20
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian dilakukan oleh Antonia dan Arfianto (2015), dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan”. Dengan periode penelitian 2011 sampai 2013 dan profitabilitas bank diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset). Teknik pengambilan sampel yang dipergunakan metode purposive sampling. Kriteria pengambilan sampel yaitu bank yang terdaftar di BEI yang telah memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2011 sampai 2013. Jumlah bank go public yang terdaftar di BEI pada tahun 2013 ada 37 bank, sedangkan yang sesuai dengan kriteria sebanyaki20 bank.Variabel independen yangidigunakan dalam penelitian ini yaitu NIM, BOPO, CAR, LDR dan NPL. Hasil uji F menunjukkan rasio NIM, BOPO, CAR, LDR dan NPL berpengaruh signifikan secara serentak terhadap profitabilitas bank. Diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,911. Hasil uji t diketahui NIM memiliki berpengaruhiipositif dan signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hasil uji t diketahui BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hasil uji t diketahui CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,132. Hasil uji t diketahui LDRiiiberpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,329. Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian dilakukan oleh Antonia dan Arfianto (2015), dengan judul

penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas

Perbankan”. Dengan periode penelitian 2011 sampai 2013 dan profitabilitas

bank diukur dengan menggunakan ROA (Return On Asset). Teknik

pengambilan sampel yang dipergunakan metode purposive sampling. Kriteria

pengambilan sampel yaitu bank yang terdaftar di BEI yang telah memiliki

laporan keuangan lengkap dari tahun 2011 sampai 2013. Jumlah bank go public

yang terdaftar di BEI pada tahun 2013 ada 37 bank, sedangkan yang sesuai

dengan kriteria sebanyaki20 bank.Variabel independen yangidigunakan dalam

penelitian ini yaitu NIM, BOPO, CAR, LDR dan NPL. Hasil uji F

menunjukkan rasio NIM, BOPO, CAR, LDR dan NPL berpengaruh signifikan

secara serentak terhadap profitabilitas bank. Diperoleh nilai adjusted R square

sebesar 0,911. Hasil uji t diketahui NIM memiliki berpengaruhiipositif dan

signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hasil

uji t diketahui BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hasil uji t diketahui CAR berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan

sebesar 0,132. Hasil uji t diketahui LDRiiiberpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,329. Hasil

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

9

uji t diketahui NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

dengan nilai signifikan sebesar 0,005.

Penelitian dilakukan oleh Prasanjaya dan Ramantha (2013), dalam

penelitian ini yang berjudul “ Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di BEI” .

Dengan periode penelitian 2008 sampai 2011 dan rasio ROA (Return On Asset)

digunakan untuk mengukur profitabilitas bank.. Teknik yang digunakan dalam

pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Ada 31 bank yang

terdaftar di BEI setelah melakukan teknik simple random sampling maka

diperoleh sampel sebanyak 15 bank. Hasil uji F menunjukkan rasio CAR,

BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan secara serentak

terhadap profitabilitas bank. Diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,328.

Hasil uji t diketahui CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,070. Hasil uji t diketahui BOPO

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai

signifikan sebesar 0,009. Hasil uji t diketahui LDR berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hasil

uji t diketahui ukuran perusahan berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,681.

Penelitian dilakukan oleh Manikam dan Syafruddin (2013), dalam

penelitian ini yang berjudul “Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL dan

BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Persero Di Indonesia Periode 2005-2012”.

Rasio ROA (Return On Asset) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

10

dengan sampel bank BUMN atau bank persero yang berjumlah 4 bank. Hasil

uji F menunjukkan rasio CAR, NIM, LDR, NPL dan BOPO berpengaruh

signifikan secara serentak terhadap profitabilitas bank. Diperoleh nilai R

Square sebesar 0,906. Hasil uji t diketahui CAR berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,761. Hasil

uji t diketahui NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Hasil uji t diketahui LDR berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan

sebesar 0,305. Hasil uji t diketahui NPL berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan sebesar 0,001. Hasil uji t

diketahui BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

dengan nilai signifikan sebesar 0,000.

Penelitian dilakukan oleh Anggreni dan Suardhika (2014), dengan judul

penelitian “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit

dan Suku Bunga Kredit Pada Profitabilitas”. Dengan periode penelitian 2010

sampai 2012 dan ROA (Return On Asset) digunakan untuk mengukur

profitabilitas bank. Sampel dalam penelitian ini menggunakan bank BUMN

atau bank persero yang berjumlah 4 bank. Hasil uji F memperlihatkan rasio

Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit dan Suku Bunga Kredit

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas bank. Diperoleh

nilai R square sebesar 0,301. Hasil uji t diketahui dana pihak ketiga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil uji t diketahui

dana kecukupan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

11

profitabilitas. Hasil uji t diketahui resiko kredit berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap profitabilitas. Hasil uji t diketahui suku bunga kredit

berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas.

Penelitian ini menggunakan metode analisis data regresi linier

berganda. Pada pengujian hipotesis peneliti menggunakan pengujian

determinasi dan pengujian hipotesis (uji t). Hasil dari penelitian ini yakni:

Kecukupan Modal, Kredit Bermasalah, Efisiensi Operasional, dan Likuiditas

Hasil pengaruh terhadap Profitabilitas.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu yang

menggunakan data tahun terbaru yaitu tahun 2010 sampai 2016. Dan penelitian

ini menggabungkan penelitian terdahulu sehingga muncul variabel penelitian

sebagai berikut : Kecukupan Modal, Kredit Bermasalah, Efisiensi Operasional,

likuiditas dan Profitabilitas, dan penelitian ini dilakukan pada Bank Umum

Milik Negara (Persero)

B. Tinjauan Teori

1. Profitabilitas

Menurut Wasis (1983:105), rasio profit bank sangatlah penting

bagi seorang pemilik dan penting pula bagi semua golongan masyarakat

didalamnya, hak yang paling luas untuk meminjam dibank adalah para

peminjam itu sendiri, apabila bank berhasil mengumpulkan cadangan dari

laba yang diperoleh. Para deposan juga memiliki andil dalam profit, karena

semakin kuat modal yang diperoleh dari laba ditahan sebagai cadangan

akan menjamin simpanan dana masyarakat. Deposan tidak perlu merasa

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

12

was-was dan atau kawatir, karena jaminan modal bank lebih diperkuat

dengan adanya laba yang ditahan. Peran pemerintah dengan bantuan

masyarakat juga sangat berkepentingan dalam meningkatkan profit, karena

apabila profit sudah mencukupi kriteria bank, maka lalu lintas pembayaran

terjamin dengan fungsi bank yaitu mengumpulkan dana dari masyarakat

dan disalurarkan juga kepada msyarakat, fungsi bank diharapkan bisa

berjalan baik. Pengaruhnya bukan kepada lalu lintas keuangan saja akan

tetapi juga peredaran barang yang diperlukan masyarakat.

Pendapatan suatu bank bergantung pada jasa atau produk bank

yang dijual-belikan kepada masyarakat. Jasa - jasa bank yang ditawarkan

kepada masyarakat yaitu berupa pinjaman, melakukan investasi portofolio

yang dikelola oleh manajemen investasi dan melakukan transaksi tranfer

uang. Secara garis besarnya, maka unsur pendapatan bank terdiri dari :

a. Bunga Pinjaman

Bunga merupakan komponen dari pendapatan yang sangat besar

nilainya, dari laporan-laporan keungan bank. Bunga yang diterima

dengan prosentase sebasar 80% sedangkan prosenstase untuk jasa yang

ditawarkan sebesar 20%. Dilihat dari struktur assets bank, pinjaman

memiliki nilai yang besar dari aktiva produktif. Jadi kesimpulannya

bahwa pengelolaan pinjaman penting bagi bank karena apabila salah

dalam mengelola pinjaman akan berdampak pada nilai pendapatan dan

selanjutnya mempengaruhi tingkat profit bank.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

13

b. Fee atau kompensasi atas jasa diberikan bank

Fee bank merupakan timbal balik bank yang diberikan kepada

peminjam karena telah investasi di bank, meskipun tidak merupakan

faktor terbesar, namun tidak berarti kurang penting. Dalam rangka

mengadakan diversifikasi pendapatan, maka pendapatan yang

diperolah dari fee diperolah dari pernyataan portofolio guna untuk

menutup resiko yang timbul akibat dari pinjaman.

c. Keuntungan atas investasi portofolio

Tingkat keberhasilan suatu bank tidak hanya pada pendapatan

melainkan bisa dilihat dari biaya-biaya lain yang digunakan untuk

kegiatan operasional bank. Biaya-biaya bank tergi tiga yaitu :

1) Bunga yang harus dibayarkan kepada para depositor.

2) Biaya yang berhungungan dengan gaji para personil, dan

3) Biaya-biaya operasional lainnya.

Komponen biaya tersebut tiap bank tidak sama tergantung dari

pengelolaan bank itu sendri. . Dari bank ternyata bunga merupakan

komponen biaya yang terbesar yang kemudian disusul biaya tenaga.

Dalam rasio profitabilitas dapat dilihat hubungan timbal balik

antara pos-pos pada neraca dengan pos-pos yang berada pada laba rugi.

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

mengelola aktiva untuk mendapatkan keuntungan. Semakin besar

keuntungan yang diperoleh, menunjukkan kinerja yang semakin

produktif.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

14

Adapun macam-macam rasio profitabilitas antara lain :

a. Return on Asset (ROA)

Rose dalam Kuncoro dan Suhardjono (2002: 570)

menjelaskan bahwa, digunakannya ROA karena selain merupakan

ukuran profitabilitas bank, rasio ini sekaligus merupakan indikator

efisiensi manajerial bank yang mengindikasikan kemampuan

manajemen dalam mengelola aset-asetnya untuk memperoleh

keuntungan. Menurut Rivai, dkk (2007: 720-721), rasio ROA

digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh

keuntungan secara keseluruhan, semakin besar ROA, berarti

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dari semakin

baiknya posisi bank dari segi penggunaan aset. Rasio ini

dirumuskan dengan:

𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎× 100%

Tujuan analisis profitabilitas adalah untuk mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

yang bersangkutan. Data yang ada dalam neraca maupun hubungan

timbal balik antara data yang ada dalam neraca dengan data dalam

laporan laba rugi bank untuk mendapatkan berbagai indikasi yang

berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank yang

bersangkutan (Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 548).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

15

b. Return on Equity (ROE)

Menurut Prastowo (1995:65) salah satu alasan utama bank

dalam melakukan pengoperasian kegiatan perusahaan adalah untuk

memperoleh laba yang tinggi dan bermanfaat bagi pemegang

saham. Tingkat keberhasilan bank dilihat dari angka return on

common stockholder equity. Rumus untuk memperoleh nilai

Return on equity yaitu :

𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 − 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐼𝑠𝑡𝑖𝑚𝑒𝑤𝑎

𝑅𝑎𝑟𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎

c. Net Profit Margin (NPM)

Menurut Prastowo (1995:69) rasio NPM adalah rasio untuk

mengukur laba dalam satuan rupiah yang diperoleh dari setiap

penjulan dengan satuan rupiah. Selain itu rasio NPM digunakan

untuk mengetahui laba dari pemegam saham dengan cara melihat

presentase penjulannya. Rasio NPM juga untuk mengukur

keseluruhan efisiensi bank baik dari pendanaan maupun penentuan

harga. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut :

𝑁𝑃𝑀 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙× 100%

2. Kecukupan Modal

Bank sentral (Bank Indonesia) menetapkan bahwa setiap bank

wajib menjaga kecukupan modalnya, di mana rasio kecukupan modal

(capital adequacy ratio atau CAR) minimum 8% sejak 7 September 2001.

Apabila terjadi peningkatan aktiva berisiko dan pembelian aktiva tetap,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

16

maka produktivitas aktiva berkurang. Hal ini mempengaruhi laba bank

yang merupakan komponen dari modal sendiri (Darmawi, 2011: 18).

Deposan bank (dan pengawas bank sebagai wakilnya) mungkin

menghendaki besarnya modal bank yang maksimum untuk perlindungan

terhadap risiko bisnis bank. Sedangkan para pemilik bank dan manajemen

bank sebagai wakilnya menghendaki pengoperasian sesedikit mungkin

modal yang berasal dari pemilik untuk memperoleh sebesar mungkin

laverage pendapatan dari penggunaan deposito (Darmawi, 2011: 88).

CAR merupakan perbandingan antara modal dengan aktiva

tertimbang menurut resiko (ATMR), secara teoritis dapat disimpulkan

bahwa pencapaian sasaran CAR 8% dapat dikelola pada sisi pembilang,

atau pada sisi penyebut saja, atau sekaligus kedua sisi (Darmawi, 2011:97).

Rasio CAR dirumuskan dengan:

𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜× 100%

3. Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan

kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas Kurang Lancar (KL),

Diragukan (D) dan Macet (M). Penilaian atau penggolongan suatu kredit

kedalam tingkat kolektibilitas tertentu didasarkan pada kriteria kuantitatif

dan kualitatif. Kriteria penilaian kolektibilitas secara kuantitatif didasarkan

pada keadaan pembayaran kredit oleh nasabah yang tercermin dalam

catatan pembukuan bank. Sedangkan kriteria penilaian kolektibilitas

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

17

secara kualitatif didasarkan pada prospek usaha debitur dan kondisi

keuangan usaha debitur (Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 462).

Ismail (2011: 123) menjelaskan bahwa, kredit bermasalah

merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat

melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan

perjanjian yang telah di tandatangani oleh bank dan nasabah, selain itu

menurut Rivai, dkk (2007: 731), rasio ini menunjukkan kemungkinan

terjadinya risiko tidak tertagihnya piutang terhadap sejumlah pinjaman

yang telah diberikan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

3/30/DPNP Tahun 2001 tentang Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan,

rasio Non Performing Loan (NPL) dihitung secara gross (tidak dikurangi

PPAP). Rasio NPL dapat dihitung menggunakan rumus:

𝑁𝑃𝐿 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡× 100%

4. Efisiensi Operasional

Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan

pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Usaha utama bank adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali

kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban bunga dan hasil

bunga merupakan porsi terbesar bagi bank.

Darmawi (2011: 27) menjelaskan bahwa, kemampuan sistem

perbankan untuk melaksanakan fungsinya dengan efisien, tergantung pada

manajemen bank yang sehat dan efisien pula, oleh karena itu bank harus

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

18

memanajemeni dengan cermat, aman, sehat dan menguntungkan. Selain

itu, menurut Rivai, dkk (2007: 722), semakin kecil biaya (beban)

operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat

menutup biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasionalnya.

Rasio ini dirumuskan dengan:

𝐵𝑂𝑃𝑂 =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛)𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙× 100%

5. Likuiditas

Konsep likuiditas didasarkan atas kegiatan bank komersil dan

pengelolaan dananya. Tujuan utama suatu bank komersil adalah

mendapatkan keuntungan yang maksimal, dalam hal ini mengharapkan

keuntungan yang maksimal dengan terlalu rendahnya tingkat likuiditas

atau terlalu tingginya tingkat likuiditas berlawanan satu sama lain. Dengan

kata lain, dapat disimpulkan bahwa bila diinginkan profitability yang

tinggi, tingkat liquidity akan berkurang (Rivai, dkk, 2007: 388-389).

Bank mempunyai beberapa alternatif untuk mencapai likuiditas,

yaitu menyediakan uang kas yang cukup, mengonventir aset ke dalam

uang kas, dan meminjam dari bank lain. Alternatif tersebut menyangkut

pertentangan di antara liquidity dan profitability. Sebagai contoh, apabila

semua aset bank merupakan uang kas, tentulah bank tersebut sangat liquid,

tetapi tidak profitable. Sebaliknya apabila semua aset bank berupa kredit

kepada nasabah, dapat dipastikan keuntungan yang diharapkan akan besar,

tetapi bank tersebut tidak liquid (Rivai, dkk, 2007: 390).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

19

Darmawi (2011: 16) menjelaskan bahwa, bank harus berusaha agar

posisinya tetap dalam keadaan likuid setiap untuk memelihara

kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. tetapi terlalu likuid, akan

menyebabkan berkurangnya keuntungan, bahkan bisa menimbulkan

kerugian. Sebaliknya, jika bank terlalu mengutamakan keuntungan, bisa

menyebabkan kehilangan kepercayaan masyarakat, akibatnya bisa pula

menimbulkan kerugian yang besar.

LoaniitoiiiDeposit Ratio (LDR) adalah rasio yang mengukur

perbandinganiijumlah kredit yang diberikaniiibank dengan dana yang

diterimaiioleh bank, yang menggambarkaniikemampuan bankiiidalam

membayariikembali penarikaniidana oleh deposan denganiimengandalkan

kreditiiyang diberikan sebagaiiisumber likuiditasnya.iiiOleh karena itu,

semakin tinggiiirasionya memberikaniiindikasi rendahnyaiikemampuan

likuiditas bank tersebut, hal iniiiisebagai akibat jumlahiidana yang

diperlukan untukiimembiayai kreditiimenjadi semakin besar. Rasio LDR

dapat dihitung dengan rumusiisebagai berikut (Rivai, dkk, 2007: 724):

𝐿𝐷𝑅 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎× 100%

C. Hubungan Kecukupan Modal, Kredit Bermasalah, Efisiensi Operasional

dan Likuiditas dengan Profitabilitas

1. Hubungan Kecukupan Modal dengan Profitabilitas

CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk

menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank

yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan kecukupan modal yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

20

dimilikinya (Dendawijaya, 2003). Dengan kata lain, semakin kecil risiko

suatu bank maka semakin meningkat keuntungan yang diperoleh

(Kuncoro, 2002). CAR yang semakin rendah menyebabkan turunnya

kepercayaan masyarakat. Hal ini disebabkan karena salah satu fungsi

modal adalah untuk menjaga kepercayaan masyarakat (Sinungan, 2005).

Modal bank digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat,

khususnya masyarakat peminjam. Kepercayaan masyarakat dapat terlihat

dari besarnya dana pihak ketiga yang harus melebihi jumlah setoran modal

dari pemegang saham. Kepercayaan masyarakat amat penting artinya bagi

bank karena dengan demikian bank akan dapat menghimpun dana untuk

keperluan operasional. Ini berarti modal dasar bank akan bisa digunakan

untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva tetap.

Sebaliknya semakin tinggi CAR yang dicapai oleh suatu bank

menunjukkan kinerja bank semakin baik yang dapat melindungi nasabah

sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank yang

pada akhirnya dapat meningkatkan laba perusahaan.

Darmawi (2011: 18) menjelaskan, apabila terjadi peningkatan

aktiva berisiko dan pembelian aktiva tetap, maka produktivitas aktiva akan

berkurang. Hal ini mempengaruhi laba bank yang merupakan komponen

modal sendiri. Apabila ketentuan rasio kecukupan modal tidak terpenuhi,

akan mempengaruhi kemampuan ekspansi kredit dan mempengaruhi

tingkat kesehatan bank.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

21

Laba sebagai sumber dana bank yang utama dalam meningkatkan

modal inti, sangat tergantung pada kemampuan rentabilitas (earning

power) bank. Rentabilitas sangat tergantung pada kualitas aktiva produktif

yang dimiliki bank. Kualitas aktiva produktif yang tidak sehat, selain

rendahnya kemampuan untuk memperoleh laba, juga memerlukan

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang cukup besar. PPAP

ini diambil dari laba, jadi bersifat mengurangi laba (Darmawi, 2011: 99).

Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan, dan

memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada bank,

yang pada akhirnya dapat meningkatkan ROA. Pembentukan dan

peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus

memperhatikan kepentingan pihak-pihak ketiga sebagai pemasok modal

bank. Dengan demikian bank harus menyediakan modal minimum yang

cukup untuk menjamin kepentingan pihak ketiga.

Semakin tinggi CAR maka semakin tinggi ROA karena

keuntungan bank akan semakin tinggi sehingga manajemen bank perlu

untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai CAR sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia karena dengan modal yang cukup maka bank

dapat melakukan ekspansi usaha dengan aman (Kuncoro, 2002). Dengan

demikian CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini sesuai dengan

penelitian Mahardian (2008) yang menunjukkan bahwa CAR yang

semakin meningkat berpengaruh pada ROA yang semakin meningkat pula.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

22

2. Hubungan Kredit Bermasalah dengan Profitabilitas

NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi

terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin

buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah

semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian

dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan

laba (ROA) yang diperoleh bank (Kasmir, 2012).

Kredit bermasalah merupakan kondisi yang sangat ditakuti oleh

setiap pegawai bank, karena dengan adanya kredit bermasalah tersebut

akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank, yang selanjutnya

memungkinkan terjadinya penurunan laba. (Kuncoro dan Suhardjono,

2002: 471). Selain itu menurut Rivai, dkk (2007: 731), semakin kecil rasio

NPL, maka semakin kecil pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya

piutang terhadap sejumlah pinjaman yang telah diberikan yang berarti

semakin menguntungkan bank.

3. Hubungan Efisiensi Operasional dengan Profitabilitas

Berger dalam Kuncoro dan Suhardjono (2002: 569) menjelaskan

bahwa, dengan adanya efisiensi pada lembaga perbankan terutama

efisiensi biaya maka akan diperoleh tingkat keuntungan yang optimal.

Selain itu, menurut Rivai, dkk (2007: 722), semakin kecil biaya (beban)

operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat

menutup biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasionalnya.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

23

Menurut Subagyo (2005 : 50), profitabilitas akan tercapai jika

pada bank tersebut terjadi dimana, posisi profitabilitas tinggi dan posisi

BOPO rendah. Ini terjadi karena bank sudah meminimalkan biaya

operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional. Penelitian

yang dilakukan oleh Aini (2013) menyatakan bahwa semakin kecil

rasio BOPO menunjukkan semakin efisien suatu bank dalam

menjalankan aktivitas usahanya, sehingga dalam pengelolaan usaha

bank akan meningkatkan laba, sebaliknya semakin besar rasio BOPO

maka menunjukkan semakin tidak efisien dalam menjalankan usaha

pokoknya dan berdampak menurunkan laba.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa BOPO dapat mempengaruhi profitabilitas dan BOPO memiliki

hubungan yang negatif terhadap profitabilitas. Artinya jika BOPO naik

maka profitabilitas akan turun dan sebaliknya jika BOPO turun maka

profitabilitas akan naik.

4. Hubungan Likuiditas dengan Profitabilitas

LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana

yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yang

dikumpulkan oleh bank (terutama masyarakat). Apabila hasil pengukuran

jauh berada di atas target dan limitnya, berarti tidak tertutup kemungkinan

bank akan mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya akan

menimbulkan tekanan pada pendapatan bank (Kuncoro dan Suhardjono,

2002).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

24

Suatu bank dianggap likuid jika mempunyai sejumlah likuiditas

sama dengan jumlah kebutuhan likuiditasnya, mempunyai likuiditas

kurang dari kebutuhan tetapi bank mempunyai surat-surat berharga yang

dapat segera dialihkan menjadi kas, dan mempunyai kemampuan

mendapatkan likuiditas dengan cara menciptakan utang. Loan to Deposit

Ratio (LDR), merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit

yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal

sendiri yang digunakan. LDR diukur dengan membandingkan total loans

dengan total deposit dan equity (Kasmir, 2012).

Rivai, dkk, (2007: 390) menjelaskan, apabila semua aset bank

merupakan uang kas, tentulah bank tersebut sangat likuid, tetapi tidak

profitable. Sebaliknya apabila semua aset bank berupa kredit kepada

nasabah, dapat dipastikan keuntungan yang diharapkan akan besar, tetapi

bank tersebut tidak likuid. Dalam hal ini bank tidak mempunyai uang kas

dan hanya mempunyai kemungkinan yang sangat terbatas untuk menjual

sejumlah kredit jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang

ingin menarik dananya dari bank.

Menurut Bank Indonesia, LDR merupakan rasio perbandingan

antara jumlah kredit yang diberikan dengan jumlah dana pihak ketiga.

Semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam

menyalurkan kredit. LDR yang rendah menunjukkan bank belum

sepenuhnya mampu mengoptimalkan penggunaan dana masyarakat untuk

melakukan ekspansi kredit. Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

25

rasio LDR suatu bank adalah 80% hingga 110%. Jika angka rasio LDR

suatu bank berada pada angka dibawah 80% (misalkan 70%), maka dapat

disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 70%

dari seluruh dana yang berhasil dihimpun sehingga bank kehilangan

kesempatan untuk memperoleh laba.

LDR yang berada di bawah target dan limitnya yaitu antara 80%-

110%, maka akan dikatakan bahwa bank memelihara alat likuid yang

berlebihan dan ini akan menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank

berupa tingginya biaya pemeliharaan kas yang menganggur (Kuncoro,

2002). Sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan

fungsinya sebagai intermediasi dengan baik. Semakin tinggi LDR maka

laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi

bahwa bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif

sehingga diharapkan jumlah kredit macetnya rendah) yang akan

berdampak pada peningkatan ROA. Teori ini sesuai dengan penelitian

Mahardian (2008) yang menunjukkan bahwa peningkatan LDR

berpengaruh positif terhadap ROA.

D. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir merupakan gambaran mengenai hubungan antar

variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut

kerangka logis (Muhammad, 2009: 75). Berdasarkan tinjauan hasil penelitian

terdahulu yang mengemukakan beberapa hasil penelitian dan berdasarkan

tinjauan teori yang telah diuraikan, mengenai tujuan bank serta keterkaitan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

26

antara kecukupan modal, kredit bermasalah, efisiensi operasional dan likuiditas

terhadap profitabilitas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir penelitian sebagaimana Gambar 2.1, tujuan

yang ingin dicapai oleh bank adalah maksimalisasi keuntungan. Profitabilitas

merupakan cerminan dari keuntungan atau laba yang diperoleh bank.

Profitabilitas bank diperoleh dari kegiatan operasi bank, seperti penyaluran

kredit, menghimpun dana masyarakat, ataupun dalam memberikan jasa-jasa

bank lainnya. Kecukupan modal, kredit bermasalah, efisiensi operasional dan

likuiditas merupakan kinerja dari kegiatan operasi bank yang memiliki

pengaruh terhadap profitabilitas bank. Kinerja tersebut perlu di perhatikan,

karena menjadi faktor penentu tingkat profitabilitas bank.

E. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi profitabilitas bank, tinjauan teori yang menjelaskan

keterkaitan kecukupan modal, kredit bermasalah, efisiensi operasional dan

Operasi Bank

Kecukupan

Modal (X1)

Kredit

Bermasalah (X3)

Efisiensi

Operasional (X3)

Likuiditas

(X4)

Profitabilitas (Y)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43378/3/BAB II.pdf · 2019. 1. 17. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian

27

likuiditas dengan profitabilitas bank, serta kerangka pikir penelitian yang telah

diuraikan, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:

Ho : Di antara variabel kecukupan modal (X1), kredit bermasalah (X2),

efisiensi operasional (X3) dan likuiditas (X4) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap profitabilitas (Y) Bank Umum Milik Negara

(Persero) selama tahun 2010-2016.

Hi : Di antara variabel kecukupan modal (X1), kredit bermasalah (X2),

efisiensi operasional (X3) dan likuiditas (X4) tidak berpengaruh yang

signifikan terhadap profitabilitas (Y) Bank Umum Milik Negara

(Persero) selama tahun 2010-2016.