Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran Guru
1. Pengertian Peran Guru
Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang
utama dalam terjadinya hal atau peristiwa (Fajri, 2003:205) atau menurut Sulkan
Yasin di dalam kamus besar Indonesia, arti peran adalah sesuatu yang dipebuat
(Tugas) besar pengaruhnya pada suatu peristiwa (2000:135). Sebagaimana di
dalam lembaga pendidikan guru memiliki kemampuan tidak saja hanya pada
pemberian pelajaran tetapi harus di dalamnya ada keseriusan untuk mendidika
anak dengan segala kemampuanya yang bermuara kepada keberhasilan akademik
dan akhlak.
Sedangkan guru adalah salah satu komponen manusia dalam proses belajar
mengajar setelah siswa, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber
daya manusia yang profesional di bidang pembangunan (Sardiman, 2000:123).
Menurut Al Ghazali, guru adalah orang yang mengantarkan siswa dan
menjadikannya manusia terdidik yang mampu menjalankan tugas-tugas
kemanusiaanya dan tugas ketuhannya. Ia tidak hanya menyampaikan materi
pelajaran saja, tetapi bertanggung jawab memberi wawasan kepada siswa agar
mengkaji, menggali ilmu pengetahuan dan menciptakan lingkungan yang menarik
dan menyenangkan (Rush Ibnu, 2000:64). Selanjtnya Al-Ghazali menjelaskan
guru juga dapat menerapkan sebuah metode keteladanan bagi mental anak-anak,
pembinaaan budi pekerti dan penananman sifat keutamaan pada diri mereka. Guru
bertugas menghias, mensucikan dan mengiringinya mendakati Allah dan guru
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
9
adalah orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak di sekolah
(Nata, 2001:94).
Sedangkan Sardiman A.M dalam bukunnya tentang peran guru
diungkapkan dari beberapa pendapat yaitu:
1. Prey Katz, menggambarkan peran guru sebagai komunikator,sahabat yang
dapat memberikan nasihat-nasihat,motivator sebagai pemberi inspirasi dan
dorongan,pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta
nilai-nilai orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
2. Havighurst,menjelaskan bahwa peran guru di sekolah sebagai pekerja
(employe) dalam hubungan kedinasan sebagai bawahan(subbordinate)
(2000:63).Secara pribadi peran guru menurut Uzzer Usman guru berperan
sebagai: a) Petugas Sosial yaitu seorang yang harus membantu untuk
kepentingan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan masyarakat,guru senantiasa
merupakan petugas-petugas yang dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.
Kegiatanya sangat dibutuhkan demi kemajuan di dalam masyarakat baik
ketrampilan yang berkaitan dengan dunia kreasi kebutuhan masyarakat
maupun ketrampilan mengelola unit-unit organisasi, b) Pelajaran dan ilmuan
yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan dengan berbagai
cara. Setiap saat guru senantiasa dituntut selalu belajar untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, c) Orang tua, yaitu mewakili orang tua
murid di sekolah dalam pendidikan, lembaga sekolah merupakan lembaga
pendidikan sesudah keluarga,sehingga dalam arti luar sekolah merupakan
keluarga,guru berperan sebagai orang tua dari siswa-siswanya, d) Pencari
Tauladan,yaitu senantiasa mencari teladan yang baik bagi siswa bukan untuk
seluruh masyarakat.Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku, e)
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
10
Pencari keamanan,yaitu yang senantiasa mencari rasa aman bagi siswa, guru
menjadi tempat pertandingan bagi siswa-siswa untuk memperoleh rasa aman
dan puas didalamnya (2000:13).
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Robertus Angkowodan A. kosasih (2007:34) “menurut asal
katanya, motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakan.
Menurut McDonald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang
di tandai dengan munculnya perasaan (feeling) dan di dahului dengan adanya
tanggapan terhadap adanya tujuan”.
Menurut OemarHamalik (2003:159) motivasi memiliki dua komponen
yaitu komponen dalam(inner component) dan komponen luar (outer component).
“Komponen dalam adalah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak
puas, dan ketegangan psikologis. Komponen luaradalah apa yang di inginkan
seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya.”
Oemar Hamalik (2003:161) juga menjelaskan bahwa motivasi memiliki
tiga fungsi dasaryaitu:
(1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatuperbuatan, tanpa motivasi maka
tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. (2) Sebagai pengarah,
artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapain tujuan yang di inginkan.
(3) Sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Setelah kita mengetahui motivasi tentunya kita juga mempertanyakan
bagaimana hubungannya dengan hasil belajar siswa.Hasil belajar yang di maksud
di sini adalah suatu pencapaian nilai tertentu oleh seorang siswa.Dan lebih khusus
lagi dalam bidang studi Baca Tulis Al-Qur‟an pada kelas III semester genap tahun
pelajaran 2016/2017.Seberapa jauhkah seorang siswa dapat mencapai nilai dalam
bidang studi Baca Tulis AlQur‟an. Indikasi pencapaian hasil belajar itu di lihat
dari nilai raport.
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
11
Seharusnya dengan adanya motivasi akan meningkatkan hasil belajar
siswa. Tetapi realita yang ada orang tua sekarang banyak yang sibuk dengan
pekerjaan mereka masing-masing. Kebanyakan dari mereka mempunyai waktu
yang kurang untuk memperhatikan pendidikan dan perkembangan anaknya di
sekolah.
Pembelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik Perumusan ini
mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu: 1) Motivasi dimulai dari
perubahan energi dalam pribadi perubahan-peubahan dalam motivasi timbul dari
perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neurologis dalam organisme
manusia, misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan
menimbulkan motif lapar. Akan tetapi, ada juga perubahan energi yang tidak
diketahuinya. 2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal).
Mula-mula merupakan keterangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi ini
menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin disadari, mungkin
juga tidak. Kita dapat mengamatinya dari perubahan. Misalnya si A terlibat dalam
suatu diskusi karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan, dia
akan berbicara dengan kata-kata dan suara yang lancar dan cepat. 3) Motivasi
ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi
magadakan respons-respons yang tertuju ke arah sutau tujuan. Respons-respons
itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi
dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah pencapaian
tujuan. Misalnya si A ingin mendapat hadiah, maka ia akan belajar, mengikuti
ceramah, bertanya, membaca buku, mengikuti tes dan sebagainya. (Hamalik,
2009:174).
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
12
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar dalam
proses belajar. Dorongan tersebut disengaja untuk membuat kemajuan dalam
belajar siswa demi meningkatnya hasil nilai tes maupun akhlak yang diharapkan
sebagai tujuan pendidikan di madrasah. Oleh sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. Terlebih pembeljaran di madrasah sangat komplek, dari pembelajaran
akhlak hingga pembelajaran psikomotorik yang berupa ketrampilan baca tulis al-
qur‟an.
2. Macam Macam Motivasi
Menurut Djamarah (2008:115) motivasi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya saraf
otak yang tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki
motivasi instrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatu
kegiatan yang tidak memerlukan suatu kegiatan motivasi dari luar dirinya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik yaitu motif-motif
yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Dikatakan ekstrinsik
bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi
belajar.
c. Prinsip Prinsip Motivasi
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan terlepas dari faktor-
faktorlain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
13
raga.Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat,baik dari
dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah
pentingnya.
3. Faktor Pendukung Motivasi
Faktor pendukung yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang
agar terjadi motivasi bermakna adanya gejala psikologi dalam bentuk dorongan
yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seorang peserta didik. Tidak ada seseorang pun yang belajar tanpa motivasi.
Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam aktivitas belajar tidak hanya
sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
Ada bebrapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas.
Belajar seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya,
motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk
belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran
motivasi belum menunjukkan aktivitas nyata. Minat merupakan kecenderungan
psikologis yang menyenangi sesuatu objek, belum sampai pada tindakan belajar.
Dengan begitu minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan
potensi psikologi yang dimanfaatkan untuk menggali motivasi. Bila seseorang
sudah termotivasi untuk belajar, maka seseorang akan melakukan aktivitas belajar
dalam waktu tertentu atau bahkan akan melakukan pada setiap saat.
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
14
b. Motivasi ekstrinsik lebih utama daripada motivasi intrinsik dalam belajar.
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan
motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Tidak pernah ditemukan guru yang
tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran peserta didik yang malas
belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ektrinsik oleh guru agar anak
rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ektrinsik adalah
kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya,
anak didik juga bermental berani dalam belajar, anak didik yang belajar
berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh luar.
c. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman.
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik,
tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang dihargai dan
tidak suka di hukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti
memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan
prestasi kerjannya. Tetapi pujian yang diucapkan itu tidak asal ucap, harus pada
tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak didik dengan tujuan
untuk memberhentikan perilaku negatif.
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginanya untuk
menguasai sejumlah ilmu pengetahuan oleh karena itulah anak didik belajar.
Karena bila tidak belajar berarti anak didik tidak akan mendapat ilmu
pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan diri dengan memanfaatkan
potensi-potensi yang dimiliki bila potensi-potensi tidak ditumbuh kembangkan
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
15
melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi belajar adalah santapan utama anak
didik.
e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat
menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar
bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini,
tetapi juga dihari-hari mendatang setiap ulangan yang diberikan oleh guru bukan
di hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada anak didik yang lain
membuka catatan ketika ulangan, dia tak terpengaruh dan tetap tenang menjaawab
setiap item soal dari awal hingga akhir waktu yang ditentukan.
f. Motivasi Melahirkan Prestasi dalam belajar.
Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi
mempengaruhi pretasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan
indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. Anak didik
menyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati ia akan mempelajari
mata pelajaran itu. Selain memiliki bukunya, ringkasannya tetapi juga ia akan
menulis dengan rapi dan lengkap setiap catatannya. Setiap ada kesempatan selalu
mata pelajaran itu dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai indikator
keberhasilannya dalam menunjukkan hasil prestasinya dengan ulangan yang
dilewati dengan mulus dan mendapat prestasi yang gemilang.
4. Fungsi Motivasi Belajar
.Makin tepat yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itudan perlu
ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan.Sehubungan dengan hal
tersebut, ada tiga tujuan motivasi:
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
16
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman, 2007:85).
C. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
1. Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an di Madrasah
Pembelajaran baca tulis al-Qur‟an di madrasah mengikuti program yang
sudah di tentukan oleh pemerintah.Terutama program kurikulum, yang
mengarahkan peserta didik pada pendidikan karakter berakhlak qur‟ani.Di
maksudkan agar generasi mendatang memiliki kemampuan dalam membaca,
menulis dan memahami isi al-Qur‟an.Dan di sini di ungkapkan gurulah yang
memegang peran penting dalam mengusahakan dapat tercapai tujuan pemerintah
tersebut.
Pendidikan merupakan perubahan sikap dan tingkah laku anak. Seperti
yang sudah diungkapkan terdahulu bahwa guru adalah faktor penting dalam dunia
pendidikan.
2. Peran Guru BTQ di Madrasah
Guru di jadikan faktor yang amat penting sebab ditangan guru metode,
kurikulum, alat pembelajaran lainnya akan hidup dan berperan serta berguna.
Manusia yang megendalikan senjata itulah yang menentukan bukan senjatanya
(the man behind the gun). Atas asumsi sedemikian itulah maka salah satu hal
yang paling pokok dibenahi oleh pemerintah di dalam dunia pendidikan termasuk
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
17
dalam pembelajaran baca tulis al-Qur‟an adalah guru. Ada beberapa hal yang
perlu direnungkan dalam rangka meningkatkan peran guru di antaranya: 1)
Pemantapan dan peningkatan kompetensi keguruan. Kompetensi keguruan yang
sepuluh macam adalah standar pokok yang tidak statis. 2) Memegang teguh etika
profesi keguruan. Sebagaimana disebutkan dalam Kode Etik Guru, seperti hasil
Kongres ke XIII yaitu:
a. Bebakti membimbing anak didik seutuhnya.
b. Memiliki kepemimpinan profesional.
c. Membina komunikasi, terutama memperoleh informasi tentang anak didik.
d. Menelurusi hubungan baik dengan orang tua murid untuk kepentingan anak didik.
e. Memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
f. Berusaha meningkatkan mutu profesinya.
g. Memelihara hubungan antar sesama guru.
h. Membina dan memelihara mutu organisasi profesional.
i. Melaksanakan sesuatu yang berhubungan dengan ketata-pemerintah
j. Guru berperan sebagai motivator dan dinamisator bagi peserta didik.
D. Penelitian Terdahulu
Sebelum Peneliti melakukan penelitian di MI Muhammadiyan 02 Merden
Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara, ada beberapa peneliti yang
sebelumnya telah melakukan penelitian yang hampir berkaitan dengan judul
sekripsi ini, dari peneliti-peneliti sebelumnya itu adalah sebagai berikut:
1) Skripsi yang ditulis oleh saudara Nurohman dengan judul: Peran Guru Dalam
Membentuk Akhlak Mulia Pada Murid Sekolah Dasar Al-Irsyad Al-Islamiyyah
02 Purwokerto Tahun 2010.Kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut:1)
membentuk aklak mulia melalui pembiasaan dan pendidikan dasar yaitu
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
18
pendidikan aqidah akhlak. 2) upayaperan guru yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut melalui kegiatan belajar mengajar yang dalam penyampaian
materi pendidikan mengkaitkannya dengan nilai-nilai islam dan tindakan guru
harus mencerminkan sikap yang sesuai ajaran islam. 3) peran guru secara profesi
dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai pembimbing,
pendidik pengajar dan bagi muridnya serta dapat menjadikan dirinya sebagai
orang tua, pelatih kedua. 4) faktor pendukung dalam membentuk akhlak mulia
yaitu didukung dari para orang tua murid, profil dari guru-guru yang memiliki
kompetensi terhadap pendidikan dan diterapkannya kebiasaan islami sehingga
anak terbiasa dengan cara islami dan disiplin.
2) Skripsi yang ke dua ditulis oleh saudara Akhmad Kholis, dengan judul:Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kompetensi Dasar Menampilkan Keserasian Gerakan Dan Bacaan Sholat
Melalui Metode Demonstrasi Dan Eksperimen Siswa Kelas III Sd Negeri 2
Jatisaba, Cilongok,Banyumas Tahun2010.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan motivasi dan antusiasisme
belajar siswa dengan metode demonstrasi dan eksperimen. Hal ini juga
dibuktikan dengan adanya peningkatan antuasisme dalam Diskusi pada siklus
1,69% naik pada siklusI I,77%, dan naik lagi pada siklusIII92%. Juga pada hasil
Tes (praktek sholat) yang pada siklus I 69 naik pada siklus II85% dan naik lagi
pada siklus ke III menjadi 94%.
Dengan demikian dari ke dua skipsi tersebut di atas jelas sangat berbeda dengan
penelitian yang akan peneliti lakukukan, sehingga akan terjamin keaslianya pada
penelitian ini.
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
19
E. Hipotesis
Adapun hipotesis ini sebelum diajukan maka akan dijelaskan makna
hipotesis itu sendiri. Hipotesis adalah kata majemuk yang terdiri dari dua suku
kata yaitu Hipo dan Tesa. Hipo berarti dibawah, kurang atau lemah sedangkan
Tesa adalah Teori yang disajikan.Jadi hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau
paling tinggi tingkat kebenarannya.Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : adanya peran guru dalam memotivasi siswa pada kegiatan
belajar mengajar baca tulis Al Qur‟an di MI Muhammadiyah 02 Merden
kecamatan Purwanegara kabupaten BanjarnegaraTahun pelajaran 2016/2017.
Peran Guru dalam Memotivasi..., Alviatun Munawaroh, Fakultas Agama Islam UMP, 2017