58
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 1990: 11). Menurut Laudon (Rini, 2016: 82) sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling terhubung dalam melakukan proses pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, penyediaan dan pendistribusian sebuah informasi yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan penting dan digunakan untuk pengendalian dalam sebuah organisasi. Suryadi (Iswandy, 2015: 72) menjelaskan bahwa sistem informasi dapat dimaknai dari segi fisik dan fungsinya. Dari segi fisik dapat diinterpretasikan bahwa sistem informasi merupakan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksaannya dilakukan secara bersamaan serta saling mendukung satu sama lain untuk menghasilkan suatu produk tertentu. - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan

(Jogiyanto, 1990: 11).

Menurut Laudon (Rini, 2016: 82) sistem informasi merupakan

sekumpulan komponen yang saling terhubung dalam melakukan proses

pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, penyediaan dan pendistribusian

sebuah informasi yang digunakan untuk mendukung pengambilan

keputusan penting dan digunakan untuk pengendalian dalam sebuah

organisasi.

Suryadi (Iswandy, 2015: 72) menjelaskan bahwa sistem informasi

dapat dimaknai dari segi fisik dan fungsinya. Dari segi fisik dapat

diinterpretasikan bahwa sistem informasi merupakan susunan yang terdiri

dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksaannya dilakukan

secara bersamaan serta saling mendukung satu sama lain untuk

menghasilkan suatu produk tertentu.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

10

Sedangkan Agus Mulyanto (Yusri, 2015: 69) menjelaskan bahwa

sistem informasi merupakan suatu prosedur yang bekerja berdasarkan pada

tujuannya dengan melibatkan sumber daya manusia dalam mengumpulkan

data yang selanjutnya data tersebut diproses menjadi sebuah informasi yang

akan didistribusikan kepada pemakai.

Menurut John Burch dan Gary grudnitski (Jogiyanto, 1991: 12)

terdapat beberapa komponen sistem informasi yang digambarkan sebagai

berikut:

Berdasarkan gambar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

suatu sistem dengan dilengkapi keenam blok tersebut masing-masing

dapat saling berinteraksi satu sama lain membentuk satu kesatuan untuk

mencapai sasarannya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang

komponen sistem informasi:

1) Blok Masukan (input block)

Blok masukan merupakan bagian awal dari data yang masuk ke

dalam sebuah sistem informasi.

Gambar 2.1 Blok sistem informasi yang Berinteraksi

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

11

2) Blok Model (model block)

Blok Model adalah kombinasi prosedur, logika dan model

matematika yang akan memproses data kedalam basis data dengan cara

yang telah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3) Blok Keluaran (output block)

Blok keluaran merupakan hasil pengolahan informasi menjadi

bentuk yang berkualitas dan dokumentasi yang bermanfaat bagi semua

tingkatan manajemen dan semua pemakai sistem.

4) Blok Teknologi (technology block)

Blok teknologi adalah alat dalam sebuah sistem informasi,

teknologi berguna untuk menerima input, menjalankan model,

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan

output dan memantau pengendalian sistem secara keseluruhan.

5) Blok Basis Data (Data base block)

Blok basis data adalah berbagai macam kumpulan data yang

saling terhubung satu sama lain, letaknya berada di dalam perangkat

keras komputer dengan menggunakan software database.

6) Blok Kendali (control block)

Blok kendali adalah komponen yang bertugas untuk

mengendalikan gangguan terhadapat sistem informasi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan

bahwa sistem informasi adalah sistem yang terdiri dari berbagai macam

komponen yang membentuk satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

12

yaitu menyediakan informasi bagi pengguna yang membutuhkan. Dari

penjelasan diatas tentang sistem informasi, dalam pengambilan

maknanya sistem informasi berasal dari dua kata yaitu sistem dan

informasi. Berikut adalah penjelasannya:

a. Pengertian Sistem

Jerry FitzGerald (Jogiyanto, 1989: 1) menyatakan bahwa sistem

merupakan suatu jaringan kerja yang tersusun dari prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul untuk melaksanakan suatu kegiatan atau untuk

menyelesaikan sasaran tertentu.

Pengertian sistem menurut McLeod (Rini, 2016: 82) adalah

sebagai berikut: “A system is a group of elements that are integrated

with the common purpose of achieving an objective”. Sistem adalah

sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk

mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini sistem merupakan gabungan dari

beberapa elemen yang membentuk satu kesatuan dengan melaksanakan

perannya masing-masing untuk mencapai tujuan Bersama. Berdasarkan

beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang

membentuk sebuah sub sistem dan saling berkaitan satu sama lain untuk

mencapai tujuan tertentu.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

13

1) Kualitas Sistem

Kualitas sistem dikemukakan oleh Gaspersz (Fitri, 2014: 25)

berupa sekumpulan prosedur yang terdokumentasi dan beberapa praktek

standar dalam manajemen sistem yang bertujuan untuk menjamin

kesesuaian dari suatu proses dan produk berupa barang maupun jasa

terhadap kebutuhan atau peryaratan yang ditentukan atau dilakukan

spesifikasi oleh pelanggan / pengguna dan organisasi.

DeLone dan McLean (Krisdiantoro, Yuyut dkk., 2018: 154)

mengungkapkan bahawa kualitas sistem merupakan salah satu dimensi

dalam suatu model kesuksesan dari sistem informasi. Beliau juga

menjelaskan bahwa kualitas sistem berfokus pada sistem itu sendiri

dengan menggunakan ukuran performance yang biasa digunakan yaitu

fleksibilitas sistem, integrasi, waktu respon dan kehandalan.

Dalam pembahasan kualitas sistem menunjukan bagaimana

organisasi menerapkan praktek dalam lingkup manajemen kualitas

secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pengguna. DeLone dan

McLean (Fitri, 2014: 26) menyebutkan bahwa kualitas sistem dapat

diwujudkan kedalam seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat

diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut:

a) Ease ofUuse (Kemudahan Penggunaan)

Sistem informasi dikatakan berkualitas apabila sistem tersebut

dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahannya

dalam menggunakan sistem informasi tersebut.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

14

b) Response Time (Kecepatan Akses)

Kecepatan akses dapat diukur melalui kecepatan pemrosesan dan

waktu respon dalam mengakses sistem informasi tersebut.

c) Reliability (Keandalan Sistem)

Reliabilitas atau keandalan sistem informasi yang dimaksud

dalam konteks ini adalah ketahanan sistem informasi dari sebuah

kerusakan dan kesalahan.

d) Flexibility (Fleksibilitas)

Kualitas sistem yang dimaksud dari segi fleksibilitas yaitu

kemampuan sistem informasi dalam melakukan perubahan yang

berkaitan dengan tugasnya yaitu memenuhi kebutuhan pegguna.

e) Security (Keamanan)

Keamanan sistem dilihat melalui data pengguna yang tersimpat

secara aman oleh suatu sistem informasi

b. Pengertian Informasi

Informasi merupakan data yang telah diolah kedalam bentuk yang

lebih berguna dan lebih bermakna bagi penerimanya (Jogiyanto, 1989:

8). Konsep dasar informasi menurut Gordon B. Darwis (Rachmawati &

Bachtiar, 2018: 78) yaitu bahwa informasi adalah data yang sudah

diolah menjadi hal penting bagi penerimanya dan memiliki nilai nyata

yang dapat dirasakan dalam mengambil keputusan - keputusan yang

penting baik sekarang maupun yang akan datang.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

15

Rudi, dkk (2016: 32) menyatakan bahwa informasi adalah hasil

dari data yang telah diolah kedalam bentuk yang lebih bermakna dan

berguna bagi penerimanya dan digunakan untuk mengambil keputusan

penting baik di masa kini maupun masa yang akan datang. Berdasarkan

beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi

merupakan hasil pemrosesan data yang diolah sedemikian rupa menjadi

sekumpulan pernyataan yang membentuk informasi dan berguna bagi

pengambilan suatu keputusan.

1) Kualitas Informasi

Jogiyanto (1989: 10) mengungkapkan bahwa kualitas suatu

informasi (quality of information) tergantung pada tiga hal penting yaitu

diantaranya bahwa informasi harus akurat, (accurate), tepat pada

waktunya (timelines) dan relevan (relevance). John Burch dan Garry

grudnitski dalam Jogiyanto (1989: 10) membuat gambaran dari kualitas

informasi yang berbentuk seperti bangunan dilengkapi oleh dua buah

pilar sebagai penunjangnya. Berikut adalah gambar dari kualitas

informasi:

Gambar 2.2 Pilar Kualitas Informasi

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

16

Dari gambar pilar kualitas informasi dapat ditarik kesimpulan yaitu:

a) Akurat (accurate), informasi yang tersedia harus akurat karena

banyak kemungkinan akan terjadi gangguan (noise) yang dapat

merubah atau merusak informasi yang didapat dari sumber sampai

ke penerima. Komponen akurat menurut jogiyanto (Fitri, 2014: 27)

adalah sebagai berikut:

(1) Completeness (kelengkapan), yaitu informasi yang dihasilkan

ataupun yang dibutuhkan memiliki kelengkapan yang baik, hal

ini dikarenakan apabila informasi yang dihasilkan tidak lengkap

akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan

(2) Corectness (kebenaran), yaitu informasi yang dihasilkan harus

mengandung kebenaran.

(3) Security (keamanan), yaitu informasi yang dihasilkan harus

memiliki keamanan didalamnya sehingga dapat memberikan

rasa aman kepada penggguna.

(4) Tepat pada waktunya (Timelines), artinya bahwa informasi yang

akan disampaikan kepada penerima harus tepat waktu dan tidak

boleh terlambat. Informasi yang sudah lama tidak akan

mempunyai nilai lagi. Karena informasi menjadi landasan dalam

mengambil keputusan. Apabila terjadi keterlambatan dalam

mengambil keputusan, maka akan berakibat fatal untuk

organisasi.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

17

(5) Relevan (relevance), berarti informasi tersebut harus bermanfaat

bagi penerimanya. Relevansi informasi untuk satu orang dengan

yang lainnya dapat berbeda karena tergantung pada informasi

yang dibutuhkannya.

Sementara DeLone dan McLean (Fitri, 2014: 27) juga

berpendapat sama seperti Jogiyanto bahwa kualitas informasi

dipengaruhi oleh relevan (relevancy), akurat (accuracy), tepat waktu

(timelines) dan menambahkan satu indikator lagi yaitu dapat dipercaya

(reliability).

2) Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (1989: 11) mengungkapkan bahwa nilai

informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat

dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

2. SIAKAD

a. Konsep Dasar SIAKAD

Akademik merupakan bidang yang mempelajari tentang

kurikulum yang berperan untuk meningkatkan pengetahuan dalam

ranah pendidikan / pembelajaran yang dikelola oleh sekolah atau

lembaga Pendidikan. Dengan demikian Alpiandi M.R menyimpulkan

bahwa Sistem informasi akademik merupakan sistem yang memberikan

layanan informasi berupa data yang berhubungan dengan data akademik

(Purwanto, 2017: 26).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

18

Suzanto & Sidharta (2015: 19) mengungkapkan bahwa Sistem

informasi akademik adalah bagian dari pengendalian internal suatu

kegiatan akademik berupa pemanfaatan sumber daya manusia,

teknologi, dokumen, dan prosedur oleh manajemen untuk memecahkan

masalah akademik. Sistem informasi akademik bekerja berdasarkan

aktivitas yang dilakukan manajemen dengan menggunakan perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software), prosedur pedoman,

model manajemen dan keputusan, serta terdapat sebuah database yang

menyimpan seluruh data akademik.

Sistem Informasi akademik adalah sistem yang melakukan

pengelolaan data kegiatan akademik, keuangan dan elemen lainnya

sebagaimana dalam mengelola informasi. Sistem informasi akademik

dapat melakukan kegiatan administrasi mahasiswa dalam administrasi

akademik, baik yang berkaitan dengan kelengkapan dokumen,

keuangan yang muncul pada kegiatan registrasi atau kegiatan

operasional administrasi akademik lainnya (Hamdani, 2016: 42)

SIAKAD online merupakan suatu sistem informasi akademik

yang dibangun dengan tujuan untuk memberi kemudahan kepada

penggunanya dalam kegiatan administrasi akademik kampus secara

online, seperti penerimaan mahasiswa baru, pengelolaan kurikulum,

pengisian Kartu Rencana studi (KRS), pembuatan jadwal kuliah,

informasi Kartu Hasil Studi (KHS), pengelolaan data dosen dan

mahasiswa, pembuatan transkrip nilai, serta aktifitas akademik lainnya.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

19

Sistem informasi akademik dapat berfungsi sebagai pendukung untuk

analisis data dalam menentukan keputusan kampus (Fatih, 2017: 23)

Sistem Informasi akademik yang digunakan di sebuah Lembaga

Pendidikan tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan Bagian keenam Tentang Pengelolaan Pendidikan oleh

Satuan atau Program Pendidikan pasal 59 yang membahas tentang:

1) Penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan mengembangkan

sistem informasi pendidikan berbasis teknologi informasi dan

komunikasi.

2) Sistem informasi pendidikan (satuan atau program Pendidikan)

sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 merupakan subsistem dari

sistem informasi pendidikan nasional.

3) Sistem informasi Pendidikan berdasarkan pada ayat 1 dan 2

memberikan akses informasi administrasi pendidikan dan akses

sumber pembelajaran kepada pendidik, tenaga kependidikan, serta

peserta didik.

Danang (2013) mengungkapkan bahwa ada alasan yang mendasar

dari dibuatnya sistem informasi akademik yaitu sebagai berikut:

1) Kebutuhan akan adanya sistem informasi akademik yang memadai

sangat berguna untuk mempercepat pengolahan data serta

membantu meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

20

2) Keefektifan dalam pengolahan data yang berada di beberapa tempat

membutuhkan tanggapan yang cepat.

3) Sistem jaringan komputer membantu terjadinya komunikasi yang

cepat antara pimpinan, dosen dan karyawan dengan menggunakan

fasilitas E-mail.

4) Sistem jaringan komputer melindungi kepemilikan data secara

online. Jaminan keamanan data tersebut didapatkan melalui

pengaturan hak akses pengguna dan password serta teknik

pengaturan hardisk/penyimpanan sehingga data terlindungi dengan

baik dan dapat diakses oleh pemiliknya setiap saat dari tempat yang

berbeda dalam lingkungan kampus.

5) Jaringan komputer membantu tiap pengguna jaringan tersebut agar

dapat berbagi file (sharing file) sehingga memudahkan dalam

pertukaran data, dan efisiensi waktu serta biaya operasional.

6) Setiap dosen, karyawan, dan pimpinan memiliki hak untuk meng-

upload (mengunggah) ataupun mendownload (mengambil) file ke

server sesuai dengan otorisasi yang diberikan.

b. Manfaat Penerapan SIAKAD

SIAKAD Online (Damas, 2017: 21) menjelaskan beberapa

manfaat dari implementasi SIAKAD yaitu:

1) SIAKAD mengelola seluruh data yang ada secara terintegrasi

sehingga data yang tersedia akan selalu up to date/ realtime dan siap

untuk digunakan. SIAKAD bekerja dengan menggunakan sistem

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

21

basis data secara terpusat sehingga dapat mengurangi resiko

terjadinya duplikasi data.

2) SIAKAD sebagai pusat sarana informasi. Dengan adanya

penjadwalan kelas, pengisian KRS, informasi nilai, dan urusan

akademik lainnya, maka SIAKAD menjadi pusat informasi yang

dibutuhkan bagi seluruh civitas kampus;

3) SIAKAD memudahkan pengguna untuk dapat memantau

perkembangan kegiatan-kegiatan akademik di dalam kampus,

sehingga setiap proses dapat dilakukan secara efektif dan efisien

dalam hal ini SIAKAD menjadi rekam kegiatan kampus.

4) SIAKAD menyediakan fasilitas media komunikasi kepada seluruh

pengguna untuk saling berkomunikasi. SIAKAD berperan sebagai

media Komunikasi pengguna.

5) SIAKAD menyediakan fitur untuk membuat laporan terhadap PD

DIKTI (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi) sesuai dengan standar

nasional, sehingga dapat memberikan memudahkan dalam

pembuatan laporan.

c. Indikator SIAKAD

Penggunaan sebuah sistem memiliki ketergantungan pada

aspek-aspek tertentu yang menjadi bagian dalam kerja sebuah sistem.

Berdasarkan pada pernyataan tersebut, menurut De Lone dan Mc Lean

(Hamdani, 2016: 49) maka efektifitas sistem informasi akademik dapat

dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu:

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

22

1) Kualitas sistem, merupakan gabungan hardware dan software dalam

sistem informasi yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan

tertentu. Kualitas sistem diukur dengan melihat konsistensi pada

rancangan navigasi, desain, kegunaan, fungsi, tanggap/ responsitas,

dan ketersediaan data online yang disediakan oleh sistem informasi

akademik.

2) Kualitas informasi yang terdiri dari kualitas dalam pengumpulan,

pemrosesan, penyimpanan dan pendistribusian informasi yang

digunakan untuk mendukung pengambilan kebijakan tertentu dan

pengawasan dalam organisasi. Kualitas informasi dapat diukur

berdasarkan kemudahan untuk dimengerti, kegunaan informasi yang

sesuai dengan yang diinginkan, daya tarik sebuah informasi, konten

dan kelengkapan informasi berupa teks, grafik, angka dan gambar,

dan ketepatan informasi yang sampaikan.

3) Kualitas proses yang terdiri dari kemudahan dalam melacak data dan

informasi yang dihasilkan yang cukup lengkap, sehingga dapat

memberikan kenyamanan dalam mencari informasi yang

diperlukan. Kualitas proses diukur melalui efisiensi proses

pengolahan informasi, kehandalan proses dalam menganalisis

informasi, akurasi data dalam sebuah informasi, kemudahan

menginisiasi, pengolahan data dapat dengan mudah dipahami, serta

proses penelusuran dan kelengkapan data dalams ebuah informasi.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

23

4) Kualitas layanan yang diberikan yaitu kualitas yang melakukan

perbandingan antara harapan dengan kinerja. Kualitas layanan

diukur berdasarkan kecakapan dalam merespon keluhan pengguna,

sejauh mana layanan yang diberikan dalam kondisi mendesak

sehingga dapat dijadikan pengambilan keputusan, dapat memahami

pemikiran pengguna, pengadaan pelatihan saat terjadi

perkembangan khususnya bagi pengguna.

3. Performance (Kinerja)

Performance menurut Cushway dan Mangkunegara (Devi, 2017: 11)

adalah penilaian bagaimana hasil pekerjaan seseorang kemudian

dibandingkan dengan target yang telah ditentukan. Kinerja bisa dikatakan

sebagai hasil kerja dari segi kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab

yang diberikan kepadanya.

Soegiharto (Abhimantra & Suryanawa, 2016: 1791) menjelaskan

bahwa Performance merupakan proses penilaian terhadap kegiatan yang

telah dilaksanaka kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Performance dalam organisasi adalah sebuah pembuktian

jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Soegiharto juga mengatakan bahwa Performance sistem berarti penilaian

pada pelaksanaan sistem tersebut, apakah sudah sesuai dengan tujuannya

atau belum.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

24

Menurut Davis & Wayan (Qadri, 2017: 32) kinerja sangat berkaitan

dengan tujuan yang dijadikan sebagai hasil perilaku kerja seseorang.

Sedangkan Larkin dan Sweikart mendefinisikan Performance sebagai hasil

pola tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai dengan standar

prestasi yang telah ditentukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif,

semuanya telah ditetapkan oleh individu secara pribadi maupun oleh

perusahaan sebagai otoritas yang menaunginya. Performance identik

dengan kemamapuan seorang auditor dan berhubungan dengan komitmen

suatu profesi.

Performance berkaitan erat dengan perbandingan hasil kerja yang

dilakukan seseorang dengan ekspektasi ataupun tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini penilaian performance memiliki

hubungan dengan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) personalianya

dan sebuah sistem yang menaunginya.

a. Performance SDM

1) Standar Performance SDM

Standar Performance menjadi bagian dari persyaratan tugas yang

harus dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang telah

diberikan. Standar performance menjadi langkah penting sebelum

menentukan tujuan, dengan adanya standar ini diharapkan dapat

membantu menetapkan tingkat performance yang diharapkan dari

pelaksanaan pekerjaan. Tanpa adanya standar, dapat terjadi kerncuan

dalam pengukuran kinerja.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

25

Standar performance yang baik menurut Sedarmayanti (Bandari,

2016: 19) memiliki beberapa macam kriteria yaitu:

a) Pencapaian tujuan sesuai dengan usaha yang dilakukan pada kondisi

yang diharapkan sebelumnya.

b) Ekonomis, biaya yang dikeluarkan dalam tahap wajar jika

dihubungkan dengan pelaksanaan kegiatan yang mencakup

usahanya.

c) Kegiatan yang mendukung performance dapat diterapkan sesuai

dengan kondisi yang ada. Apabila terjadi perubahan, maka harus

disesuaikan dengan kondisi yang ada.

d) Konsisten, performance yang konsisten akan membantu

keseragaman komunikasi pendistribusian informasi dalam ranah

operasi kepada keseluruhan fungsi organisasi.

e) Menyeluruh, memiliki cakupan ke seluruh aktivitas yang saling

berkaitan.

f) Dimengerti, dapat dengan mudah diekspresikan secara jelas untuk

menghindari kesalahan komunikasi, instruksi yang memang harus

digunakan secara terperinci dan jelas.

g) Terukur, artinya hasil dari performance harus dapat

dikomunikasikan dengan presisi yang telah ditetapkan.

h) Stabil, artinya performance harus memiliki waktu yang cukup untuk

memprediksi dan menyediakan usaha yang akan dilakukan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

26

i) Adaptif, artinya fleksibel mengikuti perkembangan tanpa mengubah

suatu apapun dalam keseluruhan struktur, dimana dalam hal

mendesain dapat menambah elemen, merubah, dan membuat sesuai

dengan yang terkini tanpa melakukan perubahan pada seluruh

struktur.

j) Legitimasi, secara resmi disetujui.

2) Aspek yang Dinilai dalam Standar Performance SDM

Mangkunegara (Setyowati & Haryani, 2016: 62) mengatakan

bahwa terdapat beberapa aspek yang digunakan dalam penilaian kinerja

diantaranya kesetiaan, kejujuran, kedisiplinan, hasil kerja,

kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, prakarsa, kecakapan,

kepribadian dan tanggung jawab.

b. Performance Sistem

1) Ukuran Performance Sistem Informasi

Terdapat beberapa pendapat dalam faktor ukuran suatu

performance sistem, salah satunya adalah ukuran performance sistem

menurut Marle P Martin (Taufiq & Fitri, 2018: 41) yang menjelaskan

ukuran performance sistem berdasarkan:

a) Relevansi (Relevancy), yaitu output dari sistem informasi digunakan

untuk operasional dan strategi manajemen sistem. Apabila tidak

maka informasi menjadi tidak berguna dan informasi yang

dihasilkan menjadi tidak jelas dan kurang bermakna.

b) Keakuratan (Accuracy) yaitu sistem informasi harus akurat

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

27

c) Kelengkapan (completeness) yaitu data harus diinput dengan benar

dan lengkap.

d) Kebenaran (correctness) yaitu data / informasi yang dihasilkan harus

benar, karena kebenaran menjadi cara lain untuk menilai akurasi

sistem.

e) Keamanan (Security), diperlukan otorisasi dari pihak keamanan data

(security audits) karena pada dasarnya sering terjadi transaksi

pemindahan informasi yang dikirimkan ke orang lain yang

membutuhkan (pengguna).

f) Ketepatan Waktu (Timeliness) yaitu bahwa sistem informasi harus

dapat melakukan proses secara cepat dan tepat waktu.

g) Ekonomi (Economy) yaitu penggunaan sumber daya dan biaya

operasional yang wajar dalam sebuah sistem informasi.

h) Efisiensi (Efficiency) menjadi sebuah nilai manfaat (Produktivitas)

dari penggunaan sistem informasi dibandingkan dengan penggunaan

sumber daya manusia dan modal investasi yang digulirkan (per

satuan unit ekonomi).

i) Reliabilitas (reliability) yaitu sebuah hal yang menunjukkan

kestabilan dari pengguna sistem informasi.

j) Kemudahan penggunaan (usability), sistem informasi didesain

dengan memberikan kemudahan bagi pengguna.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

28

2) Strategi Peningkatan Kinerja Sistem

Ward dan Peppard (Khatulistiawan, 2016: 4). mengemukakan

bahwa sistem informasi sudah seharusnya memiliki strategi atau

langkah yang mengarah pada performance sistem yang bertujuan untuk

menghasilkan informasi yang akurat dan dapat bermanfaat sebagai saran

dalam mengambil sebuah keputusan atau kebijakan tertentu. Sebuah

sistem yang sudah memiliki rencana strategis dapat melakukan proses

identifikasi portofolio aplikasi sebagai langkah awal untuk mendukung

pelaksanaan rencana dan merealisasikan tujuan dari sebuah organisasi.

Khatulistiawan (2014: 4) menguatkan pendapat dari pernyataan diatas

bahwa Sistem informasi yang memiliki rencana strategis selanjutnya

dapat mempelajari tentang pengaruh sistem informasi terhadap kinerja

bisnis dan kontribusinya bagi organisasi dalam mengikuti strateginya

untuk meningkatkan kinerja sistem.

Menurut Cudanov, et al. (Damana & Suardikha, 2016: 1455)

menjelaskan bahwa ukuran organisasi berpengaruh pada implementasi

informasi dan teknologi komunikasi. Suatu organisasi yang memiliki

sumber daya yang besar akan menghasilkan sebuah sistem informasi

yang lebih baik sehingga pengguna akan merasa puas menggunakan

sistem tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan

bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja sistem yaitu

pengguna sebagai orang yang terlibat didalamnya sebagaimana yang

dikemukakan oleh Tjhai (Damana & Suardikha, 2016: 1455)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

29

berpendapat bahwa kinerja sistem akan lebih tinggi apabila dilakukan

program pelatihan dan pendidikan pengguna diperkenalkan.

3) Tahap Pengukuran Performance Sistem

Menurut Trade (Kartika, 2014: 3) menjelaskan bahwa terdapat 9

tahapan dalam melakukan kinerja sistem, berikut adalah gambar dari

tahap pengukuran kinerja sistem beserta penjelasannya:

Gambar 2.3 Tahap Pengukuran Kinerja Sistem

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya tentang tahapan

dalam melakukan pengukuran kinerja, secara singkat dapat dijelaskan

melalui gambar berikut:

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

30

(1) Tahap 1 melakukan identifikasi proses yang betujuan untuk

memahami berbagai macam proses dalam sistem yang selanjutnya

akan dilakukan pengukuran sebagai dasar untuk melakukan control.

(2) Tahap 2 melakukan identifikasi aktivitas kritis berupa aktivitas /

kegiatan yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap

efisiensi, efektivitas, kualitas, ketepatan waktu, produktivitas serta

keamanan sistem.

(3) Tahap 3 melakukan penetapan sasaran berupa standar performance

yang bertujuan untuk memberi petunjuk bagi level manajemen

sekaligus untuk menghimpun berbagai respon pada kebutuhan user.

Sasaran performance disimpan pada output dari semua proses atau

pada aktivitas kritis yang menghasilkan output.

(4) Tahap 4 melakukan penetapan ukuran performance. Pada tahap ini

mengikutsertakan beberapa aktivitas yang dibutuhkan dalam

pengukuran kinerja sistem. Setiap pengukuran performance terdiri

dari unit pengukuran, dokumentasi data, dan frekuensi dimana

pengukuran akan dilakukan.

(5) Tahap 5 melakukan proses identifikasi penanggungjawab unit pada

tahap ini tim penilai performance menentukan siapa yang

bertanggungjawab pada masing-masing aktivitas.

(6) Tahap 6 melakukan pengumpulan data yaitu kondisi data harus

spesifik sehingga dapat memberikan informasi yang relevan.

terdapat form pengumpulan data yang terdiri dari Cheksheet dan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

31

Data sheet. Cheksheet berbentuk lembar isian yang didesain untuk

dapat diinterpretasikan secara langsung. Data sheet berbentuk tabel.

Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, survei,

eksperimen, observasi.

(7) Tahap 7 melakukan analisis pelaporan kinerja secara actual, perlu

dilakukan verifikasi data sebelum pengambilan kesimpulan

dilakukan, data yang sudah terkumpul digunakan untuk mengetahui

apakah data sudah dapat digunakan untuk menjawab permasalahan

atau belum.

(8) Tahap 8 melakukan perbandingan kinerja dengan sasaran / standar

yang telah ditetapkan hal ini harus dilakukan secara aktual yang

bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja yang dilakukan secara

aktual tersebut berdasarkan pada data/ informasi yang diperoleh

sesuai dengan sasaran / standar yang diterapkan atau terdapat

penyimpangan. Jika penyimpangan yang terjadi cukup signifikan

maka perlu diambil keputusan untuk membuat usulan untuk

perbaikan.

(9) Tahap 9 melakukan rencana perbaikan. Pada tahap ini menjadi tahap

krusial dalam pengambilan keputusan sekaligus dapat melakukan

perubahan prosedur / proses demi perbaikan sistem atau mengubah

sasaran / standar.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

32

4. Kepuasan Pengguna

a. Konsep Dasar kepuasan Pengguna

Kepuasan merupakan hasil akhir dari membedakan kinerja yang

dirasakan dengan harapannya sebagai pengguna. Dalam hal ini apabila

kinerja yang ada memiliki kualitas dibawah harapan maka pengguna

pun akan merasa kecewa. Sebaliknya apabila kinerja yang dialami

melebihi harapannya, maka pengguna pun akan merasa sangat puas. Jika

kepuasan merupakan tujuan dari sebuah sistem informasi, terdapat

pengguna sebagai perantara yang menghantarkan menuju kepuasan.

Pengguna dapat dipahami sebagai seseorang yang menggunakan suatu

teknologi informasi yang membantu dalam melakukan beberapa

aktivitas dalam hidupnya.

Kepuasan menurut Supranto (Fitri, 2014: 33) merupakan tingkat

perasaan seseorang setelah melakukan perbandingan kinerja ataupun

hasil yang dirasakan dengan harapannya. Kepuasan berhubungan

dengan rasa senang atau kecewa yang menjadi hasil dari

membandingkan antara produk yang telah digunakan dengan

harapannya terhadap produk tersebut. Sedangkan O’Brien (Kristiawan,

2016: 7) menjelaskan bahwa yang dimaksud pengguna yaitu seseorang

yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan.

Jogiyanto (Kristiawan, 2016: 7) mendefinisikan kepuasan

pengguna (user satisfaction) yaitu respon pengguna terhadap pemakaian

output dari sistem informasi. Sedangkan menurut Kotler (Kristiawan,

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

33

2016: 7) kepuasan pengguna adalah tingkat perasaan individu setelah

membandingkan hasil kinerja yang dirasakan dengan harapannya.

Dari beberapa definisi diatas mengenai kepuasan pengguna

dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna merupakan respon yang

dimiliki pengguna sebagai rasa untuk mengekspresikan rasa sengang

maupun rasa kecewa sesuai dengan hasil maupun kinerja yang dirasakan

kemudian dibandingkan dengan harapan atau ekspektasi terhadap

sistem yang digunakan. Dalam hal ini bisa di simpulkan apabila kinerja

yang dirasakan memiliki kualitas dibawah harapan, maka pengguna

akan merasa kecewa atau bisa dikatakan tidak puas. Sedangkan apabila

kinerja dari hasil yang dirasakan kemudian dibandingkan dengan

harapannya maka pengguna pun akan merasa puas dan apabila kinerja

melampaui harapannya, pengguna pun akan merasa sangat puas.

b. Indikator Kepuasan Pengguna

DeLone dan McLean (Fitri, 2014: 36) membuat indikator untuk

mengukur kepuasan pengguna yaitu sebagai berikut:

1) Content (Isi), yaitu bahwa kepuasan pengguna dilihat dari segi isi

berupa fungsi dan modul yang digunakan oleh pengguna itu sendiri

serta informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2) Accuracy (Akurat), yaitu kepuasan pengguna dilihat dari segi

keakuratan data ketika menerima input yang kemudian akan diolah

menjadi informasi.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

34

3) Format, yaitu kepuasan pengguna di tinjau dari output yang

dihasilkan.

4) Easy of Use (Kemudahan penggunaan), yaitu kepuasan pengguna

dilihat dari segi kemudahan pengguna dalam menggunakan sistem

informasi tersebut seperti proses input data, mengolah data, dan

mencari beberapa informasi yang dibutuhkan atau bisa dikatakan

bahwa sistem ini user friendly.

5) Timeliness (epat waktu), yaitu kepuasan pengguna dilihat dari segi

ketepatan waktu sebuah sistem dalam menyajikan data dan

informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

5. IT Balanced Scorecard

IT Balanced scorecard merupakan hasil adopsi dari metode Balanced

scorecard yang dikembangkan oleh Robert Kaplan dan David Norton.

Perkembangan teknologi informasi membawa dampak pada segala macam

sisi khususnya dalam measurement untuk mengetahui efektifitas dalam

kinerja sebuah sistem informasi. Hal ini bertujuan agar sebuah teknologi

informasi maupun sistem informasi itu sendiri dapat diukur sehingga

diketahui hasil yang bisa dijadikan sebagai data rujukan untuk melakukan

evaluasi atau pengembangan.

a. Konsep dasar IT Balanced Scorecard

Sirait (Putra & Pemayun, 2019: 13) menjelaskan bahwa Balanced

Scorecard terdiri dari dua kata yaitu scorecard (kartu skor) dan balanced

(berimbang). Kartu skor merupakan kartu yang digunakan untuk mencatat

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

35

skor hasil pengukuran performance suatu organisasi atau skor individu.

Sedangkan kata berimbang digunakan untuk menunjukkan keberimbangan

dalam melakukan pengukuran kinerja organisasi/ individu yang telah diukur

berdasarkan 2 aspek yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan

jangka panjang, internal dan eksternal.

IT Balanced Scorecard menjadi sebuah metode transisi sebagai

pengembangan dari metode Balanced Scorecard. Metode IT Balanced

Scorecard dikembangkan oleh Van Bruggen pada tahun 1997 (Muhammad,

Munadi., dkk, 2017: 37). Pada waktu itu Van Bruggen menggunakan

Balanced Scorecard untuk digunakan dalam melakukan pengukuran di

bidang IT sehingga terjadi perubahan khususnya dalam perspektif yang

menjadi tolak ukur penelitian untuk lebih disesuaikan dengan sasaran yang

akan diteliti.

Oleh karena itu Martinson, Davison & Tse (Keyes, Jessica., 2005:

94) memberikan saran bahwa keempat perspektif Balanced Scorecard

mungkin membutuhkan beberapa modifikasi untuk menjadi lebih efektif

sebagai IT Scorecard. Alasannya bahwa departemen IT adalah tipikal

pemasok layanan internal dari pada layanan eksternal, dan proyek biasanya

dilakukan untuk kepentingan end user dan organisasi secara keseluruhan

dari pada pelanggan perseorangan di dalam pasar yang besar.

Perubahan Perspektif dari Balanced Scorecard menjadi IT Balanced

Scorecard dapat dijelaskan melalui gambar berikut:

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

36

Gambar 2.4 Perubahan Perspektif dari Balanced Scorecard

menjadi IT Balanced Scorecard

Keterangan diatas dapat menghasilkan kesimpulan bahwa IT

Balanced Scorecard merupakan salah satu alat untuk melakukan

pengukuran performance terhadap sebuah sistem informasi yang

memperhatikan unit-unit di dalam sistem informasi itu sendiri dengan

membaginya kedalam 4 perspektif yaitu kontribusi organisasi, orientasi

pengguna, penyempurnaan operasional, dan orientasi masa depan.

IT Balanced Scorecard bertujuan supaya para pengguna dapat

menyesuaikan perencanaan dan aktifitas-aktifitas sistem informasi dengan

tujuan dan kebutuhan organisasi, menyesuaikan dengan tujuan sistem

informasi, menyediakan pengukuran untuk mengevaluasi efektifitas sistem

informasi yang berkontribusi dalam mencapai tujuan organisasi, mendorong

dan mempertahankan performance dari sistem informasi yang semakin

meningkat, dan pencapaian hasil yang seimbang diantara kelompok

stakeholder (Muhammad., Munadi., Subianto, 2017: 37).

Selain itu Kosasi (2015: 2) mengungkapkan bahwa IT Balanced

Scorecard memiliki tujuan untuk mencapai keselarasan strategi teknologi

informasi dengan strategi bisnis, memiliki kemampuan untuk

mengoptimalkan sumber daya teknologi informasi, memahami sasaran

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

37

teknologi informasi, mampu mengelola resiko dalam bidang teknologi

informasi dan memiliki kualitas teknologi informasi yang disesuaikan

dengan kebutuhan bisnis.

b. Perspektif IT Balanced Scorecard

Solechan (Putra & Pemayun, 2019: 15) menjelaskan lebih detail

tentang 4 perspektif dalam melakukan evaluasi performance IT

menggunakan IT Balanced Scorecard diantaranya:

1) Kontribusi Organisasi (Corporate Contribution)

Kontribusi Organisasi dipandang dari perspektif manajemen eksekutif

dan direktur dan stakeholder. Dalam hal ini evaluasi IT meliputi bidang

finansial jangka pendek dan evaluasi jangka Panjang terhadap proyek dan

fungsi IT. Penggunaan tolak ukur finansial sebagai satu-satunya tolak ukur

performance dari sebuah organisasi memiliki kelemahan diantaranya yang

pertama, mendorong manajer untuk mengambil tindakan dalam jangka

pendek dengan mengorbankan jangka Panjang yang sedang menantinya dan

akan mengakibatkan kondisi keuangan meningkat dalam jangka pendek

tetapi merugikan untuk jangka panjangnya. Kedua, aspek pengukuran non

finansial diabaikan termasuk hal intangible asset dan intangible benefit dan

dikhawatirkan akan memberikan pandangan yang keliru bagi manajer

mengenai situasi dan kondisi organisasi di masa sekarang maupun di masa

yang akan datang. Ketiga, tolak ukur dalam performance bagian keuangan

(finansial) bersifat masa lalu dan tidak memiliki kewenangan sepenuhnya

untuk menuntun organisasi kea rah tujuan di masa yang akan datang.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

38

2) Orientasi Pengguna (User Orientation).

Perspektif ini mengacu pada cara pandang pelanggan terhadap unit

produk yang akan di ukur. Dalam hal ini dilakukan identifikasi pelanggan

dan segmen pasar yang dimasuki agar dapat menyelaraskan berbagai

macam ukuran pengguna dalam hal kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi dan

profabilitas terhadap pelanggan atau pengguna itu sendiri dan segmen pasar

produk. Jika pengguna tidak puas maka akan banyak keluhan dan dapat

menurunkan kinerja dari produk itu sendiri. Dalam hal ini penilaian dalam

hal orientasi pengguna menghasilkan proposisi nilai yang menyatakan

atribut yang diberikan organisasi kepada produk dan jasanya untuk

menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan.

3) Penyempurnaan Operasional (Operational Excellence)

Penyempurnaan operasional merupakan perspektif yang dipandang

untuk menilai performance IT berdasarkan cara pandang manajemen IT dan

pihak yang berkaitan dengan audit dan pihak yang menetapkan aturan-

aturan yang digunakan didalamnya. Dalam perspektif ini dapat dilihat dari

kondisi internal yang terjadi berupa inovasi, operasional dan pelayanan.

Inovasi penting untuk menggali pemahaman tentang kebutuhan dari

pengguna agar dapat menciptakan sebuah produk yang mereka butuhkan.

Inovasi dilakukan setelah memenuhi syarat serangkaian tes terhadap produk

yang akan dikembangkan. Aktifitas ini penting untuk keberlangsungan

jangka panjang dan menentukan kesuksesan organisasi di masa sekarang

maupun yang akan datang. Sementara pelayanan dilakukan pada saat

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

39

produk sudah terjual. Melalui perspektif ini, organisasi dapat mengukur

apakah upaya yang dilakukan sudah sesuai dengan harapan pengguna atau

belum. Pengukuran yang dilakukan dapat dibagi kedalam tolak ukur waktu,

kualitas dan biaya.

4) Orientasi Masa Depan (Future Orientation)

Perspektif orientasi masa depan menilai performance IT dipandang dari

segi departemen itu sendiri. Dalam hal ini melalui perspektif orientasi masa

depan akan menyiapkan infrastruktur organisasi yang memungkinkan

ketercapaian pada ketiga perspektif lainnya dapat dicapai. Organisasi harus

mulai mempersiapkan diri dalam kemampuan menghasilkan produk di masa

yang akan datang dengan kualifikasi kemampuan layanan yang

memuaskan. Pihak manajemen harus bisa memperkirakan tren di masa yang

akan datang dan membuat langkah-langkah untuk mempersiapkan untuk

menghadapi tantangannya. Hal yang harus diperhatikan untuk menghadapi

dan menangani tren di masa yang akan datang antara lain kapabilitas pekerja

dan kapabilitas sistem informasi. Mengenai kapabilitas pekerja,

perencanaan dan pelatihan kembali untuk pegawai yang bertujuan untuk

menjamin kecerdasan serta kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk

menunjang ketercapaian tujuan organisasi. Terdapat faktor pendorong yang

penting dalam meningkatkan kapabilitas pekerja diantaranya:

a) Kompetensi staff, dalam hal ini dibutuhkan pelatihan ulang untuk staff

yang dilihat dari dua sisi yaitu tingkat pelatihan apa yang dibutuhkan

dan presentase siapa saja yang membutuhkan pelatihan ulang.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

40

Kapabilitas kerja harus dipertahankan oleh organisasi dengan

melakukan latihan dan Pendidikan normal apabila tingkat pelatihan

ulang rendah, hal itu sudah cukup untuk mempertahankan kapabilitas

kerja. Tetapi dalam IT Balanced Scorecard pelatihan ulang bukanlah

sebuah prioritas akan tetapi latihan khusus lah yang menjadi prioritas

utama dalam memperbaiki kompetensi staf.

b) Infrastruktur teknologi, Merefleksikan kekuatan tepat guna dan sasaran

teknologi yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuannya. Faktor-

faktor dalam kategori ini diantaranya adalah penggunaan teknologi

strategis, penggunaan database strategis dan pengalaman yang dimiliki

serta hak cipta.

c) Ilmu untuk bertindak, hal ini diakibatkan oleh situasi dan kondisi yang

muncul dalam pencapaian tujuan strategis organisasi. Faktor yang

masuk dalam kategori ini antara lain fokus strategi, pemberdayaan staff,

moral pekerja dan kerjasama tim.

Sedangkan dalam kapabilitas sistem informasi memiliki tujuan agar

pegawai dapat bekerja dengan efektif sehingga memerlukan data dan

informasi yang dihasilkan sistem berkaitan dengan pengguna, keadaan

pasar, proses internal dan konsekuensi finansial keputusan organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa keempat perspektif memiliki keterkaitan

satu sama lain. Komponen IT Balanced Scorecard adalah sebuah hubungan

sebab akibat antara tindakan yang terjadi. Hubungan ini diartikulasikan oleh

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

41

dua kunci jenis tindakan yaitu ukuran hasil dan faktor pendorong kinerja

(Keyes: 2005).

Menurut Saul (Muhammad., Munadi & Subianto, 2017: 37) pada

perspektif IT Balanced Scorecard memiliki kategori pada setiap

kelompoknya yang membantu memudahkan peneliti dalam melakukan

pengukuran karena sudah di tetapkan tolak ukur yang berisi poin-poin

kategori yang masuk pada setiap kelompok diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perspektif dalam IT Balanced Scorecard

User Orientation Business Contribution

How do users view the IT

department?

Mission: To be preferred supplier of

information system.

Strategies: Preferred supplier of

applications, preferred supplier of

operations, Vs. Proposer of best

solution from whatever source

partnership with users, User

satisfication.

How does management view the

IT department?

Mission: To obtain a reasonable

business contribution of IT

investments.

Strategies: Control of IT

expenses, business value of IT

projects, provide new business

capabilities.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

42

Operational Excellence Future Orientation

How effective and efficient are the IT

processes?

Mission: to deliver effective and

efficient IT applications and services.

Strategies: Efficient and effective

developments, efficient and effective

operations.

How well is IT positioned to meet

future needs?

Mission: To develop

opportunities to answer future

challenges.

Strategies: Training and

education of IT staff, expertise of

IT staff, research into emerging

technologies, age of application

portofolio.

Tabel diatas menjelaskan mengenai standar yang harus dipenuhi

dalam melakukan pengukuran menggunakan IT Balanced Scorecard.

Dalam hal ini, beberapa standar diatas diterjemahkan sesuai dengan

kebutuhan organisasi sehingga hasil pengukuran lebih objektif dan terukur

sesuai dengan kondisi yang ada.

c. Keunggulan IT Balanced Scorecard

Maula & ghozali (Kosasi, 2014: 3) mengungkapkan bahwa

Keunggulan dengan menggunakan IT Balanced Scorecard dapat

mendorong kemampuan dalam menghasilkan sebuah perencanaan strategi

yang memiliki karakteristik komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

43

Pengukuran kinerja melalui IT Balanced scorecard merujuk pada

diagram hubungan sebab akibat pada setiap masing-masing perspektif.

Pertama, perspektif kontribusi organisasi dapat meningkatkan produktifitas

kerja staff dan kontribusi fungsi bisnis. Kedua, perspektif orientasi

pengguna yang dapat memberikan kepuasan pengguna dalam hal

pelayanan. Ketiga, perspektif penyempurnaan operasional dilihat apabila

keahlian dan kualitas kinerja staff meningkat dapat menyebabkan

peningkatan pada kegiatan operasional yang terkomputerisasi dan dapat

menambah dukungan dalam proses yang sedang berjalan. Keempat,

orientasi masa depan dilihat dari segi keahlian dan kualitas kinerja staff

dalam menggunakan dan memanfaatkan IT akan terus berkembang

meningkat. Berikut adalah diagram yang mampu menjelaskan keterkaitan

sebab akibat satu sama lain menurut kosasi (2014: 4):

Gambar 2.5 Diagram Hubungan sebab akibat

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

44

Legoh & Tambotoh (Muhammad., Munadi & Subianto, 2017: 37)

menganggap bahwa IT Balanced scorecard mampu menyediakan

pemaparan dan penyampaian yang bersifat menyeluruh serta terstruktur,

sehingga pengelola sistem informasi/ teknologi informasi dapat selalu

memantau perkembangan dalam setiap aspek strategi terhadap penerapan

teknologi informasi dengan mengacu kepada nilai dari masing-masing

perspektif.

Sedangkan menurut Hidayanto, Ahmadin & Jiwanggi (Molly.,

Tanaamah & Sitokdana, 2017: 321) bahwa IT Balanced Scorecard dapat

memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan perencanaan dan aktivitas-

aktivitas sistem informasi dengan tujuan sistem informasi dan kebutuhan

organisai itu sendiri, mampu menyesuaikan usaha pegawai dengan tujuan

sistem informasi, mampu menyediakan pengukuran untuk melakukan

evaluasi efektivitas organisasi dalam sistem informasi, mampu mendorong

dan mempertahankan kinerja sistem informasi yang semakin meningkat,

dan juga bertujuan untuk mendapatkan pencapaian hasil yang seimbang

diantara kelompok stakeholder.

d. Langkah- Langkah Menggunakan IT Balanced Scorecard

Penyusunan evaluasi dengan metode IT Balanced Scorecard

menurut Cram (Kosasi, 2014: 3) diawali dari menganalisis tujuan organisasi

meliputi visi, misi, tujuan strategis dan proses bisnis. Fase selanjutnya

menentukan ukuran dari masing-masing perspektif berdasarkan visi dan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

45

misi perusahaan, kemudian menyusun pembobotan berdasarkan ukuran

yang telah ditetapkan dalam setiap masing-masing parameter.

Muhammad., Munadi & Subianto (2017: 38-39) dalam

penelitiannya mengungkapkan beberapa langkah untuk melakukan

pengukuran menggunakan IT Balanced Scorecard diantaranya:

1) Melakukan penyelarasan visi, misi, rencana strategis organisasi dengan

perspektif IT Balanced Scorecard. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

tujuan dalam melakukan perencanaan jangka Panjang terhadap proses

bisnis teknologi informasi sehingga dapat menghasilkan indikator

performance sistem.

2) Penyusunan indikator yang disebut Key Performance Indicator (KPI)

kemudian deskripsikan Key Performance Indicator (KPI) dalam

masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard dengan merujuk pada

tujuan dan strategi organisasi serta sistem informasi.

3) Penyusunan peta strategi yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan

sebab akibat dari satu Key Performance Indicator (KPI) satu ke Key

Performance Indicator (KPI) lain nya dimana keterkaitannya akan

mendukung keberhasilan tujuan sistem informasi dan rencana strategis

organisasi.

4) Melakukan pembobotan untuk mendapatkan bobot prioritas dari

masing- masing Key Performance Indicator (KPI). Pembobotan

dilakukan menggunakan teknik Analysis Hierarchy Process (AHP)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

46

dengan melakukan perbandingan nilai berpasangan oleh ahli yang

dianggap memiliki kompetensi dalam bidang sistem informasi.

5) Melakukan pengukuran performance dari SIAKAD dengan

menggunakan metode IT Balanced Scorecard melalui pengisian

kuisioner kepada mahasiswa, dosen, dan staff pengelola SIAKAD yang

akan menghasilkan data berupa skala likert, hasil perhitungan kemudian

dipetakan kepada masing-masing indikator.

6. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu teknik

dalam mengambil keputusan untuk mengetahui prioritas dari sebuah pilihan

yang akan menentukan keberlangsungan proses ketercapaian sebuah

gagasan dalam sebuah pengukuran yang dilakukan di dalam organisasi.

Terdapat berbagai macam hal yang perlu dipahami untuk melakukan

pengambilan keputusan menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process

(AHP), berikut adalah penjelasannya:

a. Konsep Dasar Analytical Hierarchy Process (AHP)

Artika (Saefudin & wahyuningsih, 2014: 34) memberikan definisi

bahwa Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu model

pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model

pendukung Keputusan ini akan mencoba menguraikan permasalahkan multi

faktor maupun multi kriteria yang kompleks untuk menjadi satu hierarki.

Kemudian Saaty (Saefudin & wahyuningsih, 2014: 34) menjelaskan bahwa

hierarki merupakan suatu representasi dari permasalahan yang kompleks

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

47

dalam suatu struktur multilevel yang mana di level pertama adalah tujuan,

lalu diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya sampai level

terakhir dari alternatif.

Dengan hierarki, suatu permasalahan yang kompleks dapat terurai

kedalam kelompok-kelompoknya yang diatur menjadi suatu bentuk herarki

sehingga permasalahan terbentuk secara terstruktur dan sistematis. Proses

Analytical Hierarchy Process (AHP) melahirkan beberapa prioritas dari

alternatif-alternatif prioritas yang ditawarkan, hasil tersebut dapat

digunakan dalam menentukan alternatif terbaik sebagai keputusan terakhir.

Sementara itu Turban (Retnawati, 2017: 37) mengungkapkan

definisi bahwa Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu alat

pengambil keputusan yang powerfull dan fleksibel yang dapat dipergunakan

untuk membantu dalam menetapkan prioritas-prioritas serta membuat

keputusan dimana aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif dilibatkan dan

keduanya mutlak harus dipertimbangkan.

Analytical Hierarchy Process (AHP) memiliki manfaat tersendiri

yang bisa digunakan sebagai metode untuk memecahkan masalah dibanding

dengan metode yang lain, sebagaimana tercantum dalam penelitian

Munthafa & Mubarok (2017: 193) dengan alasan-alasan sebagai berikut:

1) Strukturnya memiliki hierarki, hal ini menjadi sebuah konsekuensi dari

kriteria yang dipilih sampai pada sub kriteria yang paling dalam.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

48

2) Validitas sangat diperhitungkan sampai dengan batas toleransi

inkonsistensi sebagai sebuah kriteria dan alternatif yang dipilih oleh

orang yang mengambil keputusan.

b. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Analytical Hierarchy Process

(AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai salah satu metode atau

teknik analisis yang tidak lepas dari kelebihan dan kelemahan dalam

melakukan sistem analisisnya. Berikut adalah rincian dari setiap kelebihan

dan kelemahan menurut Munthafa & Mubarok (2017: 193):

1) Kelebihan

a) Kesatuan (Unity), dengan menggunakan Analytical Hierarchy

Process (AHP) membuat permasalahan yang luas dan tidak

terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

b) Kompleksitas (Complexity), Analytical Hierarchy Process (AHP)

dapat memecahkan suatu permasalahan yang kompleks dengan

melakukan pendekatan sistem dan pengintegrsian secara dedukatif.

c) Saling Ketergantungan (Interdependence), Analytical Hierarchy

Process (AHP) digunakan pada elemen-elemen sistem yang bebas

dan tidak memerlukan hubungan linier.

d) Struktur hierarki (Hierarchy Structuring), Analytical Hierarchy

Process (AHP) menjadi representatif dari pemikiran alamiah yang

cenderung dapat mengelompokkan elemen sistem ke setiap level

yang berbeda dari setiap level yang berisi elemen serupa.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

49

e) Pengukuran (Measurement), Analytical Hierarchy Process (AHP)

dapat menyediakan skala pengukuran dan suatu metode yang

digunakan untuk mendapatkan prioritas.

f) Sintesis (Synthesis), Analytical Hierarchy Process (AHP) bergerak

pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya dari

masing-masing alternatif.

g) Trade Off, Analytical Hierarchy Process (AHP) membuat

pertimbangan prioritas relatif pada setiap faktor yang berada dalam

sistem sehingga orang mampu untuk memilih alternative terbaik

berdasarkan tujuan mereka.

h) Penilaian dan Konsensus (Judgement and consensus), dimana dalam

Analytical Hierarchy Process (AHP) tidak mengharuskan adanya

konsensus tetapi melakukan penggabungan hasil penilaian yang

berbeda.

i) Pengulangan proses (Process repetition), dimana Analytical

Hierarchy Process (AHP) mampu menyaring definisi dari suatu

permasalahan dan mampu mengembangkan penilaian serta

pengertian mereka yang menjadi pembuat keputusan melalui proses

pengulangan.

2) Kelemahan

a) Model Analytical Hierarchy Process (AHP) memiliki

ketergantungan terhadap input utamanya. Input utama berupa

persepsi dari seorang ahli sehingga melibatkan subyektifitas sang

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

50

ahli tersebut. Selain itu, model yang ada menjadi tidak berarti jika

ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

b) Model Analytical Hierarchy Process (AHP) ini hanya sebuah

metode matematis tanpa dilakukan pengujian secara statistik

sehingga tidak ada batas kepercayaan dari sebuah kebenaran model

yang terbentuk.

c. Skala Penilaian Analytical Hierarchy Process (AHP)

Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama penting.

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting

daripada elemen yang lainnya.

5 Elemen yang satu lebih penting

daripada elemen yang lainnya.

7 Elemen yang satu jelas lebih mutlak

penting daripada elemen yang lainnya.

9 Elemen yang satu mutlak penting

daripada elemen yang lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai

pertimbangan yang berdekatan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

51

Menurut Saaty (Fauzi & Hidayatullah, 2017: 68) dalam menangani

berbagai macam persoalan, dengan menggunakan skala 1 sampai 9

merupakan skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Tabel diatas

merupakan skala nilai perbandingan berpasangan yang diterapkan dalam

praktik pengambilan keputusan dari segi intensitas atau preferensi dengan

menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process. Dalam hal ini

keterangan intensitas kepentingan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Nilai 1 menunjukan bahwa kedua elemen memiliki pengaruh yang

sama.

2) Nilai 3 menunjukan bahwa penilaian sedikit lebih memihak pada salah

satu elemen dibandingkan dengan pasangannya.

3) Nilai 5 menunjukan bahwa penilaian sangat memihak pada salah satu

elemen disbanding pasangannya.

4) Nilai 7 menunjukan bahwa salah satu elemen sangat berpengaruh dan

mendominasi dan tampak secara nyata.

5) Nilai 9 menunjukan bukti bahwa salah satu elemen sangat penting

daripada pasangannya adalah sangat jelas.

6) Nilai 2,4,6,8 menunjukan bahwa nilai-nilai ini diberikan jika terdapat

keraguan diantara kedua penilaian yang berdekatan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

52

Fauzi & Hidayatullah (2017: 68) menjelaskan bahwa beberapa

pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan akan disintesis untuk

memperoleh keseluruhan prioritas dengan melalui tahapan sebagai berikut:

1) Mengkuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.

2) Menghitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian melakukan

normalisasi pada matriks.

Konsistensi logis menjadi hal yang diandalkan dalam melakukan

perbandingan berpasangan sesuai yang dijelaskan oleh Fauzi &

Hidayatullah (2017:68) bahwa semua elemen akan dikelompokkan secara

logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai kriteria yang logis. Dalam

hal ini Suryadi & Ramdhani (Fauzi & Hidayatullah, 2017: 68)

mengingatkan bahwa matriks bobot yang diperoleh dari hasil melakukan

perbandingan berpasangan harus memiliki hubungan kardinal dan ordinal

dimana hubungan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1) Hubungan kardinal: aij.ajk = aik

2) Hubungan ordinal: Ai > Aj, Aj > Ak = Ai > Ak

Dalam konteks hubungan ini dapat dilihat dengan dua hal sebagai

berikut:

1) Melihat dengan preferensi multiplikatif, dengan mengambil contoh

apabila anggur lebih enak 4 kali dari pada mangga dan mangga lebih

enak 2 kali dari pada pisang, maka konklusinya anggur lebih enak 8 kali

dari pisang.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

53

2) Melihat dengan preferensi transitif, dengan mengambil contoh apabila

anggur lebih enak dari pada mangga dan mangga lebih enak dari pada

pisang maka konklusinya anggur lebih enak dari pisang.

Beberapa hal diatas ketika masuk dalam praktik dalam keadaan

sebenarnya akan terjadi konflik dengan beberapa penyimpangan dari

hubungan tersebut sehingga matriks ini dapat dikatakan tidak konsisten.

Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan konsistensi logis dengan

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Melakukan pengkalian matriks dengan prioritas yang bersesuaian.

2) Menjumlahkan hasil perkalian berbaris.

3) Hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan prioritas yang bersangkutan

lalu hasilnya dijumlahkan.

4) Hasilnya dibagi dengan jumlah elemen yang akan menghasilkan λ max.

5) Indeks Konsistensi = CI / RI dimana RI adalaah indeks random

konsistensi.

d. Tahapan melakukan Teknik Analytical Hierarchy Process (AHP)

Tominanto (Saefudin & Wahyuningsih, 2014: 34) menjelaskan

beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan teknik

Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk melakukan sebuah pengukuran

yang memerlukan hasil berupa prioritas keputusan dari beberapa alternatif

yang ditawarkan. Berikut adalah langkah-langkah yang harus ditempuh:

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

54

1) Menentukan prioritas elemen dengan membuat perbandingan

berpasangan yaitu dengan membandingkan elemen secara berpasangan

sesuai dengan kriteria yang telah diberikan dengan menggunakan

mantriks.

2) Mengisi matrik perbandingan berpasangan menggunakan bilangan yang

bertujuan sebagai representasi kepentingan relatif dari satu elemen.

3) Beberapa pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan harus di

sintesis terlebih dahulu untuk memperoleh keseluruhan prioritas.

Berikut adalah langkah-langkah yang harus ditempuh:

a) Menjumlahkan nilai dari setiap kolom yang berada dalam matriks.

b) Membagi setiap nilai di dalam kolom dengan total kolom di

dalamnya untuk memperoleh normalisasi matriks.

c) Menjumlahkan nilai setiap matriks kemudian dibagi dengan jumlah

elemen untuk mendapatkan hasil nilai rata-rata.

d) Mengukur konsistensi dengan memperhatikan langkah-langkah

sebagai berikut:

(1) Mengkalikan nilai di kolom pertama dengan prioritas relatif

elemen yang pertama, nilai di dalam kolom kedua dikalikan

dengan prioritas relatif elemen yang kedua, dan seterusnya.

(2) Jumlahkan setiap baris.

(3) Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas

relatif yang bersangkutan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

55

(4) Mulai membagi hasil diatas dengan banyaknya elemen yang ada,

kemudian hasilnya disebut sebagai eigen value (λ max).

(5) Menghitung indeks konsistensi (Consistency index)

menggunakan rumus:

CI = (λ max -n ) / n

Dimana,

CI: Consistency Index

λ max: Eigen Value

n: Banyaknya elemen

(6) Menghitung konsistensi rasio (CR) menggunakan rumus:

CR = CI / RC

Dimana,

CR: Consistency Ratio

CI: Consistency Index

RC: Random Consistency

Tabel 2.3 Nilai Random Index

Sumber: Saaty (Olanta., dkk, 2019: 98)

Jika CR< 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan didalam

matriks kriteria dikatakan konsisten. Jika CR ≥ 0,1 maka nilai

perbandingan berpasangan dalam matriks kriteria, tidak konsisten.

Jika tidak konsisten, pengisian nilai-nilai dalam matriks

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

56

berpasangan pada unsur kriteria maupun unsur alternative harus

diulang.

(7) Hasil akhir yaitu prioritas global dianggap sebagai nilai yang

digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan nilai yang

tertinggi.

7. Analisis Sistem

Analisis Sistem melakukan penguraian terhadap sistem informasi

yang utuh kedalam unit-unit komponennya untuk mengidentifikasi

sekaligus mengevaluasi berbagai macam permasalahan yang menghambat

suatu sistem informasi sehingga nantinya akan dilakukan perbaikan dan

pengembangan pada tahap evaluasi. Analisis sistem terdiri dari 2 kata yang

masing-masing memiliki makna dan saling berkaitan satu sama lain. Berikut

adalah penjelasannya:

a. Konsep Dasar Analisis

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Edisi ke 5 yang dikembangkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2016)

menjabarkan pengertian analisis adalah sebagai berikut:

1) Analisis adalah kegiatan penyelidikan terhadap suatu peristiwa yang

bertujuan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya yaitu penyebab

terjadinya, duduk perkaranya dan lain-lain.

2) Analisis merupakan penguraian suatu hal yang umum kedalam beberapa

bagian yang selanjutnya dilakukan penelaahan pada masing-masing

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

57

bagiannya serta hubungan antar bagian untuk mendapatkan definisi

yang tepat serta pemahaman arti keseluruhan.

3) Analisis adalah penjabaran yang dilakukan setelah mengkaji suatu

materi dengan sebaik-baiknya.

4) Analisis adalah problem solving yang diawali dengan dugaan akan

kebenarannya

Analisis merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari suatu

pola. Analisis berhubungan dengan cara berpikir yang mengarah pada

pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian,

hubungan antar bagian dan hubungannya dengan keseluruhan (Sugiyono,

2015:335). Dalam hal ini berarti analisis digunakan untuk memahami

hubungan dan konsep dalam data yang tersaji sehingga hipotesis dapat

dikembangkan dan di evaluasi

Nasution (Sugiono, 2017: 334) menegaskan bahwa melakukan

analisis menjadi salh satu pekerjaan yang sulit dan memerlukan kerja keras.

Analisis memerlukan kreatifitas serta kemampuan intelektual yang cukup

tinggi. Setiap peneliti mencari sendiri metode yang cocok dengan sifat

penelitiannya. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan

analisis, sehingga Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti

yang berbeda.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat ditarik kesimpulan

bahwa analisis merupakan proses penguraian masalah yang memuat

sejumlah kegiatan untuk membedakan, memilah sesuatu untuk

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

58

dikelompokan menurut kriteria tertentu kemudian dicari keterkaitannya satu

sama lain lalu ditafsirkan makna yang terkandung didalamnya.

b. Konsep Dasar Analisis Sistem

Analisis sistem dapat diartikan sebagai penguraian dari suatu sistem

informasi dalam kondisi masih utuh kedalam unit-unit komponennya

dengan tujuan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi suatu

permasalahan (Rozaq., & Hardinto dkk, 2018: 4). Analisis sistem

menguraikan informasi yang masih utuh kedalam beberapa komponen dan

bertujuan untuk mengidentifikasikan sekaligus mengevaluasi permasalahan

yang terjadi pada sebuah sistem sehingga dapat dilakukan perbaikan atau

pengembangan. Tujuan dilakukannya analisis terhadap suatu sistem

informasi digunakan untuk:

1) Memberikan nasihat atas kebutuhan informasi pada fungsionalitas

kinerja yang berhubungan dengan sistem di dalam pelaksanaan

operasional.

2) Membantu mengambil keputusan atau kebijakan.

3) Mengevaluasi sistem yang sedang berjalan.

4) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai yang diawali dari pengolahan

data sampai pada tahap pembuatan laporan.

5) Menyusun tahap perencanaan jangka Panjang untuk masa yang akan

datang dalam proses pengembangan sistem.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

59

B. Kerangka Pemikiran

Persoalan penting dalam mengelola SIAKAD salah satunya adalah

performance yang menjadi aspek dalam melakukan analisis terhadap kualitas

dari sebuah sistem yang sedang berjalan. Performance menjadi komitmen

sebuah sistem informasi dalam menjaga kepercayaan pengguna terhadap

pengelolaan berbagai macam data di dalamnya. Implementasi sistem informasi

akademik (SIAKAD) tidak luput dari suatu kendala teknis yang tidak bisa

diprediksi, begitu juga dengan SIAKAD yang menjadi pusat data akademik di

Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS).

Implementasi SIAKAD menemui beberapa kendala yang dapat

menghambat mekanisme kerja sistem dari segi kualitas sistem yang mengarah

pada ketersediaan kualitas informasi sehingga dapat mempengaruhi aspek

performance sistem. Berdasarkan pada beberapa pengaduan permasalahan

SIAKAD melalui group chatting platform, bahwa seiring dengan

pengembangan sistem yang dilakukan terdapat kendala dalam fleksibilitas

sistem dimana SIAKAD tidak selalu dapat diakses melalui browser tertentu

kemudian salah satu Staff pengelola yang berperan sebagai operator

menyarankan untuk membukanya di browser yang lain, hal ini tentu

mengganggu proses terbentuknya kualitas sistem dalam menyediakan

informasi. Kemudian kendala lain yang muncul yaitu terkait informasi

keakuratan data akademik dari segi kelengkapan informasi yang saling

terintegrasi satu sama lain pada bagian menu kartu rencana studi, terdapat

beberapa aksi yang berbeda dalam perolehan informasi sehingga hal ini dapat

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

60

mempengaruhi kualitas performance SIAKAD karena informasi yang

dihasilkan mengalami gangguan (noise) dari segi kelengkapan informasi yang

disajikan sehingga seiring dengan berjalannya waktu terus dilakukan perbaikan

dan pembaharuan sistem. Terlepas bahwa permasalahan teknis ini merupakan

human error maupun system error, tentunya perlu dilakukan penanganan yang

serius.

Seiring dengan peranan sistem dibutuhkan analisis terhadap sistem

tersebut sehingga timbul suatu kebutuhan untuk memantau sistem yang sedang

berjalan dalam memastikan efektifitas fungsi dari SIAKAD yang dijalankan

melalui analisis yang sistematis. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian

analisis performance terhadap SIAKAD untuk meningkatkan mekanisme kerja

SIAKAD. Dalam hal ini subjek yang akan diteliti adalah mahasiswa sebagai

pengguna mayoritas yang berkaitan langsung dengan administrasi akademik

selama studi dan berinteraksi langsung dengan SIAKAD tersebut. Maka dalam

hal ini diperlukan peningkatan dalam mekanisme kerja sistem dengan melihat

kepuasan pengguna melalui penilaian karakteristik yang diinginkan sebuah

sistem yaitu kualitas sistem itu sendiri sehingga perlu ditingkatkan dari segi

kualitas informasi yang disediakan dalam menunjang administrasi akademik

mahasiswa. Dalam rangka untuk memberikan informasi tentang performance

sebuah sistem informasi perlu dilakukanan analisis dengan menggunakan IT

Balanced scorecard yang telah ikut serta memberikan kontribusi dalam

efektifitas berlangsungnya administrasi akademik pada saat ini sekaligus untuk

menjawab tantangan masa depan dari penggunaan SIAKAD.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

61

Gambar berikut mendeskripsikan kerangka konsep penelitian tentang

“Analisis Performance Terhadap Sistem Infromasi Akademik Menggunakan IT

Balanced Scorecard Untuk Meningkatkan Mekanisme Kerja Sistem di

Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya”

Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD)

Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD)

Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD)

Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD)

Kendala Teknis

Kendala Teknis

Kendala Teknis

Kendala Teknis

Fleksibilitas sistem

terganggu

Informasi data tidak

relevan

Informasi data tidak

relevan

Informasi data tidak

relevan

Keakuratan data

mengalami gangguan

pengawasan data

pribadi

Masih minim

pengawasan data

pribadi

kurang diperhatikan

pengawasan data

pribadi

Masih minim

Performance SIAKAD

Performance

Performance

Performance

Mekanisme Kerja Sistem

Mekanisme Kerja Sistem

Mekanisme Kerja Sistem

Mekanisme Kerja Sistem

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Penelitian

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

62

C. Kajian Penelitian yang Relevan

Tabel 2.4 Kajian Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian

Perbedaan Penelitian Persamaan

penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti

1. Muhammad, Rizal Munadi dan M.

Subianto. Judul “Evaluasi Kinerja

Sistem Informasi Akademik

Menggunakan IT Balanced Scorecard

Pada Universitas Serambi Mekkah

Banda Aceh”. Jenis Penelitian ini

adalah studi kasus yang

dipublikasikan pada tahun 2018,

Penelitian ini dari Universitas Syiah

Kuala.

- Meneliti performa untuk

mengevaluasi kinerja

sistem informasi

akademik pada

Universitas Serambi

Mekkah.

- Subjek penelitian adalah

responden yang memiliki

akses langsung ke

SIAKAD, Responden

- Meneliti kinerja dan

Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD)

untuk meningkatkan

mekanisme kerja sistem.

- Subjek penelitian adalah

Mahasiswa, dosen dan

staff pengelola SIAKAD

UMTAS.

- Persamaannya

terletak pada

objek penelitian

yaitu SIAKAD,

aspek yang

diteliti adalah

performance

(kinerja) sistem,

dan metode yang

digunakan yaitu

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

63

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian

Perbedaan Penelitian Persamaan

penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti

Link:

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAcPS/a

rticle/view/10218

yang rutin menggunakan

SIAKAD dalam

pekerjaan sehari - hari,

dan orang yang bertugas

di bidang akademik.

IT Baalanced

Scorecard.

2. Bertho Molly, Andeka Rocky T, dan

Melkior Nikolar S. Judul “Analisis

Kinerja Sistem Informasi dan

Teknologi Informasi Untuk

Menunjang Kinerja Karyawan

Menggunakan Framework IT

Balanced Scorecard (Studi Kasus

- Objek yang akan diteliti

yaitu sistem informasi dan

teknologi informasi

berupa Wi Fi.

- Tujuan penelitian untuk

menunjang kinerja

karyawan.

- Objek yang akan diteliti

adalah SIAKAD

UMTAS.

- Tujuan penelitian untuk

meningkatkan

mekanisme kerja sistem

- Persamaan

terletak pada

penggunaan

analisis kinerja,

penggunaan

metode IT

Balanced

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

64

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian

Perbedaan Penelitian Persamaan

penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti

Pada Wi-Fi Universitas Kristen Satya

Wacana). Jenis penelitian ini adalah

studi kasus yang dipublikasikan pada

tahun 2017. Penelitian dari

Universitas Kristen Satya Wacana.

Link:

http://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/

view/499

- Penelelitian dilakukan di

Universitas Kristen Satya

Wacana.

- Penelitian dilakukan di

Universitas

Muhammadiyah

Tasikmalaya.

Scorecard dan

memiliki

kesamaan pada

jenis penelitian

studi kasus.

3. Ahmad Fikri Syarif, Prihanto Ngesti

Basuki, Agustinus Fritz Wijaya. Judul

“Analisis Kinerja Sistem Informasi

pada PT. Bank Central Asia

- Objek yang akan di teliti

adalah sistem informasi

pada PT. Bank Central

Asia.

- Objek yang akan di teliti

adalah SIAKAD.

- Persamaannya

terletak pada

kegiatan analisis,

dan metode yang

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

65

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian

Perbedaan Penelitian Persamaan

penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti

Menggunakan IT Balanced

Scorecard”. Jenis penelitian ini adalah

studi kasus yang dipublikasikan pada

tahun 2017. Penelitian dari

Universitas Kristen Satya Wacana.

Link:

http://ejnteti.jteti.ugm.ac.id/index.php/JN

TETI/article/view/393

- Penelitian dilakukan di

Universitas Kristen Satya

Wacana.

- Penelitian ini sangat erat

kaitannya dengan

pelayanan finansial.

- Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk

- Penelitian dilakukan di

Universitas

Muhammadiyah

Tasikmalaya.

- Penelitian ini erat

kaitannya dengan

pelayanan sistem

Pendidikan di perguruan

tinggi.

- Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk

menghasilkan referensi

digunakan yaitu

sama-sama

menggunakan

metode IT

Balanced

Scorecard.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasirepository.umtas.ac.id/238/1/BAB II.pdf · 2021. 3. 24. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sistem Informasi

66

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian

Perbedaan Penelitian Persamaan

penelitian Penelitian Terdahulu Penelitian Peneliti

menggambarkan kinerja

SI/TI di lingkungan PT.

Bank Central Asia

dalam meningkatkan

kinerja SIAKAD.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--