Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biomassa
Biomassa merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja
dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya. Biomassa juga
digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar).
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (sustainable). Di
Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan
berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain
yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan
menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.
Pemerintah mendorong Pembangunan PLTBiomassa dan Biogas melalui
Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pembelian Tenaga
Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dan Pembangkit Listrik Tenaga
Biogas oleh PLN.
7
2.1.1 Biomassa Sebagai Sumber Energi
Biomassa sebagai Sumber Energi Terbarukan yang selalu dapat ditanam
ulang dan dituai dengan cara-cara sebagaimana manusia memanfaatkannya
sebagai bahan bakar sejak dahulu kala. Kegiatan memanfaatkan biomassa
sebagai bahan bakar energi sering juga kita sebut sebagai kegiatan “menanam
energi hijau” (energy farming) tanpa membutuhkan modal/ biaya yang terlalu
tinggi tetapi mampu melibatkan tenaga kerja sehingga disebut dengan “pro job
action”.
Menurut (Gan Thay Kong, 2011) pemanfaat biomassa memiliki dampak-
dampak sebagai berikut:
1. Udara di sekitar proses pembakaran biomassa lebih bersih dibandingkan
dengan kualitas udara di dekat proses pembakaran BBM fosil.
2. Bagi pengelola pembangkit daya yang berbahan bakar biomassa, hal ini dapat
menekan baik biaya investasi-unit pencegah emisi tidak perlu yang terlalu
canggih-maupun biaya operasional harian. Semakin kompleks
pengoperasiannya, semakin besar energi listrik yang diperlukan karena setiap
unit pencegah polusi pun perlu energi listrik.
3. CO2 hasil pembakaran biomassa pun dikategorikan sebagai “carbon neutral”
karena diserap kembali oleh tumbuh-tumbuhan guna menopang
pertumbuhannya.
4. penanaman tumbuhan energi di lahan-lahan marginal selain mendongkrak
pendapatan masyarakat setempat juga dapat mencegah terjadinya erosi tanah
dan berarti mengurangi potensi longsor.
8
5. Bila lahan-lahan “tidur” tadi dimanfaatkan untuk tanaman-tanaman maka
fungsi “penyerap” air hujan diaktifkan kembali sebagai salah satu cara
mencegah banjir.
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi
jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk
keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan
bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi
energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah
cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua,
penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari
pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan
sampah karoena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan
mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber
energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak,
kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.
9
2.1.2 Densifikasi Biomasa Menjadi Pellet
Biomasa pada umumnya memiliki volume yang besar sehingga tidak efisien
dalam pengangkutan dan penanganannya. Sehingga untuk mengatasi masalah
tersebut volume biomasa perlu dikecilkan dengan dimampatkan dengan alat press.
Pengaplikasian tekanan apalagi dengan suhu tinggi membuat biomasa tersebut akan
mampat dan merekat kuat. Pemampatan tersebut akan membuat bahan bakar padat
yang memiliki densitas lebih tinggi dan energi tiap volumenya sama. Pada umumnya
dengan cara ini tidak dibutuhkan lagi tambahan perekat dari luar, karena senyawa
lignin dalam biomasa tersebut yang akan berperan sebagai perekat.
Pellet saat ini diproduksi hingga skala besar dan penggunanya besar sedangkan briket
umumnya diproduksi pada skala lebih kecil dan penggunanya tidak sebanyak pellet.
Baik pellet maupun briket dibuat dari kayu keras dan kayu lunak. Secara sepintas
kita bisa membedakan pellet dan briket berdasarkan dimensinya. Pellet berukuran
lebih kecil dengan diameter sekitar 10 mm sedangkan briket berukuran lebih besar
dengan ukuran sekitar 50 hingga 100 mm dengan panjang biasanya 60 hingga 150
mm dan bahkan lebih besar. Bahan bakar biomasa semakin mendapat perhatian dan
diminati karena ramah lingkungan (kandungan sulfurnya hampir nol) dan termasuk
energi terbarukan. Aplikasi pellet dan briket biomasa ini untuk bahan bakar rumah
tangga hingga industri.
Kandungan energi adalah suatu poin penting bagi sejumlah pemakai. Sebagai
contoh tingginya nilai kalor bisa membuat suhu pembakaran yang lebih tinggi dan
10
berpotensi merusak tungku (furnace). Pellet dan briket yang digunakan ekport perlu
disampling dan diuji untuk meyakinkan terhadap standar yang berlaku. Briket kayu
atau Synthetic Logs atau Uncarbonized Briquette berbeda dengan briket arang,
karena bahan baku briket kayu ini adalah biomasa (biasanya serbuk gergaji) yang
tidak diarangkan/ karbonisasi atau secara fisik menyerupai pellet kayu hanya
ukurannya lebih besar.
Sebagai bahan bakar yang karbon netral karena berasal dari biomasa, pellet
dan briket adalah bahan bakar alternatif untuk pemanas-pemanas batubara dan boiler
yang bisa digunakan untuk berbagai sistem pembakaran modern. Sebagai bahan
bakar baik briket maupun pellet sebanding dengan batubara dalam hal kandungan
energi, dan menawarkan berbagai pengurangan emisi gas NOx dan Sox dan juga
kadar abu yang rendah. Di sejumlah negara di Eropa dan Amerika bahan bakar pellet
dan briket ini semakin popular akhir-akhir ini karena dorongan untuk menngunakan
yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Mempertimbangkan Industri Wood Pellet dan Biomass Briquette Untuk Indonesia
Wood pellet lebih luas penggunaannya dibandingkan biomass briquette. Ukuran
fisiknya lebih kecil (6-25 mm / cylindrical) dan tingkat kepadatannya juga lebih kecil
(600-800 kg/m3) dibandingkan biomass briquette (screw type size 40-125 mm dan
1000-1400 kg/m3).
Wood pellet juga diproduksi dari pabrik ukuran kecil hingga ukuran besar
atau massif, sedangkan biomass briquette hingga skala menengah saja. Sehingga
hanya perusahaan-perusahaan besar (modal kuat) umumnya saja yang berinvestasi di
industri wood pellet. Pasar wood pellet dari rumah tangga, industri kecil menengah
11
hingga pembangkit listrik, sedangkan pasar biomass briquette berkisar dari rumah
tangga hingaa industri kecil dan menengah saja.
Ditinjau dari bahan bakunya wood pellet dan biomass briquette menggunakan
jenis biomassa yang sama yakni serbuk gergaji (sawdust) dari kayu atau dalam
bentuk woodchip. Bila kita tinjau lebih detail tidak semua bagian dari pohon
memiliki kandungan unsur yang sama. Lebih khusus untuk aplikasi wood pellet dan
biomass briquette karena untuk aplikasi thermal bahan yang mengandung banyak
kalsium (Ca) yakni dibatang pohon menjadi pilihan utama.
Sebagai negara tropis dengan besarnya luas wilayah, tanah yang subur dan
keanekaragaman hayati yang tinggi maka sangat potensial untuk produksi wood
pellet dan biomass briquette baik untuk konsumsi lokal maupun pasar luar negeri
asalkan budidaya dan pengelolaan tumbuhan “kayu energi” tersebut secara
berkesinambungan dengan memperhatikan kelestarian alam.
2.2. Wood Pellet Kaliandra Merah
Kaliandra (chalothirsus) adalah tanaman pagar yang perakarannya kuat
karena tipe akarnya yang masuk ke dalam. Karakteristik inilah yang dipakai alasan
mengapa kaliandra sangat cocok untuk tanaman pagar pada tanah yang mempunyai
kemiringan tajam. Kaliandra berbunga sepanjang waktu tanpa mengenal musim. Bila
menanam mulai biji, kaliandra akan mulai berbunga pada maksimum usia 2 tahun.
Kaliandra tahan pada tanah yang terbatas airnya,kering dan tandus, karena
perakarannya yang dalam, kaliandra mampu mengikat air sehingga dapat dipakai
untuk merehabilitasi kandungan air tanah. Saat tanaman sudah setinggi 1 meter, akan
bisa bertahan dan tumbuh subur meskipun saat musim kering (kemarau). Kaliandra
12
akan berbunga dan tumbuh subur pada kondisi cuaca yang ekstrim (panas >33
derajat celcius) dan daerah yang tandus, akan tetapi perkembangan generatif
terganggu, bunga rontok sebelum jadi buah dan biji, sehingga untuk
perbanbanyakannya dengan vegetatif (cangkok, stek, dll). Pada setiap pagi, bila kita
amati, di pangkal benang sari terdapat titik-titik air berwarna kekuningan, dan bila
dijilat berasa manis. Itulah nektar yang disukai lebah, sehingga kaliandra menjadi
tanaman primadona bagi pelebah. Sebuah survey di Eropa, dengan 1 ha luasan tanah
untuk budidaya kaliandara dalam satu tahun mampu menghasilkan 2 ton madu.
Bayangkan, di Eropa terdapa 4 musim, dimana saat musim dingin semua tanaman
hampir dipastikan mengalami hibernasi, sehingga tidak ada sedikitpun sumber
makanan lebah alami. Sedangkan di Indonesia, kaliandra akan berbunga tanpa
mengenal waktu. Saat ini musim penghujan, kaliandra ku masih tetep menampakkan
bunganya dengan gagahnya. Sehingga masa-masa deplesi nektar tidak terjadi di
Indonesia. Dengan demikian jumlah produksi 2 ton madu per tahun di Eropa dapat
terlampaui. 2 ton saat ini setara dengan 2000 kg x Rp50.000/kg atau sekitar 100 juta.
Atau bila di kurskan dengan pendapatan per bulan sekitar 8 juta per bulan. Praktis
kita hanya butuh alat untuk pemanenan madu saja dan investasi awal koloni.
Sungguh sangat menggiurkan. Lahan seluas 1 ha, saat ini sangatlah sulit. Akan tetapi
yang perlu diketahui, radius mencari makan lebah 3,2 mill atau sekitar 4.8 km.
Artinya berapapun luasan tanah yang kita punya masih sangat menjanjikan.
Katakanlah, tanah ukuran 20 x 25 m, bila sebagai tanaman pakar bisa ditanami 90
batang pohon kalindra. sedangkan luasana dalam bisa ditanami pohon berbuah
seperti klengkeng dan durian. Bila di tanami klengkeng bisa sekitar 60 batang pohon,
bila ditanami durian bisa 20 batang pohon. Disela-selanya bisa ditanami pohon
13
semusim berumur pendek, atau tanaman perdu berbunga yang disukai lebah seperti
bunga matahari, lombok, terong, dll. Kaliandra sangat cepat bertunas setelah di
potong. karena itu, kaliandra seringkali dipakai untuk sember makanan ternak baik
kambing maupun sapi. Pemotongan terjadwal dapat dilakukan untuk menjaga
kontinuitas pasokan pakan sepanjang waktu. Kaliandra mempunyai kandungan
nutrisi yang baik untuk pakan ternak, hal ini telah dilakukan banyak penelitian
mengenai manfaat kaliandra sebagai suplemen makanan ternak. Di Jawa Barat,
kaliandra telah dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak kambing dan domba. Di
Bedugul, Bali, kaliandra dipakai sebagai pakan sapi. Di berbagai penelitian, telah
mempublikasikan kaliandra sebagai tanaman yang sangat mudah beradaptasi dan
sebagai tanaman yang mampu merehbilitasi tanah yang tercemar. Di Kalimantan,
kaliandra dipakai untuk merehabilitasi tanah bekas tambang batu baru. Kaliandra
mampu mengikat unsur-unsur tertentu (hara) sehingga mampu memulihkan
kesuburan tanah, dan juga mampu menguraikan zat pencemar seperti sisa hasil
tambang.
Gambar 2.1 Pohon Kaliandra
Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan potensi biomasa baik dari kuantitas
maupun keanekaragamannya. Menurut ESDM potensi limbah biomasa Indonesia bila
dikonversi menjadi energi listrik sebesar 49.810 MW dan yang sudah dimanfaatkan
14
sebesar 1.618,40 MW atau baru 3,25%-nya. Padahal biomasa tersebut bisa
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain untuk energi, memperbaiki
kesuburan tanah, menyerap karbon dioksida dari atmosfer hingga produksi berbagai
bahan kimia.
Tentu berbagai penelitian dan menumbuhkembangkan industri terkait akan
terus dilakukan dan digalakkan untuk pengolahan limbah biomassa tersebut sehingga
memberikan kemanfaatan yang besar terutama di bidang ekonomi, teknologi dan
lingkungan.
Gambar 2.2 Wood Pelet Kaliandra
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
PLTU adalah suatu pembangkit yang menggunakan uap sebagai
penggerak utama (prime mover). Untuk menghasilkan uap, maka haruslah ada
proses pembakaran untuk memanaskan air. PLTU merupakan suatu sistem
pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan energi kimia menjadi energi
listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan sudu-
sudu turbin menggerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin
menggerakkan generator yang kemudian dibangkitkan menjadi energi listrik.
15
Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik
tenaga uap. Di mana komponen utama dari sistem tersebut yaitu: Ketel,
kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai
fluida kerja dihasilkan oleh ketel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap.
Gambar: 2.3 Blok Diagram PLTU berbahan Bakar Wood Pellet Kaliandra
Proses Konversi energi pada PLTU mengalami tiga tahapan, yaitu:
1. Energi Kimia dalam bahan Bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi.
2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Energi Mekanik diubah menjadi energi listrik.
2.3.1 Siklus Rankine
Siklus Rankine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk
pembangkit daya yang menggunakan uap (steam). Siklus ini merupakan siklus
yang paling banyak digunakan untuk pembangkit daya listrik sekarang ini. Oleh
karena siklus Rankine merupakan siklus uap cair maka paling baik siklus itu
digambarkan dengan diagram P-v dan T-s dengan garis yang menunjukkan uap
jenuh dan cair jenuh. Fluida kerjanya adalah air (H2O).
16
2 3
Wp WT
1 4
Gambar 2.4 Blok Diagram Siklus Rankine
Siklus ideal yang terjadi di dalam turbin adalah siklus Rankine; Air pada
siklus 1 dipompakan, kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke boiler
dengan tekanan yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler menyerap
panas sedangkan kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler masuk ke
turbin dengan kondisi super panas h3 = h4 dan keluaran dari turbin berbentuk
uap jenuh dimana laju aliran massa yang masuk ke turbin sama dengan laju aliran
massa keluar dari turbin, ini dapat digambarkan dengan menggunakan diagram
T-s berikut:
BOILER
konderser
Q in
Q out
17
3
T Cp
2
4
1
s
Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh
suatu proses siklus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida
kerja selama proses siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus
1 – 2 – 2’ – 3 – 3’ – 4 – 1
Dengan rumus:
W = φ T dS......................................................................(2.1)
W = Kerja per satuan berat fluida kerja
Ds = Luas 1 – 2 - 2 – 2’ – 3 – 4 - 1 pada diagaram ( T – s )
Dalam kenyataannya, Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus
Ideal (Siklus Rankine ) antara lain karena faktor tersebut di bawah ini:
1. Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian gesekan
dan kerugian kalor ke atmosfer di sekitarnya.
Gambar.2.5 Diagram Temperatur (T) – Entropi (S)
18
2. Kerugian tekanan dalam ketel uap.
3. Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja
dan bagian-bagian dari turbin.
2.3.2 Prinsip Kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
Uap masuk ke dalam turbin melalui nosel. Di dalam nosel energi panas dari
uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan. Tekanan
uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel,
akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat
masuk ke dalam nosel.
Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang
berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir
melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti
lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya
yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin berarti
hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin
yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin
dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris
kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna
untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu
gerak dengan arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat
dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan
sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena
kehilangan energi relatif kecil.
Pada Generator sinkron energi mekanik yang diubah berupa putaran menjadi
energi listrik bolak balik (AC), Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya.
19
Sedangkan energi listrik bolak balik (AC) akan dihasilkan pada rangkaian
jangkarnya. Kumparan medan pada generator sinkron disebut rotor (bagian yang
berputar) dan kumparan jangkar disebut stator (bagian yang tidak berputar)
Turbin Uap Jenis Bertingkat
Turbin uap dibuat dengan daya yang telah ditentukan. Daya yang
dihasilkan turbin diperoleh dari selisih entalphi (panas jatuh) dan kapasitas uap (
massa aliran uap persatuan waktu ) yang masuk kedalam turbin. Dan pada saat
transformasi energi didalam turbin terjadi kerugian, sehingga daya yang
dihasilkan turbin dapat dihitung dengan persamaan berikut:
P = h . ms . ηi . ηm (KW)................................................(2.2)
dimana :
h : selisih entalpi dari ekspansi esentropik antara uap baru masuk kedalam
turbin dengan uap bekas yang keluar dari turbin , dalam KJ/Kg.
Ms : kapasitas uap (massa uap yang masuk kedalam turbin persatuan waktu).
ηi : Rendemen dalam turbin.
ηm : Rendamen mekanis dari turbin.
Dan randemen dari kopling dari turbin
ηI . ηm = ηc ....................................................(2.3)
Besarnya harga randemen dari turbin tergantung dari kepada sistem sudu-
sudu turbin. Pada turbin bertingkat deretan sudu ada dua atau lebih sehingga
dalam turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan, tegantung dari jenis
turbin ( aksi dan reaksi ) serta hasil-hasil fabrikasi. Berikut gambar grafik
20
kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat pada turbin bertingkat aksi dan
reaksi. Turbin reaksi mengalami ekspansi pada sudu pengarah maupun pada sudu
gerak sehingga menggerakan dan mendorong sudu dalam arah aksial. Untuk
mengurangi dorongan aksial ini, adalah biasanya dengan memasang sudu-sudu
gerak pada pada drum yang juga berfungsi sebagai rotor.
Proses Induction Steam Turbin
Uap masuk kedalam emergency stop valve, dimana fungsinya menutup
total suplai uap dari boiler ke turbin dalam waktu yang singkat. Setelah dari stop
valve, uap melewati HP control valve. Control valve ( katup pengatur ) ini
digerakkan oleh sebuah balok yang diatur naik atau turun oleh sebuah silinder
melalui serangkai tuas. Silinder ini menerima sinyal dari Governor.
Katup pengatur uap tekanan tinggi ( HP Control Valve ) mengatur jumlah
uap yang masuk ke nosel ( pipa semprot ), yang selanjutnya menggerakkan turbin
impuls satu tingkat. Energi uap yang masih tersisa kemudian menggerakkan
turbin reaksi yang terdiri atas 14 tingkat. Desain turbin ini memungkinkan
penggunaan uap tekanan rendah (LP steam) yang diijeksikan/induction untuk
membantu menggerakkan turbin reaksi tingkat ke 13 dan tingkat ke 14.
Pola operasi dengan uap tekanan rendah yang bertekanan konstan diatur oleh
LP control valve ( katup pengatur uap tekanan rendah ). Governor mengatur aliran
uap tekanan rendah dan daya keluaran turbin yang tidak saling bergantung satu
sama lainnya. Uap yang telah diekspansikan keluar melalui pipa buangan
berdiameter 70 inchi. Pipa buangan dari tiap turbin 905 - TG 1/2/3/4 bergabung
pada satu pipa berdiameter 110 inchi yang selanjutnya mengalirkan uap dan
kondensat ke surface condensor (pendingin dengan media udara). Sebelum air
tersebut dikembalikan ke Boiler (ketel), air kondensat digabungkan dengan air
yang ada pada bak penampung dan dipompakan ke Turbin 1 Tingkat yang
berjumlah dua buah untuk menjaga kekurangan kuantitas air ke Boiler. Air
21
dikembalikan kembali ke boiler untuk diubah menjadi uap kembali, jadi sistem
yang digunakan adalah sistem tertutup.
Rumah turbin terbagi dua dalam arah horizontal yang dipasangkan pada
dudukan Bantalan (Bearing Pendestal ).
Pipa keluaran uap dan kondensat dihubungkan dengan turbin memakai
sambungan Flens dan arah aliran kebawah. Poros turbin terbuat dari baja tempa
yang kemudian dikerjakan dengan proses permesinan. Sudu turbin terdiri dari
sudu impuls dan sudu reaksi. Bantalan Luncur ( Jounal Bearing ) penyangga poros
terdiri dari dua bahagian. Dudukan bagian depan juga merupakan Rumah
Bantalan Aksial (Trust Bearing) yang meredam gaya aksial. Kelonggaran yang
tepat antara sudu tetap dengan sudu gerak akan menghasilkan pemanfaatan energi
yang optimum.
Balancing Piston dipasang pada turbin untuk mengimbangi gaya aksial yang
ditimbulkan oleh sudu reaksi. Besarnya gaya aksial bergantung kepada beban
yang terjadi yang kelebihannya ditahan oleh bantalan aksial. Pada saat bersamaan
Balancing piston menyekat uap tekanan tinggi didaerah sudu impuls. Diafragma
memisahkan uap bertekanan tinggi dengan uap bertekanan rendah. Turbin
dikontrol oleh governor hidrolik.
Pompa pelumas utama dan Impeler dari governor diputar oleh turbin melalui
roda gigi. Governor adalah sebagai pengatur yang berfungsi untuk mengurangi
aliran uap ke turbin bila kecepatan putar melebihi yang diinginkan (Over Speed).
Bagian – bagian Turbin Uap
Dari data yang didapatkan dari Blue Book dan menurut lampiran dari gambar
Turbin Part SR 434450 maka bagian – bagian Turbin dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. CASSING
Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.
2. ROTOR
22
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau
deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving Blade. Untuk turbin
bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi maka
motor ini perlu di Balanceuntuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara
aksial terhadap poros.
3. BEARING PENDESTAL
Adalah merupakan kekdudukan dari poros rotor.
4. JOURNAL BEARING
Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya
Tegak Lurus Rotor.
5. THRUST BEARING
adalah Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya
aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju
mundurnya poros rotor.
6. MAIN OLI PUMP
Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian –
bagian yang berputar pada turbin . Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :
Sebagai Pelumas pada bagian – bagian yang berputar.
Sebagai Pendingin ( Oil Cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian
turbin dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler
Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara
rotasi.
Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai
akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke
luar secara sirkuler oleh oli yang masuk .
7. GLAND PACKING
Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran Uap maupun
kebocoran oli.
8. LABIRINTH RING
23
Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing.
9. IMPULS STAGE
Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116 buah
10. STASIONARY BLADE
Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steam
yang masuk.
11. MOVING BLADE
Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi
Steam menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
12. CONTROL VALVE
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk
kedalam turbin sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.
13. STOP VALVE
Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau
menghentikan aliran steam yang menuju turbin.
14. REDUCING GEAR
Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin
dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor
dari 5500rpm menjadi 1500 rpm.
Bagian-bagian dari Reducing Gear adalah :
Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian
dalam reducing gear.
Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang
putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.
Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang
putarannya akan mengurangi jumlah putaran dari Shaft rotor turbin
yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.
Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan /
menerima gaya tegak lurus dari pinion gear.
24
Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing
terhadap gaya radial shaft pinion gear.
Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan
gaya radial dari shaft gear wheel.
Wheel Holding Ring adalah ring penahan dari wheel Bearing terhadap
gaya radial atau tegak lurus shaft gear wheel.
Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau
menerima gaya sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial ) yang
merupakan gerak maju mundurnya poros.
2.3.3 Klasifikasi turbin uap
Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang
berbeda berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses
penurunan tekanan uap sebagai berikut:
2.3.3.1 Berdasarkan Prinsip Kerjanya
2. Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor
satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu.
Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
Turbin satu tahap.
Turbin impuls gabungan.
Turbin impuls gabungan kecepatan.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu
diam / nosel.
- Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
3. Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari
baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat
dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris, karena
25
berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap walaupun
arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
- Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
- Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan
Bertingkat.
2.3.3.2 Berdasarkan pada Tingkat Penurunan
Tekanan dalam Turbin
Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya
kecil, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar.
Pada turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin
tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
2.3.3.3 Turbin Berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam
kompresor.
Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm sehingga masih
dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses
pemanasan lain, misalnya proses industri.
26
2.3.4 Generator Sinkron Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan generator
sinkron. Oleh sebab itu generator sinkron memegang peranan penting dalam sebuah
pusat pembangkit listrik. Generator sinkron (sering disebut alternator) merupakan
sebuah mesin sinkron yang berfungsi mengubah energi mekanik berupa putaran
menjadi energi listrik bolak-balik (AC).
Generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan
generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran
medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar
rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan
medan putar pada stator. Mesin sinkron tidak dapat start sendiri karena kutub-kutub
tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung
dengan jala-jala. Generator sinkron dapat berupa generator sinkron tiga phasa atau
generator sinkron satu phasa.
2.3.4.1 Konstruksi Generator Sinkron
Pada prinsipnya, konstruksi Generator sinkron sama dengan motor sinkron.
Secara umum, konstruksi generator sinkron terdiri dari stator (bagian yang diam) dan
rotor (bagian yang bergerak). Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang
berbentuk simetris dan silindris. Selain itu generator sinkron memiliki celah udara
ruang antara stator dan rotor yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fluksi atau
induksi energi listrik dari rotor ke-stator.
Pada Gambar 6.1 dapat dilihat konstruksi sederhana dari sebuah generator
sinkron secara umum :
27
Gambar 2.6 Konstruksi generator sinkron secara umum
A. Rotor
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang kemudian tegangan
dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator. Generator sinkron memiliki dua tipe
rotor, yaitu :
1.) Rotor berbentuk kutub sepatu (salient pole)
2.) Rotor berbentuk kutub dengan celah udara sama rata (cylindrical)
1. Rotor kutub menonjol (Salient Pole Rotor)
Rotor tipe ini mempunyai kutub yang jumlahnya banyak. Kumparan
dibelitkan pada tangkai kutub, di mana kutub-kutub diberi laminasi untuk
mengurangi panas yang ditimbulkan oleh arus Eddy, kumparan-kumparan medannya
terdiri dari bilah tembaga persegi. Kutub menonjol ditandai dengan rotor berdiameter
besar dan panjang sumbunya pendek.
Selain itu jenis kutub salient pole, kutub magnetnya menonjol keluar dari
permukaan rotor. Belitan-belitan medan dihubung seri. Ketika belitan medan ini
disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub yang
berlawanan. Bentuk kutub menonjol generator sinkron tampak seperti Gambar
berikut :
28
Gambar 2.7 Rotor Kutub Menonjol Generator Sinkron
Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron dengan
kecepatan putaran rendah dan sedang (120-400 rpm). Generator sinkron tipe seperti
ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air pada sistem pembangkit listrik.
Rotor kutub menonjol baik digunakan untuk putaran rendah dan sedang karena :
• Konstruksi kutub menonjol tidak terlalu kuat untuk menahan tekanan
mekanis apabila diputar dengan kecepatan tinggi.
• Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi yang besar dan bersuara bising
jika diputar dengan kecepatan tinggi.
2. Rotor kutub tak menonjol (Rotor Silinder)
Rotor tipe ini dibuat dari plat baja berbentuk silinder yang mempunyai
sejumlah slot sebagai tempat kumparan. Karena adanya slot-slot dan juga kumparan
medan yang terletak pada rotor maka jumlah kutub pun sedikit yang dapat dibuat.
Belitan-belitan medan dipasang pada alur-alur di sisi luarnya dan terhubung seri yang
dienerjais oleh eksiter. Gambar bentuk kutub silinder generator sinkron tampak
seperti pada Gambar 6.1.1.b berikut:
29
Gambar 2.8 Rotor Kutub tak Menonjol Generator Sinkron
Rotor terdiri dari beberapa komponen utama yaitu :
1. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi
dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke-slip ring
ini kemudian dihubungkan kesumber arus searah melalui sikat (brush) yang letaknya
menempel pada slip ring.
2. Sikat
Sebagaian dari generator sinkron ada yang memiliki sikat ada juga yang tidak
memiliki sikat. Sikat pada generator sinkron berfungsi sebagai saklar putar untuk
mengalirkan arus DC ke-kumparan medan pada rotor generator sikron. Sikat terbuat
dari bahan karbon tertentu.
3. Kumpara rotor (kumparan medan)
Kumparan medan merupakan unsure yang memegang peranan utama dalam
menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari sumber
eksitasi tertentu.
4. Poros Rotor
Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada
poros tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.
B. Stator
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat
untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban
disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan
30
lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak bergerak).
Oleh karena itu, komponen ini juga disebut dengan stator. Lilitan armatur generator
dalam wye dan titik netral dihubungkan ke tanah. Lilitan dalam wye dipilih karena:
1. Meningkatkan daya output.
2. Menghindari tegangan harmonik, sehingga tegangan line tetap sinusoidal dalam
kondisi beban apapun.
Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk
laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang
bagus berarti permeabilitas dan resistivitas dari bahan tinggi. Gambar 2.9 berikut
memperlihatkan alur stator tempat kumparan jangkar
Gambar 2.9 Inti Stator dan Alur Pada Stator
2.3.4.2 Prinsip kerja
Adapun prinsip kerja dari suatu generator sinkron adalah:
1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka
akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya
persamaan (6.1) dimana : 𝑛 = 120𝑓𝑝
.................................... (2.4)
n = Kecepatan putar rotor (rpm)
31
p = Jumlah kutub rotor
f = frekuensi (Hz)
3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor,
akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar
yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah
besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi
suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan
tersebut, hal tersebut sesuai dengan persamaan
dimana : 𝑒 = −𝑁 𝑑∅𝑑𝑡
..........................................(2.5)
𝑒 = −𝑁 𝑑∅𝑚𝑎𝑘𝑠 sin𝑤𝑡𝑑𝑡
..........................(2.6) 𝑒 = −𝑁𝑤∅𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑐𝑜𝑠𝑤𝑡 ....................(2.7)
E = ggl induksi (Volt) N = Jumlah belitan C = Konstanta p = Jumlah kutub n = Putaran (rpm) f = Frequensi (Hz) ϕ = Fluks magnetik (weber)
Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan
kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi
pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200
satu sama lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap
dioperasikan untuk menghasilkan energi listrik.
32
2.3.4.3 Reaksi Jangkar
Bila beban terhubung ke terminal generator maka pada belitan stator akan
mengalir arus, sehigga timbul medan magnet pada belitan stator. Medan magnet ini
akan mendistorsi medan magnet yang dihasilkan belitan rotor. Seperti yang
dijelaskan pada Gambar:
Gambar 2.10 Model Reaksi Jangkar
2.3.3. 4 Sistem Eksitasi
Berdasarkan cara penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron, sistem
eksitasi terdiri dari dua jenis yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan sikat
(brushless excitation) dan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless). Ada
dua jenis sistem eksitasi dengan menggunakan sikat yaitu :
1. Sistem eksitasi konvensional (menggunakan generator arus searah).
2. Sistem eksitasi statis.
Sedangkan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat terdiri dari :
1. Sistem eksitasi dengan menggunakan baterai.
2. Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanen Magnet Generator (PMG)
2.3.5 Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Pelet Kaliandra Merah
33
Dalam prinsip dasar konversi energi kita mengacu pada hukum kekekalan
energi yaitu energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan melainkan
hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Hampir semua bentuk energi, sebelum diubah menjadi energi listrik harus
diubah dulu menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Termasuk diantaranya
energi dalam bentuk angin, aliran air dan aliran uap semuanya harus diubah terlebih
dahulu menjadi energi mekanik berbentuk putaran agar bisa dikonversikan menjadi
energi listrik. Sementara uap diperoleh melalui proses pemanasan air di dalam boiler
dan boiler memerlukan bahan bakar.
Jadi, secara sederhana dapat kita katakan bahwa segala sesuatu yang dapat dibakar
dan dipergunakan untuk memanaskan air sehingga air tersebut berubah menjadi uap
bertekanan yang akan digunakan untuk memutar turbin uap yang dikopel dengan
generator, dapat diubah menjadi energi listrik.
Pelet Kaliandra Merah dapat dijadikan bahan bakar merupakan sebuah PLTU.
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus
tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan
sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan
bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan.
34
Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini berlangsung
terus menerus dan berulang-ulang.
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh
kebocoran - kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk
mengganti air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus.
Kriteria air penambah (make up water) ini harus sama dengan air yang ada dalam
siklus.
Adapun bahan bakar boiler pada PLTU ini adalah pelet kayu Pohon
Kaliandra Merah. Pohon Kaliandra Merah yang sudah ditebang, dikurangi kadara
airnya, kemudian diolah menjadi potongan-potongan kecil berupa pelet.
2.3.6 Peralatan Utama pada PLTU berbahan Bakar Pelet Kaliandra
a. Raw Water Tank
Raw Water Tank berfungsi untuk tempat penampungan air hasil
demineralisasi.
b. Water Treatment Plant ( WTP )
WTP berfungsi sebagai tempat terjadinya proses demineralisasi air. Air ini
yang akan disuplai ke boiler.
c. Circuling Water Pump
Circuling Water Pump berfungsi sebagai pompa untuk menyirkulasi air.
d. Feed Water Tank
35
Tempat dikumpulkannya air sebelum disupply ke boiler.
e. Boiler Feed Pump
Pompa untuk memompakan air dari Feed Water Tank ke dalam boiler.
f. Economizer
Adalah suatu perangkat mekanik yang dimaksudkan untuk mengurangi
konsumsi energi, atau untuk melakukan fungsi lain, seperti memanaskan cairan.
g. Boiler
Suatu boiler (pembangkit uap) merupakan kombinasi kompleks dari
economizer, ketel, pemanas lanjut, pemanas ulang, dan pemanas udara awal.
Ketel adalah bagian dari pembangkit uap di mana air jenuh diubah menjadi uap
jenuh. Ketel ini dapat diklasifikasikan berdasar:
1. Jenisnya
a. Ketel tangki
b. Ketel pipa air
c. Ketel pipa api
2. Bahan Bakar yang Digunakan
a. Padat (dalam hal ini, pelet kayu Pohon Kaliandra Merah).
b. Cair
c. Gas
3. Kegunaan
a. Di darat (stasioner)
36
b. Di laut atau transportasi (locomobile)
4. Tekanan Kerja
a. Rendah (≤ 5 ata )
b. Menengah (medium) (5 ÷ 40 ata)
c. Tinggi (40 ÷ 80 ata)
d. Ekstra tinggi (super kritis)
5. Produksi Uap
a. Kecil (≤ 250 kg/jam)
b. Menengah (250 ÷ 5000 kg/jam)
c. Besar (> 5000 kg/jam)
h. Boiler Drum
Merupakan sebuah wadah air / uap di ujung atas tabung air. Boiler drum
menyimpan uap yang dihasilkan oleh tabung air dan bertindak sebagai pemisah
antara uap dan air [6].
i. Turbin Uap
Turbin uap merupakan mesin dengan aliran tetap, di mana uap melalui nosel
diekspansikan ke sudu – sudu turbin dengan penurunan tekanan yang drastis
sehingga terjadi perubahan energi kinetik pada uap. Energi kinetik uap yang keluar
dari nosel diberikan pada sudu – sudu turbin.
Nosel adalah saluran yang mempunyai luas permukaan bervariasi sehingga dirancang
untuk menurunkan tekanan dari bagian masuk ke bagian keluar guna mempercepat
aliran.
j. Generator
37
Merupakan mesin listrik yang berfungsi mengubah energi mekanik berupa
putaran menjadi energi listrik. Generator yang umumnya digunakan dalam pusat
listrik adalah generator sinkron tiga fasa. Generator ini diputar satu poros dengan
turbin. Dapat dikopel langsung dengan turbin ataupun dikopel dengan gear reducer
terlebih dahulu sebelum dikopel dengan turbin dengan tujuan memperoleh kecepatan
putar yang sesuai.
k. Kondensor
Kondensor adalah tempat terjadinya proses kondensasi/ pengembunan.
Adapun tujuan kondensasi uap adalah:
Agar diperoleh air pengisi ketel bersuhu tinggi yang dapat dialirkan ke ketel
uap dengan bantuan pompa.
1. Dengan proses kondensasi, uap dapat dikeluarkan dari penggerak utama
dengan tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfer secara lebih
ekonomis. Kerja yang dihasilkan sebagian besar diperoleh dari proses
ekspansi uap.
2. Efisiensi termodinamik lebih besar, tekanan balik akan rendah. Akan
tetapi perlu diketahui bahwa seiring dengan turunnya tekanan balik, akan
diikuti dengan kenaikan harga peralatan.
Ditinjau dari proses pencampuran air pendingin dengan uap, kondensor dapat
digolongkan dalam dua kelas:
1. Kondensor jet
2. Kondensor permukaan
38
Pada kondensor tipe jet, proses kondensasi dari uap dilakukan dengan
pencampuran uap dengan air. Air untuk kebutuhan kondensasi uap harus murni,
minimal sama dengan kualitas air kondensat yang menuju suatu sumber panas. Air
pengisi ketel diambil dari sumber panas.
Kondensor jet dapat digolongkan menurut arah dari aliran air dan uap, yaitu
aliran sejajar dan aliran berlawanan. Selain itu ada pula jenis ejektor dan kondensor
barometer. Pada kondensor jet jenis aliran sejajar, uap dan percikan air pendingin
dimasukkan dari sisi atas dan kemudian bersama – sama jatuh ke bawah akibat gaya
gravitasi. Pada kondensor jet jenis aliran berlawanan, uap mengalir menuju bagian
atas melintasi kondensor dan bertemu dengan air pendingin yang dialirkan dari sisi
atas. Pengeluaran udara terapat di bagian atas dan pemisahan air berada di bagian
bawah kondensor. Pada kondensor jenis ejektor terdapat sejumlah pipa konus yang di
dalamnya terjadi pencampuran uap dan air. Energi kinetik uap dimanfaatkan untuk
menggerakkan air pendingin dari dalam kondensor menuju sumber panas yang
bertekanan atmosfer. Kondensor jet barometer mempunyai pipa keluaran yang
panjang dan dipasang tegak lurus. Kegunaan pipa ini ialah untuk mengalirkan air
hasil kondensasi yang bersuhu tinggi ke tangki penyimpanan di bagian bawah
kondensor tanpa bdantuan pompa. Udara dikeluarkan dari bagian atas kondensor.
Pada kondensor permukaan, uap tidak kontak langsung dengan air pendingin.
Air pendingin mengalir di dalam pipa dan uap mengalir di sekeliling permukaan luar
pipa. Selain itu ada kondensor jenis permukaan yang bekerja sebaliknya, yaitu uap
mengalir di dalam pipa dan air pendingin di sekeliling permukaan luar pipa.