Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan
(Jogiyanto, 1990: 11).
Menurut Laudon (Rini, 2016: 82) sistem informasi merupakan
sekumpulan komponen yang saling terhubung dalam melakukan proses
pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, penyediaan dan pendistribusian
sebuah informasi yang digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan penting dan digunakan untuk pengendalian dalam sebuah
organisasi.
Suryadi (Iswandy, 2015: 72) menjelaskan bahwa sistem informasi
dapat dimaknai dari segi fisik dan fungsinya. Dari segi fisik dapat
diinterpretasikan bahwa sistem informasi merupakan susunan yang terdiri
dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksaannya dilakukan
secara bersamaan serta saling mendukung satu sama lain untuk
menghasilkan suatu produk tertentu.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
10
Sedangkan Agus Mulyanto (Yusri, 2015: 69) menjelaskan bahwa
sistem informasi merupakan suatu prosedur yang bekerja berdasarkan pada
tujuannya dengan melibatkan sumber daya manusia dalam mengumpulkan
data yang selanjutnya data tersebut diproses menjadi sebuah informasi yang
akan didistribusikan kepada pemakai.
Menurut John Burch dan Gary grudnitski (Jogiyanto, 1991: 12)
terdapat beberapa komponen sistem informasi yang digambarkan sebagai
berikut:
Berdasarkan gambar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
suatu sistem dengan dilengkapi keenam blok tersebut masing-masing
dapat saling berinteraksi satu sama lain membentuk satu kesatuan untuk
mencapai sasarannya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang
komponen sistem informasi:
1) Blok Masukan (input block)
Blok masukan merupakan bagian awal dari data yang masuk ke
dalam sebuah sistem informasi.
Gambar 2.1 Blok sistem informasi yang Berinteraksi
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
11
2) Blok Model (model block)
Blok Model adalah kombinasi prosedur, logika dan model
matematika yang akan memproses data kedalam basis data dengan cara
yang telah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3) Blok Keluaran (output block)
Blok keluaran merupakan hasil pengolahan informasi menjadi
bentuk yang berkualitas dan dokumentasi yang bermanfaat bagi semua
tingkatan manajemen dan semua pemakai sistem.
4) Blok Teknologi (technology block)
Blok teknologi adalah alat dalam sebuah sistem informasi,
teknologi berguna untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan
output dan memantau pengendalian sistem secara keseluruhan.
5) Blok Basis Data (Data base block)
Blok basis data adalah berbagai macam kumpulan data yang
saling terhubung satu sama lain, letaknya berada di dalam perangkat
keras komputer dengan menggunakan software database.
6) Blok Kendali (control block)
Blok kendali adalah komponen yang bertugas untuk
mengendalikan gangguan terhadapat sistem informasi.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi adalah sistem yang terdiri dari berbagai macam
komponen yang membentuk satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
12
yaitu menyediakan informasi bagi pengguna yang membutuhkan. Dari
penjelasan diatas tentang sistem informasi, dalam pengambilan
maknanya sistem informasi berasal dari dua kata yaitu sistem dan
informasi. Berikut adalah penjelasannya:
a. Pengertian Sistem
Jerry FitzGerald (Jogiyanto, 1989: 1) menyatakan bahwa sistem
merupakan suatu jaringan kerja yang tersusun dari prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul untuk melaksanakan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan sasaran tertentu.
Pengertian sistem menurut McLeod (Rini, 2016: 82) adalah
sebagai berikut: “A system is a group of elements that are integrated
with the common purpose of achieving an objective”. Sistem adalah
sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk
mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini sistem merupakan gabungan dari
beberapa elemen yang membentuk satu kesatuan dengan melaksanakan
perannya masing-masing untuk mencapai tujuan Bersama. Berdasarkan
beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang
membentuk sebuah sub sistem dan saling berkaitan satu sama lain untuk
mencapai tujuan tertentu.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
13
1) Kualitas Sistem
Kualitas sistem dikemukakan oleh Gaspersz (Fitri, 2014: 25)
berupa sekumpulan prosedur yang terdokumentasi dan beberapa praktek
standar dalam manajemen sistem yang bertujuan untuk menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk berupa barang maupun jasa
terhadap kebutuhan atau peryaratan yang ditentukan atau dilakukan
spesifikasi oleh pelanggan / pengguna dan organisasi.
DeLone dan McLean (Krisdiantoro, Yuyut dkk., 2018: 154)
mengungkapkan bahawa kualitas sistem merupakan salah satu dimensi
dalam suatu model kesuksesan dari sistem informasi. Beliau juga
menjelaskan bahwa kualitas sistem berfokus pada sistem itu sendiri
dengan menggunakan ukuran performance yang biasa digunakan yaitu
fleksibilitas sistem, integrasi, waktu respon dan kehandalan.
Dalam pembahasan kualitas sistem menunjukan bagaimana
organisasi menerapkan praktek dalam lingkup manajemen kualitas
secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pengguna. DeLone dan
McLean (Fitri, 2014: 26) menyebutkan bahwa kualitas sistem dapat
diwujudkan kedalam seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat
diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut:
a) Ease ofUuse (Kemudahan Penggunaan)
Sistem informasi dikatakan berkualitas apabila sistem tersebut
dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahannya
dalam menggunakan sistem informasi tersebut.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
14
b) Response Time (Kecepatan Akses)
Kecepatan akses dapat diukur melalui kecepatan pemrosesan dan
waktu respon dalam mengakses sistem informasi tersebut.
c) Reliability (Keandalan Sistem)
Reliabilitas atau keandalan sistem informasi yang dimaksud
dalam konteks ini adalah ketahanan sistem informasi dari sebuah
kerusakan dan kesalahan.
d) Flexibility (Fleksibilitas)
Kualitas sistem yang dimaksud dari segi fleksibilitas yaitu
kemampuan sistem informasi dalam melakukan perubahan yang
berkaitan dengan tugasnya yaitu memenuhi kebutuhan pegguna.
e) Security (Keamanan)
Keamanan sistem dilihat melalui data pengguna yang tersimpat
secara aman oleh suatu sistem informasi
b. Pengertian Informasi
Informasi merupakan data yang telah diolah kedalam bentuk yang
lebih berguna dan lebih bermakna bagi penerimanya (Jogiyanto, 1989:
8). Konsep dasar informasi menurut Gordon B. Darwis (Rachmawati &
Bachtiar, 2018: 78) yaitu bahwa informasi adalah data yang sudah
diolah menjadi hal penting bagi penerimanya dan memiliki nilai nyata
yang dapat dirasakan dalam mengambil keputusan - keputusan yang
penting baik sekarang maupun yang akan datang.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
15
Rudi, dkk (2016: 32) menyatakan bahwa informasi adalah hasil
dari data yang telah diolah kedalam bentuk yang lebih bermakna dan
berguna bagi penerimanya dan digunakan untuk mengambil keputusan
penting baik di masa kini maupun masa yang akan datang. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi
merupakan hasil pemrosesan data yang diolah sedemikian rupa menjadi
sekumpulan pernyataan yang membentuk informasi dan berguna bagi
pengambilan suatu keputusan.
1) Kualitas Informasi
Jogiyanto (1989: 10) mengungkapkan bahwa kualitas suatu
informasi (quality of information) tergantung pada tiga hal penting yaitu
diantaranya bahwa informasi harus akurat, (accurate), tepat pada
waktunya (timelines) dan relevan (relevance). John Burch dan Garry
grudnitski dalam Jogiyanto (1989: 10) membuat gambaran dari kualitas
informasi yang berbentuk seperti bangunan dilengkapi oleh dua buah
pilar sebagai penunjangnya. Berikut adalah gambar dari kualitas
informasi:
Gambar 2.2 Pilar Kualitas Informasi
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
16
Dari gambar pilar kualitas informasi dapat ditarik kesimpulan yaitu:
a) Akurat (accurate), informasi yang tersedia harus akurat karena
banyak kemungkinan akan terjadi gangguan (noise) yang dapat
merubah atau merusak informasi yang didapat dari sumber sampai
ke penerima. Komponen akurat menurut jogiyanto (Fitri, 2014: 27)
adalah sebagai berikut:
(1) Completeness (kelengkapan), yaitu informasi yang dihasilkan
ataupun yang dibutuhkan memiliki kelengkapan yang baik, hal
ini dikarenakan apabila informasi yang dihasilkan tidak lengkap
akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
(2) Corectness (kebenaran), yaitu informasi yang dihasilkan harus
mengandung kebenaran.
(3) Security (keamanan), yaitu informasi yang dihasilkan harus
memiliki keamanan didalamnya sehingga dapat memberikan
rasa aman kepada penggguna.
(4) Tepat pada waktunya (Timelines), artinya bahwa informasi yang
akan disampaikan kepada penerima harus tepat waktu dan tidak
boleh terlambat. Informasi yang sudah lama tidak akan
mempunyai nilai lagi. Karena informasi menjadi landasan dalam
mengambil keputusan. Apabila terjadi keterlambatan dalam
mengambil keputusan, maka akan berakibat fatal untuk
organisasi.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
17
(5) Relevan (relevance), berarti informasi tersebut harus bermanfaat
bagi penerimanya. Relevansi informasi untuk satu orang dengan
yang lainnya dapat berbeda karena tergantung pada informasi
yang dibutuhkannya.
Sementara DeLone dan McLean (Fitri, 2014: 27) juga
berpendapat sama seperti Jogiyanto bahwa kualitas informasi
dipengaruhi oleh relevan (relevancy), akurat (accuracy), tepat waktu
(timelines) dan menambahkan satu indikator lagi yaitu dapat dipercaya
(reliability).
2) Nilai Informasi
Menurut Jogiyanto (1989: 11) mengungkapkan bahwa nilai
informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat
dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
2. SIAKAD
a. Konsep Dasar SIAKAD
Akademik merupakan bidang yang mempelajari tentang
kurikulum yang berperan untuk meningkatkan pengetahuan dalam
ranah pendidikan / pembelajaran yang dikelola oleh sekolah atau
lembaga Pendidikan. Dengan demikian Alpiandi M.R menyimpulkan
bahwa Sistem informasi akademik merupakan sistem yang memberikan
layanan informasi berupa data yang berhubungan dengan data akademik
(Purwanto, 2017: 26).
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
18
Suzanto & Sidharta (2015: 19) mengungkapkan bahwa Sistem
informasi akademik adalah bagian dari pengendalian internal suatu
kegiatan akademik berupa pemanfaatan sumber daya manusia,
teknologi, dokumen, dan prosedur oleh manajemen untuk memecahkan
masalah akademik. Sistem informasi akademik bekerja berdasarkan
aktivitas yang dilakukan manajemen dengan menggunakan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software), prosedur pedoman,
model manajemen dan keputusan, serta terdapat sebuah database yang
menyimpan seluruh data akademik.
Sistem Informasi akademik adalah sistem yang melakukan
pengelolaan data kegiatan akademik, keuangan dan elemen lainnya
sebagaimana dalam mengelola informasi. Sistem informasi akademik
dapat melakukan kegiatan administrasi mahasiswa dalam administrasi
akademik, baik yang berkaitan dengan kelengkapan dokumen,
keuangan yang muncul pada kegiatan registrasi atau kegiatan
operasional administrasi akademik lainnya (Hamdani, 2016: 42)
SIAKAD online merupakan suatu sistem informasi akademik
yang dibangun dengan tujuan untuk memberi kemudahan kepada
penggunanya dalam kegiatan administrasi akademik kampus secara
online, seperti penerimaan mahasiswa baru, pengelolaan kurikulum,
pengisian Kartu Rencana studi (KRS), pembuatan jadwal kuliah,
informasi Kartu Hasil Studi (KHS), pengelolaan data dosen dan
mahasiswa, pembuatan transkrip nilai, serta aktifitas akademik lainnya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
19
Sistem informasi akademik dapat berfungsi sebagai pendukung untuk
analisis data dalam menentukan keputusan kampus (Fatih, 2017: 23)
Sistem Informasi akademik yang digunakan di sebuah Lembaga
Pendidikan tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan Bagian keenam Tentang Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan atau Program Pendidikan pasal 59 yang membahas tentang:
1) Penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan mengembangkan
sistem informasi pendidikan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.
2) Sistem informasi pendidikan (satuan atau program Pendidikan)
sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 merupakan subsistem dari
sistem informasi pendidikan nasional.
3) Sistem informasi Pendidikan berdasarkan pada ayat 1 dan 2
memberikan akses informasi administrasi pendidikan dan akses
sumber pembelajaran kepada pendidik, tenaga kependidikan, serta
peserta didik.
Danang (2013) mengungkapkan bahwa ada alasan yang mendasar
dari dibuatnya sistem informasi akademik yaitu sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan adanya sistem informasi akademik yang memadai
sangat berguna untuk mempercepat pengolahan data serta
membantu meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
20
2) Keefektifan dalam pengolahan data yang berada di beberapa tempat
membutuhkan tanggapan yang cepat.
3) Sistem jaringan komputer membantu terjadinya komunikasi yang
cepat antara pimpinan, dosen dan karyawan dengan menggunakan
fasilitas E-mail.
4) Sistem jaringan komputer melindungi kepemilikan data secara
online. Jaminan keamanan data tersebut didapatkan melalui
pengaturan hak akses pengguna dan password serta teknik
pengaturan hardisk/penyimpanan sehingga data terlindungi dengan
baik dan dapat diakses oleh pemiliknya setiap saat dari tempat yang
berbeda dalam lingkungan kampus.
5) Jaringan komputer membantu tiap pengguna jaringan tersebut agar
dapat berbagi file (sharing file) sehingga memudahkan dalam
pertukaran data, dan efisiensi waktu serta biaya operasional.
6) Setiap dosen, karyawan, dan pimpinan memiliki hak untuk meng-
upload (mengunggah) ataupun mendownload (mengambil) file ke
server sesuai dengan otorisasi yang diberikan.
b. Manfaat Penerapan SIAKAD
SIAKAD Online (Damas, 2017: 21) menjelaskan beberapa
manfaat dari implementasi SIAKAD yaitu:
1) SIAKAD mengelola seluruh data yang ada secara terintegrasi
sehingga data yang tersedia akan selalu up to date/ realtime dan siap
untuk digunakan. SIAKAD bekerja dengan menggunakan sistem
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
21
basis data secara terpusat sehingga dapat mengurangi resiko
terjadinya duplikasi data.
2) SIAKAD sebagai pusat sarana informasi. Dengan adanya
penjadwalan kelas, pengisian KRS, informasi nilai, dan urusan
akademik lainnya, maka SIAKAD menjadi pusat informasi yang
dibutuhkan bagi seluruh civitas kampus;
3) SIAKAD memudahkan pengguna untuk dapat memantau
perkembangan kegiatan-kegiatan akademik di dalam kampus,
sehingga setiap proses dapat dilakukan secara efektif dan efisien
dalam hal ini SIAKAD menjadi rekam kegiatan kampus.
4) SIAKAD menyediakan fasilitas media komunikasi kepada seluruh
pengguna untuk saling berkomunikasi. SIAKAD berperan sebagai
media Komunikasi pengguna.
5) SIAKAD menyediakan fitur untuk membuat laporan terhadap PD
DIKTI (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi) sesuai dengan standar
nasional, sehingga dapat memberikan memudahkan dalam
pembuatan laporan.
c. Indikator SIAKAD
Penggunaan sebuah sistem memiliki ketergantungan pada
aspek-aspek tertentu yang menjadi bagian dalam kerja sebuah sistem.
Berdasarkan pada pernyataan tersebut, menurut De Lone dan Mc Lean
(Hamdani, 2016: 49) maka efektifitas sistem informasi akademik dapat
dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu:
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
22
1) Kualitas sistem, merupakan gabungan hardware dan software dalam
sistem informasi yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan
tertentu. Kualitas sistem diukur dengan melihat konsistensi pada
rancangan navigasi, desain, kegunaan, fungsi, tanggap/ responsitas,
dan ketersediaan data online yang disediakan oleh sistem informasi
akademik.
2) Kualitas informasi yang terdiri dari kualitas dalam pengumpulan,
pemrosesan, penyimpanan dan pendistribusian informasi yang
digunakan untuk mendukung pengambilan kebijakan tertentu dan
pengawasan dalam organisasi. Kualitas informasi dapat diukur
berdasarkan kemudahan untuk dimengerti, kegunaan informasi yang
sesuai dengan yang diinginkan, daya tarik sebuah informasi, konten
dan kelengkapan informasi berupa teks, grafik, angka dan gambar,
dan ketepatan informasi yang sampaikan.
3) Kualitas proses yang terdiri dari kemudahan dalam melacak data dan
informasi yang dihasilkan yang cukup lengkap, sehingga dapat
memberikan kenyamanan dalam mencari informasi yang
diperlukan. Kualitas proses diukur melalui efisiensi proses
pengolahan informasi, kehandalan proses dalam menganalisis
informasi, akurasi data dalam sebuah informasi, kemudahan
menginisiasi, pengolahan data dapat dengan mudah dipahami, serta
proses penelusuran dan kelengkapan data dalams ebuah informasi.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
23
4) Kualitas layanan yang diberikan yaitu kualitas yang melakukan
perbandingan antara harapan dengan kinerja. Kualitas layanan
diukur berdasarkan kecakapan dalam merespon keluhan pengguna,
sejauh mana layanan yang diberikan dalam kondisi mendesak
sehingga dapat dijadikan pengambilan keputusan, dapat memahami
pemikiran pengguna, pengadaan pelatihan saat terjadi
perkembangan khususnya bagi pengguna.
3. Performance (Kinerja)
Performance menurut Cushway dan Mangkunegara (Devi, 2017: 11)
adalah penilaian bagaimana hasil pekerjaan seseorang kemudian
dibandingkan dengan target yang telah ditentukan. Kinerja bisa dikatakan
sebagai hasil kerja dari segi kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya.
Soegiharto (Abhimantra & Suryanawa, 2016: 1791) menjelaskan
bahwa Performance merupakan proses penilaian terhadap kegiatan yang
telah dilaksanaka kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Performance dalam organisasi adalah sebuah pembuktian
jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Soegiharto juga mengatakan bahwa Performance sistem berarti penilaian
pada pelaksanaan sistem tersebut, apakah sudah sesuai dengan tujuannya
atau belum.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
24
Menurut Davis & Wayan (Qadri, 2017: 32) kinerja sangat berkaitan
dengan tujuan yang dijadikan sebagai hasil perilaku kerja seseorang.
Sedangkan Larkin dan Sweikart mendefinisikan Performance sebagai hasil
pola tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai dengan standar
prestasi yang telah ditentukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
semuanya telah ditetapkan oleh individu secara pribadi maupun oleh
perusahaan sebagai otoritas yang menaunginya. Performance identik
dengan kemamapuan seorang auditor dan berhubungan dengan komitmen
suatu profesi.
Performance berkaitan erat dengan perbandingan hasil kerja yang
dilakukan seseorang dengan ekspektasi ataupun tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini penilaian performance memiliki
hubungan dengan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) personalianya
dan sebuah sistem yang menaunginya.
a. Performance SDM
1) Standar Performance SDM
Standar Performance menjadi bagian dari persyaratan tugas yang
harus dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang telah
diberikan. Standar performance menjadi langkah penting sebelum
menentukan tujuan, dengan adanya standar ini diharapkan dapat
membantu menetapkan tingkat performance yang diharapkan dari
pelaksanaan pekerjaan. Tanpa adanya standar, dapat terjadi kerncuan
dalam pengukuran kinerja.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
25
Standar performance yang baik menurut Sedarmayanti (Bandari,
2016: 19) memiliki beberapa macam kriteria yaitu:
a) Pencapaian tujuan sesuai dengan usaha yang dilakukan pada kondisi
yang diharapkan sebelumnya.
b) Ekonomis, biaya yang dikeluarkan dalam tahap wajar jika
dihubungkan dengan pelaksanaan kegiatan yang mencakup
usahanya.
c) Kegiatan yang mendukung performance dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi yang ada. Apabila terjadi perubahan, maka harus
disesuaikan dengan kondisi yang ada.
d) Konsisten, performance yang konsisten akan membantu
keseragaman komunikasi pendistribusian informasi dalam ranah
operasi kepada keseluruhan fungsi organisasi.
e) Menyeluruh, memiliki cakupan ke seluruh aktivitas yang saling
berkaitan.
f) Dimengerti, dapat dengan mudah diekspresikan secara jelas untuk
menghindari kesalahan komunikasi, instruksi yang memang harus
digunakan secara terperinci dan jelas.
g) Terukur, artinya hasil dari performance harus dapat
dikomunikasikan dengan presisi yang telah ditetapkan.
h) Stabil, artinya performance harus memiliki waktu yang cukup untuk
memprediksi dan menyediakan usaha yang akan dilakukan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
26
i) Adaptif, artinya fleksibel mengikuti perkembangan tanpa mengubah
suatu apapun dalam keseluruhan struktur, dimana dalam hal
mendesain dapat menambah elemen, merubah, dan membuat sesuai
dengan yang terkini tanpa melakukan perubahan pada seluruh
struktur.
j) Legitimasi, secara resmi disetujui.
2) Aspek yang Dinilai dalam Standar Performance SDM
Mangkunegara (Setyowati & Haryani, 2016: 62) mengatakan
bahwa terdapat beberapa aspek yang digunakan dalam penilaian kinerja
diantaranya kesetiaan, kejujuran, kedisiplinan, hasil kerja,
kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, prakarsa, kecakapan,
kepribadian dan tanggung jawab.
b. Performance Sistem
1) Ukuran Performance Sistem Informasi
Terdapat beberapa pendapat dalam faktor ukuran suatu
performance sistem, salah satunya adalah ukuran performance sistem
menurut Marle P Martin (Taufiq & Fitri, 2018: 41) yang menjelaskan
ukuran performance sistem berdasarkan:
a) Relevansi (Relevancy), yaitu output dari sistem informasi digunakan
untuk operasional dan strategi manajemen sistem. Apabila tidak
maka informasi menjadi tidak berguna dan informasi yang
dihasilkan menjadi tidak jelas dan kurang bermakna.
b) Keakuratan (Accuracy) yaitu sistem informasi harus akurat
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
27
c) Kelengkapan (completeness) yaitu data harus diinput dengan benar
dan lengkap.
d) Kebenaran (correctness) yaitu data / informasi yang dihasilkan harus
benar, karena kebenaran menjadi cara lain untuk menilai akurasi
sistem.
e) Keamanan (Security), diperlukan otorisasi dari pihak keamanan data
(security audits) karena pada dasarnya sering terjadi transaksi
pemindahan informasi yang dikirimkan ke orang lain yang
membutuhkan (pengguna).
f) Ketepatan Waktu (Timeliness) yaitu bahwa sistem informasi harus
dapat melakukan proses secara cepat dan tepat waktu.
g) Ekonomi (Economy) yaitu penggunaan sumber daya dan biaya
operasional yang wajar dalam sebuah sistem informasi.
h) Efisiensi (Efficiency) menjadi sebuah nilai manfaat (Produktivitas)
dari penggunaan sistem informasi dibandingkan dengan penggunaan
sumber daya manusia dan modal investasi yang digulirkan (per
satuan unit ekonomi).
i) Reliabilitas (reliability) yaitu sebuah hal yang menunjukkan
kestabilan dari pengguna sistem informasi.
j) Kemudahan penggunaan (usability), sistem informasi didesain
dengan memberikan kemudahan bagi pengguna.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
28
2) Strategi Peningkatan Kinerja Sistem
Ward dan Peppard (Khatulistiawan, 2016: 4). mengemukakan
bahwa sistem informasi sudah seharusnya memiliki strategi atau
langkah yang mengarah pada performance sistem yang bertujuan untuk
menghasilkan informasi yang akurat dan dapat bermanfaat sebagai saran
dalam mengambil sebuah keputusan atau kebijakan tertentu. Sebuah
sistem yang sudah memiliki rencana strategis dapat melakukan proses
identifikasi portofolio aplikasi sebagai langkah awal untuk mendukung
pelaksanaan rencana dan merealisasikan tujuan dari sebuah organisasi.
Khatulistiawan (2014: 4) menguatkan pendapat dari pernyataan diatas
bahwa Sistem informasi yang memiliki rencana strategis selanjutnya
dapat mempelajari tentang pengaruh sistem informasi terhadap kinerja
bisnis dan kontribusinya bagi organisasi dalam mengikuti strateginya
untuk meningkatkan kinerja sistem.
Menurut Cudanov, et al. (Damana & Suardikha, 2016: 1455)
menjelaskan bahwa ukuran organisasi berpengaruh pada implementasi
informasi dan teknologi komunikasi. Suatu organisasi yang memiliki
sumber daya yang besar akan menghasilkan sebuah sistem informasi
yang lebih baik sehingga pengguna akan merasa puas menggunakan
sistem tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja sistem yaitu
pengguna sebagai orang yang terlibat didalamnya sebagaimana yang
dikemukakan oleh Tjhai (Damana & Suardikha, 2016: 1455)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
29
berpendapat bahwa kinerja sistem akan lebih tinggi apabila dilakukan
program pelatihan dan pendidikan pengguna diperkenalkan.
3) Tahap Pengukuran Performance Sistem
Menurut Trade (Kartika, 2014: 3) menjelaskan bahwa terdapat 9
tahapan dalam melakukan kinerja sistem, berikut adalah gambar dari
tahap pengukuran kinerja sistem beserta penjelasannya:
Gambar 2.3 Tahap Pengukuran Kinerja Sistem
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya tentang tahapan
dalam melakukan pengukuran kinerja, secara singkat dapat dijelaskan
melalui gambar berikut:
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
30
(1) Tahap 1 melakukan identifikasi proses yang betujuan untuk
memahami berbagai macam proses dalam sistem yang selanjutnya
akan dilakukan pengukuran sebagai dasar untuk melakukan control.
(2) Tahap 2 melakukan identifikasi aktivitas kritis berupa aktivitas /
kegiatan yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap
efisiensi, efektivitas, kualitas, ketepatan waktu, produktivitas serta
keamanan sistem.
(3) Tahap 3 melakukan penetapan sasaran berupa standar performance
yang bertujuan untuk memberi petunjuk bagi level manajemen
sekaligus untuk menghimpun berbagai respon pada kebutuhan user.
Sasaran performance disimpan pada output dari semua proses atau
pada aktivitas kritis yang menghasilkan output.
(4) Tahap 4 melakukan penetapan ukuran performance. Pada tahap ini
mengikutsertakan beberapa aktivitas yang dibutuhkan dalam
pengukuran kinerja sistem. Setiap pengukuran performance terdiri
dari unit pengukuran, dokumentasi data, dan frekuensi dimana
pengukuran akan dilakukan.
(5) Tahap 5 melakukan proses identifikasi penanggungjawab unit pada
tahap ini tim penilai performance menentukan siapa yang
bertanggungjawab pada masing-masing aktivitas.
(6) Tahap 6 melakukan pengumpulan data yaitu kondisi data harus
spesifik sehingga dapat memberikan informasi yang relevan.
terdapat form pengumpulan data yang terdiri dari Cheksheet dan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
31
Data sheet. Cheksheet berbentuk lembar isian yang didesain untuk
dapat diinterpretasikan secara langsung. Data sheet berbentuk tabel.
Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, survei,
eksperimen, observasi.
(7) Tahap 7 melakukan analisis pelaporan kinerja secara actual, perlu
dilakukan verifikasi data sebelum pengambilan kesimpulan
dilakukan, data yang sudah terkumpul digunakan untuk mengetahui
apakah data sudah dapat digunakan untuk menjawab permasalahan
atau belum.
(8) Tahap 8 melakukan perbandingan kinerja dengan sasaran / standar
yang telah ditetapkan hal ini harus dilakukan secara aktual yang
bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja yang dilakukan secara
aktual tersebut berdasarkan pada data/ informasi yang diperoleh
sesuai dengan sasaran / standar yang diterapkan atau terdapat
penyimpangan. Jika penyimpangan yang terjadi cukup signifikan
maka perlu diambil keputusan untuk membuat usulan untuk
perbaikan.
(9) Tahap 9 melakukan rencana perbaikan. Pada tahap ini menjadi tahap
krusial dalam pengambilan keputusan sekaligus dapat melakukan
perubahan prosedur / proses demi perbaikan sistem atau mengubah
sasaran / standar.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
32
4. Kepuasan Pengguna
a. Konsep Dasar kepuasan Pengguna
Kepuasan merupakan hasil akhir dari membedakan kinerja yang
dirasakan dengan harapannya sebagai pengguna. Dalam hal ini apabila
kinerja yang ada memiliki kualitas dibawah harapan maka pengguna
pun akan merasa kecewa. Sebaliknya apabila kinerja yang dialami
melebihi harapannya, maka pengguna pun akan merasa sangat puas. Jika
kepuasan merupakan tujuan dari sebuah sistem informasi, terdapat
pengguna sebagai perantara yang menghantarkan menuju kepuasan.
Pengguna dapat dipahami sebagai seseorang yang menggunakan suatu
teknologi informasi yang membantu dalam melakukan beberapa
aktivitas dalam hidupnya.
Kepuasan menurut Supranto (Fitri, 2014: 33) merupakan tingkat
perasaan seseorang setelah melakukan perbandingan kinerja ataupun
hasil yang dirasakan dengan harapannya. Kepuasan berhubungan
dengan rasa senang atau kecewa yang menjadi hasil dari
membandingkan antara produk yang telah digunakan dengan
harapannya terhadap produk tersebut. Sedangkan O’Brien (Kristiawan,
2016: 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud pengguna yaitu seseorang
yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan.
Jogiyanto (Kristiawan, 2016: 7) mendefinisikan kepuasan
pengguna (user satisfaction) yaitu respon pengguna terhadap pemakaian
output dari sistem informasi. Sedangkan menurut Kotler (Kristiawan,
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
33
2016: 7) kepuasan pengguna adalah tingkat perasaan individu setelah
membandingkan hasil kinerja yang dirasakan dengan harapannya.
Dari beberapa definisi diatas mengenai kepuasan pengguna
dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna merupakan respon yang
dimiliki pengguna sebagai rasa untuk mengekspresikan rasa sengang
maupun rasa kecewa sesuai dengan hasil maupun kinerja yang dirasakan
kemudian dibandingkan dengan harapan atau ekspektasi terhadap
sistem yang digunakan. Dalam hal ini bisa di simpulkan apabila kinerja
yang dirasakan memiliki kualitas dibawah harapan, maka pengguna
akan merasa kecewa atau bisa dikatakan tidak puas. Sedangkan apabila
kinerja dari hasil yang dirasakan kemudian dibandingkan dengan
harapannya maka pengguna pun akan merasa puas dan apabila kinerja
melampaui harapannya, pengguna pun akan merasa sangat puas.
b. Indikator Kepuasan Pengguna
DeLone dan McLean (Fitri, 2014: 36) membuat indikator untuk
mengukur kepuasan pengguna yaitu sebagai berikut:
1) Content (Isi), yaitu bahwa kepuasan pengguna dilihat dari segi isi
berupa fungsi dan modul yang digunakan oleh pengguna itu sendiri
serta informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2) Accuracy (Akurat), yaitu kepuasan pengguna dilihat dari segi
keakuratan data ketika menerima input yang kemudian akan diolah
menjadi informasi.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
34
3) Format, yaitu kepuasan pengguna di tinjau dari output yang
dihasilkan.
4) Easy of Use (Kemudahan penggunaan), yaitu kepuasan pengguna
dilihat dari segi kemudahan pengguna dalam menggunakan sistem
informasi tersebut seperti proses input data, mengolah data, dan
mencari beberapa informasi yang dibutuhkan atau bisa dikatakan
bahwa sistem ini user friendly.
5) Timeliness (epat waktu), yaitu kepuasan pengguna dilihat dari segi
ketepatan waktu sebuah sistem dalam menyajikan data dan
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
5. IT Balanced Scorecard
IT Balanced scorecard merupakan hasil adopsi dari metode Balanced
scorecard yang dikembangkan oleh Robert Kaplan dan David Norton.
Perkembangan teknologi informasi membawa dampak pada segala macam
sisi khususnya dalam measurement untuk mengetahui efektifitas dalam
kinerja sebuah sistem informasi. Hal ini bertujuan agar sebuah teknologi
informasi maupun sistem informasi itu sendiri dapat diukur sehingga
diketahui hasil yang bisa dijadikan sebagai data rujukan untuk melakukan
evaluasi atau pengembangan.
a. Konsep dasar IT Balanced Scorecard
Sirait (Putra & Pemayun, 2019: 13) menjelaskan bahwa Balanced
Scorecard terdiri dari dua kata yaitu scorecard (kartu skor) dan balanced
(berimbang). Kartu skor merupakan kartu yang digunakan untuk mencatat
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
35
skor hasil pengukuran performance suatu organisasi atau skor individu.
Sedangkan kata berimbang digunakan untuk menunjukkan keberimbangan
dalam melakukan pengukuran kinerja organisasi/ individu yang telah diukur
berdasarkan 2 aspek yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan
jangka panjang, internal dan eksternal.
IT Balanced Scorecard menjadi sebuah metode transisi sebagai
pengembangan dari metode Balanced Scorecard. Metode IT Balanced
Scorecard dikembangkan oleh Van Bruggen pada tahun 1997 (Muhammad,
Munadi., dkk, 2017: 37). Pada waktu itu Van Bruggen menggunakan
Balanced Scorecard untuk digunakan dalam melakukan pengukuran di
bidang IT sehingga terjadi perubahan khususnya dalam perspektif yang
menjadi tolak ukur penelitian untuk lebih disesuaikan dengan sasaran yang
akan diteliti.
Oleh karena itu Martinson, Davison & Tse (Keyes, Jessica., 2005:
94) memberikan saran bahwa keempat perspektif Balanced Scorecard
mungkin membutuhkan beberapa modifikasi untuk menjadi lebih efektif
sebagai IT Scorecard. Alasannya bahwa departemen IT adalah tipikal
pemasok layanan internal dari pada layanan eksternal, dan proyek biasanya
dilakukan untuk kepentingan end user dan organisasi secara keseluruhan
dari pada pelanggan perseorangan di dalam pasar yang besar.
Perubahan Perspektif dari Balanced Scorecard menjadi IT Balanced
Scorecard dapat dijelaskan melalui gambar berikut:
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
36
Gambar 2.4 Perubahan Perspektif dari Balanced Scorecard
menjadi IT Balanced Scorecard
Keterangan diatas dapat menghasilkan kesimpulan bahwa IT
Balanced Scorecard merupakan salah satu alat untuk melakukan
pengukuran performance terhadap sebuah sistem informasi yang
memperhatikan unit-unit di dalam sistem informasi itu sendiri dengan
membaginya kedalam 4 perspektif yaitu kontribusi organisasi, orientasi
pengguna, penyempurnaan operasional, dan orientasi masa depan.
IT Balanced Scorecard bertujuan supaya para pengguna dapat
menyesuaikan perencanaan dan aktifitas-aktifitas sistem informasi dengan
tujuan dan kebutuhan organisasi, menyesuaikan dengan tujuan sistem
informasi, menyediakan pengukuran untuk mengevaluasi efektifitas sistem
informasi yang berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi, mendorong
dan mempertahankan performance dari sistem informasi yang semakin
meningkat, dan pencapaian hasil yang seimbang diantara kelompok
stakeholder (Muhammad., Munadi., Subianto, 2017: 37).
Selain itu Kosasi (2015: 2) mengungkapkan bahwa IT Balanced
Scorecard memiliki tujuan untuk mencapai keselarasan strategi teknologi
informasi dengan strategi bisnis, memiliki kemampuan untuk
mengoptimalkan sumber daya teknologi informasi, memahami sasaran
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
37
teknologi informasi, mampu mengelola resiko dalam bidang teknologi
informasi dan memiliki kualitas teknologi informasi yang disesuaikan
dengan kebutuhan bisnis.
b. Perspektif IT Balanced Scorecard
Solechan (Putra & Pemayun, 2019: 15) menjelaskan lebih detail
tentang 4 perspektif dalam melakukan evaluasi performance IT
menggunakan IT Balanced Scorecard diantaranya:
1) Kontribusi Organisasi (Corporate Contribution)
Kontribusi Organisasi dipandang dari perspektif manajemen eksekutif
dan direktur dan stakeholder. Dalam hal ini evaluasi IT meliputi bidang
finansial jangka pendek dan evaluasi jangka Panjang terhadap proyek dan
fungsi IT. Penggunaan tolak ukur finansial sebagai satu-satunya tolak ukur
performance dari sebuah organisasi memiliki kelemahan diantaranya yang
pertama, mendorong manajer untuk mengambil tindakan dalam jangka
pendek dengan mengorbankan jangka Panjang yang sedang menantinya dan
akan mengakibatkan kondisi keuangan meningkat dalam jangka pendek
tetapi merugikan untuk jangka panjangnya. Kedua, aspek pengukuran non
finansial diabaikan termasuk hal intangible asset dan intangible benefit dan
dikhawatirkan akan memberikan pandangan yang keliru bagi manajer
mengenai situasi dan kondisi organisasi di masa sekarang maupun di masa
yang akan datang. Ketiga, tolak ukur dalam performance bagian keuangan
(finansial) bersifat masa lalu dan tidak memiliki kewenangan sepenuhnya
untuk menuntun organisasi kea rah tujuan di masa yang akan datang.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
38
2) Orientasi Pengguna (User Orientation).
Perspektif ini mengacu pada cara pandang pelanggan terhadap unit
produk yang akan di ukur. Dalam hal ini dilakukan identifikasi pelanggan
dan segmen pasar yang dimasuki agar dapat menyelaraskan berbagai
macam ukuran pengguna dalam hal kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi dan
profabilitas terhadap pelanggan atau pengguna itu sendiri dan segmen pasar
produk. Jika pengguna tidak puas maka akan banyak keluhan dan dapat
menurunkan kinerja dari produk itu sendiri. Dalam hal ini penilaian dalam
hal orientasi pengguna menghasilkan proposisi nilai yang menyatakan
atribut yang diberikan organisasi kepada produk dan jasanya untuk
menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan.
3) Penyempurnaan Operasional (Operational Excellence)
Penyempurnaan operasional merupakan perspektif yang dipandang
untuk menilai performance IT berdasarkan cara pandang manajemen IT dan
pihak yang berkaitan dengan audit dan pihak yang menetapkan aturan-
aturan yang digunakan didalamnya. Dalam perspektif ini dapat dilihat dari
kondisi internal yang terjadi berupa inovasi, operasional dan pelayanan.
Inovasi penting untuk menggali pemahaman tentang kebutuhan dari
pengguna agar dapat menciptakan sebuah produk yang mereka butuhkan.
Inovasi dilakukan setelah memenuhi syarat serangkaian tes terhadap produk
yang akan dikembangkan. Aktifitas ini penting untuk keberlangsungan
jangka panjang dan menentukan kesuksesan organisasi di masa sekarang
maupun yang akan datang. Sementara pelayanan dilakukan pada saat
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
39
produk sudah terjual. Melalui perspektif ini, organisasi dapat mengukur
apakah upaya yang dilakukan sudah sesuai dengan harapan pengguna atau
belum. Pengukuran yang dilakukan dapat dibagi kedalam tolak ukur waktu,
kualitas dan biaya.
4) Orientasi Masa Depan (Future Orientation)
Perspektif orientasi masa depan menilai performance IT dipandang dari
segi departemen itu sendiri. Dalam hal ini melalui perspektif orientasi masa
depan akan menyiapkan infrastruktur organisasi yang memungkinkan
ketercapaian pada ketiga perspektif lainnya dapat dicapai. Organisasi harus
mulai mempersiapkan diri dalam kemampuan menghasilkan produk di masa
yang akan datang dengan kualifikasi kemampuan layanan yang
memuaskan. Pihak manajemen harus bisa memperkirakan tren di masa yang
akan datang dan membuat langkah-langkah untuk mempersiapkan untuk
menghadapi tantangannya. Hal yang harus diperhatikan untuk menghadapi
dan menangani tren di masa yang akan datang antara lain kapabilitas pekerja
dan kapabilitas sistem informasi. Mengenai kapabilitas pekerja,
perencanaan dan pelatihan kembali untuk pegawai yang bertujuan untuk
menjamin kecerdasan serta kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk
menunjang ketercapaian tujuan organisasi. Terdapat faktor pendorong yang
penting dalam meningkatkan kapabilitas pekerja diantaranya:
a) Kompetensi staff, dalam hal ini dibutuhkan pelatihan ulang untuk staff
yang dilihat dari dua sisi yaitu tingkat pelatihan apa yang dibutuhkan
dan presentase siapa saja yang membutuhkan pelatihan ulang.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
40
Kapabilitas kerja harus dipertahankan oleh organisasi dengan
melakukan latihan dan Pendidikan normal apabila tingkat pelatihan
ulang rendah, hal itu sudah cukup untuk mempertahankan kapabilitas
kerja. Tetapi dalam IT Balanced Scorecard pelatihan ulang bukanlah
sebuah prioritas akan tetapi latihan khusus lah yang menjadi prioritas
utama dalam memperbaiki kompetensi staf.
b) Infrastruktur teknologi, Merefleksikan kekuatan tepat guna dan sasaran
teknologi yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuannya. Faktor-
faktor dalam kategori ini diantaranya adalah penggunaan teknologi
strategis, penggunaan database strategis dan pengalaman yang dimiliki
serta hak cipta.
c) Ilmu untuk bertindak, hal ini diakibatkan oleh situasi dan kondisi yang
muncul dalam pencapaian tujuan strategis organisasi. Faktor yang
masuk dalam kategori ini antara lain fokus strategi, pemberdayaan staff,
moral pekerja dan kerjasama tim.
Sedangkan dalam kapabilitas sistem informasi memiliki tujuan agar
pegawai dapat bekerja dengan efektif sehingga memerlukan data dan
informasi yang dihasilkan sistem berkaitan dengan pengguna, keadaan
pasar, proses internal dan konsekuensi finansial keputusan organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa keempat perspektif memiliki keterkaitan
satu sama lain. Komponen IT Balanced Scorecard adalah sebuah hubungan
sebab akibat antara tindakan yang terjadi. Hubungan ini diartikulasikan oleh
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
41
dua kunci jenis tindakan yaitu ukuran hasil dan faktor pendorong kinerja
(Keyes: 2005).
Menurut Saul (Muhammad., Munadi & Subianto, 2017: 37) pada
perspektif IT Balanced Scorecard memiliki kategori pada setiap
kelompoknya yang membantu memudahkan peneliti dalam melakukan
pengukuran karena sudah di tetapkan tolak ukur yang berisi poin-poin
kategori yang masuk pada setiap kelompok diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perspektif dalam IT Balanced Scorecard
User Orientation Business Contribution
How do users view the IT
department?
Mission: To be preferred supplier of
information system.
Strategies: Preferred supplier of
applications, preferred supplier of
operations, Vs. Proposer of best
solution from whatever source
partnership with users, User
satisfication.
How does management view the
IT department?
Mission: To obtain a reasonable
business contribution of IT
investments.
Strategies: Control of IT
expenses, business value of IT
projects, provide new business
capabilities.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
42
Operational Excellence Future Orientation
How effective and efficient are the IT
processes?
Mission: to deliver effective and
efficient IT applications and services.
Strategies: Efficient and effective
developments, efficient and effective
operations.
How well is IT positioned to meet
future needs?
Mission: To develop
opportunities to answer future
challenges.
Strategies: Training and
education of IT staff, expertise of
IT staff, research into emerging
technologies, age of application
portofolio.
Tabel diatas menjelaskan mengenai standar yang harus dipenuhi
dalam melakukan pengukuran menggunakan IT Balanced Scorecard.
Dalam hal ini, beberapa standar diatas diterjemahkan sesuai dengan
kebutuhan organisasi sehingga hasil pengukuran lebih objektif dan terukur
sesuai dengan kondisi yang ada.
c. Keunggulan IT Balanced Scorecard
Maula & ghozali (Kosasi, 2014: 3) mengungkapkan bahwa
Keunggulan dengan menggunakan IT Balanced Scorecard dapat
mendorong kemampuan dalam menghasilkan sebuah perencanaan strategi
yang memiliki karakteristik komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
43
Pengukuran kinerja melalui IT Balanced scorecard merujuk pada
diagram hubungan sebab akibat pada setiap masing-masing perspektif.
Pertama, perspektif kontribusi organisasi dapat meningkatkan produktifitas
kerja staff dan kontribusi fungsi bisnis. Kedua, perspektif orientasi
pengguna yang dapat memberikan kepuasan pengguna dalam hal
pelayanan. Ketiga, perspektif penyempurnaan operasional dilihat apabila
keahlian dan kualitas kinerja staff meningkat dapat menyebabkan
peningkatan pada kegiatan operasional yang terkomputerisasi dan dapat
menambah dukungan dalam proses yang sedang berjalan. Keempat,
orientasi masa depan dilihat dari segi keahlian dan kualitas kinerja staff
dalam menggunakan dan memanfaatkan IT akan terus berkembang
meningkat. Berikut adalah diagram yang mampu menjelaskan keterkaitan
sebab akibat satu sama lain menurut kosasi (2014: 4):
Gambar 2.5 Diagram Hubungan sebab akibat
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
44
Legoh & Tambotoh (Muhammad., Munadi & Subianto, 2017: 37)
menganggap bahwa IT Balanced scorecard mampu menyediakan
pemaparan dan penyampaian yang bersifat menyeluruh serta terstruktur,
sehingga pengelola sistem informasi/ teknologi informasi dapat selalu
memantau perkembangan dalam setiap aspek strategi terhadap penerapan
teknologi informasi dengan mengacu kepada nilai dari masing-masing
perspektif.
Sedangkan menurut Hidayanto, Ahmadin & Jiwanggi (Molly.,
Tanaamah & Sitokdana, 2017: 321) bahwa IT Balanced Scorecard dapat
memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan perencanaan dan aktivitas-
aktivitas sistem informasi dengan tujuan sistem informasi dan kebutuhan
organisai itu sendiri, mampu menyesuaikan usaha pegawai dengan tujuan
sistem informasi, mampu menyediakan pengukuran untuk melakukan
evaluasi efektivitas organisasi dalam sistem informasi, mampu mendorong
dan mempertahankan kinerja sistem informasi yang semakin meningkat,
dan juga bertujuan untuk mendapatkan pencapaian hasil yang seimbang
diantara kelompok stakeholder.
d. Langkah- Langkah Menggunakan IT Balanced Scorecard
Penyusunan evaluasi dengan metode IT Balanced Scorecard
menurut Cram (Kosasi, 2014: 3) diawali dari menganalisis tujuan organisasi
meliputi visi, misi, tujuan strategis dan proses bisnis. Fase selanjutnya
menentukan ukuran dari masing-masing perspektif berdasarkan visi dan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
45
misi perusahaan, kemudian menyusun pembobotan berdasarkan ukuran
yang telah ditetapkan dalam setiap masing-masing parameter.
Muhammad., Munadi & Subianto (2017: 38-39) dalam
penelitiannya mengungkapkan beberapa langkah untuk melakukan
pengukuran menggunakan IT Balanced Scorecard diantaranya:
1) Melakukan penyelarasan visi, misi, rencana strategis organisasi dengan
perspektif IT Balanced Scorecard. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
tujuan dalam melakukan perencanaan jangka Panjang terhadap proses
bisnis teknologi informasi sehingga dapat menghasilkan indikator
performance sistem.
2) Penyusunan indikator yang disebut Key Performance Indicator (KPI)
kemudian deskripsikan Key Performance Indicator (KPI) dalam
masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard dengan merujuk pada
tujuan dan strategi organisasi serta sistem informasi.
3) Penyusunan peta strategi yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan
sebab akibat dari satu Key Performance Indicator (KPI) satu ke Key
Performance Indicator (KPI) lain nya dimana keterkaitannya akan
mendukung keberhasilan tujuan sistem informasi dan rencana strategis
organisasi.
4) Melakukan pembobotan untuk mendapatkan bobot prioritas dari
masing- masing Key Performance Indicator (KPI). Pembobotan
dilakukan menggunakan teknik Analysis Hierarchy Process (AHP)
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
46
dengan melakukan perbandingan nilai berpasangan oleh ahli yang
dianggap memiliki kompetensi dalam bidang sistem informasi.
5) Melakukan pengukuran performance dari SIAKAD dengan
menggunakan metode IT Balanced Scorecard melalui pengisian
kuisioner kepada mahasiswa, dosen, dan staff pengelola SIAKAD yang
akan menghasilkan data berupa skala likert, hasil perhitungan kemudian
dipetakan kepada masing-masing indikator.
6. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu teknik
dalam mengambil keputusan untuk mengetahui prioritas dari sebuah pilihan
yang akan menentukan keberlangsungan proses ketercapaian sebuah
gagasan dalam sebuah pengukuran yang dilakukan di dalam organisasi.
Terdapat berbagai macam hal yang perlu dipahami untuk melakukan
pengambilan keputusan menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process
(AHP), berikut adalah penjelasannya:
a. Konsep Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)
Artika (Saefudin & wahyuningsih, 2014: 34) memberikan definisi
bahwa Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu model
pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model
pendukung Keputusan ini akan mencoba menguraikan permasalahkan multi
faktor maupun multi kriteria yang kompleks untuk menjadi satu hierarki.
Kemudian Saaty (Saefudin & wahyuningsih, 2014: 34) menjelaskan bahwa
hierarki merupakan suatu representasi dari permasalahan yang kompleks
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
47
dalam suatu struktur multilevel yang mana di level pertama adalah tujuan,
lalu diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya sampai level
terakhir dari alternatif.
Dengan hierarki, suatu permasalahan yang kompleks dapat terurai
kedalam kelompok-kelompoknya yang diatur menjadi suatu bentuk herarki
sehingga permasalahan terbentuk secara terstruktur dan sistematis. Proses
Analytical Hierarchy Process (AHP) melahirkan beberapa prioritas dari
alternatif-alternatif prioritas yang ditawarkan, hasil tersebut dapat
digunakan dalam menentukan alternatif terbaik sebagai keputusan terakhir.
Sementara itu Turban (Retnawati, 2017: 37) mengungkapkan
definisi bahwa Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu alat
pengambil keputusan yang powerfull dan fleksibel yang dapat dipergunakan
untuk membantu dalam menetapkan prioritas-prioritas serta membuat
keputusan dimana aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif dilibatkan dan
keduanya mutlak harus dipertimbangkan.
Analytical Hierarchy Process (AHP) memiliki manfaat tersendiri
yang bisa digunakan sebagai metode untuk memecahkan masalah dibanding
dengan metode yang lain, sebagaimana tercantum dalam penelitian
Munthafa & Mubarok (2017: 193) dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1) Strukturnya memiliki hierarki, hal ini menjadi sebuah konsekuensi dari
kriteria yang dipilih sampai pada sub kriteria yang paling dalam.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
48
2) Validitas sangat diperhitungkan sampai dengan batas toleransi
inkonsistensi sebagai sebuah kriteria dan alternatif yang dipilih oleh
orang yang mengambil keputusan.
b. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Analytical Hierarchy Process
(AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai salah satu metode atau
teknik analisis yang tidak lepas dari kelebihan dan kelemahan dalam
melakukan sistem analisisnya. Berikut adalah rincian dari setiap kelebihan
dan kelemahan menurut Munthafa & Mubarok (2017: 193):
1) Kelebihan
a) Kesatuan (Unity), dengan menggunakan Analytical Hierarchy
Process (AHP) membuat permasalahan yang luas dan tidak
terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
b) Kompleksitas (Complexity), Analytical Hierarchy Process (AHP)
dapat memecahkan suatu permasalahan yang kompleks dengan
melakukan pendekatan sistem dan pengintegrsian secara dedukatif.
c) Saling Ketergantungan (Interdependence), Analytical Hierarchy
Process (AHP) digunakan pada elemen-elemen sistem yang bebas
dan tidak memerlukan hubungan linier.
d) Struktur hierarki (Hierarchy Structuring), Analytical Hierarchy
Process (AHP) menjadi representatif dari pemikiran alamiah yang
cenderung dapat mengelompokkan elemen sistem ke setiap level
yang berbeda dari setiap level yang berisi elemen serupa.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
49
e) Pengukuran (Measurement), Analytical Hierarchy Process (AHP)
dapat menyediakan skala pengukuran dan suatu metode yang
digunakan untuk mendapatkan prioritas.
f) Sintesis (Synthesis), Analytical Hierarchy Process (AHP) bergerak
pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya dari
masing-masing alternatif.
g) Trade Off, Analytical Hierarchy Process (AHP) membuat
pertimbangan prioritas relatif pada setiap faktor yang berada dalam
sistem sehingga orang mampu untuk memilih alternative terbaik
berdasarkan tujuan mereka.
h) Penilaian dan Konsensus (Judgement and consensus), dimana dalam
Analytical Hierarchy Process (AHP) tidak mengharuskan adanya
konsensus tetapi melakukan penggabungan hasil penilaian yang
berbeda.
i) Pengulangan proses (Process repetition), dimana Analytical
Hierarchy Process (AHP) mampu menyaring definisi dari suatu
permasalahan dan mampu mengembangkan penilaian serta
pengertian mereka yang menjadi pembuat keputusan melalui proses
pengulangan.
2) Kelemahan
a) Model Analytical Hierarchy Process (AHP) memiliki
ketergantungan terhadap input utamanya. Input utama berupa
persepsi dari seorang ahli sehingga melibatkan subyektifitas sang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
50
ahli tersebut. Selain itu, model yang ada menjadi tidak berarti jika
ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
b) Model Analytical Hierarchy Process (AHP) ini hanya sebuah
metode matematis tanpa dilakukan pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari sebuah kebenaran model
yang terbentuk.
c. Skala Penilaian Analytical Hierarchy Process (AHP)
Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas Kepentingan Keterangan
1 Kedua elemen sama penting.
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting
daripada elemen yang lainnya.
5 Elemen yang satu lebih penting
daripada elemen yang lainnya.
7 Elemen yang satu jelas lebih mutlak
penting daripada elemen yang lainnya.
9 Elemen yang satu mutlak penting
daripada elemen yang lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan yang berdekatan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
51
Menurut Saaty (Fauzi & Hidayatullah, 2017: 68) dalam menangani
berbagai macam persoalan, dengan menggunakan skala 1 sampai 9
merupakan skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Tabel diatas
merupakan skala nilai perbandingan berpasangan yang diterapkan dalam
praktik pengambilan keputusan dari segi intensitas atau preferensi dengan
menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process. Dalam hal ini
keterangan intensitas kepentingan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Nilai 1 menunjukan bahwa kedua elemen memiliki pengaruh yang
sama.
2) Nilai 3 menunjukan bahwa penilaian sedikit lebih memihak pada salah
satu elemen dibandingkan dengan pasangannya.
3) Nilai 5 menunjukan bahwa penilaian sangat memihak pada salah satu
elemen disbanding pasangannya.
4) Nilai 7 menunjukan bahwa salah satu elemen sangat berpengaruh dan
mendominasi dan tampak secara nyata.
5) Nilai 9 menunjukan bukti bahwa salah satu elemen sangat penting
daripada pasangannya adalah sangat jelas.
6) Nilai 2,4,6,8 menunjukan bahwa nilai-nilai ini diberikan jika terdapat
keraguan diantara kedua penilaian yang berdekatan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
52
Fauzi & Hidayatullah (2017: 68) menjelaskan bahwa beberapa
pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan akan disintesis untuk
memperoleh keseluruhan prioritas dengan melalui tahapan sebagai berikut:
1) Mengkuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.
2) Menghitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian melakukan
normalisasi pada matriks.
Konsistensi logis menjadi hal yang diandalkan dalam melakukan
perbandingan berpasangan sesuai yang dijelaskan oleh Fauzi &
Hidayatullah (2017:68) bahwa semua elemen akan dikelompokkan secara
logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai kriteria yang logis. Dalam
hal ini Suryadi & Ramdhani (Fauzi & Hidayatullah, 2017: 68)
mengingatkan bahwa matriks bobot yang diperoleh dari hasil melakukan
perbandingan berpasangan harus memiliki hubungan kardinal dan ordinal
dimana hubungan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
1) Hubungan kardinal: aij.ajk = aik
2) Hubungan ordinal: Ai > Aj, Aj > Ak = Ai > Ak
Dalam konteks hubungan ini dapat dilihat dengan dua hal sebagai
berikut:
1) Melihat dengan preferensi multiplikatif, dengan mengambil contoh
apabila anggur lebih enak 4 kali dari pada mangga dan mangga lebih
enak 2 kali dari pada pisang, maka konklusinya anggur lebih enak 8 kali
dari pisang.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
53
2) Melihat dengan preferensi transitif, dengan mengambil contoh apabila
anggur lebih enak dari pada mangga dan mangga lebih enak dari pada
pisang maka konklusinya anggur lebih enak dari pisang.
Beberapa hal diatas ketika masuk dalam praktik dalam keadaan
sebenarnya akan terjadi konflik dengan beberapa penyimpangan dari
hubungan tersebut sehingga matriks ini dapat dikatakan tidak konsisten.
Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan konsistensi logis dengan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melakukan pengkalian matriks dengan prioritas yang bersesuaian.
2) Menjumlahkan hasil perkalian berbaris.
3) Hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan prioritas yang bersangkutan
lalu hasilnya dijumlahkan.
4) Hasilnya dibagi dengan jumlah elemen yang akan menghasilkan λ max.
5) Indeks Konsistensi = CI / RI dimana RI adalaah indeks random
konsistensi.
d. Tahapan melakukan Teknik Analytical Hierarchy Process (AHP)
Tominanto (Saefudin & Wahyuningsih, 2014: 34) menjelaskan
beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan teknik
Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk melakukan sebuah pengukuran
yang memerlukan hasil berupa prioritas keputusan dari beberapa alternatif
yang ditawarkan. Berikut adalah langkah-langkah yang harus ditempuh:
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
54
1) Menentukan prioritas elemen dengan membuat perbandingan
berpasangan yaitu dengan membandingkan elemen secara berpasangan
sesuai dengan kriteria yang telah diberikan dengan menggunakan
mantriks.
2) Mengisi matrik perbandingan berpasangan menggunakan bilangan yang
bertujuan sebagai representasi kepentingan relatif dari satu elemen.
3) Beberapa pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan harus di
sintesis terlebih dahulu untuk memperoleh keseluruhan prioritas.
Berikut adalah langkah-langkah yang harus ditempuh:
a) Menjumlahkan nilai dari setiap kolom yang berada dalam matriks.
b) Membagi setiap nilai di dalam kolom dengan total kolom di
dalamnya untuk memperoleh normalisasi matriks.
c) Menjumlahkan nilai setiap matriks kemudian dibagi dengan jumlah
elemen untuk mendapatkan hasil nilai rata-rata.
d) Mengukur konsistensi dengan memperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut:
(1) Mengkalikan nilai di kolom pertama dengan prioritas relatif
elemen yang pertama, nilai di dalam kolom kedua dikalikan
dengan prioritas relatif elemen yang kedua, dan seterusnya.
(2) Jumlahkan setiap baris.
(3) Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas
relatif yang bersangkutan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
55
(4) Mulai membagi hasil diatas dengan banyaknya elemen yang ada,
kemudian hasilnya disebut sebagai eigen value (λ max).
(5) Menghitung indeks konsistensi (Consistency index)
menggunakan rumus:
CI = (λ max -n ) / n
Dimana,
CI: Consistency Index
λ max: Eigen Value
n: Banyaknya elemen
(6) Menghitung konsistensi rasio (CR) menggunakan rumus:
CR = CI / RC
Dimana,
CR: Consistency Ratio
CI: Consistency Index
RC: Random Consistency
Tabel 2.3 Nilai Random Index
Sumber: Saaty (Olanta., dkk, 2019: 98)
Jika CR< 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan didalam
matriks kriteria dikatakan konsisten. Jika CR ≥ 0,1 maka nilai
perbandingan berpasangan dalam matriks kriteria, tidak konsisten.
Jika tidak konsisten, pengisian nilai-nilai dalam matriks
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
56
berpasangan pada unsur kriteria maupun unsur alternative harus
diulang.
(7) Hasil akhir yaitu prioritas global dianggap sebagai nilai yang
digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan nilai yang
tertinggi.
7. Analisis Sistem
Analisis Sistem melakukan penguraian terhadap sistem informasi
yang utuh kedalam unit-unit komponennya untuk mengidentifikasi
sekaligus mengevaluasi berbagai macam permasalahan yang menghambat
suatu sistem informasi sehingga nantinya akan dilakukan perbaikan dan
pengembangan pada tahap evaluasi. Analisis sistem terdiri dari 2 kata yang
masing-masing memiliki makna dan saling berkaitan satu sama lain. Berikut
adalah penjelasannya:
a. Konsep Dasar Analisis
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Edisi ke 5 yang dikembangkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2016)
menjabarkan pengertian analisis adalah sebagai berikut:
1) Analisis adalah kegiatan penyelidikan terhadap suatu peristiwa yang
bertujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya yaitu penyebab
terjadinya, duduk perkaranya dan lain-lain.
2) Analisis merupakan penguraian suatu hal yang umum kedalam beberapa
bagian yang selanjutnya dilakukan penelaahan pada masing-masing
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
57
bagiannya serta hubungan antar bagian untuk mendapatkan definisi
yang tepat serta pemahaman arti keseluruhan.
3) Analisis adalah penjabaran yang dilakukan setelah mengkaji suatu
materi dengan sebaik-baiknya.
4) Analisis adalah problem solving yang diawali dengan dugaan akan
kebenarannya
Analisis merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari suatu
pola. Analisis berhubungan dengan cara berpikir yang mengarah pada
pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian,
hubungan antar bagian dan hubungannya dengan keseluruhan (Sugiyono,
2015:335). Dalam hal ini berarti analisis digunakan untuk memahami
hubungan dan konsep dalam data yang tersaji sehingga hipotesis dapat
dikembangkan dan di evaluasi
Nasution (Sugiono, 2017: 334) menegaskan bahwa melakukan
analisis menjadi salh satu pekerjaan yang sulit dan memerlukan kerja keras.
Analisis memerlukan kreatifitas serta kemampuan intelektual yang cukup
tinggi. Setiap peneliti mencari sendiri metode yang cocok dengan sifat
penelitiannya. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan
analisis, sehingga Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti
yang berbeda.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat ditarik kesimpulan
bahwa analisis merupakan proses penguraian masalah yang memuat
sejumlah kegiatan untuk membedakan, memilah sesuatu untuk
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
58
dikelompokan menurut kriteria tertentu kemudian dicari keterkaitannya satu
sama lain lalu ditafsirkan makna yang terkandung didalamnya.
b. Konsep Dasar Analisis Sistem
Analisis sistem dapat diartikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi dalam kondisi masih utuh kedalam unit-unit komponennya
dengan tujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi suatu
permasalahan (Rozaq., & Hardinto dkk, 2018: 4). Analisis sistem
menguraikan informasi yang masih utuh kedalam beberapa komponen dan
bertujuan untuk mengidentifikasikan sekaligus mengevaluasi permasalahan
yang terjadi pada sebuah sistem sehingga dapat dilakukan perbaikan atau
pengembangan. Tujuan dilakukannya analisis terhadap suatu sistem
informasi digunakan untuk:
1) Memberikan nasihat atas kebutuhan informasi pada fungsionalitas
kinerja yang berhubungan dengan sistem di dalam pelaksanaan
operasional.
2) Membantu mengambil keputusan atau kebijakan.
3) Mengevaluasi sistem yang sedang berjalan.
4) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai yang diawali dari pengolahan
data sampai pada tahap pembuatan laporan.
5) Menyusun tahap perencanaan jangka Panjang untuk masa yang akan
datang dalam proses pengembangan sistem.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
59
B. Kerangka Pemikiran
Persoalan penting dalam mengelola SIAKAD salah satunya adalah
performance yang menjadi aspek dalam melakukan analisis terhadap kualitas
dari sebuah sistem yang sedang berjalan. Performance menjadi komitmen
sebuah sistem informasi dalam menjaga kepercayaan pengguna terhadap
pengelolaan berbagai macam data di dalamnya. Implementasi sistem informasi
akademik (SIAKAD) tidak luput dari suatu kendala teknis yang tidak bisa
diprediksi, begitu juga dengan SIAKAD yang menjadi pusat data akademik di
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS).
Implementasi SIAKAD menemui beberapa kendala yang dapat
menghambat mekanisme kerja sistem dari segi kualitas sistem yang mengarah
pada ketersediaan kualitas informasi sehingga dapat mempengaruhi aspek
performance sistem. Berdasarkan pada beberapa pengaduan permasalahan
SIAKAD melalui group chatting platform, bahwa seiring dengan
pengembangan sistem yang dilakukan terdapat kendala dalam fleksibilitas
sistem dimana SIAKAD tidak selalu dapat diakses melalui browser tertentu
kemudian salah satu Staff pengelola yang berperan sebagai operator
menyarankan untuk membukanya di browser yang lain, hal ini tentu
mengganggu proses terbentuknya kualitas sistem dalam menyediakan
informasi. Kemudian kendala lain yang muncul yaitu terkait informasi
keakuratan data akademik dari segi kelengkapan informasi yang saling
terintegrasi satu sama lain pada bagian menu kartu rencana studi, terdapat
beberapa aksi yang berbeda dalam perolehan informasi sehingga hal ini dapat
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
60
mempengaruhi kualitas performance SIAKAD karena informasi yang
dihasilkan mengalami gangguan (noise) dari segi kelengkapan informasi yang
disajikan sehingga seiring dengan berjalannya waktu terus dilakukan perbaikan
dan pembaharuan sistem. Terlepas bahwa permasalahan teknis ini merupakan
human error maupun system error, tentunya perlu dilakukan penanganan yang
serius.
Seiring dengan peranan sistem dibutuhkan analisis terhadap sistem
tersebut sehingga timbul suatu kebutuhan untuk memantau sistem yang sedang
berjalan dalam memastikan efektifitas fungsi dari SIAKAD yang dijalankan
melalui analisis yang sistematis. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian
analisis performance terhadap SIAKAD untuk meningkatkan mekanisme kerja
SIAKAD. Dalam hal ini subjek yang akan diteliti adalah mahasiswa sebagai
pengguna mayoritas yang berkaitan langsung dengan administrasi akademik
selama studi dan berinteraksi langsung dengan SIAKAD tersebut. Maka dalam
hal ini diperlukan peningkatan dalam mekanisme kerja sistem dengan melihat
kepuasan pengguna melalui penilaian karakteristik yang diinginkan sebuah
sistem yaitu kualitas sistem itu sendiri sehingga perlu ditingkatkan dari segi
kualitas informasi yang disediakan dalam menunjang administrasi akademik
mahasiswa. Dalam rangka untuk memberikan informasi tentang performance
sebuah sistem informasi perlu dilakukanan analisis dengan menggunakan IT
Balanced scorecard yang telah ikut serta memberikan kontribusi dalam
efektifitas berlangsungnya administrasi akademik pada saat ini sekaligus untuk
menjawab tantangan masa depan dari penggunaan SIAKAD.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
61
Gambar berikut mendeskripsikan kerangka konsep penelitian tentang
“Analisis Performance Terhadap Sistem Infromasi Akademik Menggunakan IT
Balanced Scorecard Untuk Meningkatkan Mekanisme Kerja Sistem di
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya”
Sistem Informasi
Akademik (SIAKAD)
Sistem Informasi
Akademik (SIAKAD)
Sistem Informasi
Akademik (SIAKAD)
Sistem Informasi
Akademik (SIAKAD)
Kendala Teknis
Kendala Teknis
Kendala Teknis
Kendala Teknis
Fleksibilitas sistem
terganggu
Informasi data tidak
relevan
Informasi data tidak
relevan
Informasi data tidak
relevan
Keakuratan data
mengalami gangguan
pengawasan data
pribadi
Masih minim
pengawasan data
pribadi
kurang diperhatikan
pengawasan data
pribadi
Masih minim
Performance SIAKAD
Performance
Performance
Performance
Mekanisme Kerja Sistem
Mekanisme Kerja Sistem
Mekanisme Kerja Sistem
Mekanisme Kerja Sistem
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Penelitian
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
62
C. Kajian Penelitian yang Relevan
Tabel 2.4 Kajian Penelitian yang Relevan
No Nama Peneliti dan Judul Penelitian
Perbedaan Penelitian Persamaan
penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti
1. Muhammad, Rizal Munadi dan M.
Subianto. Judul “Evaluasi Kinerja
Sistem Informasi Akademik
Menggunakan IT Balanced Scorecard
Pada Universitas Serambi Mekkah
Banda Aceh”. Jenis Penelitian ini
adalah studi kasus yang
dipublikasikan pada tahun 2018,
Penelitian ini dari Universitas Syiah
Kuala.
- Meneliti performa untuk
mengevaluasi kinerja
sistem informasi
akademik pada
Universitas Serambi
Mekkah.
- Subjek penelitian adalah
responden yang memiliki
akses langsung ke
SIAKAD, Responden
- Meneliti kinerja dan
Sistem Informasi
Akademik (SIAKAD)
untuk meningkatkan
mekanisme kerja sistem.
- Subjek penelitian adalah
Mahasiswa, dosen dan
staff pengelola SIAKAD
UMTAS.
- Persamaannya
terletak pada
objek penelitian
yaitu SIAKAD,
aspek yang
diteliti adalah
performance
(kinerja) sistem,
dan metode yang
digunakan yaitu
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
63
No Nama Peneliti dan Judul Penelitian
Perbedaan Penelitian Persamaan
penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti
Link:
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAcPS/a
rticle/view/10218
yang rutin menggunakan
SIAKAD dalam
pekerjaan sehari - hari,
dan orang yang bertugas
di bidang akademik.
IT Baalanced
Scorecard.
2. Bertho Molly, Andeka Rocky T, dan
Melkior Nikolar S. Judul “Analisis
Kinerja Sistem Informasi dan
Teknologi Informasi Untuk
Menunjang Kinerja Karyawan
Menggunakan Framework IT
Balanced Scorecard (Studi Kasus
- Objek yang akan diteliti
yaitu sistem informasi dan
teknologi informasi
berupa Wi Fi.
- Tujuan penelitian untuk
menunjang kinerja
karyawan.
- Objek yang akan diteliti
adalah SIAKAD
UMTAS.
- Tujuan penelitian untuk
meningkatkan
mekanisme kerja sistem
- Persamaan
terletak pada
penggunaan
analisis kinerja,
penggunaan
metode IT
Balanced
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
64
No Nama Peneliti dan Judul Penelitian
Perbedaan Penelitian Persamaan
penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti
Pada Wi-Fi Universitas Kristen Satya
Wacana). Jenis penelitian ini adalah
studi kasus yang dipublikasikan pada
tahun 2017. Penelitian dari
Universitas Kristen Satya Wacana.
Link:
http://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/
view/499
- Penelelitian dilakukan di
Universitas Kristen Satya
Wacana.
- Penelitian dilakukan di
Universitas
Muhammadiyah
Tasikmalaya.
Scorecard dan
memiliki
kesamaan pada
jenis penelitian
studi kasus.
3. Ahmad Fikri Syarif, Prihanto Ngesti
Basuki, Agustinus Fritz Wijaya. Judul
“Analisis Kinerja Sistem Informasi
pada PT. Bank Central Asia
- Objek yang akan di teliti
adalah sistem informasi
pada PT. Bank Central
Asia.
- Objek yang akan di teliti
adalah SIAKAD.
- Persamaannya
terletak pada
kegiatan analisis,
dan metode yang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
65
No Nama Peneliti dan Judul Penelitian
Perbedaan Penelitian Persamaan
penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti
Menggunakan IT Balanced
Scorecard”. Jenis penelitian ini adalah
studi kasus yang dipublikasikan pada
tahun 2017. Penelitian dari
Universitas Kristen Satya Wacana.
Link:
http://ejnteti.jteti.ugm.ac.id/index.php/JN
TETI/article/view/393
- Penelitian dilakukan di
Universitas Kristen Satya
Wacana.
- Penelitian ini sangat erat
kaitannya dengan
pelayanan finansial.
- Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk
- Penelitian dilakukan di
Universitas
Muhammadiyah
Tasikmalaya.
- Penelitian ini erat
kaitannya dengan
pelayanan sistem
Pendidikan di perguruan
tinggi.
- Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk
menghasilkan referensi
digunakan yaitu
sama-sama
menggunakan
metode IT
Balanced
Scorecard.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
66
No Nama Peneliti dan Judul Penelitian
Perbedaan Penelitian Persamaan
penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti
menggambarkan kinerja
SI/TI di lingkungan PT.
Bank Central Asia
dalam meningkatkan
kinerja SIAKAD.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--