Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Market Based View (MBV)
Pandangan berbasis pasar (Market Based View) merupakan karya Michael Porter
yang mengasumsikan probabilitas yang ditentukan terutama oleh struktur industri dimana
perusahaan beroperasi (Delfmann, 2005). struktur industri ini dianalisis dalam lima force
framework yaitu melihat daya tawar pemasok, daya tawar pembeli, ancaman masuk, ancaman
substitusi, dan persaingan antar perusahaan yang ada. Menurut Chamberlain (1932) yang
dikutip dalam Makhija (2003) MBV merupakan pandangan sebuah orgnisasi industrial yang
berorientasi pada pasar eksternal, biasanya menekankan pada keistimewaan produk dan
posisi perusahaan di pasar sebagai acuan agar nilai perusahaan dimasa depan lebih tinggi
daripada saat ini.
Kerangka konseptual dari MBV, itu adalah tugas utama dari manajer untuk
menganalisis struktur industri, untuk menentukan posisi yang ideal, dan untuk menyelaraskan
nilai perusahaan. untuk posisi ini, Porter mengidentifikasi beberapa stretegi untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Keunggulan kompetitif
menurut Porter (2008) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan
ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama.
Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam
memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.
Studi yang dilakukan Porter selanjutnya menetapkan strategi generik yang diklasifikasikan
dalam tiga kategori, yaitu
26
Cost Leadership adalah strategi bersaing biaya rendah yang ditujukan untuk pasar
yang luas dan mengharuskan “membangun” secara agresif fasilitas-fasilitas dengan skala
efisien, pengurangan biaya yang gencar dan berkesinambungan, pengendalian biaya yang
sangat baik, penghindaran pelanggan-pelangan marjinal, minimalisasi biaya R&D,
Pelayanan, Marketing, dsb. Di dalam PT Bank ANZ itu sendiri menggunakan strategi ini
untuk struktur biaya yang sangat ketat dan rendah, perusahaan yang menerapkan strategi ini
mampu memberikan harga yang lebih rendah bagi produknya dibanding para pesaing yaitu
dengan cara meniadakan biaya tahunan pada tahun pertama.
Diferensiasi adalah mengarah pada pasar luas dan melibatkan penciptaan sebuah
produk unik, yang membuat perusahaan menetapkan harga premium yaitu PT Bank ANZ
menciptakan sebuah kartu kredit dengan bunga rendah atau berkonsep cicilan,
Focus adalah Diferensiasi terfokus, mengutamakan customer wanita dan bagi
penggemar traveling. Memiliki konsep strategi initernal yang sama dengan “ Diferensiasi di
PT Bank ANZ. Pilihan tiap-tiap perusahaan terhadap strategi generik di atas akan bergantung
kepada analisis lingkungan usaha untuk menentukan peluang dan ancaman.
Menurut Hitt (2001) strategi differensiasi adalah tindakan integratif yang dirancang
untuk memproduksi barang atau jasa yang dianggap para pelanggan berbeda dalam hal yang
penting bagi mereka. Menurut kotler (2009) keunggulan kompetitif adalah kemampuan
perusahaan untuk bekerja dengan satu atau lebih cara yang tidak disamai pesaing. Dari sisi
pelanggan, pelanggan harus melihat keunggulan kompetitif sebagai keunggulan pelanggan.
Perusahaan harus fokus membangun keunggulan pelanggan lalu mereka akan memperoleh
nilai dan kepuasan yang tinggi yang ahirnya menghasilkan pembelian berulang yang tinggi.
Ada beberapa dimensi yang dapat digunakan perusahaan untuk mendifferensiasikan
penawaran pasarnya:
a. Differensiasi personel
27
Perusahaan bisa mempekerjakan karyawan yang lebih terlatih, terampil, cekatan, dan
mampu merespon permintaan pelanggan dengan cepat.
b. Differensiasi saluran
Perusahaan dapat merancang cakupan, keahlian, dan kinerja dalam saluran distribusi
mereka secara lebih efektif dan efisien.
c. Differensiasi citra (image)
Perusahaan dapat mengukir citra yang kuat dan menarik dibenak `pelanggannya
dengan membuat pelayanan yang spesial, produk yang berbeda dan dengan kualitas
yang berbeda dari pesaing-pesaingnya.
d. Differensiasi produk
Produk yang dikeluarkan perusahaan dapat didiferensiasikan berdasarkan beberapa
hal diantaranya: bentuk, fitur, penyesuaian, kualitas kinerja, kualitas kesesuaian,
ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan, gaya, dan desain prosuk tersebut.
e. Diferensiasi jasa
Ketika produk fisik tidak mudah didiferensiasikan, kunci keberhasilan kompetitif
mungkin terletak pada penambahan layanan yang dibernilaidan meningkatkan kualitas
mereka. Diferensiasi jasa yang utama adalah kemudahan pemesanan, pengiriman,
instalasi, pelatihan pelanggan, kualtas pelanggan serta pemeliharaan dan perbaikan.
2.1.2 Minat Beli ulang Pelanggan
Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh cukup besar
terhadap sikap perilaku dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan
seseorang dalam melakukan apa yang mereka lakukan. Gunarso (2005), mengartikan bahwa
minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat
28
terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian
tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
Minat membeli adalah suatu tahapan terjadinya keputusan untuk membeli suatu
produk. Susanto (2007) menyatakan bahwa individu dalam mengambil keputusan untuk
membeli suatu barang atau jasa.
Minat beli merupakan perilaku konsumen yang menunjukkan sejauh
manakomitmennya untuk melakukan pembelian. Kebutuhan dan keinginan konsumenakan
barang dan jasa berkembang dari masa ke masa dan mempengaruhi perilakumereka dalam
pembelian produk. Dalam istilah asing, perilaku konsumen disebutconsumerbuyingbehaviour
atau consumer’sbehaviour. Perilaku konsumen dapatdidefinisikan sebagai kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalammendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan
jasa-jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatantersebut (Swastha, 1994). Perilaku konsumen dalam mengambilkeputusan
membeli mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli,dimana,
kapan,bagaimana, berapa jumlah, dan mengapa membeli produk tersebut.
Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawalidan
dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baikberupa rangsangan
pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya.Rangsangan tersebut kemudian diproses
dalam diri sesuai dengan karakteristikpribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan
pembelian. Karakteristik pribadikonsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan
tersebut sangatkomplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membel
Minat membeli adalah suatu tahapan terjadinya keputusan untuk membelisuatu
produk. Susanto (2007), menyatakan bahwa individu dalam mengambilkeputusan untuk
membeli suatu barang atau jasa ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
29
1. Faktor luar atau faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sepertilingkungan
kantor, keluarga, lingkungan sekolah dan sebagainya.
2. Faktor dalam diri individu, seperti kepribadiannya sebagai calonkonsumen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan denganperasaan dan
emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membelibarang atau jasa maka hal itu
akan memperkuat minat membeli, kegagalanbiasanya menghilangkan minat, Swastha dan
Irawan (2001).Sementara itu minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku
pelanggandimana pelanggan merespons positif terhadap kulitas pelayanan suatu
perusahaandan berniat melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk
perusahaan tersebut (Cronin, dkk. 1992). Peneliti lainnya juga menyatakan bahwakepuasan
pelanggan akan mempengaruhi intensi perilaku untuk membeli jasa daripenyedia jasa yang
sama (Woodside dkk. 1989).
Bentler dan Spencer (dalam Heru 1999) yaitu adanya perilaku masalampau yang
dapat mempengaruhi minat secara langsung dan perilakumengkonsumsi ulang pada waktu
yang akan datang.
Zeithalmetal (1996) menekankan bahwa pentingnya mengukur minat belikembali
(futureintention) pelanggan untuk mengetahui keinginan pelanggan yangtetap setia atau
meninggalkansuatu barang / jasa. Konsumen yang merasa senang danpuas akan barang atau
jasa yang telah dibelinya, akan berpikir untuk membeli ulangkembali barang atau jasa
tersebut. Pembelian yang berulang akan membuat konsumenmenjadi loyal terhadap suatu
barang atau jasa (Band, 1991).
Menurut (Ferdinand, 2006) Minat beli ulang bisa diidentifikasi olehbeberapa indikator
yaitu :
1. Minat refrensial yaitu, minat seseorang untuk mereferensikan padaorang lain.
30
2. Minat Exploratif yaitu, minat seseorang mencari informasi mengenai produk yang
diinginkan dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif produk
tersebut.
3. Minat Transaksional yaitu, keecenderungan sekarang untuk membeliproduk.
4. Minat Preferensial, minat menggambarkan perilaku seseorang yangmemiliki
preferensi utama pada produk tersebut, preferensi ini dapat berubah bila terjadi sesuat
dengan produk preferensinya.
Hellier, etal. (2003) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan
memiliki pengaruh positif secara langsung terhadap minat beli ulang. Penelitian yang
dilakukan oleh Thamrin (2003) serta Sutrisno dan Nurhidayati (2006) pun mengungkapkan
bahwa variabel kepuasan pelanggan berpengaruh langsung terhadap minat beli ulang.
2.1.3 Kualitas Pelayanan
Secara umum kualitas dapat didefinisikan sebagai sesuatu keunggulan ataupun
keistimewaan. Sedangkan kualitas yang dirasakan dapat didefinsikan sebagai suatu penilaian
konsumen akan keunggulan ataupun keistimewaan secara menyeluruh terhadap suatu harga
(Lewins, 2004).
Pengertian kualitas layanan didefinisikan sebagai penyampaian yang akan melebihi
tingkat kepentingan pelanggan, sedangkan penyampaian itu sendiri melalui beberapa tahapan
atau proses seperti : pelayanan, proses pelayanan dan lingkungan fisik dimana pelayanan itu
diberikan. (Kotler, 2001).
Pemahaman terhadap kualitas layanan memberikan arti penting bagi terwujudnya
suatu layanan yang unggul.Dengan demikian banyak para ahli yang berusaha menggali
dimensi-dimensi yang membangun suatu konstruk kualitas layanan secara utuh. Salah
31
satunya adalah Bouman dan Wiele (1992, p.5-6) yang menunjukkan bahwa dimensi-dimensi
kualitas layanan meliputi layanan pada konsumen, tangibles atau sesuatu yang nampak pada
penyedia jasa, serta keyakinan akan jaminan yang diberikan penyedia jasa. Layanan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah layanan yang sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, misalnya proses pengenalan produk secara baik terhadap konsumen. Tangibles
diartikan sebagai bentuk penampilan penyedia jasa dalam melayani konsumennya, seperti
tampilan outlet yang bersih dan memberikan rasa nyaman bagi pengguna jasa.Jaminan yang
diberikan penyedia jasa dapat diwujudkan dengan memberikan garansi purna beli bagi
pembeli telepon seluler merek Sony Ericson sekaligus menyediakan layanan perbaikan yang
dapat diakses konsumen sewaktu-waktu.
Parasuraman et al (1994) dalam Herman Ahmadi (79:2013), kualitas pelayanan yang
dipersepsikan sebagai seberapa besar kesenjangan antara persepsi (keinginan) dengan
kenyataan yang mereka terima. Groonroos (1984), mengemukakan bahwa kualitas pelayanan
adalah fungsi dari apa yang diterima secara aktual oleh pelanggan (kualitas teknis), dan
bagaimana cara layanan tersebut disampaikan (kualitas fungsional).
Dalam salah satu studi mengenai SERVQUAL menurut Parasuraman, et al dalam
Lupiyoadi (2008:182) di terdapat lima dimensi SERVQUAL sebagai berikut: 5 dimensi
dasarutip dari penelitian Indra Lufti Sofyaan (2013) yang digunakan konsumen dalam
menilai mutu jasa, kelima dimensi dasar tersebut adalah :
1. Realibility (Keandalan)kemampuan perusahaan untuk memenuhi janji pelayanan
yang diberikan secara akurat, yaitu diselesaikan dengan hasil yang sama dan tanpa
adanya kesalahan.
2. Responsivenes (Daya Tanggap) keinginan untuk membantu pelanggan dengan
menyediakan pelayanan yang tepat waktu, seperti sensitif terhadap kebutuhan,
32
fleksibel, mau berusaha lebih dari seharusnya, memperhatikan secara personal,
keinginan untuk menindfaklanjuti dan menyelesaikan masalah.
3. Assurance (Jaminan),pengetahuan, keramahan dari karyawan, serta dapat diberikan
kepercayaan dan menjaga kerahasiaan.
4. Empathy (Empati)provisi dari memperhatikan dan memberikan perhatian yang
bersifat individu kepada pelanggan.
5. Tangibles (Berwujud)penampilan dari fasilitas fisik, peralatan, seragam karyawan
dan materi komunikasi.
Dari uraian di atas maka dapat diajukan suatu hipotesis :
H1 : Variabel Kualitas Pelayanan (X1) berpengaruh terhadap variabel minat beli ulang
kartu Kredit ANZ.
2.1.4 Harga
Menurut Kotler dan Keller (2009,p.4) harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran
yang menghasilkan pendapatan. Sedangkan menurut Niti Semito (2000, p.55), harga adalah
nilai suatu produk barang dan jasa yang diukur dengan sejumlah uang di mana berdasarkan
nilai tersebut seseorang bersedia melepaskan produk yang dimiliki kepada pihak lain.
Penjual menggunakan harga produk yang ditawarkan memiliki nilai yang berbeda
bagi pelanggan juga untuk membedakan dengan penawaran pesaingnya.Maka dalam hal ini
harga juga dapat didefinisikan sebagai salah satu unsur pembentukan diferensiasi atau
membedakan bagi sebuah produk atau jasa dalam konsep pemasaran.
Menurut Amir (2005), harga adalah jumlah keseluruhan nilai yang diperlukan
konsumen untuk manfaat yang didapatkan atau digunakannya atas produk dan jasa. Tjiptono
(2002) mendefinisikan harga dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang pemasaran,
harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)
33
yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau
jasa.Sementara itu, dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai
indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas
suatu barang atau jasa.
Kotler (2003) menyatakan bahwa terdapat enam usaha utama yang dapat diraih suatu
perusahaan melalui harga, yaitu : bertahan hidup (survival), maksimalisasi laba jangka
pendek, maksimalisasi pendapatan jangka pendek, maksimalisasi pertumbuhan penjualan,
unggul dalam pangsa pasar, dan unggul dalam mutu produk. Indriyo Gitosudarmo, (1999)
menjelaskan perusahaan harus selalu memonitor keadaan pasar dan dari hasil monitor inilah
perusahaan tahu adanya perubahan pasar dan adanya perbedaan konsumen.
Menurut Zeithaml, Bitner dan Gremler (2009, p.436), dikutip dalam penelitian
Florencia dan Hartono (2013) minat beli konsumen akan dipengaruhi oleh faktor-faktor dari
harga yaitu:
a. Konsumen membandingkan harga suatu produk dengan harga pesaingnya. Harga-
harga pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan terhadapproduk yang
ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan dalam proses
penetapan harga.
b. Konsumen mengharapkan harga produk yang sesuai dengan kuantitas, cita rasa, dan
kualitas serta penampilan yang ditawarkan
c. Minat beli konsumen dapat juga dipengaruhi oleh harga yang fleksibel (flexibility
price). Flexibility price adalah harga yang sesuai dengan kuantitas dan jenis produk
yang dibeli
Indriyo Gitosudarmo, (1999) dikutip dalam penelitian Herman Ahmadi (2013)
menjelaskan perusahaan harus selalu memonitor keadaan pasar dan dari hasil monitor inilah
34
perusahaan tahu adanya perubahan pasar dan adanya perbedaan konsumen. Strategi ini dapat
dengan jalan:
a. Potongan Harga
Dalam hal ini pembeli memperoleh harga yang lebih rendah dari harga yang
seharusnya dibayar.
b. Diskriminasi Harga
Perusahaan juga dapat melakukan modifikasi harga untuk menyesuaikan perbedaan
harga karena langganan, produk, maupun lokasi.Suatu produk tertentu dapat dijual
dengan beberapa harga yang tidak proportional dengan perbedaan biayanya.
c. Harga Psikologis
Suatu harga itu dapat berbicara bagi produknya serta dapat menunjukkan citra
produknya. Contohnya suatu produk dengan harga tinggi dapat memberikan image
pada kualitas yang tinggi pula.
Dari uraian di atas maka dapat diajukan suatu hipotesis :
H2 : Variabel Harga (X2) berpengaruh terhadap variabel minat beli ulang kartu Kredit
ANZ.
2.1.5 Iklan
Periklanan merupakan segala bentuk penyajian bukan pribadi dan promosi
tentang gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu (Kotler, 2003:277).
Sebagian besar upaya melakukan periklanan menyangkut tujuan untukmendorong
permintaan terhadap merek tertentu. Iklan merek (brand advertising)membantu meningkatkan
penjualan merek dengan mendorong konsumen untukberalih dari merek pesaing ,
meningkatkan konsumsi di antara pengguna, menarik nonpengguna dari jenis produk, dan
mempertahankan penjualan para pengguna sekarang.
35
Iklan merupakan instrumen pemasaran modern yang aktifitasnya didasarkan pada
pemikiran komunikasi (Engel, 2005:127). Sedangkan menurut Drs. Basu Swastha (1999:67)
"periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media
yang dilakukan perusahan, lembaga, non lembaga, non laba, serta individu-individu".
Menurut Kotler dan Gary A. dalam Alexander Sindoro (2005:31).Bauranpromosi
adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubunganmasyarakat yang
dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan danpemasarannya. Menurut Basu
Swastha dalam Marius P. Angipora (2009:38),promotional mix adalah "Kombinasi Strategi
yang paling baik dari variabel-variabelPeriklanan, Personal Selling dan alat Promosi lainnya,
yang kesemuanya direncanakanuntuk mencapai tujuan program penjualan". Promotion Mix
terdiri dari:
1. Periklanan (Advertising)
Adalah semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasaoleh
sponsor yang ditunjuk dcngan mendapat bayaran.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion).
Adalah insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau
pembelian produk atau jasa.
3. Publisitas (Publicity)
Adalah berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau
melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
4. Penjualan Perseorangan (personal selling)
Penjualan perorangan merupakan interaksi langsung antara satu atau lebih
calonpembeli dengan tujuan melakukan penjualan.Manfaat dari penggunaan iklan yaitu :
1. Bagi konsumen, memperluas alternatif. Artinya dengan iklan konsumen
dapatmengetahui adanya berbagai produk yang pada gilirannya menimbulkan pilihan
36
bagi kosumen
2. Bagi produsen, memperluas kepercayaan kepada konsumen. Iklan yang
tampilsecara mantap diharapkan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang menarikakan
menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan tersebut bonafiddan produknya
bermutu.
Tujuan dari kegiatan periklanan adalah (Shimp, 2003:112):
1. Menciptakan kesadaran konsumen atau merek.
2. Menfasilitasi pemahaman konsumen tentang berbagai atribut dan manfaat
merek yang diiklankan dibandingkan merek pesaing.
3. Mempengaruhi sikap-sikap konsumen sasaran.
4. Menarik konsumen sasaran untuk mencoba/ membeli produk.
5. Mendorong perilaku pembelian ulang.
Himbauan iklan sebaiknya memiliki tiga karakteristik (Kotler dan Amstrong,
1997: 118), yaitu:
1. Penuh arti
Menunjuk pada manfaat yang membuat produk tersebut lebih diinginkan atau
menarik bagi konsumen.
2. Dapat dipercaya
Konsumen harus percaya bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat
yang dijanjikan.
3. Daya tarik
Harus menjelaskan mengapa produk tersebut lebih baik daripada produk
pesaing
Sebagian besar upaya melakukan periklanan menyangkut tujuan untuk
mendorong permintaan terhadap merek tertentu. Iklan merek (Brand Advertising)
37
membantu meningkatkan penjualan merek dengan mendorong konsumen untuk
beralih dari merek pesaing, meningkatkan konsumsi di antara pengguna, menarik non
penggguna dari jenis produk, dan mempertahankan penjualan dari para pengguna
sekarang. Bambang Sarjono (2013) menyatakan bahwa strategi promosi, periklanan,
penjualan tatap muka, publisitas, penjualan langsung berpengaruh positif terhadap minat
ulang pengajuan nasabah kartu kredit.
Dari uraian di atas maka dapat diajukan suatu hipotesis :
H3 : Variabel iklan (X3) berpengaruh terhadap variabel minat beli ulang kartu Kredit
ANZ.
2.3 Penelitian Terdahulu
No Penelitian dan
Tahun
Sampel dan
Periode
Penelitian
Variabel dan
Metode
Analisis
Hasil
1 Herman
Ahmadi (2013)
Analisis
Pengaruh harga
dan kualitas
pelayanan
terhadap minat
ulang
pelanggan
100
responden
Y= Minat beli
ulang
X1= Harga
X2= Kualitas
Pelayanan
Analisis
Regresi
Sederhana
1. Harga mempunyai pengaruh
positif terhadap minat beli ulang
konsumen
Kualitas Pelayanan mempunyai
pengaruh positif terhadap minat
beli ulang konsumen
2.
2 Fitria Engla
Sagita (2014)
Analisis
Pengaruh harga
dan brand
image terhadap
minat ulang
pelanggan
100
responden
Y= Minat beli
ulang
X1= Harga
X2= Brand
Image
Analisis
Regresi
sederhana
a. Harga berpengaruh positif terhadap
minat beli ulang
b. Brand Image berpengaruh positif
terhadap minat beli ulang
3 Bambang
sarjono (2013)
Analisis
Pengaruh
strategi
promosi,
periklanan,
71
responden
Periode
penelitian
2013
Y= Minat beli
ulang
X1= Strategi
Promosi
pelayanan
X2=
Periklanan
X3=
1. Strategi Promosi mempunyai
pengaruh yang positif terhadap
minat beli ulang konsumen.
Periklanan mempunyai pengaruh
yang positif terhadap minat beli
ulsng konsumen.
2. Publisitas mempunyai pengaruh
yang positif terhadap minat beli
38
penjualan tatap
muka,
publisitas
terhadap Minat
beli ulang
Publisitas
ulang konsumen.
3.
Sumber penelitian terdahulu
Adapun perbedaan dari penelitian ini dibanding dengan penelitian terdahulu terletak pada hal
sebagai berikut :
Obyek penelitian : Objek penelitian yang digunakan adalah konsumen PT Bank
ANZ, Semarang
Periode penelitian : Periode pengamatan yang digunakan adalah tahun 2013
Adapun persamaan dari penelitian ini dibanding dengan penelitian terdahulu terletak pada
hal sebagai berikut :
Alat Analisis : Regresi linier berganda
Variabel penelitian : Variabel independent yang digunakan kualitas pelayanan, harga
dan iklan dan Variabel Dependen Minat beli ulang.
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam konsep dipertimbangkan bahwa kualitas pelayanan, harga dan iklan
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk memberikan nilai
dan produk yang dijual, sehingga oleh konsumen faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi
minat konsumen.
H1
H2
H3
Gambar 2.2
Kerangka pemikiran
Kualitas
Pelayanan
(X1)
Harga
(X2) Minat Beli
Ulang
Pelanggan (Y)
Iklan
(X3)