Upload
volien
View
234
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2003, p.121).
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di
peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007, p.143).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut
Notoatmodjo (2003, p.122) mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya (recall) yang berisi tentang sesuatu yang
10
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima, sehingga tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
sebenarnya.
4. Analisis (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata
11
kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedaka,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Atau dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang telah ada
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada, misalnya dapat
membandingkan antara ibu hamil yang menderita anemia dengan
tidak menderita anemia.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang menurut Notoadmojo,
2003, p.16-17) dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang kain menuju kearah cita-cita tertentu
12
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan
dapat mempengaruhiseseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan
serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah manarima informasi.
b) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003),
pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan
yang menyita waktu. Bekerja lagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
c) Umur
Menurut Elisabeth Bh yang dikutip Nursalam (2003), usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurlock (1998)
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
13
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari
segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercayai dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal
ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
2) Faktor eksternal
a) Faktor Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003)
lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada dimasyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan Notoatmodjo (2003) mengemukakan untuk
memperoleh pengetahuan dapat digunakan dengan dua cara, yaitu:
1) Cara Tradisional
a) Cara coba salah
Cara yang paling tradisional untuk melalui cara coba-coba atau
dengan kata yang mudah dikenal. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menggunkan kemungkinan tersebut, bila tidak berhasil dicoba
kemungkinan yang lain.
14
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima pendapat
yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai kekuasaan tanpa
menguji atau membuktikan kebenarannya terlebih dahulu baik
berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang ada pada masa lalu. Pengalaman
pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan
benar. Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar
diperlukan berfikir kritis dan logis.
d) Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirnya.
2) Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
saat ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Dalam memperoleh
kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi langsung
dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya
dengan obyek penilitian.
15
e. Sumber-sumber pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman
orang lain. Contoh seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa apa itu
panas adalah setelah memperoleh pengalaman tangan atau kakinya kena api
dan terasa panas (Notoatmodjo, 2003).
f. Cara Mengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penilitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas
(Notoadmadjo, 2003, p.124).
f. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1. Baik : Hasil persentase 76%-100%
2. Cukup : Hasil persentase 56-75%
3. Kurang : Hasil persentase > 56%
2. Sikap
a. Pengertian
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya
sendiri, orang lain, obyek atau isue (Petty cocopio, 1986 dalam Azwar S,
2000, p.6)
16
Sikap adalah evaluasi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu simulus atau objek (Notoatmodjo, 2003, p.
124).
b. Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Notoatmodjo, 2003,
p.126).
1) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau
salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tiga.
4) Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalahmempunyai sikap yang paling tinggi.
17
c. Ciri-ciri sikap
Ciri-ciri sikap adalah (Purwanto, 1998, p.68 dalam Wawan dan dewi,
2010, p. 34-35):
a) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya.sifat
ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar,
haus, kebutuhan akan istirahat.
b) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhada suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap
obyek sikap antara lain :
a) Pengalaman Pribadi
untuk dapat tenjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman ribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional.
18
b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk kemiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain motivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang
yang dianggap penting tersebut.
c) Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap
kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap
anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak
pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
d) Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif
cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh
terhadap sikap konsumennya.
e) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama
sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika
kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f) Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
19
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2005, p.37
dalam Wawan dan Dewi, 2010, p.35-37).
3. Remaja
a. Pengertian
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa,
dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya
fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif
(Soetjiningsih, 2003, p.2).
Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual
yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu
menjelang masa dewasa muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang
jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi
tidak juga termasuk golongan orang dewasa (Soetjiningsih, 2004, p.45).
Remaja (Adolescence) adalah masa peralihan dari kanak-kanak
menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan dari beberapa
aspek yang meliputi perubahan fisik, psikis, dan psikososial perubahan
tersebut terjadi pada usia 12-21 tahun (Dariyo, 2004, p.52).
b. Batasan usia remaja menurut WHO
1) Remaja awal (Early adolescence)
Remaja awal berada pada usia 10-14 tahun, dimana remaja
pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi
pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertainya. Remaja
20
mengembangkan pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis bahkan
muda terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan disertai
dengan kurangnya kendali terhadap ego yang menyebabkan masa ini
sulit diterimanya.
2) Remaja akhir ( Late adolescence)
Tahap ini terjadi pada usia 15-20 tahun dimana pada tahap ini
masa terisolasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan :
a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain
demi mendapatkan pengalaman baru.
c) Terbentuk identita seksual yang akan berubah lagi.
d) Egosentris (tarlalu memusatkan perhatikan terhadap diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.
c. Tugas perkembangan remaja
Menurut Robert Havighurst tugas perkembangan remaja yaitu :
1) Menerima kondisi fisiknya dan memanfaatkan tubuhnya secara
efektif.
2) Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari
jenis kelamin yang manapun.
3) Menerima peran jenis kelamin masing-masing (laki-laki atau
perempuan).
21
4) Berusaha melepaskan diri dari ketergntuunggan emosi terhadap
orang tua dan orang dewasa lainnya.
5) Mempersiapkan karier ekonomi
6) Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
7) Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab
(Harlock, 2003, p.10)
4. Menstruasi
a. Pengertian
Menstruasi atau yang kita kenal dengan istilah haid adalah kejadian
alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi karena
terlepasnya lapisan endometrium uterus. Haid biasanya terjadi setiap
bulan (dengan siklus setiap orang berbeda, ada yang 28 hari, ada pula
yang kurang atau bahkan lebih dari itu) antara usia remaja sampai
menopause (Andira, 2010, p.30)
b. Ada beberapa tanda yang terjadi saat menstruasi
1. Perut terasa nyeri, mulas, dan panas
2. Terasa nyeri pada pinggang
3. Tubuh tidak fit
4. Sakit kepala dan pusing
5. Keputihan
6. Radang pada vagina
22
7. Gatal-gatal pada kulit
8. Nyeri dan bengkak pada payudara (Atikah, 2010, p.31)
c. Fase-fase dalam Siklus Menstruasi
Setiap satu siklus menstruasi terdapat empat fase perubahan yang
terjadi pada uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerja sama yang
terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus.
Fase-fase tersebut adalah:
1) Fase menstruasi atau deskuamas
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai perdarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Fase ini berlangsung selama 3 - 4 hari.
2) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Pada fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya
endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan
berlangsung selama ± 4 hari.
3) Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium
sebesar ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari
ke-14 dari silkus menstruasi.
Fase proliferasi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Fase proliferasi dini, fase ini terjadi pada hari ke-4 sampai hari
ke- 7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis
dan adanya regenerasi epitel.
23
b. Fase proliferasi madya. Fase ini terjadi pada hari ke-8 sampai hari
ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali
dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.
c. Fase prolferasi akhir. Fase ini berlangsung antara hari ke-11
sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang
tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
4) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase ini
endrometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar
berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah
yang makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen
dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang
dibuahi.
a. Fase sekresi dini. Pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
sebelumnya karena kehilangan cairan
b. Fase sekresi lanjut. Pada fase ini kelenjar dalam endometrium
berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai
mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.
Pada akhir masa ini, stroma endometrium berubah ke arah sel-
sel desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh
arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi (Andira,
2010, p.32).
24
d. Mekanisme siklus menstruasi
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklis
dari uterus, didertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses
terjadinya haid berlangsung dengan empat tahapan yaitu masa proferasi,
masa ovulasi, masa sekresi dan masa haid. Dalam proses ovulasi, yang
memegang peranan penting adalah hubungan hipoalamus, hipofisis, dan
ovarium (hypothalamic pituitary ovarium axis). Menurut teori
neurohumoral, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin
oleh adenohipofisis memulai sekresi neurohormon yang disalurkan ke
sel-sel adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus
menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin
Releasing Hormone (GnRH) karena dapat merangsang pelepasan
Lutenizing Hormone (LH) dan Follice Stimulating Hormone (FSH) dari
hipofisis. Pada hipotlamus terdapat dua pusat, yaitu pusat tonik dibagian
belakang hipotalamus di daerah nukleus arkuatus, dan pusat siklik di
bagian depan hipotalamus di daerah suprakiasmatik. Pusat siklik
mengawasi lonjakan LH(LH-surge) pada pertengahan siklus haid yang
menyebabkan terjadinya ovulasi.
Siklus haid normal dapat dipahami dengan mudah dengan
membaginya menjadi tiga fase yaitu fase folikuler, saat ovulasi, dan fase
luteal. Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid
disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormon
steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebablan umpan balik
25
negatif terhadap FSH, sedangkan terhadap LH, estrogen menyebabkan
umpan balik negatif jika kadarnya rendah, dan umpan balik positif jika
kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon
gonadotropin ini terjadi pada hipotalamus. Tidak lama setelah haid mulai,
pada fase folikular dini, beberapa folikel berkembang yang disebabkan
oleh pengaruh FSH yang meningkat.
Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum,
sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel,
produksi estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH; folikel
yang akan berovulasi melindungi dirinya sendiri terhadap atresia,
sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia. Pada waktu ini LH
membantu pembuatan estrogen dalam folikel. Perkembanga folikel yang
cepat pada fase folikel akhir ketik FSH mulai menurun, menunjukkan
bahwa folikel yang telah masak itu bertambah peka erhadap FSH,
perkembangan folikel berakhir setelah kadar estrogen dalam plasma
meningkat. Estrogen pada mulanya meninggi secara berangsur-angsur,
kemudian dengan cepat mencapai puncaknya. Hal ini memebrikan
umpan balik positif terhadap pusat siklik, dan dengan linjakan LH (LH-
surge) pada pertengahan siklus, mengakibatkan terjadinya ovulasi. LH
yang meninggi itu menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase
luteal.
Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan
inilah yang menyebablan Lh pun ikut menurun. Menurunnya estrogen
26
disebabkan oleh perubahan morfologik pada folikel. Selain itu,
menurunnya LH itu disebabkan oleh umpan balik negatif yang pendek
dari LH terhadp hipotalamus. Lonjakan LH yang cukup saja tidak
menjamin terjadinya ovulasi; folikel hendaknya pada tingkat yang
matang, agar ia dapat dirangsang untuk berovulasi. Pecahnya folikel
terjadi 16-24 jam setelah lonjakan LH. Dan iasanya hanya satu folikel
saja yang matang. Mekanisme terjadinya ovulasi terjadi karena adanya
perubahan-perubahan degeneratif kolegan pada dinding folikel, sehingga
ia menjadi tipis. Prostaglandin F2 memegang peranan dalam peristiwa itu
pada fase luteal, setelah ovulasi, sel-sel granulase membesar, membentuk
vakuola dan bertumpk pigmen kuning (lutein); folikel menjadi korpus
luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulosa juga bertambah dan
mencapai punckanya pada 8-9 hari setelah ovulasi.
Luteinizid granulose cell dalam korpus luteum itu membuat
progesteron banyak, dan luteinized theca cell meningkatkan kadar
estrogen dalam tubuh, sehingga kedua hormon itu meningkat menjadi
lebih tinggi pada fase luteal. Mulai 10-12 hari setelah ovulasi, korpus
luteum mengami regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya
kapiler-kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesteron dan
estrogen. Masa hidup korpus luteum tidak bergantung pada hormon
gonadotropin, dan terbentuknya hanya sekali dan dapt berfungsi sendiri
(autonom). Namun, akhir-akhir ini diketahui untuk berfungsinya korpus
luteum, diperlukan sedikit LH yang terus-menerus. Setelah empat belas
27
hari sesudah ovulasi maka terjadilah haid. Pada siklus haid normal
umunya terjadi variasi dalam panjangnya siklus yang disebabkan oleh
variasi dalam fase folikuler.
Karakteristik hormon dalam siklus menstruasi menusia berubah dari
satu tahap perkembangan ovarium ke tahap berikutnya dan setelah usia
mnecapai 45 tahun ada kecenderungan ambang estrogen yang lebih
rendah dalam siklus. Siklus menstruasi normal berlangsung rata-rata 28
hari. Fase-fase sehubungan dengan efek terhadap ovarium adalah fase
folikular, ovulasi dan luteal. Fase folikular berlangsung selama 14 hari
awal dari siklus saat folikel yang mengandung oocyte berkembang dan
membesar serta akhirnya satu folikel de graaf pecah dengan melepaskan
telur (ovulasi). Fase ovulasi berlangsung biasanya pada hari ke 13-15
dalam siklus saat folikel yang pecah berubah menjadi corpus luteum
yang memelihara produksi estrogen dan progestin selama sisa waktu
dalam siklus. Apabila tidak terjadi kehamilan, corpus luteum mulai
berdegenerasi dan menghentikan produksi hormon. Penurunan produksi
estrogen dan progestin ini mengakibatkan perdarahan menstruasi hingga
suatu siklus baru dimulai lagi (Misaroh, 2009, p.35-38).
5. Menarche
a. Pengertian
Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali
yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang
28
terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan
sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil. Namun perlu diingat bahwa
jiwa remaja masih belum stabil dan belum mampu mandiri secara
ekonomi maupun sosial. Jadi ia belum siap untuk hamil, yang terbaik
adalah remaja putri mempersiapkan diri untuk mandiri, mencapai tingkat
pendidikan yang direstui orang tua dan masyarakat, kemudian
merencanakan kehamilan pada usia 20-30 tahun. Usia remaja putri saat
mengalami menarche bervariasi, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi
rata-rata pada usia 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia
amenarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan
umum (Sarwono, 2005, p.45).
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi
dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di saat masa
pubertas sebelum memasuki masa reproduksi (Masaroh, 2009, p.58).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche
Beberapa faktor yang mempengaruhi menarche, dikemukakan
oleh misaroh, 2009, p. 70-72).
1) Aspek psikologi yang menyatakan bahwa menarche merupakan
bagian dari masa pubertas. Menarche merupakan suatu proses
yang melibatkan sistem anatomi dan fisiologi dari proses
pubertas yaitu sebagai berikut:
29
a. Disekresikannya estrogen oleh ovarium yang distimulasi oleh
hormone ptuitari
b. Estrogen menstimulasi pertumbuhan uterus
c. Fluktusi tingkat hormone yang yang dapat menghasilkan
perubahan ssuplai darah yang adekuat ke bagian endometrium
d. Kematian beberapa jaringan endometrium dan hormone ini dan
adanya peningkatan fluktuasi suplai darah ke desidua.
2). Menarche dan kesuburan
Pada sebagian besar wanita, menarche bukanlah sebagai tanda
terjadinya ovulasi. Sebuah penelitian di Amerika menyatakan
bahwa interval rat-rata antara menarche dan ovulasi terjadi
beberapa bulan. Seecara tidak tertur menstruasi terjadi sela 1-2
tahun sebelum terjadi ovulasi yang teratur. Adanya ovulasi yang
teratur menandakan interval yang konsisten dari lamanya mens dan
perkiraan waktu datangnya kembali dan untuk menagtur ingkat
kesuburan seorang wanita.
3). Pengaruh waktu terjadinya menarche
Menarche biasanya terjadi sekitar dua tahun setelah
perkembangan payudara. Naumun akhir-akhir ini menarche terjadi
pada usia yang lebih muda dn tergantung dari pertumbuhan
individu tersebut, diet dan tingkat kesehatannya.
30
4). Menarche dan lingkungan sosial
Menurut sebuah penelitian menyatakan bahwa lingkungan
sosial berpengaruh terhadap waktu terjadinya menarche. Salah
satunya yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang
harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dapat
memperlambat terjadinya menarche dini sedangkan anak yang
tinggal ditengah-tengah keluarga yang tidak harmonis dapat
mengakibatkan terjadinya menarche dini. Selain itu ketidak hadiran
seorang ayah ketika ia masih kecil, adanya tindakan kekerasan
seksual pada anak dan adanya konflik dalam keluarga merupakan
faktor yang berperan penting pada terjadinya menarche dini.
5). Umur menarche dan status sosial ekonomi
Menarche terlambat terjadi pada kelompok sosial ekonomi
sedang sampai tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan. Hal
ini telah di teliti di india berdasarkan pendapatan perkapita. Orang
yang berasal dari kelompok keluarga yang biasa mengalami
menarche lebih dini. Namun setelah diteliti lebih lanjut kejadian
menarche yang lebih awal. Bagaimanapun penelitian Alin yaotu
padmavati menyatakan bahwa wanita yang vegetarian kejadian
menarchenya lebih lama. Orang yang non-vegetarian menarchenya
6 bulan lebih awal dari pada yang vegetarian.
31
6). Basal Metabolik Indek dan kejadian menarche
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami
menarche dini (9-11 tahun) mempunyai berat badan maksimum 46
kg. Kelompok yang memiliki berat badan 37 kg mengalami
menarche yang terlambat yaitu sekitar 4,5 kg lebih rendah dari
kelompok yang memiliki berat badan yang ideal.
c. Hal yang perlu diperhatikan saat menarche (Bagoes, 2008) :
1) Penggantian pembalut yang bersih dan mengganti minimal empat kali
sehari ataupun sehabis buang air kecil.
2) Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi 2 kali sehari. Pada saat
mandi organ reproduksi bagian luar perlu dibersihkan secara cermat
dengan sabun biasa.
3) Makan-makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung zat besi
dan protein seperti hati ayam/sapi, daging, telur, sayur dan buah.
4) Berolahraga ataupun melaksanakan aktivitas sehari-hari.
5) Bebicaralah dengan ibu, kakak perempuan atau orang yang dipercaya
untuk mengurangi berbagai kecemasan mengenai menarche.
6. Pre-Menstruasi Syndrome
a. Pengertian
Premenstruasi Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala yang
muncul akibat perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh perempuan
menjelang menstruasi. Pada masa ini perempuan biasanya menunjukkan
32
beberapa gejala, seperti rasa sensitif yang belebihan, pusing, depresi
(Andira, 2010, p.36)
b. Beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya PMS, antara lain:
1) Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah
melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami
kehamilan dengan komplikasi, seperti toksimal).
2) Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak
mengalami PMS dibandingkan yang belum)
3) Usia (PMS semakin sering dan menggangu dengan bertambahnya
usia, terutama antara usia 30-45 tahun).
4) Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).
5) Diet ( faktor kebiasaan makan, seperti tinggi gula, garam, kopi,
teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, dan
memperberat gejala PMS).
6) Kurangan zat-zat gizi, seperti kurang vitamin B (terutama B6),
Vitamin E, Vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan asam
lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minuman alkohol juga
dapat memperberat gejala PMS.
7) Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik
menyebabkan semakin beratnya PMS).(Andira, 2010, p.37)
33
B . KERANGKA TEORI
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Yang diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : A. Wawan dan Dewi M, 2010
Sikap
Faktor Internal :
1. Pendidikan2. Pekerjaan3. Umur
Faktor Eksternal :
1. Lingkungan2. Sosial Budaya
Tingkatpengetahuan
Faktor yang mempengaruhi :
1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruh orang lain
yang dianggap penting
3. Pengaruh kebudayaan
4. Media massa
5. Lembaga pendidikan dan
lembaga agama
6. Faktor emosional