Upload
lamtruc
View
235
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Ikan Mas
Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) dikelompokkan ke dalam:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio L.
2.2 Morfologi Ikan Mas
Spesies ikan mas (Cyprinus carpio L.) masuk dalam genus cyprinus
dari famili cyprinidae. Ikan mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang, sedikit
pipih kesamping. Mulut terletak diujung tengah (terminal), mempunyai sungut
dua pasang, sirip punggung dengan jari-jari keras berjumlah 17-22 serta sirip dada
dengan jumlah 15 jari-jari keras. Letak permulaan sirip punggung ini
berseberangan dengan permulaan sirip perut yang hanya ada satu dengan jumlah
jari-jari keras antara 7-9. Ikan mas mempunyai sisik yang relatif besar dengan tipe
cycloid, mempunyai garis rusuk yang lengkap pada pertengahan sirip ekor dengan
jumlah antara 35-39 (Saanin, 1984).
6
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
7
Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada
beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran
besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran). Sirip punggungnya
(dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di bagian akhir
(sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan
permukaan sirip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip
punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea
lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan
bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Amri,
2008).
Alat pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dankelenjar
pencernaan. Alat pencernaan pada ikan mas terdiri atas lambung. Saluran
pencernaan pada ikan terdiri atas segmenmulut, rongga mulut, faring, esofagus,
lambung, pilorus, usus,rektum dan anus (Fajri, 2009).
Gambar 2.1 Ikan Mas
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
8
Sutini (2006) Mengatakan, Alat-alat pencernaan makanan secara berturut-
turut dari awal makanan masuk ke mulut dapat dikemukakan sebagai berikut:
mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus dan
anus. Dalam beberapa hal terdapat adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan
dan kebiasaan makannya. Organ pencernaan ini dilengkapi dan dibantu oleh hati
dan pancreas.
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di
dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak
menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut
makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar
insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila
tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di
dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas
batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk
memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus
yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada
anus (Andri, 2001).
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati
merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di
bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi
atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung.
Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
9
membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna
kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung.
Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila
diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga
sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim
pencernaan dan hormon insulin (Rianto, 2002).
2.3 Habitat Ikan Mas
Pembudidayaan ikan mas di Indonesia banyak ditemui di Jawa dan
Sumatra dalam bentuk empang, balong, maupun keramba terapung yang di
letakan di danau atau waduk besar. Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di
perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras,
seperti di pinggiran sungai atau danau. Habitat aslinya yang di alam meliputi
sungai berarus tenang sampai sedang dan di area dangkal danau. Perairan yang
disukai tentunya yang banyak menyediakan pakan alaminya. Ceruk atau area kecil
yang terdalam pada suatu dasar perairan adalah tempat yang sangat ideal untuknya.
Bagian-bagian sungai yang terlindungi rindangmya pepohonan dan tepi sungai
dimana terdapat runtuhan pohon yang tumbang dapat menjadi tempat favoritnya.
Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian
antara 150-1000m di atas permukaan laut, dengan suhu 20 - 25oC, dan pH air
antara 7 - 8 (Herlina,2002).
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
10
2.4 Jenis – Jenis Ikan Mas
2.4.1. Ikan Konsumsi
a. Ikan Mas Punten
Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di desa Punten,
Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatife pendek, tetapi bagian punggungnya lebar
dan tinggi. Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau
bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan
adalah 2,3 – 2,4 : 1. Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerak tubuhnya
lambat, dan bersifat jinak (Khairuman, 2013)
b. Ikan Mas Sinyonya
Ikan mas ini bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan
punggungnya lebih rendah dibandingkan ikan mas punten. Perbandingan antara
panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66 : 1. Sisiknya berwarna kuning muda
seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol, tetapi
berubah menjadi sipit ketika ikan mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak
dibandingkan ikan mas punten. Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul
di permukaan air. Jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000 – 125.000 dan
diameternya 0,3 – 1,5 mm. induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin
pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas
ini tahan terhadap parasit Myxoxporea. Kisaran toleransi pH nya 5,5 – 8,5.
(Khairuman, 2013)
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
11
c. Ikan Mas Taiwan
Ikan mas Taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk
punggung seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan
hingga kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas
Taiwan sangat responsif terhadap pakan sehingga akan saling berebut ketika
diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian
diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia (Khairuman, 2013)
d. Ikan Mas Merah
Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah
keemasan. Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar
kolam. Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya,
posisi punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.
(Khairuman, 2013)
e. Ikan Mas Majalaya
Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah
majalaya, kabupaten bandung, jawa barat. Ukuran badannya relatif pendek dan
punggungnya lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas
lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2 :1. bentuk
tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat
ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna
hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah
insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah
punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap (Khairuman, 2013)
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
12
f. Ikan Mas Yamato
Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia.
Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini
banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang
(Khairuman, 2013)
g. Ikan Mas Lokal
Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis
ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan
matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang
yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat
(Khairuman, 2013)
2.4.2. Ikan Hias
a. Ikan Mas Kumpay
Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang
dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya
sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk
badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya (Amri , 2008)
b. Ikan Mas Kancra Domas
Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni
selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak
beraturan. Warna sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik
punggungnya berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang
keperakan atau keemasan (Amri , 2008)
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
13
c. Ikan Mas Fancy
Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning,
dan merah. Pada tubuhnya terdapat totol - totol berwarna hitam. Karena warnanya
yang bermacam-macam itulah ikan mas ini disebut fancy (Amri , 2008)
d. Ikan Mas Kaca
Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian
yang tidak tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat
sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih
mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam (Amri , 2008).
e. Ikan Mas Koi
Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam, ada putih,
kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut (Amri ,
2008)
2.5 Perkembangbiakkan
Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di
dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada
ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat
terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat
aslinya, ikan mas sering memijah pada awal musim hujan, karena adanya
rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air (Agus Rochdianto, 2005).
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar.
Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun,
seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
14
yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus
membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan (Agus Rochdianto, 2005).
Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas
berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-
0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot
induk. Embrioakan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa
(Agus Rochdianto, 2005).
Antara 2 - 3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi
larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif
besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan
habis dalam waktu 2 - 4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak
vertikal. Ukuran larva antara 0,5-0,6 mm dan bobotnya antara 18 - 20 mg (Agus
Rochdianto, 2005).
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4 - 5 hari.
Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk
menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton,
seperti rotifera, moina, dan dapHnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam
satu hari sekitar 60 - 70% dari bobotnya (Agus Rochdianto, 2005).
Setelah 2 - 3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1 - 3
cm dan bobotnya 0,1 - 0,5 gram. Antara 2 - 3 minggu kemudian burayak tumbuh
menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3 - 5 cm dan
bobotnya 0,5 - 2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
15
berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram (Agus
Rochdianto, 2005).
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan
dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk
betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan
mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk - aduk dasar perairan atau dasar
kolam untuk mencari makanan. Tetapi Para petani yang membudidayakan ikan ini
biasanya memindahkan telur - telur yang telah menempel pada medianya ke
kolam lain agar didapat hasil yang maksimal. Beberapa bulan kemudian ikan mas
sudah layak dikonsumsi beratnya lebih kurang 250 gram (Amri, 2008).
2.6 Lingkungan yang Cocok untuk Pembudidayaan Ikan Mas
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pembudidayaan ikan mas,
kita harus memperhatikan juga faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ikan mas. Dengan lokasi yang mendukung diharapkan dapat
meningkatkan hasil yang maksimal dalam pembudidayaan ikan mas.
Faktor keberhasilan usaha dalam budidaya ikan mas menurut Herlina
(2002) antara lain .
1. Tersedia tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air
yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3 - 5%
untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
16
3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian antara 150 - 1000 m dpl.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan
tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/ limbah pabrik.
5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air
deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air
tenang 8 - 15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras
debitnya 100 liter/menit/m3.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7 - 8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 20 - 25°C.
2.7 Pakan
Pakan adalah nama umum yang digunakan untuk menyebut makanan-
makanan yang dimanfaatkan atau dimakan hewan, termasuk ikan untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan tubuhnya. Pakan yang dimakan ikan
berasal dari alam (disebut pakan alami) dan dari buatan manusia (disebut pakan
buatan) (Amri & Khairuman, 2002).
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan pakan buatan
adalah sebagai berikut (Afrianto & Liviawaty, 2005).
1. Produksi ikan di kolam dapat ditingkatkan melalui padat penebaran tinggi dan
waktu pemeliharaan yang terlalu singkat.
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
17
2. Bahan baku pakan yang dapat berupa limbah industri pertanian, perikanan,
peternakan dan makanan yang bernilai ekonomi rendah tetapi masih
mengandung nilai gizi tinggi.
3. Pakan buatan dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama tanpa terjadi
pertumbuhan kualitas yang drastis. Dengan demikian, kebutuhan pakan akan
terpenuhi tiap saat.
4. Pemberian pakan buatan dapat mengubah warna dan rasa daging ikan,
disesuaikan dengan selera konsumen.
2.7.1. Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan bahan buangan dalam proses pembuatan tahu
yang dapat mengganggu lingkungan karena baunya dan belum banyak
dimanfaatkan. Maka, dapat dikembangkan suatu bentuk usaha baru yang
memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan subtitusi dengan tujuan selain sebagai
salah satu upaya mengurangi pencemaran dari limbah atau ampas tahu khususnya
di daerah perairan, tapi juga mampu memberikan alternatif gizi sebagai sumber
protein pada ikan. Pada proses pembuatan tahu sebagian protein kedelai diserap
oleh tahu dan sisanya tertinggal dalam ampas tahu (Wiramiharja, 2001).
Menurut Haetami (2006), penggunaan ampas tahu dalam pelet ikan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila gift. Pakan yang memiliki
keseimbangan protein, lemak, dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan
memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang
dibutuhkan ikan kurang maka pertumbuhan ikan akan lambat bera.kibat pada
biaya dan waktu panen yang cukup lama. Dengan pengelolaan yang baik dari
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
18
segala sesuatu yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu ini, otomatis akan
memberikan nilai tambah bagi produk tersebut dan lebih ramah Iingkungan.
Tahu diproduksi dengan memanfaatkan sifat protein, yaitu akan
menggumpal bila bereaksi dengan asam. Penggumpalan protein oleh asam cuka
akan berlangsung secara cepat dan bersamaan di seluruh bagian cairan sari kedelai,
sehingga sebagian besar air yang semula tercampur dalam sari kedelai akan
terkumpul di dalamnya. Pengeluaran air yang terkumpul tersebut dapat dilakukan
dengan memberikan tekanan. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin
banyak air dapat dikeluarkan dari gumpalan protein. Gumpalan protein itulah
yang disebut dengan tahu (Suprapti, 2005).
2.7.2. Dedak Halus
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi
manusia, sehingga tidak ada persaingan dalam penggunaannya. Dedak
mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan
bagian penutup beras itu. Dedak banyak digunakan sebagai sumber protein nabati
dalam pembuatan pakan ternak (Mappiratu et al., 2009). Hal ini mempengaruhi
tinggi - rendahnya kandungan serat kasar dedak. Kandungan nutrisi dedak :
Bahan kering : 91,0 %, Protein kasar : 13,5 %, Lemak kasar : 0,6 %, Serat kasar :
13.0 %, Energi metabolis : 1890,0 kal/kg, Calcium : 0,1 %, Total Fosfor : 1,7 %,
Asam Pantotenat : 22,0 mg/kg, Riboflavin : 3,0 mg/kg, dan Tiamin : 22,8 mg/kg.
kandungan protein dedak padi lebih berkualitas dibandingkan dengan jagung
(Mappiratu et al., 2009).
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
19
2.7.3. Rucah Ikan Teri
Ikan teri (Stolephorus spp.) adalah ikan yang termasuk kedalam kelompok
ikan pelagis kecil, yang diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan
paling melimpah di perairan Indonesia. Sumberdaya ini merupakan sumberdaya
neritik, karena penyebarannya terutama adalah di perairan dekat pantai. Pada
wilayah dimana terjadi proses penaikkan massa air (upwelling), sumberdaya ini
dapat membentuk biomassa yang besar (Csirke 1988).
Gambar 2.2 Rucah ikan teri
Ikan teri merupakan salah satu sumber kalsium terbaik untuk mencegah
pengeroposan tulang. Ikan teri merupakan sumber kalsium yang tahan dan tidak
mudah larut dalam air. Kandungan gizi teri segar meliputi energi 77 kkal, protein
l6g, lemak 1.0 g, kalsium 500 mg, pHosfor 500 mg, besi 1.0 mg, Vit A RE 47,
dan Vit B 0.1 mg Selain itu, ikan teri yang mempunyai ukuran 7-16 cm (De Bruin,
1994), seperti umumnya kelompok ikan pelagis kecil, mempunyai karakteristik
sebagai berikut: Membentuk gerombolan yang terpencar-pencar (patchness),
Variasi kelimpahan cukup tinggi yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
yang berfluaktuatif, Selalu melakukan ruaya baik temporal maupun spasial
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
20
aktivitas gerak yang cukup tinggi yang ditunjukkan oleh bentuk badan
menyerupai cerutu atau torpedo (Keenleyside 1979 & Balitbang Perikanan 1994).
2.8 Pertumbuhan
parameter yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan
adalah sebagai faktor kondisi yang menggambarkan kegemukan ikan (Effendi,
2002).
menurut Fitriah (2004) pertumbuhan adalah pertambahan ukuran baik
panjang maupun berat. Perumbuhan dipengaruhi oleh faktor genetik, hormon dan
lingkungan.
Aspek fisiologi pencernaan dan pakan merupakan faktor penting untuk
memacu pertumbuhan, karena menurut Widya et al. (2000), lambatnya
pertumbuhan diduga disebabkan dua faktor utama, yaitu :
a. kondisi internal ikan sehubungan dengan kemampuan ikan dalam mencerna
dan memanfaatkan pakan untuk pertambahan bobot tubuh. Benih ikan nila
gift merupakan ikan yang termasuk hasil perbaikan genetika dari ikan mujair
dan ikan nila, sehingga potensi tumbuhnya lebih baik;
b. kondisi eksternal pakan, yang formulasinya belum mengandung sumber
nutrien yang tepat dan lengkap bagi ikan sehingga tidak dapat memacu
pertumbuhan pada tingkat optimal.
2.9 Efisiensi Pakan
Purwanti (2006) dalam Juanda (2010) menerangkan bahwa efisiensi pakan
menunjukkan tingkat pemanfaatan pakan untuk pertumbuhan. Efisiensi pakan
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu efisiensi kotor dan efisiensi bersih. Efisiensi
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
21
kotor menggambarkan energi (nilai parameter dalam bahan kering) dari
pertumbuhan berat badan, dan menunjukkan energi yang termanfaatkan dari
pakan yang diberikan. Adapun efisiensi bersih merupakan pertumbuhan relatif
dari jumlah energi yang tercerna, kadar energi tersebut dihasilkan dari makanan
yang dicerna setelah mengurangi kadar energi feses dan hasil ekskresi. Menurut
NCR (1983) dalam Hariyadi et al. (2005), efisiensi pakan bergantung pada
cukupnya nutrisi dan energi pakan. Apabila pakan yang diberikan nutrisinya tidak
mencukupi (seperti energi tinggi atau rendah), pertambahan bobot yang dihasilkan
akan rendah juga.
Efisiensi setiap jenis ikan untuk memenfaatkan sumber nutrisi juga
berbeda - beda. Faktor utama yang menentukan tinggi rendahnya efisiensi ini
adalah macam sumber nutrisi dan jumlah dari tiap - tiap komponen sumber nutrisi
dalam pakan ikan. Istilah yang biasa digunakan untuk mengetahui macam dan
jumlah sumber nutrisi dalam pakan ikan adalah kualitasnya. Untuk mengetahui
kualitas pakan ikan ditentukan berdasarkan pertumbuhan ikan yang memakannya
(Djarijah, 1995).
2.10 Sintasan
Sintasan merupakan indikator untuk menghitung tingkat kehidupan hewan
peliharaan dari sekian populasi dalam waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi
sintasan ikan adalah kondisi lingkungan yang baru, stress, dan adanya bibit
penyakit yang timbul, sedangkan faktor dari dalam tubuh ikan adalah kemampuan
ikan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan umur ikan (Zonneveld
et al., 1991).
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
22
2.11 Kualitas Air
Air merupakan kebutuhan dasar manusia dan sumber daya yang perlu di
jaga kelestariannya untuk kepentingan manusia dan lingkungan pemeliharaannya
secara kualitas dan kuantitas secara berkelanjutan memerlukan perhatian dan
penanganan yang serius. Salah satu permasalahannya antara ketersediaan air
dengan kebutuhan dan penggunaannya (Safitri, 2009)
Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan bagi
pemenuhan tertentu kehidupan manusia. Pencemaran air merupakan segala
pengotoran atau penambahan organisme atau zat - zat lain ke dalam air, sehingga
mencapai tingkat yang mengganggu penggunaan dan pemanfaatan serta
kelestarian perairan tersebut. Masalah pencemaran air berhubungan erat dengan
kualitas air. ( Direktorat Pengendalian Masalah Air, 1975 dalam Wardhani, 2002)
Pengolahan air bertujuan untuk menyediakan lingkungan hidup yang
optimal bagi benih untuk hidup, berkembang, dan tumbuh sehingga diperoleh
kelangsungan hidup dan pertumbuhan hidup yang maksimal. prinsip pengolahan
air adalah memasukan zat yang bermanfaat (O2, air segar, dan sebagainya)
kedalam wadah kultur dan mengeluarkan yang tidak bermanfaat bahkan
merugikan (feses, metabolit amoniak, CO2, dan sebagainya). Bentuk peengolahan
air dalam wadah kultur benih antara lain pemberian aerasi yaitu memasukan udara
(salah satu kandungannya adalah O2) kedalam air sehingga O2 terdifusi kedalam
air dan kandungan oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO) dalam air menjadi
meningkat untuk menyuplai O2 bagi benih (Effendi, 2004 dalam Widiyanti, 2012)
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
23
Kualitas penampilan dari ikan mas sangat dipengaruhi oleh kualitas airnya
juga, karena kualitas air merupakan faktor terpenting unuk pertumbuhan ikan mas.
Kualitas air untuk ikan mas harus selalu dijaga kebersihannya dengan selalu
dirawat kondisi air yang ada pada kolam. Karena apabila kualitas air untuk ikan
mas terjaga dengan baik, akan berpengaruh pada kualitas dari ikan mas tersebut.
Terutama warna dari ikan mas yang lebih bagus.
A. Suhu
Suhu merupakan salah satu sifat fisik yang dapat mempengaruhi nafsu
makan dan pertumbuhan badan ikan (Susanto, 2008). selain itu suhu dapat
mempengaruhi pertukaran zat-zat atau metabolisme dari makhluk hidup dan dapat
mempengaruhi kadar oksigen yang terlarut dalam air. Semakin tinggi suhu atau
perairan, maka semakin sedikit oksigen yang dapat terlarut di dalamnya. Suhu air
yang dapat ditolelir oleh ikan mas berkisar antara 20 – 250C (Susanto &
Rochdianto, 2000; Pasaribu & Somantri, 2004).
B. Derajat Keasaman (pH)
Selain suhu, derajat keasaman (pH) juga mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kehidupan tumbuh – tumbuhan dan binatang air serta toksisitas suatu
senyawa kimia (Effendi, 2002).
Menurut Boyd (1982) dalam Nugroho (2007), pH yaitu suatu ion hidrogen
dan menunjukan suasana air yang berupa asam atau basa. Alat yang digunakan
untuk mengukur pH yaitu pH meter. pH yang optimal untuk ikan mas berkisar
antara 7 – 8 (Herlina, 2002).
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014
24
C. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan
sebagai pilihan utama untuk menentukan layak atau tidaknya air untuk digunakan
dalam kegiatan pembesaran ikan. (Sucipto & Prihartono, 2005)
Kandungan oksigen terlarut dalam air darat berasal dari udara melalui
proses difusi. Oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh ikan untuk melakukan
berbagai aktifitas seperti berenang, pertumbuhan, reproduksi dan sebagainya.
Kadar oksigen terlarut menurut Murtijno (1992) dalam Rahardja et al. (2011)
batas minimal kandungan O2 terlarut 5-7 ppm cukup baik mendukung kegiatan
budidaya ikan.
Penggunaan Pelet Kombinasi..., Bagus Arif Firmansyah, FKIP, UMP, 2014