merupakan sebagian gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan beberapa komponen dari kebugaran fisik. Latihan fisik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, dilakukan berulang-ulang, dan dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Peran aktivitas fisik bagi laki- laki maupun perempuan sangatlah penting salah satunya dapat mencegah kematian dini, diabetes melitus tipe 2, osteoporosis dan stroke. Aktivitas fisik dapat dilakukan tanpa memandang umur, jenis kelamin, kelompok etnis, bentuk tubuh dan ukuran tubuh. Rekomendasi bagi progam aktivitas fisik untuk meningkatkan kesehatan sistem kardiovaskuler pada orang dewasa melakukan paling sedikit 2 jam 30 menit aktivitas fisik setiap minggu (U.S. Department of Health and Human Services, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Aktivitas Fisik

2.1.1 Pengertian Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah semua gerakan otot bergaris yang membakar energi tubuh,

aktivitas fisik mencakup semua olahraga, gerakan tubuh, pekerjaan, rekreasi, kegiatan

sehari – hari, sampai kegiatan waktu libur atau waktu senggang. Semua yang membakar

energi adalah baik untuk menurunkan lemak dan gula dalam darah. Mungkin sebagian

besar orang tahu bahwa aktivitas fisik itu baik bagi kesehatan, tetapi banyak yang tidak

bisa mengatur gerakan fisik dan menyesuaikan dengan kondisi kesehatanya dan

pekerjaan atau kehidupanya sehari – hari serta tidak bisa mengatur makanan yang di

konsumsi atau kalori yang masuk (Tandra, 2009). Menurut badan kesehatan dunia

(WHO, 2010), aktivitas fisik merupakan sebagian gerakan tubuh yang dihasilkan oleh

otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik bertujuan untuk

mempertahankan dan meningkatkan beberapa komponen dari kebugaran fisik.

Latihan fisik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur,

dilakukan berulang-ulang, dan dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan

kebugaran. Peran aktivitas fisik bagi laki- laki maupun perempuan sangatlah penting

salah satunya dapat mencegah kematian dini, diabetes melitus tipe 2, osteoporosis dan stroke.

Aktivitas fisik dapat dilakukan tanpa memandang umur, jenis kelamin, kelompok etnis,

bentuk tubuh dan ukuran tubuh. Rekomendasi bagi progam aktivitas fisik untuk

meningkatkan kesehatan sistem kardiovaskuler pada orang dewasa melakukan paling

sedikit 2 jam 30 menit aktivitas fisik setiap minggu (U.S. Department of Health and Human

Services, 2014).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

11

Menurut WHO (2010), menyatakan bahwa untuk mengukur aktivitas fisik

terdapat 4 indikator utama yaitu:

1. Durasi

Berapa lama melakukan aktivitas fisik. Lamanya durasi umunya dinyatakan dalam

menit.

2. Frekuensi

Seberapa sering atau berapa kali melakukan aktivitas fisik. Frekuensi umunya

dinyatakan dalam berapa kali perminggu.

3. Intensitas

Seberapa besar upaya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas fisik.Untuk

menilai intensitas aktivitas fisik mengunakan pedoman METs (metabolic

equivalents). MET adalah rasio tingkat metabolisme energi saat istirahat yang

setara dengan 1 kkal/kg BB/jam. Penilaian untuk intensitas dari aktivitas fisik ini

dilihat dari 4 domain yaitu, domain pekerjaan, domain transportasi, domain

aktivitas rumah tangga, dan domain aktivitas luang. Minimal aktivitas yang harus

dilakukan yaitu 2 jam 30 menit dalam seminggu.

4. Volume

Berapa total aktivitas fisik yang dapat dilakukan.

2.1.2 Manfaat Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Kolesterol Total

Menurut Haskell, et al (2007), dalam jurnalnya yang berjudul “physical activity and

public health”, saat beraktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari yang di lakukan

dengan intesitas rutin selama seminggu bisa mengurangi faktor resiko penyakit kronis

seperti : kardiorespirasi, lipoprotein, hipertensi, postprandial lipidemia, mengontrol berat

badan, dan mengontrol kadar gula darah.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

12

Penderita hipertensi dan aktivitas fisik sangat erat kaitanya dengan pengontrolan

kadar kolesterol, aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL

di dalam darah karena dengan aktivitas fisik yang teratur akan mempermudah

terjadinya metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh

manusia sebagai jaringan lemak (adipose) terpecah menjadi energi (Marewa, 2015).

Menurunkan kadar trigliserida membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL (Bull

& Morrell, 2007). Manfaat aktivitas fisik pada orang dewasa (18-65 tahun) dapat

menurun resiko antara lain: hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, Diabetes,

Kanker, depresi, dan kematian dini (U.S. Departement of Health and Human Services, 2014).

2.1.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik

Semua faktor yang memainkan peran dalam tingkat aktivitas fisik pada orang

dewasa, yaitu: faktor personal, faktor sosial, faktor ekonomi, dan faktor lingkungan.

Memahami pentingnya hambatan pada aktivitas fisik untuk memastikan efektivitas

dalam meningkatkan tingkat aktivitas fisik. Berikut beberapa faktor- faktor yang

mempengaruhi aktivitas fisik pada orang dengan usia dewasa (18 – 65 tahun), antara

lain : (1) Usia lanjut, (2) Ekonomi rendah, (3) Peluang waktu yang sedikit, (4) Motivasi

rendah, (5) Obesitas, dan (6) Persepsi yang buruk terhadap kesehatan (U.S. Department

of Health and Human Services, 2014).

2.1.4 Aktivitas Fisik pada Penderita Hipertensi

Menurut beberapa penelitian (dalam U.S. Department of Health and Human Services,

2014) menyimpulkan bahwa latihan aerobik selama 150 menit setiap minggu dapat

menurunkan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik sekitar 6 - 7 mmHg.

Aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi yaitu latihan aerobik.

Aerobik merupakan aktivitas fisik yang menggunakan otot – otot besar. Contoh dari

aktivitas aerobik antara lain: berjalan, jalan cepat, bersepeda, berenang, menari,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

13

bermain basket, dll. Aktivitas aerobik bertujuan agar jantung dapat berdetak lebih cepat

untuk memenuhi gerakan tubuh saat beraktivitas. Jika aktivitas aerobik dilakukan

secara teratur dapat mempertahankan fungsi sistem kardiovaskular tetap kuat dan

bugar (U.S. Department of Health and Human Services, 2014).

2.1.5 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Total

Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL di dalam

darah karena dengan aktivitas fisik yang teratur akan mempermudah terjadinya

metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

jaringan lemak (adipose) terpecah menjadi energi (Marewa, 2015). Menurunkan kadar

trigliserida membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL (Bull & Morrell, 2007).

Manfaat aktivitas fisik pada orang dewasa (18-65 tahun) dapat menurun resiko antara

lain: hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, Diabetes, Kanker, depresi, dan

kematian dini (U.S. Departement of Health and Human Services, 2014).

2.1.6 Jenis Aktivitas Fisik untuk Usia Dewasa (18-65 tahun)

Menurut WHO (2010), jenis Aktivitas fisik untuk usia dewasa dibagi menjadi 5

antara lain:

1. Aktivitas bekerja

Aktivitas bekerja sesuatu aktivitas yang dilakukan manusia untuk tujuan tertentu

yang dilakukan dengan cara baik dan benar (Shofianty, Widhiantoro, &

Pramudita, 2007).

2. Transportasi

Berjalan kaki merupakan model transportasi aktif untuk berpindah dari satu

tempat ke tempat yang lain (Hartmann, 2006).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

14

3. Aktivitas pekerjaan rumah

Pekerjaan yang tidak menghasilkan imbalan atau jasa, aktivitas pekerjaan rumah

dapat dilakukan bertujuan agar rumah dan sekitar rumah terlihat bersih dan rapi,

misalnya mencuci pakaian, mengepel lantai, menyiram tanaman, dll

(Poerwopesito, & Utomo, 2011).

4. Olahraga

Olahraga adalah suatu kegiatan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh

kita.Sebelum berolahraga dianjurkan untuk melakukan pemansan supaya

terhindar dari cidera (Sari, 2010).

5. Rekreasi

Rekreasi adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang ketika memiliki waktu

luang untuk menyegarkan fikiran dan badan, atau sebagai hiburan setelah

menjalani rutinitas yang membosankan (Graha, 2007).

2.1.7 Kategori Aktivitas Fisik

Menurut IPAQ (2005), kategori aktivitas fisik di nilai berdasarkan kriteria sebagai

berikut:

1. HEPA Active (Health Enhancing Physical Activity) :

Seseorang yang memiliki salah satu kriteria berikut ini sudah diklasifikasikan

dalam HEPA active, yaitu:

a. Aktivitas dengan intensitas berat setidaknya mencapai 3 hari. Jumlah minimal

aktivitas fisik 1500 MET menit/minggu, Contohnya: kuli angkut barang, kuli

bangunan, penggali kabel jalan dan mencari pakan ternak.

b. Aktivitas fisik selama 7 hari dengan kombinasi berjalan, intensitas sedang dan

intensitas berat dengan jumlah minimal 3000 MET menit/minggu,

contohnya: berjalan sejauh 6 – 10 km, bersepeda, menyapu dan mengepel.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

15

2. Minimally Active

Seseorang yang tidak memiliki kriteria HEPA active dan memiliki salah satu

kriteria berikut ini sudah diklasifikasikan dalam minimally active, yaitu:

a. Aktivitas dengan intensitas kuat selama 3 hari atau lebih minimal 20 menit

per hari.

b. Aktivitas intensitas sedang dan / atau berjalan selama 5 hari atau lebih

setidaknya 30 menit per hari.

c. Aktivitas fisik selama 5 hari atau lebih dengan kombinasi kombinasi berjalan,

intensitas sedang dan intensitas yang kuat dengan jumlah minimal 600 MET

menit / minggu, contohnya: memasak, merawat anak, mencuci baju, dan

memsihkan halaman rumah.

3. Inactive

Seseorang yang tidak memenuhi salah satu dari semua kriteria yang telah

disebutkan dalam HEPA active maupun minimally active.

2.2 Konsep Kolesterol

2.2.1 Pengertian Kolesterol

Kolesterol merupakan salah satu turunan lemak yang tergolong steroid, selalu

berikatan dengan asam lemak lain dalam bentuk ester. Kolesterol berfungsi

menjalankan beberapa organ tubuh seperti empedu, hormon penghasil vitamin D dan

menggerakkan fungsi beberapa bahan makanan. Salah satu proses kimia oleh enzim,

kolesterol terjadi di pankreas saat absorbsi kolesterol di usus (duodenum) (Fatma, 2010).

Steroid adalah sekelompok senyawa yang mempunyai karakteristik struktur cincin

kompleks dengan berbagai variasi. Steroid yang banyak terdapat dalam pangan adalah

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

16

kolesterol yang berada dalam jaringan hewani (ergosterol) dan dalam makanan nabati.

Kolesterol adalah sterol yang paling dikenal masyarakat (Almatsier, 2009).

Kolesterol dalam darah yang berlebihan dapat mengakibatkan penyempitan dan

penyumbatan pembuluh darah yang kemudian dapat menyebabkan penyakit jantung.

Kadar kolesterol normal adalah sekitar <200 mg/dl dan dapat dikatakan

hiperkolesterolemia jika kadar kolesterol >200 mg/dl, sedangkan kadar kolesterol LDL

tidak melebihi angka 100 mg/dl (Fatma, 2010).

2.2.2 Klasifikasi Kolesterol

Menurut Rubenstein, Wayne, & Bradley (2007) masalah yang paling sering

muncul adalah peningkatan kadar kolesterol. Walaupun penyebabnya biasanya

poligenik, atau sekunder akibat penyakit lain, penyebab familia lain hiperlipidemia yang

lebih jarang dijumpai harus dipertimbangkan sehingga bisa dilakukan skrining pada

anggota keluarga.

Klasifikasi WHO Fredrickson (Tabel 2.2) kadang-kadang masih menjadi acuan:

a. Hiperkolesterolemia poligenik

Merupakan penyebab tersering peningkatan kadar kolesterol. Trigliserida bisa

normal (WHO tipe IIa) atau meningkat ( tipe IIb). Terdapat peningkatan risiko

penyakit jantung koroner, dan bisa dikurangi dengan menurunkan kadar

kolesterol.

b. Hiperkolesterolemia Familial

Pada hiperkolesterolemia familial defisiensi reseptor LDL menyebabkan

hiperkolesterolemia (berat pada bentuk homozigot, lebih ringan pada heterozigot)

yang menimbulkan aterosklerosis. Arkus kornea, xantelasma dan xantoma, tendon

adalah ciri khasnya. Pasien meninggal dini, biasanya akibat infark miokard.

Prevalensinya diperkirakan 1 dalam 500.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

17

c. Defek Apolipoprotein B-100 Familial

Disebabkan oleh penggantian asam amino tunggal dalam apolipoprotein B, yang

menyebabkan defek ikatan LDL pada reseptornya. Secara klinis tidak bisa

dibedakan dari hiperkolesterolemia familial.

d. Hipertrigliseridemia Familial

Bisa disebabkan oleh peningkatan produksi VLDL hati atau kegagalan klirens

trigliserida dari kilomikron oleh lipoprotein lipase. Hipertrigliseridemia bermakna (>10

mmol/L) berhubungan dengan xantoma eruptif, lipemia retinalis, dan pankreatitis

akut.

e. Hiperlipidemia Gabungan Familial

Keadaan ini diturunkan melalui jalur dominan autosomal. Kolesterol dan trigliserida

sama-sama meningkat. Sering kali ditemukan arkus kornea dan xantelasma (tetapi

tidak xantoma tendon), dan risiko aterosklerosis meningkat.

f. Disbetalipoproteinemia

Merupakan kelainan yang jarang terdapat di mana mutasi gen apolipoprotein E

menyebabkan peningkatan trigliserida dan kolesterol total.

g. Hiperlipidemia Sekunder

Bisa terjadi pada hipotiroidisme, sindrom nefrotik, pengobatan dengan esterogen oral atau

diuretik tiazid, penyalahgunaan alkohol, dan penyakit hati. Keadaan tersebut harus

disingkirkan saat memeriksa kelainan lipid.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

18

Tabel 2.1 Klasifikasi Hiperlipidemia HIPERLIPIDEMIA

Jenis Hiperlipidemia Prevalensi

Fenotipe lipoprotein Fredrickson

/WHO

Kadar lipid tipikal

(mmol/L) Lipoprotein

Risiko penyakit jantung kronis

Risiko pankre-

atitis

Tanda-tanda klinis

Hiperkolesterolemia poligenik

- IIa

Kolesterol: 6,5-9,0

Trigliserida: normal

LDL ↑ HDL →↓

+ - Xantelasma, arkus kornea

Hiperlipidemia gabungan familial

1 : 200 IIb (IIa atau

IV)

Kolesterol: 6,5-10,0

Trigliserida: 2,5-12,0

VLDL ↑→ LDL ↑→ HDL →↓

++ - Arkus kornea,

xantelasma

Hiperkolesterolemia familial (heterozigot)

1 : 500 IIa (atau

IIb)

Kolesterol: 7,5-16,0

Trigliserida: < 5,0

LDL ↑ VLDL →↑ HDL →↑

+++ -

Xantoma tendon, arkus

kornea, xantelasma

Penyakit partikel sisa 1 : 10.000 III

Kolesterol: 9,0-14,0

Trigliserida: 9,0-14,0

IDL ↑ HDL →↑

+++ +

Xantoma, tonjolan

telapak tangan dan kadang-

kadang tendon

Sindrom kilomikronemia

- I

Kolesterol: 6,5

Trigliserida: 10,0-30,0

Kilomikron ↑

- +++

Xantoma eruptif, lipemia retinalis,

hepatosplenomegali

Hipertrigliseridemia familia

- IV (atau V)

Kolesterol: 6,5-12,0

Trigliserida: 10,0-30,0

VLDL ↑ Kilomikron

→↑ ? ++

Xantoma eruptif, lipemia retinalis,

hepatosplenomegali

Sumber: (Rubenstein, Wayne, & Bradley, 2007)

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kolesterol

Kolesterol tinggi tidak muncul begitu saja didalam tubuh. Pada kondisi normal,

tubuh memproduksi secara alami kolesterol yang diperlukan secara tepat dan sesuai.

Namun dengan adanya asupan makanan yang banyak mengandung kolesterol maka

kolesterol dalam tubuh akan meningkat secara drastis. Ada banyak sebab yang dapat

meningkatkan kolesterol didalam darah yang pertama yaitu faktor genetik, terdapat

golongan orang-orang yang memiliki produksi kolesterol secara berlebihan, dalam

kondisi normal jumlah produksi kolesterol sekitar 80% kolesterol tersebut dalam darah

diproduksi oleh tubuh secara alami (Mumpuni & Wulandari, 2011).

Kedua yaitu faktor makanan, asupan lemak merupakan hal yang sangat penting

untuk diperhatikan. Apabila asupan makan lemak yang tidak cukup maka tenaga akan

berkurang, tetapi bila kita mengkonsumsi lemak yang berlebihan maka dapat

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

19

mengakibatkan kerusakan pembuluh darah. Sumber asupan jenis lemak dapat

dibedakan menjadi dua yaitu lemak jenuh berasal dari daging maupun minyak kelapa

dan lemak tidak jenuh yang terdiri dari asam lemak omega 3, asam lemak omega 6, dan

asam lemak omega 9 (Mumpuni & Wulandari, 2011).

Tabel 2.2 Kadar Ideal Kolesterol

Kolesterol Total ≤200 mg/dL Kolesterol LDL

Tanpa PJK dan dengan kurang dari 2 faktor risiko ≤160 mg/dL Tanpa PJK dan dengan 2 atau lebih faktor risiko ≤130 mg/dL Dengan PJK <100 mg/dL

Kolesterol HDL Wanita ≥45 mg/dL Pria ≥35 mg/dL

Triasilgliserol 60-16- mg/dL (rentang normal) <500 mg/dL untuk mencegah pankreatitis

Sumber: (Marks, Marks & Smith, 1996)

Penambahan kolesterol juga dapat terjadi seiring dengan bertambahnya usia,

tidak berlangsung secara spontan tetapi berlangsung dari masa anak-anak. Mekanisme

ini berhubungan dengan aktivitas reseptor LDL, semakin bertambah umur seseorang

menyebabkan aktivitas LDL semakin menurun sehingga banyak LDL yang tidak dapat

tertangkap reseptor dan akan lebih lama berada dalam sirkulasi darah. Tingginya

kolesterol dalam darah menunjukkan tingginya kolesterol total dalam darah dimana

kolesterol LDL dan kolesterol total mempunyai korelasi yang tinggi (Bintanah &

Muryati, 2010). Fungsi utama LDL adalah untuk mengangkut kolesterol dari hati ke

jaringan yang memasukkan ke dalam membran sel. HDL membawa kolesterol yang

telah dibuang oleh sel-sel kembali ke hati untuk didaur ulang menjadi empedu dan

dieksresi kembali ke usus (Izadi et al, 2012).

2.2.4 Hubungan Kolesterol dengan Hipertensi

Survei terkini di Negara Asia melaporkan 30% penduduk Asia gagal menurunkan

kadar kolesterol jahat mereka sesuai target yang disarankan. Di Indonesia, kegagalan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

20

untuk mengontrol kadar kolesterol jahat mencapai 70%. Penyakit-penyakit jantung

koroner dan stroke menjadi salah satu penyebab kematian di Indonesia. Kolesterol

yang berlebih dalam darah akan mudah melekat pada dinding pembuluh darah,

sehingga dapat menimbulkan plak yang menyempitkan pembuluh darah dan

menimbulkan aliran darah tidak lancar (aterosklerosis) (Mumpuni & Wulandari, 2011).

Dengan tidak lancarnya aliran darah dan terjadi penyempitan pada arteri dapat

membuat tekanan darah menjadi meningkat (Baradero, Dayrit & Siswandi, 2008).

Aterosklerosis dapat terjadi di beberapa organ vital tubuh seperti di otak, jantung,

ginjal, dan organ lainnya seperti tungkai. Jika aterosklerosis terjadi pada ateri jantung akan

menyebabkan serangan jantung (Mumpuni & Wulandari, 2011).

2.3 Konsep Hipertensi

2.3.1 Definisi

Tekanan darah merupakan tekanan yang dihasilkan oleh darah yang dipompa

oleh jantung terhadap pembuluh darah arteri. Tekanan darah pada saat ventrikel kiri

jantung berkontraksi sehingga pembuluh darah arteri teregang maksimal disebut

tekanan sistolik. Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan darah yang terjadi pada

saat jantung berelaksasi sehingga tidak ada darah mengalir dari jantung ke pembuluh

darah (Ronny, Setiawan, & Fatimah, 2008).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih besar

dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg, didasarkan pada dua

atau lebih pengukuran dalam kunjungan dua sampai tiga minggu. Hipertensi

menyebabkan jantung bekerja lebih keras dari biasanya, sehingga kondisi jantung dan

pembuluh darah berada di bawah tekanan. Terdapat dua tipe dari hipertensi, yaitu

hipertensi esensial (primer) dan hipertensi sekunder (Smeltzer, et al, 2010; Kowalski,

2010; Kowalak, Welsh, & Mayer, 2012).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

21

Hipertensi adalah peningkatan pada tekanan pembuluh darah arteri yang

melebihi batas normal yaitu tekanan sistole 140 mmHg dan tekanan diastole 90 mmHg

dalam tiga kali pemeriksaan secara berturut – turut di waktu yang berbeda. Penyakit

hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan organ – organ tubuh

yang dapat menyerang fungsi dari jantung, ginjal, mata, dan dapat menyerang fungsi

pergerakan. Hipertensi juga dapat disebut sebagai penyakit “silent killer” karena tanda

dan gejala tidak dirasakan oleh penderita.

2.3.2 Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa usia 18 tahun ke atas dilihat

berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dalam satuan mmHg

dibagi menjadi beberapa stadium.

Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal Normal

Prehipertensi Hipertensi stadium 1 Hipertensi stadium 2 Hipertensi stadium 3

Kurang dari 115 Kurang dari 120

120 - 139 140 - 159 160 – 179 180 – 209

Kurang dari 75 Kurang dari 80

80 – 89 90 – 99

100 – 109 110 – 119

Sumber: (Kowalski, 2010). 2.3.3 Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah menggunakan alat sphygmomanometer dan stetoscope.

Sphygmomanometer terdiri atas manometer air raksa atau aneroid, manset udara, selang

karet, dan pompa udara dari karet yang terdapat sekrup pembuka dan penutup. Cara

pengukuran tekanan darah dimulai dengan meletakkan lengan yang akan diukur dalam

posisi terlentang, memasang manset dengan tidak ketat dan tidak longgar pada lengan

atas 3 cm diatas fossa cubiti. Pasang stetoskop di telinga, pastikan suara terdengar jelas,

palpasi arteri brankialis dan letakkan diafragma stetoskop di atas pulsasi arteri

brankialis. Tutup katup dan kembangkan manset dengan cepat sampai 30 mmHg di

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

22

atas tekanan sistolik yang terdengar (Hidayat, & Uliyah, 2005).

Saat tekanan manset mengembang akan menghimpit arteri sehingga tidak ada

aliran darah didalamnya. Kemudian, secara perlahan tekanan manset dikurangi

sehingga muncul suara “dup” pertama yaitu Suara korotkoff I merupakan tekanan

sistolik (Ronny, Setiawan, & Fatimah, 2008). Suara selanjutnya terjadi selama manset

mengempis sehingga menimbulkan suara korokhoff kedua. Dengan distensi arteri,

terjadi turbulensi aliran darah. Suara korokhoff ketiga merupakan suara yang lebih jelas

dan intensif. Suara korokhoff keempat menjadi redup dan bernada rendah selama manset

semakin mengempis. Suara korokhoff kelima atau terakhir menandakan hilangnya suara.

Pada usia dewasa suara korokhoff kelima merupakan tekanan diastolik (Potter, & Perry,

2010).

2.3.4 Faktor Resiko

Penyebab hipertensi sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan jelas.

Namun, faktor resiko dan faktor predisposisi terjadinya hipertensi dapat teridentifikasi,

antara lain:

1) Usia

Tekanan darah meningkat secara progresif dengan seiring bertambahnya usia

karena pembuluh darah sudah mengalami penurunan elastisitas (Dalimartha, et al,

2008). Beberapa orang dalam rentan usia diatas 25 tahun menderita hipertensi karena

proses degenerasi (Campbell, et al, 2014).

2) Jenis Kelamin

Hipertensi pada umumnya diderita oleh laki - laki pada usia dewasa muda dan

usia pertengahan awal. Sedangkan setelah usia 45 tahun, hipertensi lebih umum pada

wanita setelah masa menopouse (Dalimartha, et al, 2008).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

23

3) Aktivitas

Aktivitas fisik yang berkurang merupakan faktor terjadinya hipertensi. Menurut

World Health Organization (WHO, 2010), gaya hidup duduk dalam jangka waktu yang

sangat lama merupakan penyebab pertama dari 10 kematian dan kecacatan didunia,

dan lebih dari 2 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak atau

aktivitas fisik. Jika aktivitas ini dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan

peningkatan tekanan darah dan risiko kardiovaskular.

4) Merokok

Merokok sangat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Kandungan

nikotin dalam rokok dapat menyebabkan peningkatan kadar karbondioksida (CO2)

sehingga dinding pembuluh darah akan mengalami penebalan. Penebalan dinding pada

pembuluh darah akan memicu terjadinya vasokontriksi. (Dalimartha, et al, 2008;

Wiryowidagdo & Sitanggang, 2008).

5) Stress

Stress merangsang sistem saraf simpatik sehingga dapat mempengaruhi kondisi

seseorang. Stress dapat memicu kecepatan denyut jantung dan meningkatkan

kebutuhan suplai darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah, jika suplai darah

tidak mampu memasok kebutuhan akan menyebabkan serangan jantung dan stroke

(Dalimartha, et al, 2008; Kowalski, 2010).

6) Obesitas

Obesitas merupakan faktor yang sangat mempengaruhi. Jika seseorang

mengalami obesitas akan menyebabkan massa otot membutuhkan banyak suplai

oksigen dan nutrisi sehingga sistem resistensi perifer mengalami peningkatan dan dapat

meningkatkan tekanan pembuluh darah (Dalimartha, et al, 2008; Kowalski, 2010).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

24

2.3.5 Patofisiologi Hipertensi

Regulasi tekanan darah berfungsi menjaga tekanan darah agar tetap konstan.

Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi perifer yang melalui

mekanisme dari sistem persyarafan yang kompleks. Pembuluh darah memiliki

baroreseptor yang peka terhadap perubahan tekanan darah. Bila tekanan darah

meningkat maka terjadi peningkatan pada resistensi perifer dengan cara vasokontriksi

(Ronny, Setiawan, & Fatimah, 2008).

Perubahan volume cairan dapat berkaitan dengan kontrol volume sirkulasi ginjal,

jika tekanan arteri meningkat terlalu tinggi, ginjal mengekskresikan lebih banyak

natrium dan air. Akibat ekskresi ginjal, volume cairan ekstraselular dan volume darah

menurun sampai kembali normal. Sistem renin dan angiotensin pada ginjal juga

berperan penting untuk mengontrol tekanan darah arteri. Penurunan tekanan arteri

merangsang sekresi renin, kemudian renin mengatalisis menjadi angiotensin I.

Angiotensin I di ubah menjadi angiotensin II oleh converting enzyme yang terdapat di

endotel pembuluh di seluruh tubuh, terutama paru dan ginjal. Angiotensin II

mempunyai komponen aktif primer yaitu vasokontriktor yang membantu

meningkatkan tekanan arteri, namun angiotensin II dapat menurunkan ekskresi

natrium dan air oleh ginjal. Angiotensin II merangsang sel epitel ginjal untuk reabsorpsi

natrium dan air dengan cara merangsang kelenjar adrenal mengeluarkan aldosteron

(Hall, 2010).

Gangguan yang menyebabkan vasokontriksi arteriol, tahanan perifer dan

tekanan arteri yang meningkat dapat diseimbangkan dengan meningkatkan curah

jantung. Hal tersebut bertujuan untuk mengatasi tahanan perifer. Meningkatkan curah

jantung, maka sistem simpatis akan merangsang jantung untuk berdenyut lebih cepat

dan meningkatkan volume sekuncup dengan cara membuat pembuluh darah menjadi

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

25

kontriksi, sehingga darah yang kembali ke jantung akan lebih tinggi (Muttaqin, 2009).

2.3.6 Manifestasi Klinis

World Health Organization (WHO, 2013) menyatakan, bahwa hipertensi tidak

mempunyai gejala sama sekali (asimtomatik). Pada kasus hipertensi berat, gejala yang

sering muncul antara lain pusing, mudah lelah, sesak napas, pandangan kabur,

kekakuan pada leher bagian belakang, nyeri dada, palpitasi jantung, epistaksis, kram

otot, keringat yang berlebihan dan kesulitan tidur pada malam hari.

2.3.7 Bahaya Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit serius karena dampak yang ditimbulkan sangat

luas, bahkan dapat berakhir pada kematian. Kematian dapat terjadi akibat dampak dari

hipertensi atau penyakit lain yang diawali oleh hipertensi. Penyakit yang dimaksud

sebagai berikut (Lingga, 2012):

1) Kerusakan Ginjal

Tekanan darah dipengaruhi oleh angiotensin, saat tekanan darah tidak terkendali,

produksi angiotensin melonjak tinggi sehingga ginjal kelelahan dan mengalami

kerusakan. Jika hipertensi tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan gagal ginjal.

2) Serangan Jantung

Jantung berdenyut cepat agar dapat mempompa darah lebih banyak. Namun,

arteri kehilangan elastisitas yang menyebabkan darah yang kaya oksigen tidak dapat

menyuplai ke jantung sehingga memicu peningkatan tekanan darah.

3) Stroke

Otak yang tidak tersuplai oleh darah yang kaya oksigen dapat menyebabkan

peningkatan tekanan darah, sehingga memicu terjadinya stroke, baik disertai atau tidak

perdarahan otak.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

26

4) Glaukoma

Beberapa komplikasi dari hipertensi adalah gangguan retinopati (glaukoma).

Glaukoma terjadi karena tekanan darah yang tinggi dan berlangsung dalam jangka

waktu yang lama, sehingga menyebabkan tekanan pada intraokular mata, arteriol yang

menyuplai darah menuju mata menyempit.

5) Disfungsi Ereksi

Pada penderita hipertensi, khususnya berjenis kelamin pria sering mengeluhkan

disfungsi ereksi yang dialami. Hipertensi menyebabkan penurunan fungsi ereksi karena

terjadi penurunan produksi nitrit oksida yang berfungsi sebagai vasodilator (Lingga,

2012; Ronny, Setiawan, & Fatimah, 2008).

6) Demensia dan Alzaimer

Hipertensi dapat memicu penyakit neurologis, hipertensi yang berlangsung lama

tanpa dikendalikan menurunkan fungsi otak, terutama yang berkaitan dengan memori.

Tekanan yang tinggi pada reseptor otak akan melemahkan sistem saraf dan sejumlah

neurotransmiter yang bertugas untuk menyimpan dan mengatur memori.

2.3.8 Penatalaksanaan

1) Farmakologi

Penatalaksanaan farmakologi merupakan penatalaksanaan hipertensi dengan

menggunakan obat obatan kimiawi. Beberapa macam jenis obat hipertensi, antara lain

(Muttaqin, 2009). :

a) Diuretik

Hidroklorotiazid adalah diuretik yang sering diresepkan untuk mengobati

hipertensi ringan. Beberapa obat antihipertensi dapat menyebabkan retensi cairan, oleh

karena itu sering kali diuretik diberikan bersamaan dengan antihipertensi.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

27

b) Simpatolitik

Penghambat (adrenergik berkerja di sentral simpatolitik). Penghambat

adrenergik alfa dan penghambat neuron adrenergik diklasifikasikan sebagai penekan

simpatetik atau simpatolitik.

c) Penghambat Adrenergik Alfa

Golongan obat ini berfungsi untuk memblok reseptor adrenergik alfa 1,

menyebabkan vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah.

d) Penghambat Neuron Adrenergik

Obat antihipertensi yang kuat dan menghambat norepinefrin dari ujung saraf

simpatis, sehingga pelepasan norepinefrin menjadi berkurang dan penurunan curah

jantung.

e) Vasodilator Arteriol yang Berkerja Langsung

Vasodilator yang berkerja langsung adalah obat tahap III yang merelaksasikan

otot-otot polos pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan vasodilatasi. Dengan

terjadinya vasodilatasi, tekanan darah akan turun dan natrium serta air tertahan,

sehingga terjadi edema perifer. Diuretik diberikan bersamaan dengan vasodilator yang

dapat mengurangi edema.

f) Antagonis Angiotensin (ACE Inhibitor)

Obat golongan ini menghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) yang

menghambat pembentukan angiotensin II (vasokonstriktor) dan menghambat

pelepasan adosteron. Aldosteron meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium.

Jika aldosteron dihambat, natrium diekskresikan bersama air.

2) Non Farmakologi

Pada saat menggunakan terapi farmakologi, terapi non farmakologi dapat

digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41880/3/jiptummpp-gdl-akhirulnuz-47548-3-babii.pdf · metabolisme di dalam tubuh. Sehingga trigliserida yang didalam tubuh manusia sebagai

28

Termasuk mengubah gaya hidup yag tidak sehat. Menurut Palmer (2007), lima langkah

dalam merubah gaya hidup yang sehat bagi penderita hipertensi yaitu: 1) mengontrol

pola makan, mengurangi konsumsi sodium dan meningkatkan konsumsi potasium,

membatasi alkohol yang berlebihan, 2) mengurangi kelebihan berat badan, 3)

mengontrol stress, 4) berhenti merokok, 5) melakukan aktivitas fisik.