28
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1 Definisi Keperawatan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan atau asuhan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan atau asuhan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan di tujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Standar kompetensi perawat meliputi kerangka kerja kompetensi perawat indonesia, meliputi praktik profesional, etis, legal dan peka budaya. Pemberrian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan, dan pengembangan kualitas personal dann profesional. Rincian unit kompetensi dengan kodifikasinya. Penjabaran kompetensi perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan (Dermawan, 2013) 2.1.2 Keperawatan sebagai profesi Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan,sedangkan kebalikannya yang harus diluruskan, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama. 1. Pengertian Menurut Wilensky (1964) profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan badan ilmu ( body of knowledge) dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan

2.1.1 Definisi Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan atau asuhan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan atau asuhan kesehatan, didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan di tujukan kepada individu, keluarga kelompok dan

masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan

manusia. Standar kompetensi perawat meliputi kerangka kerja kompetensi perawat

indonesia, meliputi praktik profesional, etis, legal dan peka budaya. Pemberrian

asuhan dan manajemen asuhan keperawatan, dan pengembangan kualitas personal

dann profesional. Rincian unit kompetensi dengan kodifikasinya. Penjabaran

kompetensi perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan (Dermawan, 2013)

2.1.2 Keperawatan sebagai profesi

Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai

suatu ketentuan,sedangkan kebalikannya yang harus diluruskan, karena hampir

semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

1. Pengertian

Menurut Wilensky (1964) profesi berasal dari kata profession yang berarti

suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan badan ilmu (body of knowledge) dasar

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

8

untuk pengembangan teori sitematis guna menghadapi banyak tantangan baru,

memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik

dengan fokus utama pada pelayanan.

Menurut Schein, E.H (1962) adalah suatu kumpulan atau pekerjaan yang

membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang

khusus di masyarakat.

Menurut Daniel Bell (1973) profesi adalah aktivitas intelektual yang

dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak

formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oelh sekelompok / badan yang

bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat,

menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi

mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat

mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.

2. Ciri-ciri profesi

Profesi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja

keilmuannya dan applikasinya.

b. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan peralatan yang terencana, terus menerus dan

bertahap.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

9

c. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui

perundang-undangan.

d. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar

pendidikan dan pelatihan pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan terhadap

pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi.

3. Kriteria profesi

Seseorang dikatakan menjalankan profesi bila memilih 10 kriteria :

a. Profesi harus memiliki keahlian khusus.

Keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain. Artinya profesi itu mesti ditandai

oleh adanya suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu diperoleh

dengan mempelajarinya secara khusus.

b. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu.

Profesi dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban, sepenuh waktu maksudnya

bukan part-time. Sebagai panggilan hidup, maksudnya profesi itu dipilih karena

dirasakan itulah panggilan hidupnya, artinya itulah lapangan pengabdiannya.

c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.

Artinya, profesi ini dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya

teruka. Secara universal pegangannya diakui.

d. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

10

Profesi merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan

untuk kepentingan diri sendiri, seperti untuk mengumpulkan uang atau mengejar

kedudukan.

e. Profesi harus dilengkapi kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif.

Kecakapan dann kompetensi ini diperlukan untuk menyakinkan peran profesi

itu terhadap kliennya.

f. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam menjalankan tugas profesinya.

Otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan-rekan seprofesinya. Tidak

boleh semua orang bicara dalam semua bidang.

g. Profesi hendaknya mempunyai kode etik, ini disebutkan kode profesi.

Fungsi kode etik ialah untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan

tugas profesi. Kode etik ini tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang

profesi dan juga masyarakat.

h. Profesi harus mempunyai klien yang jelas yaitu orang yang dilayani, dalam hal khusus

ini adalah pasien.

i. Profesi memerlukan organisasi untuk keperluan meningkatkan kualitas profesi itu.

j. Mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

11

Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta

Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik

sebagai berikut :

a. Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah

dalam tatanan praktik keperawatan.

Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh keterampilan yang bersifat

intuitif. Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu

dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu mendasarseperti ilmu

perilaku, sosial, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu keperawatan juga mempelajari

pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia

yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan pemberian asuhan

keperawatan secara langsung kepada klien.

b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.

Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada seseorang dalam

melakukan kegiatan untuk menunjang kesehtaan dan penyembuhan serta membantu

kemandirian klien.

c. Pendidikan yang memenuhi standart dan diselenggarkan di perguruan tinggi atau

universitas.

Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi

memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan

keterampilan intelektual, interpersonal dan tekhnikal yang memungkinkan mereka

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

12

menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh

dan berkesinambungan. Disamping itu perawat dituntut untuk mengembangkan iptek

keperawatan.

d. Pengendalian terhadap standart praktik.

Standart adalah pernyataan atau kriteria tentang kualitas praktik. Standart

praktik keperawatan menekankan kepada tanggung jawab dan tanggung gugat perawat

untuk memenuhi standart yang telah ditetapkan yang bertujuan melindungi

masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah pengawasan dan

pengendalian profesi lain.

e. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadao tindakan yang dilakukan.

Tanggung gugat / Accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan

yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap

kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tanggung gugat mempunyai dua

implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan

dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi

tertentu.

f. Karir seumur hidup

Dibedakan dengan tugas / job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin.

Perawat bekerja sebagai sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan

keterampilan yang menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

13

g. Fungsi mandiri

Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan

walaupun kegiatan kolaborasi dengan profesi lain kaang kala dilakukan dimana itu

semua didasarkan kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi profesi

lain.

2.2 Konsep Uji Kompetensi

2.2.1 Definisi Kompetensi

Menurut Spencer & spencer (1993), Kompetensi yaitu salah satu aspek sumber

daya manusia yang sangat berpengaruh pada kinerja usaha. Hal ini berhubungan

dengan jenis pekerjaan yang dikerjakannya, dimana jenis pekerjaan tertentu di tuntut

dengan standart kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki oleh

individu mengenai sejauh mana keterampilan, pengetahuan dan kemampuan kerjanya.

Kompetensi yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubung satu

dengan yang lainnya diperlukan untuk dilatih dan dikembangkan agar dapat

menghasilkan kinerja yang baik. Kompetensi dalam individu yang digambarkan

sebagai karakteristik individu yang menggunakan kepribadiannya yang paling dalam

dan mempengaruhi perilakunya ketika menghadapi pekerjaan yang pada akhirnya

berpengaruh terhadap kemampuan untuk menghasilkan prestasi kerja (Shaputra

Angga Rahyu, 2015).

Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI) merupakan ujian yang di laksanakan

untuk menguji, menentukan, megukur, dan menilai pengetahuan, keterampilan, serta

sikap perawat, baik dalam menjalankan profesionalisme pelayanan kesehatan maupun

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

14

asuhan keperawatan yang berkelanjutan (continue) (Medika, 2016). NCLEX adalah

suatu sistem ujian dengan menggunakan komputerisasi untuk mengetahui

kemampuan seorang perawat, baik secara kognitif, skill (kemampuan melakukan

prosedur keperawatan) dan attitude (sikap) sehingga mampu memberikan asuhan

keperawatan secara aman dan efektif disegala tingkat pelayanan keperawatan. Di

indonesia, fase pertama yang harus di tempuh agar dapat bekerja sebagai perawat

adalah menempuh Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI) untuk mendapatkanSurat

tanda registrasi (STR). Hal serupa juga terjadi di Amerika. agar bisa bekerja sebagai

perawat, calon perawat harus menempuh ujian yang disebut national Council

Licensure Examination- Registered Nurse (NCLEX-RN). Perguruan tinggi

keperawatan, sebagai suatu institusi pendidikan yang menyediakan fasilitas

pembelajaran bagi mahasiswa, memiliki andil yang cukup besar untuk ikut

bertanggung jawab atas mahasiswanya yang tidak lulus uji kompetensi dalam peran

fakultas membantu mahasiswanya untuk persiapan uji kompetensi perawat/ National

Council Licensure Examination-Rregistered Nurse (NCLEX-RN) dapat dilakuakn

melelui perspektif teori hubungan interpersonal oleh Peplau. Pada awalnya, teori

peplau dikembangkan untuk memandu praktik perawat psikiatrik. Akan tetapi seiring

berjalannya waktu, teori ini digunakan pada setting klinis dan akademis (Sears et al.,

2015).

2.2.2 Klasifikasi Kompetensi

Adapun ruang lingkup kompetensi menurut Spencer & Spencer (1993)

mengklasifikasikan kompetensi menjadi tiga yaitu:

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

15

1. Kompetensi intelektual adalah karakteristik sikap dan perilaku atau kemauan dan

intelektual individu dapat berupa penegtahuan, keterampilan, pemahaman

profesional, pemahaman konstektual, dan lain-lain yang bersifat relatif stabil ketika

menghadapi permasalahan di tempat kerja, yang dibentuk oleh sinergi watak, konsep

diri, motivasi internal serta kapasitas pengetahuan konstektual.

2. Kompetensi emosional adalah karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan

kemampuan untuk menguasai diri dan memahami lingkungan secara secara objektif

dan moralis sehingga pola emosinya relatif stabil ketika menghadapi masalah

pekerjaan, yang terbentuk melalui sinergi watak, konsep diri, motivasi internal serta

kapasitas kemampuan emosional.

3. Kompetensi sosial merupakan karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan

kemampuan membangun simpul-simpul kerja sama dengan orang lain yang relatif

stabil ketika menghadapi masalah pekerjaan yang terbentuk melalui sinergi watak,

konsep diri, motivasi internal serta kapasitas pengetahuan sosial kontekstual.

2.2.3 Karakteristik Kompetensi

Terdapat lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut :

1. Motif adalah seseuatu yang secara konsisten dipikiran atau diinginkan orang yang

menyebabkan tindakan. Motif mendrng, mengarahkan dan memilih perilaku

menuju tindakan atau tujuan tertentu.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

16

2. Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau

informasi. Kecepatan reaksi dan ketajaman mata merupakan ciri fisik kompetensi

seseorang pilot tempur.

3. Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri

merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hampir setiap

situasi adalah bagian dari konsep diri orang.

4. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.

Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks.

5. Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu.

Kompetensi mental atau keterampilan kognitif termasuk berfikir analitis dan

konseptual.

2.2.4 Prinsip Uji Kompetensi

1. Terstandar, yaitu pelaksanaan uji kompetensi harus menggunakan standar nasinal,

yang terdiri dari penguji, materi, lkasi uji kompetensi, penilaian hasil, dan

penetapan hasil

2. Adil yakni semua peserta uji kompetensi harus diperlakukan sama dan tidak boleh

ada diskriminasi

3. Valid merupakan uji kompetensi menggunakan perangkat uji yang sudah diuji

validitasnya serta hasil uji harus valid.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

17

4. Reliable merupakan kompetensi yang diujikan harus sesuai standar dan

memperhatikan kesesuaian antara materi dengan prfesi yang diuji.

2.2.5 Langkah-langkah uji kompetensi

1. Langkah ke satu : Menetapkan standar kompetensi yang akan diujikan

Pada langkah ini, peserta uji kompetensi dibimbing untuk mengidentifikasi

unit-unit standart kompetensi yang akan dinilai berdasarkan permintaan serta

kebutuhan peserta, dengan mempertimbangkan latar belakang Pendidikan,

pelatihan serta pengalaman kerja yang dimilikinya serta kualifikasi yang akan

diambil. Dari hasil identifikasi dapat ditentukan pula apakah penilaian akan

dilakukan untuk satu kompetensi atau pada sekelompok kompetensi (cluster). Hasil

pada langkah satu ini adalah menetapkan standar-standar kompetensi yang siap

asesor untuk mencapai efisien dan efektifitas pelaksanaan penilaian.

2. Langkah kedua: Mempelajari standar yang akan diujikan.

Pada langkah ini, peserta dibimbing untuk memahami isi serta hal-hal lain

yang tercakup dalam standar unit kompetensi yang akan dinilai. Item-item yang

harus diperhatikan dan dipelajari secara mendalam pada setiap unit standar

kompetensi meliputi:

a. Nomor dan judul unit kompetensi

b. Deskripsi unit kompetensi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

18

c. Elemen kompetensi

d. Kriteria untuk kerja

e. Batasan variable

f. Panduan penilaian

g. Kompetensi terkunci

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses penilaian terutamapeserta uji, disaranakn

mempelajari pedoman belajar (learning guide/package) atau modul pelatihan yang

dikeluarkan oleh LDP. Hal ini diperlukan karena selain terdapat informasi singkat

mengenai konsep dan system pelatihan dan penilaian berbasis kompetensi, dalam

pedomanbelajar juga terdapat bagian-bagian yang berisi item-item soal/latihan

yang mengarah kepada materi penilaian yang bertujuan untuk mengukur

pencapaian peserta terhadap kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan.

3. Langkah ke tiga: Merencanakan uji kompetensi / penilaian.

Pada langkah ini, sub-sub langkah yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan dengan jelas bukti-bukti yang dipersyaratkan

b. Menentukan metode-metode uji/penilaian

c. Mengembangkan perlengkapan uji/penilaian yang sesuai

d. Merencanakan aktifitas uji/penilaian

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

19

e. Menetapkan fasilitas uji dan sumber daya yang dibutuhkan

f. Menetapkan jadwal uji kompetensi

4. Langkah ke empat: Melaksanakan penilaian mandiri

Sebelum masuk kedalam proses uji kompetensi, disarankan untuk

melaksanakan penilaian secara mandiri (self assessment). Hal ini dilakukan untuk

memberikan kesempatan kepada peserta dalam mengukur pengetahuan dan

keterampilan yang dimilikinya terhadap standar unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Pada langkah ini peserta diminta untuk mengisi daftar pertanyaan yang ada secara

obyektif, sehingga kesiapan peserta dapat diidentifikasi secara dini sebelum masuk

kedalam proses uji. Apabila peserta menilai dirinya belum siap sepenuhnya, maka

peserta disarankan untuk mempersiapkan diri dengan mengikuti pelatihan berbasis

kompetensi yang diperlukan. Manfaat penting dari langkah penilaian secara

mandiri ini adalah mendorong peserta untuk belajar secara mandiri serta

pelaksanaan uji kompetensi menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini dimungkinkan

karena peserta betul-betul sudah siap sehingga mengurangi kemungkinan

terjadinya uji ulang.

5. Langkah ke lima: Melaksankan konsultasi pra uji/penilaian:

Pada langkah ini asesor melaksanakan konsultasi dengan peserta uji meliputi

hal-hal sebagai berikut:

a. Penjelasan, diskusi proses dan kriteria hasil uji kompetensi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

20

b. Penjalasan, pembahasan tujuan dan konteks uji kompetensi

c. Pembahasan standar kompetensi yang akan diujikan

d. Pembahasan hasil penilaian mandiri

e. Penjelasan, diskusi dan kesepakatan perencanaan penilaian termasuk jadwal uji

f. Penjelasan tata tertib uji kompetensi, aturan dan etika ditempat kerja (TUK) serta

hal-hal yang terkait dengan keselamatan kerja.

6. Langkah ke enam: Melaksanakan uji kompetensi

Pada langkah melaksanakan uji kompetensi ini, yang perlu dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

a. Mengatur pelaksanaan kegiatan uji kompetensi

b. Mempersiapkan fasilitas dan sumber daya yang dibutuhkan

c. Melaksanakan proses pengumpulan bukti

d. Mencatat setiap pencapaian terhadap KUK (Kriteria Unjuk Kerja) apakah

kompeten atau belum kompeten.

e. Memberikan informasi hasil pelaksanaan assessmen kepada peserta uji

f. Menandatangi hasil pelaksanaan uji kompetensi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

21

g. Memberikan dan meminta umpan balik (feedback) pelaksanaan dan hasil uji

kompetensi terhadap peserta.

h. Membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi.

7. Langkah ke tujuh: Mengkaji-ulang uji kompetensi

Langkah ini dilakukan setelah menyelesaikan uji kompetensi, yaitu dengan

melakukan kaji ulang terhadap keseluruhan proses serta membuat rekomendasi

perbaikan yang diperlukan. Dalam melaksanakan kaji ulang, gunakan prinsip-

prinsip uji kompetensi untuk mempertimbangkan apakah uji kompetensi sudah

valid, reliabel, flesksibel, adil, efisien dan efektif serta sejalan dengan persyaratan

kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam mengkaji ulang materi dan aktifitas uji

kompetensi, fokuskan kepada peserta dan dokumentasi.

2.3 Konsep Persiapan

2.3.1 Definisi Persiapan

Persiapan adalah perbuatan bersiap-bersiap atau mempersiapkan tindakan

atau rancangan untuk sesuatu. Sedangkan kompetensi adalah kemampuan dasar

yang dapat dilakukan leh para mahasiswa pada tahap pengetahuan, keterampilan

dan sikap. Kompetensi merupakan target , sasaran dan standar. (Horton, 2015)

2.3.2 Macam-macam persiapan

Menurut Kartini Kartono (2005) persiapan yang diperlu dipersiapkan untuk

menghadapi ujian adalah :

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

22

a. Persiapan Mental

Salah satu kesalahan yang banyak dilakukan para pelajar iala menunda

belajar. Akibatnya, kalau waktu ujian sudah dekat, mereka buru-buru mengejar

kekurangannya dalam waktu yang singkat. Dalam waktu sangat terbatas mereka

mempelajari bahan sagat banyak sekali yang belum pernah di sentuh sebelumnya.

Belajar secara ini disebut cramning. Hasilnya kekacauan dalam penguasaan bahan

pelajaran dan hasil ujiannya tidak baik.

b. Kesehatan badan

Kesehatan badan termasuk bagian dari persiapan menghadapi ujian. Hal ini

sangat jelas, karena kalau kesehatan badan terganggu, maka mahasiswa tidak dapat

belajar dengan baik dan tidak dapat melaksanakan ujian.

c. Kepercayaan Pada Diri Sendiri

Kepercayaan pada diri sendiri perlu dikembangkan dalam rangka persiapan

menghadapi ujian. Kurang percaya pada diri sendiri dapat mengakibatkan

kegugupan, cemas, merasa kurang atau tidak yakin pada kemampuan diri atau

mengakibatkan mahasiswa bertindak terlalu berhati-hati dan takut berbuat sesuatu.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

23

Hal semacam ini tentu menghambat mahasiswa dan merugikan diri mahasiswa

yang bersangkutan dalam mengerjakan ujian.

Banyak orang gagal mencapai keberhasilan karena mereka tidak memeiliki

berbagai persoiapan dalam menghadapi ujian. untuk itu banyak persiapan yang di

lakukan seperti:

1. Persiapan diri

Persiapan diri adalah persiapan yang dimulai dari dalam diri kita sendiri, yang

meliputi persiapan fisik dan persiapan mental. Persiapan fisik berkaitan dengan

persiapan jasmani atau fisik dan persiapan kesehatan. Mahasiswa harus menjaga

kesehatan sebelum ujian.

2. Persiapan teknis

Persiapan teknis yaitu persiapan yang berkaitan dengan penyediaan

pelengkapan yang akan digunakan dalam ujian nanti. Misalnya pena, pensil dan

penghapus.

3. Persiapan Materi Uji

Persiapan materi uji merupakan persiapan yang sangat penting karena

persiapan materi uji ini akan menentukan kelulusan mahasiswa.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

24

2.4 Konsep Kesiapan

2.4.1 Definisi Kesiapan

Readiness atau kesiapan ialah kondisi individu yang memungkinkan mereka

dapat belajar. Jadi schoul readiness atau kesiapan belajar yaitu kondisi individu yang

benar-benar sudah siap untuk belajar sehingga pelajaran yang diajarkan oleh

pendidik dapat diterima denngan baik dan tidak merasa kesulitan jika diberikan

tugas.

Menurut Slameto (2003) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan

kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di

dalam cara tertentu terhadap situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan

berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon.

Menurut Thorndike (1930), hukum kesiapan secara lengkap berbunyi

pertama, jika seseorang ada kesiapan untuk merespon atau bertindak, maka

tindakan atau respon yang dilakukannya akan memberi kepuasan, dan melibatkan

orang tersebut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan lain. Kedua, jika

seseorang memiliki kesiapan untuk merespon, kemudian tidak dilakukannya, maka

mengakibatkan ketidakpuasan, dan akibatnya orang tersebut akan melakukan

tindakan-tindakan lain. Ketiga, jika seseorang tidak memiliki kesiapan untuk

merespon, maka respon yang diberikan akan mengakibatkan ketidakpuasan. Tanpa

kesiapan atau kesediaan proses belajar itu tidak akan terjadi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

25

Kesiapan atau readiness menurut jamies drever adalah “preparedness to

respond or react”. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan

kematangan, karena kematangannya berarti kesiapan untuk melaksanakan

kecapakan. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika

mahasiswa belajar dan sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

2.4.2 Macam-macam kesiapan

Menurut (Kuswahyuni, 2009) macam- macam kesiapan sebagai berikut:

a. Kesiapan mental

Kesiapan mental adalah kondisi kepribadian seseorang secara keseluruhan

dan bukan hanya kondisi jiwanya. Kondisi kesiapan mental merupakan hasil

tumbuh kembang sepanjang hidup seseorang dan diperkuat oleh pengalaman

sehari-hari orang yang bersangkutan.

b. Kesiapan Diri

Kesiapan diri adalah terbangunnya kekuatan yang dipadu dengan keberanian

fisik dalam diri siswa yang berakal sehat sehingga dapat menghadapi segala

sesuatu dengan gagah berani.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

26

c. Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar merupakan perubahan prilaku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan dan

meniru.

d. Kesiapan Kecerdasan

Kesiapan kecerdasan adalah kesigapan bertindak dan kecakapan memahami

bisa tumbuh dari berbagai kualitas. Ketajaman intelegensi, otak, dan pikiran dapat

membuat seseorang lebih aktif daripada seseorang yang tidak cerdas. Hal

tersebut membuat seseorang jadi lebih bisa menyesuaikan diri dengan sekitarnya,

makin cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya semakin cepat

mengendalikan situasi.

2.4.3 Prinsip – prinsip kesiapan

Menurut (Slameto, 2003) mengungkapkan tentang prinsip-prinsip kesiapan yaitu :

a) Semua aspek pertumbuhan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).

b) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari

pengalaman.

c) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.

d) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama

masa pembentukan dalam masa perkembangan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

27

2.4.4 Aspek-aspek Kesiapan

Suatu kondisi dikatakan siap setidak-tidaknya mencakup beberapa aspek,

menurut Slameto (2010) ada tiga aspek yang mempengaruhi kesiapan yaitu:

1. Kondisi fisik, mental dan emosional.

a. Kondisi fisik

Kondisi fisik atau kebutuhan jasmani manusia, merupakan suatu

kebutuhan akan makan, minum, tidur, istrahat yang cukup dan kesehatan.

Untuk belajar yang efektif dan efisien seseorang yang kurang sehat, kurang

makan atau kurang baik alat inderanya tidak dapat belajar dengan efektif,

sehingga pekerjaannya seseorang akan terganggu kerja otak yang

mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsetrasi belajar.

b. Kondisi Mental

Kondisi mental adalah kondisi seseorang yang berkaitan dengan

penyesuaian diri yang aktif. Kondisi mental tersendiri menyangkut dengan

kecerdasan. Seperti jika tingkat kecerdasan rendah maka daya tangkap

untuk menerima suatu pelajaran kurang maksimal, sebaliknya jika tingkat

kecerdasan tinggi maka daya tangkap untuk menerima suatu pelajaran

maksimal. Seseorang yang memiliki kondisi mental yang baik dapat

mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berpikir kritis,

kemampuan menganalisis, kemampuan mengucapkan pengetahuannya,

dan lain sebagainya.

c. Kondisi emosional

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

28

Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa

yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadi perilaku.

Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam

individu tentang keadaan mental dan fisik dalam suatu tingkah laku yang

tampak.

2. Kebutuhan atau motif tujuan.

3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.

Adapun menurut slameto tentang kondisi kesiapan dalam menghadapi ujian

nursing sebagai berikut:

1. Motivasi merupakan kekuatan untuk menggerakkan kita untuk bertindak.

Sayangnya setiap orang tidak selalu menggunakannya untuk keuntungan terbaik

yang dimilikinya. Motivasi ini melibatkan sebuah pilihan, masing-masing memiliki

kemampuan untuk memutuskan apa yang akan menggerakkan seseorang ke dalam

tindakan dan seberapa cepat dan seberapa jauh gerakkan itu akan terjadi.

a. Faktor-faktor menghambat motivasi adalah kepribadian yang selalu menunda-

nunda, sikap negative, mudah patah semangat dan persepsi kurangnya

tantangan.

b. Cara dalam meningkatkan motivasi yang pertama adalah menilai penyebabnya.

Tanyakan kepada diri sendiri mengapa tidak merasa termotivasi. Apakah itu

kepribadian atau faktor sikap atau sesuatu yang sama sekali berbeda. Yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

29

kedua, dapat mengendalikan situasi, motivasi adalah sifat internal dan memang

memiliki kekuatan dan kontrol terhadapnya.

2. Membaca adalah kegiatan yang memahami teks bacaan dengan tujuan untuk

memperoleh informasi dari sebuah teks yang dibaca. Ada dua jenis bacaan yaitu

pasif dan aktif. Pembaca pasif merupakan pembaca yang tanpa terlibat aktif dalam

proses membaca. Sedangkan pembaca aktif merupakan seorang pembaca terlibat

aktif dalam proses membaca.

3. Catatan merupakan kumpulan catatan dalam bentuk tulisan yang memberikan

keterangan, disimpan dalam arsip atau dokumen. Hal ini dilakukan untuk

menyingkat dan mengatur catatan kuliah seseorang dalam waktu 24 jam setelah

mengambilnya, dan akan melupakan hingga 80% dari konten kuliah.

4. Manajemen waktu merupakan sumber daya kesempatan yang sama. Terlepas dari

jenis kelamin, rasa tau ukuran, kita semua memiliki jumlah waktu yang sama, 24

jam sehari, 168 jam seminggu. Beberapa orang mengelola waktu mereka dengan

sangat efisien dan menyelesaikan segala sesuatunya, sementara yang lain sepertinya

tidak pernah punya cukup waktu untuk mencapai apapun. Adapun factor yang

mempengaruhi manajemen waktu sebagai berikut.

a. Brain Dominance

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

30

Orang dominan otak kiri mendekati waktu dengan logika dan ketertiban.

Pemikiran mereka menyusun waktu dengan menit dan jam. Mereka mengatur

waktu belajar mereka dengan menetapkan prioritas, mengidentifikasi tujuan dan

menggunakan jadwal dan daftar untuk membantu mencapai tujuan mereka.

Sedangkan orang dominan otak kanan cenderung menolak aturan dan jadwal.

Mereka cenderung melihat belajar sebagai “keseluruhan” dan menolak

memecahnya menjadi beberapa bagian atau tujuan tertentu.

b. Biorhythms (kondisi internal)

Orang memiliki bioritme berbeda yang mempengaruhi energi mereka pada

siang hari dan musim yang berbeda. Sebagai contohnya, beberapa orang adalah

“burung awal” dan paling bersemangat dan energik di pagi hari. Yang lainnya

adalah “burung hantu malam” dan menemukan puncak energinya terjadi pada

pertengahan sore dan malam hari.

c. Defisit keterampilan manajemen waktu

Terkadang untuk alasan apapun beberapa orang tidak perlu khawatir

mengatur jadwal mereka. Oleh karena itu, mereka tidak pernah merasakan

kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan khusus. Namun, tuntutan

sekolah perawat dan pekerjaan, membuat keterampilan manajemen waktu

menjadi kebutuhan.

5. Menulis merupakan ungkapan atau menuangkan buah pikiran kedalam bentuk

tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

31

6. Ujian merupakan tes yang bertujuan untuk menentukan kemampuan seorang

mahasiswa atau calon perawat. Langkah-langkah dilakukan sebelum dilakukan test

sebagai berikut:

a. Pertama lakukan ulasan harian. Ulasan harian termasuk ulasan singkat sebelum

kuliah dan postclass dari catatan kuliah. Juga melakukan ulasan singkat dengan

buku teks, sebelum membaca tugas baru, pindai catatan dan bagian yang ingin di

garis bawahi atau disorot dalam sebelumnya.

b. Kedua lakukan tinjauan mingguan. Tinjau setiap mata pelajaran setidaknya sekali

seminggu, memungkinkan sekitar 1 jam per mata pelajaran. Sertakan ulasan dari

catatan bacaan dan kuliah yang ditugaskan. Buat ringkasan peta pikiran atau kartu

catatan dan lakukan latihan mengerjakan soal sampel.

c. Ketiga lakukan ulasan utama. Hal ini biasanya paling bermanfaat ketika dilakukan

seminggu sebelum final atau ujian kritis lainnya, dengan ini sangat membantu

dalam mengintegrasikan konsep dan memperdalam pemahaman tentang materi

yang disajikan sepanjang istilah. Lakukan revive yang lebih lama 2 hingga 5 jam

berturut-turut, dengan istirahat yang cukup. Hal perlu diketahui bahwa ulasan

efektifitas mulai menurun setelah satu jam atau lebih kecuali istirahat sejenak.

d. Keempat jadwalkan ulasan waktu spesifik dalam kalender untuk di tinjau. Mulai

meninjau topik-topik utama setidaknya 5 hari sebelum di uji karena ini

memungkinkan banyak waktu untuk menemukan jawaban atas pertanyaan dan

menutup celah apapun dalam pemahaman seseorang.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

32

e. Kelima buat daftar studi ini sangat membantu seseorang untuk memastikan

tidak akan melewatkan apapun. Mengikuti ujian seperti menerbangkan pesawat.

Setelah tes dimulai, sudah terlambat untuk mengingat satu persamaan yang

mungkin dilupakan dalam ulasan.

f. Keenam mengikuti tes latihan. Menuliskan pertanyaan sendiri berdasarkan

materi pelajaran atau kegiatan yang bagus untuk kelompok belajar. Mengikuti

tes latihan beberapa kali sebelum ujian yang sebenarnya.

7. Critical thinking merupakan jalan menuju sebuah petualangan inteletual. Meskipun

ada lusinan pendekatan yang mungkin untuk berpikir dengan baik, proses ini

bermuara pada bertanya dan menjawab pertanyaan. Kemampuan untuk

mengajukan pertanyaan yang mengarah pada pembelajaran yang lebih dalam. Ini

akan memberikan jawaban pada tingkat yang sama dengan sebuah pertanyaan.

Seorang psikolog Benjamin Bloom mengemukakan enam tingkat pemikiran yaitu:

a. Mengingat: pada tingkat pemikiran ini, pertanyaan kuncinya adalah dapatkah

seseorang mengingat istilah, fakta, atau peristiwa utama. Tujuannya untuk

mendorong pemikiran seseorang dalam mengingat sebuah kejadian.

b. Memahami: pada level ini pertanyaan utamanya adalah dapatkah seseorang

menjelaskan ide ini dengan kata-kata nya tersendiri. Seringkali ini berarti

memberikan contoh ide bersasarkan pengalaman pribadi seseorang.

c. Menerapkan: belajar dilevel 3 berarti bertanya; Dapatkah saya menggunakan

ide ini untuk menghasilkan hasil yang diinginkan? Hasil itu mungkin masuk

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

33

termasuk menyelesaikan tugas, memenuhi tujuan, membuat keputusan, atau

menyelesaikan masalah.

d. Menganalisa: pertanyaan pada tingkat ini bermuara pada hal ini; dapatkah

seseorang membagi ide ini menjadi beberapa bagian atau beberapa langkah.

e. Mengevaluasi: pada level 5 ini berarti belajar bertanya, dapatkah saya menilai

kebenaran, kegunaan, atau kualitas ide ini dengan memberikan alasan untuk

peringkat seseorang. Ini adalah tingkat pemikiran yang akan digunakan

seseorang untuk melakukan penilaian efektivitas pernyataan niat dan

rekomendasikan etode untuk mencatat kuliah ketika instruktur berbicara

dengan cepat.

f. Creating: pada level ini menemukan sesuatu ide yang baru seperti; catatn kuliah,

persiapan kuliah, tujuan yang ingin dicapai dan membuat presentasi

berdasarkan ide yang ditemukan dalam materi.

2.5 Hubungan kesiapan dengan kelulusan uji kompetensi

1. Hasil penelitian yang telah dilakukan di Universitas Hasanuddin menunjukkan

bahwa jika seseorang yang memiliki kesiapan ujian yang baik berbanding lurus

dengan hasil kelulusan UKNI. Semakin baik persiapan ujiannya, kelulusan UKNI

semakin tinggi. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan skala Guttman yang

meliputi kesiapan ujian yang terdiri atas 10 pertanyaan dengan kategori siap dan

tidak siap yang ditentukan berdasarkan nilai mean. Peneliti mengembangkannya

sendiri dan selanjutnya dilakukan uji validitas dengan product moment dengan nilai

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan Definisi Keperawataneprints.umm.ac.id/54337/7/BAB II.pdf · 2019. 11. 1. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Keperawatan 2.1.1

34

r = 0,83 dan uji relabilitas dengan Cronbach”s alpha dengan nilai r= 0,87. Data

dikumpulkan dan dianalisis menggunakan uji Chi square dengan nilai kemaknaan p≤

0,05 (Hartina et al., 2018).

2. Dalam menilai proses yang dapat mendukung dan memfasilitasi persiapan siswa

untuk sukses NCLEX-RN di Lembaga sarjana muda yang mengalami penurunan

tingkat mahasiswa lulus dari NCELX-RN. melalui pendekatan multifaset, mert dan

Amborse menemukan bahwa tingkat lulus NCLEX_RN dapat ditingkatkan jika

sekolah keperawatan akan menerapkan strategi dan teknik perhatian individual.

Perbaikan juga dapat dilihat jika program yang dilaksanakan dapat mendukung

kepercayaan diri dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka. Perubahan

juga harus memungkinkan mahasiswa meiliki penilaian diri dari kemampuan uji-

mengambil. Penelitian ini menegaskan bahwa pengembangan rencana studi layak

memanfaatkan teknik-teknik belajar yang efektif (JM, 2010).

3. Kesiapan perawat untuk Ujian NCLEX-RN menjadi lebih luas. Selain itu,

kemampuan belajar dan bahan telah meningkat dan sudah tersedia. Mahasiswa

mengubah pandangan mereka terrhadap profesi keperawatan dari tingkat

pengetahuan dan keterampilan untuk pandangan yang lebih praktis. Dengan waktu,

mahasiswa perawat telah menjadi lebih siap dan telah mendapatkan hak persepsi,

yang telah mengilhami sikap mereka terhadap NCLEX-RN. Mahasiswa sering

meningkatkan kemampuan mereka untuk lulus ujian dengan siap dan memiliki

persepsi yang benar tentang kemampuan mereka untuk lulus NCLEX-RN untuk

mendapatkan tingkat entri professional dalam karir keperawatan mereka (Roux, G.

M., & Halstead, 2009).