Upload
others
View
29
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Ispa
1 Pengertian Ispa
ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu
bagianlebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk
adneksanya (sinus rongga telinga tengah pleura) (Depkes RI 2011)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan atas atau bawah biasanya menular yang dapat menimbulkan
berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan tergantung
pada patogen penyebabnya faktor lingkungan dan faktor pejamu ISPA
didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan
oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (WHO
20076)
Infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi saluran pernapasan
yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari
Ispa merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan
bagian atas dan bagian bawah Ispa dapat menimbulkan gejala ringan
(batuk pilek) gejala sedang (sesak) bahkan sampai gejala yang berat Ispa
yang berat jika mengenai jaringan paru˗paru akan menyebabkan
terjadinya Pneumonia Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab
8
kematian nomor satu pada balita R Tosepu (dalam Yuslinda Yusnani
Ardiansyah 2017)
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala (sindrom)
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai sebab (multifaktorial) (Widoyono
2011204)
Istilah ISPA mengandung tiga unsur yaitu infeksi saluran
pernapasan dan akut seperti dalam penjelasan berikut
a Infeksi adalah masuknya bibit kiman atau mikroorganisme kedalam
tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala
penyakit
b Saluran pernapasan adalah organ yang dimulai dari hidung hingga
alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah
dan pleura Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran
pernapasan bagian atas saluran pernapasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan
c Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari
Batas ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk
beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini
dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Purnama 20169)
9
2 Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA
sebagai berikut
a Pneumonia berat ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding
dada kedalam (chest indrawing)
b Pneumonia ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat
c Bukan pneumonia ditandai secara klinis oleh batuk pilek bisa disertai
demam tanpa tarikan dinding dada kedalam tanpa napas cepat
Rinofaringitis faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
3 Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari
a Bakteri Diplococcus pneumoniae pneumococcus streptococcus
pyogenes Staphylococcus aureus Haemophilus influenzae dan lain-
lain
b Virus influenza adenovirus sitomegalovirus
c Jamur Aspergilus sp Candida albicans Histoplasma dan lain-
lain
d Aspirasi makanan asap kendaraan bermotor BBM (bahan bakar
minyak) biasanya minyak tanah cairan amnion pada saat lahir benda
asing (biji-bijian mainan plastik kecil dan lain-lain) Aspirasi dapat
diartikan atau sama dengan menghirup benda asing
(Widoyono 2011205)
10
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit
menular di dunia Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap
tahun 98 nya di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah ISPA
juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di
fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak
Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah dan
Streptococcus pneumonia di banyak Negara merupakan penyebab paling
umum pneumonia yang di dapat dari luar rumah sakit yang di sebabkan
oleh bakteri Namun pathogen yang paling sering penyebab ispa adalah
virus atau infeksi gabungan virus-bakteri Sementara itu ancaman ISPA
akibat organisme baru yang dapat menimbulkan epedemi atau pendemi
memerlukan tindakan pencegahan dan kesiapan khusus Penyebab lain nya
yaitu di sebabkan oleh tingkat kepadatan hunian kelembapan dan
kebersihan (WHO 200712)
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran
nafas Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran
bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak Asap bahan
bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena
masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas
memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu gas maupun minyak
Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari
sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk sesak nafas dan sulit untuk
bernafas Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat
11
seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen
yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen
yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus
parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated
coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)
4 Tanda atau Gejala ISPA
Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu
dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi
demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak
napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya
berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti
bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam
dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang
sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis
faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga
bronkhitis dan pneumonia (radang paru)
a Gejala Penyakit ISPA Ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan
satu atau lebih gejala sebagai berikut
1) Batuk
2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)
3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)
12
4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak
diraba
b Gejala Penyakit ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai
gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala
sebagai berikut
1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1
tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1
tahun atau lebih
2) Panas atau demam
3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)
4) Tenggorokan berwarna merah
5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)
6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur
8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut
c Gejala Penyakit ISPA Berat
1) Bibir atau kulit membiru
2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas
3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba
5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas
6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
13
7) Timbul bercak bercak merah pada kulit
8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
9) Tenggorokan berwarna merah
10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah
penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan
tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan
membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme
pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal
Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi
mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan
mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika
pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara
melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk
merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong
lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan
Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain
melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman
ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di
sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika
kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu
14
pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA
(Departemen Kesehatan RI 19968)
6 Penularan ISPA
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)
Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh
orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan
dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang
terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan
suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan
perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen
Kesehatan RI 19968)
Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit
masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam
salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara
yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian
besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak
15
langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh
bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan
reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri
penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam
keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik
pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)
7 Pencegahan
Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas
perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman
diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar
dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus
pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan
melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan
proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti
karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan
pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
8
kematian nomor satu pada balita R Tosepu (dalam Yuslinda Yusnani
Ardiansyah 2017)
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala (sindrom)
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai sebab (multifaktorial) (Widoyono
2011204)
Istilah ISPA mengandung tiga unsur yaitu infeksi saluran
pernapasan dan akut seperti dalam penjelasan berikut
a Infeksi adalah masuknya bibit kiman atau mikroorganisme kedalam
tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala
penyakit
b Saluran pernapasan adalah organ yang dimulai dari hidung hingga
alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah
dan pleura Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran
pernapasan bagian atas saluran pernapasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan
c Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari
Batas ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk
beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini
dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Purnama 20169)
9
2 Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA
sebagai berikut
a Pneumonia berat ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding
dada kedalam (chest indrawing)
b Pneumonia ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat
c Bukan pneumonia ditandai secara klinis oleh batuk pilek bisa disertai
demam tanpa tarikan dinding dada kedalam tanpa napas cepat
Rinofaringitis faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
3 Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari
a Bakteri Diplococcus pneumoniae pneumococcus streptococcus
pyogenes Staphylococcus aureus Haemophilus influenzae dan lain-
lain
b Virus influenza adenovirus sitomegalovirus
c Jamur Aspergilus sp Candida albicans Histoplasma dan lain-
lain
d Aspirasi makanan asap kendaraan bermotor BBM (bahan bakar
minyak) biasanya minyak tanah cairan amnion pada saat lahir benda
asing (biji-bijian mainan plastik kecil dan lain-lain) Aspirasi dapat
diartikan atau sama dengan menghirup benda asing
(Widoyono 2011205)
10
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit
menular di dunia Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap
tahun 98 nya di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah ISPA
juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di
fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak
Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah dan
Streptococcus pneumonia di banyak Negara merupakan penyebab paling
umum pneumonia yang di dapat dari luar rumah sakit yang di sebabkan
oleh bakteri Namun pathogen yang paling sering penyebab ispa adalah
virus atau infeksi gabungan virus-bakteri Sementara itu ancaman ISPA
akibat organisme baru yang dapat menimbulkan epedemi atau pendemi
memerlukan tindakan pencegahan dan kesiapan khusus Penyebab lain nya
yaitu di sebabkan oleh tingkat kepadatan hunian kelembapan dan
kebersihan (WHO 200712)
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran
nafas Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran
bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak Asap bahan
bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena
masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas
memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu gas maupun minyak
Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari
sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk sesak nafas dan sulit untuk
bernafas Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat
11
seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen
yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen
yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus
parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated
coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)
4 Tanda atau Gejala ISPA
Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu
dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi
demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak
napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya
berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti
bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam
dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang
sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis
faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga
bronkhitis dan pneumonia (radang paru)
a Gejala Penyakit ISPA Ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan
satu atau lebih gejala sebagai berikut
1) Batuk
2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)
3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)
12
4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak
diraba
b Gejala Penyakit ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai
gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala
sebagai berikut
1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1
tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1
tahun atau lebih
2) Panas atau demam
3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)
4) Tenggorokan berwarna merah
5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)
6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur
8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut
c Gejala Penyakit ISPA Berat
1) Bibir atau kulit membiru
2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas
3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba
5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas
6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
13
7) Timbul bercak bercak merah pada kulit
8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
9) Tenggorokan berwarna merah
10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah
penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan
tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan
membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme
pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal
Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi
mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan
mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika
pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara
melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk
merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong
lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan
Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain
melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman
ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di
sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika
kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu
14
pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA
(Departemen Kesehatan RI 19968)
6 Penularan ISPA
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)
Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh
orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan
dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang
terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan
suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan
perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen
Kesehatan RI 19968)
Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit
masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam
salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara
yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian
besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak
15
langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh
bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan
reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri
penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam
keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik
pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)
7 Pencegahan
Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas
perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman
diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar
dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus
pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan
melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan
proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti
karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan
pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
9
2 Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA
sebagai berikut
a Pneumonia berat ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding
dada kedalam (chest indrawing)
b Pneumonia ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat
c Bukan pneumonia ditandai secara klinis oleh batuk pilek bisa disertai
demam tanpa tarikan dinding dada kedalam tanpa napas cepat
Rinofaringitis faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
3 Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari
a Bakteri Diplococcus pneumoniae pneumococcus streptococcus
pyogenes Staphylococcus aureus Haemophilus influenzae dan lain-
lain
b Virus influenza adenovirus sitomegalovirus
c Jamur Aspergilus sp Candida albicans Histoplasma dan lain-
lain
d Aspirasi makanan asap kendaraan bermotor BBM (bahan bakar
minyak) biasanya minyak tanah cairan amnion pada saat lahir benda
asing (biji-bijian mainan plastik kecil dan lain-lain) Aspirasi dapat
diartikan atau sama dengan menghirup benda asing
(Widoyono 2011205)
10
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit
menular di dunia Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap
tahun 98 nya di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah ISPA
juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di
fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak
Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah dan
Streptococcus pneumonia di banyak Negara merupakan penyebab paling
umum pneumonia yang di dapat dari luar rumah sakit yang di sebabkan
oleh bakteri Namun pathogen yang paling sering penyebab ispa adalah
virus atau infeksi gabungan virus-bakteri Sementara itu ancaman ISPA
akibat organisme baru yang dapat menimbulkan epedemi atau pendemi
memerlukan tindakan pencegahan dan kesiapan khusus Penyebab lain nya
yaitu di sebabkan oleh tingkat kepadatan hunian kelembapan dan
kebersihan (WHO 200712)
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran
nafas Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran
bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak Asap bahan
bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena
masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas
memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu gas maupun minyak
Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari
sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk sesak nafas dan sulit untuk
bernafas Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat
11
seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen
yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen
yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus
parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated
coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)
4 Tanda atau Gejala ISPA
Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu
dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi
demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak
napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya
berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti
bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam
dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang
sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis
faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga
bronkhitis dan pneumonia (radang paru)
a Gejala Penyakit ISPA Ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan
satu atau lebih gejala sebagai berikut
1) Batuk
2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)
3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)
12
4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak
diraba
b Gejala Penyakit ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai
gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala
sebagai berikut
1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1
tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1
tahun atau lebih
2) Panas atau demam
3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)
4) Tenggorokan berwarna merah
5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)
6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur
8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut
c Gejala Penyakit ISPA Berat
1) Bibir atau kulit membiru
2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas
3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba
5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas
6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
13
7) Timbul bercak bercak merah pada kulit
8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
9) Tenggorokan berwarna merah
10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah
penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan
tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan
membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme
pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal
Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi
mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan
mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika
pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara
melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk
merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong
lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan
Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain
melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman
ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di
sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika
kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu
14
pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA
(Departemen Kesehatan RI 19968)
6 Penularan ISPA
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)
Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh
orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan
dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang
terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan
suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan
perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen
Kesehatan RI 19968)
Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit
masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam
salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara
yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian
besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak
15
langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh
bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan
reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri
penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam
keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik
pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)
7 Pencegahan
Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas
perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman
diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar
dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus
pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan
melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan
proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti
karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan
pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
10
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit
menular di dunia Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap
tahun 98 nya di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah ISPA
juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di
fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak
Bakteri adalah penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah dan
Streptococcus pneumonia di banyak Negara merupakan penyebab paling
umum pneumonia yang di dapat dari luar rumah sakit yang di sebabkan
oleh bakteri Namun pathogen yang paling sering penyebab ispa adalah
virus atau infeksi gabungan virus-bakteri Sementara itu ancaman ISPA
akibat organisme baru yang dapat menimbulkan epedemi atau pendemi
memerlukan tindakan pencegahan dan kesiapan khusus Penyebab lain nya
yaitu di sebabkan oleh tingkat kepadatan hunian kelembapan dan
kebersihan (WHO 200712)
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran
nafas Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran
bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak Asap bahan
bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena
masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas
memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu gas maupun minyak
Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari
sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk sesak nafas dan sulit untuk
bernafas Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat
11
seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen
yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen
yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus
parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated
coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)
4 Tanda atau Gejala ISPA
Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu
dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi
demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak
napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya
berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti
bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam
dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang
sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis
faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga
bronkhitis dan pneumonia (radang paru)
a Gejala Penyakit ISPA Ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan
satu atau lebih gejala sebagai berikut
1) Batuk
2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)
3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)
12
4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak
diraba
b Gejala Penyakit ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai
gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala
sebagai berikut
1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1
tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1
tahun atau lebih
2) Panas atau demam
3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)
4) Tenggorokan berwarna merah
5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)
6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur
8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut
c Gejala Penyakit ISPA Berat
1) Bibir atau kulit membiru
2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas
3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba
5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas
6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
13
7) Timbul bercak bercak merah pada kulit
8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
9) Tenggorokan berwarna merah
10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah
penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan
tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan
membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme
pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal
Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi
mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan
mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika
pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara
melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk
merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong
lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan
Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain
melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman
ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di
sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika
kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu
14
pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA
(Departemen Kesehatan RI 19968)
6 Penularan ISPA
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)
Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh
orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan
dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang
terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan
suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan
perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen
Kesehatan RI 19968)
Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit
masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam
salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara
yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian
besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak
15
langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh
bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan
reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri
penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam
keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik
pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)
7 Pencegahan
Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas
perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman
diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar
dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus
pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan
melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan
proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti
karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan
pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
11
seperti Dry basis Ash Carbon Hidrogen Sulfur Nitrogen dan Oxygen
yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI 2002) Contoh patogen
yang menyebabkan ISPA adalah rhinovirus respiratory syncytial virus
parainin fluenzaenza virus severe acute respiratory syndromeassociated
coronavirus (SARS-CoV) dan virus Influenza (WHO 20076)
4 Tanda atau Gejala ISPA
Menurut WHO (20076) Timbulnya gejala biasanya cepat yaitu
dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari Gejalanya meliputi
demam batuk dan sering juga nyeri tenggorok coryza (pilek) sesak
napas mengi atau kesulitan bernapas Pada stadium awal gejalanya
berupa rasa panas kering dan gatal dalam hidung yang kemudian diikuti
bersin terus menerus hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam
dan nyeri kepala Bila tidak terdapat komplikasi gejalanya akan berkurang
sesudah 3-5 hari Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis
faringitis infeksi telinga tengah infeksi saluran tuba eustachii hingga
bronkhitis dan pneumonia (radang paru)
a Gejala Penyakit ISPA Ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan
satu atau lebih gejala sebagai berikut
1) Batuk
2) Serak (anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)
3) Pilek (mengeluarkan lender atau ingus dari hidung)
12
4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak
diraba
b Gejala Penyakit ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai
gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala
sebagai berikut
1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1
tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1
tahun atau lebih
2) Panas atau demam
3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)
4) Tenggorokan berwarna merah
5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)
6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur
8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut
c Gejala Penyakit ISPA Berat
1) Bibir atau kulit membiru
2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas
3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba
5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas
6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
13
7) Timbul bercak bercak merah pada kulit
8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
9) Tenggorokan berwarna merah
10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah
penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan
tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan
membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme
pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal
Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi
mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan
mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika
pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara
melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk
merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong
lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan
Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain
melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman
ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di
sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika
kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu
14
pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA
(Departemen Kesehatan RI 19968)
6 Penularan ISPA
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)
Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh
orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan
dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang
terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan
suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan
perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen
Kesehatan RI 19968)
Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit
masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam
salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara
yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian
besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak
15
langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh
bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan
reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri
penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam
keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik
pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)
7 Pencegahan
Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas
perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman
diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar
dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus
pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan
melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan
proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti
karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan
pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
12
4) Panas atau demam suhu badan lebih dari 37oC atau jika dahi anak
diraba
b Gejala Penyakit ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai
gejala dari ISPA ringan disertai salah satu atau lebih gejala gejala
sebagai berikut
1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak kurang dari 1
tahun atau lebih dari 40 kalimenit pada anak yang berumur 1
tahun atau lebih
2) Panas atau demam
3) Suhu lebih dari 39oC (menggunakan thermometer)
4) Tenggorokan berwarna merah
5) Timbul bercak bercak merah pada kulit (seperti campak)
6) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
7) Pernapasan berbunyi seperti orang mendengkur
8) Pernapasan berbunyi seperti menciut ciut
c Gejala Penyakit ISPA Berat
1) Bibir atau kulit membiru
2) Lubang hidung kembang kempis pada saat bernapas
3) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
4) Nadi lebih cepat 60 kalimenit atau tidak teraba
5) Sela iga tertarik ke dalam waktu bernafas
6) Pernapasan berbunyi seperti orang mengorok
13
7) Timbul bercak bercak merah pada kulit
8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
9) Tenggorokan berwarna merah
10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah
penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan
tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan
membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme
pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal
Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi
mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan
mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika
pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara
melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk
merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong
lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan
Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain
melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman
ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di
sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika
kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu
14
pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA
(Departemen Kesehatan RI 19968)
6 Penularan ISPA
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)
Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh
orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan
dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang
terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan
suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan
perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen
Kesehatan RI 19968)
Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit
masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam
salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara
yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian
besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak
15
langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh
bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan
reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri
penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam
keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik
pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)
7 Pencegahan
Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas
perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman
diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar
dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus
pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan
melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan
proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti
karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan
pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
13
7) Timbul bercak bercak merah pada kulit
8) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
9) Tenggorokan berwarna merah
10) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
5 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1996 riwayat alamiah
penyakit ISPA pada tahap awal dimulai interaksi bibit penyakit dengan
tubuh penjamu dan tubuh penjamu berusaha untuk mengeluarkan
membatasi atau membasmi bibit penyakit tersebut melalui mekanisme
pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal
Virus merupakan penyebab utama ISPA yang menginfeksi
mukosa hidung trachea dan bronkus Infeksi virus akan menyebabkan
mukosa membengkak dan menghasilkan banyak lendir jika
pembengkakan tersebut tinggi maka akan menghambat aliran udara
melalui pipa-pipa pada saluran pernapasan Jika seseorang batuk
merupakan tanda bahwa paru-paru tersebut sedang berusaha mendorong
lendir keluar dan membersihkan pipa saluran pernapasan
Penderita akan menularkan kuman penyakit kepada orang lain
melalui udara pernapasan atau percikan ludah Pada prinsipnya kuman
ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh orang yang berada di
sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan ditambah jika
kelembaban dan suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu
14
pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA
(Departemen Kesehatan RI 19968)
6 Penularan ISPA
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)
Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh
orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan
dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang
terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan
suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan
perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen
Kesehatan RI 19968)
Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit
masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam
salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara
yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian
besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak
15
langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh
bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan
reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri
penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam
keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik
pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)
7 Pencegahan
Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas
perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman
diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar
dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus
pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan
melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan
proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti
karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan
pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
14
pertumbuhan dan perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA
(Departemen Kesehatan RI 19968)
6 Penularan ISPA
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui
kontak langsung namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO 2007)
Pada prinsipnya kuman ISPA yang ada di udara akan terhirup oleh
orang yang berada di sekitarnya dan masuk ke dalam saluran pernapasan
dari saluran pernapasan akan menyebar ke seluruh tubuh Apabila orang
terinfeksi maka akan rentan terkena ISPA ditambah jika kelembaban dan
suhu kamar tinggi yang merupakan faktor pemicu pertumbuhan dan
perkembangan bakteri virus dan jamur penyebab ISPA (Departemen
Kesehatan RI 19968)
Penularan penyakit ISPA terjadi melalui udara bibit penyakit
masuk ke tubuh melalui pernafasan oleh karena itu ISPA termasuk dalam
salah satu penyakit golongan air borne disease Penularan melalui udara
yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi Sebagian
besar penularan melalui udara dapat menular juga melalui kontak
15
langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh
bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan
reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri
penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam
keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik
pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)
7 Pencegahan
Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas
perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman
diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar
dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus
pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan
melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan
proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti
karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan
pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
15
langsung namun dengan menghirup udara yang telah terkontaminasi oleh
bibit penyakit menjadikan risiko penularan penyakit Manusia merupakan
reservoir utama dan diperkirakan seluruh umat manusia memiliki bakteri
penyebab ISPA pada saluran pernafasannyaOleh sebab itu dalam
keadaan daya tahan menurun penyakit ini bisa berkembang dengan baik
pada anak-anak maupun orang tua (Achmadi 2012)
7 Pencegahan
Pencegahan penyakit ISPA Pneumonia selain dengan
menghindari atau mengurangi faktor resiko dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan yaitu dengan pendidikan kesehatan di komunitas
perbaiki gizi pelatih tugas kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman
diagnouse dan pengobatan pneumonia penggnaan antibiotik yang benar
dan efektif dan waktu untuk merujuk yang tepat dan segera bagi kasus
pneumonia berat dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko (Kemenkes RI 2010 25)
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan ISPAPneumonia pada anak terdiri dari pencegahan
melalui imunisasi dan upaya pencegahan non-imunisasi Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT dan Campak
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini dapat menurunkan
proporsi kematian pada balita akibat pneumonia Hal ini dapat dimengerti
karena campak pertussis dan juga difteri yang juga menyebabkan
pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pada pneumonia balita
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
16
Disamping vaksin Hb dan vaksin pneumokokus konjungrat untuk
pencegahan terhadap infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit
berat lainnya seperti meningitis (Misnadiarly 2008 27)
B Faktor Resiko Terjadinya ISPA
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang
saling mempengaruhi Faktor tersebut yaitu lingkungan (environment) agen
penyebab penyakit (agent) dan penjamu (host) Ketiga faktor penting ini
disebut segitiga epidemiologi (Widoyono 20113)
Host adalah manusia atau makhuk hidup lainnya faktor host yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit menular berupa umur jenis kelamin ras
etnik anatomi tubuh dan status gizi Agen (penyebab) adalah suatu unsur
organisme hidup atau kuman infeksi yang menyebabkan terjadinya suatu
penyakit Lingkungan adalah faktor luar dari individu Lingkungan fisik
bersifat abiotik atau benda mati seperti air udara makanan rumah sinar dan
lain˗lain Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa serta memegang peran penting dalam proses
terjadinya penyakit pada masyarakat (Irwan 201727)
1 Agen
Infeksi dapat berupa flu biasa hingga radang paru-paru
Kejadiannya bisa secara akut atau kronis yang paling sering adalah rinitis
simpleks faringitis tonsilitis dan sinusitis Rinitis simpleks atau yang
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
17
lebih dikenal sebagai selesmacommon coldkorizaflupilek Penyebab
penyakit ini adalah virus Myxovirus Coxsackie dan Echo (WHO 2007)
2 Host
a Usia
Usia biasanya berhubungan dengan daya tahan tubuh seseorang
terhadap penyakit Seorang bayi masih memiliki kekebalan pasif dari
ibunya Namun dengan tambahnya usia kekebalan itu akan semakin
berkurang (Widoyono 20116) Umur atau usia adalah satuan waktu
yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik
yang hidup maupun yang mati Semisal umur manusia dikatakan lima
belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung
(httpwikipediaorgwikiUmur)
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA Pneumonia pada anak balita sering disebabkan virus pernapasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun Kejadian ISPA pada bayi
dan balita umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum
terbentuknya secara optimal proses kekebalan secara alamiah Selain
itu imunitas anak belum baik dan lumen saluran pernapasannya masih
sempit Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita akan
lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa Misnadiarly
(dalam Sari indah dan Ardianti 201628)
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
18
b Jenis Kelamin
Sebagian besar penyakit menyerang semua jenis kelamin
Perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita biasanya disebabkan
oleh gaya hidup (life style) (Widoyono 20117)
Pada umumnya tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat virus atau
bakteri pada laki-laki dan perempuan Akan tetapi ada yang
mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan yaitu insidens
lebih tinggi pada anak laki-laki Pada dekade yang lalu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita berdasarkan jenis
kelamin terdapat perbedaan antara laki ndash laki dan perempuan ISPA
lebih sering terjadi pada laki ndash laki dibandingkan pada perempuan
(Maryunani Anik 2010)
c Status Gizi
Status gizi seseorang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap
infeksi demikian juga sebaliknya Balita merupakan kelompok rentan
terhadap berbagai masalah kesehatan sehingga apabila kekurangan gizi
maka akan sangat mudah terserang infeksi salah satunya pneumonia
(Depkes RI 20117)
Kemampuan untuk menahan mikroorganisme penyerang
dipengaruhi banyak faktor Kekurangan sistem kekebalan pada anak
beresiko terinfeksi Kondisi lain yang mengurangi daya tahan tubuh
adalah malnutrisi anemia dan kelelahan Kondisi yang melemahkan
pertahanan pada sistem pernapasan dan cenderung yang menginfeksi
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
19
melibatkan alergi asma kelainan jantung yang disebabkan
tersumbatnya paru-paru dan cytic fibrosis (R Hartono 2012)
d Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak Perilaku yang berbeda dengan
lingkungannya akan menghasilkan pola pemajan yang berbeda pula
dan pada dasarnya penyakit merupakan hasil dari hubungan interaktif
antara manusia dengan perilakunya dan kebiasaannya dengan
komponen lingkungan (Achmadi 2005)
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap obyek
yang berhubungan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan (Maulana 2009)
Sedangkan menurut Natoatmodjo (2005) perilaku kesehatan adalah
aktifitas ataupun kegiatan seseorang berkaitan dengan pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan seperti
1) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan
2) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan manusia yang
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau pada keluarganya
untuk mencari penyembuhan atau untuk mengatasi masalah
kesehatan yang lainnya
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
20
3) Perilaku peran orang sakit
Pekerjaan dan pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap
perilaku orang tua dalam pencegahan dan penanganan penyakit jika
balita terkena ISPA
3 Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Ruang lingkup kesehatan
lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan pembuangan
kotoran manusia (tinja) penyediaan air bersih pembuangan sampah
pembuangan air kotor (air limbah) rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya (Notoatmodjo 2011169)
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga Oleh karena itu keberadaan rumah
yang sehat aman serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Kepmenkes No
829MENKESSKVII1999)
Sarana sanitasi rumah antara lain ventilasi suhu kelembaban
kepadatan hunian penerangan alami konstruksi bangunan rumah sarana
pembuangan sampah sarana pembuangan kotoran manusia dan
penyediaan air Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
21
kesakitan penyakit menular terutama ISPA Lingkungan perumahan
sangat berpengaruh pada terjadinya dan tersebarnya ISPA Azwar (dalam
Oktaviani 200913)
Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf
kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit
dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang Rumah tidak
sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika
kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada kumpulan
rumah (lingkungan pemukiman) Timbulnya permasalahan kesehatan di
lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah karena rumah dibangun
berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo 2003)
a Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan
kesehatan rumah kepadatan hunian ruang tidur minimal luasnya 8m
dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang kecuali anak di
bawah umur 5 tahun Berdasarkan kriteria tersebut diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas Keadaan
tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam
rumah yang telah ada
Kepadatan hunian ruang tidur adalah banyaknya penghuni yang
tidur di dalam ruang tidur dibandingkan dengan luas lantai ruang tidur
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
22
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya artinya luas lantai bangunan yang tidak sebanding dengan
jumlah penghuninya akan menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain Luas bangunan yang
optimal adalah apabila dapat menyediakan 25 x 3m untuk setiap
orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmdjo 2011174)
Kepadatan di dalam kamar terutama kamar balita yang tidak sesuai
dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga
oksigen berkurang dan CO meningkat dalam ruangan tersebut
Kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam
rumah dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin
cepat udara di dalam rumah mengalami pencemaran
b Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi Fungsi pertama adalah
untuk menjaga aliran dalam rumah tersebut agar tetap sejuk Hal ini
berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah
tersebut tetap terjaga Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
kurangnya O2 dalam rumah yang berrti kadar CO2 yang bersifat racun
bagi penghuninya menjadi meningkat Di samping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
23
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit)
Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
terjadi aliran udara yang terus-menerus Bakteri yang terbawa udara
akan selalu mengalir
Ada dua macam ventilasi yakni
1) Ventilasi alamiah di mana aliran udara dalam ruangan tersebut
terjadi secara alamiah melalui jendela pintu lubang angin
lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
2) Ventilasi buatan yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut misalnya kipas angin dan
mesin penghisap udara (Notoatmodjo 2011172)
Berdasarkan Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen minimum 10 dari luas lantai Dampak
pertukaran udara yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme yang mengakibatkan
gangguan terhadap kesehatan manusia Faktor resiko yang dapat
terjadi antara lain kurangnya ventilasi (jumlah dan luas ventilasi tidak
cukup sesuai persyaratan kesehatan) serta tidak ada pemeliharaan AC
secara berkala (Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
24
Menurut Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011 Upaya
penyehatan pertukaran udara dapat dilakukan dengan mengatur
pertukaran udara antara lain yaitu
a) Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi minimal 10 luas lantai
dengan sistem ventilasi silang
b) Rumah ber-AC (Air Condition) pemeliharaan AC dilakukan secara
berkala sesuai dengan buku petunjuk serta harus melakukan
pergantian udara dengan membuka jendela minimal pada pagi hari
secara rutin
c) Menggunakan exhaust fan
d) Mengatur tata letak ruang
c Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup Tidak kurang
dan tidak terlalu banyak Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam
rumah terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit Sebaliknya terlalu banyak cahaya
dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak
mata Cahaya dapat dibedakan menjadi dua yakni
1) Cahaya alamiah yakni matahari Cahaya ini sangat penting karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen dalam rumah Oleh
karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya
yang cukup Seyogianya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
25
sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah
2) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah seperti lampu minyak tanah listrik dan sebagainya
(Notoatmodjo 2011174)
Dampak pencahayaan (Lux) yang terlalu rendah akan berpengaruh
terhadap proses akomodasi mata yang terlalu tinggi sehingga akan
berakibat terhadap kerusakan retina mata Cahaya yang terlalu tinggi
akan mengakibatkan kenaikan suhu pada ruangan Faktor risiko yang
dapat terjadi yaitu intensitas cahaya yang terlalu rendah baik cahaya
yang bersumber dari alamiah maupun buatan Pencahayaan dalam
ruangan diusahakan agar sesuai dengan kebutuhan untuk melihat
benda sekitar dan membaca berdasarkan persyaratan minimal 60 Lux
(Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
Menurut Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999
pencahayaan alam danatau buatan yang langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60
Lux dan tidak menyilaukan
d Penggunaan Bahan Bakar
Hasil ppenelitian Layuk Noer dan Wahiduddin (2012) ISPA lebih
banyak terjadi pada balita yang ibunya memasak menggunakan kayu
bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
26
Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga untuk beberapa
keperluan seperti memasak dan penerangan biasanya dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas kesehatan lingkungan rumah Pemakaian
bahan bakar tradisional seperti kayu bakar arang dan lainnya serta
bahan minyak tanah sering menghasilkan pembakaran kurang
sempurna sehingga banyak menimbulkan sisa pembakaran yang dapat
mempengaruhi kesehatan Apabila penghawaan rumah tidak baik dan
tidak ada lubang asap di dapur untuk mengeluarkan asap dan partikel-
partikel debu dari dapur maka asap akan memenuhi ruangan dan
menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan tidak baik Apalagi
ibu-ibu sering memasak sambil mengendong anaknya asap akan
memperparah penderita sakit pernapasan terutama pada balita dan
lansia Soeswati dkk (dalam Rudianto 201331)
Pencemaran udara di dalam rumah banyak terjadi di negara-negara
berkembang Diperkirakan setengah dari rumah tangga di dunia
memasak dengan bahan bakar yang belum diproses seperti kayu sisa
tanaman dan batubara sehingga akan melepaskan emisi sisa
pembakaran di dalam ruangan tersebut Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap
debu grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO Tingkat polusi
yang dihasilkan bahan bakar menggunakan kayu jauh lebih tinggi
dibandingkan bahan bakar menggunakan gas
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
27
Sejumlah penelitian menunjukkan paparan polusi dalam ruangan
meningkatkan risiko kejadian ISPA pada anak-anak Hasil
Penggunaan bahan bakar biomassa menghasilkan antara lain CO
NOx SO2 Ammonia HCL dan Hidrokarbon antara lain Formal
Dehide Benzena dan Benzo pyrene merupakan karsinogen potensial
dan partikulat (SPMSuspended Partikulate Mater) Hidrokarbon dan
CO di hasilkan dalam kadar tinggi Zat-zat yang dihasilkan dari
penggunaan bahan bakar Biomassa merupakan zat˗zat yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya
berbagai macam penyakit contohnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
e Dinding
Dinding yang baik memgguanakan tembok tetapi dinding rumah
di daerah tropis khususnya di pedesaan banyak yang berdinding papan
kayu dan bambu Hal ini disebabkan masyarakat pedesaan
perekonomiannya kurang Rumah yang berdinding tidak rapat seperti
papan kayu dan bambu dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang
berkelanjutan seperti ISPA Karena angin malam yang langsung
masuk ke dalam rumah Jenis dinding mempengaruhi terjadinya ISPA
karena dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Suryanto (Oktaviani 2009)
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
28
Dinding di ruang tidur ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan ventilasi Di kamar mandi dan tempat cuci
harus kedap air dan mudah dibersihkan (Kepmenkes RI
No829MenkesSKVII1999)
f Lantai
Lantai rumah dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA
karena lantai yang tidak memenuhi standar merupakan media yang
baik untuk perkembangbiakan bakteri atau virus penyebab ISPA
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan jadi
paling tidak lantai perlu diplester dan akan lebih baik kalau dilapisi
ubin atau keramik yang mudah dibersihkan (Ditjen PPM dan PL
2002)
Lantai yang baik adalah ubin atau semen syarat yang penting
untuk lantai di pedesaan adalah tidak berdebu pada musim kemarau
dan tidak basah pada musim hujan Lantai yang basah dan berdebu
menimbulkan sarang penyakit (Natoatmodjo 2011171) Menurut
Kepmenkes RI No829MenkesSKVII1999 lantai yang baik adalah
lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan
Baik lantai semen atau keramik memenuhi syarat jika lantai tidak
retak kedap air dan mudah dibersihkan Lantai yang tidak baik yaitu
lantai yang belum di semen dan dikeramik yaitu lantai tanah
g Kelembaban
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
29
Sebagian besar vektor penular penyakit dan agen penyebab
penyakit lebih menyukai lingkungan yang lembap (Widoyono
20114) Kelembaban adalah kandungan uap air dalam udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif dengan satuan persen
Kelembaban yang terlalu tinggi maupun rendah dapat menyebabkan
suburnya pertumbuhan mikroorganisme Konstruksi rumah yang tidak
baik seperti atap yang bocor lantai dan dinding rumah yang tidak
kedap air serta kurangnya pencahayaan baik buatan maupun alami
dapat mempengaruhi kelembababn di dalam rumah Hal tersebut yang
dapat menyebabkan penyakit ISPA kelembaban udara yang baik
yaitu 40 -60 Kepmenkes RI Nomor 1077MenkesPERV2011)
h Langit˗langit Rumah
Langit-langit termasuk bagian komponen dan penataan ruang
rumah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No829MenkesSKVII1999 langit-langit harus mudah dibersihkan
dan tidak mudah rawan kecelakaan Langit-langit atau plafon ialah
permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas
sebuah ruangan Berdasarkan perkembangan zaman ini banyak
terdapat jenis langit langit atau plafon dan mempelajari keunggulan
dan kelemahan tiap jenis plafon tersebut Umumnya langit-langit
bukan unsur struktural melainkan permukaan yang menutupi lantai
struktur atap di atas Plafon sering didekorasi dengan lukisan fresko
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
30
ubin mosaik dan perawatan permukaan lain Kegunaan dari langit
langit atau plafon antara lain
1) Agar ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak
rangka atapnya
2) Untuk menahan kotoran dari bidang atap melalui celah-celah
genteng
3) Untuk menahan percikan air agar seisi ruangan selalu terlindung
4) Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
31
C Kerangka Teori
Berdasarkan Tinjauan Pustaka yang telah diuraikan dapat disusun
modifikasi Kerangka Teori dari Widoyono 2011 Natoarmodjo 2012 WHO
2007 Permenkes RI No829 dan Permenkes RI No1077 sebagai berikut
1 Agent Penyebab
Penyebab penyakit ini
adalah virus Myxovirus
Coxsackie dan Echo
2 Host
a Umur b Jenis kelamin
c Status gizi
d Perilaku
3 Lingkungan
a Kepadatan hunian
ruang tidur
b Ventilasi
c Pencahayaan
d Bahan bakar untuk
memasak
e Dinding
f Lantai
g Kelembaban
h Langit-langit
Kejadian ISPA
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
32
Gambar 21
Kerangka Teori
D Kerangka Konsep
Dari uraian kerangka teori diatas maka penulis membuat kerangka konsep
sebagai berikut
Lingkungan Fisik Rumah
Gambar 22
Kerangka Konsep
1 Kepadatan hunian
ruang tidur
2 Ventilasi
3 Pencahayaan
4 Bahan bakar untuk
memasak
5 Dinding
6 Lantai
7 Kelembaban
8 Langit-langit
Kejadian ISPA
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
33
E Definisi Operasional
Tabel 21
Definisi Operasional
N
o
Vari
abel
Definisi Cara
Ukur
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
1 Kep
adat
an
huni
an
kam
ar
tidur
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu ruang
tidur kepadatan
hunian ruang
tidur minimal
luasnya 8m2 dan
tidak dianjurkan
digunakan lebih
dari 2 orang
kecuali anak di
bawah umur 5
tahun
Wawanc
ara dan
penguku
ran
Kuesioner
dan Roll
meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur 8 m2
untuk 2
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur
kecuali anak
di baawah
umur 5
tahun
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
luas kamar
tidur lt8 m2
untuk 2
Ordinal
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
34
orang
dewasa
dalam satu
ruang tidur di
tambah anak
di atas umur
5 tahun
2 Vent
ilasi
Rum
ah
Rongga atau
lubang pada
dinding yang
berfungsi
sebagai tempat
sirkulasi udara
yang terjadi di
dalam ruangan
untuk menjaga
udara ruangan
tetap segar
Syarat luas
ventilasi
minimal 10
dari luas lantai
Penguku
ran
Ceklis dan
Roll meter
1 Memenuhi
syarat jika
luas ventilasi
ge10 luas
lantai
ruangan
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
lt10 luas
lantai
ruangan
Rasio
3 Penc
ahay
aan
Pencahayaan
adalah intensitas
penerangan yang
masuk kedalam
ruangan rumah
yang bersumber
dari
Penguku
ran
Ceklis dan
Lux Meter
1 Memenuhi
syarat jika
pencahayaan
di dalam
ruangan le60
- ge120 lux
2 Tidak
Rasio
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
35
pencahayaan
alam Cahaya
yang cukup
untuk
pencahayaan
ruang di dalam
rumah
merupakan
kebutuhan
kesehatan
manusia Dalam
Kepmenkes No
829
MenkesSKVII
1999 tentang
Persyaratan
Kesehatan
Perumahan
dengan syarat
pencahayaan
alam dalam
ruangan min 60
Lux
memenuhi
syarat jika
lt60 dan
gt120 lux
4 Pen
ggu
naan
baha
n
baka
Jenis bahan
bakar yang
digunakan
Beberapa
macam bahan
bakar yang
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklist dan
Kuesioner
1 Menggunaka
n Listrik
2 Menggunaka
n LPG
3 Menggunaka
n minyak
Ordinal
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
36
r digunakan untuk
memasak
contohnya
gasminyak
tanahdan kayu
bakar
tanah
4 Menggunaka
n kayu bakar
5 Menggunaka
n Arang
6 Menggunaka
n sekam
7 Menggunaka
n briket
batubara
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
37
5 Din
ding
Salah satu
elemen
bangunan yang
berfungsi
memisahkan dan
membentuk
ruangan
Syarat dinding
di ruang tidur
dan ruang
keluarga harus
dilengkapi
ventilasi Di
kamar mandi
dan tempat cuci
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Permanen
2 Semi
permanen
3 Bilik Papan
Nomin
al
6 Lant
ai
permukaan
bawah dari
sebuah ruangan
Syarat dinding
harus kedap air
dan mudah
dibersihkan
Observa
si
Ceklis 1 Memenuhi
syarat jika
lantai kedap
air dan
mudah
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
Nomin
al
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
38
syarat jika
lantai tidak
kedap air dan
tidak mudah
dibersihkan
7 Kele
mba
ban
Kelembaban
udara adalah
jumlah uap air di
udara
Kelembaban
ruang lebih
besar dari 60
beresiko terkena
ISPA di
bandingkan yang
tinggal pada
rumah dengan
kelembapan
lebih kecil atau
sama dengan
60
Penguku
ran
Hygromete
r
1 Memenuhi
syarat jika
kelembaban
40-60
2 Tidak
memenuhi
syarat jika
kelembaban
le40 dan
ge60
Rasio
8 Lan
git-
lang
it
Langit-langit
adalah bagian
dari bangunan
rumah yang
berfungsi
sebagai
penampung debu
yang berjatuhan
Observa
si dan
wawanc
ara
Ceklis dan
Kuesioner
1 Memenuhi
syarat
apabila
terdapat
langit-langit
tidak rawan
kecelakaan
dan mudah
Nomin
al
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan
39
dari atap Syarat
langit-langit
harus mudah
dibersihkan dan
tidak rawan
kecelakaan Dan
jika rumah tidak
terdapat langit-
langit maka
termasuk tidak
memenuhi
syarat
dibersihkan
2 Tidak
memenuhi
syarat
apabila tidak
terdapat
langit-langit
rawan
kecelakaan
dan tidak
mudah
dibersihkan