Upload
trinhxuyen
View
253
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu
ruang dengan ruang yang lainnya. Dinding memiliki fungsi sebagai pembatas
ruang luar dengan ruang dalam, sebagai penahan cahaya, angin, hujan, debu dan
lain-lain yang bersumber dari alam, sebagai pembatas ruang di dalam rumah,
pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum dan sebagai
fungsi artistik tertentu. Terdapat tiga jenis dinding, yaitu (Sahid,2010) :
1. Dinding Struktural
Dinding sebagai struktur bangunan (bearing wall). Dinding ini berperan
untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton
untuk kolom (besi beton). Bahan dinding struktur yang biasa digunakan
pada suatu bangunan adalah batu bata.
2. Dinding non-struktural
Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai
pembatas, apabila dinding ini dirobohkan maka bangunan tetap berdiri.
Beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata,
batako, bata ringan, kayu dan kaca.
3. Dinding partisi atau Penyekat
Dinding penyekat adalah batas vertical yang ada di dalam ruangan
(interior). Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini antara
lain gypsum, papan kalsium, triplek dan kayu.
2.2 Bata Ringan Citicon
Teknologi material bahan bangunan berkembang seiring kebutuhan akan
bangunan yang kuat dan ramah lingkungan, salah satunya bata ringan aerasi
(Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga(Autoclaved Aerated
Concrete/AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete,Cellular Concrete, Porous
Concrete, di Inggris disebut Aircrete and Thermalite. Bata ringan AAC ini
pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material
5
bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Bata ringan AAC ini kemudian
dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman di tahun 1943.
Salah satu produk bata ringan adalah bata ringan Citicon. Bata ringan
Citicon adalah generasi terbaru bahan material bangunan. Produk ini terbuat dari
bahan dasar seperti kapur, silika dan semen. Citicon adalah bata ringan yang
ramah lingkungan karena dibuat dengan bahan baku dan proses yang tidak
merusak alam.
Karakteristik khusus dari bata ringan Citicon adalah memiliki pori-pori
yang lebih rapat sehingga mudah dipotong dengan automated cutter, berukuran
presisi dan bersudut siku. Pembuatan bata ini menggunakan teknologi aerasi
dengan expanding agent dari Jerman yang berstandar Deutsche Industrie Norm
(DIN). Teknologi tersebut membuat bata ini menjadi ringan dan kuat. Bata ringan
Citiconberukuran presisi, bersudut siku-siku dan memiliki permukaan yang rata
dan halus (Susanta,2008).
Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik
sehingga bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dahulu.
Bahanuntuk acian biasanya menggunakan semen instan atau semen khusus.
Semen iniberbahan dasar pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Penggunaanya
hanya dicampur dengan air, tetapi dapat juga menggunakan bahan seperti
pemasangan batako (Susanta,dkk.,2006).
Gambar 2.1 Bata ringan Citicon Sumbe: www.Citicon.co.id (2014)
6
Tabel 2.1 Spesifikasi teknis bata ringan Citicon
Panjang, L (mm) 600
Tinggi, H (mm) 200 ; 400
Teba, T (mm) 75; 100; 125; 150; 175; 200
Berat jenis kering (ρ) 530 kg/m3
Berat jenis normal (ρ) 600 kg/m3
Sumber : www.Citicon.co.id (2014)
Tabel 2.2 Perbandingan bata ringan Citicon terhadap bata konvensional
Kecepatan
Konstruksi
(m2/ hari)
Daya
Serap
air 𝐤𝐠
𝒎𝟐𝒉𝟐𝟏
Tebal
spesi
(mm)
Berat
(kg m3)
Insulasi
panas
(W/mK)
Ketahanan
terhadap
api (jam)
Citicon >20 4 - 6 3 600 0,14 3
Bata
Konvensional 6 - 8 22 - 30 20 - 30 1500 0,65 2
Sumber : www.Citicon.co.id (2014)
Secara umum bata ringan memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan
dibandingkan dengan bata konvensional, diantaranya :
a. Kelebihan dari bata ringan secara umum
1. Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat
menghasilkan dinding yang rapi.
2. Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat
penggunaan perekat.
3. Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban
struktur.
4. Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.
5. Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.
6. Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya
2,5 cm saja.
7. Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
8. Mempunyai kekedapan suara yang baik.
7
9. Kuat tekan yang tinggi.
10. Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
b. Kekurangan bata ringan secara umum
1. Perekatnya khusus, umumnya adalah semen instan, yang saat ini
sudah tersedia di lapangan.
2. Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering
dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa.
3. Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.
4. Agak susah mendapatkannya, hanya toko material besar yang
menjual bata ringan.
5. Penjualannya pun dalam volume (m3) yang besar.
c. Pada bata ringan Citicon terdapat beberapa keunggulan yang
lainnya seperti :
1. Tahan gempa, bata ringan Citicon memiliki berat jenis yang ringan
sehingga mempunyai ketahanan yang baik terhadap getaran hebat
atau gempa sehingga para pemilik bangunan dan kontraktor tidak
perlu khawatir akan efek gempa.
2. Daya serap air rendah, Citicon mempunyai daya serap air yang
rendah sehingga membuat para kontraktor dan pemilik bangunan
merasa lebih nyaman karena resiko terjadinya flek pada dinding
akan berkurang.
3. Tahan bising, bata ringan Citicon mampu menyerap gelombang
suara.
4. Cepat dan rapi, bata ringan Citicon mempunyai ukuran yang
presisi, bersudut siku dan memiliki berat yang lebih ringan
dibandingkan dengan bata konvensional, sehingga membuat
dinding lebih rapi dan dapat mempercepat pengerjaan konstruksi.
5. Hemat dan akurat, dimensi yang standar dan konsisten maka
perhitungan dan estimasi biaya dalam pengerjaan konstruksi
menjadi lebih mudah.
6. Tahan api, mempunyai sifat perambatan panas yang rendah
sehingga membuat bangunan tahan terhadap api lebih dari 1000oC.
8
7. Sejuk dan hemat energi, memiliki sifat insulasi yang baik sehingga
membuat ruangan lebih sejuk yang nantinya dapat menghemat
biaya listrik dan energi listrik untuk mesin pendingin.
Berikut adalah langkah pemasangan bata ringan:
1. Disiapkan sloof dan pondasi tarik benang dan gunakan waterpass.
Gambar 2.2 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 1
Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)
2. Lapisi dasar dengan menggunakan semen instan dan tebarkan secara
merata.
Gambar 2.3 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 2 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)
9
3. Letakkan bata ringan diatas adukan semen instan.
Gambar 2.4 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 3 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)
4. Permukaan bata ringan ditekan dengan menggunakan (palu karet ) agar
rata sesuai dengan tarikan benang.
Gambar 2.5 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 4
Sumber: PT. Viccon Modern Industry(2014)
5. Selanjutnya kerataan diperiksa dengan menggunakan waterpass.
Gambar 2.6 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 5
Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)
10
6. Bagian vertikal bata ringan direkatkan dengan mortar.
Gambar 2.7 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 6
Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)
7. Slof pondasi disiapkan selanjutnya tarik benang dengan menggunakan
waterpass.
Gambar 2.8 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 7
Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)
8. Diletakkan adukan mortar kea rah vertical lalu horizontal hingga seluruh
permukaan bata ringan tertutupan adukan.
Gambar 2.9 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 8
Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)
11
9. Bata ringan diletakkan diatas adukan semen instan.
Gambar 2.10 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 9
Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)
10. Gunakan pecahan bata ringan untuk meratakan permukaan dinding.
Gambar 2.11 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 10
Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)
2.3 Beton Ringan
Beton sendiri adalah merupakan campuran antara semen, air dan aggregat.
Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta
tegangan hancur tarik yang rendah (Susanta,2008).
Menurut Nawy (1985) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis
dan kimia sejumlah material pembentuknya. DPU-LPMB memberikan definisi
tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang
lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan atau tanpa bahan tambahan
membentuk massa padat.
Pada tahun 1801, F. Coignet menerbitkan tulisannya tentang prinsip-
prinsip konstruksi dengan meninjau kelemahan bahan beton terhadap tariknya.
12
Kemudian pada tahun 1850, J.L.Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal
kecil dari bahan semen untuk di pamerkan pada pameran dunia tahun 1855. Lalu
J. Monir, seorang ahli taman dari Prancis, mematenkan rangka metal sebagai
tulangan beton untuk mengatasi tariknya pada tempat tamannya. Pada tahun 1886,
seorang warga negara Jerman yang bernama Koenen menerbitkan tulisan
mengenai teori dan perancangan struktur beton (Allen,2002).
Sifat dan karakteristik beton secara umum :
1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi
serta tegangan hancur tarik yang rendah.
2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul
momen lengkung atau tarikan.
3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi
retak yang makin – lama makin besar.
4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan
dikenal dengan proses hidrasi.
5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar
butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah.
6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran
semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.
7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk
memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan
kekuatan beton yang tinggi.
8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus
dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.
9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen
konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya.
10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok,
maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik.
11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam
menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik.
12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang
relative rendah.
13
13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya
mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan
tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran.
14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat dari konstruksi itu sendiri.
15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa
susut dan rangkak.
Salah satu produk beton ringan yaitu Quipanel. Beton ringan Quipanel
merupakan salah satu pelopor evolusi dunia konstruksi bahan banguanan design
teknik. Produk ini terbuat dari Fiber cement , Styrofoam, semen, dan Chemical
(import). Berat jenis dari produk ini adalah ± 700 kg/m3. Quipanel merupakan
produk yang siap pasang dan diproduksi untuk memenuhi keperluan yang
meningkat agar hunian lebih aman untuk daerah-daerah rawan gempa, serta untuk
hunian yang ramah lingkungan dengan jejak karbon rendah.
Produk ini secara konsisten halus, permukaanya datar dan mudah untuk
dipergunakan. Pembuatan beton ini dilakukan dengan proses rendering
(Pembentukan gambar yang mengandung model geometris, menggunakan
warna dan bayang-bayang untuk memberikan tampilan yang realistis), batu atau
blok beton ringan. Beton ringan Quipanel adalah produk yang siap pasang dengan
cara dikirim ketempat pemesan untuk langsung siap instalasi. Setelah diinstalasi
maka panel siap untuk digunakan atau untuk diselesaikan dengan perlakuan
dekoratif yang dikehendaki.
Bahan Quipanel selain unik tetapi juga memiliki kelebihan yang sangat
menguntungkan bagi penggunanya yaitu bahan Quipanel merupakan bahan
bangunan ringan yang memiliki resiko kerusakan yang kecil dan cenderung
lebih aman. Seperti pada kejadian beberapa tahun belakangan ini diIndia
terjadigempa yang berkekuatan 7,2 skala richter (7,2 SR) hampir semua banguan
disana yang menggunakan bahan bangunan yang berupa bata maupun batako
hancur tidak berbentuk. Tetapi yang menggunakan bahan bangunan Quipanel
memiliki tingkat kerusakan yang jauh lebih rendah.
Keuntungan dari beton ringan Quipanel antara lain tidak meresap air, tidak
mudah terbakar, tidak akan dimakan rayap dan removable yaitu bahan dapat
dipindahkan sesuai keinginan. Untuk dinding tebal 75 mm berat per meter luas
14
sekitar 54 kg, jauh lebih ringan daripada pasangan bata merah yang beratnya 250
kg/m2. Dinding Quipanel merupakan bahan jadi yang siap pasang, tidak
membutuhkan pasir maupun semen. Bisa langsung dipasang dengan
menggunakan bahan perekat. Proses finishing dengan menggunakan Quipanel
akan lebih mudah, Setelah terpasang tidak perlu diplester lagi, langsung siap cat
sehingga lokasi kerja pun lebih bersih tidak banyak menumpuk material.
Gambar 2.12 Quipanel
Sumber: www.Quipanel.co.id (2014)
Tabel 2.3 Spesifikasi teknis beton ringan Quipanel
Tebal (mm) Lebar (mm) Panjang (mm) Berat (kg)
50 600 3000 70
75 600 3000 90
100 600 3000 120
Sumber : www.Quipanel.co.id (2014)
Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah:
1. Kualitas semen.
2. Proporsi semen dalam campuran beton.
3. Kekuatan dan kebersihan agregat.
4. Ikatan/adhesi antar pasta semen dan agregat.
15
5. Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton.
6. Pemadatan beton dan perawatan.
Berikut adalah beberapa konstruksi yang menggunakan Quipanel dalam pekerjaan
dinding :
Gambar 2.13 Rumah type 36 Sebuku Kota baru Banjarmasin KALSEL
Sumber: www.Quipanel.com (2014)
Gambar 2.14 Bangunan lantai 4
Sumber: www.Quipanel.com (2014)
16
Gambar 2.15 Pengerjaan dinding bangunan gedung kantor Rmco, Saudi Arabia
Sumber: www.Quipanel.com (2014)
2.4 Plesteran Dinding
Plesteran dinding adalah pekerjaan pelapisan permukaan dinding dengan
meterial tertentu agar tercapai fungsi yang dikehendaki. Ketika menyebut
plesteran dinding sering diasumsikan dengan plesteran dan acian dinding,
penyebutan ini tidak sepenuhnya benar karena dalam keadaan tertentu pekerjaan
plesteran tidak memerlukan acian. Misalnya ketika akan memasang keramik atau
batu tempel pada dinding, pekerjaan plesteran sering mendahului sebelum
pekerjaan lapis keramik dinding dan batu tempel dinding.
Plesteran dinding merupakan landasan utama untuk untuk mencapai
finishing dinding yang baik, dengan kata lain plesteran dinding merupakan
landasan utama untuk menciptakan wajah rumah anda yang baik.
Fungsi dari plesteran dinding adalah :
1. Sebagai finishing dinding yang denganya didapatkan dinding yang rata
dan indah. Hal ini biasanya dilakukan juga pengacian setelah plaster
2. Sebagai dasar untuk mendapatkan finishing dinding yang baik.
Contoh : untuk mendapatkan hasil pemasangan dinding granit yang baik bisa
dicapai dengan pekerjaan plaster dinding dulu sebelum pekerjaan penempelan
granit dinding
3. Sebagai lapisan pelindung dari pengaruh cuaca luar.
17
Proses Pekerjaan Plesteran yang Baik adalah sebagai berikut :
1. Area yang ingin di plester dibersihkan sebelumnya.
2. Jika pengerjaan saat musim kemarau disarankan disirami terlebih
dahulu bagian bata merah/hebel/batako yang sudah terpasang agar
proses pengeringan mortar/adukan pasir dan semen tidak terlalu cepat
karena jika terlalu cepat kering efeknya plesteran akan banyak
mengalami keretakan.
3. Persiapkan beberapa peralatan seperti: jidar, unting unting (Lot),
meteran, paku, benang, palu.
4. Selanjutnya dibuat patokan ketebalan (kelabangan/kepalaan) yang
dipasang vertikal sebagai pedoman. Paku tembok bagian atas dan
gantungkan unting-unting (LOT) jaraknya kurang lebih 3 cm dari
tembok.
5. Cara sebelumnya diulang kembali pada bagian sudut yang lain, gunanya
untuk menentukan kerataan bidang Horisontal.
6. Usahakan juga ketebalan sama dengan sudut yang satunya.
7. Ikatkan benang ke paku pertama dan tarik ke paku yang ada di sudut
lainnya dan buat titik paku tanpa melepas benang.
8. Selanjutnya hubungkan juga bagian bawah, dan buat titik-titik paku
seperti langkah sebelumnya.
9. setelah ketebalan titik paku selesai, kini langkah selanjutnya
menyelesaikan patokan jidar (klabangan/kepalaan).
10. Lempar adukan segaris lurus dari paku atas sampai paku bawah hingga
menjadi seperti polisi tidur yang menempel di tembok. tidak perlu
terlalu lebar, cukup 5 cm.
11. Gesekkan jidar dari paku atas ke paku bawah hingga tercetak dan
membentuk seperti rel. lakukan hal yang sama pada titik paku
berikuttnya.
12. Kelabangan/kepalaan pun jadi.
13. Untuk Hasil Yang terbaik biarkan kelabangan/kepalaan kering kurang
lebih 1 hari.
18
14. Langkah selanjutnya yaitu memplester, karena rel/biasa tukang
menyebutnya Klabangan/Kepalaan sudah jadi. jadi tnggal melempar
adukan kemudian gosokkan jidar horisontal dengan patokan kelabangan
yang sudah di buat sebelumnya.
15. Lakukan menyeluruh di 1 sisi tembok.
16. Untuk sisi-sisi berikutnya lakukan hal yang sama dengan
memperhatikan kesikuan antar tembok.
Gambar 2.16 Contoh plesteran pada dinding bata ringan Citicon
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Biaya Produktivitas
Komponen-komponen biaya yang berhubungan dengan pembiayaan suatu
proyek akan mempengaruhi biaya konstruksi. Biaya proyek konstruksi antara lain
biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) (Nugraha, et
al.,1985).
1. Biaya langsung (direct cost) adalah keseluruhan biaya yang
berhubungan langsung dengan pekerjaan konstruksi di lapangan
diperoleh dengan mengalikan volume atau kuantitas suatu pekerjaan
19
dengan harga satuan pekerjaan tersebut. Biaya-biaya yang termasuk
biaya langsung adalah biaya material, biaya pekerja dan biaya
peralatan.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah semua biaya yang
berhubungan dengan konstruksi di lapangan dan diperlukan dari
proyek tersebut. Biaya tidak langsung antara lain biaya over head,
biaya tak terduga dan keuntungan.
2.6 Produktivitas
Produktivtas adalah perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil,
dan juga sebagai perbandingan antara jumlah pengeluaran dan masukan yang
dinyatakan dalam satuan–satuan (unit) umum. Produktivitas juga dapat diartikan
sebagai nilai banding antara hasil produksi dan faktor-faktor produksi yang dalam
hal ini adalah peralatan dan tenaga kerja.
Selama berlangsungnya pekerjaan harus diukur hasil-hasil yang dicapai
untuk dibandingkan dengan rencana semula. Obyek pengawasan ditujukan pada
pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan agar
proses konstruksi secara teknis dapat berlangsung baik. Upaya mengevaluasi hasil
pekerjaan untuk mengetahui penyebab peyimpangan terhadap etimasi semula.
Pemantauan ( monitoring ) berarti melakukan observasi dan pengujian pada tiap
interval tertentu untuk memeriksa kinerja maupun dampak sampingan yang tidak
diharapkan (Sedarmayanti,2001)
Produktivitas tenaga kerja akan besar pengaruhnya terhadap total biaya
proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan.
Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah
dengan memakai parameter indeks prokdutivitas (Sedarmayanti,2001)
Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik
perorangan atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut
pandang pengawasan harian, pengukuran – pengukuran tersebut pada umumnya
tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan
untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Produktivitas dalam
20
pengerjaan dinding dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tinggi pasangan,
usia (umur), pengalaman, cuaca, dan kondisi site (lapangan).
2.7 Mortar
Mortar adalah semen instan dengan bahan dasar pasir silica, semen (OPC),
filler dan aditif. Bahan ini diciptakan dengan tujuan untuk mempermudah
pekerjaan pasangan bata, baik bata merah maupun bata ringan. Selain itu mortar
juga digunakan untuk plesteran, acian, pemasangan keramik serta water proofing.
(Holcim, 2010)
Beberapa keunggulan dan manfaat dari mortar adalah :
1. Mudah digunakan dan siap pakai, cukup dengan tambahan air.
2. Campuran yang lebih homogeny antara semen, pasir silica, filler dan
aditif.
3. Waktu pengerjaannya lebih cepat, sehingga menghemat biaya.
4. Mencegah retak rambut pada dinding.
5. Sebagai bahan pengkat antara bata yang satu dengan bata yang lainnya.
6. Untuk menutup atu menghilangkan permukaan bata yang tidak rata.
7. Untuk menyalurkan beban.
8. Sedangkan fungsi dari mortar atau adukan dalam plesteran adalah
untuk meratakan permukaan tembok sehingga mudah untuk di cat dan
untuk menambah keawetan pasangan bata.
9. Hasil pekerjaan lebih rata dan rapi.
Mortar yang digunakan sebagai perekat bata ringan antara lain prime,
mortar, drymix, mortar utama, dan lain-lain. Namun yang paling sering dipakai
dilapangan adalah Mortar MU-380. Mortar MU-380 adalah semen istan yang
digunakan sebagai perekat untuk pekrjaan pemasangan bata ringan ALC (Aerated
Light Concrete) dan Quipanel dengan ketebalan 3 mm. merupakan campuran
homogeny anatara semen, pasir silica, filter dan aditif.
2.8 Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya bangunan disingkat RAB adalah perhitungan
perkiraan jumlah anggaran biaya yang diperlukan untuk membuat suatu bangunan
dari mulai perencanaan, pembangunan sampai dengan pemeliharaan. RAB
21
digunakan pada dunia proyek konstruksi seperti konsultan perencana, kontraktor
atau konsultan pengawas untuk merencanakan mengendalikan dan mengontrol
biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan setiap item pekerjaan bangunan.
berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan RAB.
Data untuk menghitung RAB antara lain :
1. Gambar bangunan yang menjelaskan bentuk, ukuran dan spesifikasi
material yang digunakan.
2. Data harga bahan material dan upah tenaga kerja pada lokasi dan
waktu pembangunan berlangsung.
3. Koefisien analisa harga satuan bangunan.
4. Volume atau quantity pekerjaan.
RAB memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Sebagai pedoman untuk melakukan perjanjian kontrak kerja
konstruksi.
2. Untuk menghitung perkiraan kebutuhan material pada suatu pekerjaan
bangunan.
3. Memperkirakan kebutuhan jumlah tenaga dan lama pengerjaan.
4. Sebagai alat ukur dalam memantau penghematan kegiatan pelaksanaan
pembangunan.
5. Mengukur harga suatu bangunan sehingga dapat dijadikan kesepakatan
harga dalam melakukan transaksi jual beli properti.
6. Menentukan harga jual rumah di perumahan.
7. Menghitung pajak PPN bangunan, yaitu 10% dari RAB.
8. Mencari tahu perkiraan keuntungan yang didapat kontraktor ketika
memborong suatu pekerjaan bangunan.
Salah satu faktor penting yang menentukan biaya proyek adalah harga
satuan. Harga satuan konstruksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu
pelaksanaan yang ditetapkan, metode pelaksanna yang dipilih dan produktivitas
sumber daya yang digunakan. Harga satuan dipengaruh beberapa unsur antara lain
upah tenaga kerja, material dan alat.
22
2.9 Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Koefisien Tenaga
Kerja
Dalam menganalisa biaya konstruksi faktor yang menentukan antara lain
material, sumber daya manusia dan alat. Pekerjaan konstruksi ditentukan dalam
kuantitas pekerjaan dengan satuan meter, meter persegi (m2) ataupun meter kubik
(m3).
Tabel 2.4 Analisa harga satuan pekerjaan
Koefisien Variabel Harga Satuan Total Harga
X Material @Rp. Rp.
Y Tenaga Kerja @Rp. Rp.
Z Alat @Rp. Rp.
(Sumber: Asiyanto, 2003).
Dalam sebuah proyek konstruksi kebutuhan sumber daya manusia
berfluktuasi sepanjang waktu proyek. Sumber daya manusia merupakan faktor
dominan setelah material (Muzayana,2008). Kebutuhan sumber daya manusia
dapat dihitung dengan :
Jumlah SDM =orang hari untuk menyelesaikan pekerjaan
waktu peleksanaan x volume (2.1)
Keberhasilan sebuah proyek konstruksi dapat ditentukan dari produktivitas tenaga
kerja. Untuk mengetahui koefisien tenaga kerja dapat dicari dengan menggunakan
data berupa jumlah tenaga kerja, jam kerja per hari dan produktivitas pekerja.
Dengan rumus (Balitbang PU,2012) :
Koefisien pekerja =(Tk x P)
Qt (2.2)
Koefisien tukang batu =(Tk x Tb)
Qt (2.3)
Koefisien kepala tukang batu =(Tk x KTb)
Qt (2.4)
Koefisien Mandor =(Tk x M)
Qt (2.5)
Keterangan :
Tk = Jumlah jam kerja perhari (7 jam)
P = Jumlah pekerja yang diperlukan (Orang)
23
Tb = Jumalah tukang batu yang diperlukan (Orang)
KTb = Jumlah kepala tukang batu yang diperlukan (Orang)
M = Jumlah mandor yang diperlukan (Orang)
Qt = Produktivitas tenaga kerja per hari
2.10 Waktu Pengerjaan dan Menghitung Rata-rata (mean)
Biaya yang akan dikeluarkan sebuah proyek konstruksi juga dipengaruhi
oleh waktu pengerjaan proyek tersebut. Waktu pengerjaan dapat dihitung dengan
(Rostiyanti,2008) :
Waktu pengerjaan =Volume
Produktivitas(2.6)