Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 KAJIAN TEORI
1.1.1 Pengertian Supervisi
Supervisi pada awalnya merupakan bagian dari
aktivis manajemen pemeriksaan atau inspeksi oleh
pihak internal. Kepala Sekolah harus menunjukkan
bukti kinerja pelaksanaan tugasnya. Pendidik harus
menunjukkan bagaimana membelajarkan siswa,
menerapkan kurikulum, dan menyerap pelajaran. Pada
dekade ini tema memeriksa tertanam kuat dalam
praktek supervisi.
Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan
sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber
pendidikan agar terpusat pada usaha mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya (Pidarta,
2004:4). Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif
dan efisien menuntut dilaksanakan empat fungsi pokok
manajemen tersebut secara terpadu dan terintegrasi
dalam pengelolaan bidang-bidang kegiatan manajemen
pendidikan.
Supervisi mempunyai pengertian yang luas.
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin
sekolah, yang tertuju pada perkembangan
kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya
didalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa
dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru,
seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan
2
pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-
metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian
yang sistematis terhadap fase seluruh proses
pengajaran dan sebagainya. Atau dengan kata lain:
bahwa supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka
secara efektif (Ngalim Purwanto, 2003: 77).
Dalam pelaksanaanya, supervisi bukan hanya
mengawasi apakah para guru pegawai menjalankan
tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi
atau ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi
juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana cara-
cara memperbaiki proses belajar-mengajar. Jadi, dalam
kegiatan supervisi, guru-guru tidak dianggap sebagai
pelaksana pasif, melainkan diperlakukan sebagai
partner bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-
pendapat, dan pengalaman-pengalaman yang perlu
didengar dan dihargai serta di ikutsertakan didalam
usaha-usaha perbaikan pendidikan.
Batasan supervisi menurut Boardman et. Antara
lain: "Supervisi adalah suatu usaha menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu
pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran dengan demikian mereka dapat menstimulir
dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara
kontinyu, sehingga dengan demikian mereka mampu
dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarkat
demokrasi modern" (Piet Sahertian, 2009: 19).
3
Suatu tujuan lain yang melihat supervisi dari
sudut proses sosial seperti yang dikemukakan oleh H.
Burto dan Lee J. Bruececkner."Supervisi adalah suatu
tekhnik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari
dan memperbaki secara bersama-sama.Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkemabngan
anak" (Piet Sahertian, 2009: 20).
Menurut Hadari Nawawi: "Supervisi adalah
pelayanan yang disediakan oleh pimpinan untuk
membantu guru-guru (orang yang dipimpin) agar
menjadi guru-guru atau personal yang semakin cakap
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan ilmu pendidikan khususnya agar
mampu meningkatkan efektivitas proses belajar-
mengajar di sekolah" (Hadari Nawawi, 2005: 104).
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud supervisi
pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang
membantu melayani guru dan staf sekoah dalam
meningkatkan keprofesionalannya khususnya dalam
tugas belajar mengajar dengan mengarahkan, memberi
motivasi, saran dan bimbingan sehingga anak didik
dapat belajar secara maksimal dalam situasi, kondisi
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
1.1.2 Tujuan dan Fungsi Supervisi
a. Tujuan Supervisi
Pokok dari tujuan supervisi ialah untuk
mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih
baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi
mengajar. Usaha kearah pengembangan dan
4
peningkatan situasi, suasana dan hasil belajar-
mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir
dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak
secara maksimal (Yusak Burhanudin, 2005: 26).
Supervisi sebagai suatu aktifitas pendidikan
mempunyai tujuan tertentu inti pokok dari tujuan
supervisi pendidikan adalah meningkatkan hasil proses
belajar mengajar secara lebih baik. Menurut Hadari
Nawawi dalam bukunya “Administrasi pendidikan
mengatakan bahwa: tujuan supervisi pendidikan
adalah menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan
mengajar dalam bidang masing-masing guna
membantu mereka melakukan perbaikan-perbaikan
bilamana diperlukan dengan menunjukkan kekurangan
kekurangan agar di atasi dengan usaha diri sendiri”
(Hadari Nawawi, 2005: 105).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan
supervisi pendidikan adalah memberi layanan dan
bantuan untuk mengembangkan situasi beajar
mengajar yang dilakukan guru di kelas.Usaha
perbaikan situasi belajar mengajar ditujukan kepada
tujuan akhir pendidikan yakni pembentukan
kepribadian anak secara optimal. Oleh sebab itu tujuan
supervisi pendidikan harus searah dengan tujuan
pendidikan.
Sedangkan menurut Hendiyat Soetopo dan Wasty
Soemanto secara Nasional tujuan kongkrit dari
supervisi pendidikan adalah:
1) Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan
pendidikan.
5
2) Membantu guru dalam membimbing pengalaman
murid-murid.
3) Membantu guru dalam menggunakan sumber-
sumber pengalaman belajar.
4) Membantu guru dalam menggunakan metode-
metode dan alat-alat pelajaran modern.
5) Membantu guru dalam memenuhi kebutuhaan
belajar murid-murid.
6) Membantu guru dalam membina reaksi mental atau
moral kerja guru dalam pertumbuhan pribadi dan
jabatan mereka.
7) Membantu guru-guru baru disekolah sehingga
merasa gembira dengan tugas-tugas yang
diperolehnya.
8) Membantu guru agar lebih mudah mengadakan
penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara
menggunakan sumber-sumber masyarakat dan
seterusnya.
9) Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya
tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah
(Hendiyat Soetopo, 2004: 40).
Dari rumusan tersebut di atas dapat diketahui
bahwa tujuan supervisi pada hakekatnya adalah
membantu dan menumbuhkan kualitas
profesionalisme guru, sehingga dapat melaksanakan
tugasnya dalam proses balajar mengajar secara efektif
dan efisien baik dalam menggunakan alat-alat
pelajaran serta memecahkan semua permasalahan
yang berkaitan dengan proses balajar mengajar dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
6
b. Fungsi Supervisi
Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi
supervisi sesuai dengan definisi yang telah
dikemukakan, namun ada suatu general agrement
bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditujukan
kepada "perbaikan pengajaran". Franseth Jane,
berkeyakinan bahwa supervisi akan dapat memberi
bantuan terhadap program pendidikan melalui
bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan
akan diperbaiki oleh karenanya. Sebagaimana Frnseth
Jane, demikian juga Ayer, Fred E. menganggap fungsi
supervisi untuk memelihara program pengajaran yang
ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan (Piet
Sahartian, 2009: 25).
Usaha perbaikan merupakan proses yang
kontinyu sesuai dengan perubahan masyarakat.
Masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan
masyarakat membawa pula konsekwensi dalam bidang
pendidikan dan pengajaran. Suatu penemuan baru
mengakibatkan timbulnya dimensi-dimensi dan
perspektif baru dalam bidang ilmu pengetahuan.
Perubahan masyarakat menentukan dimensi-
dimensi baru terhadap fungsi supervisi menurut
Swearingen sebagai berikut:
Swearingen memberi 8 fungsi supervisi
1) Mengkoordinir semua usaha sekolah
2) Memperlengkapi kepemimpnan sekolah
3) Memperluas pengalaman guru-guru
4) Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
5) Memberikan Fasilitas dan penilaian yang terus
menerus
7
6) Menganalisa situasi belajar dan mengajar
7) Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap
anggota staf
8) Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan
membantu meningkatkan kemampuan mengajar
guru-guru (Soekarto, 2002: 283-284).
Adapun penjelasan mengenai fungsi supervisi
menurut Swearingen adalah
a. Mengkordinasi semua usaha sekolah
perkembangan sekolah semakin bertambah
luas, usaha-usaha sekolah makin
menyebar, perlu ada kordinasi yang baik
terhadap semua usaha sekolah.
b. Usaha tiap guru ada beberapa guru yang
mengajar suatu mata pelajaran yang sama
dan tiap guru ingin mengemukakan ide dan
caranya kearah perbaikan pengajaran.
Usaha-usaha perseorangan itu perlu
dikordinir.
c. Usaha-usaha sekolah seorang supervisor
berfungsi pada beberapa sekolah atau
kelas. Bagaimana menyusun program
sekolah, menentukan kebijakan
(policy)masing-masing sekolah
mengintensifkan tujuan-tujuan dari
sekolah-sekolah secara konkrit, semuanya
ini perlu ada kordinasi yang baik.
d. Usaha pertumbuan jabatan tiap guru ingin
tumbuh dalam jabatannya melalui in-sevice
training, extension course, workshop bagi
guru-guru, semua usaha itu dapat lancar
8
bila dikordinir secara baik
e. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
dalam masyarakat yang demokratis
kepemimpinan yang demokratis memegang
peranan penting. Kepemimpinan
(leadership) dipandang sebagai suatu
keterampilan (skill). Ketrampilan
memerlukan latihan.Jadi fungsi supervisi
yaitu melatih dan melengkapi guru-guru
agar mereka memiliki keterampilan dalam
kepemimpinan sekolah.
f. Memperluas pengalaman akar dari
perluasan pengalaman terletak pada sifat
dasar manusia.Manusia selalu ingin
mencapai kemapuan yang semaksimal
mungkin. Seorang pemimpin dapat
berfungsi sebagai pemimpin pendidikan,
bilamana ia dapat membantu memberi
pengalaman-pengalaman baru kepada
anggota staf sekolah.
g. Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
usaha-usaha kreatif bersumber pada
pandangan tentang manusia. Semua orang
percaya manusia diciptakan dengan
memiliki potensi untuk berkembang dan
berkarya. Supervisi bertugas untuk
menciptakan suasana yang memungkinkan
guru-guru dapat berusaha meningkatkan
potensi-potensi kreativitas dalam dirinya.
h. Memberikan fasilitas dan penilaian yang
kontinyu untuk meningkatkan kualitas
9
sumber daya diperlukan penilaian terus
menerus. Melalui penelitian dapat diketahui
kelemahan dan kelebihan dari hasil proses
belajar mengajar. Penilaian itu harus
bersifat menyelurh dan kontinyu.
Menyeluruh berarti penilaian itu
menyangkut semua aspek kegiatan di
sekolah. Kontinyu dalam arti penilaian
berlangsung setiap saat, yaitu pada awal,
pertengahan dan diakhiri dengan tugas.
i. Menganalisa situasi belajar mengajar
Supervisi diberikan dengan tujuan tertentu.
Tujuannya ialah untuk memperbaiki situasi
belajar-mengajar. Agar usaha memperbaiki
situasi belajar mengajar dapat tercapai,
maka perlu analisis hasil dan proses
pembelajaran (Piet Sahartian, 2000: 22-24).
j. Memberi pengetahuan dan keterampilan
(skill) pada setiap anggota staf Supervisi
berfungsi memberi stimulir dan membantu
guru agar mereka mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dalam
mengajar. Ini hanya mungkin bila selalu
ada latihan dan bantuan kepada setiap
guru, setiap orang baik ia sudah dewasa
atau ia sebagai guru, tetapi pada saat-saat
tertentu ia membutuhkan bantuan dan
dorongan orang lain untuk memperoleh
pengetahuan baru.
k. Mengintegrasikan tujuan dan pembentukan
kemampuan dasar mengintegrasikan
10
tujuan dan kemampuan seseorang terletak
dan berakar dalam aspek psychologis dari
sifat manusia. Untuk mencapai suatu
tujuan kita harus mengukur atau
menyadari dahulu kemampuan yang ada
pada kita, apakah dengan kemapuan yang
ada, tujuan yang dikejar dapat dicapai.
Fungsi supervisi adalah membantu setiap
individu, maupun kelompok agar sadar akan nili-nilai
yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran
akan kemampuan diri sendiri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
sangat mewarnai dunia pendidikan,.program
pendidikan jarak jauh, sistem komputerisasi, tehnologi
instruksional, "network planning" dan sebagainya
merupakan hasil pendidikan yang diwarnai lajunya
perkebangan ilmu pengetahuan dan tehnologi masa
kini. Oleh karena itu guru senantiasa harus mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan
perkembangan zaman.
1.1.3 Teknik Supervisi
Supervisi dapat dilakukan dengan beragai cara,
dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama
dapat menjadi kenyataan. Secara garis besar, cara atau
tekhnik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
teknik perseorangan dan teknik kelompok
a. Teknik perseorangan
Yang dimaksud dengan tekhnik perseorangan
ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
11
1) Perkunjungan kelas
2) Observasi kelas
3) Percakapan pribadi
4) Saling mengunjungi kelas
5) Menilai diri sendiri (Suryo Subroto, 2004: 138)
b. Teknik kelompok
Ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)
Seorang kepala sekolah yang baik umumnya
menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan rencana
yang telah disusunnya. Termasuk didalam
perencaaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat
secara periodik dengan guru-guru. Berbagai hal
dapat dijadikan bahan dalam rapat-rapat yang
diadakan dalam rangka kegiatan supervisi seperti
hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
dalam pengembangan kurikulum, pembinaan
adminitrasi atau tata laksana sekolah, termasuk
BP3 dan pengelolaan uang sekolah.
2) Mengadakan diskusi kelompok (group Discussions)
Diskusi kelompok dapat dilakukan dengan
membentuk kelompok guru bidang studi sejenis
(biasanya untuk sekolah lanjutan). Untuk SD dapat
pula dibentuk kelompok-kelompok guru yang
berminat pada mata pelajaran tertentu. Kelompok-
kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan
untuk mengadakan pertemuan/diskusi guna
membicarakan hal-hal yag berhubungan dengan
usaha pengembangan dan peranan proses belajar-
mengajar. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau
12
kepala sekolah dapat memberikan pengarahan,
bimbingan, nasihat-nasihat ataupun saran-saran
yang diperlukan.
3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-
training)
Tehnik supervisi yang dilakukan melalui penataran-
penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya
penataran untuk guru-guru bidang studi tetentu,
penataran tentang metodologi pengajaran, dan
penataran tentang administrasi
pendidikan.Mengingat bahwa penataran-penataran
tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh
pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah
terutama adalah mengelola dan membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil
penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru
(Ngalim Purwanto,122).
2.1.4 Supervisi Akademik
Pengembangan Supervisi Akademik melalui
kunjungan kelas adalah merupakan bagian supervisi
pendidikan yang menitik beratkan pada upaya
memberikan bantuan meningkatkan mutu
pembelajaran dan profesional guru sebagai pengelola
proses belajar di dalam kelas. Menurut Muslim (2010:
41) supervisi akademik diberi pengertian sebagai
serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru
dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh
supervisor (kepala sekolah, penilik sekolah dan
pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan
hasil belajar mengajar.
13
Pengembangan Supervisi akademik bukan hanya
membantu guru dalam memahami pendidikan dan apa
peran sekolah dalam mencapai tujuannya, tapi juga
membantu guru dalam memahami keadaan dan
kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun rencana pembelajaran secara tepat
(Arikunto, 2006: 12). Di samping itu supervisi
membantu guru agar memiliki kemampuan dalam
mengembangkan kecakapan pribadi. Supervisi
bertujuan membentuk moral kelompok yang kuat dan
mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif,
bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling
menghargai satu sama lainnya. Makna lain yang
terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa
supervisi dimaksudkan untuk membantu guru dalam
memberi pengertian kepada masyarakat mengenai
program yang sudah ada dan direncanakan oleh
sekolah agar masyarakat dapat mengerti. Intinya
supervisi akademik melalui kunjungan kelas
merupakan bantuan kepada guru dalam meningkatkan
pemahaman dan kecakapan kinerja profesinya sebagai
tenaga pendidik, agar berhasil mencapai tujuan
pendidikan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa supervisi akademik melalui kunjungan kelas
adalah kegiatan berupa bantuan dan bimbingan yang
diberikan oleh supervisor yaitu kepala sekolah kepada
guru di kelas dalam meningkatkan kualitas
pembelajaraan, sehingga akan mendorong peningkatan
prestasi belajar peserta didik yang akhirnya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
14
a.Tujuan Supervisi Akademik
Tujuan supervisi akademik melalui kunjungan
kelas adalah untuk membantu guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik. Sudjana (2011:56)
menjelaskan pengembangan supervisi akademik
diselenggarakan dengan tujuan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
melaksanakan tugas pokok dan tanggungjawabnya
yakni melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Oleh
sebab itu pengembangan supervisi akademik guru
hendaknya menguasai kompetensi yang harus
dimikinya yakni kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi
profesional sebagaimana dituangkan dalam
Permendiknas nomor 16 tahun 2007.
Pengembangan Supervisi akademik
diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui pemantauan dan penilaian
kegiatan proses belajar mengajar di sekolah agar
diketahui sejauh mana tercapainya tujuan
pembelajaran. Pemantauan dan penilaian dilakukan
melalui kunjungan dan observasi kelas pada saat guru
melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan
berkwalitas apabila peserta didik melakukan aktivitas
belajar yang mengembangkan kemampuan berfikir
kritis, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta
mencapai hasil belajar yang optimal sehingga peserta
didik mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.
15
b. Teknik-teknik supervisi akademik
Sahertian (2008: 52) menyatakan bahwa teknik
supervisi yang bersifat individual meliputi: kunjungan
kelas, observasi kelas percakapan pribadi, intervisitasi
penyeleksian sumber materi untuk mengajar. Teknik
supervisi kepada individual guru antara lain: 1)
kunjungan dan observasi kelas (2) individual
conference (3) kunjungan antar guru-guru (4) evaluasi
diri (5) supervisory buletin (6) profesional reading 7)
profesional writing. Sedangkan tehnik kelompok antara
lain : 1) rapat staf sekolah 2) orientasi guru baru 3)
curriculum laboratory 4) panitia 5) perpustakaan
profesional 6) demosnsrasi mengajar 7) lokakarya 8) fiel
trips for staff personnels 9) pannel or forum discussion .
Tehnik supervisi individual dipergunakan terhadap
seseorang secara individual yang dapaat dilakukan
dengan (1) kunjungan dan obervasi kelas (2) Individual
conference (3) kunjungan antar guru-guru (4) evaluasi
diri (5) supervisory buletin (6) profesional reading (7)
profesional writing
Dalam penelitian ini, peneliti memilih
menggunakan tehnik individual dengan kunjungan
kelas untuk pelaksanaan supervisi akademik. Hal
tersebut dilandasi dengan perlunya seorang pengawas
dan kepala sekolah dalam melakukan pengawasan
pada proses pembelajaran yang lebih ditekankan untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Sehingga
peneliti data memperoleh secara langsung. Menurut
rugaiyah (2011:101) terdapat tiga metode dalam
melakukaan supervisi individual, yaitu (1) mengadakan
kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan
16
olek pengawas ataau kepalaa sekolah ke dalam kelas,
baik ketika pembelajaaraan berlangsung maupun pada
saat kelas kosong, atau ketika siswa ada di dalam kelas
; (2) mengadakan observasi kelas adalah kunjungan ke
kelas untuk mencermati situasi yang sedang
berlangsung di dalam kelas; (3) mengadakan
wawancara perseorangan, dilakukan apabila supervisor
bependapat bahwa dia menghendaki jawaban atas
individu tersebut.
Metode yang dipilih peneliti adalah mengadakan
observasi kelas, dengan maksud untuk mengetahui
cara guru melakukan pembelajaran di dalam kelas.
Sehingga dari pelaksanaan pembelajaran tersebut,
akan terlihat kompetensi pedagogik guru selama
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.
c. Supervisi akademik melalui Kunjungan Kelas
Supervisi yang dilakukan melalui kunjungan kelas
salah satu tehnik yang dipilih peneliti. Dalam kegiatan
supervisi yang dilakukan melalui kunjungan kelas,
merupakan suatu metode supervisi yang langsung
kepermasalahan. Sehingga melalui kegiatan observasi,
terdapat pengamat yang akan melakukan observasi
selama guru mengajar.
Tantangan dalam kegiatan ini adalah, cara guru
agar tidak merasa gugup saat dilaksanakan supervisi
Menurut Brotosejati (2012:6) “kunjungan kelas
dilakukan dengan berbagai cara,antaralain dengan:
(1)pemberitahuan terlebih dahulu, (2) tanpa pemberi
tahuan terlebih dahulu, (3) atas permintaan atau
17
undangan guru yang bersangkutan”.Agar tujuan
kunjungan kelas dapat tercapai maka supervisor
hendaknya mempersiapkan instrumen atau catatan-
catatan serta alat yang diperlukan untuk memperoleh
data atau informasi yang dikehendaki.
Dalam kegiatan supervisi melalui observasi ini,
penting untuk mengetahui tujuan utamanya
dilaksanakan observasi adalah (1) untuk mempelajari
praktek-praktek mengajar atau mendidik setiap guru
dan mengevalusinya; (2) untuk menemukan kelebihan-
kelebihan khusus dan sifat yng menonjol pada diri
setiap guru; (3) untuk menemukan kebutuhan-
kebutuhan guru dalam menunaikan tugasnya; (4)
untuk mendorong guru agar sungguh-sungguh dan
lebih baik; (5) untuk memperoleh bahan-bahan dan
informasi guna menyusun program supervisi: (6) untuk
menanamkan kepercayaaan diri supervisor dan
program supervisinya; (7) untuk mempererat dan
memupuk integritas sekolah (8) bagi supervisor sebagai
pengumpulan bahan dan pengalaman yang daapat
digunakan untuk pengembangan diri dan perbaikan
program supervisinya.
Supervisi kunjungan kelas dilaksanakan melalui
tahapan atau langkah-langkah tertentu agar
pelaksanaan dapat berjalan lancar dan mencapai target
yang ditentukan.Langkah-langkah supervisi akademik
kunjungan kelas terdiri atas : (1) tahap pesiapan
meliputi (a) menyiapkan instrumen dan (b) menyiapkan
jadwal bersama, (c) memberitahukan kepada guru yang
akan di-supervisi termasuk aktu kunjungan, (d)
18
mengadakan kesepakatan pelaksanaan supervisi. (2)
Tahap pelaksanaaan, yaitu pelaksanaaan observasi
supervisi kepala sekolah, (3) Tahap pelaporan, meliputi
; (a) mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat
observasi di kelas, (b) menganalisis hasil supervisi, (c)
mengevaluasi bersama antara kepala sekolah dan guru,
dan (d) membuat catatan hasil supervisi yang
didokumentasikan sebagai laporan, (4) Tahap tindak
lanjut, meliputi; (a) mendiskusikan dan membuat solusi
bersama, (b) memberitahukan hasil pelaksanaan
kunjungan kelas, dan (c) mengkomunikasikan kepada
guru.
1.2 KINERJA GURU
2.2.1 Pengertian Kinerja Guru
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kinerja
diartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan,
kemampuan kerja (Depdikbud, 2010: 327). Seberapa
jauh seseorang mampu melaksanakan pekerjaan dan
dibandingkan dengan hasil yang ingin dicapai
dinamakan kinerja seseorang pada pekerjaan tersebut
(As'ad, 2006: 62). Dengan demikian kinerja merupakan
hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang
berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Jadi di
sini nampak bahwa pengertian kinerja dalam arti
sempit hanya berkenaan dengan apa yang dihasilkan
seseorang dalam pekerjaannya. Kinerja merupakan
hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang
berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.
Kinerja guru merupakan salah satu faktor yang
memegang peranan dalam keberhasilan pendidikan.
19
Seseorang dapat menyelesaikan sesuatu pekerjaan
sesuai dengan yang direncanakan dan dengan hasil
yang memuaskan berarti tingkat kerjanya optimal.
Sebaliknya jika seseorang tidak dapat menyelesaikan
pekerjaannya sesuai dengan yang direncanakan berarti
kinerjanya rendah. Seseorang yang memiliki pekerjaan
dapat melakukan proses kerja, proses kerja selalu
mempunyai langkah-langkah atau prosedur kerja.
Prosedur kerja selalu mengarah pada pencapaian hasil
pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan kerjanya. Bila
suatu pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
prosedumya, maka akan sampai pada hasil kerja yang
diinginkan yang merupakan tuntutan pekerjaan
tersebut. Tolok ukur dari kinerja adalah tuntutan yang
menggambarkan hasil yang ingin dicapai.
Kinerja identik dengan performance, yaitu hasil
kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral dan etika (Suyadi, 2007: 49). Kinerja
selalu berhubungan dengan prestasi yang dimiliki
seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas
individunya, dan kinerja juga merupakan persyaratan
yang harus dimiliki setiap individu dalam
menyelesaikan tugas.Kinerja guru dapat direfleksikan
dalam tugasnya sebagai pengajar dan sebagai
pelaksana administrasi kegiatan mengajarnya. Dengan
kata lain kinerja guru terlihat pada kegiatan
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
20
proses pembelajaran yang intensitasnya dilandasi etos
kerja dan disiplin profesional guru.
Kinerja guru adalah gambaran hasil kerja seorang
guru yang berkaitan dengan tugas yang diembannya
dan didasarkan atas tanggung jawab profesional yang
dimiliki guru tersebut.Kinerja guru adalah unjuk kerja
guru yang dikaitan dengan tugas yang diemban yang
merupakan tanggung jawab profesionalnya. Dalam
situasi kerja kadang-kadang terjadi perbedaan kinerja
seseorang dengan orang lain. Perbedaan ini terjadi
karena perbedaan karakteristik seseorang, seperti
perbedaan kemampuan dan motivasi. Biasanya orang
yang mempunyai kemampuan dan motivasi tinggi akan
menghasilkan kinerja yang optimal, begitu sebaliknya.
Disamping itu orang yang sama kemungkinan akan
menghasilkan kinerja yang berbeda dalam situasi dan
kondisi yang berbeda. Orang yang bekerja pada tempat
dengan suasana psikologis, sosial, dan lingkungan fisik
yang memungkinkan dia melakukan kinerja yang
optimal, akan menghasiikan pekerjaan sesuai dengan
tujuan kerja. Sebaliknya seseorang yang bekerja
dengan situasi dan kondisi baik secara psikologis,
sosial dan lingkungan fisik yang tidak memungkinkan
untuk menghasilkan kinerja yang optimal, tidak
mungkin menghasilkan pekerjaan sesuai tuntutan
kerja.
Kinerja adalah kemampuan yang ditunjukkan
oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaannya (Suryosubroto, 2009: 61). Kinerja
seseorang banyak ditentukan oleh etos kerja orang
tersebut. Etos kerja di sini diartikan sebagai suatu
21
kemauan kerja keras yang berlaku pada seseorang
sebagai penghayatan norma-norma atau nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat. Pada dasarnya etos kerja
adalah bagian dari tata nilai yang dimiliki seseorang
mencakup disiplin, tanggung jawab, dedikasi dan
loyalitas serta kejujuran dalam hubungannya dengan
pekerjaan atau profesinya. Kinerja seseorang
merupakan refleksi dari etos kerja yang dilihat dari
tingkat pencapaian atau ketuntasan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, ukuran ketuntasan tugas
dapat dilihat dari tujuan atau target pekerjaan yang
harus diselesaikan.Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa untuk mengetahui kinerja seseorang dapat
dilihat pada tingkat pelaksanaan tugas yang dicapai
seseorang tersebut dalam suatu organisasi dengan
menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-
batasan yang telah ditetapkan sebagai tujuan.
Mulyasa (2010: 91) menyebutkan empat kriteria
kinerja guru, yaitu: (1) karakteristik personal, (2)
proses, (3) hasil dan (4) kombinasi dari 1, 2, dan 3.
Dilihat dari karakteristik personal, kinerja guru
meliputi kemampuan, ketrampilan, kepribadian dan
motivasi untuk melaksanakan tugas dengan haik.
Dilihat dari proses, kinerja guru yang efektif akan
tercapai jika perilaku dapat menunjukkan kecocokan
dengan standar kinerja yang ditentukan. Dilihat dari
hasil, dalam menilai kinerja guru hendaknya mengacu
pada hasil nyata yang dikerjakan oleh guru baik
kuantitas maupun kualitasnya. Selanjutnya Mulyasa
(2010: 112) menyebutkan tiga faktor penting untuk
menilai kinerja guru, yaitu kemampuan dan minat
22
guru, kejelasan penerimaan atas peranan guru, dan
tingkat motivasi guru dalam melaksanakan tugas
profesionalnya. Tugas profesional guru dalam
pembelajaran adalah merencanakan pembelajaran,
kemampuan melaksanakan kegiatan pembelajaran,
mengevaluasi, memberikan perbaikan dan pengayaan
dan melaksanakan hubungan pribadi.
Sementara itu Hamzah (2007: 221), menyebutkan
beberapa dimensi dalam kinerja seseorang, beberapa
dimensi itu adalah: (1) kualitas kerja, (2) kecepatan dan
ketepatan kerja, (3) inisiatif dalam kerja, (4)
kemampuan dalam kerja, dan (5) kemampuan
mengkomunikasikan pekerjaan, Melalui dimensi-
dimensi inilah kinerja seseorang mudah untuk dinilai.
Dalam mewujudkan kinerja guru ada beberapa
ciri guru yang diharapkan dapat terwujud secara ideal
(Surya, 2009: 91), yaitu:
a. Guru mempunyai semangat juang yang tinggi
disertai kualitas keimanan, dan ketakwaan yang
mantap.
b. Guru mampu mewujudkan dirinya dalam
keterkaitan dengan tuntutan lingkungan dan
kemajuan IPTEK.
c. Guru mampu belajar dan bekerjasama dengan
profesi lain.
d. Guru memiliki etos kerja yang kuat.
e. Guru memiliki kejelasan dan kepastian
pengembangan jenjang karier.
f. Guru memiliki kesejahteraan lahir batin, material
dan non material.
g. Guru memiliki masa depan yang cerah dan penuh
23
harapan.
h. Guru berjiwa profesional yang tinggi.
i. Guru yang mampu melaksanakan fungsi dan
perannya secara terpadu.
Untuk mengetahui kinerja, maka diperlukan
penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan
secara obyektif terikat paling sedikit dua kepentingan,
yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan sendiri
dan organisasi yang bersangkutan (Siagian, 2009: 63).
Disamping itu tujuan pokok sistem penilaian kinerja
adalah menghasilkan informasi yang akurat dan sahih
tentang perilaku dan kinerja anggota-anggota
organisasi. Semakin akurat dan sahih informasi yang
dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar
nilainya bagi organisasi. Bagi para pegawai termasuk
guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik
tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan,
kekurangan dan potensinya. Bagi organisasi hasil
penilaian para pegawai sangat penting arti dan
peranannya dalam pengambilan keputusan.
Salah satu teknik penilaian kinerja yang
berorientasi kedepan adalah penilaian diri sendiri.
Penilaian terhadap diri sendiri ini berusaha seobyektif
mungkin untuk menjelaskan antara lain:
1) Apa tugas pokoknya.
2) Pengetahuan dan ketrampilan yang dituntut oleh
kerja.
3) Kaitan tugasnya dengan tugas-tugas orang lain.
4) Dalam hal apa pegawai merasa berhasil.
5) Kesulitan yang dihadapi.
6) Langkah-langkah perbaikan apa yang perlu
24
ditempuh (Simamora, 2008: 97)
Kinerja guru adalah unjuk kerja yang terkait
dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru
mata pelajaran atau guru kelas. Kegiatan-kegiatan guru
ini meliputi kegiatan merencanakan an melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi dan menilai, menganalisis
hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil
penilaian (Depdiknas, 2010). Kegiatan-kegiatan
tersebut adalah tugas pokok dan fungsi guru yang
merupakan dimensi kinerja guru dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa kinerja guru adalah performance yaitu gambaran
hasil kerja guru atau unjuk kerja guru yang berkaitan
dengan tugas yang diembannya dan didasarkan atas
tanggung jawab profesional yang dimiliki guru tersebut.
Hal ini ditunjukkan pada kualitas kerjanya, yang
meliputi kemampuan merencanakan pembelajaran
kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi pembelajaran. Dimensi-dimensi inilah
yang menjadi indikator dalam penelitian ini.
Mengingat pentingnya kinerja dalam kaitannya
dengan keberhasilan guru untuk meningkatkan
keberhasilan pendidikan, maka perlu dicari faktor-
faktor apa yang secara dominan mempengaruhi kinerja
guru tersebut. Untuk kepentingan itu perlu dicari
besarnya pengaruh masing-masing variabel yang
mempengaruhi kinerja guru .
Menurut Surya (2006: 120) faktor mendasar yang
terkait erat dengan kinerja profesional guru adalah
kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejah
teraan para guru. Kepuasan ini dilatarbelakangi oleh
25
faktor-faktor: 1) imbalan jasa, 2) rasa aman, 3)
hubungan antar pribadi, 4) kondisi kerja, dan 5)
kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan
diri. Jalal dan Supriyadi (2011: 137) mengatakan
bahwa untuk meningkatkan kinerja diperlukan 1)
peningkatan kesejahteran guru dan tenaga
kependidikan lainnya, 2) pengembangan karier yang
menarik, 3) menjaring calon guru yang bermutu tinggi,
4) restrukturisasi pendidikan prajabatan guru terpadu.
1.3 Penilaian Kinerja Guru
2.3.1 Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagu
naan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009, penilaian kinerja guru adalah
penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir
kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan
karir, kepangkatan, dan jabatannya. Guru sebagai
pendidik profesional mempunyai tugas utama yaitu
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan
dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan dan
penerapan kompetensinya, seperti yang diamanatkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru, khususnya pada penguasaan
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Penguasaan dan penerapan kompetensi tersebut
26
sangat menentukan tercapainya kualitas proses
pembelajaran, pembimbingan peserta didik, dan
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan yang sesuai
dengan fungsi Sekolah/Madrasah. Untuk itu
memastikan apakah guru melaksanakan tugasnya
secara profesional maka perlu dikembangkan sistem
penilaian kinerja guru
Sistem penilaian kinerja guru adalah sebuah
sistem penilaian kinerja berbasis bukti (evidence-based
appraisal) yang didesain untuk mengevaluasi tingkatan
kinerja guru secara individu dalam melaksanakan
tugas utamanya sebagai guru profesional. Penilaian
kinerja guru diharapkan berimplikasi positif terhadap
perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru, juga
harus berdampak pada peningkatan prestasi peserta
didik. Sistem ini merupakan bentuk penilaian yang
sangat penting untuk mengukur kinerja guru dalam
melaksanakan pekerjaannya sebagai bentuk
akuntabilitas sekolah. Pada dasarnya sistem penilaian
kinerja guru bertujuan:
1) Menentukan tingkat kompetensi seorang guru;
2) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja
guru dan sekolah;
3) Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan
keputusan dalam mekanisme penetapan efektif
atau kurang efektifnya kinerja guru;
4) Menyediakan landasan untuk program pengemba
ngan keprofesian berkelanjutan bagi guru;
5) Menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan
tanggung-jawabnya serta mempertahankan sikap-
27
sikap yang positif dalam mendukung pembelajaran
peserta didik untuk mencapai prestasinya;
6) Menyediakan dasar dalam sistem peningkatan
promosi dan karir guru serta bentuk penghargaan
lainnya.
Dalam konteks Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Petunjuk
Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
penilaian kinerja guru memiliki dua fungsi utama,
yaitu untuk:
a) Menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam
menerapkan semua kompetensi yang diwujudkan
dalam pelaksanaan tugas utamanya pada proses
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan
tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil
penilaian kinerja menjadi profil kinerja guru yang
dapat memberikan gambaran kekuatan dan
kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat
dimaknai sebagai suatu analisis kebutuhan atau
audit keterampilan untuk setiap guru yang dapat
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru
b) Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas
kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah pada tahun penilaian
kinerja guru dilaksanakan. Kegiatan penilaian
kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari
proses pengembangan karir dan promosi guru
28
untuk kenaikan pangkat dan jabatan
fungsionalnya.
Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat
bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan
yang terkait dengan peningkatan kompetensi dan
profesionalisme guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan
insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing
tinggi. Penilaian kinerja guru merupakan acuan bagi
sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan
karir dan promosi guru.Bagi guru, penilaian kinerja
guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-
unsur kinerja yang dinilai dan sebagai sarana untuk
mengkaji kekuatan dan kelemahan individu dalam
rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
2.3.2 Aspek yang dinilai
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Selain tugas utama tersebut, guru juga
dimungkinkan memiliki tugas-tugas lain yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah.Penilaian kinerja
guru kelas/mata pelajaran dan guru BK/Konselor
dilakukan dengan mengacu kepada dimensi tugas
utama guru yang meliputi kegiatan merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai
termasuk di dalamnya menganalisis hasil penilaian dan
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.Dimensi
29
tugas utama ini kemudian diturunkan menjadi
indikator kinerja yang dapat terukur sebagai bentuk
unjuk kerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya
sebagai perwujudan dari kompetensi yang dimiliki
guru, khususnya kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional.
Pengembangan instrumen penilaian kinerja guru
kelas/mata pelajaran dan guru BK/Konselor yang
mencakup tiga (3) dimensi tugas utama dengan
indikator kinerjanya masing-masing. Untuk masing-
masing indikator kinerja dari setiap butir dimensi tugas
utama akan dinilai dengan menggunakan rubrik
penilaian yang lebih rinci untuk melihat apakah unjuk
kerja dari kepemilikan kompetensi tersebut tampak
dalam hasil kajian dokumen perencanaan termasuk
dokumen pendukung lainnya dan hasil pengamatan
yang dilaksanakan oleh penilai pada saat melakukan
pengamatan dalam pembelajaran. Kisi-kisi instrumen
yang menggambarkan hubungan antara dimensi tugas
utama dan indikator kinerjanya dapat digambarkan
sebagai berikut:
1) Perencanaan.
Perencanaan dalam hal ini adalah Guru
memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP
sesuai dengan kurikulum atau silabus dan
memperhatikan karakteristik peserta didik, Guru
menyusun bahan ajar secara runtut, logis, kontekstual
dan mutakhir, Guru merencanakan kegiatan
pembelajaran yang efektif, Guru memilih sumber
belajar atau media pembelajaran sesuai dengan materi
dan strategi pembelajaran,
30
2) Pelaksanaan kegiatan.
Pada pelaksanaan kegiatan ini guru diantaranya
Guru memerikasi kesiapan siswa, Melakukan kegiatan
apersepsi, guru menguasai materi pelajaran,
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan, kejelasan dalam penyampaian materi,
menghubungkan materi dengan kehidupan nyata,
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai, melaksanakan
pembelajaran secara runtut, menguasai kelas,
melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
2.3.3 Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan mengenai Supervisi
akademik untuk meningkatkan kinerja guru.
1. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Glickman, et al. 2007).
Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian
kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.
2. Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan
bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar
guru dikelas yang pada gilirannya untuk mening
katkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memper
baiki kemampuan mengajar tetapi juga mengem
bangkan potensi kualitas guru (Sahertian, 2000:
19). Permasalahan yang dihadapi dalam melaksana
kan supervisi adalah bagaimana cara mengubah
pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi
sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap
31
yangmenciptakan situasi dan relasi di mana guru-
guru merasa aman dan diterima sebagai subjek
yang dapat berkembang sendiri, untuk itu supervisi
harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang
objektif (Sahertian, 2000: 20). Kegiatan super visi
akademik wajib dilaksanakan dalam penyelenggara
an pendidikan, pelaksanaan kegiatan supervisi
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas
sekolah dalam memberikan binaan kepada guru.
Hal tersebut karena proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai peranan utama. Proses pembelajaran
merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan balik yang berlangsung dalamsituasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh
karena kegiatan supervisi dipandang perlu untuk
memperbaiki kinerja guru dalam proses
pembelajaran.
3. Supervisor harus mengetahui dan memahami serta
melaksanakan tehnik – tehnik dalam supervisi.
Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh
supervisor dalam membantu guru meningkatkan
situasibelajar mengajar, baik secara kelompok
maupun secara perorangan ataupun dengan cara
langsung bertatap muka dan cara tak langsung
bertatap muka atau melalui media komunikasi
(Sagala 2010: 210). Adapun tehnik – tehnik
Supervisi adalah sebagai berikut: 1. Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok Teknik Supervisi
32
yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang
dilaksanakan dalam pembinaan guru secara
bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah
guru dalam satu kelompok (Sahertian, 2008: 86).
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain
: (Sagala, 2010: 210 - 227) a) Pertemuan Orientasi
bagi guru baru. Pertmuan orientasi adalah
pertemuan anatar supervisor dengan supervise
(Terutama guru baru) yang bertujuan menghantar
supervise memasuki suasana kerja yang baru
dikutip menurut pendapat Sagala (2010: 210) dan
Sahertian (2008: 86). Pada pertemuan Orientasi
supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau
menguraikan kepada supervise hal – hal sebagai
berikut (Sahertian 2008: 86) Sistem kerja yang
berlaku di sekolah itu. Proses dan mekanisme
administrasi dan organisasi sekolah.
4. Problems faced in carrying out supervision on the basis
lingkunganpendidikan is how to change the mindset that
is autocratic dankorektif be constructive and creative
attitude, the attitude that creates situasidan relationship
where teachers feel safe and accepted as
dapatberkembang subject itself. Therefore, supervision
should be implemented based on data, facts yangobjektif
(Sahertian, 2000: 20) states that there are two things that
underlie pentingnyasupervisi pendidikan.1 process.
Curriculum development is a symptom of educational
progress. These developments often lead to changes in the
structure and function of the curriculum. The curriculum
implementation requires continuous adjustment to the real
situation on the ground. This means that teachers must
constantly strive to develop creativity to curriculum-based
33
educational efforts can be implemented properly.
However, these efforts do not always run smoothly. Many
things often inhibits, ie incomplete information received, a
state school that does not comply with the demands of the
curriculum, people who are not willing to help, the skills to
apply methods that still need to be improved and even the
process of solving the problem is not possessed. Thus,
teachers and principals are implementing education policy
at the most fundamental level require special assistance in
meeting the demands of educational development,
especially the development of kurikulum. 2. Personnel
development, employee, or the employee is always a
continuous effort in an organization.
Dari penelitian diatas merupakan penelitian
tindakan sekolah yang menggunakan supervisi
akademik melalui kunjungan kelas untuk
meningkatkan kinerja guru. Dalam penelitian yang
akan dilakukan ini, penulis menerapkan supervisi
akademik melalui kunjungan kelas dengan tujuan
untuk meningkatkan kinerja guru Sekolah dasar di SD
Negeri 1 Banyuurip Kecamatan Temanggung
Kabupaten Temanggung, Propinsi Jawa Tengah. Melalui
penelitian tindakan sekolah peneliti berharap dapat
mengangkat supervisi sebagai salah satu alat bantu
dalam meningkatkan kinerja guru.
Penelitian Edi Wahyudi (2007) tentang supervisi
akademik kunjungan kelas di SMA Negeri se Kota
Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kegiatan supervisi kunjungan kelas di SMA Negeri se
Kota Magelang berpengaruh terhadap kinerja dan
kompetensi guru, Kinerja dan kompetensi guru akan
berpengaruh terhadap prestasi siswa.
34
Kepala Sekolah mempunyai tugas sebagai
supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor
dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan
pengendalian terhadap guru-guru dan personel untuk
meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah sebagai
supervisor bertugas mengatur seluruh aspek
kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah
ditentukan. Aspek-aspek yang harus dikuasai oleh
kepala sekolah sebagai supervisor adalah materi
pelajaran, proses belajar mengajar, evaluasi kurikulum,
pengelolaan kurikulum, dan pengembangan kurikulum.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa peran
utama kepala sekolah sebagai supervisi adalah
menyusun dan melaksanakan program supervisi
pendidikan serta mamanfaatkan hasilnya yang
diwujudkan dalam program supervi kelas, kegiatan
ekstrakurikuler, serta peningkatan kinerja tenaga
kependidikan dalam upaya pengembangan sekolah.
Penelitian tersebut diatas, mempunyai
keistimewaan yaitu pentingnya supervisi yang
dilakukan berpengaruh terhadap apa yang disupervisi.
2.3.4 Kerangka Pikir
Supervisi akademik adalah layanan yang diberikan
kepada guru berupa bantuan dalam peningkatan
kualitas pembelajaran yang merupakan tugas utama
guru. Pada kontek ini bantuan yang diberikan adalah
berupa bimbingan dan atau pelatihan dengan fokus
meningkatnya kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran, yang dimulai dari perencanaan,
35
pelaksanaan, dan penilaian. Dengan adanya supervisi
akademik maka masalah-masalah yang dihadapi guru
akan terselesaikan serta kemampuan guru akan
semakin meningkat. Konsep supervisi akademik juga
menyiratkan posisi pengawas sebagai gurunya guru,
dengan demikian kualitas supervisi akan berpengaruh
pada kemampuan guru yang tercermin pada perilaku
guru dalam proses pembelajaran atau kinerja guru.
Kepala sekolah memainkan peran penting
mengejowantahkan visi Pendidikan Nasioanl. Dalam hal
ini, Kepala Sekolah memiliki pengaruh signifikan
terhadap kualitas praktek pengajaran dan pencapaian
belajar peserta didik. Kepala Sekolah memimpin,
bersama dengan pendidik dan tenaga kependidikan,
untuk memetakkan arah kedepan pendidikan di
Sekolah, mengembangkan pencapaian yang diharapkan
memelihara fokus perhatian terhadap proses pengajar
an dan pembelajaran dan membangun lingkungan
belajar yang kondusif dan positif. Oleh karena itu,
kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dapat
menjadi fakor pembeda terhadap proses pendidikan
yang berlangsung di sekolah.
Supervisi akademik adalah serangjkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Teknik supervisi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah supervisi akademik melalui
kunjungan kelas untuk meningkatkan kinerja guru.
Supervisi kelas teknik supervisi yang dilakukan ketika
supervisor yang secara aktif mengikuti jalannya proses
pembelajaran berlangsung. Tujuan supervisi kelas
36
adalah 1) Memperoleh data yang subyektif mengenai
aspek situasi dalam proses pembelajaran yang diamati,
2) mempelajari praktek-praktek pembelajaran setiap
pendidik dan mengevaluasinya, 3) menemukan
kelebuhan dan sifat yang menonjol pada setiap
pendidik, menemukan kebutuhan para pendidik faham
manunaikan tugasnya, 5) memperoleh bahan-bahan
dan informasi guna menyusun program supervisi.
2.3.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori serta kerangka
berpikir tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah
1. Supervisi akademik melalui kunjungan kelas
dapat meningkatkan kinerja guru
2. Pelaksanaan supervisi akademik melalui
kunjungan kelas dapat meningkatkan kinerja guru
Tatanan
Administrasi Guru
dan kinerja Guru Tindak Lanjut
Supervisi
Pengembangan
supervisi akademik
melalui kunungan
kelas
Kinerja
Guru
rendah
prestasi
siswa
turun
Evaluasi
Supervisi
Perencanaan
Supervisi
Pelaksanaan
Supervisi