22
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkungan Sistem sanitasi lingkungan pelabuhan terdiri dari sistem pengelolaan manajemen, pengawasan sanitasi dan pengendalian vektor dan binatang penular penyakit. Perencanaan dan pengembangan sistem sanitaasi lingkungan harus memperhatikan peran dan fungsi yang melekat pada masing-masing lembaga terkait. Pelabuhan secara fisik mempunyai beberapa persyaratan dalam menunjang peran dan fungsinya termasuk persyaratan fasilitas kesehatan lingkungan, melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penyehatan lingkungan pelabuhan, dan struktur pelabuhan secara umum (Retno, 2005). Pengawasan sanitasi dan pengendalian vektor dan binatang penular penyakit dilakukan dengan kegiatan pengamanan terhadap upaya pencegahan penyakit menular dengan cara meniadakan atau menekan sekecil mungkin adanyan faktor lingkungan yang menimbulkan pengaruh buruk di daerah pelabuhan dan di kapal sehingga tidak menjadi sumber penularan penyakit. 2.2 Sanitasi Tempat - Tempat Umum Pelabuhan Sanitasi tempat-tempat umum Pelabuhan membahas diantaranya : 2.2.1 Pengertian Sanitasi Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU) merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di TTU terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah (Adriyani, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Sanitasi Lingkungan

Sistem sanitasi lingkungan pelabuhan terdiri dari sistem pengelolaan

manajemen, pengawasan sanitasi dan pengendalian vektor dan binatang penular

penyakit. Perencanaan dan pengembangan sistem sanitaasi lingkungan harus

memperhatikan peran dan fungsi yang melekat pada masing-masing lembaga

terkait. Pelabuhan secara fisik mempunyai beberapa persyaratan dalam

menunjang peran dan fungsinya termasuk persyaratan fasilitas kesehatan

lingkungan, melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penyehatan lingkungan

pelabuhan, dan struktur pelabuhan secara umum (Retno, 2005).

Pengawasan sanitasi dan pengendalian vektor dan binatang penular

penyakit dilakukan dengan kegiatan pengamanan terhadap upaya pencegahan

penyakit menular dengan cara meniadakan atau menekan sekecil mungkin

adanyan faktor lingkungan yang menimbulkan pengaruh buruk di daerah

pelabuhan dan di kapal sehingga tidak menjadi sumber penularan penyakit.

2.2 Sanitasi Tempat - Tempat Umum Pelabuhan

Sanitasi tempat-tempat umum Pelabuhan membahas diantaranya :

2.2.1 Pengertian Sanitasi

Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU) merupakan usaha untuk

mengawasi kegiatan yang berlangsung di TTU terutama yang erat hubungannya

dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang

ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah (Adriyani, 2005).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

STTU merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak.

Karena TTU merupakan tempat menyebarnya segala macam penyakit terutama

penyakit-penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan

demikian STTU harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam arti melindungi,

memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat (Mukono, 2000).

Pengawasan atau pemeriksaan STTU dilakukan untuk mewujudkan

lingkungan TTU yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari

kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya

(Chandra, 2006).

1. Kegiatan yang dilakukan pada Pengawasan STTU adalah: Kegiatan

pemeriksaan yaitu kegiatan melihat dan menyaksikan secara langsung di

tempat serta menilai tentang keadaan atau tindakan yang dilakukan serta

memberikan petunjuk atau saran-saran perbaikan. Pemeriksaan dilakukan

terhadap faktor lingkungan dan perlengkapan/peralatan dari TTU dari segi

persyaratan dan kebersihannya, misalnya : lingkungan pekarangan, bangunan,

persediaan air bersih, cara pembuangan sampah dan air kotor, perlengkapan

WC dan urinoir, dan sebagainya. Dalam kegiatan ini pemeriksa juga

memberikan bimbingan dan petunjuk kepada pemilik/pengelola dan

pengguna yang melakukan kegiatan pada TTU, meliputi cara-cara

pencegahan penyakit, kebersihan, kebiasaan dan cara kerja yang baik dan lain

sebagainya.

2. Kegiatan pengawasan yaitu pengamatan secara terus menerus perkembangan

kegiatan di TTU dan tindakan serta usaha tindak lanjut dari hasil

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

pemeriksaan. Ruang lingkup kegiatan pengawasan sanitasi TTU dapat

digolongkan menjadi:

a) Pendataan TTU yang dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun. Pada

kegiatan pendataan dilakukan pencatatan, antara lain: jenis/macam dan

jumlah TTU, nama dari setiap jenis TTU, nomor izin usaha, nama

pemilik, nama penaggungjawab sanitasi (bila ada), dan jumlah karyawan

selain kegiatan pendataan dapat pula dilakukan identifikasi masalah

hygiene dan sanitasi TTU yang diperiksa (problem identification).

Kegiatan ini dilaksanakan melalui orientasi keadaan sanitasi secara garis

besar, untuk mencari permasalahan umum STTU yang dilihat atau

diperiksa yang menyangkut masalah umum sanitasi yang ada sehingga

tahap ini merupakan survei pendahuluan (preliminary survey). Dalam

pelaksanaan observasi dapat dilakukan melalui:

1. Wawancara dengan pimpinan atau dengan petugas TTU.

2. Mengadakan peninjauan lapangan, peninjauan lapangan dimulai dari

bagian luar (external area) kemudian pada bagian dalam (internal

area). Peninjauan ini dilakukan di seluruh area TTU dan menitik

beratkan perhatiannya kepada lokasi umum (public area). Dengan

demikian maka urutan kegiatan dalam tahap ini, datang ke lokasi,

meninjau dan melihat keadaan umum sanitasi, mengetahui secara

garis besar dan secara umum keadaan sanitasi senyatanya, sensus

masalah umum yang didapatkan, dicatat untuk dibuat sheet sanitasi

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

(formulir), yang akan dipakai dalam melakukan pemeriksaan

selanjutnya.

b) Pemeriksaan TTU, dengan tujuan untuk melihat dan menilai keadaan

sanitasi, memberikan saran-saran perbaikan, dan menilai perbaikan yang

telah diadakan. Dalam tahapan pemeriksaan perlu dilakukan:

a. Persiapan pemeriksaan, dengan melakukan:

1) Mengadakan peninjauan lokasi, kemudian melihat dan mencatat

keadaan semua fasilitas sanitasi yang tersedia.

2) Mencari dan menentukan fasilitas yang mempunyai nilai sanitasi

(facility of sanitary importance), yaitu fasilitas yang dapat dinilai

dari 2 segi, yaitu segi kebersihannya (cleanlines) dan segi

persyaratannya (sanitary code).

3) Membuat formulir (sheet) sanitasi untuk pemeriksaan.

Penyusunan formulir pemeriksaan, langkahnya adalah sebagai

berikut:

(a) Pengumpulan data, tentang item sanitasi yang dipengaruhi

oleh besar kecilnya TTU, titik berat kegiatannya, metode

kerja yang dilakukan, modernisasi fasilitasnya, sifat dan

kebiasaan masyarakat pengguna.

(b) Menyusun formulir pemeriksaan sanitasi, dengan

memperhatikan jenis tempat dan usaha yang diperiksa, unit-

unit teritorialnya, termasuk juga sub unitnya, jangka waktu

dan jumlah pemeriksaannya, adanya kolom untuk penilaian

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

Kebersihan (disingkat K) dan kolom Persyaratan (disingkat

P), jumlah item yang diperiksa, tanggal pemeriksaan dan

Pemeriksa. Dalam pengisian formulir pemeriksaan ini akan

didapatkan tanda (-) dan tanda (+), tanda-tanda ini diartikan

sebagai berikut :

- (-) Baik untuk K maupun P = berarti tidak ada masalah.

- (+) Baik untuk K maupun P = berarti ada masalah, yang

berarti juga hal/fasilitas/keadaan itu perlu diadakan

perbaikan.

2.2.2 Persyaratan Sanitasi di Pelabuhan

Persyaratan sanitasi standar yang harus dimiliki oleh sebuah pelabuhan

antara lain:

a) Bagian luar

1. Tempat parkir harus bersih, tidak ada sampah berserakan, dan tidak

ada genangan air.

2. Tempat sampah tersedia tempat penampungan sampah sementara

yang tertutup dan kedap air setadalam jumlah yang cukup.

3. Pencahayaan penerangan harus cukup dan tidak menyilaukan mata,

terutama pada pintu masuk dan keluar tempat parkir.

b) Bagian dalam

1. Ruang tunggu

2. Ruangan harus bersih.

3. Tempat duduk harus bersih dan bebas dari kutu busuk.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

4. Pencahayaan harus cukup dan tidak menyilaukan mata (minimal 10

fc) sehingga dapat digunakan untuk membaca

5. Penghawaan harus cukup, minimal 10% dari luas lantai.

6. Lantai tidak licin, kedap air, dan mudah dibersihkan.

7. Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup,

kedap air, dan dalam jumblah yang cukup.

Adapun standar yang digunakan dalam aspek penilaian sanitasi pelabuhan

yakni berdasarkan Kepmenkes/RI/NO:264/Menkes/SK/III/2004 Tentang Kriteria

Klasifikasi KKP Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

2.2.3 Pembuangan Kotoran Manusia

1. Tersedia jamban yang memenuhi syarat (tipe leher angsa).

2. Tersedia peturasan (urinoir) yang baik dan tersedia pasokan air yang

mencukupi.

3. Harus ada tanda yang jelas untuk membedakan antara jamban pria

dengan jamban wanita. Jamban dan peturasan harus dalam keadaan

bersih dan tidak berbau.

4. Pembuangan sampah harus tersedia tempat penampungan sampah

sementara yang tertutup, kedap air, dan dalam jumlah yang cukup.

5. Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari sehingga tidak ada

sampah yang menumpuk.

6. Pembuangan air limbah dan air hujan dialirkan melalui saluran

tertutup dan dibuang ke septic tank atau ke saluran air kotor

perkotaan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

7. Tempat cuci tangan harus tersedia tempat cuci tangan yang baik,

minimal satu, dilengkapi dengan sabun dan kain serbet.

2.3 Sanitasi Lingkungan Pelabuhan

Sanitasi lingkungan pelabuhan merupakan kegiatan menyeluruh dalam

perencanaan, pengorganiasasian, pelaksanaan dan pengawasan pada aspek sanitasi

lingkungan pelabuhan. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya pencegahan

penyakit menular dengan cara meniadakan atau menekan sekecil mungkin faktor

lingkungan yang dapat menimbulkan pengaruh buruk (faktor risiko) di dalam

kapal dan wilayah pelabuhan sehingga tidak menjadi sumber penularan penyakit

(Anies. 2006).

Lingkungan pelabuhan merupakan tempat-tempat umum adalah tempat

kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap,

diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang

dipergunakan langsung oleh masyarakat. Untuk dapat melakukan kegiatan sanitasi

tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek pendekatan

yaitu aspek teknis yang meliputi persyaratan dan peraturan mengenai tempat

umum tersebut dan keterkaitannya dengan fasilitas sanitasi dasar. Aspek sosial

diantaranya adalah ekonomi dan sosial budaya dan aspek administrasi dan

manajemen diantaranya adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dengan

baik. Akan tetapi kendala yang dialami sangatlah kompleks sehingga antara teori

dan praktek dalam kegiatannya sulit untuk dapat berjalan dan berfungsi secara

optimal.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

Pada umumnya di dalam penerapan usaha sanitasi lingkungan pelabuhan

dibutuhkan pendekatan terhadap aspek sosial. Dalam pendekatan aspek sosial

diperlukan penguasaan pengetahuan antara lain tentang kebiasaan hidup, adat

istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi dan motivasi.

Pendekatan aspek sosial membutuhkan berbagai pertimbangan terhadap berbagai

macam faktor dari kehidupan masyarakat, diantaranya faktor-faktor, sebagai

berikut:

a. Pengertian

Pengertian karyawan serta masyarakat tentang pentingnya serta

manfaat suatu usaha kesehatan masyarakat sangat diperlukan sebab tanpa

adanya pengertian ini segala sesuatunya akan berjalan tanpa arah.

Pengertian merupakan dasar pokok guna memperoleh kesadaran dan

pengetahuan untuk bertindak secara aktif.

b. Pendekatan

Pendekatan yang baik perlu dilakukan terutama terhadap pimpinan

maupun karyawan perusahaan tempat-tempah umum atau fasilitas sanitasi,

biasanya dilakukan dengan memberikan beberapa bentuk motivasi. Titik

pangkal suksesnya usaha sanitasi lingkungan pelabuhan banyak

bergantung dari cara pendekatan ini, ada 2 macam pendekatan terhadap

pimpinan dan karyawan yang dapat ditempuh yaitu:

Pendekatan formal yaitu suatu pendekatan terhadap pimpinan

secara resmi.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

1. Pendekatan informal yaitu suatu pendekatan terhadap karyawan

bawahan dimana pekerja berada dan dilakukan di tempat

kerjanya.

2. Selain pendekatan di atas, menurut Buku Pedoman Sanitasi

Tempat-Tempat Umum (Depkes,1996). Pendekatan yang biasa

digunakan aspek ini adalah pendekatan edukatif yang ditujukan

kepada masyarakat umum dan masyarakat pengunjung tempat-

tempat umum, khususnya dalam memberikan pengertian dan

kesadaran tentang usaha sanitasi lingkungan. Dengan adanya

pengertian dari masyarakat pelabuhan bahwa fasilitas yang tidak

memenuhi persyaratan dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan

dan menyebarkan berbagai penyakit, maka pengunjung/

masyarakat akan berusaha untuk senantiasa memelihara sanitasi

lingkungan pelabuhan.

c. Kesadaran

Faktor kesadaran terutama pengelola dan masyarakat pelabuhan

dibutuhkan sekali guna pelaksanaan program, tanpa kesadaran maka

pelaksanaan program sanitasi lingkungan pelabuhan akan mengalami

hambatan dan kesulitan, karena tidak diketahui dan disadari akan

pentingnya serta manfaatnya baik bagi institusi/perusahaan maupun bagi

pribadi staf/karyawan yang bersangkutan. Faktor kesadaran diperoleh

sebagai hasil pendekatan edukatif melalui penyuluhan atau pendidikan

kesehatan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

d. Partisipasi

Faktor partisipasi dari pengelola dan masyarakat pelabuhan secara

total sangat dibutuhkan dalam rangka memelihara, membina dan

mengembangkan usaha sanitasi. Partisipasi penuh dari masyarakat

pelabuhan dapat diperoleh dan ditingkatkan dengan cara memberikan

pengertian serta motivasi tentang pentingnya hygiene dan sanitasi

lingkungan pelabuhan dipandang dari segi kesehatan maupun dari segi

bisnis operasional.

e. Kerjasama

Upaya kesehatan masyarakat khususnya usaha hygiene dan sanitasi

lingkungan pelabuhan dibutuhkan adanya kerjasama dalam tim, tanpa

kerja sama yang baik maka usaha ini tidak akan berjalan dengan baik.

f. Keuangan

Usaha hygiene dan sanitasi lingkungan pelabuhan terutama yang

berhubungan dengan masalah perbaikan dan penyempurnaan tentu

membawa konsekuensi biaya, tanpa ditunjang biaya yang memadai maka

kegiatan ini tidak akan berjalan semestinya.

Upaya pelaksanaan pengelolaan sanitasi Pelabuhan dilakukan oleh

pengelolah dan masyarakat pelabuhan dan selalu dipantau serta dilakukan

pengawasan oleh PT. (Persero) Pelindo, KKP dan mayarakat. Dalam

penyelenggaraan sanitasi pelabuhan harus dipertimbangkan fungsi-fungsi

manajemen yang meliputi perencanaan (Planning), pengorganisasian

(Organizing), penggerakan (Actuating) serta unsur pengawasan (Controlling)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

yang baik. Upaya ini diarahkan pada ruang lingkup dalam pengelolaan sarana

sanitasi lingkungan pelabuhan diantaranya : Penyediaan air bersih, pembuangan

air limbah, kamar mandi/WC dan penyediaan tempat sampah serta sumber

pencemaran, dan pengendalian vektor dan binatang penular penyakit.

Pelabuhan memiliki berbagai kegiatan yang sangat penting. Salah satu hal

utama dalam bidang sosial, pelabuhan bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk

memperoleh akses jalur transportasi dari satu pulau ke pulau yang lainnya

maupun dari satu negara kenegara yang lain. Dapat dimungkinkan dari kegiatan

tersebut, lingkungan pelabuhan akan tercemar dengan mudah baik karena aktifitas

manusia maupun karena faktor alam atau dari lingkungan itu sendiri. Kondisi

lingkungan yang telah tercemar dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan

terutama kepada masyarakat yang sering mengakses pelabuhan. Apabila hal ini

dibiarkan terus menerus maka akan terjadi permasalahan kesehatan yang cukup

serius dimana wilayah pelabuhan yang merupakan titik awal kegiatan sosial lintas

pulau dan negara akandapat memperluas penyebaran penyakit dari lingkungan

pelabuhan itu, baik dari satu pulau ke pulau, dari satu negara ke negara yang lain

maupun dari wilayah pelabuhan ke daerah daratan di pulau tersebut.

2.3.1 Aspek Penilaian Sanitasi Pelabuhan

Adapun hal-hal atau aspek yang merupakan komponen penting dalam

suatu penilaian pelabuhan yakni sebagai berikut :

1. Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

telah dimasak. Sumber air bersih berasal dari PDAM. Terdapat tandon

khusus untuk persediaan air bersih. Air bersih disalurkan dengan sistem

perpipaan dan berjalan dengan baik. Kontinuitas suplai air bersih khusus

untuk terminal penumpang dilakukan pada saat-saat ada penumpang, baik

pada saat kedatangan atau pemberangkatan. Sehingga secara kuantitas, air

bersih ini hanya dikhususkan untuk melayani penumpang saja dan dari

segi kontinuitas menjadi kurang memadai, mengingat air bersih cukup

lancar dan jumlahnya cukup hanya bila waktu keberangkatan atau

kedatangan.

Air jernih yang biasa diminum sudah benar-benar sehat dan

juga layak untuk dikonsumsi. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No:431/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Teknis PRL Di Pelabuhan

terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk

keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air

bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

dapat konsumsi yakni sebagai berikut :

a. Harus bersih, tidak keruh tidak berwarna, tidak berasa dan tidak

berbau apapun.

b. Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara

berkesinambungan.

c. Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan.

d. Tersedia tendon air yang menjamin kesinambungan ketersediaan air

dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

e. Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m

f. Kualitas air bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali

Standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar

tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya

investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan

air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek

kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual

air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh

masyarakat banyak.

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi

syarat dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan.

Diare merupakan penyebab kematian nomor 4 (empat) sedangkan

kecacingan dapat mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat

menurunkan kecerdasan anak sekolah, disamping itu masih tingginya

penyakit yang dibawa vektor seperti DBD, malaria, pes, dan filariasis.

2. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Air limbah adalah sisa dari proses usaha dan atau kegiatan yang

berwujud cair, dalam hal ini tidak termasuk air limbah yang mengandung

radioaktif. Air limbah berasal dari kamar mandi, tempat cuci tangan dan

tempat wudlu dialirkan pada saluran terbuka yang dihubungakan dengan

sistem penyaluran air limbah pelabuhan. Sedangkan air limbah yang

berasal dari WC disalurkan ke septic tank. Pembuangan air limbah di

Indonesia memang pada umumnya disatukan dengan saluran drainase dan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

akhirnya terhubung pada saluran air limbah dan drainase pelabuhan.

Alangkah baiknya apabila saluran tersebut dibuat semi tertutup, setidaknya

saluran yang berasal dari air kamar mandi, sehingga tidak mengganggu

estetika dan menimbulkan bau.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No:431/Menkes

/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Teknis PRL Di Pelabuhan yang mencakup

pembuangan air limbah yakni sebagai berikut:

a. Harus ada saluran pembuangan air limbah yang kedap air, tertutup, dan

dapat mengalir dengan lancar.

b. Saluran pembungan air limbah tidak mengotori tanah.

c. Tidak mencemari lingkungan.

d. Tidak menimbulkan bau.

3. Kamar mandi/WC

Kamar mandi/WC merupakan sarana yang di gunakan oleh

masyarakat untuk membuang tinja/hajat. Kamar mandi/WC terpisah antara

laki-laki dan perempuan. Sabun yang disediakan idealnya sabun cair

dengan wadah khusus sehingga penularan penyakit, terutama penyakit

kulit dapat diminimalkan. Lantai kamar mandi/WC kedap air, tidak licin,

mudah dibersihkan dan kemiringannnya cukup.

Kondisinya cukup bersih dan terawat. Pada bagian luar kamar

mandi/WC juga tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi kaca,

dilengkapi sabun dan pengering tangan. Jamban/WC tipe jongkok dengan

konstruksi leher angsa, dilengkapi air penggelontoran yang cukup, alat

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

pembersih berupa sabun tidak tersedia. Tidak terdapat tanda himbauan

bahwa pemakai harus mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan

kamar mandi/WC.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No:

431/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Teknis PRL Di Pelabuhan

yang mencakup persyaratan kamar mandi/WC yakni sebagai berikut:

a. Kamar mandi/WC terpisah antara laki-laki dan perempuan.

b. Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam jumlah

yang cukup dan bebas jentik.

c. Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan dan

bak air.

d. Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang

dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.

e. Air limbah dibuang ke septic tank, riol atau lubang peresapan yang

tidak mencemari air tanah dengan jarak 10 m dari sumber air bersih.

f. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dengan

kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi

genangan.

g. Tersedia tempat sampah yang cukup.

4. Tempat Sampah

Tempat sampah adalah sarana pembuangan sampah/limbah yang

digunakan dalam pelabuhan. Tempat sampah yang tersedia terbuat dari

bahan yang mudah dibersihkan dan kedap air, jumlahnya cukup dan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

dibuang setiap 2 (dua) kali sehari. Tempat sampah yang tersedia terbuat

dari bahan yang mudah dibersihkan tapi tidak tertutup. Dari segi kuantitas,

jumlah tempat sampah sebaiknya ditambah, sehingga memudahkan

pengunjung yang akan membuang sampah.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No:

431/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Teknis PRL Di Pelabuhan

yang meliputi persyaratan tempat sampah yakni sebagai berikut:

a. Setiap bangunan harus tersedia tempat sampah.

b. Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat,

kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan.

c. Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah

dipindahkan.

d. Tersedia tempat sampah sementara (TPS), kedap air, kuat, kedap air

atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas

pengangkut sampah

e. Tempat sampah tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor)

penular penyakit.

f. Sampah diangkut minimal selama 2 hari sekali agar sampah tidak

menumpuk.

Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menimbulkan dampak

lingkungan (Soemirat, 1994). Tempat pembuangan sampah dapat sebagai

media untuk perkembangan binatang-binatang pembawa penyakit seperti

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

lalat, tikus, nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit menular kepada

manusia melalui perantara hewan tersebut.

Sampah dapat pula menyebabkan pencemaran pada tanah, bahan-

bahan asing baik yang bersifat organik maupun bersifat anorganik, berada

di permukaan tanah yang menyebabkan daratan menjadi rusak dan tidak

dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia (Doelle, 1993).

Ada beberapa persyaratan tempat sampah menurut Depkes RI, 2005

yakni antara lain :

a. Tempat sampah tidak menimbulkan bau.

b. Tempat sampah tidak menjadi tempat pengendalian vektor penyakit.

c. Tempat sampah tidak menimbulkan estetika lingkungan.

2.4 Vektor Dan Binatang Penular Penyakit

Pengelola pelabuhan melakukan perencanaan upaya pengendalian vektor

dan binatang penular penyakit dengan pengadaan dan pemeliharaan fasilitas

dengan desain konstruksi dan manajemen lingkungan pelabuhan yang kedap

vektor atau binatang penular penyakit, dan kebersihan lingkungan. Untuk itu KKP

melakukan perencanaan upaya pengendalian melalui pengamatan (survei) dan

pemberantasan (fogging, fumigasi, spraying, trapping dan ratguard) terhadap

keberadaan vektor di Pelabuhan. Vektor tersebut antara lain nyamuk, tikus atau

pijal, lalat dan kecoa.

Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang

mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya

(Notoadmojo, 2003).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah

air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan

sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah

yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan

pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada

saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.

Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta

pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah diare,

demam berdarah, disentri, hepatitis A, kolera, tiphus, cacingan dan malaria.

Lalat yang hinggap disampah dan dipermukaan air limbah atau tikus

selokan yang masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman

penyebab penyakit. Bila lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau

minuman maka besar kemungkinan orang yang menelan makanan dan minuman

tersebut akan menderita salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas seperti

penyakit diare.

Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna

mengolah air limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk

mencegah pencemaran termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit,

pengolahan air limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau

menguraikan pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika

dibuang kesuatu badan air penerima.

Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-

gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa

organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah

yang kurang baik seperti:

1. Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka

2. Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara

Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan

penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya

mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia

penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.

Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian

tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa

dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan

terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila

kapasitas penguraian limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga

badan air tersebut tidak mampu lagi melakukan proses pengolahan atau

penguraian secara alamiah.

Kondisi yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang

ditandai oleh :

1. Timbulnya bau busuk

2. Warna air yang gelap dan pekat

3. Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

2.5 Kaitan Sanitasi Pelabuhan dan Eco-Port

Eco-port adalah kajian tentang pelabuhan yang memperhatikan aspek-

aspek komponen lingkungan. Konsep eco-port: menyebutkan Pelabuhan

merupakan salah satu contoh dimana aktifitas manusia dan permasalahan

lingkungan seringkali menimbulkan konflik dan selalu menyertai keberadaannya.

Konsep dasar eco-port atau grenn port adalah kerangka pengelolaan

pelabuhan untuk mencapai keseimbangan antara nilai/biaya lingkungan dan

manfaat ekonomi, sehingga ada harmonisasi aspek komersial/ekonomi dan

lingkungan dalam menunjang pengelolaan yang berkelanjutan.Pengelolaan

pelabuhan harus bisa mengakomodasi aspek lingkungan, harus ada harmonisasi

dan sinergisitas dengan aspek sanitasi lingkungan dan aspek sumber daya manusia

(SDM) dari instansi terkait di wilayah pelabuhan. Semua langkah, kegiatan dan

keadaan itu merupakan indikator kondisi lingkungan dari pembangunan

berwawasan lingkungan yang dimulai dari tahap perencanaan, perancangan dan

pengoperasian seluruh kegiatan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

2.6 Kerangka Berfikir

2.6.1 Kerangka Teori

Sistem Sanitasi

Lingkungan

Sanitasi Tempat-

Tempat Umum

Sarana Sanitasi

Pelabuhan

Air Bersih

Pembuangan Air

Limbah

Kamar mandi/WC

Tempat Sampah

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Sanitasi Lingkunganeprints.ung.ac.id/1830/6/2012-2-13201-811408019-bab2... · tempat-tempat umum secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek

2.6.2 Kerangka Konsep

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel dependen yaitu sarana

sanitasi Pelabuhan dan Variabel Independen meliputi sarana air bersih, saluran

pembuangan air limbah, kamar mandi/WC dan tempat sampah.

Air Bersih Pembuangan Air

Limbah

Kamar

Mandi/WC

Tempat Sampah

Kepmenkes/RI/No : 431/Menkes/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Teknis

PRL Di Pelabuhan

Sarana sanitasi

pelabuhan