35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes Mellitus 1. Pengertian Mansjoer (1999) menyatakan bahwa DM adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demam tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. (Askandar, 2000). Sedangkan Tapan (2006) menjelaskan bahwa DM adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin (kuantitas / kualitas) baik oleh keturunan atau didapat. Konsentrasi glukosa yang berlebih pada darah dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh. Long (1996) menjelaskan bahwa DM merupakan penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler dan neurologis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Diabetes Mellitus

1. Pengertian

Mansjoer (1999) menyatakan bahwa DM adalah keadaan hiperglikemi

kronik yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan

hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf

dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan

dengan mikroskop elektron.

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan

herediter, demam tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau

tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya

insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme

karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan

protein. (Askandar, 2000).

Sedangkan Tapan (2006) menjelaskan bahwa DM adalah penyakit kronis

yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin (kuantitas / kualitas) baik

oleh keturunan atau didapat. Konsentrasi glukosa yang berlebih pada darah

dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh.

Long (1996) menjelaskan bahwa DM merupakan penyakit kronik yang

kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak

dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler dan

neurologis.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Price dan Wilson (1995) menambahkan bahwa DM merupakan gangguan

metabolisme yang dimanifestasikan dengan hilangnya toleransi karbohidrat yang

terjadi secara genetis maupun didapat.

Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Glukosa

secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk

dihati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner dan Suddarth, 2002).

Dari berbagai definisi diatas tentang DM diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa DM adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan

hormonal (dalam hal ini adalah hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas)

dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang tidak dapat

memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang

diproduksi dengan baik, karena proses autoimmune, dipengaruhi secara genetik

dengan gejala yang pada akhirnya menuju tahap perusakan imunologi sel – sel

yang memproduksi insulin.

Klasifikasi

Klasifikasi yang ditentukan oleh National Diabetes Data Group of The

National Institutes of Health, sebagai berikut :

a. Diabetes Melitus tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) atau

tipe juvenil

Yaitu ditandai dengan kerusakan insulin dan ketergantungan pada terapi

insulin untuk mempertahankan hidup. Diabetes melitus tipe I juga disebut

juvenile onset, karena kebanyakan terjadi sebelum umur 20 tahun. Pada tipe

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

ini terjadi destruksi sel beta pankreas dan menjurus ke defisiensi insulin

absolut. Mereka cenderung mengalami komplikasi metabolik akut berupa

ketosis dan ketoasidosis.

b. Diabetes Melitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes

melitus)

Dikenal dengan maturity concept, dimana tidak terjadi defisiensi insulin

secara absolut melainkan relatif oleh karena gangguan sekresi insulin bersama

resistensi insulin. Terjadi pada semua umur, lebih sering pada usia dewasa dan

ada kecenderungan familiar.

NIDDM dapat berhubungan dengan tingginya kadar insulin yang

beredar dalam darah namun tetap memiliki reseptor insulin dan fungsi post

reseptor yang tidak efektif.

c. Gestational Diabetes

Disebut juga DMG atau diabetes melitus gestational. Yaitu intoleransi

glukosa yang timbul selama kehamilan, dimana meningkatnya hormon –

hormon pertumbuhan dan meningkatkan suplai asam amino dan glukosa pada

janin yang mengurangi keefektifitasan insulin.

d. Intoleransi glukosa

Berhubungan dengan keadaan atau sindroma tertentu., yaitu hiperglikemi

yang terjadi karena penyakit lain. Penyakit pankreas, obat – obatan, dan bahan

kimia. Kelainan reseptor insulin dan sindrome genetik tertentu. Umumnya

obat – obatan yang mencetuskan terjadinya hiperglikemia antara lain: diuretik

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

furosemid (lasik), dan thiazide, glukotikoid, epinefrin, dilantin, dan asam

nikotinat (Long, 1996 ).

2. Anatomi dan Fisiologi

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira–kira 15

cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata–rata

60–90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.

Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam

tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan (kepala) kelenjar pankreas

terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari

lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang

ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari

segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang

berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.

Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu : (1). Asini sekresi getah

pencernaan ke dalam duodenum. (2). Pulau langerhans yang tidak mengeluarkan

sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.

Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari

pankreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total

pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau

berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50μ, sedangkan yang

terbesar 300μ, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225μ. Jumlah semua pulau

langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.

Pulau Langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

(1). Sel–sel A (alpha), jumlahnya sekitar 20–40% ; memproduksi glukagon yang

manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin

like activity “.

(2). Sel– sel B (betha), jumlahnya sekitar 60–80 % , membuat insulin.

(3). Sel–sel D (delta), jumlahnya sekitar 5–15 %, membuat somatostatin.

Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan

sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak

berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada

penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang normal

dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga

dianggap tidak berfungsi.

Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin

manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu

rantai A dan B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh dua jembatan (perangkai),

yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri

dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4–7 dengan titik isoelektrik pada

5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor

yang besar di dalam membrana sel.

Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam

butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin

dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar

glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat

cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak,

dan hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-

beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport

glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel

lemak.

3. Etiologi dan Predisposisi

DM dapat disebabkan oleh banyak faktor Noer ( 1996 ) menyebutkan

bahwa ada 4 penyebab terjadinya DM, yaitu faktor keturunan, fungsi sel

pankreas dan sekresi insulin yang berkurang, kegemukan atau obesitas,

perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan resistensi insulin.

Faktor keturunan dapat menjadi penyebab yang mengambil peranan

paling penting dalam terjadinya DM karena pola familial yang kuat (keturunan)

mengakibatkan terjadinya kerusakan sel-sel beta pankreas yang memproduksi

insulin. Sehingga terjadi kelainan dalam sekresi insulin maupun kerja insulin

(Long, 1996).

Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang dapat terjadi

karena insulin diperlukan untuk transport glukosa, asam amino, kalium dan

fosfat yang melintasi membran sel untuk metabolisme intraseluler. Jika terjadi

kekurangan insulin akibat kerusakan fungsi sel pankreas akan menyebabkan

gangguan dalam metabolisme karbohidrat, asam amino, kalium dan fosfat

(Long, 1996).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Kegemukan atau obesitas dapat sebagai pencetus terjadinya DM karena

insiden DM menurun pada populasi dengan suplai yang rendah dan meningkat

pada mereka yang mengalami perubahan makanaan secara berlebihan. Obesitas

merupakan faktor resiko tinggi DM karena jumlah reseptor insulin menurun

pada obesitas mengakibatkan intoleransi glukosa dan hiperglikemia (Price dan

Wilson, 1995).

Perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan resistensi insulin

dapat mendukung terjadinya DM karena toleransi glukosa secara berangsur-

angsur akan menurun bersamaan dengan berjalannya usia seseorang

mengakibatkan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dan lebih lamanya

keadaan hiperglikemi pada usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya

pelepasan insulin dari sel–sel beta, lambatnya pelepasan insulin dan penurunan

sensitifitas perifer terhadap insulin (Long, 1996).

Etiologi pada DM telah dijabarkan oleh para ahli, yaitu berkaitan dengan

fungsi organ dan berbagai faktor resiko yang mendahului.

Mansjoer (1996 : 588) menyatakan bahwa Insulin Dependent Diabetes

Melitus (IDDM), atau DM yang tergantung pada insulin (tipe I) disebabkan oleh

destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimmune. Sedangkan Non

Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) atau tipe II disebabkan

kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah

turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh

jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya (terjadi defisiensi

relatif insulin).

Faktor yang meningkatkan resiko terjadinya DM, diantaranya :

a. Faktor genetik (herediter)

Resiko terkena DM meningkat apabila ada anggota yang terkena atau

menderita DM, yaitu kesesuaian pada kembar monozigote dan autosomonal

dominan. Insulin Dependen Diabetes Melitus : <50 % dan Non Insulin

Dependent Diabetes Melitus : 90–100% (Long, 1996).

b. Faktor ras dan etnik tertentu

NIDDM biasanya dialami oleh non kulit putih, pada masyarakat Amerika

angka kejadian NIDDM adalah 1:3, sedangkan pada populasi umum adalah

1:200 ( Long, 1996 )

c. Faktor autoimmune

Sel – sel beta pankreas dihancurkan oleh proses autoimmune.

d. Proses radang atau infeksi

Pada kasus pankreatitis akan terjadi hambatan sekresi insulin

e. Faktor obesitas

Jumlah reseptor insulin menurun pada orang yang kegemukan ( Long, 1996

).

f. Pada keadaan tertentu

Misalnya pada wanita dalam masa kehamilan atau karena efek dari obat–

obatan tertentu ( Long, 1996 ).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

4. Patofisiologi

Insulin dan glukagon diproduksi dalam pankreas, yang merupakan

kelenjar eksokrin dan endokrin yang lebih dari sejuta kumpulan pulau – pulau

sel terletak menyebar dalam organ ini. Terdapat 3 jenis sel – sel endokrin, yaitu

sel alpha yang memproduksi glukagon ; sel beta, yang mensekresi insulin , sel

delta yang mensekresi gastrin dan somatostatin pankreas.

Mekanisme kerja insulin adalah hipoglikemik dan anabolitik. Dalam

keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa yang melebihi kebutuhan

kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel – sel hati dan otot yang disebut

proses glikogenesis. Proses ini mencegah terjadinya hiperglikemi. Jika terjadi

kekurangan insulin maka menyebabkan perubahan metabolisme yang

menyebabkan hiperglikemi, antara lain :

a. Transpor gula yang melewati membran sel berkurang.

b. Glukogenesis berkurang,dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah.

c. Glikogenesis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa

hati akan dicurahkan secara terus menerus.

d. Glukoneogenesis meningkat sehingga glukosa dalam darah meningkat dari

hasil pemecahan asam amino dan lemak.

Ketosis menyebabkan asidosis dan terjadi koma. Hiperglikemia

meningkatkan osmolaritas darah. Jika konsentrasi glukosa dalam darah

meningkat dan melebihi ambang ginjal, maka pada penyaringan di glomerulus

dan reabsorpsi glukosa pada tubulus pun berkurang sehingga terjadi glukosuria.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Karena glukosa dalam larutan, maka pengeluaran urine pun banyak sebanding

dengan pengeluaran glukosa. Hal ini dinamakan poliuri. Banyak garam mineral

tubuh pun ikut keluar bersama urine sehingga menyebabkan kekurangan kadar

garam dan terjadi penarikan cairan dari intraseluler dan ektraseluler dan

merangsang rasa haus berkepanjangan ( polidipsi ), starvasi seluler dan

kehilangan kalori akan merangsang rasa lapar yang berkepanjangan ( polifagi ).

5. Manifestasi Klinis

1. Gejala klasik pada DM adalah :

a. Poliuri ( banyak buang air kecil ), frekuensi buang air kecil meningkat

termasuk pada malam hari.

b. Polidipsi ( banyak minum ), rasa haus meningkat.

c. Polifagi ( banyak makan ), rasa lapar meningkat.

2. Gejala lain yang dirasakan penderita

a. Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari.

b. Keletihan.

c. Penglihatan atau pandangan kabur.

d. Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah dan

penurunan kesadaran.

3. Tanda yang bisa diamati pada penderita DM adalah :

a. Kehilangan berat badan.

b. Luka, goresan lama sembuh.

c. Kaki kesemutan, mati rasa.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

d. Infeksi kulit.

6. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan secara medis

a. Obat Hipoglikemik oral

1) Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas

Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan

denagn obat golongan lain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase

atau insulin. Obat golongan ini mempunyai efek utama

meningkatkan produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas, karena itu

menjadi pilihan utama para penderita DM tipe II dengan berat badan

yang berlebihan.

Obat – obat yang beredar dari kelompok ini adalah ;

• Glibenklamida ( 5mg/tablet ).

• Glibenklamida micronized ( 5 mg/tablet ).

• Glikasida ( 80 mg/tablet ).

• Glikuidon ( 30 mg/tablet ).

2) Golongan Biguanid / Metformin

Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,

memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer ).

Dianjurkan sebagai obat tunggal pada pasien dengan kelebihan berat

badan.

3) Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran

pencernaan, sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan.

Bermanfaat untuk pasien dengan kadar gula puasa yang masih

normal.

b. Insulin

1) Indikasi insulin

Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya digunakan

Human Monocommponent Insulin ( 40 UI dan 100 UI/ml injeksi ),

yang beredar adalah Actrapid.

Injeksi insulin juga diberikan kepada penderita DM tipe II yang

kehilangan berat badan secara drastis. Yang tidak berhasil dengan

penggunaan obat – obatan anti DM dengan dosis maksimal, atau

mengalami kontraindikasi dengan obat – obatan tersebut, bila

mengalami ketoasidosis, hiperosmolar, dana sidosis laktat, stress

berat karena infeksi sistemik, pasien operasi berat, wanita hamil

dengan gejala DM gestasional yang tidak dapat dikontrol dengan

pengendalian diet.

2) Jenis Insulin

• Insulin kerja cepat

Jenis – jenisnya adalah regular insulin, cristalin zink, dan

semilente.

• Insulin kerja sedang

Jenis – jenisnya adalah NPH ( Netral Protamine Hagerdon )

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

• Insulin kerja lambat

Jenis – jenisnya adalah PZI ( Protamine Zinc Insulin )

2. Penatalaksanaan secara keperawatan

a. Diet

Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makan.

Walaupun telah mendapat tentang penyuluhan perencanaan makanan,

lebih dari 50 % pasien tidak melaksanakannya.

Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang, dengan

komposisi idealnya sekitar 68 % karbohidrat, 20 % lemak dan 12 %

protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan mencegah

agar berat badan tidak menjadi berlebihan dengan cara :

Kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat komplek, hindari

makanan yang manis, perbanyak konsumsi serat.

b. Olahraga

Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat

insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat

badan, memperkuat jantung, dan mengurangi stress. Bagi pasien DM

melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik, tetapi jangan

melakukan olahraga yang berat – berat.

7. Komplikasi

Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan

komplikasi kronik. ( Carpenito, 2001 )

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

1. Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang

penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah

dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah (Smeltzer, 2002 :

1258 )

a. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )

Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari

suatu perjalanan penyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis

disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah

insulin yang nyata ( Smeltzer, 2002 : 1258 )

b. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)

Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi

oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat

kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah

tidak terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHN (Smetzer, 2002 :

1262)

c. Hypoglikemia

Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi

kalau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl.

Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau

preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit

(Smeltzer, 2002 : 1256)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

2. Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada dasarnya terjadi pada semua

pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati

Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu: (Long 1996)

1) Mikrovaskuler

a. Penyakit Ginjal

Salah satu akibat utama dari perubahan–perubahan mikrovaskuler

adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar

glukosa darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan

mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah

dalam urin (Smeltzer, 2002 : 1272)

b. Penyakit Mata (Katarak)

Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan

kabur sampai kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalu

disebabkan retinopati (Sjaifoellah, 1996 : 588). Katarak

disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjangan yang

menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa (Long,

1996 : 16)

c. Neuropati

Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem saraf

otonom, Medulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi

sorbital dan perubahan–perubahan metabolik lain dalam sintesa

atau fungsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat

menimbulkan perubahan kondisi saraf (Long, 1996 : 17)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

2) Makrovaskuler

a. Penyakit Jantung Koroner

Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka

terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya

keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi.

Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan

mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita

penyakit jantung koroner atau stroke

b. Pembuluh darah kaki

Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf-saraf sensorik,

keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak

terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi dimulai

dari celah–celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel–sel

kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang

menebal, dan kalus demikian juga pada daerah–daerah yang

terkena trauma (Long, 1996 : 17)

c. Pembuluh darah otak

Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga

suplai darah keotak menurun (Long, 1996 : 17)

B. PENGKAJIAN FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara

sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah disusun dan mengevaluasi

mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga. Proses

keperawatan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang

digunakan agar proses asuhan keperawatan dan kesehatan terhadap keluarga menjadi

lebih sistematis (Effendy, 1998 : 46).

I. Pengkajian Keluarga

Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan keluarga

kedalam tahap-tahap meliputi mengidentifikasi data, tahap dan riwayat

perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping

keluarga.

a. Mengidentifikasi data

Data-data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan

pasien dengan memakai norma kesehatan keluarga maupun social yang

merupakan system integritas dan kesanggupan untuk mengatasinya

(Friedman, 1998).

Pengumpulan data pada keluarga dengan Diabetes Mellitus difokuskan

pada komponen-komponen yang berkaitan dengan diabetes Mellitus.

b. Data Identitas

1) Umur

Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara

drastic menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering

muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama mereka

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

yang berat badannya berlebih karena tubuh tidak peka terhadap insulin,

semakin bertambah usia semakin tinggi resiko diabetes (Setiono, 2005 :

24).

2) Jenis Kelamin

Wanita pada umumnya cenderung mudah terserang Diabetes

Mellitus bila dibandingkan dengan pria, hal ini dikarenakan wanita lebih

banyak mempunyai factor yang mendorong terjadinya DM seperti obesitas

saat kehamilan, strees, kelelahan, serta makanan yang tidak terkontrol.

3) Pekerjaan

Penghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi keluarga dalam

melakukan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang

menderita Diabetes Mellitus. Salah satu penyebab ketidakmampuan

keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan perawatan adalah tidak

seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnnya

keuangan (Effendy,1998).

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif karena dengan

pendidikan yang rendah, daya ingat klien, afektif dan psikomotorik dalam

pengelolaan penderita Diabetes Mellitus dan akibatnya serta pentingnya

fasilitas pelayanan kesehatan.

5) Hubungan (genogram)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Resiko terkena diabetes meningkat apabila ada anggota keluarga

yang menderita diabetes. Resiko juga meningkat pada keadaan kembar

monozigot dan autosomal dominan.

6) Tipe atau Bentuk Keluarga

Bentuk keluarga extended family yang mempunyai riwayat penyakit

DM lebih cenderung menderita DM dari pada keluarga yang ukurannya

lebih kecil dan tidak mempunyai riwayat DM.

7) Latar Belakang atau Kebiasaan Keluarga

a) Kebiasaan Makan

Pola makan keluarga telah tergeser dari pola makan tradisional

yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola

makan dengan komposisi makan yang terlalu banyak mengandung

protein, gula, lemak, garam, dan mengandung sedikit serat. Pola

makan seperti inilah yang beresiko terjadinya penyakit diabetes

mellitus (Noer, 1996).

b) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan

Pemanfaatan fasilitas kesehatan merupakan factor penting dalam

pengelolaan pasien dengan Diabetes Mellitus. Effendy (1998)

menyatakan bahwa fasilitas kesehatan yang terjangkau memberikan

pengaruh yang besar terhadap perawatan dan pengobatan pada

keluarga yang anggota keluarganya menderita Diabetes Mellitus. Bila

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, maka dengan rajin

mereka akan melakukan control dan memeriksakan dirinya secra

teratur apabila ada keluhan lemas-lemas ke tempat pelayanan

kesehatan terdekat. Pada keluarga yang kurang mampu memanfaatkan

pelayanan fasilitas kesehatan, maka keluarga hanya memeriksakan

kesehatan apabila sakit saja, termasuk ketika merasakan adanya gejala-

gejala yang terkait dengan Diabetes Mellitus.

c) Pengobatan Tradisional

Cara-cara yang lazim digunakan adalah meminum jamu

tradisional. Namun perlu diperhatikan dalam melakukan pengobatan

tersebut harus kontrol teratur agar pengobatannya berhasil. Namun

mayoritas penderita Diabetes Mellitus telah memanfaatkan pengobatan

modern untuk mengatasi gejala dan keluhan Diabetes Mellitus.

8) Status Sosial Ekonomi

Diabetes Mellitus sering terjadi pada keluarga yang mempunyai

status ekonomi menengah keatas. Karena factor lingkungan dan gaya

hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, berlemak, kurang

aktivitas fisik, dan strees berperan penting sebagai pemicu diabetes.

c. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga yang berisiko mengalami masalah

Diabetes Mellitus adalah tahap perkembangan keluarga dengan usia

pertengahan dan lansia. Karena pada tahap ini terjadi proses degeneratif

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

yaitu suatu kemunduran fungsi system organ tubuh, termasuk penurunan

fungsi dari sel beta pancreas.

2. Riwayat Kesehatan Keluarga

Diabetes Mellitus berkaitan erat dengan penyakit yang lain misalnya

riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus, Hiperensi, Penyakit ginjal,

Stroke dan lain-lain.

d. Data Lingkungan

1. Karakteristik Rumah

Penataan perabot rumah yang tidak teratur, penerangan atau

pencahayaan yang kurang, keadaan lantai yang licin, merupakan factor

yang meningkatkan resiko injury karena pada pendrita Diabetes Mellitus

yang lanjut akan mengalami gangguan pada system persepsi sensori

terutama visual seperti adanya keluhan pandangan kabur.

2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya, menjelaskan tentang karakteristik

dari tetangga dan komunitas setempat

a) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat menjelaskan

mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta

perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi

dengan masyarakat setempat

b) Fasilitas pelayanan kesehatan

Adanya fasilitas pelayanan kesehatan sangat menentukan pemulihan

kesehatan, pencegahan penyakit serta pengobatan.

c) Fasilitas transportasi

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Transportasi yang memadai sangat berpengaruh terhadap kemampuan

keluarga untuk menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan.

d) Sistem pendukung

Pengelolaan pasien yang menderita Diabetes Mellitus di keluarga

sangat membutuhkan peran aktif seluruh anggota keluarga, petugas

dari pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Semuanya berperan

dalam pemberian edukasi, motivasi dan memonitor atau mengontrol

perkembangan kesehatan anggota keluarga yang menderita Diabetes

Mellitus.

e) Struktur keluarga

1) Pola komunikasi

Interaksi antar anggota keluarga yang positif akan menimbulkan

saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan

keharmonisan dalam keluarga dan merupakan tugas anggota

keluarga yang dapat menurunkan tingkat stress yang menjadi

pemicu terjadinya suatu masalah kesehatan (Effendy, 1998).

2) Struktur kekuasaan

Pada masyarakat Indonesia kebanyakan pemegang kekuasaan yang

lebih dominant adalah patriarkal yaitu pemegang kekuasaan yang

tertinggi di pihak ayah (Effendy, 1998).

3) Struktur peran

Friedman (1986), menyatakan peran atau status seseorang dalam

keluarga dan masyarakat mempengaruhi gaya hidupnya, peran

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

dalam keluarga terbagi dalam peran sebagai suami, ayah, istri, ibu,

anak, kakak, adik, cucu, dan lain-lain.

4) Nilai-nilai dalam keluarga

Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga adalah yang

bertentangan dengan masalah DM seperti halnya pergi ke dukun

dan bukan pada petugas fasilitas kesehatan (Effendy, 1998).

f) Fungsi keluarga

1) Fungsi Afektif

Bagaimana keluarga merasakan hal-hal yang dibutuhkan oleh

individu lain dalam keluarga tersebut. Keluarga yang kurang

memperhatikan keluarga yang menderita DM akan menimbulkan

komplikasi lebih lanjut (Noer, 1996).

2) Fungsi Sosialisasi

Keluarga yang memberikan kebebasan kepada anggota keluarga

yang menderita DM untuk berinteraksi dengan lingkungan akan

mengurangi tingkat stress keluarga. Biasanya penderita DM akan

kehilangan semangat oleh karena merasa jenuh dengan pengobatan

yang berlaku seumur hidup.

3) Fungsi Perawatan Kesehatan

Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganan masalah

Diabetes Mellitus:

a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah pada DM salah

satu factor penyebabnya adalah karena kurang pengetahuan

tentang DM (Effendy, 1998). Apabila keluarga tidak mampu

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

mengenal masalah Diabetes Mellitus, penyakit tersebut akan

mengakibatkan komplikasi.

b) Mengambil keputusan bagi anggota keluarga yang sakit

Ketidak sanggupan keluarga dalam mengambil keputusan yang

tepat dalam melakukan tindakan disebabkan karena tidak

memahami tentang sifat, berat, dan luasnya masalah yang

dihadapi dan masalah yang tidak begitu menonjol. Penyakit

Diabetes Mellitus yang tanpa penanganan akan mengakibatkan

komplikasi.

c) Merawat anggota keluarga yang sakit

Ketidak mampuan ini disebabkan karena tidak mengetahui

keadaan penyakit, tanda dan gejala, penyebab dan pengelolaan

pada Diabetes Mellitus (Effendy, 1998).

d) Ketidak sanggupan keluarga dalam memelihara lingkungan

yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan.

Ketidak mampuan ini disebabkan karena sumber-sumber dalam

keluarga tidak mencukupi, diantaranya adalah biaya (Effendy,

1998).

e) Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas

kesehatan.

Hal ini sangat penting sekali untuk keluarga yang mempunyai

masalah Diabetes Mellitus. Agar penderita dapat

memeriksakan kesehatan secara rutin dan sebagai tempat jika

ada keluhan (Effendy, 1998).

g) Koping keluarga

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Apabila terdapat stressor yang muncul dalam anggota keluarga,

sedangkan koping keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress

pada anggota keluarga yang menderita diabetes, karena salah satu cara

mengatasi kekambuhan yaitu dengan menjaga diit yang teratur, dan

mengurangi stress.

2. Pathways Faktor etiologi

Usia, keturunan, infeksi, gaya hidup, kehamilan, obesitas

Sel beta pancreas rusak/ terganggu

Produksi insulin meningkat

Glokosa dalam darah meningkat

Asam lemak

bebas meningkat Lipolisis meningkat glukoneogenesis

Sel kelaparan Hiperosmolaritas

Hipertensi >20mg/dl

Asam lemak teroksidasi

Kalori keluar Glukosuria

Produksi energi

metabolisme menurun

Katabolisme protein meningkat

Sel tidak mampu menggunakan glukosa

sebagai energi Rasa lapar Diuresis osmotik

Ketonuria

Ketonemia

Poliuri polifagi

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Dehidrasi Kurang pengetahuan

Gangguan pemenuhan

nutrsi kurang dari kebutuhan

Kelelahan

Intoleransi aktifitas

Asam amino

menurun

Sintesa protein

menurun

Respon peredaran darah dan

peradangan lambat

Asam laktat meningkat

Glokoneogenesis meningkat

Pembuluh besar/ sedang

Makroangiopati

Resiko infeksi

Kekurangan volume

cairan dan elektrolit

Gangguan perfusi ginjal

Rasa haus

Kompensasi tubuh

Polidipsi

Syok

Penurunan kesadaran

Koma

Oliguri

Anuria

Ketoasidosis

Asidosis metabolisme

Gangguan integritas kulit

Insufisiensi vaskuler perifer 3. Diagnosa Keperawatan Perubahan

vasikuler Arteroskleosis

Diagnosa keperawatan adalah pernayataan tentang factor-faktor yang

mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan

yang diharapkan (Effendy, 1998).

Diagnosa adalah yang mungkin timbul pada keluarga dengan diabetes mellitus

antara lain (Doengoes, 2000: 51):

a. Kekurangan volume cairan, kemungkinan dibuktikan oleh peningkatan pengeluaran

urine, urine encer, kelemahan, haus, penurunan berat badan, kulit atau membrane

mukosa kering, turgor kulit buruk, hipotensi, takikardia, pelambatan pengisian

kapiler. Berhubungan dengan

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

kesehatan.

5) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kemungkinan dibutuhkan oleh

masukan makanan yang tidak adekuat, kurang minat pada makanan, penurunan

berat badan 10-20% atau lebih dari yang diharapkan, kelemahan, tonus otot

buruk, diare berhubungan dengan

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

kesehatan.

5) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan:

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

d. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori, dapat diterapkan adanya

tanda-tanda dan gejala-gejala untuk membuat diagnosa aktual berhubungan

dengan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

kesehatan.

5) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

e. Kelelahan, kemungkinan dibuktikan oleh kurang energi yang berlebihan,

ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas biasanya, penurunan kinerja

biasanya biasanya berhubungan dengan

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang

kesehatan.

5) ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

4. Rencana Keperawatan

a. Menyusun prioritas

Setelah menentukan diagnosis keperawatan, selanjutnya adalah melakukan

prioritas masalah kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan (Effendy, 1998):

1) Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam

keluarga tidak dapat diatasi sekaligus.

2) Mempertimbangkan masalah yang dapat mengancam kesehatan.

3) Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang

diberikan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

5) Sumber daya keluarga yang menunjang masalah kesehatan keluarga atau

keperawatan keluarga.

6) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

b. Kriteria prioritas masalah (Effendy, 1998: 52):

1) Kriteria masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, keadaan sakit

atau kurang sehat, dan situasi krisis. Bobot terbesar adalah kurang sehat

kemudian ancaman kesehatan dan yang ketiga adalah krisis.

2) Kemungkinan masalah diabetes mellitus dapat diubah, hal-hal yang harus

diperhatikan:

a) Pengetahuan, teknologi, dan tindakan untuk menangani diabetes mellitus.

b) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga, sarana dan prasarana.

c) Sumber daya keperawatan, diantaranya adalah pengetahuan tentang

diabetes mellitus, ketrampilan dalam perawatan.

d) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti

posyandu, polindes dan sebagainya.

3) Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan

timbul dan dapat dikurangi / dicegah melalui tindakan keperawatan dan

kesehatan misalnya dengan memberikan informasi tentang diabetes mellitus,

cara mencegah dan merawat, serta menganjurkan keluarga untuk

memeriksakan kesehatan anggota keluarga dengan diabetes mellitus ke

pelayanan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melihat potensi

pencegahan masalah diabetes mellitus:

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

a) Kesulitan masalah diabetes mellitus, berkaitan dengan beratnya penyakit

diabetes mellitus yang menunjukkan kepada prognosa DM (Diabetes

Mellitus).

b) Lamanya masalah berhubungan dengan terjadinya masalah diabetes mellitus,

dan kemungkinan masalah diabetes mellitus dapat dicegah.

c) Tindakan yang sudah dan sedang dilakukan untuk mencegah dan

memperbaiki masalah diabetes mellitus dalam rangka meningkatkan status

kesehatan keluarga.

d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang sangat

peka menambah potensi untuk mencegah masalah.

4) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah

diabetes mellitus dalam hal beratnya dan mendesak untuk diatasi melalui

intervensi keperawatan (Effendy, 1998: 49).

c. Penyusunan Tujuan

Perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada klien,

penyusunan tujuan bersama tersebut terdiri atas kemungkinan sumber-sumber,

menggambarkan pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan, menyeleksi

intervensi keperawatan yang spesifik dan mengoperasionalkan perencanaan

(menyusun prioritas dan menulis bagaimana rencana tersebut dilaksanakan dalam

fasenya).

1) Tujuan umum

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

Setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai diabetes mellitus, maka

keluarga mampu mengenal masalah diabetes mellitus, mampu mengambil

keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang

mengalami diabetes mellitus.

2) Tujuan khusus

Masalah tentang diabetes mellitus dalam keluarga dapat teratasi atau tidak

bertambah buruk keadaanya.

a) Menentukan kriteria evaluasi

Kriteria yang akan dicapai adalah:

- Respon verbal kognitif, keluarga dapat menyebutkan tentang masalah

kesehatan diabetes mellitus, yaitu pengertian, penyebab, tipe, tanda dan

gejala, dan perawatan diabetes mellitus.

- Respon afektif dari keluarga, mampu mengungkapkan secara verbal akan

mengambil tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita

diabetes mellitus.

- Respon motorik keluarga dan evaluasi perilaku yaitu keluarga mampu

melakukan perawatan diabetes mellitus dan mencegah terjadinya

komplikasi diabetes mellitus.

b) Menentukan standar evaluasi:

Pengertian, tipe-tipe, penyebab, tanda dan gejala, perawatan diabetes

mellitus.

d. Fokus Intervensi

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

1) Kekurangan volume cairan

a) Afektif / pengetahuan

- Berikan informasi kepada keluarga dan klien tentang manifestasi klinik

kekurangan volume cairan sebagai tanda memberatnya penyakit

Diabetes Mellitus.

- Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang cara

mengatasi kekurangan volume cairan.

b) Kognitif / sikap

- Anjurkan kepada klien untuk selalu memonitor keluaran urine.

- Motivasi klien untuk menimbang berat badannya ke pelayanan kesehatan

terdekat.

c) Psikomotor / ketrampilan

- Anjurkan kepada keluarga untuk membawa klien ke pelayanan

kesehatan.

- Motivasi klien untuk patuh atau kooperatif dalam regimen pengobatan.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

a) Afektif / pengetahuan

- Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian

pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.

- Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar

bagi penderita Diabetes Mellitus.

b) Kognitif / sikap

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

- Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya resiko nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh pada penderita Diabetes Mellitus.

- Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.

c) Psikomotor / ketrampilan

- Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang

benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

- Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita

Diabetes Mellitus.

3) Resiko infeksi

a) Afektif / pengetahuan

- Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang adanya

resiko tinggi infeksi pada luka penderita Diabetes Mellitus.

- Ajarkan pada klien cara mencegah infeksi pada luka penderita Diabetes

Mellitus.

b) Kognitif / sikap

- Ajarkan cara perawatan luka yang benar pada klien dan keluarga agar

terhindar dari infeksi.

- Motivasi klien dan keluarga untuk mendemonstrasikan cara perawatan

luka yang benar.

c) Psikomotor / ketrampilan

- Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan agar

mendapatkan perawatan luka yang benar.

- Rujuk ke pelayanan kesehatan .

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

4) Resiko gangguan persepsi sensori

a) Afektif / pengetahuan

- Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang

gangguan persepsi sensori visual (pandangan kabur) sebagai manifestasi

penyakit Diabetes Mellitus.

- Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatan matanya ke pelayanan

terdekat.

b) Kognitif / sikap

- Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya penurunan

ketajaman penglihatan sebagai manifestasi dari terjadinyya komplikasi

Diabetes Mellitus yang lanjut.

- Anjurkan kepada klien untuk menggunakan alat bantu penglihatan jika

terjadi gangguan penglihatan.

c) Psikomotor / ketrampilan

- Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan untuk

pemeriksaan lanjutan, penggunaan kacamata dan penggunaan obat.

- Motivasi klien untuk patuh dalam pengobatan.

5) Kelelahan, kelemahan

a) Afektif / pengetahuan

- Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian

pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Diabetes …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-sunupunagi... · dan melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat dimana seseorang

- Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar

bagi penderita Diabetes Mellitus.

b) Kognitif / sikap

- Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang

benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

- Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.

c) Psikomotor / ketrampilan

- Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang

benar bagi penderita Diabetes Mellitus.

- Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita

Diabetes Mellitus.