24
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi Komunikasi memiliki unsur-unsur yang sangat penting, berdasarkan penjelasan menurut Lasweell unsur-unsur komunikasi tersebut memiliki lima jenis yang saling berkaitan satu sama lain (Mulyana, 2013:69-71), yaitu : a. Sumber (source) Sering disebut sebagai pengirim (sender), penyandi (encoding), komunikator, pembicara (speaker). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. b. Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tersebut. Pesan sebenarnya adalah suatu hal yang sifatnya abstrak (konseptual, ideologis, dan idealistik). c. Saluran atau media yaitu alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran dibagi menjadi dua yaitu langsung (tatap muka) atau melalui media (cetak dan elektronik). d. Penerima (receiver) Sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), komunikan, penyandi balik (decoder) atau khalayak, pendengar, penafsir, yaitu orang yang menerima sumber. e. Efek Yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Efek komunikasi ini berupa efek psikologis yang terdiri dari tiga hal: 1. Pengaruh kognitif Dengan komunikasi, seseorang menjadi tahu tentang sesuatu. Komunikasi berfungsi untuk memberikan informasi. 2. Pengaruh afektif Dengan pesan yang disampaikan terjadi perubahan perasaan atau sikap.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

Komunikasi memiliki unsur-unsur yang sangat penting, berdasarkan penjelasan

menurut Lasweell unsur-unsur komunikasi tersebut memiliki lima jenis yang saling

berkaitan satu sama lain (Mulyana, 2013:69-71), yaitu :

a. Sumber (source) Sering disebut sebagai pengirim (sender), penyandi (encoding),

komunikator, pembicara (speaker). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau

mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.

b. Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan

merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili

perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tersebut. Pesan sebenarnya adalah

suatu hal yang sifatnya abstrak (konseptual, ideologis, dan idealistik).

c. Saluran atau media yaitu alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan

pesannya kepada penerima. Saluran dibagi menjadi dua yaitu langsung (tatap

muka) atau melalui media (cetak dan elektronik).

d. Penerima (receiver) Sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), komunikan,

penyandi balik (decoder) atau khalayak, pendengar, penafsir, yaitu orang yang

menerima sumber.

e. Efek Yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

Efek komunikasi ini berupa efek psikologis yang terdiri dari tiga hal:

1. Pengaruh kognitif Dengan komunikasi, seseorang menjadi tahu tentang

sesuatu. Komunikasi berfungsi untuk memberikan informasi.

2. Pengaruh afektif Dengan pesan yang disampaikan terjadi perubahan perasaan

atau sikap.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

8

3. Pengaruh konatif Pengaruh yang berupa tingkah laku atau tindakan. Karena

menerima pesan dari komunikator atau penyampai pesan, komunikan bisa

bertindak untuk melakukan sesuatu.

Salah satu dari unsur-unsur komunikasi diatas dapat mewakili bagaimana

simbol nonverbal yang digunakan dalam tradisi Male memiliki unsur pesan, dimana

simbol nonverbal ini memiliki perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari jalannya

sebuah tradisi Male tersebut. Sehingga masyarakat yang menjadi penerima pesan

akan memahami maksud dari adanya penggunaan simbol nonverbal tersebut di

dalam tradisi Male.

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Nonverbal

2.2.1 Sifat Komunikasi

Menurut Effendy dalam bukunya (Bungin, 2009:34) menjelaskan sifat

komunikasi sebagai berikut :

a. tatap muka (face –to face)

b. Bermedia (mediated)

c. Verbal (verbal)

1) Lisan (oral)

2) Tulisan/cetak (written/printed)

d. Nonverbal (non-verbal)

1) Kial/isyarat badaniah (gestural)

2) Bergambar (pictorial)

2.2.2 Pengertian Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal sederhananya merupakan komunikasi yang tidak

menggunakan kata – kata, melainkan gerakan tubuh atau bahasa isyarat, selain itu

juga penggunan bahasa nonverbal dapat melalui penggunaan objek seperti pakaian

yang di gunakan, gaya rambut atau objek lainnya yang memiliki sebuah makna dan

tidak menggunakan sebuah kata. Sedangkan menurut Burgoon dan Saine dalam

bukunya Alo Liliweri mengatakan bahwa komunikasi nonverbal merupakan

tindakan atribusi (lebih dari penggunaan kata-kata) yang dilakukan seseorang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

9

kepada orang lain untuk bertukar makna, yang selalu dikirimkan dan diterima

secara sadar dan untuk mencapai umpan balik atau tujuan tertentu (Liliweri,

2002:175).

Hal ini tampak jelas bagaimana komunikasi nonverbal sebagai cara untuk

berkomunikasi melalui pernyataan wajah, gerakan tubuh ataupun kontak mata.

Sehingga cara-cara yang dilakukan melalui komunikasi nonverbal sangatlah

penting bagi kehidupan sehari-hari.

2.2.3 Fungsi Komunikasi Nonverbal

Dilihat dari fungsinya, dalam hubungannya dengan prilaku nonverbal

mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut.

• Komunikasi Nonverbal menyampaikan Makna

Komunikasi nonverbal dapat menyampaikan banyak makna ketika

komunikasi verbal tidak efektif dikarenakan hambatan bahasa. Hambatan

bahasa hadir ketika seseorang belum belajar berbicara atau kehilangan

kemampuan untuk berbicara. Misalnya, bayi yang belum mengembangkan

keterampilan bahasa membuat ekspresi wajah, pada usia beberapa bulan, yang

mirip dengan orang dewasa yang dapat menghasilkan makna (Leonard,

2012:186).

• Komunikasi Nonverbal Mempengaruhi Orang Lain

Komunikasi nonverbal dapat digunakan untuk mempengaruhi orang dalam

berbagai cara, tetapi cara yang paling umum adalah melalui penipuan.

Penipuan biasanya dianggap sebagai tindakan yang disengaja mengubah

informasi untuk memengaruhi orang lain, yang berarti bahwa hal itu

melampaui kebohongan untuk menyembunyikan, menghilangkan, atau

membesar-besarkan informasi. Sementara komunikasi verbal yang harus

disalahkan atas konten penipuan, komunikasi nonverbal yang menyatakan

dengan bahasa melalui tindakan menipu menjadi lebih meyakinkan, karena

sebagian besar orang-orang percaya bahwa komunikasi nonverbal lebih

kredibel dari pada komunikasi verbal. Seseorang mengendalikan komunikasi

nonverbal ketika seseorang tersebut terlibat dalam hal penipuan. Demikian

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

10

juga, mencoba untuk mengevaluasi komunikasi nonverbal orang lain untuk

menentukan kebenaran pesan mereka. Misalnya: orang-orang yang terlibat

dalam penipuan karena berbagai alasan, termasuk untuk memaafkan

kesalahan-kesalahan orang, bersikap sopan kepada orang lain, atau untuk

mempengaruhi perilaku serta persepsi orang lain (Leonard, 2012:186).

• Komunikasi Nonverbal Mempengaruhi Hubungan

Pesan nonverbal yang dikirim dan diterima mempengaruhi hubungan

dengan cara positif dan negatif dan dapat bekerja untuk menyatukan orang atau

memisahkan. Komunikasi nonverbal dalam bentuk tanda ikatan, perilaku

kedekatan, dan ekspresi emosi hanyalah tiga dari banyak contoh yang bisa

menggambarkan bagaimana komunikasi nonverbal mempengaruhi hubungan

antara manusia. (Leonard, 2012:186).

• Komunikasi Nonverbal Mengatur Aliran Percakapan

Interaksi percakapan disamakan dengan tarian, di mana setiap orang harus

bergerak dan bergiliran tanpa menginjak kaki orang lain. Komunikasi

nonverbal dapat membantu untuk mengatur sebuah percakapan, sehingga saat

memulai pembicaraan suasana canggung dapat terhindarkan. Pitch, yang

merupakan bagian dari vokal, membantu dalam memberi petunjuk kepada

orang lain tentang niat percakapan komunikator. Pitch naik biasanya

menunjukkan pertanyaan dan pitch turun menunjukkan akhir pemikiran atau

akhir giliran percakapan. Seseorang menggunakan nada turun untuk

menunjukkan penutupan, yang bisa sangat berguna di akhir pidato untuk

memberi sinyal kepada audiens bahwa telah menyelesaikan pidato tersebut,

yang memberi tanda tepuk tangan dan mencegah keheningan yang canggung

yang akhirnya diakhiri oleh pembicara seperti kata " Terima kasih. " (Leonard,

2012:186).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

11

• Komunikasi Nonverbal Mengungkap Identitas Seseorang

Komunikasi nonverbal dapat mengekspresikan atau mengungkapkan

identitas seseorang, dalam hal ini identitas seseorang dapat terlihat dari cara

orang tersebut mengatur ruang hidup, bekerja, pakaian yang digunakan,

pembawaan diri, dan aksen serta nada suara. Tubuh fisik juga dapat memberi

kesan kepada orang lain tentang identitas seseorang.

Selain tubuh fisik, artefak yang merupakan objek dan harta benda yang

mengelilingi kebuTuhan kehidupan seseorang, juga salah satu yang bisa

mengkomunikasikan suatu identitas seseorang tersebut. Contoh artefak

termasuk pakaian, perhiasan, dan dekorasi ruangan yang ada di rumah. Dalam

semua contoh sebelumnya, norma implisit atau aturan eksplisit dapat

memengaruhi cara seseorang menampilkan diri secara nonverbal. Sebagai

contoh, di tempat kerja tertentu itu mungkin menjadi norma (implisit) bagi

orang-orang di posisi manajemen untuk berpakaian santai, atau mungkin aturan

(eksplisit) bahwa berbagai tingkat karyawan mengenakan seragam yang

berbeda atau mengikuti kode pakaian tertentu. seseorang Menggunakan

komunikasi nonverbal untuk mengekspresikan karakteristik identitas yang

tidak cocok dengan dirinya yang sebenarnya. Melalui perubahan pada sinyal

nonverbal, orang yang cakap dapat mencoba untuk terlihat tidak berdaya, orang

yang bersalah dapat mencoba untuk terlihat tidak bersalah, atau orang yang

tidak mendapat informasi dapat mencoba terlihat kredibel (Leonard,

2012:186).

Lima fungsi yang sudah dijelaskan tadi, salah satunya memiliki

keterkaitan dengan kajian yang akan peneliti bahas, dimana kajian ini ingin

mengetahui makna komunikasi nonverbal dari telur yang digunakan serta

waktu dalam pelaksanaan tradisi Male tersebut. fungsi yang berkaitan ini

adalah fungsi identitas diri. Seperti yang sudah dijelaskan beserta contohnya,

bagaimana fungsi komunikasi nonverbal dalam menyampaikan identitas diri

ini, bisa terlihat melalui artefak ataupun benda-benda yang sering digunakan,

ataupun juga benda-benda yang berada disekeliling kehidupan seseorang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

12

tersebut. Hal ini bisa menggambarkan secara nonverbal bagaimana identitas

seseorang jika orang lain melihat, seperti budaya dan status sosialnya.

Peneliti bisa mengasumsikan bahwa, dalam fungsi komunikasi nonverbal

di atas, dan komunikasi nonverbal yang ada pada penelitian ini, memiliki

kesamaan fungsi, yang dimana tradisi Male ini memiliki suatu simbol

nonverbal yang digunakan dalam suatu perayaan untuk memperingati Maulid

Nabi ini entah itu penggunaan simbol artefak, maupun penggunaan simbol-

simbol nonverbal lainnya yang hal ini merupakan suatu identitas tradisi yang

berada di kampung loloan timur yaitu tradisi Male. Orang yang mengetahui

ataupun yang sudah pernah melihat tradisi Male ini akan memiliki penilaian

yang sama jika melihat suatu simbol-simbol tertentu yang digunakan pada saat

perayaan Maulid Nabi ini merupakan suatu tradisi Male yang berada pada

kelurahan Loloan Timur.

2.2.4 Klasifikasi Pesan Nonverbal

Prilaku nonverbal datangnya dengan secara tiba-tiba, tanpa disadari manusia

tidak pernah diajarkan dalam berkomunikasi melalui gerakan tubuh, komunikasi

nonverbal membantu seseorang dalam mempertegas komunikasi verbal atau

sebagai pertanda diri yang tidak disadari melalui objek yang digunakan ataupun

dilihat. Dalam hal ini asal usul komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari.

Klasifikasi komunikasi nonverbal terdapat sepuluh sub kategorti menurut Deddy

Mulyana, dalam bukunya Ilmu Komunikasi suatu pengantar, sebagai berikut:

a. Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh ini meliputi semua pergerakan anggota badan yang bisa

memberikan suatu isyarat yang mengandung suatu pesan yang bisa disampaikan.

Bahasa tubuh ini diklasifikasikan lagi menjadi :

• Isyarat Tangan

• Gerakan Kepala

• Postur Tubuh dan Postur Kaki

• Ekspresi wajah dan Tatapan Mata (Deddy Mulyana, 2013:353-372)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

13

b. Sentuhan

Sentuhan bisa disebut haptika, haptika ialah studi tentang sentuh menyentuh.

Sentuhan ini menurut heslin, memiliki lima kategori, yang merupakan rentang

dari yang sangat impersonal hingga personal. Kategori ini sebagai berikut:

• Fungsional – profesional : sentuhan ini merupakan sentuhan yang bersifat

dingin dan mengarah keperluan bisnis, contoh seorang pelanggan dibantu

oleh pegawai toko untuk memilih baju.

• Sosial – Sopan : sentuhan ini membangun dan untuk memperteguh

pengharapan. Contohnya berjabat tangan.

• Persahabatan – Kehangatan. : sentuhan ini merupakan sentuhan yang

memiliki suatu hubungan yang akrab atau afeksi. Contohnya dua orang

sahabat yang saling merangkul karena jarang bertemu.

• Cinta – Keintiman : sentuhan ini memiliki keterkaitan emosional yang satu

dengan yang lainnya. Contohnya orang yang sedang memeluk.

• Rangsangan seksual : sentuhan ini merupakan sentuhan yang memiliki

motif yang bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna

cinta atau keintiman

c. Parabahasa

Parabahasa, atau biasa disebut dengan vokalika (vocalics), ialah segala

sesuatu yang merujuk pada aspek-aspek suara yang tidak dapat dipahami, seperti

contoh:

• Kecepatan Berbicara

• Nada (tinggi atau rendah)

• Intensitas (volume)

• Intonasi

• Kualitas vokal (kejelasan)

• Warna suara

• Dialek

• Suara Serak

• Suara Sengau

Meskipun aspek-aspek dalam parabahasa ini erat kaitannya dengan

komunikasi verbal, namun aspek-aspek tersebut harus dianggap bagian dari

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

14

komunikasi nonverbal karena erat kaitannya dengan perasaan pembicara

mengenai pesannya.

d. Penampilan fisik

Ialah unsur-unsur seseorang dalam tampilan yang mengandung sebuah pesan,

setiap orang mempunyai persepsi sendiri mengenai tampilan fisik sesorang baik

itu dari busana dan karekteristik seseorang.

e. Bau-bauan

Bau-bauan juga bisa untuk menyampaikan pesan atau memberi suatu tanda

contohnya saja seperti hewan, hewan menggunakan bau-bauan mereka untuk

menandai suatu wilayah, atau bisa juga untuk memastikan keadaan musuh dan

menarik lawan jenis mereka. Hal ini juga dilakukan saat seseorang melakukan

sholat jum’at karena dianjurkan untuk menggunakan wewangian.

f. Orientasi ruang dan Jarak Pribadi

Orientasi ruang dan jarak pribadi dibagi menjadi dua :

• Ruang pribadi vs ruang publik.

Ruang pribadi disini dimaksudkan bahwa setiap orang memiliki ruang pribadi

mereka, dimana ruang pribadi tersebut jika ada yang memasukinya orang itu

akan terganggu dengan kehadirannya. Dalam wilayah publik, dimana seseorang

bebas memasuki atau meninggalkannya tetapi dengan pengecualian tertentu

seperti hanya boleh dimasuki oleh kalangan tertentu atau syarat tertentu.

Contonhnya rumah, yakni rumah adalah ruang pribadi yang bebas dimasuki dan

digunakan oleh orang yang memilikinya.

• Posisi duduk dan Pengaturan Ruang

Posisi duduk memiliki suatu pesan dan makna, bagaimana seseorang memilih

tempat duduk diruang kelas antara depan, tengah dan belakang boleh jadi

memilki penafsiran kalau di depan, mungkin dianggap orang pandai, kalau di

tengah diindentikkan dengan kerendahan hati, dan belakang diasosiakan

memiliki sifat bodoh atau pemalas.

Pengaturan ruangan juga mempengaruhi suasana komunikasi. Seperti

penataan furnitur, jika bos yang duduk dibelakang meja kantornya cenderung

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

15

ingin menunjukan statusnya sebagai atasan dan pesan nonverbalnya seakan akan

“mengajak untuk berbicara formal”

g. Konsep waktu

Waktu menentukan hubungan antar manusia. Pola hidup manusia dalam

waktu dipengaruhi budayanya. Bagaimana manusia memperlakukan waktu

secara simbolik menunjukan sebagian dari jati dirinya dan bagaimana kesadaran

seseorang akan lingkungannya tersebut. Bila seseorang memperlakukan waktu

dengan baik, maka waktu akan memberikan pesan terhadap dirinya (Mulyana,

2013:416)

h. Diam

Ruang dan waktu merupakan bagian hidup seseorang yang dapat diberi

makna. Jhon Cage mengatakan, tidak ada sesuatu yang disebut ruang kosong.

Selalu ada sesuatu untuk dilihat, sesuatu untuk di dengar. Sebenarnya

bagaimanapun seseorang berusaha untuk diam, hal itu tidak dapat

melakukannya. (Mulyana, 2013:424)

i. Artefak

Artefak merupakan benda apa saja yang dihasilkan oleh kecerdasan manusia.

Aspek ini merupakan perluasan yang lebih jauh dari pakaian dan penampilan.

Benda yang digunakan setiap hari untuk memenuhi kebuTuhan hidup manusia

dan dalam interkasi manusia, sering mengandung makna-makna tertentu.

Contohnya bila barang mahal sering terpajang di rumah seseorang mungkin saja

pemilikinya adalah orang yang berduit padahal orang yang memilikinya hanya

pekerja buruh yang rajin menabung.

j. Warna

Warna juga bisa menunjukan atau menggambarkan suasana emosional, cita

rasa, afiliasi politik, dan bahkan mungkin keyakinan agama. Contohnya di

bendera Indonesia bagaimana warna putih menggambarkan kesucian serta warna

merah melambangkan keberanian. Warna bersifat simbolik sehingga bisa juga

menimbulkan pertikaian. (Mulyana, 2013:429).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

16

Berdasarkan hasil dari klasifikasi di atas, komunikasi nonverbal yang terdapat

dalam tradisi Male memasuki klasifikasi yang pertama adalah artefak dimana

artefak ini meliputi telur Male dan beberapa jenis replika yaitu replika perahu,

masjid dan buah. Sedangkan klasifikasi yang kedua adalah konsep waktu yang

menjelaskan bagaimana penggunaan waktu dalam tradisi Male dilakukan saat

perayaan Maulid.

2.3 Makna

Makna merupakan suatu hal yang sulit untuk dipahami dan di mengerti, karena

harus mengetahui apa maksud dari suatu kata tersebut. Menurut Tjiptadi Jika suatu

kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu

maka seseorang tersebut tidak bisa memperoleh arti makna dari kata itu

(Honayapto, 2015:2). Para ahli juga mengakui bahwa istilah makna memang

merupakan kata dan istilah yang memang membingungkan. Dalam bukunnya The

Meaning of Meaning, Ogden dan Richards (1972-187) telah mengumpulkan tidak

kurang dari 22 batasan mengenai makna. (Sobur, 2006:255). Tetapi para filsuf dan

linguis juga telah mencoba untuk menjelaskan istilah makna, dan ada tiga hal yang

sehubungan dengan usaha untuk menjelaskan istilah dalam makna ini, yaitu

(Sobur, 2006:256) :

1. menjelaskan makna kata secara alamiah.

2. mendeskripsikan kalimat secara alamiah.

3. menjelaskan makna dalam proses komunikasi.

Makna memerlukan kesepakatan kata maupun bahasa secara bersama-sama

untuk mendefinisikan suatu kata yang ada dipikiran, sehingga kata itu bermakna

sama bagi setiap orang. Makna bersifat intersubjektif karena ditumbuh kembangkan

secara individual, namun makna tersebut dihayati secara bersama, diterima, dan

disetujui oleh masyarakat (Wardani, 2010:6). Sehingga makna dari kata-kata itu

dibuat oleh manusianya sendiri, tergantung dari cara mereka memakainya. Ada

beberapa pandangan yang menjelaskan konsep makna itu sendiri, salah satunya

adalah model proses makna Wendell Johnsosn (Sobur, 2006:258).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

17

1. Makna ada dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata

melainkan pada manusia.

2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis.

3. Makna membutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu

pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai

kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.

4. Penyingkatan yang berlebihan akan mengubah makna. Berkaitan erat dengan

gagasan bahwa makna membutuhkan acuan adalah masalah komunkasi yang

timbul akibat penyingkatan berlebihan tanpa mengkaitkan dengan acuan yang

kongkret dan dapat diamati.

5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam

suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu, kebanyakan

kata mempunyai banyak makna.

6. Makna dikomunikasin hanya sebagian. Makna yang didapatkan dari suatu

kejadian bersifat multitaspek dan sangat kompleks, tetapi hanya sebagian saja

makna itu dapat dijelaskan.

Kesalahpahaman suatu makna saat proses berkomunikasi sangat sering terjadi.

Orang yang berbeda latarbelakang budaya maupun berbeda tempat tinggal memiliki

perbedaan dalam mengartikan suatu benda maupun yang lainnya, karena perbedaan

pengalaman dan pengetahuan yang dialaminya, maka dalam berkomunikasi dengan

seseorang, komunikator harus mengetahui latarbelakang seseorang itu dan

mengetahui apa yang dikatakan orang tersebut serta apa yang dimaksudkannya,

agar apa yang kamunikator pahami dan orang lain pahami dapat selaras dengan isi

pesan yang dimaksud, sehingga tidak terjadinya kesalahpahaman suatu makna

dalam hal berkomunikasi.

Begitu juga dengan pemaknaan waktu, replika dan telur Male. Masyarakat di

Loloan Timur telah menyepakati secara bersama-sama bahwa telur yang ada pada

perayaan Male ini lebih dari telur biasa, telur ini lebih istimewa karena digunakan

sebagai simbol dalam perayaan Maulid Nabi, dan replika yang berbentuk

bermacam-macam dalam setiap saat tradisi Male berlangsung serta, waktu yang

dilaksanakan bukan seperti waktu biasa, karena waktu saat diselenggarakan Maulid

Nabi ini merupakan waktu yang spesial karena bertepatan pada hari Maulid Nabi.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

18

2.4 Simbol

Simbol merupakan suatu tanda yang bisa memberitahukan sesuatu hal kepada

seseorang yang melihat dan merasakan (Sobur:2006:155). Hal ini membuat

seseorang yang melihat dan merasakan suatu tanda tersebut dapat memaknainya

sesuai apa yang mereka pikirkan dalam melihat sebuah tanda tersebut. Simbol juga

dapat diartikan sebagai sesuatu yang terdiri atas sesuatu yang lain

(Liliweri,2002:179), sebagai contoh, cincin merupakan simbol perkawinan dan

kupu-kupu hitam sebagai tanda kematian yang hal ini terlihat bagaimana makna

dapat ditunjukan sebagai simbol. Sebenarnya simbol dapat dibedakan menjadi tiga

bagian, yaitu (Sobur:2006:157) :

• Simbol universal adalah Simbol yang berkaitan dengan arketipos.

Contohnya tidur melambangkan kematian.

• Simbol kultural adalah Simbol yang melatarbelakangi suatu kebudayaan

tertentu. Misalanya keris tayuhan dalam kebudayaan Bali.

• Simbol indiviual adalah Simbol yang dapat ditafsirkan dalam konteks

keseluruhan karya seorang pengarang.

Pemahaman dalam simbol bukanlah hal yang mudah, karena banyak dari orang

yang selalu mengartikan suatu simbol dengan tanda itu mempunyai arti yang sama.

penjelasan dari simbol dan tanda sebenarnya memiliki arti yang berbeda bagaimana

simbol itu memerlukan suatu proses pemaknaan yang lebih setelah menghubungkan

dia dengan objek dan tanda merupakan suatu yang berkaitan langsung dengan

objeknya (Sobur,2006:160).

2.5 Tinjauan Budaya

2.5.1 Definisi Budaya

Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara Formal budaya

didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap,

makna, hinarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam

semesta,objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

19

generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok (Mulyana dan Rakhmat,

2010:18)

Budaya sendiri memperlihatkan diri dalam pola-pola bahasa dalam bentuk

kegiatan dan prilaku yang berfungsi sebagai tindakan penyesuaian diri dan gaya

komunikasi untuk memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu masyarakat

disuatu lingkungan geografis tertentu. Budaya juga sehubungan dengan sifat-sifat

dari objek materi yang memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.

Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan karena budaya sendiri tidak hanya

menentukan bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana seseorang memaknai

pesan, kondisi dalam mengirim serta memperhatikan dan mengartikan pesan

tersebut. Budaya Memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karena

menentukan tujuan hidup yang berbeda, dan cara dalam berkomunikasi sangat

bergantung pada budayanya sendiri terutama bahasa, aturan, dan norma masing-

masing.

Prilaku manusia memang tidak bersifat acak. Semakin seseorang mengenal

budaya orang lain, semakin terampil seseorang tersebut memperkirakan ekspektasi

orang itu dan memenuhi ekspetasinya. Ekspetasi ini dan cara seseorang

memenuhinya didasarkan pada apa yang telah terjadi Sebelumnya. Setelah terjadi

pengulangan, manusia biasanya dapat memastikan apa yang terjadi, sehingga

manusia merasa tidaklah mungkin untuk melanggar aturan atau norma itu (Hopper

dan Whitehead, 1997)

Perbedaan-perbedaan ekspektasi yang terjadi dalam budaya sendiri dapat

menimbulkan resiko yang fatal, seperti salah satunya yang terjadi saat ini adalah

kesalahpahaman yang masih sering terjadi ketika sedang bergaul dengan kelompok

yang berbeda, dan terdapat masalah utama yaitu cenderung menganggap budayanya

sebagai suatu kemestian, tanpa mempersoalkannya lagi dan menggunakan sebagai

standar untuk mengukur budaya-budaya lain.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

20

2.5.2 Karakteristik Budaya

Budaya juga dapat tumbuh, berkembang dan dapat dipelajari layaknya

teknologi, Seperti yang dijelaskan dalam bukunya Alo Liliweri, menurut Hebding,

dan Glick mengatakan bahwa karakteristik budaya yaitu, Kebudayaan dapat

dipelajari, kebudayaan dapat dipertukarkan, dan kebudayaan itu tumbuh serta

berubah (Liliweri, 2002:57)

a. Kebudayaan itu dipelajari

Tradisi budaya, nilai-nilai, kepercayaan, dan standar prilaku diciptakan oleh

kreasi manusia melalui proses pendidikan dengan cara-cara tertentu menurut

kebudayaan.

b. Kebudayaan itu dipertukarkan

Istilah pertukaran merujuk pada kebiasaan individu atau kelompok interaksi

dan pergaulan antarmanusia setiap orang mewakli kelompoknya, lalu

menunjukan kelebihan budayanya dan membiarkan orang lain untuk

mempelajarinya.

c. Kebudayaan tumbuh dan berkembang

Kebudayaan itu mengalami perubahan, cenderung tumbuh, berkembang

luas dan bertambah.

Sedangkan menurut Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya

yang berjudul Komunikasi Antarbudaya panduan berkomunikasi dengan orang-

orang berbeda budaya memiliki karakteristik-karakteristik seperti berikut :

a. Komunikasi dan Bahasa

Sistem Komunikasi verbal dan nonverbal, membedakan suatu kelompok

dari kelompok lainnya. Sejumlah bangsa memiliki lima belas atau lebih

bahasa utama (dalam suatu kelompok bahasa terdapat dialek, aksen, logat,

jargon dan ragam lainnya) makna-makna yang diberikan kepada gerak gerik,

misalnya sering berbeda secara kultural.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

21

b. Pakaian dan Penampilan

Pakaian dan penampilan juga berbeda secara kultural seperti pakaian adat

di Indonesia berbeda disetiap daerah serta riasan di tubuh juga berbeda secara

kultural.

c. Makanan dan Kebiasaan Makan

Cara menyiapkan makanan, menghidangkan atau memilih makanann,

memiliki perbedaan antar budaya, seperti makanan kebiasaan mereka ataupun

makanan yang tidak diperbolehkan.

d. Waktu dan kesadaran akan Waktu

Dalam hal waktu juga berbeda, diamana sebagain orang ada yang memilih

tepat waktu dan sebagaiannya ada yang merelatifkan waktu. Contohnya saja

orang jerman umumnya tepat waktu sedangkan orang amerika latin lebih

santai.

Musim-musim sepanjang tahun juga beraneka ragam secara kultural, di

beberapa wilayah dibumi menandai musim sepanjang tahun dengan sebutan

musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur. Beberapa

wilayah menandai dengan dua musim saja yaitu , musim hujan dan musim

kemarau.

e. Penghargaan dan Pengakuan

Memberikan suatu penghargaan atau pengakuan terhadap orang yang telah

melakukan kebaikan atau menyelesaikan tugas, merupakan salah satu cara

untuk mengamati suatu budaya dengan cara memperhatikan cara dan metode

memberikan pujian tersebut, salah satu contonhya seperti seorang prajurit

perang yang pemberani diberikan topi atau ikat pinggang.

f. Hubungan-hubungan

Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan-

hubungan keseluruhan kehidupan. Unit keluarga merupakan wujud yang

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

22

paling umum hubungan manusia, dan bentuknya bisa kecil dan juga bisa

besar.

g. Nilai dan Norma

Suatu budaya menetapkan norma-norma perilaku bagi masyarakat yang

bersangkutan.

h. Rasa diri dan Ruang

Kenyamanan yang dimiliki oleh seseorang dapat diekspresikan dengan cara

berbeda oleh budaya. Dalam budaya-budaya tertentu rasa kebebasan dan

kreatifitas dibalas oleh kerjasama dan konformitas kelompok. Orang-orang

dari budaya tertentu, seperti orang Amerika, memiliki rasa ruang yang

membutuhkan jarak yang lebih besar antara individu-individu lainnya,

sementara orang-orang Amerika Latin menginginkan jarak yang lebih dekat

lagi. Setiap budaya mengesahkan diri dengan suatu cara yang unik.

i. Proses Mental dan Belajar

Beberapa budaya menekankan aspek pengembangan otak ketimbang aspek

lainnya, sehingga orang dapat mengamati bagaimanana perbedaan-perbedaan

yang mencolok dalam cara orang berpikir dan belajar. Beberapa budaya

menyuakai berpikir abstrak dan konseptualisasi, sementara budaya-budaya

lain lebih menyukai menghapal diluar kepala dan belajar. Jadi apa yang

tampaknya universal adalah bahwa setia budaya memunyai suatu proses

berpikir, namun setiap budaya mewujudkan proses tersebut dengan cara yang

berbeda.

j. Kepercayaan dan Sikap

Orang-orang dalam semua budaya tampaknya mempunyai perhatian

terhadap hal-hal supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktik-

praktik agama mereka. Budaya primitf misalnya, memiliki kepercayaan pada

supranatural (animisme). Tradisi-traidisi religius dalam berbagai budaya

secara tidak langsung mempengaruhi sikap-sikap dalam kehidupan,

kematian, dan hidup sesudah mati.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

23

Kesepuluh klasifikasi ini merupakan suatu model yang sederhana untuk menilai

suatu budaya tertentu. Model ini adalah suatu paradigma, atau tatanan mental untuk

mengevaluasi karakteristik-karateristik utama budaya (Mulyana & Rakhmat,

2010:63)

2.6 Hubungan Budaya dan Komunikasi

Manusia tidak bisa dipisahkan dengan namanya budaya dan komunikasi,

manusia mengetahui bagaimana pentingnya budaya dalam kehidupannya, dan juga

komunikasi itu sendiri. Sebenarnya dalam hubungan komunikasi terhadap budaya

tidak bisa dipisahkan, seperti yang dijelaskan Julia T. Wood budaya tercemin dalam

praktik komunikasi, disaat yang sama, praktik komunikasi tersebut membentuk

kehidupan berbudaya (Wood, 2013:138).

Julia T. Wood juga menjelaskan lima prinsip yang berlaku pada komunitas sosial

dan budaya, salah satunya yaitu bagaimana komunikasi mengungkapkan dan

menopang budaya. Dalam hal ini pola komunikasi merefleksikan nilai dan

perspektif budaya. Contohnya, banyak bahasa asia mencakup sejumlah kata yang

menjelaskan hubungan tertentu (saudara laki-laki nenekku, paman ayahku, anak

laki-laki terkeclku). Hal ini mencerminkan penekanan budaya pada hubungan

keluarga. Komunikasi serentak mencerminkan dan menopang nilai-nilai budaya

dan komunikasi merupakan cermin dari nilai-nilai suatu budaya dan sarana utama

untuk tetap menyatukan nilai-nilai budaya tersebut kedalam kehidupan sehari-hari

(Wood,2013:138-139)

Hal ini dapat dilihat bagaimana komunikasi dan budaya berada di sekitar

kehidupan manusia, terlihat dari bahasa maupun praktek-praktek budaya yang ada

di sekelilingnya, seperti tradisi yang sering diadakan masyarakat setempat maupun

kegiatan-kegiatan komunitas sosial. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan

merupakan bagian dari budaya, cara seseorang berkomunikasi dan dialeg

bahasanya dalam berkomunikasi menggunakan bahasa tertentu mencerminkan

identitas budayanya. (Nurudin,2014:49).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

24

Sehingga dapat dijelaskan bahwa, komunikasi dan budaya terlihat jelas

memiliki suatu hubungan yang tidak bisa dipisahkan karena komunikasi dan

budaya merupakan suatu hal yang sepaket dalam menjalani suatu kehidupanan yang

lebih baik.

2.7 Tinjauan Tradisi

Menurut Soerjono Soekanto tradisi merupakan perbuatan yang dilakukan

berulang-ulang dalam bentuk yang sama (Soekanto, 1987:13). Hal yang sama juga

diungkapkan oleh Badudu, yang menyatakan bahwa tradisi adalah adat kebiasaan

yang dilakukan secara turun temurun dan masih dilaksanakan pada masyarakat

yang ada (J.S, Badudu.2003:349). Namun pengertian tradisi menurut para ahli

secara garis besar adalah suatu budaya dan adat istiadat yang diwariskan dari satu

generasi ke generasi dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

(Muhammad Syukuri Albani Nasution dkk, 2015:83)

Tradisi merupkan suatu hal yang tak terpisahkan oleh masyarakat Indonesia,

bagaimana ini terlihat dari tradisi-tradisi yang dilakukan memiliki pengaruh yang

begitu besar terhadap kehidupan masyarakat, karena tradisi yang dilakukan

memiliki sistem budaya yang kuat seperti yang dijelaskan di atas. Tradisi

memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku, baik dalam

kehidupan yang bersifat duniawi maupun terhadap hal-hal yang bersifat ghaib atau

keagamaan (Mursal Esten,1999:21). Dalam hal ini tradisi merupakan suatu prilaku

yang sering dilakukan dan kebiasaan tersebut secara turun temurun terus dilakukan

sampai sekarang, karena dianggap memiliki pengaruh yang baik terhadap

kehidupan manusia.

2.7.1 Tradisi Male

Tradisi Male adalah tradisi yang dilaksanakan saat memperingati kelahiran Nabi

Muhammad SAW, tepatnya saat perayaan Maulid Nabi tiba. Tradisi Male

menggunakan telur sebagai ciri khas dalam perayaan Maulid Nabi yang berada pada

kelurahan Loloan Timur. Telur yang digunakan saat perayaan tradisi Male ini

nantinya akan dihias terlebih dahulu dan dibentuk sedemikian rupa dengan bentuk

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

25

tema yang beranekaragam seperti perahu, masjid, buah-buahan ataupun bentuk unik

lainnya, dan dibawahnya akan dibuatkan penyanggah agar memudahkan dalam

memindahkan Male tersebut. Male yang sudah siap, nantinya akan diarak menuju

masjid besar ke tempat pelaksanaan acara. Biasanya dalam arakan Male tersebut

diiringi dengan musik hadrah atau musik-musik Islami. Warga biasanya melihat

iring-iringan Male ini karena setiap bentuk dari Male yang dibuat memiliki

keunikan tersendiri.

Prosesi pembuatan Male di buat jika ada warga yang memiliki anak yang baru

lahir dan memiliki rezeki lebih, maka biasanya warga tersebutlah yang membuat

Male. Pembuatan Male tersebut dilakukan dirumahnya dan dibantu oleh warga

yang berada di sekitar tempat tinggalnya. Telur yang digunakan dalam tradisi Male

ini merupakan telur ayam atau bebek yang sudah direbus terlebih dahulu dan

nantinya telur ini akan dihiasi dengan kertas warna-warni agar terlihat lebih

menarik dan menyesuaikan bentuk dari tema Male yang dibuat oleh warga sekitar.

Perayaan Maulid Nabi ini bisa menghasilkan sepuluh Male atau lebih, dan dalam

satu Male ini biasanya berisikan seratus telur di dalamnya bahkan lebih.

Pelaksanaan tradisi Male ini dilakukan setahun sekali saat perayaan Maulid

Nabi, yang dimulai saat pagi hari sampai menjelang waktu dzuhur dan nantinya

telur akan dibagikan kepada warga yang hadir diarea masjid saat perayaan Maulid

Nabi ini telah usai. Perayaan Maulid Nabi yang diadakan di Loloan Timur ini

melibatkan seluruh warga yang menganut agama Islam disana untuk berpatisipasi

dalam acara tersebut.

2.8 Semiotika Model Charles Sanders Peirce

Teori semiotika Charles Sanders Peirce sering kali disebut “Grand Theory”

karena gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua penandaan,

Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan

kembali komponen dalam struktural tunggal (Wibowo, 2011:13).

Charles Sanders Peirce dikenal dengan model triadic dan konsep trikotominya

yang terdiri atas berikut ini:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

26

• Representamen adalah bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi

sebagai tanda.

• Object merupakan sesuatu yang merujuk pada tanda. Sesuatu yang diwakili

oleh representamen yang berkaitan dengan acuan.

• Interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek

yang dirujuk pada sebuah tanda. Untuk memperjelas model triadic Charles

Sanders Peirce dapat dilihat pada gambar berikut:

Interpretan

Representamen Object

Gambar 2.1. Triangle Meaning

(Sumber: Vera, 2015:22)

Dalam mengkaji objek, melihat segala sesuatu dari tiga konsep trikotomi, yaitu

sebagi berikut:

1. Sign (Representamen) merupakan bentuk fisik atau segala sesuatu yang dapat

diserap pancaindra dan mengacu pada sesuatu, trikotomi pertama dibagi

menjadi tiga.

a. Qualisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan sifatnya. Misalnya

sifat warna merah adalah qualisign, karena dapat dipakai tanda untuk

menunjukkan cinta, bahaya, atau larangan.

b. Sinsign adalah tanda-tanda yang menjadi tanda berdasarkan bentuk atau

rupanya di dalam kenyataan. Semua ucapan yang bersifat individual bisa

merupakan sinsign suatu jeritan, dapat berarti heran, senang atau kesakitan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

27

c. Legisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan suatu peraturan yang

berlaku umum, suatu konvensi, suatu kode. Semua tanda-tanda bahasa

adalah legisign, sebab bahasa adalah kode, setiap legisign mengandung di

dalamnya suatu sinsign, suatu second yang menghubungkan dengan third,

yakni suatu peraturan yang berlaku umum.

2. Objek, tanda diklasifikasikan menjadi icon, (ikon), indekx (indeks), dan

symbol (simbol).

a. Ikon adalah tanda yang menyerupai benda yang diwakilinya atau suatu

tanda yang menggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang sama dengan apa

yang dimaksudkannya. Misalnya, kesamaan sebuah peta dengan wilayah

geografis yang digambarkannya, foto, dan lain-lain.

b. Indeks adalah tanda yang sifat tandanya tergantung pada keberadaannya

suatu denotasi, sehingga dalam terminologi peirce merupakan suatu

secondness. Indeks, dengan demikian adalah suatu tanda yang mempunyai

kaitan atau kedekatan dengan apa yang diwakilinya.

c. Simbol adalah suatu tanda, dimana hubungan tanda dan denotasinya

ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau ditentukan oleh

suatu kesepakatan bersama.

3. Interpretan, tanda dibagi menjadi rheme, dicisign, dan argument.

a. Rheme, bilamana lambang tersebut interpretannya adalah sebuah first dan

makna tanda tersebut masih dapat dikembangkan

b. Dicisign (dicentsign), bilamana antara lambang itu dan interpretannya

terdapat hubungan yang benar ada

c. Argument, bilamana suatu tanda dan interpretannya mempunyai sifat yang

berlaku umum (merupakan thirdness) (Vera, 2015:25-26)

Masuknya penggunaan model semiotika triangle meaning di dalam penelitian

ini merupakan untuk mendiskusikan simbol nonverbal yang terdapat di dalam

tradisi Male yang akan di jelaskan di sub bab diskusi teori oleh peneliti sendiri

setelah mendapatkan pemaknaan di dalam simbol nonverbal tradisi Male.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

28

2.9 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam tinjauan pustaka, peneliti memulai dengan menelaah penelitin terdahulu

yang berkaitan dan relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Sehingga

nantinya peneliti memiliki rujukan pendukung, pembanding, dan pelengkap serta

memiliki gambaran dalam penelitiannya. Berikut beberapa hasil dalam

penelitiannya mengenai makna pesan nonverbal :

Tabel Penelitian Terdahulu :

Tabel 2.1

N

o

Judul

Penelitian

Nama

Peneliti

Metode

yang

Digunakan

Hasil

Penelitian

Perbedaan

dengan

Penelitian

Skripsi ini

1 Makna

Komunikasi

Nonverbal

Dalam

Upacara

Adat

Penyucian

Pusaka

Nyangku di

Desa Panjalu

Andhika

Anugrah

Utama

(2014)

Kualitatif

dengan

mengguna

kan studi

etnografi

Makna upacara

adat nyangku

adalah untuk

mengenang

jasa dari

Sanghyang

Prabu

Borosngora

dan

membersihkan

hati para

masyarakat

Panjalu.

Terdapat

makna

komunikasi

nonverbal pada

perilaku yang

ditunjukkan

oleh

penampilan

dan pakaian,

gerakan dan

postur tubuh

saat

pelaksanaan

fokus penelitian

dalam penelitian

ini

menggunakan

klasifikasi

komunikasi

nonverbal

menurut Larry

A. Samovar dan

Richard E.

Porter. Yang

menjelaskan

tentang perilaku,

penampilan,

gerakan dan

postur tubuh,

sentuhan, bau-

bauan dalam

upacara adat

penyucian

pusaka.

Sedangkan

dalam penelitian

ini Penelitian

ini

menggunakan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

29

upacara,

sentuhan

terhadap benda

pusaka, bau

bauan dan juga

terdapat makna

nonverbal dari

tempat dan

waktu

penyelenggara

an Upacara

Adat Nyangku.

analisis

semiotik,

dimana dalam

penelitian ini

akan

membongkar

makna

nonverbal dari

tradisi Male.

2 Makna

Komunikasi

nonverbal

Dalam

Upacara

Adat

Gusaran

Jelang

Pagelaran

Sisingaan

Pada

Masyarakat

Desa

Tambak

Mekar di

Kabupaten

Subang

Azshar

Afriansy

ah

Suwarno

Kualitatif

dengan

mengguna

kan studi

etnografi

Semua

kegiatan yang

dilakukan

dalam

melaksanakan

upacara adat

gusaran

memiliki

makna

komunikasi

nonverbal.

Sehingga

makna yang

dijelaskan ini

merupakan

suatu kegiatan

berdoa dalam

melakukan

sesuatu,

memohon ijin

agar dalam

pelaksanaanya

lancar.

Penelitian ini

membahas

bagaimana

makna kinesik,

paralinguistik,

prosemik,

artifaktual

dalam upacara

adat pagelaran

sisingan untuk

menjelaskan

makna dalam

komunikasi

nonverbal

terebut.

Sedangkan

dalam penelitian

ini

memfokuskan

kepada simbol

nonverbal dalam

tradisi Male

Hasil dari kedua tinjauan penelitian terdahulu ini dari penelitian yang akan

peneliti teliti, memang sedikit memiliki persamaan dalam bentuk makna nonvebal

dalam suatu tradisi, tetapi memiliki suatu perbedaan dalam bentuk analisis

penelitiannya. Kedua tinjauan penelitian di atas melihat bagaimana suatu tradisi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unsur-Unsur Komunikasi

30

memiliki suatu makna komunikasi nonverbal, yang di mana hanya melihat suatu

tradisi tersebut melalui klasifikasi komunikasi nonverbalnya saja. Sedangkan dalam

penelitian ini, peneliti ingin melihat apa saja makna simbol nonverbal yang ada

pada suatu tradisi Male dengan cara membongkar suatu simbol tersebut melalui

pemahaman dari masyarakat yang akan dijadikan sebagai subjek informan nantinya

dan peneliti akan melakukan analisis yang berkaitan dengan makna yang di

temukan. Sehingga hasil dari penelitian ini nantinya akan berbeda dengan kedua

tinjauan penelitian di atas.

3.0 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah makna simbol nonverbal dalam tradisi Male di

Kelurahan Loloan Timur Kabupaten Jembrana yang digelar setiap setahun sekali

untuk memperingati hari Maulid Nabi melalui tradisi Male tersebut.

Adapun yang peneliti maksud dengan makna simbol nonverbal dalam tradisi

Male di Kelurahan Loloan Timur Kabupaten Jembrana adalah menjelaskan suatu

nilai yang terkandung dari telur, replika, dan kondisi waktu dalam upacara Male.

Sehingga dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui secara pengetahuan

tentang tradisi Male itu sendiri, serta pengalaman dari tradisi Male itu seperti apa

dan penilaian terhadap tradisi Male dari tokoh ataupun masyarakat Loloan Timur

tentang tradisi Male. Maka diharapkan juga hal ini dapat menjelaskan makna

simbol nonverbal yang terdapat dalam tradisi Male di Kelurahan Loloan Timur

Kabupaten Jembrana.