35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem yaitu suatu jaringan kerja yang terdiri atas prosedur-prosedur yang saling berhubungan satu sama lain, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogianto dalam Wibowo, dkk, 2015:52). Sedangkan menurut Jogianto dalam Wibowo, dkk, (2015:52) sistem yaitu kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian atau peristiwa dan kesatuan yang nyata adanya yakni suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang benar-benar ada dan terjadi. Dan menurut Koentjaraningrat dalam Wibowo, dkk, (2015:52) sistem adalah susunan yang bermanfaat dan bergerak, suatu cabang ilmu niscaya memiliki objeknya, dan objek yang menjadi sasaran itu umumnya dibatasi. Berlandaskan dengan itu, maka setiap ilmu lazimnya dimulai dengan merumuskan suatu batasan (definisi) perihal apa yang hendak dijadikan objek studinya. Berdasarkan definisi sistem menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang saling berinteraksi satu sama lain dan digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG)

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem yaitu suatu jaringan kerja yang terdiri atas prosedur-prosedur yang

saling berhubungan satu sama lain, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogianto dalam

Wibowo, dkk, 2015:52). Sedangkan menurut Jogianto dalam Wibowo, dkk,

(2015:52) sistem yaitu kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi

bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sistem ini menggambarkan suatu

kejadian-kejadian atau peristiwa dan kesatuan yang nyata adanya yakni suatu

objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang benar-benar ada dan

terjadi.

Dan menurut Koentjaraningrat dalam Wibowo, dkk, (2015:52) sistem

adalah susunan yang bermanfaat dan bergerak, suatu cabang ilmu niscaya

memiliki objeknya, dan objek yang menjadi sasaran itu umumnya dibatasi.

Berlandaskan dengan itu, maka setiap ilmu lazimnya dimulai dengan merumuskan

suatu batasan (definisi) perihal apa yang hendak dijadikan objek studinya.

Berdasarkan definisi sistem menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang saling berinteraksi

satu sama lain dan digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

10

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Jogianto dalam Wibowo, dkk, (2015:52) informasi diartikan

sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

yang menerimanya.

Informasi ialah data yang sebelumnya telah diolah menjadi suatu bentuk

yang berguna bagi pengguna atau pendengar, yang bermanfaat dalam

pengambilan keputusan saat ni atau mendukung sumber informasi (Kusrini dalam

Wibowo, dkk, 2015:52). Sedangkan menurut MC. Leod dalam Wibowo, dkk,

(2015:52) informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang informasi, maka dapat

disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk

yang penting bagi si penerima dan memiliki nilai yang benar yang dapat dirasakan

dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan

datang.

2.1.3 Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah kumpulan yang terdiri dari perangkat keras dan

perangkat lunak juga tenaga pelaksanaannya yang bekerja dalam suatu proses

berurutan dan secara bersama-sama saling mendorong untuk menghasilkan suatu

produk (Dengen dalam Asmara, Alhamidi, 2017:76)

Pengertian Sistem Informasi menurut Azhar dalam Asmara, Alhamidi,

(2017:76) adalah sebagai berikut : “Sistem informasi merupakan kumpulan dari

subsistem apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

11

sama lain dan saling bekerja sama dengan harmonis untuk mencapai suatu tujuan

yakni mengolah data menjadi informasi yang berguna dan bermanfaat”.

Sistem informasi adalah suatu sistem yang ada didalam suatu organisasi

yang mempertemukan antara kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan–laporan yang diperlukan

(Minarni dan Saputra dalam Asmara, Alhamidi, 2017:76).

Sistem informasi menurut Leitch Davis yang dikutip oleh Minarni dan

Saputra (2011), yaitu “suatu sistem yang ada didalam sebuah organisasi yang

mempertemukan antara kebutuhan pengolahan data transaksi harian yang

mendorong operasi dan bersifat manajerial dan kegiatan tindakan yang diperlukan

bagi pihak luar tertentu”. (Minarni dkk, dalam Asmara, Alhamidi, 2017:76)

2.1.4 Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis menurut Maharani, dkk, 2017:11 adalah

sistem yang berbasiskan komputer yang dipakai untuk menyimpan dan

memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang dengan tujuan untuk

mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena

dimana lokasi geografi sebagai karakteristik yang penting atau kritis untuk

dianalisis. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem Informasi Geografis adalah

sistem komputer yang mempunyai empat kemampuan dalam menangani data

yang bereferensi geografi seperti: masukan, manajemen data (penyimpanan dan

pemnanggilan data), analisis dan manipulasi data, keluaran.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

12

Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu komputer yang berbasis pada

sistem informasi yang dipakai untuk memberikan bentuk digital dan analisa

terhadap permukaan geografi bumi. Teknologi SIG juga dapat dimanfaatkan

untuk sistem pemetaan fasilitas umum. Fasilitas umum adalah sebutan umum

yang merujuk kepada sarana atau prasarana atau perlengkapan yang disediakan

oleh pemerintah yang dapat digunakan untuk kepentingan bersama dalam

melaksanakan kegiatan sehari-hari.

Pengertian Sistem Informasi Geografis selalu berubah karena SIG adalah

bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif masih baru. Beberapa pengertian

dari Sistem Informasi Geografis adalah:

1) Sistem Informasi Geografis menurut Arronoff dalam, Andriansyah dan

Kardono, (2017:82), sebagai suatu sistem berbasis komputer yang mempunyai

kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yakni pemasukan data,

manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan

analisis data, serta keluaran berupa hasil akhir (output). Hasil akhir (output)

bisa dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada peristiwa yang

berhubungan dengan geografi.

2) SIG yaitu sistem yang dapat mendorong pengambilan keputusan spasial dan

mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-

karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. Sistem informasi

geografis yang detail mencakup metodologi dan teknologi yang dibutuhkan

yakni data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi

(Gistut dalam, Andriansyah dan Kardono, 2017:82),.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

13

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasanya SIG

terdiri dari beberapa subsistem yakni data input, data output, data management,

data manipulasi dan analisis (Prahasta, dalam, Andriansyah dan Kardono,

(2017:82).

2.1.5 Komponen Sistem Informasi Geografis

Untuk mengaplikasikan SIG membutuhkan komponen-komponen SIG

yang berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data,

aplikasi dan manusia (brainware). Komponen-komponen SIG dapat ditunjukkan

pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Komponen-komponen GIS

Adapun gambar dari keterangan di atas adalah:

1) Orang

Orang yang menjalankan sistem meliputi mengaplikasikan,

mengembangkan bahkan mendapatkan manfaat dari sistem.

2) Aplikasi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

14

Aplikasi adalah kumpulan dari prosedur-prosedur yang dipakai untuk

mengolah data menjadi informasi.

3) Data

Data yang dipergunakan dalam SIG dapat berupa data spasial yang

merupakan representasi fenomena permukaan bumi yang berupa peta, foto

udara dan citra satelit.

4) Software

Perangkat lunak SIG yakni program komputer yang dirancang khusus dan

mempunyai kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis

dan penayangan data spasial.

5) Hardware

Perangkat keras ini berupa seperangkat komputer yang dapat mendorong

pengaplikasian perangkat lunak yang dipergunakan.

2.1.6 Model Data Dalam Sistem Informasi Geografis

Data digital geografis diorganisir menjadi dua bagian sebagai berikut:

(Wibowo, dkk, 2015:53)

a) Data Spasial:

Data spasial adalah data yang menyimpan kenampakankenampakan

permukaan bumi, seperti jalan, sungai, dan lain-lain. Model data spasial

dibedakan menjadi dua yaitu model data vektor dan model data raster.

Model data vektor diwakili oleh simbol-simbol atau selanjutnya didalam

SIG dikenal dengan fea-ture, seperti feature titik (point), featuregaris

(line), dan featurearea (surface). Model data raster yaitu data yang sangat

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

15

sederhana, dimana setiap informasi disimpan dalam grid, yang berbentuk

sebuah bidang. Grid tersebut disebut dengan pixel. Data yang disimpan

dalam format in data hasil scanning, seperti citra satelit digital.

Gambar 2.2 Model Data Vektor

Gambar 2.3 Model Data Raster

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

16

b) Data Non Spasial/Data Atribut

Data non Spasial/data atribut merupakan data yang menyimpan atribut dari

kenampakan-kenampakan permukaan bumi.

2.1.7 Sumber Data SIG

Salah satu syarat Sistem Informasi Geografis (Andriansyah dan Kardono,

2017:84) adalah data spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber antara

lain:

1) Peta Analog

Peta analog (diantaranya peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yakni

peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik

kartografi, kemungkinan besar mempunyai referensi spasial seperti

koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya.

2) Data Sistem Penginderaan Jauh

Data penginderaan jauh (diantaranya citra satelit, foto udara dan

sebagainya), yaitu sumber data yang terpenting bagi SIG sebab

ketersediannya secara berkala dan mencakup area tertentu. Dengan adanya

bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-

masing, kita bias memperoleh berbagai jenis citra satelit untuk beragam

tujuan pemakaian.

3) Data hasil pengukuran lapangan

Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan

tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

17

contohnya: batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas

hak pengusahaan hutan dan lain-lain.

2.1.8 Peta

Salah satu bagian penting dalam pembuatan (Wijaya, dkk, 2018:332)

Sistem Informasi Georafis adalah tersedianya peta sebagai media sosial dari

karakteristik di permukaan bumi, peta juga menjadi sumber dari data spasial.

Pemahaman tentang peta adalah representasi simbolic dari suatu tempat yang

digambarkan sebagai suatu permukaan datar yang memberikan informasi tentang

suatu negara, luas wilayah, jarak antar wilayah dan karakteristik dari suatu tempat

yang divisualkan dengan skala.

Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak

ditemukan pada peta misalnya adalah:

1. Judul

Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian

atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin

diletakkan di kanan atas.

2. Legenda

Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk

memahami peta.

3. Orientasi/tanda arah

Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta.

Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat

dapat sebagai petunjuk arah.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

18

4. Skala

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di

lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah

legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam

peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.

b. Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki

panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili

jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.

c. Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

5. Simbol

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada

di permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis

simbol peta antara lain:

a. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional

b. Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan

dengan jarak

c. Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan

simbol yang mencakup area tertentu

d. Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.

e. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga atau

dibandingkan dengan harga atau nilai lainnya.

f. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam

bentuk persentase.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

19

g. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol

bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil

simbol bola berarti volume semakin kecil.

2.1.8.1 Fungsi Peta

Peta memiliki beberapa fungsi diantaranya:

1. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif suatu tempat dari suatu tempat

lainnya.

2. Menunjukkan ukuran dalam pengertian jarak dan arah.

3. Menunjukkan bentuk dari unsur-unsur permukaan bumi yang disajikan.

4. Menghimpun unsur-unsur permukaan bumi tertentu dalam suatu bentuk

penegasan.

2.1.8.2 Jenis Peta

Peta dapat digolongkan berdasarkan bentuknya yaitu:

1. Peta timbul, peta jenis ini menggambarkan bentuk permukaan bumi yang

sebenarnya, misalnya peta relief.

2. Peta datar (peta biasa), peta umumnya yang dibuat pada bidang datar, misalnya

kertas, kain atau kanvas.

3. Peta digital, peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada suatu pita

magnetik atau disket, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya

menggunakan komputer. Peta digital dapat ditayangkan melalui monitor

komputer atau layar televisi. Peta digital ini hadir seiring perkembangan

teknologi komputer dan perlatan digital lainnya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

20

2.1.9 Sistem Koordinat

Sistem Koordinat adalah sekumpulan aturan yang menetukan bagaimana

koordinatnya merepresentasikan unsur-unsur titik koordinasi. Titik koordinat

adalah titik yang berpedoman pada garis latitude dan longitude suatu daerah.

Kaitannya dengan latitude dan longitude adalah, kedua garis lintang dan bujur

inilah (latitude = garis lintang, longitude = garis bujur) yang menentukan

diperolehnya suatu nilai derajat dari suatu titik yang diukur. (Kasih, Rizalia,

2016:21)

Titik Koordinat fasilitas umum diperlukan untuk menentukan suatu lokasi

fasilitas umum secara detail. Dengan mengetahui titik koordinat fasilitas umum

kita bisa mengetahui alamat dan letak geografis fasilitas umum. Beberapa data

yang memerlukan titik koordinat misalnya adalah Verifikasi dan Validasi Satuan

fasilitas umum dan lain sebagainya.

2.1.10 Proyeksi Peta

Proyeksi peta merupakan cara memindahkan sistem paralel (garis lintang)

dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil

pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta (Anshori, 2016:24).

Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan akurat. Supaya

kesalahan diperkecil hingga tidak ada kesalahan maka proses pemindahan harus

memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:

1. Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap),

persis seperti pada gambar peta di globe bumi.

2. Luas permukaan yang diubah harus tetap.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

21

3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah

harus tetap. Jika diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka

akan dituntut harus tepat dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan

proyeksi tergantung pada:

- Bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan.

- Ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan dipertahankan

Gambar 2.4 Globe Dari Irisan Globe

Pada gambar 2.4 bagian tengah globe yakni daerah sekitar garis

khatulistiwa sedikit mengalami distorsi (penyimpangan) sedangkan daerah kutub

mengalami distorsi yakni menjadi lebih besar. Proyeksi ini cocok untuk

mempertahankan bentuk sekitar khatulistiwa.

Gambar 2.5 Proyeksi Peta

Gambar 2.5 Proyeksi Peta Zenithal Kerucut dan Silinder

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

22

a. zenithal

b. kerucut

c. silinder

Titik singgung antara permukaan bola bumi dan bidang datar dapat

terletak pada kutub, ekuator atau antara kutub dan ekuator. Misalnya akan

memproyeksikan garis-garis meridian dan garis-garis lintang. Jika titik singgung

antara bidang datar dan permukaan bola bumi terletak di kutub utara, setelah

diproyeksikan garis lintang akan tampak sebagai lingkaran konsentris yang

mengelilingi kutub. Garis meridian akan tampak sebagai garis lurus yang berpusat

di kutub dengan sudut yang sama. Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar 2.6 Titik Singgung Proyeksi Dan Hasilnya

Pada gambar 2.6 Anda dapat melihat perubahan bentuk pada garis

lingkaran terluar. Garis tersebut lebih besar dari garis di globe. Jadi paling banyak

mengalami distorsi. Pada bagian kutub relatif tidak mengalami perubahan atau

distorsi, jadi hampir mendekati kesesuaian. Proyeksi ini cocok untuk

mempertahankan bentuk sekitar kutub.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

23

2.1.10.1 Macam-macam Proyeksi Peta

1. Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan

a. Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas

di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala.

b. Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta

dipertahankan sama dengan bentuk aslinya.

c. Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di

muka bumi setelah dikalikan skala

2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris

a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu

bumi.

b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap

sumbu bumi.

c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu

bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi

ekuatorial.

3. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan

a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan

bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola

bumi dan berpusat pada satu titik

b. Proyeksi Kerucut (Conical Projection), Proyeksi Kerucut yaitu

pemindahan garis- garis meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah

kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah

lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

24

meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan

bujur berupa jari-jari.

c. Proyeksi Silinder atau Tabung Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi

permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan

menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder

menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis

horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.

d. Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary) Proyeksi-proyeksi ini

dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang kita jumpai sehari-

hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara

perhitungan.

2.1.11 Website

Website (Wijaya, dkk, 2018:331) adalah keseluruhan halaman-halaman

yang berisikan informasi berupa gambar, tulisan, suara, animasi baik dinamis

maupun statis yang terdapat dalam sebuah rangkaian jaringan halamam (link)

menggunakan protocol http dan diakses menggunakan web browser. Salah satu

perangkat lunak bantu yang bisa digunakan untuk mendesain web adalah

Macromedia, yaitu suatu editor HTML, aplikasi desain dan pengembangan web

yang menyediakan kode editor dengan fitur standar seperti syntax highlighting,

code completion, dan code collapsing serta fitur lebih canggih seperti real-time

syntax check ing dan code introspection untuk menghasilkan petunjuk kode untuk

membantu pengguna dalam menulis kode. Menurut jenisnya website terbagi

dalam 2 tipe yaitu sebagai berikut:

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

25

1. Website Statis

Website statis merupakan sebuah website yang bisa dibuat dengan

menggunakan bahasa pemrograman web HyperText Markup Language atau

HTML dan memiliki isi halaman web yang relatif sama, tetap atau tidak

berubah dalam waktu tertentu. Para pemilik website statis diharuskan

melakukan sunting manual jika ingin mengubah isi dari halaman web mereka.

2. Website Dinamis

Website dinamis adalah sebuah website yang memiliki isi halaman web yang

dapat diubah sesuai keinginan pemilik website secara realtime ketika sedang

online. Biasanya Programer web menambahkan halaman khusus backend

untuk pemilik web yang berfungsi sebagai halaman khusus tempat melakukan

penyuntingan terhadap isi dari halaman website.

Web browser disebut juga sebagai perambah, adalah perangkat lunak yang

berfungsi menampilkan dan melakukan interaksi dengan dokumen-dokumen yang

disediakan oleh server web. Browser pada umumnya juga mendukung berbagai

jenis URL dan protokol, misalnya ftp: untuk file transfer protocol (FTP), untuk

real-time streaming protocol (RTSP), and https: untuk versi http yang terenkripsi

(SSL). File format sebuah halaman web biasanya hyper-text markup language

(HTML) dan diidentifikasikan dalam protokol HTTP menggunakan header MIME,

format lainnya antara lain XML dan XHTML.

Sebagian besar browser mendukung bermacam format tambahan pada

HTML seperti format gambar JPEG,PNG and GIF image formats, dan dapat

dikembangkan dukungannya misal terhadap SVG dengan menggunakan plugin.

Berikut ini tampilan Web Browser dengan menggunakan Mozila Firefox:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

26

Gambar 2.7 Halaman Mozila Firefox

2.1.12 Google Map API (Aplication Programming Interface)

Google Maps adalah layanan pemetaan berbasis web service yang

disediakan oleh Google dan bersifat gratis yang memiliki kemampuan terhadap

banyak layanan pemetaan berbasis web. Google Maps juga memiliki sifat server

side yaitu peta yang tersimpan pada server Google dapat dimanfaatkan oleh

pengguna. Google Maps API adalah suatu library yang berbentuk javascript yang

berguna untuk memodifikasi peta yang ada di google maps sesuai kebutuhan.

Untuk membangun aplikasi yang memanfaatkan Google Maps di dekstop dan

mobile device maka akan digunakan google maps javascript API v3 yang

memiliki keunggulan lebih cepat dari versi sebelumnya (Febrian, dalam Husaini

dan Dwi, 2017:51)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

27

2.1.13 UML (Unified Modelling Language)

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah

menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan

mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar

untuk merancang model sebuah sistem objek. (Shalahuddin dan Rosa, dalam

Winda dan Umi, 2016:22).

Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis

aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras,

sistem operasi dan jaringan apapun serta ditulis dalam bahasa pemrograman

apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep

dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa-bahasa

berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian,

UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C.

Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefenisikan notasi dan syntax/semantik.

Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan

berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu dan UML

syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan.

Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady

Booch OOD (objek-oriented design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling

Technique) dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering).

Sejarah UML sendiri cukup panjang sampai era tahun 1990 seperti kita ketahui

puluhan metodologi pemodelan berorientasi objek telah bermunculan di dunia.

Diantaranya adalah metodologi booch, metodologi coad, metodologi

OOSE, metodologi OMT, metodologi shlaer-mellor, metodologi wirfs-brock, dsb.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

28

Masa itu terkenal dengan masa perang metodologi (method war) dalam

pendesainan berorientasi objek. Masing-masing metodologi membawa notasi

sendiri-sendiri, yang mengakibatkan timbul masalah baru apabila kita

bekerjasama dengan group/perusahaan lain yang menggunakan metodologi yang

berlainan. Dimulai pada bulan Oktober 1994 Booch, Rumbaugh dan Jacobson,

yang merupakan tiga tokoh yang boleh dikata metodologinya banyak digunakan

mempelopori usaha untuk penyatuan metodologi pendesainan berorintasi objek.

Pada tahun 1995 dirilis draft pertama dari UML (versi 0.8) sejak tahun 1996

pengembangan tersebut dikoordinasikan oleh Object Management Group (OMG –

http://www.omg.org). Tahun 1997 UML versi 1.1 muncul dan saat ini versi

terbaru adalah versi 1.5 yang dirilis bulan maret 2003. Booch, Rumbaugh dan

Jacobson menyusun tiga buku serial tentang UML pada tahun 1999, sejak saat

itulah UML telah menjelma menjadi standar bahasa pemodelan untuk aplikasi

berorintasi objek. Dalam pembuatan skripsi ini penulis menggunakan diagram

Use Case yang terdapat didalam UML. Adapun maksud dari Use Case diagram

diterangkan dibawah ini:

2.1.13.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari

sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan

“bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor

dengan sistem. Use Case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke

sistem menulis sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Aktor adalah entitas

manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

29

pekerjaan tertentu. Use Case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang

menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan

klien dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah

use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari

proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include

akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal.

Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga

duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas

yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan

behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case

menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.

Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram

Simbol Deskripsi

Use Case

Fungsional yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang

saling bertukar pesan antar unit dan aktor, biasanya

menggunakan kata kerja diawal frase nama Use Case.

Aktor

Orang atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem

informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan

dibuatsistem itu sendiri. Jadi walaupun simbol aktor adalah

gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.

Biasanya menggunakan kata benda diawal frase nama aktor.

Asosiasi

Komunikasi antar aktor dan Use Case yang berpartisipasi Use

Case berinteraksi dengan aktor.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

30

Extend

Digunakan untuk memungkinkan satu Use Case secara

optimal menggunakan fungsionalitas yang disediakan oleh

Use Case yang dituju. Contoh :

(Sumber: Shalahuddin dan Rosa, dalam Aprianti dan Maliha, (2016)

2.1.13.2 Class Diagram

Diagram kelas atau Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari

segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.

Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer membuat kelas-

kelas sesuai rancangan di dalam diagram kelas agar antara dokumentasi

perancangan dan perangkat lunak sinkron. Berikut ini merupakan simbol dari

Class Diagram:

Tabel 2.2 Simbol Class Diagram

Simbol Deskripsi

Nama Kelas

+ Attribute 1

+ Attribute 2

+ Operation 1 ( )

Class

Kelas pada struktur sistem

Interface dalam pemrograman berorientasi objek

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

31

Interface

Asosiasi

Relasi antar kelas dengan makna umum

Asosiasi Berarah

Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu

digunakan oleh kelas yang lain

Generalisasi

Relasi antar kelas dengan makna generalisasi –

spesialisasi (umum – khusus)

(Sumber: Shalahuddin dan Rosa, dalam Aprianti dan Maliha, (2016)

2.1.13.3 Activity Diagram

Diagram aktivitas atau Activity Diagram menjelaskan Workflow (aliran

kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada

pada perangkat lunak. Diagram aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor,

jadi aktivitas yang bisa dilakukan oleh sistem. (Rosa A.S dan M.Shalahuddin,

2016:161-163). Berikut ini merupakan simbol activity diagram:

Tabel 2.3 Simbol Activity Digram

Simbol Deskripsi

Status Awal

Status awal aktivitas sistem

Aktivitas

Aktivitas yang dilakukan sistem,

aktivitas biasanya diawali dengan kata

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

32

kerja

Decision

Pencabangan dimana jika ada pilihan

aktivitas lebih dari satu

Asosiasi Penggabungan

Penggabungan dimana lebih dari satu

aktivitas digabungkan menjadi satu

Status Akhir

Status akhir yang dilakukan sistem

Swimlane

Memisahkan organisasi bisnis yang

bertanggung jawab terhadap aktivitas

yang terjadi

(Sumber: Shalahuddin dan Rosa, dalam Aprianti dan Maliha, (2016)

2.1.13.4 Sequence Diagram

Diagram Sequence menjelaskan kelakuan/perilaku objek pada Use Case

dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan

diterima antar objek. Oleh sebab itu untuk menjelaskan diagram Sequence maka

harus diketahui objek-objek yang terkait dalam sebuah use case beserta metode-

metode yang dimiliki kelas yang diinstasiansi menjadi objek itu. Banyaknya

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

33

diagram sequence yang harus digambar yaitu sebanyak pendefenisian use case

yang mempunyai proses sendiri atau yang penting semua use case yang sudah

didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram sequence.

Tabel 2.4 Simbol Sequence Diagram

Simbol Deskripsi

Garis Hidup

Menyatakan kehidupan suatu objek

Objek

Menyatakan objek yang berinteraksi pesan

Waktu Aktif

Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi,

semua yang terhubung dengan waktu aktif ini adalah

sebuah tahapan yang dilakukan di dalamnya.

Pesan Tipe Create

Menyatakan suatu objek membuat objek lain, arah

panah mengarah pada objek yang dibuat

Pesan tipe call

Menyatakan suatu objek memanggil operasi/metode

yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri

Masukan

Menyatakan bahwa suatu objek mengirimkan data ke

objek lainnya

(Sumber: Shalahuddin dan Rosa, dalam Aprianti dan Maliha, (2016)

2.2 Tinjauan Penelitian

Setelah peneliti melakukan telaah pada beberapa penelitian sebelumnya

ada beberapa yang mempunyai keterlibatan dengan penelitian yang peneliti

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

34

lakukan yakni sebagai berikut:

1. Dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Sistem Informasi Geografis

Pemetaan Masjid Di Samarinda Berbasis Web”, (Maharani, dkk, Vol.11.No1,

Jan 2017). Penelitian ini menghasilkan Sistem Informasi Geografis

pemetaan Masjid berfungsi menampilkan informasi Masjid yang ada di

kota Samarinda dengan filter pencarian info kegiatan dengan tanggal

kegiatan tertentu, dan berdasarkan kecamatan.

2. Dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Sistem Informasi Geografis (SIG)

Pemetaan Dan Analisis Daerah Pertanian Di Kabupaten Gorontalo”.

(Ahaliki, Jtech 2016, 4 (2) 116 – 122), Penelitian ini dibangun dengan

menggunakan implementasi dari penggunaan sistem informasi geografis dan

penggunaan metodenya menggunakan metode SAW yang

diimplementasikan dengan konsep analisis beberapa kriteria dan alternatif

terhadap rencana tata ruang Wilayah (RTRW) memiliki hasil validasi.

3. Dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Aplikasi Sistem Informasi

Geografis Berbasis Web Dan Android Untuk Pemilihan Jalur Alternatif

Menuju Tempat Pariwisata”, (Utomo, dkk, Vol 6, No. 2, Juli 2017),

Penelitian ini dilakukan pada jalur alternatif yang telah dipilih pada saat

penentuan jalur alternatif yang akan dilakukan survei lapangan. Data yang

diperoleh dari hasil survei lapangan terdiri atas gambar foto, koordinat

marking, jalur tracking, dan kepadatan jalan.

4. Dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Sistem Informasi Geografis

Dalam Pemetaan Lahan Gambut di Kabupaten Musi Banyuasi”, (Wijaya,

dkk, Vol. 2, No. 1, 2018), penelitian ini Sistem Informasi Geografis

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

35

Pemetaan Lahan Gambut terdiri dari halaman-halaman web yang terdiri dari

antara lain: halaman web lahan gambut perkecamatan, halaman web lahan

gambut perdesa, halaman web per kategori gambut, halaman web lahan

gambut yang belum dikelola, halaman web lahan gambut yang sudah di

kelola perusahaan.

5. Dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Sistem Informasi Geografis (SIG)

Pemetaan Sekolah Berbasis Web Di Kecamatan Wonodadi Kabupaten

Blitar”, (Husaini, dkk, Vol. 11, No. 1, Mei 2017, Penelitian yang dilakukan

di Kecamatan Wonodadi memperlihatkan hasil kuesioner desain yang cukup

bagus dengan memperoleh persentase sangat setuju sebesar 43,58%, setuju

sebesar 42,30%, dan biasa sebesar 14,10%. Untuk kesesuaian sistem

mendapat persentase sangat setuju sebesar 42,99%, setuju sebesar 42,01%,

dan biasa sebesar 14,98%. Sedangkan untuk kemudahan dalam penggunaan

sistem memperoleh persentase sangat setuju sebesar 40,89%, setuju sebesar

45,04% dan biasa sebesar 14,05%.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran pada penelitian ini dinyatakan dalam bentuk skema

sederhana menurut pokok-pokok penelitian dan hubungannya. Kerangka

pemikiran dalam skema ini diharapkan dapat menjelaskan isi penelitian dan

identifikasinya. Sehingga pengolahan sumber data menjadi terarah. Kerangka

pikir dari penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.8:

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

36

Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran

2.4 Tinjauan Instansi

2.4.1 Latar Belakang Dinas Perkerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten

Asahan

Dinas Prasarana Wilayah dan Pengairan dibentuk pada 17 oktober 1999

kabupaten Asahan. Jadi sebagai penunjang administrasi pada saat itu Dinas

Prasarana Wilayah dan Pengairan bergabung di bawah naungan pekerjaan umum

yang berkantor saat itu di jalan Mahoni kabupaten Asahan pada tahun 2004.

Kabupaten Asahan dengan bupati terpilih Drs. H. Risuddin. Dinas Prasarana

Wilayah dan Pengairan dipecah menjadi dari Pengawasan Mutu dengan

persetujuan oleh anggota DPRD kabupaten Asahan di bawah pimpinan Yuhanes

Mulai

Perncanaan Analisa

Uji Coba

Perancangan

Penerapan

Selesai

- Studi Pendahuluan

- BatasanMasalah

- Tujuan Penelitian

- Pengumpulan Data

- Bahasa Pemrograman Menggunakan

PHP dan MYSQL

- GIS Data Fasilitas Umum

- Merancang Sistem Informasi

Geografis Menggunakan Editor

Google Maps API.

- Pengujian dilakkukan dengan

Menjalankan program

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

37

dan kesepakatan itu dilaporkan kementrian dalam negri dan pemerintah yang

terlibat hingga pada saat ini tata kelola pemerintah masih mengaju kepada

kesatuan kerja yang telah disepakati sebelumnya . Pada bulan februari tahun 2017

nama Dinas Prasarana Wilayah dan Pengairan berganti dengan Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang sehingga sampai saat ini Dinas Prasarana Wilayah

dan Pengairan sudah menjadi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Asahan.

2.4.2 Visi Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Asahan

“Terwujudnya Asahan yang Religius, Sehat, Cerdas, dan Mandiri”

2.4.3 Misi Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Asahan

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis IMTAQ

2. Meningkatkan pelayanan dan kesadaran kesehatan masyarakat

3. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang berkeadilan

4. Mengembangkan pola pembangunan dan partisipasif, proaktif, kreatif

dan inovatif, dengan menjadikan masyarakat yang cerdas sebagai basis

utama pelaku pembangunan ditengah kompetisi global

5. Mengelola kemajemukan masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai

budaya dan memelihara kearifan lokal

6. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang profesional, amanah, bersih

dan berwibawa secara akuntabel dan transparan dengan berorientasi pada

pelayanan publik yang prima untuk mendorong percepatan pembangunan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

38

7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana lainnya

secara merata dalam rangka mendorong terwujudnya masyarakat yang

mandiri dan berwawasan lingkungan

8. Mendorong terciptanya penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM)

keamanan, ketertiban, keadilan dan perlindungan bagi masyarakat

9. Melakukan percepatan pembangunan perekonomian dengan mendorong

pertumbuhan investasi daerah yang dipadukan dengan koperasi dan

UKM, pariwisata perdagangan, industri pembangunan Pasar tradisional

dan modern.

2.4.4 Struktur Organisasi Dinas Perkerjaan Umum Dan Tata Ruang

Kabupaten Asahan

Organisasi dapat diartikan sebagai bentuk perserikatan manusia untuk

mencapai tujuan bersama, sedangkan manajemen adalah cara pengolahan,

peraturan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan organisasi dengan

menggunakan sumber daya yang ada. Hubungan dan kerjasama dalam suatu

organisasi dituangkan kedalam suatu struktur yang nantinya akan menunjukkan

suatu organisasi dan juga garis wewenang sehingga jelas terlihat nantinya batasan

tugas, wewenang dan juga tanggung jawab dari setiap anggota dari organisasi.

Karena bagaimanapun baiknya suatu struktur organisasi suatu perusahaan,

kegiatannya tidak akan berjalan lancar apabila tidak ada pembagian wewenang

yang jelas. Dengan demikian diharapkan adanya kejelasan arah dan juga

koordinasi dari masing-masing anggota untuk mencapai tujuan yang telah

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

39

ditentukan. Berikut ini merupakan struktur organisasi dari Dinas Perkerjaan

Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Asahan:

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERKERJAAN UMUM DAN TATA

RUANG KABUPATEN ASAHAN

Gambar 2.9 Struktur Organisasi Dinas Perkerjaan Umum Dan Tata Ruang

Kabupaten Asahan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

40

2.4.5 Tugas dan Fungsi Dinas Perkerjaan Umum Dan Tata Ruang

Kabupaten Asahan

Sesuai dengan Peraturan Bupati Asahan Nomor 50 s/d 53 Tahun

2019 Tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi, Tata Kerja,

Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Asahan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan Pemerintahan yang

menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada

Daerah. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Asahan menyelenggarakan

fungsi:

a. Perumusan kebijakan bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang di

Daerah

b. Pelaksanaan kebijakan bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang di

Daerah

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang di Daerah

d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan

fungsinya.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

41

2.4.6 Logo Dinas Perkerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Asahan

dan Maknanya

2.4.6.1 Logo Dinas Perkerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Asahan

Gambar 2.10 Logo Rambate Rata Raya

2.4.6.2 Makna Logo

Makna dari Logo Rambate Rata Raya ialah:

1. Lambang berbentuk perisai atau tameng menggambarkan kesiapsiagaan

rakyat Asahan dalam melindungi Daerah dan Tanah Air dari serangan

musuh.

2. Sudut-sudut bersegi lima, warna kuning emas, melambangkan

kehidupan Pancasila di Asahan. 17 buah padi dan 8 buah kapas dan 45

helai daun sirih tersusun adalah melambangkan ciri khas jiwa dan

semangat Proklamasi 17 Agustus 1945.

3. Lingkaran padi, bunga kapas dan daun sirih berbentuk tanduk kerbau

adalah menggambarkan kerukunan hidup suku-suku yang berdiam di

Asahan.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

42

4. Serumpun rumput Asahan yang spesifik mencerminkan adanya suku-

suku bangsa di Asahan.

5. 4 buah bukit-bukit pegunungan adalah tempat rakyat bergerilya dimasa

perang kemerdekaan mempertahankan Republik Indonesia di Asahan

dan perlambang kehidupan daerah Asahan dengan 4 tetangga

Kabupaten.

6. Rantai berangkai 5 adalah dasar perikemanusiaan dan persatuan rakyat

Asahan.

7. Roda bergigi 5 melambangkan rakyat Asahan mempunyai keterampilan

kerja dibidang pertanian, perkebunan dan pembangunan daerahnya.

8. Laut biru yang bergaris 3 gelombang ombak melambangkan daerah

Asahan terdiri dari dataran tinggi, dataran rendah dan pantai sebagai

sumber kehidupan rakyat Asahan.

9. Ikan dan kelapa adalah sumber penghasilan pokok rakyat daerah

Asahan dan pembinaan hari depannya.

10. Pita selendang Asahan melambangkan keindahan, kebudayaan dan adat

istiadat Asahan yang spesifik.

11. Tugu dalam bentuk bambu runcing dan kolam melambangkan

perjuangan rakyat Asahan dalam mempertahankan dan mengisi

kemerdekaan RI Pancasila.

12. Kerang di pangkal tugu melambangkan kehidupan kenelayanan

pengorbanan dan kemasyhurannya.

13. Bagian atas lambang diletakkan semboyan “Rambate Rata Raya” yang

artinya kerja keras bersama untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis

43

2.4.6.3 Pengertian Warna

Pengertian dari warna-warna yang ada di logo ialah:

1. Merah artinya berani, dinamika dan cinta tanah air.

2. Putih artinya kebenaran, kesucian dan perdamaian.

3. Hitam artinya kokoh dan teguh.

4. Hijau tua artinya keagamaan, kemakmuran, kekeluargaan dan

kegotong-royongan.

5. Biru artinya kesetiaan.

6. Kuning artinya berbudi, intelegensi, keluhuran dan kesejahteraan.

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau juga mungkin salah dan

ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.

Dengan dibangunnya Sistem Informasi Geografis fasilitas umum di Kabupaten

Asahan, diharapkan dapat menjadi media pelayanan publik di Kabupaten Asahan,

dapat memberi informasi fasilitas umum yang sesuai dengan kebutuhan pengguna,

mengetahui fasilitas terdekat serta rute menuju lokasi tersebut secara realtime,

memberikan informasi penyebaran fasilitas umum yang ada di Kabupaten Asahan

dengan berbasis web, dan dapat membantu instansi dalam melakukan monitoring

dan evaluasi, juga sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan untuk

membuat suatu kebijakan.